Anda di halaman 1dari 12

PEMANFAATAN SAMPAH UNTUK DESAIN PRODUK

UTILIZATION OF WASTE FOR PRODUCT DESIGN

Hengky Budi Purnama

ABSTRAK

Sampah dianggap merupakan salah satu masalah yang perlu ditanggulangi.


keberadaan sampah telah menjadi penyebab kotornya lingkungan. dengan
memanfaatkan sampah selain dapat mengurangi dampak negatifnya kepada
lingkungan. Juga dapat menjadi sumber penghasilan untuk masyarakat. melalui
keberadaan sampah secara tidak langsung dapat membantu masyarakat untuk
mendapatkan material untuk menunjukkan produktifitasnya. Metode kualitatif yang
digunakan pada penelitian ini, bertujuan untuk mendapatkan hasil berupa metode
masyarakat dalam memanfaatkan sampah sehingga menjadi produk yang baik.
berbagai macam produk telah dihasilkan. melalui proses yang tidak langsung
dalam memanfaatkan sampah. saat ini tidak sedikit produk yang telah dibuat
dengan berbahan dasar sampah.

Kata Kunci : Sampah, Material, Produk

ABSTRACT

Garbage is considered as one of the problems that need to be addressed. the


existence of garbage has become a cause of environmental pollution. by utilizing
waste in addition to reducing its negative impact on the environment. Can also be
a source of income for the community. through the presence of waste indirectly can
help people to get material to show their productivity. The qualitative method used
in this study aims to obtain results in the form of community methods in utilizing
waste to make a good product. various kinds of products have been produced.
through an indirect process of utilizing waste. at this time not a few products that
have been made with waste-based.

Keywords : Trash, Material, Products


PENDAHULUAN
Sampah dapat diartikan “sesuatu yang sudah tidak dapat digunakan lagi
atau sebagai material bekas hasil dari konsumsi”. Sampah sangat berpengaruh
terhadap kebersihan lingkungan. Entah itu berupa kebersihan dalam artian tidak
mengotori lingkungan atau dapat juga dikategorikan kepada kebersihan udara yang
tidak bau.
Dalam penggunaannya, sampah lebih banyak dibuang ke dalam tong
sampah/ tempat sampah lalu dikumpulkan pada tem- pat pembuangan akhir. Hal ini
dilakukan karena masyarakat memiliki anggapan bahwa sampah sudah tidak dapat
digunakan kembali. Jika dilihat dari kondisi sampah sendiri, memang anggapan
tersebut tidaklah salah. Jika dilihat dari perkembangan yang ada, sampah sudah
merupakan barang yang sangat membahayakan lingkungan dan masyarakat. Hal ini
jika tetap dibiarkan maka akan menghasilkan lingkungan yang di dalamnya terdapat
masyarakat yang tidak sehat.
Dalam perkembangannya, sampah pada saat ini sudah mulai dapat
digunakan kembali dan dapat menjadi salah satu barang konsumsi yang juga sudah
mulai diminati oleh masyarakat. Hal ini berkaitan dengan adanya ancaman “global
warming” yang salah satu pemicunya adalah asap hasil dari proses pembakaran
sampah. Dikarenakan hal itu maka banyak orang yang sudah mulai melirik sebuah
peluang usaha dalam bidang persampahan.
Perkembangan produk saat ini “semakin dibutuhkan untuk menuju
Indonesia sebagai negara maju”. Produk merupakan salah satu titik awal untuk
suatu negara agar dapat dikatakan maju. Karena secara tidak langsung berpengaruh
terhadap manusia yang berada di negara tersebut. Selain itu keberhasilan
mengembangkan produk kan dapat menciptakan lapangan pekerjaan untuk
masyarakat dan sehingga dapat meningkatkan taraf hidupnya.
Pada perkembangannya, sampah pada saat ini sudah mulai dapat digunakan
kembali dan dapat menjadi salah satu “barang konsumsi” yang juga sudah mulai
diminati oleh masyarakat. Dikarenakan hal itu maka banyak orang yang sudah
mulai melirik sebuah peluang usaha dalam bidang persampahan. Selain akan
membuat suatu lapangan kerja baru, juga akan adanya produk baru dengan inovasi
yang juga akan baru juga.

METODE
1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif. Yang dalam prakteknya “metode kualitatif berkembang mengikuti suatu
dalil sebagai proses yang tidak pernah berhenti. Ia berkembang dari proses
pencarian dan penangkapan makna yang diberikan oleh suatu realitas dan fenomena
sosial.” (Somantri,2005). Dijelaskan pula bahwa “seorang peneliti yang
berkecimpung dalam penelitian kualitatif “konvensional” ser- ing mengalami
proses “sell and trade”. Proses ini dapat dipahami pada dua gejala. Pertama, peneliti
terlibat secara interaktif dengan subjek, dan berperan dalam membentuk realitas
baru. Demikian juga sebaliknya, realitas secara interaktif memperkaya pengetahuan
dan makna sosial seorang peneliti. Kedua, peneliti dan “subjek” terlibat dalam
proses “pertukaran” sehingga interaksi dapat berjalan.”
Metode kualitatif merupakan “bagian dari proses pengetahuan yang dapat
diang- gap sebagai produk sosial dan juga proses sosial. Pengetahuan sebagai
sebuah proses setidaknya memiliki tiga prinsip dasar yakni empirisisme yang
berpangku pada fakta dan data, objektivitas dan control”.(Singleton ,1988:28-37)
Dalam penelitian ini metode tersebut dignuakan untuk dapat mendapatkan suatu
fakta mengenai adanya pemanfaatan sampah sebagai produk karena sampah meru-
pakan salah satu fenomena yang menjadi perhatian pada saat ini tidak hanya oleh
masyarakat namun oleh pemerhati ling- kungan.
2. Metode Pengumpulan Data
Untuk metode pengumpulan data, cara yang dilakukan adalah dengan
mengumpulkan berbagai pengertian dari berbagai literatur sebagai cara untuk
mendapatkan definisi dari tema sampah yang akan diteliti, hal ini dilakukan agar
mendapatkan definisi secara utuh tentang sampah sendiri agar tidak keluar dari
tema penelitian. Dan juga agar dapat mengetahui definisi yang di ketahui secara
luas oleh masayarakat.
Setelah mendapatkan definisi tentang sampah, metode pengumpulan data
yang dilakukan adalah dengan mendefinisikan sampah menurut jenisnya, hal ini
dilakukan agar dapat mengetahui jenis sampah yang berada di ligkungan. Beserta
manfaatnya dan cara pengolahan sampah tersebut. Setelah itu, baru melakukan
pengumpulan data tentang pemanfaatan sampah yang menurut jenisnya tersebut
agar dapat diketahui kelebihan dan kekurangan yang terdapat pada sampah yang
menurut jenisnya tersebut.
Setelah mendapatkan kelemahan dan kelebihan yang dimiliki oleh sampah
dengan jenis tertentu maka metode yang dilakukan adalah dengan cara mencari
gambar yang dapat mewakili tentang perkembangan sampah sampai saat ini. Hal
ini dilakukan agar dapat mengetahui perkembangan yang sudah dilakukan oleh
masyarakat pada lingkungan dalam kaitannya dengan pemanfaatan sampah.
Dikarenakan dengan melihat pemanfaatan sampah tersebut diharapkan adanya
pengembangan yang akan dilakukan oleh masyarakat dalam kaitannya dengan
pemanfaatan sampah agar tidak selalu mencontoh pemanfaatan benda yang sama.

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Sampah

Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya


suatu proses. Sampah merupakan didefinisikan oleh manusia menurut derajat
keterpakaiannya, dalam proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada
hanya produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung.
Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan,
maka Sampah dapat dibagi menurut sifatnya yaitu:
a. Sampah organik-dapat diurai (”degradable”)
Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna
oleh proses biologi baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa
hewan, sampah pertanian dan perkebunan.
b. Sampah anorganik-tidak terurai (“undegradable”)
- Non-biodegradable : yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh
proses biologi. Dapat dibagi lagi menjadi:
- “Recyclable” : sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali
karena memiliki nilai secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan
lain-lain.
- “Non-recyclable” : sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak
dapat diolah atau diubah kembali seperti “tetra packs”,“carbon
paper”,“thermo coal” dan lainnya.

Tabel 1. Kelebihan dan kekurangan menurut jenisnya

Jenis Sampah Kelebihan Kekurangan


Sampah Dapat bertahan lama adapat di - Tidak dapat terurai
Anorganik manfaatkan sebagai barang dengan tanah
konsumsi - Terdapat bahan kimia
pada sampah tertentu
Sampah - Dapat teruarai dengan - Bau yang tidak sedap
Organik tanah. - Kalau dibiarkan lama
- Dapat dimanfaatkan akan terdapat belatung.
menjadi pupuk

Dalam kaitannya dengan pemanfaatan sampah pada lingkungan maka sampah yang
berada di masyarakat adalah sampah yang dilihat dari jenisnya. Yaitu sampah yang
dapat didaur ulang yang dapat disebut juga dengan sampah organik dan sampah
tidak dapat didaur ulang yang disebut dengan sampah anorganik. Yang keduanya
memiliki kelebihan dan kekurangan.
2. Pemanfaatan Sampah

Sampah semakin hari semakin sulit dikelola, sehingga disamping kesadaran


dan partisipasi masyarakat, pengembangan teknologi dan model pengelolaan
sampah merupakan usaha alternatif untuk memelihara lingkungan yang sehat dan
bersih serta dapat memberikan manfaat lain seperti penghematan sumber daya
alam, penghematan energi, Penghematan lahan tempat pembuangan akhir serta
dapat menciptakan lingkungan asri (bersih, sehat, nyaman)

a. Bentuk Pemanfaatan sampah oraganik dengan pengomposan.


Pengomposan atau kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak
lengkap dari campuran bahan-bahan organic yang dapat dipercepat secara
artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan
yang hangat, lembab, dan aerobic atau anaerobik. Material sampah organic,
seperti zat tanaman, sisa makanan atau kertas, bisa diolah dengan
menggunakan proses biologis untuk kompos, atau dikenal dengan istilah
pengkomposan. Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagi pupuk
dan gas methana yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik.
Sampah organik atau dapat diurai Biodegradable : yaitu sampah yang
dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi baik aerob atau
anaerob, Sampah jenis ini dapat dimanfaatkan menjadi pupuk kompos
melalui pengomposan.
Pengomposan memiliki manfaat yang bermagam. Dan pemanfaatannya
berhubungan dengan lingkungan yang ada beserta penggunaannya dan
memiliki nilai ekonomis. Manfaat pengomposan sampah :
1) Dari segi teknologi manfaat pembuatan kompos antara lain :
 Teknik pembuatan kompos sangat beragam, mulai dari proses
yang mudah dengan menggunakan peralatan yang sederhana
sampai dengan proses yang canggih dengan peralatan modern.
 Secara teknis, pembuatan kompos dapat dilakukan secara
manual sehingga modal yang dibutuhkan relatif murah atau
secara masinal (padat modal) untuk mengejar skala produksi
yang tinggi.
2) Dari segi ekonomi, manfaat pembuatan kompos antara lain
 Pengkomposan dapat mengurangi jumlah sampah sehingga
akan mengurangi biaya operasinal pemusnahan sampah.
 Tempat pengumpulan sampah akhir dapat digunakan dalam
waktu yang lebih lama, karena sampah yang dikumpulkan
berkurang. Dengan demikian akan menguragi investasi lahan
TPA.
 Kompos dapat memperbaiki kondisi tanah dan dibutuhkan oleh
tanaman. Hal ini berarti kompos memiliki nilai kompetetif dan
ekonomis yang berarti kompos dapat dijual.
 Penggunaan pupuk anorganik dapat ditekan sehingga dapat
meningkatkan efisiensi penngunaannya.
3) Dari segi lingkungan manfaat pembuatan kompos antara lain
 Pengkomposan merupakan metode daur ulang yang alamiah
dan mengembalikan bahan organik ke dalam siklus biologis.
Kebutuhan energi dan bahan makanan yang diambil tumbuhan
dari dalam tanah dikembalikan lagi ke dalam tanah.
 Mengurangi pencemaran lingkungan, karena sampah yang
dibakar, yang dibuang ke sungai ataupun yang dikumpulkan di
TPA akan berkurang. Ini berarti mengurangi pencemaran udara
maupun air tanah.
 Pemakaian kompos pada lahan perkebunan atau pertanian akan
meningkatkan kemampuan lahan dalam menahan air sehingga
terjadi koservasi air. Kompos mempuyai kemampuan
memperbaiki dan meningkatkan kondisi kesuburan tanah
(konservasi tanah).
Secara teoritis apabila program daur ulang sampah dengan sistem
terpadu dapat dilakukan, maka sampah yang tersisa hanya tinggal 15 –
20% saja, sehingga akan mengurangi ritasi transportasi sampah ke
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan umur TPA akan semakin
panjang.
Pada akhirnya aspek peran serta masyarakat merupakan hal yang
sangat penting dalam pengelolaan persampahan. Dalam strategi jangka
panjang peran aktif masyarakat menjadi tumpuan bagi suksesnya
pengelolaan sampah kota, dan dalam program jangka panjang setiap
rumah tangga disarankan mengelola sendiri sampahnya melalui
program 3 R (Reduce, reuse dan recycle).

Gambar 1. Proses pengomposan sampah organik

b. Daur ulang untuk sampah anorganik


Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas
menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang
sebenarnya bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan energi,
mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika
dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru.
Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri
atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan
pembuatan produk/material bekas pakai, dan komponen utama dalam
manajemen sampah modern dan bagian ketiga dalam metode pemanfaatan
sampah 3R (“Reuse”,”Reduce”dan “Recycle”).
Untuk sampah anorganik maka proses yang dilakukan adalah proses
daur ulang. Hal ini dikarenakan Sampah anorganik merupakan sampah
yang tidak dapat terurai. Pada sampah jenis anorganik terdapat sampah
Non- biodegradable atau dapat disebut juga dengan sampah yang tidak bisa
diuraikan oleh proses biologi. Dan dalam pengembangannya sampah
anorganik tersebut dapat diolah digunakan kembali karena memiliki nilai
secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.
Sampah anorganik tidak dapat terdegradasi secara alami. Dengan
kreativitas, sampah dengan jenis ini bisa didaur ulang untuk beragam
kebutuhan, seperti bunga, tas, piring dan lain sebagaimnya

Ganbar 2. Bunga dari gelas plastik


Gambar 3. Pembuatan tas dari gelas plastik

Gambar 4. Pembuatan tas dari bungkus kopi plastik

Gambar 5. Piring dari gelas plastik


KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan
Pada penerapannya saat ini sampah sudah dapat menjadi salah satu barang
yang dapat dikonsumsi. konsumsi dalam artian menjadi benda untuk pakai. Dan
memiliki nilai jual sehingga dapat menjadi salah satu peluang untuk membuat
usaha. Sampah yang akan di jadikan barang jadi haruslah melalui proses yang bisa
dikatakan proses kotor karena perlu adan- ya proses awal mencari sampah tersebut
ditempat yang diidentikkan kotor.. Dikarenakan dalam pengertiannya sampah
merupakan benda hasil konsumsi yang memang sudah kotor dan memiliki berbagai
macam bakteri. Jika dapat dibersihkan dan dimanfaatkan secara maksimal maka
sampah akan menjadi salah satu cara untuk membuka usaha dalam memproduksi
benda jadi.
Berbicara mengenai material dari suatu produk. Perlu adanya perlakukan
tambahan agar sampah dapat dimanfaatkan kembali walaupun dalam bentuk dan
fungsi yang berbeda. Perlakuan tersebut dimak- sudkan agar sampah dapat
memberikan manfaat secara maksimal. Karena dengan adanya fungsi yang baru
maka perlu adanya penyesuaian sampah tersebut.

2. Saran
Dalam kaitannya dengan material yang akan dipakai dalam suatu produk,
perlu adnaya pengetahuan yang dapat mem- berikan informasi tambahan mengani
karak- ter dari sampah yang akan dimanfaatkan. Selain itu perlu dilakukannya
pelatihan yang berkaitan dengan memberi penyuluhan kepada msayarakat akan
manfaat sampah tidak hanya berupa memberikan suatu produk jadi akan tetapi juga
harus diajarkan mengenai peluang baru berkaitan dengan sampah yang akan
dimanfaatkan tid- ak hanya dari segi fungsi namun pen- golahan untuk
mendapatkan bentuk baru.
DAFTAR PUSTAKA

Palgunadi, Bram,(2008). Desain Produk 3: Aspek-aspek disain, Penerbit ITB:


Bandung

Sachari, Agus Dan Sunarya,Yan yan. 2002, Sejarah Perkembangan Desain Dan
Dunia Kesenirupaan Di Indonesia, Penerbit ITB: Bandung.

Sarwono, Jonathan dan Lubis, Hary. (2007). Metode Riset untuk Desain.

Sugiyono. 2005, Memahami Penelitian Kualitatif, Alfabeta: Bandung Komunikasi


Visual. Penerbit Andi: Yogyakarta

Jurnal

Somantri,G,R.(2005), Memahami Metode Kualitatif, Makara, Sosial Humaniora,


Vol. 9, No. 2, Desember 2005, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Poli- tik,
Universitas Indonesia, Depok, Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai