Anda di halaman 1dari 32

KOMPLIKASI

KEHAMILAN

MEIRINA DWI LARASATI


PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA

Penyebab: perdarahan (penyebab terbesar), kondisi penyakit


(kanker, ginjal, jantung, tuberculosis), eklampsia (12%) (Kemenkes,
2014)
HIPEREMESIS
GRAVIDARUM

Suatu keadaan pada ibu hamil


yang ditandai dengan muntah-
muntah yang berat dan terus
menerus terjadi selama
kehamilan (dimulai pada minggu
kelima dan keenam)  dehidrasi
dan penurunan berat badan
HIPEREMESIS GRAVIDARUM

ETIOLOGY
Penyebab belum diketahui secara pasti, diduga:

1. Produksi hormon Chorionic Gonadotropin dalam


jumlah banyak oleh plasenta.

2. Produksi hormon esterogen dalam jumlah banyak oleh


plasenta dan mempunyai efek samping mual dan
muntah.

3. Perubahan homeostatis dalam tubuh ibu hamil,


contoh : masuknya bagian fetus (bagi pembuluh darah
bayi) ke dalam peredaran darah ibu yang dapat
menyebabkan mual dan muntah.

4. Faktor psikologis dan fisiologis

Pada keadaan berat dan tidak terkontrol dapat terjadi :


dehidrasi, asidosis, kekurangan vitamin, berat badan
menurun, dll.
HIPEREMESIS GRAVIDARUM

PREDISPOSISI

• Primigravida
• Usia ibu<20 tahun
• Obesitas
• Gestasi multiple
HIPEREMESIS GRAVIDARUM

SYMPTOMS
Keluhan utama

muntah hebat, nafsu makan turun, dehidrasi,


hypokalemia, faktor exoic (bau nafas tidak enak),
alkalosis (akibat hilangnya HCl bersama
muntahan)suhu tubuh meningkat, keadaan umum
menurun, gangguan serebral (kesadaran menurun,
delirium).
Data laboratorium

urine mengandung keton, protein, urobilinegen,


profirin dan silinder (+), elektrolit, tes fungsi ginjal
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
CLASSIFICATION & SPECIAL SYMPTOMS

Tingkat • mual, muntah, nafsu makan menurun, BB menurun, nyeri epigastrium, nadi 

ringan / I 10x/mnt, tensi rendah, turgor kulit kurang, mata cekung.

Tingkat • mual, muntah banyak, badan lemah, apatis, turgor kulit turun, lidah kering dan kotor,
nadi kecil dan cepat, suhu meningkat, ikterus ringan, BB menurun, mata cekung,
sedang / II tensi turun, oliguri, konstipasi  asetonuria, nafas bau aseton.

• keadaan umum jelek, kesaran menurun, nadi kecil (halus dan cepat), suhu tubuh
Tingkat meningkat, tensi rendah, ikterus, gangguan susunan syaraf pusat
• Muntah berlebihan  penurunan cairan asam lambung dan kandungan alkalin
berat / III saluran cerna bagian dalam  asidosis metabolic
• Ikterik akibat defisiensi vitamin C dan B kompleks akibat perdarahan mukosa
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
KOMPLIKASI

DEHIDRASIhypov KETIDAKSEIMBANG KEHILANGAN ASIDOSIS  akibat


olemia, turgor AN ELEKTROLIT BERAT BADAN pembakaran lemak
menurun  ATAU DEFISIENSI sebagai sumber
hipotensi, takikardi, ZAT GIZI energy 
peningkatan pemeriksaan urin
hematocrit dan positif mengandung
penurunan produksi keton dan nafas bau
urin keton
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
PREVENTIVE

• makanan kering, makan


sedikit-sedikit tetapi sering,
minum hangat pada pagi hari
Makanan dan menjelang tidur malam,
makan dalam jumlah banyak
dan berbau dhindari.

Obat- • Luminal (mencegah muntah),


vitamin B1, B6, B kompleks
obatan dan vitamin C
HIPEREMESIS GRAVIDARUM

DIETARY TREATMENT
Penderita istirahat dan dirawat di rumah sakit
Mula-mula diberikan cairan dan elektrolit i.v.
Berikan nutrisi parenteral perifer yang mengandung
glukosa, asam amino, vitamin dan elektrolit untuk
mengatasi kelaparan pada pasien.
Bila muntah berhenti berikan makanan yang kering
porsi kecil tetapi sering, makan 6x sehari, rendah
lemak, tepung-tepungan mudah cerna. Diantara waktu
makan diberikan cairan jernih (teh, sari buah, dll.).
Pemberian dukungan/motivasi pada pasien.
HYPEREMESIS GRAVIDARUM (CONT.)

TUJUAN DIET
 Mengganti glikogen dan mengontrol asidosis
 Berangsur-angsur memberikan makanan cukup kalori dan
zat-zat gizi

SYARAT DIET
 Karbohidrat diberikan tinggi (hingga 75% dari total energi)
 Lemak diberikan rendah
 Protein diberikan cukup
 Makanan diberikan dalam bentuk kering
 Cairan disesuaikan dengan keadaan penderita
 Makanan mudah cerna, tidak merangsang saluran cerna,
porsi kecil dan sering
Hyperemesis Gravidarum (cont.)
Jenis Diet
1. Diet hiperemesis I  hiperemesis berat

makanan : roti kering, buah-buahan, cairan diberikan


1-2 jam sesudah makan

2. Diet Hiperemesis II rasa mual dan muntah


berkurang
makanan : berangsur-angsur diberikan bahan
makanan yang bernilai gizi tinggi, minuman tidak
diberikan bersama dengan makan,

3. Diet hiperemesis III  hiperemesis ringan


makanan : mengandung nilai gizi yang cukup,
minuman dapat diberikan bersamaan dengan
makanan
Hyperemesis Gravidarum (cont.)
Makanan yang dianjurkan untuk diet
hiperemesis:
• Roti panggang, biskuit, crackers
• Buah segar dan sari buah
• Sirup, kaldu tak berlemak
Makanan yang tidak dianjurkan umumnya:
• merangsang saluran pencernaan
dan berbumbu tajam.
• Bahan makanan yang mengandung
alkohol, kopi, dan yang mengandung zat
tambahan
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

• Hingga saat ini hipertensi dalam kehamilan masih


merupakan salah satu penyebab morbiditas dan
mortalitas pada ibu dan janinnva.
• Hipertensi dalam kehamilan berarti tekanan
darah meninggi saat hamil.
• Keadaan ini biasanya mulai pada trimester
ketiga, atau tiga bulan terakhir kehamilan.
Kadang-kadang timbul lebih awal, tetapi hal ini
jarang terjadi.
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN (LANJUTAN)

Klasifikasi yang dipakai di Indonesia berdasarkan Report of the National High Blood Pressure
Edukation Program Working Group on High Blood Pressure in Pregnancy tahun 2001:

• hipertensi yang timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu atau hipertensi yang
Hipertensi kronik pertama kali didiagnosis setelah umur kehamilan 20 minggu dan hipertensi
menetap sampai 12 minggu pascapersalinan.

Preeklampsia • hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai dengan proteinuria.

• apabila ditemukan kejang-kejang pada penderita preeklampsia, yang juga dapat


Eklampsia disertai koma

Hipertensi kronik dengan • hipertensi kronik disertai tanda-tanda preeklampsia atau hipertensi kronik disertai
superimposed preeklampsia proteinuria

• hipetensi yang timbul pada kehamilan tanpa disertai proteinuria dan hipertensi
Hipertensi gestasional menghilang setelah 3 bulan pascapersalinan atau kehamilan dengan tanda-tanda
preeklampsia tetapi tanpa proteinuria
Duley et al, 2006
Kegagalan invasi sel tropoblast pada dinding arteri spiralis
saat kehamilan sehingga arteri spiralis tidak dapat melebar
dengan sempurna dengan akibat penurunan aliran darah
dalam ruangan intervilus di plasenta sehingga terjadilah
hipoksia plasenta. Hipoksia plasenta yang berkelanjutan ini
akan membebaskan zat-zat toksis. Oxidatif stress pada tahap
berikutnya bersama dengan zat toksis yang beredar dapat
merangsang terjadinya kerusakan pada sel endothel
pembuluh darah yang disebut disfungsi endothel. Pada
disfungsi endothel terjadi ketidakseimbangan produksi zat-zat
yang bertindak sebagai vasodilator seperti prostasiklin dan
nitrat oksida, dibandingkan dengan vasokonstriktor seperti
endothelium I, tromboxan, dan angiotensin II sehingga akan
terjadi vasokonstriksi yang luas dan terjadilah hipertensi.
PREEKLAMSI-EKLAMSI

• Preeklamsia adalah timbulnya gejala secara spesifik hanya muncul selama


kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu yang sebelumnya memiliki

Preeklamsi
tekanan darah normal
• Ditandai hemokonsentrasi (edema), hipertensi dan ptotein urin (trias
preeklamsi)
• Hipertensi: peningkatan sistolik 30 mmHG dan diastolic 15 mmHg dari
tekanan darah dasar ibu

Eklamsi • Eklamsia : lanjutan dari preeklamsia yang disertai dengan kejang/ koma
yg timbul bukan karena kelaianan neurologi
Preeklamsi
Tanda dan Gejala

• TD secara umum > 140/90 mmhg

• Proteinuri (protein dalam urin 0,1 g/L (> 2+)


• Edema  akumulasi cairan interstisial
umum setelah 12 jam tirah baring atau
peningkatan BB >2 kg per minggu
• Pusing
• Pandangan kabur
• Oligouria
• Nyeri abdomen

• Gelisah dan kesadaran menurun


Eklamsi
Tanda dan Gejala
• TD secara umum >/= 160/110 mmhg

• Proteinuri (protein dalam urin > 0,2 g/L (> 2+


atau 3+)
• Peningkatan serum kreatinin (>1,2 mg/dl)

• Penurunan trombosit (<100.000 sel/mm3)


• Peningkatan enzim haati (alanine
aminotransferase/ALT, aspirat
aminotransferase/AST)

• Gangguan syaraf: nyeri kepala menetap,


gangguan penglihatan)
• Nyeri ulu hati menetap
• Oliguria <400 ml/24 jam
PREEKLAMSI (CONT.)

• Nullipara ( belum pernah melahirkan


dengan usia kehamilan lebih dari 28
minggu / belum pernah melahirkan janin
yang mampu hidup di luar rahim)
• Kehamilan gemeli
• Riwayat penyakit (hipertensi kronis, gagal
ginjal, DM pra hamil)
• Riwayat preeklamsi eklamsi keluarga
• Riwayat preeklamsi sebelumnya
PENANGANAN

• Bumil dg hipertensi esensial tdk berat & tanpa penyulit  kehamilan dpt diteruskan
dg ANC biasa
• Perhatian khusus ;
 istirahat ; malam 8 – 10 jam dan siang 2 jam sehari dan pekerjaan RT dikurangi
 pertumbuhan janin ; EKG fetal, sefalometri, amnioskopi, pH darah janin, DJJ
• Obat penenang
• Obat hipotensif ; bila TD mencapai 160/100 atau lebih
• Pencegahan kenaikan badan berlebih
Preeklamsia, eklamsia (cont.)
TUJUAN DIET

• Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal


• Mencapai dan mempertahankan tekanan darah normal

• Mencegah atau mengurangi retensi cairan

• Mencapai keseimbangan nitrogen


• Mengurangi atau mencegah timbulnya faktor resiko pada saat hamil
dan persalinan
SYARAT DIET

 Energi, lemak dan karbohidrat diberikan cukup

 Protein diberikan tinggi


 Vitamin dan mineral cukup

 Bentuk makanan disesuaikan kondisi pasien


 Pada oliguria dibatasi dan disesuaikan dengan cairan yang keluar
Preeklamsia, eklamsia (cont.)
• Diet preeklampsia I  preeklamsia berat
makanan : susu dan sari buah, cairan 1500
cc/hari
• Diet preeklampsia II perpindahan diet
Preeklamsia I
makanan : bentuk makanan saring atau
lunak, cukup energi dan zat gizi.
• Diet preeklampsia III
makanan : tinggi protein, bentuk makanan
lunak dan biasa, cukup energi dan zat gizi
GESTATIONAL DM

• Merupakan intoleransi karbohidrat berupa intoleransi ringan ataupun berat yang


terjadi atau diketahui pada saat kehamilan berlangsung
• Faktor risiko: abortus berulang, melahirkan mati tanpa sebab yang jelas, riwayat
melahirkan bayi cacat bawaan, pernah melahirkan bayi BB>4000 g, pernah
preeklamsi
• Faktor predisposisi: umur ibu > 30 tahun, riwayat DM, pernah GDM sebelumnya
• Kriteria DM bumil: sama dengan wanita tidak hamil (GDP >126 mg/dl) atau GD2JPP
>200 mg/dl
GESTATIONAL DM

• diagnosed after 24 weeks‘ gestation


• 5 to l0% of all pregnant women
• Infants whose mothers have gestational diabetes are at increased risk for perinatal
mortality, as well as for prematurity
• If the mother's blood glucose is not well controlled, the infant is at risk for
macrosomia, or infant birth weight greater than the 90th percentile or 4000 g
TERAPI DIIT

DIIT B1 RSUD DR. SOETOMO SURABAYA


• (TB-100)x30 ditambah :
TM 1: 100 kkal, TM 2: 200 kkal, TM 3: 300 kkal
• 60% KH, 20% P, 20% L
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai