Anda di halaman 1dari 15

PENGANTAR HUKUM BISNIS

Hukum Kontrak Dan Badan Usaha 1 & 2


Dosen Pengampu : Nindie Ellesia S.S. , M.M

Di susun Oleh :

Kelompok 1
Amanda Diffa Aprilia 191010504386
Ayu Rohayu 191010504369
Erika Ghina Almira 191010504415
Dicky Muhamad Haikal 191010504371
Ivtikhatur Rizqiyah 191010504359
Liha Hendrianti 191010504357
Maulida Faradila 191010504431
Nadya Zulfa 191010504366

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS PAMULANG
2019/2020
Hukum Kontrak

Dalam pengertian luas, hukum kontrak adalah kesepakatan yang mendefinisikan hubungan
antara dua pihak atau lebih. Kontrak bisa disebut juga perjanjian yang mengikat.

I. Asas-asas hukum kontrak

1. Asas konsensualisme
Maksud dari asas konsensualisme adalah lahirnya kontrak ialah pada saat terjadi
kesepakatan, meskipun kontrak itu belum dilaksanakan, tetapi kontrak tersebut sudah
bersifat obligator. Yaitu melahirkan kewajiban bagi para pihak untuk memenuhi isi
kontrak tersebut.
Asas konsensualisme terdapat di dalam Pasal 1320 KUH perdata. Didalam pasal
tersebut berisi 4 syarat keabsahan kontrak.
a. Adanya kesepakatan kehendak
b. Adanya Wewenang / kehendak berbuat menurut hukum
c. Adanya objek/ perihal tertentu
d. Adanya kausa yang di perbolehkan/ halal/ legal.

2. Asas kebebebasan berkontrak (freedom of contract)


Maksud dari kebebasan berkontrak adalah para pihak bebas membuat kontrak dan
mengatur sendiri isi kontrak tersebut, sepanjang memenuhi ketentuan sebagai berikut :
a. Memenuhi syarat sebagai suatu kontrak
b. Tidak dilarang oleh undang-undang
b. Sepanjang kontrak tersebut dilaksanakan dengan itikad baik

3. Asas Kepastian Hukum ( Pacta Sunt Servanda )


Merupakan asas bahwa hakim atau pihak ketiga harus menghormati kontrak yang
dibuat oleh para pihak,sebagaimana layaknya undang-undang. Para pihak dalam
perjanjian memiliki kepastian hukum dan oleh karenanya dilindungi secara hukum,
sehingga jika terjadi sengketa dalam pelaksanaan perjanjian, maka hakim dengan
keputusannya dapat memaksa agar pihak yang melanggar itu melaksanakan
kewajibannya sesuai perjanjian.

4. Asas Itikad Baik (Goede Trouw)


Menurut pasal 1338 ayat (3) KUH Perdata, suatu kontrak seharusnya dilandaskan
dengan itikad baik ( goeder trouw, Bona fide). Itikad baik disyaratkan dalam hal
pelaksanaan dari suatu kontrak,

II. Syarat Sahnya Kontrak

1. Kesepakatan
2. Kecakapan
3. Hal tertentu
4. Sebab yang halal

III. Unsur-unsur kontrak


1. Unsur Esensiali
Unsur esensiali merupakan unsur yang harus ada dalam suatu kontrak karena Tanpa
adanya kesepakatan tentang unsur esensiali ini maka tidak ada Kontrak.
2. Unsur Naturalia
Unsur Naturalia merupakan unsur yang telah diatur dalam undang-undang sehingga
apabila tidak diatur oleh para pihak dalam kontrak, undang-undang yang mengaturnya.
3. Unsur Aksidentalia
Unsur aksidentalia merupakan unsur yang nanti ada satu mengikat para pihak jika para
pihak memperjanjikannya.

IV. Fungsi Kontrak

1. Fungsi Yuridis yaitu memberikan kepastian hukum bagi para pihak.


2. Fungsi Ekonomis yaitu menggerakkan sumber daya dari nilai penggunaan yang lebih
rendah menjadi nilai yang lebih tinggi.
3. Jual Beli (Diatur dalam Pasal 1457 – 1540 KUH Perdata)
Jual beli adalah suatu persetujuan, dengan mana pihak satu mengikatkan dirinya untuk
menyerahkan suatu kebendaan, dan pihak yang lain untuk membayar harga yang dijanjikan
(P. 1457 KUHPerdata).
Unsur-unsur dalam perjanjian jual beli :
 Adanya subyek hukum yaitu penjual dan pembeli.
 Adanya kesepakatan antara penjual dan pembeli tentang barang dan harga.
 Adanya hak dan kewajiban yang timbul antara pihak penjual dan pembeli.

