Modul Pelatihan BPD
Modul Pelatihan BPD
MODUL
PENGUATAN KAPASITAS
BPD
Di susun oleh :
MUSTIKA AJI
Dalam membangun tata pemerintahan yang baik di tingkat desa BPD menjadi
aktor penting. Hal itu dikarena BPD mempunya kedudukan yang stratregis. Dalam UU
No. 32/2004 pasal 209 dan PP No. 72/2005 pasal 34 disebutkan bahwa fungsi Badan
Permusyawaratan Desa (BPD) adalah menetapkan peraturan desa bersama kepala desa,
menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat.
1. BPD harus bisa menjadi jembatan antara pemerintah desa dengan warga
masyarakat desa. Dalam hal ini BPD bisa berperan sebagai perpanjangan suara
masyarakat kepada pemerintah desa dengan pola komunikasi yang sehat.
2. BPD bisa berperan sebagai pengawas pemerintah. Pengawasan BPD sangat
berguna untuk mewujudkan pemerintah desa yang baik, jujur, dan tidak korupsi.
Dalam pengelolaan keuangan misalnya, BPD mempunyai kewenangan dan hak
untuk menyatakan pendapat, dengar pendapat, bertanya, dan memanggil
perangkat desa.
3. BPD adalah mitra pemerintah desa dalam menjalankan kebijakan, belajar
bersama, dan melakukan perbaikan-perbaikan pembangunan serta tata kelola
pemerintah desa. Kemitraan bukan berarti kongkalikong yang merugikan warga
desa melainkan hubungan saling percaya, memahami peran dan fungís masing-
masing, dan bersama-sama mengawal visi misi desa.
Untuk dapat menjalankan fungsi dan tugas- tugas BPD secara baik mutalak diperlukan
kapasitas yang memadai. Dari dasar pemikiran itulah modul sederhana kami dari
beberapa modul penguatan BPD yang telah ada susun sebagai upaya ikut mendorong
terwujudnya tata pemerintahan yang baik di tingkat desa. Semoga menjadi kontribusi
perbaikan desa dan mendatangkan manfaat lebih besar kepada masyarakat desa.
Mustika Aji
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
BAB I Pengantar
a. Kebijkana Tentang Desa
Lampiran :
1. Contoh Tata Tertib BPD
2. Contoh Rencana Anggaran BPD
JADWAL TENTATIF
PENGUATAN KAPASITAS BPD
JAM HARI KE 1 HARI KE 2 HARI 3
LATAR BELAKANG
| ADANYA DEMOKRATISASI
DITINGAT DESA
| MENGUATNYA TUNTUTAN DAN
ASPIRASI MASYARAKAT TENTANG
TATA PEMERINTAHAN DESA YANG
BAIK
TUJUAN PELATIHAN
SEKENARIO
PELATIHAN
ORIENTASI PENGANTAR
PELATIHAN
1. Kebijkana Tentang Desa
FREE TES
KONTRAK BELAJAR
MODUL 1
PENGANTAR
KEBIJAKAN TENTANG DESA
KEBIJAKAN
TENTANG
DESA
PENGERTIAN DESA
HAK-HAK DESA
| Hak asal-usul (bawaan), misalnya mengelola
tanah ulayat
| Mengatur kepentingan masyarakat setempat.
| Terlibat dalam pengambilan keputusan
mengenai pengembangan kawasan yang
dilakukan oleh pemerintah maupun pihak
swasta.
| Berpartisipasi dalam penyusunan kebijakan atau
peraturan daerah tentang desa.
| Memperoleh pembinaan dari pemerintah.
| Memperoleh alokasi dana, termasuk ADD.
| Menolak melaksanakan tugas pembantuan yang
tidak disertai dengan pembiayaan, prasarana
dan sarana, serta sumber daya manusia.
TANGGUNG JAWAB DAN
FUNGSI DESA
| Pemerintah desa: pelayanan, regulasi
dan pemberdayaan masyarakat.
| Fungsi desa: pemerintahan,
pembangunan dan kemasyakatan.
PEMERINTAHAN DESA
Badan Permusyawaratan
Desa
| BPD berkedudukan sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan desa.
| Anggota BPD adalah wakil dari
penduduk desa bersangkutan
berdasarkan keterwakilan wilayah yang
ditetapkan dengan cara musyawarah
dan mufakat.
Fungsi dan Wewenang BPD
Fungsi BPD
BPD berfungsi menetapkan peraturan desa bersama Kepala
Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat.
PERATURAN DESA
1. Peraturan Desa ditetapkan oleh Kepala Desa
bersama BPD.
2. Peraturan Desa dibentuk dalam rangka
penyelenggaraan Pemerintahan Desa.
3. Peraturan Desa merupakan penjabaran lebih
lanjut dari peraturan perundangundangan yang
lebih tinggi dengan memperhatikan kondisisosial
budaya masyarakat desa setempat.
4. Peraturan Desa dilarangbertentangan dengan
kepentingan umum dan/atau
peraturanperundang-undangan yang lebih tinggi.
5. Peraturan Desa dibentuk berdasarkan pada
asas Pembentukan peraturan perundang-
undangan.
PERENCANAAN DESA
(1) Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan
desa disusun perencanaan pembangungan
desa sebagai satu kesatuan dalam sistem
perencanaan pembangunan daerah
kabupaten/Kota.
(2) Perencanaan pembangunan desa disusun
secara partisipatif oleh pemerintahan desa
sesuai dengan kewenangannya.
(3) Dalam menyusun perencanaan pembangunan
desa wajib melibatkan lembaga
kemasyarakatan desa.
(1)Perencanaan pembangunan desa disusun secara
berjangka meliputi;
a. Rencana pembangunan jangka menengah
desa yang selanjutnya disebut RPJMD
untuk jangka waktu 5 (lima) tahun.
b. Rencana kerja pembangunan desa,
selanjutnya disebut RKPDesa, merupakan
penjabaran dari RPJMD untuk jangkawaktu
1 (satu) tahun.
(2) RPJMD ditetapkan dengan Peraturan Desa dan
RKP-Desa ditetapkan dalam Keputusan Kepala
Desa berpedoman pada Peraturan Daerah.
