Anda di halaman 1dari 60

BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Terminologi Judul


2.1.1 Definisi Rumah Sakit
a. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1045/MENKES/PER/XI/2006 Tentang Pedoman Organisasi Rumah
Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan, Rumah sakit adalah suatu
fasilitas pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan rawat
inap dan rawat jalan yang memberikan pelayanan kesehatan jangka
pendek dan jangka panjang yang terdiri dari observasi, diagnostik,
terapeutik dan rehabilitatif untuk orang-orang yang menderita sakit,
cidera dan melahirkan.
b. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Rumah Sakit adalah gedung
tempat merawat orang sakit; gedung tempat menyediakan dan
memberikan pelayanan kesehatan yg meliputi berbagai masalah
kesehatan

2.1.2 Definisi Jantung


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, jantung adalah bagian tubuh yg
menjadi pusat peredaran darah (letaknya di dalam rongga dada sebelah atas)

2.1.3 Definisi Medan


Merupakan ibukota Sumatera Utara dimana Medan yang dimaksudkan
adalah kotamadya Medan sebagai pusat aktivitas dan kehidupan masyarakat
Sumatera Utara.
Dari definisi diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Rumah Sakit Jantung
Medan adalah: Suatu fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna berkaitan dengan jantung dan
instrumen peredaran darah yang terletak di Kota Medan

Universitas Sumatera Utara


2.2 Tinjauan Teoritis
2.2.1 Rumah Sakit
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
Tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
a. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
Tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Untuk menjalankan
tugas, Rumah Sakit mempunyai fungsi :
o penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan
sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit;
o pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui
pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai
kebutuhan medis;
o penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia
dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan
kesehatan; dan
o penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan
teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan
kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang
kesehatan;

b. Persyaratan Rumah Sakit


Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
Tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan lokasi,
bangunan, prasarana, sumber daya manusia, kefarmasian, dan peralatan.
o Lokasi
 Persyaratan lokasi harus memenuhi ketentuan mengenai
kesehatan, keselamatan lingkungan, dan tata ruang, serta sesuai
dengan hasil kajian kebutuhan dan kelayakan penyelenggaraan
Rumah Sakit.

Universitas Sumatera Utara


 Ketentuan mengenai kesehatan dan keselamatan lingkungan
menyangkut Upaya Pemantauan Lingkungan, Upaya Pengelolaan
Lingkungan dan/atau dengan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
 Ketentuan mengenai tata ruang dilaksanakan sesuai dengan
peruntukan lokasi yang diatur dalam Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten/Kota, Rencana Tata Ruang Kawasan
Perkotaan dan/atau Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan.
 Hasil kajian kebutuhan penyelenggaraan Rumah Sakit harus
didasarkan pada studi kelayakan dengan menggunakan prinsip
pemerataan pelayanan, efisiensi dan efektivitas, serta demografi.
o Bangunan
 Bangunan Rumah Sakit harus dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan pelayanan kesehatan yang paripurna, pendidikan dan
pelatihan, serta penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi kesehatan.
 Bangunan rumah sakit paling sedikit terdiri atas ruang:
 rawat jalan;
 ruang rawat inap;
 ruang gawat darurat;
 ruang operasi;
 ruang tenaga kesehatan;
 ruang radiologi;
 ruang laboratorium;
 ruang sterilisasi;
 ruang farmasi;
 ruang pendidikan dan latihan;
 ruang kantor dan administrasi;
 ruang ibadah, ruang tunggu;
 ruang penyuluhan kesehatan masyarakat rumah sakit;
 ruang menyusui (kecuali rumah sakit khusus selain rumah
sakit ibu dan anak);
 ruang mekanik;

10

Universitas Sumatera Utara


 ruang dapur;
 laundry;
 kamar jenazah;
 taman;
 pengolahan sampah; dan
 pelataran parkir yang mencukupi.
o Prasarana
Prasarana Rumah Sakit dapat meliputi:
 instalasi air;
 instalasi mekanikal dan elektrikal;
 instalasi gas medik;
 instalasi uap;
 instalasi pengelolaan limbah;
 pencegahan dan penanggulangan kebakaran;
 petunjuk, standar dan sarana evakuasi saat terjadi keadaan
darurat;
 instalasi tata udara;
 sistem informasi dan komunikasi; dan
 ambulan.

c. Jenis Rumah Sakit


Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
Tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit dapat dibagi berdasarkan jenis
pelayanan dan pengelolaannya.
o Berdasarkan jenis pelayanan
 Rumah Sakit Umum
Rumah Sakit Umum memberikan pelayanan kesehatan pada
semua bidang dan jenis penyakit.
 Rumah Sakit Khusus
Rumah Sakit Khusus memberikan pelayanan utama pada satu
bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu,
golongan umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya.
o Berdasarkan pengelolaannya
 Rumah Sakit Publik

11

Universitas Sumatera Utara


Rumah Sakit dapat dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah,
dan badan hukum yang bersifat nirlaba.
 Rumah Sakit Privat
Rumah Sakit privat dikelola oleh badan hukum dengan tujuan
profit yang berbentuk Perseroan Terbatas atau Persero.
 Rumah Sakit Pemerintah
Rumah Sakit yang didirikan oleh Pemerintah dan Pemerintah
Daerah harus berbentuk Unit Pelaksana Teknis dari Instansi yang
bertugas di bidang kesehatan, Instansi tertentu, atau Lembaga
Teknis Daerah dengan pengelolaan Badan Layanan Umum atau
Badan Layanan Umum Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
 Rumah Sakit Swasta
Rumah Sakit yang didirikan oleh swasta harus berbentuk badan
hukum yang kegiatan usahanya hanya bergerak di bidang
perumahsakitan.

d. Klasifikasi Rumah Sakit


Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
Tentang Rumah Sakit, dalam rangka penyelenggaraan pelayanan
kesehatan secara berjenjang dan fungsi rujukan, rumah sakit umum dan
rumah sakit khusus diklasifikasikan berdasarkan fasilitas dan kemampuan
pelayanan Rumah Sakit.
o Klasifikasi Rumah Sakit Umum
 Rumah Sakit Umum Kelas A
Adalah rumah sakit yang memounyai fasilitas dan kemampuan
pelayanan medik spesialistik luas dan subsspesialistik luas. Rumah
Sakit Umum Kelas A harus mempunyai fasilitas dan kemampuan
pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) Pelayanan Medik Spesialis
Dasar, 5 (lima) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, 12 (dua belas)
Pelayanan Medik Spesialis Lain dan 13 (tiga belas) Pelayanan Medik
Sub Spesialis.
 Rumah Sakit Umum Kelas B

12

Universitas Sumatera Utara


Adalah rumah sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan
pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) Pelayanan Medik
Spesialis Dasar, 4 (empat) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik,
8 (delapan) Pelayanan Medik Spesialis Lainnya, dan 2 (dua)
Pelayanan Medik Subspesialis Dasar.
 Rumah Sakit Umum Kelas C
Adalah rumah sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan
pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) Pelayanan Medik
Spesialis Dasar dan 4 (empat) Pelayanan Spesialis Penunjang
Medik.
 Rumah Sakit Umum Kelas D
Adalah rumah sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan
pelayanan medik paling sedikit 2 (dua) Pelayanan Medik Spesialis
Dasar.
o Klasifikasi Rumah Sakit Khusus
 Rumah Sakit Khusus Kelas A
 Rumah Sakit Khusus Kelas B
 Rumah Sakit Khusus Kelas C
o Klasifikasi Rumah Sakit ditetapkan berdasarkan:
 Pelayanan
 Sumber Daya Manusia
 Peralatan
 Sarana dan Prasarana
 Administrasi dan Manajemen

2.2.2 Rumah Sakit Jantung


a. Definisi Rumah Sakit Jantung
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 340/MENKES/PER/III/2010
tentang Klasifikasi Rumah Sakit, Rumah Sakit Jantung termasuk dalam
Rumah Sakit Khusus yaitu rumah sakit yang memberikan pelayanan
utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu, berdasarkan
disiplin ilmu, golongan umur, organ atau jenis penyakit, dalam hal ini
pelayanan terhadap jenis penyakit jantung dan yang berhubungan dengan
jantung (kardiovaskular)

13

Universitas Sumatera Utara


b. Klasifikasi Rumah Sakit Jantung
o Pelayanan
Tabel 2.1 Klasifikasi rumah sakit jantung berdasarkan pelayanan
Sumber: Peraturan Menteri Kesehatan No. 340/MENKES/PER/III/2010
No. Jenis Pelayanan Kelas A Kelas B Kelas C
1 Utama:
Penyakit jantung konservatif + + +
Penyakit jantung intervensi + + +
Penyakit jantung konservatif + + -
Penyakit Gagal Jantung Kronik + - -
Hipertensi + - -
Aritmia dan reprogram alat + + +
pacu jantung
Kardiometabolik + + +
Vaskular + - -
Valvular + + -
Pasca intervensi non bedah + + -
Pasca operasi CABG + + -
Pasca operasi katup + - -
Pasca operasi pediatrik + - -
Penyakit jantung bawaan + + -
Penyakit perikard + + -
Penyakit jantung pada + + +
kehamilan
Hipertensi pulmonal + + +
2 Spesialis Utama:
Jantung + + +
Bedah Thoraks + - -
Bedah Vaskular + - -
Paru + + -
Penyakit dalam + + +
Obgyn + + -
Anak + + -
3 Penunjang:
Radiologi + + +
Laboratorium + + +
Farmasi + + +
Gizi + + +
Sterilisasi + + -
Rekam medik + + +
Rehabilitasi medik + + -
Pemulasaraan Jenazah + - -
4 Umum:
Poli Umum + + +
Poli Gigi + + +
Emergensi + + +

14

Universitas Sumatera Utara


o Sumber Daya Manusia
Tabel 2.2 Klasifikasi rumah sakit jantung berdasarkan sumber daya manusia
Sumber: Peraturan Menteri Kesehatan No. 340/MENKES/PER/III/2010
No. Jenis Ketenagaan Kelas A Kelas B Kelas C
Total Tenaga Total Tenaga Total Tenaga
Tetap Tetap Tetap
1 Tenaga Medis:
Spesialis jantung 5 2 3 1 2 1
Sub spesialis jantung 1 - 1 - - -
klinik
Aritmia 1 - 1 - - -
Rehabilitasi jantung 1 - 1 - - -
Vaskular 1 - - - - -
Bedah thoraks 1 - - - - -
Saraf 1 - 1 - - -
Penyakit Dalam 2 1 1 - - -
Paru 1 - 1 - 1 -
Obgyn 2 1 1 - - -
PK 2 1 1 - - -
Radiologi 2 1 1 - 1 -
Anaestesia 3 1 2 1 1 -
Rehabilitasi medik 2 1 1 - 1 -
PA 2 1 1 - 1 -
2 Tenaga Perawat: 1:1 TT 1:1 TT 1:1 TT
3 Tenaga Kesehatan lain:
Kefarmasian 3 2 1
Gizi 2 1 1
Keteknisian Medik 2 1 1
Kesehatan Masyarakat 1 1 1
Laboratorium 1 1 1
Sterilisasi 1 - -
Rekam Medik 1 1 1

o Sarana dan Prasarana


Tabel 2.3 Klasifikasi rumah sakit jantung berdasarkan sarana dan prasarana
Sumber: Peraturan Menteri Kesehatan No. 340/MENKES/PER/III/2010
No. Sarana dan Prasarana Kelas A Kelas B Kelas C
1 Rawat Jalan:
- Kardio, EKG + - +
- Bedah jantung + + -
- Gagal jantung, transplantasi + + +
dan hipertensi pulmonal
- Aritmia dan program alat pacu + + +
jantung
- Vaskular + + -
- Klinik koroner + + +
- Klinik kardiometabolik + + -
2 Rawat Inap > 100 TT 50-100 TT 25 – 50 TT
3 Rawat Darurat + + +
4 Ruang Operasi + + +

