Anda di halaman 1dari 47

MAKALAH SISTEM INFORMASI KEPERILAKUAN

“MODEL PENERIMAAN TEKNOLOGI”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
TAUFIK HIDAYAT (A31116010)
LUDIA DANIEL (A31116037)
ANESTHESIA JOALSA PERTIWI (A31116317)
EKA RESKI MAULINA (A31116320)
ATALYA FIDELA SAMBENGA (A31116524)

DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
penulis panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
tentang “Model Penerimaan Teknologi”.

Tujuan dibuatnya makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah sistem
informasi keperilakuan. Penulis berharap tugas ini dapat bermanfaat bagi penulis
secara pribadi untuk meningkatkan kapasitas diri dan juga bagi pembaca umum
untuk menambah wawasan pengetahuan.

Akhir kata penulis sampaikan terima kasih kepada pembaca atas


perhatiannya terhadap makalah ini. Penulis menyadari betul bahwa makalah ini
sangat jauh dari kesempurnaan, sehingga menjadi harapan Penulis kritik, saran dan
masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan dimasa yang
akan datang.

Makassar, 17 September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG .............................................................................. 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ......................................................................... 1
1.3 TUJUAN PENULISAN ........................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
2.1 PENDAHULUAN .................................................................................... 3
2.2 KONSEP MODEL PENERIMAAN TEKNOLOGI ................................ 3
2.3 KONSTRUK-KONSTRUK DI TAM ...................................................... 5
2.3.1 Kegunaan Persepsian ........................................................................ 5
2.3.2 Kemudahan Penggunaan Persepsian ................................................. 6
2.3.3 Sikap Terhadap Perilaku ................................................................... 7
2.3.4 Minat Perilaku ................................................................................... 7
2.3.5 Perilaku ............................................................................................. 8
2.4 PERBEDAAN TAM DAN TPB .............................................................. 8
2.5 PERKEMBANGAN TAM ....................................................................... 9
2.5.1. Pengenalan Model ............................................................................. 9
2.5.1. Validasi Model ................................................................................ 11
2.5.2. Eksistensi Model ............................................................................. 12
2.5.3. Elaborasi Model .............................................................................. 15
2.6 VARIABEL-VARIABEL EKSTERNAL TAM .................................... 16
2.7 TEKNOLOGI, SUBYEK DAN SITUASI YANG BERBEDA ............. 20
2.8 KELEBIHAN-KELEBIHAN TAM ....................................................... 22
2.9 KELEMAHAN-KELEMAHAN TAM .................................................. 22
2.10 PENGUKURAN KONSTRUK-KONSTRUK....................................... 24
2.10.1. Teori yang Mendasari ..................................................................... 24
2.10.2. Membangun Pengukuran Konstruk-Konstruk ................................ 28

ii
2.10.3. Hubungan dengan Penggunaan ....................................................... 37
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 41
3.1 KESIMPULAN ...................................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 43

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Teknologi merupakan hal yang tak dapat dipisahkan oleh kehidupan
manusia di era ini. Teknologi digunakan untuk memudahkan pekerjaan
manusia. Hadirnya teknologi maka suatu pekerjaan dapat diselesaikan dengan
waktu yang cepat dan juga dengan biaya yang lebih kecil. Teknologi yang terus
berkembang membuat manusia harus lebih bekerja keras untuk mampu
beradaptasi dengan kemunculan teknologi baru.
Manusia memiliki peran penting dalam perkembangan teknologi. Manusia
merupakan pihak yang membuat maupun yang menggunakan teknologi itu
sendiri. Menciptakan teknologi baru yang lebih canggih dilakukan manusia
dalam rangka ingin mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Penggunaan
teknologi juga memberikan dampak yang besar dalam memudahkan pekerjaan
manusia tanpa harus mengeluarkan biaya yang lebih besar.
Kehadiran teknologi mampu meningkatkan kinerja manusia menjadi lebih
baik. Terdapat individu yang mampu mengikuti perkembangan teknologi ,
namun ada pula individu yang sulit menerima kehadiran teknologi. Individu
yang mampu mengikuti perkembangan teknologi memiliki beberapa persepsi
yang berbeda dalam menggunakan teknologi. Salah satu teori tentang
penggunaan sistem teknologi informasi yang dianggap sangat berpengaruh dan
dan umumnya digunakan untuk menjelaskan penerimaan individual terhadap
penggunaan sistem teknologi informasi adalah model penerimaan teknologi .
Oleh karena itu, dalam makalah ini kami akan membahas mengenai teori model
penerimaan teknologi (Technology Acceptance Model).

1.2 RUMUSAN MASALAH


Adapun rumusan masalah yang akan di uraikan dalam makalah ini, yaitu:

1
1. Apa yang dimaksud dengan Model penerimaan teknologi (Technology
Acceptance Model atau TAM) dan bagaimana konsep nya?
2. Apa saja konstruk-kosntruk yang ada di TAM?
3. Apa perbedaan dari TAM dan TPB?
4. Bagaimana perkembangan TAM?
5. Apa saja variabel-variabel eksternal dari Model TAM?
6. Apa saja kelebihan dan kelemahan TAM?
7. Bagaimana melakukan pengukuran-pengukuran konstruk-konstruk di
TAM?
1.3 TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui definisi serta konsep dari Model penerimaan teknologi
(Technology Acceptance Model atau TAM).
2. Untuk mengetahui konstruk-kosntruk yang ada di TAM.
3. Untuk mengetahui perbedaan dari TAM dan TPB.
4. Untuk mengetahui perkembangan TAM.
5. Untuk mengetahui variabel-variabel eksternal dari Model TAM.
6. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan TAM.
7. Untuk mengetahui cara untuk melakukan pengukuran-pengukuran
konstruk-konstruk di TAM.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENDAHULUAN

Salah satu teori tentang penggunaan sistem teknologi informasi yang


dianggap sangat berpengaruh dan umumnya digunakan untuk menjelaskan
penerimaan individual terhadap penggunaan sistem teknologi informasi adalah
model penerimaan teknologi (Technology Acceptance Model) (TAM). Teori ini
pertama kali dikenalkan oleh Davis (1986). Teori ini dikembangkan dari Theory
of Reasoned Action atau TRA oleh Ajzen dan Fishbein (1980).

2.2 KONSEP MODEL PENERIMAAN TEKNOLOGI

Model penerimaan teknologi (Technology Acceptance Model atau


TAM) merupakan suatu model penerimaan sistem teknologi informasi yang
akan digunakan oleh pemakai. Model penerimaan teknologi atau technology
acceptance model (TAM) dikembangkan oleh Davis et al. (1989) berdasarkan
model TRA.
Model TRA dapat diterapkan karena keputusan yang dilakukan oleh
individu untuk menerima suatu teknologi sistem informasi merupakan tindakan
sadar yang dapat dijelaskan dan diprediksi oleh minat perilakunya. TAM
menambahkan dua konstruk utama ke dalam model TRA. Dua konstruk utama
ini adalah kegunaan persepsian (perceived usefulness) dan kemudahan
penggunaan persepsian (perceived ease of use). TAM berargumentasi bahwa
penerimaan individual terhadap sistem teknologi informasi ditentukan oleh dua
konstruk tersebut.
Kegunaan persepsian (perceived usefulness) dan kemudahan
penggunaan persepsian (perceived ease of use) keduanya mempunyai pengaruh
ke minat perilaku (behavioral intention). Pemakai teknologi akan mempunyai
minat menggunakan teknologi (minat perilaku) jika merasa sistem teknologi
bermanfaat dan mudah digunakan. Kegunaan persepsian (perceived usefulness)

3
juga mempengaruhi kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of use)
tetapi tidak sebaliknya.
Model dari TAM dapat dilihat di gambar berikut ini.

Kegunaan
Persepsian
(Perceived
Usefulness)
Sikap terhadap Minat Perilaku
Perilaku (Behavioral Perilaku
(Attitude towards
Intention) (Behaviour)
Behaviour)
Kegunaan
Penggunaan
Persepsian
(Perceived
Ease of Use)

Gambar 1. Technology Acceptance Model (TAM).

Karena TAM dimaksudkan untuk penggunaan teknologi, maka perilaku


(behavior) di TAM dimaksudkan sebagai perilaku menggunakan teknologi.
Oleh karena itu TAM juga banyak dituliskan lebih spesifik pada penggunaan
teknologi sebagai berikut ini.

Kegunaan
Persepsian
(Perceived
Usefulness)
Sikap terhadap Minat Perilaku Penggunaan
Menggunakan Menggunakan Teknologi
Teknologi Teknologi Sesungguhnya
(Attitude towards (Behavioral (Actual
Kegunaan Using Technology) Intention to Use) Technology Use)
Penggunaan
Persepsian
(Perceived
Ease of Use)

Gambar 2. Technology acceptance model (TAM) yang spesifik menyebutkan


perilaku sebagai penggunaan teknologi.

4
2.3 KONSTRUK-KONSTRUK DI TAM

Technology acceptance model (TAM) yang pertama yang belum


dimodifikasi menggunakan lima konstruk utama. Kelima konstruk ini adalah
sebagai berikut ini.

1. Kegunaan persepsian (perceived usefulness).


2. Kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of use).
3. Sikap terhadap perilaku (attitude towards behaviour) atau sikap
menggunakan teknologi (attitude towards using technology).
4. Minat perilaku (behavioral intention) atau minat perilaku menggunakan
teknologi (behavioral intention to use).
5. Perilaku (behavior) atau penggunaan teknologi sesungguhnya (actual
technology use).

2.3.1 Kegunaan Persepsian

Konstruk tambahan yang pertama di TAM adalah kegunaan


persepsian (perceived usefulness). Kegunaan persepsian (perceived
usefulness) didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa
menggunakan suatu teknologi akan meningkatkan kinerja pekerjaannya.

Dari definisinya, diketahui bahwa kegunaan persepsian (perceived


usefulness) merupakan suatu kepercayaan (belief) tentang proses
pengambilan keputusan. Dengan demikian jika seseorang merasa percaya
bahwa sistem informasi berguna maka dia akan menggunakannya.
Sebaliknya jika seseorang merasa percaya bahwa sistem informasi kurang
berguna maka dia tidak akan menggunakannya.

Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa konstruk


kegunaan persepsian (perceived usefulness) mempengaruhi secara positip
dan signifikan terhadap penggunaan sistem informasi (misalnya Davis,
1989; Chau, 1996; Igbaria et al., 1997; Sun, 2003) Penelitian-penelitian
sebelumnya juga menunjukkan bahwa kegunaan persepsian (perceived
usefulness) merupakan konstruk yang paling banyak signifikan dan penting

5
yang mempengaruhi sikap (attitude), minat (behavioral intention), dan
perilaku (behavior) di dalam menggunakan teknologi dibandingkan dengan
konstruk yang lainnya.

Konstruk kegunaan persepsian (perceived usefulness) dibentuk dari


banyak item. Davis (1986) menggunakan 6 buah item untuk membentuk
konstruk ini. Keenam item ini dapat dilihat di Tabel 4.5.

2.3.2 Kemudahan Penggunaan Persepsian

Konstruk tambahan yang kedua di TAM adalah kemudahan


penggunaan persepsian (perceived ease of use). Kemudahan penggunaan
persepsian (perceived ease of use) didefinisikan sebagai sejauh mana
seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan bebas dari
usaha.

Dari definisinya, diketahui bahwa konstruk kemudahan penggunaan


persepsian (perceived ease of use) ini juga merupakan suatu kepercayaan
(belief) tentang proses pengambilan keputusan. Jika seseorang merasa
percaya bahwa sistem informasi mudah digunakan maka dia akan
menggunakannya. Sebaliknya jika seseorang merasa percaya bahwa sistem
informasi tidak mudah digunakan maka dia tidak akan menggunakannya.

Penelitian-penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa


konstruk kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of use)
mempengaruhi kegunaan persepsian (perceived usefulness), sikap
(attitude), minat (behavioral intention), dan penggunaan sesungguhnya
(behavior).

Konstruk kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of


use) juga dibentuk dari banyak item. Davis (1986) juga menggunakan 6
buah item untuk membentuk konstruk ini. Keenam item ini dapat dilihat di
Tabel 4.5.

6
2.3.3 Sikap Terhadap Perilaku

Sikap terhadap perilaku (attitude towards behavior) didefinisikan


oleh Davis et al. (1989) sebagai perasaan positip atau negatip dari seseorang
jika harus melakukan perilaku yang akan ditentukan. Sikap terhadap
perilaku (attitude towards behavior) juga didefinisikan oleh Mathieson
(1991) sebagai evaluasi pemakai tentang ketertarikannya menggunakan
sistem.

Hasil penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa sikap


(attitude) ini berpengaruh secara positip ke minat perilaku (behavioral
intention). Akan tetapi beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa sikap
(attitude) ini tidak mempunyai pengaruh yang signifikan ke minat perilaku
(behavioral intention). Oleh karena itu, beberapa penelitian yang
menggunakan TAM tidak memasukkan konstruk sikap (attitude) di dalam
modelnya.

2.3.4 Minat Perilaku

Minat perilaku (behavioran intention) adalah suatu keinginan


(minat) seseorang untuk melakukan suatu perilaku yang tertentu (lihat juga
definisi ini di bab 2.4). Seseorang akan melakukan suatu perilaku (behavior)
jika mempunyai keinginan atau minat (behavior intention) untuk
melakukannya.

Hasil penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa minat


perilaku (behavioral intention) merupakan prediksi yang baik dari
penggunaan teknologi oleh pemakai sistem (misalnya adalah penelitian-
penelitian yang dilakukan oleh Davis et al., 1989; Taylor dan Todd, 1995;
Venkatesh dan Davis, 2000).

7
2.3.5 Perilaku

Perilaku (behavior) adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang.


Dalam konteks penggunaan sistem teknologi informasi, perilaku (behavior)
adalah penggunaan sesungguhnya (actual use) dari teknologi.

Karena penggunaan sesungguhnya tidak dapat diobservasi oleh


peneliti yang menggunakan daftar pertanyaan, maka penggunaan
sesungguhnya ini banyak diganti dengan nama pemakaian persepsian
(perceived usage). Davis (1989) menggunakan pengukuran pemakaian
sesungguhnya (actual usage), dan Igbaria et al. (1995) menggunakan
pengukuran pemakaian persepsian (perceived usage) yang diukur sebagai
jumlah waktu yang digunakan untuk berinteraksi dengan suatu teknologi
dan frekuensi penggunaannya. Szajna (1994) menyarankan menggunakan
penggunaan dilaporkan-sendiri (self-reported usage) sebagai pengganti
penggunaan sesungguhnya (actual usage).

2.4 PERBEDAAN TAM DAN TPB

Tiga perbedaan utama antara TAM dan TPB adalah sebagai berikut ini.

1. Tingkat generalisasinya berbeda.


Kepercayaan-kepercayaan (beliefs) tentang kegunaan persepsian
(perceived usefulness) dan kemudahan penggunaan persepsian (perceived
ease of use) di TAM lebih spesifik sebagai penentu utama keputusan
menggunakan teknologi. Kepercayaan-kepercayaan (beliefs) di TPB lebih
luas dan berbeda untuk situasi tertentu.
2. Variabel-variabel sosial.
TPB memasukkan norma-norma sosial, yaitu subjective norm kedalam
modelnya. Variabel-variabel sosial tidak ada di TAM.
3. Perlakuan berbeda terhadap kontrol perilaku.
Model TPB memasukkan variabel-variabel yang mengontrol perilaku yang
disebut dengan kontrol perilaku persepsian (perceived behavior control),

8
untuk TAM, variabel-variabel pengontrol perilaku ini tidak ada secara
eksplisit.

2.5 PERKEMBANGAN TAM

Menurut Lee et al. (2003), sejak TAM dikenalkan sampai tahun 2000
saja, teori ini sudah dirujuk oleh 424 penelitian lainnya dan sampai dengan
tahun 2003 sudah dirujuk oleh 698 penelitian seperti yang dilaporkan oleh
Social Science Citation Index (SSCI).

Perkembangan TAM sampai dengan tahun 2003 oleh Lee et al. (2003)
diklasifikasikan kedalam empat kemajuan, yaitu pengenalan model (model
introduction), validasi model (model validation), ekstensi model (model
extension) dan elaborasi model (model elaboration).

2.5.1. Pengenalan Model

Banyak peneliti mencoba menentukan faktor-faktor apa saja yang


mempengaruhi kepercayaan-kepercayaan (beliefs) dan sikap (attitude)
pemakai terhadap penggunaan sistem teknologi informasi. TAM
dikembangkan dari teori TRA untuk memberikan penjelasan tentang
perilaku pamakai sistem informasi. TAM pertamakali dikenalkan oleh
Davis (1986).

Gambar 3. Kemajuan dari penelitian TAM

9
Karena TAM masih merupakan model yang baru, penelitian-
penelitian di era pengenalan model ini banyak mencoba membandingkan
TAM dengan TRA dan dengan TPB. Davis et al (1989) menemukan bahwa
TAM lebih baik menjelaskan keinginan untuk menerima teknologi
dibandingkan dengan TRA.

Mathieson (1991) membandingkan Technology Acceptance Model


(TAM) dan Theory of Planned Behavior (TPB). Kedua model ini sama-
sama memprediksi minat pemakai untuk menggunakan teknologi sistem
informasi. Kedua model ini dibandingkan menggunakan tiga kriteria
sebagai berikut ini.

1. Seberapa baik mereka memprediksi minat pemakai untuk menggunakan


sebuah sistem informasi.
2. Seberapa bernilai informasi yang disediakan oleh model-model.
3. Seberapa sulit model-model diterapkan.

Mathieson (1991) menyimpulkan bahwa kedua model menjelaskan


minat perilaku dengan baik, tetapi TAM menjelaskan sikap (attitude) lebih
baik dari TPB. Model TAM lebih sederhana dibandingkan dengan TPB.
Secara umum tidak dapat disimpulkan satu model lebih baik dari yang
lainnya.

