Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah semua perilaku kesehatan yang
dilakukan atas kesadaran sehingga nggota keluarga atau keluarga dapat menolong
dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan
kesehatan di masyarakat. Program ini telah dilaksanakan oleh Kementrian
Kesehatan sejak tahun 1996. Evaluasi keberhasilan pembinaan PHBS dilakukan
dengan melihat indicator PHBS tatanan rumah tangga.1
Program pembinaan PHBS sudah berlangsung lama, tetapi keberhasilannya
masih jauh dari harapan. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2007
mengungkap bahwa rumah tangga di Indonesia yang memraktikkan PHBS
mencapai 38,7%. Padahal Rencana Strategis Kementrian Kesehatan menetapkan
target pada tahun 2014 rumah tangga yang mempraktekkan PHBS adalah 70%.1
Rumah Bebas Rokok dan Cuci Tangan dengan air bersih atau sabun menjadi
fokus utama pada mini project kami. Berdasarkan data Riskesdas 2007, prevalensi
merokok di Indonesia naik dari tahun ke tahun. Persentase pada penduduk berumur
>15 tahun adalah 35,4 persen aktif merokok (65,3 persen laki-laki dan 5,6 persen
wanita), artinya 2 diantara 3 laki-laki adalah perokok aktif. Selain itu lebih dari 43
juta anak Indonesia hidup serumah dengan perokok dan terpapar asap rokok atau
sebagai perokok pasif. Menurut data The Global Youth Tobacco Survey pada tahun
2006, 6 dari 10 pelajar di Indonesia terpapar asap rokok selama mereka di rumah.
Sebesar 37,3 persen pelajar dilaporkan biasa merokok, dan 3 diantara 10 pelajar
pertama kali merokok pada usia dibawah 10 tahun. Hal ini dikarenakan, anak-anak
dan kaum muda semakin dijejali dengan ajakan merokok oleh iklan, promosi dan
sponsor rokok yang sangat gencar.2
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (2007), ditemukan bahwa
persentase kebiasaan CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun) pada masyarakat Indonesia
masih belum mencapai angka 50%. Berdasarkan survei Joint Monitoring Program
(JMP) pada tahun 2004, masyarakat yang melakukan cuci tangan pakai sabun
(CTPS) pada lima waktu kritis (sebelum menjamah makanan, sebelum menyuapi
anak, sebelum makan, setelah membersihkan BAB/buang air besar anak dan setelah
BAB) kurang dari 15%. Kebiasaan mencuci tangan pakai sabun dapat menurunkan
angka kejadian penyakit. Hasil studi WHO (2007) membuktikan bahwa angka
kejadian diare dapat menurun hingga 32% dengan meningkatkan akses masyarakat
terhadap sanitasi dasar (jamban, pengolahan sampah rumah tangga, pengolahan
limbah cair domestik); 45% dengan perilaku mencuci tangan pakai sabun; dan 39%
dengan perilaku pengelolaan air minum yang higienis di rumah tangga. Intervensi
dengan mengintegrasikan ketiga upaya tersebut dapat menurunkan angka kejadian
diare sebesar 94%. Data WHO juga memperlihatkan bahwa mencuci tangan dengan
sabun mampu menurunkan kasus Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) dan flu
burung hingga 50%.3,4
Hal inilah yang melatarbelakangi kami untuk melaksanakan kegiatan
“Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Rumah Bebas Rokok, dan
Lokakarya Cuci Tangan dengan Sabun di Dusun Bekilang” yang merupakan
wilayah kerja Puskesmas Talun Kenas.

1.2.Identifikasi Masalah
Pembinaan PHBS di rumah tangga masih diperlukan karena masih ditemukan
kasus diare penyakit saluran pernapasan akibat rokok.

1.3.Tujuan Kegiatan
1.3.1. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan warga Dusun Bekilang mengenai PHBS,
bahaya merokok, dan cara mencuci tangan yang benar.
1.3.2. Tujuan Khusus
- Sebagian besar rumah tangga dapat mencapai kriteria PHBS dalam
rumah tangga.
- Sebagian besar rumah tangga Dusun Bekilang Bebas Rokok
1.4.Manfaat
1.4.1. Manfaat bagi penulis
- Berperan aktif dalam meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat.
- Membina masyarakat untuk menjalani hidup sehat.
1.4.2. Manfaat bagi masyarakat
- Masyarakat menjadi lebih tahu bagaimana menjalani Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat
- Mencegah terjadinya penyakit infeksi dengan rajin cuci tangan
menggunakan sabun.
- Mencegah terjadinya penyakit saluran pernapasan akibat polusi asap
rokok.
1.4.3. Manfaat bagi Puskesmas
Menjalin hubungan yang baik antara Puskesmas Talun Kenas dengan warga
Dusun Bekilang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


2.1.1. Pengertian PHBS
Perilaku Hidup Sehat dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang
dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan
seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri
(mandiri) dibidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan
masyarakat. dengan demikian PHBS mencakup beratus-ratus bahkan beribu-ribu
perilaku yang harus dipraktekkan dalam rangka mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya.
Dibidang pencegahan dan penanggulangan penyakit serta penyehatan
lingkungan harus dipraktekkan perilaku mencuci tangan dengan sabun,
pengelolahan air minum dan makanan yang memenuhi syarat, menggukan air
bersih, menggunakan jamban sehat, pengelolahan limbah cair yang memenuhi
syarat, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok di dalam ruangan dan lain-lain.
Dibidang kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana harus dipraktekkan
perilaku meminta pertolongan meminta pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan, menimbang balita setiap bulan, mengimunisasi lengkap bayi, menjadi
aseptor keluarga berencana dan lain-lain. Dibidang gizi dan farmasi harus
dipraktekkan perilaku makan dengan giji seimbang, minum tablet tambah darah
selama hamil, memberi bayi ASI esklusif, mengkonsumsi garam beryodium dan
lain lain. Sedangkan dibidang pemeliharaan kesehatan harus dipraktekkan perilaku
ikut serta dalam jaminan pemeliharaan kesehatan, aktif mengurus dan atau
memanfaatkan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat atau (UKBM),
memanfaatkan Puskesmas dan fasilitas pelayan kesehatan lain dan lain-lain.1

2.1.2. Manfaat PHBS


Keluarga yang melaksanakan PHBS maka setiap rumah tangga akan
meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit. Rumah tannga tangga sehat dapat
meningkatkan produktivitas kerja anggota keluarga. Dengan meningkatnya
kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yang tadinya dialokasikan untuk
kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi seperti biaya pendidikan dan usaha
lain yang dapat meningkatkan kesejahteraan anggota rumah tangga. Salah satu
indikator menilai keberhasilan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di bidang
kesehatan adalah pelaksanaan PHBS. PHBS juga bermanfaat untuk meningkatkan
citra pemerintah daerah dalam bidang kesehatan, sehingga dapat menjadi
percontohan rumah tangga sehat bagi daerah lain.

2.1.3. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Rumah Tangga


PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memeberdayakan anggota
rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan
sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di Rumah
Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga ber PHBS. Rumah tangga yang
ber-PHBS adalah rumah tangga yang melakukan 10 PHBS di rumah tangga yaitu:5

1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan

2. Memberi ASI ekslusif

3. Menimbang balita setiap bulan

4. Menggunakan air bersih

5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun

6. Menggunakan jamban sehat

7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu

8. Makan buah dan sayur setiap hari

9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari.

10. Tidak merokok di dalam rumah.

Sasaran PHBS di Rumah Tangga adalah seluruh anggota keluarga yaitu

1. Pasangan Usia Subur


2. Ibu Hamil dan Menyusui

3. Anak dan Remaja

4. Usia lanjut

5. Pengasuh Anak

Perilaku hidup bersih dan sehat sangat bermanfaat bagi keberlangsungan


hidup suatu rumah tangga. Manfaat rumah tangga ber-PHBS adalah:

1. Bagi Rumah Tangga

a. Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit

b. Anak tumbuh sehat dan cerdas

c. Anggota keluarga giat bekerja

d. Pengeluaran rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi keluarga,


pendidikan dan modal usaha untuk menambah pendapatan keluarga.

2. Bagi Masyarakat

a. Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat

b. Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah


kesehatan

c. Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.

d. Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber


Masyarakat

(UKBM) seperti posyandu, tabungan ibu bersalin, arisan jamban, ambulans


desa dan lain-lain.
2.1.4. Target Rumah Tangga berPHBS
PHBS merupakan salah satu indikator untuk menilai kinerja pemerintah
daerah kabupaten/kota di bidang kesehatan, yaitu dengan pencapaian 70% rumah
tangga sehat.6
Untuk mengukur keberhasilan sasaran strategis tersebut diatas, maka
ditetapkan indikator “Persentase Rumah Tangga yang melaksanakan PHBS”.
Rumah Tangga ber-Perilaku Hidup Bersih dan Sehat merupakan upaya untuk
memberdayakan anggota keluarga agar tahu, mau, dan mampu melaksanakan
perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di
masyarakat.
Rumah Tangga Ber-PHBS didapatkan dari rumah tangga yang seluruh
anggotanya berperilaku hidup bersih dan sehat.5

a. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan


Yang dimaksud tenaga kesehatan disini seperti dokter, bidan dan tenaga
paramedis lainnya.
b. Bayi diberi ASI eksklusif
Seorang ibu dapat memberikan buah hatinya ASI Eksklusif yakni
pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi mulai
usia nol hingga enam bulan.
c. Balita ditimbang setiap bulan
Penimbangan bayi dan Balita setiap bulan dimaksudkan untuk memantau
pertumbuhan Balita tersebut setiap bulan. Penimbangan ini dilaksanakan di
Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) mulai usia 1 bulan hingga 5 tahun.
d. Menggunakan air bersih
Menggunakan air bersih dalam kehidupan sehari-hari seperti memasak,
mandi, hingga untuk kebutuhan air minum. Air yang tidak bersih banyak
mengandung kuman dan bakteri yang dapat menyebabkan berbagai macam
penyakit.
e. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
Mencuci tangan di air mengalir dan memakaisabun dapat menghilangkan
berbagai macam kuman dan kotoran yang menempel di tangan sehingga
tangan bersih dan bebas kuman.
f. Menggunakan jamban sehat
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyaifasilitas pembuangan
kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atautempat duduk dengan
leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit
penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya. Ada beberapa
syarat untuk jamban sehat, yakni tidak mencemari sumber air minum, tidak
berbau, tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus, tidak mencemari tanah
sekitarnya, mudah dibersihkan dan aman digunakan, dilengkapi dinding
dan atap pelindung, penerangan dan ventilasi udara yang cukup, lantai
kedap air, tersedia air, sabun, dan alat pembersih.
g. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu
Lakukan Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) di lingkungan rumah tangga.
PJB adalah pemeriksaan tempat perkembangbiakan nyamuk yang ada di
dalam rumah, seperti bak mandi, WC, vas bunga, tatakan kulkas, dan di luar
rumah seperti talang air, dan lain-lain yang dilakukan secara teratur setiap
minggu. Selain itu, juga lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
dengan cara 3 M (Menguras, Mengubur, Menutup).
h. Makan sayur dan buah setiap hari
Konsumsi sayur dan buah sangat dianjurkan karena banyak mengandung
berbagai macam vitamin, serat danmineral yang bermanfaat bagi tubuh.
i. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
Aktifitas fisik, baik berupa olahragamaupun kegiatan lain yang
mengeluarkan tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan
fisik, mental, dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar
sepanjang hari. Jenis aktifitas fisik yang dapatdilakukan dalam kehidupan
sehari-hari yakni berjalan kaki, berkebun,mencuci pakaian, dan lain-
lainnya.
j. Tidak Merokok di Dalam Rumah
Hal ini dikarenakan dalam satu puntung rokok yang diisap, akan
dikeluarkan lebih dari 4.000 bahan kimia berbahaya, diantaranya adalah
nikotin, tar, dan karbon monoksida (CO).
a. Perokok Aktif dan Pasif
Setiap annggota keluarga tidak boleh merokok. Rokok ibarat pabrik
bahan kimia. Dalam satu batang rokok yang dihisap akan di keluarkan
sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya, diantarnya adalah nikotin, tar. Nikotin
menyebabkan ketagihan dan merusak jantung dan aliran darah. Tar
menyebabkan kerusakan sel paru-paru dan kanker.
Perokok aktif adalah orang yang mengkonsumsi rokok secara rutin
dengan sekecil apapun walaupun itu cuma 1 batang dalam sehari. Atau
orang yang menghisap rokok walau hanya sekedar coba-coba dan cara
menghisap rokok cuma sekedar menghembuskan asap walau tidak diisap
masuk kedalam paru-paru. Perokok pasif adalah orang yang bukan perokok
tapi menghirup asap rokok orang lain. Rumah merupakan tempat berlindung
termasuk dari asap rokok. Perokok pasif harus berani menyuarakan haknya
tidak menghirup asap rokok.
Perilaku hidup bersih dan sehat, yang menjadi kebutuhan dasar derajad
keeshatan masyarakat ,salah satu aspeknya adalah “tidak ada anggota
keluarga yang merokok”. Sedangkan PHBS harus menjadi kewajiban dan
para kader kesehatan untuk mensosialisasikan. Setiap kali menghirup asap
rokok, baik sengaja maupun tidak, berarti juga mengisap lebih dari 4.000
macam racun. Karena itulah, merokok sama dengan memasukkan racun-
racun tadi ke dalam rongga mulut dan tentunya paru-paru. Merokok
mengganggu kesehatan, kenyataan ini tidak dapat kita pungkiri. Banyak
penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk merokok, baik cara langsung
maupun tidak langsung. Kebiasaan merokok bukan saja merugikan si
perokok, tetapi juga bagi orang yang disekitarnya. Saat ini jumlah perokok,
terutama jumlah perokok remaja terus bertambah. Keadaan ini merupakan
tantangan berat bagi upaya peningkatan derajad kesehatan masyarakat.
Bahkan organisasi kesehatan dunia telah memberikan peringatan bahwa
dalam dekade 2020-2030 tembakau akan membunuh 10 juta per tahun, 70%
diantaranya terjadi di negara-negara berkembang.
b. Bahaya Perokok Aktif dan Perokok Pasif
Bahaya merokok terhadap kesehatan tubuh telah diteliti dan dibuktiikan
oleh banyak orang. Efek-efek yang merugikan akibat merokok pun sudah
diketahui dengan jelas. Banyak penelitian yang telah membuktikan bahwa
kebiasaan merokok mengakibatkan resiko timbulnya berbagai penyakit.
Seperti penyakit jantung, paruparu, kanker rongga mulut, kanker laring,
tekanan darah tinggi, impotensi, gangguan kehamilan serta cacat pada janin.
Penelitian terbaru juga menunjukkan adanya bahaya dari secondhand-
smoke, itu asap rokok yang terhirup oleh orang-orang bukan perokok.
Merokok secara aktif maupun secara pasif membahayakan tubuh, seperti:
1. Menyebabkan kerontokan rambut
2. Gangguan pada mata seperti katarak
3. Kehilangan pendengaran lebih awal dibandingbukan perokok
4. Menyebabkan paru-paru kronis
5. Merusak gigi dan bau mulut
6. Menyebabkan stroke dan serangan jantung
7. Tulang lebih mudah patah
8. Menyebabkan kanker kulit
9. Menyebabkan kemandulan dan impotensi
10. Menyebabkan kanker rahim dan keguguran.

c. Menghentikan Kebiasaan Merokok

Sudah seharusnya upaya menghentikan kebiasaan merokok menjadi tugas dan


tanggung jawab dari segenap lapisan masyarakat. Usaha penerangan dan
penyuluhan khususnya di kalangan generasi muda, dapat pula dikaitkan dengan
usaha penanggulangan bahaya narkotika, usaha kesehatan sekolah, dan penyuluhan
kesehatan masyrakat pada umumnya. Tokoh-tokoh panutan masyarakat, termasuk
para pejabat, pemimpin agama, guru, petugas kesehatan, artis dan olahragawan
sudah patutnya menjadi teladan dengan tidak merokok.
Terdapat beberapa cara untuk berhenti merokok,yaitu berhenti seketika,
menunda, dan mengurangi. Hal yang paling utama adalah niat dan tekat yang bulat
untuk melaksanakan cara tersebut. Cara seketika ini merupakan upaya yang yang
paling berhasil. Bagi perokok berat, mungkin perlu bantuan tenaga kesehatan untuk
mengatasi efek ketagihan karena rokok mengandung zat aditif. Perokok dapat
menunda penghisapan rokok pertama 2 jam setiap hari. Sebagai contoh : seorang
perokok biasanya merokok setiap hari pada pukul 07.00 pagi, maka pada:

• Hari 1 : pukul 09.00

• Hari 2 : pukul 11.00

• Hari 3 : pukul 13.00

• Hari 4 : pukul 15.00

• Hari 5 : pukul 17.00

• Hari 6 : pukul 19.00

• Hari 7 ; pukul 21.00

Jumlah rokok yang dihisap setiap hari dikurangi secara berangsur-angsur


dengan jumlah yang sama sampai 0 batang pada hari ke 7 atau yang ditetapkan.
Sebagai

contoh :

• Hari 1 ; 24 batang

• Hari 2 : 20 batang

• Hari 3 : 16 batang

• Hari 4 : 12 batang

• Hari 5 : 8 batang

• Hari 6 : 4 batang

• Hari 7 : 0 batang
2.2. Rokok
2.2.1. Definisi Rokok
Rokok adalah salah satu produk tembakau yang dimaksudkan untuk
dibakar, dihisap dan/atau dihirup termasuk rokok kretek, rokok putih, cerutu atau
bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman nicotiana tabacum, nicotiana rustica,
dan spesies lainnya atau sintetisnya yang asapnya mengandung nikotin dan tar,
dengan atau tanpa bahan tambahan.7

2.2.2. Kandungan Rokok


Racun rokok yang paling utama adalah sebagai berikut:8
1. Nikotin
Nikotin dapat meningkatkan adrenalin yang membuat jantung berdebar
lebih cepat dan bekerja lebih keras, frekuensi jantung meningkat dan
kontraksi jantung meningkat sehingga menimbulkan tekanan darah
meningkat
2. Tar
Tar adalah substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada
paru-paru, mengandung bahan-bahan karsinogen
3. Karbon monoksida (CO)
Merupakan gas berbahaya yang terkandung dalam asap pembuangan
kendaraan. CO menggantikan 15% oksigen yang seharusnya dibawa oleh
sel-sel darah merah. CO juga dapat merusak lapisan dalam pembuluh darah
dan meninggikan endapan lemak pada dinding pembuluh darah,
menyebabkan pembuluh darah tersumbat.

2.2.3. Bahaya Merokok Bagi Kesehatan 9


1. Penyakit paru-paru
Efek dari perokok yang paling pertama merusak organ tubuh akibat asap rokok
adalah paru-paru. Asap rokok tersebut terhirup dan masuk ke dalam paru-paru
sehingga menyebabkan paru-paru mengalami radang, bronkitis, dan pneumonia.
Belum lagi bahaya dari zat nikotin yang menyebabkan kerusakan sel-sel dalam
organ paru-paru yang bisa berakibat fatal yaitu kanker paru-paru. Bahaya
merokok bagi kesehatan ini tentu sangat beresiko dan bisa menyebabkan
kematian. Maka sebaiknya sebelum hal itu terjadi lebih baik berhenti merokok
dari sekarang juga. Bukankan lebih baik mencegah daripada mengobati? Dengan
demikian sebelum terjadi penyakit bahaya tersebut sebaiknya cegah dengan
berhenti merokok.
2. Penyakit impotensi dan organ reproduksi
Efek bahaya merokok bagi kesehatan lainnya adalah bisa mengakibatkan
impotensi, kasus seperti ini sudah banyak dialami oleh para perokok. Sebab
kandungan bahan kimia yang sifatnya beracun tersebut bisa mengurangi
produksi sperma pada pria. Bukan hanya itu saja, pada pria juga bisa terjadi
kanker di bagian testis. Oleh sebab itu, sebelum hal itu terjadi maka kurangi
secara perlahan konsumsi rokok Anda. Terutama untuk usia remaja karena efek
bahaya merokok bagi kesehatan remaja yang bisa menyebabkan resiko tidak
memiliki keturunan. Sedangkan pada wanita yang merokok, efek dari rokok juga
bisa mengurangi tingkat kesuburan wanita.
3. Penyakit lambung
Hal yang terlihat sepele ketika menghisap rokok adalah aktifitas otot di bawah
kerongkongan semakin meningkat. Otot sekitar saluran pernafasan bagian
bawah akan lemah secara perlahan sehingga proses pencernaan menjadi
terhambat. Bahaya merokok bagi kesehatan juga bisa dirasakan sampai ke
lambung, karena asap rokok yang masuk ke sistem pencernaan akan
menyebabkan meningkatnya asam lambung. Jika hal ini dibiarkan terus menerus
maka bukan tidak mungkin akan menjadi penyakit yang lebih kronis seperti
tukak lambung yang lebih sulit diobati. Tentu jika Anda sudah mengetahui
resiko ini kesadaran untuk berhenti merokok bisa semakin tinggi.
4. Resiko stroke
Pada perokok aktif bisa saja menderita serangan stroke, karena efek samping
rokok bisa menyebabkan melemahnya pembuluh darah. Ketika kelemahan
tersebut terjadi dan kerja pembuluh darah terhambat bisa menyebabkan serangan
radang di otak. Hal itulah yang bisa beresiko terjadi stroke meskipun orang
tersebut tidak ada latar belakang darah tinggi atau penyakit penyebab stroke
lainnya. Penyebab stroke tersebut bersumber dari kandungan kimia berbahaya
seperti nikotin, tar, karbon monoksida dan gas oksidan yang terkandung dalam
rokok. Sehingga bahaya merokok bagi kesehatan terkena stroke hampir 50%
terjadi pada seorang perokok aktif.

2.3. Cuci Tangan Pakai Sabun


Cuci tangan adalah proses membuang kotoran dan debu secara mekanis dari
kulit kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air. Mencuci tangan
merupakan teknik dasar yang paling penting dalam pencegahan dan pengontrolan
infeksi. Mencuci tangan memiliki berbagai manfaat antara lain:
a. Mencegah risiko tertular flu, demam dan penyakit menular lainnya
b. Mencegah tertular penyakit serius seperti hepatitis A, meningitis dan lain-lain
c. Menurunakan risiko terkena diare dan penyakit pencernaan lainnya
d. Dapat menghemat pengeluaran keluarga karena anggota keluarga jarang sakit.
Mencuci tangan memakai sabun sebaiknya dilakukan sebelum dan setelah
beraktivitas. Berikut ini adalah waktu yang tepat untuk mencuci tangan memakai
sabun:
a. Sebelum dan sesudah makan
Hal ini dilakukan untuk menghindari terkontaminasinya makanan yang akan
kita konsumsi dengan kuman, sekaligus mencegah masuknya kuman ke
dalam tubuh.
b. Sebelum dan sesudah menyiapkan bahan makanan
c. Sebelum dan sesudah mengganti popok
Untuk menjaga sterilnya kulit bayi dari kuman – kuman berbahaya yang
dapat menginfeksi, maka anda wajib untuk mencuci tangan dengan benar
sebelum dan sesudah mengganti popok bayi.
d. Setelah buang air besar dan buang air kecil
Ketika melakukan buang air besar dan buang air kecil kuman dan bakteri
akan mudah menempel pada tangan dan harus dibersihkan.
e. Setelah bersin atau batuk Sama seperti buang air kecil dan buang air besar,
ketika bersin atau batuk, itu artinya anda sedang menyemburkan bakteri dan
kuman dari mulut dan hidung anda. Refleks anda pastinya menutup mulut
dan hidung dengan tangan, yang artinya, kuman akan menempel pada
tangan anda.
f. Sebelum dan setelah menggunakan lensa kontak
Hal ini dilakukan agar tidak terjadi infeksi pada bagian mata ketika anda
menempelkan lensa kontak pada mata anda
g. Setelah menyentuh binatang
Bulu binatang merupakan penyumbang bakteri dan kuman yang sangat
besar, sehingga anda wajib mencuci tangan anda setelah bersentuhan
dengan binatang, terutama yang berbulu tebal.
h. Setelah menyentuh sampah Sampah
i. Sebelum menangani luka
Luka, terutama pada bagian tubuh tertentu akan sangat sensitif terhadap
bakteri dan kuman. Apabila anda tidak mencuci tangan sebelum menangani
luka, maka kemungkinan terjadinya infeksi karena bakteri dan kuman akan
menjadi semakin tinggi.
Kegiatan mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir dilakukan 40-
60 detik. Langkah-langkah teknik mencuci tangan yang benar menurut anjuran
WHO yaitu sebagai berikut :
a. Pertama, basuh tangan dengan air bersih yang mengalir, ratakan sabun
dengan kedua telapak tangan
b. Kedua, gosok punggung tangan dan sela - sela jari tangan kiri dan tangan
kanan, begitu pula sebaliknya
c. Ketiga, gosok kedua telapak dan sela - sela jari tangan
d. Keempat, jari - jari sisi dalam kedua tangan saling mengunci
e. Kelima, gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan
lakukan sebaliknya
f. Keenam, gosokkan dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan di telapak
tangan kiri dan sebaliknya
g. Ketujuh, bilas kedua tangan dengan air yang mengalir dan keringkan
Adapun langkah-langkah tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 1. 6 langkah cuci tangan
BAB III
METODE
3.1. Desain Kegiatan
Kegiatan mini project ini bertema “Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS), Rumah Bebas Rokok, dan Lokakarya Cuci Tangan dengan
Sabun”, terdiri atas 3 kegiatan utama, yaitu pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat, penempelan stiker rumah bebas rokok, dan pemaparan 6 langkah cuci
tangan di rumah-rumah warga Dusun Bekilang.
3.2. Tempat dan Waktu Kegiatan
a. Tempat Kegiatan
Kegiatan ini dilakasanakan di rumah-rumah warga Dusun III Bekilang,
Desa Talun Kenas.
b. Waktu Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan pada 29 Mei 2018
3.3. Sasaran Kegiatan
Sasaran kegiatan ini adalah seluruh keluarga yang belum mendapatkan
pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
3.4. Instrumen
- Alat peraga
- Stiker Rumah Bebas Rokok
3.5. Prosedur
Pelaksana akan dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mendatangi rumah-
rumah warga. Setiap rumah akan diberikan pembinaan tentang PHBS dan dilakukan
lokakarya cuci tangan pakai sabun. Dilakukan juga pendataan perokok di setiap
keluarga dan kemudian dilakukan penempelan stiker “Rumah Bebas Rokok”.
Penempelan stiker ini dilakukan pada rumah yang tidak memiliki anggota keluarga
yang merokok dan pada rumah yang anggota keluarganya memiliki keinginan
untuk segera merokok. Dengan penempelan stiker tersebut, diharapkan tidak ada
lagi kegiatan rokok di dalam rumah.

Anda mungkin juga menyukai