Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Indonesia saat ini mengalami krisis ekonomi yang mencakup disegala bidang
yang diantaranya disebabkan tata pemerintahan yang tidak dikelola dengan baik.
Kita dapat menyaksikan pelanggaran kasus-kasus korupsi, kolusi dan napotisme
serta penyalanggunaan jabatan pemerintahan, penegakan hukum yang belum
berjalan dengan sebagaimana mestinya hukum tumpul keatas dan tajam kebawah
dan kualitas pelayanan masyarakat yang buruk seolah-olah membersulit atau
memberatkan masyarakat kalangan bawah yang menyebabkan berkurangnya
kepercayaan rakyat terhadap pemerintah.
Tata pemerintahan yang baik merupakan landasan yang harus diambil dalam
kebijakan pemulihan ekonomi, sosial maupun politik. Dalam perkembangan
globalisasi maupun demokrasi menuntut peran pelaku-pelaku penyelenggaraan
pemerintahan. Pemerintah, yang sebelumnya memegang kuat kendali
pemerintahan cepat atau lambat mengalami pergeseran peran dari posisi mengatur
segala kebijakan ke posisi sebagai fasilitator. Dan sebaliknya masyarakat yang
sebelumnya sebagai penerima manfaat, harus mulai menyadari kedudukannya
sebagai pemilik kepentingan yang juga harus berfungsi sebagai pelaku.
Oleh karena itu, tata pemerintahan yang baik harus segera dilaksanakan agar
segala permasalahan yang timbul dapat segara terselesaikan dan juga proses
pemulihan ekonomi dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar. Disadari,
mewujudkan tata pemerintahan yang baik membutuhkan waktu yang tidak singkat
dan juga upaya terus menerus. Disamping itu, perlu juga dibangun kerjasama dari
seluruh komponen bangsa yaitu para aparatur negara, pihak swasta dan masyarakat
madani untuk menumbuhkembangkan rasa kebersamaan dalam rangka mencapai
tata pemerintahan yang baik.
1
1.2. Rumusan Masalah
Apa pengertian dari Tata Laksana Pemerintah yang Baik (Good
Governance) ?
Apa prinsip-prinsip dari Good Govenrnance?
Apa Kontrol Sosial yang dilakukan dalam Good Governance
Apa ciri-ciri dari Good Governance ?
Apa implementasi Good Governance dalam sistem pemerintahan
Indonesia?
2
BAB II PEMBAHASAN
Istilah good governance merupakan wacana baru dalam kosakata ilmu politik
dan muncul pada awal 1990-an. Secara umum, istilah good governance memiliki
pengetian akan segala hal yang terkait dengan tindakan atau tingkah laku yang
bersifat mengarahkan, mengendalikan, atau mempengaruhi urusan publik untuk
mewujudkannilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Pengertian good
governance tidak sebatas pengelolaan lembaga pemerintahan semata, tetapi
menyangkut semua lembaga baik pemerintah maupun nonpemerintah lembaga
swadya masyarakat" dengan istilah good corporate dalam praktiknya,
pemerintahan yang bersih adalah model pemerintahan yangefektif, efisien, jujur,
transparan dan bertanggung jawab.
Menurut bank dunia (Word Bank) adalah cara kekuasaan digunakan dalam
mengelola berbagai sumber daya sosial dan ekonomi untuk pengembangan
masyarakat. Governance, yang diterjemahkan menjadi tata pemerintahan, adalah
penggunaan wewenang ekonomi, politik dan administrasi guna mengelola urusan-
urusan negara pada semua tingkat. Tata pemerintahan mencakup seluruh
mekanisme, proses dan lembaga-lembaga dimana warga dan kelompok-kelompok
masyarakat mengutarakan kepentingan mereka, menggunakan hak hukum,
memenuhi kewajiban dan menjembatani perbedaan-perbedaan diantara mereka.
3
Meskipun mengakui ada banyak aktor yang terlibat dalam proses sosial,
governance bukanlah sesuatu yang terjadi secara chaotic, random atau tidak
terduga. Ada aturan-aturan main yang diikuti oleh berbagai aktor yang berbeda.
Salah satu aturan main yang penting adalah adanya wewenang yang dijalankan
oleh negara. Tetapi harus diingat, dalam konsep governance wewenang
diasumsikan tidak diterapkan secara sepihak, melainkan melalui semacam
konsensus dari pelaku-pelaku yang berbeda. Oleh sebab itu, karena melibatkan
banyak pihak dan tidak bekerja berdasarkan dominasi pemerintah, maka pelaku-
pelaku diluar pemerintah harus memiliki kompetensi untuk ikut membentuk,
mengontrol, dan mematuhi wewenang yang dibentuk secara kolektif.
4
2.2. Prinsip Good Governance
5
6. Aktivitas didasarkan pada aturan/kerangka hukum.
7. Memiliki visi yang luas dan jangka panjang untuk memperbaiki proses tata
kelola yang menjamin keberlanjutan pembangunan sosial dan ekonomi.
8. Jaminan atas hak semua orang untuk meningkatkan taraf hidup melalui cara-
cara yang adil dan inklusif.
4. Asas keterbukaan
5. Asas proporsionalitas
6. Asas profesionalitas
7. Asas akuntabilitas
1. Transparansi,
adalah proses keterbukaan untuk menyampaikan aktivitas yang
dilakukan sehingga pihak luar (termasuk masyarakat lokal/adat, pelaku
usaha, maupun instansi pemerintah lain) dapat mengawasi dan
6
memperhatikan aktivitas tersebut. Memfasilitasi akses informasi merupakan
hal yang terpenting untuk menginformasikan dan mendorong partisipasi
masyarakat dalam pengelolaan sumber daya hutan. Komponen transparansi
mencakup komprehensifnya informasi, ketepatan waktu dalam pelayanan
informasi, ketersediaan informasi bagi publik, dan adanya upaya untuk
memastikan sampainya informasi kepada kelompok rentan.
2. Partisipasi (inklusifitas),
adalah proses pelibatan pemangku kepentingan (stakeholder) seluas
mungkin dalam pembuatan kebijakan. Masukan yang beragam dari berbagai
pihak dalam proses pembuatan kebijakan dapat membantu pembuat
kebijakan untuk mempertimbangkan berbagai persoalan, perspektif, dan
opsi-opsi alternatif dalam menyelesaikan suatu persoalan. Proses partisipasi
membuka peluang bagi pembuat kebijakan untuk mendapatkan pengetahuan
baru, mengintegrasikan harapan publik kedalam proses pengambilan
kebijakan, sekaligus mengantisipasi terjadinya konflik sosial yang mungkin
muncul. Komponen yang menjamin akses partisipasi mencakup, tersedianya
ruang formal melalui forum-forum yang relevan, adanya mekanisme untuk
memastikan partisipasi publik, proses yang inklusif dan terbuka, dan adanya
kepastian masukan dari publik akan diakomodir di dalam penyusunan
kebijakan.
3. Akuntabilitas,
adalah mekanisme tanggung-gugat antara pembuat kebijakan dengan
stakeholder yang dilayani. Adanya mekanisme
akuntabilitas memberikan kesempatan kepada stakeholder untuk meminta
penjelasan dan pertanggungjawaban apabila terdapat hal-hal yang tidak
sesuai dengan konsesus dalam pelaksanaan tata kelola di sektor
kehutanan. Di dalam dokumen indikator tata kelola, akses kepada keadilan
(access to justice) dikategorikan sebagai bagian dari mekanisme
akuntabilitas.
4. Koordinasi,
adalah mekanisme yang memastikan sejauhmana pihak-pihak lain
(khususnya institusi pemerintah) yang memiliki kepentingan terhadap sektor
kehutanan, memiliki kesamaan tujuan yang tercermin di dalam program
kerjanya. Terdapat berberapa instansi pemerintah yang memiliki
kewenangan yang bersinggungan langsung dengan pengelolaan kawasan
7
hutan, dan umumnya persoalan minimnya koordinasi menjadi faktor utama
yang menyebabkan tidak efisiensi dan efektifnya tata kelola di sektor
kehutanan.
Kemampuan pengawasan
Dengan mengetahui pengertian dari tata kelola pemerintahan yang baik kita
dapat sedikit melihat ciri-ciri dari tata kelola pemerintahan yang baik. Namun,
sejatinya terdapat ciri-ciri lain yang khas dari tata kelola pemerintahan yang baik.
Memahaminya menjadi penting agar kita dapat lebih waspada dengan jalannya
pemerintahan di sekitar kita. Di bawah ini merupakan uraian lebih lanjut mengenai
apa saja yang termasuk ke dalam kategori ciri-ciri tata kelola pemerintahan yang
baik:
9
1. Partisipasi Warga Negara yang Tinggi
Ciri pertama dari tata kelola pemerintahan yang baik yaitu tingginya
peran serta warga negara dalam setiap pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan penyelenggaraan negara. Dengan adanya peran serta
warga negara, maka jalannya pemerintahan akan lebih terkendali dan lebih
memihak kepada kepentingan rakyat. Peran serta warga negara yang baik
juga menjadikan turunnya tingkat korupsi, kolusi, dan nepotisme di
berbagai bidang. Sejatinya, peran aktif warga negara akan menjadikan
pemerintahan lebih bertanggung jawab dan merasa terawasi.
10
pengawasan yang dilakukan baik oleh lembaga legislatif ataupun lembaga
yudikatif.
Salah satu ciri tata kelola pemerintahan yang baik adalah sistem
pemerintahan tersebut memiliki visi pembangunan negara yang luas. Yang
dimaksud dengan visi pembangunan yang luas sendiri yaitu suatu tujuan
pembangunan dipertimbangkan secara matang dan mendalam serta
mempertimbangkan aspek kemajuan zaman dalam menentukan tujuan
pembangunan tersebut. Nantinya, visi pembangunan tersebut akan menjadi
dasar bagi pemerintahan untuk merumuskan kebijakan publik yang
berkeadilan dan merakyat. Selain itu, visi pembangunan juga menjadi dasar
untuk mengevaluasi jalannya pemerintahan. Dalam kasus negara Indonesia,
yang menjadi dasar visi pembangunan adalah nilai-nilai dasar Pancasila.
12
2.5. Implementasi dalam Pemerintahan Indonesia
Di era pemerintahan orde baru, salah satu citra buruk pemerintahan ditandai
dengan saratnya KKN telah membuat fase sejarah dalam kehidupan perpolitikan
bangsa Indonesia, sebagai kelanjutannya muncullah reformasi. Di antara isu
reformasi yang diwacanakan oleh para elit politik adalah good gavernance. Konsep
good gavernance secara bertahap menjadi semboyan yang populer di kalangan
pemerintahan, swasta dan masyarakat pada umumnya. Sehingga jadilah ide good
gavernance menjadi suatu harapan dan konsep yang diusung oleh semua lapisan
masyarakat umum di republik ini. Namun yang menjadi pertanyaan kita smua,
apakah konsep good governance sudah di laksanakan dan dijalankan di negara
indonesia ini? Untuk menjawab pertanyaan ini dapat ditelusuri dari indikator di
bawah ini, seandainya indikator di bawah ini sudah terpenuhi dan tercukupi maka
dapat dipastikan bahwa good governance sudah terlaksana di indonesia ini.
Sebenarnya indikator ini adalah tugas dari domain/lembaga yang pembentuk good
governance itu sendiri. Indikator tersebut antara lain:
a) Pemerintah
Menciptakan kondisi politik, ekonomi dan sosial yang stabil.
Membuat peraturan yang efektif dan berkeadilan.
Menyediakan public service yang efektif dan accountable.
Menegakkan HAM.
Melindungi lingkungan hidup.
Mengurus standar kesehatan dan standar keselamatan publik.
Menjalankan industri
Menciptakan lapangan kerja
Menyediakan insentif bagi karyawan
Meningkatkan standar hidup masyarakat
Memelihara lingkungan hidup
Menaati peraturan
Transfer ilmu pengetahuan dan tehnologi kepada masyarakat
13
Menyediakan kredit bagi pengembangan UKM
c) Masyarakat Madani
14
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Good governance didefinisikan sebagai suatu kesepakatan menyangkut
pengaturan negara yang diciptakan bersama oleh pemerintah, masyarakat, dan
swasta untuk mewujudkan kepemerintahan yang baik secara umum. Dalam
menciptakan tata pemerintahan yang baik sangat tergantung dari ketiga lembaga
yang menyusun governance tersebut yaitu pemerintah (government), dunia usaha
(swasta), dan masyarakat. Ketiga domain itu harus saling berinteraksi antara satu
dengan yang lainnya. Ketiga lembaga ini harus menjaga kesinergian dalam rangka
mencapai tujuan, karena ketiga domain ini merupakan sebuah sistem yang saling
ketergantungan dan tidak dapat dipisahkan.
Dikategorikan pemerintahan yang baik, jika pembangunan itu dapat dilakukan
dengan biaya yang sangat minimal menuju cita-cita kesejahteraan dan
kemakmuran, memperlihatkan hasil dengan indikator kemampuan ekonomi rakyat
meningkat, kesejahteraan spritualitasnya meningkat dengan indikator masyarakat
rasa aman, tenang, bahagia dan penuh dengan kedamaian.
3.2. Saran
Pemerintah harus lebih baik lagi dalam menjalankan tata kelola
peerintahannya dengan cara melakukan pembenahan pembenahan apabila
sekiranya ada sistem yang sudah harus diperbaharui. Akan tetapi hal yang paling
penting untuk dirubah adalah dengan memberantas praktik KKN yang sampai saat
ini masih mendarah daging di dalam birokrasi. Insyaallah apabila birokrasinya
jujur maka Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (GOOD GOVERNANCE) akan
terwujud di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
15
BAB IV DAFTAR PUSTAKA
Sri Rahayu, ani. S.IP., M.AP., PENDIDIKAN PANCASILA &
KEWARGANEGARAAN (PPKn), Jakarta: Bumi Aksara, 2013.
Tim Penyusun MKD IAIN SUNAN AMPEL SURABAYA, CIVIC
EDUCATION (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN), Surabaya: IAIN
SUNAN AMPEL Press, 2011.
Labolo, Dr. Muhadam. Memperkuat Pemerintahan, Mencegah Negara
Gagal; Sebuah Ikhtiar Mewujudkan Good Governance dan Negara
Kesejahteraan, Jakarta: Kubah Ilmu, 2012.
hikmawan, S.Putra,2012. Pilar-pilar good governance.
(https://hikmawansp.wordpress.com). Diakses pada tanggal 10 Junni 2019
Listiati,Nainggolan,2012. Prinsip-prinsip good governance.
(http://listi-lumbaraja.blogspot.co.id). Diakses pada tanggal 9 Juni 2019
Solihin,Dadang, 2007. Pemahaman terhadap tata keperintahan yang baik
(dadang-solihin.blogspot.com). Diakses pada tanggal 9 Juni 2019
Iriawan,Beta. Good Governence (http://www.scribd.com).Diakses pada
tanggal 10 Juni 2019
16