2018
1
IDENTIFIKASI KAPASITAS DAN KECEPATAN LALU LINTAS
Nama Kelompok :
2018
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat-Nya, tugas Teknik Lalu Lintas ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih dalam
mengenai mata kuliah Teknik Lalu Lintas khususnya mengenai Survei Spot Speed
dan Survei Volume Lalu Lintas, dan tentunya untuk memenuhi persyaratan dalam
mengikuti perkuliahan Teknik Lalu Lintas pada Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana 2018.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
3.5 Analisis................................................................................................................. 20
3.5.1 Alat ............................................................................................................ 20
3.5.2 Cara Pelaksanaan ...................................................................................... 20
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 23
4.1 Menentukan Jam Puncak dan Volume Jam-an Maksimum ................................. 23
4.2 Menghitung Peak Hour Factor ............................................................................. 25
4.3 Menghitung Kapasitas .......................................................................................... 25
4.3.1 Menghitung Kapasitas Praktis .................................................................. 25
4.3.2 Menghitung Kapasitas Sisa ....................................................................... 25
4.3.3 Menghitung Kapasitas Teoritis ................................................................. 26
4.4 Hasil Survei Spot Speed ....................................................................................... 27
4.4.1 Menghitung Time Mean Speed ................................................................. 29
4.4.2 Menghitung Space Mean Speed ................................................................ 30
4.5 Menghitung Volume ............................................................................................ 30
4.6 Analisis Komposisi Arus Lalu Lintas .................................................................. 30
4.7 Side Friction ......................................................................................................... 31
4.8 Potongan Melintang Jalan .................................................................................... 32
BAB V SIMPULAN ........................................................................................................ 33
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 34
LAMPIRAN A PETA LOKASI ....................................................................................... 35
LAMPIRAN B FORMULIR SURVEI ............................................................................. 36
LAMPIRAN C DOKUMENTASI .................................................................................... 40
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
perlu adanya pemahaman terhadap teknik survei lalu lintas, dimana metode -
metode atau teknik survei yang digunakan pada survei lalu lintas akan mengacu
pada data yang dihasilkan dan data yang dihasilkan haruslah data yang cukup
akurat, guna data- data tersebut dapat digunakan pada suatu perencanaan ruas jalan
yang mampu mengurangi permasalahan lalu lintas nantinya. Adapun tujuan
dilakukannya survei tersebut adalah untuk mengetahui tingkat kepadatan lalu lintas
pada Jalan Raya Tuban berdasarkan volume lalu lintas yang mencakup jenis
kendaraan dan arah gerakan kendaraan, dengan melakukan pengamatan dan
pencacahan langsung dalam periode waktu yang telah ditentukan dan untuk
mengetahui tingkat kepadatan lalu lintas pada ruas jalan berdasarkan volume lalu
lintas, arah arus lalu lintas, jenis kendaraan dalam satu satuan waktu tertentu yang
dilakukan dengan pengamatan dan pencacahan langsung di lapangan.
1.3 Tujuan
2
2. Menganalisis kapan terjadinya jam puncak.
3. Menganalisis kapasitas praktis pada lokasi penelitian.
4. Menganalisis kapasitas sisa pada lokasi penelitian.
5. Menganalisis kapasitas teoritis pada lokasi penelitian.
6. Menganalisis komposisi lalu lintas pada lokasi penelitian.
7. Menganalisis kecepatan rata-rata waktu (Time Mean Speed) pada lokasi
penelitian.
8. Menganalisis kecepatan rata-rata ruang (Space Mean Speed) pada
lokasi penelitian.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
tertentu. Selain itu, kapasitas juga dapat didefinisikan sebagai arus maksimum
melalui suatu titik di jalan yang dapat dipertahankan per satuan jam pada kondisi
tertentu.
5
2.3.3.1 Kapasitas Dasar (Co)
Berdasarkan MKJI 1997, kapasitas dasar (Co) ditentukan berdasarkan nilai
kapasitas dasar dengan variabel masukan tipe jalan, yang dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 2. 1 Kapasitas dasar Co untuk jalan perkotaan
Tipe Jalan Kapasitas dasar (smp/jam) Catatan
Empat lajur tebagi atau jalan 1650 Per lajur
satu arah
Empat lajur tak terbagi 1500 Per lajur
6
2.3.3.3 Faktor Penyesuaian Pemisah Arah (FCsp)
Faktor penyesuaian pemisah arah (FCsp) hanya untuk jalan tak terbagi.
MKJI 1997 memberikan faktor penyesuaian pemisah arah untuk jalan dua lajur dua
arah (2/2) dan empat lajur dua arah (4/2) tak terbagi. Untuk jalan terbagi dan jalan
satu arah, faktor penyesuaian kapasitas untuk pemisahan arah tidak dapat
diterapkan dan digunakann nilai 1,00. Faktor penyesuaian pemisah arah (FCsp)
diperoleh dari tabel berikut ini.
Tabel 2. 3 Faktor penyesuaian kapasitas untuk pemisah arah (FCsp)
Pemisah arah SP %-% 50-50 60-40 70-30 80-20 90-10 100-0
Dua lajur 2/2 1,00 0,94 0,88 0,82 0,76 0,70
Empat lajur 4/2 1,00 0,97 0,94 0,91 0,88 0,85
Sumber: Departemen Pekerjaan Umum (1997)
7
2.3.3.5 Faktor Penyesuaian Ukuran Kota (FCcs)
Berdasarkan MKJI 1997, faktor penyesuaian ukuran kota ditentukan
berdasarkan jumlah penduduk kota (juta) yang akan diteliti. Faktor penyesuaian
ukuran kota (FCcs) diperoleh dari tabel berikut ini.
8
2. Kecepatan bergerak (Running Speed), yaitu kecepatan kendaraan rata-rata
pada suatu jalur pada saat kendaraan bergerak (tidak termasuk waktu
berhenti) yang didapatkan dengan membagi panjang jalur yang ditempuh
dengan waktu kendaraan bergerak menempuh jalur tersebut.
3. Kecepatan perjalanan (Journey Speed), yaitu kecepatan efektif kendaraan
yang sedang dalam perjalanan antara dua tempat, yang merupakan jarak
antara dua tempat dibagi dengan lama waktu bagi kendaraan untuk
menyelesaikan perjalanan antara dua tempat tersebut, dengan lama waktu
ini mencakup setiap waktu berhenti yang ditimbulkan oleh hambatan lalu
lintas.
Ada dua jenis analisis kecepatan yang dipakai pada studi kecepatan arus lalu
lintas yaitu :
1. Time Mean Speed (TMS)
2. Space Mean Speed (SMS)
Keterangan :
9
Space Mean Speed dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
n.d
Vs = .................................................................................................. (2.5)
∑ ti
Keterangan :
Keterangan :
Q : Volume (Kend/jam)
t : Waktu (Jam)
10
2.6 Komposisi Arus Lalu Lintas
Penggolongan tipe kendaraan untuk jalan dalam kota berdasarkan MKJI
1997 adalah sebagai berikut:
a. Kendaraan ringan / Light Vehicle (LV).
Kendaraan bermotor beroda empat, dengan dua gandar berjarak 2,0 m –
3,0 m (termasuk kendaraan penumpang, opelet, mikro bis, angkot, pick-
up, dan truk kecil).
b. Kendaraan berat / Heavy Vehicle (HV).
Kendaraan bermotor dengan jarak as lebih dari 3,50 m, biasanya beroda
lebih dariempat, (meliputi : bis, truk dua as, truk tiga as dan truk
kombinasi sesuai sistem klasifikasi Bina Marga.
c. Sepeda motor / Motor Cycle (MC)
Kendaraan bermotor dengan dua atau tiga roda (termasuk sepeda motor,
kendaraan roda tiga sesuai sistem klasifikasi Bina Marga).
d. Kendaraan tak bermotor / Unmotorised (UM)
Kendaraan bertenaga manusia atau hewan di atas roda (meliputi sepeda,
becak, kereta kuda dan kereta dorong sesuai sistem klasifikasi Bina
Marga).
Adapun nilai normal untuk komposisi lalu lintas pada jalan perkotaan adalah
pada tabel sebagai berikut:
11
2.7 Side Friction
Side Friction atau hambatan samping adalah dampak terhadap kinerja lalu lintas
yang berasal dari aktivitas samping segmen jalan. Hambatan samping yang
umumnya sangat mempengaruhi kapasitas jalan adalah pejalan kaki, kendaraan
parkir dan henti, kendaraan tidak bermotor, serta kendaraan masuk dan keluar dari
fungsi tata guna lahan di samping jalan.
Tingkat hambatan samping telah dikelompokkan dalam lima kelas dari kondisi
sangat rendah hingga sangat tinggi. Kondisi ini sebagai fungsi dari frekuensi
kejadian hambatan samping sepanjang ruas jalan yang diamati. Jenis aktivitas
samping jalan dan kelas hambatan samping dapat dilihat pada tabel 2.7, 2.8.
Tabel 2. 7 Jenis Aktivitas Samping Jalan
Jenis Aktivitas Samping Jalan Simbol Faktor Bobot
Pejalan kaki PED 0,5
Kendaraan umum/kendaraan lain berhenti PSV 1
Kendaraan masuk/keluar sisi jalan EEV 0,7
Kendaraan lambat SMV 0,4
Sumber: Departemen Pekerjaan Umum (1997)
12
Keterangan :
a. Ruang Manfaat Jalan (RUMAJA) meliputi badan jalan, saluran tepi jalan
dan ambang pengaman.
b. Ruang Milik Jalan (RUMIJA) meliputi Ruang Manfaat Jalan dan sejalur
tanah tertentu di luar Ruang Manfaat Jalan.
c. Ruang Pengawasan Jalan (RUWASJA) merupakan sejalur tanah tertentu di
luar Ruang Milik Jalan yang ada di bawah pengawasan pembina jalan
Daerah Penguasaan jalan dari rooi ke rooi.
13
2.9 Kebutuhan Data Sampel
di mana :
X = Nilai rata-rata
Xi = Nilai sampel
n = jumlah sampel
b. Standar Deviasi
Untuk jumlah populasi yang besarnya terhingga:
∑(𝑋−𝑋𝑖)2
S=√ .................................................................................. (2.9)
𝑛
∑(𝑋−𝑋𝑖)2
S=√ ................................................................................ (2.10)
𝑛−1
14
Dengan demikian, besarnya acceptable sampling error adalah :
Se(x) = Se/1,96 ..................................................................... (2.12)
Secara matematis, besarnya jumlah sampel dari suatu populasi dapat
dirumuskan sebagai berikut.
a. Untuk populasi yang besarnya tak terhingga.
𝑆2
n’ = (𝑆𝑒(𝑥))2 ................................................................................ (2.13)
di mana :
n' = Jumlah sampel reprensentatif untuk populasi yang besarnya tak
terhingga.
n = Jumlah sampel reprensentatif untuk populasi yang besamya
terhingga
N = Jumlah data
S = Standar Deviasi
15
BAB III
METODOLOGI
3.1 Umum
PENGUMPULAN
DATA
DATA PRIMER :
1. Volume DATA SEKUNDER :
2. Kecepatan 1. Data jumlah penduduk
3. Geometrik Jalan 2. Peta Udara
4. Side Friction
ANALISIS
SIMPULAN
16
3.2 Pengumpulan Data
Dalam melaksanakan studi ini ada beberapa langkah yang digunakan untuk
mempresentasikan keadaan nyata di lapangan untuk menunjukkan kecenderungan
masa yang akan datang dan melakukan kajian terhadap kehandalan penanganan
yang akan dilakukan.
Langkah pertama yang dilakukan dalam studi ini adalah dengan mengumpulkan
literatur baik berupa buku – buku transportasi, artikel, jurnal – jurnal dan penelitian
tentang transportasi yang telah dilakukan sebelumnya, yang dapat mendukung
informasi tentang hambatan samping berupa pejalan kaki yang dapat dijadikan
sebagai data sekunder. Setelah pengumpulan literatur dilakukan, kemudian
dilakukan survei lapangan yang berkaitan dengan studi untuk mendapatkan data –
data primer. Pengambilan data primer dilakukan dengan survei pada lokasi studi.
Data yang diperoleh nantinya dapat dijadikan data primer dan untuk data
sekundernya dapat diperoleh dari studi atau survei data sebelumnya.
Data primer atau data lalu lintas yang diambil adalah volume (arus lalu lintas)
untuk survei volume, waktu tempuh kendaraan untuk survei kecepatan, dan data
geometrik jalan.
17
3. KB : Kendaraan berat meliputi kendaraan bermotor
angkutan umum (Bis kecil, bis sedang, bis besar, truk besar
dan lain-lain)
4. UM : Kendaraan tak bermotor
18
Jalan Raya Tuban
50 m
Gambar 3. 3 Penempatan Surveyor dalam survei kecepatan
19
3.4 Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari
berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder
adalah data yang didapat dari sumber lain, sumber ini didapat dari instansi swasta,
instansi pemerintah antara lain dapat berupa laporan penelitian, laporan sensus, peta
dan foto. Data sekunder terdiri dari jumlah penduduk yang didapat dari instansi
pemerintah yaitu Badan Pusat Statistik.
3.4.1 Data Badan Pusat Statistik Kabupaten Badung
Menurut data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Badung,
pada tahun 2017 jumlah penduduk Kabupaten Badung sebesar 1.287.000 jiwa.
Jumlah penduduk sangat berpengaruh terhadap besarnya volume lalu lintas di
daerah tersebut karena semakin bertambahnya jumlah penduduk, maka semakin
padat pula volume lalu lintas di daerah tersebut. Hal ini dikarenakan, masyarakat
Kabupaten Badung khususnya lebih banyak menggunakan kendaraan pribadi untuk
aktivitas sehari-harinya.
3.5 Analisis
3.5.1 Alat
Adapun alat yang digunakan untuk pelaksanaan survei adalah sebagai berikut.
1. Alat pengukur jarak (meteran) 50 meter
2. Blangko survey
3. Alat tulis
4. Lackband kuning untuk garis ukur
5. Stopwatch
6. Counter
20
3. Pengaturan anggota kelompok dengan pembagian tugas :
a. Survei Inventori Geometri Ruas Jalan
Data inventori geometri ruas jalan seperti lebar lajur dan lebar bahu. Lebar jalur
didapatkan melalui pengukuran langsung di lokasi ruas Jalan Raya Tuban dengan
cara manual. Survei inventori geometri dilakukan oleh 2 orang surveyor.
c. Survei Kecepatan
Dilakukan dengan cara Spot Speed yaitu Survei kecepatan setempat merupakan
survei yang sederhana dan sangat praktis. Metode yang digunakan dalam survei ini
adalah metode 2 orang pengamat.
Survei dilakukan sepanjang 50 meter oleh 2 orang surveyor satu arah lalu lintas
yang berdiri di tepi jalan daerah studi, untuk mencatat waktu saat kendaraan masuk
21
dan keluar segmen jalan. Surveyor dengan simbol 1 yang bertugas memberi
informasi pada saat kendaraan yang menjadi sampel memasuki segmen pengamatan
ke surveyor dengan simbol 2 dan sebaliknya. Lalu surveyor dengan simbol 2
bertugas untuk memberi tanda pada saat kendaraan keluar segmen pengamatan dan
mencatat waktu tempuh kendaraan yang diamati.
22
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
23
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kendaraan yang melintasi Jalan Raya
Tuban dari arah Selatan-Utara, didapatkan jumlah kendaraan terbanyak pada pukul
17.00-17.15 (dalam rentan waktu 15 menit).
24
Grafik Volume Kendaraan
1200
1100
1000
900
Volume (Kendaraan)
800
700
600
500
400
300
200
100
0
Waktu
Dari grafik diatas dapat diketahui jam puncak pada segmen Jalan Raya
Tuban terjadi pada pukul 17.15 – 17.30 dan volume sebesar 950 kendaraan.
25
4.3.3 Menghitung Kapasitas Teoritis
C = Co × FCw × FCsp × FCsf × FCcs
Keterangan :
C = Kapasitas (smp/jam)
Co = Kapasitas dasar (smp/jam)
FCw = Faktor penyesuaian lebar lajur / Width
FCsp = Faktor penyesuaian pemisah arah / Split
FCsf = Faktor penyesuaian hambatan samping / Side Friction
FCcs = Faktor penyesuaian ukuran kota / City Size
26
tergolong kelas hambatan samping rendah dengan jarak kerb pengahalang 1,4 meter
untuk faktor penyesuaian hambatan samping (FCsf) yang digunakan adalah 0,95.
27
7 MC 5,8 31,03
8 MC 4,2 42,86
9 MC 6,9 26,09
10 MC 5,1 35,29
11 MC 4,3 41,86
12 MC 8,4 21,43
13 MC 5,3 33,96
14 MC 5,3 33,96
15 MC 5,8 31,03
16 MC 4,4 40,91
17 MC 4,7 38,30
18 MC 7 25,71
19 MC 6 30,00
20 MC 4,3 41,86
21 MC 5,2 34,62
22 MC 6,6 27,27
23 MC 3,7 48,65
24 MC 5,8 31,03
25 MC 5,8 31,03
26 MC 7,1 25,35
27 MC 4,9 36,73
28 MC 5,6 32,14
29 MC 4,2 42,86
30 MC 4,7 38,30
31 MC 4,6 39,13
32 MC 3,8 47,37
33 MC 4,6 39,13
34 MC 5,5 32,73
35 MC 7,1 25,35
Total MC 187,5 1222,68
36 LV 5,6 32,14
37 LV 6 30,00
38 LV 5,4 33,33
39 LV 4,8 37,50
40 LV 6,8 26,47
41 LV 6 30,00
28
42 LV 4,9 36,73
43 LV 6,7 26,87
44 LV 5,2 34,62
45 LV 4,8 37,50
46 LV 7,3 24,66
47 LV 4,5 40,00
Total LV 68 389,82
48 HV 6,8 26,46
49 HV 7,5 24,01
50 HV 7,7 23,36
Total HV 22 76,83
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sampel Kendaraan Berat (KB) atau
Heavy Vehicle (HV) memiliki total kecepatan sebesar 76,83 km/jam, sampel
Kendaraan Ringan (KR) atau Light Vehicle (LV) memiliki total kecepatan sebesar
389,82 km/jam, dan sampel Sepeda Motor (SM) atau Motor Cycle (MC) memiliki
total kecepatan sebesar 1222,68 km/jam.
29
4.4.2 Menghitung Space Mean Speed
n,D
SMS (VS) =
∑ ti
50 x 0,05
= x 3600
277,5
= 32,43 km/jam
30
4.7 Side Friction
Dalam menentukan nilai kelas hambatan samping digunakan rumus :
SCF = PED + PSV + EEV + SMV
Keterangan :
SFC = Kelas Hambatan samping
PED = Frekwensi pejalan kaki
PSV = Frekwensi bobot kendaraan parkir
EEV = Frekwensi bobot kendaraan masuk/keluar sisi jalan.
SMV = Frekwensi bobot kendaraan lambat
31
4.8 Potongan Melintang Jalan
32
BAB V
SIMPULAN
33
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Bina Marga. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI).
Direktorat Bina Jalan Kota. Jakarta.
Direktorat Jenderal Bina Marga. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI).
34
LAMPIRAN A
PETA LOKASI
35
LAMPIRAN B
FORMULIR SURVEI
1. Tipe Jalan :
2. Tipe Daerah :
3. Lebar Ruwasja :
4. Lebar Jalur :
5. Lebar Lajur :
6. Lebar Median :
7. Lebar Bahu :
8. Lebar Trotoar :
9. Lebar Tlajakan :
36
Lampiran B.2 Formulir Survei Volume
37
Lampiran B.3 Formulir Survei Spot Speed
Nama Jalan
Kab/Kota/Kec
Arah Pergerakan
LOKASI Panjang Segmen
Cuaca
Surveyor
Tanggal
Kend. Jenis Waktu Tempuh Kecepatan Kecepatan
Ke Kendaraan (dt) (m/dt) (km/jam)
38
Lampiran B.4 Formulir Survei Side Friction
Nama Jalan
Kab/Kota/Kec
Arah
Pergerakan
LOKASI Panjang
200 meter
Segmen
Cuaca
Surveyor
Tanggal
Kend. Masuk Kend.
Kend. Kend.
Waktu Pejalan Kaki dan Keluar Sisi Tak
Henti Parkir
Jalan Bermotor
39
LAMPIRAN C
DOKUMENTASI
40
Gambar C. 3 Dokumentasi Pedagang yang Menyebrang
41
Gambar C. 5 Dokumentasi Survei Spot Speed
42
Gambar C. 7 Dokumentasi Survei Hambatan Samping
43