Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara adalah negara di Asia Tenggara yang


dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara daratan benua Asia dan
Australia, serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Indonesia
adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.504
pulau Nama alternatif yang biasa dipakai adalah Nusantara. Dengan
populasi Hampir 270.054.853 jiwa pada tahun 2018, Indonesia adalah
negara berpenduduk terbesar keempat di dunia dan negara yang
berpenduduk Muslim terbesar di dunia, dengan lebih dari 230 juta jiwa.

Dari Sabang di ujung Aceh sampai Merauke di tanah Papua,


Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa, bahasa, dan agama.
Berdasarkan rumpun bangsa (ras), Indonesia terdiri atas bangsa asli
pribumi yakni Mongoloid Selatan/Austronesia dan Melanesia di mana
bangsa Austronesia yang terbesar jumlahnya dan lebih banyak
mendiami Indonesia bagian barat. Secara lebih spesifik, suku bangsa
Jawa adalah suku bangsa terbesar dengan populasi mencapai 41,7%
dari seluruh penduduk Indonesia. Semboyan nasional Indonesia,
"Bhinneka tunggal ika" ("Berbeda-beda namun tetap satu"), bermakna
keberagaman sosialbudaya yang membentuk satu kesatuan/negara.
Selain memiliki populasi penduduk yang padat dan wilayah yang luas,
Indonesia memiliki wilayah alam yang mendukung tingkat
keanekaragaman hayati terbesar kedua di dunia.

Provinsi Jawa tengah adalah provinsi dengan jumlah penduduk


mencapai 34,26 juta jiwa, yang terdiri dari 35 kabupaten dan kota, dan
Kabupaten Sragen merupakan salah satu kabupaten yang ada di Jawa
Tengah yang berbatasan dengan Jawa Timur. Kabupaten Sragen
memiliki luas Wilayah 941,55 km 2 yang terdiri dari 20 kecamatan dan
terbagi menjadi 208 kelurahan dan desa. Kabupaten Sragen memiliki

1
pontesi dibeberapa bidang yang dapat memajukan perekonomian
kabupaten seragen diantaranya di bidang pertanian, seni, industri,
pariwisata. Tentunya untuk mewujudkan kabupaten sragen maju dan
sejaterah tidak cukup dengan adanya potensi, namun harus didukung
dengan SDM yang mampu mengelolanya, yaitu masyarakat sragen itu
sendiri.

Maka dari itu penulis tertarik membuat paper ini dengan tujuan
terwujudnya Kabupaten Sragen yang lebih baik di hari mendatang.
Dengan tujuan Sragen lebih di kenal di Indonesia khususnya bagi orang
luar daerah.Dan paling utama dapat menyejahterakan masyarakat
kabupaten Sragen

B. Rumusan Masalah

Bagaimana saran untuk membuat Kabupaten Sragen lebih maju dan


berkembang?

C. Tujuan

Bertujuan agar hasil dari tulisan ini dapat bermanfaat bagi kabupaten
sragen.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Sragen

Kabupaten Sragen ditetapkan dengan Perda Nomor: 4 Tahun


1987, yaitu pada hari Selasa Pon, tanggal 27 Mei 1746. tanggal dan
waktu tersebut adalah dari hasil penelitian serta kajian pada fakta
sejarah, ketika Pangeran Mangkubumi yang kelak menjadi Sri Sultan
Hamengku Buwono yang ke- I menancapkan tonggak pertama
melakukan perlawanan terhadap Belanda menuju bangsa yang
berdaulat dengan membentuk suatu Pemerintahan lokal di Desa
Pandak, Karangnongko masuk tlatah Sukowati sebelah timur.

Pangeran Mangkubumi adik dari Sunan Pakubuwono


II di Mataram sangat membenci Kolonialis Belanda. Apalagi setelah
Belanda banyak mengintervensi Mataram sebagai Pemerintahan yang
berdaulat. Oleh karena itu dengan tekad yang menyala bangsawan
muda tersebut lolos dari istana dan menyatakan perang
dengan Belanda. Dalam sejarah peperangan tersebut, disebut
dengan Perang Mangkubumen (1746 - 1757). Dalam perjalanan
perangnya Pangeran Muda dengan pasukannya dari Keraton
bergerak melewati Desa-desa Cemara, Tingkir, Wonosari, Karangsari,
Ngerang, Butuh, Guyang. Kemudian melanjutkan perjalanan ke Desa
Pandak, Karangnongko masuk tlatah Sukowati.

Di Desa ini Pangeran Mangkubumi membentuk Pemerintahan


Pemberontak. Desa Pandak, Karangnongko di jadikan pusat
Pemerintahan Projo Sukowati, dan dia meresmikan namanya menjadi
Pangeran Sukowati serta mengangkat pula beberapa pejabat
pemerintahan.

Karena secara geografis terletak di tepi Jalan Lintas Tentara


Kompeni Surakarta–Madiun, pusat Pemerintahan tersebut dianggap

3
kurang aman, maka kemudian sejak tahun 1746 dipindahkan ke Desa
Gebang yang terletak disebelah tenggara Desa Pandak
Karangnongko.

Sejak itu Pangeran Sukowati memperluas daerah kekuasaannya


meliputi Desa Krikilan, Pakis, Jati, Prampalan, Mojoroto, Celep,
Jurangjero, Grompol, Kaliwuluh, Jumbleng, Lajersari dan beberapa
desa Lain.

Dengan daerah kekuasaan serta pasukan yang semakin


besar Pangeran Sukowati terus menerus melakukan perlawanaan
kepada Kompeni Belanda bahu membahu dengan saudaranya Raden
Mas Said, yang berakhir dengan perjanjian Giyanti pada tahun 1755,
yang terkenal dengan Perjanjian Palihan Negari, yaitu kasunanan
Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta, di mana Pangeran
Sukowati menjadi Sultan Hamengku Buwono ke-1 dan perjanjian
Salatiga tahun 1757, di mana Raden Mas Said ditetapkan
menjadi Adipati Mangkunegara I dengan mendapatkan separuh
wilayah Kasunanan Surakarta. Selanjutnya sejak tanggal 12 Oktober
1840 dengan Surat Keputusan Sunan Paku Buwono VII yaitu serat
Angger – angger Gunung, daerah yang lokasinya strategis ditunjuk
menjadi Pos Tundan, yaitu tempat untuk menjaga ketertiban dan
keamanan Lalu Lintas Barang dan surat serta perbaikan jalan dan
jembatan, termasuk salah satunya adalah Pos Tundan Sragen.

Perkembangan selanjutnya sejak tanggal 5 juni 1847 oleh Sunan


Paku Buwono VIII dengan persetujuan Residen Surakarta Baron de
Geer ditambah kekuasaan yaitu melakukan tugas kepolisian dan
karenanya disebut Kabupaten Gunung Pulisi Sragen. Kemudian
berdasarkan Staatsblaad No 32 Tahun 1854, maka disetiap Kabupaten
Gunung Pulisi dibentuk Pengadilan Kabupaten, di mana Bupati Pulisi
menjadi Ketua dan dibantu oleh Kliwon, Panewu, Rangga dan Kaum.
Sejak tahun 1869, daerah Kabupaten Pulisi Sragen memiliki 4 (empat)

4
Distrik, yaitu Distrik Sragen, Distrik Grompol, Distrik Sambungmacan
dan Distrik Majenang.

Selanjutnya sejak Sunan Paku Buwono VIII dan seterusnya


diadakan reformasi terus menerus dibidang Pemerintahan, di mana
pada akhirnya Kabupaten Gunung Pulisi Sragen disempurnakan
menjadi Kabupaten Pangreh Praja. Perubahan ini ditetapkan pada
zaman Pemerintahan Paku Buwono X, Rijkblaad No. 23 Tahun 1918, di
mana Kabupaten Pangreh Praja sebagai Daerah Otonom yang
melaksanakan kekuasaan hukum dan Pemerintahan. Akhirnya
memasuki Zaman Kemerdekaan Pemerintah Republik Indonesia,
Kabupaten Pangreh Praja Sragen menjadi Pemerintah Daerah
Kabupaten Sragen.

Bupati Sragen dari tahun 1946 - sekarang

1. KRMT. Panji Mangun Nagoro (1946 - 1950)


2. R. Suprapto Wijosaputro (1950 - 1959)
3. M. Mustajab (1959 - 1967)
4. Suwarno Djojomardowo, SH (1967 - 1973)
5. Srinardi (1973 - 1974)
6. Sayid Abbas (1975 - 1980)
7. H. Suryanto, PA (1980 - 1990)
8. HR Bawono (1990 - 2000)
9. H. Untung Wiyono (2001 - 2011)
10. Agus Fathurahman (2011 - 2016)
11. Kusdinar Untung Yuni Sukowati (2016 - Sekarang)

B. Profil Kabupaten Sragen

Tabel 1 Profil Sragen


Nama Kabupaten Sragen
Daerah

5
Lambang
Daerah

Gambar 1. Lambang kabupaten Sragen


Lambang Daerah Kabupten dibuat dengan tujuan untuk
mencerminkan cita-cita kepribadian, hasrat cita-cita rakyatnya,
oleh karena itu dibuatkan sebuah lambang Daerah dengan
bentuk isi warna yang dituliskan pada Bandara Peraturan
Daerah ini.
Motto Sragen ASRI (Aman, Sehat, Rapi, Indah)
Julukan Bumi Sukowati, Kota Fosil
Bupati Kusdinar Untung Yuni Sukowati
Wakil Dedy Endriyatno
Bupati
Peta

Gambar 2. Peta wilayah sragen


Provinsi Jawa tengah
Luas 941,55 km2 secara fisiologis terbagi menjadi 2 :
 40.037,93 Ha (42,52%) Lahan basah (sawah)
wilayah
 54,117,88 Ha (57,48%) Lahan kering
letak  7° 15 LS - 7 ° 30 LS

6
wilayah  110 ° 45 BT - 111 ° 10 BT

 ketinggian rata-rata 109 M di atas permukaan laut


Jumlah 865.417 jiwa terdiri :
 427.253 penduduk laki-laki
penduduk
 438.164 penduduk perempuan
Kepadatan 919 jiwa / km2
penduduk
Jumlah 20 kecamatan
kecamatan
Jumlah 208 desa dan kelurahan
desa
Flora resmi Salam
Fauna Burung Brajangan
resmi

C. Potensi Kabupaten Sragen


a. Potensi bidang pertanian

kabupaten seragen memliki 40.037,93 Ha (42,52%) Lahan basah


(sawah) dan wilayah ini mempunyai iklim tropis dan temperatur
sedang dengan curah hujan rata-rata di bawah 2.482 mm/tahun1
dan hari hujan dengan rata-rata di bawah 112 hari Hujan .Secara
geografis, wilayah Kabupaten Sragen terletak di selatan garis
ekuator, sehingga Kabupaten Sragen bertemperatur sedang
dengan suhu berkisar antara 24-29 0 C. Wilayah yang berlokasi di
dekat Gunung Lawu mempunyai suhu udara rata-rata relatif rendah,
tentunya ini akan menjadikan pertanian sebagai potensi yang sangat
memungkinkan untuk menjadi salah satu faktor yang meningkatkan
perekonomian kabupaten sragen.

Contoh kecamatan tanon yang menghasilkan padi 5,2 ton/tahun.


Produksi dan luas panen di Kecamatan Tanon dari tahun , sektor
sawah memiliki rata-rata produksi ,25 ton dengan rata-rata luas panen
ha. Rata-rata sektor sawah menghasilkan 5,9 ton/ha produksi setiap
tahunnya. Padi gogo dalam kurun waktu itu menghasilkan rata-rata
produksi setiap tahunnya mencapai 1.096,5 ton dengan rata-rata luas

7
panen 210,5 ha. Setiap tahun sektor padi gogo menghasilkan 5,2
ton/ha di wilayah Kecamatan Tanon. Kedelai memiliki rata-rata
produksi setiap tahunnya 315,25 ton. Luas wilayah yang digunakan
untuk menanam kedelai di wilayah Kecamatan Tanon rata-rata 332 ha
setiap tahunnya. Kedelai rata-rata menghasilkan 0,95 ton/ha dalam
setiap tahun. Jagung di wilayah Kecamatan Tanon menghasilkan rata-
rata 250,25 ton setiap tahun dengan luas panen rata-rata 296,25 ha.
Hasil rata-rata yang dapat dicapai dalam setiap tahunnya 0,84 ton/ha.

Tanaman kacang tanah di wilayah kecamatan Tanon memproduksi


rata-rata 347 ton dengan luas panen 419,25 ha, maka rata-rata
produksi setiap hektar lahan adalah 0,83 ton/ha. Sektor pertanian
terakhir di wilayah Kecamatan Tanon yang ditanam oleh penduduk di
lahannya adalah kacang hijau. Produksi kacang hijau rata-rata
menghasilkan 76 ton setiap tahunnya. Luas lahan yang digunakan
untuk media tanaman ini rata-rata 99,5 ha, maka setiap hektar lahan
yang ditanami menghasilkan 0,76 ton/ha. Berdasarkan uraian di atas
maka jelas bahwa sektor sawah mencapai hasil produksi tertinggi dan
menjadi tumpuan sektor pertanian di Kecamatan Tanon, sedangkan
sektor kacang hijau memiliki hasil produksi terendah. Hal tersebut
dikarenakan sektor sawah menghasilkan makanan pokok yang
dikonsumsi oleh sebagian besar penduduk di Indonesia khususnya di
wilayah Kabupaten Sragen,

b. Potensi di Bidang Seni


Kabupaten Sragen termasuk salah satu kota kreatif yang memiliki
Kesenian tayub menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, sudah
berjalan sejak lama, dan memiliki kapasitas daya dorong, daya tarik,
pendapatan dan sumbangan kesejahteraan yang berpotensi besar
bagi masyarakat Sragen. Potensi tersebut menjadikan kesenian tayub
menjadi Subsektor unggulan ekonomi kreatif seni pertunjukan bagi
Kabupaten Sragen.
Kabupaten Sragen terdapat Seni Pertunjukan. Seni dan budaya
(Art and culture) adalah daya tarik obyek wisata buatan manusia yang

8
indah, mengagumkan dan megah. Salah satunya tayub, tayub
merupakan tarian tradisional yang akrab dengan kehidupan warga di
daerah pedesaan. Kehadirannya berkaitan erat dengan lingkungan
yang menyatu adat istiadat setempat, tata masyarakat, dan
pandangan hidup masyarakat bersangkutan. Sebagai tari
pertunjukkan rakyat, tayub juga terdapat di daerah Kabupaten Sragen.
Kesenian tayub adalah suatu pertunjukan yang berupa tarian bebas
atau spontan dengan peran utama penari wanita diiringi dengan
gendhing jawa.
c. Potensi di Bidang Pariwisata
1) Waduk Kedung Ombo

Gambar 3. Waduk Kedung Ombo

Waduk Kedung Ombo merupakan bendungan raksasa seluas


6.576 hektar yang areanya mencakup sebagian wilayah di tiga
Kabupaten, yaitu; Sragen, Boyolali, dan Grobogan. Waduk yang
membendung lima sungai itu terdiri dari wilayah perairan seluas
2.830 hektar dan 3.746 hektar lahan yang tidak tergenang air.
Lokasi obyek wisata Waduk Kedung Ombo yang menjadi
andalan Sragen terletak di Kecamatan Sumberlawang, sekitar 30
km dari pusat kota. Selain disuguhi pemandangan nan indah, para
pengunjung Waduk Kedung Ombo bisa menikmati wisata air,
menumpang perahu motor bertualang mengunjungi pulau-pulau

