Anda di halaman 1dari 9

PERSPEKTIF GLOBAL

HUBUNGAN ANTROPOLOGI DENGAN PERSPEKTIF


GLOBAL

Dosen Pengampu Mata Kuliah:


Kadek Yudiana, S.Pd., M.Pd
I Kadek Edi Yudiana, S.Pd., M.Pd

OLEH KELOMPOK 4
Luh Gede Ria Andika Putri NIM. 1711031054
Gusti Ayu Winawatiningsih NIM. 1711031070
Ni Putu Feby Mulia Buana Rosnata NIM. 1711031145
I Gede Pait Budhi Puniatmaja NIM. 1711031280
I Wayan Deni Perdana Putra NIM. 1711031287

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN PENDIDIKAN DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2019

1
HUBUNGAN ANTROPOLOGI DENGAN PERSPEKTIF GLOBAL

A. Pengertian Perspektif Global dan Antropologi


Dewasa ini perkembangan teknologi seakan membuat sekat informasi di
dunia menjadi tiada. Setiap informasi yang didapat tidak selamanya baik untuk
dikonsumsi dan tidak selamanya untuk ditolak untuk digunakan. Saat ini
Indonesia memasuki era globalisasi yang mau tidak mau semua harus terlibat
didalamnya. Maka dari itu cara pandang manusia harus mendunia tentang
globalisasi yang terjadi saat ini. Hal ini biasanya dinamakan perspektif global.
Menurut asal kata, perspektif global dapat dibagi menjadi dua kata yaitu,
perspektif dan global. Perspektif artinya wawasan/cara pandang, sedangkan global
artinya menyeluruh/mendunia. Perspektif global artinya cara pandang atau
wawasan yang menyeluruh atau mendunia. Secara ilmiah, perspektif global dapat
diartikan sebagai wawasan atau cara pandang mengenai fenomena secara
keseluruhan, yakni fenomena adanya interaksi, interdependensi, dan kompetisi
antar umat manusia di muka bumi. Oleh karena itu, kita sebagai warga Negara
Indonesia harus mempersiapkan diri untuk ikut terjun dalam gelanggang
globalisasi tersebut. Seorang warga dunia yang baik perlu berbekal pengetahuan,
sikap, dan nilai serta aktivitas sosial yang mendunia, sehingga dapat mengikuti
perubahan dunia yang begitu cepat. Dengan demikian, guru dan siswa harus
mampu mengembangkan kemampuan, memecahkan segala permasalahan dan
ketidaktentuan di lingkungan sekitar mereka. Pentingnya wawasan dalam
perspektif global perlu dibangun agar setiap warga Negara Indonesia menyadari
tentang peran dan fungsi dia sebagai warga Negara dan warga dunia(Yudiana dan
Dainivitri Sinta Sari 2016).
Seperti telah dikemukakan terdahulu, kehidupan manusia di masyarakat atau
manusia dalam konteks sosialnya, meliputi berbagai aspek. Salah satu aspek yang
bermakna dalam kehidupan manusia dan juga mencirikan kemajuannya yaitu
kebudayaan. Bidang ilmu sosial yang mengkhususkan telaahnya kepada
kebudayaan ini tidak lain adalah antropologi. Antropologi berasal dari kata
yunani antropos, yang berarti “manusia atau orang”, dan logos yang berarti
studi (ilmu). Jadi, antropologi merupakan disiplin yang mempelajari
manusia berdasarkan rasa ingin tahu yang tiada henti-hentinya. Antropologi

2
merupakan salah satu bidang ilmu sosial yang mempelajari budaya masyarakat.
Antropologi juga mempelajari manusia sebagai mahluk biologis
sekaligus mahluk social. E.A. Hoebel (dalam Petrus Taneo, Silvister, dkk:
2010) secara singkat mengemukakan antropologi adalah suatu studi tentang
manusia dengan kerjanya. Sedangkan Koentjaraningrat (dalam Petrus Taneo,
Silvister, dkk: 2010) juga secara singkat mengemukakan antropologi berarti ilmu
tentang manusia. Dua ungkapan di atas menyatakan bahwa antropologi itu studi
atau ilmu tentang manusia. Hoebel (dalam Petrus Taneo, Silvister, dkk: 2010)
menyatakan bahwa antropologi lebih tepat dikaitkan dengan antropologi budaya
yakni antropologi budaya itu tidak lain adalah studi tentang perilaku manusia.
Antropologi merupakan suatu studi ilmu tentang manusia (bentuk khas fisiknya),
masyarakat, dan kebudayaannya. Kumpulan orang yang membentuk suatu
masyarakat memiliki budaya yang berkembang sejalan dengan suatu invensi atau
penemuan yang telah mereka punyai. Salah satu invensi yang perlu dipelajari
dalam Perspektif Global adalah perang, yang sudah terjadinya sejak lama dan juga
sudah memakan banyak korban jiwa maupun materi yang tidak
sedikit(Koentjaraningrat 1987).

