Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PKN

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PELANGGARAN

HAK ASASI MANUSIA

Disusun Oleh :

Kelompok 6

1. Afan luhung Pribadi (1811020015)


2. Ni’matul Khoeriyah (1011020011)
3. Ika Rosiana (1811020025)
4. Elsa Melansari (1811020049)
5. Alma Rifa’ana Liska (1811020052)
6. Marsha Ariq Atallah (1811020053)
7. Ulfah Nur Wulandari (1811020064)

PRODI KEPERAWATAN S1
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2019
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Negara Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 agustus
tahun 1945, jauh sebelumnya dirancang sebagai negara hukum. Hal ini
terlihat pada Undang-undangan Dasar Negara Republik Indonesia 1945
yang telah dirancang sebelum proklamasi kemerdekaan. Namun demikian,
negara hukum Indonesia berbeda dengan negara hukum menurut konsepsi
negara-negara lain, hal ini karena latar belakang sosial kultur yang
berbeda.
Menurut Arumandi (1990:1-2) bahwa negara hukum Indonesia lahir
bukan sebagai manifestasi dari tututan kebebasan lawan absolutisme, akan
tetapi terdorong oleh keinginan bangsa Indonesia untuk membina
kehidupan negara yang lebih baik menuju terwujudnya cita-cita nasional
yang telah disepakati bersama.
Tetapi semakin berkembangnya zaman saat ini di negara Indonesia
semakin lunturnya nilai kebudayaan dan kemanusiaan bangsa sehingga
semakin maraknya pelanggaran hak asasi manusia. Sudah terlalu banyak
bangsa yang merasa dirugikan bahkan disepelekan jika mengenai hak atas
pemenuhan diri sendiri. Penegakan hukum di Indonesia terhadap masalah-
masalah terkait pelanggaran hak asasi manusia yang sampai saat ini masih
sangat tumpul.
Oleh sebab itu, kami membuat makalah ini dengan tujuan bagi para
pembaca dan termasuk diri kami sendiri agar mengetahui dan memahami
secara pasti mengenai peneggakan hukum di Indonesia tentang Hak Asasi
Manusia agar para pembaca bisa mengevaluasi diri mengenai adanya
ketetapan hukum dan rasa nasionalis yang tinggi.
BAB II

A. Rumusan masalah
1. Apa pengertian Hak Asasi Manusia?
2. Apa saja macam-macam HAM?
3. Apa contoh kasus pelanggaran HAM di Indonesia?
4. Apa pengertian hukum?
5. Bagaimana penegak hukum di Indonesia terhadap pelanggaran Hak
Asasi Manusia?
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Hak Asasi Manusia
2. Untuk mengetahui macam-macam pelanggaran HAM
3. Untuk mengetahui contoh kasus pelanggaran HAM
4. Untuk mengetahui pengertian hukum
5. Untuk mengetahui pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia
BAB III

PEMBAHASAN

Hak Asasi Manusia adalah hak sebagai anugrah Tuhan YME yang
melekat pada diri manusia, bersifat kodrati, universal dan abadi, berkait
dengan harkat dan martabat manusia (Tap. MPRRI No. XVII/MPR/1998
tentang HAM). Hak asasi manusia juga berarti seperangkat hak yang
melekat pada hakikat keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan YME
dan merupakan anugerahnya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi oleh
negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta
perlindungan harkat martabat manusia (UU No. 39 tahun 1999 tentang
HAM).
Macam-macam Hak asasi Manusia
1. Hak Asasi Pribadi (Perseonal Rights)

Hak Asasi Pribadi adalah hak yang meliputi kebebasan menyatakan


pendapat, kebebasan memeluk agama, kebebasan bergerak, kebabasan
dalam untuk aktif setiap organisasi atau perkumpulan dan
sebagainya. Contohnya :
1. Hak Kebebasan dalam mengutarakan atau menyampaikan pendapat.
2. Hak Kebebasan dalam menjalankan kepercayaan dan memeluk atau
memilih agama.
3. Hak Kebabasan dalam berpergian, berkunjung, dan berpindah-
pindah tempat.
4. Hak Kebabasan dalam memilih, menentukan organisasi dan aktif
dalam organisasi tersebut.
2. Hak Asasi Ekonomi (Property Rights)

