Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kabupaten Majene salah satu dari 5 Kabupaten dalam wilayah propensi


Sulawesi Barat dengan panjang pantai 125 km yang terletak di pesisir pantai
Sulawesi Barat yang memanjang dari Selatan ke Utara dengan luas 947,84
km. Kabupaten majene terdiri dari kecamatan yaitu Banggae, Banggae Timur,
pamboang, Sendana, Malunda, Tammero’do sendana, Tubo sendana, malunda,
dan Ulumanda.

Ibu kota Kabupaten majene terletak di kecamatan Banggae dengan luas


5.515 km, yang berada di posisi selatan Kabupaten majene dengan jam
tempuh sekitar 3 jam sampai 4 jam dari Ibukota Sulawesi Barat (Mamuju)
yaitu 142 km.

Secara geografis kabupaten majene terletak pada posisi 2’38’45’’ sampai


dengan 3’38’15’’ lintang Selatan dan 118’45’00’’ sampai 119’4’45’’ Bujur
Timur, dengan berbatasan sebelah utara Kabupaten mamuju di sebelah timur
Kabupaten Polewali Mandar, di sebelah selatan teluk Mandar, dan di sebelah
barat selat Makassar, Klasifikasi kemiringan tanah keseluruhan relatif miring
dengan persentase wilayah yang mengalami erosi sebesar 3,41% dan luas
wilyah Kabupaten, dengan suhu udara antara 21 C sampai 34 C, serta jumlah
hari hujan 208 hari.

Kabupaten majene berada pada ketinggian yang bervariasiantara 0 –


1.600 meter di atas permukaan laut, Daerah ini mempunyai topografi yang
sebagian besar merupakan lahan perbukitan dengan vegetasi yang mulai rusak
akibat adanya pembukaan hutan menjadi sawah ladang (30% dariluas total
94,784 ha). Sisadarilahan yang ada berupa daratan alluvial pantai dan bantuan

1
gamping (70%) sehingga potensi aliran sungai gunung dan mata air terbatas,
apalagi di musim kemarau.

Jumlah penduduk Kabupaten Majenea dalah 137.474 jiwa yang terdiri


dari jumlah pria 66.494 jiwa dan jumlah perempuan 70.980 jiwa dengan
kepadatan 1.060jiwa per km untuk Kota Majene (Kec. Banggae). Tingkat
pertubuhan penduduk Kabupaten Majene mayoritas beragama islam 137.214
jiwa, Kristen 256 jiwa, Hindu 0 jiwa, Budha 4 jiwa dengan sarana peribadatan
yaitu Masjid 214 buah, langgar 61 buah, Mushollah 40 buah dan gereja 1
buah.

Di Indonesia , pemerataan pembangunan masih kurang maksimal, seperti


halnya pembangunan yang terjadi di wilayah pesisir dan pualu-pulau pada hal
diketahui bahwa potensi kelautan dan pesisir di Indonesia sangat besar.
Potensi kelautan yang sangat besar tidak didukung dengan kesadaran umtuk
menjaga dan memelihara. Dalam hal ini, dapat dilihat pada firmal Allah dalam
QS.Ar-Rum 41:

Terjemahannya:

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena


perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian
dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”.

Selain itu juga di jelaskan di dalam Q.S Al-A’raf: 56:

Terjemahannya:

2
“Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi ini sesudah
(Allah) memperbaikinya, dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak
akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan), sesungguhnya rahmat Allah
amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.”

Tabel 1.1 Produksi Prikanan Tahun 2005 Dan 2006

Produksi (ton)
Sumberdaya Peningkatan
2005 2006
- Perikanan Laut (tangkap) 5.864.3 8.524.0 50%
- Budidaya tambak 198.8 258.1 31%
- Budidaya air tawar 0.2 0.3 50%
- Budidaya laut (rumput 5.5 10 82%
laut)
(Sumber : Dinas Kelautan Dan Perikanan Tahun 2006)

Tabel 1.2 Penyerapan Tenaga Kerja (KK)

Tenaga Kerja Tahun Peningkatan


2005 2006
- Nelayan Laut 7.454 7.880 6%
0%
- Pembudidaya Iikan 209 209 50%
60%
- Pembudidaya Laut 20 30
(R.Laut)

- Pembudidaya Air 5 8
Tawar
(Sumber : Dinas Kelautan Dan Perikanan Tahun 2006)

Program peningkatan produksi perikanan berpengaruh pada peningkatan


penyediaan kebutuhan masyarakat akan produksiikan/hewan, dan peningkatan
pendapatan Asli Daerah (PAD) KabupatenMajene.