V. Subyek dan Obyek Kontrak

Pada dasarnya semua orang atau badan hukum dapat menjadi subyek dalam perjanjian
jual beli yaitu bertindak sebagai penjual atau pembeli dengan syarat yang bersangkutan telah
dewasa dan atau sudah nikah.
Yang menjadi obyek jual beli adalah semua benda bergerak dan tidak bergerak, baik menurut
tumpukan, berat, ukuran, dan timbangannya.
Ada beberapa pengecualian dari obyek perjanjian jual beli :
1. Benda atau barang orang lain
2. Barang yang tidak diperkenankan oleh undang-undang
3. Bertentangan dengan ketertiban
4. Bertentangan dengan Kesusilaan yang baik.

VI. Macam-macam kontrak

a. Perjanjian Kredit
Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang bisa dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank (kreditor)
dengan pihak lain (debitor) yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya
setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
b. Perjanjian Leasing (kredit barang)
Leasing berasal dari kata leas (dalam bahasa inggris) adalah perjanjian yang
pembayarannya dilakukan secara angsuran dan hak milik atas barang itu beralih kepada
pembeli setelah angsuran lunas dibayar (Keputusan Menteri Perdagangan No.
34/KP/11/1980).
c. Perjanjian Keagenan dan Distributor
Agen adalah perusahaan nasional yang menjalankan keagenan, sedangkan
keagenanadalah hubungan hukum antara pemegang merk(principal) dan suatu
perusahaan dalam penunjukan untuk melakukan perakitan/pembuatan/manufaktur serta
penjualan / distribusi barang modal atau produk industri tertentu.
d. Perjanjian Franchising dan Lisensi
Franchise adalah pemilik dari sebuah merk dagang, nama dagang, sebuah rahasia
dagang, paten, atau produk (biasanya disebut “franchisor”) yang memberikan lisensi ke
pihak lain biasanya disebut (franchisee) untuk menjual atau member pelayanan dari
produk di bawah nama franchisor. Franchisee biasanya membayar semacam fee (royalti)
kepada franchisor terhadap aktifitas yang mereka lakukan. Franchisee dan franchisor
merupakan dua pihak yang terpisah satu dengan yang lainnya.

VII. Berakhirnya Kontrak

Kontrak dapat berakhir karena :


a. Pembayaran.
b. Penawaran pembayaran tunai diikuti oleh penyimpanan produk yang hendak dibayarkan
itu disuatu tempat.
c. Pembaruan utang
d. Kompensasi
e. Percampuran utang
f. Pembebasan utang
g. Hapusnya produk yang dimasukkan dalam kontrak
h. Pembatalan kontrak
i. Akibat berlakunya syarat pembatalan
j. Lewat waktu

VIII. Sumber Hukum Kontrak Dalam Civil Law .

Pada dasarnya sumber hukum kontrak dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1. Sumber Hukum Materiil
Ialah tempat dari mana materi hukum itu diambil. Sumber hukum materil ini merupakan
faktor yang membantu pembentukan hukum, misalnya hubungan sosial, kekuatan politik,
stuasi sosial ekonomi, tradisi (pandangan keagamaan dan kesusilaan), hasil penelitian
ilmiah, perkebangan internasional, dan keadaan geografis.

2. Sumber Hukum Formiil.


Merupakan tempat memperoleh kekuatan hukum, ini berkaitan dengan bentuk atau cara
yang menyebabkan peraturan hukum formal itu berlaku. Yang diakui umum sebagai
hukum formiil ialah Undang-undang, perjanjian antar negara, yurisprudensi, dan
kebiasaan. Keempat hukum formil ini juga merupakan sumber hukum kontrak.

IX. Tahapan-tahapan kontrak


a. Prakontrak, pada tahapan ini para pihak memulai dengan negosiasi, membuat memory
of understanding (MoU), studi kelayakan dan negosiasi lanjutan.
b. Kontrak, pada tahapan ini dimulai dengan penulisan naskah awal, pembahasan naskah,
penulisan naskah akhir, dan dilanjutkan dengan penandatanganan.
c. Pascakontrak, dimulai pelaksanaan kontrak, penafsiran kontrak dan terakhir
penyelesaian sengketa.
BADAN USAHA 1 & 2
Badan usaha adalah kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan
mencari laba atau keuntungan.
Pada pengertian ini sebagian orang menganggap bahwa antara badan usaha dan
perusahaan memiliki pengertian yang sama. Namun, diantara keduanya terdapat perbedaan.
Badan usaha merupakan lembaga, sedangkan perusahaan merupakan tempat dimana Badan
Usaha itu mengelola faktor-faktor produksi.
Secara garis besar, kegiatan bisnis dapat dikelompokkan atas 5 bidang usaha, yaitu sebagai berikut:

a. Bidang Industri
b. Bidang Perdagangan
c. Bidang Jasa
d. Bidang Agraris
e. Bidang Ekstraktif
Dalam kegiatan bisnis, ada pula yang membedakannya dalam 3 bidang usaha, yaitu sebagai berikut:

a. Bisnis dalam arti kegiatan perdagangan (Commerce), yaitu keseluruhan kegiatan jual beli yang
dilakukan oleh orang-orang dan badan-badan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri ataupun
antara negara untuk tujuan memperoleh keuntungan.
b. Bisnis dalam arti kegiatan industri (Industry), yaitu kegiatan memproduksi atau menghasilkan
barang-barang yang nilainya lebih berguna dari asalnya.
c. Bisnis dalam arti kegiatan jasa-jasa (Service), yaitu kegiatan yang menyediakan jasa-jasa yang
dilakukan baik oleh orang maupun badan.

Badan Usaha 1
I. Jenis-jenis badan usaha
Jenis-jenis badan usaha dapat dikelompokkan berdasarkan kegiatan yang dilakukan,
kepemilikan modal, dan wilayah Negara.
1. Jenis badan usaha berdasarkan kegiatan yang dilakukan, terdiri dari:
1. Badan Usaha Ekstraktif: Badan usaha ini mengambil apa yang telah tersedia di alam.
Contoh badan usaha ekstraktif: PT Pertamina dan PT Bukit Asam.
2. Badan Usaha Agraris: Badan usaha ini berusaha membudidayakan tumbuh-tumbuhan
atau segala kegiatan yang berkaitan dengan pertanian. Contoh badan usaha agraris:
PT Perkebunan Negara, Badan Usaha Pembibitan, dan Badan Usaha Tambak.
3. Badan Usaha Industri: Badan usaha ini berusaha meningkatkan nilai ekonomi barang
dengan jalan mengubah bentuknya. Contoh badan usaha industri: PT Kimia Farma.
4. Badan Usaha Perdagangan: Badan usaha ini bergerak dalam aktivitas yang
berhubungan dengan menjual dan membeli barang tanpa mengubah bentuknya untuk
memperoleh keuntungan. Contoh badan usaha perdagangan: PT Matahari.
5. Badan Usaha Jasa: Badan usaha ini memenuhi kebutuhan konsumen dengan jalan
menyediakan jasa kepada masyarakat. Contoh badan usaha jasa: PT Bank Rakyat
Indonesia.

2. Jenis-jenis badan usaha berdasarkan kepemilikan modal, terdiri dari:


1. Badan Usaha Milik Swasta (BUMS): Badan Usaha Milik Swasta adalah badan usaha
yang modalnya dimiliki oleh pihak swasta (nasional dan asing) dan mempunyai
tujuan utama mencari laba.
2. Badan Usaha Milik Negara (BUMN): Badan Usaha Milik Negara adalah badan usaha
yang pemilik modalnya adalah Negara atau pemerintah. Contoh BUMN: Perjan (PT
Kereta Api), PT Timah Bangka, dan Perum (PT Peruri)
3. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD): Badan Usaha Milik Daerah adalah badan usaha
yang dimiliki oleh pemerintah daerah. Contoh BUMD: Bank Pembangunan Daerah
(BPD).
4. Badan Usaha Campuran: Badan usaha campuran adalah badan usaha yang modalnya
sebagian dimiliki swasta dan sebagian lagi dimiliki oleh pemerintah. Contoh Badan
usaha campuran: PT Pembangunan Jaya yang modalnya dimiliki oleh Pemda DKI
Jakarta dan pihak swasta.

3. Jenis-jenis badan usaha berdasarkan wilayah negara, terdiri dari:


 Badan Usaha Penanaman Modal Dalam Negeri: Badan Usaha Penanaman Modal
Dalam Negeri adalah badan usaha yang modalnya dimiliki oleh masyarakat Negara
itu sendiri.
 Badan Usaha Penanaman Modal Asing: Badan Usaha Penanaman Modal Asing
adalah badan usaha milik masyarakat luar negeri yang beroperasi di dalam negeri.

II. Bentuk-bentuk badan usaha

1. Perusahaan Perseorangan
Perusahaan perseorangan merupakan perusahaan dimana tempat kegiatan usaha,
modal, manajemennya ditangani oleh satu orang, dan orang tersebut adalah pemilik
modal dan pemimpin perusahaan. Tanggung jawab perusahaan perorangan adalah tidak
terbatas.
 Ciri-ciri perusahaan perseorangan:
1. Dimiliki oleh perorangan;
2. Pengelolaan terbatas atau sederhana;
3. Modal tidak terlalu besar;
4. Kelangsungan hidup usaha bergantung pada pemilik perusahaan.

 Kebaikan perusahaan perseorangan


1. Dapat dengan mudah dimulai;
2. Merupakan oganisasi sederhana, sehingga biaya organisasinya pun rendah;
3. Pemilik mempunyai kebebasan dalam mengelolah perusahhan;
4. Perangsang laba kuat, yang mempunyai arti bahwa pemilik berhak atas
seluruh laba perusahaan, sehingga menumbuhkan gairah untuk memajukan
perusahaan.

 Keburukan atau kekurangan perusahaan perseorangan :


1. Besar perusahaan terbatas, karena daya kemampuan pemilik perusahaan terbatas;
2. Keterbatasan tenaga kerja;
3. Kemampuan manajemen terbatas;
4. Kelangsungan hidup perusahaan atau kontinuitas perusahaan tidak
terjamin,karena hanya tergantung pada pemilik.
5. Kebutuhan modal yang dapat di penuhi pemilik perusahaan relatif kecil
2. Koperasi
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum
koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.
Berdasarkan pengertian tersebut, yang dapat menjadi anggota koperasi yaitu:
1. Perorangan, yaitu orang yang sukarela menjadi anggota koperasi;
2. Badan hukum koperasi, yaitu suatu koperasi yang menjadi anggota koperasi yang
memiliki lingkup lebih luas.

 Kelebihan Koperasi
1. Sisa hasil usaha yang dihasilkan oleh koperasi akan dibagi kepada anggota;
2. Anggota koperasi berperan jadi konsumen dan produsen sekaligus;
3. Seseorang yang akan menjadi anggota koperasi atau yang ingin atau yang sudah
menjadi anggota, bukan karena terpaksa, melainkan keinginannya sendiri untuk
memperbaiki hidupnya;
4. Mengutamakan kepentingan anggota.

 Kekurangan Koperasi
1. Modal terbatas;
2. Daya saing lemah;
3. Tidak semua anggota memiliki kesadaran berkoperasi.

3. Pengertian SITU, SIUP, NPWP, NRP, NRB, AMDAL


 SITU (Surat Izin Tempat Usaha)
Surat izin tempat usaha (SITU) merupakan pemberian izin tempat usaha kepada
seseorang atau badan usaha yang tidak menimbulkan gangguan atau kerusakan
lingkungan di lokasi tertentu. Surat izin gangguan (HO) adalah pemberian izin
tempat usaha kepada perusahaan atau badan di lokasi tertentu yang dapat
menimbulkan bahaya, gangguan, atau keruksakan. Lingkungan.
Surat izin tempat usaha (SITU) dan Surat izin gangguan (HO/hinder
ordonantie) dikeluarkan oleh pemerintah daerah tingkat II (kotamadya/kabupaten)
dan harus di perpanjang atau di daftar ulang setiap lima tahun sekali. Biaya yang di
kenakan untuk surat izin tempat usaha (SITU) izin ganguan (HO) berbeda-beda di
setiap wilayahdan biasanya dihitung berdasarkan luas tempat usaha.

 SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan)


Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) adalah surat izin untuk dapat
melaksanakan kegiatan usaha perdagangan. Setiap perusahaan, koperasi, persekutuan
maupun perusahaan perseorangan, yang melakukan kegiatan usaha perdagangan
wajib memperoleh SIUP yang diterbitkan berdasarkan domisili perusahaan dan
berlaku di seluruh wilayah Republik Indonesia.

SIUP terdiri atas kategori sebagai berikut:


1. SIUP Kecil wajib dimiliki oleh perusahaan perdagangan yang kekayaan
bersihnya lebih dari Rp.50.000.000,- sampai dengan paling banyak Rp.
500.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;
2. SIUP Menengah wajib dimiliki oleh perusahaan perdagangan yang kekayaan
bersihnya lebih dari Rp.500.000.000,- sampai dengan paling banyak Rp.
10.000.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;
3. SIUP Besar wajib dimiliki oleh perusahaan perdagangan yang kekayaan
bersihnya lebih dari Rp. 10.000.000.000,-tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha.

Perusahaan yang dibebaskan dari kewajiban memperoleh SIUP adalah


Cabang/perwakilan perusahaan yang dalam menjalankan kegiatan usaha perdagangan
mempergunakan SIUP perusahaan pusat’

 NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)


Nomor Pokok Wajib Pajak biasa disingkat dengan NPWP adalah nomor yang
diberikan kepada wajib pajak (WP) sebagai sarana dalam administrasi perpajakan
yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam
melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.
Fungsi NPWP
1. Sarana dalam administrasi perpajakan;
2. Tanda pengenal diri atau Identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan
kewajiban perpajakannya;
3. Dicantumkan dalam setiap dokumen perpajakan;
4. Menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan pengawasan administrasi
perpajakan.

 Nomor Register Perusahaan (NRP)


Nomor Regsiter Perusahaan disebut juga dengan Tanda Daftar Perusahaan
(TDP) adalah daftar catatan resmi sebagai bukti bahwa perusahaan badan usaha telah
melakukan wajib daftar perusahaan sesuai dengan ketentuan undang-undang no 3
tahun 1982 tentang wajib daftar.
NRP/TDP wajib dipasang di tempat yang mudah dilihat oleh umum. Nomor
NRP/TDP wajib dicantumkan pada papan nama perusahaan dan dokumen-dokumen
yang dipergunakan dalam kegiatan usaha.

 Nomor Rekening Bank (NRB)


Membuat nomor rekening atas nama perusahaan yang akan digunakan sebagai
alamat penyetoran modal awal dan transaksi hasil usaha.

 Analisi Dampak Lingkungan ( AMDAL)


AMDAL adalah hasil kajian mengenai dampak besar dan penting dari suatu
kegiatan usaha yang direncanakan untuk proses pengambilan keputusan mengenai
penyelenggaraan kegiatan usaha di Indonesia. Amdal tersebut diliputi aspek fisika,
kimia ekologi, sosial , ekonomi, budaya, dan kesehatan masyarakat.
Fungsi AMDAL :
1. Memberikan masukan terhadap penyusunan rencana pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup;
2. Memberikan impormasi kepada masyarakat tentang dampak yang muncul dari
suatu rencana usaha atau kegiatan;
3. Bahan impormasi bagi perencana usaha atau kegiatan;
4. Membantu proses pengambilan keputusan mengenai kelayakan lingkungan
hidup dari satu rencana usaha atau kegiatan;
5. Memberikan masukan terhadap penyusunan desain rinci teknis dari rencana
usaha atau kegiatan.

Badan Usaha 2

I. Bentuk-bentuk badan usaha

1. BUMN ( Badan Usaha Milik Negara )


BUMN merupakan jenis badan usaha dimana seluruh atau sebagian modal dimiliki
oleh Pemerintah. Status pegawai yang bekerja di BUMN adalah karyawan BUMN, bukan
pegawai negeri.

1) Ciri-ciri BUMN :

a. pengawasan dan kekuasaan penuh dalam menjalankan kegiatan usaha berada di tangan
pemerintah.
b. Pemerintah berwenang menetapkan kebijakan yang berkaitan dengan kegiatan usaha.
c. Semua risiko yang terjadi sepenuhnya merupakan tanggung jawab pemerintah.
d. Melayani kepentingan umum atau pelayanan kepada masyarakat.
e. Merupakan lembaga ekonomi yang tidak mempunyai tujuan utama mencari keuntungan, tetapi
dibenarkan untuk memupuk keuntungan.
f. Merupakan salah satu stabilisator perekonomian negara.
g. Modal seluruhnya dimiliki oleh negara dari kekayaan negara yang dipisahkan.
h. Peranan pemerintah sebagai pemegang saham. Bila sahamnya dimiliki oleh masyarakat,
besarnya tidak lebih dari 49%, sedangkan minimal 51% sahamnya dimiliki oleh negara.

2) Jenis-jenis BUMN yang ada di Indonesia yaitu :

1. Perjan

Perjan merupakan salah satu bentuk badan usah yang seluruh modalnya dimiliki oleh
Pemerintah. Kemudian perjan fokus melayani masyarakat. Namun karena selalu fokus
pada masyarakat dan tanpa adanya pemasukan untuk menanggulangi hal tersebut, maka
sudah tidak terapkan lagi. Contoh Perjan : PJKA (Perusahaan Jawatan Kereta Api),
sekaran menjadi PT. KKAI.

2. Perum

Perum ibarat perubahan dari Perjan. Sama seperti perjan, namun perum berorientasi pada
profit atau mencari keuntungan. Perum dikelola oleh negara dan karyawan berstatus sebagai
Pegawai Negeri. Walaupun sudah berusaha mencari keuntungan namun tetap saja merugi,
sehingga Negara menjualnya ke publik dan pada akhirnya berganti nama menjadi Persero.
Ciri-ciri Perusahaan Umum (Perum):
 Melayani kepentingan masyarakat umum.
 Dipimpin oleh seorang direksi/direktur.
 Mempunyai kekayaan sendiri dan bergerak di perusahaan swasta. Artinya, perusahaan umum
(PERUM) bebas membuat kontrak kerja dengan semua pihak.
 Dikelola dengan modal pemerintah yang terpisah dari kekayaan negara.
 Pekerjanya adalah pegawai perusahaan swasta.
 Memupuk keuntungan untuk mengisi kas negara.
 Modalnya berasal dari kekayaan Negara yang dipisahkan.
 Dapat menghimpun dana sendiri dari berbagai pihak.

3. Persero

Persero merupakan salah satu bentuk badan usaha yang dikelola oleh Negara. Tidak
seperti Perjan dan Perum. Selain mencari keuntungan, Persero juga mendedikasikan untuk
pelayanan masyarakat.

 Ciri-ciri Persero :
1. Tujuan utamanya mencari laba (Komersial)
2. Modal sebagian atau seluruhnya berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan yang
berupa saham-saham
3. Dipimpin oleh direksi
4. Pegawainya berstatus sebagai pegawai swasta
5. Badan usahanya ditulis PT (nama perusahaan) (Persero)
6. Tidak memperoleh fasilitas negara

Contoh Persero : PT. Kereta Api Indonesia, PT. Perusahaan Listrik Negara, PT. Pos
Indonesia dan masih banyak lagi.

2. BUMD (Badan Usaha Milik Daerah)


BUMD adalah perusahaan yang didirikan oleh pemerintah daerah yang modalnya sebagian
besar/seluruhnya adalah milik pemerintah daerah. Tujuan pendirian perusahaan daerah untuk
pengembangan dan pembangunan potensi ekonomi di daerah yang bersangkutan. Contoh perusahaan
daerah antara lain adalah perusahaan air minum (PDAM) dan Bank Pembangunan Daerah (BPD). Dasar
pendirian BUMD adalah UU No. 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah.
Ciri-ciri BUMD adalah sebagai berikut:
 Pemerintah daerah memegang hak atas segala kekayaan dan usaha.
 Pemerintah daerah berkedudukan sebagai pemegang saham dalam pemodalan perusahaan.
 Pemerintah daerah memiliki wewenang dan kekuasaan dalam menetapkan kebijakan perusahaan.
 Pengawasan dilakukan oleh pemerintah daerah.
 Melayani kepentingan umum, selain mencari keuntungan.
 Sebagai stabillisator perekonomian daerah dalam rangka menyejahterakan rakyat.
 Sebagai sumber pemasukan bagi pemerintah daerah.
Tujuan pendirian BUMD adalah:
a. melaksanakan kebijakan pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan daerah.
b. pemupukan dana bagi pembiayaan pembangunan daerah.
c. mendorong peran serta masyarakat dalam bidang usaha.
d. memenuhi kebutuhan barang dan jasa bagi kepentingan publik.
e. menjadi perintis kegiatan dan usaha yang kurang diminati swasta.
Di samping bentuk-bentuk badan usaha tersebut di atas, dewasa ini terdapat pula berbagai bentuk
penggabungan atau kerjasama antar badan usaha. Bentuk-bentuk tersebut diantaranya adalah:
a) Joint Venture
Joint venture adalah bentuk kerjasama beberapa perusahaan dari berbagai negara untuk mencapai
konsentrasi/kekuatan ekonomi yang lebih padat.
Ciri-ciri joint venture:
(1) Modal berupa saham yang disiapkan oleh perusahaan pendiri.
(2) Perusahaan pendiri masih tetap berdiri dan memilki kebebasan masing-masing.
(3) Kerjasama antara perusahaan domestic dan asing.
(4) Resiko ditanggung bersama antar pendiri joint venture.
b) Holding Company.
Holding company adalah badan usaha besar berbentuk corporation/berbadan hukum PT. Holding
company memiliki sebagian besar saham dari beberapa badan usaha. Badan usaha yang bergabung
diatur dan dijalankan oleh pimpinan holding company.
Ciri-ciri holding company:
(1) Holding company menguasai/mengambil alih badan usaha yang dibeli.
(2) Resiko ditanggung oleh badan usaha yang mengambil alih.
(3) Badan usaha yang diambil alih kehilangan identitas.
(4) Dapat dimanfaatkan untuk skala ekonomi yang lebih besar.
c) Trust.
Trust adalah gabungan beberapa badan usaha, badan usaha-badan usaha tersebut melebur diri
menjadi satu bada usaha raksasa. Badan usaha-badan usaha yang melebur diri/fusi tidak memiliki
kebebasan berusaha.
d) Kartel.
Kartel adalah kerja sama beberapa badan usaha untuk memproduksi atau menjual barang sejenis
dibawah perjanjian tertentu.
Ciri-ciri Kartel:
(1) Masing-masing badan usaha tetap berdiri.
(2) Masing-masing badan usaha mempunyai kedudukan yang sama.
(3) Masing-masing badan usaha sewaktu-waktu bisa membatalkan perjanjian.
e) Concern.
Concern sama dengan holding company, jika holding company berbentuk PT, maka concern
berbentuk perusahaan perseorangan.
f) Consolidation.
Consolidation hampir sama dengan holding company. Jika holding company hanya memiliki
saham-saham dari beberapa badan usaha, maka consolidation mengharuskan semua harta dan utang
badan usaha-badan usaha yang bergabung menjadi milik harta dan utang consolidation.
g) Gentlement’s agreement.
Gentlement’s agreement adalah persetujuan secara lisan beberapa produsen mengenai daerah
penjualan dengan tujuan mengurangi persaingan.
h) Pool
Pool adalah gentlemant’s agreement secara tertulis, apabila anggota pool melanggar perjanjian akan
dihukum sesuai isi perjanjian.
i) Trade Association.
Trade association adalah persetujuan tentang harga dan syarat penjualan. Trade association tidak
mencari laba tetapi bertujuan memajukan kepentingan anggota.
j) Merger.
Merger adalah peleburan dua atau lebih perseroan menjadi satu perusahaan, dengan salah satu
perusahaan menjadi pemimpin yang tetap berdiri, sementara perusahaan lainnya lenyap.
k) Konglomerat
Merger beberapa perusahaan yang menghasilkan barang dan jasa yang berbeda, misal perusahaan
makanan, sepatu, mobil, elektronik.

3. BUMS (Badan Usaha Milik Swasta)


Badan Usaha Milik Swasta atau BUMS adalah jenis badan usaha yang didirikan dan
dimodali oleh seseorang atau sekelompok orang. Berdasarkan UUD 1945 pasal 33, bidang-
bidang usaha yang diberikan kepada pihak swasta adalah mengelola sumber daya ekonomi
yang bersifat tidak vital dan strategis atau yang tidak menguasai hajat hidup orang banyak.
Berdasarkan badan hukumnya, BUMS dibedakan menjadi :

1. Firma (Fa)
Firma merupakan badan usaha yang didirikan oleh 2 orang atau lebih dimana tiap
anggota bertanggung jawab penuh atas perusahaan. Modal firman berasal dari anggota
pendiri. Untuk laba atau keuntungan dibagikan kepada anggota dengan perbandingan
sesuai akta sewaktu pendiriannya.
 Ciri-ciri Firma :
1. Para sekutu aktif dalam mengelola perusahaan
2. Tanggung jawab tak terbatas atas segala resiko yang terjadi
3. Akan berakhir jika salah satu anggota mengundurkan diri atau meninggal dunia.
 Kelebihan :
1. Mudah, tak perlu banyak persyaratan namun perlu kesepakatan para pihak yang
akan mendirikan firma.
2. Tidak terlalu memerlukan akta formal karena menggunakan akta dibawah tanda
tangan
3. Modal lebih cepat cair
4. Lebih mudah berkembang
 Kekurangan :
1. Punya tanggung jawab yang tak terbatas apabila ada resiko
2. Bisa mengancam kelangsungan hidup perusahaan bila salah satu pendiri meninggal
dunia atau mengundurkan diri
3. Sulit dalam peralihan pimpinan dan sering terjadi konflik internal
4. Kesulitan menghimpun dana besar serta mengikuti tender dalam jumlah tertentu

2. CV ( commanditaire vennootschap ) atau Persekutuan Komanditer

Perusahaan Komanditier atau yang biasa disingkat menjadi CV meruapakan


perusahaan persekutuan yang didirikan berbadasarkan saling percaya. CV merupakan salah
satu bentuk usaha yang dipilih para pengusaha yang ingin punya kegiatan usaha namun
modal minim. Dalam CV, terdapat beberapa sekutu yang secara penuh bertanggung jawab
atas sekutu lainnya, kemudian ada salah satu yang menjadi pemberi modal. Dan tanggung
jawab sekutu komanditer hanya terbatas pada sejumlah modal yang diberikan. Sehingga ada
2 jenis sekutu :

1. Sekutu aktif adalah anggota yang memimpin/ menjalankan perusahaan dan bertanggung
jawab penuh atas utang- utang perusahaan.
2. Sekutu pasif / sekutu komanditer adalah anggota yang hanya menanamkan modalnya
kepada sekutu aktif dan tidak ikut campur dalam urusan operasional perusahaan. Sekutu
pasif bertanggung jawab atas risiko yang terjadi sampai batas modal yang ditanam.

 Ciri – ciri CV :
1. Didirikan minimal 2 orang, dimana satu orang bertindak sebagai Persero aktif, dan
satunya lagi sebagai persero pasif
2. Seorang persero aktif akan bertindak mengurus perseroan. Sehingga ia akan
bertanggung jawab penuh atas segala resiko.
3. Persero pasif hanya bertindak sebagai sleeping partner. Dimana dia hanya
bertanggung jawab sebesar modal yang ia setorkan ke dalam perseroan.
 Kelebihan :
1. Bentuk CV sudah dikenal masyarakat, sehingga memudahkan perusahaan ikut dalam
berbagai kegiatan.
2. CV mudah memperloleh modal karena pihak perbankan mempercayainya.
3. Lebih mudah berkembang karena dipegan orang yang ahli dan dipercaya.
4. CV lebih fleksibel
5. Pembagian keuntungan diberikan pada sekutur Komanditer dan tak kena pajak
penghasilan
 Kekurangan :
1. Untuk mendirikan CV lebih ribet, karena melalui akta notaris dan didaftarkan ke
Departmen Kehakiman.
2. Status hukum badan usaha CV jarang dipilih oleh pemilik modal atau beberapa
proyek besar

3. PT ( Perseroan Terbatas )

Merupakan badan hukum perusahaan yang banyak diminati pengusaha, Karena badan
hukum ini punya kelebihan dibanding lainnya. Seperti luasnya badan usaha yang bisa
dimiliki, bebas dalam pergerakan bidang usaha dan tanggung jawab yang dimiliki terbatas
hanya pada modal yang disetorkan.

 Ciri – ciri PT :
1. Kewajiban terhadap pihak luar hanya terbatas pada modal yang disetorkan.
Mudah dalam peralihan kemepimpinan.
2. Usia PT tidak terbatas.
3. Mampu untuk menghimpun dana dalam jumlah yang besar.
4. Bebas untuk melakukan berbagai aktivitas bisnis.
5. Mudah mencari karyawan
6. Dapat dipimpin oleh orang yang tidak memiliki saham.
7. Pajaknya berganda antara Pajak Penghasilan dan Pajak Deviden
 Kelebihan PT :
1. Mudah dalam peralihan kepemimpinan.
2. Mudah memperoleh tambahan modal.
3. Kelangsungan perusahaan sebagai badan hukum lebih terjamin.
4. Lebih efisien dalam manajemen pengolahan sumber-sumber modal.
 Kekurangan PT :
1. Pajaknya berganda antara Pajak Penghasilan dan Pajak Deviden.
2. Pendiriannya memerlukan akta notaris dan ijin khusus usaha tertentu.
3. Biaya pembentukan PT relatif tinggi.
4. Terlalu terbuka dalam pelaporan kepada pemegang saham.

4. Yayasan

Yayasan merupakan salah satu bentuk – bentuk badan usaha, namun yayasan tidak
mencari untung. Jadi lebih ke kepentingan sosial dan berbadan hukum.

 Ciri – ciri Yayasan :


1. Yayasan dibentuk berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Yayasan dibentuk dengan memisahkan kekayaan pribadi pendiri untuk tujuan nirlaba,
religi, sosial dan kemanusiaan.
3. Didirikan dengan akta notaris.
4. Tidak memilik anggota dan tidak dimiliki siapapun, namun memiliki pengurus atau
organ untuk merealisasikan tujuan Yayasan.
5. Yayasan dapat dibubarkan oleh pengadilan dalam kondisi pertentangan tujuan
yayasan dengan hukum, likuidasi dan pailit.
 Kelebihan Yayasan :
1. Non profit dan rela membantu masyarakat
 Kekurangan Yayasan :
1. Terbatasnya dana

DAFTAR PUSTAKA

Hukum kontrak

1. https://www.google.com/amp/s/tommirrosandy.wordpress.com/2011/02/13/pengantar-
hukum-kontrak/amp/
2. https://rohmadijawi.wordpress.com/hukum-kontrak/
3. https://melania979.wordpress.com/2016/04/18/pengertian-syarat-sahnya-asas-asas-dan-
sumber-hukum-kontrak/
4. http://amrin4cute.blogspot.com/2014/11/makalah-hukum-kontrak.html
5. https://www.academia.edu/11453127/A._ISTILAH_DAN_PENGERTIAN_HUKUM_
KONTRAK

Badan Usaha 1 & 2

1. https://www.eduspensa.id/bentuk-bentuk-badan-usaha/
2. https://id.scribd.com/doc/97768879/Ppt-Badan-Usaha
3. https://www.academia.edu/7084345/BAB_IX_BENTUK-
BENTUK_BADAN_USAHA_1

Anda mungkin juga menyukai