15

Universitas Sumatera Utara


5 Rawat Intensif ICU + + +
6 Rawat ICCU + + +
7 Radiologi + + +
8 CT Scan + - -
9 Laboratorium + + +
10 Farmasi + + +
11 Gizi + + +
12 Elektromedik Diagnostik + + +
13 Rekam medik + + +
14 ISPRS + + +
15 Sterilisasi + + +
16 Laundry + + +
17 Pemulasaraan Jenazah + + +
18 Administrasi + + +
19 Diklat + + +
20 Dinas dan Asrama + + +
21 Ambulance + + +

o Peralatan
Tabel 2.4 Klasifikasi rumah sakit jantung berdasarkan peralatan
Sumber: Peraturan Menteri Kesehatan No. 340/MENKES/PER/III/2010
No. Nama Peralatan Kelas A Kelas B Kelas C
1 Rawat Jalan:
- EKG 5 2 1
- Defibrilator 5 2 1
- Kardioversi 3 1 1
- Alat resusitasi jantung + + +
- Obat resusitasi lengkap + + +
- Tabung oksigen + + +
- Brankard + + +
- Noninvasif hemodinamik + + +
- Suction pump + + +
2 Rawat Inap + + +
3 Rawat Darurat + + -
4 Ruang Operasi + + +
5 Rawat Intensif ICU + + +
6 Rawat ICCU + + -
7 Radiologi + + +
8 CT Scan + - -
9 Laboratorium + + +
10 Farmasi + + +
11 Gizi + + +
12 Elektromedik Diagnostik + + +
13 Rekam Medik + + +
14 ISPRS + + +
15 Sterilisasi + + +
16 Laundry + + +
17 Pemulasaraan Jenazah + + +

16

Universitas Sumatera Utara


o Administrasi dan Manajemen
Tabel 2.5 Klasifikasi rumah sakit jantung berdasarkan administrasi dan manajemen
Sumber: Peraturan Menteri Kesehatan No. 340/MENKES/PER/III/2010
No. Administrasi dan Kelas A Kelas B Kelas C
Manajemen
1 Status Badan Hukum + + +
2 Struktur Organisasi + + +
3 Tatalaksana/ Tata Kerja/ + + +
Uraian Tugas
4 Peraturan Internal Rumah + + +
Sakit (HBL & MSB)
5 Komite Medik + + +
6 Komite Etik & Hukum + + +
7 Satuan Pemeriksaan Internal + + +
8 Surat Izin Praktik Dokter + + +
9 Perjanjian Kerjasama Rumah + + +
Sakit & Dokter
10 Akreditasi RS + + +

2.2.3 Jantung
a. Kardiovaskular
Kardiovaskular berasal dari bahasa Yunani, kardia yang berarti jantung
dan vasculum yang berarti pembuluh kecil. Kardiovaskular atau disebut
juga sistem peredaran darah adalah suatu sistem organ yang berfungsi
memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini juga menolong stabilisasi
suhu dan pH tubuh. Yang termasuk dalam sistem kardiovaskular adalah
darah, jantung dan pembuluh darah.

b. Penyakit kardiovaskular
Penyakit kardiovaskular adalah istilah yang luas untuk berbagai
gangguan yang mempengaruhi jantung dan pembuluh darah. Sebuah
serangan jantung atau stroke mungkin peringatan pertama dari penyakit
yang mendasarinya. Gejala serangan jantung termasuk ketidaknyamanan
di tengah dada yang berlangsung selama lebih dari beberapa menit atau
yang hilang dan datang kembali, sakit di bagian tubuh lain seperti lengan,
punggung, leher, rahang atau perut;sesak napas, mual, melanggar keluar
keringat dingin dan pusing. Gejala stroke termasuk kelemahan tiba-tiba di
wajah, lengan atau kaki - paling sering pada satu sisi tubuh;tiba-tiba
kebingungan, kesulitan bicara atau pemahaman, kesulitan tiba-tiba
melihat, tiba-tiba kesulitan berjalan atau pusing, kehilangan keseimbangan

17

Universitas Sumatera Utara


atau koordinasi, dan tiba-tiba, sakit kepala parah tanpa diketahui
penyebabnya.
Ada berbagai jenis penyakit yang dapat menyebabkan serangan
jantung atau stroke, yang secara langsung mempengaruhi jantung, otak
dan perifer sistem peredaran darah.

Tabel 2.6 Nama penyakit kardiovaskular


Sumber: http://www.world-heart-federation.org/
No. Nama Penyakit Keterangan
Penyakit kardiovaskular berhubungan dengan jantung
1 Sindrom koroner akut Sebuah istilah yang merujuk pada situasi di
mana suplai darah ke otot jantung tiba-tiba
diblokir, sehingga serangan jantung dan angina
tidak stabil.
2 Angina Angina pektoris, umumnya dikenal sebagai
angina, adalah nyeri dada karena kurangnya
darah ke otot jantung. Memburuknya serangan
angina adalah tanda angina tidak stabil yang
dapat menyebabkan serangan jantung.
3 Aritmia Aritmia menggambarkan irama jantung yang
abnormal. Jantung bisa berdetak terlalu lambat,
terlalu cepat atau tidak teratur mempengaruhi
kerja organ hati dan bagaimana darah dipompa
ke seluruh tubuh.
4 Kardiomyopati Secara harfiah, ini berarti penyakit otot jantung
dan kardiomyopati mengacu pada setiap
penyakit yang mempengaruhi otot jantung.
Sering menyebabkan aritmia atau kematian
jantung mendadak.
5 Penyakit jantung bawaan Mengacu pada kelainan jantung yang hadir
pada saat lahir. Dalam banyak kasus
penyebabnya tidak diketahui, tetapi contoh
penyakit ini termasuk "lubang di hati", katup
yang abnormal atau bilik jantung abnormal.
Semua yang mempengaruhi kemampuan
jantung untuk bekerja secara normal.
6 Penyakit jantung koroner Sebuah penyakit di mana satu atau lebih dari
arteri yang menyuplai darah ke otot jantung
tersumbat. Penyumbatan arteri ini berarti
bahwa beberapa dari otot jantung menjadi
kekurangan oksigen, yang menghasilkan
serangan jantung.
7 Gagal jantung Juga dikenal sebagai gagal jantung kongestif,
ini adalah suatu kondisi dimana jantung tidak
memompa cukup darah untuk memenuhi
kebutuhan tubuh. Ini adalah penyakit progresif
di mana jantung mulai bekerja lebih keras
untuk memenuhi kebutuhan tubuh sampai tidak
bisa lagi mempertahankan usaha yang

18

Universitas Sumatera Utara


dibutuhkan.
8 Penyakit jantung inflamasi Penyakit jantung inflamasi melibatkan
peradangan pada otot jantung dan/atau
jaringan sekitarnya.
9 Penyakit jantung iskemik Penyakit jantung iskemik ditandai dengan
berkurangnya pasokan darah ke otot jantung
yaitu miokardium.
10 Penyakit jantung rematik Sebuah penyakit jantung diakuisisi yang
disebabkan oleh demam rematik, demam itu
sendiri disebabkan oleh streptokokus (radang)
infeksi tenggorokan. Jika tidak diobati penyakit
ini mempengaruhi katup jantung dan akhirnya
dapat mengakibatkan komplikasi serius atau
bahkan kematian.
11 Penyakit katup Penyakit katup menjelaskan penyakit katup
dalam hati yang diperlukan untuk mengatur
aliran darah. Penyakit katup berarti bahwa
katup juga tidak cukup terbuka untuk
memungkinkan darah mengalir bebas atau
mereka tidakmenutup secara efektif dan darah
dapat mengalir ke belakang.
Penyakit kardiovaskular berhubungan dengan otak
12 Penyakit serebrovaskular Stroke dapat disamakan dengan serangan
(stroke) jantung pada bagian otak, di mana aliran darah
ke otak tersumbat atau
terganggu. Bagian otak yang terkena ini
kemudian kekurangan oksigen dan nutrisi
 Stroke perdarahan menyebabkan kematian sel.
Stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh
darah melemah pecah dan berdarah ke sekitar
otak jaringan. Darah kemudian menumpuk dan
 Stroke iskemik mulai menekan otak. Selanjutnya, jaringan otak
di luar ruptur kekurangan oksigen.
Dalam stroke iskemik, suplai darah ke bagian
dari otak tersumbat. Penurunan penyebab
suplai darah sel-sel otak mati, yang
mempengaruhi kemampuan seseorang untuk
melaksanakan fungsi vital seperti berjalan atau
berbicara.
Penyakit jantung berhubungan dengan sistem peredaran darah
13 Pembekuan pembuluh Sebuah kondisi di mana gumpalan darah
darah terbentuk dalam pembuluh darah, biasanya
pembuluh darah di kaki. Gumpalan ini
kemudian dapat mengusir dan pindah ke
jantung dan paru-paru, di mana mereka
memblokir aliran darah.
14 Penyakit jantung Mengacu pada kerusakan jantung yang
hipertensi dihasilkan dari tekanan darah tinggi dan
termasuk penyakit arteri koroner, jantung
kegagalan dan penebalan otot jantung.
15 Penyakit arteri perifer Mengacu kepada penyempitan pembuluh

19

Universitas Sumatera Utara


darah di luar jantung atau otak - paling sering
ke bawah ekstremitas. Ini berdampak pada
pengurangan atau penghentian darah yang
mengalir ke ekstremitas tersebut. Jika parah
dan berkepanjangan, ini dapat menyebabkan
kematian jaringan dan jika tidak ditangani dapat
mengakibatkan kebutuhan untuk
mengamputasi anggota tubuh yang terinfeksi.
16 Pulmonary embolism Sebuah penyumbatan mendadak pada arteri
akan ke paru-paru oleh bekuan darah yang
terbentuk di tempat lain di tubuh. Itu dapat
menyebabkan kerusakan permanen pada paru-
paru dan yang dapat mencegah organ lain dari
mendapatkan oksigen darah. Jika gumpalan
besar atau ada banyak gumpalan dapat
menyebabkan kematian mendadak.

c. Penanganan/terapi penyakit kardiovaskular


o Peralatan yang digunakan dalam terapi kardiovaskular
Tabel 2.7 Peralatan yang digunakan dalam terapi kardiovaskular
Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Cardiology
No. Nama Alat Keterangan
1 Stetoskop Perangkat akustik untuk mendengar suara
intern termasuk bunyi jantung
Perangkat yang digunakan untuk menjaga irama listrik normal
2 Alat pacu jantung Perangkat listrik ditanamkan yang
menggantikan alat pacu jantung alami
3 Defibrillator Perangkat listrik untuk mengubah irama
jantung dengan energi listrik
 Automated external Sebuah defibrillator eksternal yang umum
defibrillator ditemukan di luar pengaturan perawatan
kesehatan. Sering dirancang bagi siapa
saja untuk digunakan
 Implantable Perangkat implan untuk mencegah kondisi
cardioverter-defibrillator yang mengancam jiwa (misalnya, takikardia
ventrikel, fibrilasi ventrikel)
Peralatan untuk menjaga tekanan darah
4 Jantung buatan Sebuah pompa internal yang sepenuhnya
menggantikan tindakan pemompaan
jantung
5 Cardiopulmonary bypass Pompa eksternal untuk mengambil alih
(mesin jantung-paru) fungsi dari kedua jantung dan paru-paru
6 Intra-aortic balloon pump Sebuah balon ditempatkan di aorta dada
untuk melengkapi cardiac output dari hati
7 Ventricular assist-device Pompa internal untuk menambah atau
(perangkat pembanti mengganti tindakan pemompaan ventrikel
ventrikel)