Kajian – kajian mengenai kehidupan nelayan umumnya menekankan


pada kemiskinan dan ketidak pastian ekonomi, karena kesulitan hidup yang di
hadapi nelayan dan keluarganya, keadaan tersebut disebabkan oleh hubungan
antara nelayan dengan lingkungan pesisir dan laut yang diliputi situasi ketidak

3
pastian, nelayan, menurut Undang – Perikanan nomor 45 tahun 2009,
merupakan orang yang matapencariannya melakukan penangkapani kan.

Kehidupan nelayan secara umum masih bersifat tradisional, dimana


hubungan sosial dalam masyarakat masih memiliki interaksi yang kuat dengan
lingkungannya.Adanya sikap kekeluargaan dan kegotong – royongan yang
erat dan dilandasi rasa kebersamaan dalam mata pencaharian.

Hal lain yang telah membudaya adalah kebiasaan untuk menampung


sanak keluarga/kerabat dalam satu ruma. Jumlah penghuni rumah yang
melebihi kapasitas, tentunya akan membatasi ruang gerak apabila ditinjau dari
luas ruang yang terbatas, sehingga ruang akan terasa sempit dan pengap,
karena sirkulasi cahaya dan udara menjadi tidak lancar. Sebagai dampak lebih
jauh, mereka akan berupaya memperluas rumahnya secara tidak beraturan,
tampa memperhatikan tataruang mikro dan pengaturan bangunan yang
berlaku.

Atas pertimbangan tersebut, maka perencanaan perumahan nelayan untuk


kalangan menengah kebawah bertujuan untuk mengatasi yang terjadi di dalam
kehidupan nelayan.

Perencanaan ini dapat juga sebagai kawasan yang mampu menunjang


kebutuhan perokonomian para nelayan dan petani ikan. Hal ini di maksudkan
untuk menciptakan sebuah Perumahan Nelayan Berbasis Ekowisata yang
bertujuan apabila dalam pencarian nelayan yang di laut berkurang dan para
petani ikan mereka dapat mengembangangkan kreatifitas para nelayan dengan
menarik para pengunjung untuk berwisata di kawasan Perumahan Nelayan
Berbasis Ekowisata yaitu terdiri atas rumah makan atau kuliner, tempat
memancing yaitu masyarakat yang hobi memancing dapat berkunjung
ketempat ini, pembuatan perahu yaitu dapat memberi kan wawasan bagi
pengunjung untuk melihat bagaimna cara pembuatan perahu di
kelurahanBarane, Kabupaten majene, dan pembuatan jala – jala ikan serta
budi daya rumput laut.

4
Dengan demikian, adanya perencanaan Perumahan Nelayan Berbasis
Ekowisata di Kelurahan Barene, Kabupaten Majene dapat meningkatkan
taraf Kabupaten Majene sebagai kabupaten yang patut dikunjungi oleh
masyarakat luar dan dalam negri. Serta dapat pula meningkatkan pemasukan
perekonomian paran elayan dan para petaniikan.

Gambar Kondisi Lokasi Perencanaan 1.1

Gambar Kondisi Lokasi Perencanaan 1.2

5
B. Rumusan Masalah

1. Non arsitektur

a. Bagaimna menciptakan suatu bangunan dengan fungsinya sebagai tempat


tinggal dan kegiatan wisata?
b. Bagaimna menghasilkan suasana yang nyaman dan kondusif untuk
kegiatan atau aktifitas yang berlansung dalam suatu kawasan pemukiman
nelayan di kelurahanBarane?
c. Bagaimna menghadirkan bangunan dengan berbasis Ekowisata dengan
ketentuan dengan ketentuan kebutuhan masyarakat yang di lengkapi
dengan fasilitas – fasilitas wisata kuliner?

2. Arsitektur

a. Bagaimana menentukan lokasi dan tapak yang ideal dengan melihat


potensi dan prospek pengembangannya kedepan?
b. Bagaimana menganalisa tapak dengan kondisi lingkungan agar keberadaan
bangunan tersebut dapat membantu kelancaran tamu atau pengunjung
yang dapat berkunjung ketempat tersebut?
c. Bagaimana menyusun program ruang yang meliputi kebutuhan ruang,
besarang ruang, pola sirkulasi dan persyaratan ruang dibutuhkan bangunan
tersebut?
d. Bagaimana penataan massa perumahan yang dapat menampilkan
bangunan yang menarik serta kawasan yang tertatarapi dan mudah diakses
serta dapat mengaplikasikan fungsi yang adadidalamnya?
e. Bagaimana merencanakan bentuk fisik unit – unit bangunan, pemilihan
material dan kesatuan bangunan memadukan unsu rtradisional Mandar
Kabupaten Majene?

