Anda di halaman 1dari 213

MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR SISWA

DENGAN MENGGUNAKAN REWARD STICKER PICTURED:


STUDI TERHADAP KELAS II SDN PISANGAN 03 LEGOSO
CIPUTAT TIMUR TANGERANG SELATAN

(Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas II SDN 03 Legoso Ciputat Timur
Tangerang Selatan)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan


Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

SITI KHODIJAH
111118300033

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2015
LEMBAR PENGESAHAN PElVlBIMBING SKRIPSI

MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR SISWA DENGAN


MENGGUNAKAN REWARD STICKER PICTURED: STUDI TERHADAP
SISW A KELAS II SDN PISAl~GAN 03 hEGOSO CIPUTAT TIMUR
TANGERANGSELATAN

(Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas II SDN 03 Legoso Ciputat TiMur
Tangerang Selatan)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi


Persyaratan Akademik Program Kualifikasi SI Kependidikar dan Mencapai
GelaRSarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh

SITI KHODIJAH
1111018300033

Menyetujui

PT(?t
Eri Rossatria, M.Ag.
NIP: 194707171966082001

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIY AH


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN DIN
SYARIFIDDAYATULLAH
JAKARTA
2015
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
..
I Skripsi berjudul "Meningkatkan Disiplin Belajar Siswa Dengan Menggunakan
Reward Sticker Pictured: Studi Terhadap Siswa Kelas II SDN Pisangan 03
Legoso Ciputat Timur Tangerang Selatan" di susun oleh Siti Khodijah,
1111018300033, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Jurusan
Kependidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullab Jakarta, telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya
ilmiah, serta berhak untuk diajukan pada sidang munaqosah sesuai ketentuan yang
ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, 2Oktober 2015

Yang Mengesahken

Pembimbing

ilia. Eri Rossatria, M.Ag


NIP. 194707171966082001
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul
"Meningkatkan Disiplin Belajar Siswa dengan Menggunakan
Reward Sticker Pictured: Studi Terhadap Siswa Kelas II SDN Pisangan 03 Ciputat
Timur Tangerang Selatan" disusun oleh Siti Khodijah, NIM 1111018300033,
diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan' Keguruan (FITK) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqosyah pada 16
Oktober 2015 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah.

Jakarta, 21 Oktober 2015


Ketua Panitia (Ketua Jurusan /Program Studi) Tanggal Tanda Tangan ~

NIP.19650515 199403 1006


Dr. Khalimi, M.Ag.
~.!.~~/~:J;-~ ..?
.~
-
Sekretaris (Sekretaris Jurusan Prodi)
Asep Ediana Latif, M.Pd.
NIP. 19810623200912 1 003

Penguji I

Nafia Wafiqni. M.Pd.


;J3, 1,0Iao«:
NIP. 19810032009122004

Penguji II

Asep Ediana Latif. M.Pd.


NIP. 19810623200912 1 003
KEMENTERIAN AGAMA No. Dokumen FITK-FR-AKO-066 r
.
UINJAKARTA Tgl. Terbit 1 Maret 2010
FORM (FR) No. Revisi: 01
FITK
JI.lr. H. J!lsnda No 95 Clputal 154121hdonesia 1/1
~ Hal
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,


Nama : Siti Khodijah
Tempat/tgl. Lahir : Pati, 11 Mei 1992
NIM : 1111018300033
Jurusan/Prodi :KIlPendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Judul Skripsi : Meningkatkan Disiplin Belajar Siswa Dengan Menggunakan
Reward Sticker Pictured Kelas n SDN Pisangan 03 Legoso
Ciputat Timur Tangerang Selatan
Dosen Pembimbing : Dra. Eri Rosstria, M.Ag

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan
saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis
Pemyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat Wisuda

1111018300033
ABSTRAK

Siti Khodijah, “Meningkatkan Disiplin Belajar Siswa dengan Menggunakan


Reward Sticker Pictured Kelas II SDN Pisangan 03 Legoso Ciputat Timur
Tangerang
belajar siswa.Selatan. Skripsi Program Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah,
Jurusan Kependidikan Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN
Kata
SyarifKunci: DisiplinJakarta.
Hdayatullah Belajar, Dosen
rewardPembimbing:
sticker pictured.
Eri Rossatria, M.Ag.,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dengan menggunakan


reward sticker pictured mampu meningkatkan disiplin belajar siswa kelas II SD.
Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan dua
siklus yang terdiri dari empat tahapan, yaitu tahapan perencanaan, tindakan,
pengamatan dan refleksi. Penelitian ini i dilakukan di SDN Pisangan 03 Legoso
Ciputat Timur Tangerang Selatan, kelas II yang berjumlah 30 siswa pada semester
genap tahun ajaran 2014-2015. Instrumen yang digunakan adalah instrumen non
tes berupa lembar observasi aktifitas guru, lembar observasi aktifitas siswa,
lembar wawancara guru, anecdotal record dan lembar ceklist disiplin belajar
siswa. Teknik analisa data menggunakan analisis kuantitatif dan kualitatif. Teknik
analisa data kuantitatif digunakan untuk mengetahui persentase dari sikap disiplin
belajar bsiswa. Sedangkan teknik analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk
menyaring data hasil observasi, wawancara dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan dengan menggunakan reward sticker


pictured mampu meningkatkan sikap disiplin belajar siswa kelas II SDN Pisangan
03 Legoso Ciputat. Hal ini dapat dilihat dari hasil persentase rata-rata aktifitas
guru siklus 1 sebesar 80.21% meningkat menjadi 88.61% pada siklus II dengan
kategori sangat baik. Sedangkan rata-rata hasil persentase aktifitas siswa siklus 1
sebesar 79.99% dengan kategori baik dan meningkat menjadi 91.11% pada siklus
II dengan kategori sangat baik. Selain itu, persentase sikap disiplin belajar siswa
dari hasil ceklist disiplin belajarnya mengalami peningkatan. Hal itu terlihat dari
hasil persentase siklus 1 sebesar 80.39% meningkat pada siklus II menjadi 91.65
% dengan kategori sangat baik. Dari hasil wawancara guru menunjukkan respon
positif terhadap penggunaan reward sticker pictured. Hal ini menunjukkan bahwa
dengan menggunakan reward sticker pictured dapat meningkatkan sikap disiplin
ABSTRACT

Siti Khodijah, “Improving Learning Discipline Student With Use Reward


Sticker Pictured: Study Of Students Grade II Elementary School Pisangan 03
Legoso East Ciputat South Tangerang.” Thesis Islamic Elemetary School
Teacher Education Program, Department of Islamic Education, Faculty of
Tarbiyah and Teaching, Syarif Hidayatullah Islamic University in Jakarta.
Supervisor: Eri Rossatria, M.Ag.

This study aims to determine wether with use reward sticker pictured well
to do improving learning discipline students of grade II elemetary school
education. The research method used in this study was Classroom Action
Research (CAR) using two cycles consists of the planning, implementation,
observation, and reflection. Research subject are students of grade II who amount
of 30 students in the second semester of the 2014-2015 school year. The
instrument of research used is a non-test instrument in the form of teacher
observation sheet activities, observation of student activity sheets, teacher
questionnaire, anecdotal record and ceklist learning discipline sheets. Analysis
using the quantitative descriptive analysis dan qualitative. Quantitative descriptive
analysis techniques are used to know percentage from learning discipline
students. Whereas qualitative descriptive analysis techniques are used to netted
data from observation, interviews, and documentation.
The result of study showed with used reward sticker pictured capable to
improvement learning dicipline attitudemof studebts grade II elementary school
Pisangan 03 Legoso Ciputat. This can to see of result percentage average teacher
activity of cycle 1 is 80.21% increase to 88.61% of cycle II with category very
good. Whereas result average percentage student activityof cycle I is 79.99% with
category good and increase to 91.11% of cycle II with category very good. In
addition to that, percentage learning discipline attitude from result learning
discipline checklist experience upgrading. This can to sess result of average
percentage cycle I is 80.39% increase to cycle II become 91.65% with category

ii
very good. From interviews of techer of the cycle also received of the use reward
sticker pictured can be increase learning discipline attitude students.

Keyword: Learning discipline, Reward sticker picturred

iii
KATA PENGANTAR

Bismilahirrahmanirrahim

Segala puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT. atas semua
limpahan karunia, taufik, Hidayah dan InayahNya. Shalawat serta salam
senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad Rasulullah SAW. beserta
keluarganya. Beliau adalah pembuka dan penyempurna agama Allah yang
menjadi penutup para Nabi dan penyempurna risalah sebelumnya. Sang pemberi
petunjuk jalan yang lurus menuju Allah SWT.

Skripsi berjudul, “Meningkatkan Disiplin Belajar Siswa dengan


Menggunakan Reward Sticker Pictured : Studi Terhadap Siswa Kelas II SDN
Pisangan 03 Legoso Ciputat Timur Tangerang Selatan” ini, disusun sebagai tugas
akhir akademik di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang
bertujuan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

Dalam mengerjakan skripsi ini, penulis tidak mungkin mampu


menyelesaikannya tanpa bantuan dari pihak-pihak tertentu baik waktu, tenaga,
fikiran maupun materi. Oleh karena itu penulis ucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Muhammad Thib Raya, M.A., Dekan fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Khalimi, M.Ag. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Dra. Eri Rossatria, M.Ag., denga tulus dan ikhlas dalam memberikan
nasehat, bimbingan, motivasi, kebaikan, doa-doa dan meluangkan waktu
untuk membimbing dengan maksimal dan memberikan dukungan kepada
penulis.
4. Dr. Didi Supridjadi, MM., dosen Penasehat Akademik Program Studi
Pendidikan Guru Madrasah fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.

iv
5. Keluarga besar SDN Pisangan 03 Legoso Ciputat Timur Tangerang
Selatan. Khususnya Ibu Eka Setiwati, S.Pd.I., Selaku wali kelas II B
SDN Pisangan 03 Legoso Ciputat Timur Tangerang Selatan.
6. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah yang
telah memberikan ilmunya sehingga penulis mampu menyelesaikan
perkuliahan ini dengan sebaik-baiknya.
7. Kepada kedua orang tua tercinta bapak Ruba’i dan ibu Sukami yang telah
membesarkan dan mendidik penulis untuk terus berjuang dan berkarya
untuk ummat dan bangsa.
8. Teman-teman seperjuangan Hizmet Pasiad-Turki Indonesia, Melita
Andriani, Sri Yulianingsih, Siti Bahriah, Mariati Mauli Bella Nisa,
Fitriani dan teman-teman PGMI angkatan 2011 yang sangat inspiratif dan
solid dalam merah mimpi bersama.
9. Teruntuk Mas Bayu Wibowo, motivator dan inspirator yang memberikan
dorongan yang luar biasa dan energi positif serta kesabarannya dalam
mengarahkan dan memberikan masukan terbaik bagi penulis.
Terimakasih atas kebaikan dan doa-doanya yang dipanjatkan kepada
penulis. Semoga Allah memberikan balasan terindah dan kebahagiaan
yang sempurna menurutNya. Semoga semua mimpi yang menjadi
harapan akan indah pada wakttunya berkat kesabaran dan keikhlasan
karenaNya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Semua itu dikarenakan keterbatasan pengalaman dan
pengetahuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran serta
masukan yang membangun sebagai perbaikan. Akhir kata, semoga
skripsi ini bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi
pembaca.
Jakarta, 1 Oktober 2015

Siti Khodijah

v
DAFTAR ISI

ABSTRAK................................................................................................. i
ABSTRACK............................................................................................... ii
KATA PENGANTAR................................................................................ iv
3. Bentuk-bentuk Reward................................................. 29
DAFTAR ISI .............................................................................................. vi
4. Reward Berupa Sticker Pictured.................................. 32
DAFTAR TABEL DAN GRAFIK............................................................ ix
C. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xi
1. Pengertian Bahasa Indonesia....................................... 36
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.......................................................
vi 1
B. Identifikasi Masalah............................................................. 8
C. Pembatasan Masalah ........................................................... 11
D. Perumusan Masalah.............................................................. 11
E. Tujuan Penelitian.................................................................. 11
F. Manfaat Penelitian................................................................ 11
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengertian Disiplin Belajar
1. Pengertian Disiplin........................................................... 13
2. Pengertian Disiplin Belajar.............................................. 14
3. Tujuan Disiplin Belajar Siswa......................................... 16
4. Strategi Penerapan Disiplin............................................. 17
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Siswa........ 22
6. Fungsi Disiplin Belajar di Dalam Kelas........................ 25
B. Hakikat Reward dalam Pendidikan
1. Pengertian Reward ....................................................... 26
2. Syarat-syarat Reward.................................................... 26
2. Pembelajaran Bahasa Indonesia di MI/SD.................. 36
3. Karakteristik Bahasa Indonesia................................... 37
4. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia...... 38
5. Ruang Lingkup Pembelajaran Bahasa Indonesia........... 39
6. Kurikulum Pembelajaran Bahasa Indonesia.................. 40
D. Penerapan Reward dalam Pengendalian Disiplin Siswa
1. Pengenalan Disiplin di Sekolah...................................... 42
2. Pengenalan Hukuman di sekolah.................................... 46
E. Hasil Penelitian yang Relevan........................................... 49
F. Kerangka Berpikir.............................................................. 50
BAB III vii
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian........................................... 53
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian........ 53
C. Subjek Penelitian.............................................................. 56
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian...................... 56
E. Tahap Intervensi............................................................... 56
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan.................... 59
G. Data dan Sumber Data..................................................... 59
H. Instrumen Pengumpulan Data......................................... 59
I. Teknik Pengumpulan Data.............................................. 60
J. Validasi Data................................................................... 64
K. Analisa Data dan Interpretasi Hasil Analisis................... 66
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan........................... 68
BAB IV DESKRIPSI, ANALISA DATA, INTERPRETASI HASIL
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Objek Penelitian

1. Gambaran Umum SDN Pisangan 03 Legoso................... 69


2. Visi, Misi dan Tujuan SDN Pisangan IV Legoso............ 70
3. Keadaan Guru dan Karyawan ......................................... 71
4. Keadaan Siswa Secara Umum.......................................... 73
5. Sarana dan Prasarana........................................................ 73
B. DESKRIPSI DATA
1. Pra Tindakan..................................................................... 74
2. Perencanaan Tindakan...................................................... 75
3. Tahap Pelaksanaan dan Pemberian Checklist Disiplin Belajar 77
4. Pemeriksaan Keabsahan Data........................................... 80
5. Data Hasil Tindakan......................................................... 80
C. ANALISA DATA
1. Lembar Observasi............................................................ 112
2. Lembar Observasi Siswa................................................. 111
3. Hasil Disiplin Belajar Siswa Melalui Cheklist ............... 115
4. Hasil Wawancara............................................................ 118
D. PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN.................. 118
E. KETERBATASAN PENELITIAN................................ 119
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................ 121
B. Saran.......................................................................... 121
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran

Bahasa Indonesia kelas II

Tabel 3.1 : Jadwal Kegiatan Penelitian..................................................... 50

Tabel 3.2 : Pemetaan Indikator Disiplin ke dalam Kisi-kisi...................... 60

Tabel 3.3 : Pedoman Konversi Persentase Rata-rata Hasil Observasi

Guru dan Siswa........................................................................ 64

Tabel 4.1 : Keadaan Guru dan Karyawan SDN Pisangan Tahun Ajaran

2014- 2015 ............................................................................ 68

Tabel 4.2 : Keadaan Siswa/Siswi SDN Pisangan 03 Ciputat Timur

Tahun Ajaran 2014-2015........................................................ 70


Tabel 4.3 : Sarana Prasarana SDN Pisangan 03 Ciputat Timur Tahun
: Ajaran 2014-2015.................................................................... 71
Tabel 4.4 : Instrumen Observasi- Checklist Sikap Disiplin
Belajar Siswa kelas II B SDN Pisangan 03 Ciputat Timur..... 73
Tabel 4.5 : Kondisi Sikap Belajar Siswa Sebelum Diterapkannya
Reward Sticker Pictured.......................................................... 75
Tabel 4.6 : Instrumen Observasi- Checklist disiplin belajar siswa
pertemuan ke 1....................................................................... 80
Tabel 4.7 : Instrumen Observasi- Checklist disiplin belajar siswa
pertemuan ke II....................................................................... 83
Tabel 4.8 : Instrumen Observasi- Checklist disiplin belajar siswa
pertemuan ke III..................................................................... 85

Tabel 4.8 : Hasil Observasi Aktifitas Guru Siklus 1................................ 87


Tabel 4.9 : Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus 1.............................. 88
Tabel 4.10 : Hasil Disiplin Belajar siswa siklus 1..................................... 90
Tabel 4.11 : Instrumen Observasi- Checklist disiplin belajar siswa

ix
siklus 2 pertemuan ke I..................................................... 96
Tabel 4.12 : Instrumen Observasi- Checklist disiplin belajar
siswa siklus 2 pertemuan ke II ....................................... 98
Tabel 4.13 : Instrumen Observasi- Checklist disiplin belajar
siswa siklus 2 pertemuan ke III ...................................... 101
Tabel 4.14 : Hasil Observasi Guru Siklus II........................................ 102
Tabel 4.15 : Hasil Observasi Siswa Siklus II...................................... 104
Tabel 4.16 : Hasil Disiplin Belajar Siswa Siklus II............................. 106

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 : Tahapan-tahapan Penelitian Tindakan Kelas..................... 53

Gambar 4.1 : Foto kegiatan pembelajaran siklus 1 pertemuan ke I........ 79

Gambar 4.2 : Foto Kegiatan Pembelajaran siklus I pertemuan ke II...... 83

Gambar 4.3 : Foto Kegiatan Pembelajaran siklus 1 pertemuan 3 .......... 84

Gambar 4.4 : Foto kegiatan pembelajaran siklus II pertemuan ke I........ 95

Gambar 4.5 : Foto kegiatan pembelajaran siklus 2 pertemuan ke II....... 97

Gambar 4.6 : Foto kegiatan pembelajaran siklus II pertemuan ke III..... 100

Gambar 4.7 : Diagram Persentase Aktifitas Guru Siklus 1..................... 109

Gambar 4.8 : Diagram Persentase Rata-rata Aktifitas Guru

Siklus 1 dan II................................................................... 109

Gambar 4.9 : Diagram Persentase Rata-rata Aktifitas Guru

Siklus 1 dan II.................................................................... 110

Gambar 4.10 : Diagram Persentase aktifitas siswa siklus I....................... 111

Gambar 4.11 : Diagram Persentase aktifitas siswa siklus II..................... 111

Gambar 4.12 : Diagram Rata-rata Persentase aktifitas siswa

siklus 1 dan II.................................................................... 112

Gambar 4.13 : Diagram Persentase Perubahan Sikap Disiplin Belajar

Siswa siklus 1 dan siklus II............................................... 115

xi
DAFTAR LAMPIRAN

A. Perangkat Pembelajaran
1. RPP, LKS dan Materi
2. RPP, LKS dan Materi
B. Instrumen Penelitian
1. Lembar wawancara guru
2. Lembar Observasi Aktifitas Guru
3. Lembar Observasi Aktifitas Siwa
4. Kriteria Penilaian Lembar Observasi Guru
5. Kriteria Penilaian Lembar Observasi Siswa
6. Kisi-kisi Instrumen Penelitian
7. Uji Validitas Instrumen
8. Lembar Checklist Disiplin Belajar Siswa
9. Catatan Anecdotal record

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan
manusia. Dengan adanya pendidikan manusia memiliki pengetahuan dan
pengalaman yang baik dalam menjalani kehidupannya. Selain itu, pendidikan
merupakan usaha masyarakat untuk mempersiapkan generasi-generasi selanjutnya
agar memiliki nilai-nilai yang luhur dan mewarisi budaya bangsa yang
bermartabat. Nilai-nilai luhur tersebut dapat terintegrasi pada diri peserta didik
dengan adanya pendidikan karakter sehingga mampu meningkatkan kualitas dan
mutu pendidikan bangsa yang akan datang.
Undang-Undang Negara di Indonesia dalam bidang pendidikan dapat
dijadikan pedoman dalam proses pelaksanaannya. Undang-Undang Republik
Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) di
Indonesia mengatakan bahwa:
Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan
bertanggung jawab.1

Dari undang-undang tersebut, sangat jelas bahwa tujuan pendidikan di


Indonesia adalah membentuk karakter dan kepribadian peserta didik dengan nilai-
nilai yang luhur agar menjadi manusia yang berakhlak mulia, berilmu, dan
menjadi warga negara yang bertanggung jawab serta demokratis. Dengan
demikian menjadi tugas bersama terutama sekolah dalam merealisasikan tujuan
pendidikan nasional tersebut. E. Mulyasa dalam bukunya “Mana jemen PAUD”
mengatakan bahwa karakter memegang peranan yang penting dalam berbagai
aspek kehidupan individu dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Oleh

1
Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Yogyakarta: Media Wacana Press, 2003), cet ke-3, h. 12

1
2

karenaitu, pendidikan karakter memegang peranan yang sangat penting dan akan
mewarnai perkembangan kepribadian peserta didik secara keseluruhan.2
Sedangkan menurut E. Mulyasa menekankan konsep pendidikan
karakter, bahkan belajar dapat diartikan sebagai ibadah untuk mencari ridho
Allah, dalam rangka mengantarkan manusia memperoleh kebahagiaan hidup di
dunia dan akhirat, serta untuk melestarikan nilai-nilai Islam dan tidak sekedar
menghilangkan kebodohan. 3
Dengan demikian karakter peserta didik akan tercermin melalui
pendidikan yang diperolehnya, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun
lingkungan sekitar. Lingkungan sekolah memiliki peranan yang cukup besar
dalam membangun pendidikan yang berkarakter. Salah satu karakter yang dapat
dibangun dan dibiasakan adalah sikap disiplin. Nilai-nilai kedisiplinan perlu
dibangun dan dikembangkan sedini mungkin mengingat disiplin memegang
peranan yang sangat penting. Disiplin merupakan tindakan yang menunjukkan
perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Oleh karena itu,
kedisiplinan harus ditanamkan demi tercapainya tujuan pendidikan.
Pihak-pihak yang terkait seperti sekolah, keluarga, dan masyarakat ikut
membantu menananamkan karakter disiplin dengan baik. Kedisiplinan hendaknya
diterapkan secara konsisten dan berkesinambungan sesuai dengan peraturan yang
telah ditetapkan sehingga jika disiplin sudah menjadi sebuah karakter maka tujuan
pendidikan akan tercapai dan mendapatkan hasil yang maksimal. Sebaliknya
siswa yang melanggar peraturan atau tata tertib sekolah akan mendapatkan
hukuman atau sanksi sesuai dengan jenis pelanggaran yang dilakukan. Dengan
demikian, jika sekolah mampu menerapkan tata tertib dengan baik dan konsisten
maka kedisiplinan akan menjadi sebuah budaya dan karakter yang tercemin pada
perilaku siswa.
Selanjutnya, disiplin dapat terwujud dengan adanya pembiasaan. Salah
satu alat pendidikan yang dapat digunakan dalam membentuk disiplin yaitu
dengan pemberian reward dan punishment. Reward dapat diberikan kepada anak-

2
H.E. Mulyasa, Manajemen PAUD, (Bandung: PT Remaja Rosda karya), cet III, h. 67.
3
Ibid., h, 69.
3

anak yang menunjukkan prestasi atau hasil pendidikan yang baik, baik dari segi
prestasi kepribadiannya (kelakuannya, kerajinannyadan sebagainya) maupun
dalam prestasi belajarnya.
Menurut Sylvia Rimm dalam bukunya yang berjudul “Mendidik dan
Menerapkan Disiplin pada Anak Pra Sekolah” bahwa Reward diharapkan dapat
memotivasi peserta didik untuk mendisiplinkan diri, kelak disiplin diri akan
membuat hidup mereka bahagia, berhasil, dan penuh kasih sayang. 4 Dengan
demikian teknik mendisiplinkan anak dengan menggunakan reward bertujuan
agar peserta didik memiliki disiplin diri dalam lingkungan sekolah. Jika disiplin
dilakukan secara terus menerus maka akan mengarahkan peserta didik untuk
konsisten dan berprilaku disiplin dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu Imam Ghazali dalam kitab Ihya' Ulum ad-din yang dikutip oleh
Muhammad Abu Nadlir menulis, "Jika pada seseorang anak menonjol akhlak baik
dan perbuatan terpujinya, maka ia patut dimuliakan, digembirakan dan dipuji di
depan orang banyak untuk memberikan semangat berakhlak mulia dan berbuat
terpuji." Memuliakan anak dan memberi semangat dengan hadiah atau dengan
ucapan yang manis sesuai dengan sabda Nabi yang diriwayatkan oleh ath-
Thabrani, "Saling memberi hadiahlah agar kalian saling mencintai."5
Oleh karena seorang siswa yang rajin, berakhlak baik, dan yang dapat
menjalankan kewajiban, layak memperoleh hadiah dari gurunya. Kala itulah, anak
itu akan menemukan jiwanya senang menerima itu di hadapan teman-temannya.
Sebab, pada usia pelajar, jiwa seorang anak lebih dipenuhi insting suka memiliki.6
Karakter setiap manusia, terutama anak (peserta didik), pasti lebih menyukai
mendapat penghargaan yang sifatnya berwujud maupun tidak berwujud. Dan ia
pun akan berusaha keras mendapatkannya. Karena itu, seorang guru hendaknya
merespons apa yang disukai seorang anak. Guru harus bisa memberikan hadiah-
hadiah tersebut pada kesempatan yang tepat.

4
Sylvia Rimm, Mendidik dan Menerapkan Disiplin pada Anak Prasekolah, (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2003), h. 47
5
Muhammad Abu Nadlir, Perlunya Penghargaan Bagi Siswa, (Jakarta: Jurnal Nasional,
2012). Diunggah pada 25 februari 2015 pukul 20.33.
6
Ibid., h. 4.
4

Namun hal tersebut berbeda dengan kenyataan pendidikan yang ada di


Indonesia. Banyak sekali kita temui permasalahan dalam pendidikan terkait
reward dan punishment yang belum tepat dalam pembentukan karakter peserta
didik. Menurut Lickona yang dikutip oleh Anas Salahudin dalam bukunya yang
berjudul Pendidikan Karakter mengatakan bahwa
Terdapat sepuluh tanda penurunan karakter bangsa yaitu (1)
meningkatnya kekerasan di kalangan remaja, (2) pengaruh peer group
yang kuat dalam tindak kekerasan, (3) penggunaan kata-kata buruk, (4)
meningkatnya perilaku merusak diri, (5) semakin kaburnya pedoman
moral, (6) menurunnya etos kerja, (7) rendahnya rasa hormat kepada
guru dan orang tua, (8) rendahnya rasa tanggung jawab individu dan
masyarakat, (9) membudayanya ketidakjujuran, (10) adanya rasa curiga
dan kebencian di antara sesama.7
Selain itu, metode yang digunakan juga bermacam-macam misalnya
memberi hukuman yang dianggap setimpal karena tidak mematuhi perintah
pendidik. Pendidik merasa mempunyai kewenangan penuh terhadap metode
pengajaran yang ia yakini dapat membantu keberhasilannya dalam mendidik.
Sehingga peserta didik cenderung merasakan keterpaksaan bukan atas kesadaran
bahwa pendidikan itu juga adalah kebutuhan bagi mereka.
Metode pengajaran tersebut kurang tepat karena dapat mengganggu
psikologi anak dan akan berpengaruh pada perkembangan anak ke depannya.
Sangat sedikit guru yang sadar ataupun memiliki bekal dalam hal mendidik.
Banyak guru menjadi ditakuti oleh muridnya karena metode yang kurang tepat
misalnya dengan paksaan dan kekerasan sehingga suasana proses belajar mengajar
tak ubahnya seperti pendidikan militer yang penuh dengan tekanan psikologis.
Hal ini juga yang sering dimanfaatkan oleh guru yang kurang kompeten dan
mengancam tidak meluluskan atau memberi nilai jelek sehingga tega melakukan
kekerasan kepada anak didiknya sendiri.
Di Indonesia, pendidikan kognitif lebih dominan dibandingkan dengan
pendidikan karakter. Padahal kedua hal tersebut sangat penting untuk mencetak
generasi muda yang cerdas bukan saja dalam ilmu pengetahuan tetapi juga dalam

7
Anas Salahudin, Pendidikan Karakter, (Bandung: Pustaka Setia, 2013). h. 35
5

hal sikap dan perilaku yang humanis.8 Berbeda dengan negara-negara lainnya
yang sistem pedidikannya sudah maju seperti Finlandia dan Jepang. Mereka
menerapkan sistem pendidikan yang memiliki keseimbangan antara pendidikan
kognitif dan pendidikan karakter. Sejak dini, anak-anak diajarkan untuk berkasih
sayang, jujur, disiplin, bersikap adil, dan bertanggungjawab terhadap diri mereka,
manusia dan lingkungan sekitarnya.
Selain itu, orang tua maupun guru sering merasa kesulitan dalam
menanamkan kedisiplinan terhadap anak. Jika anak tidak mengikuti atau
mematuhi peraturan yang ada mereka lebih banyak menggunakan hukumann
kepada anak atau sebaliknya terlalu mengumbar reward dengan mengiming-
iminginya hadiah yang berlebihan. Hukuman yang diberikan kepada anak dalam
upaya mendisiplinkan anak secara tidak langsung menjadikan pribadi anak
terbelenggu dan tidak percaya diri. Namun reward yang diberikan tidak boleh
berlebihan karena hal tersebut akan menjadikan anak meremehkan usaha dan
tidak bertanggung jawab. Hukuman dan hadiah dapat digunakan dalam upaya
mendisiplinkan peserta didik. Namun reward dan punishment harus diberikan
pada situasi yang tepat dengan tujuan untuk mendidik mereka.
Menurut Severe, stiker memberikan umpan balik positif terhadap prestasi
anak sehingga stiker menciptakan rasa keberhasilan internal yang dapat
mengembangkan sikap disiplin dalam diri anak. Stiker tersebut diberikan ketika
mereka mampu bersikap disiplin baik dalam proses pembelajaran maupun di luar
pembelajaran. Menurut Severe kelebihan stiker adalah untuk mendorong atau
memotivasi anak, mengingat peraturan dan belajar bertanggung jawab.9
Menurut Putri rahayu dalam jurnalnya menjelaskan bahwa stiker
memberikan umpan balik positif yang segera terhadap prestasi anak
sehingga stiker menciptakan rasa keberhasilan dan motivasi internal yang
dapat mengembangkan rasa percaya diri dalam anak. Kita dapat melihat
semangat dalam mata mereka ketika mendapatkan stiker dengan gambar
muka-muka yang lucu. Selain itu, stiker dapat mendorong anak untuk
bersikap proaktif dan membuat rencana. Stiker meningkatkan jumlah

8
Qory Dellasera, Hari Pendidikan Nasional, (Jakarta: Jurnal Nasional, 20014).
9
Putri Rahayu , Pengaruh Penerapan Reward Terhadap Percaya Diri Anak Kelompok B
di TK Nglanduk 01 Madiuan, Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya. Diunggah pada hari
selasa pukul 15.40
6

interaksi positif antara guru dan anak. Alat ini memberi catatan sehingga
guru dapat mengevaluasi kemajuan yang menunjukkan perilaku apa yang
meningkat dan mana yang perlu ditingkatkan. Teknik ini mendorong
anak untuk berhasil dan mendapatkan stiker yang sebanyak-banyaknya.10

Dengan demikian mereka akan memahami bahwa dengan menaati


peraturan dengan baik dan memiliki semangat belajar yang tinggi akan
mendapatkan ganjaran yang menyenangkan dan penghargaan yang baik.
Sebaliknya jika ia tidak menaati peraturan dengan baik maka akan mendapatkan
ganjaran yang tidak menyenangkan dan merugikan diri sendiri.
Dalam menerapkan tata tertib dan peraturan yang berlaku di sekolah, tidak
semua peserta didik dapat melaksanakan tata tertib dan peraturan yang berlaku di
sekolah dengan baik. Berdasarkan pengamatan penulis dalam kegiatan proses
pembelajaran di kelas II di SDN III Pisangan Ciputat Timur semester II masih
terdapat beberapa sikap yang menunjukkan ketidakdisiplinan baik dalam proses
pembelajaran atau di luar pembelajaran. Masalah-masalah tersebut diantaranya:
Berdasarkan pengamatan atau observasi pendahuluan selama satu minggu
dengan menggunakan anecdotal record saat kegiatan pembelajaran berlangsung,
terdapat beberapa sikap yang menunjukkan rendahnya kesadaran akan
kedisiplinan dalam belajar.
Tabel 1.1
Kondisi Sikap Belajar Siswa Sebelum Diterapkannya Reward Sticker
Pictured
No Aspek Sikap Kedisiplinan Kondisi Awal
1 Keaktifan, kepatuhan, dan  Masih terdapat 2-5 siswa yang datang
ketaatan dalam masuk terlambat di setiap harinya berdasarkan
sekolah absen kelas
 Terdapat 3 siswa yang memiliki semangat
10 yang rendah dalam masuk sekolah, hal
Rahayu Putri, Pengaruh Penerapan Reward Terhadap Percaya Diri Anak Kelompok B
di TK Nglanduk 01 Madiuan, Jurnal Online Universitas Negeri dari
tersebut terlihat Surabaya.
jumlahDiunggah pada hari
tidak hadirnya
selasa pukul 15.40
7

mereka di absen kelas


Masih banyak siswa yang
kurang menyadari akan kedisiplinannya
dalam masuk kelas tepat waktu setelah
istirahat,
misalnya terdapat siswa yang jajan ketika
bel berbunyi dan bermain dengan teman-
temannya di luar kelas
2 Disiplin dalam mengerjakan  Ketika guru memberikan tugas, terdapat
tugas 4-6 yang siswa tidak langsung
mengerjakannya mereka malah bercanda
dan gaduh di dalam kelas sehingga
mengganggu teman lainnya.
 Ketika waktu telah selesai dalam
mengerjakan tugas, terdapat 6 siswa yang
sering terlambat mengumpulkannya
karena kurang fokus terhadap tugasnya
 Kemandirian dalam mengerjakan tugas
masih kurang.
3 Mengikuti pelajaran di  Saat proses pembelajaran berlangsung, 10
sekolah dengan aktif, dari siswa yang masih menggunakan
teratur, dan tertib sesuai waktu belajarnya untuk bermain-main.
ketentuan untuk mencapai  Ketika kegiatan diskusi berlangsung,
tujuan belajar terdapat beberapa siswa yang mengobrol
di luar topik pembelajaran
 Keaktifan dalam merespon umpan balik
guru masih kurang
Saat kegiatan belajar
mengajar berlangsung, masih banyak
dari siswa yang tidak duduk tenang
di tempat masing-masing.
8

4 Mentaati tata tertib sekolah Masih terdapat siswa yang


dengan penuh kesadaran memakai seragam tidak sesuai dengan
harinya
Terdapat beberapa siswa yang acuh
dengan kerapihan seragamnya.
 Masih adanya peserta didik yang acuh
ketika kondisi kelas kotor
 Terdapat beberapa siswa yang
mengucapkan kata-kata yang kotor saat
proses pembelajaran berlangsung
 Masih terdapat siswa yang membuang
sampah tidak pada tempatnya
 Masih banyak siswa yang meminjam alat
tulis, baik berupa pensil, penghapus atau
rautan sehingga mengurangi konsentrasi
dan kedisiplinan dalam belajar. Selain itu
masih terdapat 2-6 siswa yang sering lupa
membawa buku pelajaran.
Dari tabel di atas, dapat kita amati bahwa kondisi disiplin belajar siswa
masih rendah dan membutuhkan perhatian. Oleh karena itu peneliti berusaha
untuk menangani dengan tujuan memperbaiki dan menyadarkan siswa akan
pentingnya kedisiplinan dalam belajar.
Dengan adanya pelanggaran-pelanggaran tersebut, perlu adanya alat
kontrol pendidikan salah satunya adalah reward (penghargaan) dan Punishment
(peringatan). Reward dapat diberikan bagi siswa yang mematuhi seluruh
peraturan dan tata terib dengan baik dan konsisten. Sedangkan punishment
diberikan kepada siswa yang melanggar peraturan dan mengulanginya kembali

setelah peringatan itu diberikan. Penerapan reward dan punishment merupakan


suatu upaya yang dapat dilaksanakan di sekolah demi tercapainya sebuah
kedisiplinan terhadap tata tertib atau peraturan-peraturan sekolah. Apabila tata
tertib tersebut dilaksanakan dengan baik dan teratur, maka tujuan pendidikan baik
9

berupa tujuan institusional (kelembagaan), tujuan kurikuler (bidang studi),


maupun tujuan intruksional (pengajaran) akan mendapatkan hasil yang baik pula.
Reward yang baik dalam pendidikan adalah reward yang mampu
memberikan nilai-nilai yang mampu mendidik siswa. Tidak menimbulkan iri hati,
siswa tidak berorientasi pada reward yang diberikan oleh guru dan siswa tidak
merasa dibedakan antara siswa yang mendapatkan reward dengan siswa yang
tidak mendapatkan reward. Karena esensi dari disiplin sendiri adalah
membiasakan diri untuk menataati peraturan tata tertib dan patuh pada berbagai
ketentuan dan peraturan yang telah ditetapkan oleh sekolah. Menurut Severe,
stiker memberikan umpan balik positif terhadap prestasi anak sehingga stiker
menciptakan rasa keberhasilan internal yang dapat mengembangkan sikap disiplin
dalam diri anak. Stiker tersebut diberikan ketika mereka mampu bersikap disiplin
baik dalam proses pembelajaran maupun di luar pembelajaran. Menurut Severe
kelebihan stiker adalah untuk mendorong atau memotivasi anak, mengingat
peraturan dan belajar beretanggung jawab.11
Pemberian reward stiker bergambar merupakan salah satu cara yang
dapat digunakan untuk memberikan efek atau pengaruh terhadap sikap disiplin
belajar peserta didik dengan cara menempelkan pada papan prestasi dengan tujuan
untuk memotivasi peserta didik dalam meningkatkan sikap disiplin belajarnya.
Reward dan punishment yang diberikan memiliki dua cara, yang pertama bersifat
umum misalnya memberikan pujian, menepuk pundak, memberikan hadiah
berupa materi dan lainnya. Punishment dapat diberikan dengan memberikan
nasehat, bermuka masam, menegurnya dan lain-lain.
Menurut teori Behaviorisme mengatakan bahwa manusia belajar karena
pengaruh lingkungan. Belajar merupakan perubahan perilaku yang terjadi melalui
proses stimulus dan respon yang bersifat mekanisme. Oleh karena itu lingkungan
yang sistematis, teratur dan terencana dapat memberikan pengaruh (stimulus)
yang baik sehingga manusia bereaksi terhadap stimulus tersebut dan memberikan

11
Rahayu Putri, Pengaruh Penerapan Reward Terhadap Percaya Diri Anak Kelompok B
di TK Nglanduk 01 Madiuan, Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya. Diunggah pada hari
selasa pukul 15.40
10

respon yang sesuai. Menurut Ivan Pavlov dalam hukumnya Clasical


Conditioning, berbicara tentang stimulus yang dipersyaratkan (conditional
refleks) untuk memberikan respons yang diharapkan oleh lingkungan sesuai
dengan tuntutan lingkungan (refleks yang dikondisikan).12 Dengan demikian
membutuhkan pembiasaan dalam penanaman sikap disiplin peserta didik secara
konsisten.
Dari berbagai permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Meningkatkan Disiplin Belajar Siswa dengan
Menggunakan Reward Sticker Pictured : Studi Terhadap Siswa Kelas II SDN
Pisangan 03 Legoso Ciputat Timur Tangerang Selatan.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dijelaskan di atas, maka ada
beberapa masalah yang dlapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Pendidikan lebih menekankan pada aspek kognitif dari pada pendidikan
karakter
2. Penggunaan punishment yang tidak tepat sering mengalami permasalahan
yang berkepanjangan
3. Pemberian reward yang tidak sesuai dengan usaha siswa menjadikan siswa
meremehkannya.
4. Penggunaan metode pengajaran yang belum tepat dalam upaya
mendisiplinkan anak
5. Disiplin belajar siswa masih rendah
6. Kurang tepatnya penggunaan strategi dan teknik dalam menerapkan
disiplin di sekolah dasar masih rendah.
7. Kurangnya penggunaan Reward dalam upaya membina dan
mengembangkan disiplin belajar
8. Masih banyak guru yang kurang memperhatikan penggunaan reward dan
punishment yang tepat

12
Conny R. Semiawan, Belajar dan pembelajaran Prasekolah dan Sekolah Dasar,
(Jakarta: PT Indeks, 2008), h. 3.
11

C. Pembatasan Masalah
Dari latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka penulis
membatasi permasalahan tersebut pada “Penggunaan reward sticker pictured
dalam upaya meningkatkan disiplin belajar siswa pada pembelajaran Bahasa
Indonesia di kelas II SDN Pisangan 03 Ciputat Timur Tangerang Selatan.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas maka penulis
merumuskan masalah yang menjadi dasar dalam penelitian yaitu:
“Bagaimana implementasi dari pemberian reward sticker pictured dapat
meningkatkan disiplin belajar siswa di kelas II SDN III Pisangan Legoso Ciputat
Timur.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah-masalah yang telah dibahas di atas, maka tujuan
penelitian ini yaitu:
Untuk mengetahui apakah dengan pemberian reward stiker bergambar dapat
meningkatkan disiplin belajar siswa kelas II di SDN 03 Pisangan Legoso Ciputat
Timur.
F. Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis:
a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu dari khazanah
keilmuan dan pedoman dalam pembelajaran terhadap siswa guna
meningkatkan disiplin dan hasil belajarnya
b. Sebagai sumber informasi ilmiah dan dapat dijadikan sebagai referensi
untuk mengadakan penelitian lanjutan yang berkaitan dengan penelitian
ini.
2. Secara Praktis:
a. Dapat memberikan kontribusi yang baik pada sekolah, baik bagi sekolah
ini maupun sekolah lainnya dalam rangka meningkatkan kualitas
pembelajaran atau pendidikan,
12

b. Bagi pendidik mampu memberikan gambaran penggunaan reward dengan


tepat sehingga pengajaran di dalam kelas dapat memberikan dampak
yang positif.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pengertian Disiplin Belajar


1. Pengertian Disiplin
Elizabeth Hurlock mengatakan bahwa disiplin berasa l dari kata “disciple”
yakni seorang yang belajar dari atau suka rela mengikuti seorang pemimpin.
Orang tua dan guru merupakan pemimpin dan anak merupakan murid yang
belajar dari mereka cara hidup menuju ke hidup yang berguna dan bahagia. Jadi
disiplin merupakan cara masyarakat mengajar anak perilaku moral yang disetujui
kelompok.13
Selain itu, menurut Charles Schaefer menerangkan bahwa, inti dari disiplin
ialah mendidik, menuntun, dan mengarahkan anak dalam hidupnya dan dalam
masa pertumbuhan serta perkembangannya.14 Sama halnya dengan Suharmisi
yang dikutip oleh singgih tego saputro dan pardiman mengatakan bahwa disiplin
merupakan sesuatu tentang pengendalian diri seseorang terhadap bentuk-bentuk
aturan di mana aturan tersebut diterapkan oleh orang yang bersangkutan atau
berasal dari luar.15
Sedangkan disiplin menurut Djamarah adalah "Suatu tata tertib yang dapat
mengatur tatanan kehidupan pribadi dan kelompok”. Kedisiplinan mempunyai
peranan penting dalam mencapai tujuan pendidikan. Berkualitas atau tidaknya
belajar siswa sangat dipengaruhi oleh faktor yang paling pokok yaitu kedisiplinan,

13
Elizabeth Hurlock, Perkembangan Anak jilid 2, (Jakarta: Erlangga, 1978), h. 82
14
Charles Schaefer, Bagaimana Mempengaruhi Anak, Panduan Praktis Bagi Orangtua,
(Jakarta:Dahara Prize, 1989). Cet. Ke-1, h. 11
15
Singgih Tego Saputra dan pardiman, Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, 2012, h.
78-97

13
14

disamping faktor lingkungan, baik keluarga, sekolah, serta bakat siswa itu
sendiri.16
Sedangkan disiplin menurut Emile Durkheim yang dikutip oleh Thomas
Lickona bahwa disiplin bukanlah sesuatu alat sederhana yanng bisa digunakan
untuk menciptakan kedamaian semu di dalam kelas, Disiplin adalah moralitas
kelas sebagai sebuah masyarakat kecil.17
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah
suatu sikap yang perlu dibangun, diupayakan, baik atas kesadaran sendiri, karena
paksaan, sanksi atau hukuman dengan tujuan untuk mematuhi peraturan-
peraturan, nilai-nilai baik yang bersifat formal maupun tidak sehingga tercipta
sebuah tanggung jawab dan mendapatkan kehidupan yang lebih baik dan tertata.
2. Pengertian Disiplin Belajar
Disiplin belajar sangat dibutuhkan bagi peserta didik dalam mencapai
pengetahuan dan kompetensi yang akan dimilikinya. Namun, disiplin belajar tidak
mudah didapatkan melainkan membutuhkan latihan dan pembiasaan. Menurut
Fani Julia Fiana dalam jurnalnya “Disiplin Siswa di Sekolah dan Implikasinya dalam
Pelayanan Bimbingan Konseling” menjelaskan bahwa disiplin pengaturan waktu
belajar pada kategori baik ditandai dengan adanya penggunaan waktu yang efektif
dan efisien, penyusunan jadwal pelajaran, adanya pengaturan waktu untuk belajar
dan kegiatan ekstra kurikuler, penggunaan waktu istirahat yang tepat sehingga
tidak mengganggu proses pembelajaran.18
Sedangkan menurut Sumardi Surya Brata disiplin belajar: (a) Belajar
membawa perubahan (dalam arti behavioral changes, actual mampu
potensial), (b) perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkan kecakapan
baru, (c) perubahan itu terjadi dengan usaha. Jadi belajar adalah suatu
upaya yang akan membawa individu kepada suatu perubahan. Perubahan
tersebut tidak hanya bertambahnya ilmu pengetahuan namun juga dalam
bentuk kecakapan, keterampilan sikap, pengertian, harga diri dan
penyesuaian diri. 19

16
Djamarah, Rahasia Sukses Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002). h. 12
17
Thomas Lickona, Pendidikan Karakter Panduan Lengkap Mendidik Siswa Menjadi
Pintar dan Baik, (Bandung: Nusa Media 2013). h. 147
18
Fani Julia Fiana, Disiplin Siswa di Sekolah dan Implikasinya dalam Pelayanan
Bimbingan Konseling, (Jurnal Ilmiah Konseling, April 2013).
19
Sumardi Surya Brata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Press, 1990), Cet. 1, h. 232
15

Selanjutnya pengertian belajar menurut Slameto ialah suatu proses usaha


yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya”. Sedangkan dimaksud disiplin belajar adalah pernyataan
sikap dan perbuatan siswa dalam melaksanakan kewajiban belajar secara sadar
dengan cara menaati peraturan yang ada di lingkungan sekolah maupun di rumah.
20

Selain itu, menurut Slameto terdapat empat macam disiplin belajar yang
dilakukan oleh peserta didik dalam kegiatan belajar di sekolah yaitu:
(1) disiplin peserta didik masuk sekolah diantaranya, keaktifan,
kepatuhan, dan ketaatan dalam masuk sekolah. (2) Disiplin dalam
mengerjakan tugas. (3) Disiplin dalam mengikuti pelajaran di
sekolah, adanya keaktifan, keteraturan, ketentuan, dan ketertiban
dalam mengikuti pelajaran yang terarah pada suatu tujauan belajar.
(4) disiplin dalam menaati tata tertib, yakni kesesuaian tindakan
peserta didik dengan tata tertib sekolah dengan penuh kesadaran. 21

Selain itu, Disiplin belajar adalah pengendalian diri siswa terhadap bentuk-
bentuk aturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang telah diterapkan oleh
siswa yang bersangkutan maupun berasal dari luar serta bentuk kesadaran akan
tugas dan tanggung jawabnya sebagai pelajar, baik disiplin di rumah, di
sekolahdengan tidak melakukan sesuatu yang dapat merugikan tujuan dari proses
belajarnya22. Jadi disiplin belajar harus timbul dalam diri seseorang dengan
bersungguh-sungguh dalam belajar sehingga ia mampu bertinteraksi dengan
lingkngannya dengan baik.
Sedangkan belajar adalah upaya yang dilakukan oleh seseorang dengan
tujuan untuk melakukan perubahan sehingga kualitas seseorang dapat meningkat.
Melalui belajar seseorang akan mengetahui keadaan dirinya dan mampu menjalani
kehidupannya dengan baik. Namun, belajar yang konsisten dan teratur yang

20
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2003). H. 67
21
Ibid., 87
22
Singgih Tego Saputra dan pardiman, Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, 2012, h.
81
16

mampu merubah seseorang sehingga membutuhkan kesadaran diri. Kesadaran diri


akan muncul melalui sikap disiplin belajar yang sungguh-sungguh sehingga
mampu mengontrol diri dan mengendalikan pikirannya.
Dengan demikian, disiplin sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.
Jika disiplin sudah tertanam dengan baik maka akan tercipta sebuah peradaban
yang bermartabat. Terkait dengan kedisiplinan dalam belajar bahwa seorang siswa
harus memiliki sikap disiplin dalam belajar. Mengerjakan tugas yang diberikan
oleh guru, menaati semua peraturan sekolah, mendengarkan penjelasan guru
dengan baik, manaati dan mengikuti kegiatan sekolah, masuk sekolah tidak
terlambat, dan menaati kegiatan belajar di rumah.
3. Tujuan Disiplin Belajar Siswa
Disiplin belajar merupakan karakter yang sangat penting dan perlu dibangun
terutama bagi peserta didik. Dengan adanya sikap tersebut, akan menjadikan
siswa belajar lebih maju, belajar lebih baik di sekolah, di rumah dan di
perpustakaan. Agar siswa disiplin, maka seluruh guru dan staf yang ada di sekolah
memberikan contoh dan mmapu bersikap diisplin dengan baik.
Menurut Sylvia Rimm menjelaskan bahwa disiplin bertujuan mengarahkan
anak agar mereka belajar mengenai hal-hal baik yang merupakan persiapan bagi
masa dewasa, saat mereka sangat bergantung kepada disiplin diri. Diharapkan,
kelak disiplin diri mereka akan membuat hidup mereka bahagia, berhasil, dan
penuh kasih sayang.23
Rachman mengatakan bahwa secara rinci kegunaan atau pentingnya
disiplin bagi diri siswa , yaitu:
1) Memberikan dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang
2) Membantu siswa memahamidan menyesuaikan diri dengan tuntutan
lingkungan
3) Menjauhkan siswa melakukan hal-hal yang dilarang sekolah
4) Mendorong siswa melakukan hal-hal yang baik dan benar
5) Peserta didik belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik, positif
dan bermanfaat bagi diri dan lingkungannya.24

23
Sylvia Rimm, Mendidik dan Menerapkan Disiplin Pada Anak Prasekolah, (Jakarta: PT
Gramedia, 2003), h. 47
24
Fani Julia Fiana, Disiplin Siswa di Sekolah dan Implikasinya dalam Pelayanan
Bimbingan Konseling, (Jurnal Ilmiah Konseling, April 2013).h. 27
17

Menurut Anas Salahudin mengatakan bahwa disiplin membutuhkan


pengawasan yang transparan dengan tujuan agar menjadikan peserta didik lebih
berkualitas, memiliki karakter yang agung, dan penuh dengan pesona diri yang
tampil menjadi suri tauladan masyarakat terutama masyarakat modern.25 Sikap
disiplin dapat tumbuh dan menjadi karakter yang sangat baik jika dilaksanakan
dengan sepenuh hati dan atas dasar kesadaran diri sendiri.
Sebaliknya jika sikap disiplin tidak atas dasar kesadaran diri sendiri dan tidak
dengan sepenuh hati maka akan menghasilkan sikap disiplin yang lemah. Disiplin
menjadi sikap yang sangat penting bagi seseorang terutama bagi peserta didik
dalam proses pembelajaran. Menurut Charles Schaefer mengatakan bahawa tujuan
kedisiplinann dalam belajar adalah memberikan pola tingkah laku yang benar,
juga untuk mengembangkan kontrol dan arah, misalnya berbuat sesuatu tanpa
harus diarahkan kepada orang lain (kontrol eksternal). 26 Sikap disiplin perlu
ditanamkan sejak dini mulai dari hal-hal yang sederhana sehingga peserta didik
memiliki keteraturan dan disiplin untuk mempergunakan waktunya secara efisien.
Peserta didik yang sudah terbiasa belajar dengan teratur, baik dalam proses
pembelajaran di sekolah maupun kegiatan belajar di rumah akan melatih otaknya
untuk selalu bekerja. Sehingga ketajaman otak dan daya pikir meningkat.
Sebaliknya peserta didik yang tidak teratur menggunakan waktunya untuk belajar
dan bermalas-malasan maka akan menghasilkan otak yang kaku karena jarang
dilatih sehingga daya pikirnya menjadi lemah.
Selain itu, disiplin bertujuan untuk kemaslahatan diri sendiri dan orang lain.
Jika disiplin dilatih dengan baik dan berkesinambungan, maka akan menjadi
sebuah kebiasaan dan kebiasaan tersebut menjadi sebuah karakter yang kuat.
4. Strategi Penerapan Disiplin
Disiplin merupakan salah satu karakter yang paling penting yang perlu dibina
dan ditegakkan kepada peserta didik. Sehingga dengan adanya karakter disiplin
yang kuat akan mampu melahirkan karakter-karakter lain yang lebih baik. Dengan
demikian peserta didik menjadi anak yang berkarakter atau berakhlak mulia.
25
Anas Salahudin, Pendidikan Karakter, (Bandung: Pustaka Setia, 2013). h. 244.
26
Charles Schaefer, Bagaimana Mempengaruhi Anak, Panduan Praktis Bagi Orang Tua,
(Jakarta: Dahara Prize, 1989). h. 11
18

Disiplin akan mudah diterapkan jika peserta didik sudah terbiasa dengan rutinitas
yang konsisten sepanjang waktu.
Selain itu, guru maupun orang tua bersikap fleksibel artinya mampu membina
anak dengan disiplin tanpa mengekangnya dan memberikan kebebasan yang
terarah. Hal tersebut dapat dilakukan dengan membuat kegiatan yang bervariasi
dan berdampak baik bagi peserta didik. Membuat jadwal yang sesuai dengan
tahap perkembangan psikologinya sehingga anak tidak bosan dan merasa nyaman
dengan kondisi tersebut.
Menurut Sylvia Rimm terdapat beberapa strategi yang perlu diterapkan dalam
upaya membina karakter disiplin bagi peserta didik. Diantaranya:
(1)Konsisten, orang tua maupun guru harus konsisten dalam menegakkan
sikap disiplin kepada peserta didik. Sehingga anak mempercayai dan
menaati peraturan yang telah disepakatinya. Konsisten yang dilakukan
tidak boleh kaku sehingga menjadikan anak lebih keras dan marah
sehingga mereka banyak membangkang dengan peraturan yang ada.
(2)Pujian, merupakan bentuk perhatian yang positif. Namun kata-kata
pujian juga memiliki nilai tambah, yakni menunjukkan apa yang
diharapkan dari anak dan mengajarkan mereka tentang nilai-nilai yang
kita yakini. Oleh karena itu kita harus berhati-hati sehingga tidak
menimbulkan sifat kompetitif dan merasa super kepada anak. Untuk
memuji anak kita harus mampu memikirkan nilai-nilai yang kita
yakini dan persiapkan kata-kata pujian yang realistis, positif, dan
merefleksikan nilai-nilai tersebut ssehingga anak melihat harapn guru
dan orang tua realistis.
(3)Konsekuensi, misalnya anak yang memulai perkelahian akan
menanggung akibat perbuatannya sehingga mendapatkan konsekuensi
negatif. Artinya dia akan mendapatkan hukuman atas perbuannya dan
harus bertanggung jawab. Selain itu, terdapat konsekuensi positif
misalnya, anak yang berpakaian sendiri sebelum ke sekolah merasa
lebih baik daripada yang harus dipaksa berpakain setiap pagi.
(4)Aktifitas, hal tersebut merupakan prestasi belajar bagi anak dan
larangan melakukan aktifitas sebagai bentuk hukuman. Misalnya,
“setelah selesai makan kudapan, kita akan membaca buku.” Hadiah
aktifitas juga efektif bagi anak-anak usia p rasekolah: “ se telah
membereskan mainan kita akan makan kudapan.” Kebanyakan orang
menggunakan hukuman berupa larangan aktifitas, bukannya
menggunakan aktifitas sebagai hadiah atau penghargaan.
(5)Hadiah materi, secara teknis hadiah ini disebut sebagai benda
pendorong dan sering digunakan oleh banyak orang tua. Benda
pendorong tersebut efektif hanya untuk jangka pendek. Hadiah berupa
benda paling efektif jika digunakan sementara saja. Kita juga harus
19

menghindari dalam memberikan hadiah yang berlebih karena akan


berdampak buruk.27

Berdasarkan hasil penelitian Reisman dan Payne yang dikutip oleh buku
karangan Prof. Dr. H.E. Mulyasa dalam bukunya yang berjudul “Manajemen
Paud” mengemukakan 9 (sembilan) cara untuk membina disiplin sebagai berikut:

(1) Konsep diri (self-Concept) strategi ini menekankan bahwa konsep-


konsep diri masing-masing individu merupakan faktor penting dari
setiap perilaku. Untuk menumbuhkan konsep diri, guru disarankan
bersifat empatik, menerima, hangat, dan terbuka sehingga peserta
didik dapat mengeksplorasikan pikiran dan perasaannya dalam
memecahkan masalah.
(2) Keterampilan berkomunikasi (Communication Skill): guru harus
memilki keterampilan komunikasi yang efektif agar mampu menerima
semua perasaan, dan mendorong timbulnya kepatuhan peserta didik.
(3) Konsekuensi-konsekuensi logis dan alami (Natural and Logical
Consequences); perilaku-perilaku yang salah terjadi karena pesrta
didik telah mengembangkan kepercayaan yang salah terhadap dirinya.
Hal ini mendorong munculnya perilaku-perilaku salah. Untuk itu guru
disarankan; a) menunujukkan secara tepat tujuan perilaku yang salah,
sehingga membantu peserta didik dalam mengatasi perilakunya.
b) memanfaatkan akibat-akibat logis dan alami dari perilaku yang
salah.
(4) Klarifikasi nilai (Values Clarification); strategi ini dilakukan untuk
membantu peserta didik dalam menjawab pertanyaannya sendiri
tentang nilai-nilai dan membentuk sistem nilainya sendiri.
(5) Analisis transaksional (Transactional Analysis); disarankan agar guru
belajar sebagai orang dewasa, terutama apabila berhadapan dengan
peserta didik yang menghadapi masalah.
(6) Terapi realitas (Reality Therapy); sekolah harus berupaya mengurangi
kegagalan dan meningkatkan keterlibatan. Dalam hal ini guru harus
bersikap positif dan bertanggung jawab.
(7) Disiplin yang terintegrasi (Assertive Dicipline); metode ini
menekankan pengendalian penuh oleh guru untuk mengembangkan
dan mempertahankan peraturan. Prinsip-prinsip modifikasi perilaku
yang sistematik diimplementasikan di kelas, termasuk pemanfaatan
papan tulis untuk menuliskan nama-nama peserta didik yang

berperilaku menyimpang.
(8) Modifikasi perilaku (Behavior Modification); perilaku salah
disebabkan oleh lingkungan, sebagai tindakan remediasi. Sehubungan

27
Sylvia Rimm, Mendidik dan Menerapkan Disiplin Pada Anak Prasekolah, (Jakarta: PT
Gramedia, 2003), h. 79
20

dengan hal tersebut, dalam pembelajaran perlu diciptakan lingkungan


yang kondusif.
(9) Tantangan bagi disiplin (Dare to Dicipline); guru diharapkan cekatan,
sangat terorganisasi, dan dalam pengendalian yang tegas. Pendekatan
ini mengasumsikan bahwa peserta didik akan menghadapi berbagai
keterbatasan pada hari-hari pertama di sekolah, dan guru perlu
membiarkan mereka untuk mengetahui siapa yang berada dalam posisi
sebagai pemimpin.28
Sedangkan untuk membina disiplin peserta didik seorang guru disarankan
untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:
1) Berperan sebagai model perilaku yang baik
Guru berfungsi sebagai model yang signifikan untuk para muridnya
ketika mereka menunjukkan rasa hormat dan perhatian kepada
muridnya dan memecahkan masalah dengan sikap tenang dan
terhormat.
2) Memperlihatkan rasa hormat dan perhatian satu sama lain
Guru diharapkan mampu menunjukkan perilaku yang sama
terhadap sesama guru, saling menunjukkan sikap sopan dan
memperlihatkan perhatian satu sama lain.
3) Secara kontinu menekankan aspek-aspek positif rencana disiplin
Pendekatan-pendakatan positif sangat efektif untuk membentuk
perilaku yang diharapkan dan menciptakan sebuah lingkungan
yang menerima serta mendukung.
4) Minta masukan dan keterlibatan murid
Para murid dan guru harus mengambil kesempatan untuk
melibatkan organisasi murid dalam peran kepemimpinan dan
manajemen yang sesuai seperti menggunakan organisasai murid,
memfasilitasi aktifitas sosial murid dan mengadakan program-
program kerja kelompok.29
Selain itu pada buku yang sama dari Geoff Colvin
menjelaskan tentang mengajarkan perilaku yang diharapkan pada
siswa dengan usia yang lebih muda diantaranya adalah:
a) Jelaskan
Berikan cukup alasan dan tujuan untuk perilaku tertentu.
Dorong sebanyak mungkin partisipasi murid dalam
mengembangkan dasar alasan perilaku yang diharapkan.

28
H.E. Mulyasa, Manajemen PAUD, (Bandung: PT Remaja Rosda karya), cet III, h. 86
29
Geoff Colvin, 7 Langkah untuk Menyusun Rencana Disiplin Kelas Proaktif, (PT Indeks:
Jakarta, 2008). h. 60-61.
21

Memastikan para murid mengerti apa kita minta dari


mereka dan mengapa kita memintanya
b) Sebutkan perilaku murid dengan jelas
Dengan jelas sebut perilaku yang diminta kepada murid.
Perilaku-perilaku ini harus terpisah-pisah, berseri dan dapat
diamati.
c) Praktik
Praktik sangat mendasar untuk mengembangakn kelancaran
dalam seluruh bidang keterampilan.
d) Pantau
Berikan murid kesempatan untuk secara bebas
menunjukkan perilaku tersebut dalam situasi-situasi nyata.
Dengan hati-hati pantau kinerja para murid.
e) Tinjau
Kembangkan sistem untuk meninjau secara periodik kinerja
murid dalam perilaku yang diharapkan. Sertakan
pengamatan formal perilaku murid untuk menilai berapa
banyak murid yang melakukan ekspektasi perilaku, berapa
lama hal ini dilakukan, serta masalah perilaku seperti apa
yang muncul. 30

Menurut Anas Salahudin mengatakan bahwa pribadi yang jujur dan


disiplin dapat terwujud melalui upaya berikut ini: (1) pengetahuan tentang nilai-
nilai yang telah terinternalisasi dalam diri sendiri, (2) pola perilakunya sudah
menetap, (3) responnya terhadap stimulus selalu sistematis dan metodologis, (4)
sikapnya terhadap sesuatu selalu konsisten dan optimis, (5) cara pandangnya
dipadu oleh prinsip-prinsip hidup yang bertanggung jawab.31
Dari pendapat di atas, diharapkan guru dapat melaksanakan tugasnya dan
dapat mempraktekkan pendapat tersebut dengan baik sehingga pembinaan dan
pengembangan karakter disiplin anak dapat berjalan dan mencapai tujuan yang
diharapkan. Sehingga tercipta iklim belajar yang kondusif, nyaman, dan
menyenangkan. Pendekatan-pendekatan tersebut harus dilaksanakan secara
komprehensif baik dari pihak sekolah, keluarga, maupun lingkungan masyarakat

sehingga mampu mengembangkan karakter peserta didik yang kuat, baik, positif
dan konsisten.

30
Ibid., hal. 55
31
Anas Salahudin, Pendidikan Karakter, (Bandung: Pustaka Setia, 2013). h. 244
22

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Siswa


Dalam upaya membentuk sikap disiplin belajar siswa, terdapat beberapa
faktor yang mempengaruhi sikap disiplin dan hasil belajarnya. Karena disiplin
adalah sebuah ketaatan dan kepatuhan serta sikap atau perubahan tingkah laku
maka hal tersebut tergantung dari faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Fani Juliana mengatakan faktor-faktor yang mempengaruhi dan
yang mendukung disiplin siswa yaitu a) dukungan dari diri sendiri
artinya pelaksanaan disiplin ini seperti mengikuti proses pembelajaran
dengan baik, dan menjalani aturan-aturan di sekolah dengan baik tanpa
menjadikannya sesuatu beban. Dengan adanya kesadaran diri siswa untuk
melaksanakan disiplin membuat siswa belajarbertanggung jawab dan
menumbuhkan rasa kebersamaan. b) Dukungan dari teman sebaya artinya
pelaksanaan disiplin siswa di sekolah sudah baik karena siswa tidak
dipengaruhi oleh ajakan cabut oleh teman saat proses pembelajaran
berlangsung, tidak takut diolok-olok teman apabila menaati peraturan.
Hal ini dapat berjalan baik karena siswa dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungannya sehingga mampu menolak pengaruh-pengaruh negative
dari teman sebaya. c) Dukungan dari Lingkungan. Artinya faktor-faktor
yang mendukung disiplin siswa dari lingkungan sangat baik sehingga
siswa terbiasa belajar teratur baik di rumah maupun di sekolah . Siswa
tersebut akan terlatih terus untuk belajar mandiri, tertib dan bertanggung
jawab dalam kegiatan belajarnya.32

Selain itu, Slameto mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi


disiplin belajar siswa yaitu
a) Faktor-faktor intern meliputi faktor jasmani, faktor psikologi dan
kelelahan. Faktor jasmani diantaranya faktor kesehatan dan cacat tubuh.
Sedangkan faktor psikologis meliputi intelegensia, perhatian, minat,
bakat, motif, kematangan, dan kesiapan. Faktor kelelahan misalnya
pengaturan jam yidur, istirahat, olahraga yang teratur dan variasi dalam
belajar.
b) Faktor-faktor ekstern meliputi, faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor
masyarakat. Faktor keluarga misalnya cara orang tua mendidik, relasi antar
anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian
orang tua, dan latar belakang kebudayaan. Selanjutnya faktor sekolah
meliputi, metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi
siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah,
gedung sekolah, metode mengajar, standar pelajaran di atas ukuran dan
tugas rumah. Faktor masyarakat meliputi, kegiatan siswa dalam

32
Fani Julia Fiana, Disiplin Siswa di Sekolah dan Implikasinya dalam Pelayanan
Bimbingan Konseling, (Jurnal Ilmiah Konseling, April 2013).h. 32
23

masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan


masyarakat.33

Disiplin tidak muncul dengan sendirinya melainkan membutuhkan waktu


untuk latihan, pembiasaan, kesadaran diri, dan selalu dikembangkan secara
optimal. Disiplin perlu dilatih sejak dini mulai dari lingkungan terdekat yakni
keluarga, sekolah dan lingkungan teman sebaya. Disiplin dapat diterapkan dengan
melaksanakan hal-hal yang sederhana secara konsisten seperti kebiasaan bangun
pagi, sarapan pagi, belajar, sholat, jam tidur, dan berangkat sekolah harus
dilaksanakan dengan tepat waktu. Sehingga dengan adanya kedisiplinan dalam
melaksanakan kegiatan sehari-hari menjadi kebutuhan dan tanggung jawab bagi
individu.
Selain itu menurut Hurlock, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
cara mendisiplin diantaranya:
a. Kesamaan dengan disiplin yang digunakan orang tua.
Bila orang tua dan guru merasa bahwa orang tua mereka berhasil
mendidik mereka dengan baik, mereka menggunakan teknik yang
serupa dalam mendidik anak asuhan mereka.
b. Penyesuaian dengan cara yang disetujui kelompok.
Semua orang tua dan guru, tetapi terutama mereka yang muda dan tidak
berpengalaman, lebih dipengaruhi oleh apa yang oleh anggota
kelompok mereka dianggap cara sebagai yang “t erbaik” daripada oleh
sendirian mereka sendiri mengenai apa yang terbaik.
c. Usia orang tua atau guru.
Usia orang tua dan guru yang muda cenderung lebih demokratis dan
permisif dibandingkan dengan mereka yang lebih tua. Mereka
cenderung mengurangi kendali tatkala anak menjelang remaja.
d. Pendidikan untuk menjadi orang tua dan guru.
Orang tua yang telah mendapat kursus dalam mengasuh anak dan lebih
mengerti anak dan kebutuhannya lebih menggunakan teknik demokratis
dibandingkan orang tua yang tidak mendapat pelatihan demikian.
e. Jenis kelamin
Wanita pada umumnya lebih mengerti anak dan kebutuhannya
dibandingkan pria, dan mereka cenderung kurang otoriter.
f. Status sosio ekonomi
Orang tua dan guru kelas menengah dan rendah cenderung lebih keras,
memaksa, dan kurang toleran dibandingkan mereka kelas atas, tetapi

33
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2003). h. 54-72
24

mereka lebih konsisten. Semakin berpendidikan, semakin mereka


menyukai disiplin demokratis.
g. Konsep mengenai peran orang dewasa
Orang tua yang mempertahankan konsep tradisional mengenai peran
orang tua, cenderung lebih otoriter dibandingkan orang tua yang telah
mneganut konsep yang lebih modern. guru yang yakin bahwa harus ada
tata cara yang kaku dalam kelas lebih banyak menggunakan disiplin
otoriter dibandingkan guru yang mempunyai konsep mengajar yang
demokratis.
h. Usia anak
Disiplin otoriter jauh lebih umum digunakan untuk anak kecil daripada
untuk mereka yang lebih besar. Adapun teknik yang disukai,
kebanyakan mereka merasa bahwa anak kecil tidak dapat mengerti
penjelasan, sehingga mereka memusatkan perhatian mereka pada
pengendalian otoriter.
i. Situasi
Ketakutan dan kecemasan biasanya tidak diganjar hukuman, sedangkan
sikap menentang, negativisme dan agresi kemungkinan lebih
mendorong pengendalian yang otoriter.34

Menurut Syarif Hidayat terdapat tiga faktor yang perlu diperhatikan yaitu
(1) kesadaran; (2) keteladanan, dan (3) penegakan aturan. Kesadaran merupakan
faktor utama dalam tegaknya disiplin. Sedangkan keteladanan dan penegakan
peraturan tidak akan mampu bertahan bila tidak dilandasi dengan kesadaran yang
tumbuh dalam diri seseorang. 35
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin
membutuhkan berbagai faktor yang mampu membina dan menegakkannya.
keluarga, sekolah dan masyarakat sangat berpengaruh dalam membangun sikap
disiplin peserta didik. Keteladanan yang baik akan termanifestasi melalui sikap
dan perilaku peserta didik. Pembiasaan yang baik juga dapat dilakukan secara
konsisten dan berkesinambungan, serta orang tua maupun dari pihak sekolah
harus sejalan dan memilki visi dan misi bersama dalam upaya peningkatan sikap
disiplin peserta didik.

34
Elizabeth Hurlock, Perkembangan Anak jilid 2, (Jakarta: Erlangga, 1978), h. 95
35
Syarif Hidayat, Pengaruh Kerjasama Guru dan Orang Tua Terhadap Disiplin Peserta
Didik di SMPN Jagakarsa Jakarta Selatan, (Jurnal Ilmiah Widya, Agustus 2013). h. 95
25

6. Fungsi Disiplin Belajar di dalam Kelas


Disiplin memiliki banyak fungsi. Baik untuk diri sendiri maupun orang lain.
Disiplin sangat dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat, sehingga akan
tercipta kehidupan yang penuh ketertiban dan keteraturan. Oleh karena itu,
disiplin menjadi perhatian utama dalam pengembangan karakter peserta didik
terutama dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Siswa yang disiplin terhadap
peraturan sekolah, akan merasakan dampaknya baik melalui hasil belajarnya
maupun sikapnya dalam kehidupan sehari-hari.
Sesuai dengan fungsi disiplin belajar di dalam kelas, Singgih Gunarsa
mengatakan bahwa fungsi utama disiplin adalah untuk mengajarkan bagaimana
mengendalikan diri dengan mudah, menghormati dan mematuhi otoritas atau
peraturan yang ada. Pemberian sanksi terhadap mereka yang telah melakukan
pelanggaran harus ditetapkan berdasarkan dan atau sesuai dengan peraturan yang
berlaku.36
Menurut Elizabeth Hurlock, terdapat Fungsi yang bermanfaat yaitu,
(a) Untuk mengajar anak bahwa perilaku tertentu selalu akan diikuti
hukuman, namun yang lain akan diikuti pujian. (b) untuk mengajar anak
suatu tingkatan penyesuaian yang wajar, tanpa menuntut konformitas yang
berlebihan. (c) untuk membantu anak mnegendalikan diri dan pengarahan
diri sehingga mereka dapat mengembangkan hati nurani untuk
membimbing tindakan mereka. Sedangkan fungsi yang tidak bermanfaat
yaitu (a) untuk menakut-nakuti anak, (b) sebagai pelampiasan agresi orang
yang mendisiplin.37

Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya sikap
disiplin, maka akan tercipta lingkungan yang kondusif, membangun kepribadian
yang kuat sebagai manifestasi masa depan, dan mampu bertanggung jawab
dengan baik terhadap perbuatan yang dilakukan. Selain itu, mereka menyadari
akan pentingnya kedisiplinan dan manfaatnya baik untuk dirinya sendiri maupun
dalam kehidupan bermasyarakat.

36
Syarif Hidayat, Pengaruh Kerjasama Guru dan Orang Tua Terhadap Disiplin Peserta
Didik di SMPN Jagakarsa Jakarta Selatan, (Jurnal Ilmiah Widya, Agustus 2013). h. 98
37
Opcit,. h. 97
26

B. Hakikat Reward dalam Pendidikan


1. Pengertian Reward
Reward adalah kata serapan dari bahasa inggris “reward”. Reward adalah
sesuatu yang diberikan untuk memberikan semangat atas suatu pekerjaan,
pelayanan. John W. Santrock mendefinisikan bahwa reward adalah
konsekuensi yang meningkatkan probabilitas bahwa suatu perilaku akan terjadi.
Santrock memberikan istilah yang berbeda dengan rewardnya yakni
reinforcement, namun memiliki kesamaan makna. Maksud dari definisi Santrock
tersebut adalah bahwa suatu perilaku pasti akan kembali terjadi dengan cara
memberikan konsekuensi positif atau ganjaran yang dapat meningkatkan peluang
motif perilaku tersebut sebelum diberikannya ganjaran.38
Reward dapat digunakan oleh guru untuk memotivasi belajar anak dan
mampu membina serta mengembangkan disiplin peserta didik. Reward dan
punishment yang diberikan harus bersifat efektif, sesuai dengan perilakunya.
Alifus Sabri mengatakan bahwa reward adalah alat pendidikan yang diberikan
kepada anak-anak yang menunjukkan prestasi atau hasil pendidikan yang baik,
baik dari segi prestasi kepribadiannya yang meliputi kelakuannya, kerajinannya,
maupun dalam prestasi belajarnya.39
Sedangkan reward yang diberikan bermacam-macam dan tidak selamanya
berbentuk materi. Reward dapat diberikan berupa pujian, sanjungan, tepuk tangan,
dan kata-kata positif. Hal ini sangat penting karena ucapan yang baik dan positif
mampu mempengaruhi kondisi psikologis peserta didik. Kata-kata tersebut
menyejukkan hatinya, dan mendorong mereka untuk percaya diri, optimis, dan
semangat baik dalam proses pembelajaran maupun di luar pembelajaran.
2. Syarat-syarat Reward
Reward dapat diberikan oleh guru kepada peserta didik dengan tujuan untuk
mengapresiasi atas sikap dan perilaku baiknya serta kemampuan baik akademis
maupun nonakademis. Ganjaran atau reward merupakan salah satu alat
pendidikan yang berfungsi untuk mendidik anak supaya anak dapat merasa senang
38
John W. Santrock, Alih Bahasa Tri Wibowo, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: kencana,
2008), Cet 2. H. 272-273
39
Alifus Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Uin Jakarta Press, 2005) h. 60
27

karena perbuatan atau pekerjaannya mendapat penghargaan. Namun seorang


pendidik harus mengetahui bagaiamana memberikan reward atau ganjaran yang
tepat terhadap peserta didiknya dengan tujuan agar anak menjadi lebih giat dalam
usaha untuk memperbaiki prestasi yang telah dicapainya. Jadi dengan adanya
reward ini bukanlah hasil yang telah dicapai oleh peserta didik, namun bertujuan
untuk mendidik mereka membentuk kata hati dan kemauan yang lebih baik dan
lebih keras dari anak tersebut.
Terdapat beberapa syarat yang harus diperhatiakn oleh pendidik dalam
memberikan reward Menurut Ngalim Purwanto dalam bukunya yang berjudul
Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis terdapat beberapa pedoman dalam
memberikan reward yang perlu diperhatikan oleh pendidik:
1) Untuk memberikan reward yang pedagogis perlu sekali guru mengenal
betul-betul muridnya dan tahu menghargai dengan tepat. Ganjaran dan
penghargaan yang salah dan tidak tepat dapat membawa akibat yang tak
diinginkan
2) Ganjaran yang diberikan kepada anak janganlah hendaknya
menimbulkan rasa cemburu atau iri hati bagi anak lain yang merasa
pekerjaannya juga lebih baik tetapi tidak mendapat ganjaran.
3) Memberi ganjaran hendaklah hemat. Terlalu sering atau terus menerus
memberi ganjaran dan penghargaan akan menjadi hilang arti ganjaran
itu sebagai alat pendidikan.
4) Janganlah memberi ganjaran dengan menjanjikan lebih dahulu sebelum
anak menunjukkan prestasi kerjanya. Ganjaran yang telah diberikan
terlebih dahulu akan memberikan anak-anak berburu-buru dalam
bekerja dan akan memberikan kesukaran-kesukaran bagi beberapa
orang anak yang kurang pandai.
5) Pendidik harus berhati-hati memberikan ganjaran, jangan sampai
ganjaran yang diberikan kepada anak-anak diterimanya sebagai upah
dari jerih payah yang telah dilakukannya.40
Selain itu, menurut Thomas Lickona dalam bukunya yang berjudul
Pendidikan Karakter menjelaskan tetang syarat imbalan atau reward untuk
dijadikan alasan agar berbuat baik, maka seorang guru dapat melakukan

beberapa hal berikut ini:


1) Memperkenalkan imbalan (reward) sebagai motivator tambahan
hanya jika peraturan telah dibahas dan dilaksanakan sebagaimana
mestinya sehingga komunitas kelas dapat berfungsi dengan baik

40
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 2011). Cet ke 20. h. 184.
28

2) Gunakan sistem imbalan sesekali saja dan jangan gunakan terus


menerus.Ini untuk menghindari ketergantungan pada motivator
eksternal.
3) Jelaskan pada siswa bahwa mematuhi peraturan adalah menunjukkan
rasa hormat terhadap orang lain dan membuat kelas menjadi tempat
yang menyennagkan
4) Membuat sebuah sistem di mana imbalan bagi perilaku baik adalah
peluang lain untuk berkelakuan baik seperti membantu tugas guru atau
mengajari siswa lain.41
Seorang pendidik harus menyadari bahwa objek dari yang dididik adalah
anak yang masih lemah kemampuannya dan belum memiliki pemikiran yang
matang seperti orang dewasa. Mereka pun belum bisa dituntuk layaknya orang
dewasa yang mampu mengerjakan perbuatan yang baik dan meninggalkan
perbuatan yang buruk berdasarkan atas kesadaran mereka sendiri. Tanggung
jawab dan kewajiban mereka masih belum sempurna sehingga penghargan atau
imbalan baik berupa pujian atau lainnya sangat diperlukan untuk membentuk
kemauan dan kata hati.
Menurut Ngalim Purwanto mengatakan bahwa pendidik hendaklah
menginsafi pula bahwa tujuan pendidikan adalah membawa anak dalam
pertumbuhannya menjadi manusia yang tahu akan kewajiban, mau mengerjakan
dan berbuat yang baik bukan karena pujian dan ganjaran.42
Selanjunya menurut Charles Schaefer syarat-syarat reward diantaranya
adalah:
a. Hadiah konkrit seharusnya diberikan hanya sebagai pendorong, yaitu
mengahrgai, memberi perhatian, menghormati, memberi kasih sayang.
Dengan cara tersebut, secara berangsur-angsur hadiah konkrit akan hilang
dan dapat diganti hanya dengan kata-kata
b. Memilih hadiah yang sesuai dengan kesukaan anak
c. Memberikan hadiah secara sistematis artinya memberikan hadiah untuk
sikap tertentu, jelas dan konkrit. Selanjutnya membuat catatan untuk
mengetahui perkembangan dan kekurangannya, memberikan hadiah
dengan segera setelah anak melakukan apa yang diinginkan dan meninjau
kembali keberhasilan-kebarhasilan atau kekurangan-kekurangan.
d. Kesalahan kita pada umumnya adalah ingin mendapatkan banyak
perubahandengan hadiah yang sekecil-kecilnya sedangkan langkah

41
Thomas Lickona, Pendidikan Karakter Panduan Lengkap Mendidik Siswa Menjadi
Pintar dan Baik, (Bandung: Nusa Media 2013). h. 170.
42
Opcit., h. 184
29

pertama untuk mendapatkan perubahan pada anak memerlukan hadiah


yang besar dan banyak.43

Oleh karena itu syarat-syarat dalam memberikan reward sangat diperlukan


sebagai upaya dalam pembentukan karakter dan membangun kesadaran dari
masing-masing peserta didik untuk melakukan perbuatan yang baik dan menerima
konsekuensi dari pelanggaran yang telah mereka lakukan. Sehingga dengan
demikian terbentuklah sebuah pembiasaan yang baik yang akan menjadi karakter
yang kuat pada diri mereka nantinya.
3. Bentuk-bentuk Reward
Bentuk-bentuk Reward menurut Ronald L Partin dalam bukunya edisi ke
tiga yang berjudul “Kiat Nyaman Mengajar di Dalam Kelas” menjelaskan bahwa
terdapat tiga bentuk reward:
a. Dukungan sosial, imbalan yang berarti pada sebagian siswa mungkin
tidak berpengaruh terhadap siswa lainnya. misalnya, pujian terbuka
dari guru merupakan imbalan yang menyenangkan bagi beberapa
siswa dan secara positif memotivasi perilakunya. Seringkali siswa
hanya memilki sedikit motivasi internal (dalam diri) ketika masuk
kelas. Entah kurang menyukai pelajarannya atau tidak nyaman dengan
teman-temannya sehingga diperlukan imbalan ekternal (dari luar)
untuk meningkatkan motivasi belajarnya. Dukungan soisal dapat
berbentuk, diberi peringkat, tepuk tangan, pengakuan, senyuman,
anggukan, pelukan, sikap tubuh positif, sertifikat, ucapan selamat,
kediapn mata, pengakuan dalam kelompok, kehormatan, piagam
penghargaan, kertas bergambar wajah, tersenyum, kalimat
penghargaan, pengakuan teman, tanda berhasil, pujian, catatan
menyenangkan, komentar positif, tanda tangan kepala sekolah,
diberikan kertas khusus, stiker, tepuk bahu, teman-teman berdiri
sebagai penghormatan dan dimintai pendapat atau nasehat.
b. Dukungan Aktifitas, hak istimewa misalnya diberi kesempatan untuk
menggunakan komputer, diberi waktu istirahat, diberi kesempatan
pertama dalam beraktifitas, piknik, membuat karya seni, melakukan
kegiatan lapangan, bernyanyi, pulang lebih awal, memilih tempat
duduk, mengajari siswa yang lebih muda, menggambar atau membuat
kerajinan tangan, mengisi teka teki dan menampilkan hasil karya.
c. Dukungan pinjaman barang fisik. Misalnya, Games, spidol
warna/marker, boneka tangan, kalkulator, kapur tulis, kamera video,
topi, laptop, football, software komputer, mainan pajangan, game

43
Charles Schaefer, Bagaimana Mempengaruhi Anak, Panduan Praktis Bagi Orangtua,
(Jakarta:Dahara Prize, 1989). Cet. Ke-1, h. 21
30

komputer, perlatan bermain dan olahraga, majalah, pensil warna, tas


ransel, buku, cat warna, dan balok mainan.44

Selain itu menurut Ngalim Purwanto menjelaskan macam-macam


ganjaran diantaranya yaitu:
1) Guru mnegangguk-angguk tanda senang dan membenarkan
suatu jawaban yang diberikan oleh seorang anak.
2) Guru memberikan kata-kata yang menggembirakan (pujian)
seperti, “ Rupanya sudah baik pula tulisanmu, Min. Kalau
kamu terus berlatih tentu akan lebih baik lagi.”
3) Pekerjaan dapat juga menjadi suatu ganjaran. Contoh, “
Engkau akan segera saya beri soal yang leih suakr sedikit, Ali,
karena yang nomer 3 ini rupa-rupanya agak terlalu baik engkau
kerjakan.”
4) Ganjaran yang diperlukan kepada seluruh kelas sering sanagt
perlu. Misalnya, “Kar ena saya lihat kalian t elah bekerja dengan
aik dan lekas selesai, sekarang saya (bapak guru) akan
mengisahkan sebuah cerita yang agus sekali. “ Ganjaran untuk
seluruh kelas dapat juga berupa bernyanyi atau pergi
berdarmawisata.
5) Ganjaran dapat juga berupa benda-benda yang menyenangkan
dan berguna bagi anak-anak. Misalnya pensil, buku tulis, gula-
gula atau makanan lain. tatapi, dalam hal ini guru harus sangat
berhati-hati dan bijaksana sebab dengan benda itu ganjaran
menjadi upah bagi murid-murid.

Berdasarkan pengalaman penulis dalam pelaksanaan PPKT (Praktek


Profesi Keguruan Terpadu) di kelas 1 B MI Al-Mursyidiyyah Pamulang
Tangerang Selatan, mereka merupakan peralihan dari Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) atau Taman Kanak-kanak (TK) menuju Sekolah Dasar atau Madrasah
Ibtidaiyyah yang masih sangat memerlukan kata-kata pujian dan penghargaan atas
kegiatan yang telah dilakukannya. Meskipun kegiatan tersebut belum berhasil
dengan baik, guru dapat mendorong mereka untuk semangat dalam belajar, dan
memberikan pujian dengan penuh kasih sayang.

Menurut Muhammad Jameel Zeeno Reward bisa berupa:


a. Pujian yang mendidik
Seorang guru atau pendidik yang baik hendaknya memberi pujian
kepada siswa ketika ia melihat tanda-tanda baik dan terpuji pada
diri danperilaku siswanya. Hal yang sama juga dilakukan pada

44
Ronald L. Partin, Kiat Nyaman Mengajar di Dalam Kelas, (Jakarta: PT Indeks), h. 47.
31

saat pendidik melihat kesungguhan siswanya. Saat ada siswa yang


memberikan jawaban dari pertanyaan yang diberikan guru, ia
harus mengatakan, “ jawaban yang kamu berikan baik sekali,
semoga Allah memberkatimu”, kalimat-kalimat seperti ini sellau
memberi motivasi bagi siswa dan memperkuat semangat maknawi
dan jiwanya.
b. Memberi hadiah
Seorang hendaknya merespons apa yang disukaai oleh seorang
anak. Ia harus bisa memberikan hadiah-hadiah tersebut pada
kesempatan yang tepat . seorang siswa yang rajin, berakhlak baik,
dan yang dapat menjalankan kewajiban Tuhannya, seperti sholat
dan amal-amal baik, ia layak memperoleh hadiah dari gurunya.
Kala itulah anak akan menemukan jiwanya senang sekali
menerima itu dihadapin teman-temannya. Untuk diketahui, pada
usia pelajar jiwa seorang anak telah dipenuhi instink suka
memiliki.
c. Mendoakan
Seorang guru hendaknya memberi motivasi dengan mendoakan
siswanya yang rajin dan sopan. Guru bisa saja mendoakannya
dengan mengatakan, “ Semoga Allah selalu memberimu taufik
dan hidayah, “ Saya berharap masa depanmu cemerlang. ”
Sebaliknya, untuk siswa yang kurang rajin atau tidak melakukan
hal yang baik, maka si guru mendoakannya dengan mengatakan,
Semoga Allah memberi petunjuk dan memperbaikimu”.
d. Papan prestasi
Papan prestasi yang ditempatkan dilokasi yang strategis pada
lingkungan sekolah merupakan salah satu hal yang bermanfaat.
Pada papan itu, dicatat nama-nama siswa yang berprestasi baik
dari perilaku, kerajinan, kebersihan, maupun dalam pelajarannya.
Pengumuman ini memberi motivasi pada siswa yang lain juga
berkeinginan namanya bisa dicatat dalam papan itu.
e. Menepuk Pundak
Pada saat salaha seorang siswa maju ke depan kelas untuk
menjelaskan pelajaran atau mengerjakan dan menyelesaikan soal
dengan benar, menyampaikan hafalannya dengan baik,
memecahkan suatu masalah, atau memperdengarkan salah satu
surah dalam al-Qur’ an, maka seorang guru sudah sepantasnya bila
menepuk pundak siswa tersebut sebagai reaksi rasa senang, rasa
bangga dan penghargaan kepadanya
f. Menjadikan acuan pada siswa yang berprestasi dalam memberikan
semangat siswa yang lain
Seorang guru sepantasnya bila menjadikan acuan pada siswa yang
berprestasi dalam memberikan semangat siswa yang lain. Ini
merupakan penghargaan yang besar dan patut dilakukan dalam
rangka memberikan semangat bagi siswa-siswa yang lain.
g. Berpesan pada yang lain
32

Penghargaan model ini bisa dilakukan dengan cara seorang guru


memberikan pesan kepada siswa-siswinya dan guru-guru yang
lain mengenai seorang siswa yang berprestasi baik. Ini akan
menjadikan motivasi bagi siswa tersebut. Teman-temannya akan
meneladani yang bersangkutan dalam kesungguhan akhlaknya.
h. Berpesan pada keluarga siswa yang bersangkutan
Seorang guru dapat menulis surat dan mengirimkannya lewat
siswa yang bersangkutan. Di dalam surat tersebut, guru
menyebutkan prestasi-prestasi siswa dan memberi pujian padanya.
Hal ini juga bermanfaat dalam memberikan motivasi bagi siswa
tersebut.Temannya-temannyapun akan meneladani yang
bersangkutan dalam kesungguhan dan akhlaknya.45

Penggunaan ucapan dan kata-kata positif mampu mendorong peserta didik


untuk semangat. Karena pujian dan penghargaan mampu menggantikan kata-kata
kritikan. Sehingga guru akan melihat bagaimana perkembangan peserta didik dan
menggembirakan dalam kehidupan anak tersebut. Sehingga mereka merasakan
selalu berada dalam suasana yang sangat menyenangkan.
4. Reward Berupa Sticker Pictured
Menurut Purwanto dalam bukunya “I lmu Pendidikan Teoritis dan Praktis”
reward dapat dibedakan menjadi pujian, penghormatan, hadiah, dan tanda
penghargaan.46 Dalam peneltian ini, reward yang akan diberikan berupa tanda
penghargaan dan hadiah. Tanda penghargaan tersebut akan diberikan dalam
bentuk stiker. Seluruh stiker yang diperoleh siswa akan ditempelkan di papan
prestasi. Pada akhir penelitian ini, bagi siswa yang mengumpulkan stiker paling
banyak akan mendapatkan hadiah berupa peralatan sekolah. Reward stiker
bergambar adalah penghargaan kepada setiap peserta didik yang mampu bersikap
disiplin baik dalam proses pembelajaran maupun di luar pembelajaran dan
mematuhi peraturan yang berlaku di kelas dan di sekolah.
Menurut Severe stiker memberikan umpan balik positif terhadap prestasi

anak sehingga stiker menciptakan rasa keberhasilan internal yang dapat


mengembangkan sikap disiplin dalam diri anak. Stiker tersebut diberikan ketika

45
Rusdiana Hamid, Reward dan Punishment dalam Perpestik Pendidikan Islam, (Ittihad
Jurnalm Kopertis Wilayah XI Kalimantan, 2006). h. 69-71
46
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 2007). h. 186
33

mereka mampu bersikap disiplin baik dalam proses pembelajaran maupun di luar
pembelajaran. Selain itu Severe yang dikutip oleh Sujiono menjelaskan tentang
kelebihan stiker adalah untuk mendorong atau memotivasi anak, mengingat
peraturan dan belajar bertanggung jawab.47
Menurut Putri rahayu dalam jurnalnya menjelaskan bahwa stiker
memberikan umpan balik positif yang segera terhadap prestasi anak
sehingga stiker menciptakan rasa keberhasilan dan motivasi internal yang
dapat mengembangkan rasa percaya diri dalam anak. Kita dapat melihat
semangat dalam mata mereka ketika mendapatkan stiker dengan gambar
muka-muka yang lucu. Selain itu, stiker dapat mendorong anak untuk
bersikap proaktif dan membuat rencana. Stiker meningkatkan jumlah
interaksi positif antara guru dan anak. Alat ini memberi catatan sehingga
guru dapat mengevaluasi kemajuan yang menunjukkan perilaku apa yang
meningkat dan manayang perlu ditingkatkan. Teknik ini mendorong anak
untuk berhasil dan mendapatkan stiker yang sebanyak-banyaknya.48

Dengan demikian mereka akan memahami bahwa dengan menaati


peraturan dengan baik akan mendapatkan ganjaran yang menyenangkan dan
penghargaan yang baik serta memiliki semangat belajar yang tinggi. Sebaliknya
jika ia tidak menaati peraturan dengan baik maka akan mendapatkan ganjaran
yang tidak menyenangkan dan merugikan diri sendiri.
Menurut Emma dan Dyan Hersman dalam bukunya “Guru dan Kelas
Cemerlang” mengatakan bahwa terdapat rencana perbaikan perilaku siswa.
Instruksi: Bekerja sama dengan siswa dan orang tua siswa untuk
menentukan lima macam perilaku yang diharapkan dilakukan oleh siswa.
Contoh-contohnya adalah : duduk tenang di kursi sendiri, berbicara
dengan nada yang sopan, tidak mengganggu teman, menunggu giliran
ketika berbicara. Tiap hari jika siswa berperilaku sesuai dengan apa yang
diharapkan, berikan stiker atau tanda lainnya. Berikan imbalan pada
siswa seminggu sekali sesuai jumlah stiker yang telah didapatkan selama
satu minggu, misalnya:
5 Stiker : Diberi tugas melakukan pekerjaan-pekerjaan khusus
(menghapus papan tulis, memimpin barisan, membantu
tugas-tugas lainnya)

47
Putri Rahayu , Pengaruh Penerapan Reward Terhadap Percaya Diri Anak Kelompok B
di TK Nglanduk 01 Madiuan, Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya. Diunggah pada hari
selasa pukul 15.40
48
Putri Rahayu , Pengaruh Penerapan Reward Terhadap Percaya Diri Anak Kelompok B
di TK Nglanduk 01 Madiuan, Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya. Diunggah pada hari
selasa pukul 15.40
34

10 Stiker : Bebas PR dan tugas-tugas rumah


15 Stiker : Makan siang bersama guru49
Ekspektasi Senin Selasa Rabu Kamis Jumat

Selain itu, terdapat beberapa strategi yang dapat digunakan untuk


mendisiplinkan anak terkait dengan reward, ketika mereka mampu
mengumpulkan stiker terbanyak pada hari tertentu sesuai dengan peraturan yang
telah ditentukan maka stiker tersebut dapat ditukarkan dengan aktifitas atau
penghargaan lainnya. misalnya, menggambarkan atau menerangkan dengan kata-
kata, menggambar, membuat catatan, menggunakan imajinasi, penggunaan kode
warna, menerangkan dengan tulisan, menggunakan gambar, diagram, peta, dan
grafik dan menggunakan kartu flash.
Untuk mendapatkan kelas yang berdisiplin baik dan berpusat pada
pembelajaran perlu melatih siswa-siswinya untuk memenuhi prosedur-prosedur
dan peraturan yang telah ditetapkan oleh guru. Strategi-strategi yang proaktif,
bukan reaktif diperlukan untuk memelihara kelas di mana siswa memahami apa
yang diharapkan gurunya setiap waktu. Selain itu, siswa juga memerlukan
batasan-batasan agar merasa aman berada dalam lingkungannya.
Dengan adanya konsistensi dalam kelas, kepercayaan dan rasa hormat
akan tumbuh. Apabila guru ingin menghargainya, maka guru juga harus
menghargai siswa. Caranya termasuk menentukan ekspektasi atau peraturan-
peraturan dan konsisten dalam penerapannya. Ketika tidak adanya konsistensi di
mana segala sesuatunya berubah-ubah dari hari ke hari menyebabkan siswa tidak
tahu apa yang harus dilakukannya. Kondisi ini dapat menyebabkan suasana

49
Emma s. Mcdonald dan Dyan M. Hersman, Guru dan Kelas Cemerlang: Menghidupkan
dan Meningkatkan Pengajaran di Dalam Kelas, (Jakarta: Indeks, 2011). h. 468.
35

emosional, tidak teratur, dan kadang-kadang kemarahan. Sesuai dengan pendapat


Berk yang dikutip oleh Sujiono dalam bukunya “ Konsep Dasar Pendidikan Anak
Usia Dini” bahwa padausia 0-6 tahun proses pertumbuhan dan perkembangan
anak dalam berbagai aspek sedang mengalami masa yang cepat dalam rentang
perkembangan hidup sebagai manusia.50 Pada masa ini anak akan lebih cepat
menangkap apa yang diberikan sehingga proses pembelajaran sebagai bentuk
perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik yang
dimiliki setiap tahapan perkembangan. Tahapan tumbuh kembang anak memang
sangat menakjubkan.
Managemen kelas yang baik memerlukan waktu dan upaya. Tidak mudah
untuk tetap konsisten dan menerapkan konsistensi sepanjang waktu. Namun tanpa
konsistensi, perilaku siswa akan memburuk dan proses pembelajaran akan
terkendala. Oleh sebab itu pembelajaran efektif yang dilakukan oleh siswa adalah
hasil-hasil pengabdian, persiapan dan rencana guru.
C. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia
1. Pengertian Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia telah ditetapkan sebagai Bahasa Nasional yaitu sejak
peristiwa Sumpah Pemuda dan disahkannya Undang-Undang Dasar 1945. Fungsi
Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional yaitu sebagai lambang kebanggaan
bangsa, lambang identitas bangsa, alat pemersatu dan sebagai alat penghubung
antar daerah.
Bangsa Indonesia dengan berbagai suku bangsa yang budaya dan
bahasanya berbeda, membutuhkan kepercayaan diri yang kuat dan identitas yang
diperlukan oleh sebuah negara. Salah satunya yaitu dengan adanya Bahasa
Indonesia yang diakui sebagai bahasa nasional. Jika tidak ada Bahasa Indonesia,
maka Bangsa Indonesia dengan keanekaragaman suku bangsa akan menghadapi
masalah perpecahan bangsa, terutama masalah komunikasi. Jadi kita sebagai

50
Sujiono dan Yuliani Nuraini, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta:
Indeks 2009). h. 80
36

warga Indonesia harus bangga memiliki Bahasa Indonesia yang sudah berabad-
abad menjadi lingua franca di wilayah Indonesia.51
Bahasa Indonesia merupakan satu-satunya bahasa yang dapat memenuhi
kebutuhan akan bahasa yang seragam dalam pendidikan di Indonesia. Pemakaian
Bahasa Indonesia dalam dunia pendidikan bukan hanya terbatas pada bahasa
pengantar, melainkan pada bahan-bahan ajar juga memakai bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara berfungsi sebagai bahasa penghubung
pada tingkat nasional.
Sebagai bahasa negara bahasa Indonesia juga berfungsi sebagai alat
pengembang kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Tanpa bahasa seperti
ini, pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi akan
mengalami hambatan karena proses pengembangannya akan memerlukan waktu
yang lama dan hasilnya pun tidak akan tersebar secara luas. Bahasa Indonesia
merupakan satu-satunya bahasa di Indonesia yang memenuhi syarat sebagai alat
pengembang kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi karena bahasa
Indonesia telah dikembangkan untuk keperluan tersebut dan bahasa ini dimengerti
oleh sebagain masyarakat Indonesia.
2. Pembelajaran Bahasa Indonesia di MI/SD
Bahasa Indonesia diajarkan pada setiap jenjang sekolah dasar, menengah,
sampai perguruan tinggi. Pengajaran Bahasa Indonesia pada setiap jenjang
pendidikan, diharapkan mengahasilkan siswa-siswa yang terampil menggunakan
Bahasa Indonesia sebagai sarana komunikasi. Terampil berbahasa bermakna
terampil menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dalam Bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang harus diajarkan di
sekolah dasar.
Selain itu, bahasa juga merupakan percakapan alat komunikasi dengan
sesama manusia. Sedangkan Bahasa Indonesia merupakan alat komunikasi yang
menjadi salah satu ciri khas bangsa Indonesia dan digunakan sebagai bahasa
nasional. Hal ini yang merupakan salah satu sebab mengapa Bahasa Indonesia

51
Niknik M. Kuntarto, Cermat dalam Berbahasa Teliti dalam Berpikir, (Jakarta:
Penerbit Mitra Wacana media, 2010). h. 3
37

harus diajarkan pada semua jenjang pendidikan, terutama di SD/MI karena


merupakan dasar dari semua pembelajaran.
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa hakikat belajar bahasa Indonesia
adalah untuk mengetahui konsep-konsep bahasa Indonesia itu sendiri, seperti: tata
bahasa, kosa kata, percakapan, dan cara-cara membaca serta menulis bahasa
Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang fungsi utamanya adalah
sebagai alat komunikasi. Pendidikan bahasa Indonesia adalah membelajarkan
siswa untuk memahami pola hubungan antara tata bahasa dan sastra dengan
kehidupan sehari-hari, khususnya yang berkaitan dengan aplikasi bahasa dan
sastra Indonesia dalam konteks nyata berkomunikasi.
Pembelajaran bahasa indonesia merupakan usaha mengarahkan untuk
siswa pada pencapaian sebuah kompetensi penggunaan bahasa Indonesia yang
baik dan benar sesuai dengan situasi dan kemampuan sastra yang baik.
Selanjutnya, dari kemampuan mengetahui konsep-konsep bahasa Indonesia itu
sendiri, siswa akan memiliki kemampuan dalam menghadapi kesulitan-kesulitan
dan kebutuhan belajar yang dihadapi.
3. Karakteristik Bahasa Indonesia
Karakteristik bahasa Indonesia adalah ciri khas atau sifat pembelajaran
bahasa Indonesia sebagai sebuah ilmu. Adapun karakteristik pembelajaran bahasa
Indonesia adalah bersifat kontekstual, bersifat komunikatif, bersifat sistematis,
menantang siswa untuk memecahkan masalah-masalah nyata, membawa siswa ke
arah pembelajaran yang aktif. dan penyusunan bahan pembelajaran dilakukan oleh
guru sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.
Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan
benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil
karya kesasteraan manusia Indonesia. 52
bahasa Indonesia dari segi fungsinya mempunyai arti yang sangat
majemuk, antara lain: sebagai bahasa persatuan, sebagai bahasa pendidikan,

52
Jauharoti Alfin, Pembelajaran Bahasa Indonesia MI, (Surabaya: AprintA, 2009). h. 12
38

sebagai alat komunikasi resmi, sebagai bahasa sosial, dan sebagai bahasa pertama
bagi sebagian warga negara Indonesia.
4. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia
Menurut Nurhadi yang dikutip oleh Jauharoti Alfin dalam bukunya
Pembelajaran Bahasa Indonesia MI mengemukakan tujuan pembelajaran bahasa
Indonesia adalah untuk53 :
a. Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya
melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan
kesamaan, perbedaan konsistensi dan inkonsistensi.
b. Mengembangkan aktifitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi,
dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil,
rasa ingin tahu, membuat prediksi atau dugaan, serta mencoba-coba.
c. Mengembangkan kemampuan memcahkan masalah
d. Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau
mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan,
catatan grafik, peta, diagram dalam menjelaskan gagasan.
Selain itu terdapat fungsi lainnya yaitu:
a. Siswa menghargai dan mengembangkan bahasa Indonesia sebagai
bahasa persatuan (nasional) dan bahasa Negara.
b. Siswa memahami bahasa Indonesiadari segi bentuk makna, dan fungsi,
serta menggunakan dengan tepat dan kreatif untuk bermacam-macam
tujuan, keperluan dan keadaan
c. Siswa memiliki kemampuan menggunakan bahasa Indonesiauntuk
meningkatkan kemmapuan intelektual, kematangan emosional, dan
kematangan sosial.
d. Siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa (berbicara dan
menulis)
e. Siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk
mengembangkan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan
intelektual manusia Indonesia.
53
Jauharoti Alfin, Pembelajaran Bahasa Indonesia MI, (Surabaya: AprintA, 2009). h. 13
39

5. Ruang Lingkup Pembelajaran Bahasa Indonesia


Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia meliputi:
Ruang lingkup standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia SD dan MI
terdiri dari aspek:
a. Mendengarkan: seperti mendengarkan berita, petunjuk, pengumuman,
perintah, bunyi atau suara, bunyi bahasa, lagu, kaset, pesan, penjelasan,
laporan, ceramah, khotbah, pidato, pembicara narasumber, dialog atau
percakapan, pengumuman serta perintah yang didengar dengan memberikan
respon secara tepat serta mengapresiasi dan berekpresi sastra melalui
kegiatan mendengarkan hasil sastra berupa dongeng, cerita anak-anak, cerita
rakyat, cerita bintang, puisi anak, syair, lagu, pantun dan menonton drama
anak.
b. Berbicara: seperti mengungkapkan gagasan dan perasaan, menyampaikan
sambutan, dialog, pesan, pengalaman, suatu proses, menceritakan diri
sendiri, teman, keluarga, masyarakat, benda, tanaman, binatang,
pengalaman, gambar tunggal, gambar seri, kegiatan sehari-hari, peristiwa,
tokoh kesukaan/ketidaksukaan, kegemaran, peraturan, tata tertib, petunjuk
dan laporan serta apresiasi dan berekspresi sastra melalui melisankan hasil
sastra berupa dongeng, cerita anak-anak, cerita rakyat, cerita binatang, puisi
anak, syair lagu, pantun, dan drama anak.
c. Membaca: seperti membaca huruf, suku kata, kalimat, paragraph, berbagai
teks bacaan, denah, petunjuk, tata tertib, pengumuman, kamus, ensiklopedia
serta mengapresiasi dan berekspresi sastra melalui kegiatan, membaca hasil
sastra berupa dongeng, cerita anak-anak, cerita rakyat, cerita binatang, puisi
anak, syairr lagu, pantun, dan drama anak kompetensi membaca juga
diarahkan menumbuhkan budaya membaca.
d. Menulis: Seperti menulis karangan naratif dan nonnaratif dengan tulisan
rapi dan jelas dengan memperlihatkan tujuan dan ragam pembaca,
pemakaian ejaan dan tanda baca, dan kosa kata yang tepat dengan
menggunakan kalimat tunggal dan kalimat majemuk serta mengapresiasi
dan berekspresi sastra melalui kegiatan menulis hasil sastra berupa cerita
40

dan puisi. Kompetensi menulis juga diarahkan menumbuhkan kebiasaan


menulis.54
6. Kurikulum Pembelajaran Bahasa Indonesia
Pelaksanaan pembelajaran akan berlangsung dengan baik manakala guru
benar-benar memahami kurikulum dan mampu mengembangkan bahan ajar
dengan baik. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam BI dengan baik dan benar,
baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya
kesastraan manusia Indonesia. Standar kompetensi mata pelajaran BI merupakan
kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan
pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra
Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi peserta didik untuk
memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional dan global.55
Berdasarkan Permen Diknas No 23 Tahun 2006 pasal 1 ayat 1, Standar
Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah digunakan
sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik. Standar
Kompetensi Lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi standar
kompetensi lulusan minimal satuan pendidikan dasar dan menengah, standar
kompetensi lulusan minimal kelompok mata pelajaran, dan standar kompetensi
lulusan minimal mata pelajaran.

Tabel 2.1
Standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas
II
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Kelas II Semester 1
Mendengarkan 1.1 Menyebutkan kembali dengan kata-
1. Memahami teks pendek dan puisi kata atau kalimat sendiri isi teks
anak yang dilisankan pendek

54
Ibid., h. 43
55
Ibid., h. 25
41

1.2 Mendeskripsikan isi puisi

Berbicara
2. Mengungkapkan pikiran, 2.1 Bertanya kepada orang lain dengan
perasaan, dan pengalaman secara menggunakan pilihan kata yang
lisan melalui kegiatan bertanya, tepat dan santun berbahasa
bercerita, dan deklamasi. 2.2 Menceritakan kegiatan sehari-hari
dengan bahasa yang mudah
dipahami orang lain
2.3 Mendeklamasikan puisi dengan
ekspresi yang tepat
Membaca
3. Memahami teks pendek dengan 3.1 Menyimpulkan isi teks pendek (10-
membaca lancar dan membaca 15 kalimat)
puisi anak 3.2 Menjelaskan isi puisi anak yang
dibaca
Menulis
4. Menulis permulaan melalui 4.1 Melengkapi cerita sederhana
kegiatan melengkapi cerita dan dengan kata yang tepat
dikte 4.2 Menuliskan kalimat sederhana yang
didiktekan guru dengan
menggunakan huruf tegak
bersambung dan memperhatikan
penggunaan huruf kapital dan
tanda titik
Kelas II, Semester 2

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar


Mendengarkan
5. Memahami pesan pendek dan 5.1 Menyampaikan pesan pendek yang
42

dongeng yang dilisankan didengarnya kepada orang lain


5.2 Menceritakan kembali isi dongeng
yang didengarnya
Berbicara
6. Mengungkapkan secara lisan 6.1 Mendeskripsikan tumbuhan atau
beberapa informasi dengan binatang di sekitar sesuai ciri-
mendeskripsikan benda dan cirinya dengan menggunakan
bercerita kalimat yang mudah dipahami
orang lain
6.2 Menceritakan kembali cerita anak
yang didengarkan dengan
menggunakan kata-kata sendiri
Membaca
7. Memhami ragam wacana tulis 7.1 Membaca nyaring teks (15-20
dengan membaca nyaring dan kalimat) dengan memperhatikan
membaca dalam hati lafal dan intonasi yang tepat
7.2 Menyebutkan isi teks agak panjang
(20-25 kalimat) dengan
memperhatikan lafal dan intonasi
yang tepat
Menulis
8. Menulis permulaan dengan 8.1Mendeskripsikan tumbuhan atau
mendeskripsikan benda di sekitar binatang di sekitar secara
dan menyalin puisi anak sederhana dengan bahasa tulis
8.2 Menyalin puisi anak dengan huruf
tegak bersambung yang rapi
D. Penerapan Reward dalam Pengendalian Disiplin Siswa
1. Pengenalan disiplin di sekolah
Dalam pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas, terdapat berbagai karakter
dan sifat yang unik dari peserta didik. Dengan adanya keberagaman tersebut
kondisi kelas juga beragam, kadang kondusif atau sebaliknya. Oleh karena itu
43

kedisiplinan harus diterapkan di dalam kelas. Skinner berpendapat, pribadi


seseorang terbentuk dari akibat respon terhadap lingkungannya, untuk itu hal yang
paling penting untuk membentuk sebuah kepribadian adalah adanya penghargaan
dan hukuman. Penghargaan akan diberikan untuk respon yang diharapkan
sedangkan hukuman untuk respon yang salah.56 Skinner membedakan adanya dua
macam respon, yaitu: Respondent response (reflexive response), yaitu respom
yang ditimbulkan oleh suatu perangsang-perangsang tertentu. Selanjutnya
Operant response (instrumental response), yaitu respon yang timbul dan
berkembangnya diikuti oleh perangsang-peerangsang tertentu.
Menurut Skinner unsur yang terpenting dalam belajar adalah adanya penguatan
(reinforcement ) dan hukuman (punishment).Penguatan (reinforcement) adalah
konsekuensi yang meningkatkan probabilitas bahwa suatu perilaku akan terjadi.
Sebaliknya, hukuman (punishment) adalah konsekuensi yang menurunkan probabilitas
terjadinya suatu perilaku.57 Ketika siswa berperilaku baik dengan mengikuti aturan
dan tata tertib sekolah maka mereka akan mendapatkan pengaruh yang positif di
dalam kelas. Sebaliknya peserta didik yang tidak mematuhi dan melanggar
peraturan di dalam kelas akan mengganggu pelajaran dan perlu dicatat
(diperhatikan) oleh guru.
Dengan demikian, guru harus menekankan secara berkala terhadap aturan dan
prosedur kelas sehingga tidak membiarkannya secara bebas. Guru juga harus
memiliki konsekuensi baik terhadap perilaku yang positif maupun negatif yang
dilakukan oleh peserta didik, sehingga terdapat peningkatan dan menjadi kondusif
dalam lingkungan pembelajaran.
Sedangkan menurut Glasser yang dikutip oleh Robert Marzano terdapat
beberapa pendekatan yang perlu dilakukan dalam pengimplementasian disiplin
dalam proses pembelajaran di dalam kelas sebagai berikut:
a. Buat daftar-daftar reaksi khas anda terhadap perilaku siswa yang kurang
baik.
b. Analisis daftar itu dan tentukan mana sikap-sikap anda yang efektif dan
tidak efektif.

56
M. Dimyati,. Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Depdikbud, 1989). 50
57
Ibid., h. 54
44

c. Usahakan untuk memperbaiki hubungan anda dengan siswa yang


berperilaku tidak baik.
d. Temui siswa dan tunjukkan perilaku-perilaku tertentu yang perlu
diperbaiki (dibatasi).
e. Pastikan siswa memahami dan dapat menjelaskan perilaku yang
merugikan tersebut.
f. Jika perilaku yang merugikan masih berlanjut, bantulah siswa untuk
mengembangkan suatu rencana yang jelas untuk memperbaikinya, terus
perbaiki rencana tersebut jika diperlukan.
g. Jika perilaku yang merugikan masih terjadi, pisahkan siswa itu dengan
siswa lainnya sampai ia memperbaharui komitmen yang dibuatnya
sendiri.
h. Jika langkah-langkah di atas tidak berhasil, skorsing di dalam sekolah
adalah langkah berikutnya. Siswa itu tetap diminta untuk emmbuat dan
melaksanakan rencana perbaikan.
i. Apabila siswa itu masih tidak terkontrol, panggil orang tua, dan siswa
yang bersangkutan dipulangkan ke rumah pada hari itu.
j. Siswa yang tidak tanggap terhadap langkah-langkah tersebut
dikeluarkan dari sekolah untuk mencari sekolah lain.58

Kedisiplinan harus benar-benar ditanamkan sejak dini di dalam hati siswa,


dari hal yang sederhana menuju yang kompleks. Sehingga kedisiplinan sudah
menjadi kebiasaan dan akhlak yang mulia serta tidak menjadikan siswa terbebani
dalam melaksanakan peraturan-peraturan sekolah. Hal tersebut membutuhkan
strategi agar kedisiplinan menjadi sebuah kebutuhan bagi peserta didik.
Menurut Charles Schaefer menjelaskan bahwa terdapat tiga kriteria yang
harus dipenuhi untuk menanamkan kedisiplinan secara efektif, yaitu:
a. Membuat perubahan dan pertumbuhan anak
b. Memlihara harga diri anak
c. Menjaga hubungan erat anatar orangtua dan anak.
Selain itu, ia juga mengatakan terdapat dua hal yang mampu
membentuk disiplin anak yaitu manajemen anak yang menerangkan
bagaimana cara-cara mempengaruhi anak untuk mengerjakan
memahami duniadengan
sesuatu sesuai luar misalnya, mengembangkan
keinginna kemampuan
orang tua atau yang
menghentikan
59
dimiliki dan menemukan identitas diri yang sebenarnya.
tindakan yang tidak diinginkan. Selanjutnya adalah mengendalikan
anak yang menenrangkan berbagai metode mendidik anak untuk
58
Robert J. Marzeno, Seni dan Ilmu Pengajaran, Sebuah Kerangka Kerja Komprehensif
Untuk Menghasilkan Metode Penjelasan Yang Efektif. (Jakarta: PT Indeks 2013). hal. 161-162
59
Charles Schaefer, Bagaimana Mempengaruhi Anak, Panduan Praktis Bagi Orangtua,
(Jakarta:Dahara Prize, 1989). Cet. Ke-1, h. 12
45

Masalah disiplin dalam dunia pendidikan perlu diperhatikan. Disiplin


anak tidak hanya dilatih dan dikembangkan di sekolah saja. Namun keluarga
memiliki peranan yang sangat besar dalam upaya pembangunan karakter
disiplin. Jika kedisiplinan dilatih dengan baik pada lingkungan keluarga, maka
di sekolah anak mampu menyesuaikan dirinya dengan peraturan-peraturan
sekolah. Selanjutnya kedisiplinan tersebut akan terimplikasi dalam kehidupan
sosial masyarakat yang menjadi landasan dan karakter yang membentuk pola
pribadi seorang anak. Terdapat beberapa strategi dalam menerapkan disiplin di
dalam kelas diantaranya:
a. Menggunakan penghargaan (pengakuan) tangibel (nyata) di saat yang
tepat. Pengakuan nyata adalah istilah umum yang menggambarkan
bentuk pengakuan konkret terhadap ketaatan siswa kepada aturan-
aturan dari prosedur.
b. Melibatkan keluarga dalam penghargaan terhadap perilaku siswa yang
positif. Penghargaan terhadap perilaku baik dapat meluas ke luar kelas.
Siswa melihat guru atau sekolah yang menghubungi keluarga di rumah
berkaitan dengan perilaku baik yang mereka lakukan sebagai satu
penghargaan yang bernilai tinggi. Misalnya dengan panggilan telepon
ke rumah, Email, atau surat ke rumah dan sertifikat baik.
c. Mendesain rencana yang menyeluruh dalam menyelesaikan masalah-
masalah kedisiplinan. Guru seharusnya menggarisbawahi perlunya
langkah-langkah rencana yang menyeluruh untuk menyelesaikan
konflik-konflik dengan siswa dan memperbaiki perilaku disiplin
d. Menggunakan serangkaian tindakan secara bertahap. Saat suatu
masalah telah dapat diketahui, guru berrtindak dengan cara tertentu
untuk mencari tahu dan menyelesaikan masalah perilaku tersebut
sesegera mungkin. Perilaku bertahap meliputi melihat siswa yang
dicurigai, bergerak ke arah siswa, dan mengehntikan pelajaran untuk
mengatasi perilaku tersebut.60

Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pihak sekolah


terutama guru memiliki peranan yang penting dalam mendisiplinkan siswanya.
Disiplin ditegakkan dan dibina secara bersama-sama antara sekolah, guru,
karyawan, dan lingkungan keluarga. Dan dalam pelaksanaanya membutuhkan
konsistensi dan berkesinambungan sehingga disiplin menjadi sebuah karakter

60
Opcit., h. 155
46

yang terinternalisaasi dengan baik bagi peserta didik. Sehingga tujuan yang
diharapkan dapat tercapai secara optimal.
2. Pengenalan hukuman di sekolah
Hukumun merupakan sebuah konsekuensi terhadap pelanggaran-
pelanggaran yang telah dilakukan oleh peserta didik. Namun hukuman yang
diberikan harus harus sesuai dengan tingkat penyimpangan yang telah dilakukan.
Pemberian hukuman tersebut hendaknya tidak berbentuk hukuman fisik dan
menghindari pemaksaan serta kekerasan karena dapat menimbulkan dampak yang
negatif dan mengganggu kondisi psikologis peserta didik. Sebagaimana pendapat
dari Prof. Gunning, Kohnstamm, dan Scheler yang dikutip oleh Ngalim Purwanto
menjelaskan hukuman adalah “hukuman itu tiada lain daripada pengasahan kata
hati, atau membangkitkan kata hati”.61
Lebih lanjut, peserta didik yang tidak menghiraukan teguran dan nasehat
dari gurunya ketika melakukan pelanggaran, sehingga kenakalannya mengganggu
teman-teman lainnya dan sedikitpun tidak menghiraukan apa yang telah
disampaikan oleh guru. Anak yang nakal di sekolah berhubungan dengan
perlakuan orang tua di rumah, seperti anak yang sering diperlakukan orang tuanya
dengan kasar sehingga berdampak kepada anaknya dan bersikap kasar terhadap
teman-temannya, bahkan bisa kepada gurunya.
Berbeda dengan reward, punishment diberikan ketika siswa tidak tertib dan
melakukan pelanggaran terhadap aturan-aturan sekolah. Sehingga dampak dari
punishment sendiri yakni penderitaan yang tidak menyenangkan. Punishment
yang diberikan juga harus bersifat mendidik dan memiliki nilai-nilai yang
senantiasa diliputi dengan kasih sayang. Menurut Ngalim Purwanto dalam
bukunya yang berjudul Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis menjelaskan bahwa
hukuman merupakan alat pendidikan yang merupakan jawaban atas pelanggaran,
sedikit-banyaknya selalu bersifat tidak menyenangkan dan selalu bertujuan ke

61
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 2007). h. 193.
47

arah perbaikan serta hukuman itu hendaklah diberikan untuk kepentingan anak itu
sendiri.62
Hukuman yang guru berikan bertujuan untuk menunjukkan kesalahan siswa
sehingga siswa memiliki kesadaran akan kesalahannya dan mampu memperbaiki
kesalahan tersebut dengan tidak mengulangi kembali perbuatannya. Hukuman
memiliki fungsi untuk mendidik. Jika suatu peraturan baik di sekolah maupun di
rumah memiliki kesamaan, maka anak akan mampu memahami dan mengerti
akan belajar konsep moral. Namun sebaliknya jika peraturan sekolah tersebut
berbeda dengan peraturan di rumah, maka pemahaman konsep moral akan terjadi
penghambatan.
Jadi, hukuman perlu diberikan kepada siswa yang tidak tertib dan tidak
disiplin dalam melaksanakan tugas atau aturan yang telah ditetapkan oleh sekolah.
Hal tersebut bertujuan agar siswa bertanggung jawab atas perbatan yang telah
dilakukan. Sehingga mereka berusaha untuk tidak mengulangi kembali kesalahan-
kesalahan lainnya.
Selain itu menurut Hurlock, pokok-pokok hukuman yang baik yaitu:
a. Hukuman harus disesuaikan dengan pelanggaran dan harus mengikuti
pelanggaran sedini mungkin sehingga anak akan mengasosiasikan
keduanya. Bila seorang anak membuang makanan ke lantai karena
sedang marah-marah, anak itu harus langsung membersihkannya.
b. Hukuman yang diberikan harus konsisten sehingga anak itu
mengetahui bahwa kapan saja suatu peraturan dilanggar, hukuman itu
tidak dapat digambarkan.
c. Apapun bentuk hukuman yang diberikan, sifatnya yang impersonal
sehingga anak itu tidak akan menginterpretasikannya sebagai
“kejahatan” si pemberi hukuman.
d. Hukuman harus konstruktif sehingga memberi motivasi untuk yang
disetujui secara sosial di masa mendatang.
e. Suatu penjelasan mengenai alasan mengenai hukuman diberikan harus
menyertai hukuman agar anak itu akan melihatnya sebagai adil dan
benar.
f. Hukuman harus mengarah ke pembentukan hati nurani untuk
menjamin pengendalian perilaku dari dalam di masa mendatang.
g. Hukuman tidak boleh membuat anak merasa terhina atau
menimbulkan rasa permusuhan.63
62
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 2007). h. 186
63
Elizabeth Hurlock, Perkembangan Anak, jilid 2,(Jakarta: Erlangga, 1978), h. 89
48

Sedangkan syarat-syarat hukuman pedagogis menurut Ngalim Purwanto


antara lain ialah:
a) Tiap-tiap hukuman hendaklah dapat dipertanggungjawabkan.
b) Hukuman itu sedapat-dapatnya bersifat memperbaiki.
c) Hukuman tidak boleh bersifat ancaman atau pembalasan dendam yang
bersifat perorangan.
d) Jangan menghukum pada waktu kita sedang marah
e) Tiap-tiap hukuman harus diberikan dengan sadar dan sudah
diperhitungkan atau dipertimbangkan terlebih dahulu
f) Bagi si terhukum (anak), hukuman itu hendaklah dapat dirasakannya
sendiri sebagai kedukaan atau penderitaan yang sebenarnya.
g) Jangan melakukan hukuman badan sebab pada hakikatnya hukuman badan
itu dilarang oleh negara, tidak sesuai dengan perikemanusiaan, dan
merupakan penganiayaan terhadap makhluk.
h) Hukuman tidak boleh merusakkan huungan baik antara si pendidik dan
anak didiknya.
i) Perlu adanya kesanggupan memberi maaf dari si pendidik, sesudah
menjatuhkan hukuman dan setelah anak itu menginsafi kesalahannya.64

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa reward dan punishment


dapat digunakan sebagai alat pengawas dan pengontrol terhadap sikap
kedisiplinan dalam proses pembelajaran. Sehingga akhirnya siswa mulai terbiasa,
menjadi anak yang santun, disiplin, berlaku tertib dan mampu beradaptasi dengan
lingkungan sekitarnya dengan baik.
Guru dan orang tua harus mengetahui kapan dan bagaimana hukuman itu
diberikan. Apakah hukuman itu sudah sesuai dengan tahap perkembangan
psokologi anak atau belum, apakah anak mengetahui mengapa hukuman itu
diberikan, sehingga suatu saat nanti mereka menyadari bahwa hukuman yang
mereka terima disebabkan oleh perbuatan mereka sendiri. Hukuman yang
diberikan harus bersifat mendidik, menghalangi, dan memberi motivasi mereka.
didik, Seseorang
namun hukuman tersebut tidak
yang memiliki berhubungan
disiplin dengan
yang baik badan.
adalah yangHukuman
mampu
badan hanya akan
menggunakan berdampak
hukuman sesuaisementara dan menjadikan
dengan pelanggaran yang peserta didik
dilakukan tidak
oleh jera
peserta
sehingga terjadi peningkatan immoralitas. Oleh karena itu disiplin harus dilakukan

64
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 2007). h. 192
49

dengan konsisten, sehingga anak mengatahui apa yang akan dilakukannya dan
siapa yang harus dipatuhinya.
E. Hasil Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian tentang pemberian reward yang diterapkan dalam upaya
peningkatan sikap disiplin belajar siswa diantaranya:

1. Putri Rahayu ( 2012), Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya, yang


berjudul “Pengaruh Penerapan Reward Terhadap Percaya Diri Anak Kelompk B 1
di TK Nglanduk 01 Madiun” penelitian ini dilakukan di TK Nglanduk 01 Madiun
Metode penelitian yang digunakan adalah memberikan treatment baseline dan
eksperimen. Reward yang diberikan adalah stiker dengan cara ditempelkan pada
papan bertujuan memotivasi anak untuk meningkatkan rasa percayadirinya.
Dalam penelitian ini subyek terdiri dari 22 anak kelompok B di TK Nglanduk 01
Madiun. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan percaya diri pada kelompok
eksperimen. Nilai uji statistik dari perhitungan t-tabel Wilcoxon Matched Pairs
diperoleh T hitung = 0 dan T table = 66, karena T hitung ≤ T table (0 < 66) maka
Hoditolak dan Ha diterima. Dapat disimpulkan bahwa reward stiker memiliki
pengaruh terhadap peningkatan percaya dirianak kelompok B di TK Nglanduk 01
Madiun.
2. Novi Susanti (2013), Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, yang berjudul “ Dampak Reward Star Melalui Chekklist
Reflektif Terhadap Sikap Kedisiplan Siswa Kel as 1 SD”. Penelitian ini dilakukan
di SD Hikari Desa Karanggan Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatang. Metode
penelitian yang digunakan adalah ekperimen bentuk pre-eksperimental designs
(One- Shot Case Study). Dengan siswa yang berjumlah 32 siswa, subjek penelitian
diberikan treatment atau perlakuan berupa reward dengan “Star” serta
penggunaan cheklist reflektif selama 21 hari, kemudian diobservasi
kedisiplinanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan pemberian reward
berupa star melalui cheklist reflektif berdampak positif pada sikap kedisiplinan
siswa . Hal ini dapat terlihat dari menurunnya presentase kategori “buruk” hampir
pada semua indikator kedisiplinan.
50

3. Dwi Hastuti Pungkasari (2014), Mahasiswa Universitas Islam Negeri


Sunan Kalijaga Yogyakarta, yang berjudul “Konsep Reward and Punishment
dalam Teori Pembelajaran Behavioristik dan Relevansinya dengan Pendidikan
Islam. Penelitian yang dilakukan berdasarkan banyaknya kasus penyalahgunaan
metode hukuman dan ganjaran dalam dunia pendidikan. Model penelitian yang
dilakukan adalah library research dengan metode deskriptif analitik dengan
pendekatan psikologis paedogodis. Hasil penelitian yang dilakukan adanya
hubungan yang relevan antara konsep reward dan punishment dalam teori
pembelajaran behavioristik dengan konsep hukuman dan ganjaran dalam
pendidikan islam. Hukuman dan ganjaran diberikan sebagai konsekuensi untuk
pembinaan umat serta merupakan saran untuk mencapai tujuan pendidikan. Selain
itu ada relevansinya antara teori pembelajaran behavioristik dengan penerapannya
dalam pendiidkan islam sesuai dengan ayat-ayat dan hadis-hadis yang sesuai.
Sedangkan perbedaan penelitian penulis dengan skripsi di atas adalah
pemberian penghargaan atau reward dengan menggunakan stiker bergambar
dengan tujuan agar mampu menanamkan dan meningkatkan sikap disiplin
belajarnya bagi peserta didik di kelas II SDN Pisangan 03 Legoso Ciputat Timur.
Reward tersebut akan diberikan kepada peserta didik yang paling disiplin dari
awal pembelajaran hingga akhir pembelajaran. Alat yang digunakan untuk
mengukur kedisiplinan mereka adalah anecdotal record dan ceklist disiplin
belajar siswa. Metode penelitian yang dilakukan yakni dengan menggunakan
penelitian tindakan kelas.
E. Kerangka Berpikir
Dalam dunia pendidikan, peraturan merupakan salah satu peranan yang
terpenting demi tercapainya tujuan yang diharapkan. Lembaga pendidikan baik
formal maupun informal memiliki tatanan, aturan dan tata tertib yang dapat
meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan. Sekolah harus memiliki rumusan
strategi untuk mencapai tujuan pendidikan, baik dari tujuan intruksional
(pengajaran), institusional (kelembagaan), maupun tujuan kurikuler (bidang
studi). Tujuan-tujuan tersebut akan berjalan sesuai dengan perencanaan dan
terarah dengan baik jika memiliki sikap disiplin. Disiplin merupakan faktor yang
51

paling penting dan perlu dibina dan dikembangkan dari seluruh lapisan
masyarakat. Oleh karena itu, sekolah yang menerapkan dan membudayakan sikap
disiplin akan terlihat dari outputnya yang bermutu.
Keteladanan yang baik dari seluruh tenaga pendidik dan lingkungan
sekolah akan berdampak pada karakter peserta didik. Seluruh staf dan kordinator
pendidikan di sekolah harus memiliki sikap kedisiplinan sehingga mampu dilihat,
dirasakan, dan dipraktekkan oleh peserta didik. Dengan demikian, peserta didik
akan terbentuk karakter yang baik dikarenakan adanya pembiasaan. Namun dalam
proses pembelajaran sikap disiplin belajar peserta didik masih kurang. Oleh
karena itu, membutuhkan strategi yang mampu memberikan dampak terhadap
sikap disiplin belajar peserta didik. reward stiker bergambar merupakan salah satu
teknik yang dapat digunakan untuk mendisiplinkan belajar peserta didik.
Reward stiker bergambar diberikan jika mereka mampu menunjukkan
sikap disiplin belajar mereka. Pemberian reward stiker bergambar ini dilakukan
oleh guru ketika peserta didik mampu menunjukkan sikap disiplin dan tertib
dalam kegiatan belajar mengajar. Ketika reward tersebut diberikan diberikan
kepada siswa yang paling disiplin dan tertib, maka hal tersebut memicu motivasi
dan semangat bagi siswa lainnya agar lebih baik dari sebelumnya. Pemberian
reward tersebut diharapkan memberikan pengaruh secara psikologis terhadap
tingkah laku siswa untuk mempertahankan prestasi yang dilakukannya dan
merasakan manfaat dari sikap disiplin tersebut. Pemberian reward bersifat
menyenangkan sedangkan punishment merupakan alat pendidikan yang bersifat
tidak menyenangkan.
Selanjutnya, reward stiker bergambar dapat dijadikan sebagai alat
pendidikan yang mampu memberikan dampak positif bagi peserta didik terutama
dalam sikap disiplin belajar. Jika disiplin sudah tertanam dalam diri peserta didik,
maka mereka akan mendapatkan kehidupan yang lebih tertata untuk masa
depannya. Selain itu, jika peserta didik memiliki sikap disiplin yang konsisten
sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku maka prestasi akademik dan
nonakademik akan meningkat dan mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan.
52

Sedangkan punishment diberikan sebagai akibat dari pelanggaran, atau


kesalahan yang dilakukan anak didik. Pemberian punishment pun harus tepat
sehingga siswa merasa jera dan berusaha untuk tidak mengulanginya lagi.
Pemberian punishment harus bermuatan nilai-nilai pendidikan yang senantiasa
diliputi dengan kasih sayang dan bertujuan mulia. Yakni mampu meluruskan
sikap dan perilaku anak didik yang keliru ke arah yang berbudi. Oleh karena itu
punishment yang diberikan tidak dalam bentuk fisik yang akan menimbulkan rasa
benci dan dendam kepada anak didik.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Pisangan 03 Legoso Ciputat Timur


Tangerang Selatan. Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas II B pada
tahun ajaran 2014-2015. Di bawah ini merupakan data sekolah sebagai berikut:
Nama Sekolah : SDN Pisangan 03 Legoso Ciputat Timur
Alamat : Jl. Legoso Raya, No. 66. Pisangan, Ciputat Timur
Kepala Sekolah : Hj. Etty Norhayati, S.Pd. SD.
Adapun waktu yang dibutuhkan untuk penelitian ini adalah satu bulan. Yaitu
minggu ke empat bulan April sampai minggu ke tiga bulan Mei. Penelitian ini
dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015. Jadwal Penelitian
yang dilaksanakan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penelitian
Kegiatan Feb Mar Apr Mei Jun
Persiapan dan perencanaan 
Observasi 
Kegiatan Penelitian  
Analisis Data  
Laporan Penelitian  
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian tindakan
kelas adalah rangkaian tindakan riset yang dilakukan secara terencana.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah proses pengkajian masalah di dalam
kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut
dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi yang

53
54

nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut. 65 Penelitian


ini merefleksi suatu rencana pembelajaran terhadap kinerja guru di dalam
kelas. Penelitian ini menggunakan model PTK Kemmis dan Mc Taggart yang
setiap siklusnya terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, tindakan,
pengamatan dan refleksi.66 Pembagian siklus didasarkan pada materi yang akan
dilakasanakan.
Menurut Rusmandi Hermawan dalam bukunya Metode penelitian
Pendidikan SD menyatakan bahwa PTK sebagai bentuk penelitian yang
bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat
memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas
secara lebih profesional.67 Secara garis besar prosedur penelitian tindakan kelas
mencakup empat tahap yaitu: perencanaan (planning), tindakan (acting),
pengematan (observing), dan refleksi (reflecting). Berikut deskripsi dari empat
tahapan PTK:
1. Perencanaan (Planning)
Dalam tahap ini peneliti melakukan observasi terhadap sikap disiplin
belajar peserta didik untuk mengetahui berbagai kendala yang dihadapi dalam
proses pembelajaran terutama sikap disiplin siswa. Kemudian peneliti
mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang terjadi. Selanjutnya peneliti
merencanakan tindakan apa yang tepat diberikan pada subjek penelitian.
Kegiatan dalam tahap perencanaan antara lain membuat kisi-kisi intrumen
penelitian, indikator sikap kedisplinan dalam proses pembelajaran, menyusun
lembar observasi anecdotal record. dan menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).
2. Tindakan (acting)
Tahap ini merupakan kegiatan inti pada penelitian. Peneliti melaksanakan
tindakan pembelajaran dengan menerapkan pemberian reward pada setiap

65
Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Prenada Media Group, 2011). h. 44
66
Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan Tindakan Kelas, Implementasi dan
Pengembangannya, (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2013). h. 7
67
Ruswandi Hermawan, Metode Penelitian Pendidikan SD, (Bandung: UPI PRESS,
2007). h. 79.
55

siklus sekaligus mengobservasi sikap disiplin belajar siswa sesuai dengan


indikator yang telah ditentukan.
3. Pengamatan (observing)
Pengamatan dilakukan bersama dengan pelaksanaan tindakan agar
memperoleh data yang jelas untuk perbaikan pada siklus berikutnya. Pada
tahap ini peneliti bekerja sama dengan guru kelas sebagai observer. Guru
kelas melakukan pengamatan dan mendokumentasikan semua indikator
selama proses penelitian.
4. Refleksi (reflecting)
Tahap terakhir ini merupakan kegiatan untuk mengumukan kembali apa
yang sudah dilakukan. Hasil yang di peroleh dikumpulkan dan dianalisis
bersama peneliti sehingga dapat diketahui apakah sudah mencapai indikator
keberhasilan yang diharapkan atau masih perlu dilakukan perbaikan. Dalam
suatu penelitian diperlukan suatu rencana atau desain yaiti suatu cara
mengumpulkan data dan menganalisa data agar suatu penelitian menjadi jelas
dan dapat dilaksanakan secara praktis serta sesuai dengan tujuan penelitian.
Adapun mengenai tahapan penelitian terdapat dalam grafik tahapan
enelitian di bawah ini:
permasalahan Perencanaan Pelaksanaan
Tindakan 1 Tindakan 1

Refleksi 1
pengamatan/
Permasalahan Baru Pengumpulan data
dan hasil refleksi 1 1

Perencanaan Pelaksanaan
tindakan II tindakan II

Refleksi II Pengamatan/
Pengumpulan data II

Permasalahan Telah terlihat peningkatan dan data jenuh, sehingga


sudah tidak dilanjutkan ke siklus selanjutnya
terselesaikan
56

Gambar 3.1 Tahapan-tahapan Penelitian Tindakan Kelas68


C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas II SDN Pisangan 03
Legoso Ciputat Timur. Jumlah siswa di kelas ini adalah yang terdiri dari 10
putra dan 20 putri. Guru kelas terlibat dalam penelitian ini sebagai pengamat
jalannya penelitian (observer) dan kolabolator.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Peran peneliti adalah perencana dan pelaksanaan tindakan serta pengamat.
Peneliti membuat perencanaan kegiatan, melaksanakan, mengamati,
mengumpulkan data, menganalisa data, dan melaporkan hasil penelitian.
Dalam melakukan pengamatan, peneliti dibantu oleh guru kelas dalam proses
pembelajaran yang sedang berlangsung.
E. Tahap Intervensi
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk melihat apakah reward stiker
bergambar mampu meningkatkan disiplin belajar siswa kelas II SD. Prosedur
penelitian ini berlangsung dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari tahap
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Tahap penelitian ini
dimulai dari tahap pra penelitian yang akan dilanjutkan dengan siklus I,
penelitian ini akan dilanjutkan pada siklus II dan seterusnya jika diteruskan,
Berikut ini deskripsi mengenai tahapan-tahapan dalam penelitian.
1. Tahap Pra Penelitian
a. Observasi sikap disiplin belajar siswa dalam proses pembelajaran pada
kelas II SDN Pisangan 03 Legoso Ciputat Timur.
b. Wawancara terhadap guru kelas untuk mengetahui sikap disiplin belajar
dalam proses pembelajaran di kelas II SDN 03 Pisangan Legoso Ciputat
Timur
2. Tahap Penelitian Siklus 1
a. Tahap Perencanaan

68
Suharmisi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2010), h. 74.
57

Mempersiapkan RPP dan instrumen-instrumen penelitian anecdotal


record, lembar observasi sikap disiplin belajar siswa, pedoman wawancara
dan alat dokumentasi.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Mempersiapkan instrumen indikator kedisiplinan siswa
2) Mempersiapkan reward stiker bergambar dan nomer absen peserta
didik Menjelaskan pentingnya disiplin belajar di kelas dan kriteria
mendapatkan reward stiker bergambar
3) Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan pemberian reward
4) Pembelajaran pada siklus ini terdiri dari 3 pertemuan dan pertemuan
keempat digunakan untuk melihat hasil dari siklus 1 terhadap observasi
sikap disiplin belajarnya.
5) Peneliti mengobservasi setiap siswa dengan menggunakan anecdotal
record dan melihat apakah semua siswa atau sebagiannya sudah
mencapai indikator kedisiplinan yang telah ditentukan.
6) Peneliti mencatat hal-hal penting yang terjadi di kelas dan membuat
dokumentasi
7) Ketika proses pembelajaran berlangsung, peneliti mengamati siswa
yang melanggar peraturan kelas dan akan mendapatkan punishment dari
gurunya.
8) Penilaian akhir siklus I
9) Pemberian reward kepada siswa yang mendapat poin tertinggi dari
sikap disiplin belajarnya.
c. Tahap Pelaksanaan
1) Peneliti melakukan pengamatan terhadap kegiatan siswa berdasarkan
lembar observasi siswa
2) Observasi perilaku disiplin belajar peserta didik kelas II SDN III
Pisangan
3) Peneliti mengumpulkan data hasil observasi untuk dianalisa
d. Tahap Refleksi
58

Identifikasi kelebihan dan kekurangan hasil pengamatan dan menganalisa


seluruh program dari perencanaan tindakan
3. Tahap Penelitian Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Mempersiapkan RPP dan instrumen-instrumen penelitian, lembar
observasi aktifitas belajar siswa, pedoman wawancara dan alat
dokumentasi.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Mempersiapkan instrumen indikator kedisiplinan siswa
2) Mempersiapkan reward stiker bergambar dan nomer absen peserta
didik. Menjelaskan pentingnya disiplin belajar di kelas dan kriteria
mendapatkan reward stiker bergambar
3) Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan pemberian reward
4) Pembelajaran pada siklus ini terdiri dari 3 pertemuan dan pertemuan
keempat digunakan untuk melihat hasil dari siklus 1 terhadap observasi
sikap disiplin belajarnya.
5) Peneliti mengobservasi setiap siswa dengan menggunakan anecdotal
record dan melihat apakah semua siswa atau sebagiannya sudah
mencapai indikator kedisiplinan yang telah ditentukan.
6) Peneliti mencatat hal-hal penting yang terjadi di kelas dan membuat
dokumentasi
7) Ketika proses pembelajaran berlangsung, peneliti mengamati siswa
yang melanggar peraturan kelas dan akan mendapatkan punishment dari
gurunya.
8) Penilaian akhir siklus II
9) Pemberian reward kepada siswa yang mendapat poin tertinggi dari
sikap disiplin belajarnya.
c. Tahap Pelaksanaan
1) Peneliti melakukan pengamatan terhadap kegiatan siswa berdasarkan
lembar observasi siswa
59

2) Observasi perilaku disiplin belajar peserta didik kelas II SDN III


Pisangan.
3) Peneliti mengumpulkan data hasil observasi untuk dianalisa
d. Tahap Refleksi
1) Identifikasi kelebihan dan kekurangan hasil pengamatan dan
menganalisa seluruh program dari perencanaan tindakan
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Hasil intervensi yang diharapkan sesuai dengan tujuan dalam penelitian
ini, mendeskripsikan bagaimana meningkatkan disiplin belajar siswa dengan
menggunakan reward stiker bergambar. Hasil tindakan yang diharapkan yaitu:
1. Rata-rata hasil skor dari disiplin belajar siswa dalam pembelajaran pada
tiap siklus mencapai 75%
2. Dengan menggunakan reward stiker bergambar pada proses pembelajaran,
Sikap disiplin belajar siswa mampu mencapai 70%- 80% dengan
kategori baik.
Jika kedua indikator tersebut telah tercapai maka penelitian tindakan ini
berhasil dan tindakan penelitian dihentikan. Sebaliknya, jika salah satu atau
kedua indikator keberhasilan kinerja belum terpenuhi, maka tindakan
penelitian ini harus dilanjutkan ke sikus berikutnya, dan disertai adanya
perbaikan-perbaikan dari siklus sebelumnya.
G. Data dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kualitatif dan data
kuantitatif:
1. Data kualitatif : Data yang diambil dari hasil lembar observasi aktifitas
siswa, pedoman wawancara guru, catatan lapangan, dan dokumentasi.
2. Data kuantitatif : hasil total poin reward yang diperoleh oleh siswa melalui
jumlah reward stiker bergambar.
H. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas
ini yaitu:
1. Instrumen Pembelajaran
60

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


Rencana pelaksanaan pembelajaran dibuat tiap siklus pembelajaran, RPP
ini memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi
pembelajaran, metode pembelajaran dan langkah-langkah kegiatan
pembelajaran.
b. Bahar Ajar (LKS)
Bahan ajar LKS ini memuat masalah-masalah yang harus diisi oleh siswa.
2. Instrumen Non Tes
a. Lembar observasi
Lembar observasi berupa daftar isi yang berisi indikator kedisiplinan yang
harus dicapai selama proses pembelajaran berlangsung di kelas. Observasi
ini berlangsung di kelas. Observasi ini digunakan untuk mengamati perilaku
disiplin belajar siswa dengan menggunakan rewad sticker pictured dan
observasi aktifitas guru dan siswa yang terjadi selama proses pembelajaran.
b. Pedoman wawancara
Wawancara dilakukan terhadap guru kelas. Wawancara terhadap guru
sebelum siklus bertujuan untuk memperoleh data mengenai kendala yang
terjadi saat pembelajaran dan mengetahui sikap disiplin belajar siswa.
Sementara wawancara terhadap guru setelah siklus dilaksanakan bertujuan
untuk memperoleh data mengenai pendapat atau pandangan terhadap
pemberian reward untuk meningkatkan semangat dan motivasi serta disiplin
belajarnya.
c. Metode dokumentasi
Dokumentasi yang dimaksud adalah data atau arsip yang berhubungan
dengan penelitian serta foto-foto yang diambil pada saat kegiatan
pembelajaran berlangsung.
I. Teknik Pengumpulan Data
Sugiono dalam bukunya Metode Penelitian Pendidikan menjelaskan
bahwa “ pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai
61

sumber, dan berbagai cara”.69 Sedangkan subyek penelitian ini adalah kelas II
SD, maka setting dan caranyapun dapat dimodifikasi karena pemahaman dan
tingkat intelektual peserta didik belum pada tahap yang tinggi.
Oleh karena itu, penelitian ini memilih teknik pengumpul data triangulasi,
yaitu teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai
teknik pengumpul data dan sumber data yang telah ada. Adapun teknik
pengumpulan data adalah sebagai berikut:
1. Observasi, Anecdotal record
Observasi yang digunakan oleh peneliti menggunakan observasi
jenis partisipatif, yakni peneliti terlibat secara langsung dalam kegiatan
sehari-hari. Peneliti di sini sebagai guru dan pengarah atas aturan yang telah
ditetapkan dan juga sebagai pengontrol dari aturan-aturan yang berlaku
tersebut serta observer. Instrumen yang digunakan dalam observasi ini
adalah anecdotal record yang digunakan untuk mengetahui aktifitas dan
sikap peserta didik dalam kedisiplinananya. Anecdotal record atau catatan
anekdot adalah alat observasi untuk mencatat kejadian yang sifatnya luar
biasa sehingga dianggap penting.70
2. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan bagian dari instrumen yang digunakan dalam
penelitian. Karena yang diteliti adalah sikap disiplin belajar siswa maka
alangkah baiknya jika perubahan sikap itu dapat didokumentasikan sehingga
data yang diperoleh memililiki bukti yang real. Berupa foto, dan gambar
kegiatan pembelajaran serta dokumen-dokumen yang digunakan selama
proses penelitian. Hasil yang diharapkan oleh peneliti adalah meningkatnya
kesadaran peserta didik akan kedisiplinan dalam belajar. Selain itu,
perubahan sikap tersebut dilakukan oleh siswa dengan senang hati tanpa
adanya pemaksaan dan kekerasan sehingga mereka mampu mengikuti
semua peraturan yang telah diberikan.
3. Checklist
69
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2007), h 193
70
Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Prenada Media Group, 2011), h. 92
62

Pengukuran sikap disiplin belajar peserta didik dengan menggunakan


daftar checklist. Setiap indikator di beri bobot 1 dengan jawaban ya artinya
siswa tersebut bersikap disiplin, sedangkan 0 adalah bobot paling rendah
dengan jawaban tidak artinya siswa tersebut kurang disiplin. lembar cheklist
ini diisi oleh observer dan guru yang mengajar di kelas. Sedangkan skala
pengukuran yang dipakai dalam penelitian ini adalah skala Guttman, yaitu
skala pengukuran yang ingin mengatahui hasil secara tegas atau jawaban
yang jujur. Skala Guttman selain dibuat dalam bentuk pilihan ganda, juga
dapat dibuat dalam bentuk checklist, jawaban dapat dibuat skor 1 tertinggi
dan 0 terendah. Misalnya 1 untuk disiplin dan 0 untuk tidak disiplin.71
Skala pengukuran hanya menggunakan dua jawaban yaitu tanda
checklist jika peserta didik mengikuti peraturan atau bersikap disiplin. Dan
tanda silang jika peserta didik tidak mengikuti peraturan atau tidak bersikap
disiplin. Cheklist ini diisi oleh observer dan dibantu oleh guru kelas ketika
proses pembelajaran berlangsung. Indikator tersebut disusun berdasarkan
aspek kedisiplinan yang diteliti dari teori Slameto tentang disiplin belajar.
Aspek kedisiplinan tersebut adalah, 1. Keaktifan, kepatuhan, dan ketaatan
dalam masuk sekolah, 2. Membiasakan diri untuk datang tepat waktu ke
sekolah, 3. Mengikuti pelajaran di sekolah dengan aktif, teratur, dan tertib
sesuai ketentuan untuk mencapai tujuan belajar, 4. Mentaati tata tertib
sekolah dengan penuh kesadaran. Adapun kisi-kisinya diantaranya:
Tabel 3.2
Pemetaan Indikator Disiplin ke dalam Kisi-kisi
No Aspek Sikap Indikator Sikap Disiplin Belajar
Kedisiplinan
1. Keaktifan, kepatuhan, 1. Masuk sekolah tidak terlambat
dan ketaatan dalam 2. Membiasakan diri untuk datang tepat waktu
masuk sekolah di sekolah
3. Bersemangat untuk selalu masuk sekolah

71
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2007), h. 139
63

4. Masuk kelas tepat waktu setelah istirahat


5. Istirahat pada waktunya
2. Disiplin dalam 1. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
mengerjakan tugas 2. Menyelesaikan tugas-tugas tepat waktu
3. Mengumpulkan PR tepat waktu
4. Membantu teman yang kesulitan, jika
pekerjaan diri telah selesai
5. Kemandirian mengerjakan tugas atau
ulangan
3. Mengikuti pelajaran di 1. Duduk tenang di tempat masing-masing
sekolah dengan aktif, 2. Tidak menggunakan waktu belajar untuk
teratur, dan tertib sesuai bermain-main
ketentuan untuk 3. Mendengarkan penjelasan guru dengan baik
mencapai tujuan belajar 4. Tidak menggunakan jam belajar untuk
mengobrol di luar topik pembelajaran
5. Merespon umpan balik dari guru
4. Mentaati tata tertib 1. Menjaga kebersihan ruang kelas dan
sekolah dengan penuh lingkungan sekolah
kesadaran 2. Melaksanakan piket kelas sesuai jadwal
3. Berkata baik dan sopan pada setiap pelajaran
4. Kelengkapan membawa alat tulis dan buku
pelajaran
5. Berpakaian rapi dan sopan

4. Wawancara
Wawancara atau interview dilakukan kepada guru kelas untuk
mengetahui sikap disiplin belajar siswa dan kendala-kendala yang ada
dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah disiapkan
sebelumnya. Wawancara dilaksanakan pada awal penelitian Siklus 1 dan
akhir siklus 2 sehingga peneliti dapat menganalisa data tersebut dan
menyimpulkannya.
64

J. Validasi Data
Validitas dan keobjektifan penelitian dalam PTK perlu diperhatikan karena
menjadi hal penting dalam kegiatan ilmiah, oleh karena itu harus dilakukan uji
validitas. Menurut DR. Sugiono instrumen yang valid berarti alat ukur alat
ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. valid
berarati instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur. Artinya validitas diperlukan untuk menentukan alat
pengukuran yang tepat dalam sebuah penelitian.72
Penelitian ini adalah penelitian yang mengukur sikap peserta didik (sikap
kedisiplinan), jadi validitas yang dipakai adalah validitas nontest. menurut Dr.
Sugiono, validitas nontest yang digunakan untuk mengukur sikap cukup
memenuhi validitas kontruksi (construct).73 Artinya, instrumen yang
mempunyai validitas kontruksi, jika instrumen tersebut dapat digunakan untuk
mengukur gejala sesuai yang didefinisikan. Dalam hal ini Sutrisno Hadi
menyatakan bahwa “bila bangunan teorinya sudah benar, maka hasil
pengukuran dengan alat ukur (instrumen) yang berbasis pada teori itu sudah
dipandang sebagai hasil yang valid.74
Instrumen tersebut berupa indikator-indikator singkat yang akan dicheklist
oleh observer dan dibantu oleh guru kelas serta guru tetap mengamati dan
mengontrolnya dengan baik. Setelah instrumen dibuat, langkah selanjutnya
adalah pengujian validitas dan reabilitas instrument. Pengujian penelitian ini
menggunakan cara pengujian validitas konstrak (construct validity), yaitu
pengujian yang dapat menggunakan pendapat para ahli (Judgment experts),
yang nantinya akan dimintai pendapatnya tentang instrument yang telah
disusun itu. Para ahli tersebut akan memberikan keputusan, apakah instrumen
tersebut dapat digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan, atau mungkin
dirombak total. Jumlah tenaga ahli yang digunakan minimal 3 orang dan
umumnya yang telah bergelar doktor sesuai dengan lingkup yang diteliti.

72
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2007), h. 173
73
Ibid., h. 173
74
Ibid., h. 177
65

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendapat para ahli yang


memiliki bidang dan keahlian masing-masing yang berbeda. Dalam bidang
psikologi perkembangan anak peneliti memohon bantuan dari Ibu Nafia
Wafiqni, M.Pd. selaku dosen dan ahli dalam bidang Psikologi anak. Beliau
mengoreksi dan membimbing instrumen peneliti berupa indikator sikap disiplin
belajar siswa dan mengembangkannya sesuai dengan teori yang telah berlaku.
Selanjutnya yakni Dr. Yanti Herlanti beliau adalah praktisi bagian
kurikulum dan pembelajaran serta pemberdayaan SD Nasional Dompet
Dhuafa. Beliau menyarankan penulis untuk mengembangkan dan memperbaiki
indikator-indikator sikap disiplin belajar siswa. Membuat teknik penilaian
dengan menggunakan daftar cek agar lebih mudah dalam pengolahan data.
Sedangkan dalam proses pembelajaran di kelas agar terlaksana dengan
baik dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan, judgment ahlinya bapak
Dindin Ridwanuddin, M.Pd. Beliau adalah peneliti pendidikan dasar, penulis
buku pembelajaran Bahasa di SD dan dosen tetap di PGMI UIN Jakarta. Beliau
memperbaiki dan menyarankan penulis untuk membuat kemudian
memperbaiki intrumen observasi aktifitas belajar siswa dan aktifitas mengajar
guru. Mengembangkan indikator pembelajaran disesuaikan dengan SK-KD dan
memperbaiki skala penilaian observasi. Secara lebih rinci penelitian ini validasi
konstruk untuk instrumen dilakukan oleh:
1. Dr. Yanti Herlanti, M.Pd.
S3 Pendidikan UPI Bandung
Short Course PGSD/PGMI UPI Bandung S2
Pendidikan IPA UPI Bandung
Pemberdayaan SD Nasional Dompet Dhuafa
Kurikulum dan Pembelajaran SDS Hikari Tangsel
2. Dindin Ridwanuddin, M.Pd.
S3 In Progress Pendidikan Dasar UPI Bandung
S2 Pendidikan Dasar UPI Bandung
Penulis Buku Pembelajaran Bahasa di SD
Peneliti Pendidikan Dasar
66

Dosen Bahasa Indonesia tetap di PGMI UIN Jakarta


3. Nafia Wafiqni, M.Pd.
Dosen PGMI UIN Jakarta, Konsentrasi pada Psikologi Perkembangan
anak
K. Analisa Data dan Interpretasi Hasil Analisis
Setelah mendapatkan data dari setiap siklus, maka data tersebut dianalisis.
Dalam penelitian ini, data dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif.
1) Analisa Kualitatif
Analisa kualitatif dilakuakn terhadap data yang berupa informasi
berbentuk kalimat yang memberikan gambaran tentang aktifitas siswa
selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi
dan untuk mengetahui penggunaan reward sticker pictured terhadap
sikap disiplin belajar siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas
II SDN Pisangan 03.
2) Analisa kuantitatif
Agar data yang terkumpul dapat memberikan angka yang sesuai
dengan yang diinginkan, maka peneliti menganalisa data secara
deskriptif kuantitatif melalui distribusi frekuensi dengan memberikan
persentase, dalam hal ini peneliti menggunakan rumus sebagai
berikut:
Rumus persentase

P= 100 %

Keterangan:
p = Angka persentase
F = Frekuensi yang akan dicari persentasenya
N = Number of Cases (Jumlah Frekuensi/Banyaknya Individu)
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 3.3
67

Pedoman Konversi Persentase Rata-rata Hasil Observasi Guru dan


Siswa75
Persentase Rata-rata Kategori
81%- 100 % Sangat Baik
61%-80% Baik
41%- 60% Sedang
21%-40% Buruk
< 21% Sangat Buruk

Sedangkan untuk menyimpulkan tentang pengaruh dari


pemberian reward stiker bergambar dan punishment dalam 2 siklus
dengan menggunakan lembar observasi dan anecdotal record untuk
meningkatkan disiplin belajar peserta didik, penulis menggunakan
statistik deskriptif yakni melalui nilai mean (rata-rata) dan nilai
median (nilai tengah) yang didapatkan melalui rumus persentase
sebagai berikut:
a. Nilai rata-rata

ket: M : Nilai rata-rata


NS : Nilai Skor
BS : Banyaknya Siswa
b. Mencari nilai median (nilai Tengah)
Untuk memberikan interpretasi hasil rata-rata dari data observasi
yang diperoleh, digunakan pedoman interpretasi sikap sebagai
berikut:76
Sangat baik: jika nilai presentase berada dalam interval lebih atau
di atas median
Baik: jika nilai presentase berada dalam interval antar median dan
rata-rata
75
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007)., h. 269
76
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007)., h. 272
68

Buruk: jika nilai presentase berada dalam interval kurang atau di


bawah rata-rata
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Setelah siklus 1 selesai dan ternyata hasil yang diharapkan belum
memenuhi indikator yang diharapkan, maka akan ditindaklanjuti untuk
melalukan tindakan berikutnya sebagai rencana perbaikan pembelajaran.
Kegiatan penelitian ini akan berakhir bila peneliti menyadari bahwa penelitian
ini telah berhasil menguji pemberian reward dalam meningkatkan disiplin
belajar siswa. Sedangkan faktor yang mempengaruhi peningkatan disiplin
belajar siswa masih banyak sehingga masih perlu penelitian lebih lanjut untuk
menentukan faktor-faktor tersebut.
BAB IV

DESKRIPSI, ANALISA DATA, INTERPRETASI HASIL ANALISIS DAN


PEMBAHASAN

A. Deskripsi Objek Penelitian


1. Gambaran Umum SDN Pisangan IV Legoso
SDN Pisangan 03 Legoso didirikan sejak 1 Januari 1970. SDN Pisangan
03 yang dibangun di atas tanah 600 m2 terletak di jalan legoso Raya No. 66
Kelurahan Pisangan, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan.
Letaknya cukup strategis karena dilalui oleh kendaran umum sehingga mudah
dijangkau oleh masyarakat. Prestasi yang diperoleh di SDN Pisangan 03 cukup
bagus.
Kurikulum yang berlaku di SDN Pisangan 03 Legoso Kota Tangerang
Selatan disusun berdasarkan peraturan pemerintah Nomer 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomer 22
Tahun 2006 tentang Standar Isi, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomer
23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Struktur kurikulum
SDN Pisangan 03 Legoso meliputi substansi pembelajaran yang harus ditempuh
dalam satu jenjang pendidikan selama 6 tahun mulai dari kelas 1 sampai dengan
kelas VI. Struktur kurikulum tersebut disusun berdasarkan standar kompetensi
lulusan dan standar kompetensi pelajaran. Selain itu, semester satu kemaren SDN
Pisangan 03 sudah menggunakan Kurikulum 2013 yang berjalan selama satu
semester. Bersadarkan keputusan menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anis
Baswedan mengeluarkan keputusan terbaru yang menyatakan bahwa jika sekolah
baru melaksanakan kurikulum 2013 selama satu semester, maka kurikulum
beralih dengan menggunakan KTSP 2006. Oleh karena itu, menggunakan surat ke
dinas pendidikan untuk mendapatkan pendampingan. Sehingga tahun 2018
nantinya semua sekolah di seluruh Indonesia menggunakan kurikulum 2013.

69
70

2. Visi, Misi dan Tujuan SDN Pisangan IV Legoso


a. Visi Sekolah
SDN Pisangan III sebagai sekolah negeri yang berperan dalam bidang
pendidikan, memiliki andil untuk memberikan kesadaran kepada siswa sebagai
manusia ciptaan Tuhan yang dikaruniai ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga
menjadi pribadi yang berkualitas dan mandiri. Sehingga dapat memberikan
manfaat bagi kemanusiaan terutama di kota Tangerang selatan. Oleh karena itu
visi tersebut adalah “ Terwujudnya Mutu Lulusan yang Unggul, Berkualitas dan
Mandiri di Dasari Imtaq dan Iptek di Tingkat Kota Tangerang Selatan 2017”77
b. Misi Sekolah
Untuk mewujudkan visi tersebut membutuhkan langkah-langkah yang real
demi tercapainya visi yang dicita-citakan. Langkah-langkah tersebut adalah:
1) Menyiapkan generasi unggul yang memliki potensi dibidang IPTEK dan
IMTAQ
2) Membentuk sumber daya manusia yang aktif, kreatif, inovarif sesuai
dengan perkembangan zaman
3) Membangun citra sekolah sebagai mitra terpercaya di masyarakat.
4) Membentuk warga negara yang unggul sejak dini beriman, cerdas, kreatif,
dan mandiri.
5) Membentuk siswa yang bertanggung jawab dan dapat membangun dirinya
dan lingkungannya.
6) Membentuk siswa disiplin dan berkualitas.
7) Memberikan pelatihan pelatihan mata pelajaran untuk ikut sertakan dalam
perlombaan mata pelajaran.
8) Meluluskan siswa yang sesuai dengan KBM
c. Tujuan Sekolah
Setelah dirumuskan visi dan misi pendidikan tersebut di atas, maka
sekolah memiliki tujuan yang hendak dicapai diantaranya:
1) Siswa beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Maha Esa dan berahlak mulia
77
Profil SDN III Pisangan, Ciputat Timur
71

2) Siswa sehat jasmani dan rohani


3) Siswa memiliki dasar dasar pengetahuan, kemampuan dan keterampilan
4) Untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi
5) Mengenal dan mencintai bangsa masyarakat dan kebudayaannya
6) Siswa kreatif, terampilan dan bekerja untuk dapat mengembangkan diri
secara terus menurus.
7) Siswa mampu mengembngkan potensi kopetensi dasar dalam kehidupan di
masyarakat.
3. Keadaan Guru dan Karyawan
Dalam proses belajar-mengajar, sangat dibutuhkan tenaga pengajar yang
profesional dalam pembelajarannya berjalan dengan baik dan diharapkan dapat
mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Di bawah ini adalah rangkuman
tabel data guru SDN III Pisangan Ciputat Timur, Tangerang Selatan pada tahun
ajaran 2014-2015 yaitu:
Tabel 4.1
Keadaan Guru dan Karyawan SDN Pisangan
Tahun Ajaran 2014-2015

Pendidika Pangkat/
NO NAMA L/P Jabatan
n Terakhir Gol

Hj. Etty Nurhayati,


1 P S1 IVA Kepala Sekolah
S.Pd.SD

2 Dra. Sri Mudartin P S1 IVA Guru Kelas

Dra. Sri
3 P S1 IVA Guru Agama
Nirmalawati

4 Iar Wiarsih, S.Pd. P S1 IVA Guru Kelas

5 Depiyanti, M.Pd. P S2 IIIB Guru Kelas


72

Pelita Rahayu
6 P S1 IIIA Guru Kelas
Ningsih, S.Pd.

7 Rumsiyah, S.Pd.I P S1 IIIA Guru Agama

Sri Tunjung Lanjar


8 P DII IIC Guru Kelas
Saptati

Kholilah Septiani,
9 P S1 IIIA Guru Kelas
S.Pd.

10 Sachrul, S.Pd. L S1 - Guru Penjas

11 Muzdalifah, S.Pd.I P S1 - Guru Kelas

Eka Setiowati,
12 P S1 - Guru Kelas
S.Pd.

Ahmad Zaini,
13 L S1 - Guru Kelas
S.Pd.I

Yayah Rokayah,
14 P S1 - Guru Kelas
S.Pd.I

Alima Siregar,
15 P S1 - Guru Kelas
S.Ag.