B. Manfaat dan Tujuan Antropologi


1. Maanfaat Antropologi
a. Pembangunan bangsa dan negara yang lebih maju
Bangsa dan negara yang maju sangat ditentukan oleh anak
mudanya. Karena itu peran anak muda sangatlah penting bagi
kemajuan suatu bangsa. Bahkan bangsa-bangsa lainnya menjadikan
anak muda sebagai aset yang sangat beharga. Salah satu manfaat
mempelajari ilmu antropologi ini adalah untuk pembangunan bangsa
dan negara yang lebih maju. Siap menghadapi arus globalisasi tahu
tentang manfaat globalisasi, manfaat ekspor dan impor dan manfaat
pembangunan ekonomi untuk bangsa kedepannya.
b. Mengetahui sikap masyarakat dari berbagai suku bangsa
Setiap bangsa memiliki sikap atau perilaku masyarakat yang
berbeda-beda. Dalam hal ini lebih di fokuskan pada antropologi
budaya. Perilaku masyarakat di suatu bangsa atau daerah sangat
dipengaruhi oleh nenek moyang mereka. Biasanya daerah yang masih
belum bercampur dengan pendatang baru lebih kental nilai budaya

3
yang mereka anut di sana. Jadi menjadikan sikap masyarakat di suatu
daerah memiliki keunikan sendiri -sendiri yang indah dan menambah
wawasan jika dipelajari.
c. Timbulnya sikap toleransi
Budaya yang berbeda – beda meski masih negara yang sama
menimbulkan sikap toleransi bagi setiap individu dalam pergaulan
sosialnya. Setiap individu menjadi saling menghargai dan bantu
membantu dalam kebaikan. Justru budaya yang beraneka ragam ini
menjadi begitu indah jika dilihat. Menjadi kekayaan dan aset
tersendiri bagi suatu bangsa.
d. Lebih mudah mencari solusi dari suatu masalah
Ilmu antropologi lebih fokus pada suatu masalah dari segi
pergaulan sosial di lingkungan masyarakat. Ilmu ini membahasa
sangat detail dan transparan. Kesimpulan yang di ambil bisa saja dari
beberapa buku ataupun mengamati perilaku masyarakat secara
lansung. Bisanya musyawarah juga dilakukan karena manfaat
musyawarah untuk kehidupan sehari -hari dalam mencari solusi. Ini
karena ilmu antropologi membahas secara lebih teliti dan detail.

2. Tujuan Antropologi
a. Mengetahui unsur kemanusiaan secara keseluruhan.
Sebagai makhluk sosial manusia hidup secara bermasyarakat
dan tidak bisa hidup sendiri-sendiri. Disini peran orang lain untuk
membantu kita sangat penting karena manusia merupakan makhluk
sosial.
b. Prinsip-prinsip perilaku tiap masyarakat diketahui lebih jelas dan
terbuka.
Ilmu antropologi ini juga menfokuskan pembahasan dan
penelitiannya terhadap prinsip tiap masyarakat. Penelitian diambil
secara langsung sehingga hasil dari penelitian ini bisa dijadikan dasar
ilmu pengetahuan. Penelitian ini lebih jelas dan rinci membahas
perilaku setiap mansyarakat dan terbuka. Terbuka untuk di jelaskan
pada orang – orang yang juga tertarik dengan ilmu antropologi ini.
c. Memahami tata cara kehidupan suatu masyarakat dari zaman dahulu
sampai zaman sekarang.

4
Tatanan kehidupan masyarakat yang hidup di zaman dahulu
sangat berbeda dengan zaman sekarang, zaman yang modern. Di
zaman dahulu segala teknologi belum seperti sekarang sehingga untuk
berkomunikasi memang hanya tatap mata saja. Sehingga saat itu
pergaulan yang ada di zaman dahulu hanya sebatas kelompok yang
tinggal berdekatan saja. Di zaman sekarang manfaat it teknologi
banyak membantu komunikasi. Macam – macam alat komunikasi dan
manfaatnya dapat digunakan secara maksimal. Dari jarak jauhpun
masih bisa terhubung untuk melakukan komunikasi(Koentjaraningrat
1987).