C. Tujuan dan Sasaran Pembahasan

1. Tujuan pembahasan

6
a. Non arsitektur

Untuk memperoleh dasar perancangan fisiksebagai konsep tual


perancangan Perumahan Nelayan Berbasis Ekowisata di Kelurahan
Barane, Kabupaten Majene yang dapa t menunjang kehidupan para
nelayan dan petani dengan fasilitas penunjangnya.

b. Arsitektur
Menyusun acuan perancangan Perumahan Nelayan Berbasis Ekowisata di
Kelurahan Barane, Kabupaten Majene dengan kebutuhan dan besaran
ruang yang sesuai tuntutan dan persyaratan serta fungsi dan fasilitas yang
menunjang bangunan tersebut.

D. Sasaran Pembahasan
a. Non arsitektur
Mewujudkan suatu wadah dengan fasilitas dan fungsi yang diwadahinya
sehingga dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi para pengunjung.
b. Arsitektur
Sasaran pembahasan adalah untuk mendapatkan secara rinci tentang:

1) Acuan perancangan makro, yaitu menentukan lokasi, penentuan


site, pencapaian dan sirkulasi, bentuk dan pola perumahan,
perencanaan system utilitas umum kawasan, penentuan tipe
perumahan, penataan ruang terbuka hijau, penataan fasilitas
pengguna dan pengunjung.
2) Acuan perancanaan mikro, yaitu kebutuhan dan besaran ruang,
hubungan dan organisasi ruang, struktur dan material bangunan,
pengondisian bangunan, bentuk/penampilan bangunan, dan utilitas
bangunan.

E. Sistematiaka Pembahasan
Pembahasan terdiri dari 6 bab dan tiap-tiap bab terdiri dari sub-sub bab
pembahasan, antara lain :
Bab I Pendahuluan
Merupakan penjabaran mengenai latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan dan sasaran pembahasan. Kemudian menjabarkan
ruang lingkup pembahasan yang mencakup pembatasan masalah,
metode pembahasan dan perancangan serta sistematika pembahasan.
Bab II Tinjauan Pustaka

7
Merupakan tahap penyajian data yang mengungkapkan secara
umum sesuai judul dan tematik. Mulai dari studi literatur, studi kasus
dengan fungsi bangunan sejenis dan resume, serta tinjauan judul
dalm Islam.
Bab III Tinjauan Khusus
Merupakan tahap pengumpulan data sesuai yang ada di lapangan dan
kebutuhan yang sebenarnya, seperti data lokasi, pelaku kegiatan,
kebutuhan ruang serta besaran dan lainnya.
Bab IV Pendekatan Desain
Merupakan tahap analisis antara studi literatur dengan keadaan dan
kebutuhan yang sebenarnya. Menghasilkan beberapa gagasan yang
dapat diaplikasikan pada perancangan fisik.
Bab V Transformasi Konsep
Merupakan sebuah eksplorasi atau tahap analisa data dari gagasan
yang sudah ada, menghasilkan sebuah penerapan ide berupa sketsa
atau konsep.
Bab VI Hasil Desain
Merupakan hasil dari dari analisis dan eksplorasi konsep yang
dituangkan ke dalam desain yang lebih kompleks, meliputi : site
plan, denah, tampak, potongan, rencana utilitas dan detail aplikasi
tema.

Anda mungkin juga menyukai

  • GBR 6
    GBR 6
    Dokumen1 halaman
    GBR 6
    udhe
    Belum ada peringkat
  • GBR 4
    GBR 4
    Dokumen1 halaman
    GBR 4
    udhe
    Belum ada peringkat
  • GBR 2
    GBR 2
    Dokumen1 halaman
    GBR 2
    udhe
    Belum ada peringkat
  • GBR 3
    GBR 3
    Dokumen1 halaman
    GBR 3
    udhe
    Belum ada peringkat
  • GBR 1
    GBR 1
    Dokumen1 halaman
    GBR 1
    udhe
    Belum ada peringkat
  • WC
    WC
    Dokumen175 halaman
    WC
    udhe
    Belum ada peringkat