16 Asep Sape'i L SMP - Penjaga

Jumlah 16

Tenaga pengajar di atas sudah memenuhi kualifikasi dengan jenjang


terakhir rata-rata strata I (SI), selain itu ada juga yang sudah S2. Dari data di atas
terdapat 9 guru yang sudah menjabat PNS sehingga mampu memberikan motivasi
73

dan contoh baik dalam kedisiplinan maupun dalam profesionalitas mengajar bagi
guru-guru non PNS.
4. Keadaan Siswa Secara Umum
Adapun untuk mengetahui informasi data siswa SDN Pisangan 03 Ciputat
Timur Tangerang Selatan pada tahun ajaran 2014-2015 yang berjumlah 361 orang
siswa/i. Ketentuan secara rinci dapat dilihat di bawah ini:
Tabel 4.2
Keadaan Siswa/Siswi SDN Pisangan 03 Ciputat Timur
Tahun Ajaran 2014-2015
Jumlah
NO Kelas Keterangan
Rombel L P
1 Kelas 1 2 31 41
2 Kelas 2 2 26 30
3 Kelas 3 2 26 28
4 Kelas 4 2 26 35
5 Kelas 5 2 31 36
6 Kelas 6 2 27 24
Jumlah 12 168 193
Dari data di atas sekolah tersebut sudah layak dan banyak diminati oleh
masyarakat. Sehingga jumlah peserta didik cukup banyak dan mereka memiliki
kenyamanan dalam aktifitas belajar di SDN Pisangan 03 Ciputat Timur.
5. Sarana dan Prasarana
Dalam upaya mendukung proses pendidikan, yakni dalam kegiatan
belajar-mengajar, maka SDN Pisangan 03 menyediakan sarana-prasarana yang
dinilai dapat menunjang dan memfasilitasi siswa dalam pembelajaran. Saran
prasarana tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
74

Tabel 4.3
Sarana Prasarana SDN Pisangan 03 Ciputat Timur
Tahun Ajaran 2014-201578
NO Sarana Prasarana Keterangan/Jumlah Kondisi
1 Kantor Kepala Sekolah 1 Baik
2 Ruang guru 1 Baik
3 Kelas Belajar 8 Baik
4 Tempat Ibadah -
5 Perpustakaan 1 Baik
6 Taman sekolah 1 Baik
7 Kantin Sekolah -
8 Gudang 1 Baik
9 Kamar Mandi/WC Guru 2 Baik
10 Kamar Mandi/WC Siswa 3 Baik
11 Laboratorium -
12 Lapangan Sekolah 1 Baik
13 Tempat sampah 8 Baik
10 Tempat sampah 8 Baik
11 Tempat cuci tangan 0
12 Jam dinding 7
13 Kotak kontak 0
Sarana dan prasarana yang tercantum di atas adalah bersifat umum
sebagaimana yang ada di sekolah-sekolah lainnya. Dengan adanya sarana
prasarana tersebut mampu memberikan kemudahan dan meningkatkan aktifitas
pembelajaran.
B. DESKRIPSI DATA
Untuk mengetahui kondisi kedisiplinan dan pemberian treatment yang
tepat maka dilakukan beberapa langkah sebagai berikut:
1. Pra Tindakan
Pra penelitian ini dilaksanakan pada bulan april 2015 di SDN Pisangan
03 Legoso Ciputat Timur Tangerang Selatan dan berlangsung selama satu
minggu. Sedangkan subjek penelitian yaitu kelas II B yang berjumlah 29 Siswa.
Peneliti melakukan wawancara kepada guru terkait tentang kedisiplinan belajar

78
Sumber : Sarana dan Prasarana SDN III Pisangan Ciputat Timur, tahun 2014-2015
75

siswa kemudian melakukan observasi pada saat kegiatan proses pembelajaran


berlangsung.
Kegiatan pra penelitian diawali dengan mengamati proses pembelajaran di
dalam kelas. Peneliti diberi kesempatan oleh guru untuk mengamati proses
pembelajaran yang berlangsung. Hasil observasi pelaksanaan proses pembelajaran
menunjukkan bahwa sikap disiplin belajar siswa masih rendah. Misalnya
mengerjakan tugas tidak tepat waktu, kemandirian mengerjakan tugas masih
rendah, siswa mengobrol saat proses pembelajaran berlangsung, respon umpan
balik siswa masih rendah, kesadaran dan keaktifan dalam pembelajaran masih
kurang.
Ketidakdisiplinan tersebut terjadi karena tidak adanya aturan yang jelas di
kelas, seperti ketika siswa mengganggu temannya, siswa tersebut bersikap acuh
tak acuh terhadap kelakuannya. Tidak adanya teguran atau tindakan dari guru.
Tidak adanya konsekuensi tindakan menyebabkan sikapnya sulit untuk
dikendalikan. Oleh karena itu, dengan tidak adanya konsekuensi peserta didik
berfikir bahwa jika mereka melakukan pelanggaran akan dibiarkan saja. Oleh
karena itu peneliti mencoba menerapkan reward dan punishment dalam proses
pembelajaran dalam upaya membangun sikap disiplin belajar dan kesadaran
terhadap siswa. Sehingga semangat dan gairah belajar siswa semakin meningkat.
2. Perencanaan Tindakan
Tindakan pada penelitian ini diawali dengan menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dilengkapi dengan Lembar Kerja Siswa
(LKS). Sedangkan materi yang diajarkan pada tindakan ini adalah Bahasa
Indonesia. Kegiatan selanjutnya adalah menyiapkan daftar checklist disiplin
belajar siswa. Daftar tersebut memuat nama-nama siswa yang akan diteliti dan
daftar sikap disiplin belajar. Jika siswa melaksanakan sikap disiplin belajarnya
dengan baik, maka siswa akan mendapatkan cecklist dan jika siswa melanggar
aturan tata tertib yang berlaku maka siswa mendapatkan tanda silang (x) yang
artinya 0.
76

Tabel 4.4
Instrumen Observasi- Checklist
Sikap Disiplin Belajar Siswa kelas II B SDN Pisangan 03 Ciputat Timur
No Indikator Disiplin Siswa Nama Siswa
Rahman agus Eko Rafa Bintang
1. Masuk sekolah tidak terlambat
2. Membiasakan diri untuk datang tepat
waktu di sekolah
3. Bersemangat untuk selalu masuk
sekolah
4. Masuk kelas tepat waktu setelah
istirahat
5. Istirahat pada waktunya
6. Mengerjakan tugas yang diberikan
oleh guru
7. Menyelesaikan tugas-tugas tepat
waktu
8. Mengumpulkan PR tepat waktu
9. Membantu teman yang kesulitan, jika
pekerjaan diri telah selesai
10. Kemandirian mengerjakan tugas atau
ulangan
11. Duduk tenang di tempat masing-masing
12. Tidak menggunakan waktu belajar
untuk bermain-main
13. Mendengarkan penjelasan guru dengan
baik
14. Tidak menggunakan jam belajar untuk
mengobrol di luar topik pembelajaran
15. Merespon umpan balik dari guru
16. Menjaga kebersihan ruang kelas dan
lingkungan sekolah
17. Melaksanakan piket kelas sesuai
jadwal
18. Berkata baik dan sopan pada setiap
pelajaran
19. Kelengkapan membawa alat tulis dan
Kegiatan ini dilakukan selama tiga minggu sebagai upaya untuk melihat
buku pelajaran
20. Berpakaian
peningkatan rapi dan
sikap sopan
disiplin belajar siswa. Sedangkan peneliti melakukan proses
21. Jumlah
pembelajaran Bahasa Indonesia selama enam kali pertemuan yang terdiri dari dua
siklus. Setiap siklus berlangsung 3 kali pertemuan dan dilanjutkan dengan siklus
77

kedua sebagai tahap refleksi terhadap siklus pertama. Cheklist disiplin belajar
siswa dilaksanakan oleh peneliti dan dibantu oleh kolabolator yaitu guru kelas.
Selain itu peneliti menggunakan papan disiplin belajar siswa, reward sticker
pictured, catatan penyelesaian dan pengumpulan tugas siswa dan lampiran
observasi kegiatan aktifitas guru dan aktifitas belajar siswa. Media di atas
digunakan sebagai alat untuk membantu meningkatkan sikap disiplin belajar
siswa dan kesadaran dalam belajar. Selain itu, peneliti juga mempersiapkan
lembar anecdotal record yang digunakan sebagai catatan terhadap gerak gerik
perubahan sikap disiplin peserta didik. Pada tahap ini, peneliti memberikan
pemahaman kepada peserta didik mengenai tata tertib yang berlaku di kelas dan
yang telah disetujui bersama.
3. Tahap Pelaksanaan dan Pemberian Checklist Disiplin Belajar
Pada tahap ini peneliti memberikan penjelasan terlebih dahulu tentang
pentingnya sikap disiplin belajar siswa, indikator-indikator sikap disiplin belajar
siswa. Peneliti memberikan contoh berupa lampiran chekclist yang berisi nama-
nama siswa dan indikator kedisiplinan belajar siswa. Kegiatan ini dilakukan setiap
hari dan dibantu oleh kolabolator yaitu guru kelas. Jika siswa mampu mencapai
seluruh indikator kedisiplinan belajar siswa maka siswa tersebut akan
mendapatkan reward berupa stiker bergambar dan akan ditempelkan di papan
reward disiplin belajar yang berada di samping papan tulis. Jika mereka
melanggar tata tertib kelas misalnya bertengkar, menganggu temannya,
mengobrol di luar topik pembelajaran, berkata kasar atau jorok dan
mengumpulkan tugas tidak tepat waktu maka reward stikernya akan dicabut.
Hal tersebut dapat memicu siswa-siswa lainnya untuk bersikap disiplin
dan mendapatkan reward. Tahap selanjutnya adalah pengamatan yang dikuatkan
dengan anecdotal record selama proses pembelajaran berlangsung. Anecdotal
record ini diisi oleh peneliti dan kolabolator atau guru kelas. Anecdotal record ini
berupa catatan yang menceritakan mengenai perkembangan dan perubahan sikap
disiplin peserta didik selama berada di dalam kelas.
78

Berdasarkan pengamatan atau observasi pendahuluan selama satu minggu


saat kegiatan pembelajaran berlangsung, terdapat beberapa sikap yang
menunjukkan rendahnya kesadaran akan kedisiplinan dalam belajar.
Tabel 4.5
Kondisi Sikap Belajar Siswa Sebelum Diterapkannya Reward Sticker
Pictured
No Aspek Sikap Kedisiplinan Kondisi Awal
1 Keaktifan, kepatuhan, dan  Masih terdapat 2-5 siswa yang datang
ketaatan dalam masuk terlambat di setiap harinya berdasarkan
sekolah absen kelas
 Terdapat 3 siswa yang memiliki semangat
yang rendah dalam masuk sekolah, hal
tersebut terlihat dari jumlah tidak hadirnya
mereka di absen kelas
 Masih banyak siswa yang kurang
menyadari akan kedisiplinannya dalam
masuk kelas tepat waktu setelah istirahat,
misalnya terdapat siswa yang jajan ketika
bel berbunyi dan bermain dengan teman-
temannya di luar kelas
2 Disiplin dalam mengerjakan  Ketika guru memberikan tugas, terdapat
tugas 4-6 yang siswa tidak langsung
mengerjakannya mereka malah bercanda
dan gaduh di dalam kelas sehingga
mengganggu teman lainnya.
 Ketika waktu telah selesai dalam
mengerjakan tugas, terdapat 6 siswa yang
sering terlambat mengumpulkannya
karena kurang fokus terhadap tugasnya
Kemandirian dalam mengerjakan tugas
79

masih kurang.
3 Mengikuti pelajaran di Saat proses pembelajaran
berlangsung,
sekolah dengan aktif,
banyak dari siswa yang masih
teratur, dan tertib sesuai
menggunakan waktu belajarnya untuk
ketentuan untuk mencapai bermain-main.
tujuan belajar  Ketika kegiatan diskusi berlangsung,
terdapat beberapa siswa yang mengobrol
di luar topik pembelajaran
 Keaktifan dalam merespon umpan balik
guru maish kurang
 Saat kegiatan belajar mengajar
berlangsung, masih banyak dari siswa
yang tidak duduk tenang di tempat
masing-masing.
4 Mentaati tata tertib sekolah  Masih terdapat siswa yang memakai
dengan penuh kesadaran seragam tidak sesuai dengan harinya
 Terdapat beberapa siswa yang acuh
dengan kerapihan seragamnya.
 Masih adanya peserta didik yang acuh
ketika kondisi kelas kotor
 Terdapat beberapa siswa yang
mengucapkan kata-kata yang kotor saat
proses pembelajaran berlangsung
 Masih terdapat siswa yang membuang
sampah tidak pada tempatnya
 Masih banyak siswa yang meminjam alat
tulis, baik berupa pensil, penghapus atau
rautan sehingga mengurangi konsentrasi
dan kedisiplinan dalam belajar. Selain itu
masih terdapat 2-4 siswa yang sering lupa
80

membawa buku pelajaran.


Dari tabel di atas, dapat kita amati bahwa kondisi disiplin belajar siswa
masih rendah dan membutuhkan perhatian. Oleh karena itu peneliti berusaha
untuk menangani dengan tujuan memperbaiki dan menyadarkan siswa akan
pentingnya kedisiplinan dalam belajar.
4. Pemeriksaan Keabsahan Data
Instrumen yang digunakan untuk mengukur disiplin belajar siswa melalui
checklist disiplin belajar siswa, anecdotal record, dan catatan pengumpulan tugas
serta observasi aktifitas guru dan siswa. Instrument tersebut sudah diuji
validitasnya oleh judtment ahli yang direkomendasikan oleh dosen pembimbing
peneliti.
5. Data Hasil Tindakan
a. Siklus 1
1) Tahap Perencanaan
Sebelum melaksanakan tindakan kelas, peneliti dibantu oleh guru kelas
sebagai kolabolator membuat persiapan sebagai berikut:
a) Menyusun RPP Pembelajaran Bahasa Indonesia tentang ragam
wacana tulis dengan membaca nyaring dan membaca dalam hati,
mendeskripsikan benda atau binatang disekitar secara sederhana
dengan bahasa tulis, dan membaca cerita pendek dan dongeng dalam
hati serta menyebutkan isi teks cerita pendek dan dongeng yang telah
dibacanya.
b) Menyiapkan lembar observasi aktifitas guru dan siswa
c) Menyiapkan reward sticker pictured
d) Menyiapkan papan reward sisiplin belajar yang sudah berisi nama-
nama siswa dan peraturan kelas
e) Peneliti berperan sebagai guru Bahasa Indonesia di kelas II B setiap
hari senin, selasa, kamis dan sabtu yang berlangsung selama satu jam.
Selain jam mengajar Bahasa Indonesia, peneliti berperan sebagai
observer yang meneliti aktifitas guru dan siswa serta perubahan sikap
disiplin belajar peserta didik.
81

f) Alat untuk mengevaluasi berupa lembar chekclist yang berisi nama-


nama siswa dan indikator kedisiplinan belajar siswa yang sudah diuji
validitasnya oleh pendapat ahli.
2) Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan ini, kegiatan pembelajaran dilaksanakan setiap
hari senin, selasa, dan sabtu (3 x pertemuan). Hasil penelitian siklus 1
terdiri dari hasil perencanaan, pelaksanaan, tindakan, hasil pengamatan,
dan hasil refleksi meliputi:
a) Pertemuan pertama ( Senin, 4 Mei 2015)
Pertemuan pertama pada hari Senin 4 Mei 2015 di kelas 2 B SDN
Pisangan III Ciputat Timur. Pada Kegiatan pendahuluan guru
mengucapkan salam, mengkondisikan siswa dan membuka pelajaran
dengan bacaan basmalah. Pada tahap ini guru memperkenalkan
terlebih dahulu tentang peraturan yang berlaku di kelas dan
menjelaskan pentingnya sikap disiplin belajar. Dan guru menjelaskan
tentang lampiran berupa anecdotal record dan ceklist disiplin belajar
siswa sebagai bentuk dari komitmen dalam meningkatkan disiplin
belajar siswa. Jika siswa mampu melaksanakan indikator-indikator
disiplin belajar yang sudah ditentukan, maka guru akan memberikan
reward sticker pictured sebagai bentuk penghargaan dari usaha
mereka untuk lebih disiplin dalam belajar. Selanjutnya guru kelas
hadir sebagai observer untuk mengamati aktifitas siswa satu persatu
dan melakukan penilaian pada peneliti ketika proses pembelajaran
berlangsung kemudian dicatat pada lembar observasi. Hal ini ini
dilakukan untuk mendapatkan informasi bagi perbaikan pengajaran
pada pertemuan selanjutnya.
Kegiatan pembelajaran selanjutnya yaitu kegiatan inti. Peneliti
memberikan informasi kepada siswa mengenai ragam wacana tulis
dengan membaca nyaring dan membaca dalam hati. Dalam hal ini
peneliti menjelaskan terlebih dahulu pengertian membaca dan
jenisnya. Selanjutnya peneliti menjelaskan membaca nyaring dan
82

membaca dalam hati. Peneliti menyarankan kepada siswa untuk


mendengarkan dan mempraktekkan membaca nyaring dan membaca
dalam hati.
Gambar 4.1
Foto kegiatan pembelajaran siklus 1 pertemuan ke I

Kemudian peneliti menanyakan kepada siswa tentang materi yang


belum dipahami oleh sebagian siswa. Peneliti memberikan tugas
kepada siswa dengan membaca dalam hati. Namun masih terdapat
beberapa siswa yang kurang disiplin dalam belajar, sehingga perlu
sebuah konsekuensi dari ketidakdisiplinannya tersebut. Selain itu, jika
mereka mampu memenuhi indikator kedisiplinannya misalnya
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, mengumpulkannya
dengan tepat waktu, tidak mengobrol saat pembelajaran berlangsung
maka mereka akan mendapatkan reward berupa sticker pictured. Pada
hari ini terdapat beberapa siswa yang mampu memenuhi indikator
disiplin belajarnya dan peneliti memberikan reward kepada mereka.
Hal tersebut memotivasi siswa lainnya untuk berupaya lebih baik lagi
dalam menaati peraturan. Guru dan siswa bersama-sama
menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Selanjutnya mengadakan
tanya jawab tentang kesulitan-kesulitan dalam mengerjakan tugas dan
dilanjutkan dengan memberi soal evaluasi kepada siswa. Sebelum
mengakhiri proses pembelajaran, guru memberikan tindak lanjut agar
siswa mengulang kembali pelajaran di rumah.
83

Berdasarkan pengamatan dan hasil observasi dari kolaborator,


masih terdapat banyak siswa yang kurang disiplin dalam belajarnya
sehingga terjadi kegaduhan dalam kelas. Selain itu mereka masih
susah untuk duduk tenang di tempat masing-masing. Sehingga guru
menasehati mereka dan menegurnya. Jika mereka masih susah untuk
diingatkan, maka guru mencabut stiker yang sudah terpasang di papan
reward disiplin belajarnya. Selain itu, pada indikator ke 7 yaitu
menyelesaikan tugas-tugas tepat waktu dan indikator ke 8
mengumpulkan PR tepat waktu banyak dari mereka yang tidak
disiplin.
Tabel 4.6
Instrumen Observasi- Checklist disiplin belajar siswa
pertemuan ke 1
No Indikator Disiplin Belajar Siswa Jumlah Siswa
Disiplin Tidak %
disiplin
1. Masuk sekolah tidak terlambat 27 3 90
2. Membiasakan diri untuk datang tepat waktu 28 2 93.3
di sekolah
3. Bersemangat untuk masuk sekolah 29 1 96,6
4. Masuk kelas tepat waktu setelah istirahat 25 5 83,3
5. Istirahat pada waktunya 19 11 63.3
6. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru 23 7 76.6
7. Menyelesaikan tugas-tugas tepat waktu 16 14 53.3
8. Mengumpulkan PR tepat waktu 16 14 53.3
9. Membantu teman yang kesulitan jika 18 12 60
pekerjaan diri telah selesai
10. Kemandirian mengerjakan tugas atau 17 14 56.6
ulangan
11. Duduk tenang di tempat masing-masing 20 10 66.6
12. Tidak menggunakan waktu belajar untuk 27 3 90
bermain-main
13. Mendengarkan penjelasan guru dengan baik 25 3 89.28
14. Tidak menggunakan jam belajar di luar 22 6 78.57
topik pembelajaran
15. Merespon umpan balik guru 20 8 71.42
84

16. Menjaga kebersihan ruang kelas dan 27 1 96.42


lingkungan sekolah
17. Melaksanakan piket kelas sesuai jadwal 28 - 100
18. Berkata baik dan sopan pada setiap 26 2 92.85
pembelajaran
19 Kelengkapan membawa alat tulis dan buku 22 6 78.57
pelajaran
20 Berpakaian rapi dan sopan 21 7 75

b) Pertemuan kedua (Selasa, 5 Mei 2015)


Pada pertemuan kedua ini terdapat dua siswa yang terbiasa datang
tidak tepat waktu. Pertemuan kedua ini hampir sama dengan
pertemuan pertama. Kegiatan awal sama dengan pertemuan pertama
dan untuk memotivasi siswa guru memberikan ice breaking agar lebih
semangat dalam belajarnya. Siswa mengikuti ice breaking bersama
dengan semangat dan gembira.
Kegiatan pembelajaran selanjutnya yaitu kegiatan inti. Peneliti
memberikan informasi kepada siswa tentang mendeskripsikan benda
atau binatang disekitar secara sederhana dengan bahasa tulis. Dalam
hal ini peneliti menjelaskan terlebih dahulu dengan memberikan
stimulus kepada siswa berupa pertanyaan tentang tumbuhan dan
binatang di sekitar mereka. Selanjutnya mengarahkan siswa untuk
mengamati tumbuhan yang ada disekitar sekolah dengan menuliskan
ciri-cirinya. Dalam menulisan ciri-ciri tumbuhan tersebut siswa
diarahkan dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh
orang lain.
binatang dengan
Kegiatan menggunakan
selanjutnya yaknibahasa
guru yang mudah dipahami
mengarahkan oleh
siswa untuk
orang lain.
mengerjakan tugas di LKS terkait menuliskan ciri-ciri tumbuhan dan
85

Gambar 4.2
Foto Kegiatan Pembelajaran siklus I pertemuan ke II

Berdasarkan pengamatan dan hasil observasi dari kolaborator,


pertemuan kedua ini terdapat berbagai sikap yang menunjukkan
ketidakdisiplinan dalam belajar. terutama pada indikator 9, 10, 11, 12,
13, dan 15. Yaitu sedikit dari mereka untuk membantu temannya yang
kesulitan jika pekerjaan dirinya telah selesai, banyak dari mereka yang
kurang mandiri dalam mengerjakan tugas, berlari-larian ketika
mengerjakan tugas, acuh tak acuh dalam mendengarkan penjelasan
guru. Selain itu sedikit dari mereka yang merespon umpan balik dari
guru. Dengan adanya peristiwa tersebut peneliti mengintruksikan
kepada mereka jika mereka tidak disiplin maka akan mendapat
hukuman dan akan dicabut stiker yang sudah di tempel di papan
reward disiplin belajar. Sehingga suasana kelas kembali kondusif.
Tabel 4.7
Instrumen Observasi- Checklist disiplin belajar siswa pertemuan ke II
No Indikator Disiplin Belajar Siswa Jumlah Siswa
Disiplin Tidak %
disiplin
1. Masuk sekolah tidak terlambat 29 - 100
2. Membiasakan diri untuk datang tepat waktu 28 1 96.55
di sekolah
3. Bersemangat untuk masuk sekolah 27 2 93.10
4. Masuk kelas tepat waktu setelah istirahat 22 7 75.86
5. Istirahat pada waktunya 22 7 75.86
6. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru 22 7 75.86
86

7. Menyelesaikan tugas-tugas tepat waktu 21 8 72.41


8. Mengumpulkan PR tepat waktu 27 2 93.10
9. Membantu teman yang kesulitan jika 15 14 51.72
pekerjaan diri telah selesai
10. Kemandirian mengerjakan tugas atau 21 12 72.41
ulangan
11. Duduk tenang di tempat masing-masing 19 10 65.51
12. Tidak menggunakan waktu belajar untuk 25 6 86.20
bermain-main
13. Mendengarkan penjelasan guru dengan baik 25 6 86.20
14. Tidak menggunakan jam belajar di luar 18 11 62.06
topik pembelajaran
15. Merespon umpan balik guru 19 10 65.51
16. Menjaga kebersihan ruang kelas dan 26 4 89.65
lingkungan sekolah
17. Melaksanakan piket kelas sesuai jadwal 29 - 100
18. Berkata baik dan sopan pada setiap 26 3 89.65
pembelajaran
19 Kelengkapan membawa alat tulis dan buku 25 4 86.20
pelajaran
20 Berpakaian rapi dan sopan 29 - 100
Dari tabel di atas, terlihat kondisi kedisiplinan belajar siswa ada
yang meningkat ada pula yang menurun. Pada Indikator 1, 2, 5, 8, 10,
11, 13, 17, 19, dan 20 terjadi peningkatan dari pertemuan sebelumnya.
Selain itu, masih terdapat beberapa indikator kedisiplinan yang rendah
yaitu pada indikator 9, 10, 14, dan 15. Yaitu indikator membantu
teman yang kesulitan, tidak menggunakan jam belajar di luar topik
pembelajaran, dan merespon umpan balik guru mengalami penurunan
dari pada pertemuan sebelumnya.
dua siswa yang izin tidak masuk sekolah dikarenakan sakit. Seperti
c) Pertemuan ketiga (Kamis, 7 Mei 2015)
biasa kegiatan pendahuluan diawali dengan salam, berdo’a dan
Pada pertemuan ke tiga ini, terdapat dua siswa yang terlambat dan
menanyakan kabar siswa. Setelah itu guru memberikan semangat
terlebih dahulu dengan tepuk “SEMANGAT”.
87

Selanjutnya kegiatan inti, guru menyampaikan tujuan


pembelajaran dan siswa mendengarkan penjelasan dari guru.
Pembelajaran hari ini tentang mencatat isi pesan dan menulis esan
dakam beberapa kalimat serta menyampaikan pesan kepada orang
lain.
Gambar 4.3
Foto Kegiatan Pembelajaran siklus 1 pertemuan 3

Dalam kegiatan pembelajaran, indikator kedisiplinan belajar


siswa mulai meningkat. Namun indikator 11, 13, 7 dan 15 masih
belum belum tercapai dengan baik. Sedangkan indikator lain
mengalami peningkatan dari sebelumnya. Pembelajaran terus
berlangsung dan siswa mengikuti petunjuk guru dengan baik.
Kegiatan selanjutnya yakni guru mengarahkan siswa untuk mengamati
gambar binatang dan hewan serta menuliskan ciri-cirinya.
Observer membantu peneliti dengan memberikan ceklsit bagi
siswa yang disiplin dan memberikan tanda x pada siswa yang tidak
disiplin. Kegiatan selanjutnya peneliti memberikan Lembar Kerja
Siswa (LKS) untuk dikerjakan masing-masing siswa. Dalam LKS
tersebut siswa diharapkan mampu menuliskan ciri-ciri tumbuhan dan
binatang dengan benar dan tepat. Saat siswa mengerjakan LKS,
peneliti memantau keadaan di sekeliling kelas. Dalam mengerjakan
88

tugas, masih terdapat lima (5) siswa yang kurang mandiri dalam
mengerjakannya. Selain itu, mereka mulai membantu teman yang
kesulitan jika pekerjaan diri telah selesai. Namun, masih banyak dari
mereka sekitar sembilan (9) siswa yang tidak tepat waktu dalam
mengumpulkan tugas. Setelah siswa selesai mengerjakan tugas, guru
mengoreksinya dan mengembalikan kembali kepada siswa. Hari ini
terdapat dua (2) siswa yang mampu mencapai 20 indikator
kedisiplinan yang sudah ditentukan. Mereka mendapatkan reward
sticker pictured yang akan di pasang di papan reward disiplin belajar
yang telah disedikan. Hal tersebut memicu motivasi teman-teman
lainnya yang belum mendapatkan reward, sehingga mereka berusaha
untuk disiplin dalam belajar. Hal tersebut terbukti dari daftar ceklist
yang mulai meningkat. Rata-rata mereka mampu melaksanakan
indikator kedisiplinan dari 16 indikator sampai 18 indikator
kedisiplinan dalam belajar. Sedangkan paling rendah mencapai 14
indikator disiplin belajar. Setelah itu peneliti meminta salah satu siswa
untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan pembelajaran
diakhiri dengan pemberian tugas rumah.
Tabel 4.8
Instrumen Observasi- Checklist disiplin belajar siswa pertemuan ke III
No Indikator Disiplin Belajar Siswa Jumlah Siswa
Disiplin Tidak %
disiplin
1. Masuk sekolah tidak terlambat 27 1 96.4
2. Membiasakan diri untuk datang tepat waktu 28 - 100
di sekolah
3. Bersemangat untuk masuk sekolah 28 - 100
4. Masuk kelas tepat waktu setelah istirahat 24 4 85.71
5. Istirahat pada waktunya 23 5 82.14
6. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru 24 4 85.71
7. Menyelesaikan tugas-tugas tepat waktu 19 9 67.85
8. Mengumpulkan PR tepat waktu 28 - 100
9. Membantu teman yang kesulitan jika 26 2 92.85
pekerjaan diri telah selesai
89

10. Kemandirian mengerjakan tugas atau 23 5 82.14


ulangan
11. Duduk tenang di tempat masing-masing 19 9 68.85
12. Tidak menggunakan waktu belajar untuk 25 3 89.28
bermain-main
13. Mendengarkan penjelasan guru dengan baik 25 3 89.28
14. Tidak menggunakan jam belajar di luar 20 8 71.42
topik pembelajaran
15. Merespon umpan balik guru 19 9 67.85
16. Menjaga kebersihan ruang kelas dan 27 1 96.42
lingkungan sekolah
17. Melaksanakan piket kelas sesuai jadwal 28 - 100
18. Berkata baik dan sopan pada setiap 25 3 89.28
pembelajaran
19 Kelengkapan membawa alat tulis dan buku 26 2 92.85
pelajaran
20 Berpakaian rapi dan sopan 25 3 89.28
Dari tabel di atas, terlihat kondisi kedisiplinan belajar siswa
mengalami peningkatan lebih baik dari sebelumnya. Hal tersebut
terlihat dari jumlah siswa yang bertambah disiplin dari setiap indikator
disiplin belajarnya. Namun, pada indikator 1, 7, dan 20 yaitu masuk
sekolah tidak terlambat, mengumpulkan PR tepat waktu dan
berpakaian rapi dan sopan mengalami peneurunan daripada
sebelumnya.
3) Tahap Observasi dan Pengumpulan Data
Observasi dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan
tindakan. Observasi dilakukan oleh observer yaitu guru kelas II B
yang mencatat seluruh aktifitas guru dan siswa serta suasana yang
terjadi saat KBM.
a) Lembar Observasi Guru
Hasil observasi diperoleh dari pengamatan yang dilaksanakan
selama proses pembelajaran Bahasa Indonesia dengan upaya
meningkatkan disiplin belajar siswa dengan menggunakan reward
sticker pictured. Oservasi dilaksanakan oleh oleh observer yaitu guru
90

kelas II B yang mencatat seluruh aktivitas guru selama proses


pembelajaran. Hasil oservasi tindakan pertama terhadap guru dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.8
Hasil Observasi Aktifitas Guru Siklus 1
No Aspek yang diamati Kriteria Penilaian
Per 1 Pert 2 Pert 3

1. Mengkondisikan Kelas 3 3 4
2. Memberikan apersepsi dan motivasi 3 3 4
3. Menjelaskan tujuan intruksional 3 3 4
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran 2 3 4
5. Menjelaskan secara umum topik yang dibahas 3 3 3
6. Menggunakan alat atau media pembelajaran 2 3 3
7. Kegiatan belajar dengan siswa terlaksana 3 3 3
secara interaktif
8. Memberi/menjawab pertanyaan yang diajukan 3 3 3
siswa
9. Menggunakan reward dalam upaya membina 4 4 4
dan mengembangkan disiplin belajar siswa
10. Penggunaan reward sesuai dengan kondisi 3 4 4
mpsikologi peserta didik
11. Menggunakan reward dan punishment yang 3 4 4
tepat dalam upaya meningkatkan disiplin
belajar siswa
12. Memiliki antusiasme dalam belajar 3 3 3
13. Memberikan kesimpulan dari materi yang 4 3 3
telah disampaikan secara baik
14. Melaksanakan penilaian 4 3 3
15. Melaksanakan kegiatan refleksi dari proses 3 3 3
91

pembelajaran
16. Memberikan feedback (tindak lanjut) terkait 2 3 3
pembelajaran yang telah dilaksanakan
JUMLAH SKOR 48 51 55
PRESENTASE (%) 75% 79.68% 85.95%
RATA-RATA 80.21%
Baik Baik Sangat
KETERANGAN
Baik

Berdasarkan tabel di atas 4.3 yang terkait aktifitas guru, guru


melaksanakan setiap aspek-aspek yang diamati sesuai langkah-
langkah yang ada di dalam perencanan pembelajaran. Sesuai dengan
data yang diperoleh, terjadi peningkatan yang cukup baik dari hasil
observasi guru pada setiap pertemuannya dari 75% menuju 79.68%
dan pada pertemuan ke tiga terjadi peningkatan yang lebih yaitu 85.95
% dengan kategori sangat baik. Rata-rata hasil observasi observasi
kegiatan guru pada siklus 1 adalah 80.21% dengan kategori sangat
baik.
b) Lembar Observasi Siswa
Hasil observasi aktifitas siswa selama kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan reward stiker pictured pada siklus
1 dapat dilihat pada tael berikut:
Tabel 4.9
Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus 1
No Aspek yang diamati Kriteria Penilaian
Per 1 Pert 2 Pert 3

1. Menanggapi apersepsi yang disampaikan oleh 3 3 3


guru
2. Menyimak tujuan pembelajaran yang 3 3 3
disampaikan oleh guru
3. Siswa mampu melaksanakan tujuan 3 3 3
intruksional dalam kegiatan belajar-mengajar
92

4. Siswa memahami pelajaran yang disampaikan 3 3 3


oleh guru
5. Dengan adanya metode dan alat bantu 2 3 3
mengajar siswa termotivasi
6. Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan 3 3 3
oleh guru
7. Siswa mengajukan pertanyaan 2 3 3
8. Dengan adanya reward siswa termotivasi 4 4 4
untuk disiplin dalam belajar
9. Dengan adanya reward dan punishment siswa 3 4 4
mematuhi peraturan kelas dengan baik
10. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh 3 4 4
guru dan mengumpulkannya tepat waktu
11. Berpartisipasi aktif dalam diskusi kelas 2 3 3
12. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh 3 3 3
guru dan mengumpulkannya dengan tepat
waktu
13. Siswa memberi kesimpulan akhir dari materi 3 3 3
yang sudah dipelajari
14. Siswa mengikuti dengan baik evaluasi yang 3 4 4
diberikan oleh guru
15. Mendengarkan dan melaksanakan feedback 3 4 4
yang disampaikan oleh guru
JUMLAH SKOR 43 50 51
PRESENTASE (%) 71.66% 83.33% 85%
RATA-RATA 79.99%
KETERANGAN Baik Sangat Sangat
Baik Baik
berprilaku disiplin dalam belajar. Misalnya mengobrol di
luar topik pembelajaran di dalam kelas, berlari-lari di dalam kelas,
mnegerjakan tugas dan mengumpulkannya tidak tepat waktu dan lain-
reward
lain yangdan punishment
menjadikan prosesyang berlaku kurang
pembelajaran di kelas sehinggaNamun
maksimal. pada
pertemuan pertama initersebut
kelemahan-kelemahan 71.66 dapat
% dengan
teratasikategori baik.memberikan
setelah guru Sedangkan
pertemuan kedua dan ketiga mengalami peningkatan dari 71 % naik
menjadi 83.39 % dan pada pertemuan ketiga ini, aktifitas belajar siswa
93

meningkat kembali menjadi 85 %. Rata-rata hasil observasi kegiatan


siswa pada siklus 1 adalah 79.99% dengan kategori baik.
c) Hasil Disiplin Belajar
Tabel 4.10
Hasil Disiplin Belajar siswa siklus 1
No Indikator disiplin belajar Persentase Rata- Keterangan
rata
Pert 1 Pert 2 Pert 3
1. Masuk sekolah tidak 90 100 96.4 95.3 Tinggi
terlambat
2. Membiasakan diri untuk 93.3 96.55 100 96.3 Tinggi
datang tepat waktu di
sekolah
3. Bersemangat untuk masuk 96,6 93.10 100 81 Tinggi
sekolah
4. Masuk kelas tepat waktu 83,3 75.86 85.71 81 Tinggi
setelah istirahat
5. Istirahat pada waktunya 63.3 75.86 82.14 73.3 Sedang
6. Mengerjakan tugas yang 76.6 75.86 85.71 78.6 Sedang
diberikan oleh guru
7. Menyelesaikan tugas-tugas 53.3 72.41 67.85 64 Rendah
tepat waktu
8. Mengumpulkan PR tepat 53.3 93.10 100 64 Rendah
waktu
9. Membantu teman yang 60 51.72 92.85 67.6 Rendah
kesulitan jika pekerjaan diri
telah selesai
10. Kemandirian mengerjakan 56.6 72.41 82.14 70 Sedang
tugas atau ulangan
11. Duduk tenang di tempat 66.6 65.51 68.85 66.3 Rendah
masing-masing
12. Tidak menggunakan waktu 90 86.20 89.28 88 Tinggi
belajar untuk bermain-main
13. Mendengarkan penjelasan 89.28 86.20 89.28 88 Tinggi
guru dengan baik
14. Tidak menggunakan jam 78.57 62.06 71.42 70 Sedang
belajar di luar topik
pembelajaran
15. Merespon umpan balik 71.42 65.51 67.85 67.6 Rendah
guru
16. Menjaga kebersihan ruang 96.42 89.65 96.42 93.6 Tinggi
94

kelas dan lingkungan


sekolah
17. Melaksanakan piket kelas 100 100 100 100 Tinggi
sesuai jadwal
18. Berkata baik dan sopan 92.85 89.65 89.28 90 Tinggi
pada setiap pembelajaran
19. Kelengkapan membawa 78.57 86.20 92.85 85.3 Tinggi
alat tulis dan buku
pelajaran
20. Berpakaian rapi dan sopan 75 100 89.28 88 Tinggi
Jumlah 1565 1456 1747.3 1607.9
Rata-rata 78.25 72.8 87.36 80.39
Tertinggi 100% 100% 100%
Terendah 53.3 51.72 67.85

Berdasarkan tabel di atas, hasil disiplin belajar siswa siklus I


persentase terendah siswa adalah 53.3%. Nilai persentase tertinggi
pada siklus 1 adalah 100%. Sedangkan dari tiga pertemuan tersebut
pada pertemuan kedua kondisi disiplin belajar siswa menurun dengan
hasil rata-rata 72.8%. Selain itu, terdapat beberapa indikator disiplin
belajar yang belum mencapai kategorisasi yang diinginkan.
Diantaranya yaitu, Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru,
duduk tenang di tempat masing-masing, mengumpulkan PR tepat
waktu, membantu teman yang kesulitan jika pekerjaan diri telah
selesai, dan merespon umpan balik guru. Indikator tersebut baru
mencapai kurang lebih 65% sehingga membutuhkan penelitian
lanjutan sebagai upaya dalam memperbaiki dan meningkatkan sikap
disiplin belajar siswa dengan menggunakan reward sticker pictured.
4) Refleksi
Refleksi pada siklus pertama dimaksudkan untuk
mengetahui kelemahan-kelemahan yang dialami saat proses
pembelajaran pada siklus 1, kemudian dilakukan perbaikan pada
siklus selanjutnya. Adapun refleksi pada siklus 1 adalah sebagai
berikut:
95

Pada pelaksanaan sikslus 1 pembelajaran Bahasa Indonesia dengan


menggunakan reward sticker pictured dalam upaya meningkatkan
disiplin belajar siswa sudah berjalan cukup baik, namun masih terdapat
beberapa kendala-kendala, baik dari aktifitas guru maupun aktifitas
siswa. Dari aktifitas guru, guru masih belum terampil dalam mengatur
kondisi kelas dan mengontrol kedisiplinan belajar mereka sehingga
banyak yang ribut dan suasana menjadi gaduh. Sedangkan dari aktifitas
siswa, terdapat beberapa siswa yang tidak menaati peraturan yang
sudah ditentukan. Misalnya, pada indikator 12 yaitu tidak menggunakan
waktu belajar untuk bermain-main masih cukup sulit. Banyak dari
mereka yang kurang serius dalam proses pembelajaran. Selain itu
indikator 15 merespon umpan balik guru, indikator 11 duduk tenang
ditempat masing-masing, indikator 9 membantu teman yang kesulitan
jika pekerjaan diri telah selesai, indikator 10 kemandirian mengerjakan
tugas atau ulangan dan indikator 5 istirahat pada waktunya belum
mencapai satndar yang diharapkan. Sedangkan hasil dari tiap pertemuan
dalam pelaksanaan disiplin belajar berdasarkan daftar ceklistnya
terdapat satu anak yang paling rendah poinnya yaitu 11 poin yang
menunjukkan belum tercapainya sikap disiplin belajarnya dengan baik.
Sedangkan siswa-siswi lainnya rata-rata 14 sampai 16 cheklist dari
daftar disiplin belajar tiap harinya. Hal tersebut menunjukkan belum
tercapainya sikap disiplin belajar siswa berdasarkan indikator yang
sudah ditentukan yaitu 85%-90 %. Oleh sebab itu, sikap disiplin belajar
siswa perlu ditingkatkan melalui perbaikan tindakan untuk diterapkan
pada siklus II. Adapun perbaikan yang harus dilakukan adalah sebagai
berikut:
a) Menjelaskan kembali kepada peserta didik aturan dalam kelas, jika
mereka menaati aturan dengan baik maka akan mendapatkan
reward, namun jika mereka melanggar aturan yang sudah
ditentukan maka akan mendapatkan punishment berupa pencabutan
96

stiker pictured di papan disiplin belajar yang ditempelkan di depan


kelas.
b) Memberikan ketegasan kepada siswa yang sulit dalam
melaksanakan tata tertib yang sudah ditentukan.
c) Kegiatan mengobservasi sikap disiplin belajar mereka lebih
dikuatkan kembali sehingga akan mengetahui peningkatan sikap
disiplin belajar mereka.
d) Memotivasi siswa untuk bersikap disiplin dalam belajar dan
menjelaskan manfaat disiplin belajar dalam kehidupan mereka
selanjutnya
e) Bekerja sama dengan guru kelas untuk saling mendukung dan
mengarahkan terhadap siswa yang bermasalah terhadap
kedisiplinan dalam belajar
f) Meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan terhadap siswa
yang sulit dalam mengikuti aturan kelas sehingga upaya dalam
meningkatkan disiplin belajar mereka akan tercapai dengan baik.
5) Keputusan
Berdasarkan hasil refleksi siklus 1, diperoleh bahwa disiplin
belajar siswa dengan menggunakan reward sticker pictured yang
telah dilaksanakan pada pembelajaran Bahasa Indonesia belum
mencapai kriteria yang diharapkan. Sedangkan untuk aktifitas guru
dan siswa memerlukan koreksi dan perbaikan-perbaikan dalam
upaya meningkatkan sikap disiplin belajar siswa. Oleh sebab itu,
perlu dilaksanakan perbaikan tindakan pembelajaran siklus II
berdasarkan hasil refleksi siklus I.
b. Siklus II
1) Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan pada siklus kedua ini hampi sama dengan
tahapan perencanaan pada siklus I yaitu menyusun RPP dengan
materi yang sudah ditentukan oleh guru kelas, menyiapkan lembar
observasi dan wawancara, menyiapkan lembar kerja siswa, media
97

yang di pakai dalam pembelajaran, dan anecdotal record serta


instrumen observasi lembar cheklist disiplin belajar siswa. Pada
siklus kedua ini diharapkan sikap disiplin belajar siswa akan lebih
meningkat dan mencapai indikator keberhasilan yaitu 85% -90%
dengan kategori sangat baik.
2) Tahap Pelaksanaan
Proses pemelajarn pada siklus kedua ini terdiri dari tiga kali
pertemuan. Materi pada siklus kedua ini adalah menyalin puisi anak
dengan menggunakan huruf tegak bersambung, membaca bacaan
dengan lafal dan intonasi yang tepat dan menceritakan cerita anak.
Adapun penjelasan proses pembelajaran pada siklus kedua ini adalah
sebagai berikut:
a) Pertemuan pertama (Sabtu, 9 Mei 2013)
Pertemuan pertama pada siklus kedua ini diawali dengan
tahap-tahap yang sama seperti siklus 1. Adapun topik-topik yang
dibahas pada pertemuan kali ini adalah menirukan suara binatang
sekitar (kucing, anjing, tikus, kambing, burung), memperagakan
gerak binatang tertentu (katak, kupu-kupu, bebek, kelinci),
Menjelaskan ciri-ciri tumbuhan secara rinci (nama, ciri khas, suara,
tempat hidup) dengan kalimat yang runtut, dan Mendeskripsikan
ciri-ciri tumbuhan/benda atau binatang dengan kalimat yang runtut.
Guru membuka kegiatan pendahuluan dengan salam, doa dan
absensi siswa. Pada pertemuan keempat ini ada tiga siswa yang tidak
hadir dikarenakan izin. Pembelajaran berlangsung dengan baik, guru
memberikan penjelasan terlebih dahulu tentang pengertian puisi
anak.
Selanjutnya kegiatan inti, guru mengarahkan siswa untuk
mendengarkan penjelasan guru untuk menirukan dan memperagakan
gerak binatang serta menuliskan nama-nama binatang. Selanjutnya,
guru mengarahkan siswa untuk mendengarkan dongeng tentang
tumbuhan dan mengamati gambar tumbuhan secara langsung.
98

Tahapan pembelajaran berjalan lancar, sedangkan guru kelas tetap


membantu peneliti untuk mengobservasi sikap-sikap disiplin belajar
siswa. Selanjutnya guru memberikan tugas kepada siswa untuk
menuliskan puisi yang dibacakannya untuk disalin dengan
menggunakan huruf tegak bersambung.
Gambar 4.4
Foto kegiatan Belajar siklus II pertemuan ke I

Pada pertemuan keempat ini terjadi peningkatan dalam sikap


disiplin belajar mereka. Hal tersebut terlihat dari hasil catatan
anecdotal record dan daftar cheklist disiplin belajar siswa. Terdapat
beberapa siswa yang mengobrol dan terlambat dalam mengumpulkan
tugas. Selain itu kondisi kelas sedikit gaduh, namun masalah tersebut
dapat dikontrol dengan baik oleh guru. Saat mengerjakan LKS,
peneliti memperhatikan siswa yang susah dalam menulis tegak
bersambung. Kemudian peneliti meminta siswa yang sudah selesai
mengerjakan tugasnya untuk membantu teman yang kesulitan. Setelah
selesai mengerjakan tugas, LKS dikumpulkan secara tertib.
Selanjutnya yaitu kegiatan penutup. Guru menutup pelajaran guru
bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran, melakukan evaluasi
dan mengingatkan siswa untuk selalu tertib, semangat, dan disiplin
terhadap belajar mereka. Selain itu, guru meminta siswa untuk
mempelajarai materi selanjutnya.
99

Tabel 4.11
Instrumen Observasi- Checklist disiplin belajar siswa siklus 2
pertemuan ke I
No Indikator Disiplin Belajar Siswa Jumlah Siswa
Disiplin Tidak %
disiplin
1. Masuk sekolah tidak terlambat 27 - 100
2. Membiasakan diri untuk datang tepat waktu 27 100
di sekolah
3. Bersemangat untuk masuk sekolah 27 - 100
4. Masuk kelas tepat waktu setelah istirahat 27 - 100
5. Istirahat pada waktunya 25 2 92.59
6. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru 26 1 96.29
7. Menyelesaikan tugas-tugas tepat waktu 20 7 70.04
8. Mengumpulkan PR tepat waktu 27 - 100
9. Membantu teman yang kesulitan jika 22 5 81.48
pekerjaan diri telah selesai
10. Kemandirian mengerjakan tugas atau 23 4 85.18
ulangan
11. Duduk tenang di tempat masing-masing 17 10 62.96
12. Tidak menggunakan waktu belajar untuk 21 6 77.77
bermain-main
13. Mendengarkan penjelasan guru dengan baik 21 6 77.77
14. Tidak menggunakan jam belajar di luar 25 2 92.59
topik pembelajaran
15. Merespon umpan balik guru 20 7 74.07
16. Menjaga kebersihan ruang kelas dan 27 - 100
lingkungan sekolah
17. Melaksanakan piket kelas sesuai jadwal 27 - 100
18. Berkata baik dan sopan pada setiap 26 1 96.29
pembelajaran
19 Kelengkapan membawa
Dari tabelalat tulisterlihat
di atas, dan bukukondisi 23 4 belajar
kedisiplinan 85.18
siswa
pelajaran
mengalami penurunan dari pertemuan sebelumnya. Hal tersebut
20 Berpakaian rapi dan sopan 27 - 100
terlihat dari indikator 9, 11, 12, 13, dan 19. Namun, jumlah siswa yang
disiplin dari setiap indikatornya lebih meningkat dari pada pertemuan
100
100
100

sebelumnya. Pada pertemuan ke pertama siklus kedua ini terdapat tiga


siswa yang tidak masuk sekolah dikarenakan sakit. Oleh karena itu
jumlah dari keseluruhan siswa pada pertemuan pertama siklus kedua
berjumlah 28 siswa.
b) Pertemuan kedua (Senin, 11 Mei 2015)
Pertemuan kedua berlangsung seperti biasanya. Semua hadir
dan guru melakukan apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran
dan memotivasi siswa dengan cerita anak untuk memfokuskan
perhatian siswa. Pada kegiatan eksplorasi atau pendahuluan ini guru
membacakan teks bacaan dan mengarahkan siswa untuk
mendengarkannnya serta menjawab pertanyaan dari bacaan tersebut.
Materi pada pertemuan hari ini adalah membaca bacaan dengan lafal
dan intonasi yang tepat, memahami isinya dengan seksama dan
menuliskannya kembali bacaan tersebut dengan menggunakan bahasa
sendiri. Pada kegiaatan inti, guru mengarahkan siswa untuk membaca
bacaan dengan lafal dan intonasi yang tepat dan menuliskannya
kembali bacaan tersebut dengan menggunakan bahasa sendiri.
Gambar 4.5
Foto kegiatan Belajar siklus 2 pertemuan ke II

Guru bersama peneliti mengobservasi sikap disiplin belajar


mereka. Pada pertemuan kedua ini terdapat peningkatan yang lebih
101
101
101

baik dari sebelumnya. Namun masih terdapat beberapa sikap yang


menunjukkan ketidaksiplinan dalam belajar. Yaitu masih terdapat
beberapa siswa yang tidak duduk tenang di tempat masing-masing,
menggunakan jam belajar di luar topik pembelajaran, masih ada
beberapa siswa yang tidak tepat waktu dalam mengumpulkan tugas.
Kegiatan pembelajaran berjalan efektif dan kondusif. Aktifitas belajar
siswa semakin meningkat, terdapat beberapa siswa yang kurang serius
namun hal tersebut dapat dikontrol oleh guru dengan baik. Kegiatan
pembelajaran diakhiri oleh guru bersama siswa untuk menyimpulkan
hasil pembelajaran, melakukan evaluasi, dan mengingatkan siswa
untuk mempelajari materi selanjutnya.
Tabel 4.12
Instrumen Observasi- Checklist disiplin belajar siswa siklus 2
pertemuan ke II
No Indikator Disiplin Belajar Siswa Jumlah Siswa
Disiplin Tidak %
disiplin
1. Masuk sekolah tidak terlambat 30 - 100
2. Membiasakan diri untuk datang tepat waktu 30 100
di sekolah
3. Bersemangat untuk masuk sekolah 29 - 100
4. Masuk kelas tepat waktu setelah istirahat 30 - 100
5. Istirahat pada waktunya 29 2 92.59
6. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru 30 - 100
7. Menyelesaikan tugas-tugas tepat waktu 24 6 80
8. Mengumpulkan PR tepat waktu 30 - 100
9. Membantu teman yang kesulitan jika 28 3 93.33
pekerjaan diri telah selesai
10. Kemandirian mengerjakan tugas atau 26 4 85.18
ulangan
11. Duduk tenang di tempat masing-masing 21 9 62.96
12. Tidak menggunakan waktu belajar untuk 28 2 93.33
bermain-main
13. Mendengarkan penjelasan guru dengan baik 30 - 100
14. Tidak menggunakan jam belajar di luar 26 4 86.66
topik pembelajaran
102
102
102

15. Merespon umpan balik guru 27 3 90


16. Menjaga kebersihan ruang kelas dan 30 - 100
lingkungan sekolah
17. Melaksanakan piket kelas sesuai jadwal 30 - 100
18. Berkata baik dan sopan pada setiap 30 - 100
pembelajaran
19 Kelengkapan membawa alat tulis dan buku 29 1 96.66
pelajaran
20 Berpakaian rapi dan sopan 30 - 100
Dari tabel di atas, terlihat kondisi kedisiplinan belajar siswa
mengalami peningkatan dari pertemuan sebelumnya. Hal tersebut
terlihat dari indikator 5, 6, 12, 15 dan 19. Dari indikator tersebut
merupakan kondisi kedisiplinan siswa yang cukup sulit untuk
dibangun. Namun dnegan adanya reward sticker pictyred, siswa
mampu unyuk bersikap disiplin dalam belajar dan membiasakannya.
Sehingga kesadaran akan kedisiplinan dalam belajar semakin terasah
dengan baik.
c) Pertemuan ketiga (Selasa, 12 Mei 2015)
Pertemuan ketiga ini terdapat satu siswa yang tidak masuk
dikarenakan sakit. Guru melakukan apersepsi, menyampaikan tujuan
pembelajaran dan memotivasi siswa dengan nyanyi an “Guruku” untuk
meningkatkan semangat belajar siswa. Pada pertemuan ketiga ini guru
melakukan kegiatan pendahuluan dengan menceritakan cerita anak.
Guru mengarahkan siswa untuk mendengarkan cerita yang akan
dibacakan oleh guru. Setelah siswa mendengarkan cerita yang
dibacakan oleh guru, guru melakukan tanya jawab dan banyak dari
mereka menjawab dengan tepat pertanyaan yang diberikan oleh guru.
Dalam hal ini siswa dengan tertib merespon umpan balik dari guru.
Pada indikator 14 tidak menggunakan jam belajar untuk mengobrol di
luar topik pembelajaran sudah meningkat. Selanjutnya guru
mengarahkan siswa untuk mengerjakan tugas menuliskan kembali
cerita anak sesuai dengan gambar yang sudah ada dengan
menggunakan bahasa sendiri. Siswa mengerjakan tugas yang
103
103
103

diberikan oleh guru dengan semangat dan mampu mengumpulkannya


dengan tepat waktu. Kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik.
Pada pertemuan ketiga ini disiplin belajar siswa sudah
meningkat dan guru memberikan reward sticker pictured terhadap
siswa yang disiplin belajarnya meningkat. Berdasarkan hasil
anecdotal record dan daftar cheklist reflektif disiplin belajar siswa,
guru memberikan reward dan menempelkannya di dinding reward
disiplin belajar. Respon peserta didik sangat antusias dan mereka
berusaha untuk lebih dsiplin dalam belajar.
Gambar 4.6
Foto kegiatan pembelajaran siklus II pertemuan ke III

Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan guru bersama siswa


menyimpulkan hasil pembelajaran, melakukan evaluasi, dan
mengingatkan siswa untuk mempelajari materi selanjutnya sebagai
persiapan ulangan harian yang akan dilaksanakan pada pertemuan
selanjutnya.
Pada akhir pertemuan ketiga siklus II, guru merasa senang dan
bahagia dengan meningkatnya sikap disiplin belajar siswa dan
kesadaran mereka akan pentingnya sikap disiplin dalam belajar. Hal
tersebut dapat dibuktikan melalui catatan anecdotal record, catatn
tugas siswa, dan daftar cheklist reflektif. Selain itu, siswa juga aktif
dalam merespon umpan balik guru, mendengarkan penjelasan dari
104
104
104

guru dengan antusias, masuk sekolat tepat waktu dan tidak mengobrol
pada saat pembelajaran berlangsung.
Hasil evaluasi dari LKS dan tiap pertemuan dapat berjalan
dengan baik oleh siswa. Sehingga dengan adanya penggunaan reward
stiker pictured ini mampu memberikan pengaruh dalam meningkatkn
sikap disiplin belajar siswa dengan baik. Semangat belajar,
kedisiplinan mengikuti aturan, kesadaran akan tanggung jawabnya
mengerjakan dan mengumpulkan tugas meningkat dari sebelumnya.
Tabel 4.13
Instrumen Observasi- Checklist disiplin belajar siswa siklus 2
pertemuan ke III
No Indikator Disiplin Belajar Siswa Jumlah Siswa
Disiplin Tidak %
disiplin
1. Masuk sekolah tidak terlambat 28 - 100
2. Membiasakan diri untuk datang tepat waktu 28 100
di sekolah
3. Bersemangat untuk masuk sekolah 28 - 100
4. Masuk kelas tepat waktu setelah istirahat 28 - 100
5. Istirahat pada waktunya 27 1 96.42
6. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru 29 1 96.42
7. Menyelesaikan tugas-tugas tepat waktu 24 4 85.71
8. Mengumpulkan PR tepat waktu 28 - 100
9. Membantu teman yang kesulitan jika 27 1 96.42
pekerjaan diri telah selesai
10. Kemandirian mengerjakan tugas atau 25 3 89.28
ulangan
11. Duduk tenang di tempat masing-masing 24 4 85.71
12. Tidak menggunakan waktu belajar untuk 22 2 78.54
bermain-main
13. Mendengarkan penjelasan guru dengan baik 28 - 100
14. Tidak menggunakan jam belajar di luar 24 4 85.71
topik pembelajaran
15. Merespon umpan balik guru 26 2 92.85
16. Menjaga kebersihan ruang kelas dan 28 - 100
lingkungan sekolah
105
105
105

17. Melaksanakan piket kelas sesuai jadwal 28 - 100


18. Berkata baik dan sopan pada setiap 28 - 100
pembelajaran
19 Kelengkapan membawa alat tulis dan buku 28 - 100
pelajaran
20 Berpakaian rapi dan sopan 28 - 100
Dari tabel di atas, terlihat kondisi kedisiplinan belajar siswa
mengalami peningkatan dari pertemuan sebelumnya. Kondisi kelas
semakin terkontrol dan semangat untuk lebih baik lagi dari hari
sebelumnya. Hal tersebut terlihat bahwa kondisi disiplin belajar siswa
semakin efisien Namun pada indikator 6 dan 12, terdapat sedikit
kendala berupa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dan tidak
menggunakan waktu belajar dengan baik masih memerlukan strategi
yang tepat dalam membangun dan mendisiplan siswa
a) Lembar Observasi Guru
Hasil observasi diperoleh dari pengamatan yan g dilaksanakan
selama proses psembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan
reward sticker pictured dalam upaya meningkatkan sikap disiplin
belajar siswa dengan materi menyalin puisi anak dengan
menggunakan huruf tegak bersambung, membaca bacaan dengan lafal
dan intonasi yang tepat, dan menulis cerita anak berdasarkan gambar
dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh orang lain.
Observasi dilaksanakan oleh observer (guru kelas II B) yang mencatat
seluruh aktifitas guru selama proses pembelajaran. Hasilm observasi
tindakan pertama terhdap guru dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.14
Hasil Observasi Guru Siklus II
No Aspek yang diamati Kriteria Penilaian
Per 1 Pert 2 Pert 3

1. Mengkondisikan Kelas 4 4 4
2. Memberikan apersepsi dan motivasi 4 4 4
106
106
106

3. Menjelaskan tujuan intruksional 4 4 4


4. Menyampaikan tujuan pembelajaran 3 4 4
5. Menjelaskan secara umum topik yang 3 3 4
dibahas
6. Menggunakan alat atau media pembelajaran 3 3 4
7. Kegiatan belajar dengan siswa terlaksana 3 3 3
secara interaktif
8. Memberi/menjawab pertanyaan yang 3 3 4
diajukan siswa
9. Menggunakan reward dalam upaya 3 4 4
membina dan mengembangkan disiplin
belajar siswa
10. Penggunaan reward sesuai dengan kondisi 4 4 4
psikologi peserta didik
11. Menggunakan reward dan punishment yang 4 4 4
tepat dalam upaya meningkatkan disiplin
belajar siswa
12. Memiliki antusiasme dalam belajar 4 3 4
13. Memberikan kesimpulan dari materi yang 4 4 3
telah disampaikan secara baik
14. Melaksanakan penilaian 4 4 4
15. Melaksanakan kegiatan refleksi dari proses 4 4 4
pembelajaran
16. Memberikan feedback (tindak lanjut) terkait 4 4 4
pembelajaran yang telah dilaksanakan
JUMLAH SKOR 55 56 58
PRESENTASE (%) 85.93% 87.5% 90.62%
RATA-RATA 88.61%
KETERANGAN Sangat Sangat Sangat
Baik Baik Baik
107
107
107

Berdasarkan tabel 4.7 yang terkait aktifitas guru, guru


melaksanakan setiap aspek-aspek yang diamati sesuai langkah-
langkah yang ada di dalam perencanaan pembelajaran. Guru sudah
dapat mengontrol waktu pembelajaran dengan baik, menggunakan
reward dan punishment dengan baik dalam upaya meningkatkan sikap
disiplin belajar siswa. Kegiatan belajar dengan siswa terlaksana secara
interaktif. Dan memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya
atau menjawab pertanyaan. Sesuai dengan data yang diperoleh,
terjadi peningkatan yang sangat signifikan dari hasil observasi guru
pada setiap pertemuannya. Rata-rata hasil oservasi kegiatan guru pada
siklus II adalah 88.61% dengan kateegori sangat baik.
b) Lembar Observasi Siswa
Hasil observasi aktifitas siswa selama kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan reward stiker pictured dalam upaya
meningkatkan disiplin belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 4.15
Hasil Observasi Siswa Siklus II
No Aspek yang diamati Kriteria Penilaian
Per 1 Pert 2 Pert 3

1. Menanggapi apersepsi yang disampaikan 3 3 4


oleh guru
2. Menyimak tujuan pembelajaran yang 3 3 4
disampaikan oleh guru
3. Siswa mampu melaksanakan tujuan 3 4 4
intruksional dalam kegiatan belajar-
mengajar
4. Siswa memahami pelajaran yang 3 3 4
disampaikan oleh guru
5. Dengan adanya metode dan alat bantu 2 4 3
mengajar siswa termotivasi
6. Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan 3 4 4
oleh guru
108
108
108

7. Siswa mengajukan pertanyaan 3 4 4


8. Dengan adanya reward siswa termotivasi 4 4 4
untuk disiplin dalam belajar
9. Dengan adanya reward dan punishment 4 4 4
siswa mematuhi peraturan kelas dengan baik
10. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan 4 4 4
oleh guru baik secara pribadi maupun secara
kelompok
11. Berpartisipasi aktif dalam diskusi kelas 3 4 3
12. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan 4 4 4
oleh guru dan mengumpulkannya dengan
tepat waktu
13. Siswa memberi kesimpulan akhir dari materi 4 4 3
yang sudah dipelajari
14. Siswa mengikuti dengan baik evaluasi yang 4 3 4
diberikan oleh guru
15. Mendengarkan dan melaksanakan feedback 4 4 4
yang disampaikan oleh guru
JUMLAH SKOR 51 56 51
PRESENTASE (%) 85% 93.33% 95%
RATA-RATA 91.11%
KETERANGAN Sangat Sangat Sangat
Baik Baik Baik

Berdasarkan tabel 4.8 terlihat dari aspek yang diamati siswa sudah
mampu bersikap disiplin, dengan adanya reward siswa termotivasi
untuk disiplin dalam belajar dengan baik. Siswa mampu mengikuti
peraturan kelas dengan baik, mengerjakan tugas yang diberikan oleh
guru baik secara pribadi maupun kelompok dan mengumpulkannya
dengan tepat waktu. Pada siklus ke II ini aktifitas siswa banyak
menunjukkan perubahan yang positif terlihat dari data observasi
aktifitas siswa mencapai 91.11% dengan kategori sangat baik.
c) Hasil Disiplin Belajar Siswa siklus 2
109
109
109

Tabel 4.16
Hasil Disiplin Belajar Siswa Siklus II
No Indikator disiplin belajar Persentase Rata- Keterangan
rata
Pert 1 Pert 2 Pert 3
1. Masuk sekolah tidak 100 100 100 100 Tinggi
terlambat
2. Membiasakan diri untuk 100 100 100 100 Tinggi
datang tepat waktu di sekolah
3. Bersemangat untuk masuk 100 100 100 100 Tinggi
sekolah
4. Masuk kelas tepat waktu 100 100 100 97 Tinggi
setelah istirahat
5. Istirahat pada waktunya 92.59 92.59 96.42 94.6 Tinggi
6. Mengerjakan tugas yang 96.29 100 96.42 88.6 Tinggi
diberikan oleh guru
7. Menyelesaikan tugas-tugas 70.04 80 85.71 88.3 Tinggi
tepat waktu
8. Mengumpulkan PR tepat 100 100 100 93.6 Tinggi
waktu
9. Membantu teman yang 81.48 93.33 96.42 91 Tinggi
kesulitan jika pekerjaan diri
telah selesai
10. Kemandirian mengerjakan 85.18 85.18 89.28 78.6 Sedang
tugas atau ulangan
11. Duduk tenang di tempat 62.96 62.96 85.71 74.6 Sedang
masing-masing
12. Tidak menggunakan waktu 77.77 93.33 78.54 70 Tinggi
belajar untuk bermain-main
13. Mendengarkan penjelasan 77.77 100 100 91.3 Tinggi
guru dengan baik
14. Tidak menggunakan jam 92.59 86.66 85.71 88.3 Tinggi
belajar di luar topik
pembelajaran
15. Merespon umpan balik guru 74.07 90 92.85 85.3 Tinggi
16. Menjaga kebersihan ruang 100 100 100 100 Tinggi
kelas dan lingkungan sekolah
17. Melaksanakan piket kelas 100 100 100 100 Tinggi
sesuai jadwal
18. Berkata baik dan sopan pada 96.29 100 100 98.6 Tinggi
setiap pembelajaran
19. Kelengkapan membawa alat 85.18 96.66 100 93.6 Tinggi
110
110
110

tulis dan buku pelajaran


20. Berpakaian rapi dan sopan 100 100 100 100 Tinggi
Jumlah 1792.14 1880.71 1907.6 1833
Rata-rata 89.60 94.03 95.35
Tertinggi 100% 100% 100%
Terendah 62.96% 62.96% 78.54%
Berdasarkan tabel di atas, hasil disiplin belajar siswa siklus II
persentase terendah siswa adalah 62.96%. Nilai persentase tertinggi
pada siklus II adalah 100%. Sedangkan dari tiga pertemuan tersebut
terdapat peningkatan secara signifikan. Selain itu, siswa sudah
mengikuti pembelajaran dengan baik hal itu terlihat dari sikap disiplin
belajar mereka dalam setiap pembelajaran. Pada siklus II ini sikap
disiplin belajar siswa mengalami perubahan ke arah yang lebih baik
sehingga rata-rata persentase dari ke tiga pertemuan tersebut yaitu 89.68%,
94.03 % dan 95.355 dengan kategori sangat baik.
3) Refleksi
Berdasarkan hasil observasi pada saat pembelajaran maka
dapat dsimpulkan aktifitas siswa semakin meningkat, guru sudah
dapat mengontrol kelas dengan baik, menciptakan suasana
pembelajaran yang menyenangkan, meningkatkan disiplin belajar
siswa, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan
mengemukakan ide. Sedangkan dari aktifitas siswa dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan reward sticker
pictured kondisi belajar siswa semakin meningkat, sikap disiplin
belajarnya semakin bagus. Kemandirian mengerjakan tugas baik
secara pribadi maupun secara kelompok, berpartisipasi aktif dalam
diskusi kelas, mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dan
memiliki kesadaran yang tinggi akan pentingnya bersikap disiplin
dalam belajar. Dengan menggunakan reward sticker pictured siswa
memiliki semangat yang tinggi, berhati-hati terhadap sikap disiplinnya
karena jika mereka tidak mengikuti aturan kelas dengan baik akan
mendapatkan punishment berupa pencabutan stiker yang sudah
dipasang.
111
111
111

Reward berupa sticker pictured ini mampu memotivasi siswa


sehingga mampu memberikan umpan balik positif karena pada
umumnya anak-anak sangat menyukai sticker. Selain itu dengan
adanya sticker bergambar ini dengan warna-warninya mampu menarik
perhatian siswa. Sehingga jika mereka mampu bersikap disiplin
dengan baik dan mengikuti aturan kelas akan mendapatkan reward
atau penghargaan atas hasil usaha yang telah dilakukan. Oleh karena
itu tujuan dari penggunaan reward stiker pictured ini mampu
memberikan kesadaran kepada siswa untuk bersikap disiplin.
Sehingga jika reward sudah dilepaskan siswa akan terbiasa untuk
bersikap disiplin dalam belajar.
4) Keputusan
Berdasarkan hasil refleksi siklus II diperoleh data catatan
disiplin belajar siswa, aktifitas guru dan siswa mengalami peningkatan
yang cukup signifikan pada siklus II ini. Siswa membiasakan diri
untuk bersikap disiplin, masuk kelas tepat waktu, mendengarkan
penjelasan guru, tidak mengobrol pada saat jam pembelajarn dan
mencapai indikator kedisiplinan lainnya yang sudah disepakati dan
ditentukan. Oleh karena itu, Hasil kedisiplinan belajar siswa pada
pembelajaran Bahasa Indonesia sudah mencapai indikator
keberhasilan yang ditetapkan. Sehingga penelitian tindakan untuk
meningkatkan disiplin belajar siswa diaanggap berhasil dan penelitian
tindakan dihentikan pada siklus II.
C. ANALISA DATA
Tahap analisis dimulai dengan membaca keseluruhan data yang diperoleh
dari berbagai siklus. Diantaranya sebagai berikut:
1. Lembar Observasi
1) Lembar Observasi Guru
Lembar kegiatan guru diberikan kepada observer setiap siklusnya, siklus I
dan siklus II. Berikut ini adalah diagram aktifitas guru siklus I dan siklus II
dapat dilihat sebagai berikut:
112
112
112

Persentase aktifitas guru siklus I

85.95%
86
84
79.68%
82
80
78 75%
76
74
72
70
pert 1 pert 2 pert 3

pers 3 pers 2 pers 1

Gambar 4.7
Diagram Persentase Aktifitas Guru Siklus 1

Persentase aktifitas guru siklus II


90.62 %

90
89
88
87.5%
87
86 85.93%
85
84
83
82
pert 1 pert 2 pert 3

pers 3 pers 2 pers 1

Gambar 4.14
Diagram Persentase Aktifitas Guru Siklus II
113
113
113

Rata-rata aktifitas guru siklus I dan II

88.61%
88

86
84
82 80.21%

80
78
76
siklus 1 siklus 2

siklus 1 siklus 2

Gambar 4.9
Diagram Persentase Rata-rata Aktifitas Guru Siklus 1 dan II

Diagram 4.18 menunjukkan adanya peningkatan aktivitas guru dengan


menggunakan reward sticker pictured terhadap sikap disiplin belajar siswa
kelas II SDN Pisangan III Legoso Ciputat Timur. Jika dilihat dari grafik
tersebut pada siklus 1persentase aktifitas guru sebesar 80.21% dengan
kategori sangat baik. Sedangkan pada hasil persentase aktivitas guru siklus
II menjadi 88.61% yang tergolong kategori sangat baik.
2. Lembar Observasi Siswa
Adapun hasil pengamatan pada aktivitas siswa dengan menggunakan
reward sticker pictued terhadap sikap disiplin belajar siswa sesuai dengan
perencanaan diagram berikut:
114
114
114

Persentase aktifitas siswa siklus 1


85%
83.33%
85

80

75 71.66%

70

65

60
pert 1 pert 2 pert 3

pers 1 pers 2 pers 3

Gambar 4.10
Diagram Persentase aktifitas siswa siklus I

Persentase aktifitas siswa siklus II

95%
96 93.33%
94
92
90
88 85%
86
84
82
80
pert 1 pert 2 pert 3

pers 1 pers 2 pers 3

Gambar 4.11
Diagram Persentase aktifitas siswa siklus II
115
115
115

Rata-rata hasil persentase aktifitas siswa


siklus I dan II

91.11%
95
90
79.99%
85
80
75
70
siklus 1 siklus 2

siklus 1 siklus 2

Gambar 4.12
Diagram Rata-rata Persentase aktifitas siswa siklus 1 dan II
Berdasarkan hasil skor pada lembar observasi siswa yang terlihat
pada diagram 4.18 menunjukkan bahwa persentasi jumlah rata-rata
aktifitas siswa pada siklus 1 berada pada kategori baik dengan persentase
79.99% dan pada siklus II mengalami peningkatan yang signifikan yaitu
berada pada kategori sangat baik dengan persentase 91.11%. Hal ini
membuktikan bahwa dengan menggunakan reward sticker pictured dapat
meningkatkan sikap disiplin belajar peserta didik pada pembelajaran
Bahasa Indonesia.
3. Hasil Disiplin Belajar Siswa Melalui Cheklist
Di bawah ini adalah grafik perubahan sikap disiplin belajar siswa
secara keseluruhan, diantaranya:
Tabel 4.18.
Persentase Sikap Disiplin Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II
No Indikator Disiplin Belajar Persentase Selisih Keterangan
Siswa Siklus I Siklus II
1. Masuk sekolah tidak 95.3 100 4,7 Meningkat
terlambat
116
116
116

2. Membiasakan diri untuk 96.3 100 3.7 Meningkat


datang tepat waktu di
sekolah
3. Bersemangat untuk masuk 81 100 19 Meningkat
sekolah
4. Masuk kelas tepat waktu 81 97 16 Meningkat
setelah istirahat
5. Istirahat pada waktunya 73.3 94.6 21.3 Meningkat
6. Mengerjakan tugas yang 78.6 88.6 10 Meningkat
diberikan oleh guru
7. Menyelesaikan tugas-tugas 64 88.3 24.3 Meningkat
tepat waktu
8. Mengumpulkan PR tepat 64 93.6 29.6 Meningkat
waktu
9. Membantu teman yang 67.6 91 23.4 Meningkat
kesulitan jika pekerjaan diri
telah selesai
10. Kemandirian mengerjakan 70 78.6 8.6 Meningkat
tugas atau ulangan
11. Duduk tenang di tempat 66.3 74.6 8.3 Meningkat
masing-masing
12. Tidak menggunakan waktu 88 70 -18 Menurun
belajar untuk bermain-main
13. Mendengarkan penjelasan 88 91.3 3.3 Meningkat
guru dengan baik
14. Tidak menggunakan jam 70 88.3 18.3 Meningkat
belajar di luar topik
pembelajaran
15. Merespon umpan balik 67.6 85.3 17.7 Meningkat
guru
16. Menjaga kebersihan ruang 93.6 100 6.4 Meningkat
kelas dan lingkungan
sekolah
17. Melaksanakan piket kelas 100 100 0 Tetap
sesuai jadwal
18. Berkata baik dan sopan 90 98.6 8.6 Meningkat
pada setiap pembelajaran
19. Kelengkapan membawa 85.3 93.6 8.3 Meningkat
alat tulis dan buku
pelajaran
20. Berpakaian rapi dan sopan 88 100 12 Meningkat
117
117
117

Dari penyajian data di atas terlihat bahwa hasil keseluruhan indikator


disiplin belajar siswa yang diteliti terjadi peningkatan yang signifikan.
Pada indikator masuk sekolah tidak terlambat, membiasakan diri untuk
datang tepat waktu di sekolah dan bersemangat untuk masuk sekolah
berada pada perubahan yang positif dan mengalami peningkatan sebesar
100%. Adapun pada indikator masuk kelas tepat waktu setelah istirahat
mengalami peningkatan sebesar 97 % dan seterusnya. Namun pada
indikator kemandirian mengerjakan tugas atau ulangan, duduk tenang di
tempat masing-masing, dan mendengarkan penjelasan guru dengan baik
mengalami peningkatan tetapi tidak signifikan. Selain itu, pada indikator
tidak menggunakan waktu belajar untuk bermain-main mengalami
penurunan sebesar 18%. Berdasarkan data yang terkumpul indikator yang
mengalami pelanggaran cukup bervariasi dari hari ke hari salah satunya
tidak membawa buku pelajaran dan alat tulis. Hal tersebut terjadi karena
tidak terbiasanya peserta didik melakukan hal itu, artinya membutuhkan
kontinuitas dalam menerapkan sikap disiplin belajar. Dengan demikian
dapat dikatakan dengan menggunakan reward sticker pictured mampu
meningkatkan sikap disiplin belajar siswa, khususnya kelas II SDN III
Pisangan Legoso Ciputat Timur. Diagram persentasi perubahan sikap
disiplin belajar siswa dari siklus I dan Siklus II dapat dilihat pada gambar
bawah ini.

Persentase sikap disiplin belajar siswa

91.65
95
90
85 80.39
80
75
70
siklus I siklus II

persentase persentase
118
118
118

Gambar 4.13
Diagram Persentase Perubahan Sikap Disiplin Belajar Siswa Siklus 1 dan
siklus II

Diagaram 4.20 di atas menunjukkan bahwa perubahan sikap disiplin


belajar siswa dengan persentasi jumlah rata-rata pada siklus I berada pada
kategori sangat baik dengan persentasi sebesar 80.39% dan pada siklus II
mengalami peningkatan yang signifikan yaitu berada pada kategori sangat
baik dengan persentase sebesar 91.65%. Hal ini membuktikan bahwa
dengan menggunakan reward sticker pictured pada pembelajaran Bahasa
Indonesia mampu meningkatkan sikap disiplin belajar siswa.
4. Hasil Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas setelah
dilakukan tindakan siklus I dan siklus II diperoleh informasi bahwa respon
guru terhadap penggunakan dan penerapan reward sticker pictured pada
pembelajaran Bahasa Indonesia sangat baik. Karena menurut responden,
metode tersebut belum digunakan di sekolah sehingga dapat memotivasi
siswa terutama dalam sikap disiplin belajar mereka di kelas. Pada siklus I
siswa masih bingung dikarenakan belum terbiasanya dalam menaatati
peraturan secara rinci. Setelah dibiasakan dan diulang-ulang setiap harinya
mereka mampu melaksanakan peraturan yang sudah ditentukan dengan
sangat baik. Pada siklus II siswa sudah memamhi dan menaati peraturan.
Dengan adanya reward tersebut termotivsi siswa dan bersemangat dalam
melaksanakan kedisiplinan di sekolah. Selain itu, hasil disiplin belajar
siswa pada siklus II meningkat menjadi 91.65% sehingga mencapai
kategori yang sudah ditentukan yaitu 85%.
D. PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan selama 2 siklus. Sebelum penelitian
dilaksanakan, peneliti melakukan kegiatan pra penelitian yang berlangsung
selama satu minggu. Selanjutnya peneliti melakukan penelitian selama satu bulan
dari tanggal 24 April samapi dengan tanggal 21 Mei 2015. Penggunakan reward
119
119
119

sticker pictured dilakukan di SDN III Pisangan Legoso Ciputat Timur Tangerang
Selatan karena di sekolah ini belum menggunakan reward sticker pictured. Selain
itu kondisi dan sikap disiplin belajar siswa di kelas II B masih rendah. Sehingga
membutuhkan alat untuk memperbaiki sikap disiplin belajar mereka yaitu
penggunaan reward sticker pictured. Peneliti melakukan penelitian tidak hanya
saat pembelajaran Bahasa Indonesia saja. Tetapi peneliti melakukan penelitian
setiap harinya untuk melihat perubahan dari sikap disiplin belajar siswa. Dari
kedua siklus yang telah dilaksanakan, menunjukkan adanya peningkatan dari
sikap disiplin belajar siswa dengan menggunakan reward sticker pictured yang
semakin meningkat tiap siklusnya.
Pada pelaksanaan siklus I terdapat beberapa kendala yang muncul,
diantaranya siswa masih susah untuk duduk tenang di tempat masing-masing,
mengobrol saat kegiatan pembelajaran berlangsung, gaduh dan tidak tepat waktu
dalam mengumpulkan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Hal tersebut
terjadi karena belum terbiasa dengan peraturan-peraturan yang jelas di dalam
kelas.
Sedangkan pada siklus II penelitian menunjukkan perubahan dan
peningkatan yang signifikan baik dari persentasi sikap disiplin belajar siswa
maupun aktifitas belajar siswa saat diterapkannya reward sticker pictured. Hasil
persentasi rata-rata disiplin belajar siswa mengalami peningkatan secara
signifikan. Pada siklus I sebesar 80.39% meningkat menjadi 91.65%. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa tindakan pada siklus ke II sudah mencapai
katogori yang diharapkan yaitu sebesar 85%. Karena sudah mencapai target yang
ditentukan, maka penelitian ini dihentikan pada siklus II. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa dengan analisis di atas reward sticker pictured mampu
meningkatkan sikap disiplin belajar siswa dalam proses pembelajaran di dalam
kelas, khususnya kelas II SDN Pisangan 3 Ciputat Timur Tangerang Selatan.
E. KETERBATASAN PENELITIAN
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan dan
kelemahan diantaranya:
120
120
120

1. Penelitian ini tidak dapat dilakukan dalam jangka yang panjang karena
keterbatasan waktu menjelang ujian kenaikan kelas, sehingga dilaksanakan
berdasarkan sisa waktu yang ada pada akhir tahun pembelajaran.
2. Keterbatasan peneliti dan observer dalam melakukan observasi secara
mendetail mengakibatkan aktifitas belajar siswa kurang terkontrol.
3. Pengelolaan waktu, karena selain peneliti menerapkan reward sticker
pictured peneliti juga mengamati perkembangan dan perubahan sikap disiplin
belajar siswa.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan secara keseluruhan dari skripsi ini, dapat

disimpulkan bahwa menggunakan Reward Sticker Pictured mampu meningkatkan


sikap disiplin belajar siswa kelas II SDN Pisangan III Legoso Ciputat Timur. Hal
ini dapat dilihat dari indikator sikap disiplin belajar siswa diantaranya sebagai
berikut:
1. Keaktifan, kepatuhan, dan ketaatan dalam masuk sekolah dari siklus 1 ke
siklus II mengalami peningkatan sebesar 4.7%
2. Disiplin dalam mengerjakan tugas mengalami peningkatan dari siklus I ke
siklus II sebesar 10%
3. Disiplin peserta didik dalam mengikuti pelajaran di sekolah, adanya
keaktifan, keteraturan, ketentuan, dan ketertiban mengalami peningkatan
sebesar 15%
4. Disiplin peserta didik dalam menaati tata tertib, yakni kesesuaian tindakan
peserta didik dengan tata tertib sekolah dengan penuh kesadaran mengalami
peningkatan sebesar 10%.
Berdasarkan temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan
reward sticker pictured ini meningkatkan sikap disiplin belajar siswa. Hal ini
terbukti dari peningkatan sikap disiplin belajar siswa pada siklus I sebesar 80.39%
ke siklus II menjadi 91.65%.
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian penggunaan reward sticker pictured pada
proses pembelajaran Bahasa Indonesia dalam meningkatkan sikap disiplin belajar
siswa di SDsebagaiknya
1. Guru Negeri Pisangan 03, maka penulis
menggunakan Rewardmengajukan saran sebagai
Sticker Pictured secaraberikut:
intensif
dalam upaya mengembangkan pembiasaan sikap disiplin belajar siswa di
berbagai sekolah.
2. Dengan mengggunakan reward sticker pictured, agar guru lebih memberikan
semangat, antusias, motivasi sehingga siswa mampu bersikap disiplin.

121
122

3. Guru sebaiknya memberikan reward kepada siswa yang memiliki disiplin


yang paling tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharmisi Suhardjono, dan Supardi, Penelitian Tindakan Kelas,

Jakarta: Bumi Aksara, 2010

Alfin, Jauharoti, Pembelajaran Bahasa Indonesia MI, Surabaya: AprintA, 2009

Brata, Sumardi Surya, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Raja Press, 1990, Cet. 1

Colvin, Geoff, 7 Langkah untuk Menyusun Rencana Disiplin Kelas Proaktif, PT

Indeks: Jakarta, 2008

Dellasera, Qory, Hari Pendidikan Nasional, Jakarta: Jurnal Nasional, 2014

Djamarah, Rahasia Sukses Belajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002

Emma s. Mcdonald dan Dyan M. Hersman, Guru dan Kelas Cemerlang:

Menghidupkan dan Meningkatkan Pengajaran di Dalam Kelas, Jakarta:

Indeks, 2011

E. Mulyasa, Manajemen PAUD, Bandung: PT Remaja Rosda karya, cet III

Fiana, Fani Julia, Disiplin Siswa di Sekolah dan Implikasinya dalam Pelayanan

Bimbingan Konseling, Jurnal Ilmiah Konseling, April 2013

Hamid, Rusdiana, Reward dan Punishment dalam Perpestik Pendidikan Islam,

Ittihad Jurnalm Kopertis Wilayah XI Kalimantan, 2006

Hermawan, Ruswandi, Metode Penelitian Pendidikan SD, Bandung: UPI PRESS,

2007

Hidayat, Syarif, Pengaruh Kerjasama Guru dan Orang Tua Terhadap Disiplin

Peserta Didik di SMPN Jagakarsa Jakarta Selatan, Jurnal IlmiahWidya,

Agustus 2013

Hurlock, Elizabeth, Perkembangan Anak jilid 2, Jakarta: Erlangga, 1978


Kuntarto, Niknik M, Cermat dalam Berbahasa Teliti dalam Berpikir, Jakarta:

Penerbit Mitra Wacana media, 2010

Lickona, Thomas, Pendidikan Karakter Panduan Lengkap Mendidik Siswa

Menjadi Pintar dan Baik, Bandung: Nusa Media 2013

Partin, Ronald L Kiat Nyaman Mengajar di Dalam Kelas, Jakarta: PT Indeks,

2012

Purwanto, Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: PT Remaja

Rosda Karya, 2011. Cet ke 20

Nadlir, Muhammad Abu, Perlunya Penghargaan Bagi Siswa, Jakarta: Jurnal

Nasional, 2012. Diunggah pada 25 februari 2015 pukul 20.33.

Nuraini, Sujiono dan Yuliani Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta:

Indeks, 2009

Rahayu, Putri, Pengaruh Penerapan Reward Terhadap Percaya Diri Anak

Kelompok B di TK Nglanduk 01 Madiuan, Jurnal Online Universitas

Negeri Surabaya. Diunggah pada hari selasa pukul 15.40

Rimm, Sylvia, Mendidik dan Menerapkan Disiplin pada Anak Prasekolah,

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003.

Sabri, Alifus, Pengantar Ilmu Pendidikan, Jakarta: Uin Jakarta Press, 2005

Saputra, Singgih Tego dan pardiman, Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia,


Santrock, John W, Alih Bahasa Tri Wibowo, Psikologi Pendidikan, Jakarta:
2012
kencana, 2008

Sanjaya, Wina, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Prenada Media Group, 2011
Salahudin, Anas, Pendidikan Karakter, Bandung: Pustaka Setia, 2013

Schaefer, Charles, Bagaimana Mempengaruhi Anak, Panduan Praktis Bagi

Orangtua, Jakarta:Dahara Prize, 1989 Cet. Ke-1

Semiawan, Conny R, Belajar dan pembelajaran Prasekolah dan Sekolah Dasar,

(Jakarta: PT Indeks, 2008

Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan Tindakan Kelas, Implementasi dan

Pengembangannya, Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2013

Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Yogyakarta: Media Wacana Press, 2003, cet ke-3.


Instrumen wawancara

Identitas responden: Pendidikan Terakhir:

Jabatan : Tanggal:

1. Menurut Ibu/Bapak bagaimana tata tertib di sekolah ini?

2. Bagaimana cara menerapkan disiplin kepada siswa, terutama disiplin

belajar?

3. Apakah kedisiplinan di sekolah ini sudah diterapkan dengan baiki?

4. Apa kendala yang ibu/bapak temui dalam menegakkan kedisiplinan di

sekolah?

5. Bagaimana bapak/ibu mengatasi kendala tersebut?

6. Pelanggaran apa yang sering dilakukan oleh peserta didik terkait tata

tertib yang berlangsung di sekolah

7. Bagaimana bentuk hukuman yang diterapkan di sekolah dalam upaya

penegakan sikap disiplin?

8. Apakah ada penghargaan bagi siswa yang memiliki disiplin belajar yang

baik?, Jika ada apa bentuk penghargaan yang diberikan.

9.
10. strategi
Menurutapa
ibu/ yang
Bapakdilakukan dalam disiplin
apakah budaya upaya pembentukan sikap
yang diterapkan disiplin
di sekolah
belajar siswa?
ini sudah efektif?Mengapa?
Instrumen Wawancara

Hari/Tanggal :

Tempat :

Nama :

Jabatan :

1. Bagaimana gambaran kedisiplinan siswa kelas SDN 04 Pisangan pada saat


pembelajaran?
2. Peraturan apa saja yang diterapkan di SDN 04 Pisangan dalam upaya
meningkatkan disiplin belajar siswa?
3. Bagaimana bentuk reward yang diterapkan di kelas terutama dalam proses
pembelajaran!
4. Apakah punishment juga diterapkan dalam kelas?
5. Bagaimana bentuk-bentuk punishment yang diterapkan untuk meningkatkan
disiplin belajar siswa?
6. Apakah peraturan yang diterapkan di sekolah dapat berjalan dengan baik?
7. Seperti apa reward yang digunakan oleh kelasdalam mendisiplinkan perilaku
mereka?
8. Bagaimana pendapat ibu guru, apakah penerapan reward dan punishment
mampu meningkatkan disiplin belajar siswa? Mohon penjelasannya.
9. Bagaimana respon siswa terhadap pemberian reward dan punishment yang
telah diterapkan baik di sekolah maupun di kelas?
10. Seperti apa pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh siswa kelas II SDN
04 Pisangan?
Instrumen wawancara

Hari/Tanggal :

Tempat :

Nama :

Jabatan :

11. Menurut Ibu/Bapak bagaimana tata tertib di sekolah ini?


Jawab: Alhamdulillah, kedisiplinan siswa di kelas dapat berjalan dengan
baik dan khidmat. Walaupun terkadang masih ada beberapa siswa
yang perlu perhatian khusus agar selalu disiplin
12. Bagaimana cara menerapkan disiplin kepada siswa, terutama disiplin
belajar?
a. Datang tepat waktu
b. Melaksanakan tugas piket kelas
c. Berdoa sebelum pelajaran dimulai
d. Memperhatikan dan menghargai semua warga sekolah
e. Dilarang meninggalkan kelas pada saat jam pelajaran tanpa
izin guru
f. Bersikap sopan santun dan menghargai semua warga sekolah
g. Ikut menghargai 9k (ketertiban, keamanan, kekeluargaan,
keindahan, kebersihan, kerindangan, kesehatan, keterbukaan,
dan keteladan)
13. Apakah kedisiplinan di sekolah ini sudah diterapkan dengan baik?
dan membutuhkan kerja sama oleh berbagai pihak. Baik dari
Jawab: Kedisiplinan yang ada di sekolah ini dapat berjalan dengan baik
kepala sekolah, staf-staf sekolah dan lingkungan masyarakat.

Saling mengingatkan dan memberi nasehat jika terdapat hal-hal

yang tidak sesuai dengan aturan sekolah


14. Apa kendala yang ibu/bapak temui dalam menegakkan kedisiplinan

dalam belajar?

tidak mengerjakan tugas/PR


b. mengganggu teman yang sedang belajar dan gaduh di dalam kelas
c. tidak mendengarkan penjelasan guru
d. berlari-lari di dalam kelas ketika proses pembelajaran berlangsung
e. tidak ikut berpartisipasi ketika kegiatan diskusi berlangsung
f. saling mengadu kepada guru kelas jika ada yang berkelahi
g. terdapat beberapa siswa yang kurang rapi dalam memakai seragam
sekolah
h. ketika berbaris, mereka banyak yang berdesak-desakkan
15. Bagaimana bapak/ibu mengatasi kendala tersebut?
Jawab: Cara mengatasi kendala tersebut adalah dengan memberikan
peringatan, jika dengan peringatan mereka belum tertib maka
guru memberikan hukuman. Hukuman tersebut misalnya pulang
paling akhir, teguran, mengerjakan tugas dari guru dan lainnya.
16. Pelanggaran apa yang sering dilakukan oleh peserta didik terkait tata
tertib yang berlangsung di sekolah
Jawab: Pelanggaran yang sering terjadi dalam proses pembelajaran yaitu
sering terlambat dalam mengerjakan tugas, gaduh di dalam
kelas, tidak mendengarkan penjelasan guru dengan baik,
mengobrol di luar materi pelajaran dan mengganggu teman yang
sedang belajar
17. Bagaimana bentuk hukuman yang diterapkan di sekolah dalam upaya
penegakanperaturan adalah mendapat teguran langsung dari guru,
sikap disiplin?
mengerjakan tugas yang
Jawab: punishment yangdiberikan oleh jika
diterapkan guru siswa
dan pulang paling
melanggar
akhir
18. Apakah ada penghargaan bagi siswa yang memiliki disiplin belajar yang
baik?, Jika ada apa bentuk penghargaan yang diberikan.
Jawab : Mendapatkan pujian, pulang lebih awal, penambahan poin kelas,
mendapatkan alat-alat tulis dan makanan ringan
19. Strategi apa yang dilakukan dalam upaya pembentukan sikap disiplin
belajar siswa?
Jawab : Dengan adanya punishment menjadikan siswa lebih berhati-hati
dan berdisiplin dengan baik, memberi peringatan atas
kesalahan mereka, dan berkomitmen terhadap peraturan
20. Menurut ibu/ Bapak apakah budaya disiplin yang diterapkan di sekolah
ini sudah efektif?Mengapa?
Jawab: Disiplin yang diterapkan di sekolah berjalan dengan baik, namun
terdapat beberapa hal yang yang menjadi kendala terhadap sikap
disiplin siswa. Misalnya kedisiplinan dalam berangkat ke sekolah.
Masih banyak siswa yang terlambat masuk sekolah. Selain itu,
masih banyak siswa yang keluar masuk kelas ketika pembelajaran
di kelas berlangsung. Oleh karena itu membutuhkan kerja sama
dari semua pihak baik dari lingkungan sekolah maupun
lingkungan masyarakat sekitar.

Guru kelas II B Observer

(Eka Setiowati, S.Pd.) (Siti Khodijah)


Instrumen wawancara

Hari/Tanggal :

Tempat :

Nama :

Jabatan :

1. Bagaimana pendapat ibu terhadap reward sticker pictured dalam upaya


mendisiplinkan belajar siswa?
Jawab: Menurut Saya, dengan adanya reward sticker memberikan warna
baru bagi anak-anak. Mereka menjadi lebih semangat dan
berusaha untuk selalu bersikap disiplin dengan baik. Semangat
belajar dan pelaksanaan dalam proses pembelajarannya semakin
baik dan meningkat
2. Bagaimana pendapat ibu terkait reward dan punishment yang digunakan
dalam proses pembelajaran terhadap sikap disiplin belajar siswa?
Jawab : Dengan adanya reward dan punishment dapat digunakan untuk
mengontrol kedisiplinan sekolah. Sebab dengan mentaati
peraturan-peraturan sekolah berarti mereka mengikuti akur jalan
menuju kesuksesan dalam belajar dan melatih karakter atau
akhlak yang mulia.
3. Bagaimana respon siswa terhadap pemberian reward dan punishment di
dalam kelas?
Jawab: Siswa senang terhadap pemberian reward yang diterapkan dan juga
4. Perilaku baik apa yang dilakukan siswa sehingga ia mendapatkan reward?
setuju dengan punishment yang diberikan oleh guru kepada siswa
Jawab: Rajin mengerjakan tugas sekolah, mengikuti aturan-aturan yang
yang melanggar
sudah disepakati bersama dan aktif dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran.
5. Apakah peraturan yang diterapkan di sekolah terlaksana efektif dalam
mendisiplinkan belajar siswa?
Jawab: efektif, sebab dengan adanya aturan tersebut, siswa belajar taat,
memahami arti hukuman dan ganjarandan mampu meningkatkan
kesadaran siswa akan pentingnya sikap disiplin
6. Punishment apa saja yang diberikan ibu guru kepada siswa yang
melanggar?
Jawab: 1) Menegur dan menasehatinya
2) Panggilan terhadap siswa yang melanggar ke ruangan guru
3) Hukuman yangb mendidik siswa bahwa perbuatan yang
dilakukannya itu salah
4) Jikalau beberapa punishment tersebut di atas masih belum dapat
membuat jera, maka pihak kepala sekolah akan memanggil
siswa yang melanggar, atau jikalau dampaknya berkaitan
dengan prestasi siswa maka kepala sekolah akan mengundang
orang tua siswa untuk mencari solusinya
7. Reward apa saja yang ibu berikan dalam upaya mendisiplinkan siswa?
Jawab: Pujian, hadiah langsung, dan oemberian kepercayaan dalam proses
kegiatan belajar di kelas
8. Apakah punishment fisik pernah dilakukan? bagaimana dampaknya
terhadap diri siswa?
Jawab: Tidak pernah diterapkan punishment fisik
Adapun punishment fisik yang pernah dilakukan hanya bersifat
ringan seperti dijewer telinganya dan berdiri beberapa menit ketika
pembelajaran berlangsung. pemberian punishment fisik itu juga
disesuaikan dengan jenis pelanggarannya, tidak langsung
punishment fisik ringan tersebut diterapkan kepada anak yang baru
sekali salah.
Guru kelas II B Observer

(Eka Setiowati, S.Pd.) (Siti Khodijah)


KRITERIA
PENILAIAN AKTIFITAS GURU DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN DENGAN
MENGGUNAKAN REWARD STICKER PICTURED

No ASPEK YANG DINILAI KRITERIA


SKALA DESKRIPSI
1. Mengkondisikan Kelas 1 Tidak mengkondisikan kelas
2 Mengkondisikan kelas tapi tidak merata
3 Mengkondisikan kelas tapi kurang merata
4 Mengkondisikan seluruh siswa secara merata
2. Memberikan apersepsi dan 1 Tidak menyampaikan apersepsi dan motivasi
motivasi 2 Menyampaikan apersepsi dan motivasi tetapi
tidak sesuai dengan materi pelajaran
3 Menyampaikan apersepsi dan motivasi tetapi
kurang sesuai dengan materi pelajaran
4 Menyampaikan apersepsi dan motivasi tetapi
sesuai dengan materi pelajaran
3. Menjelaskan tujuan 1 Tidak menyampaikan tujuan Intruksional
Intruksional 2 Menyampaikan tujuan Interaksional tetapi
tidak lengkap
3 Menyampaikan tujuan Interaksional tetapi
tidak jelas
4 Menyampaikan tujuan Interaksional dengan
lengkap, jelas dan sistematis
4. Menyampaikan tujuan 1 Tidak menyampaikan tujuan pembelajaran
pembelajaran 2 Menyampaikan tujuan pembelajaran tetapi
tidak lengkap
3 Menyampaikan tujuan pembelajaranl tetapi
tidak jelas
4 Menyampaikan tujuan Interaksional dengan
lengkap, jelas dan sistematis
5. Menjelaskan secara umum 1 Tidak menjelaskan topik secara umum
topik yang akan dibahas
2 Menjelaskan topik secara umum tetapi tidak
jelas
3 Menjelaskan topik secara umum tetapi kurang
jelas
4 Menjelaskan topik secara umum dengan jelas
6. Menggunakan alat atau 1 Tidak menggunakan alat atau media
media pembelajaran pembelajaran
2 Menggunakan alat atau media pembelajaran
tetapi tidak jelas dan tidak sesuai dengan
materii pelajaran
3 Memperlihatkan gambar dengan jelas tetapi
tidak sesuai dengan materi pelajaran
4 Menggunakan media dengan jelas dan sesuai
dengan materi
Kegiatan belajar dengan 1 Kegiatan belajar dengan siswa terlaksana
7. siswa terlaksana tidak tidak interaktif
interaktif 2 Kegiatan belajar dengan siswa terlaksana
kurang interaktif
3 Kegiatan belajar dengan siswa terlaksana
secara interaktif tetapi hanya beberapa siswa
4 Kegiatan belajar dengan siswa terlaksana
secara interaktit
8. Memberi/menjawab 1 Tidak memberi/menjawab pertanyaan yang
pertanyaan yang diajukan diajukan oleh siswa
siswa 2 Memberi/menjawab pertanyaan yang diajukan
siswatetapi kurang jelas
3 Memberi/menjawab pertanyaan yang diajukan
siswa tetapi kurang merata
4 Memberi/menjawab pertanyaan yang diajukan
siswa dengan baik dan jelas
9. Menggunakan reward dalam 1 Tidak menggunakan reward dalam upaya
upaya membina dan membina dan mengembangkan disiplin
mengembangkan disiplin belajar siswa
belajar siswa 2 Menggunakan reward dalam upaya membina
dan mengembangkan disiplin belajar siswa
namun masih kurang dalam pelaksanaannya
3 Menggunakan reward dalam upaya membina
dan mengembangkan disiplin belajar siswa
namun hanya beberapa siswa dan kurang
merata
4 Menggunakan reward dalam upaya membina
dan mengembangkan disiplin belajar siswa
dengan baik dan berjalan dengan lancar
10. Penggunaan reward sesuai 1 Menggunaan reward tetapi tidak sesuai
dengan kondisi psikologi dengan kondisi psikologi peserta didik
peserta didik 2 Menggunaan reward tetapi kurang sesuai
dengan kondisi psikologi peserta didik
3 Menggunaan reward sesuai dengan kondisi
psikologi peserta didik namun hanya beberapa
siswa tertentu
4 Menggunaan reward sesuai dengan kondisi
psikologi peserta didik
11. Menggunakan reward dan 1 Tidak menggunakan reward dan punishment
punishment yang tepat yang tepat dalam upaya meningkatkan
dalam upaya meningkatkan disiplin belajar siswa
disiplin belajar siswa 2 Menggunakan reward dan punishment yang
tepat dalam upaya meningkatkan disiplin
belajar siswa
3 Menggunakan reward dan punishment yang
tepat dalam upaya meningkatkan disiplin
belajar siswa
4 Menggunakan reward dan punishment yang
tepat dalam upaya meningkatkan disiplin
belajar siswa
12. Memiliki antusiasme dalam 1 Tidak Memiliki antusiasme dalam mengajar
mengajar
2 Memiliki antusiasme dalam mengajar cukup
baik
3 Memiliki antusiasme dalam mengajar yang
baik
4 Memiliki antusiasme dalam mengajar sangat
baik
13. Memberikan kesimpulan 1 Tidak memberikan kesimpulan
dari materi yang telah 2 Memberikan kesimpulan tetapi hanya guru
disampaikan secara baik saja
3 Memberikan kesimpulan tetapi dari siswa saja
4 Guru dan siswa memberikan kesimpulan
14. Melaksanakan penilaian 1 Tidak melaksanakan kesimpulan
2 Memberikan penilaian tetapi tidak sesuai
dengan materi yang telah dibahas
3 Memberikan penilaian tetapi kurang sesuai
dengan materi yang telah dibahas
4 Memberikan penilaian sesuai dengan materi
yang telah dibahas
15. Melaksanakan kegiatan 1 Tidak melaksanakan kegiatan refleksi dari
refleksi dari proses proses pembelajaran
pembelajaran 2 Melaksanakan kegiatan refleksi dari proses
pembelajaran namun masih kurang lengkap
3 Melaksanakan kegiatan refleksi dari proses
pembelajaran dengan baik
4 Melaksanakan kegiatan refleksi dari proses
pembelajaran dengan sangat baik
16. Memberikan feedback 1 Tidak memberikan feedback terkait (tindak
lanjut) terkait pembelajaran yang telah dilaksanakan pembelajaran
yang telah 2 Memberikan feedback (tindak lanjut) namun dilaksanakan
kurang sesuai dengan materi yang telah
disampaikan
3 Memberikan feedback (tindak lanjut) sesuai
dengan materi pelajaran namun kurang jelas
4 Memberikan feedback (tindak lanjut) terkait
pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan
sangat baik
KRITERIA
PENILAIAN AKTIFITAS SISWA DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN DENGAN
MENGGUNAKAN REWARD STICKER PICTURED

No ASPEK YANG DINILAI KRITERIA


SKALA DESKRIPSI
1. Menanggapi apersepsi yang 1 Tidak memperhatikan atau acuh tak acuh
disampaikan oleh guru
2 Memperhatikan tapi masih melakukan
aktifitas lain
3 Memperhatikan tapi tidak serius
4 Memperhatikan dengan serius
2. Menyimak tujuan 1 Tidak menyimak penjelasan guru
pembelajaran yang 2 Menyimak penjelasan guru tapi masih
disampaikan oleh guru melakukan aktifitas lain
3 Menyimak tetapi tidak serius
4 Menyimak dengan serius
3. Siswa mampu melaksanakan 1 Tidak mampu melaksanakan tujuan
tujuan intruksional dalam interaksional
kegiatan belajar-mengajar 2 Mampu melaksanakan tujuan interaksional
namun hanya beberapa siswa
3 Mampu melaksanakan tujuan interaksional
hanya sebagian siswa
4 Mampu melaksanakan tujuan interaksional
secara keseluruhan
4. Siswa memahami pelajaran 1 Tidak memahami pelajaran yang disampaikan
yang disampaikan oleh guru oleh guru
2 Memahami pelajaran yang telah disampaikan
oleh guru namun disertai dengan aktifitas lain
3 Memahami pelajaran yang telah disampaikan
oleh guru tetapi tidak serius
4 Memahami pelajaran yang telah disampaikan
oleh guru dengan serius
5. Dengan adanya metode dan 1 Siswa tidak termotivasi dengan penggunaan
alat bantu mengajar siswa metode belajar
termotivsai 2 Siswa sedikit yang termotivasi terhadap
metode yang digunakan oleh guru
3 Siswa cukup termotivasi dengan adanya
metode dan alat bantu mengajar
4 Siswa termotivasi dengan sangat baik dengan
adanya metode dan alat bantu mengajar
6. Siswa menjawab pertanyaan 1 Satu kali menjawab pertanyaan
yang diberikan oleh guru 2 Dua kali menjawab pertanyaan
3 Tiga kali menjawab pertanyaan
4 Empat kali menjawab pertanyaan
7. Siswa mengajukan 1 Satu kali bertanya terkait materi pelajaran
pertanyaan 2 Dua kali bertanya terkait materi pelajaran
3 Tiga kali bertanya terkait materi pelajaram
4 Empat kali bertanya terkait materi pelajaran
dengan baik dan benar
8. Dengan adanya reward 1 Tidak memberi/menjawab pertanyaan yang
siswa termotivasi untuk diajukan oleh siswa
disiplin dalam belajar 2 Memberi/menjawab pertanyaan yang diajukan
siswatetapi kurang jelas
3 Memberi/menjawab pertanyaan yang diajukan
siswa tetapi kurang merata
4 Memberi/menjawab pertanyaan yang diajukan
siswa dengan baik dan jelas
9. Dengan adanya reward dan 1 Dengan adanya reward dan punishment, siswa
punishment, siswa tetap tidak mematuhi peraturan kelas
mematuhi peraturan kelas 2 Dengan adanya reward dan punishment, siswa
dengan baik masih susah mematuhi peraturan kelas dengan
baik
3 Dengan adanya reward dan punishment, siswa
mulai termotivasi untuk mematuhi peraturan
sekolah
4 Dengan adanya reward dan punishment, siswa
mematuhi peraturan kelas dengan baik
10. Siswa mengerjakan tugas 1 Siswa tidak mengerjakan tugas yang
yang diberikan oleh guru diberikan oleh guru
baik secara pribadi maupun 2 Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh
secara kelompok guru tetapi tidak fokus
3 Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh
guru tetapi dengan mengerjakan tugas
lainnya
4 Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh
guru dengan baik
11. Berpartisipasi aktif dalam 1 Tidak berpartisipasi aktif dalam kegiatan
kegiatan diskusi kelas dsikusi kelas
2 Berpartisipasi tetapi dengan satu anggota saja
3 Berpartisipasi aktif dalam kegiatan diskusi
kelas tetapi hanya dengan anggota yang
berada di sampingnya
4 Berpartisipasi aktif dalam kegiatan diskusi
kelas dengan semua anggota kelompok
12. Siswa mengerjakan tugas 1 Tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh
yang diberikan oleh guru guru
dan mengumpulkannya tepat 2 Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
waktu tetapi kurang dan mengumpulkannya tidak
tepat waktu
3 Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
dengan serius tetapi tidak mengumpulkannya
tepat waktu
4 Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
dengan serius dan mengumpulkannya tepat
waktu
13. Siswa memberi kesimpulan 1 Siswa tidak bisa menyinpulkan dari materi
akhir dari materi yang sudah pelajaran yang telah diajarkan
dipelajari 2 Siswa menyinpulkan tetapi tidak sesuai materi
materi pelajaran yang telah diajarkan
3 Siswa bisa menyinpulkan dari materi
pelajaran yang telah diajarkan dengan
menggunakan kata-kata yang tidak tepat
Instrumen Penelitian

Kisi-kisi instrumen angket Anecdotal Record


Indikator :
Hari dan tanggal :
Materi
Sub materi
Deskripsi kegiatan dan sikap peserta didik:
................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
Pe ilaian dari peneliti
n TUNJUK: berilah tanda ceklist pada nilai angka yang sesuai dengan pengamatan anda
PE sangat baik; 2: Cukup
4 : baik; 1:Kurang
3:
Aspek Penilaian Nilai Komentar
No
4 3 2 1

Keaktifan, kepatuhan, dan


1.
ketaatan dalam masuk sekolah
Membiasakan diri untuk
2.
datang tepat waktu ke sekolah
Mengikuti pelajaran di
3.
sekolah dengan aktif, teratur,
dan tertib sesuai ketentuan
untuk mencapai tujuan belajar
Mentaati tata tertib sekolah
4.
dengan penuh kesadaran

5. Jumlah
No Aspek Sikap Kedisiplinan Indikator Sikap Disiplin Belajar
1. Keaktifan, kepatuhan, dan 1. Masuk sekolah tidak terlambat
ketaatan dalam masuk 2. Membiasakan diri untuk datang tepat waktu di
sekolah sekolah
3. Bersemangat untuk selalu masuk sekolah
4. Masuk kelas tepat waktu setelah istirahat
5. Istirahat pada waktunya
2. D isiplin dalam 1. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
m engerjakan tugas 2. Menyelesaikan tugas-tugas tepat waktu
3. Mengumpulkan PR tepat waktu
4. Membantu teman yang kesulitan, jika pekerjaan
diri telah selesai
5. Kemandirian mengerjakan tugas atau ulangan
3. M engikuti pelajaran di 1. Duduk tenang di tempat masing-masing
se kolah dengan aktif, 2. Tidak menggunakan waktu belajar untuk
t eratur, dan tertib sesuai bermain-main
ke tentuan untuk mencapai 3. Mendengarkan penjelasan guru dengan baik
t ujuan belajar 4. Tidak menggunakan jam belajar untuk mengobrol
di luar topik pembelajaran
5. Merespon umpan balik dari guru
4. M entaati tata tertib sekolah 1. Menjaga kebersihan ruang kelas dan lingkungan
de ngan penuh kesadaran sekolah
2. Melaksanakan piket kelas sesuai jadwal
3. Berkata baik dan sopan pada setiap pelajaran
4. Kelengkapan membawa alat tulis dan buku
pelajaran
5. Berpakaian rapi dan sopan
Catatan Tugas-tugas

No Nama Siswa Tugas Tanggal selesai Nilai Catatan


Instrument Observasi – Check List

Meningkatkan Disi plin Belajar Siswa Kelas II SD dengan Menggunakan Reward Sticker Pictured
ganDi03SDN Pisan
Ciputat

Mata Pelajaran :

Hari dan Tanggal :


Berilah tanda check list ( ) apabila kamu mem atuhi tata tertib sekolah dan kelas

Berilah tanda (x)apabila kamu melanggar tata tertib ssekoalh dan kelas

No Indikator Disiplin Siswa Nama Siswa


rahman rian Agus Rafa Bilal Bintang D Nur D Sila Eka Fany fira iqbal Laili maulin luna Bila Najwa Suci Najwa Suci
1. Masuk sekolah tidak terlambat
2. Membiasakan diri untuk datang tepat
waktu di sekolah

3. Bersemangat untuk selalu masuk


sekolah

4. Masuk kelas tepat waktu setelah


istirahat

5. Istirahat pada waktunya


6. Mengerjakan tugas yang diberikan
oleh guru

7. Menyelesaikan tugas-tugas tepat


waktu

8. Mengumpulkan PR tepat waktu


9. Membantu teman yang kesulitan, jika
pekerjaan diri telah selesai

10. Kemandirian mengerjakan tugas atau


ulangan

11. Duduk tenang di tempat masing-masing


12. Tidak menggunakan waktu belajar
untuk bermain-main
13. Mendengarkan penjelasan guru dengan
baik

14. Tidak menggunakan jam belajar untuk


mengobrol di luar topik pembelajaran
15. Merespon umpan balik dari guru
16. Menjaga kebersihan ruang kelas dan
lingkungan sekolah
17. Melaksanakan piket kelas sesuai
jadwal
18. Berkata baik dan sopan pada setiap
pelajaran

19. Kelengkapan membawa alat tulis dan


buku pelajaran

20. Berpakaian rapi dan sopan


21. Jumlah

Keterangan:

: YA :1x
: Tidak : 0
Dokumentasi
V'
8. Memberilmenjawab pertanyaanyang_diajukan siswa V
9. Menggunakan reward dalam upaya membina dan ~
mengetnbangkan disiplin belaiar siswa t/
1O.Penggunaan reward sesnai dengan kondisi psikologi
.>
V' v
peserta didik
11.Menggunakan reward dan punishment yang tepat
dalam upaya rneningkatkan disiplin belajar siswa V V
12. Memiliki antusiasme dalam mengajar v V-
III Penutup v' -_
13 Memberikan kesimpulan dati materi yang telah
disampaikan secara baik t/
14. Melaksanakan penilaian t/ V
15. Melaksanakan kegiatan refleksi dari proses V
pembelajaran V
I 6. Memberikan feedback (tindak Ianjut) terkait
pembelajaran yang telah dilaksanakan V W
JumlahSkor
Skor Maksimnm 64
Presentase Nilai -~
(Jumlah Skor dibagi Skor Maksimum ) X 100 % 75tj}r1tAJi)
~ £l..r;!JJ
Kategori Penilaian total:
• 0 - 20 : Tidak Balk
• 20 - 40 : Kurang Baik
• 40 - 60 : Cukup
• 60 - 80 : Baik
• 80 - 100 : Sangat Baik
Instrumen Peneli tian
Kisi-kisi instrumen observasi Anecdotal Record
Indikator Gt,n?l~ &I~
Hari dan tanggal hrun.... \\ (\A.,t( ~lS
Materi ~ CA. \ ruWQtJha.
Sub rnateri flM~ (~
Deskripsi kegiatan dan sikap peserta didik:
..~~.---~-~~----~~~.(~~~k~~!.~f··~d~:. P..~~~
~:~ ....~ ~~.~.C':'L ~~ncrm···~tt.f.l.~·!··~!&.t·~
.~
. 5.~n fM-n~5.~.~~ 4£D.r- ~IJ.~ .
..[tW(if~. ~Q:r 'l,~ ..<:k:...~ .....~, ...I0.~ ..
.~
. .~ ....~
.M ~f. .....~I..'~"""""""""""'"H'''''''''
Penilaian dari observer
PETUNJUK: berilah tanda ceklist pada nilai angka yang sesuai dengan
pengamatan anda,
4 : sangat baik; 2: Cukup
3 : baik; lKurang

~.~
.
Aspek Sikap Kedisiplinan Hasil Pengamatan Catatan
1413 2 1

1. Keaktifan, kepatuhan, dan


ketaatan dalam masuk
sekolah
I 2. Disiplin dalam
V
mengerjakan tugas
Mengikuti pelajaran d5
j.
~ a.ck~ruhm
sekolah dengan aktif v 6lla.M. ~ ~L:n
teratur, dan tertib sesuai hc~. 'h~.
ketentuan untuk mencapai ~e~t ~.~
1 M. l t~~~an beJajar. _
r 4. I Mentaati tata tertib sekolah

tMM_MM.L~~~ganpenuh kesada_ra_n_~ jL----'--.../'_-'--_-'-- _


LE:MBAR OBSERVASI AKTIFITAS SISWA

DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN REW~. STICKER PICTURED

Nama Observer .Bka Setiowati; S.Pd. ~ Pokok Bahasan


Hari/Tanggal Materi Pelajaran ; Bahasa Indonesia

Siklus keIPert ke Kleas :ll(Dua)B

Petunjuk
Setelah mengamati 'aspek-aspek selama proses pembelajaran berlangsung, mohon beri tanda checklist ( ) pada kolom
penilaian yang tersedia 'dengan Interpretasi penilaian:
1: Tidak balk 2; Kurang Baik 3; Baik 4: Sangat Baik

No.... ASPEK YANG DIAMA TI YA TIDAK PENILAIAN KETERANGAN


1 2 3 ·4
1. lflll2'l!loi anerseosi yang disampaikan oleh guru V V
2. 'male tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh
V V
3. Siswa mampu melaksanakan tujuan intruksional dalam I/0
kegiatan belaiar-mengaiar V <
17 ~ ,
4. . Siswa memahami pelaiaran yang disampaikan oIeh guru V
5. Dengan adanya metode dan alat bantu rnengajar siswa
termotivsai
--------------,_
.... '" V t/
6. Siswa meniawab pertanyaan yang diberikan oleh guru V / 'V
7. Siswa ~~~j;W.iukanoertanyaan L/ V

I •
..

.~ Dengan adanya reward siswa termotivasi untuk disiplin if


<!~_~_~~~~jar
V
Dengan adanya reward dan punishment, siswa mematuhi J ,
,
.peraturan kelas dengan.baik
V
ro. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru baik
V
r

V
"

secara pribadi maupun secara kelompok .


11. Berparttsipasi aktif dalam kegiatan diskusi kelas V V
iz. Siswa meagerjakan tugas yang diberikan oleh guru dan
t/ _,'
_V
~~gumpulkannya tepat waktu
13. Siswa memberi kesimpulan akhir dari materi yang sudah V
V
dipelajari
14. _Mengikuti dengan baik evaluasi yang diberikan guru V L/
15. Ssiwa mendengarkan dan melaksanakanfoedback yang
disampaikan oleh guru
• 1.17"" ~"'-'.'
.. L.,
_,
V V
Jumlah Skor
Skor Maksimum 60
Presentase Nilai
(Jumlah Skor dibagi Skor Maksimwn) X 100 % -ti fQ iDC> :- 1/'l"/:,1:;,' z
Kategori Penilaian total: Ciputat Timur, 2015
• 0-20 : Tidak Baik Obse
• 20-40 : Kurang Baik

;1
'.

40-60
60-80
:
:Baik
Cukup ,

• 80-100 : Sangat Baik NIP:


~
LEMBAR OBSERVASI AKTIFITAS GURU

DALAM KECHATAN PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN REWARD STICKER PICTURED

.s
{ , "Nama Guru : Siti Khodijah n: Pokok Bahasan . ~ Te:k.5'
,
. f . .HariIT anggal ~ ~.4(LU;~ ~l.t Materi Pelajaran : Bahasa Indonesia .
,
Siklus keIPert ke / KleaS .n (Dua) B
Petunjuk .

-l:.. •. "
. Setelah mengamati aspek-aspek selama proses pembelaj_aran berlangsung, mohon ben tanda checklist ( ) pada kolom
penilaian yang tersedia dengan interpretasi penilaian:
1: Tidak baik 2: Kurang Baik 3=Baile 4: Sangat Baik
~
No ASPEK YANG DIAMA TI PENILAIAN
- YA TIDAK
1 2 ;3 4
~.ETERANGAN

1 Kegiatan Pendahuluan
v
1. Mengkondisikan Kelas
2. Memberikan anersensi dan motivasi
3 ..Menielaskan tuiuan.Intruksional
L

=i V
V
V
4. Menvampaikan tuiuan oembelaiaran
II Kegiatan Inti
5. Menielaskan secara umum tonik yang akan dibahas V
6. Menggunakan alat atau media nembelaieran V ~tI\!'! ado; t:tt.:<.--t-· rQ)'-I-~ .

7. Kegiatan belajar dengan siswa terlaksana secara


interaktif _,_,_,_,_,_,-,,-,,-
V

8. Memberi/menjawab pertanyaan yang diajukan siswa . (/ l,


9. Menggunakan reward dalam upaya rnernbina dan ,
mengembangkan disiplin belaiar siswa t/
1O.Pen~ reward sesuai dengan kondisi psikologi v' _,
peserta didik .: "
11.Menggunak:an reward dan punishment yang tepat
dalam unava meningkatkan disiJ!lin.belajar siswa r/ :

12. MemiHki antusiasme dalarn mengajar V


III Penutup
13 Memherikan kesirnpulan dati materi yang telah
disamnafkan secara baik V
14. Melaksanakan penilaian t/
15. Melaksanakan kegiatan refleksi dari proses
pembelaiaran i/ .............................-.---.-.-
.M.M
................................ - - - -----------

16.Memberikan feedback (tindalClanjut) terkait


.pembelejaran yang telah dilaksanakan - V M.M.M
................................ .........................._. .._ .._------ - - - -----------

Jumlah Skor
Skor Maksimum 64
Presentase Nilai
(Jumlah Skor dibagi Skor Maksirnum ) X 100 % --------_._._._._._._ ........... l~r: ts» ~
~
,

Kategori Penilaian total; Ciputat Timur, 2015


• 0 - 20 : Tidak Baile
• 20 - 40 : KurangBaik
• 40 - 60 : Cukup
• 60- 80 : Baik
• '80 - 100 : Sangat Balk
"

.. ..

J LEMBAR OBSERVASI AKTIFIT AS SISWA

DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN REWARD STICKER PICTURED


Nama Observer :Eka Setiowati, S.Pd. Pokok Bahasan
: ~~l,~~kan. ~{,J_~_CUt doJL
Hari/Tanggal Materi Pelajaran : Bafiasa Indo~esia

Siklus ke/Pert ke .
I.
Kleas . :II (Dua) B

Petuniuk

Setelah mengamati aspek-aspek selama proses pembelajaran berlangsung, mohon beri tanda checklist () pada kolom
penilaian yang tersedia dengan interpretasi penilaian:
1: Tidak baik 2: Kurang Baik 3: Baik 4: Sangat Baik
w_w_w_vv v
------------ ------

No ASPEK YANG DIAMA TI YA TIDAK PENILAIAN KETERANGAN


- 1 2 3 4
l. Menanggapi apersepsi yang disampaikan oleh guru V' V,
2. Menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh
c/
{/
~""-----
3. Siswa mampu melaksanakan tujuan intruksional dalarn
kegiatan belaiar~mengajar
V V'
4. Siswa memahami pelaiaran yang disampaikan oleh guru v V
5. Dengan adanya metode dan alat bantu mengajar siswa
V
6.
7.
termotivsai
Siswa meniawab pertanyaan yang diberikan olehguru
Siswa mengajukan pertanyaan
t/
V
HV V
V
._

8. Dengan adanya reward siswa termotivasi untuk disiplin


dalam belajar
(,/' V
9. Dengan adanya reward dan punishment, siswa mematuhi
peraturan kelas dengan baik c-: I/
10. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru baik
secara pribadi maupun secara kelompok V, V
11. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan diskusi kelas V t/' - - - ----------------

12. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dan V 1/;
mengumpulkannya tepat waktu
13. Siswa memheri kesimpulan akhir dari materi yang sudah
dipelajari
J
14. Mengikuti dengan baik evaluasi yang diberikan guru l/
Vt/
15. Ssiwa mendengarkan dan melaksanakanfeedback yang
disampaikan oleh guru
Jumlah Skor
V -:
Skor Maksimum 60
Presentase Nilai
(Jumlah Skor dibagi Skor Maksimum ) X 100 % E - -
/of) - ~UI'O- as-
Kategori Penilaian total: Ciputat Timur, 2015
• 0-20 : Tidak Baik
• 20-40 : Kurang Baik
• 40-60 : Cukup
• 60-80 : Baile <,

• 80-100 : Sangat Baik NIP:


w(,"
...
,

LEMBAR OBSERVASI AKTIFITAS GURU

DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN REWARD STICKER PICTURED

Nama Guru : Siti Khodijah Pokok Bahasan

HarilTanggal :~bfu (9 we ~lS Materi Pelajaran : Bahasa Indonesia

Siklus ke/Pert ke : / Kleas :II (Dua) B

Petuniuk

Setelah mengamati aspek-aspek selama proses pembelajaran berlangsung, mohon beri tanda checklist () pada kolorn
penilaian yang tersedia dengan interpretasi penilaian:
1: Tidak baik 2: Kurang Baik 3: Baik 4: Sangat Baik
No ASPEK YANG DIAMA TI YA TIDAK PENILAIAN KETERANGAN
- 1 2 3 4
1 Kegiatan Pendahuluan .
1. Mengkondisikan Kelas i./ V
2. Mernberikan apersepsi dan motivasi V V
3. Menjelaskan tujuan Intruksional V 'V
4. Menvampaikan tniuan pembelaiaran t/ V
II Kegiatan Inti
5. Menjelaskan secara umum topik yang akan dibahas {/ '1.;/
6. Menzzunakan alat atau media pembelaiaran
7. Kegiatan belaiar dengan siswa terlaksana secara
interaktif
1/

V m ' V
,
- - - - - - - - - - -------------------
Riwayat Singkat Validator
Nama Validator (dengan gelar) : ~ ..~ \~ /: ..~. "M '
Riwayat singkat validator yang berhubungan dengan keahlian:
1.£:z ..:::.~~ ~\C~~ ..:: ~~~~~~ ~~ ~\.{ B.~~
2.Sd~~····"~·""~~~···~
3
4 r~.~~: ~~
t~ .
s:tl
..
6 .
7 ..

Catatan/Rekomendasi/Perbaikan terhadap instrument:


..~~.f.~ ~~ { ..,~ ~
......r...~... ~ ~ ~ .
.i..........::::::::~:::::.::.::::::::::::::::::::
~~~~~~~ \\'L- Q
~........................................................
':-':L:.,::~:::::
(

... 'r..: ii: ~~~ ~ ~


...............~~ .." ~ .
Riwayat Singkat Validator

Nama Validator (dengan gelar) : J,!~f..!~


.. ,,~~F..~qj.'..:.~>.J~....
Riwayat singkat validator yang berhubungan dengan keahlian:

1.. ~::-:.,: ~!:.~~~!.~~.'~::~~~.:~t.I ~~.~.~.~.~ .


2 : .

3 ..
4 :, ~ ; .
5 ; ~ .
6 .
7 .

Catatan/Rekomendasi/Perbaikan terhadap instrument;


l.~ ~~~~ p.~~ ..~. ~£.r.!~ ::k~g.~..L..Q~hf~ ~~~.
J-.: ~~ ... ~~ ~~ .... ~~ ~.~~~~~ ~-
. .. ?..~~~~r. ..5:~~..~ M ~~~ :.~ .
~.: ~ ~~~ ~ ~ ~~~ .
...,~~ ~ ....~~ ?:..~~ ~~ .
.....~ ~~.: .
.1.: ~ ~ .....g~ ~ ~
..:..v.~~ ...r.t?..~~....~. ~~.: ~~
.........~~ ~~.y.~ ..:~..,~~ ~ ~.~ ..~
.......... ,;
~Ov- ~ "'II' ~ ••• 1' 4 , "' ""1"" ............• ~,. # ,' ~ ~ " ,.,. it ..

"..: .~ " _~ ~ ~
.;0. ~ ~ 1' 1'''' " " ~ ~ ~ •• ~ ~ ~ ..

, ~
Tangerang Selatan, I..( ~et 2015

~
( .)
,.

Riwayat Singkat Validator


Nama Validator (dengan gelar) : ..Q.~..:..~ ..~ ..~ ....~.~~.~.~ ...~' f d\
Riwayat singkat validator yang berhubungan dengan keahlian:

1.. t>'.:;:..,".f.~..t:;,..0..~ ~.~7:: ,~~L ~.~ .


2.. ~.4./.t ~.(.,?~ E~?'..Q.!f.~.~.~ ~~ !?.~ .
3. 5.?:..: .f~: .~
. ~ \.f.~ ~.! s..~~ ...
4.. f.~.~.~ . ~ ...~. Q. ....~. ..f.2:.~.~ 52~ . £~<!A
5.. ~.(t~ ~J~.w..~0.:.~ ~5. ~ ..~ l.~.~ ,
6 ~~~.S ~ ?-.. Q .
7 .

Catatan/Rekomendasi/Perbaikan terhadap instrument:


.y. ~ .~. L ~r....~..~ ~ .~. :c ...~...~.~ ~
..~ ~.tr;;.Z.: f...~ ..~ ..':.:: ~.~~ ~
~ 1'. 0 '\ . A. 11 (J
• ·..·····..·.·.···· · ?···· ~··w.-~···
······*"···· ~ · ·f~·~~·~
. ~~ .

Tangerang Selatan, so ¥,l 2015

t
(.....-.- ....-.~ ....-,,)
DAFfARRIWAYATKOLABORATOR

NAl\1A

TEMP AT TANG GAL LAIDR : (e~~~ J ;- fc.hr,,~~il~~tf.


.j
JENIS KELAMIN : Pue~f"~
ALAMAT ; CtmttVlt)tji( f;f D~ 10\ nv, II.

C;r-ftA~ C7~~t

JABATAN DI SEKOLAH

AGAMA Is[ttJ'V'.
KEBANGSAAN WNI
E-MAIL

MOTTOHIDUP : K~ra~~rct~ a4~J~~ f:u"tf?A\ kbev~k1i~V1'


PENDIDlKAN ~1

.(
I

Deskripsi kegiatan dan sikap peserta did : l~ L ~ .


.· ·..·Q .(:t~l'·ok:-, ~>·.~.··.·.·..R..·..·..··t·..·····..·..···Ii
··~~ ..· .
.....~..=..... ~ ~./) 11' ~ 1'0
.................'.\ 'tJI.\}:
~ .'
..
.

tanda ceklist pada nilai angka yang sesuai dengan pengamatan


anda, 3 = sangat baik; 2 = baik; 1== Buruk
No Aspek Penllaian Nilai Komentar

• '~'b 3 2 1

Membiesakan diri untuk


-
datang Iangsung masuk kelas
pada waktunya
Melaksanakan dan
mengumpulkan tugas-tugas
yang menjadi tanggung
jawabnya dengan tepat w .. .
I---:r"=::!:.._\---~-------,.-~--+--!--Hj"f"'---T-t---;;;,~~-;-:-..,....."771tLl0h rf)J n. J:,' ~~
Mematuhi peraturan kelas
~~- --f---A--+-+-+~~~~~~' 1 ~~~,~

@~~ Membiasakan diri


~--------------4-~~.
mematuhi peraturan bers a
yang telab disepa
sebelumnya
r-I.:[~.
- .~ ~ &~ Cr-«xk0 -"':I <1 (~- f"~ .
. ~..J4
:~
.. (j) ~pp .
Pedoman Observasi Aktifitas Guru Mengaja~
Nama Guru
l~~
Bidang Studi yang diajarkan
(/'
K e1asIS e1o lal1

\Vaktu yang tersedia


No Aspek yang diamati
0\ .. ~
~

Pen~atan Catatan
.'f.J j
2 1

1. Menjelaskan tujuan intruksional


: kepada siswa Sehingga siswa
I tabu apa yang akan dicapainya
I; 2. Semua tujuan intruksional dapat
terealisasi dalam kegiatan
belajar- mengajar ... ...
3. Menguasai bahan pelajaran dan
contoh-contoh secarajelas
f
disertai menuliskan hal-hal yang
I dianggap penting
Pemakaian metode dan alat
1 4.
;
bantu mengajar relevan dengan
i
i materi pelajaran dan lengkap
5. Kegiatan belajar dengan siswa
terlaksana secara
...
interaktif
6. Memberi/menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh siswa '. -.
7. Memberikan kesimpulan dati
rnateri yang telah disampaikan
secara baik
8. Melaksanakan penilaian l
I
9. Melaksanakan kegiatan refleksi
dati proses pembelajaran I
10. Memberikanftedback (tindak
lanjut) terkait dengan
pembelajaran yang telah
dilaksanakan .... .. I
..w ~ ~(~ ~ 1~ ~, k,' q,--j ).
r ~~~~ o~ y ~f"'tb~J:_~
-c::;) ['cfl..<.b,,[~ ~ 'r /L--L.. 'k~/' 1rJ-.....r.~ ,j, 'IflH",,,,,,-,,J"

o~'Ao<v-do~(/o<9.; ~ ~

~ ~~.,)
~ ~.
Aspek Sikap Kedisiplinan

Menaati Tata Tertir 1 Masuk sekolah tidak


terlambat
2. Membuang sampah pada
tempatnya V
I...
3. Berpakaian 9pi dan
sop an V
4. Datang tepat waktu di
kelas
5. Membiasakan diri
rnematuhi peraturan kelas
6. Menjaga kebersihan A ./
ruang kelas dan ·v,
~ ~ ~ ~ ~~~=c in kun an sekolah i
Mengerjakan Tugas Melaksanakan dan engerjakan tugas yang
mengurnpulkan tugas-tugas diberikan oleh guru ·v
yang diberikan oleh guru f'. lJPenyelesaian Tugas
tepat waktu epat Waktu ./
3. aling membantujika ada
ternan yang kesulitan .
..mengisi LKS
4. Mengumpulkan PR tepat
waktu
"\_./

. "f( ~ ~S1, 8-,-~' (fA


frDY-) b~~

,jon -B l'1", ( \ex,..., +"', UI nj leh:~S ~ ~ r. ~ 'J


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolahpesan ke dalam beberapa


: SDNkalimat
PISANGAN 03 CIPUTAT TIMUR
Mata6.Pelajaran : Bahasa Indonesia
Dengan metode bermain, siswa mampu menyampaikan pesan dengan
Kelas/Semester : II/II
permainan pesan berantai.
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit

A. Standar Kompetensi :
Memahami ragam wacana tulis dengan membaca nyaring dan membaca dalam
hati
B. Kompetensi Dasar
Menyampaikan pesan pendek yang didengarkan kepada orang lain
C. Indikator
1. Mencatat isi pesan
2. Menulis pesan dalam beberapa kalimat
3. Menyampaikan pesan kepada orang lain
D. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan menggunakan metode ceramah siswa mampu mendengarkan pesan
yang dibacakan guru
2. Melalui proses pembelajaran, siswa mampu menuliskan isi pesan yang
dibacakan oleh guru
3. Dengan media yang digunakan oleh guru berupa kaset, siswa mampu
mendengarkan pesan guru yang disampaikan melalui kaset
4. Siswa mampu mengingat pesan yang disampaikan oleh guru
5. Dengan menggunakan metode terbimbing, siswa mampu menyampaikan
E. Materi Ajar/ Materi Pokok) :
(Pesan singkat)
F. Metode pembelajaran
Metode : Ceramah, Tanya Jawab, Penugasan, dan Praktek Terbimbing
G. Karakter yang diharapkan
Menunjukkan partisipasi aktif, disiplin & jujur, bertanggung jawab, bekerja sama
serta tenggang rasa terhadap sesama
H. Kegiatan Pembelajaran
Tahapan Deskripsi Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Pembelajaran

Pendahuluan 1. Orientasi Siswa menjawab salam Guru


(10 Menit) Guru menyampaikan salam Siswa berdoa sebelum belajar
Guru berdoa sebelum
belajar
Guru mengabsen siswa Siswa mengumpulkan tugas/ PR
Guru mempersiapkan
materi ajar, dan alat peraga.
2. Apersepsi Siswa menjawab pertanyaan dari
Guru mengajukan guru tentang materi yang akan
pertanyaan tentang materi dipelajari
yang telah dipelajari
3. Motivasi siswa melakukan ice breaking
Guru memberikan semangat
kepada siswa dengan Siswa mendengarkan tujuan yang
melakukan ice breaking disampaikan oleh guru

4. Tujuan Guru
menyampaikan materi
pembelajaran tentang ciri-
ciri tumbuhan dan hewan
dan mendeskripsikannya
dengan bahasa yang mudah
dipahami oleh orang lain.
Kegiatan Inti  Guru mengarahkan siswa  Siswa mendengarkan pesan
(Eksplorasi) mendengarkan pesan yang yang dibacakan guru
45 menit dibacakan guru
 Guru mengarahkan siswa Siswa menulis isi pesan
untuk menuliskan isi pesan
yang dibacakan oleh guru
 Guru mengarahkan siswa Siswa mendengarkan pesan yang
untuk mendengarkan pesan disampaikan oleh guru
yang disampaikan oleh guru
melalui rekaman kaset
 Guru mengarahkan siswa Siswa mengingat pesan dalam
untuk mengingat pesan beberapa kalimat
dalam beberapa kalimat

 Guru sebagai fasilitator Siswa bertanya tentang hal-hal


yang membantu siswa yang yang belum dipahami dalam
kesulitan pembelajaran
Elaborasi  Guru mengarahkan siswa Siswa bermain pesan berantai
10 menit untuk bermain dengan
permaianan menyampaikan Siswa menyampaikan pesan secara
pesan berantai berantai kepada teman dan
Guru mengarahkan siswa seterusnya secara bergantian
untuk menyampaikan pesan
dari siswa satu ke siswa
yang lain
Konfirmasi  Guru mengajukan Siswa bertanya terkait materi yang
5 menit pertanyaan konfirmasi pada sudah disampaikan oleh guru
b. Reward bintang, Smile, siswa
beberapa dan poin kelas
yang perlu Siswa mendengarkan penjelasan
J. Sumber Belajarpenguatan.
dari guru
 Guru memberikan
penjelasan mengenai hal-
hal yang kurang dimengerti
siswa.
Penutup  Guru bersama siswa Guru dan siswa menyimpulkan
menyimpulkan pembelajaran
pembelajaran.
 Penilaian Berkonsentrasi menyimak
Guru melakukan penilaian
terhadap tugas yang
diberikan kepada siswa
 Pemberian PR / tugas Berkonsentrasi menyimak dan
 Refleksi mencatat
Guru menjelaskan pesan Siswa mendengarkan dengan
moral selama proses seksama
pembelajaran berlangsung
 Guru bersama siswa berdoa siswa berdoa untuk mengakhiri
untuk mengakhiri pelajaran pelajaran
 Guru mengucapkan salam Siswa menjawab salam
I. Media pembelajaran
a. Gambar hewan dan tumbuhan
Buku Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas 1I , Buku paket BSE Senang
Matematika untuk SD/ MI kelas 1, amin mustoha dkk. Penerbit Buku ajar
siswa yang relevan. Modul ulangan harian Eksis.Kurikulum 2006
K. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
Penilaian dilaksanakan selama proses dan sesudah pembelajaran
1. Prosedur Penilaian
a. Penilain Proses

Menggunakan format pengamatan dilakukan dalam kegiatan


pembelajaran sejak dari kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir
b. Penilaian Hasil Belajar
Menggunakan instrumen penilaian hasil belajar dengan tes tulis dan
lisan
2. Instrumen Penilaian
a. Penilaian Proses

 Penilaian Kinerja
b. Penilaian Hasil Belajar
1. Tertulis/Lisan
Naskah ulanag harian pada Modul Ulangan harian Eksis
2. Format Penilaian Menyeluruh (Akumulasi Penilaian)
b. Penilaian Hasil Belajar
Indikator pencapaian Penilaian
kompetensi Teknik Bentuk Instrumen/Soal
Penilaian Instrumen
1. Siswa dapat mencatat Tes Tulis uraian 1. Terlampir
isi pesan
2. Siswa dapat menulis 2. Soal terlampir
pesan dalam beberapa
kalimat
3. Siswa dapat 3. Sampaikanlah pesan
menyampaikan pesan yang disampaikan dari
Skor Maksimal = 20
kepada orang lain gurumu kepada
temanmu dan tulislah
pesan itu di papan tulis

Rubrik penilaian Menyampaikan dan mencatat isi pesan


No Aspek Skor
1. Ketepatan dan kelengkapan isi pesan 50
2. Menyampaikan isi dan menyebutkan kembali pesan dengan 25
benar
3. Menuliskan isi pesan dengan baik dan benar 25
Total skor 100

3. Format Penilaian Menyeluruh (Akumulasi Penilaian)


No. Nama Peserta Performan Nilai
Didik Kognitif Afektif Psikomotorik
1.

2.

3.

Kriteria Penilaian : Jawaban Sempurna = 5


Jawaban Kurang Sempurna = 3
Jawaban Tidak Sempurna = 1
Mengetahui Tangerang, ..... ...........2015
Guru Kelas Guru Pengampu

(Eka Setiowati S.Pd.) (Siti Khodijah )


Materi Pelajaran

A. Menyampaikan Pesan Pendek

Siapa yang belum sarapan?

Lho, mengapa belum sarapan?

Sebelum berangkat sekolah, kamu harus sarapan! kebiasaan ini sangat

baik.

Jika tidak, konsentrasi belajarmu akan terganggu karena lapar.

Nah, mulai sekarang, jangan lupa sarapan, ya!

Kegiatan kali ini adalah mendengarkan pesan pendek.

Gurumu menyampaikan beberapa pesan.

Dengarkan dan ingatlah pesan itu baik-baik!

B. Bermain Bisik Rantai


1. Bentuklah kelompok (1 kelompok 5 orang) dengan cara biasa!

2. Pilihlah salah satu teman sebagai juru dengar!

3. Berbarislah dengan rapi

4. Juru dengar maju bersama-sama untuk mendengarkan pesan dari guru,

kembalilah ke barisan!

5. Jika sudah mendengar pesan dari guru, kembalilah ke barisan!

6. Mulai hitungan ke tiga, bisikkan pesan pada teman di belakangmu!

lanjutkan pesan itu kepada teman yang lain!

7. Jika pesan sudah disampaikan kepada semua anggota, anak yang


terakhir menuliskan pesan di papan tulis!
8. Gurumu akan mengecek pesan itu.
Nama :

Kelas :

Hari/Tanggal :

1. Ingatkah kamu pada pesan dari orang tuamu?, Coba kamu tulis pesan

orang tuamu di buku tulis!

Pesan ibu dan ayahku

No Isi Pesan

1. ......

2. ......

3. .......

4. .......
Tugas Rumah
Nama :

Kelas :

Hari/Tanggal :

1. Bermainlah bisik berantai dengan teman di rumahmu!

2. Bisikkan beberapa pesan pendek kepada temanmu!

3. Diantara temanmu, Siapa yang dapat menyebutkan kembali pesan

dengan benar?
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SDN PISANGAN 03 CIPUTAT TIMUR


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : II/II
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit

A. Standar Kompetensi :
Memahami ragam wacana tulis dengan membaca nyaring dan membaca dalam
hati
B. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan tumbuhan dan binatang di sekitar secara sederhana dengan
bahasa tulis
C. Indikator
1. Membaca teks dengan lafal dan intonasi yang tepat
2. Menjawab pertanyaan dari isi teks yang dibaca
3. Membuat kalimat tanya sesuai jawaban yang tersedia
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui bimbingan dari guru siswa mampu membaca bersama /kelompok
perorangan dengan lafal dan intonasi yang tepat
2. Siswa mampu membaca teks bacaan dengan baik dan benar
3. Dengan menggunakan metode inquiry siswa mampu menemukan dan
menjawab
E. Siswa mampu tentang
Materi kosaMateri
Ajar/ kata baru pada:teks bacaan
Pokok)
4. Bacaan)
(Teks Siswa mampu menjawab pertanyaan yang terdapat pada teks bacaan
5. Siswadan
F. Pendekatan mampu menuliskan
Metode kalimat tanya dari jawaban yang tersedia
pembelajaran
Pendekatan : Eskpository Learning
Metode Pembelajaran : Ceramah, tanya jawab dan penugasan, Diskusi
kelompok
G. Karakter yang diharapkan
Menunjukkan partisipasi aktif, disiplin & jujur, bertanggung jawab, bekerja
sama serta tenggang rasa terhadap sesame
H. Kegiatan Pembelajaran
Tahapan Deskripsi Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Pembelajaran

Pendahuluan 1. Orientasi Siswa mengikuti intruksi guru


(10 Menit) Guru menanyakan keadaan
siswa dipagi hari
Guru mengecek kebersihan
dan kerapihan siswa
Guru bersama siswa berbaris
diluar kelas
Guru meminta siswa untuk
masuk ke dalam kelas dan
duduk rapi terlebih dahulu.
2. Apersepsi
Guru mengajukan pertanyaan Siswa menjawab pertanyaan dari
tentang materi yang telah guru tentang materi yang akan
dipelajari dipelajari
3. Motivasi
Guru memberikan semangat siswa melakukan ice breaking
kepada siswa dengan
melakukan ice breaking Siswa mendengarkan tujuan
4. Tujuan yang disampaikan oleh guru
Guru menyampaikan materi
pembelajaran tentang
membaca teks bacaan,
menemukan kosakata,
menjawab pertanyaan, dan
menuliskan kalimat tanya
dari jawaban yang tersedia
Kegiatan Inti  Guru bersama siswa Siswa membaca teks bacaan
(Eksplorasi) membaca teks bacaan
45 menit dengan lafal dan intonasi
yang tepat dengan bersama-
sama
 Guru mengarahkan siswa Setiap siswa dari perwakilan
untuk membaca teks bacaan kelompok membaca teks bacaan
dari perwakilan kelompok
dan dari siswa yang ditunjuk
oleh guru
 Guru menanyakan kepada Siswa menjawab pertanyaan
siswa tentang kosa kata yang yang diberikan oleh guru tentang
terdapat dalam teks bacaan kosa kata yang terdapat dalam
 Guru sebagai fasilitator yang teks bacaan
membantu siswa yang Siswa menanyakan hal-hal yang
kesulitan belum diketahui oleh siswa
Elaborasi  Guru mengarahkan siswa siswa menjawab pertanyaan
10 menit menjawab pertanyaan yang yang terdapat dalam teks bacaan
terdapat dalam teks bacaan
Guru memberikan tugas Siswa mengerjakan tugas yang
kepada siswa untuk diberikan oleh guru
menuliskan kalimat tanya
dari jawaban yang tersedia
Konfirmasi  Guru mengajukan pertanyaan Siswa bertanya terkait materi
5 menit konfirmasi pada beberapa yang sudah disampaikan oleh
siswa yang perlu penguatan. guru
 Guru memberikan penjelasan Siswa mendengarkan penjelasan
mengenai hal-hal yang dari guru
kurang dimengerti siswa.
Penutup  Guru bersama siswa Guru dan siswa menyimpulkan
menyimpulkan pembelajaran. pembelajaran
 Penilaian
Guru melakukan penilaian Berkonsentrasi menyimak
terhadap tugas yang
diberikan kepada siswa
 Pemberian PR / tugas
Guru memberikan PR dan Berkonsentrasi menyimak dan
tugas kepada siswa untuk mencatat
mempelajari materi
berikutnya.
 Refleksi
Guru menjelaskan pesan Siswa mendengarkan dengan
moral selama proses seksama
pembelajaran berlangsung
 Guru bersama siswa berdoa siswa berdoa untuk mengakhiri
untuk mengakhiri pelajaran pelajaran

Guru mengucapkan salam Siswa menjawab salam


I. Media Pembelajaran
a. Teks Bacaan
b. Reward bintang, Smile, dan poin kelas
c. Gambar
J. Sumber Belajar
Buku Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas 1I , Buku paket BSE Senang
Bahasa Indonesia untuk SD/ MI kelas 1, amin mustoha dkk. Penerbit Buku ajar
siswa yang relevan. Modul ulangan harian Eksis.Kurikulum 2006
K. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
Penilaian dilaksanakan selama proses dan sesudah pembelajaran
1. Prosedur Penilaian
a. Penilain Proses

Menggunakan format pengamatan dilakukan dalam kegiatan


pembelajaran sejak dari kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir
b. Penilaian Hasil Belajar
Menggunakan instrumen penilaian hasil belajar dengan tes tulis dan
lisan
2. Instrumen Penilaian
a. Penilaian Proses

 Penilaian Kinerja
b. Penilaian Hasil Belajar

Indikator pencapaian Penilaian


kompetensi Teknik Bentuk Instrumen/Soal
Penilaian Instrumen
1. Membaca teks dengan Praktek 1. Terlampir
lafal dan intonasi yang
tepat 2. Jawablah pertanyaan-
2. Menjawab pertanyaan Essai pertanyaan dari isi
dari isi teks yang teks yang kamu
dibaca 3. Buatlah kalimat
3. Membuat kalimat tanya pertanyaan sesuai
sesuai jawaban yang dengan jawaban yang
tersedia telah tersedia

Rubrik penilaian
No Aspek Skor
1. Pengucapan kata dengan baik dan benar 30
2. Intonasi sudah jelas dan tepat 25
3. Menjawab pertanyaan dari isi teks dengan baik dan benar 25
4. Membuat kalimat tanya sesuai dengan jawaban yang tersedia 20
Total skor 100

1. Format Penilaian Menyeluruh (Akumulasi Penilaian)


No. Nama Peserta Performan Nilai
Didik Kognitif Afektif Psikomotorik
1.

2.

3.

Kriteria Penilaian : Jawaban Sempurna = 5


Jawaban Kurang Sempurna = 3
Jawaban Tidak Sempurna = 1
Skor Maksimal = 20
Mengetahui Tangerang, ..... ...........2015
Guru Kelas Guru Pengampu

(Eka Setiowati S.Pd.) (Siti Khodijah )


Materi Ajar

A. Memahami Bacaan
Bacalah bacaan berikut ini dengan nyaring!
Mengapa demikin?
Dalam membaca bersuara, kamu harus tau jeda dengan tepat.
Untuk menempatkan jeda, kamu perlu memahami isi bacaan.
Pahami isi bacaan berikut!
Bacalah!

Janua suka sekali makan permen. Setiap hari, dia membeli permen di toko

Pak Min. Ibu selalu mengingatkan agar mengurangi permen. Janua tidak

mendengar nasihat ibu. “ Baik, kalau begitu kamu harus rajin gosok gigi!”

pesan ibu pada Janua.

Janua mengangguk. Sayangnya, janua selalu saja melupakan pesan ibu.

Pagi-pagi, cuaca mendung tanda akan hujan. Udara sangat dingin. Tiba-tiba

Janua menghampiri ibu dan menangis. “Hu...hu...hu.. “tangis Janua. “Ada


apa, Nak?” tanya ibu. Janua mengatakan bahwa giginya sakit. Ibu
memeriksa gigi Janua.

“Aduh, gigimu ada lubangnya!” kata ibu.

Sore hari, ibu mengantar Janua ke dokter gigi.

Dokter menyarankan agar gigi Janua dicabut. Lubang di gigi Janua sudah
besar. Jika tidak segera dicabut, akan berakibat buruk.

“Janua tidak rajin sikat gigi, ya?” tanya Pak Dokter. “Seharusnya kamu
sikat gigi dua kali sehari!” lanjutnya. Janua mengangguk.

“Itulah akibatnya kalau tidak mendengar nasihat ibu!” ibu menambahkan.


Janua berjanji akan mengurangi makan permen. Janua juga berjanji akan
rajin menggosok giginya. Rupanya, Janua tidak mau giginya sakit lagi.

Adakah kata sulit? jika ada, tanyakan kepada temanmu.

Bila temanmu tidak tahu, lihatlah kamus. Daftarlah kata-kata sulit dan
artinya dalam tabel berikut!

Daftar kata-kata sulit

Kata-kata Sulit Artinya

B. Membaca Bersuara

Berlatihlah membaca bersuara dengan teman sebangkumu.


Bacalah bacaan di atas secara bergantian!
Perhatiakna kata dan Intonasi!
Nama Siswa:
Aspek yang dinilai Ya Tidak
Pengucapan kata sudah benar
Intonasi sudah tepat

Nama :

Kelas :

Hari/Tanggal :

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!

1. Siapa yang sakit gigi?

2. Apa yang menyebabkan giginya sakit?

3. Di mana Janua membeli permen setiap hari?

4. Apa nasehat ibu yang tidak dipatuhi Janua?

5. Berapa kali sehari Janua harus menyikat gigi?


Tugas Rumah
Nama :

Kelas :

Hari/Tanggal :

1. Carilah sebuah bacaan di koran atau majalah anak!

2. Bacalah teks tersebut dihadapan orang tuamu!

3. Mintalah pendapat mereka tentang cara membacamu!


UJlREFERENSIPENELIT~

Nama : Siti Khodijah


NIM : 1111018300033
Pakultas/Jurusan : Ilmu Tarbiyah dan Kegnruan/ Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah
Judul Skripsi : Met>;ingkatkanDisiplin Belajar Siswa dengan
Menggunakan Reward Sticker Pictured: Studi Terhadap
Siswa Kelas II SDN Pisangan 03 Legoso Ciputat Timur
Tangerang Selatan.
No Halaman ! Nomor Judul Buku dan Pengarang Paraf
!
i Footnote ,
BAB 1

r
......
1. 1 . 1 Undang-Undang RI No 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

7
(Yogyakarta: Media Wacana Press, 2003), i /
cet ke-S, h. 5
.....,,--
2. 2 2 H.E. Mulyasa, Manajemen PA UD.
(Bandung: PT Remaja Rosda karya), cet I
III, h. 67 !

3. 3 '.;") Sylvia Rimm, Mendidik dan'


Menerapkan Disiplin pada Anak i
I

4. 4 4
Prasekolah, (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 2003), h. 47
Muhammad Abu N adlir, Perlunya
f
f
Penghargaan Bagi Siswa, (Jakarta: Jurnal
Nasional, 2012). . Diunggah pada 25
februari 2015 pukul 20.33.
5. 4 5 Muhammad Abu Nadlir, Perlunya

6. 5 6
Penghargaan Bagi Siswa, (Jakarta: Jurnal
Nasional, 2012). Diunggah pada 25
februari 2015 pukul20.33. h. 4
Anas Salahudin, Pendidikan I
Karakter, (Bandung: Pustaka Setia, 2013).
f ,,
1

, h.35
7. 5 7 Muhammad Abu Nadlir, Perlunya
I I
i

8. 5 8
Penghargaan Bagi Siswa, (Jakarta: Jurnal
Nasional, 2012). Diunggah pada 25
februari 2015 puku120.33. (4)
Qory Dellasera, Hart Pendidikan
/1
Nasional, (Jakarta: Jurnal Nasional,

9. 6 9
20014).
Putri Rahayu , Pengaruk Penerapan
"
f

Reward Terhadap Percaya Dirt Anak


Jurnal
Kelompok Online Universitas01 Madiuan;
B di TK Nglanduk
Surabaya. Diunggah pada hari selasa
puku115.40
Negeri
}
,
10. 6 10 Rahayu Putri, Pengaruh Penerapan
Reward Terhadap Percaya Dirt Anak
Kelompok B di TK Nglanduk 01 Madiuan, ~
Jurnal Online Universitas Negeri

II. 8 11
Surabaya, Diunggah pada hari selasa
pukul15.40
Conny R. Semiawan, Belajar dan
II
pembelajaran Prasekolab dan Sekolah
Dasar, (Jakarta: PT Indeks, 2008), h. 3.
BABII
)
13. 11 L Elizabeth Hurlock, Perkembangan
Anak jilid 2. (Jakarta: Erlangga, 1978), h.
82
14. 11 2. Charles Schaefer, Bagaimana

J
Mempengaruhi Anak, Panduan Praktis
Bagi Orangtua, (Jakarta.Dahara Prize,
1989). Cet. Ke- 1, h. 11
15. 11 3. Singgih Tego Saputra dan pardiman,
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia,
2012, h. 78-97 ~
16. 12 4. Djamarah, Rahasia Sukses Belajar, ')

(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002). h. 12


Thomas Lickona,

}
I 17. 12 5. Pendidikan
Karakter Panduan Lengkap Mendidik
Siswa Menjadi Pintar dan Baik;
(Bandung: Nusa Media 2013). h. 147
19. 12 6. Fani Julia Fiana, Disiplin Siswa di
-
Sekolah dan Implikasinya dalam
Pelayanan Bimbingan Konseling, (Jurnal
Ilmiah Konseling, April 2013). fJ
20. 13 7. Sumardi Surya Brata, Psikologi I
Pendidikan, (J akarta: Raja Press, 1990),
Cet. 1, h. 232
8. Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor

'j
12L 13
yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka

!
Cipta, 2003). h. 67 .
22. 13 9. SIameto, Belajar dan Faktor-Fakior
yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka II
Cipta, 2003). h. 87
23. 13 10 Singgih Tego Saputra dan pardiman,

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia,


'f
J
2012,h.81
1 23. 14 11 Sylvia Rirnm, Mendidik dan
. Menerapkan Disiplin Pada Anak
Prasekolah, (Jakarta: PT Gramedia, 2003),
h.47
24.

25. ,,
15

,
12

,
dan Implikasinya
Fani Julia Fiana,
Bimbingan Konseling,
dalam Pelayanan
Disiplin Siswa
Konseling, Apri12013). h. 27
di Sekolah
(Jurnal Ilmiah
f
J
i 16 , 13 , Anas Salahudin, Pendidikan
Karakter, (Bandung: Pustaka Setia, 2013).
h.244.
26. 16 14 Charles Schaefer, Bagaimana

!
Mempengaruhi Anak, Panduan Praktis
Bagi Orang Tua, (Jakarta: Dahara Prize,
1989). h. 11
27. 17 15 Sylvia Rimm, Mendidik dan

t
Menerapkan Disiplin Pada Anak
Prasekolah, (Jakarta: PT Gramedia, 2003),
h. 79

Ii
28. 18 16 H.E. Mulyasa, Manajemen PA UD,
(Bandung: PT Remaja Rosda karya), cet
III,h.86 .......

Ii
29. 18 17 Geoff Colvin, 7 Langkah untuk
Menyusun Rencana Disiplin Kelas
-----
Proaktif (PT Indeks: Jakarta, 2008). h.
, ..
60~6L
30. 19 18 Geoff Colvin, 7 Langkah untuk
Menyusun Rencana Disiplin Kelas ~
Proakiif (PT Indeks: Jakarta, 2008). h. 55 \

r
31. 19 19 Anas Salahudin, Pendidikan
Karakter, (Bandung: Pustaka Setia, 2013).
h.244
: 32, 21 20 , Fani Julia Fiana, Disiplin Siswa di (
Sekolah dan Implikasinya dalam I'
Pelayanan Bimbingan Konseling, (Jurnal I
Ilmiah Konseling, April 2013). h. 32 \I
33. 22 21 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor
yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka /

Cipta, 2003). h. 54~72


34. 21 22 Elizabeth Hurlock, Perkembangan
Anak jilid 2, (Jakarta: Erlangga, 1978), h. IJ
95
35. 22 23 Syarif Hidayat, Pengaruh fL
Kerjasama Guru dan Orang Tua
Terhadap Disiplin Peserta Didik di SMPN
I
Jagakarsa Jakarta Selatan, (Jurnal
I
IlmiahWidya, Agustus 2013). h. 95
36. 22 24 , Syarif Hidayat, Pengaruh
! Kerjasama Guru dan Orang Tua
: Terhadap Disiplin Peserta Didik di S'MPN
,
,
,,
,
Jagakarsa Jakarta Selatan,
IlrniahWidya, Agustus 2013). h. 95
(Jurnal f
! 37. 23 25 Elizabeth Hurlock, Perkembangan
~
Anak jilid 2, (Jakarta: Erlangga, 1978), h.
95
38. 23 26 John W. Santrock, Alih Bahasa Tri

(
1 I
,
,
,
,
Wibowo, Psikologi Pendidikan, (Jakarta:
kencana, 2008), Cet 2. H. 272-273
39. 24 27 Alifus Sabri, Pengantar . Ilmu
Pendidikan, (Jakarta: Uin Jakarta Press, 1
2005) h. 60 ')
-
25 28 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan
Teoritis dan Praktis. (Bandung: PT I

Rernaja Rosda Karya, 20ll). Cet ke 20. h.


184.
------"""""
33. 26 29 Thomas Lickona, Pendidikan ,
Karakter Panduan Lengkap Mendidik

34. 27 30
Siswa Menjadi Pintar dan
(Bandung: Nusa Media 2013). h. 170.
Baik;

Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan


a
Teoritis dan Praktis. (Bandung: PT ".-

Remaja Rosda Karya, 2011). Cet ke 20. h.


184.
27 31 Charles Schaefer, Bagaimana
Mempengaruhi Anak, Panduan Praktis
Bagi Orangtua, (J akarta.Dahara Prize, /
1989). Cet Ke-l, h. 21 I
28 , 32 , Ronald L_ Partin, Kiat Nyaman

30 33
Mengajar di Dalam Kelas, (Jakarta: PT
Indeks), h. 47.
Rusdiana Hamid, Reward dan
:
~
I
Punishment dalam Perpestik Pendidikan
Islam, (Ittihad Jurnalm Kopertis Wilayah
XI Kalimantan, 2006). h. 69-71 '1
36.
,
30 34 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan
I Teoritis dan Praktis. (Bandung: PT
/
Remaja Rosda Karya, 2011). Cet ke 20. h.
184.
37. 31 35 Putri Rahayu, Pengaruh Penerapan
Reward Terhadap Percaya Diri Anak
Kelompok B di TK Nglanduk 01 Madiuan,
Jumal Online Universitas Negeri Surabaya,
, , Diunggah pada han selasa pukul 15.40

r
31 36 Putri Rahayu, Pengaruh Penerapan
Reward Terhadap Percaya Diri
Anak Kelompok B di TK Nglanduk 01
Madiuan,
Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya,
Diu~ggah pada hari selasa pukul15.40
32 37 Emma s, Mcdonald dan Dyan M. i
Hersman, Guru dan Kelas Cemerlang:
Menghidupkan dan Meningkatkan
Pengajaran di Dalam Kelas, (Jakarta:
Indeks, 2011). h. 468 . f[.
......................
38. 33 38 , Sujiono dan Yuliani Nuraini,
i i Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia: ,I I
Dini, (Jakarta: Indeks 2009). h. 80
39. 31 39 Niknik M. Kuntarto, Cermat dalam
Berbahasa Teliti dalam Berpikir, (Jakarta:
Penerbit Mitra Wacana media, 2010). h. 3 l ,
,
44. I

/
36 40 Jauharoti Alfin, Pembelajaran
, : Bahasa Indonesia MI, (Surabaya:
, ! AprintA, 2009). h. 12
..
45. 36 41 Jauharoti Alfin, Pembelajaran

46. 38 42
Bahasa Indonesia
AprintA, 2009). h. 13
Jauharoti Alfin,
MI, (Surabaya:

Pembelajaran
a
147. 38 43
Bahasa

Bahasa
Indonesia
AprintA, 2009). h. 43
MI, (Surabaya:

Jauharoti Alfin, Pembelajaran


Indonesia MI, (Surabaya:
/ II
..
AprintA, 2009). h. 25 (
v
48. 41. 44 Robert J. Marzeno, Seni dan Ilmu
Pengajaran, Sebuak Kerangka Kerja
Komprehensif Untuk Menghasilkan
Metode Penjelasan Yang Efektif. (Jakarta:
PT Indeks 2013). hal. 161-162
49. 43 45 Charles Schaefer, Bagaimana
Mempengaruhi Anak; Panduan Prakus
Bagi Orangtua, (J akarta:Dahara
Prize,
1989). Cet. xe-r, h. 12 ~
50. 44 46 Robert J. Marzeno, Seni dan Ilmu t_

Pengajaran, Sebuah Kerangka Kerja


Komprehensif Untuk Menghasilkan
Metode Penjelasan Yang Efektif. (Jakarta:
PT Indeks 2013). hal. 155
51. 44 47 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan
Teoriiis dan Praktis, (Bandung: PT
Remaja Rosda Karya, 2007). h. 193. ~
44 48 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan
Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT
Remaja Rosda Karya, 2007). h. 186
(
...... A
52. , 44 49 Elizabeth Hurlock, Perkembangan
,,

j
Anak, jilid 2, (Jakarta: Erlangga, 1978), h.
i 89
IV
{
,.
53. 44 50 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan
Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT
Remaia Rosda Karya, 2007). h. 186
BAB III I
56. 45 1 Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan
Kelas, (Jakarta: Prenada Media Group,
2011). h. 44 (]
57. 45 2

dan
Sukardi, Metode Penelitian
Pendidikan Tindakan Kelas, Implementasi
Pengembangannya, (Jakarta: Sinar
/(
Grafika Offset, 2013). h. 7
58. 45 3 Ruswandi Hermawan, Metode
Penelitian Pendidikan SD, (Bandung; UPI
PRESS, 2007). h. 79. (
59. 47 4 Suharmisi Arikunto, Suhardjono, \.. i
dan. Supardi, Penelitian Tindakan Kelas,
, , : (Jakarta: Bumi Aksara, 2010). h. 74.
160.
53 5 Sugiono, Metode . Penelitian
Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif

61. 53 6
Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2007), h 193
Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan
0
t._
Kelas, (Jakarta: Prenada Media Group,
2011), h. 92
62. 54 7 Sugiono, Metode Penelitian
Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif
Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
~
2007), h. 139
63. 56 8 Sugiono, Metode Penelitian )....
Pendidikan: Pendekatan Kuantltatif
Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
.-----
2007), h. 173
64. 56 9 Sugiono, Metode Penelitian
Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif.
Kualitatif dan R&D, (Bandung; Alfabeta,
(
/~
2007), h. 173
...

65. 56 10 Sugiono, Metode Penelitian


Pendidikan: Pendekatan Kuaniitatif
Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2007) h. 177
66. 60 11 Suharsimi Arikunto, Manajemen
Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007).,
h.269
67. 60 12 Suharsimi Arikunto, Manajemen
Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007).,
h.272

Yang Mengesahkan

En Rosatria. M.Ag
194707171966082001


KEMENTERIAN AGAMA
UINJAKARTA
FORM (FR)
FITK
JI. Ir. H. MrKIII No 95 Cipulal 1541211111001128

SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN


Nomor: Un,01/F.1/KM.01.3f .I2011 Jakarta, 4 Mei 2015
Lamp. : OuUinelProposat
Hal : Permohonan Izin PeneUtian

Kepada Yth .

.:f4p.qk h~td , .
dff).h.1··f.J.~···rrr .
Ternpat

Assalamu'alaikum wr.wb.
Dengan hormat karni sampaikan bahwa,

Nama : ..~~l.~~ ~p.~ ..


NIM : ..B.lL9..l.~J.!?9..Q.. 1k .
Jurusan : .p..~~ .
Semester
Judul Skripsi : •...Uv..lJ...1..
:.. g.~~~ ~ ..J).i~ ~L~ . ....~.~ ....~. .
.~ .... ~~ ...... ~ ....~.~ ....~ ..~~ .. .1L ~Prvpi(~
adalah benar mahasiswali Fakultas IImu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedang
menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian {risst) di instansifsekolahfmadrasah
yang Saudara pimpin.

Untuk itu kami mohon Saudara dapat rnenqizinkan mahasiswa tersebut


melaksanakan penelitian dlrnaksud,

Atas pernattan dan kerja sama Saudara, kaml ucapkan terima kasih.

Wassalamu'alaikum wr. wb.

.adrasah lbtidaiyah

Dr.Fa zan, M.A


NIP. 197611072007011013
Tembusan:
1. DekanFITK
2. Pembantu Dekan Bidang Akademik
3. Mahasiswa yang bersangkutan
AGAMA
FORM (FR)
J/. ft. H. Juooda No 95C~ural15412lnoollew

. PERMOHONAN SURAT BIMBINGAN SKRIPSI

Nemer : Istimewa J akarta, 13 Februari 2015


Lamp : Satu berkas proposal
Hal : Birnbingan Skripsi

Kepada yth.
Ka. Subbag Akademik & Kemahasiswaan
Fakultas IlmuTarbiyah dan Keguruan
di
Tempat

Assalamu 'alaikum wr.wb


Yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : Siti Khodijah
NIM ;'1111018300033
Jurusab/prodi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Semester : VIII A

Dengan ini mengajukan permohonan surat bimbingan skripsi, sebagai salah satu
syarat menyelesaikan program S-l (Strata sam) Din Syarif Hidayatullah Jakarta.
Adapun judul skripsi yang diajukan adalah: .

Meningkatkan Disiplin Belajar Siswa dengan Menggunakan Reward Sticker Pictured


di Kelas II di SDN Pisangan 03

Sebagai bahan pertirnbangan saya lampirkan proposal.


Demikian perrnohonan ini saya sampaikan, atas perhatiannya diucaapkan terimakasih
Wassalamu'alaikum wr.wb,

Mengetahui,
Ketua Jurusan PGMI Pemohon

.,.
Dr. Khalimi, M.Ag Siti odijah
NIP. 196505151994031 006 NIM.I111018300033

Tembusan
L Dosen Penasehat Akademik
PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN UPT
PENDIDIKAN KECAMATAN CIPUTAT TIMUR
SON PISANGAN 03
Jt Legoso Raya No. 66 Kelurahan Pis3ngao Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang setatan 15419
Telp.! Fax: 021· 7418709 email: sdnpisal1oan~@yahQo.co.id

SURAT KETERANGAN
012/SDN-P!S3/V /2015

Yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan:

Nama : SITI KHOOlJAH


NIM : 1111018300033

Jurusan : Pendldlkan Guru Madrasah Ibtldaiyah (PGMI)

Semester : VIII (Oelapan)

Jenls Kelamin ! Perempuan

Bahwa benar mahasiswa/t terse but telah melakukan penelitian skripsl yang berjudul flMeningkatkan
OisipJinBe/ajar Slswa dengan Menggunakan Reward Sticker Pictured d! Kelas 1/ di SONPisanqan 03/1di Sekolah
SO Negeri Plsangan 03 Kelurahan Pisangan Kecamatan Clputat Tlmur Kota Tangerang Selatan.

Demikian surat keterangan ini kami buat dengan sebenarnva, agar dapat dipergunakan sebagairnana
mestinya.

Ciputat Tirnur, 29 Mei 2015


BIODATA PENULIS
Siti Khodijah. Penulis lahir di Pati Jawa Tengah
pada tanggal 11 mei 1992. Penulis adalah anak
kedua dari pasangan Ruba’i dan Sukami (almh).
Penulis mengenyam pendidikan TK pada tahun
1996-1998 RA Al-masyithoh Cluwak Pati.
Kemudian duduk di bangku Madrasah Ibtidaiyah
pada tahun 1998-2004 di MI Matholi’ul Falah
Cluwak Pati. Penulis melanjutkan pendidikan di
Madrasah Stanawiyah (MTs) Islam di yayasan
Matholi’ul Huda pada tahun 2004-2007. Belum
cukup dengan ilmu yang didapat, penulis
melanjutkan pendidikan di Madrasah Aliyah (MA)
Roudlotul Ulum Guyangan Pati pada tahun 2007-2010. Pada tahun 2011, penulis
melanjutkan pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melalui jalur ujian
mandiri. Penulis memilih Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan mengambil
Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).

Memasuki dunia perkuliahan, Penulis mendapatkan beasiswa dari Bidik


Misi UIN JAKARTA dan aktif di Forum Mahasantri Bidikmisi (FORMABI)
periode 2013-2014. Penulis juga aktif di HMI Jakarta Selatan pada tahun 2011-
2013, selain itu penulis juga aktif di BEM-J PGMI. Penulis menjabat sebagai
anggota Departemen Litbang pada periode 2013-2014. Sekarang penulis juga aktif
sebagai anggota di Fetullah Gulen Chair yaitu kerja sama antara yayasan Hismet
PASIAD Turki Indonesia dengan UIN JAKARTA.

Pada bulan Oktober 2015, akhirnya penulis berhasil merampungkan studi


SI dengan meraih gelar Sarjana Pendidikan Islam. Sebuah gelar yang dicita-
citakan penulis sejak memasuki gerbang kampus hijau. Semoga gelar tak hanya
menjadi tinta kering dalam selembar ijazah, tapi terpatri di pundak penulis dengan
mengemban amanah baru, untuk mengabdi dan menerangi masyarakat dengan
setitik ilmu yang dimiliki.

Anda mungkin juga menyukai