Anda di halaman 1dari 3

NARASI WAWANCARA

IBU ERNA

Penulis mengajukan pertanyaan mengenai apakah betul responden meluangkan waktu


untuk berefleksi diri. Responden menjawab bahwa jika dikhususkan tidak ada, maksudnya
meluangkan waktu untuk berefleksi sekian menit atau sekian jam itu tidak ada. Namun setiap
melihat kejadian kadang-kadang beliau menyadari pernah menolong menyebrangkan orang
buta, orang lain kok tidak ada yang mau menolong. Beliau merasa tersentuh bahwa orang ini
harus ditolong, sehingga setelah menolong orang tersebut dalam perjalanan pulang seperti
menyadari kembali bahwa sudah menolong Tuhan karena Tuhan hadir pada orang-orang
miskin. Saya merefleksikannya langsung pada kejadian itu. Pernah juga ada anak kecil yang
menjual koran dan saya menjawab dek di rumah sudah ada koran. Begitu saya jalan lagi,
menyadari cuma beli koran dua ribu saja kok gak mau. Oleh karena itu saya langsung
menyadari begitu saja setiap kejadian tanpa harus meluangkan waktu.

Penulis mengajukan pertanyaan mengenai apakah responden mempunyai kisah ketika


menerima kehendak Allah yang dilandasi dengan sikap yang rendah hati, bersyukur dan
bersukacita. Responden menjawab bahwa hal tersebut dialami ketika mendapat perutusan
sebagai prodiakon. Saya merasa Tuhan sudah memilih saya.

Penulis bertanya kepada responden mengenai dalam hal apa beliau mempercayai bahwa
Bunda Maria adalah pembela, penolong, pelindung dan pengantara bagi hidup umat beriman.
Responden menjawab bahwa setiap doa atau novena. Beliau percaya bahwa doa novena tidak
selalu terkabul. Berdoa jangan terlalu berharap bahwa akan dikabulkan pada saat itu juga.
Mungkin tidak dikabulkan pada saat ini tetapi akan dikabulkan pada saat nanti atau di waktu
yang lain.

Penulis bertanya kepada responden mengenai kira-kira daya kekuatan seperti apa yang
diberikan Bunda Maria kepada responden untuk menjalani kehidupan ini. Responden
menjawab bahwa meneladani Bunda Maria. Bunda Maria yang menjadi Bunda Yesus. Saya
sering membayangkan bagaimana cara Bunda Maria mendidik Tuhan Yesus.

Penulis mengajukan pertanyaan kepada responden mengenai iman Bunda Maria seperti
apa yang meneguhkan iman responden. Responden menjawab bahwa rendah hati, menerima
kehendak Allah ketika menjawab “aku ini hamba Tuhan terjadilah padaku menurut kehendak-
Mu”.
Penulis meminta kepada responden untuk mengisahkan pengalamannya ketika bersikap
terbuka terhadap panggilan perutusan dari Allah. Responden mengisahkan dari awal aktifnya
karena orang tua juga aktif di Legio Maria dan berpikir daripada di rumah tidak ada kegiatan,
lebih baik saya ikut. Seiring berjalannya waktu tugas itu semakin banyak, dulunya hanya
menemani ibu mengirim komuni, membantu bapak menyiapkan alat misa tetapi entah mengapa
pada saat pemilihan prodiakon saya dipilih menjadi calon prodiakon. Saya menerima itu karena
ibu saya tidak aktif lagi menjadi prodiakon. Akhirnya saya memutuskan untuk maju dan
kemudian pada saat tes banyak pertanyaan yang diajukan oleh Romo. Setelah dilantik saya
dapat tugas lagi, saya dipilih menjadi pengurus di prodiakon. Saya merasa belum siap untuk
menerima panggilan pelayanan tersebut. Tetapi karya perutusan ini datangnya dan dipilih
Allah. Saya menjadi teringat akan Sabda Tuhan bahwa “bukan kamu yang memilih Aku tetapi
Aku yang memilih kamu”. Teladan Tuhan lah yang menjadi motivasi saya.

Kemudian penulis bertanya kepada responden mengenai cinta kasih seperti apa yang
dapat responden wujudkan dalam hidup Gereja dan masyarakat serta anggota keluarga.
Responden menjawab bahwa “cinta kasih untuk keluarga, misalnya untuk anak malas diajak
koor ya sudah pilih kegiatan yang lain. Yang lain juga tidak mau dan sampai sekarang anaknya
masih belum mau. Tetapi diajak untuk sembahyangan di lingkungan atau misa ya kadang-
kadang mau, kadang-kadang juga tidak mau karena ada tugas dari sekolah yang tidak bisa
ditinggalkan. Untuk lingkungan misalnya misa 1000 hari orang meninggal. Di lingkungan ada
3 yang ditugaskan dan ternyata bu diding tidak bisa, ya sudah saya yang menggantikan
menemani Pastor. Kemudian untuk yang di masyarakat khususnya RT-RW saya jika diajak
gabung paduan suara, oh ya saya mau. Lalu di RT dapat tugas jadi bendahara kas sosial, saya
akan terima selama saya masih bisa menjalankan tugas itu”.

Penulis mengajukan pertanyaan kepada responden mengenai kira-kira siapa saja yang
dilayani dan apakah juga siap melayani keluarga. Responden menjawab bahwa “melayani
keluarga itu adalah yang paling utama. Pernah sekali saya di protes sama suami dan anak.
Misalnya besok anak mau ujian dan harus didampingi tetapi waktunya bertepatan dengan rapat
di gereja malam itu. Namun saya lebih mementingkan rapat di gereja. Saya merasa sudah
didampingi oleh suami dan kakaknya tetapi anak saya yang kecil ini lebih mantap kalau di
damping oleh ibunya. Ini yang terkadang membuat saya dilema, saya harus berangkat rapat
atau mendampingi anak. Oleh karena itu saya harus bisa mempertimbangkan mana yang lebih
utama”.
Penulis bertanya kepada responden mengenai kebahagiaan seperti apa yang didapatkan
setelah mengenal dan mencintai Bunda Maria. Responden menjawab bahwa “menjalani setiap
kegiatan itu dengan senang hati tanpa ada paksaan. Misalnya mendapat tugas koor dan otomatis
akan ada latihan-latihan tentu harus meluangkan waktu. Tetapi itu saya jalani dengan tanpa
keterpaksaan gitu, rasanya sulit untuk dijelaskan. Dan setelah melaksanakan tugas itu ya
rasanya senang aja gitu sudah bertugas koor artinya ikut ambil bagian dalam pelayanan gitu.
Bahkan melaksanakan tugas prodiakon juga merasa begitu. Terkadang sampai di protes sama
anak-anak. Pernah saya mendapat tugas menjadi prodiakon pas misa Bahasa inggris, tetapi saya
tidak berangkat karena saya tidak lancar Bahasa inggris. Namun saya menyadari bahwa saya
harus terus belajar dan jika mendapat tugas ya harus dilaksanakan. Kemudian setelah
melaksanakan itu ada kebanggan tersendiri”.

Penulis mengajukan pertanyaan kepada responden mengenai hidup dalam bimbingan


roh kudus itu hidup yang seperti apa. Responden menjawab bahwa beliau merasa dirinya
mendapat tugas lalu dapat melaksanakan tugas itu dengan baik dan akhirnya bisa merasa
bahagia. Maksudnya adalah hidup saya terasa bahagia karena selalu dibimbing oleh Roh
Kudus. Semua kegiatan saya terasa ada yang mendampingi.

Penulis mengajukan pertanyaan kepada responden mengenai dalam hal apa yang dapat
membuat semakin semangat untuk meneladani hidup Bunda Maria. Responden menjawab
dalam hal pelayanan, doa yang terkadang masih merasa malas dan masih belum bisa menepati
janji kepada Bunda Maria.

Anda mungkin juga menyukai