Anda di halaman 1dari 128

SERI PENGUATAN KAPASITAS

PEMERINTAHAN DAN MASYARAKAT DESA

MODUL

PENGUATAN KAPASITAS
BPD

LSU BINA INSANI


Alamat: Jl. Raya Sokka 48C
Telp/Fax. (0287) 5522027 Pejagoan Kebumen
www.binainsani-kebumen.org
maji_binainsani@yahoo.com
MODUL
PENGUATAN KAPASITAS BPD

Di susun oleh :
MUSTIKA AJI

LSU BINA INSANI


Alamat: Jl. Raya Sokka 48C
Telp/Fax. (0287) 5522027 Pejagoan Kebumen
Web Site : www.binainsani-kebumen.org
Emai : maji_binainsani@yahoo.com
KATA PENGANTAR

Dalam membangun tata pemerintahan yang baik di tingkat desa BPD menjadi
aktor penting. Hal itu dikarena BPD mempunya kedudukan yang stratregis. Dalam UU
No. 32/2004 pasal 209 dan PP No. 72/2005 pasal 34 disebutkan bahwa fungsi Badan
Permusyawaratan Desa (BPD) adalah menetapkan peraturan desa bersama kepala desa,
menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat.
1. BPD harus bisa menjadi jembatan antara pemerintah desa dengan warga
masyarakat desa. Dalam hal ini BPD bisa berperan sebagai perpanjangan suara
masyarakat kepada pemerintah desa dengan pola komunikasi yang sehat.
2. BPD bisa berperan sebagai pengawas pemerintah. Pengawasan BPD sangat
berguna untuk mewujudkan pemerintah desa yang baik, jujur, dan tidak korupsi.
Dalam pengelolaan keuangan misalnya, BPD mempunyai kewenangan dan hak
untuk menyatakan pendapat, dengar pendapat, bertanya, dan memanggil
perangkat desa.
3. BPD adalah mitra pemerintah desa dalam menjalankan kebijakan, belajar
bersama, dan melakukan perbaikan-perbaikan pembangunan serta tata kelola
pemerintah desa. Kemitraan bukan berarti kongkalikong yang merugikan warga
desa melainkan hubungan saling percaya, memahami peran dan fungís masing-
masing, dan bersama-sama mengawal visi misi desa.
Untuk dapat menjalankan fungsi dan tugas- tugas BPD secara baik mutalak diperlukan
kapasitas yang memadai. Dari dasar pemikiran itulah modul sederhana kami dari
beberapa modul penguatan BPD yang telah ada susun sebagai upaya ikut mendorong
terwujudnya tata pemerintahan yang baik di tingkat desa. Semoga menjadi kontribusi
perbaikan desa dan mendatangkan manfaat lebih besar kepada masyarakat desa.

Mustika Aji
DAFTAR ISI
Kata Pengantar

BAB I Pengantar
a. Kebijkana Tentang Desa

BAB II Mengenal Pemerintahan Desa


a. Peraturan Desa
b. Perencanaan Desa
c. APB Desa
d. Lembaga masyarakat Desa
e. BUMDes

BAB III Membangun Kinerja BPD


a. Tugas dan Fungsi BPD
a. Menyusun Tata tertib BPD
b. Mengotimalkan fungsi BPD
b.1. Fungsi Regulasi ( menetapkan perturan )
b.2. Fungsi Pengawasan
b.3. Fungsi Penyalur aspirasi
c. Rapat-Rapat BPD
d. Menyusun Program dan Kegiatan BPD

Lampiran :
1. Contoh Tata Tertib BPD
2. Contoh Rencana Anggaran BPD
JADWAL TENTATIF
PENGUATAN KAPASITAS BPD
JAM HARI KE 1 HARI KE 2 HARI 3

07.00-08.00 Cek In Peserta Makan Pagi Makan Pagi


08.00-09.30 Pembukaan dan BUMDes Rapat-Rapat BPD
Orientasi Pelatihan
09.30-10.00 Cofee Break Cofee Break Cofee Break
10.00-11.00 Pengantar Kebijkana Tugas dan Fungsi Menyusun
Tentang Desa BPD Program dan
Kegiatan BPD

11.00-12.30 Peraturan Desa Menyusun Tata RKTL dan Penutupan

tertib BPD Pelatihan

12.30-14.00 Ishoma Ishoma Ishoma


14.00-15.30 Peraturan Desa Fungsi Regulasi (
menetapkan
perturan )
15.30-16.00 Cofee Break Cofee Break Cofee Break
16.00-17.00 APB Desa Fungsi
Pengawasan
17.00-19.30 Ishoma Ishoma
19.30-21.00 Lembaga masyarakat Desa Fungsi Penyalur
aspirasi
21.00 Istiharat Istiharat
SILABUS PELATIHAN
PENGUATAN KAPASITAS BPD
No Pokok Bahasan Tujuan Pembelajaran Methode Waktu
/ Sub Pokok Pembelajaran
Bahasan
I Pengantar
Kebijakan
Tentang Desa
1.1 1. Pengantar Setelah proses pembelajaran Methode 45Menit
Perencanaan peserta diharapkam Ceramah, Curah
Partispatif memahami Pendapat
3. Pengertian Desa Alat
4. Pemerintahan Desa Kertas plano, spidol,
Meta plan, LCD
Bahan Bacaan
Hand Out Kebijaknan
tentang Desa
2 Mengenal
Pemerintahan
Desa
2.1 1. Peraturan Desa Setelah proses pembelajaran Methode
peserta diharapkam Ceramah, Curah
memahami Pendapat, Diskusi
1. Memahami dasar hukum Alat
peratutan desa Kertas plano, spidol,
2. Memahami kedududkan LCD
Peraturan Desa dalam Bahan Bacaan
sistem hukum di Hand out Peraturan Desa
Indonesia
2.2 2. Perencanaan Setelah proses pembelajaran Methode 45Men
Desa peserta diharapkam Ceramah, Curah
memahami Pendapat
1. Memahami dasar hukum Alat
perencanaan desa Kertas plano, spidol,
2. Memahai perencanaan Meta plan, LCD
desa yang partispatif Bahan Bacaan
Hand out Perencanaan
Desa
2.3 3. APB Desa Setelah proses pembelajaran Methode
peserta diharapkam Ceramah, Curah
memahami Pendapat, Diskusi
1. Memahami Dasar Alat
hukum APB Desa Kertas plano, spidol,
2. Memahai penyusunan LCD
APB Desa yang Bahan Bacaan
partispatif Hand out APB Desa
Partisipatif
2.4 4. Lembaga Setelah proses pembelajaran Methode
Masyarakat peserta diharapkam Ceramah, Curah
Desa 1. Memahami pengertian Pendapat, Diskusi
dan dasar hukum Alat
Lembaga Masyarakat Kertas plano, spidol,
Desa LCD
2. Memahami tugas dan Bahan Bacaan
fungsi lembaga Hand out Lembaga
masyarakat Desa Masyarakat Desa
2.5 5. BUMDes Setelah proses pembelajaran Methode
peserta diharapkam : Ceramah, Curah
1. Memahami pengertian Pendapat, Diskusi
dan dasar hukum Alat
BUMDes Kertas plano, spidol, ,
2. Memahami tahapan LCD
pembentukan BUMDes Bahan Bacaan
Hand out BUMDes
3 Membangun
Kinerja BPD
3.1 1. Tugas dan Setelah proses pembelajaran Methode
Fungsi BPD peserta diharapkam Ceramah, Curah
memahami Pendapat, Diskusi
1. Memahami Wewenang, Alat
Tugas dan Fungsi BPD Kertas plano, spidol,
2. Memahami hak-hak Meta plan, LCD
BPD Bahan Bacaan
Hand out Mengenal BPD
3.2 2. Menyusun Setelah proses pembelajaran Methode
tatib BPB peserta diharapkam Ceramah, Curah
memahami Pendapat, Diskusi
1. Memahami Teknik Kelompok, Pleno
penyusunan Tatib BPD Alat
2. Mempuyai ketrampilan Kertas plano, spidol,
menyusun Tatib BPD Meta plan, LCD
Bahan Bacaan
Hand out
Menyusun Tatib BPD
3.3 3. Mengotimalka
n Fungsi BPD
3.3.1 4. Teknik Setelah proses pembelajaran Methode
Penyusunan peserta diharapkam Ceramah, Curah
Perdes memahami Pendapat, Diskusi
1. Memahami Teknik Kelompok, Pleno
Penyusunan Perdes Alat
2. Mempuyai ketrampilan Kertas plano, spidol,
menyusun perdes Meta plan, LCD
Bahan Bacaan
Hand out
Teknik Penyusunan
Perdes
3.1.2 5. Pengawasan Setelah proses pembelajaran Methode
Kebijakan peserta diharapkam Ceramah, Curah
memahami Pendapat, Diskusi
1. Memahami Teknik Kelompok, Pleno
Monitoring partisipatif Alat
2. Mempuyai ketrampilan Kertas plano, spidol,
melakukan monitoring / Meta plan, LCD
pengawasan dengan Bahan Bacaan
baik Hand out
Pengawasan BPD
3.1.4 6. Mengelola Setelah proses pembelajaran Methode
Aspirasi peserta diharapkam Ceramah, Curah
Masyarakat memahami Pendapat, Diskusi
1. Memahami Teknik Kelompok, Pleno
Menjaring dan Alat
mengelola Aspirasi Kertas plano, spidol,
Masyarakat Meta plan, LCD
2. Mempuyai ketrampilan Bahan Bacaan
menjaring dan Hand out Mengelola
mengelola aspirasi aspirasi masyarakat
masyarakat
3.1.5 7. Rapat-rapat Setelah proses pembelajaran Methode
BPD peserta diharapkam Ceramah, Curah
memahami Pendapat, Diskusi
1. Memahami pengertian Kelompok, Pleno
dan sifat rapat-rapat Alat
BPD Kertas plano, spidol,
2. Memahai jenis-jenis Meta plan, LCD
rapat BPD Bahan Bacaan
Hand out Rapat-rapat
BPD
3.1.6 8. Menyusun Setelah proses pembelajaran Methode
Program dan peserta diharapkam Ceramah, Curah
Kegiatan BPD memahami Pendapat, Diskusi
1. Memahami Teknik Kelompok, Pleno
menyusun Program dan Alat
Kegiatan Kertas plano, spidol,
2. Mampu menyusun Meta plan, LCD
Program dan Kegiatan Bahan Bacaan
BPD Hand out Menyusun
Program dan Kegiatan
BPD
ORIENTASI
PELATIHAN

Kantor: Jl. Raya Sokka 48C


Pejagoan Kebumen
www. binainsani-kebumen.org
maji_binainsani@yahoo.com

LATAR BELAKANG

| ADANYA DEMOKRATISASI
DITINGAT DESA
| MENGUATNYA TUNTUTAN DAN
ASPIRASI MASYARAKAT TENTANG
TATA PEMERINTAHAN DESA YANG
BAIK
TUJUAN PELATIHAN

| PESERTA MEMAHAMI DASAR


PEMERINTAHAN DESA
| PESERTA MEMAHAMI TUGAS DAN
FUNGSI BPD

SEKENARIO
PELATIHAN
ORIENTASI PENGANTAR
PELATIHAN
1. Kebijkana Tentang Desa
FREE TES

Membangun Kinerja BPD Mengenal Pemerintahan Desa

1. Tugas dan Fungsi BPD 1. Peraturan Desa


2. Menyusun Tata tertib BPD 2. Perencanaan Desa
3. Mengotimalkan fungsi BPD 3. APB Desa
b.1. Fungsi Regulasi ( 4. Lembaga masyarakat Desa
menetapkan perturan ) 5. BUMDes
b.2. Fungsi Pengawasan
b.3. Fungsi Penyalur aspirasi
4. Rapat-Rapat BPD RENCANA KERJA
5. Menyusun Program dan DAN
Kegiatan BPD TINDAK LANJUT
POST TES
HARAPAN PESERTA

KONTRAK BELAJAR
MODUL 1
PENGANTAR
KEBIJAKAN TENTANG DESA
KEBIJAKAN
TENTANG
DESA

Kantor: Jl. Raya Sokka 48C


Telp/Fax. (0287) 383432 Pejagoan Kebumen

PENGERTIAN DESA

| Desa atau yang disebut dengan nama


lain, selanjutnya disebut desa, adalah
kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki batas-batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat
setempat, berdasarkan asal-usul dan
adat istiadat setempat yang diakui
dan dihormati dalam sistem
Pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia
KEWENANGAN DESA
1. urusan pemerintahan yang sudah ada
berdasarkan hak asal usul desa;
2. urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan kabupaten/kota yang diserahkan
pengaturannya kepada desa;
3. tugas pembantuan dari Pemerintah,
Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah
Kabupaten/Kota; dan
4. urusan pemerintahan lainnya yang oleh
peraturan perundang-undangan diserahkan
kepada desa.

HAK-HAK DESA
| Hak asal-usul (bawaan), misalnya mengelola
tanah ulayat
| Mengatur kepentingan masyarakat setempat.
| Terlibat dalam pengambilan keputusan
mengenai pengembangan kawasan yang
dilakukan oleh pemerintah maupun pihak
swasta.
| Berpartisipasi dalam penyusunan kebijakan atau
peraturan daerah tentang desa.
| Memperoleh pembinaan dari pemerintah.
| Memperoleh alokasi dana, termasuk ADD.
| Menolak melaksanakan tugas pembantuan yang
tidak disertai dengan pembiayaan, prasarana
dan sarana, serta sumber daya manusia.
TANGGUNG JAWAB DAN
FUNGSI DESA
| Pemerintah desa: pelayanan, regulasi
dan pemberdayaan masyarakat.
| Fungsi desa: pemerintahan,
pembangunan dan kemasyakatan.

PEMERINTAHAN DESA

| Pemerintahan Desa terdiri dari


Pemerintah Desa dan BPD.
Pemerintah Desa
(1) Pemerintah Desa terdiri dari Kepala Desa
dan Perangkat Desa.
(2) Perangkat Desa terdiri dari Sekretaris Desa
dan Perangkat Desa lainnya.
(3) Perangkat Desa lainnya terdiri atas :
a. sekretariat desa;
b. pelaksana teknis lapangan;
c. unsur kewilayahan.
(4) Susunan organisasi dan tata
kerjapemerintahan desa ditetapkan dengan
peraturan desa.

Badan Permusyawaratan
Desa
| BPD berkedudukan sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan desa.
| Anggota BPD adalah wakil dari
penduduk desa bersangkutan
berdasarkan keterwakilan wilayah yang
ditetapkan dengan cara musyawarah
dan mufakat.
Fungsi dan Wewenang BPD
Fungsi BPD
BPD berfungsi menetapkan peraturan desa bersama Kepala
Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat.

BPD mempunyai wewenang:


a. membahas rancangan peraturan desa bersama kepala
desa;
b. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan
peraturan desa dan peraturan kepala desa;
c. mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian kepala
desa;
d. membentuk panitia pemilihan kepala desa;
e. menggali,menampung, menghimpun, merumuskan dan
menyalurkan aspirasi masyarakat; dan
f. menyusun tata tertib BPD.

PERATURAN DESA
1. Peraturan Desa ditetapkan oleh Kepala Desa
bersama BPD.
2. Peraturan Desa dibentuk dalam rangka
penyelenggaraan Pemerintahan Desa.
3. Peraturan Desa merupakan penjabaran lebih
lanjut dari peraturan perundangundangan yang
lebih tinggi dengan memperhatikan kondisisosial
budaya masyarakat desa setempat.
4. Peraturan Desa dilarangbertentangan dengan
kepentingan umum dan/atau
peraturanperundang-undangan yang lebih tinggi.
5. Peraturan Desa dibentuk berdasarkan pada
asas Pembentukan peraturan perundang-
undangan.

6. Masyarakat berhak memberikan masukan


secara lisan Atau tertulis dalam rangka
penyiapan atau pembahasan Rancangan
Peraturan Desa.

7. Peraturan Desa disampaikan oleh Kepala Desa


Kepada Bupati/Walikota melalui Camat sebagai
bahan pengawasan dan pembinaan paling
lambat 7 (tujuh) hari setelah ditetapkan.

PERENCANAAN DESA
(1) Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan
desa disusun perencanaan pembangungan
desa sebagai satu kesatuan dalam sistem
perencanaan pembangunan daerah
kabupaten/Kota.
(2) Perencanaan pembangunan desa disusun
secara partisipatif oleh pemerintahan desa
sesuai dengan kewenangannya.
(3) Dalam menyusun perencanaan pembangunan
desa wajib melibatkan lembaga
kemasyarakatan desa.
(1)Perencanaan pembangunan desa disusun secara
berjangka meliputi;
a. Rencana pembangunan jangka menengah
desa yang selanjutnya disebut RPJMD
untuk jangka waktu 5 (lima) tahun.
b. Rencana kerja pembangunan desa,
selanjutnya disebut RKPDesa, merupakan
penjabaran dari RPJMD untuk jangkawaktu
1 (satu) tahun.
(2) RPJMD ditetapkan dengan Peraturan Desa dan
RKP-Desa ditetapkan dalam Keputusan Kepala
Desa berpedoman pada Peraturan Daerah.

a. Penyelenggaraan urusan pemerintahan desa


yang menjadi kewenangan desa didanai dari
anggaran pendapatan dan belanja desa,
bantuan pemerintah dan bantuan pemerintah
daerah.
b. Penyelenggaraan urusan pemerintah daerah
yang diselenggarakan oleh pemerintah desa
didanai dari anggaran pendapatan dan belanja
daerah.
c. Penyelenggaraan urusan pemerintah yang
diselenggarakan oleh pemerintah desa didanai
dari anggaran pendapatan dan belanja negara.
a. pendapatan asli desa, terdiri dari hasil usaha desa, hasil
kekayaan desa, hasil swadaya dan partisipasi, hasil
gotong royong, dan lain-lain pendapatan asli desa yang
sah;
b. bagi hasil pajak daerah Kabupaten/Kota paling sedikit
10% (sepuluh per seratus) untuk desa dan dari retribusi
Kabupaten/Kota sebagian diperuntukkan bagi desa;
c. bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan
daerah yang diterima oleh Kabupaten/Kota untuk Desa
paling sedikit 10% (sepuluh per seratus), yang
pembagiannya untuk setiap Desa secara proporsional
yang merupakan alokasi dana desa;
d. bantuan keuangan dari Pemerintah, Pemerintah
Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam rangka
pelaksanaan urusan pemerintahan;
e. hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak
mengikat.

APB DESA

(1) APB Desa terdiri atas bagian


pendapatan
Desa, belanja Desa dan pembiayaan.
(2) Rancangan APB Desa dibahas dalam
musyawarah perencanaan
pembangunan desa.
(3) Kepala Desa bersama BPD
menetapkan APB Desa setiap tahun
dengan Peraturan Desa.
Badan Usaha Milik Desa

(1) Dalam meningkatkan pendapatan


masyarakat dan Desa,Pemerintah Desa
dapat mendirikan Badan Usaha Milik
Desasesuai dengan kebutuhan dan potensi
Desa.
(2) Pembentukan Badan Usaha Milik Desa
ditetapkan dengan Peraturan Desa
berpedomanpada peraturan perundang-
undangan.
(3) Bentuk Badan Usaha Milik Desa harus
berbadan hukum.

KERJA SAMA ANTAR


DESA
(1) Desa dapat mengadakan kerja sama
antar desa untuk kepentingan desa
masing-masing.
(2) Kerja sama yang membebani
masyarakat dan desa harus
mendapatkan persetujuan BPD.
(3) Kerja sama dilakukan sesuai dengan
kewenangannya.
LEMBAGA MASYARAKAT
DESA
1. Di desa dapat dibentuk lembaga
kemasyarakatan.
2. Pembentukan lembaga
kemasyarakatan ditetapkan dengan
Peraturan Desa.
3. Lembaga kemasyarakatan
mempunyai tugas membantu
Pemerintah Desa dan
4. merupakan mitra dalam
memberdayakan masyarakat desa.
MODUL 2
MENGENAL PEMERINTAHAN
DESA
PERATURAN DESA
YANG BAIK

Kantor: Jl. Raya Sokka 48C


Telp/Fax. (0287) 383432 Pejagoan Kebumen

JENIS & HIRARKI PERATURAN


PERUNDANG-UDANGAN
(UU NO.10/2004, Pasal 7 )
„ UUD 1945 Peraturan Desa adalah
„ UU/Perpu peraturan perundangan –
„ Peraturan Pemerintah undangan yang dibuat
„ Peraturan Presiden oleh BPD bersama Kepala
„ Peraturan Daerah: Desa.
- Perda Provinsi ( PP 72/2005, Pasal
- Perda Kabupaten/
1 angka 13 )
Kota
- Peraturan Desa
Asas
Perundang-undangan
a. Undang-Undang tidak berlaku surut
b. Undang-Undang yang berlaku kemudian
membatalkan UU yang terdahulu.
c. Undang-Undang yang dibuat oleh penguasa
yang lebih tinggi mempunyai kedudukan yang
lebih tinggi pula.
d. Undang-Undang yang bersifat khusus
mengesampingkan UU yang bersifat umum.

Asas pembentukan Peraturan Perundang-


undangan yang baik
1. kejelasan tujuan;
2. kelembagaan atau organ pembentuk yang
tepat;
3. kesesuaian antara jenis dan materi muatan;
4. dapat dilaksanakan;
5. kedayagunaan dan kehasilgunaan;
6. kejelasan rumusan; dan
7. keterbukaan.
Responsibilitas hukum,
a. Produk hukum responsif/otonom adalah produk hukum yang
karakternya mencerminkan pemenuhan atas tuntutan tuntutan baik
individu maupun berbagai kelompok sosial di dalam masyarakat
sehingga lebih mampu mencerminkan rasa keadilan di dalam
masyarakat. Proses pembuatan hukum responsif ini mengundang
secara terbuka partisipasi dan aspirasi masyarakat, dan lembaga
peradilan, hukum, diberi fungsi sebagai alat pelaksana bagi kehendak
masyarakat; sedangkan rumusannya biasanya cukup rinci sehingga
tidak terbuka untuk dapat diinterpretasi berdasarkan kehendak dan visi
pemerintah sendiri.

b. Produk hukum konservatif/ortodoks adalah produk hukum yang


karakternya mencerminkan visi politik pemegang kekuasaan dominan
sehingga pembuatannya tidak mengundang partisipasi dan aspirasi
masyarakat secara sungguhsungguh. Jika prosedur seperti itu ada
biasanya lebih bersifat formalitas. Di dalam produk yang demikian
biasanya hukum diberi fungsi dengan sifat positivis instrumentalis atau
menjadi alat bagi pelaksanaan ideologi dan programpemerintah.
Rumusan materi hukumnya biasanya bersifat pokok-pokok saja
sehingga dapat diinterpretasi oleh pemerintah menurut visi dan
kehendaknya sendiri dengan berbagai peraturan pelaksanaan.

PENGERTIAN

„ Peraturan Desa adalah peraturan perundang-


undangan yang dibuat oleh BPD bersama
Kepala Desa
Pembuatan Perdes daerah hendaknya
ditujukan dalam kerangka:
a. melindungi dan memperluas ruang otonomi desa,
b. membatasi kekuasaan (kewenangan dan intervensi)
pemerintah daerah dan pusat, serta melindungi hak-hak
prakarsa masyarakat desa,
c. menjamin kekebasan masyarakat desa,
d. melindungi dan membela kelompok yang lemah di desa,
e. menjamin partisipasi masyarakat desa dalam proses
pengambilan keputusan antara lain, dengan memastikan
bahwa masyarakat desa terwakili kepentingannya dalam
Badan Permusyawaratan Desa
f. memfasilitasi perbaikan dan pengembangan

MATERI PERDES
1. Penyelenggaraan
Pemerintahan Desa,
2. Pembangunan desa,
3. Pemberdayaan masyarakat,
4. Penjabaran lebih lanjut dari
ketentuan Peraturan
Perundang-undangan yang
lebih tinggi.
Syarat Perdes yang baik
a. Berlaku secara yuridis yakni apabila peraturan
tersebut disusun sesuai dengan prosedur atau
tatacara pembentukan peraturan yang berlaku
b. Berlaku secara filosofis yakni apabila isi
peraturan tersebut sesuai dengan nilai-nilai
tertinggi yang berlaku dan dihormati didalam
masyarakat tersebut ;
c. Berlaku secara sosiologis yakni apabila isi
peraturan tersebut sesuai dengan aspirasi dan
nilai-nilai yang hidupdidalam masyarakat
tersebut.

Pentingnya Perdes Partisipatif


a. Untuk mewujudkan pemerintahan yang baik diperlukan
dukungan seperangkat peraturan desa yang
bisamengarahkan penyelenggara pemerintahan desa
untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat desa.
b. Untuk mengubah perilaku penyelenggara pemerintah desa
ke arah perilaku yang berpihak kepada rakyat di
suatudesa, maka penyusunan instrumen hukum berupa
peraturan desa haruslah dilakukan secara partisipatif,
denganmelibatkan semua unsur yang ada dalam
masyarakat dan dilakukan secara terbuka.
c. Dengan penyusunan perdes yang partisipatif ini, peluang
pemerintahan desa untuk menggunakan perdes sebagai
alatpolitik dalam rangka memperjuangkan kepentingan
pribadinya dapat diminimalisir.
d. Partisipasi dapat digunakan sebagai instrumen
pembatasan kekuasaan pemerintahan desa dan sebagai
mekanismekontrol sosial bagi pemerintahan desa dalam
penyusunan perdes yang berdampak pada masyarakat.
Peraturan Desa tidak boleh bertentangan
Dengan :
„ kepentingan umum
„ peraturan perundang-undangan
yang lebih tinggi.

TAHAPAN PENYUSUNAN PERDES

„ Penjaringan aspirasi
„ Mengartikulasikan kepentingan (proses penyampaian kepentingan atau tuntutan yang
berasal dari masyarakat untuk disampaikan kepada badan-badan politik atau pemerintah yang
mempunyai kewenangan untuk membuat kebijakan )
„ Agregasi (proses penseleksian kepentingan atau tuntutan yang masuk untuk menjadi
beberapa kepentingan yang dipakai sebagai dasar dalam proses kebijakan )
„ Formulasi (perumusan perdes)
„ Konsultasi publik (perdes dikonsultasikan kepada publik)
„ Revisi hasil dari kegiatan konsultasi publik
„ legislasi (pengesahan rencana perdes menjadi perdes oleh kepala Desa bersama
BPD)
„ Sosialisasi
„ Implementasi
„ Monitoring dan evaluasi.
PERENCANAAN
PEMBANGUNAN PARTISPATIF

Kantor: Jl. Raya Sokka 48C


Telp/Fax. (0287) 383432 Pejagoan Kebumen

PENGERTIAN

„ Perencanaan adalah suatu proses untuk


menentukan tindakan masa depan yang
tepat, melalui urutan pilihan, dengan
memperhitungkan sumber daya yang
tersedia
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA
DALAM PP 72 TAHUN 2005
„ PASAL 63
(1) Dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan Desa disusun perencanaan
pembangunan desa sebagai satu kesatuan
dalam sistem perencanaan pembangunan
daerah kabupaten / kota
(2) Perencanaan pembangunan sebagaimana
dimaksud ayat (1) disusun secara partispatif
oleh pemerintah Desa sesui dengan kewenanganya

„ PASAL 64
(1) Perencanaan pembangunan desa sebagaimana
dimaksud pasal 63 ayat (2) disusun secara
berjangka meliputi :
a. Rencana pembangunan jangka
menengah desa yang selanjutnya
disebut RPJMD untuk jangka waktu
lima tahun
b. Rencana Kerja pembangunan desa,
selanjutnya disebut RKP desa merupakan
penjabaran dari RPJMD untuk
jangka waktu 1 ( satu ) tahun
(2) RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a ditetapkan dengan Peraturan Desa dan
RKP desa ditetapkan dalam Peraturan kepala
desa
PENGERTIAN

„ RPJM Desa adalah dokumen perencanaan


strategis / jangka menengah desa yang
berjangka waktu 5 tahun dan di tetapkan
dengan Peraturan Desa

KONDISI SAAT INI KONDISI YANG


LEGENDA DAN MASALAH KESENJANGAN DIHARAPKAN
SEJARAH DAN VISI- MISI
PEMBANGUNAN DESA POTENSI DESA
DESA
JEMBATAN PERENCANAAN

REFLEKSI
RPJMD / 5 TAHUN
TI T II T III T IV TV

RENCANA TAHUNAN

RKP Desa
TAHAPAN PENYUSUN RPJM DESA
„ Penyusunan Rencana
* MUSDUS
* LOKARYA DESA
* MUSBANDES
„ Penetapan Rencana
* MUSYAWARAH BPD
* PERDES RPJMDes

PROSES / ALUR PENYUSUNAN RPJM DESA

Penjaringan
musdus musdus Masalah dan
Potensi

Lokarya Musyawarah PERDES


Musdes BPD RPJMD
desa

PENGELOMPOKAN
SEJARAH DESA
VISI MISI
ANALISIS
SKORING
PENYUSUNAN RKP
DESA

PENGERTIAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DESA


YANG SELANJUTNYA DISINGKAT RKP
DESA ADALAH RENCANA
PEMBANGUNAN DESA YANG DISUSUN
OLEH PEMERINTAH DESA BERSAMA
MASYARAKAT UNTUK JANGKA WAKTU
SATU TAHUN.
TAHAPAN PNYUSUNAN
RKP DESA
„ Penyusunan Rencana
* Melaksanakan lokakarya Desa
* Penyusunan rancangan RKP Desa
* Melaksanakan Musyawarah Pembangunan Desa
„ Penetapan Rencana
* RKP Desa dengan Peraturan Kepala Desa
„ Pengendalian pelaksanaan Rencana
* Koreksi dan penyesuaian selama pelaksanaan
rencana
„ Evaulasi pelaksanaan rencana
* Pengumpulan dan analisi data untuk menilai
pencapaian sasaran, tujuan dan kinerja

ALUR PENYUSUNAN RKP DESA


1. EVALUASI KEGIATAN TAHUN SEBELUMNYA
2. ANALISA KEADAAN DARURAT
LOKAKARYA 3. ANALISA KEBIKAN SUPRA DESA
DESA 4. ANALISA KEGIATAN DALAM RPJMD
5. MENDBESAIN KEGIATAN DAN BIAYA

1. MEMAPARKAN HASIL LOKAKARYA


MUSRENBANG 2. MENYEPAKATI KEGIATAN DAN BIAYA
3. MENYEPAKATI USULAN KEGIATAN UNTUK MURENCAM
DESA 4. MENYEPAKATI WAKIL DESA DALAM MUSRENBANGCAM

PERATURAN
KADES
RKP DESA
TEMPAT
BALAI DESA

WAKIL RW / RT
PESERTA WARGA MISKIN
PEREMPUAN
LEMBAGA MASYARAKAT DESA
TOGA / TOMAS
PEMDES
BPD

ACARA
SAMBUTAN KETUA LKMD
PENGANTAR FISILITATOR
LOKAKARYA
DESA

METHODE A. EVALUASI PEMBANGUNAN


B. ANALISA KEADAAN DARURAT
C. ANALISA KEBIJAKAN SUPRA DESA
D. ANALISA RPJMDes
E. DESAIN KEGIATAN DAN BIAYA

HASIL
DRAFT RANCANGAN
RKP DESA

TEMPAT
BALAI DESA

WAKIL RW
PESERTA WARGA MISKIN
PEREMPUAN
LEMBAGA MASYARAKAT DESA
TOGA / TOMAS
PEMDES
BPD

ACARA
SAMBUTAN KADES
PENGANTAR FASIILTAITOR
MUSRENBANG PELAKSANAAN MUSBANG
DESA

METHODE
1. CURAH PENDAPAT
2. PENYEPAKATAN DRAFT

1. PERKADES RANCANGAN
HASIL RKP DESA
3. DAFTAR USULAN UNTUK
MUSRENBANGCAM
2. DAFTAR PESERTA
MUSRENBANGCAM
APB DESA
PARTISIPATIF

Kantor: Jl. Raya Sokka 48C


Telp/Fax. (0287) 383432 Pejagoan Kebumen

PENGERTIAN
„ Keuangan Desa adalah semua hak dan
kewajiban dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan desa yang dapat dinilai
dengan uang termasuk didalamnya segala
bentuk kekayaan yang berhubungan
dengan hak dan kewajiban desa tersebut .
„ Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa,
selanjutnya disingkat APB Desa adalah
rencana keuangan tahunan pemerintahan
desa yang dibahas dan disetujui bersama
oleh pemerintah desa dan Badan
Permusyawaratan Desa, dan ditetapkan
dengan peraturan desa
Azas Umum APB Desa
„ Tertib mengandung arti bahwa Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa ( APB Desa ) desa dikelola secara tepat waktu
dan tepat guna yang didukung dengan bukti-bukti administrasi
yang dapat dipertanggungjawabkan.
„ Taat pada peraturan perundang-undangan mengandung
arti bahwa pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Desa ( APB Desa ) desa harus berpedoman pada peraturan
perundang-undangan.
„ Efektif mengandung arti merupakan pencapaian hasil
program dengan target yang telah ditetapkan, yaitu dengan
cara membandingkan keluaran dengan hasil.
„ Efisien mengandung arti merupakan pencapaian keluaran
yang maksimum dengan masukan tertentu atau penggunaan
masukan terendah untuk mencapai keluaran tertentu.

„ Ekonomis merupakan pemerolehan masukan dengan


kualitas dan kuantitas tertentu pada tingkat harga yang
terendah.
„ Transparan merupakan prinsip keterbukaan yang
memungkinkan masyarakat untuk mengetahui dan
mendapatkan akses informasi seluas-Iuasnya tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa ( APB Desa ) desa.
„ Bertanggungjawab merupakan perwujudan kewajiban
seseorang untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan
dan pengendalian sumber daya dan pelaksanaan kebijakan
yang dipercayakan kepadanya dalam rangka pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan
„ Keadilan adalah keseimbangan distribusi
kewenangan dan pendanaannya dan/atau
keseimbangan distribusi hak dan kewajiban
berdasarkan pertimbangan yang obyektif.
„ Kepatutan adalah tindakan atau suatu sikap
yang dilakukan dengan wajar dan proporsional.
„ Manfaat untuk masyarakat adalah bahwa
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa ( APB
Desa ) desa diutamakan untuk pemenuhan
kebutuhan masyarakat

Fungsi APB Desa


„ Fungsi otorisasi mengandung arti bahwa anggaran desa menjadi
dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun
yang bersangkutan.
„ Fungsi perencanaan mengandung arti bahwa anggaran desa
menjadi pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan
pada tahun yang bersangkutan.
„ Fungsi pengawasan mengandung arti bahwa anggaran desa
menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan desa sesuai dengan ketentuan
yang telah ditetapkan.
„ Fungsi alokasi mengandung arti bahwa anggaran desa harus
diarahkan untuk menciptakan lapangan kerja/ mengurangi
pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta meningkatkan
efisiensi dan efektivitas perekonomian.
„ Fungsi distribusi mengandung arti bahwa kebijakan anggaran
desa harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan
TUJUAN PENYUSUNAN APB
DESA

„ Sebagai dasar dalam mengambil


kebijakan berkaitan dengan anggaran
„ Arahan operasional bagi kepala desa
„ Menciptakan akuntabilitas
„ Mempermudah pengendalian dan
pengawasan

ALUR PENYUSUNAN APB DESA PARTISIPATIF


PERDES
RPJMDes
MURENBANGCAM

PER KADES SKALA KABUPATEN


MUSBANGDES RKP Desa

SKALA DESA

SEKDES MENGKOMPILASI RKA Draf


RKA Rancangan
R APB Desa

Di susun
Oleh PPKD EAVALUASI MUSYAWARAH Rancangan Musyawarah
OLEH BUPATI BPD R APB Desa Anggaran Desa

LPJ PERHITUNGAN PERUBAHAN PERDES


KADES APB Desa APB Desa APB Desa Pembahasan
Di fokukuskan pada
Kesusaian dg RKP Desa

SOSIAISASI APB Desa

PELAKSANAAN APB Desa DAN ADMINISTRASI KEUANGAN


PIHAK PIHAK YANG TERLIBAT
DALAM PENYUSUNAN APB DESA

1. Pembahasan
PEMDES 2. Persetujuan BPD

1. Evaluasi
2. Pembinaan
3. Pengawasan

Penyepakatan Komunikasi
politik
BUPATI

MASYARAKAT

Peran dan Tugas Sekretaris Desa


¾ Menyusun RKA.
¾ Menyusun Draf Raperdes APBDesa,
perubahan APBDesa dan pertanggung
jawaban pelaksanaan APBDesa.
¾ Menyusun DPA.
¾ Menyusun Rancangan Keputusan
Kepala Desa tentang Pelaksanaan
Peraturan Desa tentang APBDesa dan
Perubahan APBDesa.
Peran Kepala Desa
¾ Membahas dan mengeyetujui Raperdes APBDesa,
perubahan APBDesa dan pertanggung jawaban
bersama BPD
¾ Mensosialisasi perdes APBDesa, perubahan
APBDesa dan pertanggung jawaban bersama BPD
¾ menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan
APBDesa
¾ menetapkan kebijakan tentang pengelolaan barang
desa
¾ menetapkan bendahara desa
¾ menetapkan petugas yang melakukan pemungutan
penerimaan desa; dan
¾ menetapkan petugas yang melakukan pengelolaan
barang milik desa.

MASYARAKAT
„ Konsolidasi partisipan
„ Agregasi kepentingan
„ Memilih preferensi
„ Monev
PERAN BPD

„ Membahas bersama dalam rangka


memperoleh persetujuan bersama;
(Pembahasan dimaksud di atas,
menitikberatkan pada kesesuaian
dengan RKPDesa )
„ Menyetujui dan menetapkan anggaran
( regulasi )
„ Pengawasan Implementasi Anggaran

BUPATI
„ Menetapkan Evaluasi Rancangan APBDesa
paling lama 20 (dua puluh) hari kerja
„ Apabila hasil evaluasi sebagaimana
dimaksud di atas, melampaui batas waktu
dimaksud, Kepala Desa dapat menetapkan
Rancangan Peraturan Desa tentang
APBDesa menjadi Peraturan Desa
„ Apabila hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti
oleh Kepala Desa dan BPD, dan Kepala
Desa tetap menetapkan Rancangan
Peraturan Desa tentang APBDesa menjadi
Peraturan Desa, Bupati/Walikota
membatalkan Peraturan Desa dimaksud dan
sekaligus menyatakan berlakunya pagu
APBDesa tahun anggaran sebelumnya
STRUKTUR PENDAPATAN
1.PENDAPATAN
1.1. PENDAPATAN ASLI DESA
1.1.1. Hasil Usaha Desa
1.1.2. Hasil Kekayaan Desa
1.1.3. Hasil Swadaya dan Partisipasi
1.1.4. Hasil Gotong Royong
1.1.5. Lain-lain Pendapatan Asli Desa yang sah
1.2. DANA PERIMBANGAN
1.2.1. Bagi hasil Pajak dan Restribusi Daerah
1.2.2. Bagian Dana Perimbangan Keuangan
Pusat dan Daerah
1.3. LAIN-LAIN PENDAPATAN DESA YANG SAH
1.3.1. Bantuan Keuangan Pemerintah Provinsi,
Kabupaten/Kota, dan desa lainnya
1.3.1. Hibah
1.3.2. Sumbangan Pihak Ketiga

BELANJA DESA
2. BELANJA
2.1. Belanja Langsung
2.1.1. Belanja Pegawai
2.1.2. Belanja Barang dan Jasa
2.1.3. Belanja Modal
2.1. Belanja Tidak Langsung
2.2.1. Belanja Pegawai/Penghasilan Tetap;
2.2.2. Belanja Subsidi;
2.2.3. Belanja Hibah
2.2.4. Belanja Bantuan Sosial;
2.2.5. Belanja Bantuan Keuangan;
2.2.6. Belanja Tak Terduga
PEMBIAYAAN
3. PEMBIAYAAN

3.1. Penerimaan Pembiayaan


3.1.1. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
(SILPA) tahun sebelumnya.
3.1.2. Pencairan Dana Cadangan
3.1.2. Hasil penjualan kekayaan Desa yang
dipisahkan.
3.1.3. Penerimaan Pinjaman
3.2. Pengeluaran Pembiayaan
3.2.1. Pembentukan Dana Cadangan
3.2.2. Penyertaan Modal Desa
3.2.3. Pembayaran utang
LEMBAGA
KEMASYARAKAN DESA

Kantor: Jl. Raya Sokka 48C


Telp/Fax. (0287) 383432 Pejagoan Kebumen

LEMBAGA MASYARAKAT
DESA
1. Di desa dapat dibentuk lembaga
kemasyarakatan.
2. Pembentukan lembaga
kemasyarakatan ditetapkan dengan
Peraturan Desa.
3. Lembaga kemasyarakatan
mempunyai tugas membantu
Pemerintah Desa dan
4. merupakan mitra dalam
memberdayakan masyarakat desa.
JENIS LEMBAGA
KEMASYARAKATAN DESA
z Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa
atau Kelurahan (LPMD/LPMK)/Lembaga
Ketahanan Masyarakat Desa atau
Kelurahan (LKMD/LKMK) atau sebutan
nama lain;
z Lembaga Adat;
z Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan;
z RT/RW;
z Karang Taruna; dan
z Lembaga Kemasyarakatan lainnya

PENGURUS

| Pengurus lembaga
kemasyarakatan dipilih secara
musyawarah dari anggota
masyarakat yang mempunyai
kemauan, kemampuan,dan
kepedulian dalam pemberdayaan
masyarakat;
HUBUNGAN LEMBAGA

| Hubungan kerja Lembaga


Kemasyarakatan Desa dengan
pemerintahan desa bersifat kemitraan,
konsultatif dan koordinatif.
| Hubungan kerja Lembaga
Kemasyarakatan Desa dengan Lembaga
Kemasyarakatan lainnya di desa bersifat
koordinatif dan konsultatif.
| Hubungan kerja Lembaga
Kemasyarakatan Desa dengan pihak
ketiga di desa bersifat kemitraan..

Tugas Lembaga
Kemasyarakatan
a. menyusun rencana pembangunan secara
partisipatif;
b. melaksanakan, mengendalikan,
memanfaatkan, memelihara dan
mengembangkan pembangunan secara
partisipatif;
c. menggerakkan dan mengembangkan
partisipasi, gotong royong dan swadaya
masyarakat
d. menumbuhkembangkan kondisi dinamis
masyarakat dalam rangka pemberdayaan
masyarakat.
FUNGSI LEMBAGA
KEMASYARAKATAN DESA
a. penampungan dan penyaluran aspirasi masyarakat dalam
pembangunan;
b. penanaman dan pemupukan rasa persatuan dan
kesatuanmasyarakat dalam kerangka memperkokoh Negara
Kesatuan Republik Indonesia;
c. peningkatan kualitas dan percepatan pelayanan
pemerintahkepada masyarakat;
d. penyusunan rencana, pelaksanaan, pelestarian,
danpengembangan hasil-hasil pembangunan secara
partisipatif;
e. penumbuhkembangan dan penggerak prakarsa,
partisipasi,serta swadaya gotongroyong masyarakat;
f. pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan keluarga;
dan
g. pemberdayaan hak politik masyarakat;

LINGKUP KEGIATAN LEMBAGA


KEMASYARAKATAN DESA
1. peningkatan pelayanan masyarakat;
2. peningkatan peran serta masyarakat
dalam pembangunan;
3. pengembangan kemitraan;
4. pemberdayaan masyarakat; dan
5. pengembangan kegiatan lain sesuai
dengan kebutuhan dan
6. kondisi masyarakat setempat.
TUGAS LKMD

| menyusun rencana pembangunan


secara partisipatif,
| menggerakkan swadaya gotong
royong masyarakat,
| melaksanakan

| dan mengendalikan pembangunan.

FUNGSI LKMD
a. penampungan dan penyaluran aspirasi masyarakat
dalam pembangunan;
b. penanaman dan pemupukan rasa persatuan dan
kesatuan masyarakat dalam kerangka memperkokoh
Negara Kesatuan Republik Indonesia;
c. peningkatan kualitas dan percepatan pelayanan
pemerintah kepada masyarakat;
d. penyusunan rencana, pelaksanaan, pelestarian dan
pengembangan hasil-hasil pembangunan secara
partisipatif;
e. penumbuhkembangan dan penggerak prakarsa,
partisipasi, serta swadaya gotong royong masyarakat;
dan
f. penggali, pendayagunaan dan pengembangan potensi
sumber daya alam serta keserasian lingkungan hidup.
TUGAS PKK
1. menyusun rencana kerja PKK Desa/Kelurahan,
sesuai dengan basil Rakerda Kabupaten/Kota;
2. melaksanakan kegiatan sesuai jadwal yang
disepakati;
3. menyuluh dan menggerakkan kelompok-
kelompok PKK Dusun/Lingkungan, RW, RT dan
dasa wisma agar dapat mewujudkan kegiatan-
kegiatan yang telah disusun dan disepakati;
4. menggali, menggerakan dan mengembangkan
potensi masyarakat, khususnya keluarga untuk
meningkatkan kesejahteraan keluarga sesuai
dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan;

5. melaksanakan kegiatan penyuluhan kepada


keluarga-keluarga yang mencakup kegiatan
bimbingan dan motivasi dalam upaya mencapai
keluarga sejahtera;.
6. mengadakan pembinaan dan bimbingan
mengenai pelaksanaan program kerja;
7. berpartisipasi dalam pelaksanaan program
instansi yang berkaitan dengan kesejahteraan
keluarga di desa/kelurahan;
8. membuat laporan basil kegiatan kepada Tim
Penggerak PKK Kecamatan dengan tembusan
kepada Ketua Dewan Penyantun Tim
Penggerak PKK setempat;
9. melaksanakan tertib administrasi; dan
10. mengadakan konsultasi dengan Ketua Dewan
Penyantun Tim Penggerak PKK setempat.
FUNGSI PKK

| penyuluh, motivator dan penggerak


masyarakat agar mau dan mampu
melaksanakan program PKK; dan
| fasilitator, perencana, pelaksana,
pengendali, pembina dan
pembimbing Gerakan PKK.

TUGAS RT / RW

| membantu Pemerintah Desa dan


Lurah dalam penyelenggaraan urusan
pemerintahan.
FUNGSI RT / RW

| pendataan kependudukan dan pelayanan


administrasi pemerintahan lainnya;
| pemeliharaan keamanan, ketertiban dan
kerukunan hidup antar warga;
| pembuatan gagasan dalam pelaksanaan
pembangunan dengan mengembangkan
aspirasi dan swadaya murni masyarakat;
dan
| penggerak swadaya gotong royong dan
partisipasi masyarakat di wilayahnya.

TUGAS KARANGTARUNA

| menanggulangi berbagai masalah


kesejahteraan sosial terutama yang
dihadapi generasi muda, baik yang
bersifat preventif, rehabilitatif, maupun
pengembangan potensi generasi
muda di lingkungannya
FUNGSI KARANGTARUNA
1. penyelenggara usaha kesejahteraan sosial;
2. penyelenggara pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat;
3. penyelenggara pemberdayaan masyarakat terutama
generasi muda di lingkungannya secara komprehensif,
terpadu dan terarah serta berkesinambungan;
4. penyelenggara kegiatan pengembangan jiwa kewirausahaan
bagi generasi muda di lingkungannya;
5. penanaman pengertian, memupuk dan meningkatkan
kesadaran tanggung jawab sosial generasi muda;
6. penumbuhan dan pengembangan semangat kebersamaan,
jiwa kekeluargaan, kesetiakawanan sosial dan memperkuat
nilai-nilai kearifan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik
Indonesia;

7. pemupukan kreatifitas generasi muda untuk dapat


mengembangkan tanggung jawab sosial yang bersifat
rekreatif, kreatif, edukatif, ekonomis produktif dan
kegiatan praktis lainnya dengan mendayagunakan
segala sumber dan potensi kesejahteraan sosial di
lingkungannya secara swadaya;
8. penyelenggara rujukan, pendampingan dan advokasi
sosial bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial;
9. penguatan sistem jaringan komunikasi, kerjasama,
informasi dan kemitraan dengan berbagai sektor
lainnya;
10. penyelenggara usaha-usaha pencegahan
permasalahan sosial yang aktual;
11. pengembangan kreatifitas remaja, pencegahan
kenakalan, penyalahgunaan obat terlarang (narkoba)
bagi remaja; dan
12. penanggulangan masalah-masalah sosial, baik secara
preventif, rehabilitatif dalam rangka pencegahan
kenakalan remaja, penyalahgunaan obat terlarang
(narkoba) bagi remaja.
SUMBER DANA
1. swadaya masyarakat;
2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa;
3. Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Kabupaten/Kota dan/atau
Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Provinsi;
4. bantuan Pemerintah, Pemerintah
Provinsi, dan PemerintahKabupaten/Kota;
5. bantuan lain yang sah dan tidak
mengikat.
BADAN USAHA MILIK
DESA ( BUMDes )

LSU BINA INSANI


Kantor: Jl. Raya Sokka 48C
Telp/Fax. (0287) 383432 Pejagoan Kebumen

PENGERTIAN
„ Badan Usaha Milik Desa adalah usaha
desa yang dikelola oleh Pemerintah
Desa.
RUANG LINGKUP USAHA DESA

a. usaha jasa yang meliputi jasa keuangan, jasa


angkutan darat dan air, listrik desa, dan
usaha lain yang sejenis.
b. Penyaluran sembilan bahan pokok ekonomi
desa
c. perdagangan hasil pertanian meliputi
tanaman pangan, perkebunan, peternakan,
perikanan, dan agrobisnis.
d. Industri dan kerajinan rakyat.

DASAR HUKUM
PP No 72 Tentang Desa
Pasal 78
(1) Dalam meningkatkan pendapatan masyarakat dan
Desa,Pemerintah Desa dapat mendirikan Badan
Usaha Milik Desa sesuai dengan kebutuhan dan
potensi Desa.
(2) Pembentukan Badan Usaha Milik Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
dengan Peraturan Desa berpedoman pada peraturan
perundang-undangan.
(3) Bentuk Badan Usaha Milik Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus berbadan hukum.
KEBUTUHAN DAN POTENSI
DESA
a. kebutuhan masyarakat terutama dalam pemenuhan
kebutuhan pokok;
b. tersedia sumberdaya desa yang belum dimanfaatkan
secaraoptimal terutama kekayaan desa;
c. tersedia sumberdaya manusia yang mampu
mengelola badanusaha sebagai aset penggerak
perekonomian masyarakat;
d. adanya unit-unit usaha masyarakat yang merupakan
kegiatan ekonomi warga masyarakat yang dikelola
secara parsial dan kurang terakomodasi

TUJUAN PENDIRIAN
BUMDesa
1. Meningkatkan PAD;
2. meningkatkan pengelolaan
potensi Desa;
3. Meningkatkan pelayanan Ekonomi.
4. menjadi Tulang punggung Ekonomi.
5. Mitra Kerja pelaku Ekonomi di Desa.
Permodalan Badan Usaha Milik Desa
dapat berasal dari
a. Pemerintah Desa;
b. tabungan masyarakat;
c. bantuan Pemerintah, Pemerintah Provinsi
dan Pemerintah Kabupaten/Kota;
d. pinjaman; dan/atau
e. penyertaan modal pihak lain atau kerja sama
bagi hasil atas dasar saling menguntungkan.

PINJMAMAN BUMDes
(1) Badan Usaha Milik Desa dapat melakukan
pinjaman sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pinjaman dilakukan setelah mendapat
persetujuan BPD.
BENTUK & BIDANG USAHA
1. BENTUK USAHA :
A. Perusahaan Desa;
B. Badan Usaha Milik Desa (PT);
2. BIDANG USAHA:
A. Aneka Usaha
B. Aneka Jasa
C. Perbankan 9Simpan pinjam/LKM .

KEPENGURUSAN BUMDes
Pemerintah Desa sebagai unsur penasehat
(komisaris) dan masyarakat sebagai unsur
pelaksana operasional (direksi).
PRINSIP-PRINSIP PEMBENTUKAN
BUMDes
„ Jenis Usaha BUMDes harus menyangkut
hajat hidup sebagian besar warga
„ Mnyerap tenaga Kerja setempat
„ Menjaga Kelestarian lingkungan
„ Pengelola BUMDes harus personal yang
memang benar benar profesional
dibidangnya
„ Pembagian keuntungan harus benar benar
proposional dan berdasar pada kesepakan
antara BUMDes dengan Pemerintahan Desa

TAHAPAN PEMBENTUKAN
BUMDes
„ Tahapan Inisiasi awal
Tujuan menghasilkan kesepakatan awal mengenai
usulan pembentukan BUMDes
„ Tahapan Identifikasi Potensi dan Kebutuhan
Tujuan adanya studi kelayakan BUMDes
„ Tahapan Penentuan Bentuk Institusi
Tujuan kesepakatan bentuk kelembagaan BUMDes
yang tepat
„ Tahapan Pendirian BUMDes
Tujuan disepakatinya kepengurusan, mekanisme
pertanggungjawaban, bagi hasil, skema kepemilikan
saham serta laounching pendirian BUMDes
STRUKTUR
ORGANISASI PEMERINTAH
Md-46
BUMDesa KABUPATEN/KOTA

BADAN USAHA
PIHAK PEMERINTAHAN
MILIK DESA
KETIGA DESA
(BUMDesa)

BRI / BI BANK SEKTOR


(BADAN KREDIT DESA) DESA RIIL

DIREKTUR
UTAMA
SEKRETARIS DIREKTUR
BAG. DIREKTUR
KEUANGAN
KASIR

UNIT UNIT SEKTOR


PERBANKAN RIIL

ADMINISTRASI PENGADAAN PRODUKSI


SIMPANAN PINJAMAN PEMASARAN
PERBANKAN STOCK
MODUL 3
MEMBANGUNAN KINERJA BPD
FUNGSI, TUGAS,
KEWENANGAN,
KEWAJIBAN DAN
HAK BPD
LSU BINA INSANI
Kantor: Jl. Raya Sokka 48C
Telp/Fax. (0287) 383432 Pejagoan
Kebumen

PENGERTIAN
„ Badan Permusyawaratan Desa atau yang
disebut dengan nama lain, selanjutnya
disingkat BPD, adalah lembaga yang
merupakan perwujudan demokrasi dalam
penyelenggaraan pemerintahan desa
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan
desa.
KEANGGOTAAN BPD
(1) Anggota BPD adalah wakil dari penduduk desa
bersangkutan berdasarkan keterwakilan wilayah
yang ditetapkan dengan cara musyawarah dan
mufakat.
(2) Anggota BPD terdiri dari Ketua Rukun Warga,
pemangku adat, golongan profesi, pemukaagama
dan tokoh atau pemuka masyarakat lainnya.
(3) Masa jabatan anggota BPD adalah 6 (enam) tahun
dan dapat diangkat/diusulkan kembali untuk 1
(satu) kali masa jabatan berikutnya

FUNGSI BPD
„ menetapkan peraturan desa bersama Kepala
Desa,
„ menampung dan menyalurkan aspirasi
masyarakat.
KEWENANGAN BPD
a. membahas rancangan peraturan desa bersama
kepala desa;
b. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan
peraturan desa dan peraturan kepala desa;
c. mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian
kepala desa;
d. membentuk panitia pemilihan kepala desa;
e. menggali,menampung, menghimpun, merumuskan
dan menyalurkan aspirasi masyarakat; dan
f. menyusun tata tertib BPD.

HAK BPD
a. meminta keterangan kepada
Pemerintah Desa;
b. menyatakan pendapat.
HAK ANGGOTA BPD
a. mengajukan rancangan peraturan
desa;
b. mengajukan pertanyaan;
c. menyampaikan usul dan pendapat;
d. memilih dan dipilih; dan
e. memperoleh tunjangan.

KEWAJIBAN ANGGOTA BPD


1. mengamalkan Pancasila, melaksanakan
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dan mentaati segala
peraturan perundang-undangan;
2. melaksanakan kehidupan demokrasi dalam
penyelenggaraan pemerintahan desa;
3. mempertahankan dan memelihara hukum
nasional serta keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia;
4. menyerap, menampung, menghimpun, dan
menindaklanjuti aspirasi masyarakat;
e. memproses pemilihan kepala desa;
f. mendahulukan kepentingan umum diatas
kepentingan pribadi, kelompok dan golongan;
g. menghormati nilai-nilai sosial budaya dan adat
istiadat masyarakat setempat; dan
h. menjaga norma dan etika dalam hubungan
kerja dengan lembaga kemasyarakatan

TUNJANGAN BPD
1. Pimpinan dan Anggota BPD
menerima tunjangan sesuai dengan
kemampuan keuangan desa.
2. Tunjangan pimpinan dan anggota
BPD ditetapkan dalam APB Des
BIAYA OPERASIONAL
(1) Untuk kegiatan BPD disediakan biaya
operasional sesuai kemampuan keuangan
desa yang dikelola oleh Sekretaris BPD.
(2) Biaya operasional ditetapkan setiap tahun
dalam APB Desa

PIMPINAN DAN ANGGOTA


BPD DILARANG
a. sebagai pelaksana proyek desa;
b. merugikan kepentingan umum, meresahkan
sekelompokmasyarakat, dan mendiskriminasikan
warga atau golongan masyarakat lain;
c. melakukan korupsi, kolusi, nepotisme dan menerima
uang, barang dan/atau jasa dari pihak lain yang
dapat mempengaruhi keputusan atau tindakan yang
akan dilakukannya;
d. menyalahgunakan wewenang; dan
e. melanggar sumpah/janji jabatan.
MENYUSUN TATIB
BPD

LSU BINA INSANI


Kantor: Jl. Raya Sokka 48C
Telp/Fax. (0287) 383432 Pejagoan Kebumen

PENGERTIAN
„ Tatib BPD merupakan aturan tertulis yang
secara hukum mengikat semua anggota
maupun pimpinan BPD dalam menjalankan
tugas, fungsi, wewenang, hak dan kewajiban
MATERI TATIB BPD
„ Kedudukan susunan dan keanggotaan BPD
„ Tugas, fungsi, wewenang, hak dan kewajiban BPD.
„ Pelaksanaan tugas, fungsi, wewenang, hak dan
kewajiban BPD
„ Rapat-rapat dan pengambilan keputusan BPD
„ Penetapan Peraturan Desa
„ Pertanggungjawaban kepala desa
„ dll

KAIDAH DASAR DALAM MENYUSUN


PROGRAM DAN KEGIATAN BPD
„ Program dan Kegitan BPD merupakan
jabaran operasional dari Tugas, Fungsi dan
Kewenangan BPD.
„ Dalam menyusun program dan
Kegiatanharus mempertimbangkan
kemampuan keuangan Dsa.
PRINSIP PENYUSUNAN TATIB
BPD
„ Tidak bertentangan dengan tugas, fungsi,
wewenang, hak dan kewajiban BPD
„ Tidak bertentangan dengan perundang-undangan
yang lebih tinggi
„ Disusun melalui proses musyawarah dengan aturan
main dan mekanisme yang diepakati bersama
„ Melibatkan masyarakat dalam proses penyusunan,
pembahasan dan penetapan tatib

TAHAPAN PENYUSUNAN TATIB


BPD
„ TAHAP PENYUSUNAN RANCANGAN TATIB
„ TAHAP PEMBAHASAN TATIB
„ TAHAN PENETAPAN TATIB
TAHAP PENYUSUNAN
RANCANGAN TATIB
„ BPD membentuk panitia khusus penyusunan
rancangan tatib
„ Panitia khusu melakukan serangkaian
pertemuan dengan pihak pihak yang
berkepentingan untuk mendapat masukan /
aspirasi berkaitan dengan subtasi dan materi
tatib
„ Panitia khusu menyusun draf rancangan tatib
BPD

TAHAP PEMBAHASAN TATIB


„ BPD mengadakan rapat paripurna untuk
membahas rancangan tatib yang dihasilkan
panitia khusus
„ Melakukan pembahasan dalam rangka
penyempurnaan draf rancangan tatib
„ Membentuk Tim perumus
TAHAN PENETAPAN TATIB
„ BPD mengadakan rapat paripurna untuk
untuk mendengarkan hasil Tim perumus dan
menetapkan Tatib BPD dengan keputusan
BPD

Peraturan Bupati No 29 Tahun 2005


Pasal 5

„ Setiap Lembaga Publik yang telah membuat


dokumen publik wajib memberikan informasi kepada
masyarakat
( Ayat 1 )
„ Dokumen publik sebagaimana dimaksud dapat
berupa dokumen yang masih dalam bentuk draf
maupun yang telah diundangkan
( Ayat 4 )
MEDIA SOSIALISASI

„ Forum masyarakat baik formal maupun


non formal
„ Poster
„ Radio kumunitas
„ Papan Informasi Desa
„ Papan informasi dusun, Rw, Rt

SASARAN

„ Warga masyarakat pada umunya


„ Toga, Tomas
„ Lembaga Kemasyarakatan Desa
( LKMD, PKK, RW, RT dsb )
„ Kelompok kelompok kepentingan
( Kelompok Tani, Kelompok pedagang Dsb)
TUJUAN SOSIALISASI TATIB BPD

„ Masyarakat memahami tatib BPD


„ Memudahkan masyarakat berperan serta
dalam kegiatan BPD
„ Sebagai upaya penegakan Tatib BPD

PERUBAHAN TATIB BPD


„ Jika bertentangan dengan sebagian besar
aspirasi masyarakat
„ Tidak sesuai lagi dengan perkembangan tata
pemerintahan
„ Bertentangan denan peraturan yang lebih
tinggi
TEKNIK
PENYUSUNAN
PERDES

LSU BINA INSANI


Kantor: Jl. Raya Sokka 48C
Telp/Fax. (0287) 383432 Pejagoan
Kebumen

PENGERTIAN
Peraturan Desa adalah peraturan
perundangan – undangan yang dibuat
oleh BPD bersama Kepala Desa.
( PP 72/2005, Pasal 1 angka 13 )
JENIS & HIRARKI PERATURAN PERUNDANG-
UDANGAN (UU NO.10/2004, Pasal 7 )

„ UUD 1945
„ UU/Perpu
„ Peraturan Pemerintah
„ Peraturan Presiden
„ Peraturan Daerah:
- Perda Provinsi
- Perda Kabupaten/
Kota
- Peraturan Desa

Asas pembentukan Peraturan


Perundang-undangan yang baik
1. kejelasan tujuan;
2. kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat;
3. kesesuaian antara jenis dan materi muatan;
4. dapat dilaksanakan;
5. kedayagunaan dan kehasilgunaan;
6. kejelasan rumusan; dan
7. keterbukaan.
MATERI PERDES
1. Penyelenggaraan Pemerintahan Desa,
2. Pembangunan desa,
3. Pemberdayaan masyarakat,
4. Penjabaran lebih lanjut dari ketentuan
Peraturan Perundang-undangan yang
lebih tinggi.

Peraturan Desa tidak boleh bertentangan


Dengan :
„ kepentingan umum
„ peraturan perundang-undangan
yang lebih tinggi.
TAHAPAN PENYUSUNAN
PERDES
„ Penjaringan aspirasi
„ Mengartikulasikan kepentingan (proses penyampaian kepentingan
atau tuntutan yang berasal dari masyarakat untuk disampaikan
kepada badan-badan politik atau pemerintah yang mempunyai
kewenangan untuk membuat kebijakan )
„ Agregasi (proses penseleksian kepentingan atau tuntutan yang
masuk untuk menjadi beberapa kepentingan yang dipakai sebagai
dasar dalam proses kebijakan )
„ Formulasi (perumusan perdes)
„ Konsultasi publik (perdes dikonsultasikan kepada publik)
„ Revisi hasil dari kegiatan konsultasi publik
„ legislasi (pengesahan rencana perdes menjadi perdes oleh kepala
Desa bersama BPD)
„ Sosialisasi
„ Implementasi
„ Monitoring dan evaluasi.

STUKTUR PERATURAN DESA


Kerangka struktur
Peraturan Desa terdiri dari
„ Penamaan/Judul;
„ Pembukaan;
„ Batang Tubuh;
„ Penutup; dan
„ Lampiran
Penamaan / Judul
„ Setiap Peraturan Desa, Peraturan Kepala Desa dan Keputusan
Kepala Desa mempunyai penamaan/judul.
„ Penamaan/judul Peraturan Desa, Peraturan Kepala Desa dan
Keputusan Kepala Desa memuat keterangan mengenai jenis,
nomor, tahun dan tentang nama peraturan atau keputusan yang
diatur.
„ Nama Peraturan Desa, Peraturan Kepala Desa dan Keputusan
Kepala Desa dibuat singkat dan mencerminkan isi Peraturan Desa,
Peraturan Kepala Desa dan Keputusan Kepala Desa.
„ Judul ditulis dengan huruf kapital tanpa diakhiri tanda baca.

CONTOH
PERATURAN DESA CIMANGGIS
NOMOR 13 TAHUN 2006
TENTANG
ANGGARAN PENDAPATAN DAN
BELANJA DESA

Pembukaan
„ Pembukaan pada Peraturan Desa terdiri
dari :
1. Frasa " Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa";
2. Jabatan pembentuk Peraturan Desa.
3. Konsiderans;
4. Dasar Hukum;
5. Frasa "Dengan persetujuan bersama Badan
Permusyawaratan Desa dan Kepala Desa";
6. Memutuskan; dan
7. Menetapkan
Dasar Hukum
1. Dasar Hukum diawali dengan kata "Mengingat" yang harus memuat dasar
hukum bagi pembuatan produk hukum. Pada bagian ini perlu dimuat pula
jika ada peraturan perundang-undangan yang memerintahkan dibentuknya
Peraturan Desa, Peratt ran Kepala Desa dan Keputusan Kepala Desa atau
yang mempunyai kaitan langsung dengan materi yang akan diatur.

2. Dasar Hukum dapat dibagi 2, yaitu :


a. Landasan yuridis kewenangan membuat Peraturan Desa,
Peraturan Kepala Desa dan Keputusan Kepala Desa; dan
b. Landasan yuridis materi yang diatur.

3. Yang dapat dipakai sebagai dasar hukum hanyalah jenis peraturan


perundang-undangan yang tingkat derajatnya lebih tinggi atau sama dengan
produk hukum yang dibuat.
Catatan : Keputusan yang bersifat penetapan, Instruksi dan Surat
Edaran tidak dapat dipakai sebagai dasar hukum karena tidak termasuk jenis
peraturan perundang-undangan.

Lanjutan…..
4. Dasar hukum dirumuskan secara kronologis sesuai dengan
hierarkhi peraturan perundang-undangan, atau apabila peraturan
perundang-undangan tersebut sama tingkatannya, maka
dituliskan berdasarkan urutan tahun pembentukannya, atau
apabila peraturan perundang-undangan tersebut dibentuk pada
tahun yang sama, maka dituliskan berdasarkan nomor urutan
pembuatan peraturan perundang-undangan tersebut.

5. Penulisan dasar hukum harus lengkap dengan Lembaran


Negara Republik Indonesia, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia, Lembaran Daerah, dan Tambahan
Lembaran Daerah (kalau ada).

6. Jika dasar hukum lebih dari satu peraturan perundang-


undangan, maka tiap dasar hukum diawali dengan angka arab 1,
2, 3, dst dan diakhiri dengan tanda baca titik koma (;)
Contoh penulisan
Mengingat :1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4389);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang
Desa (Lembaran Negani Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 158. Tamtahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4546);
3. Peraturan Menteri ... Nomor... Tahun ... Tentang…..
4. Peraturan Daerah ... Nomor ... Tahun ... tentang ...
(Lembaran Daerah Tahun ... Nomor ... , Tambahan
Lembaran Daerah Nomor ...)

PERATURAN DESA CIMANGGIS


NOMOR 13 TAHUN 2006
TENTANG
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA DESA CIMANGGIS,

Menimbang : a. ……………………………………………;
b. ……………………………………………;
c. ………………………………………..dst;

Mengingat : 1. ……………………………………………;
2. ……………………………………………;
3. ………………………………………..dst;

Dengan persetujuan bersama


BADAN PERMUSYAWARATAN DESA CIMANGGIS
Dan
KEPALA DESA CIMANGGIS

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DESA CIMANGGIS TENTANG


ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA
DESA TAHUN ANGGARAN 2008
Batang Tubuh
„ Batang Tubuh memuat semua materi yang
dirumuskan dalam pasal-pasal atau diktum-diktum.
Batang tubuh yang dirumuskan dalam pasal-pasal
adalah jenis Peraturan Desa dan Peraturar. Kepala
Desa yang bersifat mengatur (Regelling), sedangkan
jenis Keputusan Kepala Desa yang bersifat
penetapan (Besehikking), batang tubuhnya
dirumuskan dalam diktum-diktum

Batang Tubuh Peraturan Desa


„ Ketentuan Umum;
„ Materi yang diatur;
„ Ketentuan Peralihan (kalau ada); dan
„ Ketentuan Penutup.
penulisan Bab, Bagian; Paragraf,
Pasal dan ayat
Bab diberi nomor urut dengan angka Romawi dan judul Bab semua
ditulis dengan huruf kapital.
Contoh :
BAB I
KETENTUAN UMUM

Bagian diberi nomor unit dengan bilangan yang ditulis dengan


huruf kapital dan diberi judul. Huruf awal kata Bagian, urutan
bilangan, dan judul Bagian ditulis dengan huruf kapital, kecuali
huruf awal dari kata partikel yang tidak tax letak pada awal frasa.
Contoh :
BAB II
( ……… JUDUL BAB ……... )
Bagian Kedua
..............................................................

Paragraf diberi nomor urut dengan angka arab dan diberi judul.
Huruf awal dalam judul paragraf, dan huruf awal judul paragraf
ditulis dengan huruf kapital, sedangkan huruf lainnya setelah huruf
pertama ditulis dengan huruf kecil.
Contoh :
Bagian Kedua
( ……… Judul Bagian ………)
Paragraf Kesatu
(Judul Paragraf)
Pasal adalah satuan aturan yang memuat satu norma dan
dirumuskan dalam satu kalimat. Materi Peraturan Desa lebih baik
dirumuskan dalam banyak pasal yang singkat dan jelas dari pada
dalam beberapa pasal yang panjang dan memuat beberapa ayat,
kecuali jika materi yang menjadi isi pasal itu merupakan satu
serangkaian yang tidak dapat dipisahkan. Pasal diberi nomor unit
dengan angka arab, dan huruf awal kata pasal ditulis dengan huruf
kapital.
Contoh :
Pasal 5
Ayat adalah merupakan rincian dari pasal, penulisannya diberi
nomor unit dengan angka arab di antara tanda baca kurung tanpa
diakhiri tanda baca. Satu ayat hanya mengatur satu hal dan
dirumuskan dalam satu kalimat.
Contoh :
Pasal 21
(1) ………………….
(2) ………………….
(3) ………………….

Jika satu pasal atau ayat memuat rincian unsur, maka di samping
dirumuskan dalam bentuk kalimat yang biasa, dapat pula
dipertimbangkan penggunaan dalam bentuk tabulasi.

Ketentuan Penutup
Ketentuan Penutup merupakan bagian terakhir Batang Tubuh
Peraturan Desa, yang biasanya berisi ketentuan-ketentuan sebagai
berikut :
1) Penunjukan organ atau alat kelengkapan yang diikutsertakan dalam
melaksanakan Peraturan Desa, yaitu berupa :
a) Pelaksanaan sesuatu yang bersifat menjalankan (eksekutif),
yaitu menunjuk pejabat tertentu yang diberi kewenangan
untuk melaksanakan hal-hal tertentu.
b) Pelaksanaan sesuatu yang bersifat mengatur (legislatif),
yaitu pendelegasian kewenangan untuk membuat peraturan
pelaksanaan (Peraturan Kepala Desa).
2) Nama singkatan (Citeer Titel).
3) Ketentuan tentang saat mulai berlakunya Peraturan Desa dapat melalui
cara-cara sebagai berikut :
a. Penetapan mulai berlakunya Peraturan Desa pada suatu
tanggal tertentu;
b.Saat mulai berlakunya Peraturan Desa tidak harus sama
untuk seluruhnya (untuk beberapa bagian dapat berbeda).
4) Ketentuan tentang pengaruh Peraturan Desa yang baru terhadap Peraturan
Desa yang lain.
Penutup
„ Rumusan tempat dan tanggal penetapan,
diletakkan di sebelah kanan;
„ Nama jabatan ditulis dengan huruf kapital, dan
pada akhir kata diberi tanda baca koma;
„ Nama lengkap pejabat yang menandatangani,
ditulis dengan huruf kapital tanpa gelar dan
pangkat;
„ Penetapan Peraturan Desa, Peraturan Kepala
Desa atau Keputusan Kepala Desa ditandatangani
oleh Kepala Desa
PENGAWASAN
BPD

Kantor: Jl. Raya Sokka 48C


Telp/Fax. (0287) 383432 Pejagoan Kebumen

PENGERTIAN
MONITORING EVALUASI
„ Adalah sebuah kegiatan „ Adalah kegiatan menilai
mengumpulkan data / secara keseluruhan apakah
informasi tetang kegiatan atau kebijakan
perkembangan sebuah dilaksanakan sesuai
kegiatan atau pelaksanaan dengan rencana yang telah
kebijakan dan dilakukan ditetapkan sebelumnya,
secara berkala pada waktu biasanya dilakukan pada
selama proses kegiatan akhir kegiatan
berlangsung
Prinsip-prinsip Monev
„ Mengukur fakta dengan benar dan akurat Æ Berdasarkan apa
yang dilihat, dan tidak melakukan interpretasi.
„ Mengukur dengan metode yang dapat
dipertanggungjawabkan Æ (1) Apakah dengan melihat kita
bisa mengukur pendapat? Dan (2) Apakah dengan metode
observasi bisa mengevaluasi perilaku?
„ Tepat waktu Æ sesuatu sudah harus dilakukan tepat waktunya
„ Biaya sesuai dengan resiko yang dihindari Æ Menghindari
resiko yang lebih besar (biaya) artinya biaya monev lebih besar
dari biaya program
„ Fleksibel terhadap perubahan lingkungan Æ Misalnya ingin
memonitoring dan mengevaluasi, tetapi ditemukan bahwa terjadi
suatu perubahan terhadap apa yang seharusnya dievaluasi yang
dapat dilihat (tampak). Namun data yang diambil agak sulit
diterima
„ Ditujukan untuk memastikan tindakan Æ Bukan mencari
kesalahan

PERUBAHAN TATIB BPD


„ Jika bertentangan dengan sebagian besar
aspirasi masyarakat
„ Tidak sesuai lagi dengan perkembangan tata
pemerintahan
„ Bertentangan denan peraturan yang lebih
tinggi
Metode Monev
„ Waktu
„ Teknik Pengumpulan Data
„ Teknik Analisis Data
„ Pelaporan Æ tergantung kebutuhan.

Waktu Monev
„ Sebelum kejadian Æ mencegah
penyimpangan mengacu kepada : (1)
Materi, (2) Tempat, dan (3) Siapa yang
melaksanakan
„ Saat kejadian Æ koreksi proses; (1)
langsung di kritik pada saat proses, dan
(2) Program yang memakan waktu yang
panjang sehingga harus dikoreksi pada
saat proses pelaksanaan.
„ Setelah kejadian Æ tidak terulang;
monitoring merupakan alat evaluasi.
Teknik Pengumpulan Data
„ Observasi Æ cara pengumpulan data dengan
perindraan.
„ Statistik Æ berkaitan dengan jumlah (uang
yang dikeluarkan), tertulis (buku letter d).
„ Laporan lisan Æ monev partisipasi biasanya
menggunakan melalui penyampaian lisan
(bukan interpretasi atau pendapat tetapi apa
yang nyata Æ faktanya).
„ Laporan tertulis (laporan hasil penelitian,
laporan serah terima jabatan kepada desa dll)

Analisis Data
„ Membandingkan dengan rencana
„ Membandingkan kegiatan pembanding
Misalnya membandingkan dengan desa lain
yang lebih berhasil.
‰ Belajar dengan teman sejawat karena
melakukan hal yang sama : melakukan apa
dan apa hasilnya. Dapat memahami
perbedaan-bedaan, seperti lingkungan
sebagai variabel lain yang ikut berperan.
„ Analisis biaya dan manfaat
‰ Manfaat semua termasuk pemberi dana
‰ Biaya-biaya ada yang tidak bisa
dikuantitaskan tetapi akan dimanfaatkan pada
saat monev keseluruhan
Metoda Memperbaiki Penyimpangan
„ Batas toleransi penyimpangan
‰ Batas toleransi adalah pada perilaku. Misalnya
selama orang ini aktif tetapi sekarang diam.
Bagaimana batas toleransinya?
„ Memperbaiki asupan dan proses
‰ Materi

‰ Proses Belajar Mengajar

„ Memperbaiki penyebab penyimpangan


‰ Kesalahan internal karena kesalahan metode

‰ Menghindari penyebab, misalnya menghindari


dengan bahan lain yang lebih murah
„ Memperbaiki standar
‰ Meninjau kembali rencana yang sudah disusun

PENGAWAN DAN PEMERIKSAAN


Aspek Pemeriksaan Pengawasan
Kegiatan Proses identifikasi masalah, Suatu proses atau rangkaian
analisis, dan evaluasi kegiatan pengamatan
(monitoring) dan evaluasi
Sasaran Pengelolaan dan tanggungjawab Pelaksanaan kebijakan publik
administrasi pemerintahan atau
keuangan negara.

Karakter Dilakukan secara independen, Lebih merupakan pengawasan


obyektif dan profesional politik yang bersifat strategis
berdasarkan standar pemeriksaan

Tujuan Untuk menilai kebenaran, Untuk menjamin agar semua


kecermatan kredebilitas dan kebijakan, program ataupun
kehandalan informasi mengenai kegiatan yang dilakukan oleh
pengelolaan dan tanggungjawab lembaga publik (pemerintah
administrasi pemerintahan atau daerah) berjalan sesuai dengan
keuangan negara. aturan-aturan yang telah
ditetapkan sebelumnya
Jenis dan Ruang Lingkup Pengawasan
(1). Pengawasan melekat di internal
pemerintah desa;
(2). Pengawasan oleh BPD
(3). Pengawasan oleh masyarakat
(4). Pengawasan oleh Pemerintah
Kabupaten

PENGAWASAN BPD
PP No 72 Th 2005 Pasal 35
BPD mempunyai wewenang:
a. membahas rancangan peraturan desa bersama kepala
desa;
b. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan
peraturan desa dan peraturan kepala desa;
c. mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian kepala
desa;
d. membentuk panitia pemilihan kepala desa;
e. menggali,menampung, menghimpun, merumuskan dan
menyalurkan aspirasi masyarakat; dan
f. menyusun tata tertib BPD.
OBJEK PENGAWASAN BPD
MELIPUTI PELAKSANAAN
„ Peraturan Desa
Peraturan Desa tentang Pungutan Desa
Peraturan Desa tentang RPJMDes
Peraturan Desa tentang APB Desa
Dll
„ Keputusan Kepala Desa
Keputusan Kepala Desa tentang RKP
Desa

BEBERAPA HAL YANG YANG


HARUS DIPERHATIAKAN
„ Pahami dengan jelas objek yang akan
diawasi
„ Kumpulkan informasi dan data yang akurat
„ Cros cek informasi dan data yang telah
dikumpulkan
„ Susunlah rekomedasi kepada pihak pihak
yang berkepentingan jika ditemui
penyimpangan
MENGELOLA
ASPIRASI
MASYARAKAT

Kantor: Jl. Raya Sokka 48C


Telp/Fax. (0287) 383432 Pejagoan Kebumen

PENGERTIAN
z Aspirasi masyarakat adalah harapan,
kebutuhan dan pendapat rakyat yang
berkenaan dengan penyelenggaran
pemerintahan desa, pembangunan dan
pelayanan umum
MENGAPA ASPIRASI
HARUS DIPERLUKAN
z Aspirasi masyarakat sangat dibutuhkan BPD
sebagai masukan dalam penyusunan
peraturan desa yang menyangkut
kepentingan orang banyak.
z Agar pembangunan sesuai dengan
kebutuhan dan potensi yang ada

RUANG LINGKUP ASPIRASI


MASYARAKAT
z Aspirasi dalam penyelengaraan permerintahan desa
Mis : Aspirasi yang berkaitan dengan
peraturan desa dan peraturan kepala
desa
z Aspirasi dalam pengelolaan pembangunan
Mis : Aspirasi dalam penyusunan rencana
pembangunan, pelaksananaan
pembangunan dan monev
z Aspirasi dalam pelayanan umum
Mis : Aspiarsi dalam pelayanan kependudukan (
KTP )
KAPAN PENJARINGAN ASPIRASI
MASYARAKAT DILAKUKAN
z Pada saat sebelum dilakukan penyusunan
dan pembahasan peraturan desa
z Sebelum membahas kegiatan-kegiatan yang
mengharuskan adanya partisipasi warga
z Dilakuka secara rutin pada saat anggota
bertemu dengan kontituenya.

TEKNIK PENJARINGAN
ASPIRASI
z OBSERVASI
z DISKUSI DAN WAWANCARA
z PERTEMUAN DALAM FORUM
z MEMBUKA KOTAK PENGADUAN
z PUBLIK HEARING
z RAPAT DENGAR PENDAPAT
RUANG LINGKUP PROGRAM
DAN KEGIATAN BPD
„ Program dan kegiatan yang berkaitan dengan
Penyusunan Regulasi di tingkat Desa
„ Program dan Kegiatan yang berkaitan
dengan penjaringan dan pengelalolaan
aspirasi masyarakat
„ Program yang berkaitan dengan pengawasan
implementasi kebijakan ditingkat Desa

TAHAPAN PENYUSUN PROGRAM DAN


KEGIATAN PENYUSUNAN REGULASI DESA

„ Identisifikasikan kebutuhan peraturan


desa yang harus dibuat pada tahun
bersankutan.
„ Identifikasikan aktifitas yang perlukan
dalam penyusunan peraturan desa
tersebut.
„ Identifikasikan kebtuhan biaya pada
setiap aktifitas.
TAHAPAN PENYUSUN PROGRAM DAN KEGIATAN
PENGAWASAN KEBIJKAN PEMERINTAHAN DESA

„ Identisifikasikan objek kebijakan


pemerintahan desa.
„ Identifikasikan aktifitas yang perlukan
dalam pengawasan kebijakan
pemerintahan desa.
„ Identifikasikan kebutuhan biaya pada
setiap aktifitas

PENDANAAN
(1) Untuk kegiatan BPD disediakan biaya
operasional sesuai kemampuan keuangan
desa yang dikelola oleh Sekretaris BPD.

(2) Biaya operasional ditetapkan setiap tahun


dalam APB Desa
( PP NO 72 PASAL 41 )
TAHAPAN
MENGELOLA ASPIRASI
z MENCATAT DAN MENDAFTAR
ASPIRASI
z MENGELOMPOKAN DAN MEMILAH
z MENGKLARIFIKASI
z MERUMUSKAN ASPIRASI
z MENGAWAL ASPIRASI
z MONITORING ASPIRASI

MENINDAKLANJUTI ASPIRASI
MASYARAKT
z Lakukan prioritasi aspirasi yang harus segera
ditangani
z Lakukan musyawarah BPD dalam rangka
membahas aspirasi dan langkah langkah /
kebijakan yang harus dilakukan oleh BPD
z Lakukan kordinasi dengan pihak pihak yang
berkepentingan dengan aspirasi tersebut
SIKAP DASAR BPD DALAM
MENGELOLA ASPIRASI
z Objektif dan netral
z Mengunakan bahasa yang komikatif
z Mau mendengar
z Tanggap
z Berpikir positif
z Membangun sikap kritis
z Berpihak pada kepentingan rakyat banyak
z Berorientasi pada menciptakan tata pemerintahan
yang baik
RAPAT-RAPAT BPD

LSU BINA INSANI


Kantor: Jl. Raya Sokka 48C
Telp/Fax. (0287) 383432 Pejagoan
Kebumen

PENGERTIAN

„ Adalah pertemuan yang diikuti semua


atau sebagian anggota BPD yang
telah direncanakan sebelumnya baik
jadwal maupun agenda yang akan
dibahas
SIFAT RAPAT BPD

„ Rapat terbuka adalah rapat anggota


BPD yang dapat dihadiri umum
„ Rapat tertutup adalah rapat anggota
BPD yang tidak dapat dihadiri umum

JENIS-JENIS RAPAT BPD

„ RAPAT PARIPURNA
„ RAPAT PARIPURNA KHUSUS
„ RAPAT KERJA
„ RAPAT DENGAR PENDAPAT
RAPAT PARIPURNA

„ Adalah rapat Anggota BPD yang


dipimpin oleh ketua atau wakil ketua
dan merupakan forum tertinggi dalam
melaksankan wewenang dan tugas
BPD, misalnya untuk menetapkan
peraturan desa

RAPAT PARIPURNA
KHUSUS
„ Adalah rapat Anggota BPD yang
dipimpin oleh ketua atau wakil ketua
untuk membahas hal-hal khusus
RAPAT DENGAR PENDAPAT

„ Adalah rapat antara BPD dengan


badan / lembaga atau organisasi
masyarakat

MENYIAPKAN RAPAT BPD

„ Siapkan bahan rapat dengan abik


„ Sebarkan undangan rapat tiga hari
sebelum pelaksanaan rapat
„ Siapkan dokumentasi rapat dengan
baik
„ Siapakan peralatan dan prasarana
rapat
MENYUSUN
PROGRAM/ KEGIATAN
DAN ANGGARAN BPD

LSU BINA INSANI


Kantor: Jl. Raya Sokka 48C
Telp/Fax. (0287) 383432 Pejagoan Kebumen

MENGAPA BPD HARUS MENYUSUN


PROGRAM DAN KEGATAN
„ Supaya dapat menjalankan Tugas, Fungsi
dan Wewenang yang dimiliki secara efektif,
terukur dan berhasil guna
PENGERTIAN
„ Program adalah penjabaran kebijakan Desa dalam
bentuk upaya yang berisi satu atau lebih kegiatan
dengan menggunakan sumber daya yang disediakan
untuk mencapai hasil yang terukur.
„ Kegiatan adalah bagian dari program yang
dilaksanakan sebagai bagian dari pencapaian sasaran
terukur pada suatu program dan terdiri dari sekumpulan
tindakan pengerahan sumber daya baik yang berupa
personil (sumber daya manusia), barang modal
termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi
dari beberapa atau ke semua jenis sumber daya
tersebut sebagai masukan (input) untuk menghasilkan
keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa.

KAIDAH DASAR DALAM MENYUSUN


PROGRAM DAN KEGIATAN BPD
„ Program dan Kegitan BPD merupakan
jabaran operasional dari Tugas, Fungsi dan
Kewenangan BPD.
„ Dalam menyusun program dan
Kegiatanharus mempertimbangkan
kemampuan keuangan Dsa.
RUANG LINGKUP PROGRAM
DAN KEGIATAN BPD
„ Program dan kegiatan yang berkaitan dengan
Penyusunan Regulasi di tingkat Desa
„ Program dan Kegiatan yang berkaitan
dengan penjaringan dan pengelalolaan
aspirasi masyarakat
„ Program yang berkaitan dengan pengawasan
implementasi kebijakan ditingkat Desa

TAHAPAN PENYUSUN PROGRAM DAN


KEGIATAN PENYUSUNAN REGULASI DESA

„ Identisifikasikan kebutuhan peraturan


desa yang harus dibuat pada tahun
bersankutan.
„ Identifikasikan aktifitas yang perlukan
dalam penyusunan peraturan desa
tersebut.
„ Identifikasikan kebtuhan biaya pada
setiap aktifitas.
TAHAPAN PENYUSUN PROGRAM DAN KEGIATAN
PENGAWASAN KEBIJKAN PEMERINTAHAN DESA

„ Identisifikasikan objek kebijakan


pemerintahan desa.
„ Identifikasikan aktifitas yang perlukan
dalam pengawasan kebijakan
pemerintahan desa.
„ Identifikasikan kebutuhan biaya pada
setiap aktifitas

PENDANAAN
(1) Untuk kegiatan BPD disediakan biaya
operasional sesuai kemampuan keuangan
desa yang dikelola oleh Sekretaris BPD.

(2) Biaya operasional ditetapkan setiap tahun


dalam APB Desa
( PP NO 72 PASAL 41 )
CONTOH BADAN PERMUSYAWARATAN DESA ( BPD)
DESA SELANCAR KECAMATAN SUKA MAJU
KABUPATEN KEBUMEN
Jalan Mangga Nomor 79 C Telp ( 0287 ) 342 557 Kode Pos 55756
KEBUMEN

KEPUTUSAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA ( BPD )


DESA SELANCAR KECAMATAN SUKA MAJU
KABUPATEN KEBUMEN
NOMOR : 07 TAHUN 2008
TATA TERTIB BADAN PERMUSWARATAN DESA
DESA SELANCAR
KETUA BADAN PERMUSYAWARATAN DESA SELANCAR,

Menimbang : a. bahwa untuk dapat menjalankan tugas pokok dan fungís BPD
dengan baik dan tertib perlu di atur deengan tata tertib ;
b. bahwa untuk melaksanakan hal tersebut di atas perlu ditetapkan
dengan Keputusan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) ;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan


Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa
Tengah jo. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950;
2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan ( lembaran Negara Republik
Indonesia tahun 2004 No 53 , Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4389 );
3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 4437
) ;
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438 );
5. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 158,
Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 4857 ) ;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4593);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten / Kota (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 165, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
8. Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 4 Tahun 2007
tentang Pembentukan Badan Permusyawaratan ( Lembaran
Daerah Kabupaten Kebumen Tahun 2007 Nomor 4 );

MEMUTUSKAN :

TATA TERTIB BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan :


1. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik
Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia;
2. Pemerintah daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota dan perangkat
daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah;
3. Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan
dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara
Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
4. Kecamatan adalah wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah kabupaten dan
daerah kota.
5. Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa, adalah
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang
untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan
asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem
Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
6. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat
istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
7. Pemerintah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah Kepala Desa dan
Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa.
8. Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya
disingkat BPD, adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam
penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan
desa.
9. Lembaga Kemasyarakatan atau yang disebut dengan nama lain adalah lembaga
yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra
pemerintah desa dalam memberdayakan masyarakat.
10. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa selanjutnya disingkat APB Desa adalah
rencana keuangan tahunan pemerintahan desa yang dibahas dan disetujui
bersama oleh Pemerintah Desa dan BPD, yang ditetapkan dengan Peraturan
Desa.
11. Peraturan Daerah adalah Daerah Kabupaten/Kota.
12. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh BPD
bersama Kepala Desa.
13. Pimpinan Badan Permusyawaratan Desa adalah Ketua dan wakil-wakil Ketua
BPD.
14. Pimpinan Rapat adalah seorang unsur Pimpinan Badan Permusyawaratan Desa
sebagai alat kelengkapan BPD yang sedang memimpin rapat.

BAB II

KEDUDUKAN, SUSUNAN, TUGAS, WEWENANG, HAK DAN


KEWAJIBANBADAN PERMUSYAWARATAN DESA

Bagian PertamaKedudukan, Susunan, Tugas dan Wewenang Badan Permusyawaratan


Desa

Pasal 2

1. BadanPerwakilan Desa merupakan wahana untuk melaksanakan Demokrasi


berdasarkan Panca Sila.
2. Badan Permusyawaratan Desa berkedudukan sejajar dan menjadi Mitra Pemerintah
Desa.

Pasal 3

1. Badan Permusyawaratan Desa terdiri atas Pimpinan dan alat kelengkapan Badan
Permusyawaratan Desa lainnya.
2. Anggota BPD adalah wakil dari penduduk desa bersangkutan berdasarkan
keterwakilan wilayah yang ditetapkan dengan cara musyawarah dan mufakat.

Pasal 4

Badan Permusyawaratan Desa mempunyai tugas dan wewenang :


1. Melakukan proses pemilihan Kepala Desa
2. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Kepala Desa.
3. Bersama dengan Kepala Desa membentuk Peraturan Desa.
4. Bersama dengan Kepala Desa menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.
5. Melaksanakan Pengawasan terhadap :
a. Pelaksanaan Peraturan Desa.
b. Pelaksanaan Keputusan Kepala Desa
c. Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.
d. Tugas Pembantuan dari Pemerintah dan Pemerintah Propinsi.
e. Program pengembangan wilayah desa untuk industri, jasa, dll yang dilakukan
oleh Pemerintah Kabupaten atau pihak lain.
6. Memberikan pendapat dan pertimbangan kepada Pemerintah Desa terhadap rencana
perjanjian dengan pihak ketiga yang menyangkut kepentingan Desa.
7. Menampung dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat.

Bagian KeduaHak dan Kewajiban Badan Permusyawaratan Desa

Pasal 5

1. Untuk melaksanakan tugas dan wewenang sebagaimana dimaksud pasal 4 Keputusan


ini, Badan Permusyawaratan Desa mempunyai hak-hak sebagai berikut :
a. Meminta pertanggungjawaban Kepala Desa.
b. Meminta keterangan kepada Pemerintah Desa.
c. Mengadakan penyelidikan.
d. Mengadakan perubahan atas Rancangan Peraturan Desa.
e. Mengajukan pernyataan pendapat.
f. Mengajukan Rancangan Peraturan Desa.
g. Menyetujui Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.
h. Menetapkan Tata tertib Badan Permusyawaratan Desa.

2. Pelaksanaan hak-hak tersebut sebagaiman dimaksud ayat (1) pasal ini, dilaksanakan
dengan memperhatikan batas-batas wewenang serta tanggungjawab antara Badan
Permusyawaratan Desa dan Kepala Desa.

Pasal 6

Selain hak-hak sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal 5 Keputusan ini, Badan
Permusyawaratan Desa Mempunyai hak :
a. Mengajukan pertanyaan.
b. Keuangan/Administrasi.yang pelaksanaannya diatur berdasarkan ketentuan yang
berlaku.

Paragraf 1
Hak Meminta Pertanggung Jawaban Kepala Desa

Pasal 7

1. KepalaDesa wajib menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir


Tahun Anggaran kepada Badan Permusyawaratan Desa pada setiap akhir tahun
anggaran, yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 ( duapertiga ) dari jumlah
Anggota Badan Permusyawaratan Desa.
2. Pembahasan pertanggungjawaban Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) pasal ini, dilakukan dalam Rapat Paripurna Badan Permusyawaratan Desa
melalui beberapa tahap, yaitu :
a. Tahap Pertama adalah menyampaikan pertanggungjawaban Kepala Desa.
b. Tahap kedua adalah pandangan umum anggota Badan Permusyawaratan Desa,
c. Tahap Ketiga adalah Jawaban Kepala Desa.
d. Tahapkeempat adalah pengambilan keputusan dalam Rapat Badan
Permusyawaratan Desa menerima atau menolak pertanggungjawaban Kepala
Desa.
3. Pertangungjawaban Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini
dinilai oleh Badan Permusyawaratan Desa dan diambil keputusan untuk dapat
diterima jika disetujui oleh sekurang-kurangnya 50 % ditambah 1 (satu) dari
jumlah Anggota Badan Permusyawaratan Desa yang hadir.
4. Pertanggungjawaban Kepala Desa dapat ditolak oleh sekurang-kurangnya 50 %
ditambah 1 (satu) dari jumlah anggota Badan Permusyawaratan Desa yang hadir
dengan dasar-dasar yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan.

Pasal 8

1. Dalam jangka waktu 30 hari sejak penolakan sebagaimana dimaksud pasal 7 ayat
(3) Keputusan ini Kepala Desa segera melengkapi dan atau menyempurnakan serta
menyampaikan kembali kepada Badan Permusyawaratan Desa.
2. Apabilapertanggungjawaban Kepala Desa sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini
ditolak untuk kedua kalinya, maka kasusnya harus dibahas melalui dengar
pendapat untuk meminta penilaian publik dari para ahli yang berkompeten bersama
Badan Permusyawaratan Desa menilai kasus yang dirujuk oleh Badan
Permusyawaratan Desa sebagai alasan penolakannya.
3. Jika hasil penilaian publik dimaksud ayat (2) pasal ini menyimpulkanbahwa
Kepala Desa benar-benar melakukan kesalahan yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan, maka Badan Permusyawaratan Desa dapat mengusulkan
pemberhentian Kepala Desa Kepada Bupati dengan memperhatikan ketentuan
sebagaimana dimaksud pasal 10 Keputusan ini.

Pasal 9

1. Sekurang-kurang 2/3 (duapertiga) dari anggota Badan Permusyawaratan Desa


berhak untuk meminta pertanggungjawaban Kepala Desa.
2. Permintaanpertanggungjawaban sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini adalah
terhadap penyimpangan pelaksanaan tugas dan kewajiban Kepala Desa dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan
bersama Badan Permusyawaratan Desa.
3. Mekanisme pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud ayat (1) dan (2) pasal ini
mengikuti pasal 7 dan pasal 8 Keputusan ini.

Pasal 10

Tata cara Pemilihan dan pemberhentian Kepala Desa diatur dengan Peraturan Daerah.

Paragraf 2

Hak Meminta Keterangan Kepada Pemerintah Desa

Pasal 11

1. Sekurang-kurangnya2 orang anggota Badan Permusyawaratan Desa dapat


mengajukan usul kepada Badan Permusyawaratan Desa untuk meminta keterangan
Pemerintah Desa dan masyarakat lainnya tentang suatu kebijaksanaan Pemerintah
Desa.
2. Pemerintah Desa dan warga masyarakat lainnya sesuaiayat (1) diatas; wajib
memberikan keterangan kepada anggota Badan Permusyawaratan Desa.
3. Apabila Pemerintah Desa dan warga masyarakat lainnya sesuai ayat (1) dan ayat
(2) diatas, menolak memberikan keterangan kepada Badan Permusyawaratan Desa
ditindak lanjuti dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4. Usul sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini, disampaikan kepada pimpinan
Badan Permusyawaratan Desa disusun secara singkat, jelas dan ditanda tangani
oleh para pengusul.
5. Usulsebagaimana dimaksud ayat (2) pasal ini diberikan nomor pokok oleh
Sekretaris Badan Permusyawaratan Desa.
6. Usulmeminta keterangan tersebut oleh Pimpinan Badan Permusyawaratan Desa
disampaikan dalam Rapat Paripurna Badan Permusyawaratan Desa.
7. Dalam rapat paripurna sebagaimana dimaksud ayat (4) pasal ini, para pengusul
diberi kesempatan memberikan penjelasan dengan lisan atas usul permintaan
keterangan tersebut.
8. Pembicaraanmengenai sesuatu usul meminta keterangan dilakukan dengan
memberikan kesempatan kepada :
a. Anggota Badan Permusyawaratan Desa lain untuk memberikan pandangan.
b. Para pengusul memberikan jawaban atas pandangan tersebut.
9. Keputusan atas usul permintaanketerangan kepada Pemerintah Desa dapat disetujui
atau ditolak dan ditetapkan dalam Rapat Paripurna itu atau Rapat Paripurna lain.
10. Selama usul permintaan keterangan Badan Permusyawaratan Desa belum
memperoleh keputusan, para pengusul berhak mengajukan perubahan atau menarik
kembali.
11. Apabila usul permintaan keterangan kepada Pemerintah Desa disetujui sebagai
permintaan keterangan Badan Permusyawaratan Desa maka permintaan tersebut
dikirim kepada Pemerintah Desa untuk memberikan keterangan.
12. Dalam memberikan keterangan Pemerintah Desa sebagaimana dimaksud ayat
13. (9) pasal ini, diadakan pembicaraan dengan memberikan kesempatan kepada
pengusul maupun anggota Badan Permusyawaratan Desa lainnya untuk
memberikan pandangan.
14. Atas pandangan para pengusul dan para anggota Badan Permusyawaratan Desa
Pemerintah Desa memberikan jawaban.
15. Badan Permusyawaratan Desa dapat menyatakan pandapatnya terhadap jawaban
tersebut.
16. Untuk keperluan sebagaimana dimaksud ayat (12) pasal ini dapat diajukan usul
pernyataan yang diselesaikan menurut ketentuan dalam pasal 1 ayat (1) keputusan
ini.
17. Jika setelah jawaban Pemerintah Desa sebagaimana dimaksud ayat (10) pasal ini,
tidak diajukan sesuatu usul pernyataan pendapat, maka pembicaraan mengenai
keterangan pemerintah Desa seperti pada ayat (11) dinyatakan selesai oleh Badan
Permusyawaratan Desa.

Paragraf 3

Hak Penyelidikan

Pasal 12

1. Selain pasal 11 diatas, anggota BPD berhak memintaPejabat Pemerintah Desa atau
warga masyarakat untuk memberikan keterangan kepada BPD tentang sesuatu hal
yang perlu ditangani demi kepentingan desanya.
2. Apabilapihak-pihak sebagaimana disebutkan ayat (1) diatas menolak memberikan
keterangan kepada BPD, ditindak lanjuti sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 13

Hak untuk mengadakan penyelidikan, pelaksanaannya berpedoman pada ketentuan


peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Paragraf 4

Hak Mengadakan Perubahan Rancangan Peraturan Desa

Pasal 14

1. Setiap anggota Badan Permusyawaratan Desa dapat mengajukan usul perubahan


atas rancangan Peraturan Desa
2. Pokok-pokok usul perubahan sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini, disampaikan
dalam Pemandangan Umum para anggota pada pembicaraan tahap II
3. Usul perubahan sebagaimana ayat (1) pasal ini disampaikan oleh anggota dalam
pembicaraan tahap II untuk dibahas dan diambil keputusan.

Paragraf 5

Hak Mengajukan Pernyataan Pendapat

Pasal 15

1. Sekurang-kurangnya3 orang anggota Badan Permusyawaratan Desa dapat


mengajukan pernyataan pendapat.
2. Usulpernyataan pendapat sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini, disampaikan
secara tertulis kepada pimpinan Badan Permusyawaratan Desa dengan disertai
daftar nama dan tanda tangan para pengusul.
3. Usulsebagaimana dimaksud ayat (2) pasal ini diberikan nomor pokok oleh
Sekretaris Badan Permusyawaratan Desa.
4. Usul pernyataanpendapat tersebut oleh Pimpinan Badan Permusyawaratan Desa
disampaikan dalam Rapat Paripurna Badan Permusyawaratan Desa.
5. Dalam rapat paripurna sebagaimana dimaksud ayat (4) pasal ini, para pengusul
diberi kesempatan memberikan penjelasan dengan lisan atas usul pernyataan
pendapat tersebut.
6. Pembicaraan mengenai sesuatu usul pernyataan pendapat dilakukan dengan
memberikan kesempatan kepada :
a. Anggota Badan Permusyawaratan Desa lain untuk memberikan pandangan.
b. Kepala Desa untuk menyatakan pendapat
c. Para pengusul memberikan jawaban atas pandangan anggota Badan Perwakilan
Rakyat dan pendapat Kepala Desa.
7. Pembicaraan diakhiri dengan keputusan Badan Permusyawaratan Desa yang
menerima atau menolak usul menyatakan pendapat tersebut menjadi pernyataan
pendapat Badan Permusyawaratan Desa.

Paragraf 6

Hak Prakarsa Mengenai Rancangan Peraturan Desa


Pasal 16

1. Sekurang-kurangnya3 orang anggota Badan Permusyawaratan Desa dapat


mengajukan sesuatu usul prakarsa pengaturan urusan Desa.
2. Usulprakarsa sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini, disampaikan kepada
pimpinan Badan Permusyawaratan Desa dalam bentuk Rancangan Peraturan
Desa disertai penjelasan secara tertulis.
3. Usulsebagaimana dimaksud ayat (3) pasal ini diberikan nomor pokok oleh
Sekretaris Badan Permusyawaratan Desa.
4. Usul prakarsatersebut oleh Pimpinan Badan Permusyawaratan Desa
disampaikan dalam Rapat Paripurna Badan Permusyawaratan Desa.
5. Dalam rapat paripurna para pengusul diberi kesempatan memberikan penjelasan
atas usul sebagaimana dimaksud ayat (2) pasal ini..
6. Pembicaraan mengenai sesuatu usul prakarsa dilakukan dengan memberikan
kesempatan kepada :
a. Anggota Badan Permusyawaratan Desa lain untuk memberikan
pandangan.
b. Kepala Desa untuk menyatakan pendapat
c. Para pengusul memberikan jawaban atas pandangan anggota Badan
Permusyawaratan Desa dan pendapat Kepala Desa.
7. Pembicaraan diakhiri dengan keputusan Badan Permusyawaratan Desa yang
menerima atau menolak usul prakarsa menjadi pernyataan prakarsa Badan
Permusyawaratan Desa.
8. TataCara Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah atas Prakarsa Badan
Permusyawaratan Desa mengikuti ketentuan yang berlaku dalam pembahasan
Rancangan Peraturan Desa atas prakarsa Kepala Desa.
9. Selama prakarsa belum diputuskan menjadi prakarsa Badan Permusyawaratan
Desa para pengusul berhak mengajukan perubahan atau mencabutnya kembali.

Paragraf 7

Hak Keuangan

Pasal 20

1. Ketua, Wakil Ketua dan anggota BPD karena jabatannya sesuai kedudukan BPD
berhak memperoleh kedudukan Keuangan;
2. Kedudukan Keuangan sesuai ayat (1) diatas, adalah hak yang diberikan kepada
Ketua, Wakil Ketua dan anggota BPD yang meliputi :
a. Uang Sidang
b. Penunjang kegiatan BPD
c. Paket
d. Perjalanan Dinas
e. Dan lain-lain kebutuhan
3. KedudukanKeuangan sesuai ayat (2) diatas, diatur dengan Peraturan perundang-
undangan dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.

Pasal 21

Dalam menjalankan tugas, wewenang dan hak-haknya, Badan Permusyawaratan Desa


berkewajiban :
a. Mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Republik Indonesia
b. Mengamalkan Panca Sila dan Undang-Undang Dasar 1945
c. Membina Demokrasi dalam Penyelenggaraan Pemerintah Desa
d. Meningkatkan kesejahteraan rakyat di Desa berdasarkan demokrasi ekonomi
e. Memperhatikan dan menyalurkan aspirasi, menerima keluhan dan pengaduan
masyarakat, serta memfasilitasi tindak lanjut penyelesaiannya.

BAB III

KEANGGOTAAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

Pasal 22

Keanggotaan Badan Permusyawaratan Desa adalah mereka yang diresmikan


keanggotaannya dan telah dilantik oleh Bupati, berdasarkan peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku

Pasal 23

1. Masakeanggotaan Badan Permusyawaratan Desa adalah lima tahun dan berhenti


bersama-sama setelah masa keanggotaan berakhir
2. Masakeanggotaan Badan Permusyawaratan Desa pengganti antar waktu berakhir
bersama-sama dengan anggota Badan Permusyawaratan Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) pasal ini.

Pasal 24

1. Anggota Badan Permusyawaratan Desa berhenti sebagai anggota karena :


a. Meninggal Dunia
b. Atas permintaan sendiri secara tertulis kepada Pimpinan Badan
Permusyawaratan Desa
c. Bertempat tinggal diluar Wilayah Kabupaten Dompu secara tidak terputus-putus
minimal selama…tahun.
d. Tidakmemenuhi lagi syarat-syarat sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah
Kabupaten Dompu Nomor. 2/2000 pasal 10.

2. Anggota Badan Permusyawaratan Desa yang berhenti antar waktu sebagaimana


yang dimaksud ayat (1) pasal ini tempatnya diisi oleh Calon yang Jumlah suaranya
terbanyak setelah calon tetap.

BAB IV

KEDUDUKAN, SUSUNAN, TUGAS DAN KEWAJIBAN PIMPINAN


BADANPERWAKILAN DESA

1. Pimpinan Badan Permusyawaratan Desa adalah salah satu alat kelengkapan Badan
Permusyawaratan Desa dan merupakan satu kesatuan yang bersifat kolektif.
2. Pimpinan Badan Permusyawaratan Desa terdiri dari satu orang Ketua dan sebanyak-
banyaknya 2 orang wakil Ketua
3. Masajabatan Pimpinan Badan Permusyawaratan Desa sama dengan masa
keanggotaan Badan Permusyawaratan Desa
4. PimpinanBadan Permusyawaratan Desa dipilih oleh dan dari anggota Badan
Permusyawaratan Desa dan ditetapkan dengan Surat Keputusan Bupati.

Bagian Pertama

Tugas Pimpinan Badan Permusyawaratan Desa

Pasal 32

Pimpinan Badan Permusyawaratan Desa mempunyai tugas :


a. Menyusun rencana kerja dan mengadakan pembagian kerja Ketua dan wakil ketua
serta mengumumkan kepada rapat paripurna
b. Menyusun agenda rapat-rapat Badan Permusyawaratan Desa serta pelaksanaannya.
c. Memimpin rapat Badan Permusyawaratan Desa dengan menjaga agar Peraturan
Tata Tertib dilaksanakan dengan seksama
d. Menyimpulkan hasil pembahasan dalam rapat yang dipimpinnya
e. Melaksanakan keputusan-keputusan rapat yang menjadi tanggung jawabnya.
f. Menyampaikan keputusan kepada pihak-pihak yang bersangkutan
g. Memberitahukan hasil musyawarah yang dianggap perlu kepada Kepala Desa
h. Mengadakan konsultasi dengan Kepala Desa
i. Membahas dan menyelesaikan kesejahteraan anggota

Pasal 33

1. Ketua dan wakil ketua memegang pimpinan sehari-hari Badan Permusyawaratan


Desa.
2. Wakil-wakil Ketua membantu Ketua dalam memimpin Badan Permusyawaratan
Desa
3. Apabila Ketua berhalangan maka tugas kewajibannya dilaksanakan oleh wakil
Ketua yang ditunjuk oleh Ketua
4. ApabilaKetua dan Wakil-wakil Ketua berhalangan, meletakan jabatan atau
meninggal dunia maka rapat Badan Permusyawaratan Desa dipimpin oleh anggota
yang tertua usianya dengan dibantu anggota yang termuda usianya.

Bagian Kedua

Pimpinan Sementara Musyawarah

Pasal 34

1. Selama pimpinan Badan Permusyawaratan Desa belum ditetapkan, Musyawarah


untuk sementara dipimpin oleh anggota yang tertua usianya dengan dibantu
anggota yang termuda usianya. Yang disebut Pimpinan Sementara Musyawarah
2. Dalam hal anggota yang tertua dan atau yang termuda usianya sebagaimana yang
dimaksud ayat (1) Pasal ini berhalangan, sebagai penggantinya adalah anggota
yang tertua dan atau yang termuda usianya diantara yang hadir.

Bagian KetigaTata Cara Pemilihan Pimpinan Badan Permusyawaratan Desa

Pasal 35
Untuk dapat menjadi pimpinan Badan Permusyawaratan Desa maka calon pimpinan
harus mempunyai kemampuan atau kualitas kepemimpinan sesuai dengan tugas yang
akan diemban.

Pasal 36

1. Pemilihanpimpinan Badan Permusyawaratan Desa dilaksanakan dalam Rapat


Paripurna Khusus yang dihadiri oleh minimal 2/3 (duapertiga) dari jumlah anggota
Badan Permusyawaratan Desa
2. Apabilajumlah anggota Badan Permusyawaratan Desa belum mencapai Quorum
sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini Pimpinan Rapat dapat menunda rapat
paling lama 1 (satu) jam
3. Apabila ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (2) pasal ini belum juga tercapai,
maka rapat diundur paling lama 1 (satu) jam lagi dan selanjutnya pemilihan
Pimpinan Badan Permusyawaratan Desa tetap dilaksanakan.

Pasal 37

Calon Pimpinan Badan Permusyawaratan Desa diusulkan oleh masing-masing anggota


sebanyak 2 orang

Pasal 38

1. CalonPimpinan Badan Permusyawaratan Desa sebagaimana dimaksud pasal 35


Keputusan ini, disampaikan kepada Pimpinan Sementara Badan Permusyawaratan
Desa untuk ditetapkan sebagai calon yang berhak dipilih
2. Calon yang berhak dipilih sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini ditetapkan
dengan keputusan Pimpinan Sementara Musyawarah Badan Permusyawaratan
Desa setelah dibahas dengan anggota

Pasal 39

1. PemilihanPimpinan Badan Permusyawaratan Desa dilaksanakan secara langsung,


bebas, rahasia, jujur dan adil
2. Calonterpilih yang mendapat dukungan suara terbanyak ditetapkan sebagai Ketua
Badan Permusyawaratan Desa, sedangkan calon lainnya ditetapkan sebagai wakil-
wakil Ketua Badan Permusyawaratan Desa sesuai dengan urutan perolehan suara.

Bagian keempatPengresmian Pimpinan Badan Permusyawaratan Desa

Pasal 40

Sebelum memangku jabatan, Pimpinan Badan Permusyawaratan Desa diambil


sumpah/janji menurut agama/Kepercayaan masing-masing

Pasal 41

Setelah Pimpinan Badan Permusyawaratan Desa dipilih dan mengucap Sumpah/Janji


dan mengucap sumpah/janjinya maka pimpinan sementara musyawarah Badan
Permusyawaratan Desa menyerahkan pimpinan kepada Pimpinan Badan
Permusyawaratan Desa terpilih.
Bagian kelimaPengisian Lowongan Jabatan Pimpinan Badan Permusyawaratan Desa

Pasal 42

Apabila terjadi lowongan jabatan Pimpinan Badan Permusyawaratan Desa Badan


Permusyawaratan Desa maka secepatnya diadakan pengisian yang dipilih oleh dan dari
anggota Badan Permusyawaratan Desa yang tata cara pemilihannya sebagaimana
dimaksud dalam pasal 33 s/d pasal 37 Keputusan ini.

BAB V
PERSIDANGAN DAN RAPAT BPD.

Bagian KesatuJenis Rapat

Pasal 43

Jenis Rapat BPD terdiri dari :


a. Rapat Paripurna
b. Rapat Paripurna Khusus
c. Rapat Pimpinan BPD
d. Rapat Kerja
e. Rapat Dengar Pendapat

Pasal 44

Rapat Paripurna adalah rapat anggota BPD yang dipimpin oleh Ketua atau WakilKetua
dan merupakan forum tertinggi dalam melaksanakan kewenangan dan tugas
BPD antara lain untuk menyetujui Peraturan Desa dan ditetapkan dengan Keputusan
BPD.

Pasal 45

Rapat Paripurna Khusus adalah rapat anggota BPD yang dipimpin oleh Ketua atau
Wakil Ketua BPD untuk membahas hal-hal khusus.

Pasal 46

Rapat Pimpinan adalah Rapat unsur Pimpinan yang dipimpin oleh Ketua atau Wakil
Ketua BPD.
Pasal 47

Rapat Kerja adalah rapat antara BPD dengan Kepala Desa atau Pejabat yang ditunjuk

Pasal 48

Rapat dengar Pendapat adalah rapat antara BPD dengan Lembaga/Badan/Organisasi


Kemasyarakatan/anggota masyarakat.

Pasal 49

1. BPD mengadakan rapat atas undangan Ketua BPD


2. Dalam melaksanakan Tugas, Hak dan Kewajibannya BPD mengadakan sidang
dan atau secara berkala sekurang-kurangnya 4 (empat ) kali dalam setahun
3. Kecuali seperti yang dimaksud ayat (2) atas permintaan sekurang-kurangnya 1/5
(seperlima) dari jumlah anggota atau atas permintaan Kepala Desa, Ketua BPD
dapat mengundang anggotanya untuk mengadakan rapat selambat-lambatnya
dalam waktu 1 (satu) bulan setelah permintaan itu diterima

Bagian KeduaSifat Rapat

Pasal 50

Keseluruhan rapat-rapat BPD bersifat terbuka untuk umum, kecuali atas permintaan
sekurang-kurangnya 1/5 (seperlima) jumlah anggota atau apabila dipandang perlu oleh
pimpinan BPD untuk dinyatakan sebagai rapat tertutup karena rahasia Negara, rahasia
Desa dan atau rapat-rapat yang bersifat rahasia dan tidak boleh diumumkan oleh mereka
yang mengetahui pembicaraan rapat tertutup.

Pasal 51

Rapat tertutup dapat mengambil keputusan kecuali :


a. Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua BPD.
b. PembahasanAnggaran Pendapatan dan Belanja Desa (ditentukan dengan Peraturan
Desa )
c. Penetapan, Perubahan dan atau Penghapusan Sumber Pendapatan Desa.
d. Persetujuanpenyelesaian Perkara Perdata secara damai (ditentukan dengan Peraturan
Desa)
e. Kebijakan Tata Ruang Desa (ditentukan dengan Peraturan Desa)

Pasal 52

1. Pembicaraan pada saat rapat tertutup dibuatkan laporan secara tertulis untuk
disampaikan secara tertutup.
2. Pada laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicantumkan dengan jelas
pernyataan mengenai sifat rapat yaitu "Rahasia", kemudian Pimpinan BPD dapat
memutuskan bahwa sesuatu hal yang muncul pada rapat tertutup tidak dimasukkan
dalam laporan

Bagian Ketiga
Waktu Rapat

Pasal 54

1. Waktu -waktu Rapat BPD :


a. Siang :
Hari Senin s/d Kamis Pukul 09.00 -14.00
Hari Jum'at Pukul 08.00 -11.00
Hari Sabtu Pukul 08.00 -12.00
b. Malam Hari Pukul20.00 -22.00
2. Merubahwaktu rapat atau akan terjadi penyimpangan dari waktu rapat sebagaimana
dimaksud ayat (1) ditentukan oleh rapat yang bersangkutan.
Bagian KeempatTata Cara Rapat

Pasal 55

1. Setiap rapat akan disediakan daftar hadir, sebelum rapat dimulai setiap anggota BPD
harus menandatangani daftar hadir.
2. Untuk para undangan disediakan daftar hadir tersendiri.
3. Rapat dibuka oleh Pimpinan Rapat apabila quorum telah tercapai yaitu daftar hadir
telah ditandatangani oleh 2/3 atau setidak-tidaknya lebih dari separuh anggota BPD.
4. AnggotaBPD yang telah menandatangani daftar hadir apabila akan meninggalkan
rapat harus memberitahukan pada Pimpinan Rapat

Pasal 56

1. Pada waktu yang telah ditetapkan untuk pembukaan rapat anggota BPD belum
mencapai quorum, pimpinan rapat mengundurkan rapat paling lama 1 (satu) jam
2. Jika padawaktu akhir pengunduran sebagimana dimaksud ayat (1) quorum belum
tercapai, pimpinan rapat menunda rapat sampai waktu yang ditentukan.

Pasal 57

1. Setelah rapat dibuka, Sekretaris BPD membacakan surat-surat yang dipandang perlu
untuk dibicarakan dalam rapat kecuali surat-surat mengenai urusan rumah tangga
BPD.
2. Setiap persoalan dalam anggota sebelum dibahas dalam rapat peripurna dapat
dibahas lebih dahulu dalam rapat lain yang ditentukan untuk memperlancar jalannya
rapat paripurna BPD.

Bagian KelimaTata Cara Pembicaraan

Pasal 58

1. Untuk kelancaran jalannya rapat, pimpinan rapat menetapkan tahap pembicaraan


dan pembicara agar mencatatkan namanya terlebih dahulu sebelum pembicaraan
mengenai suatu hal dimulai.
2. Bagi anggota yang tidak mencatatkan namanya tidak dapat menggunakan hak
bicara.

Pasal 59

1. Untuk kelancaran jalannya rapat, pimpinan rapat dapat menetapkan lamanya waktu
berbicara.
2. Dalamhal pembicaraan sudah melampaui dalam batas waktu yang telah ditentukan,
pimpinan rapat memperingatkan pembicara supaya mengakhiri pembicaraannya.
3. Pimpinan rapat dapat memperingatkan pembicara yang menyimpang dari pokok
permasalahan.

Pasal 60

1. Pimpinan rapat hanya berbicara selaku pimpinan rapat untuk menyelesaikan


masalah yang menjadi pokok pembicaraan dan menyimpulkan pembicaraan dalam
rapat.
2. Apabila pimpinan rapat hendak berbicara selaku anggota rapat, maka untuk
sementara pimpinan rapat diserahkan pada pimpinan yang lain.

Pasal 61

1. Anggota berbicara ditempat yang telah disediakan setelah mendapat ijin dari
pimpinan rapat.
2. Pembicara tidak boleh diganggu selama berbicara.

Pasal 62

1. Giliran berbicara diberikan menurut urutan permintaan atau disepakati lain dalam
rapat.
2. Untuk kepentingan pembicaraan, pimpinan rapat dapat mengadakan penyimpangan
dari urutan pembicara.
3. Seoranganggota BPD berhalangan pada waktu mendapat giliran berbicara, maka
diganti oleh anggota lain pada giliran berikutnya.

Pasal 63

1. Pimpinanrapat memperingatkan pembicara apabila pembicaraannya menyimpang


atau bertentangan dengan peraturan tata tertib.
2. Pada saat seorang anggota BPD yang telah mendapat ijin sedang berbicara, kepada
anggota lain dengan seijin pimpinan rapat dapat menyampaikan pembicaraan sela
(interupsi) untuk :
a. Meminta penjelasan duduk permasalahan yang sebenarnya mengenai hal-hal
yang sedang dibicarakan.
b. Usul penundaan pembicaraan.
3. Permasalahan mengenai hal-hal yang dibicarakan sebagaimana dimaksud ayat (2)
tidak diperbolehkan adanya perdebatan.
4. Lamanya kesempatan berbicara ditentukan oleh pimpinan rapat.
5. Untuk kelancaran rapat, tidak diperkenankan interupsi diatas interupsi.

Pasal 64

Apabila seorang pembicara dalam menggunakan perkataan yang tidak patut dan/atau
melakukan perbuatan yang dapat mengganggu jalannya rapat, pimpinan rapat
memberikan peringatan supaya pembicara tertib kembali dan memberikan kesempatan
kepada pembicara untuk menarik kembali perkataan yang tidak layak tersebut.

Pasal 65

Dalam hal seorang pembicara tidak mengindahkan peringatan pimpinan rapat dan
mengulangi hal yang sama, maka pimpinan rapat melarang meneruskan
pembicaraannya, apabila larangan tersebut juga tidak diindahkan maka pimpinan rapat
meminta kepada yang bersangkutan untuk meninggalkan rapat.
Pasal 66

Apabila terjadi peristiwa sebagaimana dimaksud pada pasal 65 dan pimpinan rapat
berpendapat/mengambil keputusan bahwa rapat tidak mungkin diteruskan, maka
pimpinan rapat menunda rapat sampai waktu yang disepakati atau ditentukan kemudian
oleh Pimpinan BPD.

Pasal 67

1. Sebelumrapat ditutup, pimpinan rapat mengambil kesimpulan/keputusan mengenai


hasil pembicaraan dalam rapat dan apabila rapat tidak diperlukan suatu keputusan,
pimpinan rapat menyatakan bahwa rapat atau pembicaraan selesai.
2. Apabilapembicaraan mengenai pokok permasalahan telah selesai, pimpinan rapat
mengusulkan agar ditutup.
3. Pada setiap rapat seperti disebut dalampasal 43 dibuat catatan rapat yang
ditandatangani pimpinan rapat yang memuat pokok pembicaraan, kesimpulan dan
keputusan rapat serta dilengkapi dengan keterangan mengenai :
a. Jenis dan sifat rapat.
b. Hari dan tanggal rapat.
c. Tempat rapat.
d. Acara rapat.
e. Waktu pembukaan dan penutupan rapat.
f. Pimpinan dan Sekretaris rapat.
g. Jumlah dan nama anggota yang hadir.
h. Undangan yang hadir.

Bagian Keenam

Undangan dan Peninjau Rapat

Pasal 68

1. Undangan adalah : Mereka yang bukan anggota BPD yang hadir dalam rapat atas
undangan pimpinan BPD.
2. Peninjau adalah mereka yang hadir dalam rapat paripurna BPD yaitu sebagai
undangan BPD.
3. Untuk undangan dan peninjau disediakan tempat tersendiri.
4. Undangan dan peninjau wajib mentaati tata tertib rapat dan atau ketentuan lain yang
diatur oleh BPD.
5. Undangan dapat berbicara dalam rapat atas persetujuan Pimpinan rapat, tetapi tidak
mempunyai hak suara.
6. Peninjau tidak mempunyai hak suara, dan tidak boleh menyatakan sesuatu baik
dengan perkataan maupun dengan cara lain.
7. Setiap undangan rapat ditandatangani oleh ketua atau wakil Ketua BPD.

BAB VI

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Bagian Pertama

Tata Cara

Pasal 69

1. PengambilanKeputusan dalam rapat BPD dan Rapat Pimpinan BPD pada dasarnya
diusahakan sejauh mungkin dengan cara musyawarah untuk mencapai mufakat.
2. Apabila usaha seperti dimaksud ayat (1), setelah diikhtiarkan (musyawarahkan)
dengan sungguh-sungguh tidak mencapai sesuatu keputusan, maka ditetapkan
berdasarkan persetujuan suara terbanyak.

Bagian Kedua

Jenis dan Proses Penetapan Keputusan

Pasal 70

Produk keputusan BPD berbentuk Keputusan BPD dan keputusan pimpinan BPD.

Pasal 71

1 Keputusan BPD ditetapkan melalui rapat paripurna.


2 Keputusan pimpinan BPD ditetapkan dalam rapat pimpinan BPD.

Pasal 72

Hal – hal yang belum diatur dalam keputusan ini sepanjang pelaksanaanya akan diatur
lebih lanjut dengan Keputusan Pimpinan BPD
Pasal 4

Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan

Ditetapkan di : Selancar
Pada tanggal : 23 Mei 2008

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA


SELANCAR
KETUA

Mr. BOO
MATERI
LAMPIRAN
1. Contoh Tatib BPD
2. Contoh Rencana Anggaran
BPD

Anda mungkin juga menyukai