C. Bidang-Bidang Khusus Dalam Antropologi


1. Antropologi Ekonomi
Bidang ini merupakan cara manusia dalam mempertahankan dan
mengekspresikan diri melalui penggunaan barang jasa meterial. Masyarakat
sekarang dan masa lampau, termasuk masyarakat non- barat, yang fokusnya
terarah pada bentuk dan pengatuan kehidupan ekonomi, dalam kaitannya dengan
perbedaan gaya kekuasaan dan ideologi. Dengan demikian ruang-lingkup
antropologi ekonomi tersebut mencakup riset tentang teknologi, produksi,
perdagangan, dan konsumsi, serta tinjauan tentang berbagai bentuk pengaturan
sosisl dan ideologis manusia untuk mendukung kehidupan materi manusia. Selain
itu juga antropologi ekonomi berusaha merangkum aspek etnografis dan teoretis,
sekalipun keduanya bertentangan(Koentjaraningrat 2009).

2. Antropologi Medis/Kesehatan
Antropologi kesehatan adalah studi tentang pengaruh unsur-unsur budaya
terhadap penghayatan masyarakat tentang penyakit dan kesehatan. Antropologi
Kesehatan adalah disiplin yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan
sosial budaya dari tingkahlaku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi
antara keduanya disepanjang sejarah kehidupan manusia, yang mempengaruhi
kesehatan dan penyakit pada manusia. Antropologi Kesehatan adalah studi
mengenai konfrontasi manusia dengan penyakit dan keadaan sakit, dan mengenai
susunan adaptif (yaitu sistem medis dan obat-obatan) dibuat oleh kelompok
manusia untuk berhubungan dengan bahaya penyakit pada manusia sekarang ini.

5
3. Antropologi Psikologis
Bidang ini merupakan wilayah antropologi yang mengkaji tentang
hubungan antara individu dengan makna, nilai, dengan kebiasaan sosial dari
sistem budaya yang ada. Adapun ruang-lingkupnya ’antropologi psikologi’
tersebut sangat luas dan menggunakan berbagai pendekatan pada masalah
kemunculan dalam interaksi antara pikiran, nilai dan kebiasaan sosial. Kajian ini
dibentuk secara kusus oleh percakapan interdisipliner antara antropologi dan
lingkup lain dalam ilmu-ilmu sosial serta humaniora. Namun secara historis,
bidang antrpologi psikologis tersebut lebih dekat pada ’psikoanalisis’ daripada
’psikologi eksperimental’. Sejak tahun 1940-an, para ahli ’antropologi psikologi’
melalui pendekatan psikoanalitis, ia menganalisi tentang bentuk-bentuk budaya
dan keragaman budaya, seperti kepercayaan agama, praktik ritual agama, praktik
ritual norma-norma sosial, seperti ekspresi proses-proses psikologis yang ada.

4. Antropologi Sosial
Dalam kajiannya ’antropologi sosial’ mendeskripsikan proyek evolusionis,
yang bertujuan untuk merekonstruksi masyarakat primitif asli dan mencatat
perkembangannya melalui berbagai tingkat peradaban. Selain itu para ahli
antropologi sosial juga lebih terbuka terhadap berbagai ide dari bidang-bidang
disiplin lain termasuk psikologi dan linguistik secara interdisipliner. Para ahli
antropologi sosial juga mempunyai kontribusi terhadap kajian-kajian penelitian
terapan atas berbagai persoalan, seperti hubungan etnik, imigrasi, efek medis,
ketetapan endidikan, dan pemasaran.

D. Hubungan Antropologi Dengan Perspektif Global


Bagaimana manusia memahami dunianya? Dunia tempat manusia berada
adalah dunia yang “mengglobal”. Kata lain untuk semua orang, mereka memberi
makna terhadap dunia global yang mereka bayangkan lebih besar dari komunitas
dimana mereka hidup atau bahkan negaranya. Mereka membayangkan tempat
mereka hidup lewat hubungan dengan tempat lainnya. Dengan melihat dari
berbagai macam disipilin yang mencakup dalam IPS yaitu Antropologi salah
satunya interaksi yang sifatnya global sudah terjadi sejak lama, meskipun
intensitasnya tidak sekuat seperti yang terjadi sekarang ini. Sudut pandang

