Anda di halaman 1dari 40

Konsep dan Strategi Implementasi Program SMA Model SKM-PBKL-PSB

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 11


menyebutkan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memberikan pelayanan
dan kemudahan serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap
warganegara tanpa diskriminasi. Selanjutnya pasal 35 ayat 2 menyebutkan bahwa
standar nasional pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum, tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan. Oleh sebab itu,
maka pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan pelayanan yang bermutu
mengacu pada standar nasional pendidikan.

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
telah menetapkan kebijakan kriteria minimal sistem pendidikan di seluruh wilayah
hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam bentuk standar nasional pendidikan
(SNP). Kebijakan SNP tersebut bertujuan untuk menjamin mutu pendidikan nasional
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat. Sedangkan fungsinya sebagai dasar dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan
nasional yang bermutu.
Standar Nasional Pendidikan dimaksudkan untuk memacu pengelola, penyelenggara, dan
satuan pendidikan agar dapat meningkatkan kinerjanya dalam memberikan layanan
pendidikan yang bermutu. Selain itu, SNP juga dimaksudkan sebagai perangkat untuk
mendorong terwujudnya transparansi dan akuntabilitas publik dalam penyelenggaraan
sistem pendidikan nasional. Ruang lingkup SNP meliputi 8 (delapan) standar yaitu
standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan,
dan standar penilaian pendidikan.
Sejalan dengan pemberlakuan SNP, maka Pemerintah memetakan sekolah berdasarkan
tingkat pemenuhan SNP yaitu sekolah yang sudah atau hampir memenuhi SNP dan
sekolah yang belum memenuhi SNP. Terkait dengan pemetaan tersebut, Pemerintah
mengkategorikan sekolah yang telah memenuhi atau hampir memenuhi SNP ke dalam
kategori mandiri, dan sekolah yang belum memenuhi SNP kedalam kategori standar.
Berbagai upaya ditempuh agar alokasi sumberdaya Pemerintah dan Pemerintah Daerah
diprioritaskan untuk membantu sekolah yang masih dalam kategori standar untuk bisa
meningkatkan diri menuju kategori mandiri.

Masih berkaitan dengan kebijakan SNP, pada penjelasan pasal 91 ayat (1) PP No. 19
Tahun 2005 disebutkan bahwa dalam rangka lebih mendorong penjaminan mutu ke arah
pendidikan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat, pemerintah dan pemerintah
daerah memberikan perhatian khusus pada penjaminan mutu satuan pendidikan tertentu
yang berbasis keunggulan lokal. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL) adalah
pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa,
teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain, yang semuanya bermanfaat
bagi pengembangan kompetensi peserta didik. Satuan pendidikan dapat memasukan
PBKL dalam kurikulum yang pelaksanaannya dapat merupakan bagian dari semua mata
pelajaran dan dapat menjadi mata pelajaran muatan lokal. Disamping itu peserta didik
dapat memperoleh PBKL dari satuan pendidikan formal lain dan/atau nonformal yang
sudah memperoleh akreditasi.
Kebutuhan dan kecepatan penguasaan dan penerapan IPTEK dalam rangka menghadapi
tuntutan global semakin meningkatkan peran teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
dalam berbagai aspek kehidupan termasuk dalam bidang pendidikan. TIK semakin

2010,Dit. Pembinaan SMA-Ditjen. Mandikdasmen 1-40


Konsep dan Strategi Implementasi Program SMA Model SKM-PBKL-PSB

dibutuhkan dalam pengelolaan pendidikan dan pembelajaran untuk berbagi informasi


dan pengetahuan. Kondisi tersebut selanjutnya menjadi perhatian utama Dit. Pembinaan
SMA dengan menempatkan TIK sebagai salah satu ikon utama pembinaan SMA yang salah
satunya diwujudkan dalam program pengelolaan bahan ajar berbasis TIK melalui Pusat
Sumber Belajar (PSB).

Pengalaman dalam pelaksanaan rintisan SKM, PBKL, dan PSB menunjukkan bahwa suatu
kebijakan pendidikan ternyata tidak langsung dapat diimplementasikan oleh institusi
pelaksana kebijakan seperti Dinas Pendidikan Provinsi, Dinas Pendidikan Kabupaten/
Kota dan sekolah. Substansi kebijakan pada umumnya dengan mudah dapat dimengerti
dan dipahami, namun pengetahuan dan pengalaman untuk melaksanakan kebijakan
tersebut masih terbatas karena berbagai alasan, seperti kesiapan pelaksana, acuan yang
belum operasional, pendanaan dan lain-lain. Akibat ketidaksiapan ini kebijakan tersebut
belum dapat dilaksanakan sesuai dengan hasil yang diharapkan. Masih diperlukan contoh
bentuk nyata suatu kebijakan seperti halnya wujud SKM, PBKL dan PSB. Menjembatani
kondisi di atas dengan berdasar pengalaman rintisan 3 tahun program SKM, PBKL dan PSB
maka implementasi pencapaian SNP perlu dikoordinasikan secara bersama-sama antara
Dit. Pembinaan SMA, Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota dan sekolah melalui
program rintisan dan bimbingan teknis.

Program rintisan SKM, PBKL dan PSB secara operasional telah mampu menggerakkan dan
menyadarkan semua pihak terkait untuk mulai melaksanakan upaya pemenuhan SNP
sebagaimana diamanatkan dalam PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan. Oleh karena itu Dit. Pembinaan SMA memandang perlu untuk
mengkonsolidasikan program-program tersebut menjadi program komprehensif dalam
satu satuan pendidikan dalam bentuk SMA Model SKM-PBKL-PSB.

B. LANDASAN HUKUM

Pelaksanaan program SMA Model SKM-PBKL-PSB mengacu pada :


1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah, jo. UU No. 32 Tahun 2004.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota
5. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pembiayaan Pendidikan
6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan
7. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
8. Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan
9. Permendiknas Nomor 6 Tahun 2007, sebagai Penyempurnaan Permendiknas Nomor
24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Permendiknas Nomor 22 dan 23 Tahun 2006
10. Permendiknas Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah
11. Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah
12. Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru
13. Permendiknas Nomor 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Guru dalam Jabatan
14. Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan
15. Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan
16. Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana
Pendidikan
17. Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses

2010,Dit. Pembinaan SMA-Ditjen. Mandikdasmen 2-40


Konsep dan Strategi Implementasi Program SMA Model SKM-PBKL-PSB

18. Permendiknas Nomor 24 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Administrasi Sekolah/
Madrasah
19. Permendiknas Nomor 25 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Perpustakaan
Sekolah/Madrasah
20. Permendiknas Nomor 26 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Laboratorium
Sekolah/Madrasah
21. Permendiknas Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Konselor Sekolah/
Madrasah
22. Permendiknas Nomor 39 Tahun 2009 tentang Beban Kerja Guru
23. Permendiknas Nomor 63 Tahun 2009 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan
24. Permendiknas Nomor 69 Tahun 2009 tentang Standar Biaya Operasi Nonpersonalia
Tahun 2009 untuk SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK, SDLB, SMPLB, dan SMALB
25. Rencana Strategis Kemendiknas Tahun 2010-2014

C. LANDASAN OPERASIONAL
Landasan operasional pelaksanaan program SMA Model SKM-PBKL-PSB sebagai berikut :

1. Kewajiban satuan pendidikan untuk menyesuaikan diri dengan ketentuan Peraturan


Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, Pasal 94, Butir b) paling lambat 7 (tujuh) Tahun
setelah berlakunya Peraturan Pemerintah tersebut mencakup 8 (delapan) Standar
Nasional Pendidikan yaitu :
a. Standar isi (Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006) meliputi :
1) Kerangka dasar dan struktur kurikulum
2) Beban belajar
3) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
4) Kalender pendidikan
5) Lampiran Standar Isi tentang Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi
Dasar (KD) untuk setiap mata pelajaran
b. Standar kompetensi lulusan (Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 dan
Permendiknas Nomor 48 Tahun 2008) meliputi :
1) Standar Kompetensi Lulusan minimal satuan pendidikan dasar dan
menengah
2) Standar Kompetensi Lulusan minimal kelompok mata pelajaran
3) Standar Kompetensi Lulusan minimal mata pelajaran
c. Standar Proses (Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007) mencakup :
1) Perencanaan proses pembelajaran
2) Pelaksanaan proses pembelajaran
3) Penilaian hasil pembelajaran
4) Pengawasan proses pembelajaran
d. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan mencakup kualifikasi dan
kompetensi meliputi :
1) Standar Pengawas Sekolah (Permendiknas Nomor 12 Tahun 2007)
2) Standar Kepala Sekolah (Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007)
3) Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru (Permendiknas Nomor
16 Tahun 2007)
4) Standar Tenaga Administrasi Sekolah/Madrasah (Permendiknas Nomor 24
Tahun 2008)
5) Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madrasah (Permendiknas Nomor 25
Tahun 2008)
6) Standar Tenaga Laboratorium Sekolah/Madrasah (Permendiknas Nomor 26
Tahun 2008)
7) Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor (Permendiknas
Nomor 27 Tahun 2008)

2010,Dit. Pembinaan SMA-Ditjen. Mandikdasmen 3-40


Konsep dan Strategi Implementasi Program SMA Model SKM-PBKL-PSB

e. Standar Sarana dan Prasarana (Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007) meliputi


antara lain :
1) Satuan pendidikan
2) Lahan
3) Bangunan gedung
4) Kelengkapan prasarana dan sarana : ruang kelas, ruang perpustakaan,
ruang laboratorium biologi, ruang laboratorium fisika, ruang laboratorium
kimia, ruang laboratorium komputer, ruang laboratorium bahasa, ruang
pimpinan, ruang guru, ruang tata usaha, tempat beribadah, ruang
konseling, ruang UKS, ruang organisasi kesiswaan, jamban, gudang, ruang
sirkulasi, tempat bermain/berolahraga.
f. Standar Pengelolaan (Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007) meliputi :
1) Perencanaan program
2) Pelaksanaan rencana kerja
3) Pengawasan dan evaluasi
4) Kepemimpinan sekolah/madrasah
5) Sistem informasi manajemen
g. Standar Pembiayaan (PP No. 19 Tahun 2005, Pasal 62; PP No. 48 Tahun 2008
tentang pendanaan pendidikan dan Permendiknas Nomor 69 Tahun 2009)
meliputi :
1) Biaya investasi
2) Biaya operasi non personalia
3) Biaya personal
h. Standar Penilaian Pendidikan (Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007)
mencakup :
1) Prinsip penilaian
2) Teknik dan instrumen penilaian
3) Mekanisme dan prosedur penilaian
4) Penilaian oleh pendidik
5) Penilaian oleh satuan pendidikan
6) Penilaian oleh pemerintah

2. Pemetaan sekolah berdasarkan tingkat pemenuhan SNP (Peraturan Pemerintah


Nomor 19 Tahun 2005, Penjelasan Pasal 11 Ayat (2) dan Ayat (3)) :
a. Berkaitan dengan diberlakukannya SNP, Pemerintah memiliki kepentingan
untuk memetakan sekolah/madrasah menjadi sekolah/madrasah yang sudah
atau hampir memenuhi SNP dan sekolah/madrasah yang belum memenuhi
SNP.
b. Pemerintah mengkategorikan sekolah/madrasah yang telah memenuhi atau
hampir memenuhi SNP ke dalam kategori mandiri, dan sekolah/madrasah
yang belum memenuhi SNP ke dalam kategori standar.
c. Berbagai upaya ditempuh agar alokasi sumberdaya Pemerintah dan
Pemerintah Daerah diprioritaskan untuk membantu sekolah/madrasah yang
masih dalam kategori standar untuk bisa meningkatkan diri menuju kategori
mandiri.

3. Pelaksanaan PBKL (Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal) (UU No. 20 Tahun 2003,
PP No. 19 Tahun 2005, Pasal 14, PP No. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan, Permendiknas No. 63 Tahun 2009 tentang Sistem
Penjaminan Mutu Pendidikan) :

a. Pendidikan berbasis keunggulan lokal adalah pendidikan yang diselenggarakan


setelah memenuhi Standar Nasional Pendidikan dan diperkaya dengan
keunggulan kompetitif dan/atau komparatif daerah
b. Pemerintah kabupaten/kota mengelola pendidikan dasar dan pendidikan
menengah, serta satuan pendidikan yang berbasis keunggulan lokal

2010,Dit. Pembinaan SMA-Ditjen. Mandikdasmen 4-40


Konsep dan Strategi Implementasi Program SMA Model SKM-PBKL-PSB

c. Pemerintah kabupaten/kota mengelola dan menyelenggarakan paling sedikit


1 (satu) satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang
berbasis keunggulan lokal
d. Keunggulan lokal dikembangkan berdasarkan keunggulan kompetitif dan/atau
komparatif daerah di bidang seni, pariwisata, pertanian, kelautan,
perindustrian, dan bidang lain
e. Satuan pendidikan dasar dan menengah yang dikembangkan menjadi berbasis
keunggulan lokal harus diperkaya dengan muatan pendidikan kejuruan yang
terkait dengan potensi ekonomi, sosial, dan/atau budaya setempat yang
merupakan keunggulan kompetitif dan/atau komparatif daerah
f. Pendidikan berbasis keunggulan lokal adalah pendidikan yang memanfaatkan
keunggulan lokal dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi informasi
dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain, yang semuanya bermanfaat bagi
pengembangan kompetensi peserta didik
g. Kurikulum SMA atau bentuk lain yang sederajat dapat memasukkan
pendidikan berbasis keunggulan lokal
h. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan bagian dari
semua mata pelajaran dan juga dapat menjadi mata pelajaran muatan lokal
i. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat merupakan bagian dari
pendidikan kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, pendidikan
kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, pendidikan
kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan
kelompok mata pelajaran estetika, atau kelompok mata pelajaran pendidikan
jasmani, olah raga, dan kesehatan
j. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat diperoleh peserta didik dari
satuan pendidikan yang bersangkutan atau dari satuan pendidikan nonformal
yang sudah memperoleh akreditasi.
k. Penjaminan mutu pendidikan oleh satuan atau program pendidikan ditujukan
untuk memenuhi tiga tingkatan acuan mutu yaitu SPM, SNP dan standar mutu
pendidikan di atas SNP. Standar mutu pendidikan di atas SNP dapat berupa
standar mutu di atas SNP yang berbasis keunggulan lokal, dan standar mutu di
atas SNP yang mengadopsi dan/atau mengadaptasi standar internasional
tertentu (Permendiknas No. 63 Tahun 2009, Bab III, Pasal 10)
l. Standar mutu di atas SNP yang berbasis keunggulan lokal dapat dirintis
pemenuhannya oleh satuan pendidikan yang telah memenuhi SPM dan sedang
dalam proses memenuhi SNP.

4. Pemenuhan sumber belajar berbasis TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi)


untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan :
a. Kewajiban satuan pendidikan memiliki buku dan sumber belajar lainnya antar
lain jurnal, majalah, artikel, website, dan compact disk (Lampiran
Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007, Pasal 42).
b. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik (PP No. 19 Tahun 2005, Pasal 19 Ayat 1)
c. Sekolah mengelola sistem informasi manajemen yang memadai untuk
mendukung administrasi pendidikan yang efektif, efisien dan akuntabel
(Lampiran Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan,
butir E. Sistem Informasi Manajemen)
d. Pengembangan sistem pengelolaan pengetahuan untuk mempermudah dalam
berbagi informasi dan pengetahuan antar peserta didik dan tenaga
kependidikan (Renstra Kemendiknas 2010-2014, 4.2.7 Penguatan dan
perluasan pemanfaatan TIK di bidang pendidikan, butir c)

2010,Dit. Pembinaan SMA-Ditjen. Mandikdasmen 5-40


Konsep dan Strategi Implementasi Program SMA Model SKM-PBKL-PSB

e. Pengembangan pusat sumber belajar berbasis TIK pada pendidikan dasar dan
menengah (Renstra Kemendiknas 2010-2014, 4.2.7 Penguatan dan perluasan
pemanfaatan TIK di bidang pendidikan, butir d)

5. Tugas Ditjen. Mandikdasmen dalam pelaksanaan Standar Isi dan Standar


Kompetensi Lulusan (Permendiknas Nomor 6 Tahun 2007, Pasal 5, butir b dan c) :
a. Melakukan bimbingan teknis, supervisi, dan evaluasi pelaksanaan kurikulum
yang didasarkan pada Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan Permendiknas Nomor 23
Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah.
b. Melakukan usaha secara nasional agar sarana dan prasarana satuan
pendidikan dasar dan menengah dapat mendukung penerapan Permendiknas
Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah dan Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

6. Tugas dan fungsi Direktorat Pembinaan SMA (Permendiknas Nomor 14 Tahun 2005,
Pasal 65 dan 66) :
a. Tugas : Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pemberian
bimbingan teknis, supervisi, dan evaluasi di bidang pembinaan sekolah
menengah atas
b. Fungsi :
1) Penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang pembinaan sekolah
menengah atas
2) Penyiapan perumusan standar, kriteria, pedoman, dan prosedur di bidang
pembinaan sekolah menengah atas
3) Pemberian bimbingan teknis, supervisi, dan evaluasi di bidang pembinaan
sekolah menengah atas

7. Peran pemerintah dan pemerintah daerah dalam pengelolaan pendidikan (PP No.
19 Tahun 2005, Pasal 50, butir 2, 4 dan 5) :
a. Pemerintah menentukan kebijakan nasional dan standar nasional pendidikan
untuk menjamin mutu pendidikan nasional
b. Pemerintah daerah provinsi melakukan koordinasi atas penyelenggaraan
pendidikan, pengembangan tenaga kependidikan, dan penyediaan fasilitas
penyelenggaraan pendidikan lintas daerah kabupaten/kota untuk tingkat
pendidikan dasar dan menengah
c. Pemerintah kabupaten/kota mengelola pendidikan dasar dan pendidikan
menengah, serta satuan pendidikan yang berbasis keunggulan lokal.

D. LANDASAN EMPIRIS

Landasan empiris pelaksanaan program SMA Model SKM-PBKL-PSB sebagai berikut :

1. Program RSKM/RSSN SMA telah dilakukan sejak tahun 2007, dimulai dengan
membina sebanyak 441 SMA yang tersebar di 32 provinsi di 286 kabupaten/kota,
dan Tahun 2008 diperluas menjadi 2.465 SMA yang tersebar di 317 Kabupaten/Kota
di 33 Provinsi. Selanjutnya pada tahun 2009 diperluas kembali menjadi 3.252 SMA
yang tersebar di 483 kabupaten/kota di 33 provinsi. Bentuk pembinaan yang telah
diberikan kepada SMA RSKM/RSSN meliputi (a) penyiapan dokumen/perangkat
pendukung, (b) asistensi dan sinkronisasi program sekolah, (c) bantuan dana block
grant, (d) peningkatan kemampuan pendidik dan tenaga kependidikan dalam
pengembangan bahan ajar dan bahan ujian berbasis TIK serta bimtek KTSP, (e)
supervisi dan evaluasi.

2010,Dit. Pembinaan SMA-Ditjen. Mandikdasmen 6-40


Konsep dan Strategi Implementasi Program SMA Model SKM-PBKL-PSB

Rintisan Sekolah Kategori Mandiri/Sekolah Standar Nasional (RSKM/RSSN)


merupakan program pembinaan pemenuhan 8 (delapan) SNP yang diberikan pada
sejumlah SMA dengan tujuan : (a) mendorong sekolah untuk mencapai kondisi
memenuhi/hampir memenuhi SNP, (b) memberikan arahan upaya-upaya yang harus
dilakukan sekolah untuk dapat memenuhi/hampir memenuhi SNP, (c) memberikan
pendampingan kepada sekolah untuk mewujudkan sekolah kategori mandiri dalam
kurun waktu tertentu, (d) menjalin kerjasama dan meningkatkan peran serta
pemangku kepentingan pendidikan di SMA baik ditingkat pusat dan daerah dalam
mengembangkan SMA kategori mandiri, dan (e) mendapatkan model/rujukan SMA
kategori mandiri.

2. Rintisan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (RPBKL) adalah program pembinaan


pelaksanaan pendidikan berbasis keunggulan lokal yang dalam pelaksanaannya
dapat terintegrasi dalam semua mata pelajaran, sebagai mata pelajaran muatan
lokal, atau mata pelajaran keterampilan. Tujuan dari program tersebut adalah :
(a) mendorong sekolah mencapai kondisi memenuhi/hampir memenuhi SNP, (b)
memberikan pendampingan kepada sekolah untuk mewujudkan PBKL.

Bentuk bantuan dan pembinaan yang telah diberikan meliputi : (a) penyiapan
dokumen/perangkat pendukung, (b) asistensi dan sinkronisasi program pencapaian
SNP dan PBKL, (c) bantuan dana block grant, (d) peningkatan kompetensi guru
dalam pengembangan bahan ajar dan bahan ujian berbasis TIK, dan (e) supervisi
dan evaluasi. RPBKL telah dilaksanakan sejak Tahun 2007 di 100 SMA yang tersebar
di 33 provinsi dan 90 kabupaten/kota, dan tetap dalam jumlah yang sama sampai
Tahun 2009.

3. Rintisan Pusat Sumber Belajar (RPSB) merupakan program pembinaan yang


diberikan pada sejumlah SMA dalam rangka pengembangan dan pemenuhan bahan
ajar berbasis TIK. Tujuan dari program tersebut adalah meningkatkan efektivitas
dan efisiensi kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan berbagai sumber
belajar berbasis TIK secara maksimal dengan cara antara lain : (a) menyediakan
sumber bahan ajar dan bahan ujian berbasis TIK untuk seluruh mata pelajaran di
SMA; dan (b) membangun kebersamaan dan berbagi pengalaman antar tenaga
pendidik di seluruh pelosok tanah air melalui jejaring komunikasi.
Bentuk bantuan dan bimbingan teknis yang diberikan meliputi : (a) penyiapan
dokumen/perangkat pendukung, (b) peningkatan kompetensi SDM, (c)
pengembangan konten, (d) pemberian dana bantuan block grant, (e) asistensi dan
sinkronisasi program, dan (f) supervisi dan evaluasi. Program RPSB telah
dilaksanakan sejak tahun 2008 di 33 SMA yang tersebar di 20 provinsi dan 32
kabupaten/kota. Sampai dengan tahun 2009 telah dihasilkan sebanyak 404 judul
bahan ajar dari 16 mata pelajaran, dan telah ditempatkan pada situs Pusat Sumber
Belajar (PSB) SMA agar dapat diakses khususnya oleh pendidik SMA.
4. Bimbingan teknis KTSP (Bimtek KTSP) merupakan kegiatan bimbingan yang
diberikan kepada sekolah (pendidik dan tenaga kependidikan) dalam rangka
memberikan pemahaman konsep dan teknis persiapan, pelaksanaan dan evaluasi
KTSP yang dilaksanakan dalam bentuk workshop. Tujuan dari program tersebut
adalah : (a) mendiseminasikan landasan hukum/peraturan (Undang-undang,
Peraturan Pemerintah, Permendiknas dan Panduan yang diterbitkan BSNP) yang
menjadi acuan dalam pencapaian Standar Nasional Pendidikan (SNP) dan
pelaksanaan KTSP, (b) meningkatkan kemampuan/keterampilan sekolah antara lain
dalam : penyusunan rencana pencapaian SNP, penyusunan KTSP, pengembangan
perangkat dan pelaksanaan pembelajaran, penyiapan perangkat dan pelaksanaan
penilaian hasil belajar peserta didik, dan penyusunan program muatan lokal.

2010,Dit. Pembinaan SMA-Ditjen. Mandikdasmen 7-40


Konsep dan Strategi Implementasi Program SMA Model SKM-PBKL-PSB

Program bimtek pelaksanaan KTSP di SMA telah dilaksanakan sejak tahun 2006.
Sampai dengan tahun 2009 pelaksanaan bimtek telah menjangkau 7.467 sekolah,
dengan melibatkan 58.812 orang guru, kepala sekolah dan pengawas, serta unsur
Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota. Bimtek KTSP dilaksanakan secara
berjenjang dan bertahap, mulai dari penyiapan rancangan program, bahan/materi
dan strategi pelaksanaannya, sampai dengan bimtek di tingkat sekolah, dan
supervisi keterlaksanaan KTSP di sejumlah sekolah.

SKM/SSN
Kebijakan
(Seluruh SMA)
Penenuhan 8 SNP
Rintisan
(SKM SMA) Model
(3 Thn)
Pemetaan
RSKM

SMA Model Siap SKM


RPBKL SKM-PBKL-PSB (Seluruh SMA)

RPSB

RSKM Mandiri (SMA Lainnya)

Gambar 1. Kedudukan SMA Model SKM-PBKL-PSB dalam pembinaan implementasi SNP

E. TUJUAN

1. Tujuan program SMA Model SKM-PBKL-PSB sebagai berikut :

a. Memberikan pendampingan/pembinaan kepada sekolah untuk mewujudkan


SKM yang menyelenggarakan pendidikan berbasis keunggulan lokal, dan
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses
pembelajaran dan manajemen sekolah.
b. Menjalin kerjasama dan meningkatkan peranserta pemangku kepentingan
(stakeholder) pendidikan di SMA, baik di tingkat pusat maupun daerah dalam
memenuhi SNP, dan menerapkan PBKL serta memfungsikan PSB di sekolah
c. Mewujudkan SMA Model SKM-PBKL-PSB untuk dapat digunakan sebagai rujukan
bagi SMA yang akan memenuhi SNP, dan menyelenggarakan PBKL dan PSB

2. Tujuan Konsep dan Strategi Implementasi program SMA Model SKM-PBKL-PSB


sebagai berikut :

a. Memberikan infomasi kepada pemangku kepentingan tentang konsep dan


strategi implementasi SMA Model SKM-PBKL-PSB
b. Memberikan acuan bagi institusi pembina yaitu Dit. Pembinaan SMA, Dinas
Pendidikan Provinsi, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dalam memberikan
bantuan teknis, manajerial dan pendanaan untuk mendukung terwujudnya
SMA Model SKM-PBKL-PSB
c. Memberikan arahan bagi SMA Model SKM-PBKL-PSB dalam melaksanakan
program SMA Model SKM-PBKL-PSB
d. Memberikan acuan bagi SMA lain yang berkeinginan untuk merintis
pemenuhan 8 SNP, menyelenggarakan PBKL dan PSB

2010,Dit. Pembinaan SMA-Ditjen. Mandikdasmen 8-40


Konsep dan Strategi Implementasi Program SMA Model SKM-PBKL-PSB

F. HASIL YANG DIHARAPKAN

Hasil yang diharapkan dari program SMA Model SKM-PBKL-PSB adalah :

1. Terlaksananya pendampingan/pembinaan oleh Dit. Pembinaan SMA, Dinas


Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota terhadap SMA Model
SKM-PBKL-PSB dalam mewujudkan SKM yang menyelenggarakan pendidikan
berbasis keunggulan lokal dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
dalam proses pembelajaran dan manajemen sekolah.
2. Terlaksananya kerjasama antara Dit. Pembinaan SMA, Dinas Pendidikan Provinsi,
Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, dan pemangku kepentingan lainnya dan
berperan serta dalam pelaksanaan program SMA Model SKM-PBKL-PSB
3. Terwujudnya 132 SMA model SKM-PBKL-PSB yang dapat dijadikan rujukan sebagai
SKM yang menyelenggarakan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran dan
manajemen sekolah
4. Terpahaminya Konsep dan Strategi Implementasi SMA Model SKM-PBKL-PSB
sekaligus sebagai acuan oleh institusi pembina, pemangku kepentingan, SMA Model
SKM-PBKL-PSB, dan SMA lain yang berkeinginan mencapai SKM dan melaksanakan
PBKL dan PSB

G. SASARAN

Mempertimbangkan luas wilayah dan sebaran SMA maka program SMA Model SKM-PBKL-
PSB dimulai di 132 SMA yang tersebar di 33 provinsi dan akan dikembangkan secara
bertahap di sejumlah kabupaten/kota.

2010,Dit. Pembinaan SMA-Ditjen. Mandikdasmen 9-40


Konsep dan Strategi Implementasi Program SMA Model SKM-PBKL-PSB

BAB II
PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK
MODEL SKM-PBKL-PSB

A. PENGERTIAN

SMA Model SKM-PBKL-PSB adalah SMA yang telah memenuhi/hampir memenuhi 8


(delapan) SNP, menyelenggarakan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL), dan
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam proses pembelajaran dan
manajemen sekolah. SMA Model SKM-PBKL-PSB bukan pengkategorian SMA tetapi
merupakan strategi pembinaan untuk melaksanakan dan memenuhi SNP.

Model merupakan SMA yang dinilai mempunyai potensi dan kemampuan sebagai
prototype Sekolah Kategori Mandiri yang menyelenggarakan PBKL dan memanfaatkan TIK
dalam pembelajaran dan manajemen sekolah. Pengintegrasian PBKL pada SMA Model
tersebut merupakan bagian dari upaya untuk mewujudkan dan menunjukkan model
penyelenggaraan PBKL. Sedangkan pemanfaatan TIK di sekolah dalam bentuk Pusat
Sumber Belajar (PSB) merupakan model TIK untuk pembelajaran dan manajemen
sekolah. Keterkaitan 8 SNP, PBKL dan PSB dalam pengertian SMA Model SKM-PBKL-PSB
dapat dijelaskan dalam gambar berikut ini.

Standar
Penilaian

Standar
Standar
Kompetensi
Isi
Lulusan

Pusat
PBKL Sumber
Belajar

Standar
Proses

Standar
Standar Standar Standar
Pendidik dan
Pembiayaan Sarpras Pengelolaan
Tendik

Gambar 2. Komponen SMA Model SKM-PBKL-PSB

Keberadaan SMA Model SKM-PBKL-PSB sangat diperlukan sebagai bagian dari upaya untuk
meningkatkan mutu pendidikan di SMA melalui pemenuhan standar minimal pendidikan.
Oleh karena itu dalam pelaksanaanya SMA Model SKM-PBKL-PSB harus mendapat
dukungan internal sekolah dan menggali dukungan dari pemangku kepentingan lainnya.

2010,Dit. Pembinaan SMA-Ditjen. Mandikdasmen 10-40


Konsep dan Strategi Implementasi Program SMA Model SKM-PBKL-PSB

B. KARAKTERISTIK

Karakteristik adalah ciri atau tanda yang menjadi pembeda satu dengan lainnya. Pada
naskah ini yang dimaksud karakteristik adalah ciri atau tanda suatu SMA disebut sebagai
SMA Model SKM-PBKL-PSB untuk membedakan dengan istilah/model/program SMA
lainnya. Berdasarkan pengertian di atas, maka karakteristik dari SMA Model SKM-PBKL-
PSB adalah :
1. Memenuhi atau hampir memenuhi 8 (delapan) standar nasional pendidikan yaitu
Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Proses, Standar Pendidik dan
Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar
Pembiayaan, Standar Penilaian Pendidikan
2. Melaksanakan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL)
Pendidikan berbasis keunggulan lokal adalah pendidikan yang memanfaatkan
keunggulan lokal dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi informasi dan
komunikasi, ekologi dan lain-lain, yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan
kompetensi peserta didik (panduan pengembangan KTSP, BSNP). Sedangkan Dit.
Pembinaan SMA mengoperasionalkan konsep PBKL adalah pendidikan yang
diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan daerah dengan memanfaatkan berbagai
sumber seperti sumberdaya alam, sumberdaya manusia, geografis, budaya, historis
dan potensi daerah lainnya yang bermanfaat dalam proses pengembangan
kompetensi sesuai dengan potensi, bakat dan minat peserta didik.
3. Memanfaatkan dan mengembangkan teknologi informasi dan komunikasi dalam
proses pembelajaran dan manajemen administrasi sekolah.
Pemanfaatan TIK untuk pembelajaran di SMA dikembangkan salah satunya melalui
konsep Pusat Sumber Belajar. sistem pengelolaan yang terorganisir di sekolah
untuk menyusun, mengembangkan, dan menyediakan sumber belajar untuk
mendukung proses pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi.
4. Menerapkan Sistem Kredit Semester (SKS) sesuai dengan panduan yang diterbitkan
oleh BSNP (sambil menunggu dikeluarkannya ketentuan pelaksanaannya, maka
belum dibahas secara khusus dalam naskah ini)

C. PROFIL

Kata profil berasal dari bahasa Italia profilo dan profilare, yang berarti gambaran garis
besar atau kerangka. Pada naskah ini yang dimaksud dengan profil SMA Model SKM-PBKL-
PSB adalah pernyataan secara garis besar dalam bentuk persyaratan/kondisi yang
menggambarkan wujud SMA Model SKM-PBKL-PSB yang dituangkan dalam bentuk
komponen, aspek dan indikator. Profil SMA Model SKM-PBKL-PSB disusun mengacu pada
Permendiknas yang mengatur 8 (delapan) SNP yang memuat 8 (delapan) SNP. Berikut
adalah profil SMA Model SKM-PBKL-PSB secara umum, sedangkan profil secara rinci pada
Lampiran 1.
1. Standar Isi
a. Memiliki dokumen KTSP yang didukung dengan dokumen hasil analisis kontek
dan dokumen hasil analisis keunggulan lokal.
b. Dokumen KTSP telah dinyatakan berlaku oleh kepala sekolah dengan
pertimbangan dari komite sekolah dan diketahui oleh Dinas Pendidikan
Provinsi

2. Standar Kompetensi Lulusan


a. Pencapaian rata-rata KKM peserta didik per mata pelajaran ≥ 75%
b. NIlai kelulusan US minimal sama dengan KKM setiap mata pelajaran
c. Tingkat kelulusan 100%
d. Tingkat lulusan yang diterima di Perguruan Tinggi ≥ 75%

2010,Dit. Pembinaan SMA-Ditjen. Mandikdasmen 11-40


Konsep dan Strategi Implementasi Program SMA Model SKM-PBKL-PSB

3. Standar Proses
a. Melakukan dokumen perencanaan proses pembelajaran berupa silabus, RPP
dan bahan ajar yang disusun sesuai ketentuan dan telah mengintegrasikan
PBKL dan TIK
b. Melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan persyaratan rombongan
belajar (32 peserta didik), beban kerja minimal guru (24 jam tatap muka/
minggu), buku teks pelajaran, pengelolaan kelas,
c. Melaksanakan pembelajaran berdasarkan RPP dengan menerapkan
pendekatan tatap muka, kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur dengan memanfaatkan perpustakaan dan TIK
d. Melaksanakan pembelajaran PBKL yang terintegrasi dalam mata pelajaran
yang relevan/mulok/keterampilan
e. Melaksanakan dan melaporkan pengawasan proses pembelajaran dalam
bentuk pemantauan pembelajaran, supervisi pembelajaran, dan evaluasi
pembelajaran

4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan


a. Memiliki lebih dari 75% pendidik yang telah memenuhi kualifikasi akademik,
latar belakang pendidikan, sertifikasi profesi guru, kompetensi TIK dan
pengembangan bahan ajar
b. Memiliki tenaga kependidikan sekurang-kurangnya terdiri atas kepala sekolah,
tenaga administrasi, tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium yang telah
memenuhi persyaratan jenis, kualifikasi akademik dan kompetensi dibidang
TIK
c. Memiliki minimal 4 tenaga layanan khusus yaitu penjaga sekolah, tenaga
kebersihan, pengemudi, tukang kebun, pesuruh yang telah memenuhi
kualifikasi dan kompetensi.
5. Standar Sarana dan Prasarana
a. Memiliki minimum 3 rombongan belajar dan maksimum 27 rombongan belajar
b. Memiliki luas lahan sesuai persyaratan standar (Tabel 4.1 atau 4.2,
Permendiknas No. 24 tahun 2007) dan secara sah menempati lahan yang telah
disetujui untuk peruntukan sekolah
c. Semua bangunan gedung memenuhi persyaratan luas, keselamatan,
kesehatan, menyediakan fasilitas dan aksesibilitas bagi penyandang cacat,
kenyamanan, sistem keamanan, dan ketersediaan listrik sesuai kebutuhan,
serta terpelihara secara berkala
d. Memiliki prasarana sekurang-kurangnya adalah ruang kelas, ruang
perpustakaan, ruang laboratorium biologi, ruang laboratorium fisika, ruang
laboratorium kimia, ruang laboratorium komputer, ruang laboratorium
bahasa, ruang pimpinan, ruang guru, ruang tata usaha, tempat beribadah,
ruang konseling, ruang UKS, ruang organisasi kesiswaan, jamban, gudang,
ruang sirkulasi, dan tempat bermain/berolahraga, telah yang memenuhi
persyaratan luas dan kelengkapan sarana
e. Memiliki sarana pendukung PSB berupa berupa website dan perangkat audio
visual

6. Standar Pengelolaan
a. Memiliki dokumen perencanaan program berupa Rencana Kerja Jangka
Menengah (RKJM) dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKA-S) yang
dikembangkan berdasarkan visi, misi dan tujuan sekolah
b. Memiliki pedoman-pedoman (KTSP; kalender pendidikan/akademik; struktur
organisasi sekolah; pembagian tugas di antara guru; pembagian tugas di
antara tenaga kependidikan; peraturan akademik; tata tertib sekolah; kode
etik sekolah; biaya operasional sekolah) yang berfungsi sebagai petunjuk
pelaksanaan operasional dan struktur organisasi sekolah yang diuraikan secara
jelas dan transparan

2010,Dit. Pembinaan SMA-Ditjen. Mandikdasmen 12-40


Konsep dan Strategi Implementasi Program SMA Model SKM-PBKL-PSB

c. Melaksanakan rencana kerja bidang kesiswaan dalam bentuk memberikan


layanan konseling kepada peserta didik; melaksanakan kegiatan ekstra dan
kokurikuler untuk para peserta didik; melakukan pembinaan prestasi
unggulan; melakukan pelacakan terhadap alumni dan didukung dengan
tersedianya petunjuk proses penerimaan peserta didik
d. Melaksanakan rencana kerja bidang kurikulum dan kegiatan pembelajaran
berdasarkan persyaratan yang tertuang dalam KTSP, kalender pendidikan,
program pembelajaran, penilaian hasil belajar peserta didik, dan peraturan
akademik
e. Melaksanakan rencana kerja bidang pendidik dan tenaga kependidikan
meliputi pemberdayaan, pengangkatan, promosi, penempatan, dan
pendayagunaan
f. Melaksanakan rencana kerja bidang sarana dan prasarana meliputi
pemenuhan, pendayagunaan, pemeliharaan sarana dan prasarna, dan
pengelolaan perpustakaan, laboratorium, fasilitas fisik untuk kegiatan
ekstrakurikuler
g. Melaksanakan rencana kerja bidang keuangan dan pembiayaan mengacu
pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional
h. Melaksanakan rencana kerja bidang budaya dan lingkungan sekolah untuk
menciptakan suasana, iklim dan lingkungan pendidikan yang kondusif dengan
menerapkan tata tertib sekolah, dan kode etik sekolah
i. Melaksanakan rencana kerja bidang peran serta masyarakat dan kemitraan
sekolah dengan sasaran menjalin kemitraan dengan lembaga pemerintah dan
non-pemerintah, berkaitan dengan input, proses, output, dan pemanfaatan
lulusan.
j. Melaksanakan pengawasan pengelolaan sekolah dalam bentuk pemantauan,
supervisi, evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut hasil pengawasan
k. Melakukan evaluasi diri proses pembelajaran, program kerja Tahunan, KTSP,
pendayagunaan tenaga pendidik dan kependidikan secara periodik
l. Hasil akreditasi sekolah adalah A
m. Mempunyai kepemimpinan yang terdiri dari Kepala Sekolah dengan dibantu 3
Wakil Kepala Sekolah yang diangkat sesuai dengan ketentuan
n. Memiliki Sistem Informasi Manajemen (SIM) untuk mendukung administrasi
pendidikan yang efektif, efisien dan akuntabel dengan sumberdaya manusia
dan fasilitas yang efisien, efektif, dan mudah diakses
7. Standar Pembiayaan
a. Mengalokasikan dan memenuhi biaya investasi, biaya operasi, biaya personal
dan non personal
b. Memiliki program dan upaya sekolah menggali dan mengelola serta
memanfaatkan dana dari berbagai sumber
c. Membuat laporan pertanggung-jawaban secara akuntabel dan transparan
8. Standar Penilaian Pendidikan
a. Menerapkan prinsip-prinsip penilaian
b. Menerapkan teknik dan instrumen penilaian
c. Menerapkan mekanisme dan prosedur penilaian
d. Menerapkan penilaian oleh pendidik
e. Menerapkan penilaian oleh satuan pendidikan
9. Kesiapan Sekolah dan Dukungan Eksternal
a. Menyatakan kesiapan sebagai SMA Model SKM-PBKL-PSB dengan dukungan
penuh dari pendidik, tenaga kependidikan dan tenaga administrasi
b. Mengupayakan penggalangan dukungan dari eksternal sekolah seperti Komite
Sekolah, Dinas Pendidikan Provinsi, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota,
Perguruan Tinggi, LPMP/P4TK, asosiasi profesi, dan lain-lain

2010,Dit. Pembinaan SMA-Ditjen. Mandikdasmen 13-40


Konsep dan Strategi Implementasi Program SMA Model SKM-PBKL-PSB

BAB III
STRATEGI IMPLEMENTASI

A. TAHAPAN PELAKSANAAN PROGRAM

Pelaksanaan program SMA Model SKM-PBKL-PSB dilakukan secara terpadu, sitematis dan
berkelanjutan dengan melibatkan unsur Dit. Pembinaan SMA, Dinas Pendidikan Provinsi,
Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Sekolah dan pemangku kepentingan lainnya sesuai
dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing. SKM, PBKL, dan PSB merupakan satu
kesatuan program yang akan dicapai secara bersamaan oleh SMA Model SKM-PBKL-PSB.
SKM merupakan kategori memenuhi/hampir memenuhi SNP yang harus dicapai oleh
semua SMA dan merupakan induk dari program ini, sedangkan PBKL merupakan upaya
pemerintah untuk memberikan pembekalan pengetahuan/keterampilan dan PSB
merupakan tuntutan global dalam rangka mendapatkan sumber belajar yang bervariasi
dan mewujudkan pembelajaran berbasis TIK. Agar seluruh program dan kegiatan dapat
terlaksana secara efektif perlu adanya upaya dan aktivitas di sekolah yang dilakukan
secara sistematis dan berkelanjutan. Berikut ini acuan umum dalam pemenuhan SNP,
PBKL dan PSB yang harus dilakukan SMA Model SKM-PBKL-PSB mulai dari perencanaan,
pelaksanaan dan supervisi dan evaluasi :

Mempelajari Penguasaan
Permendiknas dan Memahami Substansi Strateg.
8 SNP Dokumen SNP Implement. 8 SNP

Analisis Kontek : 8 Kond. Ideal,


SNP, Satuan Pendk, Kond. Riil, dan
Lingkungan Kesenjangan
Instrumen
Analisis Kondisi Menyusun dan
Menetapkan Skala Rencana
Prioritas Tindak Lanjut

Juknis KTSP dan Menyusun


KTSP, RKJM KTSP, RKJM
Penyusunan
Program Kerja dan RKA-S dan RKA-S

KTSP, RKJM Pelaksanaan Peningkatan Profil


dan RKA-S Kegiatan Sekolah SKM-PBKL-PSB

Instrumen Supervisi Supervisi Hasil dan


dan Evaluasi dan Evaluasi Rekomendasi

Gambar 3. Alur strategi pelaksanaan program SMA Model SKM-PBKL-PSB

2010,Dit. Pembinaan SMA-Ditjen. Mandikdasmen 14-40


Konsep dan Strategi Implementasi Program SMA Model SKM-PBKL-PSB

Penjelasan alur di atas sebagai berikut :

1. Perencanaan

a. Pemahaman substansi 8 SNP

Operasionalisasi SNP sebagaimana dijelaskan dalam PP No. 19 Tahun 2005


tentang SNP tertuang dalam Permendiknas yang mengatur tentang 8 SNP
yaitu Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Proses, Standar
Pengelolaan, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan
Prasarana, Standar Pembiayaan, dan Standar Penilaian. Penguasaan isi 8 SNP
mutlak diperlukan baik oleh institusi pembina maupun sekolah sebagai dasar
untuk mempelajari konsep SMA Model SKM-PBKL-PSB. Oleh karena itu 8 SNP
harus dikuasai sampai menemukan indikator-indikator kunci yang harus
dipenuhi oleh satuan pendidikan.

Pada dasarnya pemahaman institusi pembina dan SMA Model SKM-PBKL-PSB


sudah tidak diragukan lagi. Namun berkaitan dengan program SMA Model ini
perlu didalami lebih lanjut indikator-indikator kunci 8 SNP yang harus
dipenuhi sekolah kaitannya dengan PBKL dan PSB. Pendalaman indikator
kunci 8 SNP tersebut dapat dilakukan melalui workshop maupun IHT baik
ditingkat pusat, provinsi, maupun kabupaten/kota. Sedangkan di tingkat
sekolah dapat dilakukan dengan strategi :
1). Membentuk tim/koordinator pengkajian 8 SNP dan PBKL
2). Mengidentifikasi sasaran yang ingin dicapai pada tiap Standar yang
dapat dilakukan melalui :
a). Workshop/IHT secara rutin yang melibatkan seluruh warga sekolah
b). Workshop/IHT MGMP Sekolah secara rutin
c). Mengundang narasumber/fasilitator dari Dinas Provinsi/Kab/Kota/
sekolah setempat secara periodik sesuai kebutuhan
d). Memanfaatkan sarana TIK melalui website, email, chatting yang
tersedia untuk berkomunikasi, berbagi informasi atau konsultasi
dengan pihak-pihak yang terkait, misalnya : BSNP, Direktorat
PSMA, atau Sekolah Lainnya.

b. Analisis Konteks

Prinsip dasar program SMA Model SKM-PBKL-PSB adalah meningkatkan


pemenuhan SNP sekolah dari kondisi saat ini menuju kondisi memenuhi/
hampir memenuhi SNP, sekaligus melaksanakan PBKL dan meningkatkan
pemanfaatan TIK untuk pembelajaran dan manajemen sekolah. Peningkatan
pemenuhan SNP tersebut dilakukan berdasarkan kesenjangan antara kondisi
nyata sekolah saat ini dengan kondisi yang diharapkan sebagaimana di
syaratkan dalam SNP. Oleh karena itu langkah pertama yang harus dilakukan
adalah melakukan identifikasi kondisi sekolah saat ini untuk mengetahui
tingkat pemenuhan indikator-indikator 8 SNP, PBKL dan PSB dalam bentuk
keberhasilan, kekurangan, dan permasalahan.

Keberhasilan menggambarkan indikator 8 SNP yang telah memenuhi/hampir


memenuhi SNP dan merupakan modal awal yang harus dipertahankan dan
dikembangkan oleh sekolah untuk masa yang akan datang. Kekurangan adalah
indikator 8 SNP yang belum memenuhi/hampir memenuhi 8 SNP dan
merupakan kondisi yang harus ditingkatkan sampai mencapai memenuhi/
hampir memenuhi 8 SNP selambat-lambatnya 7 tahun sejak dikeluarkannya
PP No. 19 Tahun 2005 yaitu tahun 2013. Sedangkan permasalahan adalah
segala sesuatu yang menyebabkan belum terpenuhinya 8 SNP.

2010,Dit. Pembinaan SMA-Ditjen. Mandikdasmen 15-40


Konsep dan Strategi Implementasi Program SMA Model SKM-PBKL-PSB

SMA Model SKM-PBKL-PSB meruapakan SMA program rintisan SKM, PBKL dan
PSB Tahun sebelumnya sehingga data identifikasi kondisi awal sekolah dapat
menggunakan data dan informasi hasil supervisi dan evaluasi RSKM/RSSN
tahun 2009 yang dilakukan Dit. Pembinaan SMA. Sedangkan bagi SMA yang
belum dilakukan supervisi dan evaluasi maka data identifikasi kondisi awal
menggunakan hasil verifikasi calon SMA Model SKM-PBKL-PSB tahun 2010 yang
dilakukan oleh Dit. Pembinaan bersama-sama Dinas Pendidikan Provinsi dan
Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

c. Penetapan skala prioritas

Identifikasi kondisi awal sekolah akan menghasilkan sejumlah data dan


informasi tentang keberhasilan, kekurangan dan permasalahan dalam
pemenuhan SNP, pelaksanaan PBKL dan pemanfaatan TIK untuk pembelajaran
dan manajemen sekolah. Berbekal data dan infomasi tersebut maka dilakukan
analisis kekurangan dan permasalahan berdasarkan tingkat kemendesakan
dan kepentingannya. Analisis menghasilkan daftar kekurangan dan
permasalahan yang perlu diselesaikan berdasarkan skala prioritas. Penetapan
skala prioritas memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1). Standar yang memiliki ketercapaian tinggi, dengan memanfaatkan
sumber daya yang tersedia di sekolah, baik tenaga, sarana prasarana
maupun pembiayaan
2). Standar yang pengelolaan dan penyelenggaraannya sepenuhnya menjadi
kewenangan sekolah (sesuai prinsip MBS) dan tidak tergantung pada
kebijakan daerah atau pusat
3). Standar yang berkaitan langsung pada proses pembelajaran (Standar Isi,
Standar Kompetesi Lulusan, Standar Proses, Standar Pengelolaan, dan
Standar Penilaian)

d. Penyusunan KTSP, RKJM dan RKA-S

Mengacu pada hasil analisis kondisi dan penetapan skala prioritas, sekolah
menyusun atau menyempurnakan rencana kerja sekolah berupa Rencana
Kerja Jangka Menengah (RKJM) empat Tahunan dan Rencana Kegiatan dan
Anggaran Sekolah (RKA-S) satu Tahunan. RKJM dan RKA-S memuat kegiatan-
kegiatan pemenuhan 8 SNP termasuk didalamnya pemenuhan PBKL dan PSB
sebagaimana skala prioritas yang telah ditetapkan dengan
mempertimbangkan sasaran per standar sebagai berikut :

1). Standar Isi (SI)

Standar Isi merupakan salah satu acuan utama bagi satuan pendidikan
dalam mengembangkan kurikulum yang selanjutnya disebut Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Terkait dengan fungsi kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran maka substansi kurikulum SMA Model SKM-PBKL-
PSB harus menggambarkan seluruh program yang diselenggarakan oleh
sekolah termasuk PBKL dan pemanfaatan TIK dalam pembelajaran dan
menajemen sekolah yang diprioritaslan pada pembelajaran. KTSP yang
sudah dimiliki sekolah perlu dikembangkan lagi dengan memasukkan
unsur PBKL dan TIK untuk pembelajaran dan manajemen sekolah.

2). Standar Kompetensi Lulusan (SKL)

SKL terdiri atas SKL satuan pendidikan, SKL kelompok mata pelajaran,
dan SKL mata pelajaran, selain merupakan salah satu acuan utama
2010,Dit. Pembinaan SMA-Ditjen. Mandikdasmen 16-40
Konsep dan Strategi Implementasi Program SMA Model SKM-PBKL-PSB

dalam pengembangan KTSP juga digunakan sebagai pedoman penilaian


dalam menentukan kelulusan peserta didik. Oleh karena itu substansi
SKL harus menjadi acuan bagi sekolah dalam mengembangkan visi, misi,
tujuan dan program kerja termasuk di dalamnya PBKL dan pemanfaatan
TIK. Hal ini dimaksudkan agar sekolah dapat menyiapkan proses
pemenuhan SKL peserta didik yang akan diukur melalui penilaian oleh
pendidik, satuan pendidikan dan pemerintah. Keberhasilan
pembelajaran salah satunya diawali dari pemahaman fungsi ketiga SKL
di atas. Oleh karena itu SMA Model SKM-PBKL-PSB harus melakukan
pengkajian kembali terhadap tingkat pemanfaatan ketiga SKL tersebut
dalam KTSP, proses pembelajaran, dan penilaian penilaian hasil belajar
dengan mempertimbangkan integrasi PBKL dan TIK untuk pembelajaran.

3) Standar Proses

Standar Proses selain merupakan salah satu acuan utama dalam


pengembangan KTSP juga merupakan acuan bagi satuan pendidikan
untuk melaksanakan pembelajaran dalam mencapai kompetensi lulusan.
Standar Proses mencakup perencanaan proses pembelajaran,
pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajar, dan
pengawasan proses pembelajaran. Agar proses pembelajaran dapat
terlaksana secara efektif dan mendapatkan hasil yang optimal
diperlukan adanya keterpaduan terhadap keseluruhan proses mulai dari
perencanaan sampai dengan pengawasan.

Perencanaan pembelajaran meliputi silabus dan RPP yang memuat mata


pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian
kompt, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar dan
sumber belajar. RPP disusun dengan mengakomodasi pembelajaran
tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar dan
keragaman budaya, dan mempertimbangkan penerapan TIK secara
terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan


sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran
pada setiap satuan pendidikan harus interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang dan memotifasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreatifitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Dalam standar proses dijelaskan bahwa salah satu aspek yang perlu
diperhartikan dam merancang dan melaksanakan pembelajaran antara
lain adalah bakat, potensi, latar belakang budaya, norma, nilai, dan
atau lingkungan peserta didik. Hal ini sejalan dengan pendekatan
pembelajaran pendidikan berbasis keunggulan lokal. Dengan demikian
program PBKL harus terintegrasi sebagai satu kesatuan dalam proses
pembelajaran pada SMA Model SKM-PBKL-PSB. Di samping itu untuk
membantu siswa dalam meningkatkan intelektual, kreatifitas dan
membangkitkan minat, motivasi belajar, dan sekaligus meningkatkan
efektifitas pembelajaran dapat dilakukan dengan menerapkan TIK.
Konsekuensinya maka SMA Model SKM-PBKL-PSB harus melakukan
pengembangan terhadap silabus, RPP, bahan ajar dan pelaksanaan
pembelajaran dengan mengintegrasikan PBKL dan TIK untuk
pembelajaran.

2010,Dit. Pembinaan SMA-Ditjen. Mandikdasmen 17-40


Konsep dan Strategi Implementasi Program SMA Model SKM-PBKL-PSB

4). Standar Pengelolaan

Standar Pengelolaan berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan


pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan,
kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan
efektivitas penyelenggaraan pendidikan. Pemenuhan Standar
Pengelolaan bagi SMA Model menjadi salah satu prioritas utama yang
dititik beratkan pada pemantapan visi, misi dan tujuan sekolah;
penguatan program kerja sekolah (RKJM dan RKA-S); pemenuhan
pedoman-pedoman pengelolaan sekolah; pemantapan pelaksanaan
program kesiswaan; peningkatan kompetensi pendidik khususnya
dibidang TIK dan konten pembelajaran; penguatan budaya dan
lingkungan sekolah, dan peningkatan sistem pengawasan.

5). Standar Sarana dan Prasarana

Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang


berkaitan dengan kriteria minimal tentang satuan pendidikan, lahan,
bangunan gedung, dan kelengkapan prasarana dan sarana (ruang kelas,
ruang perpustakaan, ruang laboratorium biologi, ruang laboratorium
fisika, ruang laboratorium kimia, ruang laboratorium komputer, ruang
laboratorium bahasa, ruang pimpinan, ruang guru, ruang tata usaha,
tempat beribadah, ruang konseling, ruang UKS, ruang organisasi
kesiswaan, jamban, gudang, ruang sirkulasi, tempat bermain/
berolahraga). Mempertimbangkan bahwa sarana dan prasarana
merupakan standar yang membutuhkan pendanaan yang relative besar,
maka pemenuhannya diprioritaskan sarana dan prasarana yang secara
langsung mendukung proses pembelajaran yaitu prasarana dan sarana
ruang kelas, perpustakaan, dan semua jenis laboratorium. Sarana dan
prasarana lainnya dipenuhi kemudian secara bertahap.

6). Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Standar pendidik dan tenaga kependidikan mencakup kualifikasi dan


kompetensi serta kesesuaian pendidikan dengan mata peajaran yang
diajarkan. Pemenuhan kompetensi guru menjadi prioritas utama
khususnya pada kompetensi pembelajaran, penilaian, dan penguasaan
TIK untuk pembelajaran. Selanjutnya adalah pemenuhan tenaga
perpustakaan dan laboran dengan prioritas memberdayakan dan
meningkatkan kompetensi tenaga yang sudah ada.

7). Standar Pembiayaan

Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan


besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu
Tahun. Permasalahan umum pemenuhan standar pembiayaan adalah
keterbatasan ketersediaan dana oleh pemerintah dan pemerintah
daerah. Oleh karena itu perlu digalakan penggalian dana dari pihak
ketiga untuk keperluan operasional pendidikan dengan tetap
mengedepankan ketentuan yang mengatur tentang pembiayaan sekolah.

2010,Dit. Pembinaan SMA-Ditjen. Mandikdasmen 18-40


Konsep dan Strategi Implementasi Program SMA Model SKM-PBKL-PSB

8). Standar Penilaian

Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang


berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil
belajar peserta didik. Pemenuhan standar penilaian diprioritaskan pada
penerapan penilaian hasil belajar oleh pendidik dan satuan pendidikan
sesuai dengan prinsip, mekanisme dan prosedur. Sekolah harus
menyiapkan semua instrumen penilaian sesuai persyaratan substansi,
konstruksi dan bahasa.

e. Pelaksanaan kegiatan

1). Kegiatan SMA Model SKM-PBKL-PSB dilaksanakan berdasarkan rencana


kerja Tahunan (RKA-S) oleh penanggung jawab kegiatan
2). SNP, PBKL dan PSB merupakan satu kesatuan kegiatan yang terintegrasi,
namun agar efektif pelaksanaannya dikelola oleh masing-masing tim
dibawah koordinasi dan kendali Kepala Sekolah dengan dibantu oleh
para Wakil Kepala Sekolah
3). Pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai dengan rencana yang sudah
ditetapkan perlu mendapat persetujuan rnelalui rapat dewan pendidik
dan komite sekolah
4). Kepala Sekolah mempertanggungjawabkan pelaksanaan pengelolaan
bidang akademik pada rapat dewan pendidik dan bidang non akademik
pada rapat komite sekolah dalam bentuk laporan pada akhir Tahun
ajaran yang disampaikan sebelum penyusunan rencana kerja Tahunan
berikutnya
5). Memberikan layanan konsultasi dan bimbingan teknis kepada SMA lain
disekitarnya dalam pemenuhan SNP, pelaksanaan PBKL dan PSB

f. Supervisi dan Evaluasi

1). Supervisi dan evaluasi dilaksanakan oleh internal dan eksternal sekolah
sebagai pengendalian proses dan penilaian hasil pelaksanaan kegiatan
sekolah
2). Supervisi internal dilakukan terhadap pengelolaan akademik secara
teratur dan berkelanjutan oleh kepala sekolah sedangkan supervisi
eksternal dilakukan oleh pengawas.
3). Evaluasi internal dilakukan dalam bentuk :
a). Evaluasi diri terhadap kinerja sekolah untuk mengukur, menilai
kinerja, dan melakukan perbaikan dalam rangka pelaksanaan SNP
dalam bentuk evaluasi proses pembelajaran sekurang-kurangnya 2
kali dalam seTahun dan program kerja tahunan sekurang-
kurangnya 1 kali dalam setahun.
b). Evaluasi dan pengembangan KTSP dilakukan secara berkala untuk
merespon perubahan kebutuhan peserta didik dan masyarakat,
serta perubahan sistem pendidikan, maupun perubahan sosial
c). Evaluasi pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan
meliputi kesesuaian penugasan dengan keahlian, keseimbangan
beban kerja, dan kinerja pendidik dan tenaga kependidikan dalam
pelaksanaan tugas
4). Supervisi dan evaluasi eksternal dilakukan oleh Dit. Pembinaan SMA,
Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan baik secara bersama-
sama maupun sendiri-sendiri untuk memantau perkembangan proses dan
menilai kinerja sekolah untuk 8 SNP.

2010,Dit. Pembinaan SMA-Ditjen. Mandikdasmen 19-40


Konsep dan Strategi Implementasi Program SMA Model SKM-PBKL-PSB

B. PENGORGANISASIAN

SMA Model SKM-PBKL-PSB secara nasional dibina bersama oleh Direktorat Pembinaan
SMA, Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dengan
melibatkan lembaga terkait dengan pengorganisasian sebagai berikut :

Koordinasi dan
Koordinasi dan sinkronisasi
sinkronisasi program
program 1. Kebijakan SMA Model SK-PBKL-PSB pembinaan
pembinaan 2. Pedoman-pedoman SMA Model SKM-PBKL-PSB SMA Model
SMA Model
3. Bimtek pengembangan program SMA Model
SKM-PBKL-PSB
4. Pemberi dan bantuan block grant
5. Supervisi dan evaluasi
1. Rekomendasi 1. Rekomendasi penetapan
penetapan SMA Model SMA Model SKM-PBKL-PSB
SKM-PBKL-PSB 2. Bantuan teknis,
Koordinasi dan sinkronisasi program pembinaan SMA Model
2. Bantuan teknis, manajerial, pendanaan
manajerial, pendanaan pemenuhan profil SMA
pemenuhan profil SMA Model SKM-PBKL-PSB
Model SKM-PBKL-PSB 3. Pemantauan, supervisi
3. Pemantauan, supervisi dan evaluasi proses
dan evaluasi proses dan hasil pelaksanaan
dan hasil pelaksanaan program SMA Model
program SMA Model SKM-PBKL-PSB
SKM-PBKL-PSB 4. Perluasan sasaran SMA
4. Perluasan sasaran SMA Koordinasi dan sinkronisasi program pembinaan SMA Model Model SKM-PBKL-PSB
Model SKM-PBKL-PSB secara mandiri
secara mandiri

Perguruan Tinggi/P4TK/LPMP/Dewan Pendidikan


dan Pemangku Kepentingan lainnya antara lain :
Koordinasi dan
1. Kemitraan
Koordinasi dan
sinkronisasi 2. Pendampingan sinkronisasi
program 3. Konsultasi, koordinasi program
pembinaan
4. Narasumber pembinaan
SMA Model SMA Model
5. Bantuan material pembelajaran

Gambar 4. Pengorganisasian SMA Model SKM-PBKL-PSB

Penjelasan Gambar 4 di atas sebagai berikut :


1. Direktorat Pembinaan SMA

Direktorat Pembinaan SMA sebagai pengelola dan pembina program SMA Model
SKM-PBKL-PSB secara nasional dengan tugas sebagai berikut :
a. Menetapkan kebijakan program SMA Model SKM-PBKL-PSB
b. Menetapkan jumlah, sebaran dan nama SMA Model SKM-PBKL-PSB dengan
mempertimbangkan rekomendasi Dinas Pendidikan Provinsi
c. Menyusun perangkat pendukung pelaksanaan program SMA Model SKM-PBKL-
PSB
d. Mensosialisasikan konsep dan strategi implementasi program SMA Model SKM-
PBKL-PSB kepada Dinas Pendidikan Provinsi, Kabupaten/Kota dan SMA sasaran
e. Memberikan bimbingan teknis dalam perencanaan dan pelaksanaan program
kerja SMA Model SKM-PBKL-PSB
f. Memberikan dana bantuan block grant SMA Model SKM-PBKL-PSB sesuai
dengan kemampuan anggaran pemerintah
g. Melaksanakan supervisi dan evaluasi pencapaian profil SMA Model SKM-PBKL-
PSB

2010,Dit. Pembinaan SMA-Ditjen. Mandikdasmen 20-40


Konsep dan Strategi Implementasi Program SMA Model SKM-PBKL-PSB

2. Dinas Pendidikan Provinsi

Dinas Pendidikan Provinsi sebagai pembina SMA Model SKM-PBKL-PSB di wilayahnya


dengan tugas sebagai berikut :
a. Menerapkan kebijakan program SMA Model SKM-PBKL-PSB
b. Mengusulkan SMA Model SKM-PBKL-PSB kepada Dit. Pembinaan SMA sesuai
kriteria dan kuota yang ditetapkan atas rekomendasi dan persetujuan Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota
c. Berperan dalam penyusunan dan pengembangan perangkat pendukung
pelaksanaan program SMA Model SKM-PBKL-PSB
d. Memberikan bimbingan teknis dan manajerial serta alokasi pendanaan dalam
rangka pemenuhan profil SMA Model SKM-PBKL-PSB mulai dari perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi
e. Menambah jumlah SMA Model SKM-PBKL-PSB secara mandiri

3. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota

Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota sebagai pembina SMA Model SKM-PBKL-PSB di


wilayahnya dengan tugas sebagai berikut :
a. Menerapkan kebijakan program SMA Model SKM-PBKL-PSB
b. Merekomendasikan usulan SMA Model SKM-PBKL-PSB atas permintaan Dinas
Pendidikan Provinsi
c. Berperan dalam penyusunan dan pengembangan perangkat pendukung
pelaksanaan program SMA Model SKM-PBKL-PSB
d. Memberikan bimbingan teknis dan manajerial serta alokasi pendanaan dalam
rangka pemenuhan profil SMA Model SKM-PBKL-PSB mulai dari perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi
e. Menambah jumlah SMA Model SKM-PBKL-PSB secara mandiri

4. Sekolah

SMA Model SKM-PBKL-PSB merupakan pelaksana program dengan tugas sebagai


berikut:
a. Menyusun program kerja 4 Tahun dan 1 Tahun pelaksanaan SMA Model SKM-
PBKL-PSB
b. Menetapkan target pencapaian per Tahun dan 3 Tahun
c. Berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota dalam perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan proses dan
hasil program kerja
d. Melaksanakan program kerja Tahunan seusai kesepakatan dengan Dit.
Pembinaan SMA
e. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan dan pengggunaan dana bantuan block
grant sesuai dengan ketentuan yang berlaku
f. Melaporan proses dan hasil pelaksanaan program kerja SMA Model SKM-PBKL-
PSB secara periodik kepada Dit. Pembinaan SMA, Dinas Pendidikan Provinsi
dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota

5. Dukungan Eksternal

Dukungan eksternal adalah peran serta pemangku kepentingan pendidikan di SMA


yang diharapkan dapat membantu dalam pelaksanaan dan pemenuhan SNP sesuai
dengan kebutuhan sekolah seperti dari Perguruan Tinggi, P4TK, LPMP, dan lain-
lain. Dukungan dapat diberikan dalam bentuk kemitraan, pendampingan,
konsultasi, koordinasi, narasumber, bantuan material pembelajaran dan
sejenisnya.