9
yang bermunculan di tengah waduk. Anda penyuka ikan bakar atau
hobi mengail ikan? Jangan khawatir, di Waduk Kedung Ombo juga
tersedia tempat pemancingan sekaligus warung yang menjajakan
aneka makanan olahan berbahan ikan. Begitu turun dari kendaraan
di area parkir, aroma wangi ikan yang dibakar atau digoreng
langsung menyergap, mengundang selera makan.
Di kawasan Waduk Kedung Ombo, tepatnya di desa Ngargotirto,
telah dibangun arena pacuan kuda dengan lintasan sepanjang 600
meter. Arena pacuan kuda yang diberi nama Nyi Ageng Serang itu
merupakan miniatur dari lapangan pacuan kuda Pulo Mas Jakarta.
Pada bulan Desember 2006 silam di lokasi tersebut dilangsungkan
kejuaraan pacuan kuda tingkat nasional memperebutkan piala
Gubernur Jawa Tengah.
2) Musem Purbakala Sangiran

Gambar 4. Musem Purbakala Sangiran

Museum Fosil Sangiran atau Museum Purbakala Sangiran


adalah museum arkeologi yang terletak di daerah Kalijambe,
Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Indonesia. Museum ini
berdekatan dengan area situs fosil purbakala Sangiran yang
merupakan salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO.
Museum Sangiran beserta situs arkeologinya, selain menjadi
objek wisata yang menarik juga merupakan arena penelitian

10
tentang kehidupan pra sejarah terpenting dan terlengkap di Asia,
bahkan dunia.
Di museum dan situs Sangiran dapat diperoleh informasi
lengkap tentang pola kehidupan manusia purba di Jawa yang
menyumbang perkembangan ilmu pengetahuan seperti Antropologi,
Arkeologi, Geologi, Paleoanthropologi. Di lokasi situs Sangiran ini
pula, untuk pertama kalinya ditemukan fosil rahang bawah
Pithecanthropus erectus (salah satu spesies dalam taxon Homo
erectus). Lebih menarik lagi, di area situs Sangiran ini pula jejak
tinggalan berumur 2 juta tahun hingga 200.000 tahun masih dapat
ditemukan hingga kini. Relatif utuh pula. Sehingga para ahli dapat
merangkai sebuah benang merah sebuah sejarah yang pernah
terjadi di Sangiran secara berurutan.
3) Desa wisata batik

Gambar 5. Batik

Di Sragen, terdapat dua sub sentra batik yakni Kecamatan


Plupuh dan Masaran. Dua sub sentra tersebut memiliki beberapa
desa penghasil batik. Letak mereka pun berdekatan, saling
berseberangan di sisi utara dan selatan Sungai Bengawan Solo.
Gaya batik Sragen awal mulanya identik dengan batik
Surakarta, terutama di era 80-an. Ini tak mengherankan, sebab

11
para pionir kerajinan batik di Sragen umumnya pernah bekerja
sebagai buruh batik di perusahaan milik juragan batik Surakarta.
Namun kemudian, batik Sragen berhasil membentuk ciri khas yang
berbeda dari gaya Yogyakarta dan Surakarta. Batik gaya
Yogyakarta umumnya memiliki dasaran --atau sogan-- putih dengan
motif bernuansa hitam atau warna gelap. Corak Yogyakarta ini
biasa disebut batik latar putih atau putihan. Beda lagi dengan batik
gaya Surakarta, biasanya memiliki warna dasaran gelap dengan
motif bernuansa putih. Biasa disebut batik latar hitam atau ireng.
Batik Yogyakarta dan Surakarta juga lebih kuat dalam
mempertahankan motif gaya kraton yang telah menjadi patokan
baku, misalnya parang,kawung, sidodrajat, sidoluhur, dan lain
sebagainya. Bagaimana dengan batik Pekalongan? Batik dari
daerah pesisir utara Jawa itu biasanya berlatar warna cerah
mencolok. Motif batik yang digoreskan umumnya berukuran kecil-
kecil dengan jarak yang rapat. Beda dengan batik Sragen. Lahirnya
motif tersebut tidak lepas dari pengaruh karakter masyarakat
Sragen yang pada dasarnya terbuka dan blak-blakan dalam
mengekspresikan isi hati.
Batik Sragen lebih kaya dengan ornamen flora dan fauna. Ada
kalanya dikombinasi dengan motif baku. Jadilah, motif tumbuhan
atau hewan yang disusupi motif baku seperti parang, sidoluhur, dan
lain sebagainya. Belakangan ini beberapa perajin mulai mencoba
menelurkan motif baru yang isinya merekam aktivitas keseharian
masyarakat. Guratan motif batik Sragen dewasa ini cenderung
menyiratkan makna secara tegas. Jauh lebih lugas ketimbang
corak Yogyakarta dan Surakarta.
Sragen mempunyai Galleri Batik Sukowati dan Sentra Bisnis
Batik Sragen (SBBS) terletak di jantung kota Sragen, hanya
beberapa puluh langkah kaki dari kantor Pemerintahan Kabupaten.
SBBS dan Galeri Batik Sukowati merupakan pusat perbelanjaan

12
dan sirkulasi kerajinan batik Sragen. Dua lokasi itu merupakan
gerai penjualan para pelaku bisnis di bidang industri batik.
Harga produk-produk batik di dua gerai itu sengaja dirancang
agar terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Dua gerai itu
akhirnya menjadi pusat perbelanjaan batik yang mampu diakses
masyarakat ekonomi lemah maupun golongan kaya. Untuk menarik
pembeli dan mengembangkan pasar, di SBBS dan Galeri Batik
Sukowati kerap diadakan bazaar batik dan acara yang bertema
batik khas Sragen.

D. Upaya Memajukan Kabupaten Sragen


Untuk mewujudkan kabupaten sragen yang lebih maju tentunya
sebagai ASN harus menerapkan nilai-nilai ANEKA dalam melaksanakan
tugas. Sebagai ASN harus mengajak masyarakat berpartisipasi
menjaga dan memanfaatkan potensi yang ada secara efektif dan
efisien di kabupaten sragen

E. Visi dan Misi jika menjadi bupati


Visi
Mewujudkan kabupaten sragen yang bersih, berbudaya, dan
berkarakter.
Misi
1. Mewujudkan sember daya manusia yang berakhlak, berkualitas,
dan berkarakter anti korupsi.
2. Meningkatkan daya saing ekonomi dan kesejahterahan social.
3. Meningkatkan infrastuktur supaya terciptanya kesejahterahan
masyarakat.
4. Menciptakan pelayanan masyarakat yang cepat dan tepat.

F. Profil Penulis
Table 2. profil penulis
Nama Maman Fahroza, A.Md. K.L
Jenis kelamin Laki-laki

13
Tempat, tanggal lahir Tugumulyo, 07-11-1997
Formasi jabatan Sanitarian Terampil
OPD UPTD Puskesmas Plupuh II
NIP 199711072019031001
Alamat Dusun III RW 03 D.Tegalrejo, Tugumulyo
e-mail mamanfahroza6263@gmail.com

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sragen merupakan suatu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang
berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Timur. Sragen berpotensi
di bidang pertanian, seni, dan pariwisata. Untuk memajukan Kabupaten
Sragen dapat di lakukan dengan cara membuat perencanaan dan

14
program-program yang tepat dengan potensi wilayah, Infrastruktur
Penunjang dan Kualitas SDM.

15

Anda mungkin juga menyukai