Anda di halaman 1dari 8

TANKI

Jenisnya berdasarkan tekanan


1. Tanki Atmosferik (Atmospheric Tank)
 Fixed cone roof tank

digunakan ujntuk menimbun atau menyimpan berbagai jenis fluida dengan


tekanan uap rendah atau amat rendah ( mendekati atmosferik ) atau dengan
kata lain fluida yang tidak mudah menguap namun pada literatur lainnya
menyatakan bahwafixed roof ( cone atau dome ) dapat digunakan untuk
menyimpan semua jenis produk ( crude oil, gasoline , benzene, fuel dan lain –
lain termasuk produk atau bahan baku yang bersifat korosif , mudah terbakar.
 Tanki umbrella
kegunaanya sama dengan fixed cone roof bedanya adalah bentuk tutupnya
yang melengkung dengan titik pusat meredian di puncak tanki
 Tanki tutup cembung tetap ( fixed dome roof )
bentuk tutupnya cembung ,ekonomis bila digunakan dengan volume > 2000
m^3 dan bahkan cukup ekonomis hingga volume 7000 m^3 ( dengan D < 65
m) , kegunaanya sama dengan fix cone roof tank.

 Tanki Horizontal
tanki ini dapat menyimpan bahan kimia yang memiliki tingkat penguapan
rendah ( low volatility ) , air minum dengan tekanan uap tidak melebihi 5 psi,
diameter dari tanki dapat mencapai 12 feet ( 3.6 m ) dengan panjang mencapai
60 feet ( 18.3 m ).

 Tanki Tipe plain Hemispheroid


digunakan untuk menimbun fluida ( minyak ) dngan tekanan uap ( RVP ) sedikit
dibawah 5 psi.
 Tanki tipe Noded Hemispheroid
untuk menyimpan fluida ( light naptha pentane ) dengan tekanan uap tidak
lebih dari 5 psi.

 Tanki Plain Spheroid


tanki bertekanan rendah dengan kapasitas 20.000 barrel .

 Tanki Tipe Noded Spheroi


Baik Fixed cone dan dome roof dapat memiliki internal floating roof, biasanya
dengan penggunaan floating roof ditujukan untuk penyimpanan bahan – bahan
yang mudah terbakar atau mudah menguap ,

kelebihan dari penggunaan internal floating roof ini adalah :


Level atau tingkat penguapan dari produk bisa dikurangi
Dapat mengurangi resiko kebakaran
Tanki Bertekanan (Pressure Tank)
 Tanki peluru ( bullet tank )
tanki ini sebenarnya lebih sebagai pressure vessel berbentuk horizontal
dengan volume maksimum 2000 barrel biasanya digunakan untuk menyimpan
LPG, LPG , Propane, Butane , H2, ammonia dengan tekanan diatas 15 psig.

 Tanki bola ( spherical tank )


pressure vessel yang digunakan untuk menyimpan gas – gas yang dicairkan
seperti LPG, O2, N2 dan lain – lain bahkan dapat menyimpan gas cair tersebut
hingga mencapai tekanan 75 psi, volume tanki dapat mencapai 50000 barrel ,
untuk penyimpanan LNG dengan suhu -190 ( cryogenic ) tanki dibuat
berdinding double dimana diantara kedua dinding tersebut diisi dengan isolasi
seperti polyurethane foam , tekanan penyimpanan diatas 15 psig.
 Dome Roof tank
untuk menyimpan bahan – bahan yang mudah terbakar, meledak , dan mudah
menguap seperti gasoline, bahan disimpan dengan tekanan rendah 0.5 – 15
psig.

Prinsip kerja pressure tank


Pressure tank pada prinsipnya berguna untuk menstabilkan tekanan air pada kran2.
Di dalam pressure tank biasanya terdapat membran yang berfungsi untuk menjaga
daya tahan Pressure Switch karena pada saat air terpakai sedikit, pompa tidak perlu
bekerja dan Pressure Siwtch tidak perlu bekerja sehingga menjaga daya tahan
pressure switch.
Dengan adanya udara bertekanan di membrane, maka pada akhirnya akan membantu
menekan air, dan hasil tekanan air yang dihasilkan oleh pompa akan lebih stabil.
Titi : bagaimana sistem pemadam kebakaran yang dikeluarkan pipa merah?

1. Fire Fighting Sistem Sprinkler

Sistem ini menggunakan instalasi pipa sprinkler bertekanan dan head sprikler
sebagai alat utama untuk memadamkan kebakaran.
Sistem ada 2 macam, yaitu:
a. Wet Riser System: Seluruh instalasi pipa sprinkler berisikan air bertekanan dengan
tekanan air selalu dijaga pada tekanan yang relatif tetap.
b. Dry riser system : Seluruh instalasi pipa sprinkler tidak berisi air bertekanan,
peralatan penyedia air akan mengalirkan air secara otomatis jika instalasi fire alar
memerintahkannya.
Pada umumnya gedung bertingkat tinggi menggunakan sistem wet riser, seluruh
pipa sprinkler berisikan air bertekanan, dengan tekanan air selalu dijaga pada tekanan
yang relatif tetap.
Apabila tekanan dalam pompa menurun, maka secara otomatis jockey pump akan
bekerja untuk menstabilkan tekanan air didalam pipa. Jika tekanan terus menurun
atau ada glass bulb head sprinkler yang pecah maka pompa elektrik akan bekerja
dan secara otomatis pompa jockey akan berhenti. Dan apabila pompa elektrik gagal
bekerja setelah 10 detik, maka pompa cadangan diesel secara otomatis akan bekerja.

2. Fire Fighting Sistem Hydran

Sistem ini menggunakan instalasi hydran sebagai alat utama pemadam kebakaran,
yang terdiri dari box hydran dan accesories, pilar hydran dan siemese. Box Hydran
dan accesories instalasinya (selang (hose), nozzle) (atau disebut juga dengan Fire
House cabinet (FHC)) biasanya ditempatkan dalam gedung, sebagai antisipasi jika
sistem sprinkler dan sistem fire extinguisher kewalahan mengatasi kebakaran di
dalam gedung. Sedang Pilar hydran (yang dilengkapi juga dengan box hydran
disampingnya, untuk menyimpan selang (hose) dan nozzle) biasanya ditempatkan di
area luar (jalan) disekitar gedung, digunakan jika sistem kebakaran di dalam gedung
tidak memadai lagi. Dan Siemese berfungsi untuk mengisi air ground tank (sumber
air hydran) tidak memadai lagi atau habis. Siemese ditempatkan di dekat di dekat
jalan utama. Hal ini untuk memudahkan dalam pengisian air.
System Hydran ini juga terdiri dari 2 system, yaitu:
a. wet riser system: Seluruh instalasi pipa hydran berisikan air bertekanan dengan
tekanan yang selalu dijaga pada tekanan yang relatif tetap.
b. Dry Riser System: seluruh instalasi pipa hydran tidak berisikan air bertekanan,
peralatan penyedia air akan secara otomatis jika katup selang kebakaran di buka.
Seperti halnya sistem sprinkler, jika ada tekanan dalam pipa instalasi menurun,
maka pompa jockey akan bekerja. Dan jika instalasi hydran dibuka maka secara
otomatis pompa elektrik akan bekerja, dan jockey pump secara otomatis akan
berhenti. Dan jika pompa elektrik gagal bekerja secara otomatis, maka pompa diesel
akan bekerja.

Gbr..Box Hydran & Fire Extinguisher (APAR)

3. Fire Fighting fire Extinguisher

Fire extinguisher atau lebih dikenal dengan nama APAR (Alat Pemadam Api
Ringan) merupakan alat pemadam api yang pemakaiannya dilakukan secara
manual dan langsung diarahka pada posisi dimana api berada.
Apar biasanya ditempatkan di tempat-tempat strategis yang dissuaikan dengan
peraturan Dinas Pemadam Kebakaran.
Terdapat beberapa jenis Apar yang digunakan, yaitu:
· Apar Type A: Murtipupuse Dry Chemical Powder 3,5 Kg
· Apar Type B: Gas Co2 6,8 kg
· Apar type C : Gas Co2 10 kg
· Apar type D : Multipupuse Dry Chemical Powder 25 kg (dilengkapi dengan Trolley)

4. Fire Fighting Sistem Gas

Sistem fire gas biasanya digunakan untuk ruangan tertentu, seperti: ruang
Genset, ruang panel dan ruangan eletronik (ruang central komputer: ruang hub dan
server, IT, Comunication dan lain-lain).
Sistem iyang digunakan biasanya sistem fire gas terpusat, dimana tabung-tabung
gas (foam, halon, FM 100, Co2 dan lain-lain), ditempatkan secara terpusat dan
pendistribusiannya ke dalam ruangan dilewatkan melalui motorized valve / actuator,
instalasi pemipaan dan nozzle.
Cara kerja sistem ini berdasarkan perintah dari system fire alarm.
Fanisia : mengapa tanki pada Tanki Tipe Noded Spheroid dibuat tinggi ?

Perlu diketahui bahwa Penggunaan floating roof dimaksudkan untuk mengurangi


kemungkinan terbakar dan penguapan fluida. Pemilihan floating roof memperhatikan
pada kondisi fluida, cuaca, dan kontruksi. Alasan itulah konstruksi tipe noded spheroid
dibuat tinggi agar mengurangi tekanan yang dihasilkan. Karena menurut teori tekanan
yang ada di ketinggian semakin rendah maka tekanan menjadi semakin besar .
Tekanan yang besar dapat mengakibatkan perubahan suhu yang besar pula. Jika
ddibiarkan hal ini dapat memicu ledakan di dalam tanki. Selain itu tanki dibuat tinggi
ini memperkecil kemungkinan air untuk tergenang di dalamnya karena konstruksinya
sendiri yang membuat air dapat turun dan tidak tercampur dengan gas yang disimpan.

Anda mungkin juga menyukai