Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Persoalan utama dalam sistem pembinaan olahraga disebabkan karena kurang seriusnya pembinaan
olahraga itu sendiri. Pola pengembangan olahraga nasional masih bersifat tradisional, tak lebih dari
rutinitas sebagai bagian ritual yang berorientasi pada pencapaian prestasi secara instan berdasarkan
pengalaman masa lalu yang miskin inovasi.

Upaya untuk mengembalikan kejayaan olahraga nasional, tidak bisa tidak, harus dimulai melalui
reformasi bangunan sistem keolahragaan tanah air, dengan penekanan utama pada pergeseran
paradigma pembinaan olahraga yang tidak sekadar berorientasi pada pencapaian medali. Medali harus
dianggap sebagai konsekuensi logis pembinaan olahraga yang tertata dan terintegrasi dalam sistem
yang mapan. Walaupun kualitas dan kuantitas piala atau medali, yang diperoleh sebuah negara dalam
sebuah kejuaraan, adalah indikator kemajuan olahraga dan indikator karakter atau mentalitas
bangsa dari negara tersebut.

Direktorat pembinaan sekolah dasar melihat pentingnya pembinaan olahraga sejak usia dini melalui
pembinaan olahraga si sekolah dasar. Pembinaan dan pengembangan olahraga pendidikan tingkat
sekolah dasar tidak dapat dipisahkan dari pembinaan dan pengembangan olahraga secara nasional.
Pembinaan dan pengembangan olahraga pendidikan harus berkelanjutan dimulai dari tingkat pendidikan
dasar (sekolah dasar dan sekolah menengah pertama), pendidikan menengah (sekolah menengah atas
dan sekolah menengah kejuruan), dan pendidikan tinggi (sekolah tinggi dan universitas).

Peranan sekolah, terutama sekolah dasar dalam pembinaan dan pengembangan olahraga bagi
siswa sangat penting. Alasannya, sekolah dasar merupakan sumber atau gudangnya calon bibit
atlit. Pembinaan yang dilakukan sejak usia sekolah dasar diharapkan akan menghasilkan calon
atlit yang berkesinambungan dan membanggakan, bagi kemajuan dunia olahraga tanah air
tercinta Indonesia.

Pendidikan dan pembinaan anak pada periode ini akan menentukan pembentukan dan
pengembangan manusia Indonesia dikemudian hari. Periode umur ini juga merupakan periode
yang amat penting dalam menentukan prestasi dalam bidang olahraga.

Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan keseluruhan
yang dilaksanakan dengan mengutamakan aktifitas jasmani dan pembinaan hidup sehat untuk
pertumbuhan dan pengembangan jasmani mental dan emosi yang serasi, selaras dan seimbang. Oleh
sebab itu pendidikan jasmani di SD hendaknya mengutamakan aktifitas fisik dan menerapkan kebiasaan
hidup sehat. Aktifitas jasmani atau fisik tersebut mempunyai peranan penting dalam mendukung
pertumbuhan serta perkembangan jasmani, mental, rohani serta emosi siswa.

Dalam rangka menunjang pelaksanaan pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan di sekolah
dasar serta memberikan kesempatan kepada para siswa SD yang memiliki minat dan bakat
olahraga diperlukan adanya suatu wadah pembinaan yang dapat meningkatkan gerak dasar
dan keterampilan gerak cabang-cabang olahraga tertentu.

Diharapkan olahraga pendidikan dapat memberikan sumbangsih pada pembinaan olahraga secara
nasional menuju olahraga prestasi, yang dapat mengharumkan nama bangsa dan negara di kancah
pergaulan internasional.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, melalui Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar, Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar, dalam upaya peningkatan Pendidikan Jasmani, olahraga dan kesehatan
serta pembinaan olahraga pendidikan di sekolah dasar, sejak tahun 1997/1998 telah melaksanakan
pembinaan dan pengembangan olahraga di sekolah dasar, melalui pembentukan klub olahraga SD.

Pembentukan klub olahraga sekolah dasar merupakan terobosan untuk meningkatkan akselerasi
olahraga pendidikan dalam mengejar ketertinggalan pembinaan, pembibitan dan pemassalan olahraga.
Melalui pembentukan klub olahraga SD diharapkan dapat menjadi wadah bagi siswa sekolah dasar yang
memiliki minat dan bakat serta menggemari cabang olahraga tertentu untuk mengarahkan dan
meningkatkan kemampuan olahraganya secara terencana, terarah dan terprogram.

B. DASAR HUKUM

Dasar hukum pembinan dan pengembangan olahraga Sekoah Dasar berdasarkan pada peraturan
perundang-undangan sebagai berikut :
1. Undang—undang Dasar Negera Republik Indonesia tahun1945
2. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
3. Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan
Keolahragaan
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pekan dan
Kejuaraan Olahraga
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Pendanaan olahraga
8. Program Kerja Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar, Direktorat Jenderal Pendidian Dasar, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan

C. TUJUAN

Tujuan Umum
Menyediakan wahana pembinaan olahraga pendidikan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Tujuan Khusus
1. Menyediakan wahana pembinaan keolahragaan untuk meningkatkan akselerasi olahraga pendidikan
dalam mengejar ketertinggalan pembinaan, pembibitan dan pemasalan olahraga.
2. Mendukung pembinaan olahraga di sekolah dasar sebagai bagian dari sistem pembinaan secara
nasional menuju olahraga prestasi.
D. HASIL YANG DIHARAPKAN

1. Tersedianya wahana pembinaan keolahragaan untuk meningkatkan akselerasi olahraga pendidikan


dalam mengejar ketertinggalan pembinaan, pembibitan dan pemasalan olahraga.
2. Terselenggaranya pembinaan olahraga di sekolah dasar sebagai bagian dari sistem pembinaan secara
nasional menuju olahraga prestasi.

BAB II
PEMBINAAN OLAHRAGA DI SEKOLAH DASAR

A. Hakekat dan Fungsi Olahraga

Hakikat Olahraga
Olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina, serta mengembangkan
potensi jasmani, rohani, dan sosial.

Fungsi Olahraga
Pembinaan dan pengembangan individu maupun kelompok ditujukan guna mendukung pertumbuhan dan
perkembangan jasmani, mental, sosial serta emosional yang serasi, selaras dan seimbang. Oleh karena
itu olahraga di sekolah dasar lebih ditekankan untuk memenuhi keperluan individu dalam bergerak,
merangsang pertumbuhan dan perkembangan jasmani, membentuk kemampuan gerak dasar,
meningkatkan kebugaran jasmani dan kesehatan, menghindarkan diri dari penyakit kurang gerak dan
meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit. Mengggairahkan belajar, menghindari kejenuhan dan
stres dalam belajar, menanamkan disiplin, kerjasama, sportivitas dan berperilaku patuh terhadap
peraturan dan ketentuan yang berlaku, serta menumbuhkan daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari
luar.

B. Tujuan Olahraga
Keolahragaan nasional bertujuan memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran, prestasi,
kualitas manusia, menanamkan nilai moral dan akhlak mulia, sportivitas, disiplin, mempererat dan
membina persatuan dan kesatuan bangsa, memperkukuh ketahanan nasional, serta mengangkat harkat,
martabat, dan kehormatan bangsa.

C. Prinsip Olahraga
Keolahragaan diselenggarakan dengan prinsip:
a. Demokratis, tidak diskriminatif dan menjunjung tinggi nilai keagamaan, nilai budaya, dan kemajemukan
bangsa;
b. keadilan sosial dan nilai kemanusiaan yang beradab;
c. sportivitas dan menjunjung tinggi nilai etika dan estetika;
d. pembudayaan dan keterbukaan;
e. pengembangan kebiasaan hidup sehat dan aktif bagi masyarakat;
f. pemberdayaan peran serta masyarakat;
g. keselamatan dan keamanan; dan
h. keutuhan jasmani dan rohani.

D. Ruang Lingkup Olahraga


Dalam penyelenggaraan olahraga di Indonesia, ada tiga pilar yang dikembangkan yaitu olahraga
pendidikan, olahraga rekreasi dan olahraga prestasi.

E. Ruang Lingkup Olahraga

Di dalam penyelenggaraan olahraga di Indonesia, ada tiga pilar yang dikembangkan yaitu olahraga
pendidikan, olahraga rekreasi dan olahraga prestasi.

1. Olahraga Pendidikan
Olahraga Pendidikan adalah olahraga yang merupakan bagian dari pendidikan dan dapat dilaksanakan,
baik pada jalur pendidikan formal maupun non formal melalui kegiatan instrakurikuler dan/atau
ekstrakurikuler dengan memperhatikan potensi, kemampuan, minat, dan bakat secara menyeluruh.

Pendidikan olahraga atau olahraga pendidikan yang dilaksanakan melalui kegiatan instrakuler di SD
diberikan melalui mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan yang diberikan selama 2
jam pelajaran dalam satu minggu.

Adapun tujuan pemberian mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan dalam struktur
kurikulum di SD adalah :
a. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan
kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktifitas jasmani dan olahraga yang terpilih.
b. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik.
c. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar.
d. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai – nilai yang terkandung di dalam
pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan.
e. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerja sama, percaya diri dan demokratis.
f. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
g. Memahami konsep aktifitas jasmani dan olahrag di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk
mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki
sikap yang sportif.

Pendidikan olahraga, disamping diberikan pada kegiatan intrakurikuler, dapat juga diberikan pada
kegiatan ekstrakurikuler, baik yang diberikan di luar jam pelajaran yang ada maupun melalui
pembentukan klub olahraga yang ada di daerah masing – masing.

Pembinaan dan Pengembangan olahraga yang dilakukan melalui pembentukan klub olahraga di SD
bertujuan untuk menanamkan kecintaan siswa pada olahraga dan pembibitan calon–calon atletik yang
berprestasi dan ini sesuai dengan kebijakan yang dikembangkan kementerian Pendidikan Nasional
dalam kebijakan pembangunan nasional yaitu olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olahraga.

Dengan demikian olahraga pendidikan tidak hanya sebagai wahana pembinaan peserta didik, namun
juga sebagai wahana pengembangan prestasi.
2. Olahraga Rekreasi
Olahraga rekreasi adalah olahraga yang bertujuan untuk mengembangkan kesadaran masyarakat untuk
meningkatkan kesehatan, kebugaran, kesenangan dan hubungan sosial. Di samping itu juga olahraga
rekreasi di arahkan untuk menggali, mengembangkan, melestarikan serta memasyarakatkan oahraga
sebagai budaya dalam masyarakat.

Pembinaan dan pengembangan olahraga rekreasi bertujuan :


a. Memassalkan olahraga sebagai upaya mengembangkan kesadaran masyarakat dalam meningkatkan
kesehatan, kebugaran, kegembiraan, dan hubungan sosial.
b. Sebagai upaya menumbuhkembangkan sanggar–sanggar dan mengaktifkan perkumpulan olahraga
dalam masyarakat serta menyelenggarakan festival olahraga rekreasi yang berjenjang dan berkelanjutan
pada tingkat daerah, nasional, dan internasional.
c. Olahraga rekreasi yang dilaksanakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat dengan
membangun dan memanfaatkan potensi sumber daya, prasarana dan sarana olahraga rekreasi.
d. Olahraga rekreasi yang bersifat tradisional dilakukan dengan menggali, mengembangkan, melestarikan
dan memanfaatkan olahraga tradisional yang ada dalam masyarakat.
e. Olahraga rekreasi yang berbasis masyarakat harus memperhatikan prinsip mudah, murah, menarik,
manfaat dan massal.

3. Olahraga Prestasi
Olahraga prestasi adalah olahraga yang di khususkan untuk mencapai prestasi, baik dalam kejuaraan
tingkat regional dan internasional Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuan dan potensi
olahraga dalam rangka meningkatkan harkat dan martabat bangsa.
Untuk mencapai prestasi yang diharapkan harus dilakukan pembinaan secara berjenjang melalui
berbagai kejuaraan mulai dari Tingkat Kecamatan Kabupaten/Kota, Provinsi sampai ke Tingkat Nasional.

Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam membina olahraga prestasi yaitu kondisi fisik yang
prima, kemampuan teknik dan keterampilan yang memadai, dan kecepatan adaptasi terhadap
lingkungan.
Apabila ketiga faktor tersebut sudah disiapkan seoptimal dan semaksimal mungkin, maka baik
olahragawan, pelatih, dan pembina akan merasa betul–betul siap menghadapi pertandingan dengan
siapa pun.

Dari ketiga pilar olahraga yang ada, beberapa prinsip penyelenggaraan olahraga yang harus
diperhatikan, yaitu :
a. Demokratis, tidak diskriminatif dan menjunjung tinggi nilai keagamaan, nilai budaya, dan kemajemukan
bangsa.
b. Keadilan sosial dan nilai kemanusiaan yang beradab.
c. Sportifitas dan menjunjung tinggi nilai etika dan estetika.
d. Pembudayaan dan keterbukaan.
e. Pengembangan kebiasaan hidup sehat dan aktif bagi masyarakat.
f. Pembudayaan peran serta masyarakat.

Tiga pilar olahraga itu terkait juga dengan tiga instansi yaitu; Kemendiknas, Kemenegpora dan KONI.
Olahraga pendidikan diberikan dibangku sekolah, olahraga prestasi sasarannya adalah mencapai hasil
tertinggi pada ajang kompetisi, sementara olahraga rekreasi tujuannya adalah kebugaran kesehatan dan
pemulihan fisik setelah bekerja. Ketiga pilar olahraga tersebut harus bersinergi dalam bangunan sisten
keolahragaan nasional.

BAB III
KLUB OLAHRAGA SEKOLAH DASAR

Pembentukan klub olahraga sekolah dasar merupakan terobosan untuk meningkatkan akselerasi
olahraga pendidikan dalam mengejar ketertinggalan pembinaan, pembibitan dan pemassalan olahraga.
Diharapkan olahraga pendidikan dapat memberikan sumbangsih pada pembinaan olahraga secara
nasional menuju olahraga prestasi, yang dapat mengharumkan nama bangsa dan negara di kancah
pergaulan internasional. Pembentukan klub olahraga sekolah dasar diharapkan dapat menjadi wadah
bagi siswa yang memiliki minat dan bakat serta menggemari cabang olahraga tertentu.

Pada tahun 1997/1998 berdasarkan kesepakatan berbagai instansi terkait (Depdiknas dalam hal ini
Ditjen Dikdasmen, Direktorat Pendidikan Dasar dan Ditjen Diklusepora, Direktorat Keolahragaan,
Menegpora, Menkokesra, Depdagri, Depkeu dan KONI Pusat serta FPOK Universitas Negeri Semarang)
telah lahir sebuah Proyek uji coba pembentukan dan pembinaaan klub olahraga sekolah dasar, yang
diberi nama Bagian Proyek Uji Coba Pembinaan Olahraga Usia Dini SD, Jakarta.

Pada tahun 1997/1998 dilakukan uji coba pembentukan klub olahraga di 9 (Sembilan) provinsi (Sumatera
Utara, Lampung Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Bali, Sulawesi Selatan dan
Maluku). Setelah dilakukan pengamatan langsung melalui evaluasi dan monitoring oleh berbagai instansi
terkait, Bagian Proyek Uji Coba Pembinaan Olahraga Usia Dini SD, Jakarta, dinyatakan berhasil.

Pada tahun 1998/1999 dilakukan pembentukan klub olahraga di 9 (Sembilan) provinsi berikutnya (Riau,
Sumatra Barat, Jambi, DIY, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi
Utara dan Sulawesi Tenggara).

Pada tahun 1999/2000 dilakukan pembentukan klub olahraga di 9 (Sembilan) provinsi berikutnya (DI
Aceh, Sumatra Selatan, Bengkulu, DKI Jakarta, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi
Tengah, Irian jaya dan Timor Timur) dan pada tahun 2000 provinsi Timor-timur keluar dari NKRI.

Pada tahun 2001 tiga puluh provinsi di seluruh Indonesia, telah melakukan pembinaan klub olahraga SD.
Sampai dengan tahun 2007 Perkembangan klub olahraga SD di 33 (tiga puluh tiga) provinsi mengalami
kemajuan yang sangat menggembirakan, dengan jumlah klub olahraga SD sebanyak 1.998 klub.

Pada tahun 2010 dilakukan pembentukan dan pembinaan klub olahraga SD sebanyak 600 klub, yang
tersebar diseluruh Indonesia. Sampai saat tahun 2011 terdapat sebanyak 2.598 kub olahraga SD. Pada
tahun 2012 akan dibentuk lagi sebanyak 99 klub olahraga SD.

A. Prinsip Dan Syarat Pembentukan Klub Olahraga SD

Klub Olahraga Sekolah Dasar merupakan suatu wadah perkumpulan yang menyelenggarakan kegiatan
dibidang olahraga untuk siswa sekolah dasar, yang disesuaikan dengan pertumbuhan dan
perkembangan fisik, mental dan emosional anak dalam periode tersebut.

Dalam klub olahraga dilakukan berbagai macam kegiatan yang membutuhkan aktifitas fisik yang
menggunakan otot-otot besar dan mempunyai ciri permainan dan kompetitif, seperti lari, lempar, dan
lompat. Hal ini untuk membedakan dengan aktifitas yang menggunakan otot-otot kecil, seperti melukis
dan menggambar. Dalam kegiatan olahraga dibutuhkan pengerahan energi yang optimal dalam aspek
fisik, mental, emosional maupun aspek sosial.

1. Prinsip Pembentukan Klub Olahraga SD

Prinsip pembentukan klub olahraga SD ditetapkan sebagai berikut :


a. Provinsi menetapkan 1 (satu) Kabupaten/kota yang potensial dibidang olahraga
b. Kemudian kabupaten/kota yang bersangkutan menetapkan 3 (tiga) kecamatan potensial dibidang
olahraga
c. dan tiap kecamatan yang bersangkutan menentukan 3 gugus sekolah dasar potensial dibidang olahraga,
dan
d. SD Inti sebagai pusat kegiatan klub olahraga.
Gambar 1 : Prinsip pembentukan klub olahraga SD

2. Syarat Pembentukan Klub Olahraga SD

Persyaratan utama dalam pembentukan klub olahraga sekolah dasar adalah memiliki organisasi gugus
yang lengkap, kuat dan solid. Terdiri atas orang-orang yang memiliki kemauan yang keras untuk maju
bersama dalam pembinaan dan pengembangan klub olahraga SD. Disamping itu juga gugus harus
memiliki sarana prasarana yang memadai untuk pelatihan cabang olahraga yang menjadi pilihan dalam
binaannya.

Kedudukan dan fungsi SD inti dan SD imbas dalam klub olahraga SD memiliki peran yang sangat penting
dan mutlak bagi kemajuan pembinaan klub olahraga SD selanjutnya.

Persyaratan yang dimiliki gugus dan sebagian harus tersedia pada SD inti dalam pembentukan klub
olahraga SD adalah sebagai berikut :

a. SD Inti harus memiliki guru Penjasorkes


b. SD Inti dan/atau SD imbas harus memiliki sarana dan prasarana yang memadai untuk cabang olahraga
yang akan dikembangkan, misalnya memiliki halaman/tanah yang luas, gedung serbaguna(tempat
latihanberbagai cabang olahraga, seperti tempat senam),dan memiliki peralatan dan perlengkapan
olahraga lainnya.
c. Letak SD inti sebagai pusat kegiatan harus strategis dan mudah dijangkau oleh SD Imbas
d. Jenjang kelas dan guru kelas SD inti harus lengkap
e. Kepala Sekolah mempunyai keinginan dan semangat yang tinggi untukmengelola klub olahraga dan
meningkatkan kemampuan profesionalnya di bidang olahraga

B. Perangkat Klub Olahraga SD

Sistem pembinaan yang diterapkan dalam pembinaan klub olahraga sekolah dasar adalah sistem
pembinaan berbasis pada gugus sekolah dengan SD inti sebagai pusat kegiatan. Untuk mendapatkan
hasil pembinaan yang baik sangat dibutuhkan suatu perangkat pembinaan pada tingkat sekolah dasar
sebagai berikut :

1. Organisasi Gugus Sekolah

a. Kedudukan dan Fungsi SD inti


SD inti berperan sebagai koordinator dalam mengelola semua kegiatan klub olahraga yang secara
institusional memiliki sarana dan prasana olahraga yang memadai dan guru penjasorkes.

b. Fungsi SD inti
1) Melakukan koordinasi kepada SD imbas sebagai anggota gugus sekolah/klub olahraga
2) Sebagai pusat kegiatan pembinaan dan pengembangan klub olahraga
3) Sebagai pusat informasi dan penularan pengetahuan
4) Merupakan SD rujukan
5) Mengelola sarana dan prasarana
6) Menjalin kerjasama dengan orang tua siswa, komite sekolah, masyarakat, instansi terkait dan dunia
industri

c. Kedudukan dan fungsi SD imbas


SD imbas adalah sekolah yang menjadi anggota gugus dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
suatu sistem gugus sekolah.

d. Fungsi SD imbasantara lain


a. MenerimaInformasiuntukpeningkatanpembinaanklubolahragadari SD intiuntukdilaksanakan di SD Imbas.
b. Memberikan Informasi dan bekerjasama dengan SD Inti dalam pembinaan olahraga
c. Menjalin kerjasma dengan orang tua siswa dan masyarakat agar dapat berpartisipasi dalam pembinaan
dan pengembangan klub olahraga SD
d. Melakukan pembinaan dan pembibitan calon olahragawan yang akan dibina pada klub olahraga SD.

2. Wadah Pembinaan Pada Gugus Sekolah


Gugus sekolah juga mempunyai wadah pembinaan : tenaga pelatih, guru-guru penjasorkes, kelompok
kerja guru, dan Kelompok Kerja Kepala Sekolah

3. Komite Sekolah Tingkat Gugus Sekolah


SD Inti mengkoordinasikan komite sekolah tingkat gugus dalam rangka memberikan bantuan dan
dukungan penyelenggaraan klub olahraga di SD Inti, serta meningkat peran serta orang tua siswa dalam
penggalian sumber dana.

4. Kepengurusan Klub Olahraga Sekolah Dasar

a. Pelindung : Unit Pelaksana Teknis (UPTD)


b. Pengawas : Pengawas TK/SD dan olahraga
c. Penanggung jawab : Kepala SD Inti
d. Ketua : Guru Penjasorkes yang ditunjuk
e. Wakil ketua : Guru Penjasorkes yang dipilih
f. Sekretaris : Guru Penjasorkes yang dipilih
g. Bendahara : Guru Penjasorkes yang dipilih
h. Seksi Pembinaan : Guru Penjasorkes yang dipilih
i. Seksi Sarana : Guru Penjasorkes yang dipilih
dan prasarana
j. Seksi Pertandingan/ : Guru Penjasorkes yang dipilih
Kompetisi dan perwasitan.
k. Seksi lain yang dipandang perlu.

C. Struktur Organisasi Klub Olahraga SD


HUMAS

GURU
PENJASORKES
YANG DIPILIH

SARANA/PRASARANA

GURU
PENJASORKES
YANG DIPILIH
PERTANDINGAN

GURU
PENJASORKES
YANG DIPILIH

Gambar 2 : Bagan struktur organisasi klub olahraga SD

Pembagian Tugas Pengurus Klub Olahraga di Tingkat Gugus


1. Pelindung/Pembinaan Administrasi
Terdiri dari Unit Pelaksana Teknis Kecamatan dengan peran memberikan dukungan kebijaksanaan dan
administratif, serta memotivasi pelaksanaan program pembinaan dan pengembangan klub olahraga pada
semua gugus sekolah di kecamatan yang bersangkutan. Program klub olahraga gugus sekolah
disosialisasikan atau diperkenalkan kepada instansi yang tergabung dalam koordinasi maupun kepada
masyarakat setempat.

2. Pengawas/PembinaanTeknis
Pengawas TK/SD dan Penilik Olahraga berperan selaku pembina program, dengan merumuskan
kebijaksanaan teknis serta pokok-pokok program meningkatkan mutu klub olahraga di SD, khususnya
dalam rangka meningkatkan kualitas profesional guru Penjasorkes. Pada satu Kecamatan
kemungkinan terdapat lebih dari satu Penilik Olahraga dan pengawas TK/SD. Oleh karena itu dalam
perumusan kebijaksanaan teknis serta pokok-pokok program harus dilakukan dalam Kelompok Kerja
Pengawas Sekolah (KKPS).

3. Ketua Klub Olahraga


Ketua klub olahraga gugus sekolah ditunjuk salah seorang guru Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan dari SD Inti. Ketua klub bersama dengan sekretaris dan bendahara menciptakan suatu iklim
kerja bersama. Ketua klub memprakarsai pertemuan-pertemuan berkala antara pengurus klub olahraga
dan guru Penjasorkes yang ada di gugusnya melalui kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG). Secara
bersama-sama menjabarkan dan menyusun program kegiatan, program latihan dan program kerja klub.
Dalam melaksanakan tugasnya ketua klub bekerjasama dengan pelatih dan guru Penjasorkes menyusun
program secara lebih teknis untuk keperluan pertemuan guru menurut keperluan peningkatan mutu
proses pembinaan klub olahraga.

4. Sekretaris Klub
Sekretaris klub membantu ketua klub secara administratif, yaitu menyiapkan program kerja klub untuk
konsumsi guru, pelatih menyusun jadwal KKG, menghimpun permasalahan untuk dijadikan topik
pembahasan dalam KKG, mendokumentasikan dan menyebarkan hasil-hasil pertemuan gugus sebagai
pegangan guru penjasorkes serta menyusun laporan hasil KKG kepada Pembina kecamatan.

5. Bendahara Klub
Untuk mendukung pelaksanaan klub antara lain direalisasikan dalam bentuk kegiatan pelatihan dan KKG
diperlukan dukungan dana. Dengan prinsip kebersamaan sumber dana berasal dari SD anggota gugus
berdasarkan musyawarah dan kesepakatan dengan menyisihkan sebagian dari dana Komite Sekolah
atau sumber lainnya, Bendahara juga menghimpun dana ,mengelola, membukukan dan
mempertanggungjawabkan kepada pengurus klub. Dengan demikian pengelolaan dana dilakukan secara
terbuka.
6. Kelompok Teknis
Sehubungan dengan persiapan tentang isi dan materi kegiatan perkumpulan olahraga, baik yang
dibentuk penataran maupun pelatihan adalah menjadi tanggung jawab kelompok teknis yang terdiri dari
pelatih inti dan guru penjasorkes. Isi dan materi KKG dikonsultasikan terlebih dahulu dengan KKKS
maupun Pembina teknis atau pengawas TK/SD, penilik untuk penyesuaian seperlunya.

7. Kelompok Kerja Guru Penjasorkes


Mengingat setiap guru Penjasorkes mempunyai permasalahan tentang mata pelajaran maupun metode
mengajar dan melatih, maka materi tataran atau diskusi yang disiapkan oleh pelatih, guru penjaskes,
perlu ditanggapi dan dikaji secara aktif oleh peserta KKG. Maksudnya agar segala yang diperoleh lewat
kegiatan KKG benar-benar aplikatif dan memenuhi memenuhi kebutuhan perbaikan proses pembinaan
olahraga disekolah. Kesesuaian antara materi yag disajikan atau didiskusikan pada KKG dengan
pelaksanaan proses pembinaan, dipantau oleh guru penjasorkes, kepala sekolah, pengawas TK/SD dan
pengawas olahraga. Dengan cara demikian guru penjasorkes, dapat memperoleh masukan untuk
melakukan perbaikan pada pertemuan KKG berikutnya.

D. Cabang Olahraga Yang Dikembangkan

Adapun Cabang olahraga yang dikembangkan pada klub olahraga sekolah dasar adalah sebanyak 12
(dua belas) cabang olahraga sebagai berikut :
1. Atletik
2. Senam
3. Renang
4. Tenismeja
5. Bulutangkis
6. Volimini
7. Sepaktakraw
8. Pencaksilat
9. Sepakbolamini
10. Tenis
11. Catur
12. Karate

Klub olahraga SD harus memiliki sarana dan prasarana sesuai dengan cabang olahraga yang dibina.
Sarana dan prasarana tersebut harus sesuai dengan usia siswa sekolah dasar, sesuai dengan
karakteristik masing-masing cabang olahraga.

BAB IV
KEGIATAN KLUB OLAHRAGA SEKOLAH DASAR

A. Perencanaan Kegiatan

Perencanaan merupakan tindakan teratur dengan didasari pemikiran yang cermat sebelum melakukan
usaha pencapaian tujuan yg telah ditentukan.
Dalam penyusunan rencana kegiatan harus mengandung jawaban yang tepat tentang 7 (tujuh)
pertanyaan (5W+1H+1M), sebagai berikut:
1. Apa yang akan dikerjakan/materi apa? (what)
2. Mengapa pekerjaan itu dilakukan/dasar pertimbangan? (why)
3. Siapa yang akan melakukan/pelaksana ? (who)
4. Bagaimana mengerjakannya/tatakerja (how)
5. Dimana akan dilakukan/tempatnya? (where)
6. Kapan akan dilakukan/waktunya? (when)
7. Metode atau teknik apa yang akan digunakan? (method)

Perencanaan kegiatan klub olahraga SD harus disusun bersama antara pengurus klub olahraga dengan
pihak lain yang terkait.
Pengurus mengadakan rapat pertemuan dengan mengundang semua unsur terkait pembinaan klub
olahraga SD di tingkat kecamatan dan gugus sekolah, seperti :
1. Kepala UPTD
2. Pengawas TK/SD
3. Pengawas olahraga
4. Kepala sekolah SD inti dan SD imbas
5. Guru penjasorkes SD inti dan SD imbas
6. Guru-guru lain yang ikut dalam kepengurusan klub
7. Instansi lain yang dianggap perlu, seperti Dinas Pendidikan Kabupaten/kota, KONI daerah, dan Pengda
cabang olahraga yang dibina.

Adapun perihal yang akan dibicarakan dalam pertemuan tersebut, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Perkenalan pengurus klub olahraga SD
2. Pembagian dan penjelasan tentang tugas, fungsi, wewenang dan tanggung jawab
3. Penetapan cabang olahraga yang akan dibina dalam klub
4. Penyusunan program kegiatan untuk satu tahun
5. Peresmian klub olahraga SD
Setelah terbentuknya kepengurusan klub olahraga SD, kemudian ditindaklanjuti dengan peresmian
pembentukan klub olahraga SD degan mengundang beberapa pejabat dari instansi terkait, orangtua
siswa, komite dan tokoh masyarakat sekitar yang dianggap perlu.
6. Penandatanganan Surat Keputusan Pembentukan Klub Olahraga SD dan SK. Kepengurusan Klub.
Dalam penandatanganan ini makin tinggi jabatan pejabat yang menandatangani berarti makin baik,
karena klub olahraga tersebut mendapatkan perhatian dan apresiasi dari pejabat terkait.
7. Penyusunan program latihan sesuai dengan cabang olahraga yang akan dikembangkan
8. Penentuan pelatih sesuai dengann cabang olahraga yang dikuasainya
9. Penyusunan jadwal latihan
10. Pendaftaran siswa yang berminat sesuai cabang olahraga yang akan dikembangkan
11. Menginventarisir kegiatan olahraga yang akan diikuti dan pengaturan jadwal kegiatan
lomba/pertandingan olahraga dalam rangka memperingati hari-hari besar tingkat sekolah, gugus,
kecamatan, kabupaten/kota, provinsi dan nasional.
12. Menetapkan Visi klub olahraga SD yang menunjukkan keinginan yang akan dicapai pada masa yang
akan datang (jangka panjang).
13. Menetapkan Misi klub olahraga SD yang merupakan tindakan dari upaya untuk mewujudkan visi klub
yang telah ditetapkan sebelumnya.

B. Peran Dan Fungsi Pihak Terkait

Pembinaan dan pengembangan klub olahraga SD membutuhkan daya dukung dari semua pihak, dalam
hal perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Bentuk-bentuk pembinaan tersebut antara lain
melalui pemberian bantuan tenaga, fasilitas, dana dan manajemen. Beberapa lembaga terkait yang
memiliki peran dan fungsi terhadap kelangsungan klub olahraga SD, sebagai beriut :

1. Pemerintah pusat
Peran dan fungsi pemerintah pusat dalam hal ini Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar dalam
penyelenggaraan klub olahraga SD sebagai berikut :
a. Merumuskan kebijakan untuk kelanjutan pembinaan dan pengembangan klub olahraga SD bersama
dengan instansi terkait
b. Melakukan pembentukan klub olahraga SD pada semua Kabupaten/Kota yang belum memiliki klub
olahraga SD
c. Melakukan kegiatan pembinaan klub olahraga SD
d. Pemberian dana blockgrant bagi klub olahraga SD pembentukan tahun 2010
e. Melaksanakan kegiatan Diklat bagi guru Penjasorkes sebagai pelatih klub olahraga SD
f. Melaksanakan kegiatan lomba klub olahraga SD
g. Melaksanakan kegiatan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) SD
h. Melaksanakan kegiatan Olimpiade olahraga Siswa SD tingkat ASEAN (APSSO)
i. Memberikan bantuan alat olahraga sesuai dengan cabang olahraga yang dikembangkan
j. Melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi pembinaan klub olahraga SD

2. Pemerintah provinsi
Peran dan fungsi pemerintah provinsi dalam hal ini Dinas Pendidikan Provinsi dalam penyelenggaraan
klub olahraga SD adalah :
a. Memberikan masukan kepada pemerintah pusat dalam hal :
1) Merumuskan kebijakan pembinaan dan pengembangan klub olahraga SD bersama dengan instansi
terkait di daerah
2) Kabupaten/kota, kecamatan dan gugus yang potensial untuk pengembangan klub olahraga SD
b. Memberikan dana bolckgrant bagi klub olahraga pembentukan 1997-2007
c. Melaksanakan kegiatan Diklat guru Penjasorkes
d. Melaksanakan seleksi O2SN
e. Memberian bantuan fasilitas dan alat olahraga
f. Melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi

3. Pemerintah kabupaten/kota
Peran dan fungsi pemerintah kabupaten/kota dalam hal ini Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dalam
penyelenggaraan klub olahraga SD sebagai berikut :
a. Melaksanakan kegiatan Diklat dan pembinaan guru Penjasorkes
b. Melaksanakan seleksi O2SN tingkat kabupaten/kota
c. Memberikan bantuan fasilitas dan alat olahraga
d. Melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi

4. Pemerintah kecamatan (UPTD)


Peran dan fungsi pemerintah kecamatan dalam hal ini Unit Pelaksana Teknis dalam penyelenggaraan
klub olahraga SD sebagai berikut :
a. Bertindak sebagai pelindung klub olahraga SD
b. Memberikan dukungan kebijaksanaan dan administratif untuk kelancaran pengelolaan klub olahraga
c. Memotivasi pengurus dalam pelaksanaan program pembinaan dan pengembangan klub olahraga SD
pada semua gugus sekolah di kecamatan yang bersangkutan.

5. Pengawas TK/SD dan Pengawas Olahraga


Bertindak selaku pengawas yang mengontrol jalannya roda organisasi klub. Pengawasan dilakukan
sejak penyusunan rencana, rekrutmen siswa yang berbakat cabang olahraga tertentu, proses latihan,
penyusunan jadwal sampai pada pelaporan hasil kegiatan klub.

6. Kepala sekolah
Kepala sekolah SD inti bertindak selaku penanggungjawab klub. Kepala sekolah SD inti dan kepala
sekolah SD imbas bersama mendukung kegiatan klub olahraga SD yang menjadi tanggungjawabnya.

7. Guru Penjasorkes
Guru penjasorkes SD inti bertindak selaku ketua klub. Semua guru penjas baik SD inti maupun SD imbas
merupakan pelatih klub olahraga sesuai dengan kemampuan dan cabang olahraga yang dikuasainya.
Mereka harus memiliki komitmen bersama untuk melatih para siswa minat sesuai dengan bakat dan
kegemarannya pada cabang olahraga tertentu.

8. Pelatih
Pelatih klub olahraga SD adalah guru Penjasorkes dari SD inti maupun SD imbas yang tergabung dalam
satu gugus binaan. Semua guru Penjasorkes yang tergabung dalam gugus harus memiliki peran sebagai
pelatih sesuai dengan cabang olahraga yang dikuasai.
Apabila pelatih dari gugus tidak mencukupi kebutuhan klub atau klub ingin memiliki pelatih yang memiliki
sertifikasi khusus sebagai pelatih cabang olahraga tertentu, maka pelatih memungkinkan diambil dari luar
klub.
Kebutuhan pelatih disesuaikan dengan jumlah cabang olahraga yang dikembangkan.

9. Siswa/atlit
Siswa sekolah dasar yang merupakan atlit yang akan dibina dan dilatih yang ikut pada klub olahraga SD
harus memiliki kemauan, minat dan bakat yang kuat untuk maju meningkatkan kemampuan olahraganya,
sesuai dengan cabang olahraga yang ditekuninya.

C. Program Kegiatan Pembinaan Klub

Dalam upaya meningkatkan pembinaan dan pengembangan klub olahraga SD, ada beberapa kegiatan
pembinan yang dilakukan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar, sebagai berikut :
1. Pembentukan klub olahraga SD
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar melakukan pembentukan klub olahraga SD sejak tahun 1997/1998
sampai saat ini. Pada tahun 2012 ini sudah terbentuk sebanyak 2.697 klub olahraga SD.
Pembentukan klub olahraga bertujuan untuk meningkatkan motivasi, minat,bakat dan kecintaan siswa
terhadap olahraga sejak dini dan sebagai wadah pemasalan dan pembibitan olahraga yang terarah.

2. Rapat Koordinasi Instansi terkait


RAKOR ini adalah forum pertemuan antara instansi terkait baik di pusat dan daerah untuk menghimpun
ide, gagasan, atau merumuskan pemikiran-pemikiran dan kebijakan yang mengacu pada peningkatan
untuk pembinaan dan pengembangan olahraga sekolah dasar dan atau untuk memecahkan masalah
yang di hadapi di lapangan. RAKOR diikuti oleh pejabat daerah di provinsi dan kabupaten/kota binaan
klub olahraga sekolah dasar. RAKOR juga menghadirkan instansi / lembaga terkait dari Kantor Menko
Kesra, Kementerian Agama, Kementerian Kesehatan, Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga, KONI
Pusat, PB-PP Cabang Olahraga, Perguruan Tinggi yang memiliki fakultas jeolahragaan Dewan Pakar
Olahraga RAKOR juga di manfaatkan untuk evaluasi program yang telah berjalan dan persiapan program
selanjutnya.

3. Sosialisasi pembentukan klub olahraga sekolah dasar


Sosialisasi pembentukan klub olahraga SD adalah kegiatan yang dilakukan sebagai persiapan
pembentukan klub olahraga SD.
Sosialisasi ini bertujuan agar para pembina dan pihak-pihak terkait di lapangan memiliki pengetahuan
dan persepsi yang sama tentang upaya-upaya yang harus dilakukan setelah terbentuknya klub olahraga
sekolah dasar berkaitan dengan pembinaan dan pengembangan klub olahraga sekolah dasar dan juga
untuk dapat memiliki keterampilan dalam mendesain program pembinaan dan pengembangan,
pelaksanaan pembinaan, evaluasi dan sekaligus memecahkan masalah-masalah yang mungkin di
hadapi yang berkaitan dengan upaya pembinaan dan pengembangan menuju peningkatan prestasi
olahraga bagi semua sekolah dasar, kegiatan ini di ikuti oleh para Pembina olahraga dari kabupaten/kota

4. Pemberian dana blockgrant bagi klub olahraga SD


Pemberian blockgrant bertujuan :
a. Memberikan motivasi kepada pelatih dan pembina klub olahraga SD, sehingga dapat melaksanakan
tugasnya dengan baik.
b. Memberikan motivasi kepada siswa SD anggota klub olahraga SD untuk berlatih dengan tekun dan giat
guna mencapai hasil yang optimal.
c. Mendukung dan mengadakan sarana/fasilitas olahraga dan kegiatan pengelolaan operasional klub
olahraga SD secara menyeluruh.
Sarana dan prasarana merupakan faktor pendukung keberhasilan sistem pembinaan, terutama pada
pembinaan olahraga. Bagi setiap upaya peningkatan prestasi sebagai tujuan utama pembinaan olahraga,
maka pengelolaan sarana dan prasarana perlu penanganan secara profesional demi menjaga kualitas
dan kuantitas. Oleh sebab itu pengelolaannya diupayakan sebagai berikut :
1) Kemudahan dalam penggunaan selama latihan
2) Penambahan dan/atau mempertahankan ditangani oleh satu tangan
3) Setiap pengadaan sarana dan prasarana hendaknya secara merata
4) Adanya pengawasan terhadap sarana dan prasarana selama latihan
5) Adanya dana yang cukup untuk perawatan dan pemeliharaan

5. Pembinaan klub olahraga SD


Merupakan kegiatan dalam rangka pembinaan terhadap guru-guru penjasorkes SD sebagai pelatih klub
olahraga SD. Kegiatan ini sebagai pengganti kegiatan Diklat. Direktorat Pembinaan SD tidak
diperkenankan untuk melakukan kegiatan Diklat bagi guru. Kegiatan Diklat bagi guru dilaksanakan oleh
Direktorat yang menangani bidang Keguruan dan Tenaga Kependidikan.

6. Melaksanakan kegiatan lomba klub olahraga SD


Kegiatan lomba klub olahraga SD dilaksanakan sebagai alat untuk mengevaluasi program pembinaan
yang dilakukan oleh manajemen klub olahraga SD. Selain itu juga sebagai ajang untuk memotivasi para
pengelola klub olahraga SD di daerah.

7. Melaksanakan kegiatan lomba/pertandingan olahraga siswa SD (O2SN)


Kegiatan ini dilaksanakan sejak 2000 s.d 2007 dan pada tahun 2008 berganti nama menjadi
O2SN.Melaksanakan kegiatan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) SD. Merupakan kegiatan
untuk mengukur keberhasilan pembinaan klub olahraga SD. Meningkatkan kecintaan, motivasi, minat
dan bakat siswa serta melahirkan caln bibit olahragawan potensial di masa depan.

8. Melaksanakan kegiatan Olimpiade olahraga Siswa SD tingkat ASEAN (APSSO).


Merupakan ajang apresiasi pembinaan olahraga sekolah dasar antar negara-negara dikawasan Asia
Tenggara atau ASEAN. Siswa SD yang berprestasi di O2SN otomatis ikut dalam kegiatan
APSSO. Kegitan APSSO telah dilakukan sejak tahun 2007 s.d 2011.

9. Memberikan bantuan alat olahraga sesuai dengan cabang olahraga yang dikembangkan

10. Melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi pembinaan klub olahraga Sekolah Dasar
Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pembinaan klub olahraga SD secara langsung di
lapangan, sebagai dasar pengambilan keputusan pembinaan oleh Direktorat Pembinaan SD.

D. Pembiayaan Klub Olahraga SD

Sumber pembiayaan pelaksanaan klub olahraga SD berasal dari :


1. Pemerintah pusat melalui APBN dalam bentuk subsidi/blockgrant
2. Pemerintah provinsi melalui APBD
3. Pemerintah kabupaten/kotamelalui APBD
4. Instansi terkait, mulai dari tingkat pusat sampai dengan daerah, seperti :
a. Pusat: Kemenpora, Kemendagri, KONI Pusat, PB/PP cabang olahraga
b. Provinsi dan kabupaten/kota: Dinas Pemuda dan Olahraga, KONI daerah, Pemda dan Pengda cabang
olahraga)
5. Partisipasi masyarakat (orangtua, dunia usaha/dunia industri)

E. Monitoring dan Evaluasi

Strategi yang digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan dan keberhasil program pembinaan dan
pengembangan klub olahraga adalah melakukan monitoring dan evaluasi. Monitoring dan evaluasi
bertujuan untuk mengetahui kesesuaian antara perencanaan dengan pelaksanaan. Secara spesifik
monitoring dilakukan untuk mencegah terjadinya penyimpangan pelaksanaan program. Evaluasi
dilakukan untuk mengetahui kesesuaian hasil nyata dengan hasil yang diharapkan sebagaimana tertuang
dalam program.

F. Pelaporan

Klub olahraga sekolah dasar harus menyusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan klub olahraga, minimal
satu kali dalam satu tahun, yang memuat tentang :
1. Progaram kegiatan klub olahraga
2. Hasil-hasil yang diperoleh
3. Daftar nama siswa, pelatih dan cabang olahraga yang dibina
4. Program latihan dan jadwal kegiatan
5. Pertanggungjawaban keuangan, yang mencakup penerimaan dan pengeluaran keuangan
6. Permasalahan dan pemecahan masalah

Laporan yang telah dibuat dikirim kepadaDirektorat Pembinaan Sekolah Dasar, dan Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota setempat.

BAB IV
PENUTUP
Klub olahraga sebagai ujung tombak pembinaan merupakan dasar pembinaan dan pengembangan
olahraga, menuju prestasi. Apa yang diharapkan dari suatu klub olahraga tidak lain adalah peningkatan
prestasi, karena klub olahraga merupakan pintu gerbang pembinaan olahraga prestasi. Seseorang
dikatakan sebagai pemain yang bermutu baik, jika dalam suatu pertandingan dapat memperlihatkan
kemampuan dan keterampilan yang seharusnya. Kemampuan dan keterampilan yang dimiliki merupakan
bentuk hasil dari pembinaan dalam klub olahraga yang diikuti.

Dalam rangka mencapai hasil seperti yang diharapkan dibutuhkan suatu proses pelaksanaan
kegiatan dengan melakukan perencanaan yang matang dan terarah, dengan mengarahkan semua
sumber daya yang ada dan melibatkan semua unsur pengelola klub olahraga. Dan pada akhirnya
melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi untuk mengetahui apakah hasil sesuai dengan perencanaan
dan proses yang yang telah ditetapkan, sebagai dasar pelaksanaan kegiatan tahun selanjutnya.

Semoga buku panduan manajemen klub olahraga SD ini bermanfaat untuk dijadikan panduan bagi para
pengelola Klub Olahraga SD yang ikut dalam kegiatan pembinaan. Setelah peserta sampai di sekolah
atau klub yang menjadi binaannya, agar menyampaikan semua informasi-informasi yang baik ini kepada
teman-teman guru penjasorkes dan para pengelola klub olahraga SD lainnya.

Anda mungkin juga menyukai