Anda di halaman 1dari 11

Jurnal STIKES

Volume 5, No. 2, Desember 2012

TINDAKAN SLOW STROKE BACK MASSAGE DALAM MENURUNKAN


TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI

THE IMPLEMENTATION OF SLOW STROKE BACK MASSAGE IN


DECREASING BLOOD PRESSURE ON HYPERTENSION’S PATIENT

Anastasi Widyo Retno


Dian Prawesti
STIKES RS Baptis Kediri
(devacuby@ymail.com)

ABSTRAK

Hipertensi berjalan perlahan dan tidak dirasakan sampai menimbulkan kerusakan


organ yang bermakna. Salah satu intervensi keperawatan untuk menurunkan tekanan darah
adalah slow stroke back massage. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh
slow stroke back massage terhadap perubahan tekanan darah penderita hipertensi di
Puskesmas Pembantu Blabak Wilayah Kerja Puskesmas Pesantren 1 Kota Kediri. Desain
penelitian ini yaitu Pra-Experiment. Populasinya penderita hipertensi. Besar sampel adalah
24 responden dengan menggunakan teknik Purposive sampling. Variabel penelitian adalah
tekanan darah. Data dikumpulkan dengan menggunakan sphygmonameter air raksa, untuk
mengetahui pengaruh slow stroke back massage dilakukan uji Wilcoxon dengan tingkat
signifikasi α < 0,05. Hasil penelitian menunjukkan tekanan darah mengalami penurunan
yang signifikan. Slow stroke massage menurunkan tekanan darah, dengan nilai maksimal
penurunan sistolik dan diastolik 8,00 mmHg dan 24,00 mmHg. Kesimpulan dari penelitian
ini, ada pengaruh signifikan slow stroke back massage terhadap penurunan tekanan darah
penderita hipertensi, dapat dipraktekan karena mudah, sederhana dan murah.

Kata Kunci : Hipertensi, Tekanan Darah, Slow Stroke Back Massage

ABSTRACT

Hypertension walk slowly and not experienced until someone get significant organ
problem. One of nursing interventions is slow stroke back massage. Objective of this
research was to analyze the influence slow stroke back massage toward the change of
blood pressure on hypertension’s at Puskesmas Pembantu Blabak Wilayah Kerja
Puskesmas Pesantren 1 Kota Kediri. Design of this research was pre experiment.
Population was the hypertension’s patient. Samples were 24 respondents on purposive
sampling. Variable was blood pressure. Data was collected using mercurial
sphygmomanometer, for know the influence slow stroke back massage using wilcoxon
with significant level α < 0.05. Result of research showed that blood pressures significantly
decrease. Slow stroke back massage can decrease blood pressure; with maximal value of
systolic were 8.00 mmHg and 24.00 mmHg. Conclusion of this research was there was
significant slow stroke back massage toward decreasing of blood pressure, easy to practice,
simple using and cheap.

Keywords : hypertension, blood pressure, slow stroke back massage

133
Tindakan Slow Stroke Back Massage Dalam Menurunkan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi
Anastasi Widyo Retno, Dian Prawesti

