Anda di halaman 1dari 16

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI …………………………………………………….i


KATA PENGANTAR………………………………………………ii

I. PENDAHULUAN……………………………………………..
A. LATAR BELAKANG………………………………………..
1. Rumusan masalah……………………………………………..
B. DESKRIPSI PENGAMATAN……………………………….
1 lokasi dan objek pengamatan………………………………….
2. Metode Pengamatan………………………………………….
3. Tujuan Pengamtan……………………………………………

II . INDIKASI-INDIKASI (RUANGAN PRODI PWK FT UNSRAT).


1 . Behaviour Mapping………………………………………………

IV. ANALISIS DATA………………………………………….....


1. Analisa………………………………………………………….
2. Kesimpulan……………………………………………………..

Lampiran – Lampiran…………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa, Kami panjatkan puja
dan puji syukur ke dalal Kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, dan
hidayah – Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
Metodologi Riset ini dengan lancer dan bermanfaat.

Makalah ini telah kami susun dengan teliti dan mendapat bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar makalah ini. Untuk itu, kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentan “penelitian terhadapap


ruangan Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota Berdasarkan Teori Crowding
(Kesesakan) and Density (Kepadatan) dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca maupun peneliti lain

Manado, 29 Mei 2017

Penyusun
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kepadatan (density) dan kesesakan (crowding) merupakan fenomena
yang akan menimbulkan permasalahan bagi setiap negara di dunia di masa yang
akan datang. Hal ini dikarenakan terbatasnya luas bumi dan potensi sumber
daya alam yang dapat memenuhi kebutuhan hidup manusia, sementara
perkembangan jumlah manusia di dunia tidak terbatas.
Kesesakan dan kepadatan yang timbul dari perkembangan jumlah
manusia di dunia pada masa kini telah menimbulkan berbagai masalah sosial di
banyak negara misalnya : Indonesia, India, Cina, dan sebagainya), baik
permasalahan yang bersifat fisik maupun psikis dalam perspektif psikologis.
Contoh permasalahan sosial yang nyata dalam perspektif psikologis dari
kesesakan dan kepadatan penduduk adalah semakin banyaknya orang yang
mengalami stres dan berperilaku agresif destruktif.

DEFINISI KESESAKAN (MENURUT BEBERAPA AHLI)


• Menurut Altman (1975), kesesakan adalah suatu prosesinterpersonal
pada suatu tingkatan interaksi manusia satu dengan lainnya dalam suatu
pasangan atau kelompok kecil. Perbedaaan pengertian antara crowding
(kesesakan) dengan density (kepadatan) kadang-kadang keduanya memiliki
pengertian yang sama dalam merefleksikan pemikiran secara fisik dari sejumlah
manusia dalam suatu kesatuan ruang.

• Menurut Altman (1975), Heimstra dan McFarling (1978) antara


kepadatan dan kesesakan memiliki hubungan yang erat kerena kepadatan
merupakan salah satu syarat yang dapat menimbulkan kesesakan, tetapi bukan
satu-satunya syarat yang dapat menimbulkan kesesakan. Kepadatan yang tinggi
dapat mengakibatkan kesesakan pada individu (Heimstra dan McFarling, 1987;
Holahan, 1982)

• Menurut Stokols (dalam Altman, 1975) membedakan antara kesesakan


bukan sosial (nonsocial crowding) yaitu dimana faktor-faktor fisik
menghasilkan perasaan terhadap ruang yang tidak sebanding, seperti sebuah
ruang yang sempit, dan kesesakan sosial (social crowding) yaitu perasaan sesak
mula-mula datang dari kehadiran orang lain yang terlalu banyak. Stokols juga
menambahkan perbedaan antara kesesakan molekuler dan molar. Kesesakan
molar (molar crowding) yaitu perasaan sesak yang dapat dihubungkan dengan
skala luas, populasi penduduk kota, sedangkan kesesakan molekuler (moleculer
crowding) yaitu perasaan sesak yang menganalisis mengenai individu,
kelompok kecil dan kejadian-kejadian interpersonal.

• Menurut Baum dan Paulus (1987) menerangkan bahwa proses


kepadatan dapat dirasakan sebagai kesesakan atau tidak dapat ditentukan oleh
penilaian individu berdasarkan empat faktor : Karakteristik seting fisik,
Karakteristik seting social, Karakteristik personal, dan Kemampuan beradaptasi.

Kepadatan

Karakteristik Karakteristik
Seting Fisik Personal

Evaluasi Penilaian
Terhadap Dampak
Dari Seting

Karakteristik Kemampuan
Seting Sosial Beradaptasi

Tidak Terjadi
Kesesakan
Kesesakan
DEFINISI KEPADATAN (MENURUT BEBERAPA AHLI)

• Kepadatan menurut Sundstrom (dalam Wrightsman & Deaux, 1981),


yaitu sejumlah manusia dalam setiap unit ruangan.
• Sejumlah individu yang berada di suatu ruang atau wilayah tertentu dan
lebih bersifat fisik (Holahan, 1982; Heimstra dan McFaring, 1978;
Stokols dalam Schmidt dan Keating, 1978).
• Suatu keadaan akan dikatakan semakin padat bila jumlah manusia pada
suatu batas ruang tertentu semakin banyak dibandingkan dengan luas
ruangannya (Sarwono, 1992).

Altman (dalam Zuhriyah, 2007), membagi kepadatan menjadi kepadatan sosial


dan kepadatan ruang. Di sebuah ruang pertemuan yang padat dengan
pengunjung, misalnya, kepadatan itu bisa disebabkan persepsi bahwa jumlah
undangan terlalu banyak untuk ruangan itu (kepadatan sosial). Reaksi individu
terhadap kedua jenis kepadatan itu bisa berbeda. Dalam hal kepadatan ruang,
reaksinya mungkin keluar dari ruangan dan mencari tempat lain di sekitar
ruangan yang masih agak lega, sedangkan dalam hal kepadatan sosial mungkin
individu akan pulang saja karena merasa bahwa jika tidak hadir dalam
pertemuan itu tuan rumah juga tidak akan mencari-cari.
• Altman (dalam Prabowo, 1998) menggambarkan sebuah model dua
dimensi untuk menunjukkan beberapa macam tipe lingkungan
• Lingkungan pinggiran kota, yang ditandai dengan tingkat kepadatan luar
dan kepadatan dalam yang rendah
• Wilayah desa miskin kepadatan dalam tinggi sedangkan kepadatan luar
rendah
• Lingkungan mewah perkotaan, di mana kepadatan dalam rendah
sedangkan kepadatan luar tinggi
• Perkampungan kota yang ditandai dengan tingkat kepadatan luar dan
kepadatan dalam yang tinggi

KEPADATAN DALAM

Rendah
Tinggi

I II
Rendah Lingkungan Wilayah
Pinggiran Kota Desa Miskin
KEPADATAN
LUAR

Tinggi III IV
Lingkungan Perkampungan
Mewah Perkotaan Kota
1. RUMUSAN MASALAH
“Bagaimana cara mengatasi kepadatan dan kesesakan di Ruang Prodi
Perencanaan wilayah dan kota di Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi?’

B. DESKRIPSI PENGAMATAN
1. Lokasi dan Objek Penelitian
Lokasi dan Objek penelitian yang kami ambil adalah di “Ruang Prodi
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi”
dan Objek nya adalah Mahasiswa FT Unsrat dan siapa saja yang menggunakan
ruangan tersebut.

2. Metode Penelitian
Metode yang kami gunakan dalam meneliti adalah pendekatan
“Behaviour Mapping”, “Place-Centered Maps”, dan “Person-Centered
Maps”.

3. Tujuan Penelitian
Penelitian Ini bertujuan untuk Mengetahui seberapa padat dan sesaknya
di ruangan Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota FT Unsrat dan untuk mencari
Solusi agar ruangan tersebut tidak sesak dan padat
II . INDIKASI-INDIKASI (RUANGAN PRODI PWK FT UNSRAT).
1 . Behaviour Mapping

SUBJEK 1
14:33 – 14:42

AKTIVITAS :
*14:33 : Berkonsultasi
dengan pengurus 1
*14:35 : berkonsultasi
dengan pengurus 2

*14:37 : kembali
berkonsultasi dengan
pengurus 1
*14:42 : Meninggalkan
ruangan

KETERANGAN:
: LAKI – LAKI
: PEREMPUAN
KAMIS, 18 MEI 2017
SUBJEK 21
SUBJEK
14:44 – 14:45
14:44 –

AKTIVITAS :
*14:44 – 14:45:
MASUK
RUANGAN
DATANG
MENGECEK
LALU PERGI
KEMBALI

KETERANGAN:
: LAKI – LAKI
: PEREMPUAN
KAMIS, 18 MEI 2017

SUBJEK 3 AKTIVITAS :
SUBJEK
14:02 – 14:15
1 *14:02 : menunggu di
14:44 – balkon depan ruangan
*14:05 : masuk ke
ruangan mengecek
dosen

*14:08 : menaruh
ransel di bangku
tunggu
*14:09 : Kembali ke
balkon lalu
menelepon
*14:14 : kembali ke
ruangan untuk
mengambil kembali
tasnya

14:15 : meninggalkan
ruangan
KETERANGAN:
: LAKI – LAKI
: PEREMPUAN
JUMAT, 19 MEI 2017
SUBJEK 4 1
SUBJEK AKTIVITAS :
14:44 – 14:45
14:18 – 14:32
*14:18 : Masuk ke dalam
ruangan bersama ke 2
temannya
*14:19 : berbincang –
bincang bersama ke 2
temannya

*14:26 : mencari kaprodi


*14:28 : kembali ke tempat
duduk namun sudah
bersebelahan dengan
temannya
*14:28 : mengobrol sedikit
dengan temannya
14:1 *14:32 : meninggalkan
ruangan

KETERANGAN:
: LAKI – LAKI
14:1 14:2
: PEREMPUAN
JUMAT,JUMAT,
19 MEI19 MEI
20172017

SUBJEK 5
SUBJEK
14:35 – –
14:44
1 AKTIVITAS :
*14:35 : masuk ke
14:44 ruangan bersama ke 2
temannya
*14:38 : berjalan ke
arah meja pengurus
lalu mengecek
dokumen
*14:40 : kembali ke
tempat duduk dan
14: menelepon
*14:42 : mengobrol
sedikit dengan ke 2
temannya
*14:44 :
meninggalkan
ruangan bersama ke 2
temannya

KETERANGAN:
: LAKI – LAKI
: PEREMPUAN
14: 14:
JUMAT,JUMAT,
KAMIS, 18 19 MEI 2017
19 MEI
SUBJEK 61
SUBJEK
14:44 –
14:38 – 14:44

14:38

AKTIVITAS :
*14:38 : Masuk ke
ruangan
*14:38 : mengobrol
dengan subjek ke 5

*14:40 : masih duduk


sambil memainkan
gadgetnya
*14:44 : meninggalkan
ruangan bersama
dengan subjek ke 5
bersama ke 2 temannya

KETERANGAN:
: LAKI – LAKI
: PEREMPUAN
14:40 14:44
JUMAT,JUMAT,
KAMIS, 18 19 MEI
19 MEI 2017
2017

SUBJEK 7 1
SUBJEK AKTIVITAS :
14:47 – –
14:44 15:00
14:45
*14:47 : Masuk ke
ruangan untuk
mengurus administrasi
*14:48 : sambil
menunggu, mengobrol
dengan temannya yang
sedang duduk

*14:51 : meninggalkan
ruangan lalu bertegur
sapa dengan ke 2
14:4
temannya
*14:56 : kembali ke
ruangan untuk
mengurus kembali
administrasi
15:00 : meninggalkan
ruangan

KETERANGAN:
: LAKI – LAKI
: PEREMPUAN
14:4 14:5
KAMIS,JUMAT,
18 MEI19 MEI
20172017
SUBJEK 8 1
SUBJEK
14:44
15:02 – –
15:06

AKTIVITAS :
*15:02 : masuk ke
dalam ruangan
*15:03 : mencari
kaprodi

*15:05 : menunggu
sebentar sambil
mengangkat telepon
*15:06 : meninggalkan
ruangan

KETERANGAN:
: LAKI – LAKI
: PEREMPUAN 15:
15:
JUMAT,
KAMIS, 19 MEI 2017
18 MEI

SUBJEK 9 1
SUBJEK
15:08 – 15:12
14:44 –

15:
AKTIVITAS :
*15:08 : Masuk ke
dalam ruangan
*15:08 : Mencari
Kaprodi

*15:10 : duduk tidak


lama di kursi tunggu
untuk mengecek hp
*15:12 : Meninggalkan
ruangan
KETERANGAN:
: LAKI – LAKI
: PEREMPUAN
15: 15:
KAMIS,JUMAT,
18 MEI19 MEI 2017
KESIMPULAN AKTIVITAS

KETERANGAN :
st th th
: 1 Person : 4 Person : 7 Person
th
nd th
:2 Person : 5 Person : 8 Person
rd th th
:3 Person : 6 Person : 9 Person
IV. ANALISIS DATA
1. ANALISIS

Jika disimpulkan dari data yang kami dapat, ruangan jurusan pwk tempat
favoritnya yaitu di kursi tunggu di depan entrance di depan meja administrasi

Jika dilihat dari perilaku para mahasiswa yang menunggu di ruangan itu,
bervariasi. Ada yang menunggu lama di dalam ruangan, lalu ada yang lebih
memilih menunggu di luar tangga ataupun balkon depan ruangan pwk
2. KESIMPULAN

Berdasarkan data analisis, dapat kami tarik kesimpulan bahwa bagian


yang padat dan sesak terdapat di bagian kursi tunggu di depan entrance ruangan.
Jika ada banyak mahasiswa lalu lalang di ruangan tersebut, maka bagian yang
akan padat terdapat di depan kursi tunggu entrance dan meja depan
administrasi. Banyak yang akhirnya mahasiswa menunggu di bagian luar
ruangan karena ruangat terlalu sesak saat banyak aktivitas.

SARAN :
Dengan meminimalisir meja dan kursi di bagian ini lalu diletakkan 1 kursi
tunggu di bagian ini agar ruangan tidak terlalu padat saat ada aktivitas lalu
lalang padat
DAFTAR PUSTAKA

• Sommer, Robert. 1969. Personal Space: The Behavioral Basis of


Design. Englewood Cliffs. New York: Prentice-Hall

• Hall, Edward. 1959. The Silent Language. Garden City. New


York: Doubleday

Anda mungkin juga menyukai