PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah semua perilaku kesehatan yang
dilakukan atas kesadaran sehingga nggota keluarga atau keluarga dapat menolong
dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan
kesehatan di masyarakat. Program ini telah dilaksanakan oleh Kementrian
Kesehatan sejak tahun 1996. Evaluasi keberhasilan pembinaan PHBS dilakukan
dengan melihat indicator PHBS tatanan rumah tangga.1
Program pembinaan PHBS sudah berlangsung lama, tetapi keberhasilannya
masih jauh dari harapan. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2007
mengungkap bahwa rumah tangga di Indonesia yang memraktikkan PHBS
mencapai 38,7%. Padahal Rencana Strategis Kementrian Kesehatan menetapkan
target pada tahun 2014 rumah tangga yang mempraktekkan PHBS adalah 70%.1
Rumah Bebas Rokok dan Cuci Tangan dengan air bersih atau sabun menjadi
fokus utama pada mini project kami. Berdasarkan data Riskesdas 2007, prevalensi
merokok di Indonesia naik dari tahun ke tahun. Persentase pada penduduk berumur
>15 tahun adalah 35,4 persen aktif merokok (65,3 persen laki-laki dan 5,6 persen
wanita), artinya 2 diantara 3 laki-laki adalah perokok aktif. Selain itu lebih dari 43
juta anak Indonesia hidup serumah dengan perokok dan terpapar asap rokok atau
sebagai perokok pasif. Menurut data The Global Youth Tobacco Survey pada tahun
2006, 6 dari 10 pelajar di Indonesia terpapar asap rokok selama mereka di rumah.
Sebesar 37,3 persen pelajar dilaporkan biasa merokok, dan 3 diantara 10 pelajar
pertama kali merokok pada usia dibawah 10 tahun. Hal ini dikarenakan, anak-anak
dan kaum muda semakin dijejali dengan ajakan merokok oleh iklan, promosi dan
sponsor rokok yang sangat gencar.2
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (2007), ditemukan bahwa
persentase kebiasaan CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun) pada masyarakat Indonesia
masih belum mencapai angka 50%. Berdasarkan survei Joint Monitoring Program
(JMP) pada tahun 2004, masyarakat yang melakukan cuci tangan pakai sabun
(CTPS) pada lima waktu kritis (sebelum menjamah makanan, sebelum menyuapi
anak, sebelum makan, setelah membersihkan BAB/buang air besar anak dan setelah
BAB) kurang dari 15%. Kebiasaan mencuci tangan pakai sabun dapat menurunkan
angka kejadian penyakit. Hasil studi WHO (2007) membuktikan bahwa angka
kejadian diare dapat menurun hingga 32% dengan meningkatkan akses masyarakat
terhadap sanitasi dasar (jamban, pengolahan sampah rumah tangga, pengolahan
limbah cair domestik); 45% dengan perilaku mencuci tangan pakai sabun; dan 39%
dengan perilaku pengelolaan air minum yang higienis di rumah tangga. Intervensi
dengan mengintegrasikan ketiga upaya tersebut dapat menurunkan angka kejadian
diare sebesar 94%. Data WHO juga memperlihatkan bahwa mencuci tangan dengan
sabun mampu menurunkan kasus Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) dan flu
burung hingga 50%.3,4
Hal inilah yang melatarbelakangi kami untuk melaksanakan kegiatan
“Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Rumah Bebas Rokok, dan
Lokakarya Cuci Tangan dengan Sabun di Dusun Bekilang” yang merupakan
wilayah kerja Puskesmas Talun Kenas.
1.2.Identifikasi Masalah
Pembinaan PHBS di rumah tangga masih diperlukan karena masih ditemukan
kasus diare penyakit saluran pernapasan akibat rokok.
1.3.Tujuan Kegiatan
1.3.1. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan warga Dusun Bekilang mengenai PHBS,
bahaya merokok, dan cara mencuci tangan yang benar.
1.3.2. Tujuan Khusus
- Sebagian besar rumah tangga dapat mencapai kriteria PHBS dalam
rumah tangga.
- Sebagian besar rumah tangga Dusun Bekilang Bebas Rokok
1.4.Manfaat
1.4.1. Manfaat bagi penulis
- Berperan aktif dalam meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat.
- Membina masyarakat untuk menjalani hidup sehat.
1.4.2. Manfaat bagi masyarakat
- Masyarakat menjadi lebih tahu bagaimana menjalani Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat
- Mencegah terjadinya penyakit infeksi dengan rajin cuci tangan
menggunakan sabun.
- Mencegah terjadinya penyakit saluran pernapasan akibat polusi asap
rokok.
1.4.3. Manfaat bagi Puskesmas
Menjalin hubungan yang baik antara Puskesmas Talun Kenas dengan warga
Dusun Bekilang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4. Usia lanjut
5. Pengasuh Anak
2. Bagi Masyarakat
contoh :
• Hari 1 ; 24 batang
• Hari 2 : 20 batang
• Hari 3 : 16 batang
• Hari 4 : 12 batang
• Hari 5 : 8 batang
• Hari 6 : 4 batang
• Hari 7 : 0 batang
2.2. Rokok
2.2.1. Definisi Rokok
Rokok adalah salah satu produk tembakau yang dimaksudkan untuk
dibakar, dihisap dan/atau dihirup termasuk rokok kretek, rokok putih, cerutu atau
bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman nicotiana tabacum, nicotiana rustica,
dan spesies lainnya atau sintetisnya yang asapnya mengandung nikotin dan tar,
dengan atau tanpa bahan tambahan.7