2010,Dit. Pembinaan SMA-Ditjen. Mandikdasmen 21-40


Konsep dan Strategi Implementasi Program SMA Model SKM-PBKL-PSB

C. PROGRAM PEMBINAAN

Program pembinaan SMA Model SKM-PBKL-PSB dirancang untuk 3 Tahun mulai 2010-2012
dengan alur kegiatan sebagai berikut :

Penyusunan Sosialisasi, Asistensi


Verifikasi Calon Draf Program dan Sinkronisasi Prog
SMA Model SKM- SMA Model SKM- SMA Model SKM-
PBKL-PSB PBKL-PSB PBKL-PSB
§ Mengidentifikasi kondisi sekolah berda Penyusunan draf program SMA Model § Sosialisasi konsep, substansi dan
sarkan pemenuhan 8 SNP, pelaksanaan SKM-PBKL-PSB RKJM dan RKA-S strategi implementasi
PBKL, pelaksanaan pembelajaran § Sinkronisasi RKJM dan RKA-S
berbasis TIK § Penyusunan rencana penggunaan
§ Data dan informasi kesenjangan antara dana bantuan block grant
kondisi nyata dengan kondisi diharapkan § Penandatanganan MoU dana bantuan
(profil SMA Model SKM-PBKL-PSB) block grant
§ Terpilih 132 SMA Model SKM-PBKL-PSB

Supervisi Pelaksanaan Program Pemberian Dana


dan Evaluasi Kerja 1 Tahun dan Bantuan Block Grant
SMA Model SKM- Dana Bantuan SMA Model SKM-
PBKL-PSB Block Grant PBKL-PSB
§ Penyaluran oleh Dit. Pemb. SMA
§ Besaran disesuaikan dengan
kemampuan anggaran Pemerintah
Bantuan Teknis, § Periode pertanggungjawaban untuk
Ketercapaian 1 Tahun pelajaran (Juli Tahun
Profil SMA Model Manajerial, dan penerimaan s.d Juni Tahun
SKM-PBKL-PSB Pendanaan Dinas berikutnya
§ Penggunaan dan pertanggung
Pendk. Prov/Kab/Kot jawaban mengikuti ketentuan yang
Target hasil pada Tahun ke 3 (2012) : berlaku
Keterlibatan Dinas Pend. Prov dan
132 SMA berkategori Siap SKM dan Kab/Kota sesuai dengan tugas dan
berkategori Sangat Baik untuk PBKL dan tanggungjawabnya dalam pembinaan SMA
PSB yang dapat digunakan sebagai patok untuk percepatan pemenuhan SNP,
duga (benchmark) bagi SMA lain pelaksanaan PBKL, pembelajaran berbasis
disekitarnya TIK dan KTSP

Gambar 5. Alur Program Pembinaan SMA Model SKM-PBKL-PSB

Penjelasan Gambar 5 di atas sebagai berikut :

1. Verifikasi calon SMA Model SKM-PBKL-PSB

Verifikasi merupakan kegiatan pengumpulan data dan informasi terhadap calon


SMA Model SKM-PBKL-PSB yang digunakan untuk menilai kondisi serta identifikasi
keberhasilan, hambatan dan permasalahan sekolah. Kontek verifikasi adalah 8
(delapan) SNP, PBKL, pembelajaran berbasis TIK (PSB) dan KTSP. Sasaran verifikasi
adalah SMA yang telah ditetapkan oleh Dit. Pembinaan SMA sebagai calon SMA
Model SKM-PBKL-PSB karena telah memenuhi kriteria umum. Verifikasi akan
menghasilkan nilai dan kategori yang digunakan untuk :

a. Penetapan kelayakan sebagai SMA Model SKM-PBKL-PSB

Hasil verifikasi berupa nilai dan kategori digunakan oleh Dit. Pembinaan SMA
untuk menetapkan SMA Model SKM-PBKL-PSB berdasarkan ketentuan yang
ditetapkan oleh Dit. Pembinaan SMA.

2010,Dit. Pembinaan SMA-Ditjen. Mandikdasmen 22-40


Konsep dan Strategi Implementasi Program SMA Model SKM-PBKL-PSB

b. Penyusunan program kerja SMA Model SKM-PBKL-PSB dalam bentuk RKJM dan
RKA-S

Hasil verifikasi berupa pencapaian skor setiap indikator dan permasalahan


digunakan oleh sekolah untuk menyusun RKJM dan RKA-S.

c. Penetapan strategi pembinaan oleh Dit. Pembinaan SMA, Dinas Pendidikan


Provinsi, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota atau pemangku kepentingan
lainnya.

Keseluruhan hasil verifikasi digunakan oleh Dit. Pembinaan SMA, Dinas


Pendidikan Provinsi, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan pemangku
kepentingan lainnya untuk menetapkan bentuk pembinaan.

Kegiatan verifikasi diorganisasikan oleh Dit. Pembinaan SMA mulai dari penyusunan
instrumen, pembekalan petugas, penetapan petugas, penjadwalan dan
pembiayaannya. Perangkat verifikasi berupa panduan, instrumen, pengolahan hasil
dan pelaporan akan dijelaskan dalam naskah yang terpisah.

2. Penyusunan draf program SMA Model SKM-PBKL-PSB

Sekolah yang telah ditetapkan sebagai SMA Model SKM-PBKL-PSB diwajibkan untuk
menyusun draf RKJM dan RKA-S mengacu pada hasil verifikasi. Program kerja
dimaksud dirancang secara khusus dalam rangka untuk mencapai target program
SMA Model SKM-PBKL-PSB yaitu pemenuhan SNP, pelaksanaan PBKL, dan
pemanfaatan TIK dalam pembelajaran dan administrasi sekolah. RKJM disusun
dalam bentuk pokok-pokok program dan target pencapaian akhir. Seluruh sekolah
diharapkan pada akhir pembinaan tahun ketiga telah mencapai kategori Siap SKM
untuk pencapaian 8 SNP, dan berkategori Amat Baik untuk pelaksanaan
pembelajaran berbasis keunggulan lokal, dan pemanfaatan TIK dalam
pembelajaran dan manajemen sekolah. Selanjutnya RKJM tersebut dijabarkan
menjadi RKA-S yang didalamnya sudah memuat informasi tentang jenis kegiatan,
sasaran, indikator hasil, jadwal, penanggung jawab dan biaya. RKA-S dimulai pada
bulan Juli sampai dengan Juni tahun berikutnya.

3. Sosialisasi, asistensi dan sinkronisasi program SMA Model SKM-PBKL-PSB

Program SMA Model SKM-PBKL-PSB melibatkan Dinas Pendidikan Provinsi, Dinas


Pendidikan Kabupaten/Kota dan Sekolah, sehingga konsep dan strategi
implementasi program tersebut harus diketahui, dipahami dan dilaksanakan secara
bersama-sama. Agar kondisi tersebut terjadi maka konsep dan strategi
implementasi SMA Model SKM-PBKL-PSB disosialisasikan kepada ketiga mitra
tersebut melalui kegiatan workshop. Khusus bagi SMA Model SKM-PBKL-PSB juga
dilakukan penyamaan substansi program kerja sekolah antara Dit. Pembinaan SMA
dengan sekolah melalui kegiatan asistensi dan sinkronisasi program kerja sekolah.

4. Pemberian dana bantuan block grant

Berdasarkan program kerja yang telah disepakati pada kegiatan asistensi dan
sinkronisasi program, maka Dit. Pembinaan SMA memberikan dana bantuan block
grant terhadap kegiatan-kegiatan tertentu sesuai ketentuan dan kesepakatan
bersama antara Dit. Pembinaan SMA dan sekolah. Block grant direncanakan akan
dialokasikan untuk 3 tahun (2010 s.d 2012) dengan jumlah disesuaikan kemampuan
dan ketersediaan dana pemerintah pada tahun yang bersangkutan. Panduan
penggunaan dana block grant akan dijelaskan pada dokumen terpisah.

2010,Dit. Pembinaan SMA-Ditjen. Mandikdasmen 23-40


Konsep dan Strategi Implementasi Program SMA Model SKM-PBKL-PSB

5. Pelaksanaan RKA-S dan dana bantuan block grant

RKA-S dilaksanakan mulai bulan Juli sampai dengan Juni tahun berikutnya.
Pelaksanaan program kerja termasuk didalamnya program yang dibiayai oleh dana
bantuan block grant. Proses dan hasil pelaksanaan program kerja dilaporkan
kepada Dit. Pembinaan SMA dengan tembusan kepada Dinas Pendidikan Provinsi
dan Kabupaten/Kota, termasuk laporan penggunaan dana bantuan block grant.

6. Bantuan teknis, manajerial, dan pendanaan Dinas Pendidikan Prov/Kab/Kota

Pemerintah daerah melalui Dinas Pendidikan Provinsi memberikan bantuan teknis,


manajerial dan pendanaan sesuai dengan program SMA Model RSKM/RSSN sesuai
dengan perannya sebagaimana diatur dalam PP No. 19 Tahun 2005, Pasal 50, butir
4 dan 5 sebagai berikut :
a. Pemerintah Provinsi melakukan koordinasi atas penyelenggaraan pendidikan,
pengembangan tenaga kependidikan, dan penyediaan fasilitas
penyelenggaraan pendidikan lintas daerah Kabupaten/Kota untuk tingkat
pendidikan dasar dan menengah
b. Pemerintah Kabupaten/Kota mengelola pendidikan dasar dan pendidikan
menengah, serta satuan pendidikan yang berbasis keunggulan lokal.

7. Supervisi dan evaluasi SMA Model SKM-PBKL-PSB

Supervisi dan evaluasi merupakan kegiatan pengumpulan data dan informasi


sekaligus penilaian perkembangan pencapaian profil SMA Model SKM-PBKL-PSB
yaitu pencapaian kondisi memenuhi/hampir memenuhi SNP, pelaksanaan PBKL,
dan pemanfaatan TIK dalam pembelajaran dan manajemen sekolah. Hasil supervisi
dan evaluasi merupakan umpan balik bagi Dit. Pembinaan SMA dan Dinas
Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk perbaikan dan pengembangan
pembinaan dan bagi sekolah untuk perbaikan perencanaan dan pelaksanaan
program kerja SMA Model SKM-PBKL-PSB. Panduan dan instrumen supervisi dan
evaluasi dijelaskan dalam dokumen terpisah.

8. Ketercapaian profil SMA Model SKM-PBKL-PSB

Pada Tahun ke 3 yaitu Tahun 2012/2013 seluruh SMA Model SKM-PBKL-PSB telah
mencapai profil yang diharapkan dengan kategori Siap SKM untuk pencapaian SNP
dan kategori Sangat Baik untuk keterlaksanaan PBKL dan PSB.

2010,Dit. Pembinaan SMA-Ditjen. Mandikdasmen 24-40


Konsep dan Strategi Implementasi Program SMA Model SKM-PBKL-PSB

D. TAHAPAN PEMBINAAN

Pembinaan SMA Model SKM-PBKL-PSB diprogramkan akan dilaksanakan untuk 3 Tahun


mulai Tahun 2010-2012 dengan tahapan pembinaan sebagai berikut :

2010 : Penataan 2011:Pengembangan 2012 : Pemantapan


Tingkat Nasional : Tingkat Nasional : Tingkat Nasional :
1. Penyusunan perangkat 1. Pengembangan perangkat 1. Koordinasi pembinaan
pendukung pendukung tingkat provinsi dan kab/
2. Pemilihan dan penetapan 2. Koordinasi pembinaan kota
132 SMA (verifikasi) tingkat prov dan kab/ kota 2. Asistensi dan sikronisasi
3. Sosialisasi tingkat provinsi 4. Asistensi dan sikronisasi program kerja sekolah
dan kab/kota program kerja sekolah 3. Pemberian dana block grant
4. Asistensi dan sikronisasi 5. Pemberian dana block grant 4. Supervisi dan evaluasi
program kerja sekolah 6. Supervisi dan evaluasi 5. Pemantapan implementasi
5. Pemberian dana block grant 7. Pengembangan implementasi PBKL, KTSP dan PSB dalam
6. Pengembangan PSB PBKL, KTSP dan PSB bentuk peningkatan kualitas
7. Supervisi dan evaluasi
Tingkat Provinsi : Tingkat Provinsi :
Tingkat Provinsi : 1. Pembinaan manajerial dan 1. Pembinaan manajerial dan
1. Rekomendasi calon SMA teknis SMA Model secara teknis SMA Model secara
Model terprogram dengan terprogram dengan
2. Sosialisasi program mengalokasikan sumber dana mengalokasikan sumber dana
pembinaan SMA Model sesuai kebutuhan sekolah sesuai kebutuhan sekolah
3. Pembinaan manajerial dan 2. Koordinasi pembinaan 2. Koordinasi pembinaan
teknis SMA Model dengan Dinas Pendk. Kab/ dengan Dinas Pendk.
4. Supervisi dan evaluasi Kota dan pemangku Kab/Kota dan pemangku
kepentingan lainnya kepentingan lainnya
Tingkat Kabupaten/Kota : 3. Supervisi dan evaluasi 3. Supervisi dan evaluasi
1. Rekomendasi calon SMA 4. Perluasan SMA Model 4. Perluasan SMA Model
Model
2. Sosialisasi program Tingkat Kabupaten/Kota : Tingkat Kabupaten/Kota :
pembinaan SMA Model 1. Pembinaan manajerial dan 1. Pembinaan manajerial dan
3. Pembinaan manajerial dan teknis SMA Model secara teknis SMA Model secara
teknis SMA Model terprogram dengan terprogram dengan
4. Supervisi dan evaluasi mengalokasikan sumber dana mengalokasikan sumber dana
sesuai kebutuhan sekolah sesuai kebutuhan sekolah
Tingkat Sekolah : 2. Koordinasi pemb. dengan 2. Koordinasi pembinaan
1. Penyusunan program kerja 3 Dinas Pendk. Kab/Kota dan dengan Dinas Pendk. Prov
Tahun (2010) s.d 2012 dan 1 pemangku kepentingan dan pemangku kepentingan
Tahun (2010) dengan lainnya lainnya
prioritas pada SI, SKL, 3. Supervisi dan evaluasi 3. Supervisi dan evaluasi
standar proses, standar 4. Perluasan SMA Model 4. Perluasan SMA Model
pengelolaan, standar penil.,
standar pendidik dan tendik Tingkat Sekolah : Tingkat Sekolah :
2. Mensosialisasikan program 1. Penyusunan program 2011 1. Penyusunan program 2012
SMA Model dan mengupaya dengan prioritas pada SI, dengan prioritas pada
kan dukungan pemangku SKL, standar proses, standar standar isi, SKL, standar
kepentingan untuk menjadi pengelolaan, standar penil., proses, standar pengelolaan,
bagian dari peningkatan standar pendidik dan tendik standar penilaian, standar
mutu sekolah 2. Pemantapan pelaksanaan pendidik dan tendik dan
3. Melaksanakan program SMA PBKL, PSB dan KTSP standar lain untuk mencapai
Model dengan tingkat 3. Mengkongkritkan bentuk kondisi memenuhi/hampir
keberhasilan di atas 90% dukungan pemangku memenuhi 8 SNP
secara kualitatif dan Amat kepentingan dalam bentuk 2. Peningkatan kualitas
Baik secara kuantitatif dukungan nyata pelaksanaan PBKL, PSB dan
4. Evaluasi diri terhadap proses KTSP
dan hasil pelaks. SMA Model

E. PEMBIAYAAN

Pembiayaan pelaksanaan program implementasi SMA Model SKM-PBKL-PSB yang


berkaitan dengan inventarisasi kondisi; sosialisasi, asistensi dan sinkronisasi program
kerja, pemberian dana bantuan block grant, dan supervisi dan evaluasi dibebankan pada
anggaran Dit. Pembinaan SMA Tahun berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Sedangkan pembiayaan diluar kegiatan di atas yang berkaitan dengan pemenuhan SNP
ditingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota dibebankan kepada Dinas Pendidikan Provinsi,
Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan Sekolah sesuai dengan tugas, tanggungjawab dan
kewenangannya masing-masing.

2010,Dit. Pembinaan SMA-Ditjen. Mandikdasmen 25-40


Konsep dan Strategi Implementasi Program SMA Model SKM-PBKL-PSB

BAB V
PENUTUP

1. SMA Model SKM-PBKL-PSB merupakan program bersama Dit. Pembinaan SMA, Dinas
Pendidikan Provinsi, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dalam rangka peningkatan mutu
SMA melalui pemenuhan SNP yang menerapkan PBKL dan memanfaatkan TIK untuk
pembelajaran dan manajemen

2. Sebagai program bersama, maka pola pembinaan sebagaimana diuraikan dalam dokumen
ini merupakan komitmen bersama sebagai acuan pembinaan dan ditaati oleh semua
pihak yang terlibat

3. Mempertimbangkan berbagai keterbatasan seperti pemahaman substansi program,


sumberdaya manusia dan infrastruktur pendidikan, maka pelaksanaan program SMA
Model SKM-PBKL-PSB dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan

4. Pengembangan SMA Model SKM-PBKL-PSB merupakan salah satu strategi percepatan


pemenuhan SNP sebagai upaya untuk mewujudkan SMA yang telah memenuhi/hampir
memenuhi SNP. Berkembangnya SMA Model dapat dijadikan inspirasi bagi sekolah lain di
sekitarnya untuk melaksanakan upaya pemenuhan SNP

5. Penyebaran jumlah SMA di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota tidak merata, sehingga
pemilihan SMA Model dilakukan secara proporsional berdasarkan jumlah sekolah di
wilayahnya

6. SMA Model idealnya dikembangkan di setiap Kabupaten/Kota dengan membina SMA


pelaksana Rintisan SKM, Rintisan PBKL, dan Rintisan PSB yang memenuhi persyaratan
sebagai SMA Model. Namun kondisi tiap daerah berbeda-beda dalam kesiapan dana,
maka bagi daerah yang siap dapat mengembangkan SMA Model dengan pola yang sama
seperti yang dikembangkan oleh Dit. Pembinaan SMA

7. Pemberian dana bantuan block grant pada SMA Model terpilih merupakan dana stimulus
untuk membantu sekolah memenuhi sebagian kecil program pemenuhan SNP

8. SMA Model SKM-PBKL-PSB sebagai sekolah rujukan bagi sekolah lain di sekitarnya harus
siap melayani dan membantu memberikan konsultasi dan bimbingan teknis kepada
sekolah dalam pencapaian SNP, pelaksanaan PBKL dan PSB

2010,Dit. Pembinaan SMA-Ditjen. Mandikdasmen 26-40


Konsep dan Strategi Implementasi Program SMA Model SKM-PBKL-PSB

Lampiran 1. Rincian profil SMA Model SKM-PBKL-PSB

RINCIAN PROFIL
SMA MODEL SKM-PBKL-PSB

Profil SMA Model SKM-PBKL-PSB pada dasarnya merupakan keterpaduan antara profil SKM,
PBKL dan PSB. Namun untuk kepentingan pembinaan dan mempermudah sekolah dalam
menyusun rencana pencapaian profil, maka profil SMA Model SKM-PBKL-PSB akan di bagi
menjadi 3 profil secara terpisah yaitu profil SKM, PBKL, dan PSB sebagai berikut :

A. PROFIL SEKOLAH KATEGORI MANDIRI


Sekolah Kategori Mandiri (SKM) adalah sekolah yang telah memenuhi atau hampir memenuhi 8
SNP yatu Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Proses, Standar Pendidik dan Tenaga
Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan, Standar
Penilaian Pendidikan. Mengacu pada penjelasan di atas maka profil SKM SMA sebagai berikut :

Komponen, Aspek, Indikator

1. Standar Isi
Sekolah memiliki dokumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan isi sesuai
ketentuan dalam Panduan Penyusunan KTSP. Dokumen KTSP telah dinyatakan berlaku dan
digunakan oleh sekolah.
1.1 Dokumen KTSP
1.1.1 Sekolah memiliki dokumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang
penyusunannya dilakukan melalui proses analisis konteks, validasi dan
rekomendasi oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, verifikasi dan penanda
tanganan oleh Dinas Pendidikan Propinsi, serta pemberlakuannya disahkan
Kepala Sekolah dengan pertimbangan Komite Sekolah
1.1.2 Memiliki dokumen KTSP yang berisi visi, misi dan tujuan pendidikan tingkat
satuan pendidikan; struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan
(mata pelajaran, mulok, kegiatan pengembangan diri, pengaturan beban
belajar, ketuntasan belajar, kenaikan kelas dan kelulusan, penjurusan,
pendidikan kecakapan hidup, pendidikan berbasis keunggulan lokal dan
global), kalender pendidikan, dan silabus
1.2 Dokumen silabus
1.2.1 Memiliki dokumen hasil pengkajian substansi SK/KD pada Standar Isi
1.2.2 Memilki dokumen hasil pemetaan Standar Isi untuk analisis SK/KD
1.2.3 Memiliki berbagai panduan dan contoh silabus yang dikembangkan oleh Pusat
sebagai referensi dalam penyusunan silabus yang dilakukan secara mandiri
1.2.4 Memiliki dokumen Silabus yang memuat pengalaman belajar yang luas
mencakup seluruh mata pelajaran, yang dikembangkan melalui proses
penjabaran SK/KD menjadi Indikator, materi pelajaran, kegiatan
pembelajaran dan jenis penilaian

2. Standar Kompetensi Lulusan


Sekolah merumuskan dan menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dan menetapkan
kriteria kelulusan UN di atas kriteria kelulusan nasional dan US minimal sama dengan KKM.
Target kelulusan harus mencapai 100% dan mendorong siswa melanjutkan ke Perguruan
Tinggi mencapai lebih dari 75%.
2.1 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) :
2.1.1 Memiliki KKM berdasarkan hasil analisis kompleksitas materi, analisis intake
siswa, dan analisis daya dukung.
2.1.2 Menetapkan pencapaian rata-rata KKM peserta didik per mata pelajaran
≥75%
2.2 Kriteria kelulusan
2.2.1 Kriteria kelulusan US minimal sama dengan KKM setiap mata pelajaran
2.2.2 Persentase lulusan 100%
2.2.3 Persentase lulusan yang diterima di Perguruan Tinggi ≥ 75%

2010,Dit. Pembinaan SMA-Ditjen. Mandikdasmen 27-40


Konsep dan Strategi Implementasi Program SMA Model SKM-PBKL-PSB

Komponen, Aspek, Indikator

3. Standar Proses
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai,
dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien. Perencanaan pembelajaran
dituangkan dalam bentuk silabus dan dijabarkan ke dalam RPP serta dilengkapi degan bahan
ajar. Proses pelaksanaan pembelajaran mengacu pada persyaratan dan diawasi secara
terprogram oleh kepala sekolah serta dilakukan evaluasi.
3.1 Perencanaan Proses Pembelajaran
3.1.1 Memiliki dokumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) semua mata
pelajaran yang memuat identitas mata pelajaran, SK, KD, indikator
pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu,
metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan
sumber belajar
3.1.2 RPP merupakan penjabaran silabus dan disusun untuk setiap KD yang dapat
dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih dengan memasukkan
keunggulan lokal pada mata pelajaran yang relevan
3.1.3 Tersedia bahan ajar dalam bentuk (termasuk bahan ajar PBKL) : Bahan cetak
(modul, hand out, LKS, dll); Audio, visual, audio visual; Bahan ajar berbasis
TIK/multi media (CD interaktif, computer based)
3.2 Pelaksanaan proses pembelajaran
3.2.1 Pelaksanaan proses pembelajaran memenuhi persyaratan rombongan belajar
(32 peserta didik), beban kerja minimal guru (24 jam tatap muka/minggu),
rasio minimal jumlah peserta didik terhadap guru 20:1, dan buku teks
pelajaran (rasio buku teks untuk peserta didik 1:1 per mapel dalam proses
pembelajaran)
3.2.2 Guru melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan RPP
3.2.3 Menyusun jadwal pemanfaatan laboratorium untuk kegiatan di luar jadwal
rutin
3.2.4 Memiliki penasehat akademik yang dapat mendeteksi potensi peserta didik
(bisa dengan tes bakat disertai data prestasi belajar), memberikan
bimbingan akademik, membantu memecahkan masalah peserta didik
3.2.5 Menyusun dan melaksanakan program remedi sepanjang semester
3.2.6 Menerapkan pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
3.3 Pengawasan proses pembelajaran
3.3.1 Kepala Sekolah dan Pengawas melakukan pemantauan proses pembelajaran
pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran
dengan cara diskusi kelompok terfokus, pengamatan, pencatatan, perekaman,
wawancara, dan dokumentasi
3.3.2 Kepala Sekolah dan Pengawas melakukan supervisi proses pembelajaran
pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran
dengan cara pemberian contoh, diskusi, pelatihan, dan konsultasi
3.3.3 Sekolah melaksanakan evaluasi pembelajaran dengan cara membandingkan
proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan standar proses, dan
mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pembelajaran sesuai dengan
kompetensi guru
3.3.4 Guru memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan proses
pembelajaran (remedial dan pengayaan)
3.3.5 Memiliki laporan hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses
pembelajaran dan dilaporkan kepada pemangku kepentingan
3.3.6 Memberikan penguatan dan penghargaan kepada guru yang telah memenuhi
standar dan teguran yang bersifat mendidik kepada guru yang belum
memenuhi standar

2010,Dit. Pembinaan SMA-Ditjen. Mandikdasmen 28-40


Konsep dan Strategi Implementasi Program SMA Model SKM-PBKL-PSB

Komponen, Aspek, Indikator

4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan


Keberhasilan pelaksanaan pendidikan di sekolah sangat dipengaruhi oleh kualitas dan
kuantitas pendidik dan tenaga kependidikan. Oleh karena itu tenaga pendidik secara
kualitas harus memenuhi kualifikasi akademik, sertifikasi profesi dan kesesuaian pendidikan
dengan mata pelajaran yang diajarkan. Sedangkan tenaga kependidikan sekurang-kurangnya
terdiri dari Kepala Sekolah, tenaga administrasi, pustakawan, tenaga laboratorium dan
tenaga kebersihan. Tenaga kependidikan harus memenuhi persyaratan kompetensi yang
dibutuhkan termasuk kompetensi pemanfaatan TIK untuk pembelajaran maupun
administrasi sekolah.
4.1 Tenaga pendidik
4.1.1 Lebih dari 75% guru berkualifikasi akademik minimum diploma empat (D-IV)
atau sarjana (S1)
4.1.2 Lebih dari 75% guru berlatar belakang pendidikan tinggi dengan program
pendidikan sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan
4.1.3 Lebih dari 75% guru bersertifikat profesi guru
4.2 Tenaga kependidikan
4.2.1 Tenaga kependidikan sekurang-kurangnya terdiri atas kepala sekolah, tenaga
administrasi, tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium
4.2.2 Seluruh tenaga kependidikan memenuhi kualifikasi akademik dan latar
belakang pendidikan yang sesuai
4.3 Tenaga layanan khusus
4.3.1 Satuan pendidikan memiliki tenaga layanan khusus meliputi penjaga sekolah,
tenaga kebersihan, pengemudi, tukang kebun, pesuruh.

5. Standar Sarana dan Prasarana


Sekolah memiliki sarana dan prasarana meliputi satuan pendidikan, lahan, bangunan
gedung, dan kelengkapan sarana dan prasarana. Aspek dan indikatornya adalah :
5.1 Satuan pendidikan
5.1.1 Memiliki minimum 3 rombongan belajar dan maksimum 27 rombongan
belajar
5.2 Lahan
5.2.1 Luas lahan sekolah memenuhi rasio minimum luas lahan terhadap peserta
didik (m2/peserta didik) (Lihat permendiknas No. 24/2007)
5.2.2 Lokasi sekolah berada pada lahan yang memenuhi persyaratan standar dalam
kesehatan, keamanan dan lingkungan
5.2.3 Lahan memiliki status hak atas tanah, dan/atau memiliki izin pemanfaatan
dari pemegang hak atas tanah sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku untuk jangka waktu minimum 20 Tahun
5.3 Bangunan gedung
5.3.1 Bangunan gedung memenuhi ketentuan rasio minimum luas lantai terhadap
peserta didik (m2/peserta didik) (Lihat permendiknas No. 24/2007)
5.3.2 Bangunan gedung memenuhi persyaratan keselamatan, kesehatan,
menyediakan fasilitas dan aksesibilitas bagi penyandang cacat, kenyamanan,
sistem keamanan, dan tersedia instalasi listrik sesuai kebutuhan (minimum
1.300 watt)
5.3.3 Bangunan secara berkala dilakukan pemeliharaan baik ringan maupun berat
5.4 Ruang kelas
5.4.1 Semua rombongan belajar mempunyai ruang kelas
5.4.2 Kapasitas maksimum ruang kelas 32 peserta didik dengan rasio minimum luas
ruang kelas 2 m2/peserta didik
5.4.3 Ruang kelas dilengkapi sarana meliputi perabot (kursi dan meja peserta
didik, kursi dan meja guru, lemari dan papan pajang), media pendidikan
(papan tulis), perlengkapan lain (tempat sampah, tempat cuci tangan, jam
dinding, soket listrik)

2010,Dit. Pembinaan SMA-Ditjen. Mandikdasmen 29-40


Konsep dan Strategi Implementasi Program SMA Model SKM-PBKL-PSB

Komponen, Aspek, Indikator


5.5 Ruang perpustakaan
5.5.1 Luas minimum sama dengan luas satu ruang kelas
5.5.2 Ruang perpustakaan dilengkapi sarana meliputi buku (buku teks pelajaran
1:1 per peserta didik per mata pelajaran per pendidik dalam proses
pembelajaran, buku panduan pendidik, buku pengayaan, buku referensi
dan sumber belajar lain), perabot (rak buku, rak majalah, rak surat
kabar, meja baca, kursi baca, kursi kerja, meja kerja, lemari katalog,
lemari, papan pengumuman dan meja multimedia), media pendidikan
(peralatan multimedia), perlengkapan lain (buku inventaris, tempat
sampah, soket listrik dan jam dinding)
5.5.3 Memiliki Sistem Informasi Manajemen perpustakaan berbasis TIK
5.6 Laboratorium biologi
5.6.1 Ruang laboratorium dapat menampung minimum 1 rombongan belajar
5.6.2 Rasio minimum ruang laboratorium 2,4 m2/peserta didik. Untuk
rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 20 orang, luas
minimum 48 m2 termasuk ruang persiapan dan penyimpanan 18 m2
5.6.3 Ruang laboratorium dilengkapi sarana meliputi perabot, peralatan
pendidikan (alat peraga, alat dan bahan percobaan), media pendidikan,
bahan habis pakai, perlengkapan lain
5.7 Laboratorium fisika
5.7.1 Ruang laboratorium dapat menampung minimum 1 rombongan belajar
5.7.2 Rasio minimum ruang laboratorium 2,4 m2/peserta didik. Rombongan
belajar dengan peserta didik kurang dari 20 orang, luas minimum 48 m2
termasuk ruang persiapan dan penyimpanan 18 m2
5.7.3 Ruang laboratorium dilengkapi sarana meliputi perabot, peralatan
pendidikan (alat peraga, alat dan bahan percobaan), media pendidikan,
perlengkapan lain
5.8 Laboratorium kimia
5.8.1 Ruang laboratorium dapat menampung minimum 1 rombongan belajar
5.8.2 Rasio minimum ruang laboratorium 2,4 m2/peserta didik. Untuk
rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 20 orang, luas
minimum 48 m2 termasuk ruang persiapan dan penyimpanan 18 m2
5.8.3 Ruang laboratorium dilengkapi sarana meliputi perabot termasuk almari
asam dan almari alat, peralatan pendidikan (alat peraga, alat dan bahan
percobaan), media pendidikan, perlengkapan lain
5.9 Laboratorium komputer
5.9.1 Ruang laboratorium dapat menampung minimum 1 rombongan belajar
yang bekerja dalam kelompok @ 2 orang
5.9.2 Rasio minimum luas ruang laboratorium 2 m2/peserta didik
5.9.3 Ruang laboratorium dilengkapi sarana meliputi perabot, peralatan
pendidikan (alat peraga, alat dan bahan percobaan), media pendidikan,
perlengkapan lain
5.9.4 Ruang laboratorium memiliki fasilitas pencahayaan dan pendingin ruangan
memadai yang disesuaikan dengan kondisi/kemampuan
5.9.5 Memiliki komputer minimal 20 unit yang terhubung dengan internet
5.9.6 Komputer terkoneksi dengan jaringan LAN
5.10 Laboratorium bahasa
5.10.1 Ruang laboratorium dapat menampung minimum 1 rombongan belajar
yang bekerja dalam kelompok @ 2 orang
5.10.2 Rasio minimum luas ruang laboratorium 2 m2/peserta didik
5.10.3 Ruang laboratorium dilengkapi sarana meliputi perabot, peralatan
pendidikan (alat peraga, alat dan bahan percobaan), media pendidikan,
perlengkapan lain
5.11 Ruang pimpinan
5.11.1 Luas minimum 12 m2 dan lebar minimum 3 m
5.11.2 Mudah diakses oleh guru dan tamu sekolah
5.11.3 Ruang pimpinan dilengkapi sarana meliputi perabot, telekomunikasi,
komputer, internet dan perlengkapan lain

2010,Dit. Pembinaan SMA-Ditjen. Mandikdasmen 30-40


Konsep dan Strategi Implementasi Program SMA Model SKM-PBKL-PSB

Komponen, Aspek, Indikator


5.12 Ruang guru
5.12.1 Rasio minimum luas ruang 4 m2/pendidik, luas minimum 72 m2
5.12.2 Mudah dicapai dari halaman sekolah atau dari luar lingkungan sekolah dan
dekat dengan ruang pimpinan
5.12.3 Ruang guru dilengkapi sarana meliputi perabot, telekomunikasi, komputer,
internet dan perlengkapan lain
5.12.4 Pengaturan ruang guru memungkinkan untuk mobilitas MGMP rumpun mata
pelajaran dan memberikan layanan konsultasi akademik siswa
5.13 Ruang tata usaha
5.13.1 Rasio minimum luas ruang 4 m2/petugas dan luas minimum 16 m2
5.13.2 Mudah dicapai dari halaman sekolah atau dari luar lingkungan sekolah dan
dekat dengan ruang pimpinan
5.13.3 Ruang tata usaha dilengkapi sarana meliputi perabot, dan perlengkapan lain
5.14 Tempat beribadah
5.14.1 Luas minimum 12 m2
5.14.2 Tempat ibadah dilengkapi sarana meliputi perabot, dan perlengkapan lain
5.15 Ruang konseling
5.15.1 Luas minimum 9 m2
5.15.2 Ruang koseling dapat memberikan kenyamanan suasana dan menjamin
privasi peserta didik
5.15.3 Ruang dilengkapi sarana meliputi perabot, peralatan konseling dan
perlengkapan lain
5.16 Ruang UKS
5.16.1 Luas minimum 12 m2
5.16.2 Ruang dilengkapi sarana meliputi perabot, dan perlengkapan lain
5.17 Ruang organisasi kesiswaan
5.17.1 Luas minimum 9 m2
5.17.2 Ruang dilengkapi sarana perabot
5.18 Jamban
5.18.1 Tersedia jamban dengan rasio 1 : 30 untuk peserta didik putri dan 1:40
untuk peserta didik putra, dan minimal 1 unit untuk pendidik/ tenaga
kependidikan
5.18.2 Luas minimum 2 m2/jamban
5.19 Gudang
5.19.1 Luas minimum 21 m2
5.19.2 Gudang dilengkapi sarana perabot
5.19.3 Berfungsi sebagai ruang penyimpanan alat–alat olah raga, alat–alat
kesenian/keterampilan, dan alat–alat/bahan lainnya
5.20 Ruang sirkulasi
5.20.1 Tersedia ruang sirkulasi sebagai tempat penghubung antar ruang dalam
bangunan sekolah dan sebagai tempat berlangsungnya kegiatan bermain dan
interaksi sosial peserta didik di luar jam pelajaran
5.21 Tempat bermain/berolahraga
5.21.1 Memiliki rasio luas minimum 3 m2/peserta didik
5.21.2 Tempat bermain/berolahraga berupa ruang terbuka sebagian ditanami pohon
penghijauan
5.21.3 Dilengkapi dengan sarana yang meliputi peralatan pendidikan, perlengkapan
lain
5.22 Kebersihan dan keindahan
5.22.1 Semua lahan, bangunan/gedung, sarana dan prasarana lainnya tertata rapih,
terpelihara, dan dalam keadaan bersih, aman dan nyaman

2010,Dit. Pembinaan SMA-Ditjen. Mandikdasmen 31-40


Konsep dan Strategi Implementasi Program SMA Model SKM-PBKL-PSB

Komponen, Aspek, Indikator

6. Standar Pengelolaan
Pengelolaan sekolah didasarkan pada perencanaan program, pelaksanaan rencana kerja,
pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan sekolah, dan sistem informasi manajemen.
Sekolah mengembangkan perencanaan program mulai dari penetapan visi, misi, tujuan, dan
rencana kerja. Pelaksanaan rencana kerja sekolah didasarkan pada struktur organisasi dan
pedoman pengelolaan secara tertulis dibidang kesiswaan, kurikulum dan kegiatan
pembelajaran, pendidikan dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, keuangan dan
pembiayaan. Disamping itu pelaksanaannya juga mempertimbangkan budaya dan lingkungan
sekolah, serta melibatkan peran serta masyarakat.
6.1 Perencanaan program :
6.1.1 Visi, misi dan tujuan sekolah yang telah disosialisasikan kepada warga
sekolah dan segenap pihak yang berkepentingan
6.1.2 Memiliki dokumen Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) empat Tahunan
yang telah disetujui rapat dewan pendidik setelah memperhatikan
pertimbangan dari komite sekolah dan disahkan berlakunya oleh dinas
pendidikan kabupaten/kota bagi sekolah negeri dan oleh penyelenggara
sekolah bagi sekolah swasta
6.1.3 Memiliki rencana kerja Tahunan yang dinyatakan dalam Rencana Kegiatan
dan Anggaran Sekolah (RKA-S) yang telah disetujui rapat dewan pendidik
setelah memperhatikan pertimbangan dari komite sekolah dan disahkan
berlakunya oleh dinas pendidikan kabupaten/kota bagi sekolah negeri dan
oleh penyelenggara sekolah bagi sekolah swasta
6.1.4 Rencana kerja Tahunan memuat ketentuan yang jelas mengenai kesiswaan,
kurikulum dan kegiatan pembelajaran, pendidik dan tenaga kependidikan
serta pengembangannya, sarana dan prasarana, keuangan dan pembiayaan,
budaya dan lingkungan sekolah, peranserta masyarakat dan kemitraan,
rencana-rencana kerja lain yang mengarah kepada peningkatan dan
pengembangan mutu
6.2 Pelaksanaan rencana kerja
6.2.1 Memiliki pedoman yang mengatur berbagai aspek pengelolaan secara tertulis
berupa : KTSP, kalender pendidikan/akademik, struktur organisasi sekolah,
pembagian tugas diantara guru dan tenaga kependidikan, peraturan
akademik, tata tertib sekolah, kode etik sekolah, biaya operasional sekolah
6.2.2 Memiliki Struktur organisasi sekolah berisi tentang sistem penyelenggaraan
dan administrasi dilengkapi dengan uraian tugas pimpinan, pendidik, dan
tenaga kependidikan tentang wewenang dan tanggung jawab
6.2.3 Melaksanakan program kerja Tahunan sesuai dengan jenis kegiatan dan
jadwal yang telah ditetapkan
6.2.4 Menyusun dan menetapkan petunjuk pelaksanaan operasional proses
penerimaan peserta didik, melakukan orientasi peserta didik baru,
memberikan layanan konseling kepada peserta didik, melaksanakan kegiatan
ekstra dan kokurikuler, melakukan pembinaan prestasi unggulan, melakukan
pelacakan terhadap alumni
6.2.5 Melaksanakan KTSP, kalender pendidikan, program pembelajaran, penilaian
hasil belajar peserta didik, peraturan akademik sesuai dengan pedoman yang
telah ditetapkan
6.2.6 Melaksanakan program pengelolaan pendayagunaan pendidik dan tenaga
kependidikan meliputi pembagian tugas, sistem penghargaan,
pengembangan profesi, promosi, mutasi
6.2.7 Melaksanakan program pengelolaan sarana prasarana sekolah meliputi
pemenuhan dan pendayagunaan sarana dan prasarana pendidikan,
melengkapi sarana pembelajaran pada setiap kelas, pemeliharaan fasilitas
fisik dan peralatan; pengelolaan perpustakaan, pengelolaan laboratorium
dan pengelolaan fasilitas fisik untuk kegiatan ekstra-kurikuler

2010,Dit. Pembinaan SMA-Ditjen. Mandikdasmen 32-40


Konsep dan Strategi Implementasi Program SMA Model SKM-PBKL-PSB

Komponen, Aspek, Indikator


6.2.8 Melaksanakan pengelolaan pembiayaan sesuai dengan pedoman pengelolaan
pembiayaan meliputi sumber pemasukkan, pengeluaran dan jumlah dana
yang dikelola; penyusunan dan pencairan anggaran, serta penggalangan dana
diluar dana investasi dan operasional; penggunaan anggaran keuangan sesuai
dengan RKA-S; dan pembukuan semua penerimaan dan pengeluaran serta
penggunaan anggaran, untuk dilaporkan kepada komite sekolah serta
institusi di atasnya
6.2.9 Tercipta suasana, iklim dan lingkungan pendidikan yang kondusif untuk
pembelajaran yang tercermin dari pelaksanaan tata tertib pendidik, tenaga
kependidikan, dan peserta didik; tersedianya petunjuk, peringatan dan
larangan dalam berperilaku di sekolah serta pemberian sangsi bagi warga
yang melanggar tata tertib; pelaksanaan kode etik peserta didik, pendidik
dan tenaga kependidikan
6.2.10 Menjalin kemitraan dengan lembaga pemerintah maupun non pemerintah
yang relevan berkaitan dengan input, proses, output, dan pemanfaatan
lulusan yang ditetapkan dengan perjanjian secara tertulis
6.3 Pengawasan
6.3.1 Memiliki program pengawasan pengelolaan sekolah meliputi pemantauan,
supervisi, evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut hasil pengawasan
6.3.2 Komite sekolah melakukan pemantauan pengelolaan sekolah secara teratur
dan berkelanjutan untuk menilai efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas
pengelolaan
6.3.3 Kepala sekolah dan pengawas sekolah melaksanakan supervisi pengelolaan
akademik secara teratur dan berkelanjutan
6.3.4 Guru melaporkan hasil evaluasi dan penilaian sekurang-kurangnya setiap
akhir semester yang ditujukan kepada kepala sekolah dan orang tua/wali
peserta didik
6.3.5 Tenaga kependidikan melaporkan pelaksanaan teknis dari tugas masing-
masing sekurang-kurangnya setiap akhir semester yang ditujukan kepada
kepala sekolah
6.3.6 Kepala sekolah melaporkan hasil evaluasi kepada komite sekolah dan pihak-
pihak lain yang berkepentingan sekurang-kurangnya setiap akhir semester
6.4 Evaluasi
6.4.1 Melakukan evaluasi diri terhadap kinerja sekolah untuk mengukur, menilai
kinerja, dan melakukan perbaikan dalam rangka pelaksanaan standar
nasional pendidikan secara periodik sekali seTahun
6.4.2 Melaksanakan evaluasi proses pembelajaran secara periodik, sekurang
kurangnya dua kali dalam seTahun, pada akhir semester akademik
6.4.3 Melaksanakan evaluasi program kerja Tahunan secara periodik sekurang
kurangnya satu kali dalam seTahun, pada akhir Tahun anggaran sekolah
6.4.4 Melakukan evaluasi keterlaksanaan dan pengembangan KTSP secara berkala
untuk merespon perubahan kebutuhan peserta didik dan masyarakat, serta
perubahan sistem pendidikan, maupun perubahan sosial
6.4.5 Melakukan evaluasi pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan secara
komperhensif pada setiap akhir semester, meliputi kesesuaian penugasan
dengan keahlian, keseimbangan beban kerja, kinerja pendidik dan tenaga
kependidikan dalam pelaksanaan tugas, dengan memperhatikan pencapaian
prestasi dan perubahan-perubahan peserta didik
6.4.6 Hasil akreditasi sekolah A
6.5 Kepemimpinan sekolah
6.5.1 Kepala Sekolah dibantu minimal tiga wakil kepala sekolah untuk bidang
akademik, sarana-prasarana, dan kesiswaan
6.5.2 Wakil kepala sekolah dipilih oleh dewan pendidik dan proses pengangkatan
serta keputusannya dilaporkan secara tertulis oleh kepala sekolah kepada
institusi di atasnya (untuk sekolah swasta institusi yang dimaksud adalah
penyelenggara sekolah)
6.5.3 Warga sekolah mengapresiasi secara positif kepemimpinan Kepala dan Wakil
Kepala sekolah

2010,Dit. Pembinaan SMA-Ditjen. Mandikdasmen 33-40


Konsep dan Strategi Implementasi Program SMA Model SKM-PBKL-PSB

Komponen, Aspek, Indikator


6.6 Sistem Informasi Manajemen (SIM)
6.6.1 Menerapkan SIM untuk mendukung administrasi pendidikan yang efektif,
efisien, dan akuntabel
6.6.2 Menyediakan fasilitas informasi yang efisien, efektif, dan mudah diakses
6.6.3 Menugaskan seorang guru atau tenaga kependidikan untuk melayani
permintaan informasi maupun pemberian informasi atau pengaduan dari
masyarakat berkaitan dengan pengelolaan sekolah baik secara lisan maupun
tertulis dan semuanya direkam dan didokumentasikan
6.6.4 Melaporkan data informasi satuan pendidikan yang telah terdokumentasikan
kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota

7. Standar Pembiayaan
Pembiayaan Sekolah didasarkan pada rancangan biaya operasional program kerja Tahunan
meliputi investasi, operasi, bahan atau peralatan dan biaya personal. Sumber pembiayaan
sekolah dapat berasal orang tua peserta didik, masyarakat, pemerintah dan donatur
lainnya. Penggunaan dana harus dipertanggungjawabkan dan dikelola secara transparan dan
akuntabel.
7.1 Jenis pembiayaan
7.1.1 Sekolah mengalokasikan biaya pendidikan untuk biaya investasi : penyediaan
sarana prasarana, pengembangan sumberdaya manusia, modal kerja tetap
7.1.2 Sekolah mengalokasikan biaya operasi meliputi : gaji pendidik dan tenaga
kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada gaji; bahan atau
peralatan pendidikan habis pakai; biaya operasi pendidikan tak langsung
berupa daya, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana,
uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain sebagainya
7.1.3 Sekolah mengalokasikan biaya personal yang meliputi biaya pendidikan yang
harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran
secara teratur dan berkelanjutan
7.2 Sumber pembiayaan
7.2.1 Memiliki program dan upaya sekolah menggali dan mengelola serta
memanfaatkan dana dari berbagai sumber (orang tua peserta didik,
masyarakat, pemerintah dan donatur lainnya) melalui program yang rasional
7.2.2 Penghitungan standar biaya disesuaikan dengan biaya daerah dengan
mengacu kepada Permendiknas Nomor 69 Tahun 2009 tentang standar biaya
operasi nonpersonalia Tahun 2009 untuk SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK,
SDLB, SMPLB, dan SMALB, pasal 2 ayat 3
7.3 Pelaporan
7.3.1 Membuat laporan pertanggung-jawaban secara akuntabel dan transparan

8. Standar Penilaian Pendidikan


Sekolah melaksanakan penilaian pendidikan melalui proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian mengacu
pada prinsip penilaian dengan menggunakan teknik dan instrumen penilaian yang sesuai
berdasarkan mekanisme dan prosedur penilaian terstandar. Penilaian dilakukan oleh
pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah.
8.1 Prinsip penilaian
8.1.1 Seluruh Guru memiliki program penilaian, remedial dan pengayaan untuk
semua mata pelajaran dan diinformasikan kepada peserta didik
8.1.2 Menetapkan dan melaksanakan petunjuk pelaksanaan operasional yang
mengatur mekanisme penyampaian ketidakpuasan peserta didik dan
penyelesaiannya mengenai penilaian hasil belajar
8.1.3 Semua RPP mencantumkan kegiatan dan program penilaian
8.2 Teknik dan instrumen penilaian
8.2.1 Teknik penilaian dilakukan sesuai dengan kompetensi dasar yang harus
dikuasai siswa, dapat berupa tes tertulis, observasi, tes praktek, dan
penugasan perseorangan atau kelompok

2010,Dit. Pembinaan SMA-Ditjen. Mandikdasmen 34-40


Konsep dan Strategi Implementasi Program SMA Model SKM-PBKL-PSB

Komponen, Aspek, Indikator


8.2.2 Instrumen penilaian hasil belajar yang digunakan pendidik memenuhi
persyaratan substansi (merepresentasikan kompetensi yang dinilai),
konstruksi (memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk
instrumen yang digunakan), bahasa (menggunakan bahasa yang baik dan
benar serta komunikatif sesuai dengan taraf perkembangan peserta
didik)
8.3 Mekanisme dan prosedur penilaian
8.3.1 Mengembangkan program penilaian menggunakan lima langkah yaitu
menyusun kisi-kisi tes, mengembangkan instrumen, melaksanakan tes,
mengolah dan menentukan kelulusan siswa dari sekolah, dan melaporkan
dan memanfaatkan hasil penilaian
8.3.2 Melakukan penilaian siswa pada pertengahan semester dan akhir semester
untuk semua siswa
8.3.3 Melakukan penilaian internal untuk semua mata pelajaran yang tidak dites
dalam UN
8.3.4 Guru Agama melakukan penilaian akhlak mulia yang merupakan aspek afektif
dari kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, dengan
memanfaatkan informasi dari pendidik mata pelajaran lain dan sumber lain
yang relevan.
8.3.5 Guru Pendidikan Kewarganegaraan melakukan penilaian kepribadian, dengan
memanfaatkan informasi dari pendidik mata pelajaran lain dan sumber lain
yang relevan.
8.3.6 Menerbitkan surat keterangan keikutsertaan peserta didik dalam kegiatan
pengembangan diri yang ditandatangani oleh pembina kegiatan dan kepala
sekolah
8.3.7 Seluruh guru mata pelajaran menginformasikan hasil ulangan harian kepada
peserta didik sebelum diadakan ulangan harian berikutnya
8.3.8 Seluruh guru mata pelajaran memberi remedi kepada peserta didik yang
belum mencapai KKM
8.3.9 Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan disampaikan dalam
bentuk satu nilai pencapaian kompetensi mata pelajaran, disertai dengan
deskripsi kemajuan belajar
8.4 Penilaian oleh pendidik
8.4.1 Guru menginformasikan silabus mata pelajaran kepada peserta didik pada
awal semester
8.4.2 Guru mengembangkan instrumen dan pedoman penilaian sesuai dengan
bentuk dan teknik penilaian yang dipilih
8.4.3 Guru melaksanakan tes, pengamatan, penugasan, dan/atau bentuk lain yang
Diperlukan sesuai dengan RPP
8.4.4 Guru mengolah hasil penilaian untuk mengetahui kemajuan hasil belajar dan
kesulitan belajar peserta didik
8.4.5 Guru mengembalikan hasil pemeriksaan pekerjaan peserta didik disertai
balikan/komentar yang mendidik
8.4.6 Guru memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran
8.5 Penilaian oleh satuan pendidikan
8.5.1 Menetapkan dan mendokumentasikan KKM setiap mata pelajaran, kriteria
kenaikan kelas, dan kelulusan peserta didik
8.5.2 Menentukan nilai akhir kelompok mata pelajaran estetika dan kelompok
mata pelajaran pendidikan jasmani, olah raga dan kesehatan melalui rapat
dewan pendidik dengan mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik
8.5.3 Menentukan nilai akhir kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
dan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan
melalui rapat dewan pendidik dengan mempertimbangkan hasil penilaian
oleh pendidik dan nilai hasil ujian sekolah

2010,Dit. Pembinaan SMA-Ditjen. Mandikdasmen 35-40


Konsep dan Strategi Implementasi Program SMA Model SKM-PBKL-PSB

Komponen, Aspek, Indikator

9. Kesiapan Sekolah dan Dukungan Eksternal


Pelaksanaan program SMA Model RSKM/RSSN memerlukan kesiapan dari seluruh warga dalam
pemenuhan SNP, pelaksanaan pendidikan berbasis keunggulan lokal, pelaksanaan
pembelajaran berbasis TIK dan pelaksanaan KTSP. Di samping itu dalam pelaksanaannya
perlu mendapat dukungan dari pihak luar sekolah. Dukungan tersebut sangat diperlukan
karena SKM/SSN merupakan peningkatan mutu sekolah berdasarkan delapan standar
nasional pendidikan yang memerlukan kerjasama dengan pihak di luar sekolah. Beberapa
aspek dan indikator yang dapat menjadi indikator dukungan tersebut antara lain :
9.1 Kesiapan sekolah
9.1.1 Melakukan analisis kondisi satuan pendidikan yang mencakup peserta didik,
pendidik dan tenaga kependidikan, sarana prasarana, biaya dan program-
program untuk memperoleh kondisi riil satuan pendidikan terhadap kondisi
ideal sesuai tuntutan standar, sehingga diperoleh kesenjangan yang menjadi
bahan dalam penyusunan rencana kegiatan tindak lanjut
9.1.2 Memiliki program optimalisasi seluruh sumber daya pendukung untuk
meningkatkan kualitas pendidikan dalam pemenuhan SNP
9.1.3 Mendapat dukungan penuh dari seluruh pendidik dan tenaga kependidikan
untuk mencapai SKM
9.2 Dukungan Eksternal
9.2.1 Melakukan analisis kondisi lingkungan satuan pendidikan, mencakup komite
sekolah, dewan pendidikan, dinas pendidikan, asosiasi profesi, dunia industri
dan dunia kerja, sumber daya alam dan sosial budaya, sehingga diperoleh
peluang dan tantangan untuk dijadikan bahan rencana kegiatan Tahun
berikutnya
9.2.2 Melaksanakan program kemitaraan dengan pihak yang relevan sesuai dengan
rencana dan kebutuhan sekolah secara tertulis
9.2.3 Mendapat dukungan penuh dari Komite Sekolah
9.2.4 Mendapat dukungan penuh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
9.2.5 Melibatkan Perguruan Tinggi, LPMP, P4TK/PPPG dalam rangka pendampingan
dan pembimbingan proses pengembangan SKM-PBKL-PSB (persiapan,
pelaksanaan, dan evaluasi)
9.2.6 Melibatkan asosiasi profesi, organisasi non struktural (MKKS, MGMP, Dewan
Pendidikan, dan lembaga pendidikan lain) dalam proses pengembangan dan
pelaksanaan SKM

2010,Dit. Pembinaan SMA-Ditjen. Mandikdasmen 36-40


Konsep dan Strategi Implementasi Program SMA Model SKM-PBKL-PSB

B. PROFIL PENDIDIKAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL (PBKL)

Kurikulum untuk semua tingkat satuan pendidikan dapat memasukkan PBKL yaitu pendidikan yang
memanfaatkan keunggulan lokal dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi informasi dan
komunikasi, ekologi, dan lain-lain, yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi
peserta didik. Pelaksanaan PBKL dapat merupakan bagian dari semua mata pelajaran dan juga
dapat menjadi mata pelajaran muatan lokal.

Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan
dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak sesuai
menjadi bagian dari mata pelajaran lain dan atau terlalu banyak sehingga harus menjadi mata
pelajaran tersendiri. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan, tidak terbatas
pada mata pelajaran keterampilan. Muatan lokal merupakan mata pelajaran, sehingga satuan
pendidikan harus mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk setiap jenis
muatan lokal yang diselenggarakan. Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata
pelajaran muatan lokal setiap semester. Ini berarti bahwa dalam satua Tahun satuan pendidikan
dapat menyelenggarakan dua mata pelajaran muatan lokal.

PBKL dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan formal lain dan/atau nonformal yang
sudah memperoleh akreditasi. Mengacu pada penjelasan di atas maka profil PBKL SMA sebagai
berikut :

Komponen, Aspek, Indikator

1. Standar Isi
1.1 Pendukung Dokumen KTSP
1.1.2 Memiliki dokumen hasil analisis keunggulan lokal pemetaan kompetensi
dan ruang lingkup materi keunggulan lokal

2. Standar Kompetensi Lulusan


2.1 Mengembangkan kompetensi
2.1.1 Memiliki dokumen hasil analisis pengembangan kompetensi mata pelajaran
sesuai dengan tema PBKL yang dikembangkan

3. Standar Proses
3.1 Perencanaan Proses Pembelajaran
3.1.1 Mengintegrasikan PBKL pada silabus dan RPP mata pelajaran tertentu
sesuai tema yang dikembangkan
3.1.2 Tersedia bahan ajar pendukung pelaksanaan PBKL sesuai tema yang
dikembangkan
3.2 Pelaksanaan proses pembelajaran
3.2.1 Melaksanakan pembelajaran PBKL yang terintegrasi dalam mata pelajaran
yang relevan, atau muatan lokal, atau keterampilan

4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan


4.1 Pemahaman PBKL
4.1.1 Semua pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik memahami
konsep PBKL
4.1.1 Pendidik pada mata pelajaran yang relevan mampu mengintegrasikan PBKL
pada mata pelajaran
9. Kesiapan Sekolah dan Dukungan Eksternal
9.1 Kesiapan sekolah
9.1.1 Memiliki tim pengelola Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL)

2010,Dit. Pembinaan SMA-Ditjen. Mandikdasmen 37-40


Konsep dan Strategi Implementasi Program SMA Model SKM-PBKL-PSB

C. PROFIL PUSAT SUMBER BELAJAR (PSB)

Pusat Sumber Belajar SMA (PSB-SMA) merupakan sistem pengelolaan yang terorganisasi untuk
menyusun, mengembangkan, dan menyediakan sumber belajar dalam mendukung proses
pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media informasi
dan komunikasi, wahana belajar, dan media unjuk kinerja. PSB berfungsi sebagai media
komunikasi dan interaksi antara pendidik dan peserta didik untuk memberikan kemudahan dalam
proses pembelajaran dan penyedia aneka sumber belajar seperti materi ajar, soal-soal latihan,
alat peraga, media ajar, dan lain-lain. Mengacu pada penjelasan di atas maka profil PSB SMA
sebagai berikut :

Komponen, Aspek, Indikator

1. Sumberdaya Manusia
1.1 Kompetensi pengoperasian komputer, jaringan dan internet
1.1.1 Lebih dari 90% pendidik dan tenaga kependidikan mampu mengoperasikan
komputer minimal program office (pengolah kata, pengolah angka,
pengolah presentasi)
1.1.2 Memiliki tenaga pendidik dan/atau tenaga kependidikan yang mampu
membuat jaringan komputer sederhana
1.1.3 Lebih dari 90% pendidik dan tenaga kependidikan mengunakan internet
sebagai sarana komunikasi dan pembelajaran
1.1.4 Memiliki teknisi TIK (boleh guru maupun tenaga khusus)
1.2 Kompetensi pembelajaran berbasis TIK
1.2.1 Lebih dari 90% pendidik mampu mengoperasikan komputer minimal
program office (pengolah kata, pengolah angka, pengolah presentasi)
untuk proses pembelajaran
1.2.2 Lebih dari 75% pendidik mampu membuat bahan ajar berbasis TIK
1.3 Kompetensi pengelolaan administrasi sekolah berbasis TIK
1.3.1 Lebih dari 75% tenaga administrasi mampu menggunakan dan
mengoperasikan perangkat lunak administrasi sekolah.
1.3.2 Memiliki tenaga layanan khusus dalam bidang Sistem Informasi Manajemen
(SIM) Sekolah

2. Sarana dan Prasarana


2.1 Laboratorium komputer
2.1.1 Memiliki ruang laboratorium yang dapat menampung minimum 1
rombongan belajar yang bekerja dalam kelompok @ 2 orang
2.1.2 Memiliki komputer minimal 20 unit terkoneksi dengan jaringan LAN dan
terhubung dengan internet
2.2 Perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi
2.2.1 Memiliki kecepatan koneksi internet yang sesuai dengan kebutuhan
2.2.2 Memiliki website sekolah yang aktif
2.2.3 Memiliki jaringan internet minimal terhubung ke laboratorium komputer,
ruang kepala sekolah, ruang guru, dan perpustakaan
2.2.4 Memiliki jaringan dengan menggunakan server minimal terhubung ke ruang
kelas, laboratorium komputer, ruang kepala sekolah, ruang guru, dan
perpustakaan
2.2.5 Memiliki area hotspot internet dan intranet untuk keperluan pembelajaran
2.2.6 Lebih dari 75% ruang kelas memiliki perangkat TIK minimal LCD projector
2.2.7 Ruang perpustakaan dilengkapi dengan komputer yang berisi administrasi
perpustakaan dan terdapat kumpulan bahan ajar berbasis TIK
2.5 Sumber daya listrik
2.5.1 Memiliki sumber daya listrik sesuai dengan kebutuhan

3. Pengelolaan
3.1 Organisasi
3.1.1 Memiliki tim pengelola PSB yang terdiri atas penanggung jawab, admin,
pengembang konten bahan ajar, dan pengembang konten non bahan ajar

2010,Dit. Pembinaan SMA-Ditjen. Mandikdasmen 38-40


Konsep dan Strategi Implementasi Program SMA Model SKM-PBKL-PSB

Komponen, Aspek, Indikator


3.2 Perencanaan
3.2.1 Memiliki program kerja jangka menengah dan Tahunan PSB sebagai bagian
tak terpisahkan dari Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) empat
Tahunan dan Rencana dan Anggaran Kegiatan Sekolah (RAK-S) satu
Tahunan
3.3 Pedoman
3.3.1 Memiliki pedoman pengelolaan PSB tingkat sekolah
3.4 Pengelolaan Pembelajaran
3.4.1 Memiliki aplikasi pengelolaan administrasi dan konten pembelajaran
antara lain dokumen KTSP, silabus, RPP, bahan ajar dan bahan uji

4. Proses Pembelajaran
4.1 Konten Pembelajaran
4.1.1 Lebih dari 75% mata pelajaran memiliki bahan ajar berbasis TIK
4.2 Pelaksanaan pembelajaran
4.2.1 Lebih dari 75% mata pelajaran menerapkan pembelajaran berbasis
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

5. Sistem Informasi dan Manajemen (SIM)


5.1 Administrasi pembelajaran berbasis TIK
5.1.1 Menggunakan aplikasi administrasi pembelajaran berbasis TIK antara lain :
a. Penerimaan siswa baru
b. Pengelolaan data personal siswa
c. Pengelolaan hasil proses pembelajaran siswa
d. Pengelolaan proses keuangan
e. Pengelolaan data guru dan karyawan
f. Pengelolaan aset dan perlengkapan
g. Publikasi informasi
h. Konsolidasi laporan periodik pendidikan
i. Pengelolaan ruangan belajar
k. Pengelolaan jadwal pengajaran
l. Pengelolaan jadwal guru mengajar
m. Pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler
5.1.2 Menggunakan program Paket Aplikasi Sekolah

2010,Dit. Pembinaan SMA-Ditjen. Mandikdasmen 39-40


Konsep dan Strategi Implementasi Program SMA Model SKM-PBKL-PSB

Lampiran 2. Proyeksi pencapaian sasaran program pembinaan SMA Model SKM-PBKL-PSB


Tahun 2010-2012

PROYEKSI PENGEMBANGAN PENCAPAIAN SASARAN


PROGRAM PEMBINAAN SMA MODEL SKM-PBKL-PSB
TAHUN 2010-2012

Sasaran Target Per Tahun


No. Kegiatan
3 Tahun 2010 2011 2012
1. Penyusunan/pengembangan 65 Nsk
perangkat pendukung
a. RSKM/RSSN dan RPBKL 14 Nsk 14 Nsk 14 Nsk -
b. RPSB 10 Nsk 10 Nsk 10 Nsk -
c. KTSP 35 Nsk 35 Nsk - -
d. Uji kompetensi Bhs Inggris dan TIK 6 Nsk
2. Penggandaan perangkat pendukung
a. Dinas Pendidikan Provinsi 10.725 Eks … Eks 10.725 Eks 10.725 Eks
(33x5setx 65Nsk)
b. Dinas Pendidikan Kab/Kota 162.500 Eks … Eks 162.500 Eks 162.500 Eks
(500K/Kx5Setx65Nsk)
c. Sekolah (11000Sekx5Setx65Nsk) 3.575.000 Eks … Eks 3.575.000 Eks 3.575.000 Eks
d. Pusat (100setx65Nsk) 6500 Eks … Eks 6500 Eks 6500 Eks
3. Pelaksanaan SMA Model RSKM/RSSN
a. Tingkat pusat 132 SMA 132 SMA 132 SMA 132 SMA
b. Tingkat Provinsi/kab/kota (10% 1100 SMA - 1100 SMA 1100 SMA
dari jumlah SMA)
4. Penyiapan sumberdaya manusia
dalam pelaksanaan SNP
a. Tingkat pusat (33x15orgx2kl) 990 Org … Org 990 Org 990 Org
b. Tingkat provinsi (33x15orgx2kl) 990 Org … Org 990 Org 990 Org
c. Tingkat kabupaten/kota 15.000 Org … Org 15.000 Org 15.000 Org
(500K/Kx15orgx2kl)
d. Tingkat sekolah (supervisi dan IHT
4 kl/thn)
§ SMA Model RSKM/RSSN 31.680 Org … Org 31.680 Org 31.680 Org
(132x60orgx4kl))
§ SMA lainnya (11.000 SMA-132 652.080 Org … Org 652.080 Org 652.080 Org
SMAx30orgx2kl)
5. Asistensi dan sikronisasi program
kerja sekolah
a. Tingkat pusat 132 Sek 132 Sek 132 Sek 132 Sek
b. Tingkat provinsi 10.868 Sek - 10.868 Sek 10.868 Sek
6. Pemberian dana block grant
a. Tingkat pusat 132 Sek 132 Sek 132 Sek 132 Sek
b. Tingkat provinsi 10.868 Sek - 10.868 Sek 10.868 Sek
7. Supervisi dan evaluasi keterlaksanaan
SNP (minimal 2 kl/thn)
a. Tingkat pusat 132 SMA 132 Sek 132 Sek 132 Sek
b. Tingkat Provinsi/kab/kota (10% 10.868 Sek - 10.868 Sek 10.868 Sek
dari jumlah SMA)

2010,Dit. Pembinaan SMA-Ditjen. Mandikdasmen 40-40

Anda mungkin juga menyukai