PRESIDENTIAL LECTURE 2019 – “SINERGI UNTUK MELAYANI”
Pada hari Rabu 24 Juli 2019, Kementrian Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB) menyelenggarakan program presidential lecture kepada para Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) angkatan 2018 di Istora Senayan, Jakarta. Ini adalah kedua kalinya Kementerian PANRB mengadakan presidential lecture. Presidential Lecture merupakan bagian dari kegiatan pelatihan dasar yang tengah dijalani oleh CPNS. Oleh karenanya CPNS yang tengah mengikuti kegiatan Latsar diwajibkan untuk mengikuti acara ini melalui televisi atau secara live streaming. Acara yang mengambil tema "Sinergi untuk Melayani" ini dihadiri sebanyak 6.104 Calon Pegawai Sipil Negara (CPNS) dari 80.000 CPNS se-Indonesia. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN RB) Syafruddin, dalam sambutannya ia mengatakan Presidential Lecture telah dilaksanakan untuk kedua kalinya. Hal tersebut diselenggarakan untuk menjembatani sekaligus menginternalisasi visi Presiden Joko Widodo terkait arah perjalanan birokrasi pemerintahan. Visi tersebut adalah terkait peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM). Beliau menjelaskan bahwa visi itu akan menjadi momentum bagi seluruh pemangku kepentingan termasuk Kementerian PAN RB dalam mendorong percepatan pembangunan bangsa melalui peningkatan SDM. Upaya peningkatannya berupa pembentukan 'Smart ASN'. Karena PNS dan CPNS merupakan mesin utama penggerak dan tulang punggung bagi pertumbuhan dan kemajuan program prioritas pemerintah nasional. Perlu diketahui, Smart ASN akan didorong sebagai digital talent bagi seluruh pelayanan yang dilakukan oleh pemerintahan. Kementerian PAN RB pun telah menyiapkan generasi Smart ASN, untuk menghadapi revolusi 4.0 serta mengatasi tantangan dan hambatan dalam mendorong visi Indonesia 2045. Dalam sambutannya, beliau juga melaporkan kepada bapak Wakil Presiden Jusuf Kalla terkait hasil rekrutmen CPNS 2018 dari 280.038 formasi dari 76 kementrian/ lembaga, 525 pemerintah daerah, sebanyak 180.624 CPNS yang lulus dengan rincian 160.783 formasi umum; 6.307 formasi cumlaude; 1.808 disabilitas; 604 putra- putri Papua dan Papua Barat; 23 diaspora; 287 olahragawan berprestasi internasional dan 6.812 tenaga eks-honorer K2. Dalam laporannya beliau juga memberikan penghargaan kepada dua orang CPNS 2018 golongan III, yang pertama peserta dengan nilai tertinggi yaitu Siti Riza Asmiati dengan skor SKD (Seleksi Kemampuan Dasar) 244 dari instansi BKKBN dan yang kedua penghargaan diberikan kepada peserta termuda, yaitu Arya Bagus Kevin Rajendra kelahiran tahun 2000 instansi Kementrian PUPR. Kemudian oleh Bapak Syafruddin, dipaparkan pula mengenai kebijakan strategis sumber daya Aparatur Sipil Negara bertumpu pada reformasi manajemen ASN yaitu UU No. 5 Tahun 2014, PP Manajemen PNS No 11 Tahun 2017, PP PPPK No. 49 Tahun 2018 bahwa perencanaan ASN searah dengan pembangunan nasional dan potensi daerah. Dilakukan rekrutmen dengan sistem online, pengembangan kompetensi dan pembelajaran melalui pendekatan ASN corporate University, penilaian dan penghargaan reward, sistem merit untuk promosi; mutasi dan rotasi, sera peningkatan kesejahteraan melalui sistem gaji, tunjangan, fasilitas, jaminan pensiun dan hari tua. Beliau kembali menekankan bahwa kegiatan Presidential Lecture ini merupakan bagian dari pelatihan dasar CPNS sehingga menambah dan memperkaya wawasan. Seusai sambutan dari Kementrian Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara- Reformasi dan Birokrasi, dilanjutkan dengan arahan langsung dari bapak Presiden yang diwakilkan oleh bapak Wakil Presiden Jusuf Kalla. Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan kuliah umum kepada ribuan calon pegawai negeri sipil (CPNS) hasil perekrutan tahun 2018. Bapak Jusuf Kalla berpesan untuk mengutamakan memberikan pelayanan yang terbaik sebagai Anggota Sipil Negara ( ASN). Bapak Jusuf Kalla menjelaskan bahwa beragam jenis pekerjaan yang akan dilakukan ASN tetap harus mengedepankan dalam melayani publik. CPNS masa kini harus memiliki prinsip “MELAYANI”. Melayani masyarakat untuk maju, tertib, melayani para pengusaha yang beri pekerjaan ke orang banyak. Semua itu tugas ASN. Jangan berprinsip lagi untuk dilayani, dihormati masyarakat serta ingin dapat fasilitas yang baik, sekarang harus berfikir lebih maju dan lebih baik. Bapak Jusuf Kalla mengungkapkan bahwa setiap pekerjaan ASN memiliki satu tujuan yakni melayani. Bapak Jusuf Kalla mencontohkan kalau seorang ASN yang bekerja di bidang kesehatan, melayani berarti merawat, mendorong kesehatan masyarakat agar menjadi lebih baik. Beliau menjelaskan bahwa semuanya harus lebih baik dibidang layanan. Pelayanan yang baik dipengaruhi oleh teknologi yang baik, teknologi yang baik dipengaruhi oleh pendidikan yang baik. Bapak Jusuf Kalla kemudian menerangkan bahwa ASN harus siap ditugaskan di daerah manapun. Memang bukan tugas yang ringan. Namun kata bapak Jusuf Kalla, hal tersebut menjadi salah satu bukti daripada tekad pengabdian seorang ASN. "Bangsa ini bangsa besar. Kita tak punya lagi prinsip di Jawa diatur birokrasinya orang Jawa, di Makassar harus orang Makassar," ujarnya. Kemudian bapak Jusuf Kalla juga mengatakan bagi CPNS yang di pemerintah daerah untuk tidak melulu tergantung kepada pemerintah pusat. Bapak Jusuf Kalla menuturkan kalau sistem otonomi daerah saat ini sudah berjalan jauh lebih baik. Baik buruknya pemerintahan daerah ditentukan oleh inovasi dan kreatifitas dari ASN daerah itu sendiri. Kemudian beliau berpesan pula, bahwa PNS harus memberikan motivasi ke masyarakat. Pemerintah punya kemampuan dari APBN/ APBD. APBN/ APBD berasal dari pajak pengusaha. Gaji PNS otomatis bergantung pada ekonomi pengusahan dan masyarakat, jadi ASN harus memotivasi masyarakat. Karena hubungan pemerintah, masyarakat dan dunia usaha harus terjalin dengan baik. Semua harus bersifat melayani. Selain itu beliau juga memaparkan tantangan atau tujuan kedepan ditentukan oleh kemampuan sumber daya manusia Indonesia termasuk PNS, maka PNS hendaklah bersifat melayani, inovatif dan berkreasi. Beliau menuturkan bahwa kekayaan alam Indonesia memanglah banyak, namun kekayaan alam akan habis jika kita tidak punya kemampuan mengelola dengan baik. Jadi, kombinasi antara SDA dan SDM adalah kunci kemakmuran dan kemajuan bangsa. Masa depan ditentukan oleh kemampuan kita dalam sistem pelayanan dan dari sistem ekonomi yang lebih baik. Bapak Jusuf Kalla menuturkan bahwa 26 tahun lagi Indonesia akan berusia satu abad. Tahun 2045 merupakan 100 tahun Indonesia merdeka. Negeri ini tidak boleh hanya menjadi negara penonton di tengah persaingan dunia. Masa depan tanah air juga sangat ditentukan oleh kemampuan para aparaturnya untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat. Wakil Presiden Republik Indonesia, Muhammad Jusuf Kalla, mengatakan para generasi muda Aparatur Sipil Negara (ASN) dan para Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) harus siap bekerja keras untuk kemajuan Indonesia. Bapak Jusuf Kalla mengatakan diperlukan upaya bersama dari seluruh komponen bangsa, baik itu birokrasi, pengusaha dan masyarakat umum, untuk menentukan nasib bangsa kedepan. "Apakah akan maju dan makmur, tergantung dari upaya-upaya kalian (CPNS)," kata Jusuf Kalla. Beliau menitip pesan kepada CPNS masa kini untuk tetap mempertahankan sifatnya pada masa CPNS, jangan ketika sudah menjadi PNS malah menjadi lebih buruk aau mengalami kemunduran. Bangsa ini, kata bapak Jusuf Kalla, tentu ingin mencapai pertumbuhan yang lebih baik, khususnya dalam hal teknologi, Sumber Daya Manusia (SDM), dan pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA). "Masa kini adalah masa kemajuan teknologi. Masa dimana siapa yang terbaik akan memenangkan persaingan". "Bina diri anda dalam persaingan teknologi. Tidak ada negara, tanpa kerja keras yang akan berhasil. Sekaya apapun negeri kita, jika tanpa kerja keras, tidak akan berhasil". Terakhir, bapak Wakil Presiden berpesan agar para CPNS belajar dari pengalaman- pengalaman para senior ditempat kerja. Karena pengalaman adalah guru terbaik. Tanpa belajar dari pengalaman maka tidak akan maju. Beliau mengatakan bahwa pertemuan ini sebagai awal bagi CPNS untuk mengabdi pada bangsa dan memajukan bangsa. Diharapkan dengan adanya Presidential Lecture 2019 para CPNS dapat memahami visi pembangunan nasional pemerintah. Selain itu CPNS dapat termotivasi untuk berkarakter dan berkepribadian unggul sebagai SMART ASN. CPNS juga diharapkan dapat berkinerja tinggi setelah bergabung di pemerintahan.
Demak, 25 Juli 2019
Mengetahui, Penulis, Kepala Puskesmas Wonosalam II