APB DESA
PENGERTIAN
MATERI PERDES
1. Penyelenggaraan
Pemerintahan Desa,
2. Pembangunan desa,
3. Pemberdayaan masyarakat,
4. Penjabaran lebih lanjut dari
ketentuan Peraturan
Perundang-undangan yang
lebih tinggi.
Syarat Perdes yang baik
a. Berlaku secara yuridis yakni apabila peraturan
tersebut disusun sesuai dengan prosedur atau
tatacara pembentukan peraturan yang berlaku
b. Berlaku secara filosofis yakni apabila isi
peraturan tersebut sesuai dengan nilai-nilai
tertinggi yang berlaku dan dihormati didalam
masyarakat tersebut ;
c. Berlaku secara sosiologis yakni apabila isi
peraturan tersebut sesuai dengan aspirasi dan
nilai-nilai yang hidupdidalam masyarakat
tersebut.
Penjaringan aspirasi
Mengartikulasikan kepentingan (proses penyampaian kepentingan atau tuntutan yang
berasal dari masyarakat untuk disampaikan kepada badan-badan politik atau pemerintah yang
mempunyai kewenangan untuk membuat kebijakan )
Agregasi (proses penseleksian kepentingan atau tuntutan yang masuk untuk menjadi
beberapa kepentingan yang dipakai sebagai dasar dalam proses kebijakan )
Formulasi (perumusan perdes)
Konsultasi publik (perdes dikonsultasikan kepada publik)
Revisi hasil dari kegiatan konsultasi publik
legislasi (pengesahan rencana perdes menjadi perdes oleh kepala Desa bersama
BPD)
Sosialisasi
Implementasi
Monitoring dan evaluasi.
PERENCANAAN
PEMBANGUNAN PARTISPATIF
PENGERTIAN
PASAL 64
(1) Perencanaan pembangunan desa sebagaimana
dimaksud pasal 63 ayat (2) disusun secara
berjangka meliputi :
a. Rencana pembangunan jangka
menengah desa yang selanjutnya
disebut RPJMD untuk jangka waktu
lima tahun
b. Rencana Kerja pembangunan desa,
selanjutnya disebut RKP desa merupakan
penjabaran dari RPJMD untuk
jangka waktu 1 ( satu ) tahun
(2) RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a ditetapkan dengan Peraturan Desa dan
RKP desa ditetapkan dalam Peraturan kepala
desa
PENGERTIAN
REFLEKSI
RPJMD / 5 TAHUN
TI T II T III T IV TV
RENCANA TAHUNAN
RKP Desa
TAHAPAN PENYUSUN RPJM DESA
Penyusunan Rencana
* MUSDUS
* LOKARYA DESA
* MUSBANDES
Penetapan Rencana
* MUSYAWARAH BPD
* PERDES RPJMDes
Penjaringan
musdus musdus Masalah dan
Potensi
PENGELOMPOKAN
SEJARAH DESA
VISI MISI
ANALISIS
SKORING
PENYUSUNAN RKP
DESA
PENGERTIAN
PERATURAN
KADES
RKP DESA
TEMPAT
BALAI DESA
WAKIL RW / RT
PESERTA WARGA MISKIN
PEREMPUAN
LEMBAGA MASYARAKAT DESA
TOGA / TOMAS
PEMDES
BPD
ACARA
SAMBUTAN KETUA LKMD
PENGANTAR FISILITATOR
LOKAKARYA
DESA
HASIL
DRAFT RANCANGAN
RKP DESA
TEMPAT
BALAI DESA
WAKIL RW
PESERTA WARGA MISKIN
PEREMPUAN
LEMBAGA MASYARAKAT DESA
TOGA / TOMAS
PEMDES
BPD
ACARA
SAMBUTAN KADES
PENGANTAR FASIILTAITOR
MUSRENBANG PELAKSANAAN MUSBANG
DESA
METHODE
1. CURAH PENDAPAT
2. PENYEPAKATAN DRAFT
1. PERKADES RANCANGAN
HASIL RKP DESA
3. DAFTAR USULAN UNTUK
MUSRENBANGCAM
2. DAFTAR PESERTA
MUSRENBANGCAM
APB DESA
PARTISIPATIF
PENGERTIAN
Keuangan Desa adalah semua hak dan
kewajiban dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan desa yang dapat dinilai
dengan uang termasuk didalamnya segala
bentuk kekayaan yang berhubungan
dengan hak dan kewajiban desa tersebut .
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa,
selanjutnya disingkat APB Desa adalah
rencana keuangan tahunan pemerintahan
desa yang dibahas dan disetujui bersama
oleh pemerintah desa dan Badan
Permusyawaratan Desa, dan ditetapkan
dengan peraturan desa
Azas Umum APB Desa
Tertib mengandung arti bahwa Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa ( APB Desa ) desa dikelola secara tepat waktu
dan tepat guna yang didukung dengan bukti-bukti administrasi
yang dapat dipertanggungjawabkan.
Taat pada peraturan perundang-undangan mengandung
arti bahwa pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Desa ( APB Desa ) desa harus berpedoman pada peraturan
perundang-undangan.
Efektif mengandung arti merupakan pencapaian hasil
program dengan target yang telah ditetapkan, yaitu dengan
cara membandingkan keluaran dengan hasil.
Efisien mengandung arti merupakan pencapaian keluaran
yang maksimum dengan masukan tertentu atau penggunaan
masukan terendah untuk mencapai keluaran tertentu.
SKALA DESA
Di susun
Oleh PPKD EAVALUASI MUSYAWARAH Rancangan Musyawarah
OLEH BUPATI BPD R APB Desa Anggaran Desa
1. Pembahasan
PEMDES 2. Persetujuan BPD
1. Evaluasi
2. Pembinaan
3. Pengawasan
Penyepakatan Komunikasi
politik
BUPATI
MASYARAKAT
MASYARAKAT
Konsolidasi partisipan
Agregasi kepentingan
Memilih preferensi
Monev
PERAN BPD
BUPATI
Menetapkan Evaluasi Rancangan APBDesa
paling lama 20 (dua puluh) hari kerja
Apabila hasil evaluasi sebagaimana
dimaksud di atas, melampaui batas waktu
dimaksud, Kepala Desa dapat menetapkan
Rancangan Peraturan Desa tentang
APBDesa menjadi Peraturan Desa
Apabila hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti
oleh Kepala Desa dan BPD, dan Kepala
Desa tetap menetapkan Rancangan
Peraturan Desa tentang APBDesa menjadi
Peraturan Desa, Bupati/Walikota
membatalkan Peraturan Desa dimaksud dan
sekaligus menyatakan berlakunya pagu
APBDesa tahun anggaran sebelumnya
STRUKTUR PENDAPATAN
1.PENDAPATAN
1.1. PENDAPATAN ASLI DESA
1.1.1. Hasil Usaha Desa
1.1.2. Hasil Kekayaan Desa
1.1.3. Hasil Swadaya dan Partisipasi
1.1.4. Hasil Gotong Royong
1.1.5. Lain-lain Pendapatan Asli Desa yang sah
1.2. DANA PERIMBANGAN
1.2.1. Bagi hasil Pajak dan Restribusi Daerah
1.2.2. Bagian Dana Perimbangan Keuangan
Pusat dan Daerah
1.3. LAIN-LAIN PENDAPATAN DESA YANG SAH
1.3.1. Bantuan Keuangan Pemerintah Provinsi,
Kabupaten/Kota, dan desa lainnya
1.3.1. Hibah
1.3.2. Sumbangan Pihak Ketiga
BELANJA DESA
2. BELANJA
2.1. Belanja Langsung
2.1.1. Belanja Pegawai
2.1.2. Belanja Barang dan Jasa
2.1.3. Belanja Modal
2.1. Belanja Tidak Langsung
2.2.1. Belanja Pegawai/Penghasilan Tetap;
2.2.2. Belanja Subsidi;
2.2.3. Belanja Hibah
2.2.4. Belanja Bantuan Sosial;
2.2.5. Belanja Bantuan Keuangan;
2.2.6. Belanja Tak Terduga
PEMBIAYAAN
3. PEMBIAYAAN
LEMBAGA MASYARAKAT
DESA
1. Di desa dapat dibentuk lembaga
kemasyarakatan.
2. Pembentukan lembaga
kemasyarakatan ditetapkan dengan
Peraturan Desa.
3. Lembaga kemasyarakatan
mempunyai tugas membantu
Pemerintah Desa dan
4. merupakan mitra dalam
memberdayakan masyarakat desa.
JENIS LEMBAGA
KEMASYARAKATAN DESA
z Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa
atau Kelurahan (LPMD/LPMK)/Lembaga
Ketahanan Masyarakat Desa atau
Kelurahan (LKMD/LKMK) atau sebutan
nama lain;
z Lembaga Adat;
z Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan;
z RT/RW;
z Karang Taruna; dan
z Lembaga Kemasyarakatan lainnya
PENGURUS
| Pengurus lembaga
kemasyarakatan dipilih secara
musyawarah dari anggota
masyarakat yang mempunyai
kemauan, kemampuan,dan
kepedulian dalam pemberdayaan
masyarakat;
HUBUNGAN LEMBAGA
Tugas Lembaga
Kemasyarakatan
a. menyusun rencana pembangunan secara
partisipatif;
b. melaksanakan, mengendalikan,
memanfaatkan, memelihara dan
mengembangkan pembangunan secara
partisipatif;
c. menggerakkan dan mengembangkan
partisipasi, gotong royong dan swadaya
masyarakat
d. menumbuhkembangkan kondisi dinamis
masyarakat dalam rangka pemberdayaan
masyarakat.
FUNGSI LEMBAGA
KEMASYARAKATAN DESA
a. penampungan dan penyaluran aspirasi masyarakat dalam
pembangunan;
b. penanaman dan pemupukan rasa persatuan dan
kesatuanmasyarakat dalam kerangka memperkokoh Negara
Kesatuan Republik Indonesia;
c. peningkatan kualitas dan percepatan pelayanan
pemerintahkepada masyarakat;
d. penyusunan rencana, pelaksanaan, pelestarian,
danpengembangan hasil-hasil pembangunan secara
partisipatif;
e. penumbuhkembangan dan penggerak prakarsa,
partisipasi,serta swadaya gotongroyong masyarakat;
f. pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan keluarga;
dan
g. pemberdayaan hak politik masyarakat;
FUNGSI LKMD
a. penampungan dan penyaluran aspirasi masyarakat
dalam pembangunan;
b. penanaman dan pemupukan rasa persatuan dan
kesatuan masyarakat dalam kerangka memperkokoh
Negara Kesatuan Republik Indonesia;
c. peningkatan kualitas dan percepatan pelayanan
pemerintah kepada masyarakat;
d. penyusunan rencana, pelaksanaan, pelestarian dan
pengembangan hasil-hasil pembangunan secara
partisipatif;
e. penumbuhkembangan dan penggerak prakarsa,
partisipasi, serta swadaya gotong royong masyarakat;
dan
f. penggali, pendayagunaan dan pengembangan potensi
sumber daya alam serta keserasian lingkungan hidup.
TUGAS PKK
1. menyusun rencana kerja PKK Desa/Kelurahan,
sesuai dengan basil Rakerda Kabupaten/Kota;
2. melaksanakan kegiatan sesuai jadwal yang
disepakati;
3. menyuluh dan menggerakkan kelompok-
kelompok PKK Dusun/Lingkungan, RW, RT dan
dasa wisma agar dapat mewujudkan kegiatan-
kegiatan yang telah disusun dan disepakati;
4. menggali, menggerakan dan mengembangkan
potensi masyarakat, khususnya keluarga untuk
meningkatkan kesejahteraan keluarga sesuai
dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan;
TUGAS RT / RW
TUGAS KARANGTARUNA
PENGERTIAN
Badan Usaha Milik Desa adalah usaha
desa yang dikelola oleh Pemerintah
Desa.
RUANG LINGKUP USAHA DESA
DASAR HUKUM
PP No 72 Tentang Desa
Pasal 78
(1) Dalam meningkatkan pendapatan masyarakat dan
Desa,Pemerintah Desa dapat mendirikan Badan
Usaha Milik Desa sesuai dengan kebutuhan dan
potensi Desa.
(2) Pembentukan Badan Usaha Milik Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
dengan Peraturan Desa berpedoman pada peraturan
perundang-undangan.
(3) Bentuk Badan Usaha Milik Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus berbadan hukum.
KEBUTUHAN DAN POTENSI
DESA
a. kebutuhan masyarakat terutama dalam pemenuhan
kebutuhan pokok;
b. tersedia sumberdaya desa yang belum dimanfaatkan
secaraoptimal terutama kekayaan desa;
c. tersedia sumberdaya manusia yang mampu
mengelola badanusaha sebagai aset penggerak
perekonomian masyarakat;
d. adanya unit-unit usaha masyarakat yang merupakan
kegiatan ekonomi warga masyarakat yang dikelola
secara parsial dan kurang terakomodasi
TUJUAN PENDIRIAN
BUMDesa
1. Meningkatkan PAD;
2. meningkatkan pengelolaan
potensi Desa;
3. Meningkatkan pelayanan Ekonomi.
4. menjadi Tulang punggung Ekonomi.
5. Mitra Kerja pelaku Ekonomi di Desa.
Permodalan Badan Usaha Milik Desa
dapat berasal dari
a. Pemerintah Desa;
b. tabungan masyarakat;
c. bantuan Pemerintah, Pemerintah Provinsi
dan Pemerintah Kabupaten/Kota;
d. pinjaman; dan/atau
e. penyertaan modal pihak lain atau kerja sama
bagi hasil atas dasar saling menguntungkan.
PINJMAMAN BUMDes
(1) Badan Usaha Milik Desa dapat melakukan
pinjaman sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pinjaman dilakukan setelah mendapat
persetujuan BPD.
BENTUK & BIDANG USAHA
1. BENTUK USAHA :
A. Perusahaan Desa;
B. Badan Usaha Milik Desa (PT);
2. BIDANG USAHA:
A. Aneka Usaha
B. Aneka Jasa
C. Perbankan 9Simpan pinjam/LKM .
KEPENGURUSAN BUMDes
Pemerintah Desa sebagai unsur penasehat
(komisaris) dan masyarakat sebagai unsur
pelaksana operasional (direksi).
PRINSIP-PRINSIP PEMBENTUKAN
BUMDes
Jenis Usaha BUMDes harus menyangkut
hajat hidup sebagian besar warga
Mnyerap tenaga Kerja setempat
Menjaga Kelestarian lingkungan
Pengelola BUMDes harus personal yang
memang benar benar profesional
dibidangnya
Pembagian keuntungan harus benar benar
proposional dan berdasar pada kesepakan
antara BUMDes dengan Pemerintahan Desa
TAHAPAN PEMBENTUKAN
BUMDes
Tahapan Inisiasi awal
Tujuan menghasilkan kesepakatan awal mengenai
usulan pembentukan BUMDes
Tahapan Identifikasi Potensi dan Kebutuhan
Tujuan adanya studi kelayakan BUMDes
Tahapan Penentuan Bentuk Institusi
Tujuan kesepakatan bentuk kelembagaan BUMDes
yang tepat
Tahapan Pendirian BUMDes
Tujuan disepakatinya kepengurusan, mekanisme
pertanggungjawaban, bagi hasil, skema kepemilikan
saham serta laounching pendirian BUMDes
STRUKTUR
ORGANISASI PEMERINTAH
Md-46
BUMDesa KABUPATEN/KOTA
BADAN USAHA
PIHAK PEMERINTAHAN
MILIK DESA
KETIGA DESA
(BUMDesa)
DIREKTUR
UTAMA
SEKRETARIS DIREKTUR
BAG. DIREKTUR
KEUANGAN
KASIR
PENGERTIAN
Badan Permusyawaratan Desa atau yang
disebut dengan nama lain, selanjutnya
disingkat BPD, adalah lembaga yang
merupakan perwujudan demokrasi dalam
penyelenggaraan pemerintahan desa
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan
desa.
KEANGGOTAAN BPD
(1) Anggota BPD adalah wakil dari penduduk desa
bersangkutan berdasarkan keterwakilan wilayah
yang ditetapkan dengan cara musyawarah dan
mufakat.
(2) Anggota BPD terdiri dari Ketua Rukun Warga,
pemangku adat, golongan profesi, pemukaagama
dan tokoh atau pemuka masyarakat lainnya.
(3) Masa jabatan anggota BPD adalah 6 (enam) tahun
dan dapat diangkat/diusulkan kembali untuk 1
(satu) kali masa jabatan berikutnya
FUNGSI BPD
menetapkan peraturan desa bersama Kepala
Desa,
menampung dan menyalurkan aspirasi
masyarakat.
KEWENANGAN BPD
a. membahas rancangan peraturan desa bersama
kepala desa;
b. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan
peraturan desa dan peraturan kepala desa;
c. mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian
kepala desa;
d. membentuk panitia pemilihan kepala desa;
e. menggali,menampung, menghimpun, merumuskan
dan menyalurkan aspirasi masyarakat; dan
f. menyusun tata tertib BPD.
HAK BPD
a. meminta keterangan kepada
Pemerintah Desa;
b. menyatakan pendapat.
HAK ANGGOTA BPD
a. mengajukan rancangan peraturan
desa;
b. mengajukan pertanyaan;
c. menyampaikan usul dan pendapat;
d. memilih dan dipilih; dan
e. memperoleh tunjangan.
TUNJANGAN BPD
1. Pimpinan dan Anggota BPD
menerima tunjangan sesuai dengan
kemampuan keuangan desa.
2. Tunjangan pimpinan dan anggota
BPD ditetapkan dalam APB Des
BIAYA OPERASIONAL
(1) Untuk kegiatan BPD disediakan biaya
operasional sesuai kemampuan keuangan
desa yang dikelola oleh Sekretaris BPD.
(2) Biaya operasional ditetapkan setiap tahun
dalam APB Desa
PENGERTIAN
Tatib BPD merupakan aturan tertulis yang
secara hukum mengikat semua anggota
maupun pimpinan BPD dalam menjalankan
tugas, fungsi, wewenang, hak dan kewajiban
MATERI TATIB BPD
Kedudukan susunan dan keanggotaan BPD
Tugas, fungsi, wewenang, hak dan kewajiban BPD.
Pelaksanaan tugas, fungsi, wewenang, hak dan
kewajiban BPD
Rapat-rapat dan pengambilan keputusan BPD
Penetapan Peraturan Desa
Pertanggungjawaban kepala desa
dll
SASARAN
PENGERTIAN
Peraturan Desa adalah peraturan
perundangan – undangan yang dibuat
oleh BPD bersama Kepala Desa.
( PP 72/2005, Pasal 1 angka 13 )
JENIS & HIRARKI PERATURAN PERUNDANG-
UDANGAN (UU NO.10/2004, Pasal 7 )
UUD 1945
UU/Perpu
Peraturan Pemerintah
Peraturan Presiden
Peraturan Daerah:
- Perda Provinsi
- Perda Kabupaten/
Kota
- Peraturan Desa
CONTOH
PERATURAN DESA CIMANGGIS
NOMOR 13 TAHUN 2006
TENTANG
ANGGARAN PENDAPATAN DAN
BELANJA DESA
Pembukaan
Pembukaan pada Peraturan Desa terdiri
dari :
1. Frasa " Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa";
2. Jabatan pembentuk Peraturan Desa.
3. Konsiderans;
4. Dasar Hukum;
5. Frasa "Dengan persetujuan bersama Badan
Permusyawaratan Desa dan Kepala Desa";
6. Memutuskan; dan
7. Menetapkan
Dasar Hukum
1. Dasar Hukum diawali dengan kata "Mengingat" yang harus memuat dasar
hukum bagi pembuatan produk hukum. Pada bagian ini perlu dimuat pula
jika ada peraturan perundang-undangan yang memerintahkan dibentuknya
Peraturan Desa, Peratt ran Kepala Desa dan Keputusan Kepala Desa atau
yang mempunyai kaitan langsung dengan materi yang akan diatur.
Lanjutan…..
4. Dasar hukum dirumuskan secara kronologis sesuai dengan
hierarkhi peraturan perundang-undangan, atau apabila peraturan
perundang-undangan tersebut sama tingkatannya, maka
dituliskan berdasarkan urutan tahun pembentukannya, atau
apabila peraturan perundang-undangan tersebut dibentuk pada
tahun yang sama, maka dituliskan berdasarkan nomor urutan
pembuatan peraturan perundang-undangan tersebut.
Menimbang : a. ……………………………………………;
b. ……………………………………………;
c. ………………………………………..dst;
Mengingat : 1. ……………………………………………;
2. ……………………………………………;
3. ………………………………………..dst;
MEMUTUSKAN:
Paragraf diberi nomor urut dengan angka arab dan diberi judul.
Huruf awal dalam judul paragraf, dan huruf awal judul paragraf
ditulis dengan huruf kapital, sedangkan huruf lainnya setelah huruf
pertama ditulis dengan huruf kecil.
Contoh :
Bagian Kedua
( ……… Judul Bagian ………)
Paragraf Kesatu
(Judul Paragraf)
Pasal adalah satuan aturan yang memuat satu norma dan
dirumuskan dalam satu kalimat. Materi Peraturan Desa lebih baik
dirumuskan dalam banyak pasal yang singkat dan jelas dari pada
dalam beberapa pasal yang panjang dan memuat beberapa ayat,
kecuali jika materi yang menjadi isi pasal itu merupakan satu
serangkaian yang tidak dapat dipisahkan. Pasal diberi nomor unit
dengan angka arab, dan huruf awal kata pasal ditulis dengan huruf
kapital.
Contoh :
Pasal 5
Ayat adalah merupakan rincian dari pasal, penulisannya diberi
nomor unit dengan angka arab di antara tanda baca kurung tanpa
diakhiri tanda baca. Satu ayat hanya mengatur satu hal dan
dirumuskan dalam satu kalimat.
Contoh :
Pasal 21
(1) ………………….
(2) ………………….
(3) ………………….
Jika satu pasal atau ayat memuat rincian unsur, maka di samping
dirumuskan dalam bentuk kalimat yang biasa, dapat pula
dipertimbangkan penggunaan dalam bentuk tabulasi.
Ketentuan Penutup
Ketentuan Penutup merupakan bagian terakhir Batang Tubuh
Peraturan Desa, yang biasanya berisi ketentuan-ketentuan sebagai
berikut :
1) Penunjukan organ atau alat kelengkapan yang diikutsertakan dalam
melaksanakan Peraturan Desa, yaitu berupa :
a) Pelaksanaan sesuatu yang bersifat menjalankan (eksekutif),
yaitu menunjuk pejabat tertentu yang diberi kewenangan
untuk melaksanakan hal-hal tertentu.
b) Pelaksanaan sesuatu yang bersifat mengatur (legislatif),
yaitu pendelegasian kewenangan untuk membuat peraturan
pelaksanaan (Peraturan Kepala Desa).
2) Nama singkatan (Citeer Titel).
3) Ketentuan tentang saat mulai berlakunya Peraturan Desa dapat melalui
cara-cara sebagai berikut :
a. Penetapan mulai berlakunya Peraturan Desa pada suatu
tanggal tertentu;
b.Saat mulai berlakunya Peraturan Desa tidak harus sama
untuk seluruhnya (untuk beberapa bagian dapat berbeda).
4) Ketentuan tentang pengaruh Peraturan Desa yang baru terhadap Peraturan
Desa yang lain.
Penutup
Rumusan tempat dan tanggal penetapan,
diletakkan di sebelah kanan;
Nama jabatan ditulis dengan huruf kapital, dan
pada akhir kata diberi tanda baca koma;
Nama lengkap pejabat yang menandatangani,
ditulis dengan huruf kapital tanpa gelar dan
pangkat;
Penetapan Peraturan Desa, Peraturan Kepala
Desa atau Keputusan Kepala Desa ditandatangani
oleh Kepala Desa
PENGAWASAN
BPD
PENGERTIAN
MONITORING EVALUASI
Adalah sebuah kegiatan Adalah kegiatan menilai
mengumpulkan data / secara keseluruhan apakah
informasi tetang kegiatan atau kebijakan
perkembangan sebuah dilaksanakan sesuai
kegiatan atau pelaksanaan dengan rencana yang telah
kebijakan dan dilakukan ditetapkan sebelumnya,
secara berkala pada waktu biasanya dilakukan pada
selama proses kegiatan akhir kegiatan
berlangsung
Prinsip-prinsip Monev
Mengukur fakta dengan benar dan akurat Æ Berdasarkan apa
yang dilihat, dan tidak melakukan interpretasi.
Mengukur dengan metode yang dapat
dipertanggungjawabkan Æ (1) Apakah dengan melihat kita
bisa mengukur pendapat? Dan (2) Apakah dengan metode
observasi bisa mengevaluasi perilaku?
Tepat waktu Æ sesuatu sudah harus dilakukan tepat waktunya
Biaya sesuai dengan resiko yang dihindari Æ Menghindari
resiko yang lebih besar (biaya) artinya biaya monev lebih besar
dari biaya program
Fleksibel terhadap perubahan lingkungan Æ Misalnya ingin
memonitoring dan mengevaluasi, tetapi ditemukan bahwa terjadi
suatu perubahan terhadap apa yang seharusnya dievaluasi yang
dapat dilihat (tampak). Namun data yang diambil agak sulit
diterima
Ditujukan untuk memastikan tindakan Æ Bukan mencari
kesalahan
Waktu Monev
Sebelum kejadian Æ mencegah
penyimpangan mengacu kepada : (1)
Materi, (2) Tempat, dan (3) Siapa yang
melaksanakan
Saat kejadian Æ koreksi proses; (1)
langsung di kritik pada saat proses, dan
(2) Program yang memakan waktu yang
panjang sehingga harus dikoreksi pada
saat proses pelaksanaan.
Setelah kejadian Æ tidak terulang;
monitoring merupakan alat evaluasi.
Teknik Pengumpulan Data
Observasi Æ cara pengumpulan data dengan
perindraan.
Statistik Æ berkaitan dengan jumlah (uang
yang dikeluarkan), tertulis (buku letter d).
Laporan lisan Æ monev partisipasi biasanya
menggunakan melalui penyampaian lisan
(bukan interpretasi atau pendapat tetapi apa
yang nyata Æ faktanya).
Laporan tertulis (laporan hasil penelitian,
laporan serah terima jabatan kepada desa dll)
Analisis Data
Membandingkan dengan rencana
Membandingkan kegiatan pembanding
Misalnya membandingkan dengan desa lain
yang lebih berhasil.
Belajar dengan teman sejawat karena
melakukan hal yang sama : melakukan apa
dan apa hasilnya. Dapat memahami
perbedaan-bedaan, seperti lingkungan
sebagai variabel lain yang ikut berperan.
Analisis biaya dan manfaat
Manfaat semua termasuk pemberi dana
Biaya-biaya ada yang tidak bisa
dikuantitaskan tetapi akan dimanfaatkan pada
saat monev keseluruhan
Metoda Memperbaiki Penyimpangan
Batas toleransi penyimpangan
Batas toleransi adalah pada perilaku. Misalnya
selama orang ini aktif tetapi sekarang diam.
Bagaimana batas toleransinya?
Memperbaiki asupan dan proses
Materi
PENGAWASAN BPD
PP No 72 Th 2005 Pasal 35
BPD mempunyai wewenang:
a. membahas rancangan peraturan desa bersama kepala
desa;
b. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan
peraturan desa dan peraturan kepala desa;
c. mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian kepala
desa;
d. membentuk panitia pemilihan kepala desa;
e. menggali,menampung, menghimpun, merumuskan dan
menyalurkan aspirasi masyarakat; dan
f. menyusun tata tertib BPD.
OBJEK PENGAWASAN BPD
MELIPUTI PELAKSANAAN
Peraturan Desa
Peraturan Desa tentang Pungutan Desa
Peraturan Desa tentang RPJMDes
Peraturan Desa tentang APB Desa
Dll
Keputusan Kepala Desa
Keputusan Kepala Desa tentang RKP
Desa
PENGERTIAN
z Aspirasi masyarakat adalah harapan,
kebutuhan dan pendapat rakyat yang
berkenaan dengan penyelenggaran
pemerintahan desa, pembangunan dan
pelayanan umum
MENGAPA ASPIRASI
HARUS DIPERLUKAN
z Aspirasi masyarakat sangat dibutuhkan BPD
sebagai masukan dalam penyusunan
peraturan desa yang menyangkut
kepentingan orang banyak.
z Agar pembangunan sesuai dengan
kebutuhan dan potensi yang ada
TEKNIK PENJARINGAN
ASPIRASI
z OBSERVASI
z DISKUSI DAN WAWANCARA
z PERTEMUAN DALAM FORUM
z MEMBUKA KOTAK PENGADUAN
z PUBLIK HEARING
z RAPAT DENGAR PENDAPAT
RUANG LINGKUP PROGRAM
DAN KEGIATAN BPD
Program dan kegiatan yang berkaitan dengan
Penyusunan Regulasi di tingkat Desa
Program dan Kegiatan yang berkaitan
dengan penjaringan dan pengelalolaan
aspirasi masyarakat
Program yang berkaitan dengan pengawasan
implementasi kebijakan ditingkat Desa
PENDANAAN
(1) Untuk kegiatan BPD disediakan biaya
operasional sesuai kemampuan keuangan
desa yang dikelola oleh Sekretaris BPD.
MENINDAKLANJUTI ASPIRASI
MASYARAKT
z Lakukan prioritasi aspirasi yang harus segera
ditangani
z Lakukan musyawarah BPD dalam rangka
membahas aspirasi dan langkah langkah /
kebijakan yang harus dilakukan oleh BPD
z Lakukan kordinasi dengan pihak pihak yang
berkepentingan dengan aspirasi tersebut
SIKAP DASAR BPD DALAM
MENGELOLA ASPIRASI
z Objektif dan netral
z Mengunakan bahasa yang komikatif
z Mau mendengar
z Tanggap
z Berpikir positif
z Membangun sikap kritis
z Berpihak pada kepentingan rakyat banyak
z Berorientasi pada menciptakan tata pemerintahan
yang baik
RAPAT-RAPAT BPD
PENGERTIAN
RAPAT PARIPURNA
RAPAT PARIPURNA KHUSUS
RAPAT KERJA
RAPAT DENGAR PENDAPAT
RAPAT PARIPURNA
RAPAT PARIPURNA
KHUSUS
Adalah rapat Anggota BPD yang
dipimpin oleh ketua atau wakil ketua
untuk membahas hal-hal khusus
RAPAT DENGAR PENDAPAT
PENDANAAN
(1) Untuk kegiatan BPD disediakan biaya
operasional sesuai kemampuan keuangan
desa yang dikelola oleh Sekretaris BPD.
Menimbang : a. bahwa untuk dapat menjalankan tugas pokok dan fungís BPD
dengan baik dan tertib perlu di atur deengan tata tertib ;
b. bahwa untuk melaksanakan hal tersebut di atas perlu ditetapkan
dengan Keputusan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) ;
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
Pasal 2
Pasal 3
1. Badan Permusyawaratan Desa terdiri atas Pimpinan dan alat kelengkapan Badan
Permusyawaratan Desa lainnya.
2. Anggota BPD adalah wakil dari penduduk desa bersangkutan berdasarkan
keterwakilan wilayah yang ditetapkan dengan cara musyawarah dan mufakat.
Pasal 4
Pasal 5
2. Pelaksanaan hak-hak tersebut sebagaiman dimaksud ayat (1) pasal ini, dilaksanakan
dengan memperhatikan batas-batas wewenang serta tanggungjawab antara Badan
Permusyawaratan Desa dan Kepala Desa.
Pasal 6
Selain hak-hak sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal 5 Keputusan ini, Badan
Permusyawaratan Desa Mempunyai hak :
a. Mengajukan pertanyaan.
b. Keuangan/Administrasi.yang pelaksanaannya diatur berdasarkan ketentuan yang
berlaku.
Paragraf 1
Hak Meminta Pertanggung Jawaban Kepala Desa
Pasal 7
Pasal 8
1. Dalam jangka waktu 30 hari sejak penolakan sebagaimana dimaksud pasal 7 ayat
(3) Keputusan ini Kepala Desa segera melengkapi dan atau menyempurnakan serta
menyampaikan kembali kepada Badan Permusyawaratan Desa.
2. Apabilapertanggungjawaban Kepala Desa sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini
ditolak untuk kedua kalinya, maka kasusnya harus dibahas melalui dengar
pendapat untuk meminta penilaian publik dari para ahli yang berkompeten bersama
Badan Permusyawaratan Desa menilai kasus yang dirujuk oleh Badan
Permusyawaratan Desa sebagai alasan penolakannya.
3. Jika hasil penilaian publik dimaksud ayat (2) pasal ini menyimpulkanbahwa
Kepala Desa benar-benar melakukan kesalahan yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan, maka Badan Permusyawaratan Desa dapat mengusulkan
pemberhentian Kepala Desa Kepada Bupati dengan memperhatikan ketentuan
sebagaimana dimaksud pasal 10 Keputusan ini.
Pasal 9
Pasal 10
Tata cara Pemilihan dan pemberhentian Kepala Desa diatur dengan Peraturan Daerah.
Paragraf 2
Pasal 11
Paragraf 3
Hak Penyelidikan
Pasal 12
1. Selain pasal 11 diatas, anggota BPD berhak memintaPejabat Pemerintah Desa atau
warga masyarakat untuk memberikan keterangan kepada BPD tentang sesuatu hal
yang perlu ditangani demi kepentingan desanya.
2. Apabilapihak-pihak sebagaimana disebutkan ayat (1) diatas menolak memberikan
keterangan kepada BPD, ditindak lanjuti sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 13
Paragraf 4
Pasal 14
Paragraf 5
Pasal 15
Paragraf 6
Paragraf 7
Hak Keuangan
Pasal 20
1. Ketua, Wakil Ketua dan anggota BPD karena jabatannya sesuai kedudukan BPD
berhak memperoleh kedudukan Keuangan;
2. Kedudukan Keuangan sesuai ayat (1) diatas, adalah hak yang diberikan kepada
Ketua, Wakil Ketua dan anggota BPD yang meliputi :
a. Uang Sidang
b. Penunjang kegiatan BPD
c. Paket
d. Perjalanan Dinas
e. Dan lain-lain kebutuhan
3. KedudukanKeuangan sesuai ayat (2) diatas, diatur dengan Peraturan perundang-
undangan dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.
Pasal 21
BAB III
Pasal 22
Pasal 23
Pasal 24
BAB IV
1. Pimpinan Badan Permusyawaratan Desa adalah salah satu alat kelengkapan Badan
Permusyawaratan Desa dan merupakan satu kesatuan yang bersifat kolektif.
2. Pimpinan Badan Permusyawaratan Desa terdiri dari satu orang Ketua dan sebanyak-
banyaknya 2 orang wakil Ketua
3. Masajabatan Pimpinan Badan Permusyawaratan Desa sama dengan masa
keanggotaan Badan Permusyawaratan Desa
4. PimpinanBadan Permusyawaratan Desa dipilih oleh dan dari anggota Badan
Permusyawaratan Desa dan ditetapkan dengan Surat Keputusan Bupati.
Bagian Pertama
Pasal 32
Pasal 33
Bagian Kedua
Pasal 34
Pasal 35
Untuk dapat menjadi pimpinan Badan Permusyawaratan Desa maka calon pimpinan
harus mempunyai kemampuan atau kualitas kepemimpinan sesuai dengan tugas yang
akan diemban.
Pasal 36
Pasal 37
Pasal 38
Pasal 39
Pasal 40
Pasal 41
Pasal 42
BAB V
PERSIDANGAN DAN RAPAT BPD.
Pasal 43
Pasal 44
Rapat Paripurna adalah rapat anggota BPD yang dipimpin oleh Ketua atau WakilKetua
dan merupakan forum tertinggi dalam melaksanakan kewenangan dan tugas
BPD antara lain untuk menyetujui Peraturan Desa dan ditetapkan dengan Keputusan
BPD.
Pasal 45
Rapat Paripurna Khusus adalah rapat anggota BPD yang dipimpin oleh Ketua atau
Wakil Ketua BPD untuk membahas hal-hal khusus.
Pasal 46
Rapat Pimpinan adalah Rapat unsur Pimpinan yang dipimpin oleh Ketua atau Wakil
Ketua BPD.
Pasal 47
Rapat Kerja adalah rapat antara BPD dengan Kepala Desa atau Pejabat yang ditunjuk
Pasal 48
Pasal 49
Pasal 50
Keseluruhan rapat-rapat BPD bersifat terbuka untuk umum, kecuali atas permintaan
sekurang-kurangnya 1/5 (seperlima) jumlah anggota atau apabila dipandang perlu oleh
pimpinan BPD untuk dinyatakan sebagai rapat tertutup karena rahasia Negara, rahasia
Desa dan atau rapat-rapat yang bersifat rahasia dan tidak boleh diumumkan oleh mereka
yang mengetahui pembicaraan rapat tertutup.
Pasal 51
Pasal 52
1. Pembicaraan pada saat rapat tertutup dibuatkan laporan secara tertulis untuk
disampaikan secara tertutup.
2. Pada laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicantumkan dengan jelas
pernyataan mengenai sifat rapat yaitu "Rahasia", kemudian Pimpinan BPD dapat
memutuskan bahwa sesuatu hal yang muncul pada rapat tertutup tidak dimasukkan
dalam laporan
Bagian Ketiga
Waktu Rapat
Pasal 54
Pasal 55
1. Setiap rapat akan disediakan daftar hadir, sebelum rapat dimulai setiap anggota BPD
harus menandatangani daftar hadir.
2. Untuk para undangan disediakan daftar hadir tersendiri.
3. Rapat dibuka oleh Pimpinan Rapat apabila quorum telah tercapai yaitu daftar hadir
telah ditandatangani oleh 2/3 atau setidak-tidaknya lebih dari separuh anggota BPD.
4. AnggotaBPD yang telah menandatangani daftar hadir apabila akan meninggalkan
rapat harus memberitahukan pada Pimpinan Rapat
Pasal 56
1. Pada waktu yang telah ditetapkan untuk pembukaan rapat anggota BPD belum
mencapai quorum, pimpinan rapat mengundurkan rapat paling lama 1 (satu) jam
2. Jika padawaktu akhir pengunduran sebagimana dimaksud ayat (1) quorum belum
tercapai, pimpinan rapat menunda rapat sampai waktu yang ditentukan.
Pasal 57
1. Setelah rapat dibuka, Sekretaris BPD membacakan surat-surat yang dipandang perlu
untuk dibicarakan dalam rapat kecuali surat-surat mengenai urusan rumah tangga
BPD.
2. Setiap persoalan dalam anggota sebelum dibahas dalam rapat peripurna dapat
dibahas lebih dahulu dalam rapat lain yang ditentukan untuk memperlancar jalannya
rapat paripurna BPD.
Pasal 58
Pasal 59
1. Untuk kelancaran jalannya rapat, pimpinan rapat dapat menetapkan lamanya waktu
berbicara.
2. Dalamhal pembicaraan sudah melampaui dalam batas waktu yang telah ditentukan,
pimpinan rapat memperingatkan pembicara supaya mengakhiri pembicaraannya.
3. Pimpinan rapat dapat memperingatkan pembicara yang menyimpang dari pokok
permasalahan.
Pasal 60
Pasal 61
1. Anggota berbicara ditempat yang telah disediakan setelah mendapat ijin dari
pimpinan rapat.
2. Pembicara tidak boleh diganggu selama berbicara.
Pasal 62
1. Giliran berbicara diberikan menurut urutan permintaan atau disepakati lain dalam
rapat.
2. Untuk kepentingan pembicaraan, pimpinan rapat dapat mengadakan penyimpangan
dari urutan pembicara.
3. Seoranganggota BPD berhalangan pada waktu mendapat giliran berbicara, maka
diganti oleh anggota lain pada giliran berikutnya.
Pasal 63
Pasal 64
Apabila seorang pembicara dalam menggunakan perkataan yang tidak patut dan/atau
melakukan perbuatan yang dapat mengganggu jalannya rapat, pimpinan rapat
memberikan peringatan supaya pembicara tertib kembali dan memberikan kesempatan
kepada pembicara untuk menarik kembali perkataan yang tidak layak tersebut.
Pasal 65
Dalam hal seorang pembicara tidak mengindahkan peringatan pimpinan rapat dan
mengulangi hal yang sama, maka pimpinan rapat melarang meneruskan
pembicaraannya, apabila larangan tersebut juga tidak diindahkan maka pimpinan rapat
meminta kepada yang bersangkutan untuk meninggalkan rapat.
Pasal 66
Apabila terjadi peristiwa sebagaimana dimaksud pada pasal 65 dan pimpinan rapat
berpendapat/mengambil keputusan bahwa rapat tidak mungkin diteruskan, maka
pimpinan rapat menunda rapat sampai waktu yang disepakati atau ditentukan kemudian
oleh Pimpinan BPD.
Pasal 67
Bagian Keenam
Pasal 68
1. Undangan adalah : Mereka yang bukan anggota BPD yang hadir dalam rapat atas
undangan pimpinan BPD.
2. Peninjau adalah mereka yang hadir dalam rapat paripurna BPD yaitu sebagai
undangan BPD.
3. Untuk undangan dan peninjau disediakan tempat tersendiri.
4. Undangan dan peninjau wajib mentaati tata tertib rapat dan atau ketentuan lain yang
diatur oleh BPD.
5. Undangan dapat berbicara dalam rapat atas persetujuan Pimpinan rapat, tetapi tidak
mempunyai hak suara.
6. Peninjau tidak mempunyai hak suara, dan tidak boleh menyatakan sesuatu baik
dengan perkataan maupun dengan cara lain.
7. Setiap undangan rapat ditandatangani oleh ketua atau wakil Ketua BPD.
BAB VI
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Bagian Pertama
Tata Cara
Pasal 69
1. PengambilanKeputusan dalam rapat BPD dan Rapat Pimpinan BPD pada dasarnya
diusahakan sejauh mungkin dengan cara musyawarah untuk mencapai mufakat.
2. Apabila usaha seperti dimaksud ayat (1), setelah diikhtiarkan (musyawarahkan)
dengan sungguh-sungguh tidak mencapai sesuatu keputusan, maka ditetapkan
berdasarkan persetujuan suara terbanyak.
Bagian Kedua
Pasal 70
Produk keputusan BPD berbentuk Keputusan BPD dan keputusan pimpinan BPD.
Pasal 71
Pasal 72
Hal – hal yang belum diatur dalam keputusan ini sepanjang pelaksanaanya akan diatur
lebih lanjut dengan Keputusan Pimpinan BPD
Pasal 4
Ditetapkan di : Selancar
Pada tanggal : 23 Mei 2008
Mr. BOO
MATERI
LAMPIRAN
1. Contoh Tatib BPD
2. Contoh Rencana Anggaran
BPD