Anda di halaman 1dari 48

Perbedan Antara Berat Badan Berlebih dengan Berat Badan Normal terhadap Osteoartritis

Pada Pasien Usia Minimal 45 tahun di Puskesmas Kelurahan Joglo 1 Kecamatan Kembangan
Jakarta Barat periode 17 Juni 2010 – 2 Juli 2010

BAB I

PENDAHULUAN

I. 1 Latar belakang

Osteoartritis, yang juga disebut dengan penyakit sendi degeneratif, artritis degeneratif,

osteoartrosis, atau artritis hipertrofik, merupakan salah satu masalah kedokteran yang paling

sering terjadi dan menimbulkan gejala pada orang–orang usia lanjut maupun setengah baya.

Osteoartritis dapat terjadi pada orang dari segala etnis, lebih sering mengenai wanita, dan

merupakan penyebab tersering disabilitas jangka panjang pada pasien dengan usia lebih dari 65

tahun. Osteoartritis adalah penyakit nomor dua setelah penyakit jantung yang mengganggu

aktivitas penderitanya.1, 2

Pada survey radiografis, didapatkan angka kejadian osteoartritis 30% pada wanita usia

45–60 tahun, dan lebih dari 65% pada orang–orang usia di atas 61 tahun.2 Pada laki–laki nilai ini

sedikit lebih rendah, dan jarang sekali dijumpai pada anak-anak. Di dunia prevalensi osteoartritis

mencapai 9,6% pada pria dan 18% pada wanita berusia lebih dari atau sama dengan 60 tahun.2

Di dalam masyarakat, angka kejadian osteoartritis bervariasi antara satu negara dengan

negara lainnya, demikian juga antara daerah di dalam satu negara. Literatur menunjukkan 1 dari

6 populasi menderita penyakit osteoartritis ini.3 Data yang dilansir oleh Badan Kesehatan Dunia

(WHO), menyebutkan 40% penduduk dunia yang berusia lebih dari 70 tahun akan menderita

osteoartritis lutut. Dari jumlah tersebut, 80% diantaranya berdampak pada keterbatasan gerak.3

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 14 Juni 2010 – 9 Juli 2010 1
Perbedan Antara Berat Badan Berlebih dengan Berat Badan Normal terhadap Osteoartritis
Pada Pasien Usia Minimal 45 tahun di Puskesmas Kelurahan Joglo 1 Kecamatan Kembangan
Jakarta Barat periode 17 Juni 2010 – 2 Juli 2010

Osteoartritis menyerang sekitar 27 juta orang di Amerika Serikat. Diperkirakan 80% dari

populasi tersebut yang berumur lebih dari 65 tahun mempunyai bukti radiografik sebagai

osteoartritis, meskipun hanya 60% yang menimbulkan gejala.4

Masalah osteoartritis di Indonesia tampak lebih besar dibandingkan negara barat kalau

melihat tingginya prevalensi penyakit osteoartritis di Malang. Angka kejadian osteoartritis

mencapai 360–380 dari 100.000 penduduk, dan diperkirakan 1 sampai 2 juta orang lanjut usia

menderita cacat karena osteoartritis. Di Indonesia terdapat dua penelitian berbasis masyarakat

yang dilakukan tahun 1992 di Bandungan (Darmawan J) dan 1994 di Malang (Kalim H).

Osteoartritis di Malang dijumpai sekitar 10% (daerah perkotaan), dan 13,5% di pedesaan.

Namun survey masyarakat di Bandungan untuk daerah pedesaan ternyata jauh lebih rendah yaitu

sekitar 5,4%.5,6

Dari data Departemen Kesehatan, terdapat peningkatan yang signifikan terhadap jumlah

pasien rawat jalan untuk penyakit sistem muskuloskeletal dan jaringan ikat dari tahun 2007 ke

tahun 2008. Pada tahun 2007, penderita berjumlah 500.640 orang atau 1,79% dari keseluruhan

jumlah pasien rawat jalan, sedangkan di tahun 2008 berjumlah 175.132 orang atau 2,98%.7

Data dari Puskesmas Joglo I, Kecamatan Kembangan dari bulan Februari 2009 sampai

Februari 2010 tercatat sebanyak 1500 penderita rawat jalan penyakit sistem muskuloskeletal dan

jaringan ikat (peringkat 3 dari sepuluh penyakit terbanyak), dan sekitar 30% dari jumlah tersebut

menderita osteoartritis.

Karena masih tingginya angka kejadian osteoartritis di wilayah Puskesmas Joglo I, dan

sebagian besar dari mereka mempunyai berat badan berlebih, sehingga penelitian ini dilakukan

untuk mengetahui perbedaan antara berat badan berlebih dengan berat badan normal dan

osteoartritis.
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 14 Juni 2010 – 9 Juli 2010 2
Perbedan Antara Berat Badan Berlebih dengan Berat Badan Normal terhadap Osteoartritis
Pada Pasien Usia Minimal 45 tahun di Puskesmas Kelurahan Joglo 1 Kecamatan Kembangan
Jakarta Barat periode 17 Juni 2010 – 2 Juli 2010

I. 2. Perumusan masalah

I.2.1. Pernyataan masalah

Tingginya angka kejadian osteoartritis pada pasien pria dan wanita usia minimal 45

tahun di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Joglo I, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat.

I.2.2. Pertanyaan masalah

1. Berapa banyak pasien pria dan wanita usia minimal 45 tahun yang datang ke balai

pengobatan Puskesmas Kelurahan Joglo I yang memiliki berat badan berlebih

(overweight)?

2. Berapa banyak pasien pria dan wanita usia minimal 45 tahun yang datang ke balai

pengobatan Puskesmas Kelurahan Joglo I yang memiliki berat badan berlebih

(overweight) dan menderita osteoartritis ?

3. Adakah hubungan antara berat badan berlebih (overweight) dengan osteoartritis di

Puskesmas Kelurahan Joglo I?

I.3. Tujuan

I.3.1. Tujuan umum

Diturunkannya angka kejadian osteoartritis pada pasien pria dan wanita usia minimal 45

tahun di wilayah kerja Puskemas Kelurahan Joglo I.

I.3.2. Tujuan khusus

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 14 Juni 2010 – 9 Juli 2010 3
Perbedan Antara Berat Badan Berlebih dengan Berat Badan Normal terhadap Osteoartritis
Pada Pasien Usia Minimal 45 tahun di Puskesmas Kelurahan Joglo 1 Kecamatan Kembangan
Jakarta Barat periode 17 Juni 2010 – 2 Juli 2010

1. Diketahui jumlah pasien pria dan wanita usia minimal 45 tahun yang datang ke balai

pengobatan di Puskesmas Kelurahan Joglo I yang memiliki berat badan berlebih

(overweight).

2. Diketahui jumlah pasien pria dan wanita usia minimal 45 tahun yang datang ke balai

pengobatan Puskesmas Kelurahan Joglo I yang memiliki berat badan berlebih

(overweight) dan menderita osteoartritis.

3. Diketahui hubungan antara berat badan berlebih (overweight) dengan osteoartritis di

Puskesmas Kelurahan Joglo I.

1.4. Manfaat penelitian

Manfaat penelitian bagi responden :

Responden dapat mengetahui pengaruh berat badan berlebih terhadap osteoartritis.

Manfaat bagi puskesmas :

Sebagai kumpulan data dan bahan bagi Puskesmas untuk program pembinaan atau

penyuluhan tentang osteoartritis bagi para penderita di wilayah kerjanya.

Manfaat penelitian bagi peneliti :

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 14 Juni 2010 – 9 Juli 2010 4
Perbedan Antara Berat Badan Berlebih dengan Berat Badan Normal terhadap Osteoartritis
Pada Pasien Usia Minimal 45 tahun di Puskesmas Kelurahan Joglo 1 Kecamatan Kembangan
Jakarta Barat periode 17 Juni 2010 – 2 Juli 2010

- Mendapatkan pengetahuan dan pengalaman dalam melaksanakan penelitian kesehatan

masyarakat.

- Memperkaya wawasan dalam bidang kesehatan masyarakat pada umumnya terutama

yang berkaitan dengan osteoartritis.

- Hasil penelitian dapat dijadikan bahan atau acuan dalam penelitian selanjutnya.

- Dapat lebih mengerti dan menguasai tentang masalah osteoartritis dengan faktor resiko

pada penderita overweight dan berguna untuk mengaplikasikannya untuk diri sendiri dan

masyarakat luas.

BAB II
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 14 Juni 2010 – 9 Juli 2010 5
Perbedan Antara Berat Badan Berlebih dengan Berat Badan Normal terhadap Osteoartritis
Pada Pasien Usia Minimal 45 tahun di Puskesmas Kelurahan Joglo 1 Kecamatan Kembangan
Jakarta Barat periode 17 Juni 2010 – 2 Juli 2010

TINJAUAN PUSTAKA

II. 1. Osteoartritis

II. 1. 1. Definisi

Osteoartritis atau penyakit sendi degeneratif merupakan suatu penyakit yang

mengakibatkan kerusakan yang tidak hanya mengenai tulang rawan sendi namun juga mengenai

seluruh sendi, termasuk tulang subkondral, ligamentum, kapsul dan jaringan sinovial serta

jaringan ikat periartikular, yang berkembangnya secara lambat, menahun yang ditandai dengan

adanya kemunduran pada tulang rawan sendi yang dapat menyebabkan nyeri sendi.7,8

II. 1. 2. Patogenesis

Berdasarkan patogenesisnya osteoartritis dibedakan menjadi dua yaitu osteoartritis primer

dan osteoartritis sekunder. Osteoartritis primer disebut juga osteoartritis idiopatik yaitu

osteoartritis yang kausanya tidak diketahui dan tidak ada hubungannya dengan penyakit sistemik

maupun proses perubahan lokal pada sendi. Osteoartritis sekunder adalah osteoartritis yang

didasari oleh adanya penyakit endokrin, inflamasi, metabolik, pertumbuhan, herediter, jejas

mikro dan makro serta imobilisasi yang terlalu lama. Osteoartritis primer lebih sering ditemukan

dibanding osteoartritis sekunder.8

Osteoartritis terjadi sebagai hasil kombinasi antara degradasi rawan sendi, remodelling

tulang dan inflamasi cairan sendi. Osteoartritis merupakan penyakit gangguan homeostasis dari

metabolisme kartilago dengan kerusakan struktur proteoglikan kartilago yang penyebabnya

belum jelas diketahui. Kondrosit gagal untuk mempertahankan keseimbangan normal antara

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 14 Juni 2010 – 9 Juli 2010 6
Perbedan Antara Berat Badan Berlebih dengan Berat Badan Normal terhadap Osteoartritis
Pada Pasien Usia Minimal 45 tahun di Puskesmas Kelurahan Joglo 1 Kecamatan Kembangan
Jakarta Barat periode 17 Juni 2010 – 2 Juli 2010

sintesis dan degradasi matriks sehingga terjadi edema di subkondral dan timbul hipertrofi tulang

rawan atau osteofit dan akhirnya reaksi radang sinovial. Telah diketahui bahwa kondrosit

artikular yang avaskular merupakan satu-satunya sel yang ada di sendi dan mempunyai kapasitas

untuk mensintesis, mengorganisasi dan mengatur komposisi matrik sekitarnya secara baik dan

efisien.7,8

Peningkatan degradasi kolagen akan mengubah keseimbangan metabolisme rawan sendi.

Kelebihan produk hasil degradasi matriks rawan sendi ini cenderung berakumulasi di sendi dan

menghambat fungsi rawan sendi serta mengawali suatu respon imun yang menyebabkan

inflamasi sendi. Rata-rata perbandingan antara sintesis dan pemecahan matriks rawan sendi pada

pasien osteoartritis kenyataannya lebih rendah dibanding normal yaitu 0,29 dibanding 1.8

Pada rawan sendi juga terjadi proses peningkatan aktivitas fibrinogenik dan penurunan

aktivitas fibrinolitik. Proses ini menyebabkan terjadinya penumpukan trombus dan kompleks

lipid pada pembuluh darah subkondral yang menyebabkan terjadinya iskemia dan nekrosis

jaringan subkondral tersebut. Ini mengakibatkan dilepaskannya mediator kimiawi seperti

prostaglandin dan interleukin yang selanjutnya menimbulkan bone angina lewat subkondral yang

diketahui mengandung ujung saraf sensibel yang dapat menghantarkan rasa sakit.7,8

Penyebab rasa sakit dapat juga akibat dari dilepaskannya mediator kimiawi seperti kinin

dan prostaglandin yang menyebabkan radang sendi, peregangan tendo atau ligamentum serta

spasmus otot-otot ekstra artikuler serta akibat kerja yang berlebihan.8

Perubahan-perubahan yang terjadi :7,8

a. Kerusakan tulang rawan sendi

Dalam keadaan normal matrix tulang rawan berisi lebih kurang 80% air, 3,6%

proteoglikan, 15% kolagen dan sisanya mineral dan zat-zat organik lain serta
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 14 Juni 2010 – 9 Juli 2010 7
Perbedan Antara Berat Badan Berlebih dengan Berat Badan Normal terhadap Osteoartritis
Pada Pasien Usia Minimal 45 tahun di Puskesmas Kelurahan Joglo 1 Kecamatan Kembangan
Jakarta Barat periode 17 Juni 2010 – 2 Juli 2010

kondrosit yang berfungsi membentuk kolagen dan proteoglikan. Kadar kolagen dan

proteoglikan ini yang menentukan agar matrix tulang rawan berfungsi baik yaitu

sebagai penahan beban dan peredam kejut.

Berikut ini adalah tahap-tahap terjadinya kerusakan pada tulang rawan :

• Pada tahap awal kerusakan tulang rawan, terjadi penurunan kadar

proteoglikan sedangkan kadar kolagen masih normal. Hal ini terjadi karena

proses destruksi melebihi proses produksinya sehingga permukaan tulang

rawan menjadi lunak secara lokal. Juga kadar air menurun sehingga warna

matrix menjadi kekuningan dan timbul retakan dan mulai terbentuk celah.

• Tahap kedua, celah semakin dalam tetapi belum sampai ke perbatasan daerah

subkondral. Jumlah sel rawan mulai menurun, begitu juga kadar kolagen.

• Tahap ketiga, celah semakin dalam sampai ke daerah subkondral. Kista dapat

menjadi sangat besar dan pecah sehingga permukaannya menjadi tidak teratur.

• Tahap keempat, serpihan rawan sendi yang terapung dalam cairan sendi akan

difagosit oleh sel-sel membran sinovia dan terjadilah reaksi radang. Sementara

itu kondrosit mati, proteoglikan dan kolagen tidak diproduksi lagi.

b. Pembentukan osteofit

Ada beberapa hipotesis mengenai pembentukan osteofit :

1) Akibat proliferasi pembuluh darah di tempat rawan sendi berdegenerasi.

2) Akibat kongesti vena yang disebabkan perubahan sinusoid sumsum yang tertekan

oleh kista subkondral.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 14 Juni 2010 – 9 Juli 2010 8
Perbedan Antara Berat Badan Berlebih dengan Berat Badan Normal terhadap Osteoartritis
Pada Pasien Usia Minimal 45 tahun di Puskesmas Kelurahan Joglo 1 Kecamatan Kembangan
Jakarta Barat periode 17 Juni 2010 – 2 Juli 2010

3) Akibat rangsangan serpihan rawan sendi, maka akan timbul sinovitis sehingga

tumbuh osteofit pada tepi sendi, pada perlekatan ligamen atau tendon dengan

tulang. Tulang rawan tumbuh terlalu banyak, tapi pada akhirnya akan menipis dan

membentuk retakan-retakan di permukaan. Tulang juga mengalami pertumbuhan

berlebihan di pinggiran sendi dan menyebabkan benjolan (osteofit) yang bisa

dilihat dan dirasakan. Benjolan itu akan mempengaruhi fungsi sendi yang normal

dan akhirnya menyebabkan nyeri.

II. 1. 3. Gejala klinis

II. 1. 3. 1. Manifestasi klinis 7,8

• Nyeri sendi

Keluhan ini merupakan keluhan utama yang seringkali membawa pasien ke dokter

(meskipun mungkin sebelumnya sendi sudah kaku dan berubah bentuknya). Nyeri

biasanya bertambah dengan gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa

gerakan tertentu kadang-kadang menimbulkan rasa nyeri yang lebih dibanding gerakan

yang lain. Nyeri pada osteoartritis juga dapat berupa penjalaran atau akibat radikulopati,

misalnya pada osteoartritis servikal dan lumbal. Osteoartritis yang menimbulkan stenosis

spinal mungkin menimbulkan keluhan di betis, yang biasa disebut dengan claudicatio

intermitten.

• Hambatan gerak sendi

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 14 Juni 2010 – 9 Juli 2010 9
Perbedan Antara Berat Badan Berlebih dengan Berat Badan Normal terhadap Osteoartritis
Pada Pasien Usia Minimal 45 tahun di Puskesmas Kelurahan Joglo 1 Kecamatan Kembangan
Jakarta Barat periode 17 Juni 2010 – 2 Juli 2010

Gangguan ini biasanya semakin bertambah berat dengan pelan-pelan sejalan dengan

bertambahnya rasa nyeri.

• Kaku pagi

Pada beberapa pasien nyeri atau kaku sendi dapat timbul setelah imobilitas, seperti duduk

di kursi atau mobil dalam waktu yang cukup lama atau bahkan setelah bangun tidur pagi

hari (<1 jam). Fenomena gelling (kekakuan setelah sendi diistirahatkan beberapa waktu)

kadang juga menyertai.

• Krepitasi

Rasa gemeretak (kadang-kadang dapat terdengar) pada sendi yang sakit.

• Pembesaran sendi (deformitas)

Pasien mungkin menunjukkan bahwa salah satu sendinya (seringkali terlihat di lutut atau

tangan) secara pelan-pelan membesar.

• Perubahan gaya berjalan

Gejala ini juga merupakan gejala yang menyusahkan pasien. Hampir semua pasien

osteoartritis pergelangan kaki, tumit, lutut atau panggul berkembang menjadi pincang.

Gangguan berjalan dan gangguan fungsi sendi yang lain merupakan ancaman yang besar

untuk kemandirian pasien osteoartritis yang umumnya tua.

II. 1. 3. 2. Pemeriksaan fisik7,8

• Hambatan gerak

Perubahan ini seringkali sudah ada meskipun pada osteoartritis yang masih dini (secara

radiologis). Biasanya bertambah berat dengan semakin beratnya penyakit, sampai sendi

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 14 Juni 2010 – 9 Juli 2010 10
Perbedan Antara Berat Badan Berlebih dengan Berat Badan Normal terhadap Osteoartritis
Pada Pasien Usia Minimal 45 tahun di Puskesmas Kelurahan Joglo 1 Kecamatan Kembangan
Jakarta Barat periode 17 Juni 2010 – 2 Juli 2010

hanya bisa digoyangkan dan menjadi kontraktur. Hambatan gerak dapat konsentris

(seluruh arah gerakan) maupun eksentris (salah satu arah gerakan saja).

• Krepitasi

Gejala ini lebih berarti untuk pemeriksaan klinis osteoartritis lutut. Pada awalnya hanya

berupa perasaan akan adanya sesuatu yang patah atau remuk oleh pasien atau dokter yang

memeriksa. Dengan bertambah beratnya penyakit, krepitasi dapat terdengar sampai jarak

tertentu. Gejala ini mungkin timbul karena gesekan kedua permukaan tulang sendi pada

saat sendi digerakkan atau secara pasif dimanipulasi.

• Pembengkakan sendi

Pembengkakan sendi pada osteoartritis dapat timbul karena efusi pada sendi yang

biasanya tidak banyak (<100cc). sebab lain karena adanya osteofit, yang dapat mengubah

permukaan sendi.

• Tanda-tanda peradangan

Tanda-tanda adanya peradangan pada sendi (nyeri tekan, gangguan gerak, rasa hangat

yang merata dan warna kemerahan) mungkin dijumpai pada osteoartritis karena adanya

sinovitis. Biasanya tanda-tanda ini tidak menonjol dan timbul belakangan, seringkali

dijumpai di lutut, pergelangan kaki dan sendi-sendi kecil tangan dan kaki.

• Perubahan bentuk (deformitas) sendi yang permanen

Perubahan ini dapat timbul karena kontraktur sendi yang lama, perubahan permukaan

sendi, berbagai kecacatan dan gaya berdiri dan perubahan pada tulang dan permukaan

sendi.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 14 Juni 2010 – 9 Juli 2010 11
Perbedan Antara Berat Badan Berlebih dengan Berat Badan Normal terhadap Osteoartritis
Pada Pasien Usia Minimal 45 tahun di Puskesmas Kelurahan Joglo 1 Kecamatan Kembangan
Jakarta Barat periode 17 Juni 2010 – 2 Juli 2010

• Perubahan gaya berjalan

Keadaan ini hampir selalu berhubungan dengan nyeri karena menjadi tumpuan berat

badan. Terutama dijumpai pada osteoartritis lutut, sendi paha dan osteoartritis tulang

belakang dengan stenosis spinal. Pada sendi-sendi lain, seperti tangan bahu, siku dan

pergelangan tangan, osteoartritis juga menimbulkan gangguan fungsi.

II. 1. 3. 3. Pemeriksaan diagnostik7,8

Diagnosis osteoartritis biasanya didasarkan pada gambaran klinis dan radiografis.

• Radiografi sendi yang terkena

Gambaran radiografi sendi yang menyokong diagnosis osteoartritis ialah :

 Penyempitan celah sendi yang seringkali asimetris (lebih berat pada bagian yang

menanggung beban)

 Peningkatan densitas (sklerosis) tulang subkondral

 Kista tulang

 Osteofit pada pinggir sendi

 Perubahan struktur anatomi sendi

• Pemeriksaan laboratorium

Hasil pemeriksaan laboratorium pada osteoartritis biasanya tak banyak berguna.

a. Darah tepi (hemoglobin, leukosit, laju endap darah) dalam batas normal, kecuali

osteoartritis generalisata yang harus dibedakan dengan artritis peradangan.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 14 Juni 2010 – 9 Juli 2010 12
Perbedan Antara Berat Badan Berlebih dengan Berat Badan Normal terhadap Osteoartritis
Pada Pasien Usia Minimal 45 tahun di Puskesmas Kelurahan Joglo 1 Kecamatan Kembangan
Jakarta Barat periode 17 Juni 2010 – 2 Juli 2010

b. Pemeriksaan imunologi ANA (Antinuclear Antibodi), Rheumatoid Factor dan

komplemen juga normal.

c. Pada osteoartritis yang disertai peradangan, mungkin didapatkan penurunan

viskositas, pleositosis ringan sampai sedang, peningkatan ringan sel peradangan

(<8000/m) dan peningkatan protein.

• Petanda (marker)

Petanda-petanda biokimiawi tersebut termasuk kadar keratin sulfat dalam darah, fragmen

kolagen II, fibronektin, antibodi untuk kolagen tipe I dan II, cairan sinovial, interleukin 1

dan 2 serta ekskresi piridinolin urin.

II. 2. Faktor–faktor resiko osteoartritis

Berat badan berlebih, faktor genetik dan jenis kelamin adalah faktor resiko utama yang

paling penting.8

II. 2. 1. Berat badan berlebih

Pada penelitian Framingham didapatkan hubungan yang kuat antara berat badan berlebih

dan osteoartritis sendi lutut, terutama pada wanita. Pada penelitian Cushnagan ternyata sebagian

besar pasien osteoartritis mempunyai berat rata-rata di atas normal.9 Pada penelitian di

Skotlandia ditemukan prevalensi terjadinya osteoartritis adalah dua kali pada orang dengan berat

badan berlebih, dan dikatakan juga bahwa waktu yang dibutuhkan untuk terjadinya osteoartritis

pada orang dengan berat badan berlebih adalah 10-11 tahun.10 Pada penelitian HANES I, ternyata

didapatkan pula hubungan yang erat antara berat badan dengan osteoartritis sendi lutut. Maquet

berusaha menjelaskan secara biomekanika beban yang diterima lutut pada berat badan berlebih.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 14 Juni 2010 – 9 Juli 2010 13
Perbedan Antara Berat Badan Berlebih dengan Berat Badan Normal terhadap Osteoartritis
Pada Pasien Usia Minimal 45 tahun di Puskesmas Kelurahan Joglo 1 Kecamatan Kembangan
Jakarta Barat periode 17 Juni 2010 – 2 Juli 2010

Pada keadaan normal, gaya berat badan akan melalui medial sendi lutut dan akan diimbangi oleh

otot-otot paha bagian lateral sehingga resultannya akan jatuh pada bagian sentral sendi lutut.

Pada keadaan berat badan berlebih, resultan gaya tersebut akan bergeser ke medial sehingga

beban yang diterima sendi lutut tidak seimbang. Pada keadaan yang berat dapat timbul

perubahan bentuk sendi menjadi varus yang akan makin menggeser resultan gaya tersebut ke

medial.9

Berat badan yang berlebih dapat meningkatkan tekanan mekanik pada sendi penahan

beban tubuh, dan lebih sering menyebabkan osteoartritis lutut. Berat badan berlebih ternyata

tidak hanya berkaitan dengan osteoartritis pada sendi yang menanggung beban, tetapi juga

dengan osteoartritis sendi lain, diduga terdapat faktor lain (metabolik) yang berperan pada

timbulnya kaitan tersebut.11

Efek beban berat pada kartilago sendi menjelaskan terjadinya peningkatan resiko

osteoartritis, terutama osteoartritis pada lutut, pada orang dengan berat badan berlebih. Terdapat

penemuan terbaru mengenai adanya mekanoreseptor pada permukaan kondrosit, yang mana

sensitif terhadap tekanan dan juga menghubungkan lingkungan ekstraselular ke signal

intraselular. Selain penelitian yang telah dibicarakan di atas, terdapat pula suatu penelitian

eksperimental yang diketahui bahwa pada kondisi berat badan berlebih dapat menimbulkan

inhibisi pembentukan matrix serta degradasi kartilago, sehingga dapat dispekulasikan bahwa

berat badan berlebih dapat menyebabkan kerusakan kartilago melalui aktivasi dari

mekanoreseptor.7

Untuk mengetahui apakah berat badan seseorang berlebih atau tidak dapat dilihat berapa

nilai BMI (Body Mass Index) orang tersebut menurut WHO dan yang digunakan juga pada

negara Jepang. Nilai BMI dihitung dengan rumus berat badan dalam satuan kilogram dibagi
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 14 Juni 2010 – 9 Juli 2010 14
Perbedan Antara Berat Badan Berlebih dengan Berat Badan Normal terhadap Osteoartritis
Pada Pasien Usia Minimal 45 tahun di Puskesmas Kelurahan Joglo 1 Kecamatan Kembangan
Jakarta Barat periode 17 Juni 2010 – 2 Juli 2010

dengan tinggi badan dalam satuan meter dan sudah dikuadratkan. Berat badan dikatakan normal

jika nilainya 18,5-22,9 dan berat badan berlebih jika nilainya 23-24,9 serta obesitas jika nilainya

>25.12

II. 2. 2. Usia dan jenis kelamin

Prevalensi, dan beratnya osteoartritis semakin meningkat dengan bertambahnya umur.

Hal ini disebabkan karena adanya hubungan antara umur dengan penurunan kekuatan kolagen

dan proteoglikan pada kartilago sendi. Selain perubahan pada rantai proteoglikan dan kandungan

air pada rawan sendi, ternyata perubahan pada pembuluh darah sendi akan mengurangi aliran

darah ke sendi yang bersangkutan sehingga akan mempengaruhi proses perbaikan sendi bila

terjadi kerusakan. Insiden osteoartritis meningkat pada wanita berumur lebih dari 45 tahun.

Sebelum umur 50 tahun, osteoartritis lebih banyak pada laki–laki daripada wanita, namun setelah

umur 50 tahun, wanita lebih banyak terkena, terutama pada lengan, kaki dan lutut.9,11

II. 2. 3. Genetik

Faktor herediter juga berperan pada timbulnya osteoartritis misalnya pada ibu dari

seorang wanita dengan osteoartritis pada sendi-sendi interfalang distal terdapat dua kali lebih

sering osteoartritis pada sendi-sendi tersebut, dan anak-anaknya perempuan cenderung

mempunyai tiga kali lebih sering daripada ibu dan anak perempuan dari wanita tanpa

osteoartritis tersebut. Adanya mutasi dalam gen prokolagen II atau gen-gen struktural lain untuk

unsur-unsur tulang rawan sendi seperti kolagen tipe IX dan XII, protein pengikat atau

proteoglikan dikatakan berperan dalam timbulnya kecenderungan familial pada osteoartritis

tertentu (terutama osteoartritis pada banyak sendi).8

II. 2. 4. Cedera sendi (trauma), pekerjaan dan olahraga

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 14 Juni 2010 – 9 Juli 2010 15
Perbedan Antara Berat Badan Berlebih dengan Berat Badan Normal terhadap Osteoartritis
Pada Pasien Usia Minimal 45 tahun di Puskesmas Kelurahan Joglo 1 Kecamatan Kembangan
Jakarta Barat periode 17 Juni 2010 – 2 Juli 2010

Trauma berat pada sendi merupakan penyebab osteoartritis. Pekerjaan berat maupun

dengan pemakaian satu sendi yang membutuhkan gerakan yang terus menerus dapat

menyebabkan kelelahan otot sehingga meningkatkan resiko terjadinya osteoartritis. Pekerjaan

yang mengharuskan untuk jongkok atau mengangkat beban berat juga berhubungan dengan

tingginya angka osteoarthritis pada ekstremitas bawah. Demikian juga cedera sendi dan olahraga

yang sering menimbulkan cedera sendi berkaitan resiko osteoartritis yang lebih tinggi.7

II. 2. 5. Menopause

Hormon estrogen yang berfungsi mempertahankan masa tulang, pada periode

pascamenopause mengalami disfungsi. Sementara penyakit nyeri sendi, atau sering disebut

dengan osteoartritis, terjadi karena berkurangnya kekuatan tulang rawan sendi. Akibatnya,

kemampuannya sebagai penyangga atau penopang ikut melemah. Punggung, leher, lutut,

pinggul, dan pinggang adalah tempat-tempat di mana osteoartritis muncul.13

Metabolisme estrogen secara spesifik konfersi dari estrone menjadi estradiol telah

diobservasi dalam jaringan kartilago pasien osteoartritis. Dari hasil tersebut, peneliti sudah

menyimpulkan bahwa estradiol mengantarai kerusakan jaringan kartilago pada osteoartritis.14

II. 3. Kerangka teori


Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Riwayat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 14 Juni 2010 – 9 Juli 2010 16
Jenis kelamin osteoartritis
perempuan dalam keluarga
Perbedan Antara Berat Badan Berlebih dengan Berat Badan Normal terhadap Osteoartritis
Pada Pasien Usia Minimal 45 tahun di Puskesmas Kelurahan Joglo 1 Kecamatan Kembangan
Jakarta Barat periode 17 Juni 2010 – 2 Juli 2010

Usia tua Cedera sendi

Osteoartriti
s

Pekerjaan berat Menopause Berat badan Olahraga berat


berlebih

BAB III

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 14 Juni 2010 – 9 Juli 2010 17
Perbedan Antara Berat Badan Berlebih dengan Berat Badan Normal terhadap Osteoartritis
Pada Pasien Usia Minimal 45 tahun di Puskesmas Kelurahan Joglo 1 Kecamatan Kembangan
Jakarta Barat periode 17 Juni 2010 – 2 Juli 2010

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

III.1. Kerangka konsep

Dari beberapa faktor resiko yang menyebabkan osteoartritis, penulis memilih untuk

meneliti perbedaan antara berat badan berlebih dan berat badan normal dengan osteoartritis

karena sebagian besar dari pasien osteoartritis di wilayah Puskesmas Joglo I mempunyai postur

tubuh yang besar atau mempunyai berat badan berlebih.

Skema hubungan antara obesitas dan osteoartritis.

Faktor Independen Faktor Dependen

Berat badan
Osteoartritis
berlebih
III.2. Hipotesis alternatif

Ada perbedaan yang bermakna antara berat badan berlebih dan berat badan normal

terhadap osteoartritis.

III.3. Definisi operasional

III.3. 1. Osteoartritis

• Definisi variabel : Responden dinyatakan menderita osteoartritis bila mengeluh nyeri

pada persendian, kaku pagi hari, perubahan gaya berjalan, krepitasi, tanda–tanda

peradangan.

• Cara ukur : Wawancara, pemeriksaan fisik.

• Alat ukur : Kuesioner.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 14 Juni 2010 – 9 Juli 2010 18
Perbedan Antara Berat Badan Berlebih dengan Berat Badan Normal terhadap Osteoartritis
Pada Pasien Usia Minimal 45 tahun di Puskesmas Kelurahan Joglo 1 Kecamatan Kembangan
Jakarta Barat periode 17 Juni 2010 – 2 Juli 2010

• Hasil ukur : 0 Responden yang tidak mengeluh nyeri pada persendian (tidak

osteoartritis).

1 Responden yang mengeluh nyeri pada persendian, dari

pemeriksaan fisik ditemukan adanya tanda osteoartritis dan atau dari

rekam medis didiagnosa osteoartritis. (osteoartritis).

• Skala ukur : Data kategorik skala nominal.

III.3. 2. Berat badan

• Definisi variabel : Batasan yang dipakai untuk membedakan berat badan berlebih dan

tidak adalah dari indeks massa tubuh pasien (IMT), yaitu IMT ≥ 23

kg/m2, dan 18,5 – 22,9 kg/m2.

• Cara ukur : Pengukuran tinggi dan berat badan.

• Alat ukur : Timbangan dan alat ukur tinggi badan.

• Hasil ukur :0 Responden dengan IMT 18,5 – 22,9 kg/m2 (normal).

1 Responden dengan IMT ≥ 23 kg/m2 (berat badan berlebih).

• Skala ukur : Data kategorik skala nominal.

BAB IV

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 14 Juni 2010 – 9 Juli 2010 19
Perbedan Antara Berat Badan Berlebih dengan Berat Badan Normal terhadap Osteoartritis
Pada Pasien Usia Minimal 45 tahun di Puskesmas Kelurahan Joglo 1 Kecamatan Kembangan
Jakarta Barat periode 17 Juni 2010 – 2 Juli 2010

METODOLOGI PENELITIAN

IV. 1. Desain penelitian dan variabel

Jenis penelitian yang dilakukan bersifat analitik cross- sectional dimana sebagai variabel

terikat (dependent) adalah osteoartritis dan sebagai variabel bebas (independent) adalah berat

badan berlebih (IMT ≥ 23 kg/m2).

IV. 2. Lokasi & waktu

Penelitian dilakukan di balai pengobatan umum Puskesmas Kelurahan Joglo I Jakarta

Barat selama 8 hari, yaitu pada tanggal 17 Juni 2010 sampai dengan 5 Juli 2010.

IV. 3. Populasi penelitian

Pasien yang berusia 45 tahun keatas yang datang berobat ke balai pengobatan umum

Puskesmas Kelurahan Joglo 1 selama periode penelitian.

IV. 3. 1. Kriteria inklusi

Pasien pria dan wanita yang berusia minimal 45 tahun yang berkunjung ke balai

pengobatan umum Puskesmas Kelurahan Joglo 1 selama masa penelitian dan bersedia di

wawancarai dengan kuesioner yang telah dibuat dengan IMT ≥ 18,5 kg/m2.

IV. 4. Sampel

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 14 Juni 2010 – 9 Juli 2010 20
Perbedan Antara Berat Badan Berlebih dengan Berat Badan Normal terhadap Osteoartritis
Pada Pasien Usia Minimal 45 tahun di Puskesmas Kelurahan Joglo 1 Kecamatan Kembangan
Jakarta Barat periode 17 Juni 2010 – 2 Juli 2010

Yang digunakan sebagai sampel adalah semua pasien pria dan wanita yang berusia

minimal 45 tahun yang berkunjung ke balai pengobatan umum Puskesmas Kelurahan

Joglo 1 pada selama masa penelitian, bersedia di wawancarai dengan kuesioner yang

telah dibuat, dan dengan IMT ≥ 18,5 kg/m2.

IV. 4. 1. Perhitungan jumlah sampel

Untuk uji hipotesis terhadap 2 proporsi diperlukan 4 informasi :

 Proporsi efek standar P1 : Berat badan berlebih dan menderita osteoartritis = 0,5

(merupakan asumsi peneliti).

 Proporsi efek yang diteliti P2 : Berat badan normal dan menderita osteoartritis =

0,60 (didapat dari P1 + 20% P1).

 Deviat baku normal untuk Zα = 1,96 untuk 95% Confidence interval.

 Deviat baku normal untuk Zβ = 0,842.

Rumus yang digunakan :

( zα√ 2PQ + zβ √ P1Q1 + P2Q2)2


n1 = n2 =
(P1 – P2 )2

P1+P2
P =
2

Q = 1–P

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 14 Juni 2010 – 9 Juli 2010 21
Perbedan Antara Berat Badan Berlebih dengan Berat Badan Normal terhadap Osteoartritis
Pada Pasien Usia Minimal 45 tahun di Puskesmas Kelurahan Joglo 1 Kecamatan Kembangan
Jakarta Barat periode 17 Juni 2010 – 2 Juli 2010

Peneliti ingin mengetahui apakah ada hubungan antara berat badan berlebih

dengan osteoartritis. Proporsi efek standar P1 (berat badan berlebih dan menderita

osteoartritis = 0,50) serta proporsi efek yang diteliti P2 (berat badan normal dan menderita

osteoartritis = 0,60).

P1 + P2
P =
2

0,50 + 0,60
P =
2

P = 0,55

Q=1–P Q1 = 1 – P1 Q2 = 1 – P2

= 1 – 0,55 = 1 – 0,50 = 1 – 0,60

= 0,45 = 0,50 = 0,40

Bila tingkat kemaknaan α = 5% maka Zα = 1,96 dan bila tingkat kemaknaan β =

20% maka Zβ = 0,842, maka jumlah sampel yang dibutuhkan :

( zα√ 2PQ + zβ √ P1Q1 + P2Q2)2


n1 = n2 =
(P1 – P2 )2

( 1,96√ 2(0,55 x 0,45) + 0,842 √ (0,50 x 0,50) + (0,60 x 0,40))2


n1 = n2 =
(0,50 – 0,60)2

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 14 Juni 2010 – 9 Juli 2010 22
2
( 1,96√ 0,495 + 0,842 √ 0,49 )
n1 = n2 =
(-0,1)2
Perbedan Antara Berat Badan Berlebih dengan Berat Badan Normal terhadap Osteoartritis
Pada Pasien Usia Minimal 45 tahun di Puskesmas Kelurahan Joglo 1 Kecamatan Kembangan
Jakarta Barat periode 17 Juni 2010 – 2 Juli 2010

( 1,38 + 0,59 )2
n1 = n2 =
0,01

3,88
n1 = n2 =
0,01

n1 = n2 = 388

Jumlah sampel yang dibutuhkan = n1 + n2 = 388 + 338 = 776 responden.

IV. 4. 2. Teknik pengambilan sampel

Seluruh pasien pria dan wanita usia 45 tahun ke atas yang datang berobat ke Puskesmas

dari tanggal 17 Juni 2010 sampai dengan 5 Juli 2010, diambil dengan metode consecutive non-

random sampling.

IV. 5. Tata cara pengumpulan data

Penelitian dilakukan setelah mendapat ijin dari responden dan Kepala Puskesmas

Kelurahan Joglo 1.

Penelitian dilakukan oleh 3 orang peneliti. Peneliti A bertanya kepada semua pasien pria

dan wanita yang datang ke balai pengobatan Puskesmas Kelurahan Joglo 1 selama masa

penelitian, berapa usianya. Jika pasien berusia minimal 45 tahun, ditanyakan juga ketersediaanya

dalam mengikuti penelitian yang diadakan.

Jika pasien bersedia, peneliti B juga menanyakan keluhan nyeri pada sendi-sendi terutama

pada pagi hari dan melakukan pemeriksaan fisik apakah ada nyeri tekan pada lutut dan kaki.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 14 Juni 2010 – 9 Juli 2010 23
Perbedan Antara Berat Badan Berlebih dengan Berat Badan Normal terhadap Osteoartritis
Pada Pasien Usia Minimal 45 tahun di Puskesmas Kelurahan Joglo 1 Kecamatan Kembangan
Jakarta Barat periode 17 Juni 2010 – 2 Juli 2010

Kemudian setiap pasien tersebut dilakukan pengukuran terhadap tinggi dan berat badan.

Selanjutnya ditanyakan faktor-faktor resiko lain seperti olahraga, riwayat cedera dan status

menopause (khusus pasien wanita). Semua ini dilakukan oleh peneliti C.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 14 Juni 2010 – 9 Juli 2010 24
Perbedan Antara Berat Badan Berlebih dengan Berat Badan Normal terhadap Osteoartritis
Pada Pasien Usia Minimal 45 tahun di Puskesmas Kelurahan Joglo 1 Kecamatan Kembangan
Jakarta Barat periode 17 Juni 2010 – 2 Juli 2010

Gamb
Pasien datang ke balai pengobatan Usia < 45 tahun
umum.
Tidak
Diikut-
sertaka
Usia minimal 45 tahun n
sebagai
sampel

Ditanyakan kesediaannya
Tidak bersedia
mengikuti penelitian oleh
peneliti A

Bersedia

Pengukuran tinggi dan berat badan


Osteoartritis

Ya Tidak IMT Berlebih IMT Normal

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 14 Juni 2010 – 9 Juli 2010 25
Perbedan Antara Berat Badan Berlebih dengan Berat Badan Normal terhadap Osteoartritis
Pada Pasien Usia Minimal 45 tahun di Puskesmas Kelurahan Joglo 1 Kecamatan Kembangan
Jakarta Barat periode 17 Juni 2010 – 2 Juli 2010

ar IV.6. Alur pengumpulan data

IV. 6. Instrumen pengumpulan data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Kuesioner

2. Alat pengukur tinggi badan

3. Timbangan berat badan

IV.7. Teknik dan analisis data

Data yang diperoleh diolah kemudian disajikan secara tekstular dan tabular.

IV.7.1. Analisis asosiasi statistik

Analisis asosiasi statistik yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan cara logistic

regression model dengan menggunakan software SPSS versi 18. Kemaknaan hubungan antara

kedua variabel dinilai dari p value.

• p < 0,05 : Ho ditolak artinya terdapat korelasi yang bermakna antara 2 variabel yang diuji.

• p ≥ 0,05: Ho diterima artinya tidak terdapat korelasi yang bermakna antara 2 variabel

yang diuji.

IV.7.2. Analisis asosiasi epidemiologi

Analisis asosiasi epidemiologi diperoleh dengan menghitung asosiasi relatif OR (Odds

Ratio).

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 14 Juni 2010 – 9 Juli 2010 26
Perbedan Antara Berat Badan Berlebih dengan Berat Badan Normal terhadap Osteoartritis
Pada Pasien Usia Minimal 45 tahun di Puskesmas Kelurahan Joglo 1 Kecamatan Kembangan
Jakarta Barat periode 17 Juni 2010 – 2 Juli 2010

OR (Odds Ratio) dapat dihitung dengan cara sederhana yakni dengan menggunakan tabel

2 x 2. Dari skema tersebut maka rasio odds dapat dihitung dengan rumus dibawah ini :

axd
OR =
bxc

 a = subyek dengan faktor resiko yang mengalami efek

 b = subyek dengan faktor resiko yang tidak mengalami efek

 c = subyek tanpa faktor resiko yang mengalami efek

 d = subyek tanpa faktor resiko yang tidak mengalami efek

 Jika OR = 1, maka resiko yang terpapar = tidak terpapar

 Jika OR < 1, maka resiko yang terpapar < tidak terpapar (asosiasi negatif/

kemungkinan protektif)

 Jika OR > 1, maka resiko yang terpapar > tidak terpapar (asosiasi positif/

kemungkinan penyebab)

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 14 Juni 2010 – 9 Juli 2010 27
Perbedan Antara Berat Badan Berlebih dengan Berat Badan Normal terhadap Osteoartritis
Pada Pasien Usia Minimal 45 tahun di Puskesmas Kelurahan Joglo 1 Kecamatan Kembangan
Jakarta Barat periode 17 Juni 2010 – 2 Juli 2010

BAB V

HASIL

Dari analisis yang dilakukan berdasarkan hasil pengumpulan data yang didapat dari

pasien yang berobat ke Balai Pengobatan Umum Puskesmas Kelurahan Joglo 1 periode 17 Juni

2010 sampai dengan 5 Juli 2010 diperoleh:

V.1. Univariat

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 292 responden didapatkan 120

responden (41,1%) tidak menderita osteoartritis dan 172 orang (58,9%) menderita osteoartritis.

Nilai rata-rata Indeks Massa Tubuh (IMT) didapatkan sebesar 24,07 kg/m 2, sedangkan rata-rata

umur pasien dengan osteoartritis adalah 56,63 tahun. 35 responden (12%) pernah mengalami

cedera lutut, 27 responden (9,2%) berolahraga berat, dan 49 responden (16,8%) menjalani

pekerjaan berat.

Dari 292 responden didapatkan 95 responden (32,5%) laki-laki dan 197 responden

(67,5%) perempuan, diantara responden perempuan, terdapat 107 responden (54,3%) yang sudah

menopause.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 14 Juni 2010 – 9 Juli 2010 28
Perbedan Antara Berat Badan Berlebih dengan Berat Badan Normal terhadap Osteoartritis
Pada Pasien Usia Minimal 45 tahun di Puskesmas Kelurahan Joglo 1 Kecamatan Kembangan
Jakarta Barat periode 17 Juni 2010 – 2 Juli 2010

Tabel V.1. Distribusi karakteristik 292 pasien berusia minimal 45 tahun di Puskesmas

Kelurahan Joglo 1 pada tanggal 17 Juni sampai dengan 5 Juli 2010.

Karakteristik Jumlah (%) Mean ± SD Median (min,max)


Osteoartritis
Ya 120 (41,1%)
Tidak 172 (58,9%)

IMT (kg/m2) 24,07 ± 2,47 24,03 (19,3)


Umur 56,63 ± 9,63 54,5 (45,9)

Jenis kelamin
Laki-laki 95 (32,5%)
Perempuan 197 (67,5%)

Menopause (pada perempuan)


Ya 107 (54,3%)
Tidak 90 (45,7%)
Cedera
Ya 35 (12,0%)
Tidak 257 (88,0%)
Olahraga
Ringan 265 (90,8%)
Berat 27 (9,2%)
Pekerjaan
Ringan 243 (83,2%)
Berat 49 (16,8%)

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 14 Juni 2010 – 9 Juli 2010 29
Perbedan Antara Berat Badan Berlebih dengan Berat Badan Normal terhadap Osteoartritis
Pada Pasien Usia Minimal 45 tahun di Puskesmas Kelurahan Joglo 1 Kecamatan Kembangan
Jakarta Barat periode 17 Juni 2010 – 2 Juli 2010

V.2. Bivariat

Jumlah responden yang tidak menderita osteoartritis dan memiliki berat badan normal

sebanyak 81 orang (27,7%). Jumlah responden yang menderita osteoartritis dan memiliki berat

badan berlebih sebanyak 104 orang (35,6%). Dari analisis yang dilakukan didapatkan nilai OR

sebesar 5,8, dimana risiko menderita osteoartritis pada mereka dengan berat badan berlebih

sebesar 5,8 kali lebih besar daripada mereka dengan berat badan normal (p value < 0,05).

V.3. Multivariat

Analisis multivariat yang digunakan dalam penelitian ini adalah logistic regression.

Didapatkan hubungan antara berat badan berlebih dengan osteoartritis tetap bermakna setelah

faktor perancu potensial, yaitu umur, jenis kelamin dan menopause dikendalikan. (OR = 5,9,

p value < 0.05).

Pada responden perempuan, dengan mengendalikan variabel umur dan menopause

sebagai faktor confounding, tetap didapatkan hubungan yang bermakna antara berat badan

berlebih dan osteoatritis (OR = 5,02, p value < 0,05).

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 14 Juni 2010 – 9 Juli 2010 30
Perbedan Antara Berat Badan Berlebih dengan Berat Badan Normal terhadap Osteoartritis
Pada Pasien Usia Minimal 45 tahun di Puskesmas Kelurahan Joglo 1 Kecamatan Kembangan
Jakarta Barat periode 17 Juni 2010 – 2 Juli 2010

Tabel V.2. Hubungan antara osteoartritis dengan faktor resiko atau confounding pada

pasien berusia minimal 45 tahun yang berobat di balai pengobatan umum Puskesmas

Kelurahan Joglo 1 pada tanggal 17 Juni 2010 sampai dengan 2 Juli 2010.

Faktor resiko Odds Ratio (OR) p - value


Bivariate

( status IMT dengan osteoartritis) 5.8 0.000


Multivariate

Model I 0.000

IMT 5.9

Potential confounding factor :

- Umur

- Jenis Kelamin

Model II (hanya pada perempuan) 0.002

IMT 5.02

Potential confounding factor :

- Umur

- Menopause

BAB VI
PEMBAHASAN

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 14 Juni 2010 – 9 Juli 2010 31
Perbedan Antara Berat Badan Berlebih dengan Berat Badan Normal terhadap Osteoartritis
Pada Pasien Usia Minimal 45 tahun di Puskesmas Kelurahan Joglo 1 Kecamatan Kembangan
Jakarta Barat periode 17 Juni 2010 – 2 Juli 2010

VI.1. Temuan penelitian

Dari hasil analisis multivariate, dengan mengendalikan faktor usia dan jenis kelamin

ditemukan adanya hubungan yang bermakna antara berat badan berlebih dengan terjadinya

osteoartritis. (OR = 5,9, p-value < 0,05)

Hal ini sesuai dengan teori dimana pada orang dengan berat badan berlebih terjadi

peningkatan tekanan mekanik pada sendi penahan beban tubuh. Resultan gaya berat badan yang

seharusnya jatuh pada bagian sentral sendi – sendi ini bergeser ke medial sehingga beban yang

diterima sendi lutut tidak seimbang dan menimbulkan perubahan bentuk sendi sehingga lebih

sering menyebabkan osteoartritis.9,11

VI.2. Keterbatasan penelitian

VI.2.1. Bias seleksi

Bias seleksi tidak bisa disingkirkan karena pengambilan sampel dengan cara consecutive

non random sampling, dimana tiap subyek dalam populasi terjangkau tidak mempunyai

kesempatan yang sama untuk terpilih atau tidak terpilih sebagai sampel penelitian.

VI.3.2. Bias observasi

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 14 Juni 2010 – 9 Juli 2010 32
Perbedan Antara Berat Badan Berlebih dengan Berat Badan Normal terhadap Osteoartritis
Pada Pasien Usia Minimal 45 tahun di Puskesmas Kelurahan Joglo 1 Kecamatan Kembangan
Jakarta Barat periode 17 Juni 2010 – 2 Juli 2010

Tidak ada bias observasi karena semua responden mendapat perlakuan yang sama dan

tidak didiagnosa dengan pemeriksaan rontgen.

VI.3.3. Bias confounding

Terdapat bias confounding dari faktor genetik yang tidak diteliti pada penelitian ini.

VI.3.4. Chance

Kemungkinan ditemukan hasil penelitian secara kebetulan dapat disingkirkan karena

berdasarkan perhitungan didapatkan α = 2% dan β = 1%.

BAB VII

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 14 Juni 2010 – 9 Juli 2010 33
Perbedan Antara Berat Badan Berlebih dengan Berat Badan Normal terhadap Osteoartritis
Pada Pasien Usia Minimal 45 tahun di Puskesmas Kelurahan Joglo 1 Kecamatan Kembangan
Jakarta Barat periode 17 Juni 2010 – 2 Juli 2010

KESIMPULAN DAN SARAN

VII.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tanggal 17 Juni sampai dengan 2 Juli

2010, dapat disimpulkan :

1. Penelitian dilakukan pada 292 responden, yang mempunyai berat badan berlebih

sebanyak 195 responden (66,8%) dan yang tidak mempunyai berat badan berlebih

sebanyak 97 responden (33,2%).

2. Jumlah pasien yang mempunyai berat badan berlebih yang menderita osteoartritis di

Puskesmas Kelurahan Joglo I sebanyak 104 responden (35,6%).

3. Terbukti bahwa ada perbedaan yang bermakna antara berat badan berlebih dengan berat

badan normal terhadap osteoartritis di Puskesmas Kelurahan Joglo I dimana responden

yang mempunyai berat badan berlebih memiliki resiko 5.8 kali lebih besar mengalami

osteoartritis dibandingkan yang berat badannya tidak berlebih (OR = 5,8 dan p- value <

0,05).

VII.2. Saran

Setelah mengetahui hasil penelitian ini, terdapat beberapa hal yang perlu

dipertimbangkan untuk dilaksanakan, yaitu :

a. Kepada responden :

Agar mengurangi berat badan untuk mencegah timbulnya osteoartritis.

b. Kepada puskesmas :

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 14 Juni 2010 – 9 Juli 2010 34
Perbedan Antara Berat Badan Berlebih dengan Berat Badan Normal terhadap Osteoartritis
Pada Pasien Usia Minimal 45 tahun di Puskesmas Kelurahan Joglo 1 Kecamatan Kembangan
Jakarta Barat periode 17 Juni 2010 – 2 Juli 2010

Mengadakan penyuluhan mengenai efek berat badan berlebih terhadap

osteoartritis.

c. Kepada peneliti berikutnya :

o Dalam melakukan penelitian sebaiknya mempertimbangkan hal-hal sebagai

berikut :

 Melakukan penelitian yang dapat membuktikan adanya hubungan sebab akibat

(misalnya penelitian case-control atau kohort) antara berat badan berlebih

dengan osteoartritis.

 Sampel yang diambil dapat mewakili populasi.

 Kuesioner yang dipakai hendaknya divalidasi.

DAFTAR PUSTAKA

1. NN. Osteoartritis. (Last update : 2010; accesed : 20 June 2010). Available from :

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 14 Juni 2010 – 9 Juli 2010 35
Perbedan Antara Berat Badan Berlebih dengan Berat Badan Normal terhadap Osteoartritis
Pada Pasien Usia Minimal 45 tahun di Puskesmas Kelurahan Joglo 1 Kecamatan Kembangan
Jakarta Barat periode 17 Juni 2010 – 2 Juli 2010

http://idmgarut.wordpress.com/2009/02/02/osteoartritis/

2. Croft P. The epidemiology of osteoarthritis. (Last update : 2005; accesed : 20 June 2010).

Available from : http://rheumatology.oxfordjournals.org/cgi/reprint/44/suppl_4/iv27

3. Irwanashari. Osteoartritis. (Last update : 2009; accesed : 20 June 2010). Available from :

http://www.irwanashari.com/2009/03/penatalaksanaan-osteoartritis.html

4. NN. Osteoarthritis. (Last update : 2010; accesed : 22 June 2010). Available from :

http://en.wikipedia.org/wiki/Osteoarthritis

5. NN. Sepuluh penyakit terbanyak di Indonesia. (Last update : 2007; accesed : 23 June 2010).

Available from : http://www.depkes.go.id/downloads/profil/kab%20sikka%202007.pdf

6. Nasution R, Sumariyono. Introduksi reumatologi. In : Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Setiati

S (eds). Buku ajar ilmu penyakit dalam, jilid II, edisi IV. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen

Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006 : 1073.

7. Brandt K. D. Osteoarthritis. In : Kasper L. D, Braunwald E, Fauci A, Hauser S, Longo D,

Jameson J. L. Harrison’s principles of internal medicine, edisi 16. New York : McGraw-Hill,

2005 : 2036.

8. Soeroso J, Broto R, Dramudiyo, Isbagio H, Kalim H. Osteoartritis. In : Sudoyo AW, Setiyohadi

B, Alwi I, K MS, Setiati S (eds). Buku ajar ilmu penyakit dalam, jilid II, edisi IV. Jakarta : Pusat

Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006 : 1195-

1202.

9. Setiyohadi B, Isbagio H. Masalah dan penanganan osteoartritis sendi lutut. Dalam : Cermin dunia

kedokteran. (Last update : 2006; accesed : 20 June 2010). Available from :

http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/06MasalahdanPenganan104.pdf/
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 14 Juni 2010 – 9 Juli 2010 36
Perbedan Antara Berat Badan Berlebih dengan Berat Badan Normal terhadap Osteoartritis
Pada Pasien Usia Minimal 45 tahun di Puskesmas Kelurahan Joglo 1 Kecamatan Kembangan
Jakarta Barat periode 17 Juni 2010 – 2 Juli 2010

10. Dinnos, Matthew. Korelasi antara obesitas dan osteoartritis. (Last update : 2010; accesed : 20

June 2010). Available from : http:/osteoartritispaintreatment.com/

11. Rubbin B. Osteoarthritis. (Last update : 2001; accesed : 23 June 2010). Available from :

http://www.jaoa.org/cgi/reprint/101/4_suppl_2/25

12. NN. Body mass index. (Last update : 2010; accesed : 20 June 2010). Available from :

http://en.wikipedia.org/wiki/Body_mass_index

13. NN. Susu kedelai dengan osteoartritis. (Last update : 2009; accesed : 20 June 2010). Available

from : http:/keluargasehat.worldpress.com/2000/10/06/

14. Mahajan A, Sharma S, Tandon V, Verma S. Osteoarthritis and menopause. (Last update : 2005;

accesed : 20 June 2010). Available from : http://medind.nic.in/jaa/t05/i1/jaat05i1p19.pdf

15. Sastroasmoro S, Ismael S. Perkiraan besar sampel. In : Dasar-dasar metodologi penelitian klinis,

edisi III. Jakarta: Sagung Seto, 2008: 314.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 14 Juni 2010 – 9 Juli 2010 37
Perbedan Antara Berat Badan Berlebih dengan Berat Badan Normal terhadap Osteoartritis
Pada Pasien Usia Minimal 45 tahun di Puskesmas Kelurahan Joglo 1 Kecamatan Kembangan
Jakarta Barat periode 17 Juni 2010 – 2 Juli 2010

Lampiran 1 : Kuesioner penelitian

NAMA : LAKI–LAKI / PEREMPUAN


UMUR :
TINGGI BADAN :
BERAT BADAN :

1. Apakah ada keluhan nyeri atau kaku-kaku pada sendi?


a. Ya
b. Tidak
Kalau ya,

2. Apakah kaku-kaku yang anda rasakan (termasuk nyeri dan ngilu) pada…
a. Pagi hari
b. Setelah bangkit dari berbaring
c. Selama berjalan

3. Jika terdapat kaku-kaku di sendi pada pagi hari, apakah berlangsung selama…
a. < 1 jam
b. > 1 jam

4. Apakah anda pernah merasakan sendi anda yang sakit seperti berbunyi gemeretak saat
berjalan/bergerak?
a. Ya
b. Tidak

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 14 Juni 2010 – 9 Juli 2010 38
Perbedan Antara Berat Badan Berlebih dengan Berat Badan Normal terhadap Osteoartritis
Pada Pasien Usia Minimal 45 tahun di Puskesmas Kelurahan Joglo 1 Kecamatan Kembangan
Jakarta Barat periode 17 Juni 2010 – 2 Juli 2010

5. Apakah sendi anda yang sakit pernah terlihat bengkak?


a. Ya
b. Tidak

6. Apakah anda mengalami kesulitan saat berjalan?


a. Ya
b. Tidak

7. Sewaktu berjalan, apakah sendi ada terasa lebih sakit?


a. Ya
b. Tidak
c. Setelah berjalan beberapa langkah
d. Segera setelah berjalan dan makin sakit

8. Saat anda dari posisi duduk ke berdiri tanpa bantuan, apakah sendi terasa sakit?
a. Ya
b. Tidak

9. Apakah anda merasa sakit atau kaku saat menaiki atau menuruni tangga?
a. Ya
b. Tidak

10. Apakah anda bisa jongkok?


a. Jika ya, apakah terasa sakit? ya/tidak
b. Tidak

11. Apakah gaya jalan anda menjadi berubah?


a. Ya
b. Tidak

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 14 Juni 2010 – 9 Juli 2010 39
Perbedan Antara Berat Badan Berlebih dengan Berat Badan Normal terhadap Osteoartritis
Pada Pasien Usia Minimal 45 tahun di Puskesmas Kelurahan Joglo 1 Kecamatan Kembangan
Jakarta Barat periode 17 Juni 2010 – 2 Juli 2010

12. Apakah sebelum menderita nyeri sendi anda pernah jatuh?


a. Ya
b. Tidak
13. Apakah di keluarga anda ada yang sakit seperti ini?
a. Ya
b. Tidak

14. Apakah anda pernah jatuh sebelum sendi anda terasa kaku-kaku atau nyeri?
a. Ya
b. Tidak

15. Apakah anda berolahraga sebelum sakit?


a. Ya, olahraga apa?
Berat : tenis, badminton, atletik, angkat berat, atau seorang atlit.
Ringan : berenang, jogging
b. Tidak

16. Apakah anda bekerja?


a. Ya
Pekerjaan berat : tukang bangunan, tukang cuci.
Pekerjaan ringan : ibu rumah tangga, guru, supir.
b. Tidak

*Pertanyaan di bawah ini khusus untuk pasien wanita:


17. Apakah anda sudah menopause?
a. Sudah
b. Belum

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 14 Juni 2010 – 9 Juli 2010 40
Perbedan Antara Berat Badan Berlebih dengan Berat Badan Normal terhadap Osteoartritis
Pada Pasien Usia Minimal 45 tahun di Puskesmas Kelurahan Joglo 1 Kecamatan Kembangan
Jakarta Barat periode 17 Juni 2010 – 2 Juli 2010

Lampiran 2 : Tabel perhitungan SPSS

Tabel Chi-Square

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 36.315 1 .000
b
Continuity Correction 34.809 1 .000
Likelihood Ratio 39.158 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 36.190 1 .000
N of Valid Cases 292
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 39.86.
b. Computed only for a 2x2 table

Tabel persentase status IMT terhadap OA

imt_status1 * OA/TIDAK Crosstabulation


OA/TIDAK
OA Tidak OA Total
imt_status1 Lebih Count 104 91 195
% of Total 35.6% 31.2% 66.8%
Normal Count 16 81 97
% of Total 5.5% 27.7% 33.2%
Total Count 120 172 292
% of Total 41.1% 58.9% 100.0%

Tabel nilai rata-rata dan nilai tengah untuk IMT dan umur

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 14 Juni 2010 – 9 Juli 2010 41
Perbedan Antara Berat Badan Berlebih dengan Berat Badan Normal terhadap Osteoartritis
Pada Pasien Usia Minimal 45 tahun di Puskesmas Kelurahan Joglo 1 Kecamatan Kembangan
Jakarta Barat periode 17 Juni 2010 – 2 Juli 2010

Descriptives
Statistic Std. Error
IMT (kg/m2) Mean 24.0716 .14485
95% Confidence Interval for Lower Bound 23.7865
Mean Upper Bound 24.3567
5% Trimmed Mean 23.9828
Median 24.0346
Variance 6.126
Std. Deviation 2.47511
Minimum 19.05
Maximum 34.22
Range 15.17
Interquartile Range 3.25
Skewness .493 .143
Kurtosis .664 .284
UMUR PASIEN (tahun) Mean 56.63 .563
95% Confidence Interval for Lower Bound 55.52
Mean Upper Bound 57.74
5% Trimmed Mean 55.94
Median 54.50
Variance 92.681
Std. Deviation 9.627
Minimum 45
Maximum 88
Range 43
Interquartile Range 13
Skewness .922 .143
Kurtosis .197 .284

Tabel persentase jenis kelamin terhadap OA

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 14 Juni 2010 – 9 Juli 2010 42
Perbedan Antara Berat Badan Berlebih dengan Berat Badan Normal terhadap Osteoartritis
Pada Pasien Usia Minimal 45 tahun di Puskesmas Kelurahan Joglo 1 Kecamatan Kembangan
Jakarta Barat periode 17 Juni 2010 – 2 Juli 2010

JENIS KELAMIN * OA/TIDAK Crosstabulation


OA/TIDAK
OA Tidak OA Total
JENIS KELAMIN Perempuan Count 74 123 197
% of Total 25.3% 42.1% 67.5%
Laki-laki Count 46 49 95
% of Total 15.8% 16.8% 32.5%
Total Count 120 172 292
% of Total 41.1% 58.9% 100.0%
Tabel persentase menopause terhadap OA (khusus pasien perempuan)

MENOPAUSE * OA/TIDAK Crosstabulation


OA/TIDAK
OA Tidak OA Total
MENOPAUSE Tidak Count 11 79 90
% of Total 5.6% 40.1% 45.7%
Ya Count 63 44 107
% of Total 32.0% 22.3% 54.3%
Total Count 74 123 197
% of Total 37.6% 62.4% 100.0%

Tabel persentase riwayat cedera terhadap OA

Crosstab
OA/TIDAK
OA Tidak OA Total
RIWAYAT CEDERA Ya Count 21 14 35
% of Total 7.2% 4.8% 12.0%
Tidak Count 99 158 257
% of Total 33.9% 54.1% 88.0%
Total Count 120 172 292
% of Total 41.1% 58.9% 100.0%

Tabel persentase riwayat olahraga terhadap OA

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 14 Juni 2010 – 9 Juli 2010 43
Perbedan Antara Berat Badan Berlebih dengan Berat Badan Normal terhadap Osteoartritis
Pada Pasien Usia Minimal 45 tahun di Puskesmas Kelurahan Joglo 1 Kecamatan Kembangan
Jakarta Barat periode 17 Juni 2010 – 2 Juli 2010

Crosstab
OA/TIDAK
OA Tidak OA Total
RIWAYAT OLAHRAGA Ringan Count 109 156 265
% of Total 37.3% 53.4% 90.8%
Berat Count 11 16 27
% of Total 3.8% 5.5% 9.2%
Total Count 120 172 292
% of Total 41.1% 58.9% 100.0%

Tabel persentase pekerjaan terhadap OA

Crosstab
OA/TIDAK
OA Tidak OA Total
PEKERJAAN Ringan Count 96 147 243
% of Total 32.9% 50.3% 83.2%
Berat Count 24 25 49
% of Total 8.2% 8.6% 16.8%
Total Count 120 172 292
% of Total 41.1% 58.9% 100.0%

Tabel Odds Ratio dan p-value : status IMT terhadap osteoartritis

Variables in the Equation


B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
a
Step 1 imt_status1 1.755 .309 32.283 1 .000 5.786
Constant -1.889 .397 22.688 1 .000 .151
a. Variable(s) entered on step 1: imt_status1.

Omnibus Tests of Model Coefficients


Chi-square df Sig.
Step 1 Step 39.158 1 .000
Block 39.158 1 .000
Model 39.158 1 .000

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 14 Juni 2010 – 9 Juli 2010 44
Perbedan Antara Berat Badan Berlebih dengan Berat Badan Normal terhadap Osteoartritis
Pada Pasien Usia Minimal 45 tahun di Puskesmas Kelurahan Joglo 1 Kecamatan Kembangan
Jakarta Barat periode 17 Juni 2010 – 2 Juli 2010

Tabel Odds Ratio dan p-value : status IMT terhadap osteoartritis dengan faktor
confounding umur dan jenis kelamin
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 1a imt_status1 1.774 .498 12.673 1 .000 5.894
umur_ps -.282 .035 66.190 1 .000 .754
jenis_kel .250 .408 .376 1 .539 1.284
Constant 13.826 1.977 48.918 1 .000 1010121.159
a. Variable(s) entered on step 1: imt_status1, umur_ps, jenis_kel.

Omnibus Tests of Model Coefficients


Chi-square df Sig.
Step 1 Step 204.820 3 .000
Block 204.820 3 .000
Model 204.820 3 .000

Tabel Odds Ratio dan p-value : status IMT terhadap osteoartritis dengan faktor
confounding umur dan menopause (khusus pasien perempuan)

Variables in the Equation


B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 1a imt_status1 1.613 .520 9.622 1 .002 5.016
umur_ps -.229 .045 25.277 1 .000 .796
menopause -.126 .544 .054 1 .817 .882
Constant 11.354 2.378 22.789 1 .000 85335.028
a. Variable(s) entered on step 1: imt_status1, umur_ps, menopause.

Omnibus Tests of Model Coefficients


Chi-square df Sig.
Step 1 Step 112.385 3 .000
Block 112.385 3 .000
Model 112.385 3 .000

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 14 Juni 2010 – 9 Juli 2010 45
Perbedan Antara Berat Badan Berlebih dengan Berat Badan Normal terhadap Osteoartritis
Pada Pasien Usia Minimal 45 tahun di Puskesmas Kelurahan Joglo 1 Kecamatan Kembangan
Jakarta Barat periode 17 Juni 2010 – 2 Juli 2010

Lampiran 3: Perhitungan α dan β

P1 = 0,356 P2 = 0,054 P = (0,356+0,054) : 2 = 0,205

Q1 = (1-0,356) = 0,644 Q2 = (1-0,054) = 0,946 Q = (1-0,205) = 0,795

Zα = 1,96 Zβ = 0,842 n = (292:2) = 146

o Perhitungan Zα dan α

( zα√ 2PQ + zβ √ P1Q1 + P2Q2)2

n1 = n2 = ----------------------------------------------

(P1 – P2 )2

( zα√ 2(0,205)(0,795) + 0,842 √(0,356)(0,644) + (0,054)(0,946))2

146 = -------------------------------------------------------------------------------

(0,356 – 0,054)2

(zα (0,569) + 0,438)2

146 = --------------------------

0,091

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 14 Juni 2010 – 9 Juli 2010 46
Perbedan Antara Berat Badan Berlebih dengan Berat Badan Normal terhadap Osteoartritis
Pada Pasien Usia Minimal 45 tahun di Puskesmas Kelurahan Joglo 1 Kecamatan Kembangan
Jakarta Barat periode 17 Juni 2010 – 2 Juli 2010

√13,286 = zα (0,569) + 0,438

3,644 = zα (0,569) + 0,438

3,206 = zα (0,569)

Zα = 5,63

α =2%

o Perhitungan Zβ dan β

( zα√ 2PQ + zβ √ P1Q1 + P2Q2)2

n1 = n2 = ----------------------------------------------

(P1 – P2 )2

( 1,96√ 2(0,205)(0,795) + zβ √(0,356)(0,644) + (0,054)(0,946))2

146 = -------------------------------------------------------------------------------

(0,356 – 0,054)2

(1,117 + zβ (0,520))2

146 = --------------------------

0,091

13,286 = (1,117 + zβ (0,520))2

√13,286 = 1,117 + zβ (0,520)

3,644 = 1,117 + zβ (0,520)

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 14 Juni 2010 – 9 Juli 2010 47
Perbedan Antara Berat Badan Berlebih dengan Berat Badan Normal terhadap Osteoartritis
Pada Pasien Usia Minimal 45 tahun di Puskesmas Kelurahan Joglo 1 Kecamatan Kembangan
Jakarta Barat periode 17 Juni 2010 – 2 Juli 2010

2.527 = zβ (0,520)

Zβ = 4,859

β = 1%

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 14 Juni 2010 – 9 Juli 2010 48

Anda mungkin juga menyukai