Hubona dan Cheney (1994) membandingkan TAM dengan TPB


(Theory of Planned Behavior) dan menemukan bahwa TAM lebih
sederhana, mudah digunakan dan lebih baik untuk menjelaskan penerimaan
teknologi oleh pemakai dibandingkan dengan TPB.

Chau dan Hu (2001) membandingkan tiga model yaitu TAM, TPB


dan TPB yang didekomposisi. Penelitian ini menggunakan subyek dokter di
Hong Kong. Hasil penelitian menunjukkan bahwa TAM lebih baik
menjelaskan minat perilaku dokter untuk menggunakan teknologi
telemedicine dibandingkan yang dijelaskan oleh TPB. TPB yang
didekomposisi memberikan hasil yang lebih baik dari TAM.

10
Taylor dan Todd (1995) menemukan bahwa TPB dan TPB
didekomposisi lebih dapat menjelaskan penerimaan pemakai sistem
dibandingan dengan TPB. Hasil ini harus diartikan secara lebih hati-hati
karena mendekomposisi TPB akan menambah jumlah variabel dan tentunya
juga meningkatkan kekuatan penjelasan dari modelnya.

2.5.1. Validasi Model

Beberapa penelitian menguji validitas dari instrumen-instrumen


yang digunakan untuk mengukur penerimaan teknologi oleh pemakai.
Peneliti-peneliti ini ingin menguji validitas instrumen tersebut untuk
digunakan di teknologi, situasi dan tugas-tugas yang berbeda.

Penelitian Adams et al. (1992) mereplikasi dan mengembangkan


penelitian Davis (1989) dengan hasil menunjukkan bahwa pengukuran
konstruk kegunaan persepsian (perceived usefulness) atau PU dan
kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of use) atau PEOU
adalah valid dan reliabel untuk situasi dan sistem informasi yang berbeda.
Demikian juga Hendrikson et al. (1996) menemukan bahwa pengukuran
instrumen-instrumen PU dan PEOU dari TAM valid di analisis test-retest.

Szajna (1994) menginvestigasi validitas prediksi dari pengukuran


TAM untuk mengetahui apakah pengukuran tersebut dapat memprediksi
dengan berhasil perilaku kedepan. Szajna menggunakan sampel 47
mahasiswa MBA dan menganalisisnya dengan analisis diskriminan
(discriminant analysis). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PU dan
PEOU dapat digunakan untuk memprediksi perilaku kedepan dari pemakai
sistem informasi.

Segars dan Grover (1993) menguji model TAM dengan


menggunakan analisis faktor konfirmatori (confirmatory factor analysis).
Hasil penelitian mereka ini menemukan model TAM tidak hanya
mengandung dua faktor saja, yaitu PU dan PEOU tetapi seharusnya menjadi

11
tiga faktor model, yaitu terdiri dari tiga faktor dengan ditambah dengan
faktor efektivitas sebagai faktor baru di TAM.

Hasil penelitian Segars dan Grover (1993) ini mendapat beberapa


dukungan dan sanggahan. Barki dan Hartwick (1994) menyatakan bahwa
konstruk PU dapat terdiri dari beberapa konstruk-konstruk didalamnya.
Konstruk-konstruk didalam termasuk konstruk PU ini dapat diukur dengan
item-item percieved usefulness (PU), dan peningkatan produktivitas
persepsian, efektivitas, dan kinerja. Dengan demikian faktor efektivitas
sebenarnya bagian dari faktor PU. Hasil penelitian Segars dan Grover
(1993) juga dibantah oleh Chin dan Todd (1995). Dengan menggunakan
analisis Pemodelan Persamaan Struktural atau SEM (Structural Equation
Modelling) mereka menemukan sebuah faktor tunggal PU dan
menyimpulkan bahwa tidak ada alasan rasional untuk mencegah menjadi
dua dimensi yaitu PU dan efektivitas. Mereka menduga hasil penelitian
Segars dan Grover (1993) terkena efek konfounding (confounding effect)
akibat merubah skala-skala (scales) di daftar pertanyaan dan juga karena
ukuran sampel yang kecil.

Selama periode tahun 1990 sampai dengan tahun 1995 banyak


penelitian yang mencoba menguji konsistensi, validitas dan realibilitas
pengukuran instrumen-instrumen TAM. Semua peneliti sependapat bahwa
tidak ada pengukuran yang secara absolut benar untuk membentuk suatu
konstruk. Demikian juga tidak ada pengukuran yang absolut benar untuk
konstruk PU dan PEOU yang berbeda waktu, kondisi dan teknologi yang
digunakan. Akan tetapi, secara umum, hasil-hasil penelitian menunjukkan
bahwa pengukuran instrumen-instrumen TAM cukup kuat, konsisten, valid,
dan reliabel.

2.5.2. Eksistensi Model

Disamping menguji validitas model TAM, beberapa peneliti juga


mencoba mengembangkan (mengekstensi) model TAM dengan

12
menambahkan beberapa variabel eksternal yang menerangkan lebih lanjut
atau menjadi penyebab (antecedent) dari kegunaan persepsian (perceived
usefulness) atau PU dan kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease
of use) atau PEOU di TAM. Model TAM yang dimodifikasi ini dengan
ditambahkan variabel-variabel eksternal tampak di Gambar berikut ini.

Kegunaan
Persepsian
(Perceived
Usefulness)

Sikap terhadap Minat Perilaku


Variabel- Penggunaan
Menggunakan Menggunakan
variabel Teknologi
Teknologi Teknologi
Eksternal Sesungguhnya
(Attitude towards (Behavioral
(Actual
Using Intention to
Technology Use)
Technology) Use)
Kegunaan
Penggunaan
Persepsian
(Perceived
Ease of
Use)

Gambar 4. TAM yang dikembangkan.

Penelitian-penelitian yang mencoba mengembangkan model TAM


melakukannya dengan menambahkan variabel-variabel eksternal. Variabel-
variabel eksternal yang digunakan dapat dikategorikan misalnya sebagai
variabel-variabel individual, organisasi, kultur, dan karakteristik-
karakteristik tugas.

Penelitian yang menambahkan variabel-variabel individual


misalnya adalah yang dilakukan oleh Agarwal dan Prasad (1999), Gefen
dan Straub (1997), dan Karahanna et al. (1999). Penelitian ini
mengembangkan model TAM dengan menambahkan lima macam variabel
individual sebagai variabel-variabel eksternal yang lebih menjelaskan

13
konstruk PU dan PEOU. Hasil penelitian ini menemukan bahwa pelatihan
(training) berhubungan positip dengan konstruk PU dan pengalaman masa
lalu (prior experience), peran pemakai sehubungan dengan teknologi (role
with regard to technology), masa kerja (tenure in workplace), tingkat
pendidikan (level of education) berhubungan dengan PEOU.

Gefen dan Straub (1997) meneliti efek dari perbedaan gender


terhadap penerimaan sistem informasi. Hasil penelitian mereka menemukan
bahwa laki-laki lbih diakibatkan oleh PU dan wanita lebih dipengaruhi oleh
PEOU dan norma-norma subyektif dalam menerima sistem informasi.
Penelitian Karahanna et al. (1999) membedakan antara pengadopsi sistem
informasi yang potensial, yang belum mengadopsi, dengan pemakai yang
sudah mengadopsi dari waktu ke waktu. Penelitian mereka menemukan hal
yang berbeda, yaitu norma subyektif mempengaruhi minat dari pengadopsi
potensial dan sikap (attitude) mempengaruhi pengadopsi sekarang.

Penelitian yang menambahkan variabel-variabel organisasi


dilakukan oleh Igbaria et al. (1995). Penelitian ini menggunakan variabel-
variabel pelatihan pemakai (user training), dukungan komputasi
(computing support), dan dukungan manajemen (management support).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel-variabel organisasi ini
berhubungan dengan konstruk PU, PEOU dan pemakaian komputer mikro.

Penelitian yang menambahkan variabel kultur misalnya dilakukan


oleh Straub (1994). Penelitian ini menggunakan dua negara yang
mempunyai dua kultur yang berbeda, yaitu Amerika Serikat dan Jepang.
Penelitian ini menemukan bahwa kultur mempengaruhi sikap pemakai
sistem dalam pemilihan media yang akan digunakan. Penelitian ini
menunjukkan bahwa pekerja-pekerja Jepang menganggap fax lebih
berguna, sedang pekerja-pekerja Amerika menganggap e-mail lebih
bermanfaat.

14
Penelitian yang menambahkan variabel karakteristik-karakteristik
tugas misalnya dilakukan oleh Karahanna dan Limayem (2000), Geren dan
Straub (2000), dan Moon dan Kim (2001). Penelitian Karahanna dan
Limayem (2000) menggunakan tugas-tugas yang dilakukan dengan e-mail
dan voice-mail. Mereka menemukan hasil bahwa penentu pemakaian sistem
informasi dengan konstruk PU dan PEOU berbeda untuk tugas-tugas yang
berbeda. Konstruk PU tidak mempunyai pengaruh dengan penggunaan e-
mail tetap berhubungan dengan penggunaan voice-mail. Gefen dan Straub
(2000) menggunakan dua tugas yang berbeda, yaitu tugas mencari informasi
dan tugas pembelian produk dengan menggunakan internet. Konstruk
PEOU signifikan memprediksi penggunaan sistem informasi untuk tugas
pembelian produk tetapi tidak untuk tugas pencarian informasi. Moon dan
Kim (2001) juga menggunakan tugas-tugas di internet untuk tugas hiburan
(entertainment task) dan tugas pekerjaan (work-related task). Hanya untuk
tugas pekerjaan saja konstruk PU berpengaruh terhadap penerimaan sistem
informasi.

2.5.3. Elaborasi Model

TAM yang pertama mempunyai empat buah konstruk yaitu


perceived usefulness (PU), perceived ease of use (PEOU), behavior
intention (BI) dan behavior (B). Minat perilaku (behavior intention) di
model TAM diproksi dengan minat penggunaan (usage intention atau UI)
dan perilaku (behavior) diproksi dengan frekuensi penggunaan, waktu yang
digunakan, pemakaian nyata atau diversiti pemakaian atau usage (U) dari
sistem teknologi informasi.

Penelitian-penelitian TAM di tahun 2000an mencoba untuk


mengelaborasi model TAM menjadi model yang lebih lengkap. Model baru
TAM yang lebih lengkap dibangun dari elaborasi hasil-hasil penelitian
sebelumnya yang sudah menemukan banyak variabel-variabel eksternal
yang mempengaruhi konstruk PU dan PEOU, minat penggunaan dan
penggunaan dan sistem teknologi informasi.

15
2.6 VARIABEL-VARIABEL EKSTERNAL TAM

Lee et al. (2003) melakukan analisis-meta (meta-analysis) untuk


mengkombinasikan hasil-hasil penelitian TAM sebelumnya. Analisis-meta ini
menggabungkan hasil dari 101 penelitian yang dipublikasikan di jurnal-jurnal
sistem informasi terkemuka mulai tahun 1996 sampai jurnal 2003. Hasil dari
analisis-meta ini berupa model TAM yang lengkap dengan variabel-variabel
eksternal seperti di gambar berikut ini.

Gambar 5. Model TAM dengan variabel-variabel eksternal

Penjelasan dari variabel-variabel eksternal oleh Lee et al. (2003) dapat


dilihat di tabel berikut ini.

Tabel 1. Penjelasan variabel-variabel eksternal TAM

Asal
Variabel Definisi Artikel-Artikel Terkait
Definisi
Kesukarelaan The degree to which use of the Moore and Barki and Hartwick
(Voluntariness) innovation is perceived as being Benbasat (1994); Venkatesh and
voluntary, or of free will. (1991) Davis (2000)

16
Keuntungan The degree to which an Rogers Moore and Benbasat
relatif (Relative innovation is perceived as being (1983) (1991); Premkumar
Advantage) better than its precursor. and
Potter (1995)
Kompatibilitas The degree to which an Rogers Chin and Gopal
(Compatibility) innovation is perceived as being (1983) (1995); Xia and Lee
consistent with the existing (2000)
values, needs, and past
experiences of potential
adopters.
Kerumitan The degree to which an Rogers Premkumar and Potter
(Complexity) innovation is perceived as being (1983) (1995), Igbaria et al.
difficult to use (1996)
Teramatan The degree to which the results Rogers Moore and Benbasat
(Observability) of an innovation are observable (1983) 1991
to others
Ketercobaan The degree to which an Rogers Moore and Benbasat
(Trialability) innovation may be (1983) (1991); Karahanna et al.
experimented with before (1999)
adoption
Image The degree to which use of an Rogers Karahanna et al. (1999);
innovation is (1983) Venkatesh & Davis
perceived to enhance one’s (2000)
image or status in one’s social
system
Keyakinan The belief that one has the Bandura Fenech (1998);
sendiri (Self capability to perform a (1977) Venkatesh
efficacy) particular behavior and Speier (2000)
Dukungan High levels of support that Igbaria et al. Igbaria et al.
pemakai akhir promotes more favorable beliefs (1995) (1996); Karahanna and
(End User about the system among Limayem (2000)
Support) users as well as MIS staffs

17
Kegunaan A construct that allows for a Card et al. Venkatesh and Davis
obyektif comparison of systems on the (1980) (1996); Venkatesh
(Objective actual level of effect regarding (2000)
Usability) to complete specific tasks
Keinovatifan An individual trait reflecting a Agarwal and Agarwal and Prasad
personal willingness to try out any new Karahanna (1998); Agarwal and
(Personal technology (2000) Karahanna (2000)
Innovativeness)
Kepermainan The degree of cognitive Webster and Moon and Kim (2001);
komputer microcomputer interactions Martocchio Agarwal and Karahanna
(Computer (1992) (2000)
Playfulness)
Kehadiran The degree to which a medium Fulk et al. Karahanna and
Sosial (Social permits users to experience (1987) Straub (1999);
Presence) others as being psychologically Karahanna and
present Limayem (2000)
Norma-norma Person’s perception that most Fishbein and Malhotra and Galletta
subyektif/ people who are important to Ajzen (1999); Venkatesh and
tekanan sosial him think he should or should (1975) Morris (2000)
(Subjective not perform the behavior in
Norms/ Social question
Influence)
Visibilitas The degree to which the Rogers Xia and Lee (2000);
(Visibility) innovation is visible in the (1983) Karahanna et al. (1999)
organization
Relevansi The capabilities of a system to Thompson Venkatesh and Davis
pekerjaan (Job enhance and individual’s job et al. (1991) (2000); Thompson et
Relevance) performance al.
(1991)
Sikap komputer The degree to which a person Ajzen and Chau (2001)
(Computer likes or dislikes the object Fishbein
Attitude) (1980)

18
Keaksesan - Physical accessibility: the Karahanna Karahanna and
(Accessibility) extent to which someone has and Straub (1999);
physical access to the Limayem Karahanna and
hardware needed to use the (2000) Limayem (2000)
system
- Information accessibility: the
ability to retrieve the desired
information from the system
Ketampakan The degree to which the Rogers Karahanna et al.
hasil (Result results of adopting/using the IS (1983) (1999); Venkatesh and
Demonstrability) innovation are observable and Davis (2000)
communicatable to others
Dukungan The degree of support from Igbaria Igbaria et al. (1997);
Manajemen managers to ensure sufficient (1997) Liao and Landry
(Management allocation of resources and act (2000)
Support) as a change agent to create a
more conductive environment
for IS success
Kecemasan An individual’s apprehension, or Simonson et Montazemi et al.
komputer even fear, when she/he is faced al. (1987) (1996); Gopal et al.
(Computer with the possibility of using (1994)
Anxiety) computers
Kesukaan The extent to which the activity Davis Chin and Gopal Teo et
persepsian of using a specific system is (1992) al. (1999)
(Perceived perceived to be enjoyable in its
Enjoyment) own right, aside from any
performance consequences
resulting from system usage
Keluaran sistem The perception how well the Venkatesh Lucas and Spitler
atau kualitas system performs tasks that and Davis (2000); Lederer et al.
informasi match with job goals (2000) (2000)
(System Output

19
or Information
Quality)
Kondisi-kondiri The control beliefs relating to Taylor and Taylor and Todd
pemfasilitasi resource factors such as time Todd (1995b); Karahanna
(Facilitating and money and IT compatibility (1995b) and Straub (1999)
Conditions) issues that may constrain usage
Pengalaman Experience gained Macam- Jackson et al. (1997);
sebelumnya macam Dishaw and Strong
(Prior (1999)
Experience)

2.7 TEKNOLOGI, SUBYEK DAN SITUASI YANG BERBEDA

Penelitian-penelitian TAM sudah banyak diterapkan di beberapa


aplikasi dan teknologi sistem informasi yang berbeda. Aplikasi dan teknologi
yang digunakan di penelitian-penelitian TAM oleh Lee et al. (2003) dapat
digolongkan kedalam 4 tipe, yaitu sistem-sistem komunikasi (communication
system), sistem-sistem maksud umum (general purpose systems), sistem-sistem
kantor (office systems), dan sistem-sistem bisnis khusus (specialized business
systems) seperti tampak pada tabel berikut ini.

Tipe Sistem informasi Referensi-referensi


Sistem E-mail Karahanna and Straub (1999),
komunikasi Straub (1994)
(Communication V-mail Karahanna and Limayem (2000)
Systems) FAX Straub (1994)
Dial-up Systems Subramanian (1994)
Others (e.g., cellular) Kwon and Chidambaram (2000)
Sistem-sistem Windows Karahanna et al. (1999)
tujuan umum PC (or Microcomputer) Igbaria et al.(1995), Agarwal &
(General Prasad (1999)

20
Purpose WWW (or e- Gefen and Straub (2000)
Systems) commerce)
Workstation Lucas and Spitler (1999, 2000)
Computer Resource Taylor and Todd (1995)
Center
Groupware Lou et al. (2000)
Sistem-sistem Word processor Adams et al. (1992)
kantor (Office Spreadsheet Methieson(1991), Venkatesh and
Systems) Davis(1996)
Presentation S/W Doll et al. (1998), Hendrickson et
al. (1993)
Database programs Szajna (1994), Doll et al. (1998)
Groupware Malhotra and Galletta (1999), Lou
et al. (2000)
Sistem-sistem Computerized Model Lu et al. (2001)
bisnis khusus Case Tools Xia and Lee (2000), Dishaw and
(Specialized Strong (1999)
Business Hospital IS Lu and Gustafson (1994),
Systems) (Telemedicine) Rawstorne et al.(2000)
DSS, GSS, GDSS Sambamuthy and Chin (1994),
Vreede et al(1999)
Experts support System Gefen and Keil (1998), Keil et al.
(1995)
Others (e.g. MRP) Gefen (2000)
Sumber: Lee et al. (2003).

Tabel 2. Tipe aplikasi dan teknologi penelitian-penelitian TAM.

Pemakai-pemakai sistem sebagai subyek di penelitian-penelitian TAM


juga beraneka ragam. Banyak penelitian-penelitian TAM yang menggunakan
pekerja-pekerja dan manajer-manajer di perusahaan, seperti misalnya pemakai-
pemakai akhir manajer (end users) di beberapa tingkatan, dan pekerja-pekerja

21
berpengetahuan (knowledge workers). Subyek pemakai di penelitian-penelitian
TAM juga dibedakan antara individu-individu yang bukan profesional dengan
individu-individu yang profesional.

2.8 KELEBIHAN-KELEBIHAN TAM

TAM mempunyai beberapa kelebihan dan juga kelemahan. Kelebihan-


kelebihan TAM adalah sebagai berikut ini.

1. TAM merupakan model perilaku (behavior) yang bermanfaat untuk


menjawab pertanyaan mengapa banyak sistem teknologi informasi gagal
diterapkan karena pemakainya tidak mempunyai minat (intention) untuk
menggunakannya.
2. TAM dibangun dengan dasar teori yang kuat.
3. TAM telah diuji dengan banyak penelitian dan hasilnya sebagian besar
mendukung dan menyimpulkan bahwa TAM merupakan model yang baik.
4. Kelebihan TAM yang paling penting adalah model ini merupakan model
yang parsimoni (parsimonious) yaitu model yang sederhana tetapi valid.

2.9 KELEMAHAN-KELEMAHAN TAM

Disamping kelebihan-kelebihan TAM tersebut, TAM juga mempunyai


beberapa kekurangan yaitu sebagai berikut ini.

1. TAM hanya memberikan informasi atau hasil yang sangat umum saja
tentang minat dan perilaku pemakai sistem dalam menerima sistem
teknologi informasi. TAM belum memberikan informasi dan menjelaskan
mengapa pemakai sistem mempunyai kepercayaan-kepercayaan tersebut.
Untuk mengatasi kekurangan TAM, banyak peneliti mulai mengembangkan
TAM dengan memasukkan banyak variabel- variabel eksternal untuk
menjelaskan hal tersebut.
2. Perilaku pemakai sistem teknologi informasi di TAM tidak dikontrol
dengan kontrol perilaku (behavioral control) yang membatasi minat
perilaku seseorang. Untuk mengatasi kelemahan ini, beberapa peneliti

22
menggabungkan TAM dengan model TPB yaitu dengan menambahkan
konstruk kontrol perilaku (behavioral control) ke dalam TAM.
3. Perilaku (behavior) yang diukur di TAM seharusnya adalah pemakaian atau
penggunaan teknologi sesungguhnya (actual usage). Kenyataannya banyak
penelitian menggunakan penggunaan teknologi yang dilaporkan sendiri
oleh responden (self-reported usage) atau penggunaan teknologi yang
diperkirakan (self-predicted usage) yang belum tentu mencerminkan atau
mengukur pemakaian sebenarnya.
4. Penelitian-penelitian TAM umumnya hanya menggunakan sebuah sistem
informasi saja. Kenyataannya pemakai sistem dihadapkan dengan lebih dari
satu sistem informasi.
5. Beberapa penelitian TAM menggunakan subyek mahasiswa. Penggunaan
subyek mahasiswa terutama mahasiswa S1 tidak sesuai merefleksikan
dengan lingkungan kerja yang sebenarnya.
6. Penelitian-penelitian TAM kebanyakan hanya menggunakan subyek
tunggal sejenis saja, misalnya hanya menggunakan sebuah organisasi saja,
sebuah departemen saja, atau sebuah kelompok mahasiswa tertentu saja
misalnya mahasiswa MBA. Penggunaan subyek tunggal ini mempunyai
kelemahan di validitas eksternal, yaitu hasilnya tidak dapat
digeneralisasikan lintas organisasi lainnya secara umum.
7. Penelitian-penelitian ini umumnya adalah penelitian cross sectional yang
hanya melibatkan waktu satu periode tetapi dengan banyak sampel individu.
Penelitian cross sectional ini mempunyai kelemahan di validitas eksternal
yang hasilnya tidak dapat di generalisasikan lintas waktu.
8. Penelitian-penelitian TAM umumnya hanya menggunakan sebuah tugas
semacam saja. Kenyataannya teknologi yang digunakan dipakai untuk
menyelesaikan lebih dari satu macam tugas.
9. Umumnya model penelitian TAM kurang dapat menjelaskan sepenuhnya
antar hubungan (causation) variabel-variabel di dalam model.
10. Tidak mempertimbangkan perbedaan kultur.

23
2.10 PENGUKURAN KONSTRUK-KONSTRUK

Untuk tujuan penelitian survei, item-item di daftar pertanyaan, untuk


membentuk konstruk-konstruk di dalam model, perlu dikembangkan. Davis
(1989) adalah orang pertama yang membangun pengukuran-pengukuran
konstruk-konstruk di TAM. Untuk maksud ini, Davis (1989) mengadakan
penelitian untuk mencari pengukuran yang lebih baik dalam memprediksi dan
menjelaskan penggunaan (use) sistem teknologi informasi di model TAM.
Investigasi penelitian ini difokuskan pada dua konstruk teoritis yaitu kegunaan
persepsian (perceived usefulness) dan kemudahan penggunaan persepsian
(perceived ease of use) yang secara teori merupakan penentu-penentu dasar dari
penggunaan sistem. Skala-skala pengukuran banyak item untuk konstruk
kegunaan persepsian (perceived usefulness) dan kemudahan penggunaan
persepsian (perceived ease of use) dikembangkan di penelitian ini, diuji dan
divalidasi menggunakan dua studi empiris.

2.10.1. Teori yang Mendasari

Beberapa teori digunakan untuk membangun pengukuran untuk


konstruk kegunaan persepsian (perceived usefulness) dan kemudahan
penggunaan persepsian (perceived ease of use), yaitu teori keyakinan-
sendiri (self-efficacy theory), paradigma biaya-manfaat (cost-benefit
paradigm), adopsi dari inovasi-inovasi (adoption of innovations), evaluasi
dari laporan- laporan informasi (evaluation of information reports), dan
model disposisi kanal (channel disposition model).

Teori Keyakinan-sendiri

Bandura (1982, hal. 122) mendefinisikan keyakinan-sendiri (self-


efficacy) sebagai pertimbangan-pertimbangan tentang seberapa baik
seseorang dapat melakukan tindakan-tindakan yang dibutuhkan untuk
menghadapi situasi-situasi prospektif. Selanjutnya Bandura (1982) seperti
dikutip di Harrison and Rainer (1992, hal. 102) mendefinisikan keyakinan-

24
sendiri (self-efficacy) sebagai suatu estimasi dari kemampuan seseorang
untuk melakukan perilaku sasaran dengan berhasil.

Hong et al. (2002) mendefinisikan keyakinan-sendiri komputer


(computer self-efficacy), yang dikonsepsualisasikan berdasarkan teori self-
efficacy sebagai suatu evalusi individual tentang kemampuan-
kemampuannya menggunakan komputer. Menurut Hong et al. (2002) ini,
dosen-dosen dengan derajad keyakinan-sendiri komputer (computer self-
efficacy) yang tinggi, kemungkinan besar akan mempunyai derajad yang
tinggi pula dalam kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of
use).

Bandura (1982) membedakan antara pertimbangan keyakinan-


sendiri (self-efficacy judgment) dengan pertimbangan hasil (outcome
judgment). Pertimbangan keyakinan-sendiri (self-efficacy judgment)
diteorikan berfungsi sebagai penentu dari perilaku. Pertimbangan hasil
(outcome judgment) berhubungan dengan seberapa jauh suatu perilaku jika
dilakukan dengan berhasil dipercaya berhubungan dengan hasil-hasilnya.
Variabel pertimbangan hasil (outcome judgment) ini mirip dengan kegunaan
persepsian (perceived usefulness). Bandura selanjutnya percaya bahwa
perilaku (behavior) dapat diprediksi dengan baik oleh kepercayaan
keyakinan-sendiri (self-efficacy belief) dan kepercayaan hasil (outcome
belief). Selanjutnya riset-riset di bidang ini mengusulkan bahwa kemudahan
penggunaan (ease of use) dan kegunaan persepsian (perceived usefulness)
berfungsi sebagal dasar dari penentu perilaku pemakai (user behavior).

Paradigma Biaya Manfaat

Paradigma biaya manfaat (cost benefit paradigm) menjelaskan


pilihan orang terhadap banyaknya strategi-strategi pengambilan keputusan
yang ada dalam bentuk trade off kognitif antara usaha yang diperlukan untuk
menerapkan strategi dan kualitas (akurasi) dari hasil keputusan. Selain
pengukuran obyektif untuk usaha dan akurasi dari hasil keputusan,

25
pengukuran subyektif lebih digunakan. Alasannya adalah sebagai berikut
ini.

1. Menurut Beach dan Mitchell (1978) suatu pilihan strategi yang


dilakukan oleh pengambil keputusan diteorikan berbasis pada usaha dan
akurasi subyektif dibandingkan usaha dan akurasi obyektifnya.
2. Riset lainnya (Abelson dan Levi, 1985) menunjukkan bahwa pengukur
subyektif kadangkala bertentangan dengan pengukuran obyektif. Jika
dihubungkan, maka perceived ease of use adalah mirip dengan usaha
(effort) dan perceived usefulness adalah mirip dengan kinerja
(performance) dari pengambilan keputusan subyektif.

Adopsi dari Inovasi-inovasi

Penelitian analisis-meta (meta-analysis) yang dilakukan oleh


Tornatzky dan Klein (1982) menemukan bahwa kompatibilitas
(compatibility), keuntungan relatif (relative advantage), dan kompleksitas
(complexity) merupakan variabel-variabel yang konsisten signifikan
berhubungan dengan tipe-tipe inovasi. Kompleksitas (complexity)
didefinisikan oleh Rogers dan Shoemaker (1971, p. 154) sebagai seberapa
besar suatu inovasi dipersepsikan sebagai sesuatu yang secara relatif susah
dipahami dan digunakan. Definisi ini menunjukkan bahwa kompleksitas
paralel dengan konstruk perceived ease of use.

Evaluasi dari Laporan-laporan Informasi

Larcker dan Lessig (1980) melakukan analisis faktor untuk mencari


faktor yang mengukur tingkat laporan-laporan informasi. Faktor yang
ditemukan adalah kepentingan persepsian (perceived importance) dan
kemanfaatan persepsian (perceived usableness).

aktor kepentingan persepsian (perceived importance) didefinisikan


oleh Larcker dan Lessig (1980, p. 123) sebagai kualitas yang menyebabkan
suatu kumpulan informasi tertentu membutuhkan relevansi kepada si
pembuat keputusan. Kemanfaatan persepsian (perceived usableness)

26
didefinisikan sebagai seberapa tinggi suatu format informasi tidak
membingungkan, jelas dan dapat dibaca.

Dua definisi ini menunjukkan bahwa bahwa faktor kepentingan


persepsian (perceived importance) mirip dengan kegunaan persepsian
(perceived usefulness) dan Kemanfaatan persepsian (perceived usableness)
mirip dengan kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of use)
meskipun Larcker dan Lessig (1980) menunjukkan bahwa kedua dimensi
itu secara bersama-sama mengacu ke kegunaan persepsian (perceived
usefulness).

Model Disposisi Kanal

Model disposisi kanal (channel disposition model) dikenalkan dan


diuji oleh Swanson (1987). Model ini digunakan untuk menjelaskan pilihan
dan penggunaan laporan-laporan informasi (information reports). Model
disposisi kanal (channel disposition model) mempunyai dua komponen
utama yaitu kualitas informasi atributan (attributed information quality) dan
kualitas akses atributan (attributed access quality). Dengan model ini,
pemakai yang potensial dihipotesiskan akan memilih dan menggunakan
laporan-laporan informasi berbasis pada trade off psikologis antara dua
komponen model, yaitu antara kualitas dari informasinya dan biaya yang
berhubungan dengan mengakses informasi tersebut.

Hasil penelitian Swanson (1987) ini menunjukkan bahwa konstruk


kualitas informasi atributan (attributed information quality) yang terdiri dari
item-item: penting (important), relevan (relevant), berguna (useful), dan
bernilai (valuable) adalah paralel dengan konstruk kegunaan persepsian
(perceived usefulness). Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa
konstruk kualitas akses atributan (attributed access quality) yang dibentuk
dari item-item kenyamanan (convenient), terkontrol (controllable), mudah
(easy), dan keringanan (unburdensome) adalah sesuai dengan konstruk
kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of use). Walaupun studi

27
oleh Swanson (1987) ini lebih mengarah ke eksploratori bukan konfirmatori
dengan tidak menguji validitas dari konstruk-konstruknya, tetapi hasil
konstruk-konstruk mereka setuju bahwa terdapat perbedaan konsep antara
konstruk-konstruk kegunaan persepsian (perceived usefulness) dengan
kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of use).

Dari teori-teori yang didiskusikan dengan hasil-hasil risetnya


menunjukkan adanya kesesuaian hasil yang menunjukkan bahwa kegunaan
persepsian (perceived usefulness) dan kemudahan penggunaan persepsian
(perceived ease of use) adalah penentu-penentu kunci dari perilaku.
Kegunaan persepsian (perceived usefulness) dan kemudahan penggunaan
persepsian (perceived ease of use) keduanya adalah dua konstruk yang
berbeda yang menentukan perilaku menggunakan sistem teknologi
informasi. Penelitian Davis (1989) mencoba menemukan pengukuran yang
lebih baik untuk mengukur kedua konstruk ini supaya didapatkan
pemahaman yang lebih mendetail sebagai peran penentu-penentu
penggunaan komputer.

2.10.2. Membangun Pengukuran Konstruk-Konstruk

Penelitian Davis (1989) ini merupakan contoh penelitian yang baik


yang menunjukkan bagaimana konstruk-konstruk dibangun. Suatu konstruk
yang baik harus valid dan reliabel. Valid artinya mengenai sasaran dan
reliabel artinya konsisten. Untuk mencapai validitas yang tinggi, konstruk-
konstruk kegunaan persepsian (perceived usefulness) dan kemudahan
penggunaan persepsian (perceived ease of use) di penelitian Davis (1989)
ini dilakukan dengan sangat hati-hati. Pertama konstruk-konstruk dibentuk
dengan cara sebagai berikut ini.

1. Pengukuran awal.
Pengukuran awal dilakukan dengan mengkaji penelitian-penelitian
sebelumnya dan mengkaji teori-teori yang relevan untuk mendapatkan item-
item yang membentuk konstruk yang diinginkan, yaitu konstruk kegunaan

28
persepsian (perceived usefulness) dan konstruk kemudahan penggunaan
persepsian (perceived ease of use). Hasil dari pengukuran awal ini diperoleh
14 item untuk masing-masing konstruk.
2. Sebelum tes (pretest).
Sebelum tes (pretest) dilakukan dalam bentuk studi pilot (pilot study)
melibatkan 15 partisipan untuk mengkonfirmasi item-item yang
membentuk konstruk-konstruk tersebut. Hasil dari pretest ini adalah untuk
membuang atau mengganti item-item yang kurang cocok membentuk
konstruk-konstruk yang diinginkan. Dari pretest ini diperoleh 10 item untuk
masing-masing konstruk.
3. Validitas konstruk.
Setelah item-item ditentukan untuk membentuk konstruk, maka item-item
tersebut perlu diuji validitasnya. Validitas konstruk digunakan untuk
menentukan item-item apa saja yang valid membentuk konstruk-konstruk
tersebut. Dua buah studi dilakukan oleh Davis (1989) untuk menguji
validitas ini yang disebut dengan Studi 1 dan Studi 2. Analisis komponen-
komponen prinsipal (principal components analysis) kemudian dilakukan
untuk menentukan item-item mana yang dapat masuk membentuk suatu
konstruk. Dari hasil analisis ini untuk Studi 1, seluruh 10 item untuk
masing-masing konstruk valid. Akan tetapi untuk Studi 2 hanya 6 item yang
valid untuk konstruk kegunaan persepsian (perceived usefulness) dan juga
6 item yang valid untuk konstruk kemudahan penggunaan persepsian
(perceived ease of use).
4. Reliabilitas.
Setelah ditemukan 6 item valid untuk masing-masing konstruk, tahap
berikutnya yang dilakukan oleh Davis (1989) adalah menguji
reliabilitasnya. Davis menggunakan nilai Cronbach alpha untuk menguji
kedua konstruk tersebut. Hasilnya kedua konstruk mempunyai reliabilitas
yang sangat tinggi.

Pengukuran Awal

29
Davis (1989) menggunakan Davis (1986) mengkaji 37 penelitian
sebelumnya yang sudah dipublikasikan yang berhubungan dengan reaksi
pemakai sistem informasi. Dari kaji penelitian-penelitian sebelumnya ini
dan dengan menggunakan definisi dari teori-teori yang dikaji, diperoleh 14
calon item-item untuk masing-masing konstruk. Item-item ini diberi label
penggunaan e-mail karena akan diuji dengan studi empiris menggunakan e-
mail. Masing-masing 14 item- item ini adalah sebagai berikut ini.

Tabel 3a. Item-item awal untuk mengukur konstruk TAM

Panel A. Untuk mengukur konstruk kegunaan persepsian (perceived


usefulness).

1. My job would be difficult to perform without electronic mail.


2. Using electronic mail gives me greater control over my works.
3. Using electronic mail improves my job performance.
4. The electronic mail system addresses my job-related needs.
5. Using electronic mail saves me time.
6. Electronic mail enables me to accomplish tasks more quickly.
7. Electronic mail supports critical aspects of my job.
8. Using electronic mail allows me to accomplish more work than
would otherwise be possible.
9. Using electronic mail reduces the time I spend unproductive
activities.
10. Using electronic mail enhances my effectiveness on the job.
11. Using electronic mail improves the quality of the work I do.
12. Using electronic mail increases my productivity.
13. Using electronic mail makes it easier to do my job.
14. Overall. I find the electronic mail system useful in my job.

Panel B. Untuk mengukur kemudahan penggunaan persepsian (perceived


ease of use).

30
1. I often become confused when I use the electronic mail system.
2. I make errors frequently when using electronic mail.
3. Interacting with the electronic mail system is often confusing.
4. I need to consult the user manual often when using electronic mail.
5. Interacting with the electronic mail system requires a lot of my
mental effort.
6. I find it easy to recover from errors encountered while using
electronic mail.
7. The electronic mail system is rigid and inflexible to interact with.
8. I find it easy to get the electronic mail system to do what I want to
do.
9. The electronic mail system often behaves in unexpected ways.
10. I find it cumbersome to use the electronic mail system.
11. My interaction with the electronic mail system is easy for me to
understand.
12. It is easy for me to remember how to perform takss using the
electronic mail system.
13. The electronic mail system vides helpful guidance in performing
tasks.
14. Overall, I find the electronic mail system easy to use.

Hasil Setelah Pretest

Pretest merupakan pengujian awal sebelum pengujian sebenarnya


dilakukan. Pretest pada studi ini menggunakan studi pilot (pilot study)
berupa wawancara terhadap 15 responden. Pretest dilakukan untuk
meningkatkan validitas isi (content validity). Partisipan pretest ini
merupakan pemakai komputer yang berpengalaman dari sekolah
manajemen Sloan, Massachusetts Institute of Technology terdiri dari 5
sekretaris, 5 mahasiswa dan 5 staf profesional.

Partisipan diminta untuk merangking item-item pengukuran dengan


definisi yang sudah ditetapkan. Partisipan juga diminta untuk

31
mengelompokkan item-item kedalam tiga atau lima kategori. Item-item di
kategori merupakan item-item yang diharapkan mempunyai arti yang sama
menurut partisipan. Suatu kategori atau suatu kluster ini merupakan indikasi
suatu dimensi konstruk.

Hasil pretest berupa rangking dan kluster yang disajikan di tabel berikut ini.

Tabel 3b. Hasil pretest

Panel A. Untuk mengukur konstruk kegunaan persepsian (perceived


usefuness)

# Item # Item
Item Rank Kluster
Lama Baru
1 Job Difficult Without 13 - C
2 Control Over Work 9 2 -
3 Job Perfomance 2 6 A
4 Adresses My Needs 12 - C
5 Saves My Time 11 - B
6 Work More Quickly 7 3 B
7 Critical to My Job 5 4 C
8 Accomplish Mork Work 6 7 B
9 Cut Unproductive Time 10 - B
10 Effectiveness 1 8 A
11 Quality of Work 3 1 A
12 Increase Of Productivity 4 5 B
13 Makes Job Easier 8 9 C
14 Useful TT 10 TT
Keterangan: TT = tidak tersedia. Kluster A = efektivitas kerja, B =
produktivitas dan penghematan waktu, dan C = pentingnya sistem terhadap
pekerjaan.

Panel B. Untuk mengukur kemudahan penggunaan persepsian (perceived


ease of use)

32
# Item # Item
Item Rank Kluster
Lama Baru
1 Confusing 7 - B
2 Error Prone 13 - -
3 Frustrating 3 3 B
4 Dependence on Manual 9 (diganti) C
5 Mental Effort 5 7 B
6 Error Recovery 10 - -
7 Rigid & Inflexible 6 5 A
8 Controllable 1 4 A
9 Unexpected Behavior 11 - -
10 Cumbersome 2 1 A
11 Understandable 4 8 B
12 Ease of Remembering 8 6 C
13 Provides Guidance 12 (diganti) C
14 Easy to Use TT 10 TT
TT Ease of Learning* TT 2 TT
TT Effort to Become Skillful** TT 9 TT
*) Kalimat lengkapnya berbunyi “Learning to operate the electronic mail
system is ease of learning.”
**) Kalimat lengkapnya berbunyi “I find it takes a lot of effort to become
skillful at using electronic mail.”
Keterangan: TT = tidak tersedia. Kluster A = usaha fisik, B = usaha mental,
dan C = kemudahan sistem untuk dipelajari.

Hasil kluster untuk item-item konstruk kegunaan persepsian


(perceived usefulness) adalah sebanyak tiga kluster. Davis (1989) menyebut
kluster-kluster ini sebagai A = efektivitas kerja, B = produktivitas dan
penghematan waktu, dan C = pentingnya sistem terhadap pekerjaan. Empat
item dengan rangking terendah dibuang, yaitu untuk item-item nomer 1, 4,
5 dan 9. Item nomer 2 walaupun berangking rendah tetapi masih

33
dipertahankan karena masih masuk 9 besar dan tampaknya masih
menangkap aspek dari kegunaan (usefulness). Hasil akhir dari konstruk
kegunaan persepsian (perceived usefulness) adalah diukur dengan sebanyak
10 item.

Hasil kluster untuk item-item konstruk kemudahan penggunaan


persepsian (perceived ease of use) juga sebanyak tiga kluster. Davis (1989)
menyebut kluster-kluster ini sebagai A = usaha fisik, B = usaha mental, dan
C = kemudahan sistem untuk dipelajari. Kluster A dan B terdiri dari item-
item dengan rangking 1 sampai dengan 7. Dengan membuang rangking
terendah ini yaitu item nomer 1 dengan rangking ke 7 akan memberikan
kluster A sebanyak 3 item dan kluster B juga sebanyak 3 item. Item-item
dengan nomer 6, 9, dan 2 dihapus karena tidak masuk ke kluster apapun dan
mempunyai rangking yang paling rendah. Menurut Davis (1998)
berdasarkan penelitian-penelitian yang terdahulu menunjukkan bahwa
mudah digunakan (easy to use) dan mudah dipelajari (ease of learning)
adalah berhubungan erat. Ini menunjukkan bahwa menggunakan dan belajar
adalah kegiatan-kegiatan yang terkait tidak terpisahkan. Lebih lanjut, Davis
(1998) berargumentasi bahwa orang akan lebih termotivasi untuk belajar
sambil menggunakan daripada mempelajarinya lewat manual pemakai atau
lewat tutorial secara online. Oleh karena itu dua item ditambahkan yaitu
item "Ease of Learning" dan item "Effort to Become Skillful" sebagai
pengganti item "Dependence on Manual" dan item "Provides Guidance."
Hasil akhir dari konstruk kemudahan penggunaan persepsian (perceived
ease of use) adalah diukur dengan sebanyak 10 item.

Validitas Konstruk untuk Pengukuran-pengukuran Final

Validitas konstruk (construct validity) digunakan untuk menentukan


apakah item-item yang sudah ada benar-benar sudah membentuk konstruk
yang valid. Untuk maksud ini suatu studi lapangan (field study) dilakukan
melibatkan 120 pemakai di IBM Canada's Toronto Development
Laboratorium yang menggunakan dua buah sistem komputer IBM main-

34
frames yang diakses dengan terminal-terminal 327X., yaitu sistem pos
elektronik (electronic mail system) PROFS dan pengedit file XEDIT. Daftar
pertanyaan diberikan kepada pengguna sistem dan hanya 112 partisipan
yang merespon. Davis (1989) menggunakan principal components analysis
untuk melakukan validitas konstruk ini dengan hasil tampak di tabel berikut
ini.

Tabel 4. Hasil dari validitas konstruk menggunakan Studi 1.

# Item Faktor 1 Faktor 2


Item
Lama (Usefulness) (Ease of Use)
Kegunaan (Usefulness)
1 Quality of Work 0,80 0,10
2 Control Over Work 0,86 -0,03
3 Work More Quickly 0,79 0,17
4 Critical to My Job 0,87 -0,11
5 Increase Productivity 0,87 0,10
6 Job Perfomance 0.93 -0,07
7 Accomplish Mork Work 0,91 -0,02
8 Effectiveness 0,96 -0,03
9 Makes Job Easier 0,80 0,16
10 Useful 0,74 0,23
Kemudahan penggunaan (ease of use)
1 Cumbersome 0,00 0,73
2 Ease of Learning 0,08 0,60
3 Frustrating 0,02 0,65
4 Controllable 0,13 0,74
5 Rigid & Inflexible 0,09 0,54
6 Ease of Remembering 0,17 0,62
7 Mental Effort -0,07 0,76
8 Understandable 0,29 0,64

35
9 Effort to Become Skillful -0,25 0,68
10 Easy to Use 0,23 0,72

Hasil sebanyak masing-masing 10 item untuk mengukur konstruk


kegunaan persepsian (perceived usefulness) dan konstruk kemudahan
penggunaan persepsian (perceived ease of use) kemudian divalidasi kembali
menggunakan Studi 2. Studi 2 merupakan studi laboratorium terdiri dari 40
partisipan sukarela mahasiswa MBA kelas malam di Boston University.
Mereka dibayar $25 tiap orang untuk pertisipasi di studi ini. Mereka rata-
rata mempunyai lima tahun pengalaman di beberapa industri.

Di studi ini, partisipan diminta untuk mengevaluasi sistem grafik


berbasis IBM PC yaitu Chart-Master produk dari Decision Resources, Inc.
dan Pendraw produk dari Pencept Inc. Partisipan diberi waktu satu jam
untuk mencoba menggunakan dua paket grafik ini. Separuh mencoba Chart-
Master dan separuhnya lagi mencoba Pendraw. Setelah selesai
menggunakan dua buah paket grafik ini, daftar pertanyaan kemudian harus
diselesaikan. Dengan menggunakan principal components analysis, Davis
(1989) akhirnya mendapatkan 6 item yang valid membentuk masing-masing
konstruk tersebut seperti tampak di tabel berikut ini.

Tabel 5. Item-item pengukuran-pengukuran final dan validitas konstruknya


menggunakan studi 2.

# Item Faktor 1 Faktor 2


Item
Lama (Usefulness) (Ease of Use)
Kegunaan (Usefulness)
1 Work More Quickly 0,91 0,01
2 Job Perfomance 0,98 -0,03
3 Increase Productivity 0,98 -0,03
4 Effectiveness 0,94 0,04
5 Makes Job Easier 0,95 -0,01
6 Useful 0.88 0,11

36
Kemudahan penggunaan (ease of use)
1 Easy of Learning -0,20 0,97
2 Controllable 0,19 0,83
3 Clear & Understandable -0,04 0,89
4 Flexible 0,13 0,63
5 Easy to Become Skillful 0,07 0,91
6 Easy to Use 0,09 0,91

Reliabilitas

Reliabilitas (realibiliy) biasanya diukur dengan nilai Cronbach


alpha. Hasil dari kedua konstruk mempunyai nilai apha yang sangat tinggi.
Nilai Cronbach alpha untuk konstruk kegunaan persepsian (perceived
usefulness) adalah sebesar 0,98 dan nilai Cronbach alpha untuk konstruk
kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of use) adalah sebesar
0,95.

2.10.3. Hubungan dengan Penggunaan

Partisipan di Studi 1 dan Studi 2 ditanya untuk memprediksi sendiri


(self-predict) penggunaan kedepan dari sistem informasi yang digunakan (e-
mail dan XEDIT di Studi 1 dan Chart-Master dan Pendraw di Studi 2).
Pertanyaan- pertanyaan berupa "Assuming Pendraw would be available on
my job, I predict that I will use it on a regular basis in the future." Dua buah
skala 7-poin digunakan untuk menjawab pertanyaan ini. Yang pertama
berupa jawaban "likely-unlikely" untuk masing-masing nilai 1 dan 7 dan
yang kedua dibalik kutubnya berupa jawaban "improbable-probable" untuk
masing-masing nilai 1 dan 7.

Analisis regresi digunakan untuk melihat hubungan antara konstruk


kegunaan persepsian (perceived usefulness) dan konstruk kemudahan
penggunaan persepsian (perceived ease of use) dengan penggunaan prediksi
sendiri. Hasil dari analisis regresi ini tampak di Tabel berikut ini.

37
Tabel 6. Pengaruh kegunaan persepsian (perceived usefulness) dan
kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of use) terhadap
penggunaan (use).

Panel A. Untuk Studi 1

Dependen variabel: Penggunaan (Use) yang


diprediksi sendiri

e-mail XEDIT Pooled Data


(n=109) (n=75) (n=184)

Perceived Usefulness 0,55*** 0,69*** 0,57***

Perceived Ease of
0,01 0,02 0,07
Use

R2 0,31 0,46 0,38

Panel B. Untuk Studi 2

Dependen variabel: Penggunaan (Use) yang


diprediksi sendiri

e-mail XEDIT Pooled Data


(n=109) (n=75) (n=184)

Perceived Usefulness 0,69*** 0,76*** 0,75***

Perceived Ease of
0,08 0,17 0,17*
Use

R2 0,51 0,71 0,74


Keterangan: ***p<0,001 **p<0,01 *p<0,1

38
Hasil analisis regresi menunjukkan hanya konstruk kegunaan
persepsian (perceived usefulness) saja yang signifikan berpengaruh secara
positip terhadap penggunaan yang diprediksi sendiri baik untuk Studi 1 dan
Studi 2. Akan tetapi, konstruk kemudahan penggunaan persepsian
(perceived ease of use) tidak signifikan kecuali hanya untuk Studi 2 dengan
data yang digabung (pooled data) saja yang signifikan kurang dari 5%
dalam menentukan penggunaan yang diprediksi sendiri.

Advis et al. (1989) kemudian melakukan penelitian untuk


menindaklanjuti penelitian Davis (1989) ini. Penelitian Davis et al. (1989)
menggunakan subyek mahasiswa MBA dan meminta subyek untuk
menjawab daftar pertanyaan setelah satu jam menggunakan program
pengolah kata (word processing). Partisipan kemudian juga diminta untuk
menjawab daftar pertanyaan setelah 14 minggu berikutnya. Hasil regresi
dari penelitian ini tampak di tabel berikut ini.

Tabel 7. Pengaruh kegunaan persepsian (perceived usefulness) dan


kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of use) terhadap
penggunaan (use) di penelitian Davis et al. (1989).

Dependen variabel: Penggunaan (Use) yang


diprediksi sendiri

Setelah 14
Setelah 1 jam
Minggu
(n=107)
(n=107)

Perceived Usefulness 0,62*** 0,71***

Perceived Ease of Use 0,20*** -0,06

R2 0,45 0,49

39
Hasil analisis regresi ini menunjukkan baik konstruk kegunaan
persepsian (perceived usefulness) dan konstruk kemudahan penggunaan
persepsian (perceived ease of use) keduanya signifikan menentukan
penggunaan program pengolah kata 1 jam sesudahnya. Hanya konstruk
kegunaan persepsian (perceived usefulness) saja yang signifikan
menentukan penggunaan program pengolah kata 4 minggu sesudahnya.

40
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Model penerimaan teknologi (Technology Acceptance Model atau TAM)


merupakan suatu model penerimaan sistem teknologi informasi yang akan
digunakan oleh pemakai. TAM menambahkan dua konstruk utama ke dalam model
TRA. Dua konstruk utama ini adalah kegunaan persepsian (perceived usefulness)
dan kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of use).

TAM mempunyai beberapa kelebihan dan juga kelemahan. Kelebihan-


kelebihan TAM adalah sebagai berikut ini.

1. TAM merupakan model perilaku (behavior) yang bermanfaat untuk menjawab


pertanyaan mengapa banyak sistem teknologi informasi gagal diterapkan
karena pemakainya tidak mempunyai minat (intention) untuk
menggunakannya.
2. TAM dibangun dengan dasar teori yang kuat.
3. TAM telah diuji dengan banyak penelitian dan hasilnya sebagian besar
mendukung dan menyimpulkan bahwa TAM merupakan model yang baik.
4. Kelebihan TAM yang paling penting adalah model ini merupakan model yang
parsimoni (parsimonious) yaitu model yang sederhana tetapi valid.

TAM mempunyai beberapa kekurangan yaitu sebagai berikut ini.

1. TAM hanya memberikan informasi atau hasil yang sangat umum saja tentang
minat dan perilaku pemakai sistem dalam menerima sistem teknologi informasi.
2. Perilaku pemakai sistem teknologi informasi di TAM tidak dikontrol dengan
kontrol perilaku (behavioral control) yang membatasi minat perilaku
seseorang.
3. Perilaku (behavior) yang diukur di TAM seharusnya adalah pemakaian atau
penggunaan teknologi sesungguhnya (actual usage).

41
4. Penelitian-penelitian TAM umumnya hanya menggunakan sebuah sistem
informasi saja. Kenyataannya pemakai sistem dihadapkan dengan lebih dari
satu sistem informasi.
5. Beberapa penelitian TAM menggunakan subyek mahasiswa.
6. Penelitian-penelitian TAM kebanyakan hanya menggunakan subyek tunggal
sejenis saja.
7. Penelitian-penelitian ini umumnya adalah penelitian cross sectional yang hanya
melibatkan waktu satu periode tetapi dengan banyak sampel individu.
8. Penelitian-penelitian TAM umumnya hanya menggunakan sebuah tugas
semacam saja.
9. Umumnya model penelitian TAM kurang dapat menjelaskan sepenuhnya antar
hubungan (causation) variabel-variabel di dalam model.
10. Tidak mempertimbangkan perbedaan kultur.

42
DAFTAR PUSTAKA

Jogiyanto H.M. 2007. Sistem Informasi Keperilakuan. Yogyakarta : ANDI.

43

Anda mungkin juga menyukai