ABSTRAK
Jerawat adalah peradangan kronik folikel sebasea yang ditandai adanya komedo, papula, pustul, kista
pada daerah-daerah predileksi. Tujuan penelitian ini yaitu mengembangkan produk sediaan gel anti
jerawat dengan menggunakan kombinasi dari ekstrak daun sirsak dan daun kersen sebagai anti jerawat
terhadap bakter P. Acne sebagai penyebab jerawat. Penelitan ini dilatar belakangi dari banyaknya obat
anti jerawat yang sudah beredar dipasaran yang sudah resistensi dan menyebabkan timbulnya iritasi
akibat penggunaan obat anti jerawat dengan bahan aktif sintetik sehingga untuk mengurangi efek
samping tersebut dikembangkan bahan aktif dari alam yang lebih aman dan efektif mengobati jerawat.
Penelitian ini dimulai dari penyiapan bahan baku,pembuatan dan standarisasi mutu ekstrak, uji
aktivitas ekstrak, pembuatan sediaan gel, evaluasi dan uji stabilitas gel serta uji iritasi sediaan dengan
menggunakan hewan uji kelinci. Formula gel yang dibuat pada penelitian ini yaitu formula tunggal
ekstrak daun sirsak (FT I), formula tunggal ekstrak daun kersen (FT II), Formula kombinasi ekstrak
sirsak dan ekstrak kersen (FK I, FK II, FK III dan FK IV). Dari hasil evaluasi semua formula baik
tunggal maupun kombinasi memiliki stabilitas yang baik selama penyimpanan 30 hari dari segi
organoleptik, pH, homogenitas, daya sebar dan viskositas. Dari hasil uji aktivitas sediaan bahwa
formula gel dengan ekstrak tunggal dengan kombinasi berbeda secara bermakna dengan α < 0,05
dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil uji iritasi menunjukkan bahwa formula gel anti jerawat yang
diujikan tidak menimbulkan iritasi.
526
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 17 Nomor 2 Agustus 2017
bakteri seperti Staphylococcus aureus dan bahan alam dalam mengatasi jerawat,
8
Propionibacterium acnes . dilakukan formulasi kombinasi ekstrak
Berdasarkan penelitian daun kersen dan daun sirsak menjadi
sebelumnya diketahui bahwa daun kersen bentuk sediaan yang mudah digunakan,
(Muntingia calabura L) memiliki senyawa seperti halnya bentuk sediaan gel. Gel
bioaktif berupa saponin, flavonoid, merupakan sediaan semisolid dengan basis
polifenol, triterpen, steroid dan tanin pada yang mudah dicuci sehingga besar
daunnya, yang berpotensi sebagai harapan dapat disukai masyarakat.
antibakteri. Penelitian lainnya mengenai Penelitian ini bertujuan untuk
hasil isolasi dan uji daya antimikroba mengembangkan produk sediaan gel dari
ekstrak daun kersen (Muntingia calabura kombinasi ekstrak yang paling efektif
L) menjelaskan bahwa hasil isolasi daun sebagai anti jerawat terhadap bakteri P.
kersek menggunakan ekstrak etanol acnes.
memiliki daya antimikroba terhadap
METODE PENELITIAN
bakteri Escherchia coli, Pnemonia
bahan
aeruginosa, Staphylococcus aureus dan
Daun kersen, daun sirsak, etanol 96%
B.subtilis dimana peningkatan konsentrasi
(Bratachem), Viscolam (elokarsa),
ekstrak akan memiliki daya hambat yang
propilenglikol, DMDM Hidantoin, dan
lebih besar 9. Hasil Penelitian Sara (2016)
bahan tambahan lainnyaBakteri
menunjukkan bahwa KHM dari ekstrak
Propionibacterium acne (ATCC 25923)
daun kersen berada pada konsentrasi 5%
yang diperoleh dari koleksi Laboratorium
dengan daya hambat sebesar 0,5 ±
Mikrobiologi Sekolah Farmasi Institut
0,57mm.
Teknologi Bandung.
Penelitian tentang kombinasi
Alat
ekstrak daun kersen dan daun sirsak
Peralatan yang digunakan adalah neraca
sebagai antibakteri penyebab jerawat
analitik (Shimadzu AUY-220), oven
belum pernah dilakukan. Untuk itu pada
(Memmert), vacuum rotary evaporator
penelitian ini akan dicoba dikembangkan
(Eyela), autoklaf (LD 2X - 40S dan All
dengan tujuan untuk mendapatkan efek
American no 25X), inkubator (Memmert),
sinergi sehingga bisa memperkuat kerja
anaerobic pack, Viscometer Brookfield,
antibakteri. Selain itu juga dari beberapa
dan alat-alat gelas yang biasa digunakan.
penelitian dijelaskan bahwa daun sirsak
Metode
selain sebagai antibakteri dapat juga
Tahapan penelitian mulai dari penyiapan
digunakan sebagai antiinflamasi sehingga
bahan, determinasi, ekstraksi, standarisasi
bisa diaplikasikan sebagai bahan aktif
mutu ekstrak, uji aktivitas anti bakteri
alami untuk pengobatan jerawat.
ekstrak, optimasi formula, formulasi gel,
Untuk memanfaatkan ekstrak
evaluasi dan uji stabilitas sediaan gel, uji
daun kersen dan daun sirsak sebagai obat
527
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 17 Nomor 2 Agustus 2017
bioautografi dan uji iritasi menggunakan kelinci sebagai hewan uji.
Ekstrak Daun 0 5 - 5 10 15 20
Sirsak
Ekstrak daun 0 - 5 10 10 10 10
kersen
Propilenglikol 15 15 15 15 15 15 15
Viskolam 5 5 5 5 5 5 5
Trietanolamin qs qs qs qs qs qs qs
Gliserin 15 15 15 15 15 15 15
Natrium 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05
metabisulfit
DMDM 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
hidantoin
Aquadest ad Ad 100 Ad 100 Ad 100 Ad 100 Ad 100 Ad 100 Ad 100
528
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 17 Nomor 2 Agustus 2017
Tabel. Hasil uji Diameter Daya Hambat kombinasi ekstrak Daun Sirsak dan Daun Kersen
terhadap bakteri P. acnes
KN FT 1 FT 2 FK I FK II FK III FK IV
I 0,00 0,67 0,60 8,75 9,25 10,25 12,25
II 0,00 0,69 0,40 8,98 9,30 10,40 12,15
P. acne 0,68 0,50 8,865
III 0,00 9,275 10,325 12,20
0,00±0 0,68±0 0,50±0 8,86±0 9,27± 10,325± 12,20±
STDEV
,00 ,01 ,10 ,16 0,03 0,11 0,07
Keterangan :
KN =Kontrol Negatif
FT 1 = Ekstrak Sirsak 5 %
FT II = Ekstrak kersen 5%
FK I = Ekstrak Daun Sirsak 5% : 10% Ekstrak Daun Kersen
FK II = Ekstrak Daun Sirsak 10 % : 10 % Ekstrak Daun Kersen
FK III = Ekstrak Daun Sirsak 15 % : 10 % Ekstrak Daun Kersen
FK IV = Ekstrak Daun Sirsak 20 % : 10% Ekstrak Daun Kersen
Dari pengujian Diameter Daerah hambat dengan 10% (daun sirsak) : 10% (kersen),
kombinasi ekstrak daun sirsak dan ekstrak kombinasi FK III dengan 15% (daun
daun kersen diperlihatkan hasil pada tabel sirsak) : 10% (kersen) dan kombinasi FK
FT I adalah ekstrak tunggal daun sirsak IV dengan 20% ( sirsak) : 10% ( kersen).
5% dengan DDH 0,68±0,01 mm dan FT II Dari hasil uji DDH dipelihatkan hasil
adalah konsentrasi ekstrak tunggal daun pada tabel terhadap bakteri P acnes
kersen 5% dengan DDH 0,50±0,10 mm. didapatkan hasil kombinasi 1 sebesar
Konsentrasi kombinasi ekstrak dibuat 4 8,865±0,162 mm kombinasi 2 sebesar
kombinasi dengan perbandingan. 9,275±0,035 mm, kombinasi 3 sebesar
Kombinasi FK 1 dengan 5% (daun sirsak) 10,325±0,106 mm, dan kombinasi 4
: 10% (daun kersen), kombinasi FK II sebesar 12,20±0,070 mm.
529
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 17 Nomor 2 Agustus 2017
UJI BIOAUTOGRAFI KOMBINASI EKSTRAK DAUN SIRSAK DAN EKSTRAK
DAUN KERSEN
Tabel Hasil Analisis KLT Kombinasi Ekstrak Etanol Daun Sirsak dan Daun Kersen
Pembuatan Gel Ant jerawat Kombinasi Ekstrak Daun Sirsak Dan Daun Kersen
Sediaan gel yang dibuat terdiri dari dan waktu 15 menit menghasilkan sediaan
trietanolamin, DMDM hidantoin, propilen yang homogen gelembung udara yang
glikol, gliserin, natrium metabisulfit, dan terjerat sedikit. Hasil optimasi ini akan
viscolam sebagai gelling agent. digunakan untuk pembuatan sediaan gel
Berdasarkan hasil optimasi yang kombinasi ekstrak daun sirsak dan daun
tercantum pada tabel. Hasil optimasi kersen.
pengadukan sediaan gel ini pada 500 rpm
530
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 17 Nomor 2 Agustus 2017
formula menggunakan spindel 6 dari ekstrak daun sirsak dan daun kersen
evaluasi terdapat variasi hasil viskositas. dilakukan pada suhu kamar, suhu dingin
viskositas yang lebih tinggi daripada penyimpanan dan dievaluasi setiap bulan
maupun kombinasi ekstrak karena adanya viskositas, dan daya sebar dengan tujuan
penambahan ekstrak pada formula gel untuk mendapatkan formula terbaik dari
dapat menurunkan viskositas dari sediaan. sediaan gel yang stabil dan memenuhi
Berdasarkan hasil grafik reologi persyaratan mutu baik fisika dan kimia.
diatas semua formula menunjukan adanya Hasil dari uji stabilitas menunjukkan
penurunan sifat alir sediaan gel yang semua formula stabil selama penyimpanan
531
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 17 Nomor 2 Agustus 2017
UJI AKTIVITAS ANTI BAKTERI GEL ANTI JERAWAT
FT I
FT
II FK FK IV
III IVII
V
KN
FK I FK
II
KONTROL
POSITIF
Gambar Hasil uji diameter daya hambat formulasi gel terhadap bakteri P.acne
Dari hasil uji aktivitas anti bakteri berbeda disebabkan oleh variasi
formulasi gel terhadap bakteri konsentrasi ekstrak pada formula gel. Dari
Propionilbacterium acne dapat dilihat hasil pengujian aktivitas daya hambat
pada tabel Daerah hambat ini menunjukan terhadap bakteri P.acne. Data zona
bahwa sediaan gel yang mengandung hambat kemudian dianalisis menggunakan
ekstrak daun sirsak dan daun kersen dapat analisis statistic SPSS V21. Dari hasil uji
berdifusi ke dalam agar sehingga statistik menunjukan bahwa nilai
menunjukan adanya aktivitas anti bakteri. signifikan untuk Uji aktivitas sediaan gel
Pada formula blanko ada diameter daya adalah 0,057>0,05, yang artinya data
hambat 1,50 mm karena dalam basis gel homogen dan berdistribusi normal.
terdapat pengawet yang memberikan Selanjutnya dilanjutkan dengan uji
aktivitas sebagai anti bakteri. Formula FK ANAVA. Dari hasil menunjukan adanya
IV memiliki DDH yang lebih besar perbedaan konsentrasi ekstrak yang
dibanding formula yang lainnya baik menyebabkan perbedaan aktivitas
tunggal maupun kombinasi ekstrak tetapi antibakteri terhadap Propionibacterium
formula pembanding masih memiliki acnes. Dari perlakuan yang didapat
aktivitas DDH yang paling besar dari menunjukan bahwa Formula dengan
semua formula. DDH pada Formula yang ekstrak tunggal berbeda bermakna jika
532
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 17 Nomor 2 Agustus 2017
533
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 17 Nomor 2 Agustus 2017
bakteri penyebab jerawat yang lainnya Antioksidan dan Tabir Surya.
seperti Staphylococcus aureus dan S. [Skripsi]. Universitas Halu Oleo.
Epidermidis. 7. Swanson, I.K. Antibiotic resistance of
Propionibacterium acnes in Acnes
DAFTAR PUSTAKA
vulgaris. Dermatology Nursing 5,
1. Purvis D, Robinson E, Merrys,
359–361. 2003
Watson. P. Acne, anxiety, depression
8. Jagtap, N.S., Khadabadi, S.S., and
and suicide in teenagers : a cross-
Ghorpade, D.S. Antimicrobial and
sectional survey of new zealand
Antifungal Activity of Centella
Secondary School Students. J.
asiatica (L) Urb, Umbeliferae,
Paediatr Child Health, 2006; 793-6.
Research J. Pharm and Tech, 2(2), hal.
2. Hasmila, Ita., dkk. Efektivitas Salep
328 – 330. 2009.
ekstrak Daun Sirsak (Annona
9. Departemen Kesehatan Republik
Muricita L) Pada Mencit yang
Indonesia. Parameter Standar Umum
Terinfeksi Bakteri Staphylococus
Ekstrak tumbuhan Obat. Departemen
aureus. UIN Alauddin Makassar.
Kesehatan republic Indonesia. 2000
2015.
10. Fransworth, N. R. Biological and
3. Yulianti, Rika., dkk. Gel Kombinasi
Phytocemical screening of plant.
Ekstrak Daun Sirsak dan Daun Jambu
Journal of Pharmaceutical Scines. Vol
Biji Sebagai Obat Anti Jerawat.
5. 1996.
Universitas Padjajaran, Sumedang.
11. Kementrian Kesehatan R. Suplemen II
Vol. 7 No.3. 2015.
Farmakope Herbal Indonesia. Edisi I.
4. Febriani, D, Mulyanti, Rismawati.
Jakarta : Kementrian Kesehatan RI.
Karakterisasi Simplisia dan Ekstrak
2011.
Etanol Daun Sirsak (Annona Muricata
12. Budiputra, D.K. Pengembangan
Linn). UNISBA. Bandung. 2015.
Formula dan Karakterisasi
5. O.V. Sousa, G.D. Viera, R.G. Jesus, J.
Nanoemulsi dan Nanosuspensi
Pinho, C.H. Yamamoto, M.S. Alves,
Kurkumin Dalam Bentuk Gel Untuk
Antinociceptive andAnti-Inflamatory
Rute Transdermal (Tesis). Bandung :
Activities of the Ethanol Extract of
Institut Teknologi Bandung. 2013.
Annona muricata L. Leaves in Animal
13. Sasanti, T.J., Wibowo, MS.,
Models. Int J Mol Sci, Vol. 11. No. 5.
Fidrianny, I. dan Caroline, S.
p.2067-2078. 2010.
Formulasi gel ekstrak air teh hijau dan
6. Soni AA, R Pratopo RHM, dan Putra
penentuan aktivitas antibakterinya
JA. 2013. Formulasi Sediaan Krim
terhadap propionibacterium acnes. ,
Dari Ekstrak Metanol Daun Kersen
Bandung : School of Pharmacy ITB,
(Muntingia Calabura L) Sebagai
Gedung LabTek VII. 2012.
534
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 17 Nomor 2 Agustus 2017
14. Jafar, Garnadi., dkk. Formulasi dan 19. Leyden JJ. Therapy of acne vulgaris.
Evaluasi Sediaan Mikroemulgel N. Engl. J. Med., 336(16): 1156-
Ekstrak Daun Binahong (Anredera 1162. 1997.
Cordifolia) Sebagai Anti Jerawat 20. Coenye T, Peters E, Nelis HJ. Biofilm
(Staphylococus aureus). 2015. formation by Propionibacterium acnes
15. Sawarkar, H.A., Khadabadi, S.S., is associated with increased resistance
Mankar, D.M., Farooqui, I.A., Jagtap to antimicrobial agents and increased
,N.S., Development and biological production of putative virulence
evaluation of herbal anti-acne gel. factors. Res.Microbiol.158; 386-3.
International Journal of Pharma Tech 2007.
Research, 2:2028-2033, (2010). 21. Rowe CR, Sheskey JP, dan Owen CS.
16. Hamnerius, N. Acne-aetiology and Hand Book of Pharmaceutical
pathogenesis. Treatment of Acne 32, Excipient Fifth Edition. London :
29–38. 1996. Pharmaceutical Press. Hal 155, 374,
17. Leydon, J.J. Therapy for Acne 402. 2006.
vulgaris. The New England Journal of 22. Rowe CR, Sheskey JP, dan Owen CS.
Medicine, 1156–1162. 1997. Hand Book of Pharmaceutical
18. Swanson, I.K. Antibiotic resistance of Excipient Sixth Edition. London :
Propionibacterium acnes in Acnes Pharmaceutical Press. Hal 283, 290,
vulgaris. Dermatology Nursing 5, 380, 522, 651, 700,. 2009.
359–361. 2003
535
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 17 Nomor 2 Agustus 2017
PENURUNAN MOTILITAS SPERMATOZOA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)
JANTAN AKIBAT PEMBERIAN INFUSA BUAH ADAS (Foeniculum vulgare Mill)
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui penurunan motilitas spermatozoa tikus putih jantan
akibat paparan infusa buah adas (Foeniculum vulgare Mill.). Dua puluh ekor tikus putih jantan galur
Sprague Dawley diadaptasikan selama 7 hari, kemudian dibagi dalam 4 kelompok, yaitu kontrol
negatif diberi aquadest ; 3 dosis uji yaitu dosis 1( infusa buah adas 1,01%) ; dosis 2 (2,02%) ; dosis 3
(4,05%). Pemberian sediaan uji dilakukan secara peroral selama 48 hari. Parameter yang diamati
adalah motilitas spermatozoa.. Data motilitas spermatozoa (%) dianalisis secara statistik. Hasil
penelitian menunjukan bahwa adanya penurunan motilitas spermatozoa akibat pemberian infusa buah
adas (Foeniculum vulgare Mill.) dengan dosis yang paling baik yaitu dosis 3 (4,05%).
Kata kunci: Infusa Buah Adas (Foenicullum vulgare Mill.), motilitas spermatozoa.
536