Anda di halaman 1dari 7

Kata Pengantar

Daftar Isi

Kata Pengantar……………………………………………………………………………………………………………………………………….

Daftar Isi………………………………………………………………………………………………………………………………………………….

BAB I…………………………………………………………………………………………………………………………………………………….

BAB II…………………………………………………………………………………………………………………………………………………

BAB III……………………………………………………………………………………………………………………………………………..

BAB IV…………………………………………………………………………………………………………………………………………..

BAB V…………………………………………………………………………………………………………………………………………….
BAB I –

Ketika adzan magrib berkumandang, terdengar tangisan seorang bayi perempuan disebuah
rumah sederhana. Rumah itu berada di sebelah musholla tempat beribadah warga sekitar. Tangisan itu
menggema menciptakan sebuah kebahagiaan bagi sepasang . Terbenamnya fajar dan munculnya
malam disertai bintang yang berkedap-kedip seolah meandakan aka nada suatu kebahagiaan baru.

Namaku agnes. Akulah anak pertama yang telah ………… .

Seorang ibu tengah berjuang melahirkan anak pertamanya,ia rela mempertanggungkan nyawanya agar
anaknya bisa melihat dunia baru. Ia berjuang, tenaga dan peluh membasahi tubuhnya. Sungguh, tiada
orang yang mampu menggantikan jasanya. Ia pahlawanku.

Seorang bayi yang sangat dinanti oleh sepasang suami istri.

Ketika aku lahir hingga beberapa bulan, aku tinggal dirumah

Mereka mengajariku berjalan, mengajariku bagaimana berbicara, mengajarkan segala hal sampai aku
bisa menaiki satu demi satu fase.

Aku anak pertama. Ketika kecil, aku lebih sering bermain dengan teman laki laki. Aji, irgi, ikbal, adalah
teman kecilku. Kita sering bermain bersama, waktuku banyak ku pergunakan untuk main. Mereka sering
dating ke rumahku untuk bermain bersama. Petak umpet, masak masakan, engklek, semua itu pernah
kami mainkan. Canda tawa menghiasi hari hari kami. Tidak ada yang kami pikirkan selain main. Ketika
sore hari, kami sering berkumpul daan bermain bersaama. Sampai tak jarang jika kami dimarahi
orangtua masing maing karena tak ingat waktu ketika main.

pasar

Kata ibuku, hamper setiap kali pasar diekat rumahku buka, aibuku selalu membelikanku barang barang
seperti sepatu dn baju. Paman dan bibi ku pun sering memberiku sesuatu ketika aku kecil, contohnya
topi dan baju. Topi nya pun masih ada sampai saat ini.

Bab I

Ketika aku kecil

Aji, orang pendiam dan sulit ditebak. Dia sering bermain denganku. Masak-masakan pun kita pernah
memainkannya. Tidak terlalu aneh sebernya karena ketika itu kami masih kecil. Orang tua nya pun tak
jarang mengabadikan kegiatan kami, bahkan foto nya pun masih ada sampai saat ini. Sungguh indahnya
masa kecil, disaat bermain menjadi prioritas kami.
Kak Irgi, orang yang jahil dan selalu mengajak aku bermain juga salah satu teman kecilku, tepatnya dia
adalah tetangga plus saudaraku. Rumah kita bagai lirik lagu "lima langkah dari rumah" *eh malah nyanyi
wkwk. Ya, rumah kita berdempetan eh ngga si maksudnya bersebelahan. Ketika ia mengajak ku bermain,
dia selalu berteriak dari rumah nya. Kita sering bermain petak umpet, dll.

Bahkan saat sore hingga malam pun kita masih bermain. Tak jarang tante Tina menyuruh kak Irgi pulang
karena ia lupa pulang ke rumah karena keasikan bermain.

Pada saat waktu sholat magrib tiba, aku sering ikut dengan nenek ku ke musholla tempat ku mengaji.
Disana aku melaksanakan sholat dan juga bermain dengan temanku, fuja dan Ali. Mereka sahabat
pertamaku. Berbeda dengan kak Irgi, aji, kedekatan kami seperti seseorang yang dekat, tetapi berbeda
dengan fuja dan ali, mereka orang yang selalu ada dihidupku. Ketika sholat magrib telah selesai, aku,
fuja, dan Ali bermain disekitar musholla. Kami berkejaran, tertawa menceritakan cerita yang masing
masing kami ceritakan, hingga seringkali kami dimarahi oleh nenek ku karena kami berisik.

Ali, orang yang menjengkelkan, tetapi dia humoris. Ia sering membuatku kesal karena sikapnya.
Tubuhnya yang lebih berisi dibandingkan aku dan fuja menjadi sebuah bahan lelucon kami. Kita sering

Fuja, lelaki dengan kulit putih dan sifat yang menenangkan. Rumah kami lumayan dekat. Kita sering
bermain bersama. Dengan Ali, kita bertiga sering menghabiskan waktu bersama.

Ketika aku berusia 5 tahu

Ayahku bernama Supriyanto. Ia adalah seseorag yang keras tapi lembut. Ia adalah pahlawanku. Pada
saat aku masih kecil, ayahku belum menjadi PNS. Ia masih honor di SDN 3 Mekarwangi. Saat itu, ia juga
terkadang pergi ke Jakarta karena disana ia punya warung yang biasanya didiami oleh temannya. Saat
itu, ekonomi dikeluargaku masih serba pas, tetapi cukup untuk kehidupan sehari hari.

Ketika ia kecil, ia sudah menunjukan bahwa ia merupakan salh satu murid yang pintar. Bisa dilihat dari
prestasi dan peringkat dikelasnya. Ia sering mendapatkan peringkat 5 besar dikelas. Selain itu, ayahku
juga dikenal dengan orang yang tampan. Ketika kecil, ia banyak disukai wanita. Teman kelas ataupun
tetangga yang se desa dengan nya pun ada yang suka kepadanya. Aku akui memang itu benar.aku
pernah melihat foto nya disebuah album yang telah lusuh karena tahun cepat sekali berganti. Ketika aku
melihat foto itu, aku akui memamg ayahku sesuai dengan apa yang orang lain katakan. Ia putih dan
tinggi. Selain itu, prestasinya pun cukup bagus. Jadi ya wajar saya kalau ayahku dulu banyak yang suka.

Oh iya, ayahku adalah putra pertama dari kakek Soenoto dan nenek Djenah. Ketika ayahku duduk
dibangku SMA, ia ingin sekali jika nanti melanjutkan kuliah ke jurusan teknik mesin.
BAB II –

Alarm jam berbunyi, inilah adalah pertama kalinya aku sekolah karena aku tidak masuk TK pada saat itu.
tapi dengan suasana baru. Hari pertama masuk sekolah adalah hari yang ku tunggu-tunggu. Bagaimana
serunya bertemu teman baru, mengenal orang baru, dan menikmati suasana baru.

Aku langsung bangun dan mematikan alarm itu. Aku pun mempersiapkan diri untuk sekolah. Setelah
mandi, sarapan. Ibuku menyiapkan task u. ia bilang bahwa akuharus belajar yang rajin. Aku pun diantar
oleh ibu dan ayahku ke sekolah, tetapi karena ayah juga harus bekerja maka aku hanya diteamni ibuku
disekolah. Ketika telah sampai, semua murid baru diarahkan untuk masuk ke kelas dipaling ujung dekat
musholla. Pada saat itu, aku malu karena aku belum mengenal siapa saja orang yang berada satu
ruangan denganku saat ini. Aku pun duduk dikursi tengah, setelah itu adaa seseorang yang bicara dan
memperkenalkan diri pada ku.

“Hai, namaku Lia”, ucapnya sambil menjabat tangannya kepada ku

“hai, namaku agnes”, ucapku singkat

“ aku boleh duduk disampingmu kan?”

“oh iya, silahkan. Kebetulan aku juga tidak ada janji akan duduk dengan siapa iapa”

Beberapa menit kemudian, ada seorang guru yang masuk ke kelas ku.

“assalamualaikum”

“waalaikumsalam”, ujar semua anak dikelas itu

“selamat pagi anak anak,

Anda mungkin juga menyukai