Hak Asasi Ekonomi adalah Hak untuk memiliki, membeli dan


menjual, serta memanfaatkan sesuatu. Contohnya :
1. Hak Asasi Ekonomi tentang kebebasan dalam membeli.
2. Hak Asasi Ekonomi tentang kebebasan dalam mengadakan dan
melakukan perjanjian Kontrak
3. Hak Asasi Ekonomi tentang kebebasan dalam memiliki sesuatu
4. Hak Asasi Ekonomi tentang kebabasan dalam memiliki pekerjaan
yang layak.
5. Hak Asasi Ekonomi tentang kebabasan dalam melakukan transaksi
6. Hak Asasi Ekonomi dalam bekerja
3. Hak Asasi Politik (Politik Rights)
Hak Asasi Politik adalah hak ikut serta dalam pemerintahan, hak
pilih maksunya hak untuk dipilih contohnya : mencalonkan sebagai
Bupati , dan memilih dalam suatu pemilu contohnya memilih Bupati
atau Presiden), hak untuk mendirikan parpol, dan sebagainya.
Contohnya :
1. Hak Asasi Politik dalam memilih dalam suatu pemilihan contohnya
pemilihan presiden dan kepala daerah
2. Hak Asasi Politik dalam Dipilih dalam pemilihan contohnya
pemilihan bupati atau presiden
3. Hak Asasi Politik tentang kebebasan ikut serta dalam kegiatan
pemerintahan
4. Hak Asasi Politik dalam mendirikan partai politik
5. Hak Asasi Politik dalam membuat organisasi-organisasi pada bidang
politik
6. Hak Asasi Politik dalam memberikan usulan-usulan atau pendapat
yang berupa usulan petisi.
4. Hak Asasi Hukum (Rights Of Legal Equality)
Hak Asasi Hukum adalah hak untuk mendapatkan perlakukan yang
sama dalam hukum dan pemerintahan. Contohnya :
1. Hak dalam mendapatkan layanan dan perlindungan hokum
2. Hak dalam mendapatkan dan memiliki pembelaan hukum pada
peradilan.
3. Hak yang sama dalam proses hukum
4. Hak dalam perlakuan yang adil atau sama dalam hukum
5. Hak Asasi Sosial dan Budaya (Social and Culture Rights)
Hak Asasi Sosial dan Budaya adalah hak yang menyangkut dalam
masyarkat yakni untuk memilih pendidikan, hak untuk mengembangkan
kebudayaan dan sebagainya. Contohnya :
1. Hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak
2. Hak untuk mendapat pelajaran
3. Hak untuk memilih, menentukan pendidikan
4. Hak untuk mengembangkan bakat dan minat
5. Hak untuk mengembangkan Hobi
6. Hak untuk berkreasi
6. Hak Asasi Peradilan (Procedural Rights)
Hak Asasi Peradilan adalah hak untuk mendapatkan perlakuan tata
cara peradilan dan perlindungan (procedural rights), misalnya peraturan
dalam hal penahanan, penangkapan dan penggeledahan. Contohnya :
1. Hak mendapatkan perlakukan yang adil dalam hukum
2. Hak mendapatkan pembelaan dalam hukum
Hak untuk mendapatkan hal yang sama dalam berlangsungnya
proses hukum baik itu penyelidikan, penggeledahan, penangkapan, dan
penahanan.
7. Hak Asasi Manusia Berdasarkan Al Qur’an
Hak hidup contohnya yang terdapat dalam Al Qur’an.
1. Barang siapa membunuh orang seolah-olah ia membunuh manusia
semuanya, dan barang siapa memelihara hidupnya, seolah-olah
memelihara hidupnya manusia semua.(Al Maidah,5: 32)
2. Dilarang membunuh jiwa yang diharamkan Allah (Al Isra,17:33)
3. Larangan membunuh jiwa yang diharamkan allah melainkan dengan
suatu (sebab) yang benar.(Al Anam,6:151)

Contoh kasus pelanggaran HAM


LGBT (lesbians, gays, bisexuals, transgendered and transsexual), Arus
Pelangi, hanya tiga staff yang membuka dirinya sebagai gay kepada
keluarganya. Sisa staffnya turut berkontribusi ke organisasi namun masih
takut untuk membuka dirinya ke orang-orang terdekatnya. Di publik, para
pemimpin dan ahli agama, baik itu Islam atau Kristen, memberi larangan
untuk menjalin hubungan cinta sesama jenis karena dianggap sebagai dosa.
Sehingga para kaum gay dan lesbi, yang memiliki keyakinan terhadap
Tuhan dan beragama, dicap sebagai orang yang berdosa oleh masyarakat
beragama. Media massa juga jarang sekali mengangkat isu penting atau isu
positif mengenai kaum LGBT.
Hukum di Indonesia tidak mengakui pernikahan sesama jenis dan
pasangan sesama jenis tidak diperbolehkan untuk mengadopsi anak. Hanya
pasangan menikah antara laki-laki dan perempuan yang diperbolehkan
mengadopsi anak. Walaupun Undang-Undang Dasar Tahun 1945 secara
eksplisit tidak menyebutkan orientasi seksual atau identitas gender, namun
di dalam konstitusi negara tersebut warga memiliki hak legal, termasuk
persamaan hak di mata hukum, memiliki kesempatan yang sama seperti
warga negara lainnya, diperlakukan secara adil di tempat umum atau
tempat kerja, kebebasan beropini, dan berorganisasi.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh kaum LGBT di Indonesia untuk
mendapatkan persamaan hak seperti warga negara lainnya. Organisasi
untuk kaum LGBT pertama di Indonesia adalah Lambda Indonesia,
didirikan oleh Dede Oetomo, salah satu orang pertama di Indonesia yang
menyatakan dirinya ke publik sebagai seorang gay. Jumlah organisasi yang
mengayomi kaum LGBT meningkat lebih dari sepuluh ketika diadakannya
Kongres Lesbian dan Gay Indonesia yang diselenggarakan di Yogyakarta
tahun 1993. Saat ini, organisasi LGBT terbesar di Indonesia adalah GAYa
Nusantara, yang juga didirikan oleh Dede Oetomo, dan Arus Pelangi.
GAYa Nusantara fokus dalam mengedukasi isu kesehatan seksual kepada
kaum gay dan masyarakat awam melalui buletin dan majalah GN. Arus
Pelangi fokus kepada pembelaan hak-hak kaum LGBT untuk menyadarkan
dan memberdayakan kaum LGBT, aktif dalam perubahan kebijakan yang
melindungi LGBT, dan aktif dalam proses penyadaran terhadap
masyarakat dan penerimaan kaum LGBT di dalam kalangan masyarakat.
Arus Pelangi turut meningkatkan kepekaan masyarakat terhadap kaum
LGBT dengan melakukan berbagai aksi seperti mendatangi gedung KPK
(Komisi Pemberantasan Korupsi) untuk mendukung pembangunan gedung
KPK, berpartisipasi dalam ILGA (International Lesbian, Gay, Bisexual,
Trans, and Intersex Association) Asia Conference, sampai melakukan aksi
flash mob dan penandatanganan banner di Bunderan Hotel Indonesia,
Jakarta untuk memperingati International Day Against Homophobia and
Transphobia atau Hari International Menolak Homophobia dan
Transphobia.5
Pada tanggal 6 hingga 9 November 2006, diadakan suatu konfrensi di
mana berbagai ahli Hak Asasi Manusia dan seksualitas dari berbagai
negara datang ke Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta untuk
merumuskan Prinsip Yogyakarta atau Yogyakarta Principles on the
Application of International Human Rights Law in relation to Sexual
Orientation and Gender Identity. Beberapa isi dari keseluruhan 29 Prinsip
Yogyakarta adalah:5
1. Hak untuk hidup, bahwa setiap orang memiliki hak untuk hidup dan
hak untuk menolak hukuman mati untuk yang memiliki orientasi
seksual dan gender yang berbeda dari yang umumnya ada.
2. Hak atas persamaan dan tidak mendapat diskriminasi, bahwa setiap
orang memiliki hak untuk tidak mendapatkan diskriminasi yang
didasari oleh orientasi seksual dan gender.
3. Hak mendapatkan perlindungan, bahwa setiap orang memiliki hak
untuk dilindungi, tidak melihat dari orientasi seksual dan gender.
4. Hak mendapatkan kebebasan dari perbuatan dan hukuman yang tidak
manusiawi dan menurunkan martabat sebagai manusia, tak terkecuali
bila orang tersebut mendapatkan perlakuan buruk karena memilki
oreintasi seksual dan gender yang berbeda dari umumnya.
5. Hak untuk bekerja, bahwa setiap orang memiliki hak untuk
mendapatkan pekerjaan tanpa adanya diskriminasi orientasi seksual
dan gender.
6. Hak kebebasan beropini dan berekspresi, bahwa setiap orang memiliki
hak untuk bebas berekspresi, baik itu dari cara tutur kata, berpakaian,
nama, dan lain sebagainya.
7. Hak mendapatkan keluarga, bahwa setiap orang berhak mendapatkan
keluarga tanpa memandang orientasi seksual dan gender.
8. Hak mempromosikan HAM. Bahwa setiap orang memiliki hak untuk
mempromosikan perlindungan dan realisasi HAM di rinfjar nasional
dan internasional tanpa memandang orientasi seksual dan transgender
Dalam hal ini, para kaum LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual,
Transgender) tidak akan mendapatkan kebebasan untuk berekspresi,
berkeluarga, dan bebas dari diskriminasi bila masyarakat dan negara tidak
mengakui mereka sama seperti layaknya manusia yang lainnya dan
menganggap mereka harus dipenjarakan atau dieksekusi. Oleh karena itu,
perlu adanya semangat anti diskriminasi dalam konsep hak asasi manusia
untuk menjamin kesetaraan dan kebebasan serta mengangkat derajat
manusia. Segala bentuk diskriminasi harus dikenali sebagai sesuatu yang
bersifat ilegal. Seluruh umat manusia, seperti apapun latar belakang
budayanya harus dipandang dan diperlakukan sebagai subjek hak.
Perbedaan harus dipahami dan dihormati sebagai keragaman bukan
sebagai pembenaran atas diskriminasi.
Pemerintah, masyarakat, dan organisasi nonpemerintah harus bekerja
sama dalam menanggapi kaum LGBT yang ada di Indonesia. Minimal
tidak ada diskirinasi terhadap kaum LGBT karena dasar-dasar
kemanusiaan, bahwa mereka juga manusia yang merupakan ciptaan Tuhan
Yang Maha Esa sekaligus warga negara Indonesia yang selayaknya
dilindungi seperti warga negara lainnya. Tidak sepatutnya mereka
dilecehkan atau bahkan dihukum karena orientasi seksualnya yang
berbeda.
Negara sebagai institusi penjamin HAM, memiliki tanggung jawab
untuk menghormati, memenuhi, dan memberikan proteksi terhadap hak
warga negaranya, termasuk kelompok minoritas seksual LGBT. Dalam
sistem negara demokrasi, semua yang menjadi kepentingan setiap individu
dapat ditampung didalamnya. Demokrasi adalah salah satu alat untuk
mewujudkan tujuan kesetaraan dan keadilan yang konkret bagi setiap
elemen masyarakat. Masalah utama yang dihadapi demokrasi adalah
bagaiman mewujudkan keadilan di tengah-tengah kebhinekaan dalam
sosial. untuk itu, demokrasi di tuntut untuk menjadi wadah yang inklusif
dengan syarat yaitu kesetaraan, keterbukaan, anti finalitas, dan bebas
paksaan. Demokrasi menjadi peluang bagi narasi-narasi kecil seperti
kelompok minoritas seksual LGBT untuk mencurahkan pendapatnya.
Pemerintah, khususnya Komnas HAM telah melakukan fungsinya
berupa fungsi penyuluhan dan pemantauan. Pemilihan pelaksanaan fungsi
dipilah berdasarkan kebutuhannya. Saat ini, Komnas HAM telah
mengadakan berbagai kegiatan sosialisai dalam bentuk Smiloka, FGD
(Focuss Discussion Groups) dan pemantauan di lapangan seperti meninjau
secara langsung terhadap LGBT yang mengalami HIV/AIDS di rumah
sakit besar di Indonesia. Dalam menangani kasus LGBT, Komnas HAM
harus berkoordinasi dengan instansi pemerintah terkait dan NGO LGBT.
Berbagai upaya yang telah dan akan dilakukan Komnas HAM secara terus
menerus dan berkelanjutan gna mendorong pemerintah melakukan
kewajibannya untuk pemenuhan HAM bagi LGBT.
Hukum terdapat beberapa istilah dalam negara hukum. Di amerika
serikat, lebih banyak digunakan istilah “Goverment under law”. Di Jerman
lebih banyak dikenal dengan “der Rechtsstaat” dan di Perancis digunakan
istilah “Le Principe de la Lagalite”. Sedangkan paham Anglo Saxon
menggunakan istilah

Negara hukum adalah negara yang terdiri diatas hukum yang


menjamin keadilan bagi seluruh warga negara. Dengan adanya keadilan
dalam masyarakat maka akan tercapai kebahagiaan dalam masyarakat itu.
Untuk mendasari keadilan tersebut kepada setiap warna negara perlu
diajarkan norma-norma susila agar mereka menjadi warga negara yang
baik. Demikian pula peraturan hukum yang sesungguhnya itu ada apabila
peraturan dimaksud mencerminkan keadilan dalam pergaulan hidup antar
warga negaranya (Arumanadi dan Sunarto: 1996).
Chamim (2003:409) terkait negara hukum dan memberikan penjelasan
bahwa salah satu syarat untuk mewujudkan negara hukum dan
menegakkan hak asasi manusia adalah tegaknya keadilan dan supremasi
hukum dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Keadilan dimaksudkan untuk mewujudkan keseimbangan dan pembagian
yang proporsional terhadap hak dan kewajiban setiap warga negara yang
mencakup seluruh aspek kehidupannya. Hal ini meniscayakan tidak ada
monopoli dan pemusatan salah satu aspek kehidupan pada satu kelompok
masyarakat. Secara esensial, masyarakat memiliki hak yang sama dalam
memperoleh kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah. Dalam
rangka penegakan HAM sangat diperlukan supremasi hukum. Sedangkan
supremasi hukum akan terwujud apabila setiap warga negara, baik yang
duduk dalam pemerintah maupun sebagai rakyat biasa, semua tunduk
kepada hukum. Karena supremasi hukum akan meberikan jaminan dan
perlindungan terhadap segala bentuk penindasan individu dan kelompok
yang melanggar norma-norma hukum dan segala bentuk penindasan hak
asasi manusia sehingga terwujud bentuk kehidupan yang beradab.
Harus diperhatikan pula, bahwa dalam rangka perjuangan untuk
memperoleh dan mewujudkan hak serta kebebasan antar warga negara
kepada pemerintah, atau antar warga negara harus dilakukan dengan cara
damai, santun, serta sesuai dengan hukum yang berlaku.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hak asasi manusia juga berarti seperangkat hak yang melekat pada hakikat
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan YME dan merupakan
anugerahnya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi oleh negara, hukum,
pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat
martabat manusia (UU No. 39 tahun 1999 tentang HAM). Terkait negara
hukum dan memberikan penjelasan bahwa salah satu syarat untuk
mewujudkan negara hukum dan menegakkan hak asasi manusia adalah
tegaknya keadilan dan supremasi hukum dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara

Telah tercatat bahwa pelanggaran di Indonesia tentang persatuan LGBT


telah meluas diseluruh kota Indonesia, hal ini dikarenakan belum adanya
kesadaran nilai budaya, sosial, agama, dan personality.
Daftar Pustka

Gultom, Binsar. 2009. Pelanggaran HAM dalam Hukum Keadaan Darurat di


Indonesia. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Artikelsiana. 2014. Macam-macam Hak Asasi Manusia dan Penjelasannya.


artikelsiana,com

Anda mungkin juga menyukai