Anda di halaman 1dari 95

Judul : Pokok Aqidah Ahlussunnah – Dengan Pendekatan Ilmu Nahwu dan

Sharaf
Penulis : Al Imam Al Humaidiy
Editor : Tim BISA
Desain Sampul : Hassel Hanafi
Jumlah Halaman : 93 Halaman
Bidang Ilmu : Ilmu Aqidah

Pokok Aqidah Ahlussunnah Al Imam Al Humaidiy - Dengan Pendekatan Ilmu Nahwu dan
Sharaf, Pustaka BISA
Cetakan I.
Mei 2015.

Diperbolehkan bahkan dianjurkan


memperbanyak sebagian atau seluruh isi
buku ini dalam bentuk apapun dengan atau
tanpa izin penerbit selama bukan untuk
tujuan komersil. Mohon koreksi jika
ditemukan kesalahan dalam karya kami.
Koreksi dan saran atas karya kami dapat
dilayangkan ke admin@bisa.id
1

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah, Shalawat serta salam semoga senantiasa

terlimpah atas Rasulullah ‫ﷺ‬, para keluarga nya, dan para pengikutnya yang

setia sampai akhir zaman.

Dalam kehidupan manusia di dunia ini, tidak terlepas dari hal

keyakinan. Karena dengan keyakinan itulah kita dapat menjalankan

kehidupan ini tanpa ragu-ragu dan menjadi jelas tujuan hidup. Agama Islam,

telah memberikan jalan yang lurus untuk hal itu. Bahkan menjadi hal yang

prioritas dalam kehidupan ini. Karena kita sebagai umat muslim tidak bisa

lepas dari keimanan kepada Allah. Tidak cukup hanya mengenal Allah

sebatas Allah itu ada, atau mencukupkan diri dengan mengucapkan “Laa

ilaaha Illallahu”. Memang benar, banyak sekali dalil yang menunjukkan

mengucapkan “Laa ilaaha Illallahu” dapat mengantarkan dirinya ke surga.

Sehingga para ulama merangkum bahwa kunci ke surga terletak pada

syahadat Laa ilaaha Illallahu. Akan tetapi masih ada tuntunan dari sekedar

pengucapan yaitu pendalaman ilmu mengenai kalimat Laa ilaaha Illallahu

beserta amalannya. Karena bila hanya sekedar ucapan tanpa ilmu dan amal,

maka hal itu adalah tercela dan sangat dibenci di sisi Allah ‫ﷻ‬.

USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH AL IMAM AL HUMAIDIY


2

َ َ َ ُ َ ََ َ ْ ُ ََ ََ ُ َ َ ٗ ٓ َ َ ٗ َ َّ َ ٓ َ َ ٌ َٰ َ َ ُ َّ َ
ۡ‫جداۡوقائِماَۡيذر ۡٱٓأۡلخِرۡة ۡويرجوا ۡرۡحة ۡرب ِ ۡهِۦۡ ۡقل ۡهل ۡيستوِي‬
ِ ‫ل ۡ سا‬
ِۡ ‫أمنۡ ۡهو ۡقن ِت ۡءاناء ۡٱَّل‬

َ َ ْ ُ ْ ُ َّ َ َ َ َ َّ َ ُ َ َ َ َّ َ َ ُ َ َ َ َّ
ِۡ ‫ِينَۡلۡيعلمونۡإِنماۡيتذك ُرۡأولواۡٱۡللب‬
٩ۡ‫ب‬ َٰ َۡ ‫ۡوٱَّل‬
ۡ ‫ِينۡيعلمون‬
ۡ ‫ٱَّل‬

"(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang
beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada
(azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama
orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?"
Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran". [QS. Az-
Zumar: 9]

Ada seorang dari zaman tabi’in yang bernama Wahb bin Munabbih

pernah ditanya : “Bukankah kunci surga adalah Laa ilaaha Illallahu?” beliau

menjawab: “Benar. Tapi bukankah setiap kunci itu mempunyai gerigi (anak

kunci)? Maka jika kamu datang dengan kunci beserta geriginyamaka pintu

akan terbuka untuk kamu. Dan jika tidak, maka tidak akan terbuka.”Dengan

kita membentuk gerigi di dunia dengan benar lalu memperhatikan dan

menjaganya setiap saat, maka kita akan membawanya di akhirat kelak, dan

akan membuka pintu surga sesuai dengan kunci yang kita ciptakan di dunia

ini.

Kebutuhan aqidah itu lebih pokok dibanding kebutuhan primer seperti

nasi yang kita makan setiap harinya. Bagaimana mungkin kita bisa

menikmati kehidupan di dunia ini, sedangkan pahalanya tidak diterima

Allah, hanya karena ternodai aqidahnya dengan syirik. Yang akhirnya tujuan

kehidupan dunia ini menjadi semu belaka.

USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH AL IMAM AL HUMAIDIY


3

َ ُ َ َ ْ ُ َ َّ ُ َ َ َ َ ْ ُ َ َ َ َ ٓ َ َّ ُ َ َٰ َ
ۡ‫ٱّللِۡ َيهۡدِيۡب ِ ۡهِۦۡ َمنۡيَشا ُءۡمِنۡع َِبادِ ۡه ِۦۡۡولوۡأۡشكواَۡلبِطۡعنهمۡماَۡكنواۡيعملون‬
ۡ ۡ‫ِكۡه َدى‬
ۡ ‫ذل‬
٨٨
"Itulah petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang
dikehendakiNya di antara hamba-hambaNya. Seandainya mereka mempersekutukan
Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan. [QS. Al-
An’aam : 88]

Tidak berlebihan bila aqidah itu bagaikan dasar atau tanah atau

hamparan yang akan dibangun suatu bangunan. Bagaimanapun keindahan

dan besarnya bangunan tersebut, bagaimanapun kokohnya bangunan

tersebut, jika tanah atau dasarnya tidak kokoh, tidak keras, tidak kuat,

bahkan lembek, maka bangunan itu akan mudah roboh.

Setiap detik kehidupan kita ini tidak bisa lepas dari aqidah. Bisa kita

ambil contoh salah satu kegiatan kita, yaitu bernapas. Napas merupakan

ciptaan Allah, karena hanya Allah-lah yang mampu menciptakan kehidupan

beserta elemen-elemen dasarnya. Seperti udara yang kita hirup. Maka inilah

yang disebut tauhid rububiyyah. Lalu dengan bernapas kita dapat menikmati

kehidupan dunia ini, sehingga kita wajib bersyukur kepada Allah. Maka

perbuatan syukur inilah yang disebut tauhid uluhiyyah. Disaat yang sama,

kita meyakini bahwa Allah adalah sang Pencipta udara dengan sifat

RahmatNya terhadap semua makhlukNya, maka inilah yang disebut Tauhid

Nama-Nama dan Sifat-Sifat yang Suci.

Bayangkanlah apabila kita mengasah setiap saat aqidah tauhid dengan

cara menghubungkan seluruh perbuatan kita, maka hati ini akan menjadi

USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH AL IMAM AL HUMAIDIY


4

bahagia sepanjang masa sebagai hamba Allah yang taat. Itulah kebahagiaan

yang hakiki.

ُ َ َٰ َ ُ َ ٗ َّ َّ ٗ َ َ َ َٰ َ ٓ ُ َّ َ ُ ُ َّ َ ُ َّ َ َٰٓ َ
ۡ‫ل‬
ۡ ِ ‫ ۡوٱدخ‬٢٩ۡ‫لۡ ِِفۡعِبدِي‬
ۡ ِ ‫ فٱدخ‬٢٨ۡ‫ضية‬
ِ ‫اضيةۡمر‬
ِ ‫كۡر‬
ِ ِ ‫عۡإَِلۡرب‬
ِۡ ‫ج‬
ِ ‫ ٱر‬٢٧ۡ‫سۡٱلمطمئِن ۡة‬
ۡ ‫يأيتهاۡٱنلف‬

٣٠ۡ‫َج َّن ِِت‬

“Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi

diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke

dalam surga-Ku.” [QS. Al-Fajr : 27-30]

Buku “Pokok Aqidah Ahlus Sunnah – Dengan Pendekatan Nahwu &

Sharaf” ini merupakan tugas akhir dari program belajar nahwu dengan ilmu

akidah yang kami singkat dengan Program NIKAH, salah satu program yang

diselenggarakan oleh Yayasan BISA (Belajar Islam dan Bahasa Arab).

Program NIKAH diselenggarakan untuk menguji pemahaman ilmu nahwu

dan sharaf dari mahasantri Yayasan BISA yang sebelumnya telah

mempelajari ilmu nahwu dan ilmu sharaf pada Program BISA (belajar ilmu

sharaf) dan Program BINA (Belajar Ilmu nahwu).

Dalam menyusun buku ini, kami berupaya untuk melengkapi setiap

pembahasan dengan matan (teks berbahasa Arab) yang dilengkapi dengan

terjemahnya. Kemudian setiap pembahasan dilengkapi dengan faidah

ilmiyyah yang berkaitan dengan ilmu akidah dan juga penjelasan nahwu

berupa kedudukan kata dalam kalimat (I’rab) beserta penjelasan ilmu sharaf

berupa asal-usul kata (tashrif). Dikarenakan buku ini ditujukan untuk


USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH AL IMAM AL HUMAIDIY
5

pemula, beberapa i’rab kami sederhanakan sebatas menyebutkan kedudukan

dan tanda i’rabnya secara sederhana saja.

Kami berharap, adanya Program NIKAH ini, selain memberi manfaat

kepada para mahasantri kami, juga bisa bermanfaat untuk ummat Islam

pada umumnya, khususnya mereka yang sedang giat mempelajari Bahasa

Arab agar bisa mengambil faidah ilmu nahwu dan sharaf sekaligus ilmu

akidah dalam buku ini.

Kami mengucapkan terima kasih untuk seluruh mahasantri Program

NIKAH yang terlibat dalam penyusunan buku ini. Mereka adalah M. Dzuhri,

Udin Hasanudin, Bahrudin, Ahmad Zamzuli, M. Andri Hamsyah, Didik

Pramuji, Madiasyah, Syafwan Hadi, Syarif Hidayat, Sugi Khozani, dan juga

para peserta akhawat, Zainun Ahmad, Tamia Dian, Finna Rovita, Hasna

Habibah, Ayu Catur Wardani, Leni Nur, Lia Qurrata Akyuni, Desi Sopianti

dan seluruh peserta Program NIKAH pada umumnya.

Tidak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada Ustadz Nur

Fajri Ramadhan dan Ustadz Athoilah hafidzahumallah yang membantu kami

selama menjalankan program ini.

Semoga upaya bersama kita ini, terhitung sebagai ilmu yang

bermanfaat dan diterima oleh Allah ‘Azza wa Jalla.

Depok, 28 Rajab 1436 H / 17 Mei 2015

Muhamad Mirjani, Lc & Abu Razin

USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH AL IMAM AL HUMAIDIY


6

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................... 1


Daftar Isi…………………………………………………………………6

Biografi Imam Al Humaidiy…………………………………………..8

Iman Kepada Qadha dan Qadar…………………………………….10


Fawaid ............................................................................................... 10
I’rab ................................................................................................... 13
Iman Mencakup Perkataan dan Perbuatan .................................... 17
Fawaid………………………………………………………………..17
I’rab…………………………………………………………………...23
Mendoakan Rahmat Untuk Para Sahabat…………………………25
Fawaid……………………………………………………………......27
I’rab………………………………………………………………...…31
Aqidah Salaf Seputar Al Qur’an Al Karim………………………..36
Fawaid………………………………………………………………..36
I’rab………………………………………………………………..….42
Perkataan Sufyan Bin ‘Uyainah Tentang Iman………………..…44
Fawaid…………………………………………………………….….44
I’rab…………………………………………………………………...47
Pembahasan Tentang Ru’yah dan Sifat Allah…............................51
Fawaid…………………………………………………………….…52

USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH AL IMAM AL HUMAIDIY


7

I’rab…………………………………………………………………..63
Perbedaan Aqidah Salaf dan Khawarij…………………………...67
Fawaid……………………………………………………………….68
I’rab ................................................................................................... 73
Madzhab Al Humaidi bagi yang meninggalkan rukun islam….77
Fawaid ............................................................................................... 79
I’rab……………………………………………………………………81

USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH AL IMAM AL HUMAIDIY


8

BIOGRAFI Al IMAM AL HUMAIDIY

Beliau bernama Abdullah bin Zubair bin Isaa bin Ubaidillah Usamah
Abu Bakr al-Qurasy al-Asadi al-Humaidy. Beliau mempunyai guru yang
terkenal diantaranya, Fudhail bin Iyadh, Sufyan bin Uyainah, dan Imam asy-
Syafi’i. Dan diantara muridnya yang terkenal adalah al-Bukhari, Abu
Zur’ahdan Abu Hatim.

Banyak sekali pujian ulama terhadapnya, diantaranya: Imam Ahmad


dan Imam Bukhari mengatakan “al-Humaidy bagi kami adalah imam”. Al-
Hakim mengatakan: “Bila Imam al-Bukhari mendengar hadits dari
Humaidy, maka dia tidak berpaling kepada selainnya.

Imam al-Humaidy meninggal pada tahun 219 H. Karya-karyanya


selain Ushulus Sunnah adalah al-Musnad, Tafsir dan Dalaail. Ada penyebab
karya ini mengapa ditulis sangat ringkas diantaranya karena ulama-ulama
terdahulu, khususnya di zaman tiga generasi terbaik, mempunyai pondasi
keimanan yang kuat. Sehingga jarang sekali ditemukan problematika yang
rumit dalam masalah keimanan. Tetapi lambat laun, seiring dengan
masuknya peradaban kaum non-Arab yang masuk Islam dan juga misionaris
yang ingin menghancurkan Islam sehingga terjadi kekacauan dalam sendi-
sendi aqidah Islam yang murni. Maka perlu adanya pemurnian kembali
dalam masalah aqidah. Diantaranya adalah karya buku ini, yang ringkas
tetapi padat isinya.

Semoga Allah memberikan kekuatan kepada kita dalam beriman dan


beramal shalih untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.

USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH AL IMAM AL HUMAIDIY


9

ُ َ َ ُ َّ َ َ َ َ ٗۖ ٗ َ َ ٗ َٰ َ َ ُ َّ َ ُ َ َ ٞ ُ َ ُ َ َٰ َ ُ َ َ َ َ َ َ
ۡ‫َمنۡ ۡع ِمل ۡصَٰل ِٗحاۡمِنۡذك ٍر ۡأو ۡأنَث ۡوهو ۡمؤمِن ۡفلنحيِين ۡهۥ ۡحي ۡوة ۡطيِبة ۡونلج ِزينهم ۡأجرهم‬
َ َُ َْ ُ َ َ َ َ
٩٧ۡ‫بِأحس ِنۡماَۡكنواۡيعملون‬

“Barangsiapa yang mengerjakan amal shaleh, baik laki-laki maupun perempuan


dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya
kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka
dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan” [QS. An-Nahl :
97]

USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH AL IMAM AL HUMAIDIY


10

َ َ َ َ َْ ُ َْ
ِ‫اإليمان بِالقضاءِ والقدر‬
ِ

َ ِ ‫قَ َال اإل َمام احل َميْدي– َر‬


: –‫ِحه الل‬ ِ ِ
ْ‫ َونَ ْ َي ْعلَ َم نَ ُ َما نَ َصُُّّابَه لَم‬، ‫َشه حلْوه َوم ِّره‬
ِّ َ َ َْ َ َ ُ َ ْ َْ ََْ ُ
ِ ِ ِ ِ ‫ْيهِ و‬ ِ ‫السُُّّة ِنةداا ن يؤ ِمن الرجل ِبالقد ِر خ‬
ُ َ َ ُ َ َ ُ ََ َْ َ َ َ ْ َ َ ُ ََ َ ْ ْ َ
.‫لل َن ُز َو َجل‬
ِ ‫ا‬ َ ‫اء ِم‬
‫ن‬ ٌ ‫ض‬ ‫ذلِك كه ق‬ ْ َ ْ
‫ ون‬، ‫ما نخطأه لم يكن ِِل ِصيبه‬ ‫يكن ِِلخ ِطئه ون‬

Iman Kepada Qadha dan Qadar

Sunnah menurut kami (Imam Al Humaidiy) adalah seseorang beriman

kepada takdir yang baik maupun yang buruk, yang manis maupun yang

pahit. Sepatutnya ia mengetahui bahwa musibah yang menimpa dirinya

tidak akan meleset darinya, dan segala yang meleset darinya tidak akan

menimpanya. Semua hal itu adalah al-qadha (ketentuan) dari Allah ‘Azza wa

Jalla.

ُ َّ ْ ُ َ
‫الف َوائ ِد ال ِعل ِمية‬

USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH AL IMAM AL HUMAIDIY


11

Definisi sunnah disesuaikan dengan cabang ilmu. Definisi sunnah

berbeda-beda antara ulama ahli fiqh, ulama ushulussunnah, ulama ahli aqidah,

dan sebagainya. Definisi sunnah dalam bab ini dibatasi oleh definisi aqidah:

1. Sunnah adalah lawan bi’dah (suatu perkara yang dianggap baru dalam

agama).

2. Keyakinan yang benar sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallahu

‘alaihi wasallam

Kalimat ‘indana menurut Imam Al Humaidi adalah ahlus sunnah

waljama’ah atau para pengikut sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam

hingga hari kiamat.

Beberapa kemungkinan bab takdir menjadi pembahasan pertama oleh

Imam Al Humaidi:

1. Bab ini sangat penting sebagaimana rukun iman lainnya. Allah

mengenalkan diriNya melalui takdir, malaikat, kitabullah, rasul serta

kiamat. Dan semua itu terjadi karena takdir Allah.

2. Karena terjadi kemungkaran pada takdir Allah, yaitu pada akhir

pemerintahan Khulafaur Rasyidin. Dan menjadi sunnatullah semakin jauh

zaman dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemungkaran akan

semakin banyak terjadi maka perlu diingatkan oleh Imam Al Humaidi

mengenai takdir (penjelasan Syaikh al-Utsaimin rahimahullah)

USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH AL IMAM AL HUMAIDIY


12

Konsep yang benar memahami takdir Allah adalah meyakini empat

tingkatan takdir:

1. Allah memiliki pengetahuan (Al-‘Ilm) atas apa saja yang akan terjadi di

muka bumi.

2. Mengimani bahwasanya Allah telah menulis (Al-Kitabah), di Lauh

Mahfudz.

3. Mengimani adanya kehendak Allah (Masyi’ah) bahwa segala sesuatu yang

terjadi atau tidak terjadi itu karena kehendak Allah.

4. Allah Maha Pencipta (Al-Khalq), menciptakan segala sesuatu termasuk

perbuatan manusia.

Faidah yang bisa kita petik antara lain:

1. Keimanan tidak akan sempurna kecuali dengan mengimani takdir.

2. Semua permasalahan yang terkait dengan keburukan akan menjadi

ringan karena dia mengetahui bahwa musibah datang dari Allah, yang

terdapat hikmah didalamnya dan sesungguhnya Allah tidak pernah

mendzalimi hambaNya.

3. Menisbatkan segala nikmat yang kita peroleh merupakan takdir dari

Allah.

4. Bahwasanya hal yang terjadi baik dan buruk, menjadi ketentuan Allah,

namun Allah juga menciptakan dalam diri manusia kekuatan untuk

memilih jalan yang benar dan yang buruk sehingga Allah memudahkan

bagi seseorang yang hendak melaksanakan kebaikan atau keburukan.

USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH AL IMAM AL HUMAIDIY


13

5. Berdasarkan hadits: “Tidak ada yang menolak qadha kecuali do’a”. Syaikh

Utsaimin rahimahullah menjawab yang intinya adalah perubahan yang

terjadi setelah do’a dan permohonan do’a tersebut pada hakikatnya telah

ditentukan oleh Allah. Artinya semua sebab dan perubahannya sudah

tertulis dalam Lauh Mahfudz.

ُ ْ
‫اإلع َراب‬
ِ

Tashrif I’rab Kata


ٌ ُ َ ْ َ َ َ َ َ ٌ ْ ْ َ ٌ َ َْ ُ َّ ُّ
‫مبتدا مرفوع ونَلم رف ِع ِه ضم‬ ‫السنة‬
ٌ َ ٌ َْ ْ َ َ ٌ ْ َ َ َْ
‫ظ ْرف املَك ِ َمةص ْوب َو َنَل َم اص ِب ِه فت َح َوه َو مضاف‬ ‫عِند‬
ٌ َ ِّ َ َ ْ َ َ ٌّ ْ ٌ ُ ٌ َ َ
‫ِف َمل َج ٍّر م ضاف‬ ِ ِ ‫و‬ ‫ك‬‫س‬ ‫ال‬ ‫لَع‬ ‫ِن‬ِ ‫مب‬ ‫ل‬ ‫ص‬ ِ ‫ت‬‫م‬ ‫ْي‬ ‫م‬
ِ ‫ض‬ ‫ا‬ ‫ن‬
َ
‫ِإِلْ ِه‬
َ َ ٌّ ْ ْ َ ٍّ َ ْ َ ْ َ ْ َ
ِ ‫ب مب ِِن لَع السكو‬ ٍ ‫حرف مصد ِري و اص‬ ‫أن‬
َ - ‫ ي ْؤمن‬- ‫آم َن‬
َ ٌ َ َْ ْ َ ََ َ َ ْ َ ٌ ْ ٌ َ ٌْ َ ‫يُ ْؤم‬
‫إيمااا‬ ِ ‫ارع َمةص ْوب ِب (ن ) ونَلم اص ِب ِه فتح‬ ِ ‫ض‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫ف‬
ِ ‫ِن‬
ٌُ َ َْ َ ََ َ ٌ ْ َْ ٌ َ ُ ُ َّ
‫فا ِنل مرفوع ونَلم رف ِع ِه ضم‬ ‫الرجل‬
َ َ ْ َ ْ ْ ْ ُ َ ْ ُْ َ
ُ َ ‫الر ُج ُل) ِف َ ََم ِّل َر ْفع َخ‬
‫َب‬ َّ ‫(أ ْن يُ ْؤم َِن‬ ‫ل‬ ‫ع‬
ِ ‫ا‬ ‫ف‬ ‫و اْلم لة مِن ال ِف ع ِل و ال‬
ٍ ِ ِ
ََُْ
ِ ‫المبتدإ‬
ْ َ َ َ ٌّ ْ ٍّ َ ْ َ
‫ْس‬
ِ ‫حرف جر مب ِِن لَع الك‬ ‫ِب‬
ٌ َ ْ َ ِّ َ َ َ َ َ َ ْ ٌ ْ ْ َ ٌ ْ َ َ
‫ْسة‬ ‫(باْلاءِ) ونَلم جرهِ ك‬ ِ ‫ر‬ ‫و‬ ‫ر‬‫َم‬ ‫م‬ ‫اس‬ ‫ر‬
ِ ‫الق‬‫د‬

USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH AL IMAM AL HUMAIDIY


‫‪14‬‬

‫َ َ َ ْ ْ ٌ َ َ َ َ َ ِّ َ ْ َ ٌ‬ ‫ٌَ‬ ‫َ ْ‬
‫ْسُُّّة َوه َو‬ ‫َبدل ِم ْن (ال قد ِر) َمرور ونَل م جرهِ ك‬ ‫ي‬
‫خ ِ‬
‫َ ٌ‬
‫مض ا ف‬
‫ْ َ َ ِّ‬ ‫ٌ ْ ٌّ َ َ َ ْ‬ ‫ٌ ُ‬ ‫َْ َ‬
‫ِف َمل َج ٍّر‬ ‫ْسُُّّ ِ‬
‫ِ‬ ‫الك‬ ‫لَع‬ ‫ِن‬ ‫ِ‬ ‫مب‬ ‫ل‬ ‫ُُّّ‬
‫صُّ‬ ‫ِ‬ ‫ت‬ ‫م‬ ‫ْي‬ ‫م‬ ‫ِ‬ ‫ضُُّّ‬ ‫ال هاء‬ ‫هِ‬
‫َ ٌ َ‬
‫مضاف ِإِلْ ِه‬
‫ْ ٌّ َ َ ْ‬ ‫َح ْرف َع ْ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫ِ‬ ‫مب‬ ‫ف‬ ‫ٍ‬ ‫ط‬ ‫َو‬
‫َ ْ ْ ٌ َ َ َ َ َ ِّ َ ْ َ ٌ‬ ‫(خ ْ‬ ‫َ ْ ٌْ ََ َ‬ ‫َ ِّ‬
‫ْسُُّّة َوه َو‬ ‫ْيهِ) َمرور ونَلم جرهِ ك‬ ‫ِ‬ ‫معطوف لَع‬ ‫شه ِ‬
‫َ ٌ َ ْ َ َ ٌ ُ ٌ ْ ٌّ َ َ َ ْ ْ َ َ ِّ‬
‫ِف َمل‬ ‫ْس ِ‬‫م ضاف و الهاء ض ِمْي مت ِصل مب ِِن لَع الك ِ‬
‫َ ٌ َ‬
‫َج ٍّر مضاف ِإِلْ ِه‬
‫َ‬ ‫َ َ َْ‬ ‫ٌَ‬ ‫ُ ْ‬
‫َبدل ِم ْن (ال قد ِر) َمر ْو ٌر َو َنَل َم َج ِّرهِ َكس ْ ْ ْ ْ ْ َ َو ه َو‬ ‫حل ِوه ِ‬
‫َ ٌ َ ْ َ َ ٌ ُ ٌ ْ ٌّ َ َ َ ْ ْ َ َ ِّ‬
‫ِف َمل‬ ‫ْس ِ‬‫م ضاف و الهاء ض ِمْي مت ِصل مب ِِن لَع الك ِ‬
‫َ ٌ َ‬
‫َج ٍّر مضاف ِإِلْ ِه‬
‫ْ ٌّ َ َ ْ‬ ‫َح ْرف َع ْ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫ِ‬ ‫مب‬ ‫ف‬ ‫ٍ‬ ‫ط‬ ‫َو‬
‫َ ْ ْ ٌ َ َ َ َ َ ٍّ َ ْ َ ٌ‬ ‫ْ‬ ‫ْ ٌ َ‬ ‫ُ‬
‫ْسُُّّة َوه َو‬ ‫َمعط ْوف َلَع (حل ِوهِ) َمرور ونَلم جرهِ ك‬ ‫م ِّره ِ‬
‫َ ٌ َ ْ َ َ ٌ ُ ٌ ْ ٌّ َ َ َ ْ ْ َ َ ِّ‬
‫ِف َمل‬ ‫ْس ِ‬‫م ضاف و الهاء ض ِمْي مت ِصل مب ِِن لَع الك ِ‬
‫َ ٌ َ‬
‫َج ٍّر مضاف ِإِلْ ِه‬
‫ْ ٌّ َ َ ْ‬ ‫َ ْ َ ْ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫حرف عط ٍف مب ِ‬ ‫َو‬
‫َْ ٌ ََ‬ ‫َ ْ َ ْ َ ٍّ َ ْ‬ ‫َ ْ‬
‫ِن لَع السكو ِ‬ ‫ب مب ِ‬ ‫حرف مصد ِري و اص ٍ‬ ‫أن‬
‫ْ‬ ‫َْ َ ٌ َ َ َ َ َ‬ ‫َ ْ َ َ ََ َ ْ‬ ‫ٌ‬ ‫ٌْ َ ٌ ْ‬ ‫َْ َ‬
‫ارع َمة ص ْوب ِب (ن ) ونَلم ا ص ِب ِه فتح و ن ِلم ‪ -‬يعلم ‪ِ -‬نلما‬ ‫فِعل م ض ِ‬ ‫يعل َم‬
‫الرجل‬ ‫لَع ُ‬ ‫َ َ ْ ََ‬ ‫َْ‬
‫ِت َج َوازا تق ِديْره هو يعود‬ ‫ْي م ْستَ ٌ‬ ‫الْ َفانل َضم ْ ٌ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ ْ َ ْ ْ ْ ٌّ َ َ ْ‬ ‫َ َّ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫حرف تو ِكي ٍد مب ِ‬ ‫أن‬
‫ْ َُ‬ ‫ْ َ َ ِّ َ ْ‬ ‫ْ ٌ َ ْ ٌْ َْ ٌ ََ‬ ‫َ‬
‫ب اسم ن‬ ‫ٍ‬ ‫ص‬ ‫ا‬ ‫ل‬ ‫َم‬ ‫ِف‬‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫و‬ ‫ك‬ ‫الس‬ ‫لَع‬ ‫اسم موصول مب ِِن‬ ‫ما‬

‫‪USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH‬‬ ‫‪AL IMAM AL HUMAIDIY‬‬


‫‪15‬‬

‫اب ‪ -‬يصيْب ‪ -‬إ َصابَ‬ ‫ِت نَ َص َ‬‫ْي م ْسُُّّتَ ٌ‬ ‫الفتْح َو الْ َفانل َضُُّّم ْ ٌ‬ ‫َ ْ ٌّ َ َ َ‬ ‫َ‬ ‫ٌْ‬ ‫َ َ َُ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫اض مب ِِن لَع‬ ‫فِعل م ٍ‬ ‫أصابه‬
‫ِن‬ ‫ْي متُ ِص ٌل مبْ ٌّ‬ ‫الهاء َضم ٌ‬
‫ِ‬
‫لَع َما َو َ‬ ‫َ َ ْ ََ‬
‫َج َوازا تق ِديْره هو يعود‬
‫َْ‬
‫ِ‬
‫ْ ٌ‬ ‫َ َ َ ِّ ْ َ َ ِّ َ ْ‬
‫ب َمفع ْول ِب ِه‬ ‫لَع الضم ِِف َمل ا ٍ‬
‫ص‬
‫و‬ ‫ك‬ ‫الس‬ ‫لَع‬
‫َ ْ َْ ٌ ََ‬
‫ِن‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ز‬ ‫ج‬ ‫و‬ ‫ْف‬
‫َ ْ َْ‬
‫ن‬ ‫ف‬ ‫ر‬ ‫ح‬ ‫لَ ْ‬
‫م‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫مٍ‬ ‫ٍ‬
‫َْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ٌ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ٌ‬ ‫ٌ َ‬ ‫ْ ٌ َ‬ ‫َ ُ ْ‬
‫ارع ااقَِم َمزوم ِب (لم) ونَل م جز ِم ِه َك ‪ -‬يكو ‪ -‬كواا‬ ‫ِ‬ ‫ُُّّ‬ ‫ُّ‬ ‫ض‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫ف‬
‫ِ‬ ‫ن‬ ‫يك‬
‫َْ‬ ‫ْي م ْستَ ٌ‬ ‫سك ْو ٌ َو ا ْسم يَك ْن َضم ْ ٌ‬
‫ِت َج َوازا تق ِديْره ه َو‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫يع ْود َلَع َما‬
‫ْ َْ ٌ ََ َ ْ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ َ ْ‬
‫ْس‬
‫ِ‬ ‫الك‬ ‫لَع‬ ‫ِن‬ ‫ِ‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫د‬
‫ِ‬ ‫و‬ ‫ح‬ ‫اجل‬ ‫م‬ ‫‪َ/‬ل‬ ‫ب‬ ‫حرف اص ٍ‬ ‫ِل‬
‫ْ‬ ‫َ َ ََ َ ْ َْ َ ٌ َ ْ َ َ ْ‬ ‫ُ‬ ‫ٌ‬ ‫ٌْ َ ٌ ْ‬ ‫ُْ َ ُ‬
‫ارع َمة ص ْوب ِب (الَلمِ ) ونَلم ا ص ِب ِه فتح نخطأ ‪ُ -‬ي ِطئ ‪ِ -‬إخطاء‬
‫َ‬
‫فِعل م ض ِ‬ ‫ُي ِطئه‬
‫َ‬
‫ِت َج َوازا تق ِديْره ه َو يع ْود َلَع َما‬
‫َ‬ ‫َْ‬ ‫ْي م ْستَ ٌ‬ ‫َو الْ َفانل َضم ْ ٌ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ٌ ُ ٌ ْ ٌّ َ َ َ ِّ ْ َ َ ِّ َ ْ‬ ‫َ َ َ‬
‫ب‬ ‫ٍ‬ ‫ُّ‬ ‫ص‬ ‫الهاء ض ُّ ِمْي مت ِص ُّل مب ِِن لَع الض ُّم ِِف َمل ا‬ ‫و‬
‫ْ ٌ‬
‫َمفع ْول ِب ِه‬
‫َ َ ِّ َ ْ َ َ ُ َ ُ ْ‬ ‫ْ َ ُ‬ ‫َْ‬ ‫َ ُْ ْ َ ُ ْ ْ ْ‬
‫َب يكن َو‬ ‫اْلم لة مِن ال ِف ع ِل َو ال فا ِع ِل ( ِِلُخ ِط ئه) ِِف َمل رف ٍع خ‬ ‫و‬
‫َ َ ََّ‬ ‫ََ‬ ‫ُْ َُ ْ َ ُ ْ َ ْ َ َ َ َ َ‬ ‫ْ‬
‫َب أن‬ ‫َم ِّل نَ ْصب خ ُ‬ ‫ِف‬ ‫ا‬ ‫ه‬ ‫َب‬
‫ٍ‬ ‫ِ‬ ‫اْلملة مِن يكن و اس ِمها وخ ِ‬
‫ْ ٌّ َ َ ْ‬ ‫َ ْ َ ْ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫حرف عط ٍف مب ِ‬ ‫َو‬
‫َ ْ َ ْ ْ ْ ٌّ َ َ ْ‬ ‫َ َّ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫ِ ٍ ِ‬ ‫مب‬ ‫د‬ ‫ي‬ ‫ك‬ ‫و‬ ‫ت‬ ‫ف‬ ‫ر‬ ‫ح‬ ‫ن‬ ‫أ‬
‫ْ َ ُ‬ ‫َ َ ِّ َ ْ‬ ‫ْ ٌ َ ْ ْ ٌ ْ ٌّ َ َ‬ ‫َ‬
‫ب ِاسم ن‬ ‫ٍ‬ ‫ص‬ ‫ا‬ ‫ل‬ ‫َم‬ ‫ِف‬ ‫ِ ِ‬ ‫و‬ ‫ك‬ ‫الس‬ ‫لَع‬ ‫ِاسم موصول مب ِِن‬ ‫ما‬
‫الفتْح َو الْ َفا نل َضُُّّم ْْيٌ‬ ‫َ ْ ٌّ َ َ َ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ َ َ ْ ٌ‬ ‫ُ‬ ‫َ ْ َ َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫اض مب ِِن لَع‬ ‫نخ طأ فِ عل م ٍ‬ ‫أخطأه‬
‫الهاء َضُُّّم ٌ‬ ‫لَع َما َو َ‬ ‫َ َ ْ ََ‬ ‫َْ‬ ‫م ْسُُّّتَ ٌ‬
‫ْي‬ ‫ِ‬ ‫ِت َج َوازا ت ق ِديْره هو يعود‬ ‫ِ‬
‫َْ ٌْ‬ ‫ُ ٌ ْ ٌّ َ َ َ ِّ ْ َ َ ِّ َ ْ‬
‫ب مفعول ِب ِه‬ ‫ِن لَع الضم ِِف َمل اص ٍ‬ ‫مت ِصل مب ِ‬
‫و‬ ‫ك‬ ‫الس‬ ‫لَع‬
‫َ ْ ْ ٌّ َ َ‬
‫ِن‬ ‫مب‬ ‫ز‬‫ج‬ ‫ف‬ ‫ر‬‫َح ْرف اَاِف َو َح ْ‬ ‫م‬‫لَ ْ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫مٍ‬ ‫ِ‬
‫َْ‬ ‫َ َ‬ ‫ٌ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ٌ َْ‬ ‫ٌْ َ‬ ‫َ ُ ْ‬
‫ارع َمز ْو ٌم ِب (ل ْم) َو َنَل َم َج ْز ِم ِه سُُّّك ْو َو َك ‪ -‬يَكو ‪ -‬كواا و ِكيااا‬ ‫ِ‬ ‫ُّ‬
‫ضُّ‬ ‫فِعل م‬ ‫ي كن‬
‫َْ َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َْ‬ ‫ْي م ْستَ ٌ‬ ‫اسم يَك ْن َضم ْ ٌ‬
‫ِت َج َوازا تق ِديْره ه َو يع ْود َلَع َما وكيةوا‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ْ‬
‫ْ َْ ٌ ََ َ ْ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ َ ْ‬
‫ْس‬‫ِ‬ ‫الك‬ ‫لَع‬ ‫ِن‬ ‫ِ‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫د‬ ‫ِ‬ ‫و‬ ‫ح‬ ‫اجل‬ ‫م‬ ‫‪َ/‬ل‬ ‫ب‬ ‫حرف اص ٍ‬ ‫ِل‬
‫‪USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH‬‬ ‫‪AL IMAM AL HUMAIDIY‬‬
‫‪16‬‬

‫َْ َ ٌ َ‬ ‫َ َ ْ‬ ‫َ‬ ‫ٌ‬ ‫ٌ ْ‬ ‫ٌْ َ‬ ‫ُ َُْ‬


‫ارع َمة ص ْوب ِب(الَل ْم) َو َنَل َم ا ص ِب ِه فتح ن صاب ‪ -‬ي ِصيب ‪ -‬إ صاب‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫ِ‬ ‫ض‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫ف‬
‫ِ‬ ‫ه‬ ‫ي ِصيب‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َْ‬ ‫ْي م ْستَ ٌ‬ ‫َو ال َفانل َضم ْ ٌ‬ ‫ْ‬
‫ِت َج َوازا تق ِديْره ه َو يع ْود َلَع َما َو و صوابا‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ َ ٌ ُ ٌ ْ ٌّ َ َ َ ُ ْ َ َ ِّ َ ْ َ ْ ْ ٌ‬
‫الهاء ض ِمْي مت ِصل مب ِِن لَع الضم ِ ِِف َمل رف ٍع مفعول‬
‫ِب ِه‬
‫ك ْن وَ‬ ‫َ َ ِّ َ ْ َ َ ُ َ ُ‬ ‫َْ ُ‬ ‫ُ‬ ‫َ ُْ ْ َ ُ ْ ْ ْ َ ْ َ‬
‫و اْلم لة مِن ال ِف ع ِل و ال فاعِ ِل ( ِِل ِصِِِي به) ِِف َمل رف ٍع خَب ي‬
‫َ َ ُ َ َّ‬ ‫َ َ ِّ َ ْ‬ ‫ُْ ْ َ ُ ْ َ ُ ْ َ ْ َ َ َ َ َ‬
‫َب أن‬ ‫بخ‬ ‫ٍ‬ ‫ص‬ ‫ن‬ ‫ل‬ ‫َم‬ ‫ِف‬‫َب ِ‬ ‫ا‬ ‫ه‬ ‫اْلملة مِن يكن و اس ِمها وخ ِ‬
‫ْ ٌّ َ َ ْ‬ ‫َ ْ َ ْ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫حرف عط ٍف مب ِ‬ ‫َو‬
‫َ َ ْ ْ ْ ٌّ َ َ َ ْ‬ ‫َ ْ َ ْ‬ ‫َ َّ‬
‫ب و تو ِكي ٍد مب ِِن لَع الفت ِح‬ ‫حرف اص ٍ‬ ‫أن‬
‫ْ َ ُ‬ ‫ْ َ َ ِّ َ ْ‬ ‫ْ َ َ َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫َ َ‬
‫ب ِاسم ن‬ ‫ٍ‬ ‫ص‬ ‫ا‬ ‫ل‬ ‫َم‬ ‫ِف‬ ‫ِ ِ‬ ‫و‬ ‫ك‬ ‫الس‬ ‫لَع‬ ‫ِن‬ ‫ب‬ ‫م‬
‫ِ ِ ٍ ِ‬ ‫ة‬ ‫ار‬ ‫ش‬ ‫إ‬ ‫م‬ ‫س‬ ‫ا‬ ‫ِك‬ ‫ذل‬
‫َ ٌ‬ ‫َْ ٌ‬ ‫َ ْ‬ ‫َ‬ ‫ٌ‬ ‫َ ٌ ْ‬ ‫ُ َّ ُ‬
‫ت ْو ِكيْد َمةصُّ ْوب َو َنَل َم اصُّ ِب ِه فت َح َوه َو مضُّاف َو‬ ‫كه‬
‫َ َ ٌ ُ ٌ ْ ٌّ َ َ َ ُ ْ َ َ ِّ ْ َ ٌ‬
‫ِف َمل َرف ٍع مضاف‬ ‫اَلاء ض ِمْي مت ِصل مب ِِن لَع الضم ِ ِ‬
‫َ‬
‫ِإِلْ ِه‬
‫َ َ‬ ‫َْ‬ ‫َ َ‬ ‫ََ َ ُ َْ ْ ٌ َ ََ َ َْ َ ٌُ‬ ‫َ َ‬
‫قَضُُّّ – يق َِضُُّّ – قضُُّّاء‬ ‫خَب ن مرفوع ونَلم رف ِع ِه ضم‬ ‫قضاء‬
‫وقَضيُ‬
‫ِ‬
‫َ ٍّ َ ْ ٌ َ َ‬ ‫َ ْ‬ ‫ْ‬
‫ِن لَع السكو ِ‬ ‫حرف جر مب ِ‬ ‫مِن‬
‫ْ َ َ َ َ َ ٍّ َ ْ َ ٌ‬ ‫َ َ َْ‬ ‫َْ‬
‫ْسة‬ ‫لفظ اجلََلل ِ َمر ْو ٌر ِب ( ِمن) ونَلم جرهِ ك‬ ‫اللِ‬
‫ازة و‬‫ِت َن ُز ‪ -‬يَعز ‪ -‬ن ًّزا و َن َز َ‬ ‫ْي م ْسُُّّتَ ٌ‬ ‫الفتْح َو الْ َفانل َضُُّّم ْ ٌ‬ ‫َ ْ ٌّ َ َ َ‬
‫اض مب ِِن لَع‬ ‫ٌْ َ‬
‫فِ عل م ٍ‬ ‫ع َّز‬
‫َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ َ ْ ََ‬ ‫َ َ َْ ْ‬
‫ِن ُزة‬ ‫لل‬
‫جوازا تق ِديره هو يعود لَع ا ِ‬
‫ْ ٌّ َ َ ْ‬ ‫َح ْرف َع ْ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫ِ‬ ‫مب‬ ‫ف‬ ‫ٍ‬ ‫ط‬ ‫َو‬
‫َ‬ ‫ٌْ ْ َ ٌ َ ُ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ ٌّ َ َ َ ْ َ ْ َ‬ ‫ف ْع ٌل َ‬ ‫َ َّ‬
‫َي ُّل ‪َ -‬ج َُّلَل‬ ‫ِ‬ ‫‪-‬‬ ‫ل‬ ‫ُّ‬ ‫ج‬ ‫ِت‬ ‫ِ‬ ‫ت‬‫سُُّّ‬ ‫م‬ ‫ْي‬ ‫م‬ ‫ِ‬ ‫ضُُّّ‬ ‫ل‬ ‫ن‬‫ِ‬ ‫ا‬ ‫ف‬ ‫ال‬ ‫و‬ ‫ح‬ ‫ِ‬ ‫ت‬ ‫الف‬ ‫لَع‬ ‫ِن‬ ‫ِ‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫اض‬ ‫ٍ‬ ‫م‬ ‫ِ‬ ‫ل‬ ‫ج‬
‫َ َ َ‬ ‫َ َ ْ ََ‬ ‫َ َ َْ ْ‬
‫وجَلل‬ ‫لل‬
‫جوازا تق ِديره هو يعود لَع ا ِ‬

‫‪USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH‬‬ ‫‪AL IMAM AL HUMAIDIY‬‬


17

ََْ ْ َ ٌَ َ َ ٌَْ َْ
‫اإليما قول وعمل ي ِزيد ويةقَم‬
ِ

َّ َ ُ ٌََْ ٌ َ َ َ َ َ َ ُ ٌَْ ََْ َ َ ََْ ْ َ ٌ َ َ َ ٌَْ َ َ ْ ُ ََ


، ٍ ‫ وَلع مل وقول إَِل ِبنِ ي‬،‫ وَل يةفع قول إَِل ِبع م ٍل‬،‫ ي ِز يد ويةقَم‬، ‫اإليما قول وع مل‬
ِ ‫ون‬

ُ ُ ٌ ٌ َ ٌ َ َ
. ٍ ‫َوَل ق ْول َوع َمل َو ِنيُ ِإَل بِسة‬

Iman Mencakup Perkataan dan Perbuatan

Serta Berkurang Dan Bertambah

Sesungguhnya iman mencakup ucapan dan perbuatan, (yang bisa)

bertambah dan berkurang; suatu ucapan tidak akan bermanfaat, kecuali

dengan amal, tidak pula amal dan ucapan (bermanfaat), kecuali dengan niat,

serta tidak pula amal, ucapan, dan niat (bermanfaat), kecuali yang sesuai

dengan sunnah.

USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH AL IMAM AL HUMAIDIY


18

ُ َّ ْ ُ ََ
‫الفوائ ِد ال ِعل ِمية‬

Sebelum memasuki penjelasan, sedikit ulasan sebagian karangan

ulama yang mempunyai hubungan antara kedua judul ini, diantaranya kitab

Imam Al Humaidi ini. Kaitan judul pertama dan judul kedua diantaranya

adalah bahwa takdir Allah itu mencakup semua perkataan dan perbuatan

makhlukNya termasuk juga Allah mendekatkan penjelasan dua jalan yaitu

jalan yang benar dan jalan yang sesat.

Beliau berkata: Iman itu mencakup ucapan dan perbuatan dan ucapan

tidak bermanfaat kecuali dengan amal, tidak pula amal dan ucapan

bermanfaat kecuali dengan niat. Untuk mengawali bab ini perlu ada definisi

tentang iman yaitu pengakuan dengan hati, ucapan dengan lisan, dan

perbuatan dengan anggota tubuh.

Adanya pemisahan antara perbuatan lisan, hati, dengan anggota tubuh

selainnya itu banyak disinggung di dalam nash Al–Qur’an dan Hadits. Jika

kita kaji lebih dalam, 3 anggota tubuh itu mempunyai penekanan yang

berbeda dalam hukum. Kita mengambil contoh di dalam hadits Rasulullaah

shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda :

USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH AL IMAM AL HUMAIDIY


19

َ َ َْ َ ْ َ َ َ ْ َ ْ ْ َ َ ْ َ
َ ‫اْل ْدر ِّي‬
‫ َم ْن َرنى‬: ‫لل صىل الل نليه وسلم يق ْول‬
ِ ‫ا‬ ‫ل‬ ‫و‬ ‫س‬‫ر‬ ‫ت‬ ‫ع‬‫م‬ِ ‫س‬ : ‫ال‬‫ق‬ ‫ه‬‫ة‬‫ع‬ ‫الل‬ َ
‫ِض‬ِ ‫ر‬ ِ ‫عن ن ِِب س ِعي ٍد‬
ْ ْ َ ْ َ َ ََ ْ َ َ ْ َ َْ َْ ْ َ َ َ ْ َ ْ َ ْ َ ْ َ َ ْ ِّ َ ْ َ َ ْ ْ ْ
‫إلي َما ِ (رواه‬
ِ ‫ ف ِإ لم يست ِطع ف ِبقل ِب ِه وذل ِك نضعف ا‬،‫ فإِ لم يست ِطع ف ِب ِلسا ِا ِه‬،‫ِمةكم مةكرا فليغْيه ِبي ِد ِه‬

)‫مسلم‬

"Siapa yang melihat kemungkaran maka ubahlah dengan tangannya, jika tidak
mampu maka ubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka (tolaklah) dengan
hatinya dan hal tersebut adalahselemah–lemahnyaiman" (HR. Muslim)

Di dalam hadits ini, yang dimaksud dengan tangan adalah dengan

kekuasaan. Dan penjelasan tahapan pengingkaran suatu kemungkaran

dengan tiga anggota tubuh dimulai dari perbuatan fisik, kemudian lisan dan

yang terakhir dengan hati.

Dalam hadits lain :

‫اخآخ ِر‬ ْ َ‫ َم ْن ََك َ ي ْؤمن بالل َو ْاِل‬: ‫ِض الل َعةْه نَ ُ َرس ْو َل الل َص ُىل الل َنلَيْه َو َسلُ َم قَ َال‬
‫و‬ َ ِ ‫ر‬ َ َََْ
‫ة‬‫ر‬‫ي‬ ‫ر‬ ‫ه‬ ‫ِب‬
َ ْ َ
ِ ِ‫م‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ‫عن ن‬
ِْ‫ َو َم ْن ََك َ ي ْؤمن بالله َو ْاِلَ م‬،‫اره‬
‫و‬ َ ‫كر ْم َج‬ ْ َْ
‫ي‬ ‫ل‬‫ف‬ ‫ر‬ ‫اخآخ‬ ِ‫م‬‫و‬ْ َ‫ َو َم ْن ََك َ ي ْؤمن بالل َواِْل‬،‫ت‬
ْ ‫فَلْيَق ْل َخ ْْيا ن ْو ِلَ ْصم‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ َ ْ َْ
‫اخآخ ِر فليك ِر ْم ضيْفه‬
ِ

“Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, sesungguhnya Rasulullah shallallahu’alaihi


wasallam bersabda: Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia
berkata baik atau diam, siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah
dia menghormati tetangganya dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari
akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya.” (HR. Bukhori dan Muslim)

Di dalam hadits ini menyebutkan 3 anggota tubuh:

1. Lisan, yaitu perkataan yang terdapat pada kalimat ‫فليقل خْيا ن ْو ِِلَصمت‬
ْ ْ ْ َ ْ ََْ

USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH AL IMAM AL HUMAIDIY


20

2. Kedua: Perbuatan, terletak pada kalimat ‫ فليك ِرم جاره‬atau ‫فليك ِرم ضيفه‬.
َ َ ْ ْ َْ َْ َ ْ ْ َْ

ْ ْ ْ َ َ ْ َ
ِ ِ‫لل َواِلَوم‬
3. Hati, yang terdapatpada kalimat ‫اخآخ ِر‬ ِ ‫ من َك يؤ ِمن ِبا‬.

Selanjutnya adalah perkataan Imam Al Humaidi yaitu iman itu akan

bertambah ketaatannya dan berkurang karena maksiat. Hal ini berdasarkan

banyak dalil diantaranya adalah:

َ َ َ ََ ُ َ ُ ُ‫ٱّلل ۡ َوجلَت ۡقُل‬ ُ َ َ َّ َ ُ ُ َ َّ


ُ َّ ۡ ‫اۡذك َِر‬
ۡ‫يمَٰ ٗنا‬
َۡ ِ ‫ۡءاي َٰ ُت ُۡهۥ ۡ َزادت ُهم ۡإ‬ ‫وب ُهم ِۡإَوذاۡتل َِيت ۡعلي ِهم‬ ِ ۡ ‫ِين ۡإِذ‬
ۡ ‫ون ۡٱَّل‬ۡ ‫إِنما ۡٱلمؤمِن‬
َ ُ َّ
٢ۡ‫ۡرب ِ ِهم َۡي َت َوَّكون‬ َٰ َ َ ‫َو‬
َ ‫لَع‬

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama
Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah
iman mereka.” [QS. Al Anfal: 2]

ََ ْ َ َ َ َْ ََ ّٰ ُ َ ‫ْ ٌ َ َ ْ ْ َ َ ْ ْ ٌ َ ْ َ ْ َ َ َ ْ َ َ َ ْ َ ه‬
Di dalam hadits, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ْ َ
‫ وندااها ِإماط األذى‬، ‫ فأفضلها قول َل إِٰل إَِل اللُّه‬، ‫إلي َمُّا ِبضع وسبعو نو ِبضع و ِستو شعب‬
ِ ‫ا‬
َ ْ ْ ‫ُّحيَاء ش ْعبَ ٌ م َن ا‬
َ ْ‫ َوال‬،‫الطريْق‬
ُ ‫َنن‬
ِ ‫إليمُّا‬
ِ ِ ِ ِ ِ

“Iman memiliki lebih dari tujuh puluh cabang atau lebih dari enam puluh cabang,
cabang; yang paling tinggi adalah perkataan: ‘Laa ilaaha illallâh’, yang paling
rendah adalah menyingkirkan duri (rintangan) dari jalan dan malu adalah salah satu
cabang Iman" (Shahîh: HR. al-Bukhâri no. 9 dan Muslim no. 35. Lafazh ini
milik Muslim dari shahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu).

Hal ini sudah menjadi ijma’ para ulama terdahulu termasuk shahabat–

shahabat Nabi radhiyallahu ‘anhum. Ijma’ ini diungkapkan diantaranya dari

kalangan shahabat yaitu Abu Darda radhyiallahu ‘anhu. Beliau berkata:

USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH AL IMAM AL HUMAIDIY


21

َْ ْ
‫إلي َما يَ ِزيْد َو يةقَم‬
ِ ‫ا‬

“Iman itu bertambah dan berkurang”

Dari kalangan tabi’in, seperti Abu Hajaj Mujahid bin Jabr Almaky, dari

kalangan tabiut tabi’in, diantaranya Imam Syafi’i rahimahullah, mengatakan:

Iman itu adalah perkataan dan perbuatan bertambah dan berkurang. Dan

masih banyak ulama lainnya yang mengatakan demikian seperti yang

diungkapkan seorang ulama Abu Ubaid bin Qosim bahwa iman itu adalah

perkataan dan perbuatan bertambah dan berkurang. Mereka yang

menyatakan ini lebih dari 130 para ahli ilmu dari kalangan shahabat dan

selain mereka semuanya menyatakan demikian dan menjadi perkataan

ahlussunnah wal jama’ah dan juga diterapkan pada kami, sampai di sini

perkataan Al – Qosim bin Salam. Lalu Imam al-Bukhari berkata: “Saya

mendapati lebih dari 100 ulama dari segala penjuru dan saya tidak menemukan

satupun ulama yang berselisih bahwa iman itu adalah perkataan dan perbuatan

bertambah dan berkurang.”

Jika kita melihat kenyataan dalam lapangan kehidupan kita, kita

merasakan hal itu, kadang ada masa kita bersemangat untuk mengerjakan

sesuatu yang bersifat ukhrowi atau pun duniawi dan terkadang datang suatu

masa kemalasan untuk mengerjakannya, sebagai contoh seperti memungut

dan menghilangkan sesuatu yang dapat menyakiti manusia di jalan umum

tanpa imbalan duniawi, ada getaran aneh dalam hati, itulah iman.

USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH AL IMAM AL HUMAIDIY


22

Mendengar dan membaca Al-Qur’an pada saat meresapinya, ada gelombang

unik dalam hati, itulah iman. Maka barangsiapa yang mengatakan iman

bukan perkataan dan perbuatan dan tidak bertambah dan berkurang, telah

menyelisihi kesepakatan ulama.

Perkataan Imam Al Humaidi berikutnya adalah bahwa suatu ucapan

tidak bermanfaat kecuali dengan amal, tidak pula amal dan ucapan akan

bermanfaat kecuali dengan niat, juga tidak pula amal, ucapan, dan niat

bermanfaat kecuali sunnah. Artinya sunnah menjadi acuan atau timbangan

dalam berbagai bentuk perbuatan kita, inilah kesempurnaan Islam

menimbang dari segala sisi bukan dari sekedar niat atau hasil itu baik dan

benar tetapi prosesnya harus sesuai dengan sunnah.

ُ َ ْ ِّ ْ ْ ْ
‫ادخلوا ِِف السل ِم كآف‬

Berangkat dari inilah ulama sepakat tidak akan diterima amalan

seseorang kecuali dengan dua syarat yaitu ikhlas atau niat dan prosesnya

sesuai dengan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH AL IMAM AL HUMAIDIY


‫‪23‬‬

‫ْ ُ‬
‫اإلع َراب‬
‫ِ‬

‫‪Tashrif‬‬ ‫‪I’rab‬‬ ‫‪Kata‬‬


‫ْ ٌّ َ َ ْ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫استئْةَاف نَ ْو َح ْرف َع ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َو‬
‫ِ‬ ‫مب‬ ‫ف‬ ‫ٍ‬ ‫ط‬ ‫ح ْرف ِ ٍ‬
‫َ ْ َ ْ ْ ْ ٌّ َ َ ْ‬ ‫َ َّ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫حرف تو ِكي ٍد مب ِ‬ ‫أن‬
‫آمن ‪ -‬ي ْؤمن ‪َ -‬‬
‫َ‬ ‫ْ َ ُ َْ ْ ٌ َ َ ََ َ ْ َْ َ ٌ‬ ‫ْ َ َ‬
‫إيمااا‬ ‫ِ‬ ‫ِاسم ن مةصوب ونَلم اص ِب ِه فتح‬ ‫اإليمان‬
‫ِ‬
‫َ‬ ‫َ َ َ‬ ‫ََ َ ُ َْ ْ ٌ َ ََ َ َْ َ ٌُ‬ ‫َ‬
‫قال –يقول – ق ْوَل‬ ‫خَب ن مرفوع ونَلم رف ِع ِه ضم‬ ‫ق ْول‬
‫ْ ٌّ َ َ ْ‬ ‫َ ْ َ ْ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫حرف عط ٍف مب ِ‬ ‫َو‬
‫َ‬ ‫َ َْ‬ ‫َ ْ ٌْ ََ ٌَْ َ ْ ْ ٌ َ َ َ َ َ ْ َ ٌُ‬ ‫َ َ‬
‫َن ِمل –يع َمل ‪ -‬ع َمَل‬ ‫معطوف لَع ( قول) مرفوع ونَلم رف ِع ِه ضم‬ ‫ع مل‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ َ ٌ َْ‬ ‫ٌ َ‬ ‫ٌ‬ ‫ٌْ َ‬ ‫َ ُْ‬
‫َزاد – يَ ِزيد – ِزيادة‬ ‫ارع َم ْرف ْوع َو َنَل َم َرف ِع ِه ضُُّّ ُم َو الفا ِنل‬ ‫ِ‬ ‫ُّ‬ ‫ُّ‬ ‫ض‬ ‫فِعل م‬ ‫ي ِزيد‬
‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ َ ْ ََ‬ ‫َ ٌْ ْ َ ٌ َ َ َْ ْ‬
‫اإليما ِ‬
‫ض ِمْي مست ِِت جوازا تق ِديره هو يعود لَع ِ‬
‫ْ ٌّ َ َ ْ‬ ‫َح ْرف َع ْ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫ِ‬ ‫مب‬ ‫ف‬ ‫ٍ‬ ‫ط‬ ‫َو‬

‫‪USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH‬‬ ‫‪AL IMAM AL HUMAIDIY‬‬


‫‪24‬‬

‫َْ‬ ‫َْ‬ ‫ََ‬ ‫ٌ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ٌ َ‬ ‫َ ْ ٌْ ََ‬ ‫َُْ ُ‬


‫(لَع يَ ِز ْيد) َم ْرف ْوع َو َنَل َم َرف ِع ِه ضُُّّ ُم َو نق ََم ‪ -‬يةقَم ‪ -‬نق صا و‬ ‫معطوف‬ ‫ينقص‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َْ‬
‫ِت َج َوازا ت ق ِديْره ه َو يع ْود َلَع اقصااا‬ ‫ْي م ْسُُّّتَ ٌ‬ ‫الْ َفا نل َضُُّّم ْ ٌ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ا‬ ‫ْاإل َ‬
‫يم‬
‫ِ ِ‬
‫ْ ٌّ َ َ ْ‬ ‫َ ْ َ ْ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫حرف عط ٍف مب ِ‬ ‫َو‬
‫َ ْ َْ َْ ٌ ََ‬ ‫َ‬
‫ِ‬ ‫و‬ ‫ك‬ ‫الس‬ ‫لَع‬ ‫ِن‬ ‫ٍ ِ‬ ‫ب‬‫م‬ ‫ْف‬ ‫ن‬ ‫ف‬ ‫ر‬ ‫ح‬ ‫ل‬
‫َْ‬ ‫َ‬ ‫ََ‬ ‫ٌْ َ ٌ َْ ْ ٌ َ ََ َ َْ َ ٌُ‬ ‫ََْ ُ‬
‫نف َع ‪ -‬يَةفع – نفعا‬ ‫ارع مرفوع ونَلم رف ِع ِه ضم‬ ‫فِعل مض ِ‬ ‫ينف ع‬
‫َ‬ ‫َ َ َ‬ ‫َ ٌ َْ ْ ٌ َ ََ َ َْ َ ٌُ‬ ‫َ‬
‫قال –يقول – ق ْوَل‬ ‫فا ِنل مرفوع ونَلم رف ِع ِه ضم‬ ‫ق ْول‬
‫ْ َْ َ ْ ٌ ََ‬ ‫ََ‬ ‫َّ‬
‫ِ‬ ‫و‬ ‫ك‬ ‫الس‬ ‫لَع‬ ‫ِن‬ ‫ِ‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ء‬
‫ِ‬ ‫ا‬ ‫ة‬ ‫ث‬ ‫ت‬
‫ِ‬ ‫اَلس‬ ‫اة‬ ‫د‬ ‫ن‬ ‫إِل‬
‫َ ٍّ َ ْ ٌ َ َ َ ْ‬ ‫َ ْ‬
‫ْس‬
‫حرف جر مب ِِن لَع الك ِ‬ ‫ِب‬
‫َ‬ ‫َ َْ‬ ‫َ ْ ْ ٌ ْ َ َ َ َ َ َ ِّ َ ْ َ ٌ‬ ‫َ َ‬
‫َن ِمل –يع َمل ‪ -‬ع َمَل‬ ‫ْسة‬ ‫َمرور ِباْلا ِء ونَلم جرهِ ك‬ ‫عم ٍل‬
‫ُ ْ َْ َ‬ ‫َ ُ َ ْ ُ ْ ُ َ َ ِّ َ ْ‬
‫ب مستثن‬ ‫اْلار واملجرور ِِف َمل ن ٍ‬
‫ص‬
‫ْ ٌّ َ َ ْ‬ ‫َح ْرف َع ْ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫ِ‬ ‫مب‬ ‫ف‬ ‫ٍ‬ ‫ط‬ ‫َو‬
‫َ ْ َْ َْ ٌ ََ‬ ‫َ‬
‫ِ‬ ‫و‬ ‫ك‬ ‫الس‬ ‫لَع‬ ‫ِن‬ ‫ٍ ِ‬ ‫ب‬‫م‬ ‫ْف‬ ‫ن‬ ‫ف‬ ‫ر‬ ‫ح‬ ‫ل‬
‫َ‬ ‫َ َْ‬ ‫ََ ٌَْ َ ْ ْ ٌ َ َ َ َ َ ْ َ ٌُ‬ ‫ْ ٌ‬ ‫َ َ‬
‫َن ِمل – يع َمل ‪ -‬ع َمَل‬ ‫َمعط ْوف ( لَع قول) مرفوع ونَلم رف ِع ِه ضم‬ ‫ع مل‬
‫ْ ٌّ َ َ ْ‬ ‫َح ْرف َع ْ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫ِ‬ ‫مب‬ ‫ف‬ ‫ٍ‬ ‫ط‬ ‫َو‬
‫َ‬ ‫َ َ َ‬ ‫ََ َ ٌَ َ ْ ْ ٌ َ َ َ َ َ ْ َ ٌُ‬ ‫ْ ٌ‬ ‫َ‬
‫قال –يقول – ق ْوَل‬ ‫َمعط ْوف ( لَع عمل) مرفوع ونَلم رف ِع ِه ضم‬ ‫ق ْول‬
‫َ َ ْ ْ ْ َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫َّ‬
‫ِ‬ ‫و‬ ‫ك‬ ‫الس‬ ‫لَع‬ ‫ِن‬ ‫ِ‬ ‫مب‬ ‫ء‬ ‫ِ‬ ‫ا‬ ‫ة‬ ‫ث‬ ‫ت‬
‫ِ‬ ‫س‬ ‫اَل‬ ‫اة‬ ‫د‬ ‫ن‬ ‫إِل‬
‫َ ٍّ َ ْ ٌ َ َ َ ْ‬ ‫َ ْ‬
‫ْس‬‫حرف جر مب ِِن لَع الك ِ‬ ‫ِب‬
‫اَ َوى ‪ -‬يَةوي ‪ -‬نيُ‬ ‫َ ْ ْ ٌ ْ َ َ َ َ َ َ ٍّ َ ْ َ ٌ‬ ‫ّ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ة‬ ‫َمرور ِباْلا ِء ونَلم جرهِ كْس‬ ‫نِي ٍة‬
‫ُ ْ َْ َ‬ ‫َ ُ َ ْ ُ ْ ُ َ َ ِّ َ ْ‬
‫ب مستثن‬ ‫اْلار واملجرور ِِف َمل ن ٍ‬
‫ص‬
‫ْ ٌّ َ َ ْ‬ ‫َ ْ َ ْ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫حرف عط ٍف مب ِ‬ ‫َو‬
‫َ ْ َْ َْ ٌ ََ‬ ‫َ‬
‫ِن لَع السكو ِ‬ ‫ٍ ِ‬ ‫ب‬‫م‬ ‫ْف‬ ‫ن‬ ‫ف‬ ‫ر‬ ‫ح‬ ‫ل‬

‫‪USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH‬‬ ‫‪AL IMAM AL HUMAIDIY‬‬


‫‪25‬‬

‫َ‬ ‫َ َ َ‬ ‫ََ ٌَْ َ ْ ْ ٌ َ َ َ َ َ ْ َ ٌُ‬ ‫ْ ٌ‬ ‫َ‬


‫قال –يقول – ق ْوَل‬ ‫َمعط ْوف ( لَع قول) مرفوع ونَلم رف ِع ِه ضم‬ ‫ق ْول‬
‫ْ ٌّ َ َ ْ‬ ‫َح ْرف َع ْ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫ِ‬ ‫مب‬ ‫ف‬ ‫ٍ‬ ‫ط‬ ‫َو‬
‫َ‬ ‫َ َْ‬ ‫ََ ٌَْ َ ْ ْ ٌ َ َ َ َ َ ْ َ ٌُ‬ ‫ْ ٌ‬ ‫َ َ‬
‫َن ِمل – يع َمل ‪ -‬ع َمَل‬ ‫َمعط ْوف ( لَع قول) مرفوع ونَلم رف ِع ِه ضم‬ ‫ع مل‬
‫ْ ٌّ َ َ ْ‬ ‫َح ْرف َع ْ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫ِ‬ ‫مب‬ ‫ف‬ ‫ٍ‬ ‫ط‬ ‫َو‬
‫اَ َوى ‪ -‬يَةوي ‪ -‬نيُ‬ ‫ََ َْ َ ْ ْ ٌ َ َ َ َ َ ْ َ ٌُ‬ ‫ْ ٌ‬ ‫َّ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫َمعط ْوف ( لَع قول) مرفوع ونَلم رف ِع ِه ضم‬ ‫نِية‬
‫َ َ ْ ْ ْ َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫َّ‬
‫ِ‬ ‫و‬ ‫ك‬ ‫الس‬ ‫لَع‬ ‫ِن‬ ‫ِ‬ ‫مب‬ ‫ء‬
‫ِ‬ ‫ا‬ ‫ة‬‫ث‬ ‫ت‬
‫ِ‬ ‫س‬‫اَل‬ ‫اة‬ ‫د‬ ‫ن‬ ‫إِل‬
‫َ ٍّ َ ْ ٌ َ َ َ ْ‬ ‫َ ْ‬
‫ْس‬
‫حرف جر مب ِِن لَع الك ِ‬ ‫ِب‬
‫ُ‬ ‫َ ْ ْ ٌ ْ َ َ َ َ َ َ ِّ َ ْ َ ٌ‬ ‫ُ َّ‬
‫َس ُن – يَسن ‪ -‬سة‬ ‫ْسة‬ ‫َمرور ِباْلا ِء ونَلم جره ِ ك‬ ‫سن ٍة‬
‫ُ ْ َْ َ‬ ‫َ ُ َ ْ ُ ْ ُ َ َ ِّ َ ْ‬
‫ب مستثن‬ ‫اْلار واملجرور ِِف َمل ن ٍ‬
‫ص‬

‫َّ َ ُّ ُ َ َ َّ َ َ‬
‫الَّتحم لَع الصحاب ِة‬

‫ُ‬ ‫َ َ َ ُ َ َ‬ ‫َ َ ْ َ َ ُ َ ِّ ْ َ ُ‬ ‫َ ُ‬ ‫َ‬ ‫ََ َ‬ ‫َ َُ‬


‫ين َجاءوا ِم ْن‬
‫اَّل َ‬
‫الل ن ُز َوجل قال‪َ ﴿:‬و ِ‬
‫ُ‬
‫اب َمم ٍد‪ -‬صىل الل نلي ِه و سلم‪ -‬كهم‪ ،‬ف ِإ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫والِتحم لَع ن صح ِ‬
‫ْ َْ َ َ‬ ‫ََ ْ ْ َ ُ‬ ‫ين َسُُّّبَقواَا ب ْاإل َ‬ ‫َ ََُ ْ ْ ََ َ ْ َ َ ُ‬ ‫َْ ْ َ‬
‫ار له ْم ف َم ْن‬‫ِ‬ ‫ف‬ ‫غ‬‫ت‬‫ِ‬ ‫ُّ‬
‫ُّ‬‫س‬ ‫َل‬
‫ِ‬ ‫ا‬ ‫ب‬ ‫َل‬
‫ِ ِ‬ ‫إ‬ ‫ن‬ ‫م‬
‫ِ‬ ‫ؤ‬ ‫ي‬ ‫ن‬ ‫ل‬ ‫ف‬ ‫﴾‬ ‫ا‬ ‫يم‬
‫ِ ِ ِ‬
‫اَّل َ‬
‫ِ‬ ‫إلخوااِةا‬ ‫بع ِد ِهم يقولو ربةا اغ ِفر َلا و ِ ِ‬
‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ َ َ ْ َ َ ْ َ ْ َ ٌّ َ ْ َ َ َ َ َ َ‬ ‫ْ ْ ََْ َ ََ‬ ‫َ‬ ‫َ ُ ْ َََُْ َ ْ َْ َ‬
‫اح ٍد‬‫سُُّّبهم نوتةقصُُّّهم نو نحدا ِمةهم فليس لَع السُُّّة ِ ‪ ،‬وليس ٰل ِِف الْف ِء حق‪ ،‬نخَباا ِبذلِك غْي و ِ‬
‫َ ُ َ ْ‬
‫ين نخ ِرجوا ِم ْن‬ ‫اَّل‬ ‫ْ‬ ‫ََ َ َ‬
‫الْف َء َف َق َال‪﴿:‬للْف َق َراء الْم َ‬ ‫َ‬ ‫َع ْن َما لك بْن نَنَس َأ ُاه َق َال‪ :‬قَ ُ‬
‫اج ِرين ِ‬ ‫ِ‬ ‫ه‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ا‬ ‫ع‬ ‫ت‬ ‫الل‬ ‫م‬ ‫سُُّّ‬ ‫ِ ِ ِ ٍ‬

‫‪USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH‬‬ ‫‪AL IMAM AL HUMAIDIY‬‬


26

ْ َ َ َ َ ْ َ ََ ْ ْ ََُ َ َ ْ َْ ْ َ ‫ين‬ ُ َ َ َ َ ْ
‫ ف َم ْن ل ْم ي قل‬، ‫ اخآي‬..﴾ ‫إلخ َوا ِا ةا‬
ِِ ‫و‬ ‫ا‬ ‫َل‬ ‫ر‬‫ف‬ِ ‫اغ‬ ‫ا‬ ‫ة‬ ‫ب‬‫ر‬ ‫و‬ ‫ول‬ ‫ق‬ ‫ي‬ ‫م‬ ‫ه‬ ‫د‬
ِ ِ ‫ع‬ ‫ب‬ ‫ن‬ ‫م‬
ِ ‫وا‬ ‫اء‬ ‫ج‬ َ ‫اَّل‬
ِ ‫﴿و‬:‫يار ِهم﴾ثم قال‬
ِ ‫ِد‬
ْ َ
ْ َ ‫َه َذا لَهم ْفَلَيْس َ ِم ُم ْن ج ِع َل ٰل ال‬
.‫ْفء‬

Mendoakan Rahmat Untuk Para Sahabat

At-tarahhum (mengucapkan dan mendoakan rahmat) bagi segenap para

sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam karena Allah Subhanahu wa

Ta’ala berfirman,
ْ ََْ ََ َ ْ َ َ َ َ ُ َ َ ْ َ ََ ْ ْ ََُ َ َ ْ َْ ْ َ َ ُ َ
‫اإليما ِ وَل َعل‬
ِ ِ‫اَّلين سبقواا ب‬
ِ ‫إلخوااِةا‬
ِ ِ ‫اَّلين جاءوا ِمن بع ِد ِهم يقولو ربةا اغ ِفر َلا و‬ ِ ‫و‬
ٌ ‫وف َرح‬ ٌ َ َ ُ َ ُ َ َ َ ُ ًّ َ
‫يم‬ ِ ‫َّين آمةوا ربةا ِإاك رء‬
ِ ِ ‫ِِف قلوبِةا ِغَل ل‬

“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka
berdoa: "Ya Rabb Kami, beri ampunlah Kami dan saudara-saudara Kami yang telah
beriman lebih dulu dari Kami..."[QS. Al Hasyr: 10]

Tidaklah kami diperintah, kecuali untuk memintakan istighfar bagi mereka.

Oleh karena itu, barangsiapa yang mencela mereka, atau membenci mereka

atau salah seorang di antara mereka, maka ia tidak berada di atas Sunnah

dan tidak ada hak baginya berupa fai`. Lebih dari seorang telah mengabarkan

kepada kami dari Malik bin Anas bahwa Beliau berkata,"Allah Subhanahu

wa Ta’ala telah memberi bagian rampasan perang. Allah Ta’âlâ berfirman,

‫ار ِه ْم‬َ‫ين ُاَّلي َن ن ْخرجوا م ْن دي‬


َ ‫ر‬ ‫اج‬ َ ‫للْف َق َراء الْم‬
‫ه‬ ِ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ

USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH AL IMAM AL HUMAIDIY


27

“(juga) bagi orang fakir yang berhijrah yang diusir dari kampung halaman
mereka”[QS. Al Hasyr : 8]

Allah Ta’ala juga berfirman,


ُ َ َ ْ ْ َْ َ َ ََُ ْ َ َ ْ َ
ِ ‫إلخ َوااِةا َلَا اغ ِف ْر ربةا يقولو بع ِد ِهم ِمن جاءوا و‬
َ‫اَّلين‬
ِِ‫و‬

“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka
berdoa: "Ya Rabb Kami, beri ampunlah Kami dan saudara-saudara Kami …"[QS.
Al Hasyr: 10]

Barangsiapa yang tidak mengucapkan hal ini, ia bukanlah orang yang berhak

diberi bagian berupa fai`.

ُ َّ ْ ُ َ
‫الف َوائ ِد ال ِعل ِمية‬

Hubungan bab 3 dengan bab-bab sebelumnya adalah mendoakan

sahabat termasuk perkataan yang dapat menambah keimanan kita karena itu

sesuai dengan sunnah. Faidah yang bisa kita ambil dalam bab ini adalah

definisi shahabat. Para ulama memberikan definisi tentang shahabat, dan

definisi terbaik terkait hal ini bahwa shahabat adalah orang yang pernah

USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH AL IMAM AL HUMAIDIY


28

bertemu dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meskipun hanya

sekejap, dalam keadaan muslim dan meninggal sebagai seorang muslim.

Kita dianjurkan mendoakan para shahabat karena mereka

mendapatkan pujian dari Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagaimana firman

Allah:
ُ َ ُ َّ َ ِ َّ َٰ َ ُ ُ َ َّ َ َّ َ َ َ َ َ َٰ َ ُ َ َ ُ َّ َ َ ُ َٰ َّ َ
ۡ‫ٱّلل ۡعنهم‬ ۡ ۡ ‫ۡرِض‬ ۡ ‫ِين ۡٱتبعوهم ۡبِإِحس ٖن‬ۡ ‫ارِ ۡ ۡوٱَّل‬
ۡ ‫ين ۡ ۡوٱۡلنص‬
ۡ ‫ج ِر‬
ِ ‫ون ۡمِن ۡٱلمه‬ ۡ ‫ون ۡٱۡلول‬ ۡ ‫وٱلسبِق‬
ُ َ ُ َ َ َٰ َ ٗ َ َ ٓ َ َ َٰ َ ُ َٰ َ َ َ َ َ َ
َٰ َّ َ ُ َ َّ َ َ َ ُ َ ْ ُ َ َ
١٠٠ۡ‫تَۡت ِريَۡتتهاۡٱۡلنه ۡرۡخ ِِلِينۡفِيهاۡأبداۡذل ِكۡٱلفو ۡزۡٱلع ِظي ۡم‬ ٖ ‫ورضواۡعنهۡوأعدۡلهمۡجن‬

“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama masuk Islam dari golongan
Mujahirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah
ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah. Dan Allah menyediakan
bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai didalamnya selama-lamanya.
Mereka kekal didalamnya, itulah kemenangan yang besar”.[Q.S. At-Taubah: 100]

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa para shahabat secara umum seluruhnya

masuk surga. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


ْ ََ ْ َ ََْ ْ َ َ ُ َ َ ْ ََ ْ َُ َ ْ َ َْ ْ َ َ ْ َُ َ َ ْ َ َُ َُ
‫ ومن نبغضهم فقد‬، ‫ من نحبهم فقد نحب ِِن‬، ‫ َل تت ِخذوهم غرضا ِمن بع ِدي‬, ‫اَّلل اَّلل ِِف نصح ِاِب‬
َ َ َ
‫ن ْبغض ِِن‬

“Takutlah kepada Allah, takutlah kepada Allah mengenai shahabat-shahabatku.


Janganlah kamu menjadikan mereka sebagai sasaran caci maki setelah aku tiada.
Barang siapa mencintai mereka maka berarti ia mencintaiku. Dan barang siapa
membenci mereka maka berarti dia membenciku.”(HR al-Tirmidzi dalam sunan
al-Tirmidzi Juz V/hal. 696 hadits No. 3762)

Sabda Rasulullah ‫ ﷺ‬lainnya adalah:

USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH AL IMAM AL HUMAIDIY


29

َ َ َ َ ُ َْ َ َ َْ ََْ َ َ ُ ََْ َ َْ ُ ََ َ ْ َ َ َ
‫ن َحدك ْم ننف َق ِمثل نح ٍد ذهبا َما ند َر َك مد ن َح ِد ِه ْم َوَلا ِصيفه‬ ‫اَّلي نف ِس ِبي ِد ِه لون‬
ِ ‫و‬ ‫ف‬ ‫اِب‬
ِ ‫ح‬‫ص‬ ‫وان‬ ‫ب‬‫س‬ ‫َلت‬

“Janganlah kalian mencaci maki shahabat-shahabatku. Demi Tuhan yang menguasai


nyawaku, andaikata seseorang dari kamu membelanjakan emas sebesar gunung
uhud, tentunya ia tidak akan mencapai satu pun maupun setengahnya yang
dibelanjakan oleh seorang dari mereka (shahabat).”(HR. Bukhari dan Muslim )

Faidah dibalik pujian Allah pada para shahabat karena iman mereka

sangat kuat dibandingkan yang lain dan kedekatan mereka bersama

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang dididik langsung oleh Beliau

sebagai pilar sumber utama keilmuan Islam setelah Rasulullah. Maka wajar

jika mereka lebih paham tentang Islam dibanding dengan zaman setelah

mereka. Tetapi meski demikian ada sebagian kelompok yang berusaha

menodai agama Allah yang suci ini dengan merusak kehormatan shahabat

Rasulullah, seperti yang dilakukan oleh kelompok Syiah. Terdapat alasan

utama dibalik hujatan Syiah yang dilontarkan kepada para shahabat yaitu

agar kaum muslimin tidak percaya dengan shahabat. Dengan

ketidakpercayaan kaum muslimin kepada para shahabat Rasulullah maka

terputuslah ajaran wahyu Allah kepada umat Islam. Padahal shahabatlah

yang membawakan kepada kita ucapan, perbuatan, dan ketetapan

Rasulullah.

Oleh karena itu kita wajib mencintai mereka. Diantara bentuk cinta kita

kepada para shahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam seperti yang

disebutkan oleh Imam Al Humaidi yaitu:

USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH AL IMAM AL HUMAIDIY


30

1. Mendoakan mereka, "Ya Rabb Kami, beri ampunlah Kami dan saudara-

saudara Kami yang telah beriman lebih dulu dari Kami.”

2. Menyandingkan nama shahabat dengan ucapan radhiyallahu ‘anhu,

3. Mengikuti jejak mereka dalam menjalankan agama,

4. Menghadang hujatan-hujatan kepada para shahabat,

5. Mengenalkan para shahabat melalui kisah pengorbanan jiwa, raga, dan

harta mereka untuk memperjuangkan tegaknya Islam.

Dalam bab ini juga disebutkan tentang al-fai’. Al-fai’ adalah harta

rampasan yang didapat dari perang damai. Istilah lain yang hampir sama

adalah ghanimah, yaitu harta rampasan dari peperangan yang telah terjadi.

Di dalam surat Al Hasyr: 7 - 10 disebutkan beberapa kriteria yang

mendapatkan al-fai’ yaitu:

1. Untuk Allah, untuk Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang

miskin, dan orang-orang dalam perjalanan,

2. Juga bagi orang yang fakir, berhijrah yang diusir dari kampung

halamannya (yaitu kaum Muhajirin),

3. Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah (yaitu kaum

Anshar),

4. Dan orang-orang yang datang sesudah mereka, mulai dari zaman tabi’in

hingga hari kiamat sehingga mereka yang mendoakan para Shahabat

berhak mendapatkan al-fai’.

USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH AL IMAM AL HUMAIDIY


31

ُ َ ْ
‫اإلعراب‬
ِ

Tashrif I’rab Kata


ْ َ ْ َ ٌّ ْ َ ْ َ ْ َ
‫ِن َلَع الفت ِح‬
ِ ‫حرف عط ٍف مب‬ ‫َو‬

USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH AL IMAM AL HUMAIDIY


‫‪32‬‬

‫َ ُّ ً‬ ‫َّ َ َ َ َ َّ‬ ‫ْ ْ َ َْ ْ ٌ َ ََ َ َْ َ ٌُ‬ ‫ْ ٌ َ‬ ‫َّ َ ُّ‬


‫َّتح ُم ‪ -‬ت َرُّحا‬ ‫ترحم ‪ -‬ي‬ ‫َمعط ْوف َلَع ( ن يؤ ِمن) مرفوع و نَلم رف ِع ِه ضم‬ ‫الَّتح ُم‬
‫َ ٍّ َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫َح ْ‬ ‫ََ‬
‫ِن لَع السكو ِ‬ ‫ِ‬ ‫ب‬‫م‬ ‫ر‬ ‫ج‬ ‫ف‬‫ر‬ ‫لَع‬
‫َ ْ َ‬ ‫َ َ َ َ َ َ َ ِّ َ ْ َ ٌ َ َ َ ٌ‬ ‫َْ‬ ‫َ ْ َ‬
‫صح َب ‪ -‬يصح ُب ‪-‬‬
‫ِ‬ ‫ِا ْس ٌم َمر ْو ٌر ِب (لَع) ونَلم جرهِ كْسة وهو مضاف‬ ‫اب‬
‫أصح ِ‬
‫َ َ ًَ‬
‫صحابة‬
‫َ ٌ َ ْ َ ْ ْ ٌ َ َ َ َ َ ِّ َ ْ َ ٌ‬ ‫ُ َ َّ‬
‫مضاف ِإِل ِه َمرور ونَلم جرهِ كْسة‬ ‫َمم ٍد‬
‫َ َ ً‬ ‫َْ ََ َْ َ ُ ََ َ‬
‫َ َّ ُ َ ِّ‬
‫صَّل ‪ -‬يصِّل – صلة‬ ‫ِن لَع فت ٍح مقد ٍر لَع األ ِل ِف‬ ‫فِ ْع ٌل َما ٍض مب ٌّ‬ ‫َ ّ‬
‫صَّل‬
‫ِ‬
‫َْ َ َ َ ٌ َ ْ ْ ٌ َ َ َ َ َ ْ َ ُ ٌ‬ ‫َْ‬ ‫ُ‬
‫لفظ اجلَلل ِ فا ِنل مرفوع ونَلم رف ِع ِه ضم‬ ‫الل‬
‫َ ٍّ َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫َح ْ‬ ‫ََ‬ ‫َ َْ‬
‫ِن لَع السكو ِ‬ ‫ِ‬ ‫ب‬‫م‬ ‫ر‬ ‫ج‬ ‫ف‬ ‫ر‬ ‫لَع‬ ‫علي ِه‬
‫ِف ََمَ ِّل ج ٍّرَ‬ ‫ْ‬
‫ِن لَع الكْس ِ ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْي متُ ِص ٌل مب ٌّ‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َضم ْ ٌ‬ ‫ال ْ َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫اء‬ ‫ه‬
‫ََ‬ ‫َْ‬
‫(لَع)‬ ‫َمر ْو ٌر ِب‬
‫َ ْ ٌّ َ ْ َ ْ‬ ‫َ ْ َ ْ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫حرف عط ٍف مب ِ‬ ‫َو‬
‫َْ ْ ً‬ ‫ُ ِّ‬ ‫َ َّ‬ ‫ْي م ْستَ ٌ‬ ‫لَع الْ َفتْح َو فَانله َضم ْ ٌ‬ ‫َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫ٌْ َ‬ ‫َ َّ‬
‫سل َم – يسل ُم ‪ -‬تسلِيما‬ ‫ِت َج َوازا‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫اض مب ِِن‬ ‫فِعل م ٍ‬ ‫سل َم‬
‫َ َ ْ َ َ ّٰ‬ ‫َْ ْ‬
‫َّلل‬
‫تق ِديره هو يعودلَع ا ِ‬
‫َ ْ ْ ٌ َ َ َ َ َ ِّ َ ْ َ ٌ‬ ‫ْ َ‬ ‫َْ ٌْ‬ ‫ُ ِّ‬
‫اب) َمرور ونَلم جر ِه كْسة‬ ‫تو ِكيد ِل (نصح ِ‬ ‫ك‬
‫َ ٌ َ‬ ‫َ َ ْ ٌ ُ ٌ َ ْ ٌّ َ َ َ ْ ْ َ َ ِّ‬
‫ِف َمل َج ٍّر مضاف إِلْ ِه‬ ‫ْس ِ‬‫الهاء ض ِمْي مت ِصل مب ِِن لَع الك ِ‬ ‫ه ِْم‬
‫َ ْ ‪1‬‬ ‫َ‬
‫َوال ِميْم َنَل َم اجلم ِع‬
‫َ ْ ٌّ َ ْ َ ْ‬ ‫ْ َْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫اف مب ِ‬ ‫ح ْرف استِئة ٍ‬ ‫ف‬
‫َ ْ َ ْ ْ َ ْ ٌّ َ ْ َ ْ‬ ‫َّ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫حرف تو ِكي ٍد مب ِ‬ ‫إِن‬
‫ُ َْ ْ ٌ َ ََ َ َ ْ َْ َ ٌ‬ ‫َ َ‬ ‫ََ‬ ‫َ‬
‫لفظ اجلََلل ِ ِا ْسم (إ ) مةصوب و نَلم اص ِب ِه فتح‬ ‫الل‬
‫ًّ َ َ َ ً‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ع َّز ‪ -‬ي ِع ُّز ‪ -‬عِزا و عزازة‬ ‫ِت َج َوازا‬ ‫ْي م ْستَ ٌ‬ ‫لَع الْ َفتْح َو فَانله َضم ْ ٌ‬ ‫ْ ٌ َ َ ْ ٌّ َ َ‬
‫ِفعل ما ٍض مب ِِن‬
‫َ‬
‫ع َّز‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َّ ً‬ ‫َ َ ْ ََ‬ ‫َْ ْ‬
‫و عِزة‬ ‫لل‬
‫تق ِديره هو يعود لَع ا ِ‬
‫َ ْ ٌّ َ ْ َ ْ‬ ‫َ ْ َ ْ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫حرف عط ٍف مب ِ‬ ‫َو‬

‫‪1‬‬
‫‪Ini contoh cara mengi’rab isim dhamir dengan lengkap. Pada kalimat selanjutnya, Kami ringkas untuk memudahkan.‬‬
‫‪USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH‬‬ ‫‪AL IMAM AL HUMAIDIY‬‬
‫‪33‬‬

‫َ ً‬
‫َيل ‪ -‬جلل و‬
‫َ َّ َ ُّ‬
‫ِت َج َوازا‬ ‫لَع الْ َفتْح َو فَانله َضم ْ ٌ‬
‫ْي م ْستَ ٌ‬ ‫َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫ٌْ َ‬ ‫َ َّ‬
‫جل ‪ِ -‬‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫اض مب ِِن‬ ‫فِعل م ٍ‬ ‫جل‬
‫َ ً‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َْ‬
‫جللة‬ ‫تق ِديْره ه َو يع ْود َلَع الل‬
‫ً‬ ‫ً‬ ‫َ َ‬ ‫ْي م ْستَ ٌ‬‫لَع الْ َفتْح َو فَانله َضم ْ ٌ‬ ‫َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫ٌْ‬ ‫َ َ‬
‫قال ‪ -‬يقول ‪ -‬قول و قال‬ ‫ِت َج َوازا‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫فِعل َم ٍض مب ِِن‬ ‫قال‬
‫ً َ ً‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َْ‬
‫و قِيل و قالة‬ ‫تق ِديْره ه َو يع ْود َلَع الل‬
‫َ َ ْ َ َ ِّ َ ْ َ َ ُ َّ‬ ‫َ ُْ ْ َ ُ َ ْ ْ َ ْ َ‬
‫واْلملة مِن ال ِفع ِل والفاع ِِل (قال) ِِف َمل رف ٍع خَب إِن‬
‫ْ‬ ‫َ ْ َْ‬ ‫َ‬ ‫ْ َ ْ ْ َ ُ ُ َ َ َّ َ ْ ْ َ‬ ‫ُ‬ ‫َ َّ َ َ‬
‫مقول القو ِل‬ ‫﴿واَّلِين جاءوا مِن بع ِدهِم يقولون ربنا اغ ِفر لا‬
‫َ ْ َ َ َّ َ َ َ ُ َ ْ َ‬
‫ان ﴾‬ ‫اإل ِ‬ ‫يم‬ ‫و ِ ِإلخوان ِنا اَّلِين سبقونا ب ِ ِ‬
‫َ ْ ٌّ َ ْ َ ْ‬ ‫َح ْرف َع ْ‬ ‫َ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫ِ‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ف‬ ‫ٍ‬ ‫ط‬ ‫ف‬
‫َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫َ ْ َ ْ‬ ‫َ ْ‬
‫ِ‬ ‫و‬ ‫ك‬ ‫الس‬ ‫لَع‬ ‫ِن‬ ‫ٍ ِ‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ب‬ ‫ص‬ ‫ا‬ ‫ف‬ ‫ر‬ ‫ح‬ ‫ن‬ ‫ل‬
‫َ ً‬ ‫ُْ‬ ‫َ‬ ‫ع َمةْص ْو ٌب َو َن ََل َم اَ ْصبه َفتْ َح ٌ َو فَانله َضم ْ ٌ‬ ‫ٌْ َ ٌ‬ ‫يُ ْؤم َ‬
‫آمن ‪ -‬يؤم ُِن – إيمانا‬ ‫ْي‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِِ‬ ‫ار‬
‫ِ‬ ‫ض‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫ف‬
‫ِ‬ ‫ِن‬
‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ َ ٌ َ‬
‫مست ِِت ج َوازا تق ِديره ه َو يعود لَع نه ِل السة ِ‬
‫ْ َْ‬ ‫ََ‬ ‫َّ‬
‫نداة اَلستِثةا ِء‬ ‫إل‬
‫ْ‬
‫َ ٍّ َ ْ ٌّ َ َ َ ْ‬ ‫َح ْ‬
‫ْس‬
‫ِ‬ ‫ك‬ ‫ال‬ ‫لَع‬ ‫ِن‬ ‫ِ‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ر‬ ‫ج‬ ‫ف‬ ‫ر‬ ‫ِب‬
‫ْ َْ َ َْ َْ‬ ‫ْ ٌ َ ْ ْ ٌ ْ َ َ َ َ َ َ ِّ َ ْ َ ٌ‬ ‫ْ ْ ْ َ‬
‫استغف َر‪ -‬يستغ ِف ُر ‪-‬‬ ‫اإلستِغفارِ ِاسم َمرور ِباْلا ِء ونَلم جر ِه كْسة‬
‫است ْغ َف ً‬
‫ارا‬
‫ْ‬
‫ِ‬
‫ْي متُ ِص ٌل َمبْ ٌّ‬
‫ِن‬ ‫لَع الْ َفتْح َو ه ْم َضم ْ ٌ‬ ‫َ ٍّ َ ْ ٌّ َ َ‬
‫ِن‬ ‫ب‬‫م‬ ‫ر‬ ‫ج‬ ‫ف‬ ‫ال َُلم َح ْ‬
‫ر‬
‫َُ‬
‫له ْم‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫لَع السكو ْ َ َ ِّ َ‬ ‫ََ‬
‫ِف َمل ج ٍّر َمر ْو ٌر ِبالَلمِ‬ ‫ِ ِ‬
‫َ ْ ٌّ َ ْ َ ْ‬ ‫َح ْرف َع ْ‬ ‫َ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫ِ‬ ‫ب‬‫م‬ ‫ف‬ ‫ٍ‬ ‫ط‬ ‫ف‬
‫َ َ ِّ َ ْ ْ َ َ ٌ‬ ‫َ‬ ‫ا ْسم َ ْ‬ ‫َ ْ‬
‫ِف َمل رف ٍع مبتدن‬ ‫ِن لَع السكو ِ ْ‬
‫ِ‬
‫َ‬ ‫َش ٍط َمبْ ٌّ‬ ‫ِ‬ ‫من‬
‫ِ‬
‫َ ًّ‬ ‫َ َّ َ ُ ُّ‬ ‫ْي م ْستَ ٌ‬ ‫لَع ال َفتْح َو فَانله َضم ْ ٌ‬ ‫ْ‬ ‫َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫َ‬ ‫ٌْ‬ ‫َ َّ‬
‫سب ‪ -‬يسب ‪ -‬سبا‬ ‫ِت َج َوازا‬‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫فِعل ما ٍض مب ِِن‬ ‫سب‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َْ‬
‫تق ِديْره ه َو يع ْود َلَع ( َم ْن )‬
‫ْ ٌ‬ ‫ْ َ َ ِّ َ ْ‬ ‫َ ْ ٌ ُ ٌ َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫ُ‬
‫ب َمفع ْول ِب ِه‬ ‫ٍ‬ ‫ص‬ ‫ا‬ ‫ل‬ ‫َم‬ ‫ِف‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫و‬ ‫ك‬ ‫الس‬ ‫لَع‬ ‫ض ِمْي مت ِصل مب ِِن‬ ‫ه ْم‬
‫َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫َ ْ َ ْ‬ ‫َأوْ‬
‫ِن لَع السكو ِ‬ ‫حرف عط ٍف مب ِ‬

‫‪USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH‬‬ ‫‪AL IMAM AL HUMAIDIY‬‬


‫‪34‬‬

‫َ َ ُّ ً‬ ‫َ َ َّ َ َ َ َ َّ ُ‬
‫تنقص‪ -‬يتنقص ‪ -‬تنقصا‬ ‫ِت َج َوازا‬ ‫ْي م ْستَ ٌ‬ ‫لَع الْ َفتْح َو فَانله َضم ْ ٌ‬ ‫ْ ٌ َ َ ْ ٌّ َ َ‬
‫فِعل ما ٍض مب ِِن‬ ‫تنقص‬
‫َ َ َّ َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َْ‬
‫تق ِديْره ه َو يع ْود َلَع ( َم ْن )‬
‫ْ ٌ‬ ‫ْ َ َ ِّ َ ْ‬ ‫َ ْ ٌ ُ ٌ َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫ُ‬
‫ب َمفع ْول ِب ِه‬ ‫ِن لَع السكو ِ ِِف َمل اص ٍ‬ ‫ض ِمْي مت ِصل مب ِ‬ ‫ه ْم‬
‫َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫ْ‬ ‫َ ْ َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫حرف عط ٍف مب ِِن لَع السكو ِ‬ ‫أو‬
‫ْ َْ ْ ٌ َ ََ َ َ ْ َْ َ ٌ‬ ‫َ ْ ٌْ ََ‬ ‫َ َ ً‬
‫معطوف لَع )هم( مةصوب و نَلم اص ِب ِه فتح‬ ‫أحدا‬
‫ْي متُ ِص ٌل َمبْ ٌّ‬
‫ِن‬ ‫لَع السكو ‪َ .‬و ه ْم َضم ْ ٌ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ ٍّ َ ْ ٌّ َ َ‬
‫ِن‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ر‬ ‫ج‬ ‫ف‬ ‫ِم ْن َح ْ‬
‫ر‬ ‫م‬‫م ِْن ُه ْ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ِّ‬ ‫َ‬ ‫ْ َ‬ ‫ََ‬
‫ِف َمل ج ٍّر َمر ْو ٌر ِب ( ِم ْن)‬ ‫لَع السكو ِ ِ‬
‫َ ْ َ ْ ٌّ َ ْ َ ْ‬ ‫َح ْرف َ‬ ‫َ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫ٍ ِ‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ط‬ ‫َش‬ ‫اب‬‫ِ‬ ‫و‬ ‫َ‬ ‫ج‬ ‫ف‬
‫ْي م ْستَ ٌ‬ ‫اسم لي ْ َس َضم ْ ٌ‬ ‫َ‬ ‫لَع ال َفتْح َو ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ ٌ َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫ف ْع ٌل َ‬ ‫َْ َ‬
‫ِت‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِن‬ ‫ِ‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫َم‬ ‫ِ‬ ‫ق‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫اض‬ ‫ٍ‬ ‫م‬ ‫ِ‬ ‫س‬ ‫لي‬
‫لَع َ‬ ‫َ َ ْ ََ‬ ‫َْ‬
‫(م ْن )‬ ‫َج َوازا تق ِديْره هو يعود‬
‫اب‬ ‫ر‬ ‫لَع السكو ََل ََمَ ُل ل َ َها ِم َن اإل ْن َ‬ ‫َ ٍّ َ ْ ٌّ َ َ‬
‫ِن‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ر‬ ‫ج‬ ‫ف‬ ‫ر‬‫َح ْ‬ ‫ََ‬
‫لَع‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ َّ َ ُ ُّ َ ًّ‬ ‫َ‬
‫َ َ َ َ َ ِّ ْ َ ٌ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َْ‬ ‫ُّ َّ‬
‫سن – يسن ‪ -‬سنا‬ ‫ْسة‬ ‫ِا ْس ٌم َمر ْو ٌر ِب "لَع" ونَلم جرهِ ك‬ ‫السن ِة‬
‫ْ َ‬ ‫َ َ ُ َ ْ َ َ ُْ ْ َ ُ ْ َ ْ َ‬ ‫ْ َ ُّ َ ْ َ ْ ُ ْ ُ ْ َ َ ِّ َ ْ‬
‫اْلملة مِن ليس َو اس ِمها َو‬ ‫ب خَب ليس و‬ ‫اْلار و المجرور ِِف َمل ن ٍ‬
‫ص‬
‫َ َ َ ْ َ َ ِّ َ ْ َ َ ُ ُ ْ َ َ َ ْ‬
‫َب المبتدإ ِ (من)‬ ‫َبها ِِف َمل رف ٍع خ‬ ‫خ ِ‬
‫َ ْ ٌّ َ ْ َ ْ‬ ‫َ ْ َ ْ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫حرف عط ٍف مب ِ‬ ‫َو‬
‫َ ٌ َ ْ ٌّ َ ْ َ ْ‬ ‫ف ْع ٌل َ‬ ‫َْ َ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫ِ‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫َم‬ ‫ِ‬ ‫ق‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫اض‬ ‫ٍ‬ ‫م‬ ‫ِ‬ ‫س‬ ‫لي‬
‫ِن‬‫ْي متُ ِص ٌل َمبْ ٌّ‬ ‫الهاء َضم ْ ٌ‬ ‫لَع الْ َفتْح َو َ‬ ‫َ ٍّ َ ْ ٌّ َ َ‬
‫ِن‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ر‬ ‫ج‬ ‫ف‬ ‫ال ْ ََلم َح ْ‬
‫ر‬ ‫َلُ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ َ َ ِّ ْ َ َ ِّ َ ٍّ َ ْ ْ ٌ ُ‬
‫لَع الضم ِِف َمل جر َمرور ِبالَلمِ‬
‫َ َ ُ َ ْ َ ُ َ َّ‬ ‫ْ َ ُّ َ ْ َ ْ ُ ْ ُ ْ َ َ ِّ َ ْ‬
‫َب ليس مقدم‬ ‫بخ‬ ‫اْلار و المجرور ِِف َمل ن ٍ‬
‫ص‬
‫َ ٍّ َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫َ ْ‬ ‫ِْ‬
‫ِن لَع السكو ِ‬ ‫حرف جر مب ِ‬ ‫ِف‬
‫فَ َ‬
‫اء – يَ ِف ُء‪ْ َ -‬‬ ‫ْ َ َ َ َ َ ِّ َ ْ َ ٌ‬ ‫ْ‬
‫ِف ًء‬ ‫ْسة‬ ‫ِا ْس ٌم َمر ْو ٌر ِب ِ"ِف" ونَلم جرهِ ك‬
‫َْ‬
‫فءِ‬ ‫ال َ ْ‬
‫َ ًّ‬ ‫َ َّ َ ُّ‬ ‫ْ َْ َ َ ُ ٌ َْ ْ ٌ َ ََ َ َْ َ ٌُ‬ ‫َ‬
‫َيق ‪ -‬حقا‬ ‫حق – ِ‬ ‫ِاسم ليس مؤخر مرفوع ونَلم رف ِع ِه ضم‬ ‫حق‬
‫َب ‪ -‬إ ْخ َباراً‬ ‫ُي ُ‬ ‫َ ْ ََ ُْ‬ ‫َ ْ ٌّ َ َ ْ َ ْ َ َ َ ْ ٌ ُ ٌ َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫َ‬ ‫ٌْ‬ ‫َ ْ َََ‬
‫أخَب ‪ِ ِ -‬‬ ‫اض مب ِِن لَع الفت ِح واا ض ِمْي مت ِصل مب ِِن لَع‬ ‫فِعل م ٍ‬ ‫أخَبنا‬
‫ْ ٌ‬ ‫ْ َ َ ِّ َ ْ‬
‫ب َمفع ْول ِب ِه‬ ‫السكو ِ ِِف َمل ا ٍ‬
‫ص‬
‫‪USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH‬‬ ‫‪AL IMAM AL HUMAIDIY‬‬
‫‪35‬‬

‫َ ٍّ َ ْ ٌّ َ َ ْ َ ْ‬ ‫َ ْ‬
‫ْس‬
‫حرف جر مب ِِن لَع الك ِ‬ ‫ِب‬
‫اْلا ِء‬ ‫لَع الْ َفتْ ِح ِ ْ‬
‫ِف ََمَ ِّل َج ٍّر ََمْر ْو ٌر ب َ‬ ‫ْ َ َ َ ْ ٌّ َ َ‬
‫ِاسم إشار ٍة مب ِِن‬
‫ٰ َ‬
‫ذل ِك‬
‫ِ‬
‫َ ٌ‬ ‫ْ َ ٌ‬ ‫َ‬ ‫ٌ‬ ‫َ ٌ‬ ‫َغ ْ ُ‬
‫فا ِنل َم ْرف ْوع َو َنَل َم َرف ِع ِه ض ُم َو ه َو مضاف‬ ‫ي‬
‫َ ٌ َ ْ َ ْ ْ ٌ َ َ َ َ َ ِّ َ ْ َ ٌ‬
‫مضاف ِإِل ِه َمرور ونَلم جرهِ كْسة‬ ‫َواح ٍِد‬

‫َ ٍّ َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫َ ْ‬
‫ِ‬ ‫و‬ ‫ك‬ ‫الس‬ ‫لَع‬ ‫َح ْرف جر مب ِِن‬ ‫عن‬
‫َ َ َ َْ ُ ُْ ً‬ ‫َ ْ َ َ َ َ َ ِّ َ ْ َ ٌ‬ ‫َْ‬ ‫َ‬
‫ملك ‪ -‬يملِك – ملك‬ ‫ِا ْس ٌم َمر ْو ٌر ِب "عن" ونَلم جرهِ كْسة‬ ‫مال ٍِك‬
‫َب َن – يَبْن – ب َن ً‬ ‫َ ٌ‬ ‫َ ْ ْ ٌ َ َ َ َ َ ِّ َ ْ َ ٌ‬ ‫ٌَ‬ ‫ْ‬
‫اء‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ْسة َو ه َو مضاف‬ ‫بَدل ِم ْن َمال ِ ٍك َمرور ونَلم جرهِ ك‬ ‫ب ِن‬
‫َ ٌ َ ْ َ ْ ْ ٌ َ َ َ َ َ ِّ َ ْ َ ٌ‬ ‫ََ‬
‫مضاف إِِل ِه َمرور ونَلم جرهِ كْسة‬ ‫أن ٍس‬
‫ْي متُ ِص ٌل َمبْ ٌّ‬ ‫الهاء َضم ْ ٌ‬ ‫لَع ال َفتْح َو َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ َ ْ َ ْ ْ َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫َّ ُ‬
‫ِن‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِن‬‫ِ‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫د‬‫ٍ‬ ‫ي‬ ‫ك‬
‫ِ‬ ‫و‬ ‫ت‬ ‫ف‬ ‫ر‬ ‫ح‬ ‫ن‬ ‫ه‬ ‫أن‬
‫ْ َُ‬ ‫َ َ ُ ِّ ْ َ َ ِّ َ ْ‬
‫ب ِاسم ن‬ ‫لَع الضم ِِف َمل اص ٍ‬
‫ً‬ ‫َ َ‬ ‫ْي م ْستَ ٌ‬ ‫لَع الْ َفتْح َو فَانله َضم ْ ٌ‬ ‫ْ ٌ َ َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫َ َ‬
‫قال ‪ -‬يقول ‪ -‬قول‬ ‫ِت َج َوازا‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫فِعل ما ٍض مب ِِن‬ ‫قال‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َْ‬
‫تق ِديْره ه َو يع ْود َلَع َمال ِ ٍك‬
‫َ َ ْ َ َ ِّ َ ْ َ َ ُ َّ‬ ‫َ ُْ ْ َ ُ َ ْ ْ َ ْ َ‬
‫واْلملة مِن ال ِفع ِل والفاع ِِل (قال) ِِف َمل رف ٍع خَب إِن‬
‫َْ ًْ‬ ‫ُ َ ِّ‬ ‫َ َّ‬ ‫َ ْ ٌّ َ ْ َ ْ‬ ‫ف ْع ٌل َ‬ ‫قَ َّس َ‬
‫قس َم ‪ -‬يقس ُم ‪ -‬تق ِسيما‬ ‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫ِ‬ ‫ب‬‫م‬ ‫اض‬ ‫ٍ‬ ‫م‬ ‫ِ‬ ‫م‬
‫ََ َ َ ٌ َ ْ ْ ٌ َ َ َ َ َ ْ َ ٌُ‬ ‫َ‬ ‫َْ‬ ‫ُ‬
‫لفظ اجلَلل ِ فا ِنل مرفوع و و نَلم رف ِع ِه ضم‬ ‫الل‬
‫َََ َ ََ‬ ‫ََ َ‬ ‫األلف َو فَانله َضم ْ ٌ‬ ‫َْ ََ َْ َ ُ ََ َ‬ ‫ف ْع ٌل َ‬ ‫ََ َ‬
‫تعاَل ‪ -‬يتعاَل ‪ -‬تع ِاِلًا‬ ‫ْي‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫لَع‬ ‫ر‬
‫ٍ‬ ‫د‬ ‫ق‬ ‫م‬ ‫ح‬ ‫ٍ‬ ‫ت‬ ‫ف‬ ‫لَع‬ ‫ِن‬‫ٌّ‬
‫ِ‬ ‫ب‬‫م‬ ‫اض‬ ‫ٍ‬ ‫م‬ ‫ِ‬ ‫اَل‬ ‫تع‬
‫َ َ ْ ََ‬ ‫ْ َ ٌ َ َ َْ ْ‬
‫لل‬
‫مست ِِت جوازا تق ِديره هو يعود لَع ا ِ‬
‫فَ َ‬
‫اء – يَ ِف ُء‪ْ َ -‬‬ ‫َْ ْ ٌ َ ََ َ َ ْ َْ َ ٌ‬ ‫ْ ٌ‬ ‫ْ‬
‫ِف ًء‬ ‫َمفع ْول ِب ِه مةصوب و نَلم اص ِب ِه فتح‬ ‫ف َء‬ ‫ال َ ْ‬
‫َ ْ ٌّ َ ْ َ ْ‬ ‫َح ْرف َع ْ‬ ‫َ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫ِ‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ف‬ ‫ٍ‬ ‫ط‬ ‫ف‬
‫ً‬ ‫َ َ َُ ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ف ْع ٌل َ‬ ‫َ َ‬
‫قال ‪ -‬يق ْول ‪ -‬قول‬ ‫َ‬
‫ِت ج َوازا‬ ‫ْي م ْست ٌ‬
‫ِ‬
‫ْ‬
‫ِن َلَع الفتح َو فانله ضم ٌ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫اض َمبْ ٌّ‬
‫ِ‬ ‫ٍ‬ ‫م‬ ‫ِ‬ ‫ال‬ ‫ق‬
‫َ َ ْ ََ‬ ‫َْ ْ‬
‫لل‬
‫تق ِديره هو يعود لَع ا ِ‬

‫‪USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH‬‬ ‫‪AL IMAM AL HUMAIDIY‬‬


‫‪36‬‬

‫َْ‬ ‫ْ‬ ‫َ َّ َ ُ ْ ُ‬ ‫َُْ َ َُْ‬


‫َمق ْول الق ْو ِل‬ ‫ج ِرين اَّلِين أخ ِرجوا مِن‬ ‫﴿ل ِلفقراءِ المها ِ‬
‫ياره ِْم﴾‬
‫ِد ِ‬
‫َ ْ ٌّ َ ْ َ ْ‬ ‫َح ْرف َع ْ‬ ‫َ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫ِ‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ف‬ ‫ٍ‬ ‫ط‬ ‫ف‬
‫ً‬ ‫َ َ َُ ُ‬ ‫ْي م ْستَ ٌ‬ ‫لَع ال َفتْح َو فَانله َضم ْ ٌ‬ ‫ْ‬ ‫َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫ٌْ‬ ‫َ َ‬
‫قال ‪ -‬يق ْول ‪ -‬قول‬ ‫ِت َج َوازا‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫فِعل َم ٍض مب ِِن‬ ‫قال‬
‫َ َ ْ ََ‬ ‫َْ ْ‬
‫لل‬
‫تق ِديره هو يعود لَع ا ِ‬
‫ْ‬ ‫ْ َ ْ ْ َ ُ ُ َ َ َّ َ ْ ْ َ َ َ ْ ْ َ‬ ‫ُ‬ ‫َ َّ َ َ‬
‫﴿واَّلِين جاءوا مِن بع ِدهِم يقولون ربنا اغ ِفر لا مقول القو ِل‬
‫ْ َ‬
‫َو ِ ِإلخ َوان ِنا ﴾‬
‫َ ْ ٌّ َ ْ َ ْ‬ ‫َح ْرف َع ْ‬ ‫َ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫ِ‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ف‬ ‫ٍ‬ ‫ط‬ ‫ف‬
‫َ َ ِّ َ ْ ْ َ َ ٌ‬ ‫ْ َ ْ َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫َ ْ‬
‫ِف َمل رف ٍع مبتدن‬ ‫لَع السكو ِ ْ‬ ‫ِاسم َش ٍط مب ِِن‬ ‫من‬
‫ِ‬
‫و‬ ‫ك‬ ‫الس‬
‫َ ْ َ ْ َ َ ْ َ ْ ٌّ َ َ‬
‫لَع‬ ‫ِن‬ ‫ب‬‫م‬ ‫ز‬‫ج‬ ‫و‬ ‫ْف‬ ‫ن‬ ‫ف‬ ‫ر‬ ‫ح‬ ‫م‬‫لَ ْ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫مٍ‬ ‫ٍ‬
‫ْ ٌ َ َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ٌ‬ ‫ْ‬ ‫ٌْ َ ٌ َْ‬ ‫َُْ‬
‫ارع َمزوم ِبلم و نَلم جز ِم ِه سكو و فا ِنله‬ ‫ِ‬ ‫ض‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫ف‬
‫ِ‬ ‫ل‬ ‫يق‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َْ‬ ‫ْي م ْستَ ٌ‬ ‫َضم ْ ٌ‬
‫ِت َج َوازا تق ِديْره ه َو يع ْود َلَع َم ْن‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ َ َ َ ْ ٌّ َ‬ ‫ٰ َ‬
‫ِن َلَع السكو ِ َمق ْول الق ْو ِل‬ ‫ِ‬ ‫ب‬‫م‬ ‫ة‬
‫ٍ‬ ‫ار‬ ‫إش‬ ‫م‬ ‫س‬ ‫ا‬
‫ِ‬ ‫ا‬‫ذ‬ ‫ه‬

‫َ‬
‫الكريمْ‬ ‫ْ ُ‬
‫القرآْ‬ ‫َ ْ َ ُ َّ َ‬
‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ع ِقيدة السل ِف ِِف‬

‫‪USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH‬‬ ‫‪AL IMAM AL HUMAIDIY‬‬


37

َ ٌ ْ َ ٌ َْ َ َ َ َ ْ ْ َ َ َْ ْ َ َ َ ْ
‫لل َو َم ْن قال َمل ْوق فه َو مبتَ ِدع ل ْم‬ ِ ‫َوالقرآ لَكم ا‬
ِ ‫ القرآ لَكم ا‬:‫ س ِمعت سفيا يقول‬،‫لل‬
َ َ ْ َ َ َ َْ َْ
.‫نسمع نحدا يقول هذا‬

Aqidah Salaf Seputar Al Qur’an Al Karim

Al-Qur’an adalah Kalamullah. Saya telah mendengar Sufyân berkata, “Al-

Qur’an adalah Kalamullah. Barangsiapa yang mengatakan bahwa Al-Qur`an

adalah makhluk, maka ia merupakan seorang mubtadi’ (ahli bid’ah). Tidak

pernah kami mendengar seorang pun mengatakan hal ini.

ُ َّ ْ ُ ََ
‫الفوائ ِد ال ِعل ِمية‬

Kaitan antara bab 4 dengan bab-bab yang sebelumnya adalah Al-

Qur’an merupakan takdir Allah, dengan membacanya dan mengamalkan

sesuai sunnah akan menambahkan keimanan kita, dan di dalam Al-Qur’an

terdapat pujian untuk para shahabat Nabi radhiyallahu ‘anhum. Kaidah yang

bisa kita ambil bahwa banyak sekali nama–nama Al-Quran diantaranya

adalah Al-Furqan; Al-Kitab; Al-Bayan; Al-Qaul; Ar-Ruh; Al-Amar; At-Tanzil;

termasuk yaitu Kalamullah.

Kalamullah berdasarkan dalil Al-Quran:


ٗ َ َّ َ ُ َ َ َ َ
٨٧ۡ‫ٱّللِۡحدِيثا‬
ۡ ۡ‫…ۡومنۡأصدقۡمِن‬

USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH AL IMAM AL HUMAIDIY


38

“Siapakah orang yang lebih benar perkataannya daripada Allah”(QS: An-Nisaa


Ayat: 87)

ٗ ‫وَسۡتَكل‬ َّ َّ َ
َٰ َ ‫ٱّللۡ ُم‬
١٦٤ۡ‫ِيما‬ ُۡ ۡ‫ۡ َوَّك َم‬..

“Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung”(QS: An-Nisaa Ayat:
164)

Dan banyak sekali didalam ayat lainnya, juga seperti terjadi dialog

terhadap Allah dengan malaikat, tentang penciptaan Nabi Adam ‘alaihis

salaam dan dilanjutkan dialog Allah dengan Nabi Adam ‘alaihi salaam karena

melanggar aturan Allah, yang lain terdapat percakapan Allah dengan iblis.

Pada surat Yaa-Siin juga menyinggung bahwa Allah mengucapkan salam

kepada penduduk ahli surga.

٥٨ۡ‫ِيم‬
‫ح‬ ‫ۡر‬ َّ ‫مۡقَو َٗلۡم‬ٞ َٰ ‫َس َل‬
َّ ‫ِنۡرب‬
ٖ ٖ

“Salam sebagai ucapan selamat dari Rabb yang Maha Penyayang”(QS: Yaa-Siin

Ayat: 58)

Dan masih banyak ayat-ayat lainnya. Didalam hadits disebutkan Allah

berbicara kepada para ahli surga:


ْ ُ َ ْ َ ُ ُ َ َ َ ْ َ ْ َ َ َ َّ َ َ ْ َّ َ َ ُ ُ َ َ َّ َ ْ َ ْ َ َ َّ َ ْ ْ َ ُ ُ َ َ َّ َّ
‫ هل ر ِضيتم ؟‬: ‫ فيقول‬، ‫ َليك ربنا وسعديك‬: ‫ فيقولون‬، ‫ يا أهل اْلن ِة‬: ‫إِن اَّلل يقول أله ِل اْلن ِة‬
ْ ََ ْ َ ْ ُ ْ ُ ََ ُ ََُ َ ْ َ ْ ً َ َ ْ ُ َْ َ ََ ْ َ ْ َ َْ َ َ َْ ََ َ َ َ ُ ََُ
‫ أنا أع ِطيكم أكَث مِن‬: ‫ فيقول‬، ‫ وما لا ل نرَض وقد أعطيتنا ما لم تع ِط أحدا مِن خل ِقك‬: ‫فيقولون‬

USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH AL IMAM AL HUMAIDIY


39

ُ َْ َ ُ َ ْ َ َ ْ ُ ْ َ َ ُّ ُ َ َ َ َ ْ ُ َ ْ َ ْ َ ُّ َ َ ِّ َ َ ُ َ َ َ
‫ أحِل عليك ْم رِض َو ِاِن فل أسخط عليك ْم‬: ‫َش ٍء أفضل مِن ذل ِك ! ؟ قال‬ ‫ وأي‬، ‫ يا رب‬: ‫ قالوا‬، ‫ذل ِك‬
ًََ َ ْ َ
‫بعدهُ أبدا‬

“Sesungguhnya Allah berfirman kepada penghuni surga, “Wahai penghuni surga”


mereka menjawab “Ya, aku penuhi panggilanMu wahai Rabb kami dengan penuh
sukacita,” lalu Allah berfirman “Apakah kalian telah ridho” mereka menjawab
“Bagaimana mungkin kami tidak ridho padahal Engkau telah memberi kami apa saja
yang tidak Engkau berikan kepada siapapun dari mahlukMu”, lalu Allah berfirman
“Aku akan berikan kepada kalian sesuatu yang lebih utama daripada itu semua”
(maksudnya adalah kenikmatan surga), mereka bertanya “Apakah yang lebih baik
dari itu semua” Allah pun menjawab “Aku halalkan untuk kalian keridhaanKu oleh
karenanya Aku tidak akan benci kepada kalian setelahnya untuk selama-
lamanya.”(HR.Muslim No. 5057)

Riwayat hadits Bukhari lainnya menjelaskan Allah berbicara dengan

Nabi Nuh ‘alaihis salaam. Pada hari kiamat Nabi Nuh ‘alaihis salaam dipanggil

untuk ditanya tentang risalahnya apakah telah disampaikan kepada

umatnya. Dan dialog Allah dengan Nabi kita Muhammad shalallahu ‘alaihi wa

sallam tentang permasalahan jumlah shalat pada riwayat Muslim, dan masih

banyak hadits-hadits lainnya yang menunjukkan bahwa Allah itu berbicara.

Dan diantara perkataan shahabat Rasulullah yaitu Umar bin Khatab

radhiyallahu ‘anhu di mimbar, beliau berkata: “Sesungguhnya Quran ini

adalah Kalamullah”

USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH AL IMAM AL HUMAIDIY


40

Kesimpulannya dalam bab ini telah terjadi ijma’ ahli sunnah wal jama’ah

adalah Allah itu berbicara dengan perkataan yang hakiki kapanpun juga dan

bagaimanapun juga dan dengan siapapun yang Ia kehendaki.

Allah hanya memberikan kabar tentang diriNya sesuai dengan apa

yang ditangkap oleh batas kemampuan manusia berinderawi, tetapi pada

saat yang sama Allah juga memberi kabar tentang batasan manusia

menginderawikan Allah yaitu sifat Kalam Allah tidak ada yang menyerupai

dengan kalam mahlukNya. Allah mempunyai kalam, mahluknya juga

mempunyai kalam, akan tetapi hakikatnya tidak akan serupa seperti yang

Allah firmankan:
َ َ َ
َ ٗۖ ٞ‫ۡك ِمثل ِ ۡهِۦۡ ََشء‬
َّ ۡ‫ۡو ُه َو‬
ُۡ ‫ص‬
١١ۡ‫ي‬ ُۡ ‫ٱلس ِم‬
ِ َ‫يعۡٱۡل‬ ‫ۡليس‬..

“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dialah yang Maha Mendengar

dan Maha Melihat“ (QS. Asy Syuura : 11)

Dan semua perbuatan manusia seperti membaca mendengar dan

menulis Al-Qur’an maka itu adalah mahluk Allah. Sedangkan apa yang

dibaca apa yang didengar dan apa yang ditulis adalah Kalamullah.

Pernah terjadi di zaman Imam Bukhari dan Imam Muhammad Bin

Yahya Adz-Dzuhli (beliau adalah salah satu guru Imam Bukhari), tatkala

Imam Bukhari datang ke Naysabur untuk mengajarkan hadits dan muridnya

USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH AL IMAM AL HUMAIDIY


41

semakin banyak sehingga ada dengki antara ulama-ulama di Naysabur.

Kisahnya, ada yang bertanya kepada Imam Bukhari tentang pelafalan Al-

Qur’an apakah mahluk Allah atau Kalamullah setelah mendengar

pernyataan itu Imam Bukhari berpaling dan tidak mau menjawab sampai

tiga kali pertanyaan, orang itupun memaksa dan pada akhirnya Imam

Bukhari menjawab: “Al-Quran adalah kalam Allah bukan mahluk sementara

perbuatan hamba adalah mahluk dan menguji seseorang dengan pertanyaan

semacam ini adalah bid’ah”.

Yang menjadi sumber masalah ini adalah tatkala menyimpulkan secara

gegabah bahwa Imam Bukhari berpendapat bahwa Al-Qur’an yang aku

lafalkan adalah mahluk. Dalam riwayat lain Bukhari menjawab “Perbuatan

kita adalah mahluk sedangkan lafal kita termasuk perbuatan kita”. Hal itu

menimbulkan berbagai persepsi diantara hadirin, ada yang mengatakan

“Kalau begitu Al-Qur’an yang saya lafalkan adalah mahluk” sebagian lain

membantah “Beliau tidak mengatakan demikian”, akhirnya timbullah

kesimpangsiuran dan kesalahpahaman diantara para hadirin sehingga

terjadi ketegangan antara Imam Bukhari dan guru beliau yang akhirnya

Imam Bukhari pun memilih pergi dari Naysabur untuk meredam

ketegangan yang terjadi pada masyarakat pada saat itu juga.

Di zaman Imam Ahmad, di masa Khalifah Al-Makmun, mewajibkan

kepada masyarakat untuk menyatakan bahwa Al-Qur’an adalah mahluk

USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH AL IMAM AL HUMAIDIY


42

Allah maka barang siapa yang tidak mau menyatakan hal tersebut akan

disiksa. Sehingga Imam Ahmad disiksa dengan hebat bahkan diancam

dibunuh dengan pedang tetapi beliau gigih mempertahankan keyakinannya

bahwa Al-Qur’an adalah Kalamullah, karena beliau termasuk panutan

masyarakat. Berbeda dengan ulama–ulama sunnah yang hidup bersama

beliau, dimana mereka mengetahui kondisi tingkatan panutan masyarakat

kepada mereka jauh berbeda dengan Imam Ahmad.

Terdapat akibat buruk bagi seseorang yang meyakini bahwa Al-Qur’an

adalah mahluk Allah yaitu membuka peluang bagi musuh-musuh Islam

untuk membuat keraguan di dalam tubuh umat Islam dengan menyatakan

bahwa Al-Qur’an adalah mahluk Allah, yang berarti mempunyai

kekurangan karena kesempurnaan adalah milik Allah. Berbeda halnya

dengan mereka yang meyakini bahwa Al-Qur’an adalah Kalamullah,

termasuk sifat-sifat Allah yang baik dan sempurna sehingga membuat hati

mereka tentram dalam mengamalkan Al-Qur’an.

ُ ْ
‫اإلع َراب‬
ِ

USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH AL IMAM AL HUMAIDIY


‫‪43‬‬

‫‪Tashrif‬‬ ‫‪I’rab‬‬ ‫‪Kata‬‬


‫َ ْ ٌّ َ َ ْ‬ ‫ْ َْ‬ ‫َ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫اف مب ِ‬ ‫ح ْرف اس ِتئة ٍ‬ ‫َو‬
‫َْ َ ٌ َ ْ ْ ٌ َ َ َ َ َ ْ َ ُ ٌ‬ ‫ُ ُ‬
‫قََرأَ ‪ -‬يَ ْقَرأُ ‪ -‬قَِراءَ ًة و قُ ْر ً‬
‫نً‬ ‫مبتدن مرفوع ونَلم رف ِع ِه ضم‬ ‫الق ْرآن‬
‫َ ٌ‬ ‫ْ َ ٌ‬ ‫ٌ َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ََ ُ‬
‫خ ََب المبْتَدن ِ َم ْرف ْوع َو َنَل َم َرف ِع ِه ض ُم َوه َو مضاف‬ ‫َكم‬
‫َ َ َ َ ٌ َ ْ َ ْ ْ ٌ َ َ َ َ َ ِّ َ ْ َ ٌ‬ ‫َْ‬ ‫َّ‬
‫ْسة‬ ‫لفظ اجلَلل ِ مضاف إِل ِه َمرور ونَلم جرهِ ك‬ ‫اَّلل‬
‫ِ‬
‫َ ْ ٌّ َ َ ْ‬
‫ِن َلَع فت ٍح‬ ‫َسم َع ف ْع ٌل َ‬ ‫َ ْ ُ‬
‫ََِس َع ‪ -‬يَ ْس َم ُع ‪َ -‬سَْ ًعا‬ ‫ِ‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫اض‬ ‫ٍ‬ ‫م‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ت‬ ‫س ِمع‬
‫َ ْ ٌ ُ ٌ َ ْ ٌّ َ َ ُ ْ َ َ ِّ ْ َ ٌ‬ ‫َواتلَّ ُ‬
‫ِف َمل َرف ٍع فا ِنل‬ ‫ض ِمْي مت ِصل مب ِِن لَع الض ِم ِ‬ ‫اء‬
‫َ ْ ٌْ ٌَُ َْ ْ ٌ َ ََ َ َ ْ َْ َ ٌ‬ ‫ُ َْ َ‬
‫مفعول نول مةصوب ونَلم اص ِب ِه فتح‬ ‫سفيان‬
‫َ َ َ‬ ‫ْ َ ٌ َ‬ ‫ٌ َ‬ ‫ٌْ َ ٌ‬ ‫َُ ُ‬
‫قال ‪ -‬يق ْول ‪ -‬قوَل‬ ‫ارع َم ْرف ْوع َو َنَل َم َرف ِع ِه ض ُم َوفا ِنله‬ ‫ِفعل مض ِ‬ ‫يق ْول‬
‫َ َ ْ ََ َْ َ‬ ‫َْ‬ ‫ْي م ْستَ ٌ‬ ‫َضم ْ ٌ‬
‫ِت َج َوازا تق ِديْره هو يعود لَع سفيا‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َْ ُْ َ‬ ‫ْ َ َ ِّ َ ْ‬ ‫َ ُْ ْ َ ُ َ ْ َ َ‬
‫ان‬
‫ب مفعول ث ٍ‬ ‫واْلملة مِن ال ِفع ِل و الفاع ِِل ِِف َمل نص ٍ‬
‫َ ْ ٌّ َ َ ْ‬ ‫َح ْرف َع ْ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫ِ‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ف‬ ‫ٍ‬ ‫ط‬ ‫َو‬
‫َ َ ِّ َ ْ ْ َ َ ٌ‬ ‫ْ َ ْ َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫َ ْ‬
‫ِف َمل رف ٍع مبتدن‬ ‫لَع السكو ِ ْ‬ ‫ِاسم َش ٍط مب ِِن‬ ‫من‬
‫ِ‬
‫َ َ َ‬ ‫ْي م ْسُُّّتَ ٌ‬ ‫الفتْح َوفَانله َضُُّّم ْ ٌ‬ ‫َ ْ ٌّ َ َ َ‬ ‫ٌْ َ‬ ‫َ َ‬
‫قال ‪ -‬يق ْول ‪ -‬قوَل‬ ‫ِت‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫اض مب ِِن لَع‬ ‫فِعل م ٍ‬ ‫قال‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َْ‬
‫َج َوازا تق ِديْره ه َو يع ْود َلَع َم ْن‬
‫َ َْ ٌ َْ‬
‫َب مبْ َتدن ٍ َمذ ْوف ت ق ِديْره "‬ ‫الق ْول َو ه َو َخ َ ٌ‬ ‫َ‬
‫ل‬ ‫َمق ْ‬
‫و‬ ‫ق‬ ‫و‬‫َملُ ْ‬ ‫َْ‬
‫َخلَ َق ‪ََ -‬يْلُ ُق – َخ ْل ًقا‬ ‫ِ‬
‫َْ ٌ‬
‫الق ْرآ َمل ْوق"‬
‫َ ْ َ ْ ٌّ َ َ ْ‬ ‫َح ْرف َج َ‬ ‫َ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫ِ‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ط‬ ‫ٍ‬ ‫َش‬ ‫اب‬‫ِ‬ ‫و‬ ‫ف‬
‫َ َ ِّ َ ْ ْ َ َ ٌ‬ ‫َ ْ ٌ ْ َ ٌ َ ْ ٌّ َ َ َ‬ ‫ُ‬
‫ِف َمل رف ٍع مبتدن‬ ‫الفتْ ِح ِ ْ‬ ‫ض ِمْي مةف ِصل مب ِِن لَع‬ ‫ه َو‬
‫َْ َ َ ْ ْ ٌ َ َ َ َ َ ْ َ ُ ٌ‬ ‫َ‬ ‫َُْ‬
‫اعا‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ع ‪ -‬يَْب تَدعُ ‪ -‬ابْت َد ً‬
‫ابْتَ َد َ‬ ‫خ ََب المبتدن ِ مرفوع ونَلم رف ِع ِه ضم‬ ‫مبتدِع‬
‫َ ُ ْ َ ُ َ ُ ْ َ َ ِ َ َ َ ْ َ َ ِّ َ ْ َ َ ُ َ ْ‬
‫َب من‬ ‫َب ِِف َمل رف ٍع خ‬
‫واْلملة مِن المبتدأ و اخل ِ‬

‫‪USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH‬‬ ‫‪AL IMAM AL HUMAIDIY‬‬


‫‪44‬‬

‫َ ْ َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫َح ْ‬ ‫لَ ْ‬
‫ِن لَع السكو ِ‬ ‫ِ‬ ‫ب‬‫م‬ ‫مٍ‬ ‫ز‬ ‫ج‬ ‫ف‬ ‫ر‬ ‫م‬
‫ِ‬ ‫ْ ٌ ََ‬ ‫َ‬
‫ع ََمْز ْو ٌم َو َنَل َم َج ْ‬ ‫ٌْ َ ٌ‬ ‫َْ َ ْ‬
‫ََس َع ‪ -‬يَ ْس َم ُع ‪َ -‬سَْ ًعا‬ ‫ه‬‫ل‬‫ن‬‫ِ‬ ‫ا‬ ‫ف‬‫و‬ ‫و‬ ‫ك‬ ‫س‬ ‫ه‬
‫ِ‬ ‫م‬
‫ِ‬ ‫ز‬ ‫ار‬
‫ِ‬ ‫ض‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫ف‬
‫ِ‬ ‫ع‬ ‫نسم‬
‫َْ‬ ‫َْ‬ ‫ْي م ْستَ ٌ‬ ‫َضم ْ ٌ‬
‫ِت وج ْوبا تق ِديْره َنن‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َْ ْ ٌ َ ََ َ َ ْ َْ َ ٌ‬ ‫َْ ٌْ‬ ‫َ َ ً‬
‫مفعول ِب ِه مةصوب ونَلم اص ِب ِه فتح‬ ‫أحدا‬
‫َ َ َ‬ ‫ْ َ ٌ َ‬ ‫ٌ َ‬ ‫ٌ‬ ‫ٌْ َ‬ ‫َُُْ‬
‫ارع َم ْرف ْوع َو َنَل َم َرف ِع ِه ضُُّّ ُم َوفا ِنله قال ‪ -‬يق ْول ‪ -‬قوَل‬ ‫ِ‬ ‫ُّ‬
‫ُّ‬ ‫ض‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫ف‬
‫ِ‬ ‫ل‬ ‫يقو‬
‫َ َ ْ َ َ ََ‬ ‫َْ‬ ‫ْي م ْستَ ٌ‬ ‫َضم ْ ٌ‬
‫ِت َج َوازا تق ِديْره هو يعود لَع نح ٍد‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ‬ ‫ْ َ َ ِّ َ ْ‬ ‫ْ َ َ‬ ‫َ‬ ‫َ ُْ ْ َ ُ‬
‫ب حال‬ ‫واْلملة مِن ال ِفع ِل و الفاع ِِل ِِف َمل نص ٍ‬
‫ْ ٌ‬ ‫َ‬ ‫إ ْسم إ َش َ‬ ‫َ‬
‫ار ٍة َمق ْول الق ْو ِل َمفع ْول ِب ِه‬ ‫ِ ِ‬ ‫ا‬‫هذ‬

‫‪USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH‬‬ ‫‪AL IMAM AL HUMAIDIY‬‬


45

َ ْ ْ َ َ ْ ُ ُ َْ
‫ان‬
ِ ‫اإليم‬
ِ ‫قول سفيان ِِف‬

ْ َْ ْ َ َ َ ََ ْ ٌ َ ٌ َ ْ ْ ‫َو َسُُّّم ْعت سُُّّ ْف َيا َ َيق‬


‫ ف قال ٰل نخوه ِإبرا ِهيم بن‬. ‫اإلي َما ق ْول َوع َمل َو َي ِز ْيد َو َيةقَم‬
ْ
ِ : ‫ل‬ ‫و‬ ِ
ََْ َ ُ َ َْ َ َ ْ ْ َ ََ َ ََ َْ ْ َ َ ُ َ ََ َ ََْ َ
‫ بل حىت َل يبَق‬، ‫" ا سكت يا ص ِِب‬: ‫ فغ ِضب وقال‬." ‫ َل تقل يةقَم‬، ‫" يا نبا َمم ٍد‬: ‫عيية‬

ْ َ ‫ِمةْه‬
. " ‫ش ٌء‬

Perkataan Sufyan Bin ‘Uyainah Tentang Iman

Saya mendengar Sufyân berkata, “Dan iman adalah ucapan dan amal, (bisa)

bertambah dan berkurang,” maka saudara Beliau, Ibrahim bin ‘Uyainah,

berkata, “Wahai Abu Muhammad, janganlah engkau mengatakan, ‘iman itu

berkurang’.” Sufyân pun marah kemudian berkata, “Diamlah engkau, wahai

anak kecil! Demikianlah bahwa iman itu berkurang hingga tidak bersisa

sedikitpun.”

ُ َّ ْ ُ َ
‫الف َوائ ِد ال ِعل ِمية‬

Kaitan bab ini dengan bab sebelumnya adalah bahwa iman dapat

bertambah dan berkurang. Bab ini diletakkan setelah bab aqidah salaf fi Al-

Qur’an kemungkinan karena Imam Al Humaidi baru mengingat ada

perkataan dari Sufyan, gurunya, terkait dengan bab iman mencakup

perkataan dan perbuatan dengan alasan hanya di bab empat Imam Al

Humaidi menyebutkan nama gurunya, seakan-akan beliau mengingat


USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH AL IMAM AL HUMAIDIY
46

kembali gurunya, Sufyan, dan perkataannya mengenai iman mencakup

perkataan dan perbuatan. Dan perkataan gurunya ini sebagai penguat

pembahasan sebelumnya.

Sufyan yang dimaksud oleh Imam Al Humaidi adalah guru beliau,

Sufyan bin ‘Uyainah bin Abi Imran Maimun, lahir di Kufah pada 107H.

Kunyahnya Abu Muhammad al Hilali al Kuufi al Makki. Seorang imam

sunni dan ahli hadits di tanah haram, Mekkah. Beliau menuntut ilmu hadits

sejak berusia 10 tahun. Beliau sempat bertemu dengan sekitar 80 tabi’in dan

mendengar hadits dari 70 orang diantara mereka, yang paling terkenal

diantaranya adalah Ja’far ash Shadiq, Umair at Thaur, dan Abdullah bin

Dinar. Jumlah hadits yang diriwayatkan oleh ibnu ‘Uyainah adalah sekitar

7000 hadits dan beliau tidak memiliki karya tulis berupa buku. Pada tahun

163 H, beliau pindah ke Mekkah, menetap dan mengajar hadits serta Al-

Qur’an disana sampai beliau meninggal pada 198 H.

Sufyan bin ‘Uyainah berpendapat bahwa iman dapat bertambah dan

berkurang hingga tanpa sisa, ini sesuai dengan sabda Nabi shalallahu ‘alaihi

wa sallam:

َُُْ َ ُ َ َ َ َْ ْ َ َ ُ َ َ ُ َْ َ َ ْ ُ َْ ْ َ ُ ً َ َ َ َ ْ َ َ َ ْ َ َّ
، ‫ فإِذا ه َو ن َزع َواستغف َر َوتاب س ِقل قلبه‬، ‫اء‬‫كتت ِِف قلبِ ِه نكتة سود‬ِ ‫إن العبد إِذا أخطأ خ ِطيئة ن‬

ُ َ ْ َ ُ ْ َ َّ َ َ َ َ َ ْ
‫َوإِن َعد ِزيد فِيها حَّت تعل َو قلبه‬

USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH AL IMAM AL HUMAIDIY


47

“Sesungguhnya seorang hamba jika melakukan perbuatan dosa maka akan tertitik
dalam hatinya noda hitam, jika ia menghilangkannya dengan memohon ampun dan
diampuni maka hatinya itu dibersihkan. Jika ia melakukan kesalahan lagi maka titik
hitam itu akan ditambah sehingga bisa menutupi hatinya.”(HR. Ibnu Majah dan
Tirmidzi)

Dalil hadits yang secara eksplisit menerangkan bahwa iman dapat

berkurang adalah berikut ini:


ْ َ َ َ َ َ ْ َ َ َْ ْ َ ْ َ‫ فَإ ْ ل َ ْم يَست‬،‫ْيه بيَده‬
َ ‫طع فَبل‬ ْ ِّ َ َ َ َ َ َ
‫لبه َوذل ِك نض َعف‬‫ق‬
ِ ِ ‫ب‬‫ف‬ ‫طع‬‫ست‬‫ي‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫إ‬ ‫ف‬ ،‫ه‬‫ا‬
ِ ِِ ِِ‫ا‬ ‫س‬ ِ ِ ِ ِ ‫من رنى ِمةكم مةكرا فليغ‬
َ
)‫اإليما ِ (رواه مسلم‬

“Barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka hendaknya ia


mengubahnya dengan tangannya (kekuasaannya). Jika tidak sanggup, maka
hendaknya dengan lisannya. Jika tidak sanggup, maka hendaknya dengan hatinya
dan itu adalah iman yang paling lemah” (HR Muslim)

Kata lemah dalam iman termasuk iman yang berkurang. Ini juga bisa

dilihat pada hadits Rasulullah shallallohu ‘alaihi wa sallam:


ْ ٍّ
)‫ب ِمةك ُن (رواه مسلم‬ ‫َّلي ل‬ َ َ‫ارنَيْت م ْن اَاق َصات َع ْقل َودين نَ ْغل‬
‫ب‬ َ ‫َو َم‬
ِِ ٍ ِ ٍ ِ ِ ِ

“Dan aku tidak melihat ada yang kurang akal dan agamanya yang dapat

mengalahkan seseorang yang memiliki keteguhan akal daripada kalian para

wanita”.(HR.Muslim)

USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH AL IMAM AL HUMAIDIY


‫‪48‬‬

‫ْ َ ُ‬
‫اإلعراب‬
‫ِ‬

‫‪Tashrif‬‬ ‫‪I’rab‬‬ ‫‪Kata‬‬


‫ف ِ ٍ‬ ‫ٍ‬
‫ِن َعلَى ال َفْت ِح‬ ‫استْئ نَاف َمْب ِ ٌّ‬ ‫ف َعطْف أ َْو َح ْر ُ ْ‬ ‫َح ْر ُ‬ ‫َو‬
‫َ َ َْ َ ُ َ ْ ً‬ ‫اض مب ِِن علَى ال َفْت ِح والتَاء ض ِمي ر مت ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫س ِمع ‪ -‬يسمع ‪ -‬سمعا‬ ‫َّص ٌل‬ ‫َ ُ َ ٌْ ُ‬ ‫ََس َع ف ْع ٌل َم ٍ َ ْ ٌّ َ‬ ‫ت‬‫ََِسع ُ‬
‫مب ِِن علَى الض ِم ِِف ََم ِل رفْ ٍع فَ ِ‬
‫اع ٌل‬ ‫َ ْ َ َ‬ ‫َ ْ ٌّ َ‬
‫صبِ ِه فَْت َحةٌ‬ ‫ب َو َع ََل َمةُ نَ ْ‬ ‫ص ْو ٌ‬ ‫َم ْف ُع ْوٌل أ ََّوٌل َمْن ُ‬ ‫ُسفيَا َن‬
‫ً‬ ‫َ َ َُ ُ‬
‫قال ‪ -‬يق ْول ‪ -‬قول‬ ‫ض ِمْي ٌر‬ ‫ِ‬
‫ض َّمةٌ َوفَاعلُهُ َ‬
‫ِِ‬
‫ع َو َع ََل َمةُ َرفْعه َ‬ ‫ضا ِرعٌ َم ْرفُ ْو ٌ‬
‫ف ْع ٌل ُم َ‬
‫ِ‬ ‫يَْ ُقو ُل‬
‫ُم ْستَِِتٌ َج َو ًازا تَ ْق ِديْ ُرُه ُه َو يَ ُع ْوُد َعلَى ُس ْفيَا َن‬
‫ب َحال‬ ‫اع ِل ِِف ََمَ ِل نَص ٍ‬ ‫الفع ِل و ال َف ِ‬ ‫واجلملَةُ ِمن ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ ُ‬
‫َ ً‬ ‫ُْ‬ ‫َ‬
‫آمن ‪ -‬يؤم ُِن – إيمانا‬ ‫ِِ‬
‫ُمْب َت َدأٌ َم ْرفُ ْوعٌ َو َع ََل َمةُ َرفْعه َ‬
‫ض َّمةٌ‬ ‫ا ِإلْيَا ُن‬
‫ً‬ ‫َ َ َُ ُ‬
‫قال ‪ -‬يق ْول ‪ -‬قول‬ ‫ض َّمةٌ‬ ‫ِِ‬ ‫ِ‬
‫َخبَ ُر اْل ُمْب تَ َدأ َم ْرفُ ْوعٌ َو َع ََل َمةُ َرفْعه َ‬ ‫قَْول‬
‫ِن َعلَى ال َفْت ِح‬ ‫ف َمْب ِ ٌّ‬ ‫ف َعطْ ٍ‬ ‫َح ْر ُ‬ ‫َو‬
‫َ َ ً‬ ‫َ َ َ َُ‬ ‫ِِ‬
‫ع ِمل ‪ -‬يعمل ‪ -‬عمل‬ ‫ض َّمةٌ‬ ‫ع َو َع ََل َمةُ َرفْعه َ‬ ‫ف َعلَى قَ ْوٍل َم ْرفُ ْو ٌ‬ ‫َم ْعطُْو ٌ‬ ‫َع َمل‬
‫ِن َعلَى ال َفْت ِح‬ ‫ف َمْب ِ ٌّ‬ ‫ف َعطْ ٍ‬ ‫َح ْر ُ‬ ‫َو‬
‫َ‬ ‫َ َ َ ُ‬ ‫ِ‬ ‫ِِ‬ ‫ِ‬
‫زاد – ي ِزيد – زِيادة‬ ‫ض َّمةٌ َوفَاعلُهُ‬ ‫ضا ِرعٌ َم ْرفُ ْوعٌ َو َع ََل َمةُ َرفْعه َ‬ ‫ف ْع ٌل ُم َ‬ ‫يَ ِزي ُد‬
‫ض ِمْي ٌر ُم ْسَتِِتٌ َج َو ًازا تَ ْق ِديْ ُرُه ُه َو يَ ُع ْوُد َعلَى ا ِإل ْْيَا ِن‬ ‫َ‬
‫ِن َعلَى ال َفْت ِح‬ ‫ف َمْب ِ ٌّ‬ ‫ف َعطْ ٍ‬ ‫َح ْر ُ‬ ‫َو‬
‫َْ ً‬ ‫َُْ ُ‬ ‫ََ َ‬ ‫ِ‬
‫نقص ‪ -‬ينقص ‪ -‬نقصا‬ ‫ف َعلَى ( يَِزيْ ُد ) َم ْرفُ ْوعٌ‬ ‫ضا ِرعٌ َم ْعطُْو ٌ‬ ‫ف ْع ٌل ُم َ‬ ‫ص‬‫يَْنْ ُق ُ‬
‫ُ َ ً‬
‫و نقصانا‬ ‫ض ِمْي ٌر ُم ْسَتِِتٌ َج َو ًازا‬ ‫ِ‬ ‫ِِ‬
‫ض َّمةٌ َوفَاعلُهُ َ‬ ‫َو َع ََل َمةُ َرفْعه َ‬
‫تَ ْق ِدي ره هو ي عود علَى ا ِإل ْْيَ ِ‬
‫ان‬ ‫ْ ُُ ُ َ َ ُ ْ ُ َ‬

‫‪USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH‬‬ ‫‪AL IMAM AL HUMAIDIY‬‬


‫‪49‬‬

‫ف ِ ٍ‬ ‫ٍ‬
‫ِن َعلَى ال َفْت ِح‬ ‫استْئ نَاف َمْب ِ ٌّ‬ ‫ف َعطْف أ َْو َح ْر ُ ْ‬ ‫َح ْر ُ‬ ‫ف‬
‫َ‬
‫ً‬ ‫َ َ َُ ُ‬
‫قال ‪ -‬يق ْول ‪ -‬قول‬ ‫ِن َعلَى ال َفْت ِح‬ ‫اض َمْب ِ ٌّ‬ ‫فِ ْع ٌل َم ٍ‬ ‫ال‬
‫قَ َ‬
‫ض ِمْي ٌر‬ ‫ِن َعلَى ال َفْت ِح َواهلَاءُ َ‬ ‫ف َج ٍر َمْب ِ ٌّ‬ ‫الَل ُم َح ْر ُ‬ ‫َ‬ ‫لَهُ‬
‫الض ِم ِِف ََمَ ِل ج ٍر ََْمرور ِ‬ ‫ِ‬
‫ب(الَلم)‬ ‫َ ٌُْ‬ ‫ِن َعلَى َ ْ‬ ‫ُمتَّص ٌل َمْب ِ ٌّ‬
‫ََسَ ِاء‬
‫الو ُاو ِِلَنَّهُ ٍم َن اِل ْ‬ ‫َ‬
‫اعل مرفُوعٌ وع ََلمةُ رفْعِ ِ‬
‫ه‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ٌ‬
‫فَ ِ‬
‫َخوهُ‬
‫أُ‬
‫ِ‬ ‫اف واهلاء ِ‬ ‫ِ‬
‫ِن َعلَى‬ ‫ضمْي ٌر ُمتَّص ٌل َمْب ِ ٌّ‬ ‫ض ٌ َ َُ َ‬ ‫اخلَ ْم َسة َوُه َو ُم َ‬
‫اف إِلَْي ِه‬‫ض ٌ‬ ‫الض ِم ِ ِْف ََمَ ِل َج ٍر ُم َ‬ ‫َ‬
‫ض َّمةٌ‬ ‫ِِ‬ ‫ِ ِِ‬ ‫إِبْ َ ِاهي ُم‬
‫بَ َد ٌل ِلَخْيه َم ْرفُ ْوعٌ َو َع ََل َمةُ َرفْعه َ‬
‫َب َن – يَبْن – ب َن ً‬ ‫ِِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫اء‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ض َّمةٌ َوُه َو‬ ‫ابْ ُن بَ َد ٌل م ْن إِبَْراهْي ُم َم ْرفُ ْوعٌ َو َع ََل َمةُ َرفْعه َ‬ ‫ب ُن‬
‫اف‬
‫ض ٌ‬ ‫ُم َ‬
‫اف إِلَْي ِه ََْمُرْوٌر َو َع ََل َمةُ َج ِرهِ فَ ْت َحةٌ ِِلَنَّهُ ا ِإل ْس ُم‬ ‫ض ٌ‬ ‫ُم َ‬ ‫ُعيَْيْنَةَ‬
‫ِ‬
‫ف‬‫ص ِر ُ‬ ‫الَّذ ْي ََل يَْن َ‬
‫الس ُك ِ‬ ‫حر ُ ِ ِ‬
‫ون‬ ‫ِن َعلَى ُّ‬ ‫ف الن َداء َمْب ِ ٌّ‬ ‫َْ‬ ‫ََي‬
‫ف ِِلَنَّهُ ِم َن‬ ‫منادى مْنصوب وع ََلمةُ نَ ِ ِ‬
‫صبِه اِلَل ُ‬ ‫َُ َ َ ُ ْ ٌ َ َ َ ْ‬ ‫َأَب‬
‫اف‬‫ض ٌ‬ ‫ِ‬ ‫اِل ْ ِ‬
‫ََسَاء اخلَ ْم َسة َوُه َو ُم َ‬
‫اف إِلَْي ِه ََْمُرْوٌر َو َع ََل َمةُ َج ِرهِ َك ْسَرٌة‬ ‫ض ٌ‬ ‫ُم َ‬ ‫َُمَ َّم ٍد‬
‫الس ُك ِ‬ ‫ِ‬
‫ون‬ ‫ِن َعلَى ُّ‬ ‫ََل ًَهيَةُ َمْب ِ ٌّ‬ ‫الَ‬
‫ً‬ ‫َ َ َُ ُ‬
‫قال ‪ -‬يق ْول ‪ -‬قول‬ ‫ِ‬ ‫ِِ‬
‫ضا ِرعٌ ََْمُزْوٌم َو َع ََل َمةُ َج ْزمه ُس ُك ْو ٌن َو فَاعلُهُ‬ ‫ف ْع ٌل ُم َ‬
‫ِ‬ ‫تَْ ُقل‬
‫ت‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ضمْي ٌر ُم ْسَتِتٌ ُو ُج ْوًًب تَ ْقديْ ُرهُ اَنْ َ‬ ‫َ‬

‫‪USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH‬‬ ‫‪AL IMAM AL HUMAIDIY‬‬


‫‪50‬‬

‫َْ ً‬ ‫َُْ ُ‬ ‫ََ َ‬ ‫ِِ‬ ‫ِ‬


‫نقص ‪ -‬ينقص ‪ -‬نقصا‬
‫ً‬ ‫ُ‬
‫ض َّمةٌ‬‫ضا ِرعٌ َم ْرفُ ْوعٌ َو َع ََل َمةُ َرفْعه َ‬ ‫َم ُق ْو ُل ال َق ْوِل ف ْع ٌل ُم َ‬ ‫ص‬
‫يَْنْ ُق ُ‬
‫و نقصانا‬ ‫ض ِمْي ٌر ُم ْسَتِِتٌ َج َو ًازا تَ ْق ِديْ ُرهُ ُه َو يَ ُع ْوُد َعلَى‬ ‫ِ‬
‫َوفَاعلُهُ َ‬
‫ا ِإل ْْيَ ِ‬
‫ان‬
‫ِن َعلَى ال َفْت ِح‬ ‫ف َمْب ِ ٌّ‬ ‫ف َعطْ ٍ‬ ‫َح ْر ُ‬ ‫ف‬
‫َ‬
‫ََ َ‬ ‫َ‬
‫غ ِض َب – يغض ُب ‪-‬‬ ‫ض ِمْي ٌر ُم ْسَتِ ٌِت‬ ‫ِ‬
‫ِن َعلَى ال َفْت ِح َوفَاعلُهُ َ‬ ‫اض َمْب ِ ٌّ‬ ‫فِ ْع ٌل َم ٍ‬ ‫ب‬ ‫ِ‬
‫َ َ ً‬
‫غَض َ‬
‫غضبا‬ ‫َج َو ًازا تَ ْق ِديْ ُرهُ ُه َو يَ ُع ْوُد َعلَى ُس ْفيَا ُن‬
‫ِن َعلَى ال َفْت ِح‬ ‫ف َمْب ِ ٌّ‬ ‫ف َعطْ ٍ‬ ‫َح ْر ُ‬ ‫َو‬
‫َ َ َُ ْ ُ َْ ً‬
‫قال ‪ -‬يقول ‪ -‬قول‬ ‫ض ِمْي ٌر ُم ْسَتِ ٌِت‬ ‫ِ‬
‫ِن َعلَى ال َفْت ِح َوفَاعلُهُ َ‬ ‫اض َمْب ِ ٌّ‬ ‫فِ ْع ٌل َم ٍ‬ ‫ال‬
‫قَ َ‬
‫َج َو ًازا تَ ْق ِديْ ُرهُ ُه َو يَ ُع ْوُد َعلَى ُس ْفيَا ُن‬
‫َ َ َ َْ ُ ُ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫سكت – يسكت –‬ ‫ض ِمْي ٌر ُم ْسَتِ ٌِت‬‫الس ُك ْو ِن َوفَاعلُهُ َ‬ ‫ِن َعلَى ُّ‬ ‫ف ْع ُل أَْم ٍر َمْب ِ ٌّ‬ ‫اُس ُكت‬
‫ُ ُ ً َ ْ ً‬
‫سكوتا وسكتا‬ ‫ت‬ ‫ِ‬
‫ُو ُج ْوًًب تَ ْقديْ ُرهُ أَنْ َ‬
‫الس ُك ِ‬ ‫حر ُ ِ ِ‬
‫ون‬ ‫ِن َعلَى ُّ‬ ‫ف الن َداء َمْب ِ ٌّ‬ ‫َْ‬ ‫ََي‬
‫ِن َعلَى الض َِّم‬ ‫ُمنَ َادى َمْب ِ ٌّ‬ ‫صِ ُّ‬
‫ِب‬ ‫َ‬
‫الس ُك ِ‬
‫ون‬ ‫ِن َعلَى ُّ‬ ‫ف َمْب ِ ٌّ‬ ‫ف َعطَ ٌ‬ ‫َح ْر ٌ‬ ‫بَل‬
‫َْ ً‬ ‫َُْ ُ‬ ‫ََ َ‬ ‫ِِ‬ ‫ِ‬
‫نقص ‪ -‬ينقص ‪ -‬نقصا‬
‫ً‬ ‫ُ‬
‫ضا ِرعٌ َم ْرفُ ْوعٌ َو َع ََل َمةُ َرفْعه َ‬
‫ض َّمةٌ‬ ‫ف ْع ٌل ُم َ‬ ‫ص‬
‫يَْنْ ُق ُ‬
‫ونقصانا‬
‫َ ً‬ ‫ُْ‬ ‫َ‬
‫آمن ‪ -‬يؤم ُِن – إيمانا‬ ‫ض َّمةٌ‬ ‫ِِ‬ ‫ِ‬
‫فَاع ٌل َم ْرفُ ْوعٌ َو َع ََل َمةُ َرفْعه َ‬ ‫ا ِإلْيَا ُن‬
‫ف َغايٍَة َو َج ٍر‬ ‫َح ْر ُ‬ ‫ىت‬
‫َح َّ‬
‫الس ُك ِ‬ ‫ِ‬
‫ون‬ ‫ِن َعلَى ُّ‬ ‫ََل ًَفيَةُ َمْب ِ ٌّ‬ ‫الَ‬
‫ِق ‪َ -‬ي ْب ََق ‪ -‬بَ ً‬
‫قاء‬ ‫فِعل مضا ِرع منصوب ِِبَ ْن مضمرةً ب عد ح ََّّت وع ََلمة بَ ِ َ‬
‫ُ ْ ََ َْ َ َ َ َ َ ُ‬ ‫ْ ٌ ُ َ ٌ َْ ُ ْ ٌ‬ ‫يَْبْ َقى‬
‫ف َمنَ َع ِم ْن ظُ ُه ْوِرَها‬ ‫صبِ ِه فَْتحةٌ م َقدَّرةٌ َعلَى اِلَلِ ِ‬ ‫نَ ْ‬
‫َ ُ َ‬
‫َّع ُّذ ُر‬
‫الت َ‬
‫‪USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH‬‬ ‫‪AL IMAM AL HUMAIDIY‬‬
‫‪51‬‬

‫ض ِمْي ٌر‬ ‫الس ُك ِ‬ ‫ِم ْن َح ْر ُ‬ ‫ِ‬


‫ون َواهلَاءُ َ‬ ‫ِن َعلَى ُّ‬ ‫ف َج ٍر َمْب ِ ٌّ‬ ‫منهُ‬
‫الض ِم ِ ِْف ََمَ ِل َج ٍر ََْمُرْوٌر ِِِ ْن‬
‫ِن َعلَى َ‬ ‫ِ‬
‫ُمتَّص ٌل َمْب ِ ٌّ‬
‫ض َّمةٌ‬ ‫ِِ‬ ‫فَ ِ‬
‫ع َو َع ََل َمةُ َرفْعه َ‬ ‫اع ٌل َم ْرفُ ْو ٌ‬ ‫َشيء‬

‫‪USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH‬‬ ‫‪AL IMAM AL HUMAIDIY‬‬


52

َ ِّ َ َ ْ ُّ ُ َ ْ َ
‫ات‬
ِ ‫مبحث الرؤي ِة و الصف‬

ٌ‫اَّللِ َم ْغلُوَلة‬
َّ ‫ود يَ ُد‬ ِ ِ ُ ‫ وما نَطَق بِ ِه ال ُقرن ُن واحل ِد ي‬،‫الم ْو ِت‬ َ ‫وا ِإلق رار ًِبلرؤي ِة ب عد‬
ُ ‫﴿ َو َقاَلت الْيَ ُه‬:‫ث م ْث ُل‬ ْ َ َ َ ََ َ ْ َ َ ْ ُّ ُ َ ْ َ
‫ث‬ِ ‫رنن واحل ِدي‬ ِ ِ ْ ‫ َوَما أ‬، ﴾ ‫م بِيَ ِمينِ ِه‬ ٌ ٌَّ‫ام َمطْ ِو‬
ِ‫ و‬، ﴾ ‫غُلَّت أَي ِدي ِهم‬
ْ َ َ ‫َش بَهَ َه َذا م َن ال ُق‬ ُ ‫ماو‬
َ ‫الس‬
َّ ‫و‬ ﴿
َ ُ َ: ‫ل‬ْ‫ث‬‫م‬ ْ ْ ْ
ُّ ‫ف َعلَْي ِه ال ُق ْرن ُن َو‬ ِ ِ ِِ
‫ح ُن َعلَى الْ َع ْر ِش‬‫الر ْ م‬
َّ ﴿: ‫الس نَّةُ َونَ ُق ْو ُل‬ َ َ‫ف َعلَى َما َوق‬ ُ ‫ نَق‬،ُ‫ َلَ نَِزيْ ُد فْيه َوَلَ نُ َفس ره‬،
. ‫ َوَم ْن َز َع َم َغْي َر َه َذا فَ ُه َو ُم َع ِط ٌل َج ْه ِم ٌّي‬، ﴾ ‫استَ َوى‬ْ

Pembahasan Tentang Ru’yah dan Sifat Allah

Pembenaran adanya ar-ru’yah, yakni melihat wajah Allah setelah meninggal.

Segala yang disebutkan dalam Al-Qur`an dan Al-Hadits semisal firman

Allah Ta’âlâ,
َ َّ ُ ٌ َ ُ َ َّ ُ َ ُ ُ َ َ
٦٤ۡ..ۡ‫ٱّللِۡمغلولةۡغلتۡأيدِي ِهم‬
ۡ ۡ‫ودۡيد‬ ِۡ ‫َوقال‬
ۡ ‫تۡٱَّلَه‬

“Orang-orang Yahudi berkata: "Tangan Allah terbelenggu", sebenarnya tangan


merekalah yang dibelenggu..” [QS. Al Maidah: 64]

Sebagaimana di dalam firman Allah:

ُۢ ُ َٰ ‫تۡ َمطو َّي‬


٦٧ۡ..ۡۡ‫تۡبِ َي ِمينِ ۡهِۦ‬
ُ
ۡ َٰ ‫ٱلس َم َٰ َو‬
َّ ‫ۡ َۡو‬..
ِ

“Dan langit digenggam dengan tangan kanan-Nya” [QS. Az Zumar: 67]

USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH AL IMAM AL HUMAIDIY


53

Ayat-ayat semisal ini, yang banyak terdapat di dalam Al-Qur`an dan Al-

Hadits, tidaklah kita tambah, tidak (pula) kita tafsirkan. Kita berhenti pada

apa-apa yang Al-Qur`an dan Sunnah berhenti di atasnya.Kita menegaskan

(firman Allah Ta’âlâ),

َٰ َ َ َ َ َ ُ َ َّ
٥ۡ‫ى‬
ۡ ‫شۡٱستو‬ۡ ِ ‫نۡلَعۡٱلعر‬ۡ َٰ ‫ٱلرحم‬

“Ar-Rahmaan (Allah) beristiwa di atas 'Arsy” [QS. Thaaha : 5]

Barangsiapa yang menyangka selain ini, ia adalah seorang ahlut ta’thîl lagi

pengikut sekte Jahmiyah

ُ َّ ْ ُ ََ
‫الفوائ ِد ال ِعل ِمية‬

Hubungan antara bab ini dengan bab-bab sebelumnya yaitu termasuk

takdir Allah mengabarkan tentang diriNya di dalam Al-Qur’an dan sunnah,

yang bisa disebut dengan at tauhid. Dan perkataan maupun perbuatan

manusia mengenai jati diri Allah yang sesuai petunjuk Allah maka dapat

menambah imannya, dan sebaliknya, yang tidak sesuai maka akan

berkurang bahkan hilang iman di dalam dirinya. Dan dipahami sesuai

dengan pemahaman yang benar terhadap Allah, dan itu ada pada

pemahaman para shahabat Nabi radhiyallahu ‘anhum dan pengikut mereka

yang setia pada kebenaran.

USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH AL IMAM AL HUMAIDIY


54

Ru’yah yaitu melihat wajah Allah setelah meninggal. Ini berdasarkan

dalil Al-Qur’an:
ٞ َ َ َٰ َ َ ِ َّ‫ۡيَو َمئ ٖذۡن‬ٞ ‫وه‬
٢٣ۡ‫ۡرب ِ َهاۡناظ َِرة‬‫ إَِل‬٢٢ٌۡ‫اِضة‬ ِ ۡ ‫وج‬
ُ ُ

“Wajah-wajah orang mu’min pada hari itu berseri-seri indah, kepada Rabbnyalah
mereka melihat.”[QS al-Qiyaamah: 22-23]

ٞ َ َ َ َ َ َ َ ُ ٓ َ َ َّ ُ َ
٣٥ۡ‫اۡم ِزيد‬ ‫لهمۡماۡيشاءونۡفِيهاۡوَلين‬

“Mereka di dalam surga memperoleh apa yang mereka kehendaki. Dan pada sisi
Kami ada tambahan (melihat wajah Allah).”(QS. Qaaf: 35)

Dan dari hadits yaitu diantaranya doa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
َ َ َ َ ََّ َ ْ َ َ َ ََّ َ َ َ َ
)‫َون ْسألك َّلة اَلََّظ ِر ِإ َوج ِهك َوالش ْوق ِإ لِقائِك (رواه النسايئ‬

“Dan Saya memohon kepadaMu kenikmatan memandang wajahMu. Dan aku


meminta kepadaMu kerinduan untuk bertemu denganMu .(HR An-Nasaai no
1305)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu:


َ َ ْ َ ْ َْ َََْ َ َْ َ َ ْ َ َ َ َ َ ْ َ َْ ََُ ََ ْ َ ُ َ َ َ َ َ ُ ُ َ
‫اَّلل هل ارى ربةا يوم ال ِقيام ِ ؟ قال هل تمارو ِِف القم ِرِلل اْلد ِر ليس دواه‬ ِ ‫ يارسول‬:‫ن اَلاس قالوا‬
ُ َ َ َ ٌ َ ََ َْ ُ َ ْ َ َ َ ُ َ َ َ َ َ ٌ َ َ
‫َف ِإاك ْم‬:‫ قال‬،‫َل‬:‫اس َحاب؟ قالوا‬ ‫ف َهل ت َمارو ِِف الش ْم ِس لي َس دونه‬: ‫ِ قال‬.‫ارسول اَّلل‬ ‫ ي‬،‫َل‬:‫ قالوا‬.‫سحاب‬
َ َ َ َ َ
)‫ت َر ْواه كذلِك (رواه اْلخاري‬

“Para sahabat bertanya “Wahai Rasulullah apakah kita akan melihat Rabb kita pada
hari kiamat?”, kemudian Beliau menjawab “Apa kalian berdesakan ketika melihat
bulan pada bulan purnama disaat tidak ada awan dibawahnya?”, mereka menjawab
“Tidak, ya Rasulullah”, Beliau berkata “Apakah kalian pun berdesak-desakan ketika

USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH AL IMAM AL HUMAIDIY


55

melihat matahari disaat tidak ada awan?” mereka menjawab “Tidak”, Beliau berkata
“Maka sesungguhnya kalian akan melihatNya seperti itu.” (HR. Bukhari)

Dari dua sumber ini menjadi bukti kongkrit bahwa pada hari kiamat

nanti hanya orang-orang mu’min yang bisa melihat Allah dan menjadi

kenikmatan tersendiri. Sedangkan orang-orang kafir, mereka dihalangi

untuk melihatNya. Sebagaimana firman Allah:


َ ُ ‫نۡربهمۡيَو َمئذۡل َّ َمح‬
١٥ۡ‫جوبُون‬
َ ُ َّ ٓ َّ َ
َّ ‫ۡع‬‫لَكۡإِنهم‬
ۡ
ِٖ ِِ

“ Sekali-kali tidak, sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar tertutup dari

rahmat Tuhannya. " [QS. Al Muthaffifin: 15]

Tetapi meski demikian ada sebagian kelompok muslim yang

mengatakan bahwa Allah ‫ ﷻ‬tidak dapat dilihat meskipun di akhirat. Dalil

yang mereka gunakan adalah:

َٰ َ َ َ َ َ َ َ ُ َ ٓ َ َ َ َ
١٤٣ۡ..ۡ‫بۡأرِ ِِنۡأنظرۡإَِّلكۡقالۡلنۡترى ِِن‬
ِ ‫ۡقالۡر‬..

”Berkatalah Musa “Ya Rabbku, nampakkanlah Diri Engkau kepadaku, agar aku

dapat melihat kepada Engkau”. Allah berfirman “Kamu sekali-kali tidak sanggup

melihatKu”[QS. Al A'raf: 143]

Menurut mereka didalam ayat ini terdapat huruf lan ‫ لن‬yang artinya
ْ َ

penafian selama-lamanya. Sehingga Allah tidak akan mungkin dilihat

USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH AL IMAM AL HUMAIDIY


56

selama-lamanya. Tetapi pernyataan ini telah dijawab, diantaranya oleh ibnu

Malik, sebagai ulama bahasa. Beliau berkata: “Barangsiapa yang

menggunakan lan‫لن‬untuk penafian selama-lamanya maka tolaklah

pendapat ini”.

Dan jawaban lain adalah bahwa kondisi Nabi Musa ‘alahis salaam pada

saat itu berada di dunia bukan di akhirat. Di dunia Allah tidak akan pernah

bisa dilihat, hal ini berdasarkan hadits:


َ َ ََّ َ ََّ َ َ ََّ َ ََّ َ ْ ْ ٌ َ َ َ َ ْ َ ََّ َ ََّ َ َ
‫تعلموا أاه لن يرى نحد ِمةكم ربه نز وجل حىت يموت‬

“Yakini bahwa tidak ada seorang pun diantara kalian yang bisa melihat Tuhannya

hingga ia mati.”(HR. Muslim 7283, Ahmad dalam Musnadnya 5/433)

Imam Al Humaidi juga menyebutkan tentang Asma wa Shifat. Beriman

kepada Asma wa Shifat merupakan satu rukun iman kepada Allah, termasuk

didalamnya keimanan terhadap wujud Allah. Allah mengenalkan Dirinya

lewat Rububiyah, Uluhiyah, dan Asma wa Shifat. Meski ada yang mengingkari

pembagian ini dengan alasan bahwa Nabi tidak pernah membagi-baginya,

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan tauhid secara global. Hal ini

telah dijawab bahwa pembagian yang ada merupakan istiqra’ yakni

kesimpulan dari hasil pendalaman ulama terhadap nash-nash yang ada.

Ada pula yang mengatakan bahwa pembagian ini menyerupai trinitas.

Hal ini juga telah dijawab bahwa pembagian ini merupakan satu kesatuan

USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH AL IMAM AL HUMAIDIY


57

yang semuanya kembali kepada Dzatnya. Sedangkan dalam trinitas,

pembagian itu merupakan dzat-dzat yang berbeda dalam satu keyakinan.

Dan perlu diketahui bahwa pembagian tauhid menjadi tiga bukan harga mati

karena ada ulama yang membaginya menjadi dua bahkan empat.

Permasalahannya bukan pada pembagian jumlah tersebut akan tetapi isi dari

pembagian tauhid tersebut apakah syar’i atau tidak.

Salah satu alasan adanya pembagian tauhid adalah karena adanya

penyelewengan. Seperti pada kaum musyrikin, yang menyatakan dengan

sebenar-benarnya bahwa dirinya diciptakan oleh Allah, mereka juga

meyakini bahwa yang menciptakan langit dan bumi adalah Allah. Akan

tetapi mereka tidak mengakui salah satu sifat Allah yang disampaikan oleh

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika mereka disuruh menulis

basmallah dalam surat perjanjian Hudaibiyah. Mereka tidak beriman dengan

kata Ar Rahman. Allah berfirman:


ٗ ُ ُ ُ َ َ َ َ ُ ُ َ َ ُ ُ َ َ ُ َٰ َ َّ َ َ ْ ُ َ َّ ‫ِيلۡل َ ُه ُمْۡۤاوُدُجۡسٱۡل‬
َ َ
٦٠ۡ۩‫نۡأنسجدۡل ِماۡتأمرناۡوزادهمۡنفورا‬ۡ ‫ِلرِنَٰمۡحۡقالواۡوماۡٱلرحم‬ ‫ِإَوذاۡق‬

“Dan apabila dikatakan kepada mereka “Sujudlah kamu sekalian kepada Yang Maha
Penyayang (Ar Rahman)!” Mereka menjawab “Siapakah Yang Maha Penyayang
itu? Apakah kami akan sujud kepada Tuhan yangkamu perintahkan kami bersujud
kepadaNya?”. Dan perintah sujud itu justru menambah mereka jauh dari iman.[QS.
Al-Furqan: 60]

USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH AL IMAM AL HUMAIDIY


58

Berbicara mengenai diri Allah tanpa ilmu maka lebih besar perkaranya

dari syirik, seperti ungkapan seorang ulama, ibnu Al Qayyim rahimahullah,

berkata setelah menyebutkan ayat:


ْ ُ ُ ََ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َٰ َ َ َ َ َ َّ َ َ َّ ُ
ۡ‫ۡش ۡكوا‬
ِ ‫ق ۡوأنۡت‬
ِۡ ‫ي ۡٱَل‬
ِ ‫غ ۡبِغ‬
ۡ ‫ٱۡلث ۡم ۡ ۡوٱۡل‬
ِ ‫ۡو‬
ۡ ‫ِش ۡماۡظهر ۡمِنهاۡوماۡبطن‬
ۡ ‫قلۡ ۡإِنماۡحرم ۡر ِّب ۡٱلفوح‬

َ ُ َ َ َ َ َّ َ َ ْ ُ ُ َ َ َ ٗ َٰ َ ُ َ ُ َ َ َّ
٣٣ۡ‫ٱّللِۡماَۡلۡتعلمون‬
ۡ ۡ‫نلۡب ِ ۡهِۦۡسلطناۡوأنۡتقولواۡلَع‬
ِ ‫ٱّللِۡماۡلمۡي‬
ۡ ِ ‫ۡب‬

“Katakanlah “Rabbku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak

maupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa. Melanggar hak manusia tanpa

alasan yang benar, mengharamkan mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang

Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu. Dan mengharamkan mengada-adakan

terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui.”[QS. Al-A’raf:33]

Beliau menyimpulkan ada beberapa tingkatan bermaksiat dalam ayat

ini, yaitu:

1. Tingkatan pertama yaitu perbuatan keji baik yang nampak mupun yang

tersembunyi dan perbuatan dosa,

2. Tingkatan kedua yaitu melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar,

3. Tingkatan ketiga yaitu menyekutukan Allah,

4. Tingkatan keempat yaitu mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak

kamu ketahui.

Dalam bab ini Imam Al Humaidi mulai menyebutkan tentang

kelompok yang menyelisihi ahlussunnah yaitu Jahmiyyah dengan alasan

USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH AL IMAM AL HUMAIDIY


59

bahwa kelompok ini paling parah kesalahannya dalam hal keimanan.

Diantaranya dalam hal takdir, mereka menganut paham Jabariyyah, yaitu

paham yang mengatakan bahwa manusia adalah makhluk yang “terpaksa”,

manusia tidak memiliki pilihan dalam mengerjakan keburukan dan

kebaikan.

Dalam bab Al imanu qaulun wa ‘amalun, kelompok Jahmiyah

berpendapat bahwa keimanan cukup dengan pengakuan hati tidak harus

diikuti dengan ucapan dan perbuatan. Akibat pendapat ini adalah jika

seseorang melakukan dosa besar maka ia tetap seorang mu’min yang

sempurna imannya. Selain itu mereka berpendapat bahwa Al-Qur’an adalah

makhluk Allah. Dan Allah tidak bisa dilihat di akhirat dan tidak pula

bersemayam di atas ‘Arsy.

Kelompok Jahmiyah adalah penganut paham Jahm bin Shafwan dari

penduduk di Khurasan. Sebagian ulama mengatakan bahwa yang pertama

kali memegang paham Jahmiyah adalah Jahm bin Dirham kemudian Jahm

bin Shafwan mengambil perkataan tersebut dan menisbatkan kepada

dirinya. Dikatakan bahwa Jahm bin Dirham mengambil perkataannya dari

‘Amn bin Sam’an. ‘Amn dari Thalut dari Labit bin al A’shaf yaitu seorang

penyihir Yahudi yang menyihir Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Inilah

silsilah Yahudi yang ingin menjauhkan umat Islam dari agamanya dengan

berbicara buruk mengenai keimanan.

USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH AL IMAM AL HUMAIDIY


60

Pengertian tauhid asma wa shifat adalah menetapkan nama-nama dan

sifat-sifat Allah yang telah Allah tetapkan untuk diriNya, baik dalam Al-

Qur’an maupun As-Sunnah. Sesuai dengan kebesaran dan keagunganNya

tanpa merubah, meniadakan, atau menyerupakan dan mengilustrasikan

keadaan. Allah berfirman:


ْ ُ َ َ َ َ ُ َ َ َ َ ُ ُ َ َّ ْ ُ َ َ َ ُ ُ َ َٰ َ ُ ُ ٓ َ َ َّ
َٰٓ
ۡ‫ِۡف ۡأسمئ ِ ۡهِۦۡ ۡسيجزون ۡما َۡكنوا‬ٓ ِ ‫حدون‬
ِ ‫ِين ۡيل‬
ۡ ‫وه ۡبِهاۖٗۡوذروا ۡٱَّل‬
ۡ ‫ِن ۡ ۡفٱدع‬ ۡ ِ ‫َو‬
ۡ ‫ّللِ ۡٱۡلسما ۡء ۡٱَلس‬
َ َُ َ
١٨٠ۡ‫يعملون‬

“Hanya milik Allah nama-nama terbaik. Maka bermohonlah kepadaNya dengan


menyebut nama-nama itu. Dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari
kebenaran dalam menyebut nama-namaNya. Nanti mereka akan mendapatkan
balasan terhadap apa yang mereka kerjakan.” [QS. Al A’raf: 180]

Dari dalil-dalil di atas ada beberapa kaidah agar memudahkan dalam

memahami nama-nama dan sifat-sifat Allah yang dikutip dari buku Ushulul

Iman fi Daud bil kitab was Sunnah karya Syaikh Shalih bin Fuzan rahimahullah,

yaitu:

1. Nama dan sifat Allah adalah sesuatu yang tauqifi, tidak ditetapkan kecuali

berdasarkan Al-Qur’an dan as sunnah. Tidak ada ruang bagi akal dalam

perkara ini. Seseorang wajib berhenti pada nash Al-Qur’an dan as sunnah.

Tidak ada penambahan dan tidak ada pengurangan karena akal tidak

mengetahui nama dan sifat yang pantas bagi Allah. Allah berfirman:

USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH AL IMAM AL HUMAIDIY


61

ٗ َ ُ َ َ َ َ َٰٓ َ ْ ُ ُّ ُ َ َ ُ َ َ َ َ َ َ َّ َّ ٌ َ َ َ َ ُ َ ََ
ۡ‫ادُۡكۡأولئِكَۡكنۡعنهۡمسۡوَل‬ ۡ ‫ۡماۡليۡ َسۡلكۡب ِ ۡهِۦۡعِلمۡإِنۡٱلسم ۡعۡ ۡوٱۡل‬
ۡ ‫صۡ ۡوٱلفؤ‬ ‫َلۡتقف‬
ۡ‫و‬
٣٦
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati semuanya itu
akan dimintai pertanggungjawaban.”[QS. Al Isra:36]

Sebagian ulama menegaskan bahwa ada tiga cara yang bisa membuat

seseorang dapat mengetahui sifat-sifat sesuatu. Pertama, melihatnya

secara langsung. Kedua, melihat yang serupa dengannya. Ketiga,

mengetahui dari orang yang mengerti tentangnya. Sementara

pengetahuan kita tentang nama-nama dan sifat-sifat Allah terbatas hanya

pada cara ketiga yaitu mengetahui sesuatu dari yang mengerti tentang

sesuatu tersebut. Dan tidak ada yang mengetahui tentang Allah kecuali

DiriNya Sendiri dan orang-orang yang diberi wahyu oleh Allah yaitu para

RasulNya. Maka kita wajib mengikuti wahyu tentang nama-nama dan

sifat-sifat Allah karena kita belum pernah melihat Allah Subhanahu wa

Ta’ala.

2. Keyakinan tentang sifat Allah seperti keyakinan tentang DzatNya.

Maksudnya adalah sifat, dzat, dan perbuatan Allah tidak akan pernah

serupa dengan apapun. Jika Allah memiliki dzat secara hakiki maka dzat

itu pasti tidak akan serupa dengan apapun. Demikian pula sifat-sifat

Allah yang ada di Al-Qur’an dan As-Sunnah. Allah menyandang sifat-

sifat tersebut secara hakiki, tidak serupa dengan apapun.

USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH AL IMAM AL HUMAIDIY


62

3. Keyakinan tentang sebagian sifat Allah seperti keyakinan tentang

sebagian sifat yang lainnya. Maksudnya adalah cara memahami sebagian

sifat-sifat Allah sama dengan cara memahami sebagian sifat-sifat Allah

yang lainnya.

4. Semua nama Allah adalah baik tidak ada sama sekali nama Allah yang

buruk karena nama-nama itu menunjukkan Dzat yang memiliki nama

tersebut yaitu Allah ‘Azza wa Jalla. Nama-nama itu menunjukkan

kesempurnaan yang tidak mengandung kekurangan sedikitpun dari

segala sisi. Allah berfirman “Hanya milik Allah nama-nama yang terbaik”

5. Nama-nama Allah tidak terbatas pada jumlah tertentu. Nabi shallallahu

‘alahi wa sallam bersabda:


ْ‫ك نَو‬
َ ْ َ ْ َ َ ََُْ َْ َ َ
َ ََْْ َْ َ َ َْ َ ْ ُ َ َ َ َ ْ ِّ َ َْ َ
‫نسألك ِبكل اس ٍم هو لك سميت ِب ِه نفسك نو نازْله ِِف ِكت ِابك نو نلمته نحدا ِمن خل ِق‬

َ َْ ْ َْ ْ َ ْ ََْ ْ
)‫ب ِنةدك (رواه نِحد‬
ِ ‫استأثرت ِب ِه ِِف ِنل ِم الغي‬

“Aku meminta kepadamu dengan segenap namaMu yang telah Engkau namakan
Dirimu dengannya atau Engkau turunkan dalam kitabMu atau Engkau ajarkan
kepada salah satu hambaMu atau Engkau simpan di dalam ilmu ghaib yang ada
pada sisimu” (HR Ahmad)

Penyimpangan terhadap asma wa shifat ialah memahami atau

menyikapi secara tidak proporsional nama-nama dan sifat-sifat Allah,

diantaranya adalah:

USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH AL IMAM AL HUMAIDIY


63

1. Mengingkari sebagian atau seluruh nama yang telah ditetapkan Allah

untuk DiriNya, seperti kelompok Jahmiyah yang berkeyakinan Allah

tidak memiliki nama dan sifat,

2. Menganggap nama dan sifat Allah serupa dengan makhlukNya, seperti

orang yang menyamakan pendengaran Allah dengan pendengaran

makhlukNya karena Allah memiliki nama As Sami’ (Maha Mendengar),

3. Menamai Allah dengan nama yang Allah tidak menamai DiriNya dengan

nama-nama tersebut, seperti orang Nashrani yang menamakan Allah

dengan sebutan Bapa,

4. Mengambil pecahan kata dari nama-nama Allah dan memberikannya

kepada berhala, seperti yang dilakukan kaum Musyrikin arab yang

menamakan berhala mereka dengan sebutan al ‘uzza yang diambil dari

nama Allah Al Aziz; al latta yang diambil dari nama Allah Al Ilah.

USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH AL IMAM AL HUMAIDIY


‫‪64‬‬

‫ْ ُ‬
‫اإلع َراب‬
‫ِ‬

‫‪Tashrif‬‬ ‫‪I’rab‬‬ ‫‪Kata‬‬


‫َْ ٌ َ َْ‬ ‫َح ْرف َع ْ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫ِ‬ ‫ب‬‫م‬ ‫ف‬‫ٍ‬ ‫ط‬ ‫َو‬
‫أقَ َّر ‪ -‬يُق ُّر ‪ -‬إقْ َر ً‬ ‫َ ْ ٌْ ََ َ ْ ْ َ َ ْ ْ ٌ َ َ َ َ َ ْ َ ٌُ‬ ‫اإل ْق َر ُ‬
‫ارا‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫معطوف لَع ( ن يؤ ِمن ) مرفوع و نَلم رف ِع ِه ضم‬ ‫ار‬ ‫ِ‬
‫ُْ‬ ‫َ‬ ‫ََ‬ ‫ْ‬ ‫ْ َْ‬ ‫َ ٍّ َ ْ ٌّ َ َ ْ َ ْ‬ ‫ْ ُّ َْ‬
‫رأى ‪ -‬يرى ‪ -‬رؤية‬ ‫َ‬ ‫ْس َو الرؤ َي َمر ْو ٌر ِباْلَا ِء َو‬ ‫َ َ ْ‬
‫اْلاء حرف جر مب ِِن لَع الك ِ‬ ‫بِالرؤي ِة‬
‫َ َ َ َ ِّ َ ْ َ ٌ‬
‫نَلم جرهِ كْسة‬
‫َ ٌ‬ ‫َ ْ َْ ٌ‬ ‫َ‬ ‫ْ ٌ‬ ‫َظ ْرف ُ‬ ‫َْ َ‬
‫الز َما ِ َمةص ْوب َو َنَل َم اص ِب ِه فت َح َو ه َو مضاف‬ ‫بعد‬
‫َ َ َُْ ُ َْ ً‬ ‫َ ٌ َ ْ َ ْ ْ ٌ َ َ َ َ َ ِّ َ ْ َ ٌ‬ ‫َ‬
‫مات ‪ -‬يموت ‪ -‬موتا‬ ‫مضاف ِإِل ِه َمرور و نَلم جر ِه كْسة‬ ‫الم ْو ِت‬
‫َْ ٌ َ َْ‬ ‫َح ْرف َع ْ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫ِ‬ ‫ب‬‫م‬ ‫ف‬ ‫ٍ‬ ‫ط‬ ‫َو‬
‫ََ‬ ‫َْ َْ ٌ ََ‬ ‫ْ ٌ َ ْ ٌْ َ ْ ٌْ ََ‬ ‫َ‬
‫ِاسم موصول معطوف لَع الرؤي ِ مب ِِن لَع السكو ِ ِِف َم ِل‬ ‫ما‬
‫َج ٍّر‬
‫ََ َ َْ ُ‬ ‫َ ْ ٌّ َ َ ْ‬ ‫ْ َ‬ ‫ََ َ‬
‫نطق ‪ -‬ين ِطق ‪-‬‬ ‫ِن َلَع الفت ِح‬
‫اض مب ِ‬
‫فِعل م ٍ‬ ‫نطق‬
‫ُْ ً َْ ً‬
‫نطقا ونطقا‬
‫ْي متُ ِص ٌل َمبْ ٌّ‬ ‫َ ٍّ َ ْ ٌّ َ َ ْ َ‬
‫ك ْْس َو ال ْ َهاء َضم ْ ٌ‬ ‫اْلاء َح ْ‬
‫َ‬
‫ِن‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ال‬ ‫لَع‬ ‫ِن‬
‫ِ‬ ‫ب‬‫م‬ ‫ر‬‫ج‬ ‫ف‬ ‫ر‬ ‫ب ِ ِه‬
‫الك ْْس ِف ََمَ ِّل َج ٍّر ب ْ َ‬
‫اْلا ِء‬
‫ََ َ‬
‫لَع‬
‫ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫َ ََ َ ْ َُ َ َ ً‬ ‫َ ٌ َْ ْ ٌ َ ََ َ َْ َ ٌُ‬ ‫ُ ُ‬
‫قرأ ‪ -‬يقرأ ‪ -‬ق ِراءة‬ ‫فا ِنل مرفوع و نَلم رف ِع ِه ضم‬ ‫الق ْرآن‬
‫ُ ً‬
‫وق ْرآنا‬
‫َْ ٌ َ َْ‬ ‫َ ْ َ ْ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬
‫حرف عط ٍف مب ِ‬ ‫َو‬
‫ْ َْ ْ ٌ َ ََ َ َْ َ ٌُ‬ ‫ْ ٌ َ‬ ‫َ ْ ُ‬
‫َمعطوف َلَع القرآ ِ مرفوع و نَلم رف ِع ِه ضم‬ ‫احلدِيث‬
‫َ َْ ْ ٌ َ ََ َ َْ َ ٌُ‬ ‫َن ْع ٌ‬ ‫ُْ‬
‫ت ِل (ما) مرفوع و نَلم رف ِع ِه ضم‬ ‫مِثل‬
‫َ ٌ َ‬ ‫َْ‬ ‫َ َ َ ْ َ ُ ُ َ ُ َّ َ ْ ُ َ ُ َّ ْ‬
‫اَّلل مغلولة غلت م َراد لف ِظ ِه مضاف إِِلْ ِه‬ ‫ت اِلهود يد ِ‬ ‫﴿ وقال ِ‬
‫ْ‬ ‫َْ‬
‫ِيهم ﴾‬
‫أيد ِ‬

‫‪USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH‬‬ ‫‪AL IMAM AL HUMAIDIY‬‬


‫‪65‬‬

‫َْ ٌ َ َْ‬ ‫َح ْرف َع ْ‬


‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫ِ‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ف‬ ‫ٍ‬ ‫ط‬ ‫َو‬
‫َْ ْ ٌ َ ََ َ َْ َ ٌُ‬ ‫ْ‬ ‫ْ ٌ َ‬ ‫ُْ‬
‫َمعطف َلَع ( ِمث ِل ) مرفوع و نَلم رف ِع ِه ضم‬ ‫مِثل‬
‫َ ٌ َ‬ ‫َْ‬ ‫َ‬ ‫َ َّ َ ُ َ ْ َّ‬
‫م َراد لف ِظ ِه مضاف إِِلْ ِه‬ ‫ماوات مط ِويات بِي ِمينِ ِه ﴾‬ ‫﴿ والس‬
‫َْ ٌ َ َْ‬ ‫َ ْ َ ْ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫حرف عط ٍف مب ِ‬ ‫َو‬
‫ََ ْ ْ ٌ َ‬ ‫ْ ٌ َ ْ ٌْ َْ ٌ َ‬ ‫َ‬
‫ِن َلَع السكو ِ ِِف َم ِل َرف ٍع َمعط ْوف َلَع َما‬ ‫ِاسم موصول مب ِ‬ ‫ما‬
‫َ‬
‫(ن َط َق)‬
‫َْ ََ ُْ ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ٌ‬ ‫ْ‬ ‫َ ٌْ ْ َ‬ ‫َ ْ ٌّ َ َ َ ْ َ َ‬ ‫َ‬ ‫ٌْ‬ ‫َْ ََ‬
‫أشبه ‪ -‬يشبِه –‬ ‫اض مب ِِن لَع الفت ِح وفا ِنله ض ِمْي مست ِتْي جوازا‬ ‫فِعل م ٍ‬ ‫أشبه‬
‫ْ َ ً‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َْ‬
‫إِشباها‬ ‫تق ِديْره ه َو يع ْود َلَع َما‬
‫ْ ٌ‬ ‫َ َ ِّ َ ْ‬ ‫ْ َ َ َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫َ َ‬
‫ب َمفع ْول بِ ِه‬ ‫ِن لَع السكو ِ ِِف َمل اص ٍ‬ ‫ِاسم ِإشار ٍة مب ِ‬ ‫هذا‬
‫َ ٍّ َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫َ ْ‬ ‫ْ‬
‫ِن لَع السكو ِ‬ ‫حرف جر مب ِ‬ ‫مِن‬
‫َ ََ َ ْ َُ َ َ ً‬ ‫َ ْ ْ ٌ ْ َ َ َ َ َ ِّ َ ْ َ ٌ‬ ‫الق ْ‬‫ُ‬
‫قرأ ‪ -‬يقرأ ‪ -‬ق ِراءة‬ ‫َمرور ِب ِمن و نَلم جرهِ كْسة‬ ‫آن‬
‫ِ‬ ‫ر‬
‫ُ ً‬
‫وق ْرآنا‬
‫َْ ٌ َ َْ‬ ‫َح ْرف َع ْ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬
‫ِ‬ ‫ب‬‫م‬ ‫ف‬‫ٍ‬ ‫ط‬ ‫َو‬
‫َ َّ َ ُ ِّ ُ‬ ‫َ ْ ْ ٌ َ َ َ َ َ ِّ َ ْ َ ٌ‬ ‫ْ ٌ َ‬ ‫َ ْ‬
‫حدث – َيَدث –‬ ‫َمعط ْوف َلَع (الق ْرآ ِ ) َمرور و نَلم جر ِه كْسة‬ ‫ث‬
‫احل ِدي ِ‬
‫َْ ً‬
‫َتديثا‬
‫َ َ َ َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫َ‬
‫ِ‬ ‫و‬ ‫ك‬ ‫الس‬ ‫لَع‬ ‫ِن‬ ‫ِ‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ي‬ ‫ف‬
‫ِ‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫َل‬ ‫ل‬
‫َ‬ ‫َ َ َ ُ‬ ‫َ‬ ‫ٌ‬ ‫َ‬
‫ف ْع ٌل م َضارع َم ْرف ْوع َو َنَل َم َرفعه َض ُم َو فانله َضم ْ ٌ‬
‫ْ‬ ‫ٌ‬ ‫ٌ‬ ‫َ ُْ‬
‫زاد ‪ -‬ي ِزيد – زِيادة‬ ‫ْي‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫د‬ ‫ن ِزي‬
‫َْ‬ ‫َْ‬ ‫م ْستَ ٌ‬
‫ِت وج ْوبا تق ِديْره َنن‬ ‫ِ‬
‫ِن‬ ‫لَع السكو َو ال ْ َهاء َضم ْ ٌ‬
‫ْي متُ ِص ٌل َمبْ ٌّ‬ ‫َ ٍّ َ ْ ٌّ َ َ‬
‫ِن‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ر‬ ‫ج‬ ‫ف‬ ‫ِف َح ْ‬
‫ر‬ ‫فِي ِه‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫الك ْْس ِِف ََمَ ِّل َج ٍّر ََمْر ْو ٌر ِب ِ ْ‬ ‫ََ َ‬
‫ْف‬ ‫ِ‬ ‫لَع‬
‫َ َ ِّ َ ْ َ َ ُ ُ ْ َ َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ ُْ َُ ْ‬
‫َب المبتد ِإ‬ ‫اْلملة مِن ال ِفع ِل َو الفاع ِِل ِِف َمل رف ٍع خ‬ ‫و‬
‫َْ ٌ َ َْ‬ ‫َ ْ َ ْ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫حرف عط ٍف مب ِ‬ ‫َو‬
‫َ َ َ ٌ َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫َ‬
‫ِ‬ ‫و‬ ‫ك‬ ‫الس‬ ‫لَع‬ ‫ِن‬ ‫ِ‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ي‬ ‫ف‬ ‫ِ‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫َل‬ ‫ل‬

‫‪USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH‬‬ ‫‪AL IMAM AL HUMAIDIY‬‬


‫‪66‬‬

‫َّس – ُي َف ِّ ُ‬
‫َّس‪-‬‬ ‫فَ َّ َ‬ ‫ع َو َن ََل َم َرفْعه َض ُم ٌ َوفَانله َضم ْ ٌ‬
‫ْي‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِِ‬
‫ٌْ َ ٌ َْ ْ ٌ‬
‫ارع مرفو‬ ‫ض‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫ف‬
‫ِ‬ ‫ُن َف ِّ ُ‬
‫َّسهُ‬
‫ِ‬
‫َت ْف ِس ْ ً‬ ‫ْ َ ٌ ْ َ ْ ْ َ ْ َ ْ َ َ ْ ٌ ُ ٌ َ ْ ٌّ َ َ‬
‫يا‬ ‫مست ِِت وجوبا تق ِديره َنن والهاء ض ِمْي مت ِصل مب ِِن لَع‬
‫ْ ٌ‬ ‫ُ ِّ َ َ ِّ َ ْ‬
‫ب َمفع ْول ِب ِه‬ ‫الضم ِِف َمل ا ٍ‬
‫ص‬
‫َ ُ‬ ‫ََ‬ ‫ع َو َن ََل َم َرفْعه َض ُم ٌ َو فَانله َضم ْ ٌ‬ ‫ٌْ َ ٌ َْ ْ ٌ‬ ‫َ ُ‬
‫َوقف ‪ -‬ي ِقف ‪-‬‬ ‫ْي‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِِ‬ ‫ارع مرفو‬ ‫ِ‬ ‫ض‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫ف‬
‫ِ‬ ‫ف‬ ‫ن ِق‬
‫ُ ً‬ ‫َْ‬ ‫َْ‬ ‫م ْستَ ٌ‬
‫ُوق ْوفا‬ ‫ِت وج ْوبا تق ِديْره َنن‬ ‫ِ‬
‫َ ٍّ َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫َح ْ‬ ‫ََ‬
‫ِن لَع السكو ِ‬ ‫ِ‬ ‫ب‬‫م‬ ‫ر‬ ‫ج‬ ‫ف‬ ‫ر‬ ‫لَع‬
‫ََ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ِن لَع السكو ِ ِِف َم ِل ج ٍّر َمر ْو ٌر ِب (لَع)‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ِا ْس ٌم َم ْوص ْو ٌل مب ٌ‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ا‬ ‫م‬
‫َ‬
‫ِ‬
‫َ ُ‬ ‫َََ‬ ‫َ ْ ٌّ َ َ َ ْ‬ ‫ْ َ‬ ‫ََ‬
‫وقف ‪ -‬ي ِقف ‪-‬‬ ‫اض مب ِِن لَع الفت ِح‬ ‫فِعل م ٍ‬ ‫َوقف‬
‫ُ ً‬
‫ُوق ْوفا‬
‫ْي متُ ِص ٌل َمبْ ٌّ‬ ‫لَع السكو َو ال ْ َهاء َضم ْ ٌ‬ ‫َ ٍّ َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫لَع َح ْ‬ ‫ََ‬ ‫َ َْ‬
‫ِن‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِن‬ ‫ِ‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ر‬ ‫ج‬ ‫ف‬ ‫ر‬ ‫ه‬
‫ِ‬ ‫ي‬ ‫عل‬
‫َ‬ ‫َْ‬ ‫َ َ ِّ‬ ‫ََ َ ْ‬
‫ْس ِِف َمل َج ٍّر َمر ْو ٌر ِب َعىل‬ ‫لَع الك ِ‬
‫َ ًَ‬ ‫ُ‬ ‫َْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ ٌ َْ ْ ٌ َ ََ َ َْ َ ٌُ‬ ‫ُ ُ‬
‫ق َرأ ‪ -‬يق َرأ ‪ -‬ق ِراءة‬ ‫فا ِنل مرفوع و نَلم رف ِع ِه ضم‬ ‫الق ْرآن‬
‫ُ ً‬
‫وق ْرآنا‬
‫َْ ٌ َ َْ‬ ‫َ ْ َ ْ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫حرف عط ٍف مب ِ‬ ‫َو‬
‫َ َّ َ ُ ُّ َ ًّ‬ ‫َْ ْ ٌ َ ََ َ َْ َ ٌُ‬ ‫ْ ٌ َ‬ ‫ُّ َّ ُ‬
‫سن – يسن ‪ -‬سنا‬ ‫َمعطوف َلَع (الق ْرآ ) مرفوع و نَلم رف ِع ِه ضم‬ ‫السنة‬
‫َْ ٌ َ َْ‬ ‫َ ْ َ ْ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫حرف عط ٍف مب ِ‬ ‫َو‬
‫َ َ َُ ْ ُ َْ ً‬ ‫ع َو َن ََل َم َرفْعه َض ُم ٌ َو فَانله َضم ْ ٌ‬ ‫ٌْ َ ٌ َْ ْ ٌ‬ ‫َُ ُ‬
‫قال ‪ -‬يقول ‪ -‬قول‬ ‫ْي‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِِ‬ ‫ارع مرفو‬ ‫ِ‬ ‫ض‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫ف‬
‫ِ‬ ‫ول‬ ‫نق‬
‫ْ َ ْ ٌ ْ َ ْ ْ َْ‬
‫مست ِتْي وجوبا تق ِديره َنن‬
‫َ‬ ‫ْ َ‬ ‫َّ ْ َ َ َ ْ َ‬
‫َمق ْول الق ْو ِل‬ ‫الرُّح ُن لَع الع ْر ِش است َوى ﴾‬ ‫﴿‬
‫َْ ٌ َ َْ‬ ‫َ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫ِ‬ ‫َح ْرف ع ْط ٍف مب‬ ‫َو‬
‫َ َ ِّ َ ْ ْ َ َ ٌ‬ ‫ْ َ ْ َ َّ ٌّ َ‬ ‫َ ْ‬
‫ِن َلَع السكو ِ ِِف َمل رف ٍع مبتدن‬ ‫ِاسم َش ٍط مب ِ‬ ‫من‬
‫َْ ً‬ ‫َ ُ‬ ‫َ َ‬ ‫ْي م ْستَت ْ ٌ‬ ‫الفتْح َوفَانله َضم ْ ٌ‬ ‫َ ْ ٌّ َ َ َ‬ ‫ْ َ‬ ‫َ َ‬
‫زع َم ‪ -‬ي ْزع ُم ‪ -‬زعما‬ ‫ْي َج َوازا‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫اض مب ِِن لَع‬ ‫فِعل م ٍ‬ ‫زع َم‬
‫َ َ ًَ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َْ‬
‫و زَعمة‬ ‫تق ِديْره ه َو يع َّود َلَع َم ْن‬
‫َْ ٌ َ ََ َ َ ْ َْ َ ٌ‬ ‫ْ ٌ‬ ‫َغ ْ َ‬
‫َمفع ْول ِب ِه مةصوب و نَلم اص ِب ِه فتح‬ ‫ي‬

‫‪USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH‬‬ ‫‪AL IMAM AL HUMAIDIY‬‬


‫‪67‬‬

‫َ ٌ َ‬ ‫َ َ ِّ‬ ‫ْ َ َ َ ْ ٌّ َ‬ ‫َ َ‬
‫ِن َلَع السكو ِ ِِف َمل َج ٍّر مضاف إِِلْ ِه‬ ‫ِاسم إِشار ٍة مب ِ‬ ‫هذا‬
‫َ ْ َ ْ ٌّ َ َ ْ‬ ‫َح ْرف َج َ‬ ‫َ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬
‫ِ‬ ‫ب‬‫م‬ ‫ط‬‫ٍ‬ ‫َش‬ ‫ب‬‫ِ‬ ‫ا‬ ‫و‬ ‫ف‬
‫َ َ ِّ َ ْ ْ َ َ ٌ‬ ‫َ ْ ٌ ْ َ ٌ َ ْ ًّ َ َ َ ْ‬ ‫ُ‬
‫ض ِمْي مةف ِصل مب ِِن لَع الفت ِح ِِف َمل رف ٍع مبتدن‬ ‫ه َو‬
‫َ َّ َ ُ َ ِّ ُ‬ ‫َْ َ َ ْ ٌ َ َ َ َ َ ْ َ ُ ٌ‬ ‫َ‬ ‫ُ َ ِّ‬
‫عطل – يعطل ‪-‬‬ ‫خ ََب المبتدن ِ مرفوع و نَلم رف ِع ِه ضم‬ ‫معطل‬
‫َْ ًْ‬
‫تع ِطيل‬
‫َْ َ ُ َ ْ ٌ َ َ َ َ َ ْ َ ُ ٌ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ‬
‫خ ََب المبتدن ِ الا ِِن مرفوع و نَلم رف ِع ِه ضم‬ ‫جه ِِم‬
‫َ َ ِّ َ ْ َ َ ُ ُ ْ َ َ َ ْ‬ ‫َ ُْ َُ َ ُ‬
‫الم ْب َت َدأ ِ َو اخلَ َ‬
‫َب ِِف َمل رف ٍع خَب المبتدإ ِ (من)‬
‫ِ‬ ‫و اْلملة مِن‬

‫‪USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH‬‬ ‫‪AL IMAM AL HUMAIDIY‬‬


68

َ َ َ َ َّ َ ْ َ َ ْ َ ُ ْ َ
‫الفرق بْي ع ِقيدة ِ السل ِف واخلوارِ ِج‬

َ ْ َ َْ ْ َ َ َ َ َ َ ْ ََ َْ َ َ َ َ ْ َ ُ َ
َ َ ‫نَل َنق ْو َل َك َما قَالَت اْل‬
‫ وَل تك ِفْي بَِش ٍء ِمن اَّلاو ِب‬،‫ من نصاب ك ِبْية فقد كفر‬:‫ارج‬
ِ ‫و‬ ِ ‫و‬
ََ َ ْ َ َ ُ َ َ َْ َ ُ َ ْ َ َ َ ُ َْ ْ ‫إ ُن َما الك ْفر‬
ْ َ‫ِف ت‬
‫اإل سَلم لَع‬
ِ ِ ‫ِن‬‫ب‬ :‫م‬ ‫ل‬ ‫س‬ ‫و‬ ‫ه‬
ِ ‫ي‬ ‫ل‬ ‫ن‬ ‫الل‬ ‫ىل‬‫ص‬ ‫لل‬
ِ ‫ا‬ ‫ل‬ ‫و‬ ‫س‬ ‫ر‬ ‫ال‬ ‫ق‬ ‫يت‬
ِ ‫ال‬ ‫س‬ِ ‫م‬ ‫اْل‬ ‫ك‬
ِ ‫ر‬ ِ ِ
ْ َ ِّ َ َ َ ُ َ ْ َ َ ُ َ َ ْ َ ُ َ ُ ََ ُ ََ َ ْ َ َ َ َ َْ
‫ت‬
ِ ‫لل و ِإقامِ الصَل ِة و ِإيتا ِء الزَك ِة وحج اْلي‬
ِ ‫َخ ٍس شهاد ِة ن َل ِإٰل ِإَل الل ون َممدا رسول ا‬
َ َ ََ ْ َ َ
‫و صومِ رمضا‬

Perbedaan Aqidah Salaf dan Khawarij

Kami tidak berpendapat sebagaimana pendapat kalangan sekte Khawârij

bahwa barangsiapa yang tergelincir ke dalam dosa besar, ia telah kafir. Tidak

ada pengkafiran (terhadap seseorang) karena melakukan salah satu dari

perbuatan dosa. Namun, kekafiran hanyalah bagi seseorang yang

meninggalkan lima sendi utama, yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam

bersabda,
ِّ َ َ َ ُ َ ْ َ َ ُ َ َ ْ َ ُ َ ُ ََ ُ ََ َ ْ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ ْ ْ ‫ِن ا‬
‫لل و ِإقامِ الصَل ِة و ِإيتا ِء الزَك ِة وحخ‬
ِ ‫إلسَلم لَع َخ ٍس؛ شهاد ِة ن َل ِإٰل ِإَل الل ون َممدا رسول ا‬ِ َ ِ‫ب‬
َ َ
)‫ت َو َص ْو ِم َر َمضا (رواه اْلخاري و مسلم‬ َْْ
ِ ‫اْلي‬

“Islam didirikan diatas lima sendi: syahadat (persaksian) bahwa tiada Ilah (sembahan
yang benar) selain Allah, Muhammad adalah rasul Allah, mendirikan shalat,
mengeluarkan zakat, melaksanakan haji dan berpuasa pada bulan Ramadhan.”(HR
Bukhari & Muslim)
USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH AL IMAM AL HUMAIDIY
69

ُ َّ ْ ُ َ
‫الف َوائ ِد ال ِعل ِمية‬

Setelah Imam Humaidi-rahimahullah-menyebutkan sebagian perkara

iman, maka dalam bab ini berbicara tentang rukun Islam, inilah

kesempurnaan ajaran Allah, iman terkait dengan amalan batin dan islam

terkait dengan amalan dzahir. Tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya dan

harus berjalan bersamaan dalam ruang kehidupan seoramg muslim.

Dalam bab ini Imam Al Humaidi menyebutkan adanya rukun Islam,

kaitannya dengan bab-bab sebelumnya adalah dengan keimanan yang

tempatnya di hati mewajibkan adanya amalan dalam bentuk fisik dan itu

terdapat pada rukun Islam seperti ucapan syahadat, gerakan shalat,

berpuasa ramadhan, mengeluarkan zakat, dan berhaji ke baitullah.

Dalam bab ini juga Imam Al Humaidi menyebutkan lagi kelompok

yang menyelisihi sunnah, yaitu Khawarij. Khawarij adalah kelompok

pertama yang menyimpang dalam ajaran Islam. Khawarij ini sudah ada dari

zaman Nabishallallahu ‘alaihi wasallam, hanya saja belum terorganisir.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah menjelaskan tentang sifat-sifat

mereka,
َ ْ ْ َ َ ْ َ ََّ َ ْ ْ َ َ ْ َ َ ْ ْ َ َ ْ َ ْ َ َ ََْ ْ َ ْ َ ٌ َ ََّ ‫خرج ِف آخر‬ ْ َ َ
‫َبي ِ يقرؤو القرآ‬
ِ ِ‫ال‬ ‫ْي‬ ‫خ‬ ‫ل‬ ‫و‬ ‫ق‬ ‫و‬‫ل‬‫و‬ ‫ق‬‫ي‬ ِ‫م‬ ‫َل‬ ‫ح‬‫أل‬‫ا‬ ‫اء‬ ‫ه‬ ‫ف‬ ‫س‬ ِ ‫ا‬ ‫ة‬‫س‬‫أل‬ ‫ا‬ ‫اث‬‫د‬ ‫ح‬ ‫ن‬ ‫وم‬ ‫ق‬ ِ ‫ما‬‫الز‬ ِ ِ ِ ‫سي‬
ََ َ
َ‫َل َي‬
‫اج َره ْم‬
ِ ‫ة‬‫ح‬ ‫ز‬‫او‬
ِ

USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH AL IMAM AL HUMAIDIY


70

“Akan keluar pada akhir zaman, suatu kelompok, umurnya masih muda, rusak
akalnya, mereka bertutur dengan manis, mereka membaca Al-Qur’an, namun tidak
sampai melebihi kerongkongannya.”(HR. Bukhari: 3611, Muslim: 1066)

Dan kelompok ini baru terorganisir di zaman Ali bin Abi Thalib

radhiyallahu ‘anhu. Terkumpul sekitar enam ribu orang. Ibnu ‘Abbas

radhiyallahu ’anhu meminta izin pada Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ’anhu

untuk menemui kelompok Khawarij. Ibnu ‘Abbas memberanikan diri untuk

menghadapi mereka dengan ilmu. Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ’anhu bertanya

pada mereka apa yang menjadi alasan bagi mereka memerangi para sahabat

dan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ’anhu. Mereka menjawab ada tiga hal,

yaitu:

1. Ia telah menjadi hakim pada urusan Allah, padahal Allah berfirman,

“Sesungguhnya hukum itu hanya milik Allah”, betapa beraninya

seseorang menetapkan hukum.

2. Ia memimpin perang melawan pihak ‘Aisyah radhiyallahu ’anha, namun

tidak menawan tawanan dan mengambil ghanimah, padahal jika ia

memerangi orang kafir, maka halal tawanannya. Namun jika yang

diperangi orang mu’min maka tidak halal darahnya dan tidak boleh

diperangi.

3. Mereka menyampaikan yang intinya kaum khawarij berpendapat bahwa

Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ’anhu telah menghapus gelar amiirul

mu’miniin dari dirinya dan dengan demikian ia adalah amiirul kaafiriin.

USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH AL IMAM AL HUMAIDIY


71

Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ’anhu menyanggah alasan mereka dengan

berdasarkan Al-Qur’an dan as Sunnah, yaitu:

1. Bahwa Allah telah menyerahkan hukum kepada manusia pada beberapa

perkara. Contohnya, Allah telah menyerahkan hukum kepada manusia

dalam menentukan harga kelinci ¼ dirham sebagai tebusan atas kelinci

yang dibunuh saat ihram. Allah memerintah untuk berhukum kepada

manusia, Allah berfirman,

ُ ٞ ٓ َ َ َ ٗ َ َ ُّ ُ ُ َ َ َ َ َ ٞ ُ ُ ُ َ َ َ َّ ْ ُ ُ َ َ ْ ُ َ َ َ َّ َ ُّ َ َٰٓ َ
ۡ‫ِينۡءامنواَۡلۡتقتلواۡٱلصي ۡدۡوأنتمۡحرمۡومنۡقتل ۡهۥۡمِنكمۡمتع ِمداۡفجزاءۡمِثل‬
ۡ ‫يأيهاۡٱَّل‬

ُ َ َ ُ َ َ َ
٩٥ۡ..ۡ‫َماۡق َتلۡم َِنۡٱنلَّ َع ِۡمَۡيك ُمۡب ِ ۡهِۦۡذ َواۡعد ٖلۡمِنكم‬

“Wahai orang yang beriman, janganlah kamu membunuh hewan buruan dalam
berihram, barangsiapa membunuhnya diantara kamu dengan sengaja, maka
hukumannya adalah menggantikan dengan hewan menurut ukuran dua orang
yang adil diantara kamu”.[QS. Al-Maidah:95]

Ini di antara hukum Allah yang diserahkan kepada manusia, Allah

membolehkan berhukum kepada manusia. Ibnu ‘Abbas pun

memaparkan tentang berhukum kepada manusia, seperti kasus untuk

mendamaikan pasangan suami-istri yang sedang bertikai, Allah

berfirman,

USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH AL IMAM AL HUMAIDIY


72

َٓ َ َ َ َ َ َ ْ َُ َ َ َ َ َ ُ
٣٥..ۡ‫واۡ َحك ٗماۡمِنۡأهل ِ ۡهِۦۡوحكماۡمِنۡأهل ِها‬
ٗ ۡ ‫اۡفٱبعث‬
ۡ ‫ِإَونۡۡخِفتمۡۡشِقاقۡبين ِ ِهم‬

“Dan bila kamu mengkhawatirkan perceraian diantara keduanya, maka kirimlah

seorang hakim yang jadi penengah dari keluarga laki-laki, dan seorang hakim

dari keluarga perempuan”. [QS. An Nisaa: 35]

2. Mengenai perang melawan ‘Aisyah radhiyallahu’anha, namun tidak

menawan tawanan dan mengambil ghanimah. Ibnu ‘Abbas bertanya,

“Apakah kalian akan menawan Ibu kalian, ‘Aisyah? Apakah ia halal bagi

kalian sebagai tawanan? Jika kalian katakan bahwa ia halal bagi kalian

sebagaimana halalnya tawanan lain, maka kalian telah kufur, Allah

berfirman,
ُ ُ َ َّ ُ ُٓ ُ َ ََ ُ َ َ ُ َ َ ُّ َّ
َٰ َٰ
٦ۡ..ۡ‫س ِهمۖٗۡوأزوج ۡه ۡۥۡأمهتهم‬
ِ ‫ِيۡمِنۡأنف‬ َٰ
ۡ ‫بۡأوَلۡۡب ِٱلمؤ ِمن‬ ۡ ِ ‫ٱنل‬

“Nabi itu lebih utama bagi orang-orang mu’min daripada diri mereka sendiri,

dan istri-istri mereka adalah ibu-ibu mereka (kaum mukminin)”. [QS. Al

Ahdzab: 6]

3. Ibnu ‘Abbas memaparkan bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam

pernah melepaskan gelar kerasulannya pada perjanjian perdamaian

dengan kaum musyrikin pada perang Hudaibiyyah, namun hal itu sama

sekali tidak melepaskan gelar kenabiannya.

Dan setelah Ibnu’Abbas menyampaikan dengan hikmah, maka

bertaubatlah sekitar dua ribu kaum Khawarij, dan sisanya tetap

USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH AL IMAM AL HUMAIDIY


73

membangkang dan akhirnya mereka terbunuh oleh kaum Muhajirin dan

Anshar dalam kesesatan mereka.

Faidah Inti:

1. Banyak kelompok yang parah penyimpangannya dalam Khawarij,

namun yang paling parah adalah al Azariqah yang di nisbatkan kepada

Nafii’ bin al Azraq dan ciri pemikirannya adalah menganggap yang

berbeda pendapat dengan mereka bukan mu’min, sehingga kekal

dineraka dan halal diperangi.

2. Di wilayah perang diperbolehkan melakukan tindakan apapun yang

dibenarkan dalam melawan orang kafir baik merampas harta, menahan

anak-anak, dan para wanita, memperbudak pihak musuh yang

terperangkap atau membunuh pihak yang menolak untuk turut

berperang.

3. Pendapat Imam Al Humaidi rahimahullah, mereka yang kufur adalah

yang meninggalkan lima rukun islam, yakni; syahadat, shalat, zakat,

puasa, dan haji.

USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH AL IMAM AL HUMAIDIY


‫‪74‬‬

‫ْ ُ‬
‫اإلع َراب‬
‫ِ‬

‫‪Tashrif‬‬ ‫‪I’rab‬‬ ‫‪Kata‬‬


‫َ ْ ٌّ َ ْ َ ْ‬ ‫ْ َْ‬ ‫َ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫اف مب ِ‬‫ح ْرف استِئة ٍ‬ ‫َو‬
‫َ َ‬ ‫َ ْ ٌّ َ‬ ‫َ ْ ََ َ ْ َ ْ َ ْ‬ ‫َّ‬
‫ِن َلَع السكو ِ وَل » َل‬ ‫ن وَل › ن »حرف ا ٍ ِ‬
‫ب‬ ‫م‬ ‫ب‬ ‫ص‬ ‫أل‬
‫َ َ َ ْ ٌّ َ َ‬
‫ِن لَع السكو ِ‬ ‫اا ِفي مب ِ‬
‫َ َ َُ ْ ُ َْ ً‬ ‫َ ْ َْ ٌ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ٌْ َ ٌ ْ ٌ‬ ‫َُ َ‬
‫ارع َمةص ْوب ِب (ن ) َو َنَل َم اص ِب ِه فت َح َو قال ‪ -‬يقول ‪ -‬قول‬ ‫فِعل مض ِ‬ ‫نق ْول‬
‫َْ‬ ‫َْ‬ ‫ْي م ْستَت ْ ٌ‬‫فَانله َضم ْ ٌ‬
‫ْي وج ْوبا تق ِديْره َنن‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫لَع الْ َفتْ ِح َو َما ِا ْس ٌم َم ْوص ْو ٌل َمبْ ٌّ‬
‫ِن‬
‫َ ٍّ َ ْ ٌّ َ َ‬
‫ِن‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ر‬ ‫ج‬ ‫ف‬ ‫ر‬ ‫الَكف َح ْ‬‫َ‬ ‫َ َ‬
‫ك ما‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َْ ٌْ َ‬ ‫َ‬
‫َلَع السكو ِ َمرور ِبالَك ِف‬

‫َ َ َُ ْ ُ َْ ً‬ ‫ْ‬ ‫َ َ‬
‫قال ‪ -‬يقول ‪ -‬قول‬ ‫ِ‬ ‫ْ‬ ‫ُ ََ َ ُ‬ ‫َ ْ ٌّ َ َ َ ْ‬ ‫قَ َال ف ْع ٌل َ‬
‫ِن لَع الفت ِح و اْلاء نَلم اْلأ ِني ِ‬ ‫ِ‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫اض‬ ‫ٍ‬ ‫م‬ ‫ِ‬ ‫ت‬
‫ِ‬ ‫قال‬
‫َ ٌ َْ ْ ٌ َ ََ َ َْ َ ٌُ‬ ‫ََ ُ‬
‫فا ِنل مرفوع ونَلم رف ِع ِه ضم‬ ‫ارج‬
‫اخلو ِ‬
‫َ‬ ‫َ َ ِّ ْ‬ ‫ْ ٌ َ ْ َ ْ ٌّ َ‬ ‫َ ْ‬
‫ِن َلَع السكو ِ ِِف َمل َرف ٍع مبْتَد ٌآء‬ ‫ِ‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ط‬ ‫ٍ‬ ‫َش‬ ‫م‬ ‫س‬ ‫ا‬
‫ِ‬ ‫ن‬ ‫م‬
‫ُ‬ ‫ُ ْ‬ ‫َ َ َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ٌ‬ ‫َ ٌْ ْ َ‬ ‫َ ْ ٌّ َ َ ْ َ ْ َ َ‬ ‫َ‬ ‫ٌْ‬ ‫َ َ َ‬
‫أصاب ‪ -‬ي ِصيب ‪-‬‬ ‫اض مب ِِن لَع الفت ِح وفا ِنله ض ِمْي مست ِِت جوازا‬ ‫فِعل م ٍ‬ ‫أصاب‬
‫ً‬ ‫ً‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َْ‬
‫إصابة و صوابا‬ ‫تق ِديْره ه َو يع ْود َلَع َم ْن‬
‫َْ ْ ٌ َ ََ َ َ ْ َْ َ ٌ‬ ‫ْ ٌ‬ ‫َ ًَْ‬
‫َمفع ْول ِب ِه مةصوب ونَلم اص ِب ِه فتح‬ ‫كبِية‬
‫َ ْ َ ْ ٌّ َ ْ َ ْ‬ ‫َح ْرف َج َ‬ ‫َ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫ِ‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ط‬ ‫ٍ‬ ‫َش‬ ‫اب‬ ‫ِ‬ ‫و‬ ‫ف‬
‫َ ْ َ ْ ْ َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫َْ‬
‫حرف َت ِقي ٍق مب ِِن لَع السكو ِ‬ ‫قد‬
‫َ ْ ُ‬
‫كف َر ‪ -‬يكف ُر ‪-‬‬
‫َ َ‬
‫ِت َج َوازا‬ ‫لَع الْ َفتْح َوفَانله َضم ْ ٌ‬
‫ْي م ْستَ ٌ‬ ‫َ ْ ٌّ َ َ‬
‫اض مب ِِن‬ ‫ٌْ َ‬
‫ِفعل م ٍ‬ ‫كف َر‬
‫َ َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ُْ ُُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َْ‬
‫كف ًرا وكف ْو ًرا‬ ‫تق ِديْره ه َو يع ْود َلَع َم ْن‬
‫ْ َ َ ِّ َ ْ َ َ ُ ْ ُ ْ َ َ َ ْ‬ ‫َْ‬ ‫ْ ْ‬ ‫َ ُْ َُ‬
‫َب المبتدإ ِ (من)‬ ‫اْلملة م َِن ال ِفع ِل َوالفاع ِِل ِِف َمل رف ٍع خ‬ ‫و‬
‫َ ْ ٌّ َ ْ َ ْ‬ ‫َ ْ َ ْ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫حرف عط ٍف مب ِ‬ ‫َو‬

‫‪USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH‬‬ ‫‪AL IMAM AL HUMAIDIY‬‬


‫‪75‬‬

‫ُ‬ ‫ََْ َ ََ‬ ‫َ ُ َ َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫َ‬


‫ِن لَع السكو ِ تعمل عمل إِ‬ ‫َل اَلا ِفي ِ مب ِ‬ ‫ل‬
‫ُ َ ِّ‬ ‫َ َّ‬ ‫ْ َ َ ْ ٌّ َ َ ْ‬
‫ْ‬ ‫َ ْ‬
‫ك ِف ْ َ‬
‫كف َر ‪ -‬يكف ُر ‪-‬‬ ‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫اسم َل مب ِ‬ ‫ي‬ ‫ت‬
‫ك ِف ْ ً‬ ‫َ ْ‬
‫يا‬ ‫ت‬
‫ك ْْس َو َشيْئ ََمْر ْو ٌر ب ْ َ‬
‫اْلا ِء‬
‫َ ٍّ َ ْ ٌّ َ َ ْ َ‬
‫ال‬ ‫لَع‬ ‫ِن‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ر‬ ‫ج‬ ‫ف‬ ‫اْلاء َح ْ‬
‫ر‬ ‫َ‬ ‫ء‬‫ٍ‬ ‫بِ َ ْ‬
‫َش‬
‫ِ‬ ‫ٍ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ َ َ َ ِّ َ ْ َ ٌ‬
‫ونَلم جرهِ كْسة‬
‫َ ُ ْ َ ْ ُ ْ ُ َ َ ِّ َ ْ َ َ ُ َ‬
‫اْلار والمجرور ِِف َمل رف ٍع خَب ل‬
‫َ ٍّ َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫َح ْ‬ ‫ْ‬
‫ِن لَع السكو ِ‬ ‫ِ‬ ‫ب‬‫م‬ ‫ر‬‫ج‬ ‫ف‬ ‫ر‬ ‫ِن‬ ‫م‬
‫ًَْ‬ ‫َُْ‬ ‫ََ‬ ‫ْ ٌ َ ْ ْ ٌ ْ َ َ َ َ َ ِّ َ ْ َ ٌ‬ ‫ُّ ُ‬
‫ذن َب – يذن ُب ‪ -‬ذنبا‬ ‫ْسة‬ ‫اسم َمرور ِب ِمن ونَلم جر ِه ك‬ ‫اَّلن ُو ِب‬
‫َ َ َ ْ َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫َّ َ‬
‫ِ‬ ‫و‬ ‫ك‬ ‫الس‬ ‫لَع‬ ‫ْص مب ِِن‬
‫نداة ح ٍ‬ ‫إِنما‬
‫َ ْ ُ‬ ‫َ َ‬ ‫َْ َ ٌ َ ْ ْ ٌ َ َ َ َ َ ْ َ ُ ٌ‬ ‫ُْ‬
‫كف َر ‪ -‬يكف ُر ‪-‬‬ ‫مبتداء مرفوع و نَلم رف ِع ِه ضم‬ ‫الكف ُر‬
‫ُْ‬
‫كف ًرا‬
‫َ ٍّ َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫َ ْ‬ ‫ِْ‬
‫ِن لَع السكو ِ‬ ‫حرف جر مب ِ‬ ‫ِف‬
‫ََ َ َُْ ُ َ ً‬ ‫َ ٌ‬ ‫ْ ٌ َ ْ ْ ٌ ْ َ َ َ َ َ ِّ َ ْ َ ٌ‬ ‫َ‬
‫َّتك ‪ -‬ت ْرك‬ ‫ترك ‪ -‬ي‬ ‫ْسة َوه َو مضاف‬ ‫اسم َمرور ِب ِْف ونَلم جر ِه ك‬ ‫ت ْركِ‬
‫َ ٌ َ ْ َ ْ ْ ٌ َ َ َ َ َ ِّ َ ْ َ ٌ‬ ‫َْ‬
‫ْسة‬ ‫مضاف ِإِل ِه َمرور ونَلم جر ِه ك‬ ‫اخلم ِس‬
‫ُْ‬ ‫َ ُّ َ َ ْ ُ ْ ُ ْ َ َ ِّ َ ْ َ َ ُ ُ ْ َ َ‬
‫َب المبتدإ ِ (الكف ُر)‬ ‫اْلار والمجرور ِِف َمل رف ٍع خ‬
‫َْ ٌ ْ َ‬ ‫ْ ٌ َ ْ ْ ٌ َ ْ ٌّ َ‬ ‫َّ‬
‫ت لِلخ ْم ِس‬ ‫ِن َلَع السكو ِ نع‬ ‫ِ‬ ‫ب‬‫م‬ ‫ل‬ ‫و‬ ‫ص‬ ‫و‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫س‬ ‫ا‬
‫ِ‬ ‫يت‬ ‫ال ِ‬
‫َ َ َُ ْ ُ َْ ً‬ ‫َ ْ ٌّ َ ْ َ ْ‬ ‫ف ْع ٌل َ‬ ‫َ َ‬
‫قال ‪ -‬يقول ‪ -‬قول‬ ‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫ِ‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫اض‬ ‫ٍ‬ ‫م‬ ‫ِ‬ ‫ال‬ ‫ق‬
‫َ ٌ‬ ‫ْ َ ٌ‬ ‫َ‬ ‫ٌ‬ ‫َ ٌ‬ ‫ُ ُ‬
‫فا ِنل َم ْرف ْوع َو َنَل َم َرف ِع ِه ض ُم َوه َو مضاف‬ ‫َرس ْول‬
‫َ َ َ َ ٌ َ ْ َ ْ ْ ٌ َ َ َ َ َ ِّ َ ْ َ ٌ‬ ‫َْ‬
‫ْسة‬ ‫لفظ اجلَلل ِ مضاف إِِل ِه َمرور و نَلم جرهِ ك‬ ‫اللِ‬
‫َ َ ً‬ ‫َ َّ ُ َ ِّ‬ ‫َْ ََ َْ َ ُ ََ َ‬ ‫ف ْع ٌل َ‬ ‫َ َّ‬
‫صَّل ‪ -‬يصِّل ‪ -‬صلة‬ ‫ِن لَع فت ٍح مقد ٍر لَع األ ِل ِف‬ ‫اض مب ٌّ‬ ‫ٍ‬ ‫م‬ ‫ِ‬ ‫َّل‬ ‫ص‬
‫ِ‬
‫ََ َ َ ٌ َ ْ ْ ٌ َ ََ َ َ ْ َ ٌُ‬ ‫َْ‬ ‫ُ‬
‫لفظ اجلَلل ِ فا ِنل مرفوع ونَلم رف ِع ِه ضم‬ ‫الل‬
‫َ َ َ ٌْ ُ ٌ‬ ‫َ ٍّ َ ْ ٌّ َ‬ ‫لَع َح ْ‬ ‫ََ‬ ‫َ َ‬
‫ْي مت ِصل‬ ‫ِن َلَع السكو ِ والهاء ض ِم‬ ‫ِ‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ر‬ ‫ج‬ ‫ف‬ ‫ر‬ ‫ه‬‫ِ‬ ‫ي‬ ‫عل‬
‫ََ‬ ‫َْ‬ ‫َ ْ ٌّ َ َ ْ َ ْ ْ َ َ ِّ‬
‫(لَع)‬ ‫ِف َمل َج ٍّر َمر ْو ٌر ِب‬ ‫ْس ِ‬ ‫مب ِِن لَع الك ِ‬
‫َ ْ ٌّ َ ْ َ ْ‬ ‫َ ْ َ ْ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫حرف عط ٍف مب ِ‬ ‫َو‬

‫‪USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH‬‬ ‫‪AL IMAM AL HUMAIDIY‬‬


‫‪76‬‬

‫َْ ْ‬ ‫ُ ِّ‬ ‫َ َّ‬ ‫َ ْ ٌّ َ ْ َ ْ َ‬ ‫لَع َص ُىل ف ْع ٌل َ‬ ‫َ ْ ٌْ ََ‬ ‫َ َّ‬


‫سل َم ‪ -‬يسل ُم ‪ -‬تسلِي ًم‬ ‫ِن َلَع الفت ِح َوفا ِنله‬ ‫ِ‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫اض‬ ‫ٍ‬ ‫م‬ ‫ِ‬ ‫معطوف‬ ‫سل َم‬
‫َ َ ْ ََ ُ‬ ‫َ ٌْ ْ َ ٌْ َ َ َْ ْ‬
‫اَّلل‬
‫ض ِمْي مست ِتْي جوازا تق ِديره هو يعود لَع ِ‬
‫َب َن ‪ -‬يَبْن ‪ -‬ب َن ً‬ ‫َ ْ ٌّ ْ َ ْ ْ َ ْ ٌّ َ ْ َ ْ‬ ‫ٌْ َ‬ ‫بُ ِ َ‬
‫اء‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫اض مب ِِن لِلمجهو ِل مب ِ‬ ‫فِعل م ٍ‬ ‫ن‬
‫َ ْ َ ُْ ُ ْ ً‬
‫َ‬ ‫َْ ْ ٌ َ ََ َ َْ َ ٌُ‬ ‫َْ‬ ‫َ‬ ‫ْ َُ‬
‫أسلم ‪ -‬يسلِم ‪-‬إِسلما‬ ‫اائِب الفا ِن ِل مرفوع و نَلم رف ِع ِه ضم‬ ‫اإلسلم‬ ‫ِ‬
‫َ ٍّ َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫ََ‬
‫ِ‬ ‫و‬ ‫ك‬ ‫الس‬ ‫لَع‬ ‫َح ْرف جر مب ِِن‬ ‫لَع‬
‫ْ ٌ َ ْ ْ ٌ َ َ َ َ َ َ َ ِّ َ ْ َ ٌ‬ ‫َْ‬
‫ْسة‬ ‫اسم َمرور ِبعىل ونَلم جرهِ ك‬ ‫خ ٍس‬
‫َ َ َْ َ ُ َ َ ًَ‬ ‫َ ْ ْ ٌ َ َ َ َ َ ِّ َ ْ َ ٌ‬ ‫َ‬ ‫ٌَ‬ ‫َ َ َ‬
‫ش ِهد – يشهد ‪ -‬شهادة‬ ‫ْسة‬ ‫بَدل ِم ْن (َخْ ٍس ) َمرور ونَلم جرهِ ك‬ ‫شهادةِ‬
‫ْ‬ ‫َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫َ ْ َ ْ َ ٍّ َ َ ْ‬ ‫َ ْ‬
‫ِن لَع السكو ِ‬ ‫ِ‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ب‬ ‫ٍ‬ ‫ص‬ ‫حرف مصد ِري وا‬ ‫أن‬
‫َ َ َ ٌ ْ ْ َ ْ َ َ َ َ ُ َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫َ‬
‫ِ‬ ‫و‬ ‫ك‬ ‫الس‬ ‫لَع‬ ‫َل اا ِفي لِل ِجن ِس تعمل عمل ِإ مب ِِن‬ ‫ل‬
‫ْ َ َ ْ ٌّ َ ْ َ ْ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫إ َلَ‬
‫َاسم َل مب ِ‬ ‫ِ‬
‫ْ َ ٌ َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫َ ْ ْ َْ‬ ‫َّ‬
‫ِ‬ ‫و‬ ‫ك‬ ‫الس‬ ‫لَع‬ ‫ِن‬ ‫ِ‬ ‫ب‬‫م‬ ‫اة‬ ‫غ‬ ‫ل‬‫م‬ ‫ء‬
‫ِ‬ ‫ا‬ ‫اإلستِثة‬ ‫نداة ِ‬ ‫إِل‬
‫ََ َ َ َ َ َ ْ ْ ٌ َ ََ َ َ ْ َ ٌُ‬ ‫َْ‬ ‫ُ‬
‫لفظ اجلَلل ِ خَب َل مرفوع و نَلم رف ِع ِه ضم‬ ‫الل‬
‫َ ْ ٌّ َ ْ َ ْ‬ ‫َ ْ َ ْ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫حرف عط ٍف مب ِ‬ ‫َو‬
‫َ ْ ٌّ َ ْ َ ْ‬ ‫َ ْ َْ ْ َ َ ْ‬ ‫َ َّ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫ب مب ِ‬ ‫حرف تو ِكي ٍد و اص ٍ‬ ‫أن‬
‫َ َّ َ ُ ِّ ُ َ ْ ْ ً‬ ‫ْ َ ُ َْ ْ ٌ َ ََ َ َ ْ َْ َ ٌ‬ ‫ُ َ َّ ً‬
‫ُّحد – َيَمد ‪َ -‬ت ِميدا‬ ‫اسم ن مةصوب ونَلم اص ِب ِه فتح‬ ‫َممدا‬
‫َ ٌ‬ ‫ْ َ ٌ‬ ‫ٌ َ‬ ‫َ َ ُ‬ ‫ُ ُ‬
‫خ ََب ن َم ْرف ْوع َو َنَل َم َرف ِع ِه ض ُم َوه َو مضاف‬ ‫َرس ْول‬
‫َ ْ ْ َ َ َ َ ٌ َ ْ َ ْ ْ ٌ َ َ َ َ َ ِّ َ ْ َ ٌ‬
‫ْسة‬ ‫لفظ اجلَلل ِ مضاف ِإِل ِه َمرور ونَلم جر ِه ك‬ ‫اللِ‬
‫َ ْ ٌّ َ ْ َ ْ‬ ‫َ ْ َ ْ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫حرف عط ٍف مب ِ‬ ‫َو‬
‫ً‬ ‫َ َ ُ ْ‬ ‫َ ْ ْ ٌ َ َ َ َ َ َ ْ ْ ٌ َ َ َ َ َ ِّ َ ْ َ ٌ‬ ‫َ‬
‫أقام ‪ -‬يقي ُم ‪ -‬إقامة‬ ‫ْسة َوه َو‬ ‫معطوف لَع (شهاد ِة) َمرور ونَلم جرهِ ك‬ ‫إِقا ِم‬
‫َ ٌ‬
‫مضاف‬
‫َ َ ً‬ ‫َ َّ ُ َ ِّ‬ ‫َ ٌ َ ْ َ ْ ْ ٌ َ َ َ َ َ ِّ َ ْ َ ٌ‬ ‫َّ َ‬
‫صَّل ‪ -‬يصِّل ‪ -‬صلة‬ ‫ْسة‬ ‫مضاف إِِل ِه َمرور ونَلم جرهِ ك‬ ‫الصلةِ‬
‫َ ْ ٌّ َ ْ َ ْ‬ ‫َح ْرف َع ْ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫ِ‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ف‬ ‫ٍ‬ ‫ط‬ ‫َو‬
‫آ ََت ‪ -‬يُ ْؤِت ‪ْ -‬إي َت ً‬
‫اء‬ ‫ْسة َوه َو‬
‫ٌ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫لَع ( َشهاد ِة ) َمر ْور َونَلم ج ِّر ِه ك َ‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ٌ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ ٌْ ََ‬
‫معطوف‬
‫َْ‬
‫إِيتاءِ‬
‫ِ‬
‫َ ٌ‬
‫مضاف‬

‫‪USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH‬‬ ‫‪AL IMAM AL HUMAIDIY‬‬


‫‪77‬‬

‫ََ َْ ُْ ََ ً‬ ‫َ ٌ َ ْ َ ْ ْ ٌ َ َ َ َ َ ِّ َ ْ َ ٌ‬ ‫َّ َ‬
‫زَك ‪ -‬يزكو ‪ -‬زَكة‬ ‫ْسة‬ ‫مضاف إِِل ِه َمرور و نَلم جرهِ ك‬ ‫الزكةِ‬
‫َ ْ ٌّ َ ْ َ ْ‬ ‫َح ْرف َع ْ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫ِ‬ ‫ب‬‫م‬ ‫ف‬‫ٍ‬ ‫ط‬ ‫َو‬
‫َ ً‬ ‫َ َ ُ ُ‬ ‫ٌ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ ٌْ ََ َ‬ ‫َ‬
‫صام ‪ -‬يص ْوم – ِصياما‬ ‫ْسة َوه َو‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ٌ‬
‫(شَهاد ِة ) َمر ْور َونَلم ج ِّرهِ ك َ‬ ‫َ‬ ‫معطوف لَع‬ ‫ص ْو ِم‬
‫َ ً‬ ‫َ ٌ‬
‫َو ص ْوما‬ ‫مضاف‬
‫َ ٌ َ ْ َ ْ ْ ٌ َ َ َ َ َ ِّ َ ْ َ ٌ َ ُ ْ ُ ْ َ‬ ‫َ َ َ‬
‫اَّلي َل‬ ‫مضاف ِإِل ِه َمرور ونَلم جرهِ فتح ِألاه اسم ِ‬ ‫َرمضان‬
‫ْصف‬ ‫َيةْ َ‬
‫ِ‬
‫َ ْ ٌّ َ َ ْ َ ْ‬ ‫َْ‬
‫َح ْرف عط ٍف مب ِِن لَع الفت ِح‬ ‫َو‬
‫َ َّ َ ُّ َ ًّ‬ ‫َ َ َ َ ْ ْ ٌ َ َ َ َ َ ِّ َ ْ َ ٌ‬ ‫ْ ٌ َ‬ ‫َ ِّ‬
‫حج ‪َ -‬يُج ‪ -‬حجا‬ ‫ْسة َوه َو‬ ‫َمعط ْوف َلَع ( شهاد ِة ) َمرور و نَلم جر ِه ك‬ ‫حج‬
‫ًّ‬ ‫َ ٌ‬
‫وحِجا‬ ‫مضاف‬
‫َ ٌ َ ْ َ ْ ْ ٌ َ َ َ َ َ ِّ َ ْ َ ٌ‬ ‫ْ‬
‫ْسة‬ ‫مضاف ِإِل ِه َمرور و نَلم جرهِ ك‬ ‫اَلَي ِ‬
‫ت‬

‫‪USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH‬‬ ‫‪AL IMAM AL HUMAIDIY‬‬


‫‪78‬‬

‫َ َ ََْ َ ََ ْ َََْ‬ ‫ُ ْ ُ َ‬
‫ْي والمب ِاِن األربع ِة‬
‫ِ‬ ‫ت‬‫اد‬ ‫ه‬‫الش‬ ‫كِ‬‫ار‬
‫حكم ت ِ‬

‫َ َ ُ َ َ ٌ ْ َ َ َ َ ْ َ َ َ ْ َ ْ َ َ َ ُ ْ َ َ ْ َ ِّ َ َ ْ َ ْ َ ُ َ َ ُ ْ َ َ‬
‫اركه‪ :‬من لم يت شهد ولم ي صل ولم ي صم ِألاه َل يؤخر ِمن هذا‬
‫اظر ت ِ‬
‫ونما ثَلث ِمةها فَل تة ِ‬

‫‪،‬ونَ ُما ُ‬
‫الز ََكة َف َم َ‬
‫ىت ماَ‬ ‫َ ْ ٌ َ ْ َْ َ َ‬
‫َل َيْزئ َم ْن قَ َضُُّّاه َب ْع َد َت ْفريْ ِط ِه ِفيْ ِه َم ِمدا َع ْن َوقْ ِت ِه َ‬ ‫شء عن وق ِت ِه و‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َْ‬ ‫َُ َ َ ْ ََ ْ َ ْ ََ َ‬
‫نداها نجزنت عةه وَك آ ِثما ِِف احلب ِس ‪.‬‬
‫َ َ‬ ‫َ‬ ‫َ َْ‬ ‫ََُ َ َ َ ْ َ َ َ َ َْ َ َ َ َ ُ َْ َْ َ َ َ َ َْ َ َ َ‬
‫َيب نلي ِه ِِف م ِم ِه ذلِك‬
‫ونما احلج فمن وجب نلي ِه ‪ ،‬ووجد السُُّّ ِبيل إِِل ِه وجب نلي ِه وَل ِ‬
‫َْ ْ َ َُ َ َ َ َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ ُ َ َ ْ َ ْ ٌّ َ َ َ ُ َ َ َ ِّ َ َ‬
‫ْيهِ ِإذا نداه ك ما َك‬ ‫آثما ِِف تأ ِخ ِ‬‫حىت َل يكو ٰل ِم ةه بد مىت نداه َك مؤد يا ولم يكن ِ‬
‫ىت َو َص َل إ َِلْهمْ‬
‫ُ‬ ‫ْي َحبَ َسه َنلَيْه ْم فَ ََك َ آثما حَ‬ ‫الز ََك َة َح ٌّق لم ْسلم ْ َ‬
‫ْي َم َساك ْ َ‬ ‫ُ‬ ‫ُ َ َ ُ‬
‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِِ‬ ‫آث ِما ِِف الزَك ِة ‪ِ ،‬أل‬

‫ْ‬ ‫َ ْ‬
‫َ َ َ َ َ َ ٌ‬ ‫َ َ ُ َ َ َ َ َ َ ْ َ َ َ ْ َ َ ِّ َ َ ُ َ َ ْ َ ُ‬
‫اجد م ْسُّتَ ِطي ٌع‬
‫هو مات وهو و ِ‬
‫‪ ،‬ونما احلج فَك ِِف ما بيةه وبْي رب ِه ِإذا نداه فقد ندى ‪ ،‬و ِإ‬

‫َْ َ ْ َ ْ َ ْ ََْ ْ َ ْ َ ْ َ‬ ‫َْ َ ْ َ ُ َ َ‬ ‫َ َْ َ ُ َ ََ ُ ْ َ َ َ‬


‫َيب ِأله ِل ِه ن َيجوا عةه ‪ ،‬وارجو ن يكو‬ ‫ولم َي ُّج سأل الرجع ِإ ادلنيا ن َي ُّج و ِ‬
‫َ َ َ ِّ َ ْ َ َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ ْ ٌ َ َ َ ْ ْ َ‬
‫ِض عةه َبعد َم ْو ِت ِه ‪.‬‬
‫ذلِك مؤديا عةه كما لو َك نلي ِه دين فق ِ‬

‫‪Madzhab Al Imam Al Humaidi Seputar Meninggalkan Dua Kalimat‬‬

‫‪Syahadat dan 4 Rukun Islam‬‬

‫)‪Adapun tiga sendi pertama, orang yang meninggalkannya tidaklah (perlu‬‬

‫‪diajak berdebat, yaitu (1) yang tidak mengucapkan syahadat, (2) tidak‬‬

‫‪USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH‬‬ ‫‪AL IMAM AL HUMAIDIY‬‬


79

mendirikan shalat, dan (3) tidak berpuasa, karena hal ini tidaklah dapat

diakhirkan dari waktunya. Ia tidak dibenarkan mengqadha hal tersebut

setelah meninggalkan hal itu dengan sengaja karena sikapnya yang

melampaui batas terhadap amalan ini dari waktunya yang telah

ditentukan.Adapun mengeluarkan zakat, tatkala telah mengeluarkan

(zakat), hal itu telah cukup baginya, tetapi ia akan berdosa jika menolak

mengeluarkan zakat.

Adapun haji, barangsiapa yang telah wajib (menunaikan haji) dan mendapat

kemudahan untuk melaksanakan (ibadah) itu, dia wajib menunaikan

(ibadah) tersebut. Tidaklah haji ini diwajibkan secara keseluruhan, kecuali

setelah menjadi wajib untuknya. Apabila telah menunaikan (ibadah haji), ia

telah melakukan kewajiban itu. Tidaklah ia berdosa karena mengakhirkan

(pelaksanaan haji) itu jika telah ia tunaikan sebagaimana ia akan berdosa jika

melakukan hal tersebut pada zakat, karena zakat adalah hak untuk kaum

muslimin yang miskin yang ia tahan untuk mereka maka ia berdosa hingga

kewajiban itu telah sampai kepada mereka.

Adapun haji, (ibadah) itu adalah kewajiban antara ia dan Rabb-nya. Jika telah

menunaikan (ibadah haji), berarti ia telah melaksanakan kewajibannya.

Sekiranya ia meninggal dalam keadaan mendapatkan kemudahan dan

sanggup, tetapi ia tidak melaksanakan ibadah haji itu, ia akan memohon agar

dikembalikan ke dunia guna menunaikan ibadah haji yang telah ia lalaikan.

USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH AL IMAM AL HUMAIDIY


80

Keluarganya wajib menghajikannya, yang semoga hal itu dapat menutupi

ibadah haji yang seharusnya ia tunaikan sebagaimana halnya jika ia berutang

lalu (utang tersebut) dibayarkan oleh keluarganya setelah ia meninggal.

ُ َّ ْ ُ ََ
‫الفوائ ِد ال ِعل ِمية‬

Dalam rukun Islam terdapat permasalahan fikih yang telah disepakati

dan ada juga perbedaan-perbedaan di kalangan ulama ahlu sunnah. Di

antara permasalahan yang telah disepakati dalam rukun Islam adalah

mengingkari atau mengakui tidak wajib tanpa penghalang, dan terdapat

perbedaan ulama ketika seorang muslim meninggalkan rukun Islam selain

syahadat karena malas dan lalai, diantaranya:

 Yang meninggalkannya adalah kafir.

 Yang meninggalkannya tidak kafir, hanya berdosa.

 Yang meninggalkannya tidak kafir, kecuali perkara sholat.

 Kafir jika menginggalkan zakat dan sholat.

 Meninggalkan zakat jika diperangi Imam.

Imam Al Humaidi berkata:

Adapun tiga sendi pertama, orang yang meninggalkannya tidaklah (perlu)

diajak berdebat, yaitu (1) yang tidak mengucapkan syahadat, (2) tidak

mendirikan shalat, dan (3) tidak berpuasa karena hal ini tidaklah dapat

diakhirkan dari waktunya. Ia tidak dibenarkan mengqadha hal tersebut setelah

USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH AL IMAM AL HUMAIDIY


81

meninggalkan hal itu dengan sengaja karena sikap ia yang melampaui batas

terhadap amalan ini dari waktunya yang telah ditentukan.

Kata hadza kembali kepada puasa dan shalat karena Allah telah

menentukan waktunya. Semua ini tidak dapat diakhirkan dari waktunya

kecuali ada udzur syar’i, seperti yang pernah dilakukan Rasulullah shallallahu

‘alaihi wasallam ketika terlambat sholat shubuh saat shafar. Sedangkan untuk

puasa, siapapun yang mendapati bulan Ramadhan maka wajib berpuasa

atasnya. Adapun bila ada udzur, seperti yang biasa terjadi pada wanita setiap

bulannya, atau sakit maka boleh menqadha’nya pada hari-hari selain bulan

Ramadhan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:


َ ُ َّ َ ٞ َّ َ َ َ َٰ َ َ َ ً َ َ َ َ َ ُ ُ َ َ َ َّ ُ ُ َ َ
١٨٥ۡ..ۡ‫ف َمنۡش ِه َدۡمِنكمۡٱلشه ۡرۡفليصمهۖٗۡومنَۡكنۡم ِريضاۡأوۡلَعۡسف ٖرۡفعِدةۡمِنۡأيا ٍمۡأخر‬..
َ

“Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka

hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan

(lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang

ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.”[QS. Al Baqoroh: 185]

Adapun perkataan Imam Al Humaidi tentang syahadat maksudnya

adalah dapat dilakukan dalam keadaan apapun tanpa batas waktu. Adapun

zakat, jika seorang muslim telah memenuhi syarat maka ia wajib

mengeluarkannya. Jika ia belum menunaikannya hingga lewat waktunya

tanpa udzur yang syar’i maka tetap wajib baginya menunaikan hal tersebut

meskipun ia berdosa. Karena dalam zakat terdapat hak orang lain.

USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH AL IMAM AL HUMAIDIY


82

Sedangkan haji diwajibkan bagi yang sanggup dan diberi kemudahan

oleh Allah. Kewajiban haji hanya antara dirinya dengan Allah sehingga boleh

diakhirkan pelaksanaannya. Kewajiban haji boleh digantikan dengan orang

lain, jika ia meninggal atau lumpuh dan yang berhak menggantikannya

adalah ahli warisnya. Adapun jika sakit yang masih diharapkan

kesembuhannya atau gila yang masih diharapkan normalnya, maka tidak

berhak digantikan kewajiban hajinya.

ُ ْ
‫اإلع َراب‬
ِ

Tashrif I’rab Kata


َْ ْ َ َْ ْ َ ْ َ ْ َ
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ٌّ ْ‫اف َمب‬ ْ َ ْ ‫َو‬
ِ ٍ ‫حرف عط ٍف نو حرف ِاستِئة‬
َ َ ٌّ ْ َ ْ ْ َ َ ْ َ ْ َ َّ َ
ِ ‫حرف َش ٍط و تف ِصي ٍل مب ِِن لَع السكو‬ ‫أ ما‬
ٌُ َ ْ َ ٌ ٌ َ َ َ
‫مبْتَدن َم ْرف ْوع َو َنَل َم َرفع ُِّ ِه ضم‬ ‫ثلث‬
ٌّ ْ‫ْي متُ ِص ٌل َمب‬
‫ِن‬ ٌ ْ ‫لَع السكو و َها َضم‬
ِ ِ
َ َ ٌّ ْ َ ٍّ َ
‫ِن‬ ‫ب‬‫م‬ ‫ر‬ ‫ج‬ ‫ف‬ ْ ‫ِم ْن َح‬
‫ر‬ ‫ا‬‫ه‬
َْ
‫مِن‬
ِ ِ
َْ ِّ َ َ ْ ََ
)‫ِف َمل َج ٍّر ِا ْس ٌم َمر ْو ٌر ِب ( ِم ْن‬ ِ ِ ‫لَع السكو‬
ْ َ َ ٌّ ْ َ ْ َ َ ‫َح ْرف َج‬ َ
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ِ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ط‬ ٍ ‫َش‬ ‫اب‬ ِ ‫و‬ ‫ف‬
َ َ ٌّ ْ َ َ ُ َ َ
ِ ‫و‬ ‫ك‬ ‫الس‬ ‫لَع‬ ‫ِن‬ ِ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ي‬ ‫ه‬
ِ ‫ا‬ ‫اَل‬ ‫َل‬ ‫ل‬
َُ َ َ ٌْ َ َْ ٌ َ َْ ٌ َ ٌْ ْ ‫ُت َناظ‬
- ‫ َيناظِ ُر‬- ‫ْي ناظ َر‬ ‫ارع َمز ْو ٌم َو َنَل َم َج ْز ِم ِه سك ْو َوالفا ِنل ض ِم‬ ِ ‫ض‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫ف‬
ِ ‫ِر‬
ًَ َ َُ َْ َ ْ ْ َ ْ ٌ َ ْ
‫مناظرة‬ ‫مست ِِت وجوبا تق ِديره نات‬
ً َ ُ َُْ َ ََ ٌ َ ٌ َْ ْ َ َ ٌ ْ ٌ ْ ُ َ َ
‫ ت ْرك‬- ‫َّتك‬ ‫ ي‬- ‫ترك‬ ‫َمفع ْول ِب ِه َمةص ْوب َو َنَل َم اص ِب ِه فت َح َوه َو مضاف‬ ‫اركه‬ ِ ‫ت‬
ٌ َ ِّ َ َ ْ ِّ َ َ َ ٌّ ْ َ ٌ ُ ٌ ْ َ َ
‫ِف َمل َج ٍّر مضاف‬ ِ ‫والهاء ض ِمْي مت ِصل مب ِِن لَع الضم‬
َ
‫ِإِلْ ِه‬
َ َ َ َ ْ ُ ْ ُ َ َ ْ َ ِّ َ َ ْ َ ْ َ ْ ْ َ ُ َ ْ ُْ َ
)‫واْلملة مِن ال ِفع ِل والفاع ِِل ِِف َمل رف ٍع خَب المبتدإ ِ (ثلث‬

USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH AL IMAM AL HUMAIDIY


‫‪83‬‬

‫ِف ََمَ ِّل اَ ْصب َن ْع ٌ‬ ‫لَع السكو ِ ْ‬ ‫ْ ٌ َ ْ ْ ٌ َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫َ ْ‬


‫ت ِل‬ ‫ٍ‬ ‫ِ‬ ‫ِاسم موصول مب ِِن‬ ‫من‬
‫َ َ‬
‫اركه)‬ ‫(ت ِ‬
‫َ ْ َ ْ َ َ ْ َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫َ‬
‫ِن لَع السكو ِ‬ ‫ْف و جزمٍ مب ِ‬ ‫حرف ن ٍ‬ ‫ل ْم‬
‫َ َ َّ َ َ َ َ َّ ُ‬ ‫َْ‬ ‫َ‬ ‫ٌْ َ ٌ َْ‬ ‫َ َ َ َّ ْ‬
‫تشهد ‪ -‬يتشهد‬ ‫ارع َمز ْو ٌم َو َنَل َم َج ْز ِم ِه السك ْو َوالفا ِنل‬ ‫فِعل مض ِ‬ ‫يتشهد‬
‫َ َ ُّ ً‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َْ‬ ‫ْي م ْستَ ٌ‬ ‫َضم ْ ٌ‬
‫تشهدا‬ ‫ِت َج َوازا تق ِديْره ه َو يع ْود َلَع َم ْن‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ ْ ٌّ َ ْ َ ْ‬ ‫َح ْرف َع ْ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫ِ‬ ‫ب‬‫م‬ ‫ف‬ ‫ٍ‬ ‫ط‬ ‫َو‬
‫َ ْ َ ْ َ َ ْ َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫َ‬
‫ْف و جزمٍ مب ِِن لَع السكو ِ‬ ‫حرف ن ٍ‬ ‫ل ْم‬
‫َ َّ ُ َ ِّ‬ ‫ْ ُ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ‬ ‫ف ْع ٌل م َض ٌ َ ْ ٌ َ َ َ َ ْ‬ ‫ُ َ ِّ‬
‫صَّل ‪ -‬يصِّل –‬ ‫ارع َمز ْوم َونَلم جز ِم ِه حذف ح ْر ِف ال ِعل ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫يصل‬
‫َ َ ً‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َْ‬ ‫ْي م ْستَ ٌ‬ ‫َوال َفانل َضم ْ ٌ‬ ‫ْ‬
‫صلة‬ ‫ِت َج َوازا تق ِديْره ه َو يع ْود َلَع َم ْن‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ ْ ٌّ َ ْ َ ْ‬ ‫َ ْ َ ْ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫حرف عط ٍف مب ِ‬ ‫َو‬
‫َ ْ َ ْ َ َ ْ َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫َ‬
‫ِ‬ ‫و‬ ‫ك‬ ‫الس‬ ‫لَع‬ ‫ْف و جزمٍ مب ِِن‬ ‫حرف ن ٍ‬ ‫ل ْم‬
‫َ َ ُ ُ‬ ‫َْ‬ ‫َ‬ ‫ٌْ َ ٌ َْ‬ ‫َ ُ‬
‫صام ‪ -‬يصوم ‪-‬‬ ‫ارع َمز ْو ٌم َو َنَل َم َج ْز ِم ِه السك ْو َوالفا ِنل‬ ‫فِعل مض ِ‬ ‫يص ْم‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َْ‬ ‫ْي م ْستَ ٌ‬ ‫َضم ْ ٌ‬
‫ِصيام وص ْوم‬ ‫ِت َج َوازا تق ِديْره ه َو يع ْود َلَع َم ْن‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ك ْْس َو ن ُ َح ْرف تَ ْو ِكيْ ٍد َمبْ ٌّ‬
‫َ‬ ‫ْ‬
‫َ ٍّ َ ْ ٌّ َ َ َ‬ ‫الَلم َح ْ‬ ‫ُ‬ ‫َ َّ ُ‬
‫ِن‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ال‬ ‫لَع‬ ‫ِن‬ ‫ِ‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ر‬ ‫ج‬ ‫ف‬ ‫ر‬ ‫ِألنه‬
‫َ َ ْ َ ْ َ َ َ ْ ٌ ُ ٌ َ ْ ٌّ َ َ َ ِّ ْ َ َ ِّ‬
‫لَع الفت ِح والهاء ض ِمْي مت ِصل مب ِِن لَع الضم ِِف َمل‬
‫ْ َُ‬ ‫َ ْ‬
‫ب ِاسم ن‬ ‫اص ٍ‬
‫َ َ َ َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫َ‬
‫ِن لَع السكو ِ‬ ‫َل اَلا ِفي مب ِ‬ ‫ل‬
‫ُ َ ِّ‬ ‫َ َّ‬ ‫ْ ٌ َ ٌ َ ْ ٌّ ْ َ ْ ْ َ ْ ْ ٌ َ َ َ َ َ ْ َ ُ ٌ‬ ‫ُ َ َّ‬
‫أخ َر ‪ -‬يؤخ ُر ‪-‬‬ ‫ارع مب ِِن لِلمجهو ِل مرفوع ونَلم رف ِع ِه ضم‬ ‫ِفعل مض ِ‬ ‫يؤخ ُر‬
‫ْ‬
‫تَأخ ِْياً‬
‫َ ٍّ َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫َ ْ‬ ‫ْ‬
‫ِن لَع السكو ِ‬ ‫حرف جر مب ِ‬ ‫مِن‬
‫َْ‬ ‫ْ َ َ ِّ‬ ‫ْ َ َ َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫َ َ‬
‫ِف َمل َج ٍّر َمر ْو ٌر بِ ِم ْن‬ ‫ِ ِ‬ ‫و‬‫ك‬‫الس‬ ‫لَع‬ ‫ِن‬ ‫ِ‬ ‫ب‬‫م‬ ‫ة‬
‫ٍ‬ ‫ار‬ ‫ش‬‫إ‬
‫ِ‬ ‫م‬ ‫س‬ ‫ا‬
‫ِ‬ ‫ا‬ ‫ذ‬ ‫ه‬
‫َ ْ ْ ٌ َ َ ََ َْ َ ٌُ‬ ‫َْ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ‬
‫اائِب الفا ِن ِل مرفوع ونَلم رف ِع ِه ضم‬ ‫َشء‬
‫ْ َ َ ِّ َ ْ َ َ ُ َ َّ‬ ‫َ ُْ ْ َ ُ َ ْ ْ َ َ ُ ْ َ‬
‫واْلملة مِن ال ِفع ِل ونائ ِب الفاع ِِل ِِف َمل رف ٍع خَب أن‬
‫َ ٍّ َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫َح ْ‬ ‫َ ْ‬
‫ِن لَع السكو ِ‬ ‫ِ‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ر‬‫ج‬ ‫ف‬ ‫ر‬ ‫ن‬ ‫ع‬

‫‪USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH‬‬ ‫‪AL IMAM AL HUMAIDIY‬‬


‫‪84‬‬

‫ْ ٌ َ ْ ْ ٌ ْ َ َ َ َ َ َّ َ ْ َ ٌ َ َ َ ٌ‬
‫اف َو َ‬ ‫َْ‬
‫الهاء‬ ‫ِاسم َمرور ِب ِْف ونَلم جرهِ ِكْسة وهو مض‬ ‫وقتِ ِه‬
‫َ ْ ٌ ُ ٌ َ ْ ٌّ َ َ َ ْ ْ َ َ ِّ َ ٍّ َ ٌ َْ‬
‫ْس ِِف َمل جر مضاف إِِل ِه‬ ‫ض ِمْي مت ِصل مب ِِن لَع الك ِ‬
‫َ ْ ٌّ َ ْ َ ْ‬ ‫َ ْ َ ْ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫حرف عط ٍف مب ِ‬ ‫َو‬
‫َ َ َ َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫َ‬
‫ِ‬ ‫و‬ ‫ك‬‫الس‬ ‫لَع‬ ‫َل اَلا ِفي مب ِِن‬ ‫ل‬
‫َ ْ ََ ُ ْ ُ‬ ‫ٌْ َ ٌ َْ ْ ٌ َ َ ََ َْ َ ٌُ‬ ‫ُْ ُ‬
‫أجزأ ‪َ -‬ي ِزئ –‬ ‫ارع مرفوع ونَلم رف ِع ِه ضم‬ ‫فِعل مض ِ‬ ‫َي ِزئ‬
‫إ ْج َز ً‬
‫اء‬ ‫ِ‬
‫ْ َ َ ِّ ْ َ ٌ‬ ‫ْ ٌ َ ْ ْ ٌ َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫َ ْ‬
‫ِف َمل َرف ٍع فا ِنل‬ ‫ِن لَع السكو ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِاسم موصول مب‬ ‫من‬
‫َْ‬ ‫َ َ‬ ‫األلف َوالْ َفانل َضم ْ ٌ‬ ‫َْ ََ َْ َ ُ ََ َ‬ ‫ف ْع ٌل َ‬ ‫ضاهُ‬ ‫َ َ‬
‫قَض ‪ -‬يق ِِض ‪-‬‬ ‫ْي‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِن لَع فت ٍح مقد ٍر لَع ِ ِ‬ ‫اض مب ٌّ‬ ‫ٍ‬ ‫م‬ ‫ِ‬ ‫ق‬
‫ِ‬
‫ً َ ْ ً‬ ‫َ َ ٌْ ُ ٌ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َْ‬ ‫م ْستَ ٌ‬
‫قضاء و قضيا‬ ‫ِت َج َوازا تق ِديْره ه َو يع ْود َلَع َم ْن و الهاء ض ِمْي مت ِصل‬ ‫ِ‬
‫ْ ٌ‬ ‫َ ْ ٌّ َ َ َ ِّ ْ َ َ ِّ َ ْ‬
‫ب َمفع ْول ِب ِه‬ ‫مب ِِن لَع الضم ِِف َمل ا ٍ‬
‫ص‬
‫َ ٌ‬ ‫َ َ ْ َْ ٌ‬ ‫ْ ٌ‬ ‫َظ ْرف َ‬ ‫َْ َ‬
‫الز َما ِ َمةص ْوب َو َنَل َم اص ِب ِه فت َح َوه َو مضاف‬ ‫بعد‬
‫َُ ُ‬ ‫َ َ‬ ‫اف َو َ‬ ‫َ ٌ َ ْ َ ْ ْ ٌ َ َ َ َ َ ِّ َ ْ َ ٌ َ َ َ ٌ‬ ‫َْ ْ‬
‫ف َّرط ‪ -‬يف ِّرط –‬ ‫الهاء‬ ‫مضاف إِِل ِه َمرور ونَلم جرهِ كْسة وهو مض‬ ‫تف ِري ِط ِه‬
‫َْ ًْ‬ ‫َ ْ ٌ ُ ٌ َ ْ ٌّ َ َ َ ْ ْ َ َ ِّ َ ٍّ َ ٌ َْ‬
‫تف ِريطا‬ ‫ْس ِِف َمل جر مضاف إِِل ِه‬ ‫ض ِمْي مت ِصل مب ِِن لَع الك ِ‬
‫ْي متُ ِص ٌل َمبْ ٌّ‬
‫ِن‬ ‫الهاء َضم ْ ٌ‬
‫ِ‬
‫لَع السكو َو َ‬
‫ِ‬
‫َ ٍّ َ ْ ٌّ َ َ‬
‫ِف َح ْرف جر مب ِِن‬ ‫ِ ْ‬ ‫فِي ِه‬
‫ِ‬
‫َ َ َ ْ ْ َ َ ِّ‬
‫ِف َمل َج ٍّر‬ ‫ْس ِ‬
‫لَع الك ِ‬
‫َ َ َ َْ ُ‬ ‫َ ٌ َْ ْ ٌ َ َ ََ َ ْ َْ َ ٌ‬ ‫ً‬ ‫َ‬
‫عمد ‪ -‬يع ِمد –‬ ‫حال مةصوب ونَلم اص ِب ِه فتح‬ ‫َعمِدا‬
‫َ ْ ً‬
‫عمدا‬
‫َ ٍّ َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫َح ْ‬ ‫َ ْ‬
‫ِن لَع السكو ِ‬ ‫ِ‬ ‫ب‬‫م‬ ‫ر‬ ‫ج‬ ‫ف‬ ‫ر‬ ‫عن‬
‫الهاء َضم ْْيٌ‬
‫اف َو َ‬ ‫ْ ٌ َ ْ ْ ٌ َ َ َ َ َ َّ َ ْ َ ٌ َ َ َ ٌ‬ ‫ْ‬
‫ِ‬ ‫ِاسم َمرور ونَلم جرهِ ِكْسة وهو مض‬ ‫َوقتِ ِه‬
‫َ ٌ َ‬ ‫ُ ٌ َ ْ ٌّ َ َ َ ْ ْ َ َ ِّ‬
‫ِف َمل َج ٍّر مضاف ِإِلْ ِه‬ ‫ْس ِ‬
‫مت ِصل مب ِِن لَع الك ِ‬
‫َ ْ ٌّ َ ْ َ ْ‬ ‫ْ َْ‬ ‫َ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫اف مب ِ‬ ‫ح ْرف ِاستِئة ٍ‬ ‫َو‬
‫َ ْ َ ْ ْ َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫َ َّ‬
‫ِن لَع السكو ِ‬ ‫ف تف ِصي ٍل مب ِ‬ ‫حر‬ ‫أ ما‬
‫ََ َْ ُْ ََ ً‬ ‫َْ َ َ ْ ْ ٌ َ َ ََ َ ْ َ ُ ٌ‬ ‫ٌ‬ ‫َّ َ ُ‬
‫زَك ‪ -‬يزكو ‪ -‬زَكة‬ ‫مبتدن مرفوع ونَلم رف ِع ِه ضم‬ ‫الزكة‬
‫َ ْ َ ْ ٌ َ ْ ٌّ َ ْ َ ْ‬ ‫َ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫حرف َشط مب ِ‬ ‫ف‬

‫‪USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH‬‬ ‫‪AL IMAM AL HUMAIDIY‬‬


‫‪85‬‬

‫َ َ‬ ‫ِف ََمَ ِّل اَ ْص َ ْ‬ ‫لَع السكو ِ ْ‬ ‫ْ َ ْ َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫َم َ‬


‫ب ظرف الزما ِ‬ ‫ٍ‬ ‫ِ‬ ‫ِاسم َش ٍط مب ِِن‬ ‫َّت‬
‫َ ٌَ‬ ‫َ‬
‫زا ِئدة‬ ‫ما‬
‫ُ َ ِّ‬ ‫َ َّ‬ ‫األلف َوالْ َفانل َضم ْْيٌ‬ ‫َْ ََ َْ َ ُ ََ َ‬
‫ٌّ‬ ‫َ‬ ‫ٌْ‬ ‫َ َّ‬
‫أدى ‪ -‬يؤدي ‪-‬‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫اض مب ِِن لَع فت ٍح مقد ٍر لَع ِ ِ‬ ‫فِعل م ٍ‬ ‫أدى‬
‫َْ َ ً‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َْ‬ ‫م ْستَ ٌ‬
‫تأدِية‬ ‫ِت َج َوازا تق ِديْره ه َو يع ْود َلَع َم ْن‬ ‫ِ‬
‫ْ ٌ‬ ‫ْ ْ َ َ ِّ َ ْ‬ ‫َ ْ ٌ ُ ٌ َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫َ‬
‫ب َمفع ْول ِب ِه‬ ‫ٍ‬ ‫ص‬ ‫ا‬ ‫ل‬ ‫َم‬ ‫ِف‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫و‬ ‫ك‬ ‫الس‬ ‫لَع‬ ‫ِن‬ ‫ِ‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫ص‬ ‫ِ‬ ‫ت‬ ‫م‬ ‫ْي‬ ‫م‬
‫ِ‬ ‫ض‬ ‫ا‬ ‫ه‬
‫َ ْ ََ ُ ْ ُ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫َ ْ ٌّ َ ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ ََ ٌْ‬ ‫َ ْ ََ ْ‬
‫أجزأ ‪َ -‬ي ِزئ –‬ ‫ِ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫اض مب ِِن لَع فت ٍح و اْلاء نَلم اْلأ ِني ِ‬ ‫أجزأت نجزن فِعل م ٍ‬
‫إ ْج َز ً‬ ‫َ ٌْ ْ َ ٌ َ َ َْ ْ َ َ ْ ََ ُ َ‬ ‫َْ‬
‫اء‬ ‫ِ‬ ‫الزَكة‬ ‫َوالفا ِنل ض ِمْي مست ِِت جوازا تق ِديره ِِه يعود لَع‬
‫َ َ َ ٌْ ُ ٌ‬ ‫َ ٍّ َ ْ ٌّ َ‬ ‫َع ْن َح ْ‬ ‫َُْ‬
‫ْي مت ِصل‬ ‫ِن َلَع السكو ِ والهاء ض ِم‬ ‫ِ‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ر‬ ‫ج‬ ‫ف‬ ‫ر‬ ‫ه‬ ‫عن‬
‫َ ْ ٌّ َ َ َ ِّ ْ َ َ ِّ‬
‫ِف َمل َج ٍّر‬ ‫مب ِِن لَع الضم ِ‬
‫َّ َ ُ‬ ‫َ ْ ُ ْ َ ُ َ ْ َ ْ َّ َ َ َ َ ْ َ َ ِّ َ ْ َ َ ُ ْ ُ ْ َ َِ‬
‫واْلملة مِن الشطِي ِة وجوابِها ِِف َمل رف ٍع خَب المبتدأ (الزكة)‬
‫َ ْ ٌّ َ ْ َ ْ‬ ‫َ ْ َ ْ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫حرف عط ٍف مب ِ‬ ‫َو‬
‫َ َ َ ُ ُ‬
‫كن ‪ -‬يكون ‪-‬‬ ‫ْي م ْستَ ٌ‬
‫ِت‬ ‫اسم ََك َ َضم ْ ٌ‬ ‫لَع الْ َفتْح َو ْ‬ ‫َ ٌ َ ْ ٌّ َ َ‬
‫اض ااقَِم مب ِِن‬ ‫ٌْ َ‬ ‫َ َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫فِعل م ٍ‬ ‫كن‬
‫َ ً‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َْ‬
‫ك ْونا‬ ‫َج َوازا تق ِديْره ه َو يع ْود َلَع َم ْن‬
‫ََ َ َ َْ ْ ٌ َ َ ََ َ ْ َْ َ ٌ‬ ‫ً‬
‫خَب َك مةصوب ونَلم اص ِب ِه فتح‬ ‫آث ِما‬
‫َ ٍّ َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫َ ْ‬
‫ِن لَع السكو ِ‬ ‫حرف جر مب ِ‬ ‫ِِف‬
‫َْ ُ‬ ‫َ َ َ‬ ‫ْ ٌ َ ْ ْ ٌ ْ َ َ َ َ َ ِّ َ ْ َ ٌ‬ ‫َْ‬
‫حبس ‪َ -‬ي ِبس –‬ ‫ْسة‬ ‫ِاسم َمرور ِب ِْف ونَلم جرهِ ك‬ ‫احلب ِس‬
‫َ ْ ً‬
‫حبسا‬
‫َ ْ ٌّ َ ْ َ ْ‬ ‫ْ َْ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫ِ‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫اف‬‫ٍ‬ ‫َح ْرف ِاستِئة‬ ‫َو‬
‫َ ْ َ ْ ْ َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫َ َّ‬
‫ِن لَع السكو ِ‬ ‫ف تف ِصي ٍل مب ِ‬ ‫حر‬ ‫أ ما‬
‫َ َّ َ ُّ َ ًّ‬ ‫َ ٌُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ٌ‬ ‫ٌَ‬ ‫َ ُّ‬
‫حج ‪َ -‬يُج ‪ -‬حجا‬ ‫مبْتَدن َم ْرف ْوع َو َنَل َم َرفع ُِّ ِه ضم‬ ‫احلج‬
‫َ ْ ٌّ َ ْ َ ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫ِ‬ ‫َح ْرف ع ْط ٍف مب‬ ‫ف‬
‫َ َ ِّ َ ْ ْ َ َ ٌ‬ ‫ْ َ ْ َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫َ ْ‬
‫ِف َمل رف ٍع مبتدن‬ ‫لَع السكو ِ ْ‬ ‫ِاسم َش ٍط مب ِِن‬ ‫من‬
‫ِ‬
‫َ َ َ َ‬
‫َي ُب –‬ ‫ْي م ْستَ ٌ‬
‫ِت َج َوازا‬ ‫لَع ال َفتْح َوالْ َفانل َضم ْ ٌ‬ ‫َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫ٌْ َ‬ ‫َو َج َ‬
‫وجب ‪ِ -‬‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫اض مب ِِن‬ ‫فِعل م ٍ‬ ‫ب‬
‫ُ ً‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َْ‬
‫ُوج ْوبا‬ ‫تق ِديْره ه َو يع ْود َلَع َم ْن‬

‫‪USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH‬‬ ‫‪AL IMAM AL HUMAIDIY‬‬


‫‪86‬‬

‫َ َ َ ٌْ ُ ٌ‬ ‫َ ٍّ َ ْ ٌّ َ‬ ‫لَع َح ْ‬ ‫ََ‬ ‫َ َْ‬


‫ْي مت ِصل‬ ‫ِن َلَع السكو ِ و الهاء ض ِم‬ ‫ِ‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ر‬ ‫ج‬ ‫ف‬ ‫ر‬ ‫ه‬
‫ِ‬ ‫ي‬ ‫عل‬
‫َ‬ ‫َْ‬ ‫َ ْ ٌّ َ َ َ ْ ْ َ َ ِّ‬
‫ِف َمل َج ٍّر َمر ْو ٌر ِب َعىل‬ ‫ْس ِ‬ ‫مب ِِن لَع الك ِ‬
‫َ ْ ٌّ َ ْ َ ْ‬ ‫َ ْ َ ْ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫حرف عط ٍف مب ِ‬ ‫َو‬
‫ْ ً‬ ‫َ َ َ ُ‬ ‫َْ‬ ‫َ ْ ٌّ َ ْ َ ْ‬ ‫ب) ف ْع ٌل َ‬ ‫(و َج َ‬ ‫َ ْ ٌْ ََ‬ ‫َ َ‬
‫َوجد ‪َ -‬يِد ‪َ -‬وجدا‬ ‫ِن َلَع الفت ِح َوالفا ِنل‬ ‫ِ‬ ‫ب‬‫م‬ ‫اض‬ ‫ٍ‬ ‫م‬ ‫ِ‬ ‫لَع َ‬ ‫معطوف‬ ‫َوجد‬
‫ًَ‬ ‫ْ َ ً‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َْ‬ ‫ْي م ْستَ ٌ‬ ‫َضم ْ ٌ‬
‫جدة‬‫و ِوجدانا و ِ‬ ‫ِت َج َوازا تق ِديْره ه َو يع ْود َلَع َم ْن‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َْ ْ ٌ َ َ ََ َ ْ َْ َ ٌ‬ ‫ْ ٌ‬ ‫َّ ْ َ‬
‫َمفع ْول ِب ِه مةصوب ونَلم اص ِب ِه فتح‬ ‫السبِيل‬
‫ْي متُ ِص ٌل َمبْ ٌّ‬ ‫الهاء َضم ْ ٌ‬ ‫لَع السكو َو َ‬ ‫َ ٍّ َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫إ َ َح ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫ِن‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِن‬ ‫ِ‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ر‬ ‫ج‬ ‫ف‬ ‫ر‬ ‫ِ‬ ‫ه‬‫إِ ِ‬ ‫ِل‬
‫َ َ َ ْ ْ َ َ ِّ َ ٍّ َ ْ ْ ٌ َ‬
‫ْس ِِف َمل جر َمرور ِب ِإ‬ ‫لَع الك ِ‬
‫َ َ َ َ‬
‫َي ُب –‬ ‫ِت َج َوازا‬ ‫ْي م ْستَ ٌ‬ ‫لَع الْ َفتْح َوالْ َفانل َضم ْ ٌ‬ ‫َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫ٌْ َ‬ ‫َو َج َ‬
‫وجب ‪ِ -‬‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫اض مب ِِن‬ ‫فِعل م ٍ‬ ‫ب‬
‫ُ ً‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َْ‬
‫ُوج ْوبا‬ ‫تق ِديْره ه َو يع ْود َلَع َم ْن‬
‫َ َ َ ٌْ ُ ٌ‬ ‫َ ٍّ َ ْ ٌّ َ‬ ‫لَع َح ْ‬ ‫ََ‬ ‫َ َْ‬
‫ْي مت ِصل‬ ‫ِن َلَع السكو ِ و الهاء ض ِم‬ ‫ِ‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ر‬ ‫ج‬ ‫ف‬ ‫ر‬ ‫ه‬ ‫ِ‬ ‫ي‬ ‫عل‬
‫َ‬ ‫َْ‬ ‫َ ْ ٌّ َ َ َ ْ ْ َ َ ِّ‬
‫ِف َمل َج ٍّر َمر ْو ٌر ِب َعىل‬ ‫ْس ِ‬ ‫مب ِِن لَع الك ِ‬
‫ْ َ َ ِّ َ ْ َ َ ُ ْ ُ ْ َ َ ِ َ ْ َ َ َ ُ‬ ‫َْ‬ ‫ْ ْ‬ ‫َ ُْ ْ َ ُ‬
‫ِه ج َواب‬ ‫اْلملة م َِن ال ِفع ِل َوالفاع ِِل ِِف َمل رف ٍع خَب المبتدأ (من) و ِ‬ ‫و‬
‫َ َ ْ َ ُ ْ َ ُ َ َ ْ َّ َ َ َ َ ْ َ َ ِّ َ ْ َ َ ُ ْ ُ ْ َ َ ِ َ ُّ‬ ‫ْ‬
‫(احلج)‬ ‫الش ِط واْلملة مِن الشطِي ِة وجوابِها ِِف َمل رف ٍع خَب المبتدأ‬
‫َ ْ ٌّ َ ْ َ ْ‬ ‫َ ْ َ ْ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫حرف عط ٍف مب ِ‬ ‫َو‬
‫َ َ َ ٌ َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫َ‬
‫ِن لَع السكو ِ‬ ‫ِ‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ي‬ ‫ف‬
‫ِ‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫َل‬ ‫ل‬
‫َ َ َ َ‬
‫َي ُب –‬ ‫َل َم َرفْعه َض ُم ٌ َوالْ َفانل َضم ْ ٌ‬ ‫ٌْ َ ٌ َْ ْ ٌ َ َ َ‬ ‫ََي ُ‬
‫وجب ‪ِ -‬‬ ‫ْي‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِِ‬ ‫ارع مرفوع ون‬ ‫ِ‬ ‫ض‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫ف‬
‫ِ‬ ‫ب‬ ‫ِ‬
‫ُ ً‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َْ‬ ‫م ْستَ ٌ‬
‫ُوج ْوبا‬ ‫ِت َج َوازا تق ِديْره ه َو يع ْود َلَع َم ْن‬ ‫ِ‬
‫َ َ َ ٌْ ُ ٌ‬ ‫َ ٍّ َ ْ ٌّ َ‬ ‫لَع َح ْ‬ ‫ََ‬ ‫َ َْ‬
‫ْي مت ِصل‬ ‫ِن َلَع السكو ِ و الهاء ض ِم‬ ‫ِ‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ر‬ ‫ج‬ ‫ف‬ ‫ر‬ ‫ه‬ ‫ِ‬ ‫ي‬ ‫عل‬
‫َ‬ ‫َْ‬ ‫َ ْ ٌّ َ َ َ ْ ْ َ َ ِّ‬
‫ِف َمل َج ٍّر َمر ْو ٌر ِب َعىل‬ ‫ْس ِ‬ ‫مب ِِن لَع الك ِ‬
‫َ ٍّ َ ْ ٌّ َ َ‬
‫ِ‬ ‫و‬ ‫ك‬ ‫الس‬ ‫لَع‬ ‫َح ْرف جر مب ِِن‬ ‫ِِف‬
‫اف َ‬ ‫ْ ٌ َ ْ ْ ٌ ْ َ َ َ َ َ َّ َ ْ َ ٌ َ َ َ ٌ‬ ‫َ‬
‫والهاء‬ ‫ِاسم َمرور ِب ِْف ونَلم جرهِ ِكْسة وهو مض‬ ‫َع ِم ِه‬
‫َ ٌ َ‬ ‫َ ْ ٌ ُ ٌ َ ْ ٌّ َ َ َ ْ ْ َ َ ِّ‬
‫ِف َمل َج ٍّر ‪ ،‬مضاف ِإِلْ ِه‬ ‫ْس ِ‬ ‫ض ِمْي مت ِصل مب ِِن لَع الك ِ‬
‫ٌَ‬ ‫ْ َ َ َ ْ ٌّ َ َ ْ َ ْ ْ َ َ ِّ‬ ‫َ َ‬
‫ِف َمل َج ٍّر بَدل ِم ْن َم ِم ِه‬ ‫ح‬
‫ِ ِ‬ ‫ت‬‫ف‬ ‫ال‬ ‫لَع‬ ‫ِن‬ ‫ب‬‫م‬
‫ِ ِ ٍ ِ‬ ‫ة‬ ‫ار‬ ‫ش‬ ‫إ‬ ‫م‬ ‫س‬ ‫ا‬ ‫ِك‬ ‫ذل‬

‫‪USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH‬‬ ‫‪AL IMAM AL HUMAIDIY‬‬


‫‪87‬‬

‫َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫َ ْ َ َ ََ ْ‬ ‫َح َّ‬
‫ِن لَع السكو ِ‬ ‫ِ‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ب‬ ‫ٍ‬ ‫ص‬ ‫ا‬ ‫و‬ ‫ٍ‬ ‫ي‬ ‫َغ‬ ‫ف‬ ‫ر‬ ‫ح‬ ‫َّت‬
‫َ َ َ ٌ َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫َ‬
‫ِن لَع السكو ِ‬ ‫ِ‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ي‬ ‫ف‬
‫ِ‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫َل‬ ‫ل‬
‫َ َ َ ُ ُ‬ ‫َ َ ْ‬ ‫ٌْ َ ٌ ْ ٌ َ ْ ْ ٌ ْ َ‬ ‫َ ُْ َ‬
‫كن ‪ -‬يكون ‪-‬‬ ‫ارع َمةص ْوب ِبأ مض َم َرة َبعد َح َىت َو َنَل َم اص ِب ِه‬ ‫يكون فِعل مض ِ‬
‫ً َُْ ًَ‬ ‫َ ً‬ ‫َْ َ ٌ‬
‫ك ْونا وك ِيانا وكينونة‬ ‫فتح‬
‫ِن‬‫ْي متُ ِص ٌل َمبْ ٌّ‬ ‫الهاء َضم ْ ٌ‬ ‫لَع الْ َفتْح َو َ‬ ‫َ ٍّ َ ْ ٌّ َ َ‬
‫ِن‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ر‬ ‫ج‬ ‫ف‬ ‫ر‬‫الَلم َح ْ‬ ‫ُ‬ ‫َلُ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ َ َ ِّ ْ َ َ ِّ‬
‫ِف َمل َج ٍّر‬ ‫لَع الضم ِ‬
‫َ َُ َ ُ ُ‬ ‫َ ْ َ ُ َ ْ َ ْ ُ ْ ُ ْ َ َ ِّ َ ْ‬
‫َب يك ْون‬ ‫بخ‬ ‫اْلار والمجرور ِِف َمل ن ٍ‬
‫ص‬
‫ْ ْ َ َ َ ٌْ ُ ٌ‬ ‫َ ٍّ َ ْ ٌّ َ‬ ‫ِم ْن َح ْ‬ ‫ُْ‬
‫ْي مت ِصل‬ ‫ِن َلَع السكو ِ والهاء ض ِم‬ ‫ِ‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ر‬ ‫ج‬ ‫ف‬ ‫ر‬ ‫ه‬ ‫مِن‬
‫َْ‬ ‫َ ْ ٌّ َ َ َ ِّ ْ َ َ ِّ‬
‫ِف َمل َج ٍّر َمر ْو ٌر ِب ِم ْن‬ ‫مب ِِن لَع الضم ِ‬
‫ْ َ ْ َْ ْ ٌ َ َ ََ َْ َ ٌُ‬ ‫ُ‬
‫ِاسم يكو مرفوع ونَلم رف ِع ِه ضم‬ ‫بد‬
‫ْ‬ ‫َ َ َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫َ‬ ‫َم ِمل َ ْ‬
‫ِ‬
‫كْ‬
‫و‬ ‫الس‬ ‫لَع‬ ‫َش ٍط َوظ ْرف الزما ِ مب ِِن‬ ‫َم َ‬
‫َّت‬
‫ُ َ ِّ‬ ‫َ َّ‬ ‫َ َْ‬ ‫َْ ََ َْ َ ُ ََ َ‬
‫ٌّ‬ ‫َ‬ ‫ٌْ‬ ‫َُ‬ ‫ُ‬ ‫َ َّ‬
‫أدى ‪ -‬يؤدي ‪-‬‬ ‫اض مب ِِن لَع فت ٍح مقد ٍر لَع األ ِل ِف والفا ِنل‬ ‫ندى فِعل م ٍ‬ ‫أداه‬
‫َْ َ ً‬ ‫الهاء َضم ْ ٌ‬ ‫لَع َم ْن َو َ‬ ‫َ َ ْ ََ‬ ‫َْ‬ ‫ْي م ْستَ ٌ‬ ‫َضم ْ ٌ‬
‫تأدِية‬ ‫ْي‬ ‫ِ‬ ‫ِت َج َوازا تق ِديْره هو يعود‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َْ ٌْ‬ ‫ُ ٌ َ ْ ٌّ َ َ َ ِّ ْ َ َ ِّ َ ْ‬
‫ب مفعول ِبه‬ ‫ِن لَع الضم ِِف َمل اص ٍ‬ ‫مت ِصل مب ِ‬
‫َ َ َ ُ ُ‬
‫كن ‪ -‬يكون ‪-‬‬ ‫ْي م ْستَ ٌ‬
‫ِت‬ ‫اسم ََك َ َضم ْ ٌ‬ ‫لَع الْ َفتْح َو ْ‬ ‫َ ٌ َ ْ ٌّ َ َ‬
‫اض ااقَِم مب ِِن‬ ‫ٌْ َ‬ ‫َ َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫فِعل م ٍ‬ ‫كن‬
‫ً َُْ ًَ‬ ‫َ ً‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َْ‬
‫ك ْونا وك ِيانا وكينونة‬ ‫َج َوازا تق ِديْره ه َو يع ْود َلَع َم ْن‬
‫ُ َ ِّ‬ ‫َ َّ‬ ‫ََ َ َ َْ ْ ٌ َ َ ََ َ ْ َْ َ ٌ‬ ‫ُ َ ِّ ً‬
‫أدى ‪ -‬يؤدي ‪-‬‬ ‫خَب َك مةصوب ونَلم اص ِب ِه فتح‬ ‫مؤديا‬
‫َْ َ ً‬
‫تأدِية‬
‫َ ْ ٌّ َ ْ َ ْ‬ ‫َ ْ َ ْ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫حرف عط ٍف مب ِ‬ ‫َو‬
‫ْ‬ ‫َ ْ َ ْ َ َ ْ َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫َ‬
‫كْ‬
‫ِن لَع الس ِ‬
‫و‬ ‫ْف و جزمٍ مب ِ‬ ‫حرف ن ٍ‬ ‫ل ْم‬
‫َ َ َ ُ ُ‬ ‫َل َم َج ْزمه سك ْو ٌ َو ْ‬ ‫ٌْ َ ٌ َ ٌ َْ ْ ٌ َ َ َ‬ ‫َ ُ ْ‬
‫كن ‪ -‬يكون ‪-‬‬ ‫اسم‬ ‫ِِ‬ ‫ارع ااقَِم َمزوم ون‬ ‫فِعل مض ِ‬ ‫يكن‬
‫ً َُْ ًَ‬ ‫َ ً‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َْ‬ ‫ْي م ْستَ ٌ‬ ‫يَك ْن َضم ْ ٌ‬
‫ك ْونا وك ِيانا وكينونة‬ ‫ِت َج َوازا تق ِديْره ه َو يع ْود َلَع َم ْن‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ََ َ ْ َْ ْ ٌ َ َ ََ َ ْ َْ َ ٌ‬ ‫ً‬
‫خَب يكن مةصوب ونَلم اص ِب ِه فتح‬ ‫آث ِما‬
‫َ ٍّ َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫َح ْ‬
‫ِن لَع السكو ِ‬ ‫ِ‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ر‬ ‫ج‬ ‫ف‬‫ر‬ ‫ِِف‬

‫‪USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH‬‬ ‫‪AL IMAM AL HUMAIDIY‬‬


‫‪88‬‬

‫ُ‬ ‫َ َّ َ ُ َ ِّ‬ ‫اف َو َ‬ ‫ْ ٌ َ ْ ْ ٌ ْ َ َ َ َ َ ِّ َ ْ َ ٌ َ َ َ ٌ‬ ‫َْ ْ‬


‫أخر ‪ -‬يؤخر ‪-‬‬ ‫الهاء‬ ‫ِاسم َمرور ِب ِْف ونَلم جرهِ كْسة وهو مض‬ ‫ِيه ِ‬
‫تأخ ِ‬
‫ْ‬ ‫َ ْ ٌ ُ ٌ َ ْ ٌّ َ َ ْ َ ْ ْ َ َ ِّ َ ٍّ َ ٌ َْ‬
‫تَأخ ِْياً‬ ‫ْس ِِف َمل جر مضاف إِِل ِه‬ ‫ض ِمْي مت ِصل مب ِِن لَع الك ِ‬
‫َ َ َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫َ ْ‬ ‫َ‬
‫ِن لَع السكو ِ‬ ‫ظرف الزما ِ مب ِ‬ ‫إِذا‬
‫ُ َ ِّ‬ ‫َ َّ‬ ‫َ َْ‬ ‫َْ ََ َْ َ ُ ََ َ‬
‫ٌّ‬ ‫َ‬ ‫ٌْ‬ ‫َُ‬ ‫َأ َّداهُ‬
‫أدى ‪ -‬يؤدي ‪-‬‬ ‫اض مب ِِن لَع فت ٍح مقد ٍر لَع األ ِل ِف والفا ِنل‬ ‫ندى فِعل م ٍ‬
‫َْ َ ً‬ ‫الهاء َضم ْ ٌ‬ ‫َ َ ْ ََ‬
‫لَع َم ْن َو َ‬ ‫َْ‬ ‫ْي م ْستَ ٌ‬ ‫َضم ْ ٌ‬
‫تأدِية‬ ‫ْي‬ ‫ِ‬ ‫ِت َج َوازا تق ِديْره هو يعود‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ْ ٌ‬ ‫ُ ٌ َ ْ ٌّ َ َ َ ِّ ْ َ َ ِّ َ ْ‬
‫ب َمفع ْول ِبه‬ ‫ِن لَع الضم ِِف َمل اص ٍ‬ ‫مت ِصل مب ِ‬
‫ِن‬ ‫لَع الْ َفتْ ِح َو َما ِا ْس ٌم َم ْوص ْو ٌل َمبْ ٌّ‬ ‫َ ٍّ َ ْ ٌّ َ َ‬
‫ِن‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ر‬ ‫ج‬ ‫ف‬ ‫الَكف َح ْ‬
‫ر‬
‫َ‬ ‫َ َ‬
‫كما‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ْ َ َ ِّ َ ٍّ َ ْ ْ ٌ ْ َ‬ ‫َ‬
‫َلَع السكو ِ ِِف َمل جر َمرور ِبالَك ِف‬
‫َ َ َ ُ ُ‬
‫كن ‪ -‬يكون ‪-‬‬ ‫ْي م ْستَ ٌ‬
‫ِت‬ ‫اسم ََك َ َضم ْ ٌ‬ ‫لَع الْ َفتْح َو ْ‬ ‫َ ٌ َ ْ ٌّ َ َ‬
‫اض ااقَِم مب ِِن‬ ‫ٌْ َ‬ ‫َ َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫فِعل م ٍ‬ ‫كن‬
‫ً َُْ ًَ‬ ‫َ ً‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َْ‬
‫ك ْونا وك ِيانا وكينونة‬ ‫َج َوازا تق ِديْره ه َو يع ْود َلَع َم ْن‬
‫ََ َ َ َْ ْ ٌ َ َ ََ َ ْ َْ َ ٌ‬ ‫ً‬
‫خَب َك مةصوب ونَلم اص ِب ِه فتح‬ ‫آث ِما‬
‫َ ٍّ َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫َح ْ‬
‫ِن لَع السكو ِ‬ ‫ِ‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ر‬ ‫ج‬ ‫ف‬ ‫ر‬ ‫ِِف‬
‫ََ َْ ُْ ََ ً‬ ‫ْ ٌ َ ْ ْ ٌ ْ َ َ َ َ َ ِّ َ ْ َ ٌ‬ ‫َّ َ‬
‫زَك ‪ -‬يزكو ‪ -‬زَكة‬ ‫ِاسم َمرور ِب ِْف ونَلم جر ِه كْسة‬ ‫الزكةِ‬
‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ ٍّ َ ْ ٌّ َ َ ْ َ ْ‬ ‫ُ‬ ‫َ َّ‬
‫ْس َو ن َح ْرف ت ْو ِكيْ ٍد َو‬ ‫ِ‬ ‫ك‬ ‫ال‬ ‫لَع‬ ‫ِن‬ ‫ِ‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ر‬ ‫ج‬ ‫ف‬ ‫الَلم َح ْ‬
‫ر‬ ‫ِألن‬
‫َ ْ ٌّ َ ْ َ ْ‬ ‫َ ْ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫ب مب ِ‬ ‫اص ٍ‬
‫ََ َْ ُْ ََ ً‬ ‫ْ َ ُ َْ ْ ٌ َ َ ََ َ ْ َْ َ ٌ‬ ‫َّ َ َ‬
‫زَك ‪ -‬يزكو ‪ -‬زَكة‬ ‫ِاسم ن مةصوب ونَلم اص ِب ِه فتح‬ ‫الزكة‬
‫ََ َ ُ َ ْ ْ ٌ َ َ ََ َْ َ ٌُ‬ ‫َ‬
‫خَب ن مرفوع ونَلم رف ِع ِه ضم‬ ‫حق‬

‫ُْ‬ ‫َ ْ َ‬ ‫َْ‬ ‫ك ْْس و الم ْسلم ْ َ‬‫َ ٍّ َ ْ ٌّ َ َ ْ َ‬ ‫ُ‬ ‫ل ِ ُم ْسلم ْ َ‬


‫أسل َم – يسل ُِم ‪-‬‬ ‫ْي ِا ْس ٌم َمر ْو ٌر‬ ‫ِِ‬ ‫ِ‬ ‫ال‬ ‫لَع‬ ‫ِن‬‫ِ‬ ‫ب‬‫م‬ ‫ر‬ ‫ج‬ ‫ف‬‫ر‬‫الَلم َح ْ‬ ‫ْي‬ ‫ِِ‬
‫ْ َ ً‬ ‫َل َم َج ِّره ْاِلَاء ألاََّه ََجْع م َذكر َسالمٌ‬
‫ُ‬ ‫َ ْ َ َ َ‬
‫إِسلما‬ ‫ٍ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِب(الَلم) ون‬
‫ْ ْ َ َ ْ ٌ َ َ َ َ َ ْ َ ٌ ََّ ْ ُ‬ ‫َْ ٌ‬ ‫َم َساك ْ َ‬
‫نعت ل ِمس ِل ِمْي َمر ْور َونَلم ج ِّرهِ فتح ألِاه ِإسم ِ‬
‫اَّل ِي‬ ‫ِْي‬
‫ْصف‬ ‫ََل َيةْ َ‬
‫ِ‬

‫‪USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH‬‬ ‫‪AL IMAM AL HUMAIDIY‬‬


‫‪89‬‬

‫َْ ُ‬ ‫َ َ َ‬
‫حبس ‪َ -‬يبِس –‬ ‫ِت َج َوازا‬ ‫ْي م ْستَ ٌ‬ ‫لَع الْ َفتْح َوالْ َفانل َضم ْ ٌ‬ ‫َ ْ ٌّ َ َ‬
‫اض مب ِِن‬ ‫فِعل م ٍ‬
‫ٌْ َ‬ ‫َ َ َ ُ‬
‫حبسه‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ ْ ً‬ ‫َ َ ْ َ َ َ ْ َ َ َ ْ ٌ ُ ٌ َ ْ ٌّ َ‬ ‫َْ ْ‬
‫حبسا‬ ‫ِن َلَع‬ ‫تق ِديره هو يعود لَع من والهاء ض ِمْي مت ِصل مب ِ‬
‫ْ ٌ‬ ‫َ ِّ ْ َ َ ِّ َ ْ‬
‫ب َمفع ْول ِب ِه‬ ‫الضم ِِف َمل ا ٍ‬
‫ص‬
‫َ َ َ ٌْ ُ ٌ‬ ‫َ ٍّ َ ْ ٌّ َ‬ ‫لَع َح ْ‬ ‫ََ‬ ‫َ َْ‬
‫ْي مت ِصل‬ ‫ِن َلَع السكو ِ و الهاء ض ِم‬ ‫ِ‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ر‬‫ج‬ ‫ف‬ ‫ر‬ ‫علي ِه ْم‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ِّ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫الك ْْس ِ ْ‬ ‫َ ْ ٌّ َ َ َ‬
‫ِف َمل َج ٍّر َمر ْو ٌر ِب َعىل َوال ِميْم َنَل َم‬ ‫ِ‬ ‫مب ِِن لَع‬
‫اجلَ ْم ِع‬
‫َ ْ ٌّ َ ْ َ ْ‬ ‫َ ْ َ ْ‬ ‫َ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫حرف عط ٍف مب ِ‬ ‫ف‬
‫َ َ َ ُ ُ‬
‫كن ‪ -‬يكون ‪-‬‬ ‫ْي م ْستَ ٌ‬
‫ِت‬ ‫اسم ََك َ َضم ْ ٌ‬ ‫لَع الْ َفتْح َو ْ‬ ‫َ ٌ َ ْ ٌّ َ َ‬
‫اض ااقَِم مب ِِن‬ ‫ٌْ َ‬ ‫َ َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫فِعل م ٍ‬ ‫كن‬
‫ً َُْ ًَ‬ ‫َ ً‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َْ‬
‫ك ْونا وك ِيانا وكينونة‬ ‫َج َوازا تق ِديْره ه َو يع ْود َلَع َم ْن‬
‫ََ َ َ َْ ْ ٌ َ َ ََ َ ْ َْ َ ٌ‬ ‫ً‬
‫خَب َك مةصوب ونَلم اص ِب ِه فتح‬ ‫آث ِما‬
‫َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫َح ْرف َع ْ‬ ‫َح َّ‬
‫ِن لَع السكو ِ‬ ‫ِ‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ف‬ ‫ٍ‬ ‫ط‬ ‫َّت‬
‫َ َ َ ُ‬ ‫َ‬ ‫ْي مست ٌ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫اض َمبْ ٌّ‬ ‫ف ْع ٌل َ‬ ‫َ َ‬
‫َوصل – ي ِصل –‬ ‫ِت ج َوازا‬ ‫ِ‬
‫ِن لَع الفتح َوالفانل ضم ٌ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ٍ‬ ‫م‬ ‫ِ‬ ‫َوصل‬
‫َ ْ ً ُ ُ ً‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َْ‬
‫ووصول‬ ‫وصل‬ ‫تق ِديْره ه َو يع ْود َلَع َم ْن‬
‫َ َ َ ٌْ ُ ٌ‬ ‫َ ٍّ َ ْ ٌّ َ‬ ‫إ َ َح ْ‬ ‫َ‬
‫ْي مت ِصل‬ ‫ِن َلَع السكو ِ و الهاء ض ِم‬ ‫ِ‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ر‬ ‫ج‬ ‫ف‬ ‫ر‬ ‫ِ‬ ‫إ ِ ِْل ِه ْم‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ِّ‬ ‫َ‬
‫ْ ْ َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ِف َمل َج ٍّر َمر ْو ٌر ِب ِإ َوال ِميْم َنَل َم‬ ‫ْس ِ‬ ‫مب ِِن لَع الك ِ‬
‫َ ْ ٌّ َ‬

‫اجلَ ْم ِع‬
‫َ ْ ٌّ َ ْ َ ْ‬ ‫ْ َْ‬ ‫َح ْ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫ِ‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫اف‬ ‫ٍ‬ ‫ة‬ ‫ئ‬‫ت‬
‫ِ‬ ‫س‬ ‫ا‬
‫ِ‬ ‫ف‬ ‫ر‬ ‫َو‬
‫َ ْ َ ْ ْ َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫َ َّ‬
‫حرف تف ِصي ٍل مب ِِن لَع السكو ِ‬ ‫أ ما‬
‫َ َّ َ ُّ َ ًّ‬ ‫َ ٌُ‬ ‫َْ َ ٌ َ ْ ْ ٌ َ َ ََ َ ْ‬ ‫َ ُّ‬
‫حج ‪َ -‬يُج ‪ -‬حجا‬ ‫مبتدن مرفوع ونَلم رفع ُِّ ِه ضم‬ ‫احلج‬
‫َ ْ َ ْ ٌّ َ ْ َ ْ‬ ‫َ َ‬ ‫َ ْ‬ ‫َ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫اب َش ٍط مب ِ‬ ‫حرف جو ِ‬ ‫ف‬
‫َ َ َ ُ ُ‬
‫كن ‪ -‬يكون ‪-‬‬ ‫ْي م ْستَ ٌ‬
‫ِت‬ ‫اسم ََك َ َضم ْ ٌ‬ ‫لَع الْ َفتْح َو ْ‬ ‫َ ٌ َ ْ ٌّ َ َ‬
‫اض ااقَِم مب ِِن‬ ‫ٌْ َ‬ ‫َ َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫فِعل م ٍ‬ ‫كن‬
‫ً َُْ ًَ‬ ‫َ ً‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َْ‬
‫ك ْونا وك ِيانا وكينونة‬ ‫َج َوازا تق ِديْره ه َو يع ْود َلَع َم ْن‬
‫َ َ ْ ٌ َ ْ ْ ٌ َ ْ ٌّ َ‬ ‫َ ٍّ َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫ِف َح ْ‬ ‫َ‬
‫ِن َلَع‬ ‫ِ‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫و‬‫ص‬ ‫و‬‫م‬ ‫م‬ ‫س‬ ‫ا‬
‫ِ‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫و‬ ‫ِ‬ ‫و‬ ‫ك‬ ‫الس‬ ‫لَع‬ ‫ِن‬ ‫ِ‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ر‬ ‫ج‬ ‫ف‬ ‫ر‬ ‫ِ ْ‬ ‫فِيما‬
‫ْف‬ ‫ِف ََمَ ِّل َج ٍّر ََمْر ْو ٌر ِب ِ ْ‬ ‫السكو ِ ْ‬
‫ِ‬

‫‪USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH‬‬ ‫‪AL IMAM AL HUMAIDIY‬‬


‫‪90‬‬

‫َ ٌ‬ ‫َ َ ْ َْ ٌ‬ ‫ْ ٌ‬ ‫ْ َ‬ ‫َ‬ ‫ََُْ‬
‫ظ ْرف ال َمَك ِ َمةص ْوب َو َنَل َم اص ِب ِه فت َح َوه َو مضاف‬ ‫بينه‬
‫َ ٌ‬ ‫َ َ َ ْ ٌ ُ ٌ َ ْ ٌّ َ َ َ ِّ ْ َ َ ِّ‬
‫ِف َمل َج ٍّر مضاف‬ ‫والهاء ض ِمْي مت ِصل مب ِِن لَع الضم ِ‬
‫َ‬
‫ِإِلْ ِه‬
‫َ ْ ٌّ َ ْ َ ْ‬ ‫َ ْ َ ْ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫حرف عط ٍف مب ِ‬ ‫َو‬
‫َ َ ْ‬ ‫ْ ٌ‬ ‫ْ َ‬ ‫َْ َ‬ ‫ْ ٌ َ‬ ‫َب ْ َ‬
‫َمعط ْوف َلَع ( بَيةه ) ظ ْرف ال َمَك ِ َمةص ْوب َو َنَل َم اص ِب ِه‬ ‫ْي‬
‫َ ٌ‬ ‫َْ ٌ‬
‫فت َح َوه َو مضاف‬
‫اف َو َ‬ ‫َ ٌ َ ْ َ ْ ْ ٌ َ َ َ َ َ ِّ َ ْ َ ٌ َ َ َ ٌ‬ ‫ِّ‬
‫الهاء‬ ‫مضاف ِإِل ِه َمرور ونَلم جر ِه كْسة وهو مض‬ ‫َرب ِه‬
‫َ ٌ َ‬ ‫َ ْ ٌ ُ ٌ َ ْ ٌّ َ َ َ ْ ْ َ َ ِّ‬
‫ِف َمل َج ٍّر مضاف إِِلْ ِه‬ ‫ْس ِ‬ ‫ض ِمْي مت ِصل مب ِِن لَع الك ِ‬
‫َ َ ُ َ َ َ ُْ ْ َ ُ ْ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ‬ ‫َ ُ َ ْ َ ْ ُ ْ ُ ْ َ َ ِّ َ ْ‬
‫َبها‬ ‫ِ‬ ‫خ‬ ‫و‬ ‫ا‬ ‫ه‬ ‫م‬
‫ِ‬ ‫اس‬ ‫و‬ ‫ن‬ ‫ك‬ ‫ِن‬ ‫م‬ ‫ة‬ ‫ل‬ ‫م‬ ‫اْل‬ ‫و‬ ‫ن‬ ‫ك‬ ‫َب‬ ‫خ‬ ‫ب‬ ‫اْلار والمجرور ِِف َمل ن ٍ‬
‫ص‬
‫ْ َ َ ِّ َ ْ َ َ ُ ْ ُ ْ َ َ ِ َ ُّ‬
‫(احلج)‬ ‫ِِف َمل رف ٍع خَب المبتدأ‬
‫َ َ َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫َظ ْ‬ ‫َ‬
‫ِن لَع السكو ِ‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ِ‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫الز‬ ‫ف‬ ‫ر‬ ‫ا‬ ‫ذ‬ ‫إِ‬
‫ُ َ ِّ‬ ‫َ َّ‬ ‫َ َْ‬ ‫َِ ْ َ َ َ ْ َ ُ َ َ َ‬ ‫ن ُدى ف ْع ٌل َ‬ ‫َ‬ ‫َأ َّداهُ‬
‫أدى ‪ -‬يؤدي ‪-‬‬ ‫ِن لَع فت ٍح مقد ٍر لَع األ ِل ِف والفا ِنل‬ ‫اض مب ٌّ‬ ‫ٍ‬ ‫م‬ ‫ِ‬
‫ِ‬
‫َْ َ ً‬ ‫الهاء َضم ْ ٌ‬ ‫لَع َم ْن َو َ‬ ‫َ َ ْ ََ‬ ‫َْ‬ ‫ْي م ْستَ ٌ‬ ‫َضم ْ ٌ‬
‫تأدِية‬ ‫ْي‬ ‫ِ‬ ‫ِت َج َوازا تق ِديْره هو يعود‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َْ ٌْ‬ ‫ِّ‬
‫َ ِّ ْ َ َ َ ْ‬ ‫َ‬ ‫متُصل َمبْ ٌّ َ‬ ‫ٌ‬
‫ب مفعول ِبه‬ ‫ِن لَع الضم ِِف َمل اص ٍ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ ْ َ ْ ٌّ َ َ ْ‬ ‫َح ْرف َع ْطف َو َح ْرف َج َ‬ ‫َ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫ِ‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ط‬‫ٍ‬ ‫َش‬ ‫اب‬
‫ِ‬ ‫و‬ ‫ٍ‬ ‫ف‬
‫َ ْ َ ْ ْ َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫َْ‬
‫ِن لَع السكو ِ‬ ‫ٍ ِ‬‫ب‬ ‫م‬ ‫ق‬ ‫ي‬ ‫ق‬
‫ِ‬ ‫َت‬ ‫ف‬ ‫ر‬ ‫ح‬ ‫د‬ ‫ق‬
‫ُ َ ِّ‬ ‫َ َّ‬ ‫لَع األلف َوال َفانل َضم ْ ٌ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ ٌّ َ َ َ ْ َ ُ َ َ‬ ‫ف ْع ٌل َ‬ ‫َ َّ‬
‫أدى ‪ -‬يؤدي ‪-‬‬ ‫ْي‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِِ‬ ‫ر‬
‫ٍ‬ ‫د‬ ‫ق‬ ‫م‬ ‫ح‬‫ٍ‬ ‫ت‬ ‫ف‬ ‫لَع‬ ‫ِن‬ ‫ِ‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫اض‬ ‫ٍ‬ ‫م‬ ‫ِ‬ ‫ى‬ ‫د‬ ‫أ‬
‫َْ َ ً‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َْ‬ ‫م ْستَ ٌ‬
‫تأدِية‬ ‫ِت َج َوازا تق ِديْره ه َو يع ْود َلَع َم ْن‬ ‫ِ‬
‫َْ‬
‫ال‬ ‫الواو لِلح ِ‬
‫َ‬ ‫َو‬
‫َ ْ َ ْ َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫ْ‬
‫ِ‬ ‫و‬ ‫ك‬ ‫الس‬ ‫لَع‬ ‫حرف َش ٍط مب ِِن‬ ‫إِن‬
‫َ َ ِّ َ ْ ْ َ َ ٌ‬
‫ِف َمل رف ٍع مبتدن‬ ‫لَع الْ َفتْ ِح ِ ْ‬ ‫َ ْ ٌ ْ َ ٌ َ ْ ٌّ َ َ‬
‫ض ِمْي مةف ِصل مب ِِن‬ ‫ه َو‬
‫ُ‬
‫َ َ َُ ُ‬
‫مات – يموت ‪-‬‬ ‫ِت َج َوازا‬ ‫ْي م ْستَ ٌ‬ ‫لَع الْ َفتْح َوالْ َفانل َضم ْ ٌ‬ ‫َ ْ ٌّ َ َ‬
‫اض مب ِِن‬ ‫ٌْ َ‬
‫فِعل م ٍ‬ ‫مات‬
‫َ َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ ً‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َْ‬
‫م ْوتا‬ ‫تق ِديْره ه َو يع ْود َلَع ه َو‬
‫ْ َ َ ِّ َ ْ َ َ ُ ْ ْ َ‬ ‫َْ‬ ‫ْ ْ‬ ‫َ ُْ ْ َ ُ‬
‫َب ال ُمبت َدأ ِ‬ ‫اْلملة م َِن ال ِفع ِل َوالفاع ِِل ِِف َمل رف ٍع خ‬ ‫و‬

‫‪USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH‬‬ ‫‪AL IMAM AL HUMAIDIY‬‬


‫‪91‬‬

‫َ ْ ٌّ َ ْ َ ْ‬ ‫َح ْرف َع ْ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫ِ‬ ‫ب‬‫م‬ ‫ف‬‫ٍ‬ ‫ط‬ ‫َو‬
‫َ َ ِّ َ ْ ْ َ َ ٌ‬ ‫ْ‬
‫ِف َمل رف ٍع مبتدن‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ِن لَع الفت ِح ِ ْ‬‫َ‬ ‫ْي مةْ َف ِص ٌل َمب ٌّ‬
‫ْ‬ ‫َضم ْ ٌ‬
‫ِ‬ ‫ه َو‬
‫ُ‬
‫ِ‬
‫ْ ً‬ ‫َ َ َ ُ‬ ‫َ‬
‫َْ َ َ ْ ْ ٌ َ َ َ َ ْ َ ُ ٌ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫َوجد ‪َ -‬يِد ‪َ -‬وجدا‬ ‫خ ََب المبتدن ِ مرفوع ونَلم رف ِع ِه ضم‬ ‫جد‬ ‫َ‬
‫وا ِ‬
‫ْ ََ َ َْ َ ُ‬ ‫َ َ ْ َْ َ َ ْ َ ْ ْ ٌ َ َ ََ َ ْ َ ُ ٌ‬ ‫ُ ْ َ ْ‬
‫استطاع – يست ِطيع‬ ‫خَب المبتدن ِ ال ِاِن مرفوع ونَلم رف ِع ِه ضم‬ ‫مست ِطيع‬
‫ْ َ ً‬
‫‪ -‬استِطاَع‬
‫َ ْ ٌّ َ ْ َ ْ‬ ‫َ ْ َ ْ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫حرف عط ٍف مب ِ‬ ‫َو‬
‫َ ْ َ َ ْ َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫َ‬
‫ِن لَع السكو ِ‬ ‫ِ‬ ‫ْف مب‬ ‫ٍ‬ ‫َح ْرف جزمٍ و ن‬ ‫ل ْم‬
‫َ َّ َ ُّ َ ًّ‬ ‫َُ‬ ‫َْ ٌ ْ‬ ‫َ‬ ‫ٌْ َ ٌ َْ‬ ‫َ َّ‬
‫حج ‪َ -‬يُج ‪ -‬حجا و‬ ‫ارع َمز ْو ٌم َو َنَل َم َج ْز ِم ِه فت َح ِ َْلخ ِفيْ ٍف ألاه‬ ‫ِفعل مض ِ‬ ‫َيُج‬
‫ًّ‬
‫حِجا‬
‫َْ‬ ‫ْي م ْستَ ٌ‬
‫ِت َج َوازا تق ِديْره‬ ‫ف ْع ٌل َصحيْ ٌح م َض ُع ٌف َوالْ َفانل َضم ْ ٌ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫ه َو يع ْود َلَع َم ْن‬
‫َ ََ َْ َُ‬ ‫ْي م ْستَ ٌ‬ ‫لَع الْ َفتْح َوالْ َفانل َضم ْ ٌ‬ ‫َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫ٌْ َ‬ ‫َ ََ‬
‫سأل – يسأل ‪-‬‬ ‫ِت َج َوازا‬‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫اض مب ِِن‬ ‫فِعل م ٍ‬ ‫سأل‬
‫ُ َ ً‬ ‫َ َ ْ ََ‬ ‫َْ ْ‬
‫سؤال‬ ‫لل‬
‫تق ِديره هو يعود لَع ا ِ‬
‫َ َ َ َْ ُ‬ ‫َْ ْ ٌ َ َ ََ َ ْ َْ َ ٌ‬ ‫ْ ٌ‬ ‫َّ ْ َ َ‬
‫جع ‪-‬‬‫رجع – ير ِ‬ ‫َمفع ْول ِب ِه مةصوب ونَلم اص ِب ِه فتح‬ ‫الرجعة‬
‫ُ ً‬
‫ُرجوَع‬
‫َ ٍّ َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫َ‬
‫ِن لَع السكو ِ‬ ‫ِ‬ ‫َح ْرف جر مب‬ ‫إَِل‬
‫ْ ٌ َ ْ ْ ٌ َ َ َ َ ِّ َ ْ َ ٌ َ ُ َ ٌ َ َ َ‬ ‫ُّ ْ َ‬
‫ِاسم َمرور َونَلم جرهِ كْسة مقدرة نلر األ ِل ِف‬ ‫ادلنيا‬
‫َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫َ ْ َ ْ َ ٍّ َ َ ْ‬ ‫َ ْ‬
‫ِن لَع السكو ِ‬ ‫ب مب ِ‬ ‫حرف مصد ِري و اص ٍ‬ ‫أن‬
‫َ َّ َ ُّ َ ًّ‬
‫حج ‪َ -‬يُج ‪ -‬حجا و‬ ‫َل َم اَ ْصبه َفتْ َح ٌ َوالْ َفانل َضم ْ ٌ‬
‫ْي‬
‫ٌْ َ ٌ َْ ْ ٌ َ َ َ‬
‫ارع مةصوب ون‬
‫َ َّ‬
‫َيُج‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِِ‬ ‫فِعل مض ِ‬
‫ًّ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َْ‬ ‫م ْستَ ٌ‬
‫حِجا‬ ‫ِت َج َوازا تق ِديْره ه َو يع ْود َلَع َم ْن‬ ‫ِ‬
‫ْ‬
‫َ ْ ٌّ َ َ ْ‬ ‫َ ْ َ ْ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫حرف عط ٍف مب ِ‬ ‫َو‬
‫َ َ َ َ‬
‫َي ُب –‬ ‫َل َم َرفْعه َض ُم ٌ َوالْ َفانل َضم ْ ٌ‬ ‫ٌْ َ ٌ َْ ْ ٌ َ َ َ‬ ‫ََي ُ‬
‫وجب ‪ِ -‬‬ ‫ْي‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِِ‬ ‫ارع مرفوع ون‬ ‫فِعل مض ِ‬ ‫ب‬ ‫ِ‬
‫َ ْ ً‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َْ‬ ‫م ْستَ ٌ‬
‫جيبا‬
‫و ِ‬ ‫ِت َج َوازا تق ِديْره ه َو يع ْود َلَع احلَج‬ ‫ِ‬

‫‪USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH‬‬ ‫‪AL IMAM AL HUMAIDIY‬‬


‫‪92‬‬

‫َ‬ ‫ٌ‬ ‫ْ‬ ‫َ ٍّ َ ْ ٌّ َ َ ْ َ ْ َ َ ْ ْ ٌ َ ْ‬ ‫الَلم َح ْ‬ ‫ُ‬ ‫َْ‬


‫ْس و نه ِل ِاسم َمرور ِبالَلمِ‬ ‫ِ‬ ‫ك‬ ‫ال‬ ‫لَع‬ ‫ِن‬ ‫ِ‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ر‬‫ج‬ ‫ف‬ ‫ر‬ ‫ِألهلِ ِه‬
‫ِن‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ٌ‬
‫ْس ٌة َوه َو مضاف َوالهاء ض ِمْي مت ِصل مب ٌّ‬
‫ُ‬ ‫ٌ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ٌ‬ ‫َ‬ ‫َل َم َج ِّر ِه َك ْ َ‬ ‫َ َ َ‬
‫ون‬
‫ِ‬
‫َ ٌ َ‬ ‫َ َ ْ َ ْ ْ َ َ ِّ‬
‫ِف َمل َج ٍّر مضاف ِإِلْه‬ ‫ْس ِ‬‫لَع الك ِ‬
‫َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫َ ْ َ ْ َ ٍّ َ َ ْ‬ ‫َ ْ‬
‫ِ‬ ‫و‬ ‫ك‬ ‫الس‬ ‫لَع‬ ‫ب مب ِِن‬ ‫حرف مصد ِري و اص ٍ‬ ‫أن‬
‫َ َّ َ ُّ َ ًّ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ َ ْ‬ ‫ٌْ َ ٌ ْ ٌ‬ ‫َ ُّ‬
‫حج ‪َ -‬يُج ‪ -‬حجا و‬ ‫ارع َمةص ْوب َو َنَل َم اص ِب ِه َحذف اَل ْو ِ ألِاه ِم َن‬ ‫فِع َل مض ِ‬ ‫َيُج ْوا‬
‫ًّ‬ ‫َْ‬ ‫ْي م ْستَ ٌ‬ ‫ْاأل ْف َعال اْل َ ْم َس َوال َفانل َضم ْ ٌ‬
‫ْ‬ ‫ْ‬
‫حِجا‬ ‫ِت َج َوازا تق ِديْره ه ْم‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ ْ َ َ َْ‬
‫يعود لَع نه ِل ِه‬
‫َ َ َ ٌْ ُ ٌ‬ ‫َ ٍّ َ ْ ٌّ َ‬ ‫َ ْ َ ْ‬ ‫َُْ‬
‫ْي مت ِصل‬ ‫ِن َلَع السكو ِ والهاء ض ِم‬ ‫عن حرف جر مب ِ‬ ‫عنه‬
‫َْ‬ ‫َ ْ ٌّ َ َ َ ِّ ْ َ َ ِّ‬
‫ِف َمل َج ٍّر َمر ْو ٌر ِب َع ْن‬ ‫مب ِِن لَع الضم ِ‬
‫َ ْ ٌّ َ ْ َ ْ‬ ‫َ ْ َ ْ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫حرف عط ٍف مب ِ‬ ‫َو‬
‫َر َجا – يَ ْر ُجو – َر َج ً‬
‫اء‬ ‫او‬ ‫لَع ال ْ َ‬
‫و‬
‫ٌْ َ ٌ َ ْ ْ ٌ َ َ ََ َ ْ َ ٌُ َ ُ ٌَ ََ‬
‫ارع مرفوع ونَلم رف ِع ِه ضم مقدرة‬
‫َ ُ‬
‫ن ْرج ْو‬
‫ِ‬ ‫فِعل مض ِ‬
‫َ َ ًَ َ َ ًَ‬ ‫َ ْ ٌ ْ َ ٌ ْ َ ْ ْ َْ‬ ‫َْ‬
‫ورجاءة ورجاوة‬ ‫َوالفا ِنل ض ِمْي مست ِِت وجوبا تق ِديره َنن‬
‫َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫َ ْ َ ْ َ ٍّ َ َ ْ‬ ‫َ ْ‬
‫ِن لَع السكو ِ‬ ‫ب مب ِ‬ ‫حرف مصد ِري و اص ٍ‬ ‫أن‬
‫َ َ َ ُ ُ‬ ‫ٌْ َ ٌ َْ ْ ٌ َ ْ َ َ ََ َ ْ َْ َ ٌ‬ ‫َ ُ َ‬
‫كن ‪ -‬يكون ‪-‬‬ ‫ارع مةصوب ِبأ ونَلم اص ِب ِه فتح‬ ‫فِعل مض ِ‬ ‫يك ْون‬
‫ً َُْ ًَ‬ ‫َ ً‬
‫ك ْونا وك ِيانا وكينونة‬
‫ْ َ َ َ ْ ٌّ َ َ ْ َ ْ ْ َ َ ِّ ْ‬ ‫َ َ‬
‫ِف َمل َرف ٍع ِا ْسم يَك ْو‬‫ِاسم إِشار ٍة مب ِِن لَع الفت ِح ِ‬ ‫ذل ِك‬
‫ُ َ ِّ‬ ‫َ َّ‬ ‫َ َ َ ْ َ َْ ْ ٌ َ َ ََ َ ْ َْ َ ٌ‬ ‫ُ َ ِّ ً‬
‫أدى ‪ -‬يؤدي –‬ ‫خَب يكو مةصوب ونَلم اص ِب ِه فتح‬ ‫مؤديا‬
‫َْ َ ً‬
‫تأدِية‬
‫َ َ َ ٌْ ُ ٌ‬ ‫َ ٍّ َ ْ ٌّ َ‬ ‫َ ْ َ ْ‬ ‫َُْ‬
‫ْي مت ِصل‬ ‫ِن َلَع السكو ِ والهاء ض ِم‬ ‫عن حرف جر مب ِ‬ ‫عنه‬
‫َْ‬ ‫َ ْ ٌّ َ َ َ ِّ ْ َ َ ِّ‬
‫ِف َمل َج ٍّر َمر ْو ٌر ِب َع ْن‬ ‫مب ِِن لَع الضم ِ‬
‫لَع الْ َفتْ ِح َو َما ِا ْس ٌم َم ْوص ْو ٌل َمبْ ٌّ‬
‫ِن‬
‫َ ٍّ َ ْ ٌّ َ َ‬
‫ِن‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ر‬ ‫ج‬ ‫ف‬ ‫ال ََكف َح ْ‬
‫ر‬
‫َ َ‬
‫كما‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ْ َ َ ِّ َ ٍّ َ ْ ْ ٌ ْ َ‬ ‫َ‬
‫َلَع السكو ِ ِِف َمل جر َمرور ِبالَك ِف‬
‫َ ْ ٌّ َ َ‬ ‫َشط َغ ْْي َ‬ ‫َح ْرف َ ْ‬ ‫َ‬
‫ِن لَع السكو ِ‬ ‫ِ‬ ‫ب‬‫م‬ ‫مٍ‬ ‫از‬‫ِ‬ ‫ج‬ ‫ٍ‬ ‫ل ْو‬

‫‪USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH‬‬ ‫‪AL IMAM AL HUMAIDIY‬‬


‫‪93‬‬

‫َ َ َ ُ ُ‬ ‫َ ٌ َ ْ ٌّ َ ْ َ ْ‬ ‫ف ْع ٌل َ‬ ‫َ َ‬
‫كن ‪ -‬يكون ‪-‬‬ ‫ِن َلَع الفت ِح‬
‫ِ‬ ‫ب‬‫م‬ ‫َم‬‫ِ‬ ‫ق‬‫ا‬ ‫ا‬ ‫اض‬
‫ٍ‬ ‫م‬ ‫ِ‬ ‫كن‬
‫ً َُْ ًَ‬ ‫َ ً‬
‫ك ْونا وك ِيانا وكينونة‬
‫َ َ َ ٌْ ُ ٌ‬ ‫َ ٍّ َ ْ ٌّ َ‬ ‫لَع َح ْ‬ ‫ََ‬ ‫َ َْ‬
‫ْي مت ِصل‬ ‫ِن َلَع السكو ِ و الهاء ض ِم‬ ‫ِ‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ر‬ ‫ج‬ ‫ف‬ ‫ر‬ ‫ه‬
‫ِ‬ ‫ي‬ ‫عل‬
‫َ‬ ‫َْ‬ ‫َ ْ ٌّ َ َ َ ْ ْ َ َ ِّ‬
‫ِف َمل َج ٍّر َمر ْو ٌر ِب َعىل‬ ‫ْس ِ‬‫مب ِِن لَع الك ِ‬
‫َ َُ َ َ َُ ّ ُ‬ ‫َ ُ َ ْ َ ْ ُ ْ ُ ْ َ َ ِّ َ ْ‬
‫َب كن المقد َم‬ ‫بخ‬ ‫اْلار والمجرور ِِف َمل ن ٍ‬
‫ص‬
‫َ ٌُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ٌ‬ ‫َ َ‬ ‫َْ‬
‫ِا ْسم َك َم ْرف ْوع َو َنَل َم َرفع ُِّ ِه ضم‬ ‫دين‬
‫َ ْ َ ْ ٌّ َ ْ َ ْ‬ ‫َح ْرف َ‬ ‫َ‬
‫ِن َلَع الفت ِح‬ ‫ِ‬ ‫ب‬‫م‬ ‫ط‬‫ٍ‬ ‫َش‬ ‫اب‬ ‫ِ‬
‫َ‬
‫و‬ ‫ج‬ ‫ف‬
‫َْ‬ ‫َ َ‬ ‫َْ‬ ‫ْ‬
‫َ ْ ٌّ َ ْ ْ َ ْ ٌّ َ َ ْ َ‬ ‫ْ‬ ‫ف ْع ٌل َ‬ ‫ُ‬
‫قَض – يق َِض –‬ ‫ِن َلَع الفت ِح َواا ِئب الفا ِن ِل‬ ‫ب‬
‫ِ ِ‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫و‬ ‫ه‬ ‫ج‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫ل‬
‫ِ ِ‬ ‫ِن‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫اض‬ ‫ٍ‬ ‫م‬ ‫ِ‬ ‫ِض‬‫َ‬ ‫ق ِ‬
‫َ َ ً َ َّ ً‬ ‫َ َ‬ ‫َ‬ ‫َْ‬ ‫ْي م ْستَ ٌ‬ ‫َضم ْ ٌ‬
‫اء وق ِضية‬ ‫قض‬ ‫ِت َج َوازا تق ِديْره ه َو يع ْود َلَع (ديْ ٍن)‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ َ َ ٌْ ُ ٌ‬ ‫َ ٍّ َ ْ ٌّ َ‬ ‫َع ْن َح ْ‬ ‫َُْ‬
‫ْي مت ِصل‬ ‫ِن َلَع السكو ِ والهاء ض ِم‬ ‫ِ‬ ‫ب‬ ‫م‬ ‫ر‬‫ج‬ ‫ف‬ ‫ر‬ ‫ه‬ ‫عن‬
‫َْ‬ ‫َ ْ ٌّ َ َ َ ِّ ْ َ َ ِّ‬
‫ِف َمل َج ٍّر َمر ْو ٌر ِب َع ْن‬ ‫مب ِِن لَع الضم ِ‬
‫َ ٌ‬ ‫َ َ ْ َْ ٌ‬ ‫ْ ٌ‬ ‫َظ ْرف َ‬ ‫َْ َ‬
‫الز َما ِ َمةص ْوب َو َنَل َم اص ِب ِه فت َح َوه َو مضاف‬ ‫بعد‬
‫َ َ َُ ُ‬ ‫اف َو َ‬ ‫َ ٌ َ ْ َ ْ ْ ٌ َ َ َ َ َ ِّ َ ْ َ ٌ َ َ َ ٌ‬ ‫َ‬
‫مات – يموت ‪-‬‬ ‫الهاء‬ ‫مضاف ِإِل ِه َمرور ونَلم جر ِه كْسة وهو مض‬ ‫م ْوت ِ ِه‬
‫َ ً‬ ‫َ ٌ َ‬ ‫َ ْ ٌ ُ ٌ َ ْ ٌّ َ َ ْ َ ْ ْ َ َ ِّ‬
‫م ْوتا‬ ‫ِف َمل َج ٍّر مضاف إِِلْ ِه‬ ‫ْس ِ‬
‫ض ِمْي مت ِصل مب ِِن لَع الك ِ‬

‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َ َ َ ِّ َ َ ُ َ َ ْ َّ َ ِّ َ َ ْ َ َ َ ْ َ‬ ‫َ َ ُ‬
‫اب‪-‬‬
‫ِ‬ ‫و‬ ‫االص‬‫ب‬‫ِ‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫ن‬ ‫ن‬ ‫الل‬‫و‬ ‫ْي‬ ‫م‬
‫ِ‬ ‫ال‬‫الع‬ ‫ب‬‫ر‬ ‫َّلل‬
‫ِ‬ ‫د‬ ‫م‬‫احل‬ ‫و‬ ‫د‬
‫ٍ‬ ‫م‬‫َم‬ ‫ا‬‫ة‬ ‫ي‬ ‫ب‬
‫ِ‬ ‫ا‬ ‫لَع‬ ‫الل‬ ‫ىل‬ ‫‪-‬وص‬

‫‪USHULUS SUNNAH – POKOK AQIDAH AHLUSSUNNAH‬‬ ‫‪AL IMAM AL HUMAIDIY‬‬

Anda mungkin juga menyukai