Anda di halaman 1dari 41

EVALUASI PERUBAHAN EMISI GAS NOX DAN SO2 DARI

KEGIATAN TRANSPORTASI DI KAMAL – BANGKALAN


AKIBAT PENGOPERASIAN JEMBATAN SURAMADU

Oleh:
Imam Yanuar
3308 100 045

Jurusan Teknik Lingkungan


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
2012

1
Latar Belakang
Kabupaten Bangkalan merupakan tempat persinggahan jalur transportasi menuju
kawasan tengah dan timur pulau Madura setelah kendaraan bermotor melalui
penyeberangan Tanjung Perak (Surabaya) – Ujung Kamal (Bangkalan)

Kegiatan transportasi mempunyai kontribusi terhadap polusi udara atmosfer. Setiap


liter bahan bakar yang dibakar akan mengemisikan sekitar 100 gram Karbon
Monoksida: 30 gram , Oksida Nitrogen: 2,5 Kg , Karbon Dioksida dan berbagai
senyawa lainnya termasuk senyawa sulfur (Hickman, 1999).

Emisi NOx (Nitrogen oksida) adalah pelepasan gas NOx ke udara. Di udara, setengah
dari konsentrasi NOx berasal dari kegiatan manusia (misalnya pembakaran bahan
bakar fosil untuk pembangkit listrik dan transportasi.

Sulfur diokside memiliki karakteristik bau yang tajam dan tidak terbakar diudara,
sedangkan sulfur triokside merupakan komponen yang tidak reaktif. Hanya sepertiga
dari jumlah sulfur yang terdapat di atmosfer merupakan hasil dari aktivitas manusia,
dan kebanyakan dalam bentuk SO2 (Fardiaz, 1992).

Dengan dibangunnya jembatan Suramadu, aktifitas penyeberangan Tanjung Perak –


Ujung Kamal semakin berkurang karena banyak kendaraan bermotor yang memilih
untuk melewati jembatan Suramadu daripada melalui penyeberangan Ferry

2
Rumusan Masalah
Berapa jumlah kadar gas NOx dan SO2 yang dihasilkan dari kegiatan
transportasi di Kamal - Bangkalan sebelum dan setelah dioperasikannya
Jembatan Suramadu

Bagaimana perubahan kadar emisi gas NOx dan SO2 yang dihasilkan dari
kegiatan transportasi di Kamal - Bangkalan setelah dioperasikannya
Jembatan Suramadu

3
Tujuan
Menghitung jumlah kadar gas NOx dan SO2 yang dihasilkan dari kegiatan
transportasi di Kamal - Bangkalan sebelum dan setelah dioperasikannya
Jembatan Suramadu

Mengevaluasi perubahan kadar gas NOx dan SO2 yang dihasilkan dari
kegiatan transportasi di Kamal - Bangkalan.

4
Ruang Lingkup
• Batasan – batasan yang yang dilakukan dalam tugas akhir ini adalah:
• Wilayah studi penelitian dilakukan di wilayah Kamal dan Bangkalan
• Parameter yang digunakan adalah konsentrasi gas NOx dan SO2 dari
kegiatan transportasi dengan jenis kendaraan berupa mobil penumpang
(bensin dan diesel), sepeda motor, bus, truk yang melintasi arus jalan
utama wilayah penelitian dengan titik – titik sampel tertentu
• Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah:
• Jenis kendaraan yang melewati ruas jalan
Jenis kendaraan adalah sepeda motor, mobil berbahan bakar bensin,
mobil berbahan bakar diesel, truk, dan bus.
• Waktu pengambilan sampling
Yaitu waktu pengambilan pada hari libur (Minggu) dan hari kerja
(Senin, Selasa maupun Kamis)

5
Ruang Lingkup
• Penentuan titik sampel pengambilan data primer terdiri dari 3 sampel
titik pengukuran, adapun pengukuran dilakukan pada
• Satu titik di ruas Jalan Raya Kamal (Kecamatan Kamal)
• Satu titik di ruas Jalan Suramadu (Kecamatan Labang)
• Satu titik di ruas Jalan Raya Burneh (Kecamatan Burneh)
• Periode pengambilan dilakukan dalam jam puncak dan hari puncak
berdasarkan data sekunder. Dan untuk lokasi sampling yang tidak
memiliki data sekunder maka dilakukan sampling selama 12 jam
• Alat yang digunakan adalah counter, yaitu alat untuk menghitung jumlah
kendaraan bermotor yang melintas di wilayah pengambilan sampling.
• Pemetaan sumber emisi NOx dan SO2 dilakukan dengan menggunakan
program Surfer 8.

6
Manfaat
Manfaat dari tugas akhir ini adalah untuk:
• Sebagai dasar bahan untuk evaluasi pembangunan jembatan yang serupa
• Sebagai informasi sumber emisi gas buang NOx dan SO2 yang paling
tinggi dari aktifitas transportasi di wilayah studi Kamal - Bangkalan

7
Tinjauan Pustaka
Kegiatan Transportasi
Kegiatan transportasi sudah dikenal sejak lama sebagai salah satu sektor yang
memberikan dampak terhadap lingkungan dalam cakupan spasial dan
temporal. Kabupaten Bangkalan merupakan pusat transportasi darat di Pulau
Madura setelah melalui penyeberangan laut dari kota Surabaya.

Pengertian Pencemaran Udara


Pencemaran udara akibat kegiatan transportasi adalah akibat kegiatan
transportasi di darat. Selain pencemar tersebut, kegiatan transportasijuga
dapat menyebabkan adanya efek rumah kaca yang sering disebut global
warming.

8
Tinjauan Pustaka
Nitrogen Oksida
Nitrogen oksida merupakan pencemar. Sekitar 10% udara setiap tahun adalah
nitrogen oksida. Ada delapan kemungkinan hasil reaksi bila bereaksi dengan
oksigen yang jumlahnya cukup banyak hanyalah tiga, yaitu N2O, NO, NO2.
Yang berhubungan dengan pencemaran udara adalah NO dan NO2 (Fardiaz,
1992).

Sulfur Oksida
Polusi oleh sulfur diokside terutama disebabkanoleh dua komponen gas yang
tidak berwarna, Yaitu sulfur diokside (SO2) dan sulfur triokside (SO3), dan
keduanya disebut sebagai SOx. Sulfur diokside memiliki karakteristik bau
yang tajam dan tidak terbakar diudara, sedangkan sulfur triokside merupakan
komponen yang tidak reaktif. Hanya sepertiga dari jumlah sulfur yang
terdapat di atmosfer merupakan hasil dari aktivitas manusia, dan kebanyakan
dalam bentuk SO2 (Fardiaz, 1992).

9
Tinjauan Pustaka
Faktor Emisi Kendaraan Bermotor
Faktor emisi dapat juga didefinisikan sebagai sejumlah berat tertentu polutan
yang dihasilkan oleh terbakarnya sejumlah bahan bakar selama kurun waktu
tertentu. Definisi tersebut dapat diketahui bahwa jika faktor emisi sesuatu
polutan diketahui, maka banyaknya polutan yang lolos dari proses
pembakarannya dapat diketahui jumlahnya persatuan waktu

Surfer 8
Pada akhir penelitian ini untuk mempermudah informasi penyebaran
konsentrasi emisi NOx dan SO2. ini menggunakan program Surfer 8 untuk
memudahkan dalam penggambarannya. Surfer 8 merupakan salah satu
perangkat lunak produk Golden Software, Inc. Untuk pembuatan peta kontur
dan pemodelan tiga dimensi yang didasarkan padaa grid, perangkat lunak ini
berperan besar dalam pemetaan kawasan

10
Ide Penelitian:
Evaluasi Perubahan Emisi Gas NOx dan SO2 dari Kegiatan Transportasi di
Metodologi Penelitian
Kamal – Bangkalan Akibat Pengoperasian Jembatan Suramadu

Studi Literatur:
•Teori emisi gas buang
•Teori sistem transportasi
•Pencemaran Udara
•Metode Sampling Lalu lintas

Persiapan Penelitian:
•Persiapan alat dan bahan
•Penentuan lokasi titik sampling
•Penentuan waktu penelitian

Pengambilan Data Primer Pengambilan Data Sekunder


•Perhitungan jumlah dan •Peta Kabupaten Bangkalan
jenis kendaraan yang dari Jurusan Geomatika
melewati jalan arteri dan •Data jumlah kendaraan bermotor
lokal di kawasan Bangkalan yang menggunakan jasa
dengan Traffic Counting penyeberangan Ferry (PT. ASDP)
•Data jumlah kendaraan yang
melewati jembatan Suramadu dari
Jasa Marga
•Data volume kendaraan dari Dishub
Kabupaten Bangkalan

A
B

11
Metodologi Penelitian
A B

Pengolahan Data Primer


dan Sekunder

•Pemetaan Konsentrasi Emisi NOx dan SO2 dengan Program Surfer 8


•Validasi Peta

Analisa Data dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Penyusunan Laporan

12
Metodologi Penelitian
Tabel Faktor Emisi Jenis Kendaraan Bermotor

Faktor emisi (gram/liter)


Tipe kendaraan/bahan Catatan
bakar (km/l)
NMV
NOx CH4 OC CO N2O CO2
Bensin:

Kendaraan penumpang 21,35 0,71 53,38 462,63 0,04 2597,86 Aaa 8,9

Kendaraan niaga kecil 24,91 0,71 49,82 295,37 0,04 2597,86 Ass 7,4

Kendaraan niaga besar 32,03 0,71 28,47 281,14 0,04 2597,86 Ass 4,4

Sepeda motor 7,12 0,71 85,41 427,05 0,04 2597,86 Ass 19,6
Diesel:

Kendaraan penumpang 11,86 0,08 2,77 11,86 0,16 2924,9 Ass 13,7
Kendaraan niaga kecil 15,81 0,04 3,95 15,81 0,16 2924,9 Ass 9,2

Kendaraan niaga besar 39,53 0,24 7,91 35,57 0,12 2924,9 Ass 3,3
Lokomotif 71,15 0,24 5,14 24,11 0,08 2964,43
Catatan: *) liter ekuivalen terhadap bensin, Sumber: Dikompilasi dari IPCC (1996)

13
Metodologi Penelitian
Tabel Faktor Emisi Jenis Kendaraan Bermotor

SO2
Kategori
(g/km)

Sepeda motor 0,008

Mobil penumpang, Bensin 0,026

Mobil penumpang, solar 0,44

Bus 0,93

Truck 0,82

Angkot 0,029

14
Metodologi Penelitian
Tabel Konsumsi Energi Spesifik Kendaraan Bermotor

Konsumsi Energi Spesifik


No. Jenis Kendaraan (liter/100 km)
1. Mobil Penumpang
- Bensin 11,79
- Diesel/solar 11,36
2. Bus Besar
- Bensin 23,15
- Diesel/solar 16,89
3. Bus Sedang 13,04
4. Bus Kecil
- Bensin 11,35
- Diesel/solar 11,83
5. Bemo, Bajaj 10,99

15
Metodologi Penelitian
Lanjutan Tabel Konsumsi Energi Spesifik Kendaraan Bermotor

Konsumsi Energi Spesifik


No. Jenis Kendaraan (liter/100 km)
6. Taksi
- Bensin 10,88
- Diesel/solar 6,25
7. Truk Besar 15,82
8. Truk Sedang 15,15
9. Truk Kecil
- Bensin 8,11
- Diesel/solar 10,64

16
Analisa Pembahasan
Gambaran Umum Kabupaten Bangkalan
• Kabupaten Bangkalan merupakan pusat kegiatan ekonomi di Pulau
Madura dengan keberadaan Pelabuhan Kamal yang
menghubungkan Pulau Jawa dengan Pulau Madura. Fungsi
dominan Kabupaten Bangkalan adalah sebagai pusat kegiatan
komersial, finansial, perdagangan, dan transportasi.

Penentuan Titik Sampling


• Jumlah lokasi titik sampling yang diambil pada tugas akhir ini
sebanyak tiga (3) titik sampling, yaitu pada ruas jalan Kamal, ruas
jalan Burneh, dan ruas jalan Suramadu. Namun pada penelitian ini
dilakukan pembeda waktu sampling untuk membandingkan
perubahan pada hari kerja dan hari minggu

17
Analisa Pembahasan
Penentuan Waktu Survey
Pengambilan waktu survey ditentukan berdasarkan jam puncak
pada masing-masing jalan yang akan disurvey dan dilakukan pada
hari Senin (hari kerja) dan hari Minggu (hari libur) sebagai
perbandingan hari.

18
Analisa Pembahasan
Contoh penentuan waktu survey di Jalan Kamal

Grafik Lalu Lintas Jalan Suramadu hari Selasa (PT. Jasa Marga, 2012)

Grafik pada Gambar 4.2 menunjukkan bahwa jumlah kendaraan terbanyak terdapat pada pukul
17.00 – 18.00 WIB. Jadi, survey di Jalan Suramadu dilakukan pada hari Minggu dan Kamis
pukul 17.00 – 18.00 WIB.

19
Analisa Pembahasan
Contoh penentuan waktu survey di Jalan Kamal
Tanggal 15 April 2012
Surveyor Agil, Imam, Ryan
Ruas Jalan Suramadu
Arah Surabaya
Mobil Mobil
Sepeda Penumpang Penumpang Niaga Kecil Niaga Kecil
no waktu Motor (bensin) (solar) Bensin solar Truk Kecil Truk Besar Bus
1 16.00-16.15 195 68 10 5 3 11 3
2 16.15-16.30 270 78 15 5 4 5 9
3 16.30-16.45 285 92 17 3 4 12 4
4 16.45-17.00 439 71 5 4 6 7 3
5 17.00-17.15 492 68 11 1 7 8
6 17.15-17.30 494 93 5 1 7 4 1 6
7 17.30-17.45 547 89 2 3 14 13 1 2
8 17.45-18.00 383 61 1 1 5 5 3
9 18.00-18.15 373 57 1 3 5 7 4 3
10 18.15-18.30 293 57 0 1 5 13 2 2
11 18.30-18.45 325 52 1 3 14 15 1
12 18.45-19.00 272 73 1 2 12 12 3 2
Jumlah 4368 859 69 32 86 112 11 38

Hasil Traffic Counting kendaraan di Jalan Suramadu Arah Surabaya

20
Analisa Pembahasan
Perhitungan Emisi Karbon dengan Konversi dan Tanpa Konversi ke
Satuan Mobil Penumpang
Dari hasil survey counting kendaraan kemudian dilakukan perhitungan
rata-rata dari tiap jenis jalan selama 1 jam kemudian dinormalisasikan ke
dalam satuan mobil penumpang dengan cara mengalikan jumlah kendaraan
yang telah disurvey dengan faktor konversi.

Perhitungan Jumlah Kendaraan Rata-rata tiap Jalan Perhitungan


jumlah kendaraan rata-rata tiap jalan diperoleh dengan menganalogikan
data sekunder yang didapat (data dari Dinas Perhubungan Kabupaten
Bangkalan, PT. Jasa Marga wilayah Suramadu, dan PT. ASDP Ujung
Kamal) dengan data primer survey volume kendaraan selama tiga jam
puncak. Berikut langkah perhitungan jumlah kendaraan rata-rata tiap ruas
jalan:

21
Analisa Pembahasan
– Data Sekunder dan Data Primer pada Jam Puncak
Jalan yang tidak memiliki data sekunder per jam maka dilakukan
survey selama 12 jam untuk mengetahui total kendaraan rata-rata per
hari. Dari data sekunder dan primer tersebut akan diambil volume
kendaraan selama satu jam pada jam puncak dan digunakan dalam
perhitungan rasio analogi.

– Rasio Analogi
Penganalogian ini dilakukan karena data primer yang didapat dari
survey memiliki kondisi waktu yang berbeda (perbedaan waktu
survey). Contoh perhitungannya adalah:
Perhitungan rasio analogi pada Jalan Suramadu hari Kerja untuk jenis
kendaraan sepeda motor:
• Data primer jumlah sepeda motor pada jam puncak = 1854
kendaraan/jam
• Data sekunder jumlah kendaraan sepeda motor pada jam puncak =
2488 kendaraan/ jam

22
Analisa Pembahasan
• Sehingga didapatkan nilai rasio analoginya:
• Rasio analogi = 1854 kendaraan/ jam
2488 kendaraan/jam
= 0,77
– Total Kendaraan Rata-rata Tiap Ruas Jalan
• Contoh perhitungannya adalah:
Perhitungan total kendaraan rata-rata pada Jalan Suramadu untuk jenis
kendaraan sepeda motor:
• Rasio analogi = 0,77
• Total kendaraan rata-rata data sekunder = 1149 kendaraan/jam
• Total kendaraan sepeda motor rata-rata tiap jalan
= 0,77 x 1149 kendaraan/jam = 889 kendaraan/jam

23
Analisa Pembahasan
Contoh perhitungan total kendaraan rata-rata tiap jenis kendaraan
pada Jalan Suramadu dapat dilihat pada Tabel

Rata-rata
Data Jam Puncak Data Jam Puncak Total Kendaraan
Rasio Kendaraan Data
Jenis Kendaraan Primer Sekunder Rata-rata
Analogi Sekunder per Jam
(kendaraan/jam) (kendaraan/jam) (kendaraan/jam)
(kendaraan/jam)

Spd. Motor 1854 2488 0.77 1149 889


Mobil Penumpang
Bensin 376 425 1.05 222 233
Mobil Penumpang
Solar 25 28 1.06 16 17

Niaga Kecil Bensin 28 32 1.05 17 18

Niaga Kecil Solar 43 49 1.07 33 35

Truk Kecil 108 122 1.05 63 66

Truk Besar 22 163 0.15 88 13


Bus 5 6 1.09 5 5

Jumlah 1277

24
Analisa Pembahasan
• Perhitungan Beban Emisi NOx dan SO2
Contoh perhitungan jumlah emisi gas NOx dan SO2 rata-rata pada Jalan
Suramadu dari kendaraan sepeda motor adalah:
– Jumlah kendaraan rata-rata (n) = 1081 kendaraan/jam
– Faktor emisi (FE) NOx = 7,12 g/liter, dimana faktor emisi yang digunakan
adalah faktor emisi untuk jenis kendaraan sepeda motor.
– Faktor emisi (FE) SO2 = 0,008 g/km, dimana faktor emisi yang digunakan
adalah faktor emisi untuk jenis kendaraan sepeda motor.
– Konsumsi bahan bakar (K) sepeda motor
= 2,66 liter/100 km
= 0,0266 liter/km
Jumlah emisi NOx rata-rata
Q = n x FE x K
= 1081 kendaraan/jam x 7,12 g/liter x 0,0266 liter/km
= 0,20 kg/jam.km

25
Analisa Pembahasan
Jumlah emisi SO2 rata-rata
Q = n x FE
= 1081 kendaraan/jam x 0,008 g/km / 1000
= 0,0086 kg/jam.km

26
Analisa Pembahasan
• Perhitungan Emisi gas NOx dan SO2 Rata-rata Tiap Jenis Kendaraan pada
Jalan Suramadu pada hari Minggu

Konsumsi
n Faktor Faktor Emisi NOx Emisi SO2
Energi
Jenis Kendaraan (kendaraan/ Emisi NOx Emisi SO2 Rata-rata Rata-rata
Spesifik
jam) (gram/liter) (gram/km) (kg/jam.km) (kg/jam.km)
(liter/100 km)

Spd. Motor 1081 7.12 0.008 2.66 0.20 0.0086


Mobil Penumpang
Bensin 388 21.35 0.026 11.79 0.98 0.0101
Mobil Penumpang
Solar 50 11.86 0.440 11.36 0.07 0.0220
Niaga Kecil Bensin 16 24.91 0.029 11.79 0.05 0.0005
Niaga Kecil Solar 34 15.81 0.820 11.36 0.06 0.0279
Truk Kecil 43 39.53 0.820 10.64 0.18 0.0353
Truk Besar 6 39.53 0.820 15.82 0.04 0.0049
Bus 16 39.53 0.930 16.89 0.11 0.0146
Total beban emisi 1.68 0.12

27
Analisa Pembahasan
• Perhitungan Konversi Beban Emisi Gas NOx dan SO2 ke Emisi Udara
Ambien
Setelah menghitung beban emisi yang dihasilkan dari aktifitas transportasi
di tiap ruas jalan, maka selanjutnya adalah mengkonversi beban emisi gas
NOx dan SO2 ke emisi udara ambien gas NOx dan SO2 untuk mengetahui
pola persebarannya pada saat dipetakan dalam program Surfer 8
C = 2 * Q/((2*π)^1/2 σz x V) x exp -1/2 (He/σz)^2)
Keterangan : C = Konsentrasi Ambien (gram/m3)
Q = Hasil Emisi (gram/jam.km)
σz = Koefisien Dispersi Vertikal (m)
V = Kecepatan Angin (m/s)
He = Tinggi Sumber Emisi (m)

Berikut adalah contoh perhitungan NOx menggunakan permodelan hukum Gauss


pada Jalan Suramadu hari kerja.
C = 2 * Q/((2*π)^1/2 σz x V) x exp -1/2 (He/σz)^2)
= 2 * 79502,29/((2*π)^1/2 217 x 1,54) x exp -1/2 (0,4/217)^2)
= 0,00018 gram/m3

28
Analisa Pembahasan
Setelah mendapatkan konsentrasi ambien selanjutnya, mengkonversi satuan
gram/m3 menjadi ml/m3 (ppm). Berikut contoh perhitungannya.

ppm = C x 1 mol/BM x 22,4 L/1mol


= 0,00018 gram/m3 x (1mol/44gram) x (22,4L/1mol)
= 0,092 ml/m3
= 0,092 ppm

Setelah diketahui Emisi Udara Ambien Gas NOx dan SO2 pada beberapa ruas
jalan maka dapat dipetakan dengan program Surfer 8.0 dengan satuan µg/m3.
Berikut adalah hasil pemetaan dari program Surfer 8.0

29
Analisa Pembahasan

Hasil Pemetaan Emisi NOx hari kerja sebelum beroperasi


Jembatan Suramadu

30
Analisa Pembahasan

Hasil Pemetaan Emisi NOx hari libur sebelum beroperasi


Jembatan Suramadu

31
Analisa Pembahasan

Hasil Pemetaan Emisi SO2 hari kerja sebelum beroperasi


Jembatan Suramadu

32
Analisa Pembahasan

Hasil Pemetaan Emisi SO2 hari libur sebelum beroperasi


Jembatan Suramadu

33
Analisa Pembahasan

Hasil Pemetaan Emisi NOx hari kerja setelah beroperasi


Jembatan Suramadu
34
Analisa Pembahasan

Hasil Pemetaan Emisi NOx hari libur setelah beroperasi


Jembatan Suramadu

35
Analisa Pembahasan

Hasil Pemetaan Emisi SO2 hari kerja setelah beroperasi


Jembatan Suramadu

36
Analisa Pembahasan

Hasil Pemetaan Emisi SO2 hari libur setelah beroperasi Jembatan


Suramadu

37
Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian tugas akhir ini adalah:
• Besarnya total perkiraan beban emisi gas NOx yang dihasilkan dari kegiatan
transportasi di jalan Kamal sebelum beropersi Jembatan Suramadu pada hari
Kerja adalah sebesar 21840,72 gram/jam.km dan SO2 sebesar 2436,53
gram/jam.km Sedangkan pada hari Minggu beban emisi NOx yang dihasilkan
sebesar 15301,58 gram/jam.km dan SO2 sebesar 1424,02 gram/jam.km.
• Besarnya total perkiraan beban emisi Gas NOx yang dihasilkan dari kegiatan
transportasi di jalan Kamal setelah beroperasi Jembatan Suramadu pada hari
Kerja adalah sebesar 754,08 gram/jam.km dan SO2 sebesar 61,81 gram/jam.km,
sedangkan pada hari Minggu beban emisi NOx yang dihasilkan sebesar 645,18
gram/jam.km dan SO2 sebesar 52,40 gram/jam.km.

38
Kesimpulan
• Terjadi penurunan kadar emisi gas NOx dan SO2 di Jalan Kamal akibat
pengoperasian Jembatan Suramadu, hal ini terbukti dengan perbedaan jumlah
kadar emisi yang sangat drastis dimana sebelum beroperasinya Jembatan
Suramadu besar kadar emisi gas NOx sebesar 21840,72 gram/jam.km dan SO2
sebesar 2436,53 gram/jam.km sedangkan setelah beroperasinya Jembatan
Suramadu besar kadar emisi gas sebesar 754,08 gram/jam.km dan SO2 sebesar
61,81 gram/jam.km dengan prosentase penurunan sebesar 96-97%.

39
Saran
Saran yang dapat direkomendasikan untuk studi mengenai penelitian ini adalah:
Perlu adanya data sekunder yang membedakan jenis kendaraan berbahan
bakar bensin dengan kendaraan berbahan bakar solar serta pusat informasi yang
mengakomodasi seluruh kebutuhan data yang dipergunakan untuk memudahkan
melihat perubahan kecenderungan beban emisi secara cepat dan mudah.

40
SEKIAN

41

Anda mungkin juga menyukai