Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
P1337424419112
1. Pengertian KPSW
Manuaba, Ida bagus Gde (2007) dalam tindakan pada ketuban pecah
sebelum waktunya dapat dilakukan dengan 3 tindakan :
a. Konservatif
1) Tirah baring untuk mengurangi keluarnya air ketuban sehingga
masa kehamilan dapat diperpanjang
2) Tirah baring dapat dikombinasikan dengan pemberian antibiotik
sehingga dapat menghindari infeksi
3) Antibiotic yang dianjurkan adalah :
4) Ampisilin dosis tinggi : untuk infeksi streptokokus beta
5) Eritromisin dosis tinggi : untuk Chlamidia Trachomatis dan
Ureoplasma dan lainnya
6) Bahaya menunggu terlalu lama adalah kemungkinan infeksi
semakin meningkat sehingga terpaksa harus dilakukan terminasi.
b. Tindakan aktif
Tindakan aktif adalah partus pervaginam dengan atau tanpa
induksi
Oksitosin, partus pervaginam dengan embriotomi dan seksio caesarea.
Tindakn aktif yang dilaksanakan antara lain :
1) Kehamilan < 32 minggu (taksiran berat janin < 2000 gram)
a) Janin mati dengan letak lintang maupun memanjang
dilakukan partus pervaginam dengan induksi oksitosin
b) Janin hidup dengan letak memanjang dilakukan partus
pervaginam dengan induksi oksitosin.
c) .Janin hidup dengan letak lintang memanjang dilakukan
persalinan dengan seksio sesarea.
2) Kehamilan <32-36 minggu (taksiran berat janin, 2000-2500 gram)
a) Janin mati jika letak lintang : partus pervaginam dengan
embriotomi. Janin letak memanjang : partus pervaginam
dengan induksi oksitosin.
b) Janin hidup jika letak lintang terdapat prolapsus tali pusat
dilakukan persalinan dengan seksio sesarea. Jika janin
memanjang dilakukan partus pervaginam dengan induksi
oksitosin.
3) Kehamilan >37 minggu, induksi dengan oksitosin, bila gagal
seksio sesarea. Dapat juga diberikan misoprostol 50 mg
intravaginal tiap 6 jam maksimal 4 kali.
4) Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotika dosis tinggi, dan
persalinan di akhiri :
a) Bila skor pelvik < 5 , lakukan pematangan servik, kemudian
di induksi. Jika tidak berhasil lakukan persalinan dengan
seksio sesarea.
b) Bila skor pelvik > 5 , induksi
c. Tata laksana agresif
1) Infeksi intrauterin
2) Solusio plasenta
3) Gawat janin
4) Prolap tali pusat
5) Evaluasi DJJ menunjukan gawat janin
6) BB janin cukup viable untuk dapat beradaptasi di luar kandungan.
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba Ida Bagus Gde., et al. 2007. Pengantar kuliah obstetri. Jakarta:
EGC