Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aparatur Sipil Negara (ASN) yang termasuk didalamnya terdiri dari Pegawai Negeri
Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak (PPPK), memiliki peranan
penting dalam keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan Indonesiai.
ASN saat ini telah menerapkan sistem merit dalam pelaksanaan kerjanya, diharapkan dengan
sistem tersebut, akan muncul ASN yang profesional dan mempunyai kompetensi di
bidangnya.
Calon Pegawai Negeri Sipil sebagai lokomotif pembangunan perlu dibekali
pengetahuan (knowledge) dan keterampilan (skill) baik hard skill maupun soft skill agar dapat
melaksanakan tugas dengan baik dan benar (BPSDM Provinsi Bali, 2019). Salah satu cara
untuk mewujudkan dan menyiapkan Sumber Daya Aparatur Pemerintah yang berkualitas dan
professional adalah melalui Pelatihan Dasar CPNS (BPSDM Provinsi Bali, 2019). Tujuan
utama pembelajaran Pelatihan Dasar CPNS adalah agar setiap peserta mampu
mengaktualisasikan materi-materi pembelajaran dan menginternalisasi nilai-nilai yang telah
dipelajari selama pelatihan dasar.
Menurut UU No 5 Tahun 2014 Tentang ASN, menjadi ASN harus memiliki sikap
profesional yang tercemin dari pengaktualisasian nilai-nilai Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) yang tidak hanya dipahami
sebagai sekedar nilai namun juga harus diaktualisasikan oleh setiap ASN pada setiap pikiran,
perkataan, dan perbuatannya. Hal tersebut secara khusus juga berlaku di lingkungan kerja
UPTD Puskesmas Kediri II. Setiap anggota UPTD Puskesmas Kediri II diharapkan mampu
memegang teguh nilai-nilai ANEKA dalam menjalankan kewajibannya.

UPTD Puskesmas Kediri II memiliki visi “ Terwujudnya Kesehatan yang Optimal dan
Mandiri di Wlayah Pukesmas Kediri II, Menuju Tabanan Sehat, Aman, dan Berprestasi
(Serasi) “. Untuk Mewujudkan visi tersebut kemudian diterjemahkan kedalam 4 misi
diantaranya: (1) Meningkatnya sumber daya manusia yang berkualitas serta memberikan
pelayanan yang lebih profesional. (2) Melaksanakan manajemen dalam bidang kesehatan. (3)
Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat. (4) Menggerakkan masyarakat
untuk hidup maniri bidang kesehatan.. Guna mewujudkan VISI dan MISI tersebut,
Puskesmas Kediri II menerapkan MOTTO yaitu “ Kepuasan dan Kesembuhan Anda Menjadi
Kebanggaan Kami” (UPTD Puskesmas Kediri II. 2019)
1
Dokter umum di UPTD Puskesmas Kediri II mempunyai beberapa tugas pokok
dalam kaitannya dengan jabatan dokter pertama, memiliki 35 uraian tugas pokok dan fungsi
(tupoksi) yang diatur dalam Kepmenpan Nomor 139/KEP/M.PAN/11/2003 Bab V Pasal 4
mengenai tugas pokok Dokter adalah memberikan pelayanan kesehatan pada sarana
pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, serta membina peran serta masyarakat dalam
rangka kemandirian di bidang kesehatan kepada masyarakat. Dari tugas pokok tersebut, dapat
disimpulkan bahwa seorang dokter harus melakukan pendekatan yang menyeluruh dan
paripurna terhadap pasien guna meningkatkan tingkat kesehatan masyrakat.
Dalam menjalankan tugasnya seoang dokter tidak hanya terpaku pada proses
pengobatan, melainkan harus menjalankan fungsi promotif, preventif dan juga rehabilitaif.
Untuk itu seorang dokter harus mampu menganalisa masalah terkini yang terjadi di lingkunan
tempatnya bekerja dan memberikan solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Sebagai dokter
yang bekerja di UPTD Puskesmas Kediri II ada banyak sumber data yang dapat di analisa dan
dijadikan acuan untuk menentukan arah kebijakan dan tindakan untuk meningkatkan status
kesehatan mayarakat. Salah satu data yang relevan yakni data 10 besar penyakit yang masuk
ke poli umum. Berdasarkan data tersebut pada tahun 2019, dari bulan Januari sampai April
penyakit Ispa selalu menempati peringkat pertama dari daftar 10 penyakit yang berobat ke
poli umum. Pada bulan Januari insiden ISPA sebanyak 35 kasus dan menempati posisi
pertama, angka insiden ispa selalu tinggi hingga bulan April tetap berada di posisi pertama
dengan angka insiden sebanyak 37 kasus (Puskesmas Kediri II 2019). Bukan tanpa alasan,
Ispa menjadi penyakit yang paling sering dialami masyarakat. Disamping virulensi dari virus
influenza yang tinggi faktor daya tahan tubuh dan lingkungan juga menjadi faktor tingginya
insiden ispa. Untuk itu perlu dilakukan upaya untuk mengurangi insiden penyakit Ispa di
lingkungan UPTD Puskesmas Kediri II

B. Identifikasi dan Penetapan Isu


UPTD Puskesmas Kediri II yang merupakan unit kerja dibawah Pemerintah
Kabupaten Tabanan yang melayani 4 Desa di wilayah kerjanya. Dalam menjalankan
fungsinya, seluruh pegawai UPTD Puskesmas Kediri II bekerja sesuai dengan visi dan misi
puskesmas sejalan dengan SOP yang telah ada.
Analisis situasi yang teridentifikasi dalam rancangan aktualisasi ini bersumber dari
lingkup pelayan di UPTD Puskesmas Kediri II, terutama di poli umum, terutama yang

2
berhubungan dengan tugas pokok dan fungsi dokter umum. Terdapat beberapa masalah yang
menjadi akar isu-isu yang timbul di UPTD Puskesmas Kediri II, antara lain:
1.Tingginya insiden penyakit ISPA di lingkungn Puskesmas Kediri II
2. Kurangnya pengetahuan pasien tentang etika batuk
3.Tidak tersedianya ruang tunggu khusus untuk pasien-pasien dengan penyakit
infeksius.
4.Rendahnya kepatuhan masyarakat dalam mengkonsumsi antibiotik
5.Rendahnya kesadaran masyarakat tentang pola hidup bersih dan sehat.

Dari permasalahan-permasalahan yang telah diidentifikasi tersebut, setelah dilakukan validasi


isu dengan metode APKL ternyata dari 5 (Lima) isu yang valid hanya 4 (empat) isu yaitu :
1.Tingginya insiden penyakit ISPA di lingkungn Puskesmas Kediri II
2. Kurangnya pengetahuan pasien tentang etika batuk
3.Rendahnya kepatuhan masyarakat dalam mengkonsumsi antibiotik
4.Rendahnya kesadaran masyarakat tentang pola hidup bersih dan sehat
Hasil anaisis APKL dapat disajikan pada lampiran 1.
Mengingat keterbatasan waktu, tenaga, biaya dan sarana yang tersedia, maka dari ketiga isu
itu dipilih satu isu yang menjadi prioritas (Core Issu) dengan menggunakan metode USG.
Berdasarkan hasil analisis USG ditetapkan isu yang menjadi prioritas (core issue) adalah
“Tingginya insiden penyakit ISPA di lingkungan UPTD Puskesmas Kediri II ”. Hasil dari
analisis USG dapat dilihat pada lampiran 2.

3
BAB II

RANCANGAN AKTUALISASI

A. Rancangan Kegiatan Aktualisasi

Unit Kerja : UPTD Puskesmas Kediri II


Core Isu : Tingginya insiden penyakit ISPA di lingkungan UPTD
Puskesmas Kediri II
Gagasan Pemecahan Isu : Upaya Pencegahan Insiden Penyakit Infeksi Saluran Nafas Atas
di Lingkungan Kerja UPTD Puskesmas Kediri II
Rancangan Kegiatan :
1. Pembuatan media promosi kesehatan berupa poster tentang
etika batuk dan pencegahan penyakit yang menular lewat
droplet..
2. Menjalankan anamnesis, pemeriksaan medis dan
pengobatan secara optimal dan sesuai SOP
3. Memberikan edukasi tentang perjalanan penyakit pada
pasien dengan metode diskusi aktif
4. Memberikan edukasi tentang rencana terapi dan efek
samping pengobatan dengan metode diskusi aktif
5. Sosialisasi tentang pentingnya kepatuhan minum obat
antibiotik kepada pasien
6. Memberikan edukasi gizi dan pola hidup bersih dan sehat

4
Tabel 1. Rancangan Kegiatan

No Kegiatan Tahap Kegiatan Output Keterkaitan Kontribusi Penguatan nilai


substansi mata terhadap visi misi organisasi
pelatihan organisasi
1. Pembuatan media ● Pencarian materi ● Pasien lebih Akuntabilitas : Dengan melakukan Setiap upaya
promosi kesehatan tentang etika mengetahui Pembuatan media pelayanan upya pelayanan kesehatan
batuk etika batuk dan promosi dilaporkan promosi kesehatan yang dilakukan di
berupa poster
● Membuat design pencegahan ke atasan dan maka terdapat UPTD Puskesmas
tentang etika batuk tentang etika penyakit yang media promosi keterkaitan dengan Kediri II selalu
dan pencegahan batuk dan menular melalui dibuat dengan visi yaitu berupaya untuk
pencegahan droplet bahasa yang terwujudnya upaya memberikan kepuasan
penyakit yang
penyakit sederhana yang kesehatan yang dan kesembuhan bagi
menular lewat ● Mencetak media Bukti Kegiatan : mudah dimengerti optimal di pasien, aspek promosi
droplet.. promosi berupa 1. Poster pasien dan keluarga lingkungan UPTD kesehatan tentunya
poster 2. Video Kegiatan Puskesmas Kediri menjadi halyang
● Menempelkan Nasionalisme :. II serta sesuai sangat penting untuk
poster di ruang Memberikan dengan misi memenuhi motto
tunggu,dan ruang sosialisasi pada puskesmas untuk tersebut
pemeriksaan seluruh pasien selalu memberikan
pasien danpenunggu pasien pelayanan yang
● Melakukan tanpa mebeda- bermutu
kegiatan bedakan
sosialisasi dengan Etika Publik :
media poster Melakukan
yangdi buat komunikasi dengan
menerapkan nilai-
nilai etika serta
dengan
5
menanamkan
empati dalam
komunikasi yang
dilakukan

Komitmen Mutu:
Memberikan
pelayanan yang
optimal dengan
selalu
mengedepankan
kepuasan pasien.

Anti Korupsi:
Melakukan
pelayanan sesuai
SOP

6
2 Menjalankan ● Pasien yang sudah ● Rekam medis Akuntabilitas: Dengan melakukan Apabila dalam
anamnesis, diregistrasi pasien Hasil pemeriksaan pelayanan medik melaksanakan tugas
dipanggil perawat dan pengobatan umum di poliklinik mulai dari anamnesis
pemeriksaan medis
sesuai dengan Bukti Kegiatan: harus ditulis di les secara optimal pemeriksaan dan
dan pengobatan nomor antrean 1.Rekam Medis pasien dengan maka akan berpran pengobatan dapat
secara optimal dan ● Senyum sapa memenuhi kidah dalam mewujudkan dilakukan secara
salam pada 2.Testimoni SOAP. misi organisasi optimal dan sesuai
sesuai SOP
pasien, menjabat berupa video yakni SOP tentu akan
tangan pasien dan Nasionalisme: meningkatkan memberikan
mencocokan Melayani pasien mutu pelayanan kepuasan dan hasil
identitas dengan harus dilakukan kesehatan kepada maksimal bagi
rekam medik dengan adil dan masyarakat pasien.
● Melakukan tanpa diskriminasi.
anamnesa,
pemeriksaan fisik Etika Publik:
terhadap pasien Menyapa pasien
secara lebih cepat dan mencocokan
dan tepat sesuai identitas dengan
dengan rekam medik
profesionalisme dengan senyum,
dan diagnose salam, sapa, sopan
● Memberikan santun kepada
pengantar semua pasien dan
pemeriksaan berjiwa peduli.
penunjang untuk Komitmen Mutu:
mendukung Pelayanan kepada
diagnose sesuai pasien dilakukan
indikasi medis dengan cepat
● Menentukan tanggap dan sesuai
7
diagnose dengan prosedur.
benar sesuai
dengan protab dan Anti Korupsi:
keilmuan Dalam bekerja
● Memberikan seorang dokter
terapi yang benar harus jujur tanpa
rasional sesuai kecurangan dalam
dengan kondisi melakukan terapi
medis dan sesuai indikasi dan
kebutuhan pasien rasional tanpa
melihat adanya
sponsor atau
keuntungan dari
pihak farmasi.

8
3 Memberikan ● Mempersiapkan ● Pasien Akuntabilitas : Dengan Salah satu cara untuk
edukasi tentang media gambar memahami Dalam melakukan Meningkatkan memberikan pelayanan
perjalanan penyakit yang disimpan Perjalanan pengobatan, komunikasi antara yang memuaskan
pada pasien dengan dalam tablet penyakitnya dilakukan sesuai dokter pasien adalah dengan cara
metode diskusi aktif yang relevan SOP yang berlaku, khususnya mengajak psien sacara
dengan penyakit Bukti Kegiatan : dan pasein memberikan aktif berdiskusi dan
pasien 1.Testimoni video mendapatkan edukasi tentang mengetahui kondisi
● Berbicara dengan layanan yang prima. perjalanan penyakit dan rencana
sopan, namun 2.Dokumen KIE penyakit, secara pengobatan yang
tetap tegas yang telah Nasionalisme : langsung akan direncanakan sehingga
● Memanggil ditandatangani Memperlakukan meningkatkan dapat mempercepat
pasien dengan pasien pasien dengan kepatuhan pasien proses penyembuhan
nama penuh hormat, dan pada pengobatan
● Menjelaskan tanpa membedakan dan meningkatkan
kondisi pasien latar belakang kepuasan pasien.
dengan bahasa pasien, sesuai sehingga terdapat
awam dan mudah dengan nilai-nilai keterkaitan dengan
dimengerti kemanusiaan. visi yaitu
● Melakukan meningkatkan
diskusi aktif Etika Publik : mutu pelayanan
dengan pasien, Melakukan kesehatan kepada
memastikan komunikasi dengan masyarakat
pasien dan menerapkan nilai-
keluarga nilai etika serta
mengerti dengan dengan
perjalanan menanamkan
penyakit nya empati dalam
● Meminta tanda komunikasi yang
tangan pada dilakukan
9
bukti KIE bahwa Komitmen Mutu:
pasien dan Memberikan
keluarga pelayanan yang
mengerti dengan optimal dengan
perjalanan selalu
penyakitnya mengedepankan
kepuasan pasien.
Komunikasi
dilakukan dengan
bahasa yang
sederhana yang
mudah dimengerti
pasien dan keluarga.

Anti Korupsi:
Melakukan
pelayanan sesuai
SOP

10
4 Memberikan ● Mempersiapkan ● Pasien Akuntabilitas : Dengan Salah satu cara
edukasi tentang media gambar memahami Dalam melakukan Meningkatkan untuk memberikan
rencana terapi dan yang disimpan rencana pengobatan, komunikasi antara pelayanan yang
efek samping dalam tablet pengobatannya dilakukan sesuai dokter pasien memuaskan adalah
pengobatan dengan yang relevan SOP yang berlaku, khususnya dengan cara
metode diskusi aktif dengan rencana Bukti Kegiatan : dan pasein memberikan mengajak psien
pengobatan 1.Testimoni video mendapatkan edukasi tentang sacara aktif
pasien 2.Dokumen KIE layanan yang prima. penyakit, rencana berdiskusi dan
● Berbicara dengan yang telah pengobatan dan mengetahui kondisi
sopan, namun ditandatangani Nasionalisme : kepatuhan minum penyakit dan
tetap tegas pasien Memperlakukan obat maka akan rencana pengobatan
● Memanggil pasien dengan memberikan yang direncanakan
pasien dengan penuh hormat, dan kesadaran bagi sehingga dapat
nama tanpa membedakan pasien untuk mempercepat
● Menjelaskan latar belakang mematuhi saran proses
pengobatan pasien, sesuai dari petugas medis penyembuhan
pasien dengan dengan nilai-nilai dan secara mandiri
sederhana dan kemanusiaan. melakukan
mudah manajemen
dimengerti Etika Publik : kesehatannya , hal
● Melakukan Melakukan itu akan sesuai
diskusi aktif komunikasi dengan dengan misi
dengan pasien, menerapkan nilai- puskesmas yakni
memastikan nilai etika serta menggerakkan
pasien dan dengan masyarakat untuk
keluarga menanamkan mandii di bidang
mengerti dengan empati dalam kesehatan.
rencana komunikasi yang
pengobatan yang dilakukan
11
akan dilakukan
● Meminta tanda Komitmen Mutu:
tangan pada Memberikan
bukti KIE bahwa pelayanan yang
pasien dan optimal dengan
keluarga selalu
mengerti dengan mengedepankan
rencana kepuasan pasien.
pengobatannya Komunikasi
dilakukan dengan
bahasa yang
sederhana yang
mudah dimengerti
pasien dan keluarga.

Anti Korupsi:
Melakukan
pelayanan sesuai
SOP

12
5 Sosialisasi tentang ● Mempersiapkan ● Pasien Akuntabilitas : Kepatuhan
pentingnya media gambar memahami Dalam melakukan pengobatan
yang disimpan rencana pengobatan, merupakan suatu
kepatuhan minum
dalam tablet pengobatannya dilakukan sesuai elemen yang
obat antibiotik yang relevan SOP yang berlaku, penting dalam
kepada pasien dengan rencana Bukti Kegiatan : dan pasein menentukan
pengobatan 3.Testimoni video mendapatkan berhasil tidaknya
pasien 4.Dokumen KIE layanan yang prima. suatu pengobatan
● Berbicara dengan yang telah dan berpengaruh
sopan, namun ditandatangani Nasionalisme : dalam
tetap tegas pasien Memperlakukan kesembuhan
● Memanggil pasien dengan pasien. Apabila
pasien dengan penuh hormat, dan pasien mau patuh
nama tanpa membedakan dalam
● Menjelaskan latar belakang mengkonsumsi
bahwa dalam pasien, sesuai obat, khususnya
pengobatan dengan nilai-nilai antibiotik maka
pasien terdapat kemanusiaan. akan
obat antibiotik meningkatkan
yang diberikam Etika Publik : pelung
● Melakukan Melakukan kesembuhan
diskusi aktif komunikasi dengan pasiendan
dengan pasien, menerapkan nilai- berimplikasi pada
memastikan nilai etika serta kepuasan pasien
pasien dan dengan itu sendiri
keluarga menanamkan
mengerti bahwa empati dalam
pengobatan komunikasi yang
dengan antibiotik dilakukan
13
harus dilakukan Komitmen Mutu:
sampai tuntas Memberikan
dan ptuh sesuai pelayanan yang
indikasi dan optimal dengan
dosis yang selalu
dianjurkan mengedepankan
● Meminta tanda kepuasan pasien.
tangan pada Komunikasi
bukti KIE bahwa dilakukan dengan
pasien dan bahasa yang
keluarga sederhana yang
mengerti dengan mudah dimengerti
aturan minum pasien dan keluarga.
antibiotik
Anti Korupsi:
Melakukan
pelayanan sesuai
SOP

14
6 Memberikan ● Mempersiapkan ● Pasien Akuntabilitas : Dengan Selain upaya
edukasi gizi dan media gambar memahami Dalam melakukan Meningkatkan pengobatan, hal
pola hidup sehat yang disimpan pemenuhan gizi pengobatan, komunikasi antara terpenting yang
dalam tablet yang yang baik dan dilakukan sesuai dokter pasien harus dilakukan
tentang pola pola hidup sehat SOP yang berlaku, khususnya untuk mempercepat
makan dan pola dan pasein memberikan kesembuhan dan
hidup yang sehat Bukti Kegiatan : mendapatkan edukasi gizi dan mencegah suatu
1.Testimoni video layanan yang prima. pola hidup sehat penyakit adalah
● Berbicara dengan dengan baik, secara menlakukan pola
sopan, namun 2.Dokumen KIE Nasionalisme : langsung akan hidup bersih dan
tetap tegas yang telah Memperlakukan memberikan sehat serta
● Memanggil ditandatangani pasien dengan pengetahuan bagi mengkonsumsi
pasien dengan pasien penuh hormat, dan pasien dan makanan bergizi.
nama tanpa membedakan keluarga untuk
● Menjelaskan pola latar belakang memanajemen
makan dan pola pasien, sesuai kesehatannya
hidup sehat pada dengan nilai-nilai secara mandiri, hal
pasien dengan kemanusiaan. ini berkesesuaian
sederhana dan dengan misi
mudah dimengerti Etika Publik : puskesmas untuk
● Melakukan Melakukan menggerakkan
diskusi aktif komunikasi dengan masyarakat untuk
dengan pasien, menerapkan nilai- hidup mandiri di
memastikan nilai etika serta bidang kesehatan.
pasien dan dengan
keluarga mengerti menanamkan
dengan pola empati dalam
makan dan pola komunikasi yang
hidup yang sehat dilakukan
15
● Meminta tanda Komitmen Mutu:
tangan pada bukti Memberikan
KIE bahwa pasien pelayanan yang
dan keluarga optimal dengan
mengerti dengan selalu
pola makan dan mengedepankan
pola hidup yang kepuasan pasien.
sehat Komunikasi
dilakukan dengan
bahasa yang
sederhana yang
mudah dimengerti
pasien dan keluarga.

Anti Korupsi:
Melakukan
pelayanan sesuai
SOP

16
B. Jadwal Pelaksanaan Rancangan Aktualisasi
Kegiatan aktualisasi akan dilaksanakan di UPTD Puskesmas Kediri II pada tanggal 7 Juli
2019 sampai dengan 28 Agustus 2019. Kegatan-kegiatan aktualisasi akan di jabarkan dalam
timeline kegiatan pada tabel 2.

Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Rancangan Aktualisasi

Bulan
Juli Agustus
No Kegiatan
Minggu Ke- Minggu Ke-
II III III I II III IV
1 Pembuatan media promosi kesehatan
berupa poster tentang etika batuk dan
pencegahan penyakit yang menular
lewat droplet..

2 Menjalankan anamnesis, pemeriksaan


medis dan pengobatan secara optimal
dan sesuai SOP

3 Memberikan edukasi tentang perjalanan


penyakit pada pasien dengan metode
diskusi aktif

4 Memberikan edukasi tentang rencana


terapi dan efek samping pengobatan
dengan metode diskusi aktif

5 Sosialisasi tentang pentingnya


kepatuhan minum obat antibiotik
kepada pasien

6 Memberikan edukasi gizi dan pola


hidup sehat

17
C. Analisa Dampak
Analisis dampak yang terjadi apabila kegiatan tidak dilaksanakan

Tabel 3. Analisis Dampak

No Kegiatan Analisa Dampak

1 Pembuatan media promosi kesehatan berupa Pasien tidak mengerti tentang penyakit
yang menular melalui droplet dan tidak
poster tentang etika batuk dan pencegahan
melakukan pencegahan termasuk
penyakit yang menular lewat droplet.. menerapkan etika batuk, sehingga insiden
penularan penyakit ispa tetap tinggi
2 Menjalankan anamnesis, pemeriksaan medis Apabila pelayanan kesehatan tidak
dijalankan sesuai SOP maka kegiatan
dan pengobatan secara optimal dan sesuai
pelayanan tidak akan berjalan dengan
SOP optimal sehingga mempengaruhi tingkat
keberhasilan pelayanan.
3 Memberikan edukasi tentang perjalanan Pasien tidak mengerti tentang penyakit
penyakit pada pasien dengan metode diskusi yang diderita sehingga mengurangi
aktif kesadaran pasen untuk melanjutkan
proses pengobatan sesuai rencana
4 Memberikan edukasi tentang rencana terapi Dapat terjadi suatu efek samping dari
dan efek samping pengobatan dengan metode obat yang tidak diketahui pasien dan
diskusi aktif beresiko mengancam nyawa

5 Sosialisasi tentang pentingnya kepatuhan Pasien tidak patuh dalam meminum obat,
khususnya antibiotik ehingga dapat
minum obat antibiotik kepada pasien
terjadi kegagalan pengobatan dan
resistensi terhadap antibiotik tertentu.
6 Memberikan edukasi gizi dan pola hidup Pasien dan keluarga tidak mengeahui
sehat bagaimana pola hidup sehat pola makan
yang bergizi, sehingga mereka tidak
dapat memanajemen kesehatannya secara
mandiri.

18
BAB III
CAPAIAN AKTUALISASI

A. Deskripsi Capaian Aktualisasi


1. Pembuatan media promosi kesehatan berupa poster tentang etika batuk dan pencegahan
penyakit yang menular lewat droplet..
Waktu Pelaksanaaan Kegiatan: 10-18 Juli2019
Indikator: Adanya peningkatan pemahaman pasien tentang etika batuk dan penceghn
penakit-penyakit yang menular lewat droplet.
Output: Bukti kegiatan berupa poster dan foto pelaksanan sosialsasi dengan media poster.
Deskripsi Kegiatan
Berdasarkan data 10 besar penyakit yang berobat ke Poli Umum UPTD Puskesmas Kediri
II didapatkan bahwa ISPA selalu menjadi penyait yang berada di posisi teratas sejak bulan
Januari hingga April 2019. Untuk itu perlu dilakukan suatu upaya untuk melakukan
pencegahan dari penyakit ISPA tersebut. Sebagian besar penyebaran dan penularan
penyakit ISPA terjadi melalui paparan droplet dari pasien yang terinfeksi. Salah satu upaya
untuk mengurangi paparan droplet tersebut adalah dengan memberikan sosialisasi terkait
etika batuk bagi pasien-pasien yang berpotensi menyebarkan droplet infeksi tersebut.
Kegiatan inidi lakukan di ruang tunggu pasien saat pasien dan penunggu pasien menunggu
giliran untuk diperiksa dan mendapat pengobatan. Media sosialisasi dibuat dalam bentuk
poster yng di tempel di ruang tunggu pasien dan dokumentasi kegiatan sosialisasi dibuat
dalam bentuk video dan foto.

Gambar 1. Koordinasi awal dengan Kepala Puskesmas Gambar 2. Desain poster etika batuk

19
Gambar 3. Tempat penempelan poster di ruang tunggu

Analisis Dampak: Dengan diberikannya sosialisasi etika batuk dan pencegahan penyakit
yang menular lewat droplet pasien dan penunggu pasien mulai mengerti dan menerapkan
pentingnya etika saat batuk serta mengetahui hal-hal yang diperlukan alam upaya
pencegahan penyakit yang menular lewat droplet.

2. Menjalankan anamnesis, pemeriksaan medis dan pengobatan secara optimal dan sesuai SOP
Waktu Pelaksanaan Kegiatan: 8 Juli- 28 Agustus 2019
Indikator : Dilakukannya anamnesis pasien yang memenuhi kaidah-kaidah Sacred Seven
dan Fundamental Four
Output: Bukti pelaksanaan anamnesis ( Video dan foto kegiatan)
Deskripsi kegiatan
Anamnesis merupakan salah satu elemen terpenting yang harus dilakukan dalam sebuah proses
pelayanan ksehatan terhadap pasien.Anamnesis yang baik akan dapat memberikangambaran
kondisi pasien yang menyeluruh dan dapat mengarahkan seorang dokterkepada diagnosis dan
pengobatan yang tepat dan sesuai keperluan.
Dalam melakukan anamnesis seorang dokter harus memenuhi kaidah-kaidah dasar yakni sacred
seven yang terdiri dari: Lokasi keluhan utama, onset penyakit, kronologi terjadinya penyakit
kualitas penyakit, ting kat keparahanpenyakit, faktor yang memperberatdan memperingan penyakit
serta keluhan penyerta dai penyakit yang dialami. Selain sacred seven dokter juga harus
memperhatikan aspek fundamental four dalam anamnesis yakni riwayt penyakit sekarang, riwayat
penyakit daulu, riwayat kesehatan keluarga dan riwayat sosial pasien
Setelah memperoleh data melalui anamnesis dokter hendaknya melakukan pemeriksaan fisik yang
komperhensif dan terarah. Pemeriksaan dlakukan dari kepala hingga kaki untukmemperoleh data-
data yang diperlukan mulai dari data tanda vital pasien, kondisi kesehatan umum dan kondisi
kesehatan khusus di lokasi penyakit yang dikeluhkan. Apabila dalam anamnesis dan pemeriksaan
20
fisik datayang didapat dirasa masih belum mampu menegakkan diagnosis yang tepat maka dokter
dapat melakukan pemeriksaan penunjang yang diperlukan dengan menerapkan asas efektif dan
efisien. Ketika hasil anamnesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang sudah dirangkum
tentunya dokter akan dapat menentukan diagnosa dari pasien yang diangani, berdasarkan diagnosa
tersebut dokter dapat memberikan terapidan pengobatan yang sesuai dan dibutuhkan pasien.
Data yang di dapat dari anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan rencana
pengobatan tersebut ditulis dalam rekam medis pasien. Adapun bukti kegiatan anamnesis berupa
hasil penulisan rekam medis, video dan foto kegiatan.

mbar
Gambar 4. Proses anamnesis pasien Gambar 5. Pemeriksaan fisik pasien

Gambar 6. Pemberian resep daan penjelasan rencana pengobatan

Analisis Dampak: Dengan melakukan pemeriksaan yang benar mulai dari anamnesis hingga
pemeriksaanpenujang, seorang dokter akan dapat mentuka diagnosa yang tepat dan mberikan terapi
yang sesuai dengan keuuhan pasien. Hal tesebut akan sangat menentukan keberhasilan dari terapi
dan kesemban pasien itu sendiri.

21
3. Memberikan edukasi tentang perjalanan penyakit pada pasien dengan metode diskusi aktif
Waktu Kegiatan: 8 Juli- 28 Agustus 2019
Indikaor Kegiatan: Pasienmemahami proses perjalanan penyakit yangsedng Ia alami.
Output kegiatan: Dokumentasi berupa foto dan rekam medis yang di tanda tangani pasien
setelah memperoleh edukasi
Deskripsi kegiatan.
Setelah dilakukan pemeriksaan yang komperhensip tentunya dokter akan menentukan
diagnosa dari penyakit yang dialami pasien. Untuk memastikan tercapainya target
pengobatan pasien harus mengetahui penyakit apa yang sedang Ia alami, untuk itu perlu
dilakukan edukasi kepada pasien tentang penyaktnya. Edukasi dilakukan secara aktif dan
dua arah, dokter memberikan kesempatan pada pasien untuk bertanya tentang kondisinya.
Dalam proses edukasi dapat dibantu dengan alat peraga berupa komputer tablet yang
disediakan dokter. Bukti kegiatan ini erupa rekaman video, foto, dan data rekam medis
pasien.

Gambar 7. Edukasi pasien tentang perjalanan penyakit yang dialami


Analisis dampak; Penjelasan yang baik tentang penyakit yang dialami membuat pasien
menjadi lebih mengerti tentang penyakitnya. Sehingga ia dapat mengikuti program
terapiyang akan kita lakukan selanjutnya.

4. Memberikan edukasi tentang rencana terapi dan efek samping pengobatan dengan metode
diskusi aktif
Waktu Pelaksanaan Kegiatan : 8Juli – 28 Agutus 2019
Indikator kegiatan: Pasien memahami rencana pengobatan yang akan diberikan

22
Deskripsi Kegiatan:
Rencana pengobatan merupakan salah satu elemen terpenting dalam penanganan suatu penyakit.
Walaupun telah dilakukan anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan diagnosis
yang benar namun jika rencana pengobatannya tidak tepat maka proses penyembuhan pasien tidak
akan berjalan maksimal. Seringkali kegagalan proses pengobatan juga terjadi akibat kurangnya
pemahaman pasien akan rencana pengobatan yang diberikan. Pasienyang tidak memahamirencana
pengoatan yang disarankan sering tidak patuh meminum obat, meminum obat tidak sesuai dosis
yang dianjurkan atau malah salah meminum obat yang diberikan. Hal itu tentu akan menghambat
proses pengobatan yang dijalani dan pada akhirnya akan memperpanjang masa sakit pasien. Untuk
itu perlu dilakukan edukasi mengenai rencana pengobatan yang diberikan mla dari jenis obat yang
diberikan, cara meminum obat, dosis dan efek samping dan reaksiyang mungkin terjadi setelah
meminum obat.
Kegiatan dilakukan dengan cara diskusi aktif dan dapat dibantu dengan alat peraga berupa
komputertablet yang disediaakan dokter. Bukti kegiatan berupa dokumentasi foto dan rekam medis
pasien.

Gambar 8. Edukasi pasien tentang rencana pengobatan yang diberikan

Analisa Dampak:Dengan memberikan edukasi tentang rencana pengobatan pasien akan menjadi
lebih mengerti tentang pengobatan yang Ia jalani sehingga rencana pengobatan yang diberikan
dapat berjalan sesuai dengan harapan.

5. Sosialisasi tentang pentingnya kepatuhan minum obat antibiotik kepada pasien


Waktu Pelaksanaan Kegiatan: 8 Juli – 28 Agutus 2019
Indikator Kegiataan: Pasien mengerti akan pentingnya kepatuhan minum oba, khususnya
antibiotik
Dekripsi Kegiatan:
23
Kepatuhan minum obat merupakan salah satu elemen terpenting dalam proses pengobatan,
keteraturan minum obat, kesesuaian dosis dan ketepatan waktu sangat mempengaruhi
keberhasilan dari rencana pengobatan. Dalam penanganan ISPA terutama yang dicurigai
diakibatkan oleh infeksi bakteri, pemberan terapi antibiotik sangat umum diberikan
kepada pasien, namun seringkali pasien tidak patuh dalam mengkonsumsi antibiotik.
Pasien seringkali tidak mengkonsumsi antibiotik sesuai dengan anjuran dokter. Ketidak
patuhan dalam penggunaan antibiotik berotensi menjadi masalah yang sangat besar
dikemudian hari karena beresiko menimbulkan resistensi obat hingga pada akhirnya
pasien akan kesulitan untuk menemukan obat yang tepat dan manjur untuk menangani
masalah infeksi yang dialami kemudian hari. Untuk itu, edukasi tentang kepatuhan minum
bagi pasien-pasien yang mendapat terapi antibiotik perlu dilakukan. Kegiatan edukasi ini
dilakukan dengan metode diskusi aktif dan dilakukan kepada semua pasien yang mendapat
antibiotik, tidak hanya kepada pasien yang menderitaISPA saja. Bukti kegiatan dapat
dilihat melalui dokumentasi foto dan video serta data rekam medis pasien.

Gambar 9. Edukasi tentang kepatuhan penggunaan antibiotik kepada pasien

Analisa Dampak: Dengan diberikannya edukasi tentang pentingnya kepatuhan dalam


mengknsumsi antibiotik pasien akan sadar akan potensi masalah yang akan dialami
24
kemudian hari, sehingga mereka akan patuh mengkonsumsi obat sesuai dengan anjuran
dari dokter. Dengan demikian kejadian resistensi obat di masyarakat dapat dikurangi.

6. Memberikan edukasi gizi dan pola hidup sehat


Waktu Pelaksanaan Kegiatan: 23 Agustus 2019
Indikator Kegiatan : Peserta memahami pentingnya status gizi dan pola hidupsehat dalam
mencegah dan menangani penyakit ISPA.
Deskripsi Kegiatan:
Tingginya insiden penyakit ISPA di masyarakat selain karena faktor virulensi dari kuman pencetus
juga sangat sering disebabkan karena kondisi pasien yang sangat rentan tertular. Adapun beberapa
faktor penting yang menyebabkan seseorang untuk tertular penyakit ISPA yakni kurangnya
kesadaran akan prilaku bersihdan sehat, serta rendahnya status gizi dan pola makan yang
mempermudah kuman untuk menyebar dan berkembang di tubuh pasien. Untuk itu, perlu
dilakukan suatu sosialisasi tentang prilaku hidup bersih dan sehat serta menjaga status gizi dan
kondisi tubuh agar tetap prima. Kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan
sosialisasi penyakit degeneratif pada kegiatan Lansia di lingkungan kerja UPTD Puskesmas Kediri
II. Etodeyang digunakan berupa presentasi dengan bantuan perangkat komputer dan proyektor,
setelah selesai presentasi peserta diberikan kesempatan untuk berdiskusi dan tanya jawab untuk
meningkatkan pemahaman mereka.

Gambar 10. Sosialisasi tentang prilaku hidup bersih dan sehat dalam kegiatan Prolanis

25
Gambar 11. Pembagian pamflet PHBS kepada peserta sosialisasi
Analisa Dampak: Dengan diberikannya kegiatan sosialisasi tentang prilaku hidup bersih dan sehat
sertamenjaga status gizidan konisi tubuh agar tetap prima tentunya akan memberikan gambaran
bagi pesrta tentang gaya hidup sehat dan menghindari hal-ha yang beresiko untuk tertular
penyakit, terutama ISPA. Dengan demikian diharapkan angka insiden ISPA kedepannya dapat
menurun.

7 Daftat Bukti-Bukti Terlaksananya Aktualisasi


No Kegiatan Bukti Keterangan
1 Pembuatan media promosi Media promosi Media
kesehatan berupa poster  Foto kegiatan edukasi promosiyang
 Foto penempelan media dibuat berupa
tentang etika batuk dan
promosi poster dan
pencegahan penyakit yang ditempel di ruang
menular lewat droplet.. tunggu pasien

2 Menjalankan anamnesis,  Foto pelaksanaan


pemeriksaan medis dan anamnesis, pemeriksaan
fisik dan penulisan
pengobatan secara optimal
rekam medis
dan sesuai SOP  Video kegiatan
 Foto rekam medis
3 Memberikan edukasi tentang  Foto pelaksanaan Media
edukasi edukasiberupa
perjalanan penyakit pada
 Materi edukasi softcopy yang
 Foto rekam medis
26
pasien dengan metode diskusi ditayangkan lewat
aktif tablet pc

4 Memberikan edukasi tentang  Foto pelaksanaan Media


edukasi edukasiberupa
rencana terapi dan efek
 Materi edukasi softcopy yang
samping pengobatan dengan  Foto rekam medis ditayangkan lewat
metode diskusi aktif tablet pc

5 Sosialisasi tentang pentingnya  Foto pelaksanaan Media


edukasi edukasiberupa
kepatuhan minum obat
 Materi edukasi softcopy yang
antibiotik kepada pasien  Foto rekam medis dan ditayangkan lewat
resep tablet pc
6 Memberikan edukasi gizi dan  Foto pelaksanaan Materi presentasi
sosialissi berupa slide power
pola hidup sehat
 Video kegiatan point.
 Materi presentasi

27
HASIL KEGIATAN
A. Pembuatan Media Promosi Kesehatan dan Pelaksanaan Kegiatan Promkes
Media promosi kesehatan yang dibuat berupa poster tentang etika batuk, poster dibuat
sebanyak dua lembar. Satu lembar ditempelkan di ruang tunggu pasien sedangkan satu
lembar digunakan saat melakukan kegiatan sosialisasi. Selain membuat media promosi,
penulis juga bekerja sama dengan pemegang program Prolanis dan Promkes dalam
penyediaan pamflet PHBS yang dibagikan pada saat kegiatan sosialisasi.
Kegiatan sosialisasi dan penyuluhan tentang PHBS dilaksanakan pada tanggal 23 Agustus
2019 bertempat di Kantor Desa Kaba-Kaba Kediri Tabanan. Pelaksanaan kegiatan
bersamaan dengan program Prolanis yang rutin dilaksanakan UPTD Puskesmas Kediri II.
Peserta yang terlibat berjumlah 24 orang yang terdiri dari peserta prolanis dan pegawai yang
bekerja di kator desa Kaba-Kaba.
Kegiatan sosialisasi dilakukan dengan metode penyuluhan dengan menggunakan alat bantu
berupa poster yang telah dibuat sebelumnya dan pamflet PHBS yang diberikan oleh
pemegang program Promkes. Kegiatan sosialisasi berlangsung selama 1 jam 30 menit,
dilanjutkan dengan kegiatan diskusi dan tanya jawab. Peserta tampak antusias dan aktif
dalam mengikuti kegiatan sosialisasi. Acara diakhiri dengan kegiatan senam lansia yang
difasilitasi oleh pemegang program Prolanis.
B. Penerapan SOP Pelayanan Medis pada Pasien ISPA
Pelayanan kesehatan yang dilakukan pada pasien ISPA dilakukan sesuai dengan SOP yang telah
ditetapkan di UPTD Puskesmas Kediri II. Dengan menerapkan pelayanan kesehatan yang sesuai
standar serta pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan diharapkan angka kejadian penyakit ISPA di
lingkungan krja UPTD Puskesmas Kediri II dapat berkurang.. Berikut ini merupakan gambaran 10
besar 10 penyakit yang dilayani di Poli Umum UPTD Puskesmas Kediri II dari bulan April hinggan
tanggal 23 gustus 2019.

10 Besar Penyakit di Poli Umum


Bulan Mei 2019
40
35
30
25
20
15
10 Series 1
5
0

28
10 Besar Penyakit di Poli Umum
Bulan Juni 2019
50
45
40
35
30
25
20
15 Series 1
10
5
0

10 Besar Penyakit di Poli Umum


Bulan Juli 2019
40
35
30
25
20
15
10 Series 1
5
0

10 Besar Penyakit di Poli Umum


Bulan Agustus 2019 (Hingga 22 Agustus)
35
30
25
20 Series 1
15
10
5
0

29
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan sejak bulan Mei hingga Juli 2019 angka kejadian
penyakit ISPA menempati peringkat pertama dari kasus yang ditangani, disusul oleh penyakit lain
seperti hipertensi dan athritis dan febris.. Sedangkan pada bulan Agustus 2019 hingga tanggal 22
tampak terjadi penurunan angka kejadian ISPA yakni berada pada posisi ke tiga, dibawah kasus
hipertensi dan diabetes melitus. Berdasarkan data tersebut dapat dilihat terjadinya penurunan angka
kejadian ISPA pada bulan Agustus 2019. Namun walaupun peringkat ISPA mengalami penurunan,
angka kejadiannya masih cukup tinggi yakni 27 kasus, hal tersebut dikarenakan kombinasi dari
berbagai faktor, mulai dari kondisi daya tahan tubuh masyarakat yang masih rendah,
virulensi penyakit yang tinggi dan faktor cuaca yang relatif dingin pada beberapa bulan
terakhir.

30
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rangka pencegahan angka kejadian ISPA


di lingkungan UPTD Puskesmas Kediri II dilakukan dengan menerapkan nilai
ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan anti
Korupsi). Seluruh kegiatan ini didokumentasikan dalam bentuk foto atau video dan
telah menapat persetujuan dari pasien selama prose dokumentasi, Kegiatan-kegiatan
tersebut dapat dilaksanakan dengan lancar dan diharapkan dapat mencegah dan
menurunkan angka kejadian ISPA di lingkungan UPTD Puskesmas Kediri II. Dalam
pelaksanaan aktualisasi tersebut dapat disimpulkan hasil sebagai berikut

1. Kegiatan pencegahan dilakukan dengan upaya promosi kesehatan dan pelayanan


kesehatan yang sesuai dengan SOP yang berlaku.

2. Kegiatan promosi kesehatan dilaksanakan melalui pembuatan poster dan


sosialisasi yang diikuti dengan antusias oleh peserta.

3. Berdasarkan angka 10 besar penyakit yang dihimpun dari bulan Mei-Agustus


2019 dapat dilihat terjadi penurunan angka kejadian ISPA pada bulan Agustus
2019

4. Angka kejadian ISPA masih cukup tinggi dikarenakan kombinasi dari berbagai
faktor, mulai dari kondisi daya tahan tubuh masyarakat yang masih rendah,
virulensi penyakit yang tinggi dan faktor cuaca yang relatif dingin pada beberapa
bulan terakhir.

Penerapan nilai ANEKA dalm melakukan kegiatan di UPTD Puskesmas Kediri II


sangat bersinergi dengan Visi dan Misi Puskesmas, sehingga dapat meningkatkan
pelayanan dan capaian hasil kegiatan dengan baik. Penerapan ANEKA pada setiap
kegiatn aktualisasi yang dilakukan dapat memperdalam pemahaman dan penghayatan
nilai-nilai dasar profesi Aparatur Sipil Negara, sehingga ampu menerapkannya dalam
tugas sehari-hari.

31
B. Saran

Kegiatan-kegiatan diatas sangat berguna dalam mencegah dan mengurangi angka


kejadian ISPA di masyarakat. Kegiatan tersebut sangat baik apabila dilaksanakan
secara rutin dan bersinergi dengan program-program lainnya di puskesmas seperti
Promkes, KIA-KB, Prolanis dan lain lain. Adapun beberapa saran yang diberikan
untukperbaikan ke depannya yakni:

1. Proses pencatatan penyakit lebih diperbaiki, agar tidak ada data yang hilang dan
tidak tercatat sehingga gambaran penyakit tidak bias dan sesuai kondisi di
lapangan

2. Pendekatan penatalaksanaan penyakit di UPTD Puskesmas Kediri II harus lebih


banyak melibatkan upaya promosi kesehatan untuk mencegah timbulnya suatu
penyakit

3. Menyiapkan sarana promkes yang lebih baiik dari segi kuantitas maupun kualitas

4. SOP pelayanan medis hendaknya diperbaharui berkala, mengikuti perkembangan


ilmu pengetahuan terbaru agar memperoleh hasil penanganan yang terbaik

5. Perlunya kerjasama antar pemegang program guna menyukseskan setiap program


kerja yang dilaksanakan puskesmas

32
DAFTAR PUSTAKA

1. BPSDM Provinsi Bali, 2019. Panduan Pelatihan Dasar Pola Kontribusi Provinsi Bali
Angkatan VI Tahun 2019. BPSDM Provinsi Bali. Denpasar

2. Pemerintah Kabupaten Tabanan., 2016. Tabanankab.go.id. Diakses tanggal 23 Februari


2019

3. Laporan 10 Besar Penyakit di Poli Umum UPTD Puskesmas Kediri II. 2019.

4. Victoria Alikari, Sofia Zyga. Conceptual analysis of patient compliance in treatment.


Health science journal. 2014.

5. Yulike, Sefti, dan Rivelino (2017). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan
berobat pada pasien hipertensi di puskesmas Ronata Weru. E-jurnal Keperawatan (e-Kp)
Volume 5 nomor 1, Mei 2017.

33
LAMPIRAN

Lampiran 1

VALIDASI ISU DENGAN METODE


APKL

No Isu Kriteria A
A P K L Ket
1 Tingginya insiden penyakit ISPA di lingkungn
Puskesmas Kediri II √ √ √ √ valid
2 Kurangnya pengetahuan pasien tentang etika
√ √ √ √ Valid
batuk
3 Rendahnya kepatuhan masyarakat dalam
mengkonsumsi antibiotik √ √ √ √ Valid

4 Tidak tersedianya ruang tunggu khusus untuk


Tidak
pasien-pasien dengan penyakit infeksius. √ √ √ -
Valid

5 Rendahnya kesadaran masyarakat tentang pola


√ √ √ √ Valid
hidup bersih dan sehat

Keterangan :
A = Aktual

P = Problematik
K = Kekhalayakan

L = Layak

34
Lampiran 2

PENETAPAN PRIORITAS ISU (CORE ISU) DENGAN METODE USG

No ISU Kriteria Total Ranking


U S G
1 Tingginya insiden penyakit ISPA di lingkungn 5 5 5 15 I
Puskesmas Kediri II
2 Kurangnya pengetahuan pasien tentang etika 4 4 4 12 II
batuk
3 Rendahnya kepatuhan masyarakat dalam 4 3 4 11 III
mengkonsumsi antibiotik
4 Rendahnya kesadaran masyarakat tentang 4 3 3 10 IV
pola hidup bersih dan sehat

Keterangan :
U = Urgency
S = Seriuosness
G = Growth
5 = Sangat mendesak/serius/berdampak 4 = Mendesak/serius/berdampak
3 = Cukup mendesak/serius/berdampak
2 = Kurang mendesak/serius/berdampak
1 = Tidak mendesak/serius/berdampak

35

Anda mungkin juga menyukai