Pendahuluan tersebut 60% penderita hipertensi akan


menderita stroke, sementara sisanya akan
mengalami gangguan jantung, gagal ginjal
Hipertensi merupakan faktor risiko dan kebutaan (Rikesdas, 2008). Hasil
utama penyakit-penyakit kardiovaskular penelitian Setiawan (2004) didapatkan hasil
yang merupakan penyebab kematian prevalensi hipertensi di Pulau Jawa adalah
tertinggi di Indonesia (Rikesdas, 2007). 41,9%. Data Dinas Kesehatan Kota Kediri
Penyakit hipertensi dan penyakit pada tahun 2010 terdapat 53.732 penderita
kardiovaskular masih cukup tinggi dan hipertensi dan menjadi peringkat ke-2
bahkan cenderung meningkat seiring untuk total kelompok 10 besar data
dengan gaya hidup yang jauh dari perilaku mordibitas. Data yang diperoleh peneliti
hidup bersih dan sehat serta mahalnya dari Puskesmas Pembantu Blabak Wilayah
biaya pengobatan hipertensi. Penyakit Kerja Puskesmas Pesantren 1 Kota Kediri
hipertensi berjalan dengan perlahan dan pada tanggal 9 Nopember 2010 didapatkan
mungkin tidak dirasakan sampai jumlah rata-rata penderita hipertensi yang
menimbulkan kerusakan organ yang berobat dari bulan Agustus sampai Oktober
bermakna. Gejala-gejala yang mungkin 2011 sejumlah 32 penderita perbulan dan
dirasakan pada penderita hipertensi yaitu selama tiga bulan tersebut berturut-turut
sakit kepala disertai mual dan muntah, berada dalam peringkat Ke-2 untuk total
penglihatan kabur, berkemih pada malam kelompok 10 besar data morbiditas
hari, sulit bernafas. Semakin tinggi tekanan puskesmas tersebut. Data tersebut
darah semakin besar resikonya (Prince, memperlihatkan bahwa begitu besar
2005). Hipertensi adalah tekanan darah prevalensi penderita hipertensi yang masih
yang abnormal apabila tekanan darah tidak memerlukan penatalaksanaan yang tepat.
terkontrol akan mengakibatkan stroke, Hipertensi dapat terjadi karena
infark miokard, gagal ginjal, ensefalopati, peningkatan kecepatan denyut jantung dan
dan kejang (Corwin, 2009). Apabila tidak volume sekuncup akibat aktivitas susunan
segera melakukan pencegahan hipertensi, saraf simpatis (Corwin, 2009). Hal tersebut
maka penyakit tersebut dapat menimbulkan mengakibatkan terjadinya peningkatan
permasalahan. Fenomena yang terjadi di kontraktilitas serat-serat otot jantung
masyarakat bahwa penanganan penyakit dengan cara vasokontriksi selektif pada
hipertensi bukan hanya diobati secara organ perifer (Muttaqin, 2009). Apabila hal
farmakologis tetapi juga memakai prinsip- tersebut terjadi terus menerus maka otot
prinsip fisioterapi pemijatan punggung. jantung akan menebal (hipertrofi) dan
Whelton (2004) melaporkan jumlah mengakibatkan fungsi jantung sebagai
penderita hipertensi di seluruh dunia pompa menjadi terganggu, akibat lebih
berkisar satu miliar. Data Lancet (2008), lanjut yaitu terjadinya kerusakan pembuluh
menunjukkan di Asia tercatat 38,4 juta darah otak, mata (retinopati), dan gagal
penderita hipertensi pada tahun 2000 ginjal (Muhammadun, 2010). Hipertensi
(Muhammadun, 2010). Hasil Penelitian dapat menjadi ancaman serius apabila tidak
Rahajeng (2009) didapatkan hasil bahwa mendapatkan penatalaksanaan yang tepat.
prevalensi hipertensi di Indonesia adalah Jika tekanan darah pada penderita
32,2%. Penyakit hipertensi patut mendapat hipertensi dapat dipertahankan dalam nilai
perhatian karena di negara maju penyakit normal maka akan membantu penderita
tersebut telah menjadi keprihatinan hipertensi dalam memperoleh kesehatan
tersendiri. Berdasarkan data Badan yang optimal, terhindar dari resiko
Kesehatan Dunia (WHO) memperlihatkan komplikasi penyakit kardiovaskuler, dan
yang menderita hipertensi mencapai 50% meningkatkan kualitas hidup.
sedangkan yang diketahui dan Jika masyarakat yang mengalami
mendapatkan pengobatan hanya 25% dan hipertensi tidak mengetahui penanganan
12,5% yang terobati dengan baik. hipertensi nonfarmakologi, maka beresiko
Prevalensi hipertensi di Indonesia terhadap timbulnya komplikasi akibat
tercatatmencapai 31,7% dari populasi pada hipertensi yang diderita seperti CVA, gagal
usia 18 tahun keatas dan dari jumlah jantung dan sebagainya. Diperkirakan dua

134
Jurnal STIKES
Volume 5, No. 2, Desember 2012

per tiga dari pasien hipertensi yang perawat dan dapat diajarkan kepada
berumur lebih dari 60 tahun keluarga pasien. Berdasarkan uraian di atas
akanmengalami payah jantung kongesif, maka peneliti perlu untuk menganalisa
infark miokard, stroke diseksi aorta dalam pengaruh slow stoke back massage terhadap
lima tahun jika hipertensi tidak diobati. perubahan tekanan darah pada penderita
Suatu area yang menjadi perhatian perawat hipertensi di Puskesmas Pembantu Blabak
adalah yang berhubungan dengan Wilayah Kerja Puskesmas Pesantren 1 Kota
penanganan nonfarmakologi untuk Kediri.
mencegah terjadinya hipertesi.
Penatalaksanaan asuhan keperawatan
nonfarmakologik dimaksudkan untuk Metodologi Penelitian
membantu penderita hipertensi untuk
mempertahankan tekanan darah pada
tingkat normal sehingga memperbaiki Pada penelitian ini rancangan
kondisi sakitnya. Penatalaksanaan penelitian yang akan dilakukan adalah
hipertensi tidak selalu menggunakan obat- berdasarkan rancangan penelitian pra-
obatan. Beberapa penelitian menunjukkan eksperimen (One Group Pra-test-posttest
bahwa pendekatan nonfarmakologis dapat Design). Populasi dalam penelitian ini
dilakukan pada penderita hipertensi yaitu adalah semua penderita dengan diagnosa
meliputi; teknik-teknik mengurangi stres, hipertensi di Puskesmas Pembantu Blabak
penurunan berat badan, pembatasan Wilayah Kerja Puskesmas Pesantren 1 Kota
alkohol, natrium, dan tembakau, olahraga Kediri dari data register didapatkan pada
atau latihan yang berefek meningkatkan bulan Agustus sampai Oktober 2011 jumlah
lipoprotein berdensitas tinggi, dan relaksasi penderita hipertensi adalah 97 penderita.
yang merupakan intervensi wajib yang Jadi didapatkan jumlah rata-rata penderita
harus dilakukan pada setiap terapi hipertensi yang berobat selama tiga bulan
hipertensi (Muttaqin, 2009). Olney (2005) yaitu bulan Agustus sampai Oktober 2011
dalam penelitiannya mendapatkan hasil sejumlah 32 penderita. Pada penelitian ini
bahwa masase dapat menurunkan tekanan sampel diambil dari penderita hipertensi di
darah sistolik dan diastolik pada penderita Puskesmas Pembantu Blabak Wilayah
hipertensi. Penelitian Meek didapatkan Kerja Puskesmas Pesantren 1 Kota Kediri
hasil bahwa implikasi keperawatan slow yang memenuhi kriteria inklusi. Teknik
stroke back massage dapat menurunkan sampling yang digunakan pada penelitian
tekanan darah, frekuensi jantung dan suhu ini adalah Purposive Sampling yaitu
tubuh (Smeltzer, 2004). Mekanisme slow termasuk dalam Nonprobability Sampling
stroke back massage (pijat lembut pada dimana teknik pengambilan sampel yang
punggung) yaitu meningkatkan relaksasi tidak memberi peluang atau kesempatan
dengan menurunkan aktivitas saraf simpatis sama bagi setiap anggota populasi untuk
dan meningkatkan aktivitas saraf dipilih (hasil dari sampel mewakili dirinya
parasimpatis sehingga terjadi vasodilatasi sendiri tidak dapat digeneralisasikan)
diameter arteriol (Cassar, 2004). Sistem dengan cara memilih sampel diantara
saraf parasimpatis melepaskan populasi sesuai dengan yang dikehendaki
neurotransmiter asetilkolin untuk peneliti (tujuan atau masalah dalam
menghambat aktifitas saraf simpatis dengan penelitian) (Nursalam, 2008). ). Variabel
menurunkan kontraktilitas otot jantung, dependen dalam penelitian ini yaitu tekanan
volume sekuncup, vasodilatasi arteriol dan darah pada penderita hipertensi di
vena kemudian menurunkan tekanan darah Puskesmas Pembantu Blabak Wilayah
(Muttaqin, 2009). Peneliti dalam penelitian Kerja Puskesmas Pesantren 1 Kota Kediri.
ini menggunakan penatalaksanaan
nonfarmakologis terapi relaksasi slow
stroke back massage untuk menurunkan
tekanan darah pada penderita hipertensi,
dikarenakan terapi relaksasi tersebut
merupakan cara yang mudah, sederhana
dan murah. Teknik ini dapat dilakukan oleh

135
Tindakan Slow Stroke Back Massage Dalam Menurunkan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi
Anastasi Widyo Retno, Dian Prawesti

Hasil Penelitian Tabel 3 Karakteristik Responden


Berdasarkan Riwayat
Hipertensi Keluarga di
Data Umum Puskesmas Pembantu Blabak
Wilayah Kerja Puskesmas
Pesantren 1 Kota Kediri pada
Data umum akan menyajikan Tanggal 24 Januari 2012 – 24
karakteristik responden penderita hipertensi Pebruari 2012.
berdasarkan jenis kelamin, umur, dan Riwayat Hipertensi Frekuensi %
riwayat hipertensi keluarga dalam bentuk Keluarga
tabel. Ya 7 29,2
Tidak 17 70,8
Jumlah 24 100
Tabel 1 Karakteristik Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin di Dari tabel 3 didapatkan bahwa
Puskesmas Pembantu Blabak sebagian besar responden tidak memiliki
Wilayah Kerja Puskesmas riwayat hipertensi keluarga yaitu sebanyak
Pesantren 1 Kota Kediri pada 17 responden (70,8%).
Tanggal 24 Januari 2012 – 24
Pebruari 2012.
Jenis Kelamin Frekuensi % Data Khusus
Laki – laki 6 25
Perempuan 18 75
Jumlah 24 100 Data khusus akan menyajikan
karakteristik penderita dengan
Berdasarkan tabel 1 diketahui sebagian mengidentifikasi tekanan darah sebelum
besar responden berjenis kelamin dan sesudah dilakukan slow stroke back
perempuan yaitu sebanyak 18 responden massage, dan menganalisis pengaruh slow
(75%). stroke back massage terhadap perubahan
tekanan darah.

Tabel 2 Karakteristik Responden


Berdasarkan Usia di Tabel 4 Klasifikasi Hipertensi Responden
Puskesmas Pembantu Blabak Penderita Hipertensi Sebelum
Wilayah Kerja Puskesmas Dilakukan Slow Stroke Back
Massage di Puskesmas Pembantu
Pesantren 1 Kota Kediri pada
Blabak Wilayah Kerja Puskesmas
Tanggal 24 Januari 2012 – 24 Pesantren 1 Kota Kediri pada
Pebruari 2012. tanggal 24 Januari 2012 – 24
Umur Frekuensi % Pebruari 2012
35 – 39 Tahun 1 4,2 Tekanan Klasifikasi
40 – 44 Tahun 1 4,2 Frekuensi %
Darah Hipertensi
45 – 59 Tahun 2 8,3 Tahap 1 11 45,8
50 – 55 Tahun 2 8,3 Sistolik
Tahap 2 13 54,2
>56 Tahun 18 75 Tahap 1 11 45,8
Jumlah 24 100 Diastolik
Tahap 2 13 54,2

Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa Dari data didapatkan bahwa lebih dari
sebagian besar responden berumur >56 50% responden mempunyai tekanan darah
tahun yaitu sebanyak 18 responden (75%). sistolik tahap 2 sebanyak 13 responden
(54,2%), dan lebih dari 50% responden
mempunyai tekanan darah diastolik tahap 2
sebanyak 13 responden (54,2%).

136
Jurnal STIKES
Volume 5, No. 2, Desember 2012

Tabel 5 Klasifikasi Hipertensi lebih dari 50% tekanan darah sistolik dan
Responden Penderita diastolik responden berada pada tahap 1
Hipertensi Sesudah Dilakukan dan sebagian berada di tahap pre hipertensi.
Slow Stroke Back Massage
pada Penderita Hipertensi di Tabel 7 Tabulasi Silang dan Uji Statistik
Puskesmas Pembantu Blabak Pengaruh Slow Stroke Back
Wilayah Kerja Puskesmas Massage terhadap Perubahan
Pesantren 1 Kota Kediri pada Tekanan Darah pada Penderita
Tanggal 24 Januari 2012 – 24 Hipertensi di Puskesmas Pembantu
Pebruari 2012. Blabak Wilayah Kerja Puskesmas
Pesantren 1 Kota Kediri pada
Tekanan Klasifikasi
Frekuensi % Tanggal 24 Januari 2012 – 24
Darah Hipertensi Pebruari 2012
Shapiro-Wilk
Tahap 1 14 58,3 Uji
Sistolik ρ= ρ= ρ= ρ=
Tahap 2 10 41,7 Normalitas
0,001 0,000 0,031 0,008
Pre 7 29,2 Wilcoxon
Uji
Diasto Hipertensi ρ=
Statistik ρ=0,007
lik Tahap 1 12 50,0 0,001
Tahap 2 5 20,8
Setelah dilakukan uji normalitas data
Dari data didapatkan bahwa lebih dari tekanan darah sebelum dilakukan slow
50% responden mempunyai tekanan darah stroke back massage pada penderita
sistolik tahap 1 sebanyak 14 responden hipertensi menggunakan uji statistik
(58,3%), dan lebih dari 50% responden Shapiro-Wilk berdasarkan taraf signifikansi
mempunyai tekanan darah diastolik tahap 1 yang ditetapkan adalah α > 0,05 didapat
yaitu sebanyak 12 responden (50,0%). hasil ρ tekanan darah sistolik dan diastolik
yaitu 0,001 dan 0,031, tekanan darah
sistolik dan diastolik sesudah dilakukan
slow stroke back massage didapatkan hasil
Tabel 6 Perbedaan Tekanan Darah
ρ yaitu 0,000 dan 0,008. Karena hasil kedua
Sebelum dan Sesudah
kelompok data adalah ρ < α maka diambil
Dilakukan Slow Stroke Back
kesimpulan bahwa distribusi kelompok data
Massage pada Penderita
adalah tidak normal, sehingga uji
Hipertensi di Puskesmas berpasangan diturunkan dari uji statistik
Pembantu Blabak Wilayah Paired Sample T-Test menjadi uji statistik
Kerja Puskesmas Pesantren 1 Wilcoxon.
Kota Kediri pada Tanggal 24 Setelah dilakukan uji statistik
Januari 2012 -24 Pebruari Wilcoxon dengan taraf signifikansi yang
2012 ditetapkan adalah α < 0,05 pada tekanan
Perbedaan persentase darah (sistolik dan diastolik) sebelum dan
Klasifikasi jumlah responden (%) sesudah dilakukan slow stroke back
Sistolik Diastolik massage didapatkan ρ sistolik adalah 0,001
Pra Post Pra Post dan ρ diastolik adalah 0,007. Karena hasil
Pre 0 0 0 29,2 nilai kedua kelompok data tersebut adalah ρ
Tahap 1 45,8 58,3 45,8 50,0 < α yang berarti Ha diterima dan H0 ditolak,
Tahap 2 54,2 41,7 54,2 20,8 yang berarti ada pengaruh slow stroke back
massage terhadap perubahan tekanan darah
Dari data didapatkan bahwa lebih dari pada penderita hipertensi.
50% tekanan darah sistolik dan diastolik
responden sebelum dilakukan slow stroke
back massage berada pada tahap 2, dan
terjadi penurunan responden sesudah
dilakukan slow stroke back massage yaitu

137
Tindakan Slow Stroke Back Massage Dalam Menurunkan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi
Anastasi Widyo Retno, Dian Prawesti

Tabel 8 Perbedaan Tekanan Darah usia > 56 tahun sebanyak 10 responden


Sesudah Dilakukan Slow (41,6%), dan hasil tabulasi silang riwayat
Stroke Back Massage pada keluarga dengan tekanan darah sistolik dan
Penderita Hipertensi di diastolik paling besar responden tidak
Puskesmas Pembantu Blabak mempunyai riwayat hipertensi sebanyak 9
Wilayah Kerja Puskesmas responden (37,5%) berada pada tahap 1.
Pesantren 1 Kota Kediri pada Canlas (2002) menyatakan bahwa
Tanggal 24 Januari – 24 faktor resiko hipertensi salah satunya
Pebruari 2012 adalah jenis kelamin dan usia, dikarenakan
Sistolik Diastolik perempuan setelah usia 55 akan kehilangan
Tekanan
Freku Freku
Darah % % hormon estrogen yang bersifat mencegah
ensi ensi
70, hipertensi dari pada laki-laki, dan juga
Turun 20 83,3 17 disebabkan adanya peningkatan afterload
8
12, jantung yang berlangsung lama sehingga
Tetap 3 12,5 3
5 ventrikel kiri mungkin mengalami
16, hipertrofi, keadaan ini diperberat dengan
Naik 1 4,2 4
7 faktor usia dan jenis kelamin. Semakin
bertambahnya usia fungsi otot jantung
Dari data didapatkan bahwa sebagian semakin menurun. aktivitas saraf simpatis
besar responden terjadi penurunan tekanan lebih meningkat pada laki-laki sehingga
darah sistolik dan diastolik yaitu sebanyak
meningkatkan pompa jantung dan curah
20 responden (83,3%), dan 17 responden
jantung yang menyebabkan tekanan darah
(70,8%).
menjadi lebih tinggi.
Responden yang mempunyai tekanan
Pembahasan darah tinggi paling besar berjenis kelamin
perempuan dan yang berusia > 56 tahun hal
ini sesuai teori bahwa faktor hipertensi
Tekanan Darah Sebelum Dilakukan dipengaruhi oleh jenis kelamin karena
Slow Stroke Back Massage pada perempuan setelah usia 55 akan kehilangan
Penderita Hipertensi di Puskesmas hormon estrogen yang bersifat mencegah
Pembantu Blabak Wilayah Kerja hipertensi dari pada laki-laki dan semakin
Puskesmas Pesantren 1 Kota Kediri bertambahnya usia fungsi otot jantung
semakin menurun karena usia >56 tahun
terjadinya peningkatan denyut jantung yang
Berdasarkan hasil penelitian kronis, sering kali diikuti oleh peningkatan
didapatkan tekanan darah sistolik dan volume sekuncup yang kronis atau plasma
diastolik sebelum dilakukan slow stroke meningkat dalam waktu yang lama,
back massage pada penderita hipertensi, peningkatan volume sekuncup yang
lebih dari 50% berada pada tahap 2 berlangsung lama dapat terjadi akibat
sebanyak 13 responden (54,2%). gangguan penanganan garam dan air oleh
Responden sebagian besar berjenis kelamin ginjal atau konsumsi garam yang berlebih
perempuan yaitu sebanyak 18 responden atau juga peningkatan rangsangan saraf
(75%), sebagian besar berumur >56 tahun simpatis atau responsifitas yang berlebih
yaitu sebanyak 18 responden (75%). Hasil dari anterior terhadap rangsangan norma.
tabulasi silang didapatkan jenis kelamin Namun data belum menunjukan bahwa
perempuan dengan tekanan darah sistolik hipertensi disebabkan oleh faktor riwayat
dan diastolik paling besar sebanyak 9 keluarga. Hasil penelitian sebagian besar
responden (37,5%) berada pada tahap 1 dan responden hipertensi berada pada tahap 2
2, hasil tabulasi silang usia dengan tekanan (sistolik dan diastolik), perempuan 5 kali
darah sistolik dan diastolik didapatkan lebih beresiko hipertensi dari pada laki-laki
paling besar berada pada tahap 2 dengan walaupun usianya sama-sama >56 tahun,
tetapi tekanan darah pada laki-laki lebih
138
Jurnal STIKES
Volume 5, No. 2, Desember 2012

tinggi dari pada perempuan (Lampiran 5). besar berada pada tahap 1 dan pre
Berdasarkan data dari tabel 5.4 dengan hipertensi dengan usia > 56 tahun sebanyak
melihat klasifikasi hipertensi tekanan darah 7 responden (29,2%).
berada dalam tahap 2 (sistolik dan Slow stroke back massage dapat
diastolik), resiko kematian yang disebabkan memberikan efek meningkatkan sirkulasi
penyakit jantung yang tentunya darah dan kelenjar getah bening,
berhubungan dengan tekanan darah tinggi, melepaskan respon saraf, melepaskan
hipertensi terutama sistolik. Tekanan darah bahan kimia tubuh sehingga terjadi respon
pada penderita hipertensi harus relaksasi (Healey, 2011). Dalam
dipertahankan dalam nilai normal, sehingga meningkatkan aktivitas sistem saraf
penderita hipertensi dapat memperoleh parasimpatis yang mengeluarkan
kesehatan yang lebih baik terhindar dari neurotransmiter asetilkolin yang dapat
resiko komplikasi penyakit kardiovaskuler, menghambat depolarisasi SA node dan AV
dan meningkatkan kualitas hidup. Jika node akibat aktivitas sistem saraf simpatis
tekanan darah semakin tinggi, maka resiko yang mengeluarkan neurotransmiter
juga akan semakin tinggi, oleh karena itu norepinephrin, hal ini menyebabkan
penderita hipertensi perlu mengontrol terjadinya vasodilatasi sistemik dan
tekanan darah agar terhindar dari resiko penurunan kontraktilitas sehingga
terjadinya serangan jantung, stroke dan menimbulkan dampak penurunan kecepatan
komplikasi lainnya yang mengancam denyut jantung, curah jantung, dan volume
kesehatan penderita hipertensi. sekuncup sehingga terjadi perubahan
tekanan darah yaitu penurunan tekanan
darah, masase juga menstimulasi
Tekanan Darah Sesudah Dilakukan Slow menurunkan suhu tubuh, menurunkan level
Stroke Back Massage pada Penderita hormon stres diantaranya norepinephrin
Hipertensi di Puskesmas Pembantu dan adrenalin (Stein, 2004).
Blabak Wilayah Kerja Puskesmas Slow stroke back massage terbukti
Pesantren 1 Kota Kediri dapat menurunkan frekuensi responden dari
tahap hipertensi yang tinggi ke tahap yang
lebih rendah, dibuktikan dengan data
Berdasarkan hasil penelitian bahwa sebanyak 7 responden terjadi
didapatkan tekanan darah sistolik dan penurunan tekanan darah diastolik
diastolik sesudah dilakukan slow stroke mencapai tahap pre hipertensi yaitu menuju
back massage pada penderita hipertensi. kondisi tekanan darah yang lebih baik dan
Lebih dari 50% responden mempunyai dapat diturunkan dengan perubahan gaya
tekanan darah sistolik sebagian besar tahap hidup tanpa lagi menggunakan terapi
1 sebanyak 14 responden (58,3%). farmakologi. Lebih dari 50% responden
Setengah dari responden mempunyai mempunyai tekanan darah sistolik dan
tekanan darah diastolik tahap 1 sebanyak diastolik sebelum dilakukan slow stroke
12 responden (50%) dan pre hipertensi back massage berada pada tahap 2, namun
sebanyak 7 responden (29,2%), hasil lebih dari 50% responden mempunyai
tabulasi silang jenis kelamin perempuan tekanan darah sistolik dan diastolik sesudah
dengan tekanan darah sistolik, lebih dari dilakukan slow stroke back massage berada
50% yaitu sebanyak 12 responden (50%) pada tahap 1 dengan jenis kelamin
berada pada tahap 1, tekanan darah perempuan terjadi penurunan tekanan darah
diastolik paling besar berada pada tahap 1 karena perempuan lebih banyak terjadinya
dengan jenis kelamin perempuan sebanyak stres yang memicu terjadinya kenaikan
9 responden (37,5%), dan hasil tabulasi tekanan darah sehingga waktu diberikan
silang usia dengan tekanan darah sistolik relaksasi dapat terlihat perubahan tekanan
paling besar berada pada tahap 1 dengan darahnya. Responden yang mempunyai usia
usia > 56 tahun sebanyak 11 responden > 56 tahun paling besar terjadi penurunan
(45,8%), tekanan darah diastolik paling tekanan darah hal ini sesuai teori bahwa

139
Tindakan Slow Stroke Back Massage Dalam Menurunkan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi
Anastasi Widyo Retno, Dian Prawesti

slow stroke back massage dapat Pengaruh Slow Stroke Back Massage
memberikan efek meningkatkan sirkulasi terhadap Peruhanan Tekanan Darah
sehingga terjadi respon relaksasi pada Penderita Hipertensi di Puskesmas
dikarenakan efek dari slow stroke back Pembantu Blabak Wilayah Kerja
massage yang menurunkan denyut jantung Puskesmas Pesantren 1 Kota Kediri
dan curah jantung sehingga terjadi
penurunan tekanan darah dibuktikan
dengan penurunan jumlah responden yang Berdasarkan hasil penelitian
mempunyai tekanan darah tahap 2 ke tahap didapatkan tekanan darah sistolik dan
1. Namun ada beberapa responden yang diastolik pada responden. Hasil uji
mengalami kenaikan tekanan darah sistolik pengaruh Slow Stroke Back Massage
ataupun diastolik (Lampiran 5), hal ini terhadap perubahan tekanan darah sistolik
disebabkan karena keadaan yang dialami dan diastolik menggunakan uji statistik
responden tersebut merupakan hipertensi Wilcoxon didapatkan ρ sistolik = 0,001 dan
kronis yang membuat baroreseptor telah ρ diastolik = 0,007. Karena hasil ρ < α yang
terpasang dengan level yang lebih tinggi berarti ada pengaruh slow stroke back
dan merespon level yang baru, mekanisme massage terhadap perubahan tekanan darah
tersebut pada mulanya bersifat kompensasi, pada responden. Terjadi penurunan
tetapi proses adaptif tersebut membuka frekuensi responden dari hipertensi tahap 2
jalan dengan memberikan pembebanan ke tahap 1 dan pre hipertensi, namun tidak
pada jantung yang dianggap baroreseptor semua responden mengalami perubahan
level tersebut normal. Keadaan homeostasis berupa penurunan tekanan darah sistolik,
baroreseptor yang menurunkan rangsangan ada 1 responden (4,2%) yang terjadi
saraf simpatis, terbukti sesudah di lakukan peningkatan tekanan darah sistolik. Dari
slow stroke back masssage terjadi data didapatkan sebagian besar responden
penurunan frekuensi dari hipertensi tahap 2 terjadi penurunan tekanan darah sistolik
ke hipertensi tahap 1 dan tahap pre sebanyak 20 responden (83,3%) dan
hipertensi. Tekanan darah pada setiap sebagian besar responden terjadi penurunan
responden berbeda-beda, hal ini dapat tekanan darah diastolik sebanyak 17
disebabkan oleh proses faktor-faktor responden (70,8%) (tabel 8). Sentuhan pada
penyebab hipertensi yang berbeda pada kulit ataupun tekanan pada kulit membuat
setiap penderita hipertensi, namun data otot, tendon, dan ligamen menjadi rileks
belum membuktikan faktor riwayat sehingga meningkatkan aktivitas
keluarga yang menderita hipertensi parasimpatis untuk mengeluarkan
merupakan penyebab yang berperan dalam neurotransmiter asetilkolin untuk
proses terjadinya hipertensi dibuktikan dari menghambat aktivitas saraf simpatis di otot
hasil penelitian yang menunjukan bahwa jantung yang bermanifestasi pada
sebagian besar responden tidak memiliki penurunan tekanan darah. Masase memberi
riwayat hipertensi pada keluarga yaitu keuntungan pada organ seperti organ
sebanyak 17 responden (70,8%), muskuloskeletal dan kardiovaskuler yang
kemungkinan dikarenakan banyak memberi efek positif pada organ. Slow
responden yang tidak tahu apabila ada stroke back massage dapat membuat
keluarga responden mempunyai riwayat vasodilatasi pembuluh darah dan getah
keturunan hipertensi, atau penderita bening, dan meningkatkan respon refleks
hipertensi mengalami hipertensi karena baroreseptor yang mempengaruhi
faktor lain. penurunan aktivitas sistem saraf simpatis
dan meningkatkan aktivitas sistem saraf
parasimpatis. Mekanisme ini menyebabkan
terjadinya vasodilatasi sistemik dan
penurunan kontraktilitas otot jantung,
selanjutnya mempengaruhi terjadinya
penurunan kecepatan denyut jantung, curah
140
Jurnal STIKES
Volume 5, No. 2, Desember 2012

jantung, dan volume sekuncup dan pada difokuskan pada risiko akibat obat-obatan
akhirnya terjadi perubahan tekanan darah yang digunakan untuk terapi hipertensi.
yaitu penurunan tekanan darah (Healey, Beberapa studi akhir-akhir ini
2011). Pengaruh slow stroke back massage menyampaikan kemungkinan obat penurun
terbukti dan sesuai dengan teori bahwa tekanan darah dapat mempercepat risiko
slow stroke back massage juga dapat penyakit diabetes, terutama pada mereka
meningkatkan level dari serotonin, yang mempunyai risiko penyakit diabetes.
mengurangi efek psikis dari stres dan Penghambat beta dan diuretic merupakan
mengurangi resiko seperti hipertensi serta kelas obat yang paling sering dikaitkan
mempengaruhi hormon yang paling penting dengan diabetes. Sebaliknya, ARB dan
dalam tekanan darah yaitu Hormon yang penghambat EKA paling aman untuk
dikeluarkan medula adrenal selama masa diabetes. Penelitian tambahan diperlukakan
stres adalah norepinefrin dan epinefrin yang untuk mengkonfirmasi hasil-hasil pada
dilepaskan oleh kelenjar adrenal ke dalam studi ini. Peneliti juga memeriksa
darah. Kedua hormon ini meningkatkan pemakaian kombinasi obat untuk
respon “fight or flight”. pengobatan tekanan darah tinggi yang
Terapi masase membuat jaringan otot efektif. Kebanyakan pasien mengkonsumsi
menjadi rileks, menurunkan kesakitan, dan obat yang terpisah untuk mengontrol
spasme pada otot. Masase juga dapat tekanan darah mereka. Peneliti
menurunkan respon saraf kompresi. mengevaluasi kombinasi obat dengan dosis
Mekanisme ini dapat dijelaskan ketika yang lebih rendah dalam satu sediaan
jaringan otot kontraksi saat masase akan kapsul. Para peneliti percaya bahwa
membuat sistem saraf di sekitar area yang penelitian yang baik diperlukan untuk
dimasase juga ikut tertekan, dan jaringan melihat manfaat terapi ini. Mayoritas
otot rileks maka saraf juga akan teregang pasien dengan tekanan darah tinggi akan
dan dapat menjalankan aktivitas kerja memerlukan obat-obatan selama hidup
dengan normal melalui respon yang mereka untuk mengontrol tekanan darah
dihasilkan ke otak. Hasil penelitian mereka. Slow stroke back massage
menyatakan ada pengaruh yang signifikan merupakan cara yang sederhana, murah,
sebelum dan sesudah dilakukan slow stroke dapat dilakukan sewaktu-waktu dan dapat
back massage terhadap perubahan tekanan dilakukan oleh keluarga, sehingga dapat
darah dengan semua klasifikasi tahap meningkatkan relaksasi. Selain itu untuk
hipertensi pada penderita hipertensi, hal mendukung agar tekanan darah dapat
tersebut sesuai dengan teori bahwa dikontrol dapat dilakukan dengan merubah
penatalaksanaan slow stroke back massage gaya hidup dengan cara penurunan berat
dapat digunakan sebagai terapi badan, pembatasan konsumsi alkohol,
nonfarmakologi hipertensi dengan natrium, tembakau, konsumsi sayuran segar
meningkatkan aliran darah, limfe dan dapat dan buah, berolahraga dan teknik-teknik
meningkatkan aktivitas baroreseptor mengurangi stres, hal ini direkomendasi
sebagai prosesnya memberi impuls aferen untuk penderita hipertensi serta mengetahui
mencapai pusat jantung, selanjutnya Faktor-faktor yang dapat menimbulkan
meningkatkan aktivitas sistem saraf hipertensi diantaranya adalah, daya tahan
parasimpatis dan melepaskan hormon tubuh terhadap penyakit, genesis, umur,
asetilkolin sehingga terjadi penurunan jenis kelamin, adat kebiasaan, pekerjaan,
transmisi impuls akan menurunkan denyut dan ras atau suku. Faktor dilihat dari cepat
jantung, volume sekuncup dan curah atau lambatnya terjadinya penyakit
jantung. Selain melakukan terapi hipertensi diantaranya adalah, makanan
farmakologi dapat melakukan terapi yang berlebih, merokok, terlalu banyak
nonfarmakologi yaitu slow stroke back minum alkohol, kelainan pada ginjal,
massage. Penelitian lain yang memperkuat konsumsi garam, stres, penggunaan
bahwa terapi nonfarmakologik lebih aman jelantah, lain-lain (konsumsi kafein, pil KB,
dilakukan adalah penelitian yang

141
Tindakan Slow Stroke Back Massage Dalam Menurunkan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi
Anastasi Widyo Retno, Dian Prawesti

dan pola hidup pasif) (Muhammadun 2010; hipertensi. Sebagai dasar pertimbangan
43-74). intervensi dan implementasi keperawatan
mandiri nonfarmakologi dalam manajemen
penurunan tekanan darah pada penderita
Kesimpulan hipertensi. Hasil penelitian dapat
disosialisasikan kepada mahasiswa sebagai
pembelajaran dalam mengetahui macam-
Tekanan darah sebelum dilakukan macam metode relaksasi salah satunya
slow stroke back massage pada penderita adalah slow stroke back massage karena
hipertensi di Puskesmas Pembantu Blabak dapat menurunkan denyut jantung dan
Wilayah Kerja Puskesmas Pesantren 1 Kota curah jantung sehingga dapat terjadi
Kediri tekanan darah sistolik dan diastolik penurunan tekanan darah. Sebagai
berada pada tahap 2. Tekanan darah rekomendasi penelitian selanjutnya terkait
sesudah dilakukan slow stroke back metodologi dan keuntungan mekanisme
massage pada penderita hipertensi di fisiologis slow stroke back massage pada
Puskesmas Pembantu Blabak Wilayah sistem kardiovaskuler sehingga dapat lebih
Kerja Puskesmas Pesantren 1 Kota Kediri memanfaatkan dalam pengembangkan hasil
tekanan darah sistolik dan diastolik berada penelitian.
pada tahap 1.
Ada pengaruh slow stroke back massage
terhadap perubahan (penurunan tekanan Daftar Pustaka
darah) pada penderita hipertensi.
Responden sebagian besar terjadi
penurunan tekanan darah sistolik dan Corwin, Elizabeth J. (2009). Buku Saku
diastolik yaitu sebanyak 20 responden Patofisiologi. Jakarta : Buku
(83,3%), dan 17 responden (70,8%). Kedokteran EGC.
Healey, Dale DC. (2011). How Daes
Massage Work?.
Saran http://takingcharge.csh.umn.edu
/explore-healing-
practices/massage-therapy/how-
Penderita hipertensi dapat menerapkan does-massage-work. Tanggal 2
pijatan punggung untuk mendapatkan efek November 2011. Jam 14.20
relaksasi, menurunkan tekanan darah dan WIB.
mengurangi manifestasi yang ditimbulkan Muhammadun, AS. (2010). Hidup Bersama
akibat hipertensi diantaranya adalah Hipertensi Seringai Darah
kecemasan. Kecemasan yang dialami Tinggi Sang Pembunuh Sekejap.
pasien mempunyai beberapa alasan Yogyakarta : In-Books.
diantaranya : cemas akibat pusing, cemas Muttaqin, Arif. (2009). Buku Ajar Asuhan
akan kondisi penyakitnya, cemas jika Keperawatan Klien dengan
penyakitnya tidak bisa sembuh, cemas dan Gangguan Sistem
takut akan kematian. Terkadang kecemasan Kardiovaskular dan
dapat terlihat dalam bentuk lain, seperti Hematologi. Jakarta : Salemba
sering bertanya tentang penyakitnya dan Medika.
berulang meskipun pertanyaan sudah Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan
dijawab, pasien terlihat gelisah, sulit Metodologi Penelitian Ilmu
istirahat dan tidak bergairah saat makan. Keperawatan. Jakarta : Salamba
Pijatan punggung membuat pasien relaksasi Medika.
dengan cara yang murah, mudah dan Olney, C.M. (2005). The effect of
efektif. Sebagai rekomendasi intervensi therapeutic back massage in
keperawatan sehingga dapat meningkatkan hypertensive persons: a
pelayanan kesehatan pada penderita
142
Jurnal STIKES
Volume 5, No. 2, Desember 2012

preliminary study. Biological


Research for Nursing.
Prince, Sylvia A & Wilson, Lorraine M.
(2005). Patofisiologi: Konsep
Klinis Proses-proses Penyakit,
Edisi 6, Volume 1. Jakarta :
Buku Kedokteran EGC.
Stein, Richard. (2004). Complementary and
Alternative Cardiovascular
Medicine. United Stages of
America. Humana Press.
Whelton, Paul K. (2004). Epidemiology
and the Prevention of
Hypertension: Prevalence and
Incidence of Hypertension.
Health Sciences Center, New
Orleans, LA.
http://www.medscape.com/view
article/494336_2. Diakses
Tanggal 2 November 2011, Jam
21.00 WIB.

143

Anda mungkin juga menyukai