Anda di halaman 1dari 12

MANAJEMEN KONTRUKSI

DALAM PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG

Disusun oleh :
I Komang Ari Adnyana
( 1705511094 )

TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS UDAYANA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proyek merupakan suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu tertentu dengan
gabungan beberapa sumber daya yang dihimpun dalam suatu organisasi sementara
untuk melaksanakan suatu tugas atau sasaran tertentu yang telah dijadwalkan. Kegiatan
atau tugas yang dilaksanakan pada proyek berupa pembangunan/perbaikan sarana
fasilitas atau bisa juga berupa kegiatan penelitian, pengembangan. Dari pengertian di
atas, maka proyek merupakan kegiatan yang bersifat sementara (waktu terbatas), tidak
berulang, tidak bersifat rutin, mempunyai waktu awal dan waktu akhir, sumber daya
terbatas/tertentu dan dimaksudkan untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan.
Dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada secara efisien dan efektif dan
dapat menerapkan fungsi manajemen proyek konstruksi seperti perencanaan,
pelaksanaan, dan penerapan secara sistematis, maka suatu proyek akan berjalan dengan
benar. Keberhasilan suatu proyek konstruksi sangat dipengaruhi oleh kejelian
perencanaan proyek dalam menjadwal pelaksanaan suatu proyek konstruksi.
Disamping itu penyusunan RAB suatu proyek yang tidak jauh dari perkiraan juga
merupakan salah satu keberhasilan suatu proyek.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan manajemen proyek konstruksi ?


2. Bagaimana penerapan fungsi manajemen konstruksi pada suatu proyek ?
3. Apa saja tugas untuk manajemen kosntruksi ?
4. Apa saja manfaat manajemen konstruksi ?
5. Bagaimana tahapan operasional dalam sistem manajemen konstruksi ?

C. Tujuan

1. Dapat memahami pengertian dari manajemen proyek konstruksi


2. Dapat mengetahui elemen-elemen yang diperlukan supaya proyek bisa dikatakan
berhasil
3. Dapat mengetahui struktur organisasi suatu proyek
BAB II
PEMBAHASAAN

A. Pengertian
Manajemen adalah ilmu dan seni untuk melakukan perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), pengarahan (actuating), dan pengontrolan (controlling)
untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan konstruksi adalah susunan, model atau tata
letak suatu bangunan, baik rumah, jembatan, dan lain sebagainya. Dengan demikian
dapat diartikan bahwa manajemen konstruksi adalah ilmu dan seni yang merencanakan,
mengorganisir, mengarahkan, dan mengontrol proses penyusunan suatu bangunan

dengan pemanfaatan sumber daya yang efektif dan efisien. Yang dimaksud dengan
proyek adalah suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang didasari oleh
waktu (time) dan sumber daya. Sehingga, manajemen proyek konstruksi dapat
diartikan sebagai proses penerapan fungsi-fungsi manajemen (Planning,
Organizing, Actuating, dan Controlling) secara sistematis dan terukur dengan
pemanfaatan waktu dan sumber daya yang yang ada secara efektif dan efisien untuk
mengoptimalkan pencapaian tujuan. Dari pengertian proyek konstruksi diatas, maka
dapat dijabarkan beberapa karakteristik proyek sebagai berikut.

1. Waktu proyek terbatas artinya adalah jangka waktu proyek tersebut dari waktu mulai
proyek hingga waktu selesai/akhir proyek sudah ditentukan perkiraannya.
2. Hasilnya tidak berulang, artinya produk suatu proyek hanya sekali, bukan produk
rutin/berulang.
3. Mempunyai tahapan kegiatan-kegiatan berbeda-beda, dengan pola di awal sedikit,
berkembang makin banyak, menurun dan berhenti.
4. Intensitas kegiatan-kegiatan (tahapan, perencanaan, tahapan perancangan dan
pelaksanaan).
5. Banyak ragam kegiatan dan memerlukan klasifikasi tenaga beragam pula.
6. Lahan/lokasi proyek tertentu, artinya luasan dan tempat proyek sudah ditetapkan,
tidak dapat sembarang tempat.
7. Spesifikasi proyek tertentu, artinya persyaratan yang berkaitan dengan bahan, alat,
tenaga dan metoda pelaksanaannya yang sudah ditetapkan dan harus memenuhi
prosedur persyaratan tersebut.

Terdapat 3 fungsi dasar dari manajemen yang merupakan tahap yang harus
dipenuhi supaya proyek tersebut bisa dikatakan berhasil yaitu :

1. Kegiatan perencanaan : Penetapan Tujuan, Perencanaan, Pengorganisasian.


2. Kegiatan Pelaksanaan : Pengisian Staf dan Pengarahan.
3. Kegiatan Pengendalian : Pengawasan, Pengendalian dan koordinasi.

Jenis-Jenis Proyek Konstruksi

Proyek konstruksi berkembang sejalan dengan perkembangan kehidupan manusia


dan kemajuan teknologi. Seperti contoh proyek konstruksi bendungan, terowongan, jalan,
jembatan dan proyek teknik sipil lainnya membutuhkan spesifikasi, keahlian dan teknologi
tertentu. Secara umum (garis besar) klasifikasi/jenis proyek konstruksi dapat dibagi
menjadi:

1. Proyek konstruksi bangunan gedung (Building Construction)


2. Proyek bangunan perumahan/pemukiman (Residential Contruction/Real Estate)
3. Proyek konstruksi teknik sipil/proyek
4. Proyek konstruksi industri (Industrial Construction)

B. Fungsi Manajemen Konstruksi


Manajemen konstruksi ialah proses penerapan fungsi-fungsi manajemen pada
suatu proyek dengan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien agar tercapai
tujuan proyek secara optimal. Beberapa diantara fungsi manajemen konstruksi lainnya
ialah sebagai berikut:

 Perencanaan “Planning”
Fungsi perencanaan dari manajemen konstruksi ialah menentukan apa yang harus
dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya. Ini menyangkut pada pengambilan
keputusan terhadap beberapa pilihan-pilihan yang berkaitan pada proses pembuatan
konstruksi.

 Mengorganisasi “Organizing”
Fungsi ini berkaitan dengan usaha manajemen untuk menetapkan jenis-jenis kegiatan
yang perlu dilakukan. Gunanya agar tugas atau kegiatan-kegiatan tadi lebih mudah
ditangani oleh bawahannya karena sudah terorganisir dengan sangat baik.

 Penempatan Orang “Staffing”


Fungsi ini meliputi usaha pengembangan dan penempatan orang-orang yang tepat di
dalam jenis-jenis pekerjaan yang sudah direncanakan awalnya.

 Mengarahkan “Directing”
Fungsi lain dari manajemen konstruksi ialah directing atau biasa juga disebut supervisi.
Fungsi ini menyangkut pembinaan motivasi dan pemberian bimbingan kepada
bawahan untuk pelaksanaan tugas yang sesuai perencanaan.

 Mengontrol “Controlling”
Fungsi terakhir ialah controlling, fungsi ini berguna untuk menjamin bahawa perencana
bisa diwujudkan secara pasti. Proses kontrol pada dasarnya selalu memuat unsur:
perencanaan yang diterapkan, analisa atas deviasi atau penyimpangan-penyimpangan
yang terjadi dan menentukan langkah-langkah yang perlu untuk dikoreksi.

C. Tugas Manajemen Konstruksi


Proyek adalah suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang dibatasi
oleh waktu dan sumber daya yang terbatas. Sehingga pengertian proyek konstruksi
adalah suatu upaya untuk mencapai suatu hasil dalam bentuk bangunan atau
infrastruktur. Manajemen proyek adalah cara mengelola dan mengorganisir berbagai
aset, sumber daya manusia, waktu serta kualitas pekerjaan proyek, sehingga proyek
menghasilkan kualitas yang maksimal dalam waktu yang sudah direncanakan.
Manajemen Konstruksi adalah ilmu yang mempelajari dan mempraktikan aspek-aspek
manajerial dan teknologi industri konstruksi.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Manajemen proyek
konstruksi adalah proses penerapan fungsi-fungsi manajemen (perencanaan,
pelaksanaan dan penerapan) secara sistimtis pada suatu proyek dengan mengunakan
sumber daya yang ada secara efektif dan efisien agar tercapai tujuan proyek secara
optimal.
Langkah-langkah dalam membuat perencanaan, penjadwalan dan pengendalian
proyek konstruksi dengan menggunakan bar chart dan kurva-S. Keberhasilan suatu
proyek konstruksi (mencapai tujuan akhir dengan menyelaraskan 3 tujuan utama
proyek yaitu biaya optimal, mutu yang bagus dan waktu yang tepat) sangat dipengaruhi
oleh kejelian perencana proyek dalam menjadwal pelaksanaan suatu proyek konstruksi.
Suatu proyek konstruksi memiliki batasan-batasan. Batasan-batasan tersebut
diantaranya :
a. Batasan waktu pelaksanaan
b. Batasan pemakaian jumlah tenaga kerja
c. Batasan pemakaian jumlah material
d. Batasan nilai dari sebuah proyek

Dari beberapa batasan batasan tersebut suatu proyek konstruksi membutuhkan


perencanaan, penjadwalan dan pengendalian proyek dengan tujuan untuk
menyelaraskan antara biaya proyek yang optimal, mutu pekerjaan yang berkualitas dan
waktu pelaksanaan yang tepat.

Gambar 1.1 elemen utama suatu proyek

Ketiga elemen tersebut berkaitan dan saling mempengaruhi. Kualitas mutu


berkaitan dengan biaya yang dikeluarkan, besar kecilnya biaya secara umum
menunjukkan tinggi rendahnya mutu untuk suatu pekerjaan. Demikian pula dengan
waktu pelaksanaan, tinggi rendahnya mutu secara tidak langsung berkaitan dengan
lama waktu pelaksanaan. Dari waktu yang lebih lama secara otomatis akan menambah
biaya pelaksanaan. Bentuk saling mempengaruhi ini memberikan beberapa kebutuhan
akan teknik untuk manajemen proses konstruksi.

Proyek dikatakan rugi jika:


a. Biaya proyek berkurang sementara waktu pelaksanaan tetap maka secara
otomatis anggaran belanja material akan dikurangi dan mutu pekerjaan akan
berkurang.
b.Waktu pelaksanaan mundur sementara tidak ada rencana penambahan anggaran
yang mengakibatkan mutu pekerjaan akan berkurang
c. Jika mutu dijaga sedangkan waktu pelaksanaan mundur maka akan
mengakibatkan peningkatan anggaran belanja.
Berdasarkan gambar 1.1 diatas dapat disimpulkan bahwa bagaimana menjadwal
dan mengendalikan pelaksanaan proyek supaya berjalan sesuai dengan jadwal yang
telah ditentukan, selesai tepat pada waktunya sehingga tidak terjadi pengurangan mutu
pekerjaan atau penambahan anggaran belanja.
Didalam sebuah proyek dibutuhkan sebuah organisasi sehingga masing-masing
personil dapat melaksanakan pekerjaanya dengan baik sesuai tanggung jawabnya tanpa
mendapat tekanan dari atasan. Untuk proyek-proyek besar yang harus di laksanakan
oleh beberapa kontraktor, pemilik proyek dapat memberikan kepercayaan kepada
manajemen konstruksi (MK) yang bertindak dan atas nama pemilik sebagai manajer.
Dalam sebuah proyek konstruksi, bagian-bagian manajemen dari struktur organisasi
yang ada didalamnya antara lain:
1. Pemilik proyek atau owner
2. Konsultan perencana
3. Konsultan pengawas
4. Kontraktor
5. Project manajer
6. Site Enginer
7. Pengendali operasional proyek
8. Logistik proyek
9. Arsitek atau drafter gambar kerja
10. Quantity surveyor
11. Quality Qontrol.
12. Safety
13. Pelaksana proyek
14. Surveyor
15. Administrasi proyek
16. Perpajakan
17. Akuntansi
18. Teknik informatika proyek
19. Mekanikal elektrikal
20. Mandor
21. Tukang bangunan
22. Kepala tukang
23. Pekerja bangunan
24. dll
Masing-masing dari bagian struktur organisasi harus berfungsi dengan baik agar
pekerjaan konstruksi dapat selesai dengan tepat waktu, efisien serta dengan kualitas
yang memuaskan.
Wewenang yang dimiliki pemilik proyek atau owner adalah :
1. Membuat surat perintah kerja ( SPK )
2. Mengesahkan atau menolak perubahan pekerjaan yang telah direncanakan.
3. Meminta pertanggungjawaban kepada para pelaksana proyek atas hasil
pekerjaan konstruksi.
4. Memutuskan hubungan kerja dengan pihak pelaksana proyek yang tidak dapat
melaksanakan pekerjaanya sesuai dengan isi surat perjanjian kontrak.

Wewenang konsultan perencana adalah:


1. Mempertahankan desain dalam hal adanya pihak-pihak pelaksana bangunan
yang melaksanakan pekerjaan tidak sesuai dengan rencana.

Gambar 1.2 Contoh bagan struktur organisasi manajemen proyek

Rencana Anggaran Biaya (RAB) dalam suatu proyek adalah perhitungan


banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah serta biaya-biaya lain yang
berhubungan dengan pelaksanaan proyek tersebut. Anggaran biaya merupakan bagian
terpenting dalam menyelenggarakan pembuatan suatu proyek. Dalam menyusun
anggaran biaya berarti telah dilakukan penaksiran dan perkiraan harga dari suatu
barang, bangunan atau benda. Perhitungan anggaran biaya terdiri dari 5 hal pokok
diantaranya :

a. Menghitung banyaknya bahan yang digunakan dan harganya


b. Menghitung jam kerja buruh (jumlah dan harga) yang diperlukan
c. Menghitung jenis dan banyaknya peralatan
d. Menghitung biaya-biaya yang tidak terduga
e. Menghitung prosentase keuntungan, waktu, tempat dan jenis pekerjaan

Tahap-tahap penyusunan RAB terdiri dari :

a. Bill of Quality (BQ)


b. Analisa biaya konstruksi
c. Harga Satuan Pekerjaan
d. Rencana Anggaran Biaya
e. Rekapitulasi
Adapun tugas lain dari manajemen konstruksi secara garis besar diantaranya
yaitu:

1. Mengawasi jalannya pekerjaan di lapangan apakah sesuai dengan metode


konstruksi yang benar atau tidak.
2. Meminta laporan progres dan penjelasan pekerjaan tiap item dari kontraktor
secara tertulis.
3. MK berhak menegur dan menghentikan jalannya pekerjaan apabila tidak sesuai
dengan kesepakatan.
4. Mengadakan rapat rutin baik mingguan maupun bulanan dengan mengundang
konsultan perencana, wakil owner dan kontraktor.
5. Berhubungan langsung dengan owner atau wakil owner dalam menyampaikan
segala sesuatu di proyek.
6. Menyampaikan progres pekerjaan kepada owner langsung.
7. Mengesahkan material yang akan digunakan apakah sesuai dengan spesifikasi
kontrak atau tidak.
8. Mengelola, mengarahkan dan mengkoordinasi pelaksanaan pekerjaan oleh
kontraktor dalam aspek mutu dan waktu.
9. Mengesahkan adanya perubahan kontrak yang diajukan oleh kontraktor.
10. Memeriksa gambar shop drawing dari kontraktor sebelum dimulai pelaksanaan
pekerjaan.
11. Selalu meninjau ulang metode pelaksanaan pekerjaan oleh kontraktor agar
memenuhi syarat K3LMP “Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Lingkungan,
Mutu dan Pengamanan”.
12. Memberikan Site Instruction secara tertulis apabila ada pekerjaan yang harus
dikerjakan namun tidak ada di kontrak untuk mempercepat jadwal.

D. Manfaat Manajemen Konstruksi


Manfaat manajemen konstruksi dapat dilihat dari beberapa segi :

 Segi biaya proyek


1. Biaya optimal proyek dapat dicapai karena tim MK sudah berpartisipasi
pada tahap awal perencanaan
2. Biaya keseluruhan proyek dapat dihemat disbanding dengan system
tradisional.

 Segi waktu

1. Dengan system fast track tidak perlu menunggu perencanaan selesai


seluruhnya
2. Waktu yang digunakan untuk perencanaan dapat lebih panjang
3. Pengadaan material/ peralatan impor dapat diukur secara dini sehingga
kemungkinan terlambat lebih kecil

 Segi kualitas

1. Mutu lebih terjamin karena tim MK ikut membantu kontroktor dalam


hal metode pelaksanaan, implementasi, dan Quality Control
2. Mutu dan kemampuan kontraktor spesialis lebih terseleksi oleh pemilik
proyek dibantu dengan tim MK.
3. Kesempatan untuk penyempurnaan rancangan relative banyak

 Segi program pemerintah

1. Pemerataan kesempatan pekerjaan dengan paket-paket kepada


pengusaha kontraktor yang baru berkembang dapat direalisir.
2. Pemilik proyek tidak perlu mengeluarkan banyak staf
E. Tahapan Manajemen Konstruksi
Berikut ini merupakan tahapan operasional di dalam sistem manajemen
konstruksi.

1. Pengembangan Konsep

 Pengembangan sasaran proyek baik dilihat dari aspek biaya dan waktu
 Mengidentifikasikan batasan utama
 Membuat TOR dan organizing
 Sasaran – sasaran prinsip konsep desain kepada konsultan perencanaan
 Tahapan pekerjaan
 Master, coordinating schedule
 Membuat perkiraan biaya awal berdasarkan konsep awal konsultan
perencanaan
 Cash flow

2. Tahap Perencanaan

 Koordinasi dengan pengawasan dalam hal pemetaan dan penyelidikan tanah


 Menyusun jadwal review dan lelang
 Melakukan review
 Membuat RKS
 Membuat RAB tiap paket pekerjaan
 Membuat rekomendasi : aspek mutu, aspek biaya, waktu dan material
 Mengurus ijin – ijin yang diperlukan.
BAB III
KESIMPILAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
1. Proyek adalah gabungan dari berbagai sumber daya, yang dihimpun dalam suatu
wadah organisasi sementara untuk mencapai suatu sasaran tertentu.
2. Biaya, mutu dan waktu merupakan komponen penting untuk menjadwal dan
mengendalikan pelaksanaan proyek agar berjalan sesuai dengan schedule.
3. Masing-masing dari bagian struktur organisasi harus berfungsi dengan baik agar
pekerjaan konstruksi dapat selesai dengan tepat waktu, efisien serta dengan kualitas
yang memuaskan.
4. Anggaran biaya merupakan bagian terpenting dalam suatu proyek untuk melakukan
penaksiran dan perkiraan harga dari suatu barang, bangunan atau benda.

B. SARAN
1. Dalam menyiapkan suatu proyek harus dilakukan perencanaan manajemen
sematang-matangnya supaya todak terjadi kesalahan yang mengakibatkan kegagalan
pada proyek tersebut.
2. Kerjasama antar struktur organisasi juga akan berpengaruh dengan pelaksanaan
proyek. Jadi komunikasi antar personal harus terjalin dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai