Bab Ii PDF
Bab Ii PDF
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tanah
1. Pengertian Tanah
yang padat dan tidak terikat antara satu dengan yang lain (diantaranya
Ikatan antara butiran yang relatif lemah dapat disebabkan oleh karbonat,
secara fisis atau kimiawi. Proses fisis antara lain berupa erosi akibat
tiupan angin, pengikisan oleh air dan gletsyer, atau perpecahan akibat
satu penyebabnya adalah air yang mengandung asam alkali, oksigen dan
campuran partikel-partikel yang terdiri dari salah satu atau seluruh jenis
berikut:
lebih besar dari 250 sampai 300 mm dan untuk ukuran 150 mm
150 mm.
dari 0,002 mm yang merupakan sumber utama dari kohesi pada tanah
yang kohesif.
2. Klasifikasi Tanah
Tanah A-1 sampai A-3 adalah tanah berbutir (granular) dengan tidak
lebih dari 35 persen bahan lolos saringan No.200. Bahan khas dalam
kasar, pasir halus, dan suatu bahan pengikat (binder) yang mempunyai
plastisitas sangat kecil atau tidak sama sekali (Ip ≤ 6). Kelompok A-3
kecil pasir kasar dan kerikil, fraksi lanau yang merupakan bahan tidak
berbutir tetapi dengan jumlah bahan yang lolos saringan No.200 yang
anatara bahan dalam kelompok A-1 dan A-3 dan bahan lanau –
lempung dari kelompok A-4 sampai A-7. Kelompok A-4 sampai A-7
adalah tanah berbutir halus dengan lebih dari 35 persen bahan lolos
saringan No.200.
3. Tanah organik yang dapat dikenal dari warna, bau dan sisa-sisa
yang sejenis. Sistem ini biasa digunakan untuk desain lapangan udara
menjadi:
a. Tanah berbutir kasar adalah tanah yang lebih dan 50% bahanya
tertahan pada ayakan No. 200. Tanah butir kasar terbagi atas
(sand).
b. Tanah butir halus adalah tanah yang lebih dan 50% bahannya
lewat pada saringan No. 200. Tanah butir halus terbagi atas lanau
Adapun simbol simbol lain yang digunakan dalam klasifikasi tanah ini
Lanau adalah tanah berbutir halus yang mempunyai batas cair dan
Lanau, lempung dan tanah organis dibagi lagimenjadi batas cair yang
rendah (L) dan tinggi (H). Garis pembagi antara batas cair yang
relatif rendah. Juga termasuk tanah jenis butiran lepas, tanah yang
illite.
GP, SW, SP. Lebihdari 12% lolos saringanNo.200 : GM, GC, SM, SC. 5% - 12% lolos
Klasifikasi berdasarkan prosentase butiran halus ; Kuran gdari 5% lolos saringan No.200: GM,
Kerikil bergradasi-baik dan
D10
campuran kerikil-pasir, sedikit
GW
atau sama sekali tidak
Cc = (D30)2 Antara 1 dan 3
(hanyakerikil)
mengandung butiran halus
Kerikilbersih
D10 x D60
Kerikil bergradasi-buruk dan
campuran kerikil-pasir, sedikit Tidak memenuhi kedua kriteria untuk
GP
atau sama sekali tidak GW
Kerikil 50%≥ fraksi kasar
Batas-batas
Bila batas
didaerah arsir
Butiranhalus
atau PI < 4
dari diagram
Batas-batas
plastisitas, maka
Kerikil berlempung, campuran Atterberg di
GC dipakai dobel
kerikil-pasir-lempung bawah garis A
simbol
atau PI > 7
Cu = D60> 6
Pasir bergradasi-baik , pasir
D10
berkerikil, sedikit atau sama
SW
sekali tidak mengandung butiran
Cc = (D30)2 Antara 1 dan 3
halus
(hanyapasir)
D10 x D60
Pasirbersih
Tanah berbutirkasar≥ 50% butiran
halus
Pasir≥ 50% fraksikasar
Batas-batas
Bila batas
lolos saringan No. 4
didaerah arsir
atau PI < 4
dari diagram
Batas-batas
plastisitas, maka
Pasir berlempung, campuran Atterberg di
halus
Pasir
SC dipakai dobel
pasir-lempung bawah garis A
simbol
atau PI > 7
Lanau anorganik, pasir halus DiagramPlastisitas:
Lanau dan lempung batas cair ≥ 50% Lanau dan lempung batas cair ≤ 50%
ML sekali, serbuk batuan, pasir halus Untuk mengklasifikasi kadar butiran halus yang
berlanau atau berlempung terkandung dalam tanah berbutir halus dan kasar.
Batas Atterberg yang termasuk dalam daerah yang
Lempung anorganik dengan di arsir berarti batasan klasifikasinya
plastisitas rendah sampai dengan menggunakandua simbol.
sedang lempung berkerikil, 60
CL
lempung berpasir, lempung
berlanau, lempung “kurus” (lean 50 CH
clays)
40 CL
Lanau-organik dan lempung
OL berlanau organik dengan
30 Garis A
plastisitas rendah
CL-ML
50% atau lebih lolos ayakan No. 200
B. Tanah Lanau
abrasi, baik padat (oleh glester), cair (pengendapan sungai), maupun oleh
tinggi. Lanau yang terbentuk secara glasial (oleh glester) dalam bahas
komposisi mineral, lanau tersusun dari kuarsa felspar. Sifat fisika tanah
sebagai lanau hanya berdasarkan pada ukurannya saja. Belum tentu tanah
tidak plastis, sifat teknis lanau lepung batu cendrung mempunyai sifat
pasir halus
Secara umm tanah lanau mempunyai sifat yang kurang baik yaitu
dengan plastisitas kecil atau sama sekali tidak ada. Jenis yang
lain hasil peluruhan tumbuhan yang akan memberikan bau khas pada
Suatu tanah dapat digolongkan sebagai tanah lanau jika memenuhi syarat
sebagai berikut :
b. Butiran yang lolos saringan No. 200 (0,075 mm) berdasarkan ASTM
c. Suatu bahan yang hampir seluruhnya terdiri dari pasir, tetapi ada yang
C. Plastik
plastik ini terbentuk dari kondensasi organik atau penambahan polimer dan
bisa juga terdiri dari zat lain untuk meningkatkan performa dan nilai
ekonomi. Ada beberapa polimer alami yang termasuk plastik. Plastik dapat
dibentuk menjadi film atau fiber sintetik. Nama ini berasal dari fakta bahwa
Plastik didesain dengan variasi yang sangat banyak dalam properti yang dapat
dapat juga mengacu ke setiap barang yang memiliki karakter deformasi atau
Plastik dapat dikategorisasikan dengan banyak cara tapi paling umum dengan
17
polimer merupakan serat yang kuat dan elastik. Kekuatan merupakan salah
satu sifat yang sangat mekanik dari senyawa polimer (Alkhaliyani, 2013).
kendaraan bermotor, suku cadang dari pesawat udara dan ban. Contoh
resin.
b) Thermoplastik
asam terepthalic dan termasuk pada tipe thermoplastik. PET ini dapat
dibentuk menjadi fiber seperti dacron dan film seperti mylar. Material
makanan.
b) Polystyrene (Styrofoam)
(pemasangan pipa saluran air) karena tahan lama ,tidak berkarat ,dan
19
lebih murah dari pipa besi. Namun demikian ada batas waktu kerja
plasticizer pada PVC tersebut dan bila batas waktu itu telah dilewati
d) Polytetrafluoroethylene (Teflon)
e) Polyvynilidine Chloride
mudah diatur. Plastik HDPE ini keras dan memiliki titik lebur tinggi
g) Polypropylene (PP)
h) Polymethylmethacrylate (PMMA)
sintetik seperti fake fure, dalam bentuk padatan bahan ini memiliki
sifat keras dan lebih transparan daripada gelas. Bahan ini sering dijual
terbang .
21
h) Polyurethane
bahan pengisi furniture, isolasi panas dan untuk bahan pakaian olah
raga (lycra).
2. Sifat Plastik
suatu sampel. Kekuatan tarik penting untuk polymer yang akan ditarik,
b) Compressive strength
material yang lentur dan elastis dan mem punyai kekuatan tekan yang
bagus. Segala sesuatu yang harus menahan berat dari bawah harus
c) Flexural strength
d) Impact strength
D. Stabilisasi Tanah
stabilisasi tanah adalah untuk mengikat dan menyatukan agregat material yang
ada. Sifat-sifat tanah yang dapat diperbaiki dengan cara stabilisasi dapat
Pada umumnya cara yang digunakan untuk menstabilisasi tanah terdiri dari
Metode atau cara memperbaiki sifat-sifat tanah ini juga sangat bergantung
pada lama waktu pemeraman, hal ini disebabkan karena didalam proses
waktu untuk zat kimia yang ada didalam additive untuk bereaksi.
empiris dan yang biasa dikenal adalah cara CBR (California Bearing Ratio).
sebagai cara untuk menilai kekuatan tanah dasar jalan (subgrade). Istilah CBR
Harga CBR adalah nilai yang menyatakan kualitas tanah dasar dibandingkan
dengan bahan standar berupa batu pecah yang mempunyai nilai CBR sebesar
100 % dalam memikul beban. Sedangkan, nilai CBR yang didapat akan
24
lapisan yang mempunyai nilai CBR tertentu. Untuk menentukan tebal lapis
1. Jenis-Jenis CBR
a. CBR Lapangan
CBR lapangan disebut juga CBR inplace atau field inplace dengan
dipadatkan lagi.
nilai CBR asli di lapangan pada keadaan jenuh air dan tanah
c. CBR Laboratorium
Tanah dasar pada konstruksi jalan baru dapat berupa tanah asli, tanah
tanpa rendaman.
26
Alat yang digunakan untuk menentukan besarnya CBR berupa alat yang
A
x 100%
Nilai CBR pada penetrsai 0,1” = 3000
B
Nilai CBR pada penetrsai 0,2” = x 100%
4500
Dimana :
Nilai CBR yang didapat adalah nilai yang terkecil diantara hasil
Berikut ini adalah tabel beban yang digunakan untuk melakukan penetrasi
bahan standar.
Cara pengujian geser langsung ini terdapat dua cara yaitu, tegangan geser
menambahkan beban mati secara bertahap dan dengan penambahan yang sama
besarnya setiap kali sampai runtuh. Keruntuhan akan terjadi sepanjang bidang
bagi kotak besi tersebut. Pada uji regangan terkendali, suatu kecepatan gerak
mendatar tertentu dilakukan pada bagian belahan atas dari pergerakan geser
horisontal tersebut dapat diukur dengan bantuan sebuah arloji ukur horizontal.
28
Nilai kuat Geser Langsung di peroleh dari nilai tegangan geser maksimu.
Ph
Ac
Pv
n
Ac
n tan c
G. Pemadatan Tanah
berkurang, volume pori berkurang namun volume butir tidak berubah. Hal ini
tanah).
1. Proctor Standar
tanah dipadatkan dalam mold standar dengan alat pemukul seberat 2,5 kg
yang dijatuhkan dengan ketinggian 30,5 cm. pemadatan dibagi tiap lapisan
dan setiap lapis mendapat pukulan 25 kali , uji ini menggunakan jenis
2. Proctor Modifikasi
Perbedaan pada percobaan ini yaitu pada alat pemukul, jumlah lapisan dan
tinggi jatuh alat pemukul. Berat pemukul yang dipakai yaitu 4,5 kg,
jatuh alat pemukul yaitu 45,7 cm. Pekerjaan ini biasanya digunakan untuk
modifikasi hampir sama dengan proctor standard, hanya saja tinggi dan
jatuh palu dan jumlah lapis tanah yang berbeda pada uji modifikasi ini ,
Jumlah lapisan 3 5
Jumlah tumbukan/lapisan 25 25
kekuatan geser antara plastik dan partikel-partikel tanah. Serat sintetis tersebut
regangan rendah sampai regangan runtuh tanah dan setelah regangan runtuh
kekuatan yang cukup sebagai bahan campuran untuk perkuatan tanah. Plastik
memiliki sifat tahan akan bahan kimia, sangat ringan, dan tahan terhadap
pemanfaatan sampah plastik untuk bahan campur tanah dasar jalan raya juga
teknik sipil.
33
acuan penelitian ini dikarenakan adanya kesamaan bahan dan sampel tanah
yang digunakan, akan tetapi metode dan variasi campuran berbeda, antara
lain:
Penelitian yang dilakukan oleh Sheva Handy Kurniawan pada tahun 2011
adalah mengenai studi daya dukung tanah lempung dengan campuran serat
campuran serat plastik 0,1%, 0,2%, 0,3 %, 0,4% dan 0,5% dari berat
mm serta dijemur selama 5x24 jam. Pada penelitian ini sampel tanah yang
tanah yang tidak diberi tambahan serat plastik adalah 3.8, sedang untuk
adalah (4), (5.4), (6), (4.8), (4). Nilai CBR tertinggi didapat pada
34
penambahan serat plastik 0.3% dengan nilai CBR 6 atau naik sebesar 63%
dari nilai CBR awal tanpa penambahan serat. Pada pengujian CBR soaked,
nilai CBR untuk tanah yang tidak diberitambahan serat plastik adalah 2.3,
berturut- turut adalah (3), (4), (3.6), (3), (2.8). Nilai CBR tertinggi didapat
pada penambahan serat plastik 0.2% dengan nilai CBR 4 atau naik sebesar
menjadi 269,03 kN/m² atau naik sebesar 20,9%. Pada penambahan 0,2% -
0,5% terjadi penurunan dari 269,03 kN/m² menjadi 199,73 kN/m², atau
KN/m² menjadi 8508,7 KN/m² untuk serat berupa lembaran (naik sebesar
147,96%)
35
Penelitian yang dilakukan oleh Rajkumar Nagle, Prof. R.Jain, dan Prof.
dan tanah ekspansif. Kadar limbah plastik yang digunakan adalah 0,25%,
0,5%, 0,75%, dan 1%. Tanah yang digunakan pada penelitian ini untuk