Anda di halaman 1dari 4

PEMBACAAN ALAT UKUR KWH METER

ABSTRAK
Seperti diketahui pelanggan diwajibkan membayar atas pemakaian tenaga listrik setiap
bulan. Untuk mengetahui besarnya pemakaian tenaga listrik dalam waktu 1 (satu) bulan
itu, digunakan alat pengukur yang dipasang di lokasi pelanggan. . Akan tetapi, kendati
alat pengukur itu dipasang di lokasi pelanggan , umumnya pelanggan tidak tahu benar
bagaimana gerangan cara membaca alat ukur tersebut.Sesungguhnya, ada beberapa
macam alat ukur yang dipasang, yaitu kWh Meter tarif tunggal, kWh Meter tarif ganda,
kVARh Meter, kVA Max atau kW Max.Pemasangan jenis alat ukur ini diatur sesuai
dengan Golongan Tarif pelanggan. Selain alat ukur di atas, ada pula peralatan pembantu
pengukuran seperti lonceng (saklar waktu/time switch), trafo arus dan trafo tegangan.
Lonceng itu dipasang pada pengukuran tarif ganda, yang berfungsi untuk memindahkan
register pengukuran dari LWBP (Luar Waktu Beban Puncak) ke WBP (Waktu Beban
Puncak) dan sebaliknya.Sedangkan trafo arus (CT) dan trafo tegangan (PT) berfungsi
membantu pengukuran pada pelanggan dengan daya besar ( di atas 53000 VA), karena
adanya batas kemampuan meter dalam hal arus dan tegangan. Dari kedua alat bantu
itulah lantas kita mengenal adanya istilah rasio, yaitu perbandingan lilitan kumparan
primer dan sekunder atau perbandingan nilai sebenarnya (input) dengan nilai setelah
melewati trafo (output). GOLONGAN TARIF ALAT PENGUKUR YANG DIGUNAKAN S1
Tidak digunakan alat pengukur S2,R1,R2,R3,B1,B2,B4,I1,I2,P1,P3 KWh Meter tarif
tunggal S3,B3,I3 bukan tanur busur KWh Meter tarif ganda KVARh Meter I3 tanur
busur, I4 KWh Meter tarif ganda KVARh Meter KVA Max.

CARA MEMBACA ALAT UKUR

Pada dasarnya, besarnya energi yang telah dipakai oleh pelanggan ditunjukkan dengan
angka-angka (register) yang tertera pada alat ukur kWh meter.
Jumlah pemakaian yang sebenarnya dihitung berdasarkan angka-angka yang tertera
pada register sebelumnya (awal) yang dikurangkan terhadap angka-angka yang tertera
pada register terakhir (akhir) atau dapat dinyatakan dengan rumus =

KWh = (selisih pembacaan meter kWh ) x Faktor Meter 

Selisih pembacaan meter kWh = Penunjukan meter bulan ini -


meter bulan lalu.
Faktor Meter = Rasio CT x Rasio PT x Faktor Register.
Contoh Cara Membaca Alat Ukur

A. Pelanggan Tegangan Rendah (TR) yang tidak memerlukan CT. Untuk tarif = R1
adalah =
Contoh =
Stand meter bulan ini = 15762 Stand meter bulan lalu = 15493
Selisih pembacaan stand meter = (15762 - 15493) = 269 ( pemakain kWh)
Pemakaian blok I = 20 Pemakaian blok II = 40 Pemakaian blok III = 209
B. Pelanggan Tegangan Rendah (TR) yang menggunakan CT . Untuk tarif = B2
adalah =
Contoh =
Stand meter bulan ini = 70495
Stand meter bulan lalu = 68231
Selisih pembacaan stand meter = 2264 x Faktor Meter ( CT) = Pemakain kWh
Pelanggan TM dipasang kWh Meter merk Fuji tipe FF23HTI, 100 V 5A , , 3 fase4
kawat, dengan =
Trafo Arus terpasang = 100/5 A, Rasio CT = 20
Trafo Tegangan terpasang = 20.000/100 V, Rasio PT = 200
Faktor Register = 1 S
tand meter bulan ini LWBP = 5.690 dan WBP = 2.516
Stand meter bulan lalu LWBP = 5.600 dan WBP = 2.500
Jadi =
Selisih pembacaan meter LWBP = 5.690 - 5.600 = 90
Selisih pembacaan meter WBP = 2.516 - 2.500 = 16
Maka =
Pemakaian kWh LWBP = 20 x 200 x 1 x 90 = 360.000 kWh Pemakaian kWh
WBP = 20 x 200 x 1 x 16 = 64.000 kWh
Catatan
Bila pada meter kWh tidak tercantum adanya faktor register (konstanta), maka
faktor register dianggap = 1 Untuk pengukuran tegangan rendah (TR), tidak ada
rasio PT.
C. Pelanggan dipasang kWh Meter Merk Mecoindo tipe A6C1, 3 fase 4 kawat,
25/5 A, P/S 20.000/V3/100/V3, 50 Hz, dengan Trafo arus terpasang = 100/ 5 A
Untuk kWh Meter jenis ini ada Arus Pengenal Meter 25/5 A , maka rasio CT
sebenarnya menjadi 100/5 : 25/5 = 4.
Meter jenis ini dirancang untuk dipasang pada tegangan menengah 20.000 volt,
jadi rasio PT tidak dihitung. Faktor register = 200
Stand meter bulan ini LWBP = 08970 dan WBP = 03540 Stand meter bulan lalu
LWBP = 07920 dan WBP = 03030
Jadi
Selisih pembacaan meter LWBP = 8970-7920 = 1050
Selisih pembacaan meter WBP = 3540 3030 = 510
Maka
Pemakaian kWh LWBP = 4 x 200 x 1050 = 840.000 kWh Pemakaian kWh
WBP = 4 x 200 x 150 = 408.000 kWh
D. Pembacaan pemakaian energi reaktif Cara pembacaan dan perhitungannya sama
dengan pembacaan kWh Meter. Pemakaian kVARh = (Selisih pembacaan kVARh)
x Faktor Meter Selisih pembacaan kVARh = Penunjukan kVARh bulan ini – bulan
lalu Faktor Meter = Rasio CT x Rasio PT x Faktor Register
Contoh :
a. Pelanggan B-3/TM, pengukuran TM dipasang kVARh merk Osaki tipe
OR91SH, 58/100 V,5 A, dengan = Trafo arus (CT) terpasang = 125/5 A
Trafo tegangan (PT) terpasang = 20.000/100 V Stand meter kVARh meter
bulan ini = 7.860 Stand meter kVARh bulan lalu = 6.750 Konstanta meter =
0.1 Faktor meter = 125/5 x 20.000/100 x 0.1 = 500 Selisih pembacaan
kVARh = 7.860 - 6.750 = 1.110 Pemakaian kVARh = 1.110 x 500 =
555.000 kVARh
b. Pelanggan B-3/TM, pengukuran TM dipasang kVARh merk Enertec tipe
C3V4ROU, 20.000/100 Volt, 5 Ampere, 3 fase 4 kawat dengan = Trafo
arus (CT) terpasang = 80/5 A Trafo tegangan (PT) terpasang =
20.000/100 V Stand meter kVARh meter bulan ini = 2.349 Stand meter
kVARh bulan lalu = 124 KVARh meter dengan register = 10 dan dilengkapi
dengan PT yang sesuai dengan PT terpasang, sehingga = Faktor meter =
80/5 x 10 = 160 Selisih pembacaan kVARh = 2.349 - 124 = 2.225
Pemakaian kVARh = 2.225 x 160 = 356.000 kVARh

Cara pembacaan pemakaian daya listrik Pemakaian daya maksimum oleh pelanggan
setiap bulannya. Meter jenis ini dipasang untuk mengetahui daya maksimum yang
dipakai pelanggan tiap bulannya Bila dipasang kW Max, maka hasil perhitungannya
masih harus dibagi dengan faktor daya sebesar 0.85 .Golongan pelanggan yang
dipasangi alat ini adalah industri Tanur Busur (I-3) dan I4. Kwh Max atau kVA Max yang
dipasang adalah dengan interval 15 menit. Yang dimaksudkan dengan istilah daya
terukur maksimum dengan interval 15 menit adalah Nilai daya terukur maksimum untuk
tiap-tiap bulan sama dengan 4 (empat) kali nilai tertinggi dari kVAh yang dipakai selama
tiap 15 (lima belas) menit terus menerus dalam bulan tersebut Untuk saat ini kVA Max
yang terpasang kebanyakan dari jenis yang menggunakan jarum penunjuk.
Rumusnya dapat dituliskan

Daya terukur(max) = Penunjukan meter x


Faktor meter
Faktor meter = CT Terpasang : CT meter x PT
terpasang : PT meter x Register
Contoh =
Pelanggan Tanur busur I-4/TM, pengukuran TM, dipasang MW maks merk Enertectipe
A7A113, fasa 3 kawat, 50 Hz, 3x600/5A,20.000/100 V dengan = Trafo arus (CT)
terpasang = 300/5 A Trafo tegangan (PT) terpasang = 20.000/100 V Penunjuk meter =
20 Faktor register = 1 Faktor meter = 300/5 =600/5x 20.000/100 = 0,5 20.000 x 1 Daya
terukur = 20 x 0.5 = 10 MW

PENCATATAN HASIL PEMBACAAN METER


Pencatatan meter pada umumnya dilakukan oleh petugas dengan cara manual ,
yaitu menuliskan hasil pembacaan kWh meter ke dalam Daftar Pembacaan Meter
(DPM). Cara seperti ini membawa resiko terjadinya kesalahan akibat salah tulis, apabila
kalau petugas pencatat meter melakukan penyalinan atau pemindahan catatan dari daftar
petugas yang satu ke daftar yang lain. Kesalahan ini tidak saja akan merugikan
pelanggan, tetapi dapat juga merugikan PT PLN (Persero). Dengan kemajuan teknologi
dibidang komputer, dewasa ini PT PLN (Persero) Wilayah X Irian Jaya telah menerapkan
cara pencatatan meter dengan PDE. PDE atau Portable Data Entry adalah sejenis alat
pencatat dalam bentuk computer genggam.Di dalam PDE tersimpan data pelanggan yang
akan dibaca kWh meternya Data tersebut antara lain nama dan alamat pelanggan, kode
lokasi, besarnya daya tersambung, golongan tarif, nomor kontrak, nomor kontrol dan
rekaman pencatatan kWh meter bulan sebelumnya. Setelah membaca angka-angka
pemakaian kWh yang tertera pada kWh meter, petugas pencatat akan memasukkan /
menginputkannya kedalam PDE sesuai data pelanggan yang bersangkutan.PDE akan
segera memproses dan menghitung besarnya Rupiah rekening yang harus dibayar. Hasil
proses dan perhitungan ini langsung tercetak dalam bentuk strook yang akan diserahkan
petugas kepada pelanggan. Minta dan periksalah strook ini. Beritahu petugas bila
terdapat kesalahan agar dapat dikoreksi

Anda mungkin juga menyukai