Oleh :
Yustitia Febriana
NIM. R0007154
dengan peneliti :
Yustitia Febriana
NIM. R0007154
Pembimbing I Pembimbing II
ii
PENGESAHAN PERUSAHAAN
LAPORAN KHUSUS
Oleh :
Yustitia Febriana
NIM. R0007154
iii
ABSTRAK
Yustitia Febriana, 2007. Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko pada Proses
Kerja di Area Washing UT Reman Jakarta PT. United Tractors Tbk,
Cakung-Jakarta Timur PROGRAM D.III HIPERKES DAN KESELAMATAN
KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA.
Di setiap tempat kerja selalu terdapat sumber dan potensi bahaya yang
dapat menyebabkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Untuk mengendalikan
sumber dan potensi bahaya yang ada di tempat kerja, maka sumber dan potensi
bahaya tersebut harus dilakukan identifikasi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan identifikasi terhadap
sumber-sumber bahaya yang ada di tempat kerja, untuk kemudian dianalisis atau
dievaluasi serta dilakukan penilaian resiko sehingga dapat dilakukan upaya
pengendalian.
Adapun kerangka pemikiran penelitian ini adalah bahwa ditempat kerja
selalu terdapat sumber-sumber bahaya yang memungkinkan terjadinya kecelakaan
atau penyakit akibat kerja. Sehingga untuk merencanakan upaya dan langkah
pengendalian perlu dilakukan identifikasi resiko terhadap sumber bahaya yang
dapat timbul dari aspek manusia, mesin atau peralatan, bahan, proses, cara kerja
dan lingkungan. Identifikasi bahaya dan penilaian resiko dari faktor maupun
potensi bahaya yang ada dapat mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit
akibat kerja sehingga tercipta lingkungan kerja yang aman.
Sejalan dengan masalah dan tujuan, maka penelitian dilaksanakan dengan
menggunakan metode deskriptif berdasarkan observasi dan wawancara kemudian
dianalisa atau dievaluasi serta menyusun upaya pengendalian.
Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa potensi bahaya dan resiko akan
selalu ada di lingkungan kerja sehingga perlu identifikasi dan dilakukan penilaian
resiko sebagai upaya untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan selamat.
Sedangkan kemungkinan kecelakaan kerja yang terjadi pada proses kerja di area
washing UT Reman Jakarta : PT. United Tractors Tbk, antara lain: tercebur dalam
deep tank, tangan terjepit, paparan panas, gangguan pernafasan, gangguan
pendengaran, luka tersayat, terciprat zat kimia, tersengat arus listrik, terpercik api,
tertimpa benda dan material jatuh, terkena air tekanan tinggi, terkena udara
tekanan tinggi dan luka bakar. Saran yang diberikan adalah agar perusahaan
segera melakukan tindakan perbaikan pada deep tank yang rusak, menetapkan
kebijakan penggunaan alat pelidung diri untuk tenaga kerja di area washing, dan
melakukan pemantauan dan tinjauan efektivitas pengendalian yang telah
diimplementasikan oleh pihak manajemen.
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat,
samping itu kerja praktek ini dilaksanakan untuk membina dan menambah
dibantu dan dibimbing oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala
1. Bapak Prof. Dr. H. A.A. Subijanto, dr, MS, selaku Dekan Fakultas
2. Bapak Putu Suriyasa, dr, MS, PKK, Sp.Ok, selaku Ketua Program D.III
v
3. Ibu Devi Aliyani SKM, selaku pembimbing II yang telah memberikan
Surakarta.
5. Bapak Herjadi Budiman, selaku ESRGA Division Head PT. United Tractors
6. Bapak Priyanto, selaku ESR Department PT. United Tractors Tbk, Cakung
Jakarta Timur.
7. Bapak Heri Hendari, selaku Plant Manager UT Reman Jakarta PT. United
Tractors Tbk, Cakung Jakarta Timur yang telah memberikan izin untuk
9. Bapak Tarja, Bapak Kahfi, Bapak Edy Sutarto, Bapak Nuralip, Bapak Ucok,
Mba Erika dan seluruh teman-temanku khususnya Dita yang sedang magang
10. Bapak Supriyadi yang telah membantu mencarikan tempat magang bagi
penulis.
11. Seluruh karyawan dan karyawati PT. United Tractors Tbk, Cakung Jakarta
vi
12. Kedua orang tua penulis, Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan do’a
dan kasih sayang serta dukungan moril, spiritual dan materiil, kedua adik
penulis Yayang dan Fafa yang telah memberikan semangat dan warna di
dalam hidupku, kakak penulis Eko yang telah menjadi sahabat, teman,
sekaligus saudara terimakasih atas waktu dan kasih sayangnya juga seluruh
keluarga besar penulis yang telah memberikan do’a dan dukungannya kepada
penulis.
14. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
kekurangan, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan
semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Amin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Penulis,
Yustitia Febriana
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
ABSTRAK ....................................................................................................... iv
A. Metode Penelitian...................................................................... 34
viii
E. Sumber Data .............................................................................. 35
B. Pembahasan .............................................................................. 54
A. Kesimpulan ................................................................................ 64
B. Implikasi .................................................................................... 65
C. Saran .......................................................................................... 66
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
semakin lama semakin canggih dan maju dimana hal tersebut ditandai dengan
hanya dapat mengancam manusia tetapi juga pada lingkungan kerja, proses kerja
dampak terhadap resiko kecelakaan, kerugian dan penyakit akibat kerja. Risiko
kecelakaan, kerugian dan penyakit akibat kerja tersebut disebabkan karena adanya
semua tempat kerja selalu terdapat sumber-sumber bahaya. Hampir tidak ada
tempat kerja yang sama sekali bebas dari sumber bahaya (Syukri Sahab, 1997).
dan penyakit akibat kerja. Selain adanya sumber bahaya yang dapat menyebabkan
kecelakaan dan penyakit akibat kerja terdapat juga potensi bahaya tertentu yang
bila tidak mendapat perhatian khusus akan dapat menimbulkan kecelakaan kerja.
1
2
dari berbagai kegiatan atau aktivitas dalam pelaksanaan operasi atau juga berasal
bahaya dan potensi bahaya yang ada di tempat kerja, maka sumber dan potensi
bahaya potensial yang dapat mengakibatkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja,
maka perlu diadakan identifikasi sumber bahaya potensial yang ada di tempat
kerja.
evaluasi tingkat risiko sumber bahaya terhadap tenaga kerja. Dari kegiatan
tersebut maka diusahakan suatu pengendalian sampai tingkat yang aman untuk
mengurangi kerugian yang disebabkan oleh kecelakaan dan penyakit akibat kerja
(Syukri Sahab, 1997), kerugian yang disebabkan oleh kecelakaan ada dua macam,
yaitu kerugian ekonomi dan kerugian non ekonomi. Kerugian ekonomi berupa
kerugian yang langsung dapat ditaksir dengan menggunakan uang, kerugian non
Dalam memperhatikan sumber dan potensi bahaya yang ada dalam setiap
Kerja pada setiap tenaga kerjanya. Menurut Undang-undang No. 13 tahun 2003
distributor tunggal alat berat Komatsu di Indonesia. Selain sebagai distributor alat
berat PT. United Tractors Tbk juga bergerak di bidang penjualan dan perbaikan
berbagai peralatan berat. Dalam kaitannya dengan perbaikan peralatan berat PT.
Reman adalah bisnis unit PT United Tractors Tbk yang merupakan jawaban atas
perbaikan komponen.
proses “Remanufacture” dengan standard yang telah ditetapkan mulai dari Proses
UT Reman Jakarta yang dalam kegiatannya melibatkan faktor manusia, mesin dan
lingkungan mempunyai tingkat kecelakaan kerja yang tinggi. Oleh karena itu,
kerja.
Jakarta PT. United Tractors Tbk, penulis mencoba untuk mengidentifikasi potensi
dan faktor bahaya serta upaya pengendalian yang akan akan digunakan melalui
laporan dengan judul “Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko pada Proses
4
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses identifikasi bahaya dan penilaian resiko pada proses kerja
C. Tujuan Penelitian
proses kerja di area washing UT Reman Jakarta PT. United Tractors Tbk.
D. Manfaat Penelitian
1. Penulis
dalam mengidentifikasi potensi dan faktor-faktor bahaya yang ada di tempat kerja
2. Perusahaan
faktor bahaya yang ada di tempat kerja serta sebagai bahan evaluasi dan
3. Pembaca
pengendalian resiko di area washing UT Reman Jakarta PT. United Tractors Tbk.
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan
yang berupa luka/ cidera, cacat atau kematian, kerugian harta benda dan
perusahaan. Dengan demikian, keselamatan kerja adalah dari, oleh dan untuk
setiap tenaga kerja dan orang lain yang berada di perusahaan serta masyarakat
sekitar perusahaan yang mungkin terkena dampak akibat suatu proses produksi
6
7
kerja. Dalam hubungan ini, bahaya yang dapat timbul dari mesin, pesawat, alat
kerja, bahan dan proses pengolahannya, keadaan tempat kerja, lingkungan, cara
nasional.
(Suma’mur, 1996).
Kesehatan kerja sebagai suatu aspek atau unsur kesehatan yang erat
berkaitan dengan lingkungan kerja dan pekerjaan, yang secara langsung maupun
8
2008).
1) Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi-
tingginya.
(Suma’mur, 1996).
dan upaya untuk menjamin keadaan, keutuhan, dan kesempurnaan baik jasmani
ataupun rohani manusia serta karya dan budayanya tertuju pada kesejahteraan
manusia pada umumnya dan tenaga kerja pada khususnya (Suma’mur, 1996).
suatu cabang ilmu pengetahuan dan penerapannya yang mempelajari tentang cara
upaya perlindungan agar tenaga kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat
dalam melakukan pekerjaan di tempat kerja serta begitu pula orang lain yang
memasuki tempat kerja maupun sumber dari proses produksi dapat secara aman
1) Agar tenaga kerja dan setiap orang lain yang berada di tempat kerja selalu
2) Agar sumber-sumber produksi dapat diakui dan digunakan secara aman dan
efisien.
3) Agar proses produksi dapat berjalan dengan lancar tanpa hambatan apapun
(Suma’mur, 1996).
3) Mencegah dan mengurangi angka kematian, cacat tetap, dan luka ringan.
5) Meningkatkan produktivitas.
2. Bahaya
Bahaya merupakan suatu kondisi baik yang ada maupun yang berpotensi,
cidera manusia, kerusakan fasilitas dan hilangnya fasilitas (Budi Santoso, 1999).
10
kerugian. Menurut Rudi Suardi (2005), bahaya adalah suatu yang berpotensi
menjadi penyebab kerusakan ini mencakup substansi, prosedur kerja dan atau
aspek lainnya dari lingkungan kerja. Kemungkinan suatu bahan yang dalam
Nusantara, 1999).
Hazard adalah sumber atau situasi yang mempunyai daya potensial untuk
lingkungan tempat kerja atau kombinasi dari hal-hal tersebut (Cross Jane, 1998).
b. Potensi Bahaya
ditetapkan.
kecelakaan kerja. Potensi bahaya yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja dapat
berasal dari berbagai kegiatan atau aktivitas dalam pelaksanaan proses atau juga
11
berasal dari luar proses. Potensi bahaya dapat mengakibatkan kerusakan dan
kerugian kepada :
pekerjaan.
perusahaan.
Hazard).
12) Potensi bahaya yang berhubungan dengan kualitas produk dan jasa, proses
c. Sumber Bahaya
kerugian langsung maupun kerugian tidak langsung. Kerugian ini bisa dikurangi
jika kecelakaan dan penyakit akibat kerja dicegah dengan cara dideteksi sumber
tersebut. Menurut Syukri Sahab (1997), sumber bahaya ini bisa berasal dari :
1) Manusia
bergairah, kurang terampil, kurang tepat, terganggu emosinya yang pada umunya
Silalahi, 1995). Selain itu apa yang diterima atau gagal diterima melalui
2) Peralatan
jika tidak digunakan sesuai dengan fungsinya, tidak adanya latihan penggunaan
alat tersebut, tidak dilengkapi dengan pelindung dan pengaman serta tidak ada
dari mesin atau alat yang berbahaya dapat dideteksi sedini mungkin (Syukri
Sahab, 1997).
3) Bahan
Bahaya dari bahan meliputi berbagai resiko sesuai dengan sifat bahan
4) Proses
prosesnya digunakan suhu, tekanan yang tinggi dan bahan kimia berbahaya yang
debu, panas, bising, dan bahaya mekanis seperti terjepit, terpotong, atau tertimpa
bahan. Hal ini dapat mengakibatkan kecelakaan atau penyakit akibat kerja.
Tingkat bahaya dari proses ini tergantung pada teknologi yang digunakan (Syukri
Sahab, 1997).
5) Cara Kerja
Bahaya dari cara kerja dapat membahayakan karyawan itu sendiri dan
orang lain disekitarnya. Cara kerja yang demikian antara lain: cara kerja yang
mengakibatkan hamburan debu dan serbuk logam, percikan api serta tumpahan
cedera, memakai alat pelindung diri yang tidak semestinya dan cara memakai
yang salah.
14
Konstruksi bangunan harus kokoh dan memenuhi syarat. Desain ruangan dan
dan ventilasi harus baik, tersedia penerangan darurat, marka dan rambu yang jelas
keselamatan kerja baik dalam disain maupun konstruksinya. Dalam industri juga
dilengkapi dengan alat pelindung dan pengaman bisa menimbulkan bahaya seperti
7) Lingkungan Kerja
akibat kerja serta penurunan produktivitas dan efisiensi kerja. Bahaya tersebut
adalah:
Bahaya yang bersifat fisik seperti ruangan yang terlalu panas, terlalu
b) Lingkungan kimia
digunakan maupun bahan yang di hasilkan selama proses produksi. Bahan ini
Gangguan yang besifat faal karena beban kerja yang terlalu berat,
e) Faktor psikologik
kerja yang tidak sesuai dan menimbulkan ketegangan jiwa pada karyawan, seperti
b) Kebersihan udara
d) Kekuatan bunyi
3. Identifikasi Bahaya
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang mungkin timbul di tempat
adalah proses pencarian terhadap bahaya yang ada pada semua jenis kegiatan,
situasi, produk dan jasa yang dapat menimbulkan potensi cidera ataupun sakit.
merupakan suatu cara untuk mencari dan mengenali terhadap semua jenis
kegiatan, alat, produk dan jasa yang dapat menimbulkan potensi cidera atau sakit
yang bertujuan dalam upaya mengurangi dampak negatif resiko yang dapat
kerja, material, mesin, hasil produksi, maupun financial (Slamet Ichsan, 2004).
a. Membuat daftar semua objek (mesin, peralatan kerja, bahan, proses kerja,
c. Melakukan wawancara dengan tenaga kerja yang bekerja di tempat kerja yang
4. Penilaian Resiko
a. Pengertian Umum
kecelakaan atau kerugian pada periode waktu tertentu atau siklus operasi tertentu.
17
dapat menyebabkan kerugian, kecelakaan atau cedera sakit yang mungkin timbul
(2007), tingkat resiko adalah perhitungan antara konsekuensi atau dampak yang
dan mengevaluasi apakah sumber bahaya itu dapat dikendalikan secara memadai
terulang dan untuk mengetahui bahaya yang harus mendapat perhatian lebih
dahulu. Hasil analisis potensi bahaya dapat dimanfaatkan antara lain sebagai
berikut:
1) Evaluasi sejauh mana diperlukan perubahan mesin atau peralatan yang jadi
penilaian resiko ini dilakukan untuk menilai tingkat resiko kecelakaan atau cidera
dan sakit dan merupakan proses kelanjutan dari proses identifikasi hazard. Proses
akibat kerja, harus mempertimbangkan tentang berapa sering dan berapa lama
seorang tenaga kerja terpapar potensi bahaya. Dengan demikian dapat dibuat
keputusan tentang tingkat kekerapan kecelakaan atau sakit yang terjadi untuk
kebutuhan perusahaan mulai dari tingkat kemungkinan kecil sekali sampai tingkat
selanjutnya harus dibuat keputusan tentang seberapa parah kecelakaan atau sakit
yang mungkin terjadi. Penentuan tingkat keparahan dari suatu kecelakaan juga
memerlukan suatu pertimbangan tentang berapa banyak orang yang ikut terkena
dampak akibat kecelakaan dan bagian-bagian tubuh mana saja yang dapat terpapar
potensi bahaya. Kategori tingkat keparahan tergantung dari perusahaan mulai dari
tingkat keparahan kecil sekali sampai dengan tingkat keparahan yang sangat
besar.
3) Tingkat Resiko
ditentukan tingkat resiko dari masing-masing hazard yang telah diidentifikasi dan
dinilai.
4) Prioritas Resiko
skala prioritas resiko untuk setiap potensi bahaya yang diidentifikasi dalam upaya
5. Kecelakaan Kerja
dan seringkali tidak terduga semula yang dapat menimbulkan kerugian baik
waktu, harta benda atau properti maupun korban jiwa yang terjadi di dalam suatu
diduga, kapan dan dimana yang dapat menimbulkan cidera fisik terhadap orang,
dan atau kerusakan atau kerugian harta benda atau kerusakan atau pencemaran
energi atau bahan yang melampaui NAB dari bahan atau struktur. Sumber energi
ini dapat berupa tenaga mekanis, kinetis, kimia, listrik, dan lain sebagainya.
(Sucofindo, 1998).
Pada dasarnya kecelakaan disebabkan oleh dua hal yaitu unsafe act
(tindakan yang tidak aman) dan unsafe condition (kondisi yang tidak aman). Oleh
karena itu sumber daya manusia dalam hal ini memegang peranan penting dalam
(Suma’mur, 1996).
kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat
menimbulkan korban manusia dan atau harta benda. Dan dapat dikatakan nyaris
celaka (near miss) bila suatu kejadian yang tidak diinginkan yang bila keadaannya
sedikit saja berbeda dapat mengakibatkan luka pada manusia, kerusakan harta
cedera atau kerugian, tetapi jika terulang lagi kemungkinan dapat menimbulkan
faktor penyebab secara bersamaan pada suatu tempat kerja atau proses produksi.
Dari beberapa penelitian para ahli memberikan indikasi bahwa suatu kecelakaan
kerja tidak dapat terjadi dengan sendirinya, akan tetapi terjadi oleh satu atau
suatu teori sebab akibat terjadinya kecelakaan yang selanjutnya dikenal dengan
kecelakaan atau cidera disebabkan oleh 5 (lima) faktor penyebab yang secara
berurutan dan berdiri sejajar antara faktor satu dengan yang lainnya. Kelima
faktor tersebut antara lain yaitu kebiasaan, kesalahan, tindakan dan kondisi tidak
aman, kecelakaan dan cidera. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja adalah
cukup dengan membuang salah satu kartu domino atau memutuskan rangkaian
Inadequate
Program
Personal Unsafe Act
Factor Contact
Inadequate With People
Program Energy or Property
Standart Substance Process
Unsafe
Job Factor Condition
Inadequate
to Standart
dalam hal ini ialah salah satu dari empat fungsi manajemen yaitu: Planing
controlling (pengendalian).
Teori Domino yang pertama akan jatuh karena kelemahan pengawas dan
faktor:
23
kesehatan kerja yang baik, perusahaan harus membuat suatu program keselamatan
cukup spesifik dan tidak cukup jelas serta kurang tingginya standard yang
diterapkan.
Tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman yang secara langsung
langsung berupa:
Unsafe act yaitu pelanggaran terhadap tata cara kerja yang aman
(f) Kondisi lingkungan kerja mengandung debu, gas, asap, atau uap yang
d) Kecelakaan (Accident)
energi atau bahan yang melebihi NAB dari bahan atau struktur. Sumber energi ini
dapat berupa tenaga mekanis, kinetis, kimia, listrik, dsb (Sucofindo, 1998).
jalannya akan selalu terbuka untuk kontak dengan sumber bahaya. Kecelakaan
e) Kerugian (Loss)
kerusakan pada harta benda, lingkungan serta kerugian pada proses. Kecelakaan
(1) Kerusakan
(5) Kematian
(1) Biaya langsung, yaitu pembayaran berdasarkan peraturan ganti kerugian atau
(2) Biaya tersembunyi, meliputi segala sesuatu yang tidak terlihat pada waktu
rusak.
(b) Biaya untuk upah yang dikeluarkan bagi pekerja tidak kerja yang cidera.
(e) Biaya untuk pekerja yang cidera selama tidak bekerja, selain dari biaya
terasuransi.
keluarga.
i. Pengobatan/perawatan dokter
28
ii. Penggantian/perbaikan
iv. Penelitian
v. Latihan
vi. Mutasi
terlihat diatas permukaan laut, sedangkan biaya tak langsung digambarkan sebagai
bongkahan gunung es yang berada dibawah permukaan laut yang lebih besar,
Keterangan:
A : Biaya Langsung
$1 :
a) Ganti rugi
b) Biaya pengobatan
$5 to $50 :
a) Kerusakan bangunan
$1 to $3 :
b) Gaji yang dibayarkan pada korban sewaktu tidak bekerja, upah yang diberikan
pada korban selain ganti rugi, biaya lembur, waktu ekstra dari pengawas,
penyebab dan sub-penyebab. Ada dua jenis faktor pendukung yaitu faktor
kecelakaan, semua kecelakaan yang terjadi karena takdir Tuhan dan tidak bisa
mengidentifikasi faktor-faktor dan potensi bahaya yang ada di tempat kerja yang
dimana sebagai upaya mencegah kecelakaan kerja tersebut tidak terjadi sekaligus
6. Tindakan Pengendalian
bahaya dan potensi bahaya sehingga tidak membahayakan. Apabila suatu resiko
terhadap kecelakaan dan penyakit akibat kerja telah diidentifikasi dan dinilai,
2) Subsitusi, mengganti bahan yang memiliki potensi risiko tinggi dengan bahan
3) Isolasi, pemisahan bahaya dari manusia agar tidak terjadi kontak langsung.
c) Teladan kerja.
e) Pelaksanaan kerja.
f) Tanggung jawab.
g) Keinsyafan.
h) Pengamatan lingkungan.
i) Kebiasaan/perilaku.
32
Ketentuan APD :
d) Bentuk menarik.
e) Tahan lama.
f) Memenuhi standar.
B. Kerangka Pemikiran
Manusia
Mesin atau Peralatan
Bahan
Proses
Cara Kerja
Lingkungan
Sumber Bahaya
E
Identifikasi Bahaya Tidak dilakukan identifikasi bahaya
V
Analisa Bahaya A
S
Pengendalian Resiko
I
AMAN
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama
Reman Jakarta di PT. United Tractors Tbk sebagai salah satu langkah awal untuk
Penelitian dilakukan di salah satu satuan kerja PT. United Tractors Tbk
yaitu di area washing UT Reman Jakarta yang terletak di Jalan Raya Bekasi Km.
penyusunan dan penelitian laporan ini berupa data primer dan data sekunder yang
34
35
1. Wawancara (interview)
dalam suatu departemen yang terkait dengan objek permasalahan yang diteliti
yaitu dengan pihak departemen SHE, operator dan supervisor pada unit kerja UT
Reman Jakarta.
2. Observasi Lapangan
lapangan untuk mencari potensi dan faktor bahaya yang ada ditempat kerja UT
Reman Jakarta.
3. Dokumentasi
D. Objek Penelitian
bahan, proses, cara kerja serta aspek lingkungan di area kerja UT Reman Jakarta
E. Sumber Data
berikut :
36
1. Data Primer
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari data perusahaan dan literatur dari sumber/
E. Analisis Data
Analisis data yang diperoleh penulis disajikan dalam bentuk tabel seperti
tabel 1. Analisis data ini ditunjukkan sebagai estimasi penilaian risiko yang
telah teridentifikasi.
Penilaian Bahaya
Identifikasi Kategori
No. Proses Resiko Bobot Bobot Nilai
Bahaya Resiko
Kemungkinan Keparahan Resiko
1
2
3
4
5
1A, 1B, 1C, 2A, 2B, 3A Trolerable Risk Dapat diterima, cukup dikendalikan
dengan melaksanakan prosedur-
prosedur rutin. Tidak memerlukan
alokasi sumber daya secara khusus.
1D, 2C, 3B, 4A Moderate Risk Membutuhkan prosedur untuk
pengawasan dan atau prosedur kerja.
Harus jelas pihak Manajemen yang
terkait yang bertanggung jawab untuk
mengawasi dan implementasi
prosedur.
1E, 2D, 2E, 3C, 3D, 4B, Substansial Risk Membutuhkan tindakan pengendalian
4C, 5A, 5B tambahan atau tindakan perbaikan
dalam jangka waktu yang ditetapkan
atau tindakan harus segera diambil
pada pekerjaan yang sedang dalam
proses.
3E, 4D, 4E, 5C, 5D, 5E Intolerable Risk Membutuhkan tindakan pengendalian
atau perbaikan secepatnya atau pada
saat itu juga atau bila perlu pekerjaan
harus dilarang/ dihentikan.
Sumber : Data Primer PT. United Tractors Tbk, 2010
BAB IV
A. Hasil Penelitian
1. Proses Kerja
Washing section adalah tempat pencucian luar dan dalam bagian engine serta
komponen-komponen dari kotoran seperti sisa oli, debu, cat yang menempel pada
Cylinder Main
Block Component
Deep Tank
Water Jet
Rotary Wire
Brush
Air Spray
Drying
39
40
1) Pengertian
berada pada unit alat berat. Komponen-komponen tersebut yang nantinya akan
dicuci untuk menghilangkan sisa cat yang menempel pada permukaan komponen.
(damage core) harus masuk terlebih dahulu pada receiving area atau tempat
c) Cylinder block dan main component dari disassy section masuk ke dalam
b. Deep Tank
1) Pengertian
komponen alat berat yang rusak (damage core) yang di dalamnya mengandung
cairan bahan kimia yang berfungsi untuk merontokkan cat dan kotoran zat kimia
pada komponen alat berat tersebut. Terdapat dua deep tank di washing section ini
Bahan kimia yang terdapat pada deep tank yang digunakan untuk
komponen dari cylinder block dan main component menggunakan bahan kimia
menghilangkan karbon, karat, grease, oli dan cat serbaguna yang berbasis solvent.
Bahan kimia yang terdapat pada deep tank yang digunakan untuk
yang berfungsi untuk membersihkan dan menghilangkan karbon, karat, grease, oli
Proses kerja yang ada pada deep tank ini antara lain yaitu:
b) Wadah tersebut kemudian diangkat ke atas deep tank dengan overhead crane
c) Komponen direndam ke deep tank selama beberapa saat hingga kotoran dan
d) Waktu untuk merendam komponen tergantung pada kandungan cat dan zat
c. Water Jet
1) Pengertian
kotoran dan zat kimia yang masih menempel pada permukaan komponen.
a) Komponen yang telah direndam di dalam deep tank diangkat dan diletakkan
b) Setelah itu komponen dibersihkan dari kotoran dan zat kimia dengan
1) Pengertian
membersihkan dan melepas sebagian cat yang masih menempel pada permukaan
komponen.
a) Komponen disemprot dengan menggunakan water jet agar kotoran dan zat
e. Air Spray
1) Pengertian
angin yang berfungsi untuk membersihkan kotoran dan sisa zat kimia setelah
f. Drying
1) Pengertian
bahan kimia yang terdapat pada proses ini, antara lain yaitu thinner dan bahan
kimia merk RCP – 112 Rust Corrotion Preventive yang berfungsi sebagai anti
karat.
rotary wire brush dan air spray, komponen dilapisi dengan thinner dan RCP –
ditutup dengan menggunakan plastik agar bahan anti karat tidak hilang dan
pudar.
2. Identifikasi Bahaya
dengan PIC EHS, pekerja dan operator yang bekerja secara langsung di area
temukan, keadaan yang nyaris kena bahaya serta berkonsultasi dengan pihak-
Jakarta. Ada beberapa aspek yang digunakan penulis sebagai pertimbangan yaitu
kondisi lingkungan kerja dan kegiatan kerja yang dapat menimbulkan potensi
1) Pekerja terhirup bau zat kimia yang terkandung di dalam deep tank.
3) Pekerja terciprat zat kimia yang terkandung di dalam deep tank pada saat
5) Pekerja terkena zat kimia pada saat menutup deep tank secara manual.
6) Luka bakar pada tangan menyentuh cairan zat kimia panas dari deep tank.
1) Pekerja terkena zat kimia pada saat membuka deep tank secara manual.
2) Pekerja terciprat zat kimia yang terkandung di dalam deep tank pada saat
komponen diangkat.
3) Pekerja terhirup bau zat kimia yang terkandung di dalam deep tank.
5) Pekerja kejatuhan dan tertimpa komponen yang jatuh dari crane pada saat
diangkat.
6) Luka bakar pada tangan menyentuh cairan zat kimia panas dari deep tank.
e. Water Jet
2) Luka bakar (tangan, kaki) terkena air panas dari proses pencucian dengan
water jet.
4) Kebisingan dari bising lingkungan dan mesin-mesin di dalam dan luar area
washing.
1) Gangguan pernafasan akibat menghirup debu dan zat kimia yang dihasilkan
4) Luka tersayat akibat terkena sisa besi dan cat yang dihasilkan dari proses
6) Kebisingan dari bising lingkungan dan mesin-mesin di dalam dan luar area
washing.
g. Air Spray
2) Tangan terciprat besi dan cat yang tersisa dari proses rotary wire brush.
47
4) Kebisingan dari bising lingkungan dan mesin-mesin di dalam dan luar area
washing.
h. Drying
3) Jari tangan terjepit saat mengangkat komponen yang akan dilapisi dengan
4) Kebisingan dari bising lingkungan dan mesin-mesin di dalam dan luar area
washing.
3. Kontrol
tingkat risiko yang mungkin timbul. Penilaian tingkat risiko dapat dilakukan
ada. Adapun kontrol yang sudah ada atau yang sudah dilakukan oleh UT Reman
Jakarta PT. United Tractors Tbk, khusus di area washing antara lain :
a. Administratif Control
3) Training operator.
48
4) MSDS
perusahaan untuk mengurangi tingkat risiko pada pekerja. Adapun APD yang
1) Pelindung telinga yaitu ear muff atau ear plug wajib, yang digunakan pekerja
di area washing yaitu pada kegiatan menggerinda atau membersihkan sisa besi
2) Pelindung mata yaitu safety glass dan goggles, yang dipakai oleh pekerja di
area washing yaitu pada proses menggerinda dengan rotary wire brush karena
adanya percikan api yang meloncat keluar dan dapat mengenai mata.
3) Pelidung pernafasan yaitu masker, yang dipakai oleh pekerja pada seluruh
kegiatan di area washing untuk melindungi pernafasan dari resiko paparan gas,
uap, debu atau udara terkontaminasi atau beracun, korosi atau yang bersifat
rangsangan.
4) Pelindung tangan yaitu safety gloves (sarung tangan), yang dipakai oleh
5) Pelindung kaki yaitu safety shoes, yang wajib dipakai oleh seluruh pekerja
berbahaya atau paparan dengan keparahan suatu cidera atau sakit penyakit yang
dapat disebabkan oleh kejadian atau paparan tersebut. Penilaian Resiko adalah
menganalisa penulis sajikan penilaian resiko tersebut dalam bentuk tabel analisa
berdasarkan kegiatan yang ada pada proses kerja washing section di UT Reman
Jakarta. Adapun penilaian tingkat risiko pada proses kerja washing section di UT
Tabel 7. Penilaian Resiko pada proses kerja washing section di area UT Reman Jakarta
Penilaian Bahaya
Bobot Bobot Kategori
No. Proses Identifikasi Bahaya Resiko Nilai
Kemun Kepa Resiko
Resiko
gkinan rahan
1 Menyiapkan bahan dan a. Memasukkan komponen ke Jari tangan terjepit B 2 2B Trolerable Risk
alat material dalam wadah
b. Memasang wadah ke crane Jari tangan terjepit B 2 2B Trolerable Risk
c. Wadah dan komponen Wadah dan komponen jatuh A 3 3A Trolerable Risk
terlepas dari crane mengenai operator
2 Pengangkatan komponen a. Wadah dan komponen Wadah dan komponen jatuh A 3 3A Trolerable Risk
dengan menggunakan
crane terlepas dari crane mengenai operator
b. Peralatan rusak Rantai crane jatuh mengenai A 3 3A Trolerable Risk
operator
c. Memasang wadah ke crane Jari tangan terjepit B 2 2B Trolerable Risk
bersambung...
51
sambungan...
3 Perendaman komponen ke a. Membuka tutup deep tank Pekerja terhirup bau zat kimia D 3 3D Substansial Risk
dalam deep tank b. Wadah dan komponen Wadah dan komponen jatuh A 3 3A Trolerable Risk
terlepas dari crane mengenai operator
c. Memasukkan komponen Pekerja terciprat zat kimia C 2 2C Moderate Risk
ke dalam deep tank
d. Menutup deep tank Pekerja terkena zat kimia C 2 2C Moderate Risk
e. Suhu zat kimia terlalu
Luka bakar A 3 3A
tinggi Trolerable Risk
f. Pekerja kurang berhati-
Tercebur ke dalam deep tank A 4 4A
hati Moderate Risk
4 Pengangkatan komponen a. Membuka tutup deep tank Pekerja terkena zat kimia C 2 2C Moderate Risk
dari deep tank Pekerja terhirup bau zat kimia D 3 3D Substansial Risk
b. Mengangkat komponen Pekerja terciprat zat kimia C 2 2C Moderate Risk
dari deep tank dengan
Komponen jatuh mengenai A 3 3A
crane Trolerable Risk
operator
c. Pekerja kurang berhati-
Tercebur ke dalam deep tank B 4 4B
hati Substansial Risk
bersambung...
52
sambungan...
5 Water jet a. Air tekanan tinggi Pekerja terkena air tekanan B 3 3B Moderate Risk
tinggi
b. Air panas Pekerja luka bakar A 3 3A Trolerable Risk
c. Sambungan kabel tidak Tersengat arus listrik A 4 4A Moderate Risk
bagus
d. Bising akibat water jet Gangguan pendengaran B 4 4B Substansial Risk
6 Rotary Wire Brush a. Debu dan zat kimia dari Gangguan pernafasan D 3 3D Substansial Risk
rotary wire brush
b. Bunga-bunga api meloncat Pekerja terpercik api C 2 2C Moderate Risk
keluar
c. Putaran rotary wire brush Luka tersayat B 3 3B Moderate Risk
d. Sisa besi dan cat meloncat Luka tersayat D 3 3D Substansial Risk
keluar
e. Sambungan kabel tidak Tersengat arus listrik A 4 4A Moderate Risk
bagus
f. Bising akibat rotary wire Gangguan pendengaran B 4 4B Substansial Risk
brush
bersambung...
53
sambungan...
7 Air Spray a. Udara tekanan tinggi Pekerja terkena udara B 2 2B Trolerable Risk
tekanan tinggi
b. Sisa besi dan cat meloncat Luka tersayat D 3 3D Substansial Risk
keluar
c. Sambungan kabel tidak Tersengat arus listrik A 4 4A Moderate Risk
bagus
d. Bising akibat air spray Gangguan pendengaran B 4 4B Substansial Risk
8 Drying a. Uap zat kimia Gangguan pernafasan D 3 3D Substansial Risk
b. Zat kimia yang terciprat Mata dan kulit terkena cairan C 3 3C Substansial Risk
bahan kimia
c. Mengangkat komponen Jari tangan terjepit B 2 2B Trolerable Risk
saat dilapisi anti karat
d. Bising akibat drying Gangguan pendengaran B 4 4B Substansial Risk
Keterangan:
B. Pembahasan
menentukan tindakan pengendalian yang akan kita lakukan terhadap setiap risiko.
penilaian resiko pada proses kerja di washing section dapat diketahui tingkat
Nilai
No. Identifikasi Bahaya Resiko Kategori Resiko
Resiko
sambungan...
Keterangan:
bahaya berat yaitu gangguan pernafasan akibat menghirup zat kimia pada saat
pekerja membuka dan menutup deep tank, bahaya bising akibat mesin-mesin yang
pendengaran pada pekerja, luka tersayat akibat sisa besi dan cat yang meloncat
keluar serta bahaya pekerja tercebur ke dalam deep tank pada saat pekerja
Namun yang mempunyai nilai resiko yang paling tinggi dan harus
mendapat perhatian adalah resiko bahaya terjatuh ke dalam deep tank pada saat
pekerja membuka dan menutup deep tank karena pada kegiatan tersebut pekerja
membuka dan menutup deep tank secara manual yang berisi zat kimia yang panas
dan berbahaya. Hal ini dilakukan karena deep tank yang dipergunakan sudah
rusak dan tutup deep tank sudah tidak dapat berfungsi secara otomatis sehingga
2. Tindakan Pengendalian
produk barang atau jasa yang dapat menimbulkan resiko kecelakaan kerja yang
kebijakan standard bagi tempat kerja, perancangan pabrik dan bahan, prosedur
dan instruksi kerja untuk mengatur serta mengendalikan resiko yang ada pada
perbaikan secepatnya atau pada saat itu juga atau bila perlu pekerjaan harus
dilarang/ dihentikan. Tingkat resiko “Substansial Risk” atau tingkat resiko berat
jangka waktu yang ditetapkan atau tindakan harus segera diambil pada pekerjaan
yang sedang dalam proses. Untuk tingkat resiko “Moderate Risk” atau tingkat
resiko agak berat membutuhkan prosedur untuk pengawasan dan atau prosedur
kerja. Harus jelas pihak Manajemen yang terkait yang bertanggung jawab untuk
“Trolerable Risk” atau tingkat resiko ringan, hal tersebut dapat diterima, cukup
(administration control) dan juga dengan alat pelindung diri (personal protective
equipment) untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta
a. Eliminasi (Elimination)
bahaya yang timbul dari kegiatan tersebut juga akan hilang dan diusahakan
berbahaya, tetapi kegiatan tersebut tidak terlalu penting/ signifikan dengan proses
penulis pada proses kerja di washing section UT Reman Jakarta terdapat kegiatan
membuka dan menutup deep tank secara manual. Pada proses tersebut dapat
secara manual. Hal tersebut dilakukan karena tutup deep tank yang dipergunakan
sudah rusak dan tidak berfungsi secara otomatis lagi akibat deep tank yang
dipergunakan sudah lama. Kegiatan membuka dan menutup deep tank ini dapat
dihilangkan dan diatasi yaitu membuka dan menutup deep tank dengan
menggunakan overhead crane. Sehingga pekerja yang bekerja dapat terhindar dari
kontak secara tidak langsung dengan zat kimia yang ada di dalam deep tank.
59
b. Substitusi (Substitution)
bahan dan peralatan yang kurang berbahaya atau yang lebih aman, sehingga
Reman Jakarta yang terkait dengan kegiatan membuka dan menutup deep tank
adalah dengan mengganti tutup deep tank tersebut dengan tutup deep tank yang
merubah atau menambah sarana fisik/ fasilitas untuk mengurangi risiko yang ada.
1) Pemberian dan pemasangan safety guard atau pagar pengaman pada deep tank
sehingga pekerja yang membuka dan menutup deep tank secara manual tidak
tercebur ke dalam deep tank jika penggantian tutup deep tank yang baru belum
dapat direalisasikan.
2) Pembuatan alat bantu dan redesain lay out kerja pada area kerja karena posisi
dan sikap kerja yang tidak ergonomis pada pekerja yang ada pada area
washing sehingga pekerja dapat bekerja dengan aman dan nyaman serta tidak
maintenance atau perawatan yang rutin dan berkala sehingga peralatan tidak
menimbulkan kebisingan.
terpapar potensi bahaya dan juga dapat dilakukan dengan membuat aturan baru
rotasi jam kerja agar karyawan tidak terpapar bahaya lebih sering, memberi
pelatihan, sosialisasi, dan sebagainya. Dalam tahap ini UT Reman Jakarta telah
Instruksi Kerja (IK) sebagai langkah untuk mengurangi resiko yang ada. Contoh
Jakarta yaitu:
lapangan.
section.
UT Reman Jakarta.
61
dari kecelakaan. Keberhasilan dari upaya ini tergantung dari kebijaksanaan pihak
APD. Alat pelindung diri yang disediakan di area kerja UT Reman Jakarta yaitu:
1) Pelindung kepala atau safety helmet wajib dikenakan diseluruh area kerja di
PT. United Tractors Tbk, namun pihak manajemen pada area kerja UT Reman
2) Pelindung telinga yaitu ear muff atau ear plug wajib digunakan oleh pekerja
kegiatan menggerinda atau membersihkan sisa besi dan cat dengan rotary wire
brush.
3) Pelindung mata yaitu safety glass dan goggles, dipakai oleh pekerja pada
proses washing contohnya yaitu pada proses menggerinda dengan rotary wire
brush karena adanya percikan api yang meloncat keluar dan dapat mengenai
mata.
melindungi pernafasan dari resiko paparan gas, uap, debu atau udara
pernafasan yang terdapat pada area washing ini yaitu masker dan respirator.
62
5) Pelindung tangan yaitu safety gloves (sarung tangan) untuk proses kerja yang
6) Pelindung kaki yaitu safety shoes, pada area kerja UT Reman Jakarta setiap
PT. United Tractors Tbk telah menyediakan alat pelidung diri kepada
tenaga kerja serta telah menyediakan alat pelindung diri kepada setiap orang yang
memasuki area kerja di PT. United Tractors Tbk secara cuma-cuma. Hal tersebut
Keselamatan Kerja pasal 13 yaitu “Barang siapa akan memasuki suatu tempat
kerja, diwajibkan mentaati semua petunjuk keselamatan kerja dan memakai alat-
secara cuma-cuma semua alat perlindungan diri yang diwajibkan pada tenaga
Kemudian untuk tenaga kerja yang tidak disiplin dalam penggunaan alat
tetapi tenaga kerja hanya menggunakan masker padahal paparan zat kimia yang
ukuran partikel-partikel yang ada pada tempat tersebut sangat kecil sehingga
yang ukurannya sangat kecil. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa hal
yang menyebutkan bahwa “Tenaga kerja harus memakai APD yang diwajibkan
A. Kesimpulan
1. PT. United Tractors Tbk telah menerapkan Sistem Manajemen Kesehatan dan
2. Potensi bahaya yang terdapat pada proses kerja di area washing UT Reman
Jakarta PT. United Tractors Tbk menurut tingkat resiko yang paling berat
(substansial risk) yaitu resiko bahaya tercebur ke dalam deep tank, resiko
bahaya luka tersayat, resiko bahaya terciprat zat kimia dan resiko bahaya
3. Tingkat resiko bahaya yang agak berat (moderate risk) pada proses kerja di
area washing UT Reman Jakarta PT. United Tractors Tbk yaitu resiko bahaya
pekerja terkena air tekanan tinggi, resiko bahaya terkena arus listrik, resiko
bahaya pekerja terpercik api dan resiko bahaya pekerja luka tersayat.
64
65
4. Tingkat resiko bahaya ringan (trolerable risk) pada proses kerja di area
washing UT Reman Jakarta PT. United Tractors Tbk antara lain yaitu resiko
bahaya jari tangan terjepit komponen, resiko bahaya pekerja tertimpa wadah
dan komponen, resiko bahaya pekerja tertimpa overhead crane, resiko bahaya
pekerja luka bakar dan juga resiko bahaya pekerja terkena udara tekanan
tinggi.
5. Upaya pengendalian yang telah dilakukan oleh UT Reman Jakarta PT. United
Tractors Tbk terhadap bahaya yang terdapat pada area washing antara lain
yaitu dengan administratif control dan alat pelindung diri (APD) dan hal ini
B. Implikasi
kerusakan, pada area tersebut terdapat tenaga kerja yang bekerja dan juga tidak
lingkungan. Melihat kondisi demikian maka perlu adanya upaya pencegahan dan
pengendalian resiko. Melalui analisis dan penilaian potensi bahaya dan resiko,
sehingga dapat ditentukan upaya atau tindakan mengeliminir agar tidak menjadi
upaya UT Reman Jakarta PT. United Tractors Tbk dalam mencegah dan
pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja dengan identifikasi bahaya dan
penilaian resiko yang dilakukan perusahaan tersebut sudah cukup baik. Hal ini
C. Saran
Reman Jakarta PT. United Tractors Tbk, maka penulis dengan kerendahan hati
menyarankan :
1. Sebaiknya segera dilakukan tindakan perbaikan pada deep tank agar tenaga
kerja yang bekerja di area washing tidak terpapar zat kimia berbahaya secara
berlebih dan juga tenaga kerja terhindar dari bahaya tercebur ke dalam deep
tank.
2. Sebaiknya perlu adanya kebijakan pemakaian alat pelindung diri (APD) yang
wajib digunakan pada area washing atau pada kegiatan menggerinda dengan
gloves.
yang telah diimplementasikan oleh pihak manajemen agar tingkat resiko mulai
dari intolerable risk (bahaya sangat berat), substansial risk (bahaya berat),
67
moderate risk (bahaya agak berat) dan trolerable risk (bahaya ringan) dapat
DAFTAR PUSTAKA
PT. United Tractors Tbk, 2010. Prosedur Identifikasi Aspek dan Dampak
LK3. Jakarta: PT. United Tractors Tbk.
Slamet Ichsan, 2004. Penialian Risiko Dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Pusat
Hiperkes Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI.
Suma’mur, 1996. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : PT. Toko
Gunung Agung.