PTK 08
PTK 08
(Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas II SDN 03 Legoso Ciputat Timur
Tangerang Selatan)
SKRIPSI
Oleh
SITI KHODIJAH
111118300033
(Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas II SDN 03 Legoso Ciputat TiMur
Tangerang Selatan)
SKRIPSI
Oleh
SITI KHODIJAH
1111018300033
Menyetujui
PT(?t
Eri Rossatria, M.Ag.
NIP: 194707171966082001
Yang Mengesahken
Pembimbing
Penguji I
Penguji II
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan
saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis
Pemyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat Wisuda
1111018300033
ABSTRAK
This study aims to determine wether with use reward sticker pictured well
to do improving learning discipline students of grade II elemetary school
education. The research method used in this study was Classroom Action
Research (CAR) using two cycles consists of the planning, implementation,
observation, and reflection. Research subject are students of grade II who amount
of 30 students in the second semester of the 2014-2015 school year. The
instrument of research used is a non-test instrument in the form of teacher
observation sheet activities, observation of student activity sheets, teacher
questionnaire, anecdotal record and ceklist learning discipline sheets. Analysis
using the quantitative descriptive analysis dan qualitative. Quantitative descriptive
analysis techniques are used to know percentage from learning discipline
students. Whereas qualitative descriptive analysis techniques are used to netted
data from observation, interviews, and documentation.
The result of study showed with used reward sticker pictured capable to
improvement learning dicipline attitudemof studebts grade II elementary school
Pisangan 03 Legoso Ciputat. This can to see of result percentage average teacher
activity of cycle 1 is 80.21% increase to 88.61% of cycle II with category very
good. Whereas result average percentage student activityof cycle I is 79.99% with
category good and increase to 91.11% of cycle II with category very good. In
addition to that, percentage learning discipline attitude from result learning
discipline checklist experience upgrading. This can to sess result of average
percentage cycle I is 80.39% increase to cycle II become 91.65% with category
ii
very good. From interviews of techer of the cycle also received of the use reward
sticker pictured can be increase learning discipline attitude students.
iii
KATA PENGANTAR
Bismilahirrahmanirrahim
Segala puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT. atas semua
limpahan karunia, taufik, Hidayah dan InayahNya. Shalawat serta salam
senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad Rasulullah SAW. beserta
keluarganya. Beliau adalah pembuka dan penyempurna agama Allah yang
menjadi penutup para Nabi dan penyempurna risalah sebelumnya. Sang pemberi
petunjuk jalan yang lurus menuju Allah SWT.
1. Prof. Dr. Muhammad Thib Raya, M.A., Dekan fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Khalimi, M.Ag. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Dra. Eri Rossatria, M.Ag., denga tulus dan ikhlas dalam memberikan
nasehat, bimbingan, motivasi, kebaikan, doa-doa dan meluangkan waktu
untuk membimbing dengan maksimal dan memberikan dukungan kepada
penulis.
4. Dr. Didi Supridjadi, MM., dosen Penasehat Akademik Program Studi
Pendidikan Guru Madrasah fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
iv
5. Keluarga besar SDN Pisangan 03 Legoso Ciputat Timur Tangerang
Selatan. Khususnya Ibu Eka Setiwati, S.Pd.I., Selaku wali kelas II B
SDN Pisangan 03 Legoso Ciputat Timur Tangerang Selatan.
6. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah yang
telah memberikan ilmunya sehingga penulis mampu menyelesaikan
perkuliahan ini dengan sebaik-baiknya.
7. Kepada kedua orang tua tercinta bapak Ruba’i dan ibu Sukami yang telah
membesarkan dan mendidik penulis untuk terus berjuang dan berkarya
untuk ummat dan bangsa.
8. Teman-teman seperjuangan Hizmet Pasiad-Turki Indonesia, Melita
Andriani, Sri Yulianingsih, Siti Bahriah, Mariati Mauli Bella Nisa,
Fitriani dan teman-teman PGMI angkatan 2011 yang sangat inspiratif dan
solid dalam merah mimpi bersama.
9. Teruntuk Mas Bayu Wibowo, motivator dan inspirator yang memberikan
dorongan yang luar biasa dan energi positif serta kesabarannya dalam
mengarahkan dan memberikan masukan terbaik bagi penulis.
Terimakasih atas kebaikan dan doa-doanya yang dipanjatkan kepada
penulis. Semoga Allah memberikan balasan terindah dan kebahagiaan
yang sempurna menurutNya. Semoga semua mimpi yang menjadi
harapan akan indah pada wakttunya berkat kesabaran dan keikhlasan
karenaNya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Semua itu dikarenakan keterbatasan pengalaman dan
pengetahuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran serta
masukan yang membangun sebagai perbaikan. Akhir kata, semoga
skripsi ini bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi
pembaca.
Jakarta, 1 Oktober 2015
Siti Khodijah
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK................................................................................................. i
ABSTRACK............................................................................................... ii
KATA PENGANTAR................................................................................ iv
3. Bentuk-bentuk Reward................................................. 29
DAFTAR ISI .............................................................................................. vi
4. Reward Berupa Sticker Pictured.................................. 32
DAFTAR TABEL DAN GRAFIK............................................................ ix
C. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xi
1. Pengertian Bahasa Indonesia....................................... 36
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.......................................................
vi 1
B. Identifikasi Masalah............................................................. 8
C. Pembatasan Masalah ........................................................... 11
D. Perumusan Masalah.............................................................. 11
E. Tujuan Penelitian.................................................................. 11
F. Manfaat Penelitian................................................................ 11
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengertian Disiplin Belajar
1. Pengertian Disiplin........................................................... 13
2. Pengertian Disiplin Belajar.............................................. 14
3. Tujuan Disiplin Belajar Siswa......................................... 16
4. Strategi Penerapan Disiplin............................................. 17
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Siswa........ 22
6. Fungsi Disiplin Belajar di Dalam Kelas........................ 25
B. Hakikat Reward dalam Pendidikan
1. Pengertian Reward ....................................................... 26
2. Syarat-syarat Reward.................................................... 26
2. Pembelajaran Bahasa Indonesia di MI/SD.................. 36
3. Karakteristik Bahasa Indonesia................................... 37
4. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia...... 38
5. Ruang Lingkup Pembelajaran Bahasa Indonesia........... 39
6. Kurikulum Pembelajaran Bahasa Indonesia.................. 40
D. Penerapan Reward dalam Pengendalian Disiplin Siswa
1. Pengenalan Disiplin di Sekolah...................................... 42
2. Pengenalan Hukuman di sekolah.................................... 46
E. Hasil Penelitian yang Relevan........................................... 49
F. Kerangka Berpikir.............................................................. 50
BAB III vii
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian........................................... 53
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian........ 53
C. Subjek Penelitian.............................................................. 56
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian...................... 56
E. Tahap Intervensi............................................................... 56
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan.................... 59
G. Data dan Sumber Data..................................................... 59
H. Instrumen Pengumpulan Data......................................... 59
I. Teknik Pengumpulan Data.............................................. 60
J. Validasi Data................................................................... 64
K. Analisa Data dan Interpretasi Hasil Analisis................... 66
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan........................... 68
BAB IV DESKRIPSI, ANALISA DATA, INTERPRETASI HASIL
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Objek Penelitian
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 : Keadaan Guru dan Karyawan SDN Pisangan Tahun Ajaran
ix
siklus 2 pertemuan ke I..................................................... 96
Tabel 4.12 : Instrumen Observasi- Checklist disiplin belajar
siswa siklus 2 pertemuan ke II ....................................... 98
Tabel 4.13 : Instrumen Observasi- Checklist disiplin belajar
siswa siklus 2 pertemuan ke III ...................................... 101
Tabel 4.14 : Hasil Observasi Guru Siklus II........................................ 102
Tabel 4.15 : Hasil Observasi Siswa Siklus II...................................... 104
Tabel 4.16 : Hasil Disiplin Belajar Siswa Siklus II............................. 106
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
A. Perangkat Pembelajaran
1. RPP, LKS dan Materi
2. RPP, LKS dan Materi
B. Instrumen Penelitian
1. Lembar wawancara guru
2. Lembar Observasi Aktifitas Guru
3. Lembar Observasi Aktifitas Siwa
4. Kriteria Penilaian Lembar Observasi Guru
5. Kriteria Penilaian Lembar Observasi Siswa
6. Kisi-kisi Instrumen Penelitian
7. Uji Validitas Instrumen
8. Lembar Checklist Disiplin Belajar Siswa
9. Catatan Anecdotal record
xii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Yogyakarta: Media Wacana Press, 2003), cet ke-3, h. 12
1
2
karenaitu, pendidikan karakter memegang peranan yang sangat penting dan akan
mewarnai perkembangan kepribadian peserta didik secara keseluruhan.2
Sedangkan menurut E. Mulyasa menekankan konsep pendidikan
karakter, bahkan belajar dapat diartikan sebagai ibadah untuk mencari ridho
Allah, dalam rangka mengantarkan manusia memperoleh kebahagiaan hidup di
dunia dan akhirat, serta untuk melestarikan nilai-nilai Islam dan tidak sekedar
menghilangkan kebodohan. 3
Dengan demikian karakter peserta didik akan tercermin melalui
pendidikan yang diperolehnya, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun
lingkungan sekitar. Lingkungan sekolah memiliki peranan yang cukup besar
dalam membangun pendidikan yang berkarakter. Salah satu karakter yang dapat
dibangun dan dibiasakan adalah sikap disiplin. Nilai-nilai kedisiplinan perlu
dibangun dan dikembangkan sedini mungkin mengingat disiplin memegang
peranan yang sangat penting. Disiplin merupakan tindakan yang menunjukkan
perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Oleh karena itu,
kedisiplinan harus ditanamkan demi tercapainya tujuan pendidikan.
Pihak-pihak yang terkait seperti sekolah, keluarga, dan masyarakat ikut
membantu menananamkan karakter disiplin dengan baik. Kedisiplinan hendaknya
diterapkan secara konsisten dan berkesinambungan sesuai dengan peraturan yang
telah ditetapkan sehingga jika disiplin sudah menjadi sebuah karakter maka tujuan
pendidikan akan tercapai dan mendapatkan hasil yang maksimal. Sebaliknya
siswa yang melanggar peraturan atau tata tertib sekolah akan mendapatkan
hukuman atau sanksi sesuai dengan jenis pelanggaran yang dilakukan. Dengan
demikian, jika sekolah mampu menerapkan tata tertib dengan baik dan konsisten
maka kedisiplinan akan menjadi sebuah budaya dan karakter yang tercemin pada
perilaku siswa.
Selanjutnya, disiplin dapat terwujud dengan adanya pembiasaan. Salah
satu alat pendidikan yang dapat digunakan dalam membentuk disiplin yaitu
dengan pemberian reward dan punishment. Reward dapat diberikan kepada anak-
2
H.E. Mulyasa, Manajemen PAUD, (Bandung: PT Remaja Rosda karya), cet III, h. 67.
3
Ibid., h, 69.
3
anak yang menunjukkan prestasi atau hasil pendidikan yang baik, baik dari segi
prestasi kepribadiannya (kelakuannya, kerajinannyadan sebagainya) maupun
dalam prestasi belajarnya.
Menurut Sylvia Rimm dalam bukunya yang berjudul “Mendidik dan
Menerapkan Disiplin pada Anak Pra Sekolah” bahwa Reward diharapkan dapat
memotivasi peserta didik untuk mendisiplinkan diri, kelak disiplin diri akan
membuat hidup mereka bahagia, berhasil, dan penuh kasih sayang. 4 Dengan
demikian teknik mendisiplinkan anak dengan menggunakan reward bertujuan
agar peserta didik memiliki disiplin diri dalam lingkungan sekolah. Jika disiplin
dilakukan secara terus menerus maka akan mengarahkan peserta didik untuk
konsisten dan berprilaku disiplin dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu Imam Ghazali dalam kitab Ihya' Ulum ad-din yang dikutip oleh
Muhammad Abu Nadlir menulis, "Jika pada seseorang anak menonjol akhlak baik
dan perbuatan terpujinya, maka ia patut dimuliakan, digembirakan dan dipuji di
depan orang banyak untuk memberikan semangat berakhlak mulia dan berbuat
terpuji." Memuliakan anak dan memberi semangat dengan hadiah atau dengan
ucapan yang manis sesuai dengan sabda Nabi yang diriwayatkan oleh ath-
Thabrani, "Saling memberi hadiahlah agar kalian saling mencintai."5
Oleh karena seorang siswa yang rajin, berakhlak baik, dan yang dapat
menjalankan kewajiban, layak memperoleh hadiah dari gurunya. Kala itulah, anak
itu akan menemukan jiwanya senang menerima itu di hadapan teman-temannya.
Sebab, pada usia pelajar, jiwa seorang anak lebih dipenuhi insting suka memiliki.6
Karakter setiap manusia, terutama anak (peserta didik), pasti lebih menyukai
mendapat penghargaan yang sifatnya berwujud maupun tidak berwujud. Dan ia
pun akan berusaha keras mendapatkannya. Karena itu, seorang guru hendaknya
merespons apa yang disukai seorang anak. Guru harus bisa memberikan hadiah-
hadiah tersebut pada kesempatan yang tepat.
4
Sylvia Rimm, Mendidik dan Menerapkan Disiplin pada Anak Prasekolah, (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2003), h. 47
5
Muhammad Abu Nadlir, Perlunya Penghargaan Bagi Siswa, (Jakarta: Jurnal Nasional,
2012). Diunggah pada 25 februari 2015 pukul 20.33.
6
Ibid., h. 4.
4
7
Anas Salahudin, Pendidikan Karakter, (Bandung: Pustaka Setia, 2013). h. 35
5
hal sikap dan perilaku yang humanis.8 Berbeda dengan negara-negara lainnya
yang sistem pedidikannya sudah maju seperti Finlandia dan Jepang. Mereka
menerapkan sistem pendidikan yang memiliki keseimbangan antara pendidikan
kognitif dan pendidikan karakter. Sejak dini, anak-anak diajarkan untuk berkasih
sayang, jujur, disiplin, bersikap adil, dan bertanggungjawab terhadap diri mereka,
manusia dan lingkungan sekitarnya.
Selain itu, orang tua maupun guru sering merasa kesulitan dalam
menanamkan kedisiplinan terhadap anak. Jika anak tidak mengikuti atau
mematuhi peraturan yang ada mereka lebih banyak menggunakan hukumann
kepada anak atau sebaliknya terlalu mengumbar reward dengan mengiming-
iminginya hadiah yang berlebihan. Hukuman yang diberikan kepada anak dalam
upaya mendisiplinkan anak secara tidak langsung menjadikan pribadi anak
terbelenggu dan tidak percaya diri. Namun reward yang diberikan tidak boleh
berlebihan karena hal tersebut akan menjadikan anak meremehkan usaha dan
tidak bertanggung jawab. Hukuman dan hadiah dapat digunakan dalam upaya
mendisiplinkan peserta didik. Namun reward dan punishment harus diberikan
pada situasi yang tepat dengan tujuan untuk mendidik mereka.
Menurut Severe, stiker memberikan umpan balik positif terhadap prestasi
anak sehingga stiker menciptakan rasa keberhasilan internal yang dapat
mengembangkan sikap disiplin dalam diri anak. Stiker tersebut diberikan ketika
mereka mampu bersikap disiplin baik dalam proses pembelajaran maupun di luar
pembelajaran. Menurut Severe kelebihan stiker adalah untuk mendorong atau
memotivasi anak, mengingat peraturan dan belajar bertanggung jawab.9
Menurut Putri rahayu dalam jurnalnya menjelaskan bahwa stiker
memberikan umpan balik positif yang segera terhadap prestasi anak
sehingga stiker menciptakan rasa keberhasilan dan motivasi internal yang
dapat mengembangkan rasa percaya diri dalam anak. Kita dapat melihat
semangat dalam mata mereka ketika mendapatkan stiker dengan gambar
muka-muka yang lucu. Selain itu, stiker dapat mendorong anak untuk
bersikap proaktif dan membuat rencana. Stiker meningkatkan jumlah
8
Qory Dellasera, Hari Pendidikan Nasional, (Jakarta: Jurnal Nasional, 20014).
9
Putri Rahayu , Pengaruh Penerapan Reward Terhadap Percaya Diri Anak Kelompok B
di TK Nglanduk 01 Madiuan, Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya. Diunggah pada hari
selasa pukul 15.40
6
interaksi positif antara guru dan anak. Alat ini memberi catatan sehingga
guru dapat mengevaluasi kemajuan yang menunjukkan perilaku apa yang
meningkat dan mana yang perlu ditingkatkan. Teknik ini mendorong
anak untuk berhasil dan mendapatkan stiker yang sebanyak-banyaknya.10
11
Rahayu Putri, Pengaruh Penerapan Reward Terhadap Percaya Diri Anak Kelompok B
di TK Nglanduk 01 Madiuan, Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya. Diunggah pada hari
selasa pukul 15.40
10
12
Conny R. Semiawan, Belajar dan pembelajaran Prasekolah dan Sekolah Dasar,
(Jakarta: PT Indeks, 2008), h. 3.
11
C. Pembatasan Masalah
Dari latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka penulis
membatasi permasalahan tersebut pada “Penggunaan reward sticker pictured
dalam upaya meningkatkan disiplin belajar siswa pada pembelajaran Bahasa
Indonesia di kelas II SDN Pisangan 03 Ciputat Timur Tangerang Selatan.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas maka penulis
merumuskan masalah yang menjadi dasar dalam penelitian yaitu:
“Bagaimana implementasi dari pemberian reward sticker pictured dapat
meningkatkan disiplin belajar siswa di kelas II SDN III Pisangan Legoso Ciputat
Timur.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah-masalah yang telah dibahas di atas, maka tujuan
penelitian ini yaitu:
Untuk mengetahui apakah dengan pemberian reward stiker bergambar dapat
meningkatkan disiplin belajar siswa kelas II di SDN 03 Pisangan Legoso Ciputat
Timur.
F. Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis:
a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu dari khazanah
keilmuan dan pedoman dalam pembelajaran terhadap siswa guna
meningkatkan disiplin dan hasil belajarnya
b. Sebagai sumber informasi ilmiah dan dapat dijadikan sebagai referensi
untuk mengadakan penelitian lanjutan yang berkaitan dengan penelitian
ini.
2. Secara Praktis:
a. Dapat memberikan kontribusi yang baik pada sekolah, baik bagi sekolah
ini maupun sekolah lainnya dalam rangka meningkatkan kualitas
pembelajaran atau pendidikan,
12
13
Elizabeth Hurlock, Perkembangan Anak jilid 2, (Jakarta: Erlangga, 1978), h. 82
14
Charles Schaefer, Bagaimana Mempengaruhi Anak, Panduan Praktis Bagi Orangtua,
(Jakarta:Dahara Prize, 1989). Cet. Ke-1, h. 11
15
Singgih Tego Saputra dan pardiman, Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, 2012, h.
78-97
13
14
disamping faktor lingkungan, baik keluarga, sekolah, serta bakat siswa itu
sendiri.16
Sedangkan disiplin menurut Emile Durkheim yang dikutip oleh Thomas
Lickona bahwa disiplin bukanlah sesuatu alat sederhana yanng bisa digunakan
untuk menciptakan kedamaian semu di dalam kelas, Disiplin adalah moralitas
kelas sebagai sebuah masyarakat kecil.17
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah
suatu sikap yang perlu dibangun, diupayakan, baik atas kesadaran sendiri, karena
paksaan, sanksi atau hukuman dengan tujuan untuk mematuhi peraturan-
peraturan, nilai-nilai baik yang bersifat formal maupun tidak sehingga tercipta
sebuah tanggung jawab dan mendapatkan kehidupan yang lebih baik dan tertata.
2. Pengertian Disiplin Belajar
Disiplin belajar sangat dibutuhkan bagi peserta didik dalam mencapai
pengetahuan dan kompetensi yang akan dimilikinya. Namun, disiplin belajar tidak
mudah didapatkan melainkan membutuhkan latihan dan pembiasaan. Menurut
Fani Julia Fiana dalam jurnalnya “Disiplin Siswa di Sekolah dan Implikasinya dalam
Pelayanan Bimbingan Konseling” menjelaskan bahwa disiplin pengaturan waktu
belajar pada kategori baik ditandai dengan adanya penggunaan waktu yang efektif
dan efisien, penyusunan jadwal pelajaran, adanya pengaturan waktu untuk belajar
dan kegiatan ekstra kurikuler, penggunaan waktu istirahat yang tepat sehingga
tidak mengganggu proses pembelajaran.18
Sedangkan menurut Sumardi Surya Brata disiplin belajar: (a) Belajar
membawa perubahan (dalam arti behavioral changes, actual mampu
potensial), (b) perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkan kecakapan
baru, (c) perubahan itu terjadi dengan usaha. Jadi belajar adalah suatu
upaya yang akan membawa individu kepada suatu perubahan. Perubahan
tersebut tidak hanya bertambahnya ilmu pengetahuan namun juga dalam
bentuk kecakapan, keterampilan sikap, pengertian, harga diri dan
penyesuaian diri. 19
16
Djamarah, Rahasia Sukses Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002). h. 12
17
Thomas Lickona, Pendidikan Karakter Panduan Lengkap Mendidik Siswa Menjadi
Pintar dan Baik, (Bandung: Nusa Media 2013). h. 147
18
Fani Julia Fiana, Disiplin Siswa di Sekolah dan Implikasinya dalam Pelayanan
Bimbingan Konseling, (Jurnal Ilmiah Konseling, April 2013).
19
Sumardi Surya Brata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Press, 1990), Cet. 1, h. 232
15
Selain itu, menurut Slameto terdapat empat macam disiplin belajar yang
dilakukan oleh peserta didik dalam kegiatan belajar di sekolah yaitu:
(1) disiplin peserta didik masuk sekolah diantaranya, keaktifan,
kepatuhan, dan ketaatan dalam masuk sekolah. (2) Disiplin dalam
mengerjakan tugas. (3) Disiplin dalam mengikuti pelajaran di
sekolah, adanya keaktifan, keteraturan, ketentuan, dan ketertiban
dalam mengikuti pelajaran yang terarah pada suatu tujauan belajar.
(4) disiplin dalam menaati tata tertib, yakni kesesuaian tindakan
peserta didik dengan tata tertib sekolah dengan penuh kesadaran. 21
Selain itu, Disiplin belajar adalah pengendalian diri siswa terhadap bentuk-
bentuk aturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang telah diterapkan oleh
siswa yang bersangkutan maupun berasal dari luar serta bentuk kesadaran akan
tugas dan tanggung jawabnya sebagai pelajar, baik disiplin di rumah, di
sekolahdengan tidak melakukan sesuatu yang dapat merugikan tujuan dari proses
belajarnya22. Jadi disiplin belajar harus timbul dalam diri seseorang dengan
bersungguh-sungguh dalam belajar sehingga ia mampu bertinteraksi dengan
lingkngannya dengan baik.
Sedangkan belajar adalah upaya yang dilakukan oleh seseorang dengan
tujuan untuk melakukan perubahan sehingga kualitas seseorang dapat meningkat.
Melalui belajar seseorang akan mengetahui keadaan dirinya dan mampu menjalani
kehidupannya dengan baik. Namun, belajar yang konsisten dan teratur yang
20
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2003). H. 67
21
Ibid., 87
22
Singgih Tego Saputra dan pardiman, Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, 2012, h.
81
16
23
Sylvia Rimm, Mendidik dan Menerapkan Disiplin Pada Anak Prasekolah, (Jakarta: PT
Gramedia, 2003), h. 47
24
Fani Julia Fiana, Disiplin Siswa di Sekolah dan Implikasinya dalam Pelayanan
Bimbingan Konseling, (Jurnal Ilmiah Konseling, April 2013).h. 27
17
Disiplin akan mudah diterapkan jika peserta didik sudah terbiasa dengan rutinitas
yang konsisten sepanjang waktu.
Selain itu, guru maupun orang tua bersikap fleksibel artinya mampu membina
anak dengan disiplin tanpa mengekangnya dan memberikan kebebasan yang
terarah. Hal tersebut dapat dilakukan dengan membuat kegiatan yang bervariasi
dan berdampak baik bagi peserta didik. Membuat jadwal yang sesuai dengan
tahap perkembangan psikologinya sehingga anak tidak bosan dan merasa nyaman
dengan kondisi tersebut.
Menurut Sylvia Rimm terdapat beberapa strategi yang perlu diterapkan dalam
upaya membina karakter disiplin bagi peserta didik. Diantaranya:
(1)Konsisten, orang tua maupun guru harus konsisten dalam menegakkan
sikap disiplin kepada peserta didik. Sehingga anak mempercayai dan
menaati peraturan yang telah disepakatinya. Konsisten yang dilakukan
tidak boleh kaku sehingga menjadikan anak lebih keras dan marah
sehingga mereka banyak membangkang dengan peraturan yang ada.
(2)Pujian, merupakan bentuk perhatian yang positif. Namun kata-kata
pujian juga memiliki nilai tambah, yakni menunjukkan apa yang
diharapkan dari anak dan mengajarkan mereka tentang nilai-nilai yang
kita yakini. Oleh karena itu kita harus berhati-hati sehingga tidak
menimbulkan sifat kompetitif dan merasa super kepada anak. Untuk
memuji anak kita harus mampu memikirkan nilai-nilai yang kita
yakini dan persiapkan kata-kata pujian yang realistis, positif, dan
merefleksikan nilai-nilai tersebut ssehingga anak melihat harapn guru
dan orang tua realistis.
(3)Konsekuensi, misalnya anak yang memulai perkelahian akan
menanggung akibat perbuatannya sehingga mendapatkan konsekuensi
negatif. Artinya dia akan mendapatkan hukuman atas perbuannya dan
harus bertanggung jawab. Selain itu, terdapat konsekuensi positif
misalnya, anak yang berpakaian sendiri sebelum ke sekolah merasa
lebih baik daripada yang harus dipaksa berpakain setiap pagi.
(4)Aktifitas, hal tersebut merupakan prestasi belajar bagi anak dan
larangan melakukan aktifitas sebagai bentuk hukuman. Misalnya,
“setelah selesai makan kudapan, kita akan membaca buku.” Hadiah
aktifitas juga efektif bagi anak-anak usia p rasekolah: “ se telah
membereskan mainan kita akan makan kudapan.” Kebanyakan orang
menggunakan hukuman berupa larangan aktifitas, bukannya
menggunakan aktifitas sebagai hadiah atau penghargaan.
(5)Hadiah materi, secara teknis hadiah ini disebut sebagai benda
pendorong dan sering digunakan oleh banyak orang tua. Benda
pendorong tersebut efektif hanya untuk jangka pendek. Hadiah berupa
benda paling efektif jika digunakan sementara saja. Kita juga harus
19
Berdasarkan hasil penelitian Reisman dan Payne yang dikutip oleh buku
karangan Prof. Dr. H.E. Mulyasa dalam bukunya yang berjudul “Manajemen
Paud” mengemukakan 9 (sembilan) cara untuk membina disiplin sebagai berikut:
berperilaku menyimpang.
(8) Modifikasi perilaku (Behavior Modification); perilaku salah
disebabkan oleh lingkungan, sebagai tindakan remediasi. Sehubungan
27
Sylvia Rimm, Mendidik dan Menerapkan Disiplin Pada Anak Prasekolah, (Jakarta: PT
Gramedia, 2003), h. 79
20
28
H.E. Mulyasa, Manajemen PAUD, (Bandung: PT Remaja Rosda karya), cet III, h. 86
29
Geoff Colvin, 7 Langkah untuk Menyusun Rencana Disiplin Kelas Proaktif, (PT Indeks:
Jakarta, 2008). h. 60-61.
21
sehingga mampu mengembangkan karakter peserta didik yang kuat, baik, positif
dan konsisten.
30
Ibid., hal. 55
31
Anas Salahudin, Pendidikan Karakter, (Bandung: Pustaka Setia, 2013). h. 244
22
32
Fani Julia Fiana, Disiplin Siswa di Sekolah dan Implikasinya dalam Pelayanan
Bimbingan Konseling, (Jurnal Ilmiah Konseling, April 2013).h. 32
23
33
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2003). h. 54-72
24
Menurut Syarif Hidayat terdapat tiga faktor yang perlu diperhatikan yaitu
(1) kesadaran; (2) keteladanan, dan (3) penegakan aturan. Kesadaran merupakan
faktor utama dalam tegaknya disiplin. Sedangkan keteladanan dan penegakan
peraturan tidak akan mampu bertahan bila tidak dilandasi dengan kesadaran yang
tumbuh dalam diri seseorang. 35
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin
membutuhkan berbagai faktor yang mampu membina dan menegakkannya.
keluarga, sekolah dan masyarakat sangat berpengaruh dalam membangun sikap
disiplin peserta didik. Keteladanan yang baik akan termanifestasi melalui sikap
dan perilaku peserta didik. Pembiasaan yang baik juga dapat dilakukan secara
konsisten dan berkesinambungan, serta orang tua maupun dari pihak sekolah
harus sejalan dan memilki visi dan misi bersama dalam upaya peningkatan sikap
disiplin peserta didik.
34
Elizabeth Hurlock, Perkembangan Anak jilid 2, (Jakarta: Erlangga, 1978), h. 95
35
Syarif Hidayat, Pengaruh Kerjasama Guru dan Orang Tua Terhadap Disiplin Peserta
Didik di SMPN Jagakarsa Jakarta Selatan, (Jurnal Ilmiah Widya, Agustus 2013). h. 95
25
Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya sikap
disiplin, maka akan tercipta lingkungan yang kondusif, membangun kepribadian
yang kuat sebagai manifestasi masa depan, dan mampu bertanggung jawab
dengan baik terhadap perbuatan yang dilakukan. Selain itu, mereka menyadari
akan pentingnya kedisiplinan dan manfaatnya baik untuk dirinya sendiri maupun
dalam kehidupan bermasyarakat.
36
Syarif Hidayat, Pengaruh Kerjasama Guru dan Orang Tua Terhadap Disiplin Peserta
Didik di SMPN Jagakarsa Jakarta Selatan, (Jurnal Ilmiah Widya, Agustus 2013). h. 98
37
Opcit,. h. 97
26
40
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 2011). Cet ke 20. h. 184.
28
41
Thomas Lickona, Pendidikan Karakter Panduan Lengkap Mendidik Siswa Menjadi
Pintar dan Baik, (Bandung: Nusa Media 2013). h. 170.
42
Opcit., h. 184
29
43
Charles Schaefer, Bagaimana Mempengaruhi Anak, Panduan Praktis Bagi Orangtua,
(Jakarta:Dahara Prize, 1989). Cet. Ke-1, h. 21
30
44
Ronald L. Partin, Kiat Nyaman Mengajar di Dalam Kelas, (Jakarta: PT Indeks), h. 47.
31
45
Rusdiana Hamid, Reward dan Punishment dalam Perpestik Pendidikan Islam, (Ittihad
Jurnalm Kopertis Wilayah XI Kalimantan, 2006). h. 69-71
46
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 2007). h. 186
33
mereka mampu bersikap disiplin baik dalam proses pembelajaran maupun di luar
pembelajaran. Selain itu Severe yang dikutip oleh Sujiono menjelaskan tentang
kelebihan stiker adalah untuk mendorong atau memotivasi anak, mengingat
peraturan dan belajar bertanggung jawab.47
Menurut Putri rahayu dalam jurnalnya menjelaskan bahwa stiker
memberikan umpan balik positif yang segera terhadap prestasi anak
sehingga stiker menciptakan rasa keberhasilan dan motivasi internal yang
dapat mengembangkan rasa percaya diri dalam anak. Kita dapat melihat
semangat dalam mata mereka ketika mendapatkan stiker dengan gambar
muka-muka yang lucu. Selain itu, stiker dapat mendorong anak untuk
bersikap proaktif dan membuat rencana. Stiker meningkatkan jumlah
interaksi positif antara guru dan anak. Alat ini memberi catatan sehingga
guru dapat mengevaluasi kemajuan yang menunjukkan perilaku apa yang
meningkat dan manayang perlu ditingkatkan. Teknik ini mendorong anak
untuk berhasil dan mendapatkan stiker yang sebanyak-banyaknya.48
47
Putri Rahayu , Pengaruh Penerapan Reward Terhadap Percaya Diri Anak Kelompok B
di TK Nglanduk 01 Madiuan, Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya. Diunggah pada hari
selasa pukul 15.40
48
Putri Rahayu , Pengaruh Penerapan Reward Terhadap Percaya Diri Anak Kelompok B
di TK Nglanduk 01 Madiuan, Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya. Diunggah pada hari
selasa pukul 15.40
34
49
Emma s. Mcdonald dan Dyan M. Hersman, Guru dan Kelas Cemerlang: Menghidupkan
dan Meningkatkan Pengajaran di Dalam Kelas, (Jakarta: Indeks, 2011). h. 468.
35
50
Sujiono dan Yuliani Nuraini, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta:
Indeks 2009). h. 80
36
warga Indonesia harus bangga memiliki Bahasa Indonesia yang sudah berabad-
abad menjadi lingua franca di wilayah Indonesia.51
Bahasa Indonesia merupakan satu-satunya bahasa yang dapat memenuhi
kebutuhan akan bahasa yang seragam dalam pendidikan di Indonesia. Pemakaian
Bahasa Indonesia dalam dunia pendidikan bukan hanya terbatas pada bahasa
pengantar, melainkan pada bahan-bahan ajar juga memakai bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara berfungsi sebagai bahasa penghubung
pada tingkat nasional.
Sebagai bahasa negara bahasa Indonesia juga berfungsi sebagai alat
pengembang kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Tanpa bahasa seperti
ini, pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi akan
mengalami hambatan karena proses pengembangannya akan memerlukan waktu
yang lama dan hasilnya pun tidak akan tersebar secara luas. Bahasa Indonesia
merupakan satu-satunya bahasa di Indonesia yang memenuhi syarat sebagai alat
pengembang kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi karena bahasa
Indonesia telah dikembangkan untuk keperluan tersebut dan bahasa ini dimengerti
oleh sebagain masyarakat Indonesia.
2. Pembelajaran Bahasa Indonesia di MI/SD
Bahasa Indonesia diajarkan pada setiap jenjang sekolah dasar, menengah,
sampai perguruan tinggi. Pengajaran Bahasa Indonesia pada setiap jenjang
pendidikan, diharapkan mengahasilkan siswa-siswa yang terampil menggunakan
Bahasa Indonesia sebagai sarana komunikasi. Terampil berbahasa bermakna
terampil menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dalam Bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang harus diajarkan di
sekolah dasar.
Selain itu, bahasa juga merupakan percakapan alat komunikasi dengan
sesama manusia. Sedangkan Bahasa Indonesia merupakan alat komunikasi yang
menjadi salah satu ciri khas bangsa Indonesia dan digunakan sebagai bahasa
nasional. Hal ini yang merupakan salah satu sebab mengapa Bahasa Indonesia
51
Niknik M. Kuntarto, Cermat dalam Berbahasa Teliti dalam Berpikir, (Jakarta:
Penerbit Mitra Wacana media, 2010). h. 3
37
52
Jauharoti Alfin, Pembelajaran Bahasa Indonesia MI, (Surabaya: AprintA, 2009). h. 12
38
sebagai alat komunikasi resmi, sebagai bahasa sosial, dan sebagai bahasa pertama
bagi sebagian warga negara Indonesia.
4. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia
Menurut Nurhadi yang dikutip oleh Jauharoti Alfin dalam bukunya
Pembelajaran Bahasa Indonesia MI mengemukakan tujuan pembelajaran bahasa
Indonesia adalah untuk53 :
a. Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya
melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan
kesamaan, perbedaan konsistensi dan inkonsistensi.
b. Mengembangkan aktifitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi,
dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil,
rasa ingin tahu, membuat prediksi atau dugaan, serta mencoba-coba.
c. Mengembangkan kemampuan memcahkan masalah
d. Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau
mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan,
catatan grafik, peta, diagram dalam menjelaskan gagasan.
Selain itu terdapat fungsi lainnya yaitu:
a. Siswa menghargai dan mengembangkan bahasa Indonesia sebagai
bahasa persatuan (nasional) dan bahasa Negara.
b. Siswa memahami bahasa Indonesiadari segi bentuk makna, dan fungsi,
serta menggunakan dengan tepat dan kreatif untuk bermacam-macam
tujuan, keperluan dan keadaan
c. Siswa memiliki kemampuan menggunakan bahasa Indonesiauntuk
meningkatkan kemmapuan intelektual, kematangan emosional, dan
kematangan sosial.
d. Siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa (berbicara dan
menulis)
e. Siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk
mengembangkan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan
intelektual manusia Indonesia.
53
Jauharoti Alfin, Pembelajaran Bahasa Indonesia MI, (Surabaya: AprintA, 2009). h. 13
39
Tabel 2.1
Standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas
II
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Kelas II Semester 1
Mendengarkan 1.1 Menyebutkan kembali dengan kata-
1. Memahami teks pendek dan puisi kata atau kalimat sendiri isi teks
anak yang dilisankan pendek
54
Ibid., h. 43
55
Ibid., h. 25
41
Berbicara
2. Mengungkapkan pikiran, 2.1 Bertanya kepada orang lain dengan
perasaan, dan pengalaman secara menggunakan pilihan kata yang
lisan melalui kegiatan bertanya, tepat dan santun berbahasa
bercerita, dan deklamasi. 2.2 Menceritakan kegiatan sehari-hari
dengan bahasa yang mudah
dipahami orang lain
2.3 Mendeklamasikan puisi dengan
ekspresi yang tepat
Membaca
3. Memahami teks pendek dengan 3.1 Menyimpulkan isi teks pendek (10-
membaca lancar dan membaca 15 kalimat)
puisi anak 3.2 Menjelaskan isi puisi anak yang
dibaca
Menulis
4. Menulis permulaan melalui 4.1 Melengkapi cerita sederhana
kegiatan melengkapi cerita dan dengan kata yang tepat
dikte 4.2 Menuliskan kalimat sederhana yang
didiktekan guru dengan
menggunakan huruf tegak
bersambung dan memperhatikan
penggunaan huruf kapital dan
tanda titik
Kelas II, Semester 2
56
M. Dimyati,. Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Depdikbud, 1989). 50
57
Ibid., h. 54
44
60
Opcit., h. 155
46
yang terinternalisaasi dengan baik bagi peserta didik. Sehingga tujuan yang
diharapkan dapat tercapai secara optimal.
2. Pengenalan hukuman di sekolah
Hukumun merupakan sebuah konsekuensi terhadap pelanggaran-
pelanggaran yang telah dilakukan oleh peserta didik. Namun hukuman yang
diberikan harus harus sesuai dengan tingkat penyimpangan yang telah dilakukan.
Pemberian hukuman tersebut hendaknya tidak berbentuk hukuman fisik dan
menghindari pemaksaan serta kekerasan karena dapat menimbulkan dampak yang
negatif dan mengganggu kondisi psikologis peserta didik. Sebagaimana pendapat
dari Prof. Gunning, Kohnstamm, dan Scheler yang dikutip oleh Ngalim Purwanto
menjelaskan hukuman adalah “hukuman itu tiada lain daripada pengasahan kata
hati, atau membangkitkan kata hati”.61
Lebih lanjut, peserta didik yang tidak menghiraukan teguran dan nasehat
dari gurunya ketika melakukan pelanggaran, sehingga kenakalannya mengganggu
teman-teman lainnya dan sedikitpun tidak menghiraukan apa yang telah
disampaikan oleh guru. Anak yang nakal di sekolah berhubungan dengan
perlakuan orang tua di rumah, seperti anak yang sering diperlakukan orang tuanya
dengan kasar sehingga berdampak kepada anaknya dan bersikap kasar terhadap
teman-temannya, bahkan bisa kepada gurunya.
Berbeda dengan reward, punishment diberikan ketika siswa tidak tertib dan
melakukan pelanggaran terhadap aturan-aturan sekolah. Sehingga dampak dari
punishment sendiri yakni penderitaan yang tidak menyenangkan. Punishment
yang diberikan juga harus bersifat mendidik dan memiliki nilai-nilai yang
senantiasa diliputi dengan kasih sayang. Menurut Ngalim Purwanto dalam
bukunya yang berjudul Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis menjelaskan bahwa
hukuman merupakan alat pendidikan yang merupakan jawaban atas pelanggaran,
sedikit-banyaknya selalu bersifat tidak menyenangkan dan selalu bertujuan ke
61
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 2007). h. 193.
47
arah perbaikan serta hukuman itu hendaklah diberikan untuk kepentingan anak itu
sendiri.62
Hukuman yang guru berikan bertujuan untuk menunjukkan kesalahan siswa
sehingga siswa memiliki kesadaran akan kesalahannya dan mampu memperbaiki
kesalahan tersebut dengan tidak mengulangi kembali perbuatannya. Hukuman
memiliki fungsi untuk mendidik. Jika suatu peraturan baik di sekolah maupun di
rumah memiliki kesamaan, maka anak akan mampu memahami dan mengerti
akan belajar konsep moral. Namun sebaliknya jika peraturan sekolah tersebut
berbeda dengan peraturan di rumah, maka pemahaman konsep moral akan terjadi
penghambatan.
Jadi, hukuman perlu diberikan kepada siswa yang tidak tertib dan tidak
disiplin dalam melaksanakan tugas atau aturan yang telah ditetapkan oleh sekolah.
Hal tersebut bertujuan agar siswa bertanggung jawab atas perbatan yang telah
dilakukan. Sehingga mereka berusaha untuk tidak mengulangi kembali kesalahan-
kesalahan lainnya.
Selain itu menurut Hurlock, pokok-pokok hukuman yang baik yaitu:
a. Hukuman harus disesuaikan dengan pelanggaran dan harus mengikuti
pelanggaran sedini mungkin sehingga anak akan mengasosiasikan
keduanya. Bila seorang anak membuang makanan ke lantai karena
sedang marah-marah, anak itu harus langsung membersihkannya.
b. Hukuman yang diberikan harus konsisten sehingga anak itu
mengetahui bahwa kapan saja suatu peraturan dilanggar, hukuman itu
tidak dapat digambarkan.
c. Apapun bentuk hukuman yang diberikan, sifatnya yang impersonal
sehingga anak itu tidak akan menginterpretasikannya sebagai
“kejahatan” si pemberi hukuman.
d. Hukuman harus konstruktif sehingga memberi motivasi untuk yang
disetujui secara sosial di masa mendatang.
e. Suatu penjelasan mengenai alasan mengenai hukuman diberikan harus
menyertai hukuman agar anak itu akan melihatnya sebagai adil dan
benar.
f. Hukuman harus mengarah ke pembentukan hati nurani untuk
menjamin pengendalian perilaku dari dalam di masa mendatang.
g. Hukuman tidak boleh membuat anak merasa terhina atau
menimbulkan rasa permusuhan.63
62
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 2007). h. 186
63
Elizabeth Hurlock, Perkembangan Anak, jilid 2,(Jakarta: Erlangga, 1978), h. 89
48
64
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 2007). h. 192
49
dengan konsisten, sehingga anak mengatahui apa yang akan dilakukannya dan
siapa yang harus dipatuhinya.
E. Hasil Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian tentang pemberian reward yang diterapkan dalam upaya
peningkatan sikap disiplin belajar siswa diantaranya:
paling penting dan perlu dibina dan dikembangkan dari seluruh lapisan
masyarakat. Oleh karena itu, sekolah yang menerapkan dan membudayakan sikap
disiplin akan terlihat dari outputnya yang bermutu.
Keteladanan yang baik dari seluruh tenaga pendidik dan lingkungan
sekolah akan berdampak pada karakter peserta didik. Seluruh staf dan kordinator
pendidikan di sekolah harus memiliki sikap kedisiplinan sehingga mampu dilihat,
dirasakan, dan dipraktekkan oleh peserta didik. Dengan demikian, peserta didik
akan terbentuk karakter yang baik dikarenakan adanya pembiasaan. Namun dalam
proses pembelajaran sikap disiplin belajar peserta didik masih kurang. Oleh
karena itu, membutuhkan strategi yang mampu memberikan dampak terhadap
sikap disiplin belajar peserta didik. reward stiker bergambar merupakan salah satu
teknik yang dapat digunakan untuk mendisiplinkan belajar peserta didik.
Reward stiker bergambar diberikan jika mereka mampu menunjukkan
sikap disiplin belajar mereka. Pemberian reward stiker bergambar ini dilakukan
oleh guru ketika peserta didik mampu menunjukkan sikap disiplin dan tertib
dalam kegiatan belajar mengajar. Ketika reward tersebut diberikan diberikan
kepada siswa yang paling disiplin dan tertib, maka hal tersebut memicu motivasi
dan semangat bagi siswa lainnya agar lebih baik dari sebelumnya. Pemberian
reward tersebut diharapkan memberikan pengaruh secara psikologis terhadap
tingkah laku siswa untuk mempertahankan prestasi yang dilakukannya dan
merasakan manfaat dari sikap disiplin tersebut. Pemberian reward bersifat
menyenangkan sedangkan punishment merupakan alat pendidikan yang bersifat
tidak menyenangkan.
Selanjutnya, reward stiker bergambar dapat dijadikan sebagai alat
pendidikan yang mampu memberikan dampak positif bagi peserta didik terutama
dalam sikap disiplin belajar. Jika disiplin sudah tertanam dalam diri peserta didik,
maka mereka akan mendapatkan kehidupan yang lebih tertata untuk masa
depannya. Selain itu, jika peserta didik memiliki sikap disiplin yang konsisten
sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku maka prestasi akademik dan
nonakademik akan meningkat dan mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan.
52
METODOLOGI PENELITIAN
53
54
65
Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Prenada Media Group, 2011). h. 44
66
Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan Tindakan Kelas, Implementasi dan
Pengembangannya, (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2013). h. 7
67
Ruswandi Hermawan, Metode Penelitian Pendidikan SD, (Bandung: UPI PRESS,
2007). h. 79.
55
Refleksi 1
pengamatan/
Permasalahan Baru Pengumpulan data
dan hasil refleksi 1 1
Perencanaan Pelaksanaan
tindakan II tindakan II
Refleksi II Pengamatan/
Pengumpulan data II
68
Suharmisi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2010), h. 74.
57
sumber, dan berbagai cara”.69 Sedangkan subyek penelitian ini adalah kelas II
SD, maka setting dan caranyapun dapat dimodifikasi karena pemahaman dan
tingkat intelektual peserta didik belum pada tahap yang tinggi.
Oleh karena itu, penelitian ini memilih teknik pengumpul data triangulasi,
yaitu teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai
teknik pengumpul data dan sumber data yang telah ada. Adapun teknik
pengumpulan data adalah sebagai berikut:
1. Observasi, Anecdotal record
Observasi yang digunakan oleh peneliti menggunakan observasi
jenis partisipatif, yakni peneliti terlibat secara langsung dalam kegiatan
sehari-hari. Peneliti di sini sebagai guru dan pengarah atas aturan yang telah
ditetapkan dan juga sebagai pengontrol dari aturan-aturan yang berlaku
tersebut serta observer. Instrumen yang digunakan dalam observasi ini
adalah anecdotal record yang digunakan untuk mengetahui aktifitas dan
sikap peserta didik dalam kedisiplinananya. Anecdotal record atau catatan
anekdot adalah alat observasi untuk mencatat kejadian yang sifatnya luar
biasa sehingga dianggap penting.70
2. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan bagian dari instrumen yang digunakan dalam
penelitian. Karena yang diteliti adalah sikap disiplin belajar siswa maka
alangkah baiknya jika perubahan sikap itu dapat didokumentasikan sehingga
data yang diperoleh memililiki bukti yang real. Berupa foto, dan gambar
kegiatan pembelajaran serta dokumen-dokumen yang digunakan selama
proses penelitian. Hasil yang diharapkan oleh peneliti adalah meningkatnya
kesadaran peserta didik akan kedisiplinan dalam belajar. Selain itu,
perubahan sikap tersebut dilakukan oleh siswa dengan senang hati tanpa
adanya pemaksaan dan kekerasan sehingga mereka mampu mengikuti
semua peraturan yang telah diberikan.
3. Checklist
69
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2007), h 193
70
Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Prenada Media Group, 2011), h. 92
62
71
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2007), h. 139
63
4. Wawancara
Wawancara atau interview dilakukan kepada guru kelas untuk
mengetahui sikap disiplin belajar siswa dan kendala-kendala yang ada
dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah disiapkan
sebelumnya. Wawancara dilaksanakan pada awal penelitian Siklus 1 dan
akhir siklus 2 sehingga peneliti dapat menganalisa data tersebut dan
menyimpulkannya.
64
J. Validasi Data
Validitas dan keobjektifan penelitian dalam PTK perlu diperhatikan karena
menjadi hal penting dalam kegiatan ilmiah, oleh karena itu harus dilakukan uji
validitas. Menurut DR. Sugiono instrumen yang valid berarti alat ukur alat
ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. valid
berarati instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur. Artinya validitas diperlukan untuk menentukan alat
pengukuran yang tepat dalam sebuah penelitian.72
Penelitian ini adalah penelitian yang mengukur sikap peserta didik (sikap
kedisiplinan), jadi validitas yang dipakai adalah validitas nontest. menurut Dr.
Sugiono, validitas nontest yang digunakan untuk mengukur sikap cukup
memenuhi validitas kontruksi (construct).73 Artinya, instrumen yang
mempunyai validitas kontruksi, jika instrumen tersebut dapat digunakan untuk
mengukur gejala sesuai yang didefinisikan. Dalam hal ini Sutrisno Hadi
menyatakan bahwa “bila bangunan teorinya sudah benar, maka hasil
pengukuran dengan alat ukur (instrumen) yang berbasis pada teori itu sudah
dipandang sebagai hasil yang valid.74
Instrumen tersebut berupa indikator-indikator singkat yang akan dicheklist
oleh observer dan dibantu oleh guru kelas serta guru tetap mengamati dan
mengontrolnya dengan baik. Setelah instrumen dibuat, langkah selanjutnya
adalah pengujian validitas dan reabilitas instrument. Pengujian penelitian ini
menggunakan cara pengujian validitas konstrak (construct validity), yaitu
pengujian yang dapat menggunakan pendapat para ahli (Judgment experts),
yang nantinya akan dimintai pendapatnya tentang instrument yang telah
disusun itu. Para ahli tersebut akan memberikan keputusan, apakah instrumen
tersebut dapat digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan, atau mungkin
dirombak total. Jumlah tenaga ahli yang digunakan minimal 3 orang dan
umumnya yang telah bergelar doktor sesuai dengan lingkup yang diteliti.
72
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2007), h. 173
73
Ibid., h. 173
74
Ibid., h. 177
65
P= 100 %
Keterangan:
p = Angka persentase
F = Frekuensi yang akan dicari persentasenya
N = Number of Cases (Jumlah Frekuensi/Banyaknya Individu)
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 3.3
67
69
70
Pendidika Pangkat/
NO NAMA L/P Jabatan
n Terakhir Gol
Dra. Sri
3 P S1 IVA Guru Agama
Nirmalawati
Pelita Rahayu
6 P S1 IIIA Guru Kelas
Ningsih, S.Pd.
Kholilah Septiani,
9 P S1 IIIA Guru Kelas
S.Pd.
Eka Setiowati,
12 P S1 - Guru Kelas
S.Pd.
Ahmad Zaini,
13 L S1 - Guru Kelas
S.Pd.I
Yayah Rokayah,
14 P S1 - Guru Kelas
S.Pd.I
Alima Siregar,
15 P S1 - Guru Kelas
S.Ag.
Jumlah 16
dan contoh baik dalam kedisiplinan maupun dalam profesionalitas mengajar bagi
guru-guru non PNS.
4. Keadaan Siswa Secara Umum
Adapun untuk mengetahui informasi data siswa SDN Pisangan 03 Ciputat
Timur Tangerang Selatan pada tahun ajaran 2014-2015 yang berjumlah 361 orang
siswa/i. Ketentuan secara rinci dapat dilihat di bawah ini:
Tabel 4.2
Keadaan Siswa/Siswi SDN Pisangan 03 Ciputat Timur
Tahun Ajaran 2014-2015
Jumlah
NO Kelas Keterangan
Rombel L P
1 Kelas 1 2 31 41
2 Kelas 2 2 26 30
3 Kelas 3 2 26 28
4 Kelas 4 2 26 35
5 Kelas 5 2 31 36
6 Kelas 6 2 27 24
Jumlah 12 168 193
Dari data di atas sekolah tersebut sudah layak dan banyak diminati oleh
masyarakat. Sehingga jumlah peserta didik cukup banyak dan mereka memiliki
kenyamanan dalam aktifitas belajar di SDN Pisangan 03 Ciputat Timur.
5. Sarana dan Prasarana
Dalam upaya mendukung proses pendidikan, yakni dalam kegiatan
belajar-mengajar, maka SDN Pisangan 03 menyediakan sarana-prasarana yang
dinilai dapat menunjang dan memfasilitasi siswa dalam pembelajaran. Saran
prasarana tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
74
Tabel 4.3
Sarana Prasarana SDN Pisangan 03 Ciputat Timur
Tahun Ajaran 2014-201578
NO Sarana Prasarana Keterangan/Jumlah Kondisi
1 Kantor Kepala Sekolah 1 Baik
2 Ruang guru 1 Baik
3 Kelas Belajar 8 Baik
4 Tempat Ibadah -
5 Perpustakaan 1 Baik
6 Taman sekolah 1 Baik
7 Kantin Sekolah -
8 Gudang 1 Baik
9 Kamar Mandi/WC Guru 2 Baik
10 Kamar Mandi/WC Siswa 3 Baik
11 Laboratorium -
12 Lapangan Sekolah 1 Baik
13 Tempat sampah 8 Baik
10 Tempat sampah 8 Baik
11 Tempat cuci tangan 0
12 Jam dinding 7
13 Kotak kontak 0
Sarana dan prasarana yang tercantum di atas adalah bersifat umum
sebagaimana yang ada di sekolah-sekolah lainnya. Dengan adanya sarana
prasarana tersebut mampu memberikan kemudahan dan meningkatkan aktifitas
pembelajaran.
B. DESKRIPSI DATA
Untuk mengetahui kondisi kedisiplinan dan pemberian treatment yang
tepat maka dilakukan beberapa langkah sebagai berikut:
1. Pra Tindakan
Pra penelitian ini dilaksanakan pada bulan april 2015 di SDN Pisangan
03 Legoso Ciputat Timur Tangerang Selatan dan berlangsung selama satu
minggu. Sedangkan subjek penelitian yaitu kelas II B yang berjumlah 29 Siswa.
Peneliti melakukan wawancara kepada guru terkait tentang kedisiplinan belajar
78
Sumber : Sarana dan Prasarana SDN III Pisangan Ciputat Timur, tahun 2014-2015
75
Tabel 4.4
Instrumen Observasi- Checklist
Sikap Disiplin Belajar Siswa kelas II B SDN Pisangan 03 Ciputat Timur
No Indikator Disiplin Siswa Nama Siswa
Rahman agus Eko Rafa Bintang
1. Masuk sekolah tidak terlambat
2. Membiasakan diri untuk datang tepat
waktu di sekolah
3. Bersemangat untuk selalu masuk
sekolah
4. Masuk kelas tepat waktu setelah
istirahat
5. Istirahat pada waktunya
6. Mengerjakan tugas yang diberikan
oleh guru
7. Menyelesaikan tugas-tugas tepat
waktu
8. Mengumpulkan PR tepat waktu
9. Membantu teman yang kesulitan, jika
pekerjaan diri telah selesai
10. Kemandirian mengerjakan tugas atau
ulangan
11. Duduk tenang di tempat masing-masing
12. Tidak menggunakan waktu belajar
untuk bermain-main
13. Mendengarkan penjelasan guru dengan
baik
14. Tidak menggunakan jam belajar untuk
mengobrol di luar topik pembelajaran
15. Merespon umpan balik dari guru
16. Menjaga kebersihan ruang kelas dan
lingkungan sekolah
17. Melaksanakan piket kelas sesuai
jadwal
18. Berkata baik dan sopan pada setiap
pelajaran
19. Kelengkapan membawa alat tulis dan
Kegiatan ini dilakukan selama tiga minggu sebagai upaya untuk melihat
buku pelajaran
20. Berpakaian
peningkatan rapi dan
sikap sopan
disiplin belajar siswa. Sedangkan peneliti melakukan proses
21. Jumlah
pembelajaran Bahasa Indonesia selama enam kali pertemuan yang terdiri dari dua
siklus. Setiap siklus berlangsung 3 kali pertemuan dan dilanjutkan dengan siklus
77
kedua sebagai tahap refleksi terhadap siklus pertama. Cheklist disiplin belajar
siswa dilaksanakan oleh peneliti dan dibantu oleh kolabolator yaitu guru kelas.
Selain itu peneliti menggunakan papan disiplin belajar siswa, reward sticker
pictured, catatan penyelesaian dan pengumpulan tugas siswa dan lampiran
observasi kegiatan aktifitas guru dan aktifitas belajar siswa. Media di atas
digunakan sebagai alat untuk membantu meningkatkan sikap disiplin belajar
siswa dan kesadaran dalam belajar. Selain itu, peneliti juga mempersiapkan
lembar anecdotal record yang digunakan sebagai catatan terhadap gerak gerik
perubahan sikap disiplin peserta didik. Pada tahap ini, peneliti memberikan
pemahaman kepada peserta didik mengenai tata tertib yang berlaku di kelas dan
yang telah disetujui bersama.
3. Tahap Pelaksanaan dan Pemberian Checklist Disiplin Belajar
Pada tahap ini peneliti memberikan penjelasan terlebih dahulu tentang
pentingnya sikap disiplin belajar siswa, indikator-indikator sikap disiplin belajar
siswa. Peneliti memberikan contoh berupa lampiran chekclist yang berisi nama-
nama siswa dan indikator kedisiplinan belajar siswa. Kegiatan ini dilakukan setiap
hari dan dibantu oleh kolabolator yaitu guru kelas. Jika siswa mampu mencapai
seluruh indikator kedisiplinan belajar siswa maka siswa tersebut akan
mendapatkan reward berupa stiker bergambar dan akan ditempelkan di papan
reward disiplin belajar yang berada di samping papan tulis. Jika mereka
melanggar tata tertib kelas misalnya bertengkar, menganggu temannya,
mengobrol di luar topik pembelajaran, berkata kasar atau jorok dan
mengumpulkan tugas tidak tepat waktu maka reward stikernya akan dicabut.
Hal tersebut dapat memicu siswa-siswa lainnya untuk bersikap disiplin
dan mendapatkan reward. Tahap selanjutnya adalah pengamatan yang dikuatkan
dengan anecdotal record selama proses pembelajaran berlangsung. Anecdotal
record ini diisi oleh peneliti dan kolabolator atau guru kelas. Anecdotal record ini
berupa catatan yang menceritakan mengenai perkembangan dan perubahan sikap
disiplin peserta didik selama berada di dalam kelas.
78
masih kurang.
3 Mengikuti pelajaran di Saat proses pembelajaran
berlangsung,
sekolah dengan aktif,
banyak dari siswa yang masih
teratur, dan tertib sesuai
menggunakan waktu belajarnya untuk
ketentuan untuk mencapai bermain-main.
tujuan belajar Ketika kegiatan diskusi berlangsung,
terdapat beberapa siswa yang mengobrol
di luar topik pembelajaran
Keaktifan dalam merespon umpan balik
guru maish kurang
Saat kegiatan belajar mengajar
berlangsung, masih banyak dari siswa
yang tidak duduk tenang di tempat
masing-masing.
4 Mentaati tata tertib sekolah Masih terdapat siswa yang memakai
dengan penuh kesadaran seragam tidak sesuai dengan harinya
Terdapat beberapa siswa yang acuh
dengan kerapihan seragamnya.
Masih adanya peserta didik yang acuh
ketika kondisi kelas kotor
Terdapat beberapa siswa yang
mengucapkan kata-kata yang kotor saat
proses pembelajaran berlangsung
Masih terdapat siswa yang membuang
sampah tidak pada tempatnya
Masih banyak siswa yang meminjam alat
tulis, baik berupa pensil, penghapus atau
rautan sehingga mengurangi konsentrasi
dan kedisiplinan dalam belajar. Selain itu
masih terdapat 2-4 siswa yang sering lupa
80
Gambar 4.2
Foto Kegiatan Pembelajaran siklus I pertemuan ke II
tugas, masih terdapat lima (5) siswa yang kurang mandiri dalam
mengerjakannya. Selain itu, mereka mulai membantu teman yang
kesulitan jika pekerjaan diri telah selesai. Namun, masih banyak dari
mereka sekitar sembilan (9) siswa yang tidak tepat waktu dalam
mengumpulkan tugas. Setelah siswa selesai mengerjakan tugas, guru
mengoreksinya dan mengembalikan kembali kepada siswa. Hari ini
terdapat dua (2) siswa yang mampu mencapai 20 indikator
kedisiplinan yang sudah ditentukan. Mereka mendapatkan reward
sticker pictured yang akan di pasang di papan reward disiplin belajar
yang telah disedikan. Hal tersebut memicu motivasi teman-teman
lainnya yang belum mendapatkan reward, sehingga mereka berusaha
untuk disiplin dalam belajar. Hal tersebut terbukti dari daftar ceklist
yang mulai meningkat. Rata-rata mereka mampu melaksanakan
indikator kedisiplinan dari 16 indikator sampai 18 indikator
kedisiplinan dalam belajar. Sedangkan paling rendah mencapai 14
indikator disiplin belajar. Setelah itu peneliti meminta salah satu siswa
untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan pembelajaran
diakhiri dengan pemberian tugas rumah.
Tabel 4.8
Instrumen Observasi- Checklist disiplin belajar siswa pertemuan ke III
No Indikator Disiplin Belajar Siswa Jumlah Siswa
Disiplin Tidak %
disiplin
1. Masuk sekolah tidak terlambat 27 1 96.4
2. Membiasakan diri untuk datang tepat waktu 28 - 100
di sekolah
3. Bersemangat untuk masuk sekolah 28 - 100
4. Masuk kelas tepat waktu setelah istirahat 24 4 85.71
5. Istirahat pada waktunya 23 5 82.14
6. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru 24 4 85.71
7. Menyelesaikan tugas-tugas tepat waktu 19 9 67.85
8. Mengumpulkan PR tepat waktu 28 - 100
9. Membantu teman yang kesulitan jika 26 2 92.85
pekerjaan diri telah selesai
89
1. Mengkondisikan Kelas 3 3 4
2. Memberikan apersepsi dan motivasi 3 3 4
3. Menjelaskan tujuan intruksional 3 3 4
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran 2 3 4
5. Menjelaskan secara umum topik yang dibahas 3 3 3
6. Menggunakan alat atau media pembelajaran 2 3 3
7. Kegiatan belajar dengan siswa terlaksana 3 3 3
secara interaktif
8. Memberi/menjawab pertanyaan yang diajukan 3 3 3
siswa
9. Menggunakan reward dalam upaya membina 4 4 4
dan mengembangkan disiplin belajar siswa
10. Penggunaan reward sesuai dengan kondisi 3 4 4
mpsikologi peserta didik
11. Menggunakan reward dan punishment yang 3 4 4
tepat dalam upaya meningkatkan disiplin
belajar siswa
12. Memiliki antusiasme dalam belajar 3 3 3
13. Memberikan kesimpulan dari materi yang 4 3 3
telah disampaikan secara baik
14. Melaksanakan penilaian 4 3 3
15. Melaksanakan kegiatan refleksi dari proses 3 3 3
91
pembelajaran
16. Memberikan feedback (tindak lanjut) terkait 2 3 3
pembelajaran yang telah dilaksanakan
JUMLAH SKOR 48 51 55
PRESENTASE (%) 75% 79.68% 85.95%
RATA-RATA 80.21%
Baik Baik Sangat
KETERANGAN
Baik
Tabel 4.11
Instrumen Observasi- Checklist disiplin belajar siswa siklus 2
pertemuan ke I
No Indikator Disiplin Belajar Siswa Jumlah Siswa
Disiplin Tidak %
disiplin
1. Masuk sekolah tidak terlambat 27 - 100
2. Membiasakan diri untuk datang tepat waktu 27 100
di sekolah
3. Bersemangat untuk masuk sekolah 27 - 100
4. Masuk kelas tepat waktu setelah istirahat 27 - 100
5. Istirahat pada waktunya 25 2 92.59
6. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru 26 1 96.29
7. Menyelesaikan tugas-tugas tepat waktu 20 7 70.04
8. Mengumpulkan PR tepat waktu 27 - 100
9. Membantu teman yang kesulitan jika 22 5 81.48
pekerjaan diri telah selesai
10. Kemandirian mengerjakan tugas atau 23 4 85.18
ulangan
11. Duduk tenang di tempat masing-masing 17 10 62.96
12. Tidak menggunakan waktu belajar untuk 21 6 77.77
bermain-main
13. Mendengarkan penjelasan guru dengan baik 21 6 77.77
14. Tidak menggunakan jam belajar di luar 25 2 92.59
topik pembelajaran
15. Merespon umpan balik guru 20 7 74.07
16. Menjaga kebersihan ruang kelas dan 27 - 100
lingkungan sekolah
17. Melaksanakan piket kelas sesuai jadwal 27 - 100
18. Berkata baik dan sopan pada setiap 26 1 96.29
pembelajaran
19 Kelengkapan membawa
Dari tabelalat tulisterlihat
di atas, dan bukukondisi 23 4 belajar
kedisiplinan 85.18
siswa
pelajaran
mengalami penurunan dari pertemuan sebelumnya. Hal tersebut
20 Berpakaian rapi dan sopan 27 - 100
terlihat dari indikator 9, 11, 12, 13, dan 19. Namun, jumlah siswa yang
disiplin dari setiap indikatornya lebih meningkat dari pada pertemuan
100
100
100
guru dengan antusias, masuk sekolat tepat waktu dan tidak mengobrol
pada saat pembelajaran berlangsung.
Hasil evaluasi dari LKS dan tiap pertemuan dapat berjalan
dengan baik oleh siswa. Sehingga dengan adanya penggunaan reward
stiker pictured ini mampu memberikan pengaruh dalam meningkatkn
sikap disiplin belajar siswa dengan baik. Semangat belajar,
kedisiplinan mengikuti aturan, kesadaran akan tanggung jawabnya
mengerjakan dan mengumpulkan tugas meningkat dari sebelumnya.
Tabel 4.13
Instrumen Observasi- Checklist disiplin belajar siswa siklus 2
pertemuan ke III
No Indikator Disiplin Belajar Siswa Jumlah Siswa
Disiplin Tidak %
disiplin
1. Masuk sekolah tidak terlambat 28 - 100
2. Membiasakan diri untuk datang tepat waktu 28 100
di sekolah
3. Bersemangat untuk masuk sekolah 28 - 100
4. Masuk kelas tepat waktu setelah istirahat 28 - 100
5. Istirahat pada waktunya 27 1 96.42
6. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru 29 1 96.42
7. Menyelesaikan tugas-tugas tepat waktu 24 4 85.71
8. Mengumpulkan PR tepat waktu 28 - 100
9. Membantu teman yang kesulitan jika 27 1 96.42
pekerjaan diri telah selesai
10. Kemandirian mengerjakan tugas atau 25 3 89.28
ulangan
11. Duduk tenang di tempat masing-masing 24 4 85.71
12. Tidak menggunakan waktu belajar untuk 22 2 78.54
bermain-main
13. Mendengarkan penjelasan guru dengan baik 28 - 100
14. Tidak menggunakan jam belajar di luar 24 4 85.71
topik pembelajaran
15. Merespon umpan balik guru 26 2 92.85
16. Menjaga kebersihan ruang kelas dan 28 - 100
lingkungan sekolah
105
105
105
1. Mengkondisikan Kelas 4 4 4
2. Memberikan apersepsi dan motivasi 4 4 4
106
106
106
Berdasarkan tabel 4.8 terlihat dari aspek yang diamati siswa sudah
mampu bersikap disiplin, dengan adanya reward siswa termotivasi
untuk disiplin dalam belajar dengan baik. Siswa mampu mengikuti
peraturan kelas dengan baik, mengerjakan tugas yang diberikan oleh
guru baik secara pribadi maupun kelompok dan mengumpulkannya
dengan tepat waktu. Pada siklus ke II ini aktifitas siswa banyak
menunjukkan perubahan yang positif terlihat dari data observasi
aktifitas siswa mencapai 91.11% dengan kategori sangat baik.
c) Hasil Disiplin Belajar Siswa siklus 2
109
109
109
Tabel 4.16
Hasil Disiplin Belajar Siswa Siklus II
No Indikator disiplin belajar Persentase Rata- Keterangan
rata
Pert 1 Pert 2 Pert 3
1. Masuk sekolah tidak 100 100 100 100 Tinggi
terlambat
2. Membiasakan diri untuk 100 100 100 100 Tinggi
datang tepat waktu di sekolah
3. Bersemangat untuk masuk 100 100 100 100 Tinggi
sekolah
4. Masuk kelas tepat waktu 100 100 100 97 Tinggi
setelah istirahat
5. Istirahat pada waktunya 92.59 92.59 96.42 94.6 Tinggi
6. Mengerjakan tugas yang 96.29 100 96.42 88.6 Tinggi
diberikan oleh guru
7. Menyelesaikan tugas-tugas 70.04 80 85.71 88.3 Tinggi
tepat waktu
8. Mengumpulkan PR tepat 100 100 100 93.6 Tinggi
waktu
9. Membantu teman yang 81.48 93.33 96.42 91 Tinggi
kesulitan jika pekerjaan diri
telah selesai
10. Kemandirian mengerjakan 85.18 85.18 89.28 78.6 Sedang
tugas atau ulangan
11. Duduk tenang di tempat 62.96 62.96 85.71 74.6 Sedang
masing-masing
12. Tidak menggunakan waktu 77.77 93.33 78.54 70 Tinggi
belajar untuk bermain-main
13. Mendengarkan penjelasan 77.77 100 100 91.3 Tinggi
guru dengan baik
14. Tidak menggunakan jam 92.59 86.66 85.71 88.3 Tinggi
belajar di luar topik
pembelajaran
15. Merespon umpan balik guru 74.07 90 92.85 85.3 Tinggi
16. Menjaga kebersihan ruang 100 100 100 100 Tinggi
kelas dan lingkungan sekolah
17. Melaksanakan piket kelas 100 100 100 100 Tinggi
sesuai jadwal
18. Berkata baik dan sopan pada 96.29 100 100 98.6 Tinggi
setiap pembelajaran
19. Kelengkapan membawa alat 85.18 96.66 100 93.6 Tinggi
110
110
110
85.95%
86
84
79.68%
82
80
78 75%
76
74
72
70
pert 1 pert 2 pert 3
Gambar 4.7
Diagram Persentase Aktifitas Guru Siklus 1
90
89
88
87.5%
87
86 85.93%
85
84
83
82
pert 1 pert 2 pert 3
Gambar 4.14
Diagram Persentase Aktifitas Guru Siklus II
113
113
113
88.61%
88
86
84
82 80.21%
80
78
76
siklus 1 siklus 2
siklus 1 siklus 2
Gambar 4.9
Diagram Persentase Rata-rata Aktifitas Guru Siklus 1 dan II
80
75 71.66%
70
65
60
pert 1 pert 2 pert 3
Gambar 4.10
Diagram Persentase aktifitas siswa siklus I
95%
96 93.33%
94
92
90
88 85%
86
84
82
80
pert 1 pert 2 pert 3
Gambar 4.11
Diagram Persentase aktifitas siswa siklus II
115
115
115
91.11%
95
90
79.99%
85
80
75
70
siklus 1 siklus 2
siklus 1 siklus 2
Gambar 4.12
Diagram Rata-rata Persentase aktifitas siswa siklus 1 dan II
Berdasarkan hasil skor pada lembar observasi siswa yang terlihat
pada diagram 4.18 menunjukkan bahwa persentasi jumlah rata-rata
aktifitas siswa pada siklus 1 berada pada kategori baik dengan persentase
79.99% dan pada siklus II mengalami peningkatan yang signifikan yaitu
berada pada kategori sangat baik dengan persentase 91.11%. Hal ini
membuktikan bahwa dengan menggunakan reward sticker pictured dapat
meningkatkan sikap disiplin belajar peserta didik pada pembelajaran
Bahasa Indonesia.
3. Hasil Disiplin Belajar Siswa Melalui Cheklist
Di bawah ini adalah grafik perubahan sikap disiplin belajar siswa
secara keseluruhan, diantaranya:
Tabel 4.18.
Persentase Sikap Disiplin Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II
No Indikator Disiplin Belajar Persentase Selisih Keterangan
Siswa Siklus I Siklus II
1. Masuk sekolah tidak 95.3 100 4,7 Meningkat
terlambat
116
116
116
91.65
95
90
85 80.39
80
75
70
siklus I siklus II
persentase persentase
118
118
118
Gambar 4.13
Diagram Persentase Perubahan Sikap Disiplin Belajar Siswa Siklus 1 dan
siklus II
sticker pictured dilakukan di SDN III Pisangan Legoso Ciputat Timur Tangerang
Selatan karena di sekolah ini belum menggunakan reward sticker pictured. Selain
itu kondisi dan sikap disiplin belajar siswa di kelas II B masih rendah. Sehingga
membutuhkan alat untuk memperbaiki sikap disiplin belajar mereka yaitu
penggunaan reward sticker pictured. Peneliti melakukan penelitian tidak hanya
saat pembelajaran Bahasa Indonesia saja. Tetapi peneliti melakukan penelitian
setiap harinya untuk melihat perubahan dari sikap disiplin belajar siswa. Dari
kedua siklus yang telah dilaksanakan, menunjukkan adanya peningkatan dari
sikap disiplin belajar siswa dengan menggunakan reward sticker pictured yang
semakin meningkat tiap siklusnya.
Pada pelaksanaan siklus I terdapat beberapa kendala yang muncul,
diantaranya siswa masih susah untuk duduk tenang di tempat masing-masing,
mengobrol saat kegiatan pembelajaran berlangsung, gaduh dan tidak tepat waktu
dalam mengumpulkan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Hal tersebut
terjadi karena belum terbiasa dengan peraturan-peraturan yang jelas di dalam
kelas.
Sedangkan pada siklus II penelitian menunjukkan perubahan dan
peningkatan yang signifikan baik dari persentasi sikap disiplin belajar siswa
maupun aktifitas belajar siswa saat diterapkannya reward sticker pictured. Hasil
persentasi rata-rata disiplin belajar siswa mengalami peningkatan secara
signifikan. Pada siklus I sebesar 80.39% meningkat menjadi 91.65%. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa tindakan pada siklus ke II sudah mencapai
katogori yang diharapkan yaitu sebesar 85%. Karena sudah mencapai target yang
ditentukan, maka penelitian ini dihentikan pada siklus II. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa dengan analisis di atas reward sticker pictured mampu
meningkatkan sikap disiplin belajar siswa dalam proses pembelajaran di dalam
kelas, khususnya kelas II SDN Pisangan 3 Ciputat Timur Tangerang Selatan.
E. KETERBATASAN PENELITIAN
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan dan
kelemahan diantaranya:
120
120
120
1. Penelitian ini tidak dapat dilakukan dalam jangka yang panjang karena
keterbatasan waktu menjelang ujian kenaikan kelas, sehingga dilaksanakan
berdasarkan sisa waktu yang ada pada akhir tahun pembelajaran.
2. Keterbatasan peneliti dan observer dalam melakukan observasi secara
mendetail mengakibatkan aktifitas belajar siswa kurang terkontrol.
3. Pengelolaan waktu, karena selain peneliti menerapkan reward sticker
pictured peneliti juga mengamati perkembangan dan perubahan sikap disiplin
belajar siswa.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan secara keseluruhan dari skripsi ini, dapat
121
122
Brata, Sumardi Surya, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Raja Press, 1990, Cet. 1
Indeks, 2011
Fiana, Fani Julia, Disiplin Siswa di Sekolah dan Implikasinya dalam Pelayanan
2007
Hidayat, Syarif, Pengaruh Kerjasama Guru dan Orang Tua Terhadap Disiplin
Agustus 2013
2012
Nuraini, Sujiono dan Yuliani Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta:
Indeks, 2009
Sabri, Alifus, Pengantar Ilmu Pendidikan, Jakarta: Uin Jakarta Press, 2005
Sanjaya, Wina, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Prenada Media Group, 2011
Salahudin, Anas, Pendidikan Karakter, Bandung: Pustaka Setia, 2013
Jabatan : Tanggal:
belajar?
sekolah?
6. Pelanggaran apa yang sering dilakukan oleh peserta didik terkait tata
8. Apakah ada penghargaan bagi siswa yang memiliki disiplin belajar yang
9.
10. strategi
Menurutapa
ibu/ yang
Bapakdilakukan dalam disiplin
apakah budaya upaya pembentukan sikap
yang diterapkan disiplin
di sekolah
belajar siswa?
ini sudah efektif?Mengapa?
Instrumen Wawancara
Hari/Tanggal :
Tempat :
Nama :
Jabatan :
Hari/Tanggal :
Tempat :
Nama :
Jabatan :
dalam belajar?
Hari/Tanggal :
Tempat :
Nama :
Jabatan :
5. Jumlah
No Aspek Sikap Kedisiplinan Indikator Sikap Disiplin Belajar
1. Keaktifan, kepatuhan, dan 1. Masuk sekolah tidak terlambat
ketaatan dalam masuk 2. Membiasakan diri untuk datang tepat waktu di
sekolah sekolah
3. Bersemangat untuk selalu masuk sekolah
4. Masuk kelas tepat waktu setelah istirahat
5. Istirahat pada waktunya
2. D isiplin dalam 1. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
m engerjakan tugas 2. Menyelesaikan tugas-tugas tepat waktu
3. Mengumpulkan PR tepat waktu
4. Membantu teman yang kesulitan, jika pekerjaan
diri telah selesai
5. Kemandirian mengerjakan tugas atau ulangan
3. M engikuti pelajaran di 1. Duduk tenang di tempat masing-masing
se kolah dengan aktif, 2. Tidak menggunakan waktu belajar untuk
t eratur, dan tertib sesuai bermain-main
ke tentuan untuk mencapai 3. Mendengarkan penjelasan guru dengan baik
t ujuan belajar 4. Tidak menggunakan jam belajar untuk mengobrol
di luar topik pembelajaran
5. Merespon umpan balik dari guru
4. M entaati tata tertib sekolah 1. Menjaga kebersihan ruang kelas dan lingkungan
de ngan penuh kesadaran sekolah
2. Melaksanakan piket kelas sesuai jadwal
3. Berkata baik dan sopan pada setiap pelajaran
4. Kelengkapan membawa alat tulis dan buku
pelajaran
5. Berpakaian rapi dan sopan
Catatan Tugas-tugas
Meningkatkan Disi plin Belajar Siswa Kelas II SD dengan Menggunakan Reward Sticker Pictured
ganDi03SDN Pisan
Ciputat
Mata Pelajaran :
Berilah tanda (x)apabila kamu melanggar tata tertib ssekoalh dan kelas
Keterangan:
: YA :1x
: Tidak : 0
Dokumentasi
V'
8. Memberilmenjawab pertanyaanyang_diajukan siswa V
9. Menggunakan reward dalam upaya membina dan ~
mengetnbangkan disiplin belaiar siswa t/
1O.Penggunaan reward sesnai dengan kondisi psikologi
.>
V' v
peserta didik
11.Menggunakan reward dan punishment yang tepat
dalam upaya rneningkatkan disiplin belajar siswa V V
12. Memiliki antusiasme dalam mengajar v V-
III Penutup v' -_
13 Memberikan kesimpulan dati materi yang telah
disampaikan secara baik t/
14. Melaksanakan penilaian t/ V
15. Melaksanakan kegiatan refleksi dari proses V
pembelajaran V
I 6. Memberikan feedback (tindak Ianjut) terkait
pembelajaran yang telah dilaksanakan V W
JumlahSkor
Skor Maksimnm 64
Presentase Nilai -~
(Jumlah Skor dibagi Skor Maksimum ) X 100 % 75tj}r1tAJi)
~ £l..r;!JJ
Kategori Penilaian total:
• 0 - 20 : Tidak Balk
• 20 - 40 : Kurang Baik
• 40 - 60 : Cukup
• 60 - 80 : Baik
• 80 - 100 : Sangat Baik
Instrumen Peneli tian
Kisi-kisi instrumen observasi Anecdotal Record
Indikator Gt,n?l~ &I~
Hari dan tanggal hrun.... \\ (\A.,t( ~lS
Materi ~ CA. \ ruWQtJha.
Sub rnateri flM~ (~
Deskripsi kegiatan dan sikap peserta didik:
..~~.---~-~~----~~~.(~~~k~~!.~f··~d~:. P..~~~
~:~ ....~ ~~.~.C':'L ~~ncrm···~tt.f.l.~·!··~!&.t·~
.~
. 5.~n fM-n~5.~.~~ 4£D.r- ~IJ.~ .
..[tW(if~. ~Q:r 'l,~ ..<:k:...~ .....~, ...I0.~ ..
.~
. .~ ....~
.M ~f. .....~I..'~"""""""""""'"H'''''''''
Penilaian dari observer
PETUNJUK: berilah tanda ceklist pada nilai angka yang sesuai dengan
pengamatan anda,
4 : sangat baik; 2: Cukup
3 : baik; lKurang
~.~
.
Aspek Sikap Kedisiplinan Hasil Pengamatan Catatan
1413 2 1
Petunjuk
Setelah mengamati 'aspek-aspek selama proses pembelajaran berlangsung, mohon beri tanda checklist ( ) pada kolom
penilaian yang tersedia 'dengan Interpretasi penilaian:
1: Tidak balk 2; Kurang Baik 3; Baik 4: Sangat Baik
I •
..
V
"
;1
'.
•
40-60
60-80
:
:Baik
Cukup ,
.s
{ , "Nama Guru : Siti Khodijah n: Pokok Bahasan . ~ Te:k.5'
,
. f . .HariIT anggal ~ ~.4(LU;~ ~l.t Materi Pelajaran : Bahasa Indonesia .
,
Siklus keIPert ke / KleaS .n (Dua) B
Petunjuk .
-l:.. •. "
. Setelah mengamati aspek-aspek selama proses pembelaj_aran berlangsung, mohon ben tanda checklist ( ) pada kolom
penilaian yang tersedia dengan interpretasi penilaian:
1: Tidak baik 2: Kurang Baik 3=Baile 4: Sangat Baik
~
No ASPEK YANG DIAMA TI PENILAIAN
- YA TIDAK
1 2 ;3 4
~.ETERANGAN
1 Kegiatan Pendahuluan
v
1. Mengkondisikan Kelas
2. Memberikan anersensi dan motivasi
3 ..Menielaskan tuiuan.Intruksional
L
=i V
V
V
4. Menvampaikan tuiuan oembelaiaran
II Kegiatan Inti
5. Menielaskan secara umum tonik yang akan dibahas V
6. Menggunakan alat atau media nembelaieran V ~tI\!'! ado; t:tt.:<.--t-· rQ)'-I-~ .
Jumlah Skor
Skor Maksimum 64
Presentase Nilai
(Jumlah Skor dibagi Skor Maksirnum ) X 100 % --------_._._._._._._ ........... l~r: ts» ~
~
,
.. ..
Siklus ke/Pert ke .
I.
Kleas . :II (Dua) B
Petuniuk
Setelah mengamati aspek-aspek selama proses pembelajaran berlangsung, mohon beri tanda checklist () pada kolom
penilaian yang tersedia dengan interpretasi penilaian:
1: Tidak baik 2: Kurang Baik 3: Baik 4: Sangat Baik
w_w_w_vv v
------------ ------
12. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dan V 1/;
mengumpulkannya tepat waktu
13. Siswa memheri kesimpulan akhir dari materi yang sudah
dipelajari
J
14. Mengikuti dengan baik evaluasi yang diberikan guru l/
Vt/
15. Ssiwa mendengarkan dan melaksanakanfeedback yang
disampaikan oleh guru
Jumlah Skor
V -:
Skor Maksimum 60
Presentase Nilai
(Jumlah Skor dibagi Skor Maksimum ) X 100 % E - -
/of) - ~UI'O- as-
Kategori Penilaian total: Ciputat Timur, 2015
• 0-20 : Tidak Baik
• 20-40 : Kurang Baik
• 40-60 : Cukup
• 60-80 : Baile <,
Petuniuk
Setelah mengamati aspek-aspek selama proses pembelajaran berlangsung, mohon beri tanda checklist () pada kolorn
penilaian yang tersedia dengan interpretasi penilaian:
1: Tidak baik 2: Kurang Baik 3: Baik 4: Sangat Baik
No ASPEK YANG DIAMA TI YA TIDAK PENILAIAN KETERANGAN
- 1 2 3 4
1 Kegiatan Pendahuluan .
1. Mengkondisikan Kelas i./ V
2. Mernberikan apersepsi dan motivasi V V
3. Menjelaskan tujuan Intruksional V 'V
4. Menvampaikan tniuan pembelaiaran t/ V
II Kegiatan Inti
5. Menjelaskan secara umum topik yang akan dibahas {/ '1.;/
6. Menzzunakan alat atau media pembelaiaran
7. Kegiatan belaiar dengan siswa terlaksana secara
interaktif
1/
V m ' V
,
- - - - - - - - - - -------------------
Riwayat Singkat Validator
Nama Validator (dengan gelar) : ~ ..~ \~ /: ..~. "M '
Riwayat singkat validator yang berhubungan dengan keahlian:
1.£:z ..:::.~~ ~\C~~ ..:: ~~~~~~ ~~ ~\.{ B.~~
2.Sd~~····"~·""~~~···~
3
4 r~.~~: ~~
t~ .
s:tl
..
6 .
7 ..
3 ..
4 :, ~ ; .
5 ; ~ .
6 .
7 .
"..: .~ " _~ ~ ~
.;0. ~ ~ 1' 1'''' " " ~ ~ ~ •• ~ ~ ~ ..
, ~
Tangerang Selatan, I..( ~et 2015
~
( .)
,.
t
(.....-.- ....-.~ ....-,,)
DAFfARRIWAYATKOLABORATOR
NAl\1A
C;r-ftA~ C7~~t
JABATAN DI SEKOLAH
AGAMA Is[ttJ'V'.
KEBANGSAAN WNI
E-MAIL
• '~'b 3 2 1
Pen~atan Catatan
.'f.J j
2 1
o~'Ao<v-do~(/o<9.; ~ ~
~ ~~.,)
~ ~.
Aspek Sikap Kedisiplinan
A. Standar Kompetensi :
Memahami ragam wacana tulis dengan membaca nyaring dan membaca dalam
hati
B. Kompetensi Dasar
Menyampaikan pesan pendek yang didengarkan kepada orang lain
C. Indikator
1. Mencatat isi pesan
2. Menulis pesan dalam beberapa kalimat
3. Menyampaikan pesan kepada orang lain
D. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan menggunakan metode ceramah siswa mampu mendengarkan pesan
yang dibacakan guru
2. Melalui proses pembelajaran, siswa mampu menuliskan isi pesan yang
dibacakan oleh guru
3. Dengan media yang digunakan oleh guru berupa kaset, siswa mampu
mendengarkan pesan guru yang disampaikan melalui kaset
4. Siswa mampu mengingat pesan yang disampaikan oleh guru
5. Dengan menggunakan metode terbimbing, siswa mampu menyampaikan
E. Materi Ajar/ Materi Pokok) :
(Pesan singkat)
F. Metode pembelajaran
Metode : Ceramah, Tanya Jawab, Penugasan, dan Praktek Terbimbing
G. Karakter yang diharapkan
Menunjukkan partisipasi aktif, disiplin & jujur, bertanggung jawab, bekerja sama
serta tenggang rasa terhadap sesama
H. Kegiatan Pembelajaran
Tahapan Deskripsi Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Pembelajaran
4. Tujuan Guru
menyampaikan materi
pembelajaran tentang ciri-
ciri tumbuhan dan hewan
dan mendeskripsikannya
dengan bahasa yang mudah
dipahami oleh orang lain.
Kegiatan Inti Guru mengarahkan siswa Siswa mendengarkan pesan
(Eksplorasi) mendengarkan pesan yang yang dibacakan guru
45 menit dibacakan guru
Guru mengarahkan siswa Siswa menulis isi pesan
untuk menuliskan isi pesan
yang dibacakan oleh guru
Guru mengarahkan siswa Siswa mendengarkan pesan yang
untuk mendengarkan pesan disampaikan oleh guru
yang disampaikan oleh guru
melalui rekaman kaset
Guru mengarahkan siswa Siswa mengingat pesan dalam
untuk mengingat pesan beberapa kalimat
dalam beberapa kalimat
Penilaian Kinerja
b. Penilaian Hasil Belajar
1. Tertulis/Lisan
Naskah ulanag harian pada Modul Ulangan harian Eksis
2. Format Penilaian Menyeluruh (Akumulasi Penilaian)
b. Penilaian Hasil Belajar
Indikator pencapaian Penilaian
kompetensi Teknik Bentuk Instrumen/Soal
Penilaian Instrumen
1. Siswa dapat mencatat Tes Tulis uraian 1. Terlampir
isi pesan
2. Siswa dapat menulis 2. Soal terlampir
pesan dalam beberapa
kalimat
3. Siswa dapat 3. Sampaikanlah pesan
menyampaikan pesan yang disampaikan dari
Skor Maksimal = 20
kepada orang lain gurumu kepada
temanmu dan tulislah
pesan itu di papan tulis
2.
3.
baik.
kembalilah ke barisan!
Kelas :
Hari/Tanggal :
1. Ingatkah kamu pada pesan dari orang tuamu?, Coba kamu tulis pesan
No Isi Pesan
1. ......
2. ......
3. .......
4. .......
Tugas Rumah
Nama :
Kelas :
Hari/Tanggal :
dengan benar?
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
A. Standar Kompetensi :
Memahami ragam wacana tulis dengan membaca nyaring dan membaca dalam
hati
B. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan tumbuhan dan binatang di sekitar secara sederhana dengan
bahasa tulis
C. Indikator
1. Membaca teks dengan lafal dan intonasi yang tepat
2. Menjawab pertanyaan dari isi teks yang dibaca
3. Membuat kalimat tanya sesuai jawaban yang tersedia
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui bimbingan dari guru siswa mampu membaca bersama /kelompok
perorangan dengan lafal dan intonasi yang tepat
2. Siswa mampu membaca teks bacaan dengan baik dan benar
3. Dengan menggunakan metode inquiry siswa mampu menemukan dan
menjawab
E. Siswa mampu tentang
Materi kosaMateri
Ajar/ kata baru pada:teks bacaan
Pokok)
4. Bacaan)
(Teks Siswa mampu menjawab pertanyaan yang terdapat pada teks bacaan
5. Siswadan
F. Pendekatan mampu menuliskan
Metode kalimat tanya dari jawaban yang tersedia
pembelajaran
Pendekatan : Eskpository Learning
Metode Pembelajaran : Ceramah, tanya jawab dan penugasan, Diskusi
kelompok
G. Karakter yang diharapkan
Menunjukkan partisipasi aktif, disiplin & jujur, bertanggung jawab, bekerja
sama serta tenggang rasa terhadap sesame
H. Kegiatan Pembelajaran
Tahapan Deskripsi Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Pembelajaran
Penilaian Kinerja
b. Penilaian Hasil Belajar
Rubrik penilaian
No Aspek Skor
1. Pengucapan kata dengan baik dan benar 30
2. Intonasi sudah jelas dan tepat 25
3. Menjawab pertanyaan dari isi teks dengan baik dan benar 25
4. Membuat kalimat tanya sesuai dengan jawaban yang tersedia 20
Total skor 100
2.
3.
A. Memahami Bacaan
Bacalah bacaan berikut ini dengan nyaring!
Mengapa demikin?
Dalam membaca bersuara, kamu harus tau jeda dengan tepat.
Untuk menempatkan jeda, kamu perlu memahami isi bacaan.
Pahami isi bacaan berikut!
Bacalah!
Janua suka sekali makan permen. Setiap hari, dia membeli permen di toko
Pak Min. Ibu selalu mengingatkan agar mengurangi permen. Janua tidak
mendengar nasihat ibu. “ Baik, kalau begitu kamu harus rajin gosok gigi!”
Pagi-pagi, cuaca mendung tanda akan hujan. Udara sangat dingin. Tiba-tiba
Dokter menyarankan agar gigi Janua dicabut. Lubang di gigi Janua sudah
besar. Jika tidak segera dicabut, akan berakibat buruk.
“Janua tidak rajin sikat gigi, ya?” tanya Pak Dokter. “Seharusnya kamu
sikat gigi dua kali sehari!” lanjutnya. Janua mengangguk.
Bila temanmu tidak tahu, lihatlah kamus. Daftarlah kata-kata sulit dan
artinya dalam tabel berikut!
B. Membaca Bersuara
Nama :
Kelas :
Hari/Tanggal :
Kelas :
Hari/Tanggal :
r
......
1. 1 . 1 Undang-Undang RI No 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
7
(Yogyakarta: Media Wacana Press, 2003), i /
cet ke-S, h. 5
.....,,--
2. 2 2 H.E. Mulyasa, Manajemen PA UD.
(Bandung: PT Remaja Rosda karya), cet I
III, h. 67 !
4. 4 4
Prasekolah, (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 2003), h. 47
Muhammad Abu N adlir, Perlunya
f
f
Penghargaan Bagi Siswa, (Jakarta: Jurnal
Nasional, 2012). . Diunggah pada 25
februari 2015 pukul 20.33.
5. 4 5 Muhammad Abu Nadlir, Perlunya
6. 5 6
Penghargaan Bagi Siswa, (Jakarta: Jurnal
Nasional, 2012). Diunggah pada 25
februari 2015 pukul20.33. h. 4
Anas Salahudin, Pendidikan I
Karakter, (Bandung: Pustaka Setia, 2013).
f ,,
1
, h.35
7. 5 7 Muhammad Abu Nadlir, Perlunya
I I
i
8. 5 8
Penghargaan Bagi Siswa, (Jakarta: Jurnal
Nasional, 2012). Diunggah pada 25
februari 2015 puku120.33. (4)
Qory Dellasera, Hart Pendidikan
/1
Nasional, (Jakarta: Jurnal Nasional,
9. 6 9
20014).
Putri Rahayu , Pengaruk Penerapan
"
f
II. 8 11
Surabaya, Diunggah pada hari selasa
pukul15.40
Conny R. Semiawan, Belajar dan
II
pembelajaran Prasekolab dan Sekolah
Dasar, (Jakarta: PT Indeks, 2008), h. 3.
BABII
)
13. 11 L Elizabeth Hurlock, Perkembangan
Anak jilid 2. (Jakarta: Erlangga, 1978), h.
82
14. 11 2. Charles Schaefer, Bagaimana
J
Mempengaruhi Anak, Panduan Praktis
Bagi Orangtua, (Jakarta.Dahara Prize,
1989). Cet. Ke- 1, h. 11
15. 11 3. Singgih Tego Saputra dan pardiman,
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia,
2012, h. 78-97 ~
16. 12 4. Djamarah, Rahasia Sukses Belajar, ')
}
I 17. 12 5. Pendidikan
Karakter Panduan Lengkap Mendidik
Siswa Menjadi Pintar dan Baik;
(Bandung: Nusa Media 2013). h. 147
19. 12 6. Fani Julia Fiana, Disiplin Siswa di
-
Sekolah dan Implikasinya dalam
Pelayanan Bimbingan Konseling, (Jurnal
Ilmiah Konseling, April 2013). fJ
20. 13 7. Sumardi Surya Brata, Psikologi I
Pendidikan, (J akarta: Raja Press, 1990),
Cet. 1, h. 232
8. Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor
'j
12L 13
yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka
!
Cipta, 2003). h. 67 .
22. 13 9. SIameto, Belajar dan Faktor-Fakior
yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka II
Cipta, 2003). h. 87
23. 13 10 Singgih Tego Saputra dan pardiman,
25. ,,
15
,
12
,
dan Implikasinya
Fani Julia Fiana,
Bimbingan Konseling,
dalam Pelayanan
Disiplin Siswa
Konseling, Apri12013). h. 27
di Sekolah
(Jurnal Ilmiah
f
J
i 16 , 13 , Anas Salahudin, Pendidikan
Karakter, (Bandung: Pustaka Setia, 2013).
h.244.
26. 16 14 Charles Schaefer, Bagaimana
!
Mempengaruhi Anak, Panduan Praktis
Bagi Orang Tua, (Jakarta: Dahara Prize,
1989). h. 11
27. 17 15 Sylvia Rimm, Mendidik dan
t
Menerapkan Disiplin Pada Anak
Prasekolah, (Jakarta: PT Gramedia, 2003),
h. 79
Ii
28. 18 16 H.E. Mulyasa, Manajemen PA UD,
(Bandung: PT Remaja Rosda karya), cet
III,h.86 .......
Ii
29. 18 17 Geoff Colvin, 7 Langkah untuk
Menyusun Rencana Disiplin Kelas
-----
Proaktif (PT Indeks: Jakarta, 2008). h.
, ..
60~6L
30. 19 18 Geoff Colvin, 7 Langkah untuk
Menyusun Rencana Disiplin Kelas ~
Proakiif (PT Indeks: Jakarta, 2008). h. 55 \
r
31. 19 19 Anas Salahudin, Pendidikan
Karakter, (Bandung: Pustaka Setia, 2013).
h.244
: 32, 21 20 , Fani Julia Fiana, Disiplin Siswa di (
Sekolah dan Implikasinya dalam I'
Pelayanan Bimbingan Konseling, (Jurnal I
Ilmiah Konseling, April 2013). h. 32 \I
33. 22 21 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor
yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka /
(
1 I
,
,
,
,
Wibowo, Psikologi Pendidikan, (Jakarta:
kencana, 2008), Cet 2. H. 272-273
39. 24 27 Alifus Sabri, Pengantar . Ilmu
Pendidikan, (Jakarta: Uin Jakarta Press, 1
2005) h. 60 ')
-
25 28 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan
Teoritis dan Praktis. (Bandung: PT I
34. 27 30
Siswa Menjadi Pintar dan
(Bandung: Nusa Media 2013). h. 170.
Baik;
30 33
Mengajar di Dalam Kelas, (Jakarta: PT
Indeks), h. 47.
Rusdiana Hamid, Reward dan
:
~
I
Punishment dalam Perpestik Pendidikan
Islam, (Ittihad Jurnalm Kopertis Wilayah
XI Kalimantan, 2006). h. 69-71 '1
36.
,
30 34 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan
I Teoritis dan Praktis. (Bandung: PT
/
Remaja Rosda Karya, 2011). Cet ke 20. h.
184.
37. 31 35 Putri Rahayu, Pengaruh Penerapan
Reward Terhadap Percaya Diri Anak
Kelompok B di TK Nglanduk 01 Madiuan,
Jumal Online Universitas Negeri Surabaya,
, , Diunggah pada han selasa pukul 15.40
r
31 36 Putri Rahayu, Pengaruh Penerapan
Reward Terhadap Percaya Diri
Anak Kelompok B di TK Nglanduk 01
Madiuan,
Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya,
Diu~ggah pada hari selasa pukul15.40
32 37 Emma s, Mcdonald dan Dyan M. i
Hersman, Guru dan Kelas Cemerlang:
Menghidupkan dan Meningkatkan
Pengajaran di Dalam Kelas, (Jakarta:
Indeks, 2011). h. 468 . f[.
......................
38. 33 38 , Sujiono dan Yuliani Nuraini,
i i Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia: ,I I
Dini, (Jakarta: Indeks 2009). h. 80
39. 31 39 Niknik M. Kuntarto, Cermat dalam
Berbahasa Teliti dalam Berpikir, (Jakarta:
Penerbit Mitra Wacana media, 2010). h. 3 l ,
,
44. I
/
36 40 Jauharoti Alfin, Pembelajaran
, : Bahasa Indonesia MI, (Surabaya:
, ! AprintA, 2009). h. 12
..
45. 36 41 Jauharoti Alfin, Pembelajaran
46. 38 42
Bahasa Indonesia
AprintA, 2009). h. 13
Jauharoti Alfin,
MI, (Surabaya:
Pembelajaran
a
147. 38 43
Bahasa
Bahasa
Indonesia
AprintA, 2009). h. 43
MI, (Surabaya:
j
Anak, jilid 2, (Jakarta: Erlangga, 1978), h.
i 89
IV
{
,.
53. 44 50 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan
Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT
Remaia Rosda Karya, 2007). h. 186
BAB III I
56. 45 1 Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan
Kelas, (Jakarta: Prenada Media Group,
2011). h. 44 (]
57. 45 2
dan
Sukardi, Metode Penelitian
Pendidikan Tindakan Kelas, Implementasi
Pengembangannya, (Jakarta: Sinar
/(
Grafika Offset, 2013). h. 7
58. 45 3 Ruswandi Hermawan, Metode
Penelitian Pendidikan SD, (Bandung; UPI
PRESS, 2007). h. 79. (
59. 47 4 Suharmisi Arikunto, Suhardjono, \.. i
dan. Supardi, Penelitian Tindakan Kelas,
, , : (Jakarta: Bumi Aksara, 2010). h. 74.
160.
53 5 Sugiono, Metode . Penelitian
Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif
61. 53 6
Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2007), h 193
Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan
0
t._
Kelas, (Jakarta: Prenada Media Group,
2011), h. 92
62. 54 7 Sugiono, Metode Penelitian
Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif
Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
~
2007), h. 139
63. 56 8 Sugiono, Metode Penelitian )....
Pendidikan: Pendekatan Kuantltatif
Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
.-----
2007), h. 173
64. 56 9 Sugiono, Metode Penelitian
Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif.
Kualitatif dan R&D, (Bandung; Alfabeta,
(
/~
2007), h. 173
...
Yang Mengesahkan
En Rosatria. M.Ag
194707171966082001
•
KEMENTERIAN AGAMA
UINJAKARTA
FORM (FR)
FITK
JI. Ir. H. MrKIII No 95 Cipulal 1541211111001128
Kepada Yth .
.:f4p.qk h~td , .
dff).h.1··f.J.~···rrr .
Ternpat
Assalamu'alaikum wr.wb.
Dengan hormat karni sampaikan bahwa,
Atas pernattan dan kerja sama Saudara, kaml ucapkan terima kasih.
.adrasah lbtidaiyah
Kepada yth.
Ka. Subbag Akademik & Kemahasiswaan
Fakultas IlmuTarbiyah dan Keguruan
di
Tempat
Dengan ini mengajukan permohonan surat bimbingan skripsi, sebagai salah satu
syarat menyelesaikan program S-l (Strata sam) Din Syarif Hidayatullah Jakarta.
Adapun judul skripsi yang diajukan adalah: .
Mengetahui,
Ketua Jurusan PGMI Pemohon
.,.
Dr. Khalimi, M.Ag Siti odijah
NIP. 196505151994031 006 NIM.I111018300033
Tembusan
L Dosen Penasehat Akademik
PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN UPT
PENDIDIKAN KECAMATAN CIPUTAT TIMUR
SON PISANGAN 03
Jt Legoso Raya No. 66 Kelurahan Pis3ngao Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang setatan 15419
Telp.! Fax: 021· 7418709 email: sdnpisal1oan~@yahQo.co.id
SURAT KETERANGAN
012/SDN-P!S3/V /2015
Bahwa benar mahasiswa/t terse but telah melakukan penelitian skripsl yang berjudul flMeningkatkan
OisipJinBe/ajar Slswa dengan Menggunakan Reward Sticker Pictured d! Kelas 1/ di SONPisanqan 03/1di Sekolah
SO Negeri Plsangan 03 Kelurahan Pisangan Kecamatan Clputat Tlmur Kota Tangerang Selatan.
Demikian surat keterangan ini kami buat dengan sebenarnva, agar dapat dipergunakan sebagairnana
mestinya.