6
Antropologi terhadap perspektif global, terarah pada keberadaan dan
perkembangan budaya dengan kebudayaan dalam konteks global berupa
mengamati, menghayati dan memprediksi perkembangan kebudayaan secara
menyeluruh yang aspek serta unsur-unsurnya itu berkaitan satu sama lain
terintegrasi dalam kehidupan umat manusia.
Dalam kehidupan manusia yang semakin terbuka, persilangan kebudayaan
sudah menjadi suatu kebutuhan karena proses tersebut tidak dapat dicegah apabila
suatu negara ingin menjadi bagian dari warga dunia. Untuk itu, ditinjau dari
perspektif budaya dan Antropologi, kewaspadaan terhadap dampak negatif harus
menjadi kepedulian kita semua. Dengan demikian, perkembangan aspek
kehidupan apapun mulai dari tingkat lokal sampai ke tingkat global, dasarnya
terletak pada budaya dengan kebudayaan yang menjadi milik otentik umat
manusia. Perkembangan serta kemajuan yang ada di sekitar kita merupakan hasil
pengembangan akal pikiran manusia atau hasil pengembangan budaya sebagai
perkembangan kebudayaan. Proses dan arus globalisasi dalam kehidupan
sesungguhnya adalah proses global kemampuan budaya atau proses
kebudayaan(Koentjaraningrat 2007).
Antropologi akan terus berkembang sampai sekarang pada akhirnya berada
pada masa globalisasi ini. Pada dasarnya antropologi tidak terbebas dari suatu
nilai akan tetapi dengan globalisasi yang menganggap dunia tanpa batas akan
sangat berpengaruh. Disisi lain perspektif global jika dikaitkan dengan
antropologi mempunyai dampak positif bagi kekayaan khasanah budaya suatu
bangsa serta globalisasi juga dapat mempercepat pola kehidupan bahasa. Misalnya
melahirkan pranata-pranata atau lembaga-lembaga sosial baru seperti lembaga
suadaya masyarakat (LSM), organisasi profesi di pasar modal. Perkembangan
pakaian seni dan ilmu pengetahuan turut meramaikan kehidupan masyarakat.
Akan tetapi tidak bisa dipungkiri dalam bidang sosial dan budaya
menimbulkan dampak negatif dari globalisasi antara lain adalah meningkatkan
individualisme, perubahan pada pola kerja, terjadinya pergeseran nilai kehidupan
dalam masyarakat. Saat ini dikalangan generasi muda banyak yang seperti
kehilangan jati dirinya. Mereka berlomba-lomba meniru gaya hidup alabarat yang
tidak cocok jika diterapkan di Indonesia, seperti berganti-ganti pasangan,

7
konsumtif dan hedonisme tidak sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku di Negara
kita. Untuk itu sebagai generasi muda penerus bangsa kita harus menyadari
keberadaan nilai yang masih berlaku di Negara kita. Kita harus pandai di dalam
menyeleksi budaya asing yang masuk ke Negara kita. Jika budaya asing tersebut
sesuai dengan kepribadian bangsa kita yang berdasarkan Pancasila, kita berusaha
bersifat terbuka dalam menerima kebudayaan tersebut. Akan tetapi jika tidak
sesuai dengan kepribadian bangsa kita harus bersuara lantang untuk menolaknya.
Berdasarkan pengaruh komunikasi dan informasi yang terus menerus
melanda kehidupan masyrakat, tradisi masyarakat akan mengalami pergeseran.
Paling tidak fungsinya berubah apabila dibandingkan dengan maksud semula
dalam konteks budaya masa lampau. Tata upacara tertentu di masyarakat yang
semula bernilai ritual kepercayaan, pada saat ini tata upacara itu masih dilakukan,
namun nilainya tidak lagi sebagai bentuk ritual, melainkan hanya dalam upaya
untuk mempertahankan silahturahmi, bahkan hanya sebagai hiburan. Jika tradisi
melekat dalan kehidupan dan pikiran masyarakat, paling tidak dalam kelompok
akan terbiasa, akan lebih merekat pada orang perorangan sebagai anggota
masyarakat.
Dari pernyataan di atas, dapat kita ketahui hubungannya dengan perspektif
global adalah dengan mempelajari antropologi kita mengetahui budaya-budaya
positif dari negara lain, yang nantinya dapat kita tiru atau ikuti, misalnya budaya
belajar dan budaya membaca yang sudah melekat pada masyarakat di negara
maju. Jika kita mengikuti kebiasaan tersebut maka tentu saja akan membawa
kemajuan yang sangat pesat pada diri manusia dan imbasnya kan membawa
negara menjadi lebih berkualitas. Hal itu yang menunjukan antara antropologi
dengan perspektif global(Yudiana dan Dainivitri Sinta Sari 2016).

8
DAFTAR PUSTAKA

Koentjaraningrat. 1987. Sejarah Teori Antropologi 1. Jakarta: Universitas


Indonesia Press.
Koentjaraningrat. 2007. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta:
Djambatan.
Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Yudiana, Kadek dan Ni Made Dainivitri Sinta Sari. 2016. PERSPEKTIF
GLOBAL. Singaraja: PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Undiksha.

Anda mungkin juga menyukai