Anda di halaman 1dari 9

1.

Jelaslam Faktor – Faktor meyebabkan tumbuhnya konsepsi Wawasan Nusantara

Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Wawasan Nusantara Adalah:

1. Wilayah (Geografi)

a) Asas Kepulauan ( Archipelagic Principle )

Kata ‘archipelago’ dan ‘archipelagic’ berasal dari kata Italia ‘archipelagos’.Akar


katanya adalah ‘archi’ berarti terpenting, terutama, dan pelagos berarti laut atau
wilayah lautan. Jadi, archipelagic dapat diartikan sebagai lautan terpenting.Istilah
archipelago antara lain terdapat dalam naskah resmi perjanjian antara Republik
Venezza dan Michael Palaleogus pada pada tahun 1268.

b) Kepulauan Indonesia

Bagian wilayah Indische Archipel yang dikuasai Belanda dinamakan Nederlandsch


Oost Indishe Archipelago.Itulah wilayah jajahan Belanda yang kemudian menjadi
wilayah negara Republik Indonesia..

c) Konsepsi tentang Wilayah Lautan

Dalam perkembangan hukum laut internasional dikenal beberapa mengenai


pemilikan dan penggunaan wilayah laut sebagai berikut :
1. Res Nullius, menyatakan bahwa laut itu tidak ada yang memilikinya.
2. Res Cimmunis, menyatakan bahwa laut adalah milik masyarakat dunia karena itu
tidak dapat dimiliki oleh masing-masing negara.
3. Mare Liberum, menyatakan bahwa wilayah laut adalah bebas untuk semua
bangsa.
4. Mare Clausum ( The Right and Dominion Of the Sea), menyatakan bahwa laut
sepanjang laut saja yang dapat dimiliki oleh suatu negara sejauh yang dapat dikuasai
dari darat (waktu itu kira- kira 3 mil).
5. Archipelagic State Pinciples (asas Negara Kepulauan) yang menjadikan dasar
dalam Konvensi PBB tentang hukum laut.

d) Karakteristik Wilayah Nusantara

Nusantara berarti Kepulauan Indonesia yang terletak di antara benua Asia dan benua
Australia dan diantara samudra Pasifik dan samudra Indonesia, yang terdiri dari
17.508 pulau besar maupu kecil.Jumlah pulau yang sudah memiliki nama adalah
6.044 buah. Kepulauan Indonesia terletak pada batas-batas astronomi sebagai
berikut :
Utara : ± 6° 08’ LU
Selatan : ± 11° 15’ LS
Barat : ± 94° 45’ BT
Timur : ± 141° 05’BT

2. Geopolitik dan Geostrategi

a. Geopolitik

1). Asal Istilah Geopolitik


Istilah Geopolitik semula diartikan oleh Frederich Ratzel (1844 – 1904) sebagai ilmu
bumi politik ( Political Geography). Istilah ini kemudian dikembangkan dan diperluas
oleh serjana ilmu politik Swedia, Rudolf 1864 – 1922) dan Karl aushofer ( 1869 –
1964) dan Jerman menjadi Geographical Politic dan disingkat Geopolitik.
2). Pandangan Ratzel dan Kjellen
Frederich Ratzel pada akhir abad ke – 19 mengembangkan kajian geografi politik
dengan dasar pandangan bahwa negara adalah mirip organisme (makhluk hidup).
3). Pandangan Haushofer
Pemikiran Haushofer disamping berisi paham ekspansionisme juga mengandung
ajaran rasialisme
4). Geopolitik Bangsa Indonesia
Pandangan geopolitik bangsa Indonesia yang didasarkan pada nilai - nilai Ketuhanan
dan Kemanusiaan yang luhur dengan jelas dan tegas ter- tuang di dalam pembukaan
UUD 1945.

b. Geostrategi

Strategi adalah politik dalam pelaksanaan, yaitu upaya bagaimana mencapai tujuan
atau sasaran yang ditetapkan sesuai dengan keinginan politik.

3. Perkembangan Wilayah Indonesia dan Dasar Hukumnya

a). Sejak 17 – 8 – 1945 sampai dengan 13 – 12 – 1957

Wilayah nagara Republik Indonesia ketika merdeka meliputi wilayah bekas Hindia
Belanda berdasarkan ketentuan dalam “ Trritoriale Zee en Maritieme Kringen
Ordonantie” tahun 1939 tentang batas wilayah laut toritorial Indonesia.
b). Dari Deklarasi Juanda (13 – 12 – 1957) sampai dengan 17 – 2 – 1969

Pada tanggal 13 Desember 1957 dikeluarkan deklarasi Juanda yang dinyatakan


sebagai pengganti Ordonasi tahun 1939 dengan tujuan sebagai berikut :
1. Perwujudan bentuk wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang utuh dan
bulat.
2. Penentuan batas – batas wilayah Negara Indonesai di sesuaikan dengan asas
negara kepulauan (Archipelagic State Principles).
3. Pengaturan lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin keselamatan dan
keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

c). Dari 17 – 2 – 1969 ( Deklarasi Landas Kontinen ) sampai sekarang

Deklarasi tentang landas kontinen negara RI merupakan konsep poliltik yang


berdasarkan konsep wilayah.

d). Zona Ekonomi Ekslusif ( ZEE )

Pengumuman Pemerintah negara tentang Zona Ekonomi Ekslusif terjadi pada 21


Maret 1980. Batas ZEE adalah selebar 200 yang dihitung dari garis dasar laut wilayah
Indonesia.Alasan – alasan Pemerintah mengumumkan ZEE adalah :
1. Persediaan ikan yang semakin terbatas.
2. Kebutuhan untuk pembangunan nasional Indonesia.
3. ZEE mempunyai kekuatan hukum internasional.

2. Hakikat Wawasan Nusantara adalah kesatuan bangsa dan keutuhan wilayah Indonesia.
Sebut dan jelaskan mencakup bidang apa saya perwujudan wawasan nusantara tersebut.

Wawasan Nusantara mencakup :

1. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik, dalam arti :

a. Bahwa kebulatan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya merupakan satu
kesatuan wilayah, wadah, ruang hidup, dan kesatuan matra seluruh bangsa serta menjadi
modal dan milik bersama bangsa.
b. Bahwa bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan berbicara dalam berbagai
bahasa daerah serta memeluk dan meyakini berbagai agama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa harus merupakan satu kesatuan bangsa yang bulat dalam arti yang
seluas-luasnya.
c. Bahwa secara psikologis, bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib sepenanggungan,
sebangsa, dan setanah air, serta mempunyai tekad dalam mencapai cita-cita bangsa.
d. Bahwa Pancasila adalah satu-satunya falsafah serta ideologi bangsa dan negara yang
melandasi, membimbing, dan mengarahkan bangsa menuju tujuannya.
e. Bahwa kehidupan politik di seluruh wilayah Nusantara merupakan satu kesatuan politik
yang diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
f. Bahwa seluruh Kepulauan Nusantara merupakan satu kesatuan sistem hukum dalam arti
bahwa hanya ada satu hukum nasional yang mengabdi kepada kepentingan nasional.
g. Bahwa bangsa Indonesia yang hidup berdampingan dengan bangsa lain ikut menciptakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial
melalui politik luar negeri bebas aktif serta diabdikan pada kepentingan nasional.

2. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu Kesatuan Ekonomi, dalam arti :

a. Bahwa kekayaan wilayah Nusantara baik potensial maupun efektif adalah modal dan milik
bersama bangsa, dan bahwa keperluan hidup sehari-hari harus tersedia merata di seluruh
wilayah tanah air.
b. Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang di seluruh daerah, tanpa
meninggalkan ciri khas yang dimiliki oleh daerah dalam pengembangan kehidupan
ekonominya.
c. Kehidupan perekonomian di seluruh wilayah Nusantara merupakan satu kesatuan
ekonomi yang diselenggarakan sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan dan ditujukan
bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat.

3. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Sosial dan Budaya, dalam arti :

a. Bahwa masyarakat Indonesia adalah satu, perikehidupan bangsa harus merupakan


kehidupan bangsa yang serasi dengan terdapatnya tingkat kemajuan masyarakat yang sama,
merata dan seimbang, serta adanya keselarasan kehidupan yang sesuai dengan tingkat
kemajuan bangsa.
b. Bahwa budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu, sedangkan corak ragam budaya
yang ada menggambarkan kekayaan budaya bangsa yang menjadi modal dan landasan
pengembangan budaya bangsa seluruhnya, dengan tidak menolak nilai – nilai budaya lain
yang tidak bertentangan dengan nilai budaya bangsa, yang hasil-hasilnya dapat dinikmati
oleh bangsa.

4. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Pertahanan Keamanan, dalam


arti :

a. Bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada hakekatnya merupakan
ancaman terhadap seluruh bangsa dan negara.
b. Bahwa tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam rangka
pembelaan negara dan bangsa.

Wawasan Nusantara telah diterima dan disahkan sebagai konsepsi politik kewarganegaraan
yang termaktub / tercantum dalam dasar-dasar berikut ini :

– Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1973 tanggal 22 maret 1973


– TAP MPR Nomor IV/MPR/1978 tanggal 22 maret 1978 tentang GBHN
– TAP MPR nomor II/MPR/1983 tanggal 12 Maret 1983
3 Jelaskan manfaaat wawasan nusantara dan hambatan / kendala yang di hadapi dalam
mewujudkan wawasan nusantara

rbentuknya konsep Wawasan Nusantara tentunya memiliki tujuan dan manfaat. Hal ini akan
menjadi motivator serta koridor keberlanjutan perkembangan wujud Wawasan Nusantara
ke arah yang dicita-citakan.
Tujuan Wawasan Nusantara adalah sebagai berikut:
1. Tujuan ke dalam, yaitu menjamin perwujudan persatuan dan kesatuan segenap aspek
kehidupan nasional, yaitu politik, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.
2. Tujuan ke luar, yaitu terjaminnya kepentingan nasional dalam dunia yang serba berubah,
dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial serta mengembangkan suatu kerjasama dan saling menghormati.
Adapun manfaat yang kita dapatkan dari konsepsi Wawasan Nusantara adalah sebagai
berikut:
1. Diterima dan diakuinya konsepsi Nusantara di forum internasional. Hal ini dibuktikan
dengan penerimaan asas negara kepulauan berdasarkan Konvensi Hukum Laut 1982.
Indonesia sebagai negara kepulauan diakui oleh dunia internasional.
2. Pertambahan luas wilayah teritorial Indonesia. Berdasarkan Ordonansi 1939, wilayah
teritorial Indonesia hanya seluas 2 juta km2. Dengan adanya konsepsi Wawasan Nusantara
maka luas wilayah Indonesia menjadi 5 juta km2 sebagai satu kesatuan wilayah.
Pertambahan luas wilayah sebagai ruang hidup memberikan potensi sumber daya yang
besar bagi peningkatan kesejahteraan. Sumber daya tersebut terutama sumber minyak yang
ditemukan di wilayah teritorial dan landas kontinen Indonesia.
4. Penerapan Wawasan Nusantara menghasilkan cara pandang tentang keutuhan wilayah
nusantara yang perlu dipertahankan oleh bangsa Indonesia.
5. Wawasan Nusantara menjadi salah satu sarana integrasi nasional. Misalnya tercermin
dalam semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”.

Sebuah konsep buatan manusia tidaklah sempurna. Selain manfaat yang dapat diperoleh,
tentunya akan ada konsekwensi yang harus diantisipasi, yaitu berupa implikasi masalah yang
muncul saat Wawasan Nusantara tersebut diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara. Beberapa masalah yang mungkin dapat timbul tersebut antara lain:
1. Persoalan garis batas/wilayah Indonesia dengan negara lain yaitu batas darat, laut, dan
udara. Persoalan penarikan garis batas dapat menimbulkan konflik dengan negara lain, oleh
karena negara akan saling klaim mengenai pemilikan suatu wilayah.
2. Masuknya pihak luar ke dalam wilayah yuridikasi Indonesia yang tidak terkendali dan
terawasi. Misalnya, masuknya nelayan asing ke wilayah perairan Indonesia, kasus
perompakan di laut, keluarnya nelayan Indonesia ke wilayah negara tetangga dan
melintasnya pesawat perang negara lain di wilayah udara Indonesia.
3. Adanya kerawanan-kerawanan di pulau-pulau terluar Indonesia. Pulau-pulau ini potensial
untuk dimanfaatkan sebagai daerah pencarian ikan secara ilegal, tempat/transit kejahatan
lintas negara, daerah pendudukan asing, keterbatasan komunikasi dan transportasi, serta
rawan kemiskinan dan ketidakadilan. Ada 12 pulau yang diidentifikasi sebagai pulau terluar
di Indonesia (Tempo, 2005) yaitu sebagai berikut:
a. Pulau Rondo, ujung pailng barat Indonesia berbatasan dengan India dan Thailand,
b. Pulau Sekatung, ujung utara berbatasan dengan Vietnam,
c. Pulau Nipa, berbatasan dengan Singapura,
d. Pulau Berhala, berbatasan dengan Malaysia,
e. Pulau Marore, berbatasan dengan Filipina,
f. Pulau Miangas, berbatasan dengan Filipina,
g. Pulau Marampit, berbatasan dengan Filipina,
h. Pulau Batek, berbatasan dengan Timor Leste,
i. Pulau Dana, berbatasan dengan Australia,
j. Pulau Fani, berbatasan dengan Republik Palau, ujung utara Papua,
k. Pulau Fanildo, berbatasan dengan Republik Palau,
l. Pulau Bras, berbatasan dengan Republik Palau.
4. Sentimen kedaerahan yang suatu saat berkembang dan dapat melemahkan
pembangunan berwawasan nusantara. Misal, suatu daerah tertutup bagi pendatang,
penolakan warga transpigran oleh penduduk lokal, pejabat publik daerah haruslah putra
daerah yang bersangkutan, dan lain-lain.
Mengingat dampak yang terjadi akibat implikasi di atas, hendaknya pemerintah dapat
mengambil langkah-langkah yang cerdas dan arif dalam menjalankan pemerintahannya.
Ruang kendali yang luas serta potensi yang beragam disetiap daerah, tidak lagi
dimungkinkan penerapan konsep Wawasan Nusantara yang melahirkan pemerintahan
terpusat sebagaimana pengalaman masa lalu. Perlu diupayakan penerapan Wawasan
Nusantara melalui serangkaian pembangunan dan kebijakan yang mampu mengembangkan
persatuan bangsa dan keutuhan wilayah tanpa perlu menciptakan pemerintahan terpusat
dengan tetap mengakui keanekaragaman bangsa dan budaya di dalamnya.
Sesuai dengan fungsinya, Wawasan Nusantara sebagai wawasan dalam mencapai tujuan
pembangunan nasional, harus mampu menumbuhkan kearifan budaya lokal dengan melihat
berbagai segala potensi dan daya dukung di setiap daerah dengan proporsi yang tepat.
Dengan prinsip keadilan dan pemeliharaan kesetiakawanan sosial yang melandasi persatuan
dan kesatuan bangsa dan negara, Wawasan Nusantara harus dapat meningkatkan
Ketahanan Nasional sehingga terjamin kelanjutan dan peningkatan pembangunan nasional.

4. Apa yang dimaksud ketahanan nasional dan meliputi aspek kehidupan apa saja
ketahanan Nasional Tersebut ?

Ketahanan nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa yang terdiri dari
ketangguhan, keuletan, dan kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam
menghadapi segala macam dan bentuk ancaman, tantangan, hambatan, serta gangguan
yang datang dari dalam maupun luar, baik secara langsung maupun tidak langsung yang
mengancam dan membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan
negara, serta perjuangan dalam mewujudkan tujuan perjuangan nasional.

1) Aspek yang berkaitan dengan alamiah yang bersifat statis, meliputi aspek geografi,
kependudukan, dan sumber daya alam.
2) Aspek yang berkaitan dengan sosial yang bersifat dinamis meliputi aspek ideologi,
politik, ekonomi, sosial budaya dan hanka

5. Kendala habatan / kendala yan dihadapi dalam mewujudkan ketahanan nasional


meskipun demikian gangguan dan ancaman akan terus ada selama perjalanan bangsa,
maka diperlukan kondisi dinamis bangsa yang dapat mengantisipasi keadaan apapun
terjadi di negara ini.
1. Ancaman dari dalam
Contohnya adalah pemberontakan dan subversi yang berasal atau terbentuk dari
masyarakat Indonesia. Meskipun tokoh-tokoh LSM banyak yang menyatakan hal ini
sebagai sesuatu yang mengada-ada, pada kenyataannya potensi ancaman yang dihadapi
negara Republik Indonesia tampaknya akan lebih banyak muncul dari dalam negeri,
antara lain dalam bentuk:
a. disintegrasi bangsa, melalui gerakan-gerakan separatis berdasarkan sentimen kesukuan
atau pemberontakan akibat ketidakpuasan daerah terhadap kebijakan pemerintah pusat
b. keresahan sosial akibat ketimpangan kebijakan ekonomi dan pelanggaran Hak Asasi
Manusia yang pada gilirannya dapat menyebabkan huru-hara/kerusuhan massa
c. upaya penggantian ideologi Panca Sila dengan ideologi lain yang ekstrim atau yang tidak
sesuai dengan jiwa dan semangat perjuangan bangsa Indonesia
d. potensi konflik antar kelompok/golongan baik akibat perbedaan pendapat dalam
masalah politik, maupun akibat masalah SARA
e. akar atau penggulingan pemerintah yang sah dan konstitusional
2. Ancama dari luar negeri
Contohnya adalah infiltrasi, subversi dan intervensi dari kekuatan kolonialisme dan
imperialisme serta invasi dari darat, udara dan laut oleh musuh dari luar negri.
Tampaknya akan lebih berbentuk upaya menghancurkan moral dan budaya bangsa
melalui disinformasi, propaganda, peredaran narkotika dan obat-obat terlarang, film-film
porno atau berbagai kegiatan kebudayaan asing yang mempengaruhi bangsa Indonesia
terutama generasi muda, yang pada gilirannya dapat merusak budaya bangsa. Potensi
ancaman dari luar lainnya adalah dalam bentuk “penjarahan” sumber daya alam
Indonesia melalui eksploitasi sumber daya alam yang tidak terkontrol yang pada
gilirannya dapat merusak lingkungan atau pembagian hasil yang tidak seimbang baik yang
dilakukan secara “legal” maupun yang dilakukan melalui kolusi dengan pejabat
pemerintah terkait sehingga meyebabkan kerugian bagi negara.
Semua potensi ancaman tersebut dapat diatasi dengan meningkatkan Ketahanan Nasional
melalui berbagai cara, antara lain:
a. Pembekalan mental spiritual di kalangan masyarakat agar dapat menangkal pengaruh-
pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan norma-norma kehidupan bangsa
Indonesia
b. Upaya peningkatan perasaan cinta tanah air (patriotisme) melalui pemahaman dan
penghayatan (bukan sekedar penghafalan) sejarah perjuangan bangsa.
c. Pengawasan yang ketat terhadap eksploitasi sumber daya alam nasional serta
terciptanya suatu pemerintahan yang bersih dan berwibawa (legitimate, bebas KKN, dan
konsisten melaksanakan peraturan/undang-undang).
d. Kegiatan-kegiatan lain yang bersifat kecintaan terhadap tanah air serta menanamkan
semangat juang untuk membela negara, bangsa dan tanah air serta mempertahankan
Panca Sila sebagai ideologi negara dan UUD 1945 sebagai landasan berbangsa dan
bernegara.
e. Untuk menghadapi potensi agresi bersenjata dari luar, meskipun
kemungkinannya relatif sangat kecil, selain menggunakan unsur kekuatan TNI, tentu saja
dapat menggunakan unsur Rakyat Terlatih (Ratih) sesuai dengan doktrin Sistem
Pertahanan Semesta.
Dengan doktrin Ketahanan Nasional itu, diharapkan bangsa Indonesia mampu
mengidentifikasi berbagai masalah nasional termasuk ancaman, gangguan, hambatan dan
tantangan terhadap keamanan negara guna menentukan langkah atau tindakan untuk
menghadapinya.
Sedangkan Contoh Bentuk-bentuk ancaman menurut doktrin hankamnas (catur dharma
eka karma) :
a. Ancaman di dalam negeri, Contohnya adalah pemeberontakan dan subversi yang
berasal atau terbentuk dari masyarakat indonesia.
b. Ancama dari luar negeri. Contohnya adalah infiltrasi, subversi dan intervensi dari
kekuatan kolonialisme dan imperialisme serta invasi dari darat, udara dan laut oleh
musuh dari luar negri.

6. Sebutkan dan Jelaskan tugas. Fugsi & hak –hak dewan perwakilan rakyat

Fungsi- Fungsi DPR - DPR merupakan lembaga negara perwakilan rakyat yang berkedudukan
sebagai lembaga negara. Menurut dari dalam Pasal 20A Ayat (1) UUD NRI Tahun 1945, yang
memuat mengenai fungsi-fungsi DPR. Fungsi-fungsi DPR adalah sebagai berikut...

 Fungsi Legislasi : fungsi legislasi adalah DPR memegang kekuasaan membentuk


undang-undang
 Fungsi Anggaran : fungsi anggaran adalah DPR membahas dan memberikan
persetujuan atau tidak memberikan persetujuan terhadap rancangan undang-
undang tentang APBN yang diajukan oleh presiden
 Fungsi Pengawasan : fungsi pengawasan adalah DPR melaksanakan pengawasan
atas pelaksanaan undang-undang dan ABN.

Hak-Hak DPR - Selain fungsi dan wewenang, DPR mempunyai hak yang berhubungan
dengan fungsi dan wewenang DPR dalam pelaksanannya. Hak-hak DPR adalah sebagai
berikut...

 Hak Interpelasi adalah hak DPR untuk meminta keterangan kepada pemerintah
mengenai kebijakan pemerintah yang penting dan strategis serta berdampak luas
pada kehidupan masyarakat, bangsa, dan bernegara.
 Hak Angket adalah hak DPR untuk melakukan penyelidikan terhadap pelaksanaan
suatu undang-undang dan/atau kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan hal
penting, strategis, dan berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara yang diduga bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
 Hak Menyatakan Pendapat adalah hak DPR yang dilakukan untuk menyatakan
pendapat atas kebijakan pemerintah dan kejadian dari luar biasa yang terjadi di
tanah air dan dunia internasional
 Hak Budget adalah hak untuk mengesahkan RAPBN menjadi APBN
 Hak Bertanya adalah hak DPR untuk bertanya kepada pemerintah atau presiden
yang dilakukan secara tertulis.
 Hak Imunitas adalah hak yang tidak dapat digangu gugat di pengadilan dari hasil
keputusan yang dibuatnya
 Hak Petisi yaitu hak untuk mengajukan usul atau anjuran serta pertanyaan mengenai
suatu masalah
 Hak Inisiatif yaitu hak untuk mengajukan usul atas rancangan undang-undang
 Hak Amandemen yaitu hak untuk melakukan perubahan alat suatu rancangan
udang-undang

Anda mungkin juga menyukai