20

Universitas Sumatera Utara


o Prosedur dan tes diagnostik untuk penyakit kardiovaskuler
Tabel 2.8 Prosedur dan tes diagnostik untuk penyakit kardiovaskuler
Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Cardiology
No. Prosedur/tes diagnostik Keterangan
1 Tes darah
2 Echocardigraphy (echo) Ultrasonografi jantung untuk memeriksa
ruang, katup, dan aliran darah
3 Echocardiogram Echocardiogram jantung melalui dada
transthoracic (TTE) eksternal untuk tubuh
4 Transesophageal Echocardiogram dari jantung melalui
echocardiogram (TEE) kateter yang ditempatkan di
kerongkongan
5 Kardiovaskular magnetic Magnetic resonance imaging (MRI)
resonance imaging (CMR) jantung yang memanfaatkan EKG untuk
gating dan melihat fungsi mekanik tertentu
dari jantung .
6 Tes tekanan jantung Pengujian sistem kardiovaskular melalui
latihan terkontrol atau obat-obatan
7 Auskultasi Mendengarkan suara (misalnya, bunyi
jantung) dengan stetoskop
8 Elektrokardiografi (ECG atau Pengukuran aktivitas listrik jantung,
EKG) biasanya dengan 4 atau 10 elektroda
pada kulit
9 Monitor Holter Perangkat EKG portabel untuk memonitor
berlanjut
10 Studi elektrofisiologi Mempelajari aktivitas listrik jantung
melalui penggunaan kateter ditempatkan
di jantung melalui vena atau arteri
11 Sphygmomanometer Tekanan darah manset digunakan untuk
mengukur tekanan darah arteri
12 Marker jantung Pengujian untuk biomarker dalam darah
yang dapat menunjukkan berbagai kondisi
13 Kateterisasi koroner Kateterisasi dari arteri koroner
14 Fractional aliran cadangan Pengujian aliran darah melalui stenosis
(FFRmyo) dari arteri koroner untuk menentukan
perfusi jantung
15 Intravascular ultrasound Ultrasonografi dari arteri koroner
(IVUS)
16 Tomografi koherensi optik Pengujian melalui penggunaan hamburan
(OCT) optik untuk penyakit arteri koroner
Prosedur untuk menangani penyakit arteri koroner
17 Operasi bypass arteri koroner Cangkok arteri atau vena dari tempat lain
(CABG) (biasanya kaki) untuk memotong arteri
koroner pulmonalis
18 Enhanced External Pneumatis membantu jantung untuk
Counterpulsation (EECP) memindahkan darah menggunakan
manset karet pada kaki
19 Percutaneous Coroneary Prosedur untuk mengobati arteri koroner
Intervention (PCI) pulmonalis dengan mengakses melalui
pembuluh darah

21

Universitas Sumatera Utara


20 Percutaneous Transluminal Memperbesar lumen arteri koroner
Coronary Angioplasty (PCTA) dengan memaksa mengembangkannya
dengan balon
21 Atherectomy Memperbesar lumen arteri koroner
dengan menghilangkan plak aterosklerotik

2.3 Tinjauan Fungsi


2.3.1 Deskripsi pengguna dan kegiatan
Pengguna Rumah Sakit Jantung dapat dibagi menjadi dua kelompok besar
yaitu pihak yang melayani dan pihak yang dilayani.
a. Pihak yang melayani
o Tenaga medis antara lain :
 Dokter umum
 Dokter spesialis
o Tenaga paramedis, terdiri atas perawat dan pembantu perawat
o Tenaga terapis
o Tenaga non-medis, terdiri dari :
 Tenaga analis lab dan analis radiogram
 Apoteker
 Karyawan administrasi
 Karyawan (teknis dan servis)
b. Pihak yang dilayani
o Pasien
 Pasien rawat jalan (outpatient)
 Pasien rawat inap (inpatient)
 Pasien gawat darurat
o Pengunjung
 Pengunjung yang menemani pasien
 Pengunjung yang mencari informasi tentang kesehatan
 Pembesuk pasien rawat inap
 Tamu direksi/bagian administrasi

2.3.2 Unit Pelayanan Rumah Sakit


Menurut Lampiran Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 tahun 2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, jenis pelayanan minimal dan
kebutuhan ruang yang harus disediakan di rumah sakit adalah sbb:

22

Universitas Sumatera Utara


Tabel 2.9 Standar pelayanan minimal rumah sakit
Sumber : Lampiran Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 tahun 2008
No Jenis Pelayanan Pengertian
1 Gawat Darurat Fasilitas yang melayani pasien yang berada dalam
keadaan gawat dan terancam nyawanya yang
membutuhkan pertolongan secepatnya.
2 Rawat Jalan Fasilitas yang digunakan sebagai tempat konsultasi,
penyelidikan, pemeriksaan dan pengobatan pasien
oleh dokter ahli di bidang masing-masing yang
disediakan untuk pasien yang membutuhkan waktu
singkat untuk penyembuhannya atau tidak
memerlukan pelayanan perawatan.
3 Rawat Inap Fasilitas yang digunakan merawat pasien yang
harus di rawat lebih dari 24 jam (pasien menginap di
rumah sakit).
4 Bedah Sentral (Bedah Suatu unit khusus di rumah sakit yang berfungsi
saja) sebagai tempat untuk melakukan tindakan
pembedahan/operasi secara elektif maupun akut,
yang membutuhkan kondisi steril dan kondisi khusus
lainnya.
5 Persalinan, Fasilitas menyelenggarakan kegiatan persalinan,
perinatologi (kecuali perinatal, nifas dan gangguan kesehatan reproduksi.
rumah sakit khusus di
luar rumah sakit ibu
dan anak) dan KB
6 Intensif (ICU) Fasilitas untuk merawat pasien yang dalam keadaan
sakit berat sesudah operasi berat atau bukan karena
operasi berat yang memerlukan pemantauan secara
intensif dan tindakan segera.
7 Radiologi Fasilitas untuk melakukan pemeriksaan terhadap
pasien dengan menggunakan energi radioaktif
dalam diagnosis dan pengobatan penyakit.
8 Laboratorium Fasilitas kerja khususnya untuk melakukan
pemeriksaan dan penyelidikan ilmiah (misalnya
fisika, kimia, higiene, dan sebagainya)
9 CSSD (Sterilisasi Instalasi Sterilisasi Pusat (Central Sterile Supply
Pusat) Department = CSSD). Fasilitas untuk menghilangkan
semua mikroorganisme baik dengan cara fisik
maupun kimia.
10 Rehabilitasi Medik Fasilitas pelayanan untuk memberikan tingkat
pengembalian fungsi tubuh dan mental pasien
setinggi mungkin sesudah kehilangan/ berkurangnya
fungsi tersebut.
11 Farmasi Fasilitas untuk penyediaan dan membuat obat
racikan, penyediaan obat paten, serta memberikan
informasi dan konsultasi perihal obat.
12 Gizi Fasilitas melakukan proses penanganan makanan
dan minuman meliputi kegiatan; pengadaan bahan
mentah, penyimpanan, pengolahan, dan penyajian
makanan-minuman.
13 Transfusi Darah Unit Transfusi Darah Rumah Sakit (UTDRS) adalah

23

Universitas Sumatera Utara


unit yang berfungsi sebagai pengelola penyediaan
darah transfusi yang aman, berkualitas dan efektif,
mulai dari pengerahan pendonor sukarela resiko
rendah sampai dengan ketersediaan darah aman
serta pendistribusiannya kepada rumah sakit.
14 Pelayanan GAKIN Pelayanan terhadap pasien GAKIN yang datang ke
(Keluarga Miskin) RS pada setiap unit pelayanan
15 Rekam Medik Suatu unit dalam rumah sakit tempat melaksanakan
kegiatan merekam dan menyimpan berkas-berkas
jati diri, riwayat penyakit, hasil pemeriksaan dan
pengobatan pasien yang diterapkan secara
terpusat/sentral.
16 Administrasi dan Suatu unit dalam rumah sakit tempat melaksanakan
manajemen kegiatan administrasi dan pencatatan
17 Ambulance/Kereta
Jenazah
18 Pemulasaraan Fasilitas untuk meletakkan/menyimpan sementara
Jenazah jenazah sebelum diambil oleh keluarganya,
memandikan jenazah, pemulasaraan dan pelayanan
forensik.
19 Pelayanan Fasilitas untuk melakukan pemeliharaan dan
pemeliharaan sarana perbaikan ringan terhadap komponen-komponen
rumah sakit Sarana, Prasarana dan Peralatan Medik.
20 Pelayanan Laundry Fasilitas untuk melakukan pencucian linen yang
terdiri dari; penerimaan, disinfeksi bila perlu, cuci
dan pemisahan, pengeringan, seterika, perbaikan,
pemberian kode dan bungkus, penyimpanan,
persiapan pengiriman dan pengiriman.
21 Pencegahan dan Pusat kegiatan pencatatan dan pelaporan infeksi
pengendalian infeksi nosokomial di rumah sakit
(PPI)
22 Pengelolaan Limbah Pengelolaan limbah padat,cair,dll dalam rumah sakit

24

Universitas Sumatera Utara


2.3.3 Sistem Sirkulasi Antar Ruang
Menurut Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C,
alur sirkulasi pasien pada Rumah Sakit Umum adalah sbb:

Diagram 2.1 Sistem sirkulasi antar instalasi dalam rumah sakit


Sumber : Buku Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C

Sedangkan alur sirkulasi pada masing-masing instalasi di Rumah


Sakit adalah sbb:

25

Universitas Sumatera Utara


a. Instalasi Rawat Jalan

Diagram 2.2 Sistem sirkulasi instalasi rawat jalan


Sumber : Buku Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C

b. Instalasi Rawat Inap

Diagram 2.3 Sistem sirkulasi instalasi rawat inap


Sumber : Buku Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C

26

Universitas Sumatera Utara


c. Instalasi Gawat Darurat

Diagram 2.4 Sistem sirkulasi instalasi gawat darurat


Sumber : Buku Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C

d. Instalasi Perawatan Intensif

Diagram 2.5 Sistem sirkulasi instalasi gawat darurat


Sumber : Buku Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C

27

Universitas Sumatera Utara


e. Instalasi Bedah Sentral/COT

Diagram 2.6 Sistem sirkulasi instalasi bedah sentral/COT


Sumber : Buku Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C

f. Instalasi Farmasi
o Alur Pasien dan Pengunjung

Diagram 2.7 Sistem sirkulasi alur pasien dan pengunjung instalasi farmasi
Sumber : Buku Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C

28

Universitas Sumatera Utara


o Alur Petugas Instalasi Farmasi

Konter
Apotek

Diagram 2.8 Sistem sirkulasi alur petugas instalasi farmasi


Sumber : Buku Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C

o Alur Barang

Diagram 2.9 Sistem sirkulasi alur barang instalasi farmasi


Sumber : Buku Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C

29

Universitas Sumatera Utara


g. Instalasi Radiologi
o Alur Pasien

Diagram 2.10 Sistem sirkulasi alur pasien instalasi radiologi


Sumber : Buku Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C

o Alur Film

Diagram 2.11 Sistem sirkulasi alur film instalasi radiologi


Sumber : Buku Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C

30

Universitas Sumatera Utara


h. Instalasi Sterilisasi Pusat (CSSD/Central Supply Sterilization
Department)

Diagram 2.12 Sistem sirkulasi instalasi sterilisasi pusat/CSSD


Sumber : Buku Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C

i. Instalasi Laboratorium

Diagram 2.13 Sistem sirkulasi instalasi laboratorium


Sumber : Buku Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C

31

Universitas Sumatera Utara


j. Instalasi Rehabilitasi Medik

Diagram 2.14 Sistem sirkulasi instalasi rehabilitasi medik


Sumber : Buku Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C

k. Instalasi Pemulasaraan Jenazah

Diagram 2.15 Sistem sirkulasi instalasi laboratorium


Sumber : Buku Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C

32

Universitas Sumatera Utara


l. Instalasi Gizi/Dapur

Diagram 2.16 Sistem sirkulasi instalasi gizi/dapur


Sumber : Buku Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C

m. Instalasi Laundry

Diagram 2.17 Sistem sirkulasi instalasi laundry


Sumber : Buku Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C

33

Universitas Sumatera Utara


n. Bengkel Mekanikal dan Elektrikal

Diagram 2.18 Sistem sirkulasi bengkel mekanikal dan elektrikal


Sumber : Buku Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C

2.3.4 Persyaratan Bangunan Rumah Sakit


Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 1204/MENKES/SK/X/2004
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, persyaratan rumah
sakit adalah sbb:
a. Lingkungan Bangunan Rumah Sakit
o Lingkungan bangunan rumah sakit harus mempunyai batas yang
kelas, dilengkapi dengan pagar yang kuat dan tidak memungkinkan
orang atau binatang peliharaan keluar masuk dengan bebas.
o Luas lahan bangunan dan halaman harus disesuaikan dengan luas
lahan keseluruhan sehingga tersedia tempat parkir yang memadai dan
dilengkapi dengan rambu parkir.
o Lingkungan bangunan rumah sakit harus bebas dari banjir. Jika
berlokasi di daerah banjir harus menyediakan fasilitas/teknologi untuk
mengatasinya.
o Lingkungan rumah sakit harus merupakan kawasan bebas rokok
o Lingkungan bangunan rumah sakit harus dilengkapi penerangan
dengan intensitas cahaya yang cukup.
o Lingkungan rumah sakit harus tidak berdebu, tidak becek, atau tidak
terdapat genangan air dan dibuat landai menuju ke saluran terbuka atau
tertutup, tersedia lubang penerima air masuk dan disesuaikan dengan
luas halaman

34

Universitas Sumatera Utara


o Saluran air limbah domestik dan limbah medis harus tertutup dan
terpisah, masing-masing dihubungkan langsung dengan instalasi
pengolahan limbah.
o Di tempat parkir, halaman, ruang tunggu, dan tempat-tempat tertentu
yang menghasilkan sampah harus disediakan tempat sampah.
o Lingkungan, ruang, dan bangunan rumah sakit harus selalu dalam
keadaan bersih dan tersedia fasilitas sanitasi secara kualitas dan
kuantitas yang memenuhi persyaratan kesehatan, sehingga tidak
memungkinkan sebagai tempat bersarang dan berkembang biaknya
serangga, binatang pengerat, dan binatang pengganggu lainnya.

b. Konstruksi Rumah Sakit


o Lantai
 Lantai harus terbuat dari bahan yang kuat, kedap air,
permukaan rata, tidak licin, warna terang, dan mudah dibersihkan.
 Lantai yang selalu kontak dengan air harus mempunyai
kemiringan yang cukup ke arah saluran pembuangan air limbah
 Pertemuan lantai dengan dinding harus berbentuk
konus/lengkung agar mudah dibersihkan
o Dinding
Permukaan dinding harus kuat, rata, berwarna terang dan
menggunakan cat yang tidak luntur serta tidak menggunakan cat yang
mengandung logam berat
o Ventilasi
 Ventilasi alamiah harus dapat menjamin aliran udara di dalam
kamar/ruang dengan baik.
 Luas ventilasi alamiah minimum 15 % dari luas lantai
 Bila ventilasi alamiah tidak dapat menjamin adanya
pergantian udara dengan baik, kamar atau ruang harus dilengkapi
dengan penghawaan buatan/mekanis.
 Penggunaan ventilasi buatan/mekanis harus disesuaikan
dengan peruntukkan ruangan.
o Atap

35

Universitas Sumatera Utara


 Atap harus kuat, tidak bocor, dan tidak menjadi tempat
perindukan serangga, tikus, dan binatang pengganggu lainnya.
 Atap yang lebih tinggi dari 10 meter harus dilengkapi
penangkal petir.
o Langit-langit
 Langit-langit harus kuat, berwarna terang, dan mudah
dibersihkan.
 Langit-langit tingginya minimal 2,70 meter dari lantai.
 Kerangka langit-langit harus kuat dan bila terbuat dari kayu
harus anti rayap.
o Konstruksi
Balkon, beranda, dan talang harus sedemikian sehingga tidak
terjadi genangan air yang dapat menjadi tempat perindukan nyamuk
Aedes.
o Pintu
Pintu harus kuat, cukup tinggi, cukup lebar, dan dapat mencegah
masuknya serangga, tikus, dan binatang pengganggu lainnya.
o Jaringan Instalasi
 Pemasangan jaringan instalasi air minum, air bersih, air
limbah, gas, listrik, sistem pengawasan, sarana telekomunikasi,
dan lain-lain harus memenuhi persyaratan teknis kesehatan agar
aman digunakan untuk tujuan pelayanan kesehatan.
 Pemasangan pipa air minum tidak boleh bersilangan dengan
pipa air limbah dan tidak boleh bertekanan negatif untuk
menghindari pencemaran air minum.
o Lalu Lintas Antar Ruangan
 Pembagian ruangan dan lalu lintas antar ruangan harus
didisain sedemikian rupa dan dilengkapi dengan petunjuk letak
ruangan, sehingga memudahkan hubungan dan komunikasi antar
ruangan serta menghindari risiko terjadinya kecelakaan dan
kontaminasi
 Penggunaan tangga atau elevator dan lift harus dilengkapi
dengan sarana pencegahan kecelakaan seperti alarm suara dan
petunjuk penggunaan yang mudah dipahami oleh pemakainya atau

36

Universitas Sumatera Utara


untuk lift 4 (empat) lantai harus dilengkapi ARD (Automatic
Rexserve Divide) yaitu alat yang dapat mencari lantai terdekat bila
listrik mati.
 Dilengkapi dengan pintu darurat yang dapat dijangkau
dengan mudah bila terjadi kebakaran atau kejadian darurat lainnya
dan dilengkapi ram untuk brankar.
o Fasilitas Pemadam Kebakaran
Bangunan rumah sakit dilengkapi dengan fasilitas pemadam
kebakaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

c. Ruang Bangunan
Tabel 2.10 Persyaratan Ruang Bangunan Rumah Sakit
Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan No. 1204/MENKES/SK/X/2004
No. Zonasi berdasarkan Nama Ruang Persyaratan
Tingkat Resiko
Penularan Penyakit
1 Zona dengan Risiko  ruang 1) Permukaan dinding
Rendah administrasi harus rata dan berwarna
 ruang komputer terang.
 ruang 2) Lantai harus terbuat dari
pertemuan bahan yang kuat, mudah
 ruang dibersihkan, kedap air,
perpustakaan berwarna terang, dan
 ruang pertemuan antara lantai
resepsionis dengan dinding harus
 ruang berbentuk konus.
pendidikan/pelati 3) Langit-langit harus
han terbuat dari bahan
multipleks atau bahan yang
kuat, warna terang, mudah
dibersihkan, kerangka
harus kuat, dan tinggi
minimal 2,70 meter dari
lantai.
4) Lebar pintu minimal 1,20
meter dan tinggi minimal
2,10 meter, dan ambang
bawah jendela minimal 1,00
meter dari lantai.
5) Ventilasi harus dapat
menjamin aliran udara di
dalam kamar/ruang dengan
baik, bila ventilasi alamiah
tidak menjamin adanya
pergantian udara dengan
baik, harus dilengkapi

37

Universitas Sumatera Utara


dengan penghawaan
mekanis (exhauster) .
6) Semua stop kontak dan
saklar dipasang pada
ketinggian minimal 1,40
meter dari lantai.
2 Zona dengan Risiko  ruang rawat inap Sama dengan zona
Sedang bukan penyakit dengan resiko rendah
menular
 rawat jalan
 ruang ganti
pakaian
 ruang tunggu
 pasien
3 Zona dengan Risiko  ruang isolasi 1) Dinding permukaan
Tinggi  ruang perawatan harus rata dan berwarna
intensif terang.
 laboratorium  Dinding ruang
 ruang laboratorium dibuat
penginderaan dari porselin atau
medis (medical keramik setinggi 1,50
imaging) meter dari lantai dan
 ruang bedah sisanya dicat warna
mayat (autopsy) terang.
 ruang jenazah  Dinding ruang
penginderaan medis
harus berwarna gelap,
dengan ketentuan
dinding disesuaikan
dengan pancaran sinar
yang dihasilkan dari
peralatan yang
dipasang di ruangan
tersebut, tembok
pembatas antara ruang
Sinar X dengan kamar
gelap dilengkapi
dengan
transfercassette.
2) Lantai terbuat dari bahan
yang kuat, mudah
dibersihkan, kedap air,
berwarna terang, dan
pertemuan antara lantai
dengan dinding harus
berbentuk konus.
3) Langit-langit terbuat dari
bahan mutipleks atu bahan
yang kuat, warna terang,
mudah dibersihkan,
kerangka harus kuat, dan

38

Universitas Sumatera Utara


tinggi minimal 2,70 meter
dari lantai.
4) Lebar pintu minimal 1,20
meter dan tinggi minimal
2,10 meter, dan ambang
bawah jendela minimal 1,00
meter dari lantai.
5) Semua stop kontak dan
saklar dipasang pada
ketinggian minimal 1,40
meter dari lantai.
4 Zona dengan Risiko  ruang operasi 1) Dinding terbuat dari
Sangat Tinggi  ruang bedah bahan porslin atau vinyl
mulut setinggi langit-langit, atau
 ruang perawatan dicat dengan cat tembok
gigi yang tidak luntur dan aman,
 ruang gawat berwarna terang.
darurat 2) Langit-langit terbuat dari
 ruang bersalin bahan yang kuat dan aman,
 ruang patologi dan tinggi minimal 2,70
meter dari lantai.
3) Lebar pintu minimal 1,20
meter dan tinggi minimal
2,10 m, dan semua pintu
kamar harus selalu dalam
keadaan tertutup.
4) Lantai terbuat dari bahan
yang kuat, kedap air,
mudah dibersihkan dan
berwarna terang.
5) Khusus ruang operasi,
harus disediakan gelagar
(gantungan) lampu bedah
dengan profil baja double
INP 20 yang dipasang
sebelum pemasangan
langit-langit
6) Tersedia rak dan lemari
untuk menyimpan
reagensia siap pakai
7) Ventilasi atau
pengawasan sebaiknya
digunakan AC tersendiri
yang dilengkapi filter
bakteri, untuk setiap ruang
operasi yang terpisah
dengan ruang lainnya.
Pemasangan AC minimal 2
meter dari lantai dan aliran
udara bersih yang masuk
ke dalam kamar operasi

39

Universitas Sumatera Utara


berasal dari atas ke bawah.
Khusus untuk ruang bedah
ortopedi atau transplantasi
organ harus menggunakan
pengaturan udara UCA
(Ultra Clean Air) System
8) Tidak dibenarkan
terdapat hubungan
langsung dengan udara
luar, untuk itu harus dibuat
ruang antara.
9) Hubungan dengan ruang
scrub–up untuk melihat ke
dalam ruang operasi perlu
dipasang jendela kaca mati,
hubungan ke ruang steril
dari bagian cleaning cukup
dengan sebuah loket yang
dapat diuka dan ditutup.
10) Pemasangan gas media
secara sentral diusahakan
melalui bawah lantai atau di
atas langit-langit.
11) Dilengkapi dengan
sarana pengumpulan
limbah medis.

d. Kualitas Udara Ruang


o Tidak berbau (terutana bebas dari H2S dan Amoniak
o Kadar debu (particulate matter) berdiameter kurang dari 10 micron
dengan rata-rata pengukuran 8 jam atau 24 jam tidak melebihi 150
μg/m3, dan tidak mengandung debu asbes.
Tabel 2.11 Indeks angka kuman untuk setiap ruang/unit
Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan No. 1204/MENKES/SK/X/2004
No. Ruang atau Unit Konsentrasi Maksimum
Mikro-organisme per m2 Udara (CFU/m3)
1 Operasi 10
2 Bersalin 200-500
3 Pemulihan/perawatan 200
4 Observasi bayi 200
5 Perawatan bayi 200
6 Perawatan premature 200
7 ICU 200
8 Jenazah/Autopsi 200-500
9 Penginderaan medis 200
10 Laboratorium 200-500
11 Radiologi 200-500
12 Sterilisasi 200

40

Universitas Sumatera Utara


13 Dapur 200-500
14 Gawat Darurat 200
15 Administrasi. pertemuan 200-500
16 Ruang luka bakar 200
Tabel 2.12 Indeks Kadar Gas dan bahan Berbahaya dalam Udara Ruang Rumah Sakit
Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan No. 1204/MENKES/SK/X/2004
No. Parameter Kimiawi Rata-rata Waktu Konsentrasi
Pengukuran Maksimal sebagai
Standar
1 Karbon monoksida (CO) 8 jam 10.000 μg/m3
2 Karbon dioksida (CO2) 8 jam 1 ppm
3 Timbal (Pb) 1 tahun 0,5 μg/m3
4 Nitrogen dioksida (NO2) 1 jam 200 μg/m3
5 Radon (Rn) - 4 pCi/liter
6 Sulfur Dioksida (SO2) 24 jam 125 μg/m3
7 Formaidehida (HCHO) 30 menit 100 g/m3
8 Total senyawa organik yang - 1 ppm
mudah menguap (T.VOC)

e. Pencahayaan
Pencahayaan, penerangan, dan intensitasnya di ruang umum dan
khusus harus sesuai dengan peruntukkannya seperti dalam tabel berikut :
Tabel 2.13 Indeks Pencahayaan Menurut Jenis Ruangan atau Unit
Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan No. 1204/MENKES/SK/X/2004
No. Ruangan/Unit Intensitas Cahaya Keterangan
(Lux)
1 Ruang pasien : 100 – 200 Warna cahaya sedang
- saat tidak tidur Maksimal 50
- saat tidur
2 Ruang Operasi Umum 300 – 500
3 Meja Operasi 10.000 – 20.000 Warna cahaya sejuk
atau
sedang tanpa
bayangan
4 Anestesi, pemulihan 300 -500
5 Endoscopy, lab 75 - 100
6 Sinar X Minimal 60
7 Koridor Minimal 100
8 Tangga Minimal 100 Malam hari
9 Adminitrasi/Kantor Minimal 100
10 Ruang alat/gudang Minimal 200
11 Farmasi Minimal 200
12 Dapur Minimal 200
13 Ruang Cuci Minimal 100
14 Toilet Minimal 100
15 Ruang Isolasi khusus 0,1 – 0,5 Warna cahaya biru
Penyakit Tetanus
16 Ruang luka bakar 100 - 200

41

Universitas Sumatera Utara


f. Penghawaan
Persyaratan penghawaan untuk masing-masing ruang atau unit seperti
berikut :
o Ruang-ruang tertentu seperti ruang operasi, perawatan bayi,
laboratorium, perlu mendapat perhatian yang khusus karena sifat
pekerjaan yang terjadi di ruang-ruang tersebut.
o Ventilasi ruang operasi harus dijaga pada tekanan lebih positif sedikit
(minimum 0,10 mbar) dibandingkan ruang-ruang lain di rumah sakit.
Sistem suhu dan kelembaban hendaknya didesain sedemikian rupa
sehingga dapat menyediakan suhu dan kelembaban seperti dalam tabel
berikut :
Tabel 2.14 Standar Suhu, kelembaban, dan Tekanan Udara Menurut Fungsi Ruang atau Unit
Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan No. 1204/MENKES/SK/X/2004
No. Ruang atau Unit Suhu (oC) Kelembaban Tekanan
1 Operasi 19 – 24 45 -60 Positif
2 Bersalin 24 - 26 45 -60 Positif
3 Pemulihan/perawatan 22 – 24 45 -60 Seimbang
4 Observasi bayi 21 – 24 45 -60 Seimbang
5 Perawatan bayi 22 -26 35 - 60 Seimbang
6 Perawatan prematur 24 – 26 35 – 60 Positif
7 ICU 22 - 23 35 – 60 Positif
8 Jenazah/Autopsi 21 – 24 - Negatif
9 Penginderaan media 19 – 24 45 - 60 Seimbang
10 Laboratorium 22 - 26 35 - 60 Negatif
11 Radiologi 22 - 26 45 - 60 Seimbang
12 Sterilisasi 22 – 30 35 - 60 Negatif
13 Dapur 22 – 30 35 - 60 Seimbang
14 Gawat darurat 19 – 24 45 - 60 Positif
15 Administrasi, 21 - 26 - eimbang
Pertemuan
16 Administrasi, 24 - 26 35 - 60 Positif
Pertemuan

g. Kebisingan
Persyaratan kebisingan untuk masing-masing ruangan atau unit seperti
tabel berikut:
Tabel 2.15 Indeks Kebisingan Menurut Ruangan atau Unit
Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan No. 1204/MENKES/SK/X/2004
No Ruangan atau Unit Kebisingan Max (waktu pemaparan 8 jam
dalam satuan dBA
1 Ruang pasien :
- saat tidak tidur 45
- saat tidur 40
2 Ruang Opperasi, Umum 45

42

Universitas Sumatera Utara


3 Anestesi, pemulihan 45
4 Endoskopi, Laboratorium 65
5 Sinar X 40
6 Koridor 40
7 Tangga 45
8 Kantor/Lobby 45
9 Ruang alat/gudang 45
10 Farmasi 45
11 Dapur 78
12 Ruang Cuci 78
13 Ruang Isolasi 40
14 Ruang Poli gigi 80

h. Fasilitas Sanitasi Rumah Sakit


Perbandingan jumlah tempat tidur pasien dengan jumlah toilet dan
jumlah kamar mandi seperti pada tabel berikut :
Tabel 2.16 Indeks Perbandingan Jumlah Tempat Tidur, Toilet, dan Jumlah Kamar Mandi
Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan No. 1204/MENKES/SK/X/2004
No Jumlah tempat Tidur Jumlah Toilet Jumlah Kamar Mandi
1 s/d 10 1 1
2 s/d 20 2 2
3 s/d 30 3 3
4 s/d 40 4 4
Setiap penambahan 10 tempat tidur harus ditambah 1 toilet & 1 kamar mandi
Tabel 2.17 Indeks Perbandingan Jumlah Karyawan Dengan Jumlah Toilet dan Jumlah Kamar Mandi
Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan No. 1204/MENKES/SK/X/2004
No Jumlah tempat Tidur Jumlah Toilet Jumlah Kamar Mandi
1 s/d 20 1 1
2 s/d 40 2 2
3 s/d 60 3 3
4 s/d 80 4 4
5 s/d 100 5 5
Setiap penambahan 20 karyawan harus ditambah 1 toilet & 1 kamar mandi

i. Jumlah Tempat Tidur


Perbandingan jumlah tempat tidur dengan luas lantai untuk kamar
perawatan dan kamar isolasi sebagai berikut :
o Ruang bayi :
 Ruang perawatan minimal 2 m2/tempat tidur
 Ruang isolasi minimal 3,5 m2/tempat tidur
o Ruang dewasa :
 Ruang perawatan minimal 4,5 m2/tempat tidur
 Ruang isolasi minimal 6 m2/tempat tidur

43

Universitas Sumatera Utara


j. Lantai dan dan Dinding
Lantai dan dinding harus bersih, dengan tingkat kebersihan sebagai
berikut :
o Ruang Operasi : 0 - 5 CFU/cm2 dan bebas patogen dan gas gangren
o Ruang perawatan : 5 – 10 CFU/cm2
o Ruang isolasi : 0 – 5 CFU/cm2
o Ruang UGD : 5 – 10 CFU/cm2

2.3.5 Pengelolaan Bangunan Rumah Sakit


Pengelolaan atau tata laksana meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Pemeliharaan Ruang Bangunan
o Kegiatan pembersihan ruang minimal dilakukan pagi dan sore hari.
o Pembersihan lantai di ruang perawatan pasien dilakukan setelah
pembenahan/merapikan tempat tidur pasien, jam makan, jam
kunjungan dokter, kunjungan keluarga, dan sewaktu-waktu
bilamana diperlukan.
o Cara-cara pembersihan yang dapat menebarkan debu harus
dihindari.
o Harus menggunakan cara pembersihan dengan perlengkapan
pembersih (pel) yang memenuhi syarat dan bahan antiseptik yang
tepat.
o Pada masing-masing ruang supaya disediakan perlengkapan pel
tersendiri.
o Pembersihan dinding dilakukan secara periodik minimal 2 (dua) kali
setahun dan di cat ulang apabila sudah kotor atau cat sudah pudar
o Setiap percikan ludah, darah atau eksudat luka pada dinding harus
segera dibersihkan dengan menggunakan antiseptik.

b. Pencahayaan
o Lingkungan rumah sakit, baik dalam maupun luar ruangan harus
mendapat cahaya dengan intensitas yang cukup berdasarkan
fungsinya.
o Semua ruang yang digunakan baik untuk bekerja ataupun untuk
menyimpan barang/peralatan perlu diberikan penerangan.

44

Universitas Sumatera Utara


o Ruang pasien/bangsal harus disediakan penerangan umum dan
penerangan untuk malam hari dan disediakan saklar dekat pintu
masuk, sekitar individu ditempatkan pada titik yang mudah
dijangkau dan tidak menimbulkan berisik.

c. Penghawaan (Ventilasi) dan Pengaturan Udara


o Penghawaan atau ventilasi di rumah sakit harus harus mendapat
perhatian yang khusus. Bila menggunakan sistem pendingin,
hendaknya dipelihara dan dioperasikan sesuai buku petunjuk
sehingga dapat menghasilkan suhu, aliran udara, dan kelembaban
nyaman bagi pasien dan karyawan. Untuk rumah sakit yang
menggunakan pengatur udara (AC) sentral harus diperhatikan
cooling tower-nya agar tidak menjadi perindukan bakteri legionella
dan untuk AHU (Air Handling Unit) filter udara harus dibersihkan
dari debu dan bakteri atau jamur.
o Suplai udara dan exhaust hendaknya digerakkan secara mekanis,
dan exhaust fan hendaknya diletakkan pada ujung sistem ventilasi.
o Ruangan dengan volume 100 m3 sekurang-kurangnya 1 (satu) fan
dengan diameter 50 cm dengan debit udara 0,5 m3/detik, dan
frekuensi pergantian udara per jam adalah 2 (dua) sampai dengan
12 kali.
o Pengambilan supply udara dari luar, kecuali unit ruang individual,
hendaknya diletakkan sejauh mungkin, minimal 7,50 meter dari
exhauster atau perlengkapan pembakaran.
o Tinggi intake minimal 0,9 meter dari atap.
o Sistem hendaknya dibuat keseimbangan tekanan.
o Suplai udara untuk daerah sensitif, ruang operasi, perawatan bayi,
diambil dekat langit-langit dan exhaust dekat lantai, hendaknya
disediakan 2 (dua) buah exhaust fan dan diletakkan minimal 7,50
cm dari lantai.
o Suplai udara di atas lantai.
o Suplai udara koridor atau buangan exhaust fan dari tiap ruang
hendaknya tidak digunakan sebagai suplai udara kecuali untuk
suplai udara ke WC, toilet, gudang.

45

Universitas Sumatera Utara


o Ventilasi ruang-ruang sensitif hendaknya dilenglengkapi dengan
saringan 2 beds. Saringan I dipasang di bagian penerimaan udara
dari luar dengan efisiensi 30 % dan saringan II (filter bakteri)
dipasang 90 %. Untuk mempelajari sistem ventilasi sentral dalam
gedung hendaknya mempelajari khusus central air conditioning
system.
o Penghawaan alamiah, lubang ventilasi diupayakan sistem silang
(cross ventilation) dan dijaga agar aliran udara tidak terhalang.
o Penghawaan ruang operasi harus dijaga agar tekanannya lebih
tinggi dibandingkan ruang-ruang lain dan menggunakan cara
mekanis (air conditioner)
o Penghawaan mekanis dengan menggunakan exhaust fan atau air
conditioner dipasang pada ketinggian minimum 2,00 meter di atas
lantai atau minimum 0,20 meter dari langit-langit.
o Untuk mengurangi kadar kuman dalam udara ruang (indoor) 1
(satu) kali sebulan harus disinfeksi dengan menggunakan aerosol
(resorcinol, trietylin glikol), atau disaring dengan elektron
presipitator atau menggunakan penyinaran ultra violet.
o Pemantauan kualitas udara ruang minimum 2 (dua) kali setahun
dilakukan pengambilan sampel dan pemeriksaan parameter
kualitas udara (kuman, debu, dan gas).

d. Kebisingan
o Pengaturan dan tata letak ruangan harus sedemikian rupa
sehingga kamar dan ruangan yang memerlukan suasana tenang
terhindar dari kebisingan.
o Sumber-sumber bising yang berasal dari rumah sakit dan
sekitarnya agar diupayakan untuk dikendalikan antara lain dengan
cara :
 Pada sumber bising di rumah sakit peredaman. Penyekatan,
pemindahan, pemeliharaan mesin-mesin yang menjadi sumber
bising.
 Pada sumber bising dari luar rumah sakit :
penyekatan/penyerapan bising dengan penanaman pohon

46

Universitas Sumatera Utara


(freen belt), meninggikan tembok, dan meninggikan tanah (bukit
buatan).

e. Fasilitas Sanitasi
o Fasilitas Penyediaan Air Minum dan Air Bersih
 Harus tersedia air minum sesuai dengan kebutuhan.
 Tersedia air bersih minimum 500 lt/tempat tidur/hari
 Air minum dan air bersih tersedia pada setiap tempat kegiatan
yang membutuhkan secara berkesinambungan.
 Distribusi air minum dan air bersih disetiap ruangan/kamar
harus menggunakan jaringan perpipaan yang mengalir dengan
tekanan positif.
 Persyaratan penyehatan air termasuk kualitas air minum dan
kualitas air bersih sebagaimana tercantum dalam Bagian III
tentang Penyehatan Air.
o Fasilitas Toilet dan Kamar Mandi
 Harus tersedia dan selalu terpelihara serta dalam keadaan
bersih.
 Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, tidak licin,
berwarna terang, dan mudah dibersihkan.
 Pada setiap unit ruangan harus tersedia toilet (jamban,
peturasan dan tempat cuci tangan) tersendiri. Khususnya untuk
unit rawat inap dan kamar karyawan harus tersedia kamar
mandi.
 Pembuangan air limbah dari toilet dan kamar mandi dilengkapi
dengan penahan bau (water seal).
 Letak toilet dan kamar mandi tidak berhubungan langsung
dengan dapur, kamar operasi, dan ruang khusus lainnya.
 Lubang penghawaan harus berhubungan langsung dengan
udara luar.
 Toilet dan kamar mandi harus terpisah antara pria dan wanit,
unit rawat inap dan karyawan, karyawan dan toilet pengunjung.
 Toilet pengunjung harus terletak di tempat yang mudah
dijangkau dan ada petunjuk arah, dan toilet untuk pengunjung

47

Universitas Sumatera Utara


dengan perbandingan 1 (satu) toilet untuk 1 – 20 pengunjung
wanita, 1 (satu) toilet untuk 1 – 30 pengunjung pria.
 Harus dilengkapi dengan slogan atau peringatan untuk
memelihara kebersihan.
 Tidak terdapat tempat penampungan atau genangan air yang
dapat menjadi tempat perindukan nyamuk.
o Fasilitas Pembuangan Sampah/Pengelolaan Limbah
 Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari
kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat, cair, dan gas.
 Limbah padat rumah sakit adalah semua limbah rumah sakit
yang berbentuk padat sebagai akibat kegiatan rumah sakit yang
terdiri dari limbah medis padat dan non-medis.
 Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari
limbah infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah
farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif,
limbah kontainer bertekanan, dan limbah dengan kandungan
logam berat yang tinggi.
 Limbah padat non-medis adalah limbah padat yang dihasilkan
dari kegiatan di rumah sakit di luar medis yang berasal dari
dapur, perkantoran, taman, dan halaman yang dapat
dimanfaatkan kembali apabila ada teknologinya.
 Limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang
berasal dari kegiatan rumah sakit yang kemungkinan
mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun dan
radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan.
 Limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas yang
berasal dari kegiatan pembakaran di rumah sakit seperti
insinerator, dapur, perlengkapan generator, anastesi, dan
pembuatan obat citotoksik.
 Limbah infeksius adalah limbah yang terkontaminasi organisme
patogen yang tidak secara rutin ada di lingkungan dan
organisme tersebut dalam jumlah dan virulensi yang cukup
untuk menularkan penyakit pada manusia rentan.

48

Universitas Sumatera Utara


 Limbah sangat infeksius adalah limbah berasal dari pembiakan
dan stock bahan sangat infeksius, otopsi, organ binatang
percobaan dan bahan lain yang telah diinokulasi, terinfeksi atau
kontak dengan bahan yang sangat infeksius.
 Limbah sitotoksis adalah limbah dari bahan yang
terkontaminasi dari persiapan dan pemberian obat sitotoksis
untuk kemoterapi kanker yang mempunyai kemampuan untuk
membunuh atau menghambat pertumbuhan sel hidup.
 Minimasi limbah adalah upaya yang dilakukan rumah sakit
untuk mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan dengan cara
mengurangi bahan (reduce), menggunakan kembali limbah
(reuse) dan daur ulang limbah (recycle)
Tabel 2.18 Jenis Wadah dan label Limbah Medis Padat Sesuai Kategorinya
Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan No. 1204/MENKES/SK/X/2004

2.4 Lokasi
2.4.1 Kriteria Pemilihan Lokasi
Terdapat beberapa persyaratan mengenai pemilihan lokasi Rumah Sakit,
yaitu:
a. Menurut UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit:

49

Universitas Sumatera Utara


o Persyaratan lokasi harus memenuhi ketentuan mengenai
kesehatan, keselamatan lingkungan, dan tata ruang, serta sesuai
dengan hasil kajian kebutuhan dan kelayakan penyelenggaraan
Rumah Sakit.
o Ketentuan mengenai kesehatan dan keselamatan lingkungan
menyangkut Upaya Pemantauan Lingkungan, Upaya Pengelolaan
Lingkungan dan/atau dengan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
o Ketentuan mengenai tata ruang dilaksanakan sesuai dengan
peruntukan lokasi yang diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten/Kota, Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan
dan/atau Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan.
o Hasil kajian kebutuhan penyelenggaraan Rumah Sakit harus
didasarkan pada studi kelayakan dengan menggunakan prinsip
pemerataan pelayanan, efisiensi dan efektivitas, serta demografi.
b. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 147/MENKES/PER/I/2010
tentang Perizinan Rumah Sakit, luas tanah untuk Rumah Sakit dengan
bangunan tidak bertingkat, minimal 1½ (satu setengah) kali luas bangunan
dan untuk bangunan bertingkat minimal 2 (dua) kali luas bangunan lantai
dasar. Lokasi merupakan daerah wilayah pengembangan pembangunan
sarana kesehatan
c. Menurut Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C,
pemilihan lokasi Rumah Sakit dilihat melalui beberapa aspek :
o Aksesibilitas untuk jalur transportasi dan komunikasi

Lokasi harus mudah dijangkau oleh masyarakat atau dekat ke jalan raya
dan tersedia infrastruktur dan fasilitas dengan mudah, misalnya tersedia
pedestrian, aksesibel untuk penyandang cacat

o Kontur tanah
Kontur tanah mempunyai pengaruh penting pada perencanaan struktur,
dan harus dipilih sebelum perencanaan awal dapat dimulai. Selain itu
kontur tanah juga berpengaruh terhadap perencanaan sistem drainase,
kondisi jalan terhadap tapak bangunan dan lain-lain.
o Fasilitas parkir

50

Universitas Sumatera Utara


Perhitungan kebutuhan lahan parkir pada RS idealnya adalah 1,5 s/d 2
2 2
kendaraan/tempat tidur (37,5m s/d 50m per tempat tidur) atau
menyesuaikan dengan kondisi sosial ekonomi daerah setempat. Tempat
parkir harus dilengkapi dengan rambu parkir.

o Tersedianya utilitas publik.

Rumah sakit membutuhkan air bersih, pembuangan air kotor/limbah,


listrik, dan jalur telepon.

o Pengelolaan Kesehatan Lingkungan

Setiap RS harus dilengkapi dengan persyaratan pengendalian dampak


lingkungan antara lain :
 Studi Kelayakan Dampak Lingkungan yang ditimbulkan oleh RS
terhadap lingkungan disekitarnya, hendaknya dibuat dalam
bentuk implementasi Upaya Pengelolaan Lingkungan dan
Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL), yang selanjutnya
dilaporkan setiap 6 (enam) bulan (KepmenKLH/08/2006).
 Fasilitas pengelolaan limbah padat infeksius dan non–infeksius
(sampah domestik).
 Fasilitas pengolahan limbah cair (Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL); Sewage Treatment Plan (STP); Hospital Waste
Water Treatment Plant (HWWTP)). Untuk limbah cair yang
mengandung logam berat dan radioaktif disimpan dalam
kontainer khusus kemudian dikirim ke tempat pembuangan
limbah khusus daerah setempat yang telah mendapatkan izin
dari pemerintah.
 Fasilitas Pengelolaan Limbah Cair ataupun Padat dari Instalasi
Radiologi.
 Fasilitas Pengolahan Air Bersih (;Water Treatment Plant) yang
menjamin keamanan konsumsi air bersih rumah sakit, terutama
pada daerah yang kesulitan dalam menyediakan air bersih.
 Bebas dari kebisingan, asap, uap dan gangguan lain.
 Pasien dan petugas membutuhkan udara bersih dan lingkungan
yang tenang.

51

Universitas Sumatera Utara


 Pemilihan lokasi sebaiknya bebas dari kebisingan yang tidak
semestinya dan polusi atmosfer yang datang dari berbagai
sumber.
o Master Plan dan Pengembangannya.

Setiap rumah sakit harus menyusun master plan pengembangan


kedepan. Hal ini sebaiknya dipertimbangkan apabila ada rencana
pembangunan bangunan baru. Review master plan dilaksanakan setiap
5 tahun.
d. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan no. 13 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kota Medan tahun 2011-2031 dengan tujuan
pemerataan pelayanan di wilayah kota, Kota Medan dibagi menjadi
dua pusat pelayanan kota dan 7 subpusat pelayanan dan lebih lanjut
dalam bab 4, pasal 49, ayat 2, kawasan kesehatan ditetapkan
menyebar di seluruh kota.

Tabel 2.19 Rencana Struktur Ruang Kota Medan


Sumber : Peraturan Daerah Kota Medan no. 13 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan
tahun 2011-2031
No. Pusat Pelayanan Fungsi Wilayah pelayanan
1 Pusat pelayanan  Pusat kegiatan  Kecamatan Medan
kota di pusat Kota perdagangan/bisnis Polonia
Medan  Pusat kegiatan jasa  Kecamatan Medan
 Kegiatan Maimun
pemerintahan  Kecamatan Medan
provinsi dan kota Baru (Kelurahan Darat
 Pusat pelayanan dan Petisah Hulu)
ekonomi  Kecamatan Medan
Petisah (Kelurahan
Petisah Tengah dan
Sekip)
 Kecamatan Medan
Barat (Kelurahan
Kesawan dan Silalas)
 Kecamatan Medan
Timur (Kelurahan
Persiapan Perintis dan
Gang Buntu)
 Kecamatan Medan
Kota (Kelurahan Pusat
Pasar, Pasar Baru dan
Kelurahan Mesjid)
2 Pusat pelayanan  Pusat kegiatan jasa  Kecamatan Medan
kota di bagian dan perdagangan Labuhan
Utara regional  Kecamatan Medan

52

Universitas Sumatera Utara


 Pusat pelayanan Marelan
transportasi
 Pusat kegiatan
sosial-budaya
 Pusat kegiatan
industri
 Pusat pertahanan
keamanan
3 Subpusat  Pusat pelayanan Kecamatan Medan
pelayanan kota transportasi laut Belawan
Medan Belawan  Pusat kegiatan
bongkar muat dan
impor – ekspor
 Pusat pelayanan
pertahanan
keamanan
 Pusat kegiatan
industri
 Pusat kegiatan
perikanan
4 Subpusat  Pusat kegiatan jasa Kecamatan Medan
pelayanan kota dan perdagangan Labuhan
Medan Labuhan  Pusat pelayanan
transportasi
 Pusat pelayanan
kesehatan
5 Subpusat  Pusat kegiatan Kecamatan Medan
pelayanan kota perdagangan Marelan
Medan Marelan kebutuhan pokok
 Pusat kegiatan
rekreasi serta wisata
6 Subpusat  Pusat kegiatan  Kecamatan Medan
pelayanan kota perdagangan/bisnis Tembung
Medan Perjuangan  Pusat pelayanan  Kecamatan Medan
olahraga Perjuangan
7 Subpusat  Pusat pelayanan  Kecamatan Medan
pelayanan kota ekonomi  Amplas
Medan Area  Pusat pelayanan  Kecamatan Medan
transportasi Area
 Kecamatan Medan
Kota kecuali Kelurahan
Pusat Pasar, Pasar
Baru dan Kelurahan
Mesjid
8 Subpusat  Pusat pelayanan  Kecamatan Medan
pelayanan kota ekonomi Helvetia
Medan Helvetia  Pusat pelayanan  Kecamatan Medan
transportasi wilayah  Petisah kecuali
bagian Barat Kelurahan Petisah
 Pusat kegiatan Tengah dan Sekip

53

Universitas Sumatera Utara


sosial-budaya
 Pusat pelayanan
pertahanan
keamanan
9 Subpusat  Pusat kegiatan  Kecamatan Medan
pelayanan kota perdagangan/bisnis Selayang
Medan Selayang  Pendidikan  Kecamatan Medan
Tuntungan
 Kecamatan Medan
Baru kecuali Kelurahan
Darat dan Petisah Hulu
 Kecamatan Medan
Selayang
 Kecamatan Medan
Johor
10 Subpusat  Pusat kegiatan  Kecamatan Medan
pelayanan kota perdagangan/bisnis Timur
Medan Timur  Pusat pelayanan  Kecamatan Medan Deli
transportasi  Kecamatan Medan
 Pusat kegiatan Timur kecuali
sosial-budaya Kelurahan Persiapan
 Pusat pelayanan Perintis dan Gang
pertahanan Buntu
keamanan  Kecamatan Medan
Barat kecuali
Kelurahan Kesawan
dan Silalas

54

Universitas Sumatera Utara


2.4.2 Analisa Pemilihan Lokasi

Jembatan Layang
Pulo Brayan

SITE

: Arteri Primer
: Arteri Sekunder
: Ring Road

Gambar 2.1 Peta Rencana Subpusat Ruang Kota Medan


Sumber: Olahan Pribadi

55

Universitas Sumatera Utara


Dari peta di atas, dapat kita lihat letak RSUP H Adam Malik yang
merupakan rumah sakit rujukan khusus pelayanan penyakit jantung untuk
wilayah Sumatera Utara terletak di bagian barat daya Kota Medan yang
cukup jauh dari wilayah Kota Medan lainnya khususnya dari bagian utara.
Untuk mengatasi hal itu maka terpilihlah wilayah di sekitar Jembatan
Layang Pulo Brayan sebagai alternatif lahan Rumah Sakit Jantung Medan
atas pertimbangan kemudahan akses dilihat dari jalur jalan arteri primer
dan jalan lingkar Kota Medan serta pertemuan kedua jalan tsb di sekitar
Jembatan Layang Pulo Brayan.

2.4.3 Alternatif Lokasi


Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan no. 13 tentang RTRW Kota
Medan tahun 2011-2031, terpilih 3 alternatif lokasi site, yaitu:
a. Alternatif 1
o Berada di jalan Cemara
o Kecamatan Medan Timur
o Kawasan permukiman intensitas tinggi

Gambar 2.2 Peta lokasi alternatif 1


Sumber: http://wikimapia.org/#lang=en&lat=3.626498&lon=98.691902&z=12&m=b&search=medan

Lokasi Tapak: Jl. Cemara, Kec. Medan Timur, Kotamadya Medan,


Sumatera Utara, Indonesia
 Luas Lahan : + 1,5 Ha (+15.000 m2)

56

Universitas Sumatera Utara


 Kontur : Datar
 KDB : maks. 60 % (Konsep RDTR Medan Timur, 2010)
 KLB : maks. 1,0 (Konsep RDTR Medan Timur, 2010)
 Ketinggian bangunan sekitar : 2-3 lantai

b. Alternatif 2
o Berada di jalan Cemara
o Kecamatan Medan Timur
o Kawasan permukiman dan fasilitas umum dan sosial

Gambar 2.3 Peta lokasi alternatif 2


Sumber: http://wikimapia.org/#lang=en&lat=3.626498&lon=98.691902&z=12&m=b&search=medan

Lokasi Tapak: Jl. Cemara, Kec. Medan Timur, Kotamadya medan,


Sumatera Utara, Indonesia
 Luas Lahan : + 1 Ha (+10.000 m2)
 Kontur : Datar
 KDB : maks. 60 % (Konsep RDTR Medan Timur, 2010)
 KLB : maks. 1,0 (Konsep RDTR Medan Timur, 2010)
 Ketinggian bangunan sekitar : 2-4 lantai

c. Alternatif 3
o Berada di jalan Cemara

57

Universitas Sumatera Utara


o Kecamatan Medan Timur
o Kawasan permukiman, perdagangan dan fasilitas umum dan sosial

Gambar 2.4 Peta lokasi alternatif 3


Sumber: http://wikimapia.org/#lang=en&lat=3.626498&lon=98.691902&z=12&m=b&search=medan

Lokasi Tapak: Jl. Cemara, Kec. Medan Timur, Kotamadya Medan, Sumatera Utara,
Indonesia
 Luas Lahan : + 1,5 Ha (+15.000 m2)
 Kontur : Datar
 KDB : maks. 60 % (Konsep RDTR Medan Timur, 2010)
 KLB : maks. 1,0 (Konsep RDTR Medan Timur, 2010)
 Ketinggian bangunan sekitar : 2-4 lantai

2.4.4 Penilaian Aternatif Lokasi


Tabel 2.20 Penilaian Aternatif Lokasi
Sumber: Olah Data Pribadi
No Kriteria Lokasi
Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3
1 Luas Lahan + 1,5 Ha + 1 Ha + 1,5 Ha
(2) (1) (2)
2 Tingkatan Jalan Lingkungan Jalan Arteri Primer Jalan Arteri Primer
Jalan (1) (3) (3)
3 Fungsi Lahan Lahan kosong Lahan kosong
Eksisting kosong(tahap
pembangunan)
(3) (3) (3)
4 Akses Kurang baik, Baik, karena Baik, karena

58

Universitas Sumatera Utara


Transportasi karena berada di berada di jalan berada di jalan
ke Lokasi jalan lingkungan di arteri primer yang arteri primer yang
dalam perumahan dapat langsung di dapat langsung di
yang dapat akses oleh akses oleh
langsung di akses pengguna jalan, pengguna jalan,
oleh pengguna baik yang baik yang
jalan yang menggunakan menggunakan
menggunakan kendaraan pribadi kendaraan pribadi
kendaraan pribadi maupun angkutan maupun angkutan
namun tidak bagi kota kota
pengguna
angkutan kota
Akses Langsung ke site Langsung ke site Langsung ke site
Kendaraan
Pribadi
Akses Tidak ada Banyak, langsung Banyak, langsung
Angkutan sampai ke site sampai ke site
Umum (1) (3) (3)
5 Akses Tidak ada jalur Tidak ada jalur Tidak ada jalur
Pejalan Kaki pedestrian pedestrian pedestrian
Jalur Jalan 2 arah : 12 m Jalan 2 arah: 8 m Jalan 2 arah: 8 m
Sirkulasi Pedestrian : - m Pedestrian : - m Pedestrian : - m
(1) (1) (1)
6 Utilitas PLN, PDAM, PLN, PDAM, PLN, PDAM,
jaringan sampah, jaringan sampah, jaringan sampah,
limbah, drainase limbah, drainase limbah, drainase
(3) (3) (3)
7 Kontur Datar Datar Datar
(3) (3) (3)
8 Tingkat (+) (+++) (+++)
Gangguan
Kebisingan
Tingkat (++) (++) (++)
Gangguan
Asap
Tingkat (-) (-) (-)
Gangguan
Bau
(3) (2) (2)
9 Fungsi Lain  Kawasan  Kawasan  Kawasan
di Sekitar permukiman permukiman permukiman
Lokasi intensitas intensitas intensitas
sedang sedang sedang
 Komersil  Komersil  Komersil
 Fasilitas umum  Fasilitas umum  Fasilitas umum

(3) (3) (3)


10 Pengenalan  Kurang baik  Baik  Baik

59

Universitas Sumatera Utara


Entrance  Berada di dalam  Berada di  Berada di
perumahan pinggir jalan pinggir jalan
(2) (3) (3)
11 Letak Pusat kota Pusat kota Pusat kota
(3) (3) (3)
Total Nilai 25 28 29
Peringkat 3 2 1

Lokasi terpilih : Alternatif 3

2.5 Studi Banding Proyek Sejenis


2.5.1 Pusat Jantung Nasional Harapan Kita

Gambar 2.5 View Pusat Jantung Nasional Harapan Kita


Sumber: https://www.google.com/search?q=pjn+harapan+kita&source=lnms&tbm=isch&sa

Pusat Jantung Nasional Harapan Kita merupakan rumah sakit khusus


jantung dan pembuluh darah pertama di Indonesia dan menjadi rumah
sakit rujukan terbaik untuk menangani pelayanan kesehatan jantung dan
pembuluh darah dengan skala nasional. PJNHK terletak di Jl. S. Parman
Kavling 87 Slipi, Jakarta Barat, pusat kota yang dikelilingi oleh fungsi
pemukiman, komersil dan perkantoran yang padat penduduk. Bangunan
PJNHK bergaya arsitektur modern yang didominasi material beton
sedangkan fasadnya juga memakai material alucobon. Diresmikan pada
tanggal 9 November 1985 oleh Presiden RI Bapak Soeharto dengan
mengemban 3 tugas utama, yakni sebagai:
a. Pusat Rujukan Nasional Pelayanan Kardiovaskular
b. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kardiovaskular
c. Pusat Penelitian Kardiovaskular
Visi: Institusi kardiovaskuler terpercaya di asia pasifik

60

Universitas Sumatera Utara


Misi: Menyelenggarakan pelayanan, pendidikan dan pelatihan, serta
penelitian kardiovaskuler secara profesional dan ditopang oleh tata kelola
korporasi yang baik.
Nilai-nilai budaya:
a. Leadership (Kepemimpinan)
b. Integrity (Integritas)
c. Team Work (Kerjasama)
d. Diversity (Keragaman)
e. Quality (Kualitas)
f. Customer Satisfaction (Kepuasan Pelanggan)
g. Good corporate citizenship (kenyamanan kerja)
h. Commitment (komitmen)
Pelayanan yang disediakan oleh PJNHK terbagi atas dua, yaitu:
a. Pelayanan Medis
o Rawat jalan, terdapat poliklinik umum dan eksekutif yang terdiri dari
Klinik Vaskuler, Klinik Aritmia, Klinik Bedah Kardiovaskuler, Klinik
Gagal Jantung, Klinik Paru & Penyakit Dalam, Klinik Syaraf, Klinik
Gigi, Klinik Gizi
o Rawat inap, terdapat dua unit yaitu unit intermediate dan unit
perawatan biasa
o One Day Care, merupakan unit perawatan khusus yang
memberikan layanan pada pasien-pasien yang tidak memerlukan
rawat inap sehingga sifatnya hanya sementara saja
o Pediatrik kardiologi, yaitu instalasi pediatrik (anak) terdiri dari 3 unit
perawatan, yaitu unit perawatan anak bedah dan non bedah, unit
perawatan intermediate bedah dan non bedah dan unit perawatan
intensive bedah dan non bedah
o Perawatan intensif, terdiri dari Unit Perawatan Intensif Bedah
(SICU) dan Unit Perawatan Intensif Kardiovaskuler (ICVU)
o Bedah jantung
o Pusat rehabilitasi
o Diagnostik Non-Invasif
o Diagnostik Invasif
o Pusdiklat

61

Universitas Sumatera Utara


o Medical Check-up
o Apotik
o MSCT Scan
o Kardiologi Nuklir
o Laboratorium
o Radiologi
o Hotline Service
b. Pelayanan Penunjang
o Cafe dan restaurant
o Auditorium
o Bank
o Penginapan, terdiri dari 3 jenis kamar: suite room, deluxe plus dan
deluxe, serta fasilitas penunjang penginapan seperti : laundry,
refleksiology, penyewaan kendaraan dalam dan luar kota, reservasi
tiket pesawat dan kereta api, catering (prasmanan, lunch box &
snack box), penyelanggaraan acara (rapat, resepsi pernikahan,
seminar, reuni, arisan dan acara spesial lainnya), arcade, flower
shop dan drug store
o Toko buku dan souvenir

Gambar 2.6 Kamar perawatan unit biasa dan intermediate


Sumber: https://www.google.com/search?q=pjn+harapan+kita&source=lnms&tbm=isch&sa

Gambar 2.7 Hybrid Cath Lab Bi Plane


Sumber: https://www.google.com/search?q=pjn+harapan+kita&source=lnms&tbm=isch&sa

62

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.8 MSCT Scan PJNHK Gambar 2.9 Suasana Bank Mandiri
PJNHK
Sumber: https://www.google.com/search?q=pjn+harapan+kita&source=lnms&tbm=isch&sa

Gambar 2.10 Fasilitas penginapan PJNHK


Sumber: https://www.google.com/search?q=pjn+harapan+kita&source=lnms&tbm=isch&sa

2.5.2 National Heart Center Singapore

Gambar 2.11 View National Heart Center Singapore


https://www.google.com/search?q=national+heart+center+singapore&biw=1366&bih=667&source=lnms&tbm=isch

National Heart Center Singapore merupakan rumah sakit khusus


jantung merupakan rumah sakit rujukan terbaik untuk menangani pelayanan
kesehatan jantung dan pembuluh darah dengan skala internasional. NHCS
terletak di 17 Third Hospital Ave, Singapore, yaitu di dalam areal fasilitas
kesehatan nasional dengan fungsi lain di sekitarnya yaitu sarana kesehatan,

63

Universitas Sumatera Utara


RTH dan pemukiman penduduk. Bangunan NHCS bergaya arsitektur modern
yang didominasi material beton dan kaca sedangkan fasadnya juga memakai
material alucobon.
Visi: Pemimpin dalam perawatan jantung.
Misi : Sebuah organisasi yang berpusat melayani pasien melalui gairah
dan inovasi dalam perawatan kardiovaskular, penelitian dan pendidikan.
Nilai dasar pelayanan:
a. Belas kasih
Tampilkan empati dalam interaksi dengan pasien dan kolega. Nilai dan
perawatan untuk semua individu, peka terhadap kebutuhan mereka
dan responsif pada waktu yang tepat.
b. Integritas dan Keterbukaan
Tampilkan kejujuran dan kejujuran dalam karakter dalam pekerjaan
seseorang dan hubungan dengan orang-orang. Menjunjung tinggi
prinsip-prinsip perusahaan dan standar yang tinggi kepercayaan dan
kejujuran dalam kata dan tindakan.
c. Menghormati
Menjadi perhatian dan memperlakukan semua individu (pasien, staf
dan semua orang yang datang ke dalam kontak) dengan baik dan
bermartabat.
d. Komitmen
Didedikasikan untuk NHCS dan misinya, dan menjunjung tinggi standar
tertinggi dari integritas profesional.
e. Kolegialitas
Lihatlah melampaui diri dan bekerja dalam kemitraan dengan orang
lain, membangun kepercayaan melalui keterbukaan dan goodwill.
f. Profesionalisme
Dedikasikan pengetahuan dan keterampilan terbaik seseorang untuk
memastikan hasil yang terbaik dan pengalaman untuk pasien dan kolega.
Tetap profesional, kompeten dan mencari perbaikan diri dan
pengembangan terus-menerus.
NHCS merupakan salah satu rumah sakit khusus jantung terbaik di
Singapura. Fasilitas yang tersedia di NHCS adalah :

64

Universitas Sumatera Utara


a. Departemen Kardiologi, terdiri atas: Klinik Kardiologi, Klinik Gagal
Jantung, Non-Invasive Kardio, Pencegahan dan Rehabilitasi
Kardiovaskuler, Kardio Elektrofisiologi
b. Departemen Bedah Kardiotoracic: Bedah Kardio, Bedah Toracic,
Bedah Vaskuler, Elektomedik Diagnostik
c. Departemen Kardio Radiologi: Foto Kardio Diagnostik, Radiologi
d. Departemen Kardiotoracic Anaestesi
e. Klinik Spesialis Rawat Jalan, terdiri atas: Klinik Kardiologi Klinis, Klinik
Bedah Jantung Klinis, Klinik Anti-koagulasi, Klinik Penyakit Jantung
Bawaan (ACHD), Klinik Jantung, Klinik Gagal Jantung, Klinik
Transplantasi Jantung, Klinik Paru Transplantasi, Klinik Pacu Jantung
dan Aritmia, Klinik Rehabilitasi Jantung, Klinik Ahli Gizi, Klinik
Konseling Warfarin, Klinik Penghentian Merokok, Klinik Penyakit
Vaskular Periphera.
f. Training dan edukasi (CPR, Internship, dsb)
g. Unit dan Pengembangan Riset

Gambar 2.12 NHCS STMNS Lab Gambar 2.13 NHCS Rehab Center
https://www.google.com/search?q=national+heart+center+singapore&biw=1366&bih=667&source=lnms&tbm=isch

Gambar 2.14 NHCS Cath Lab Gambar 2.15 NHCS Hybrid OT


https://www.google.com/search?q=national+heart+center+singapore&biw=1366&bih=667&source=lnms&tbm=isch

65

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.16 Kamar perawatan NHCS kelas A dan kelas B
https://www.google.com/search?q=national+heart+center+singapore&biw=1366&bih=667&source=lnms&tbm=isch

Gambar 2.17 NHCS live seminar


https://www.google.com/search?q=national+heart+center+singapore&biw=1366&bih=667&source=lnms&tbm=isch

2.5.3 Kesimpulan Studi Banding Proyek Sejenis


Baik Pusat Jantung Nasional Harapan Kita dan National Heart Center
Singapore terletak di pusat kota dengan fasilitas lain di lingkungan sekitar
adalah perkantoran dan pemukiman. PJNHK dan NHCS menyediakan
pelayanan terbaik baik medis maupun penunjang. Fasad bangunan
menggunakan gaya arsitektur modern yang didominasi oleh material beton
dan kaca. Lahan bangunan sama-sama terletak di pusat kota dengan fungsi
lain di sekitarnya yaitu permukiman penduduk, sarana kesehatan, komersil
dan perkantoran. Pelayanan medis yang disediakan meliputi: rawat inap,
rawat jalan, rawat intensif, bedah jantung, klinik cardio, cardiovascular, cardio
radiologi, cardiology nuklir, laboratorium, apotik dan pusat rehabilitasi dengan
teknologi tercanggih, sedangkan pelayanan penunjang yang disediakan
adalah unit pengembangan dan riset, cafe dan restaurant, audiorium, bank,
toko buku dan suvenir, dan penginapan.

66

Universitas Sumatera Utara


67

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai