Anda di halaman 1dari 4

Sifat-Sifat Determinan Matriks A dan B (Ordo n)

Senin, 03 September 2018

Diketahui matriks bujur sangkar A :


1. Bila Satu baris berunsur nol semua, maka |A| = 0.

2. Bila Satu kolom berunsur nol semua, maka |A| = 0.

3. Bila dua baris pada masing-masing kolomnya berunsur sama, maka |A| = 0.

4. Bila dua kolom pada masing-masing barisnya berunsur sama, maka |A| = 0.

5. Bila dua baris bernilai sebanding, maka |A| = 0.

6. BIla dua kolom bernilai sebanding, maka |A| = 0.

7. BIla satu baris merupakan jumlah dari dua baris lainnya , maka |A| = 0.
8. Bila satu kolom merupakan jumlah dari dua kolom lainnya, maka |A| = 0.
9. Bila kelipatan satu baris dijumlahkan dengan kelipatan baris lainnya menjadi
baris lainnya lagi, maka |A| = 0.
10. Bila kelipatan satu kolom dijumlahkan dengan kelipatan kolom lainnya menjadi
kolom lainnya lagi, maka |A| = 0.

11. Determinan Matriks Diagonal D, |D| = hasilkali unsur-unsur diagonal utamanya.


12. Determinan Matriks Segitiga Atas, Segitiga bawah D, |D| = hasilkali unsur-unsur
diagonal utamanya.

13. Bila, dari Matriks A, satu kolom ditambah dengan kolom lainnya atau dengan
kelipatan kolom lainnya menjadi matrisk B, maka |B| = |A|.

14. Bila, dari Matriks A, dua baris dipertukarkan tempatnya dengan kolom yang
sama menjadi matrisk B, maka |B| = – |A|.

15. Bila, dari Matriks A, dua kolom dipertukarkan tempatnya dengan baris yang
sama menjadi matrisk B, maka |B| = – |A|.
2 5 3
 
A  1 4 9
2 8 
 1
sarrus | A | {( 2)( 4)(8)  (5)(9)( 2)  (3)(1)(1)}  {( 3)( 4)( 2)  (9)(1)( 2)  (8)(1)(5)}
 (64  90  3)  (24  18  40)  75
16. 1 4 9
 
B  2 5 3
2 8 
 1
sarrus | A | {(1)(5)(8)  (4)(3)( 2)  (9)(1)( 2)}  {( 9)(5)( 2)  (3)(1)(1)  (8)( 2)( 4)}
 (40  24  18)  (90  3  64)  75
17.

16. Bila, dari Matriks A, satu baris ditambah dengan baris lainnya pada kolom yang
sama menjadi matrisk B, maka |B| = |A|.

17. Bila, dari Matriks A, satu baris ditambah dengan kelipatan baris lainnya pada
kolom yang sama menjadi matrisk B, maka |B| = |A|.
18. Bila, dari Matriks A, satu kolom ditambah dengan kolom lainnya pada baris yang
sama menjadi matriks B, maka |B| = |A|.

19. Bila, dari Matriks A, satu kolom ditambah dengan kelipatan kolom lainnya pada
baris yang sama menjadi matrisk B, maka |B| = |A|.
2 5 3
 
A  1 4 9
2 8 
 1
sarrus | A | {( 2)( 4)(8)  (5)(9)( 2)  (3)(1)(1)}  {( 3)( 4)( 2)  (9)(1)( 2)  (8)(1)(5)}
 (64  90  3)  (24  18  40)  75
18. Baris ke dua ditambah 2 x baris ketiga ya Lua, maka diperoleh :

2 5 3 
 
B  5 6 25 
2 8 
 1
sarrus | A | {( 2)(6)(8)  (5)( 25)( 2)  (3)(1)(5)}  {( 3)(6)( 2)  (25)(1)( 2)  (8)(5)(5)}
 (96  250  15)  (36  50  200)  (60  15)  75

20. Bila dari Matriks A, satu baris dikali dengan nilai c ( c = konstanta) menjadi
matrisk B, maka |B| = c|A|.

21. Bila, dari Matriks A, satu kolom dikali dengan nilai c ( c = konstanta) menjadi
matrisk B, maka |B| = c|A|.
2 5 3
 
A  1 4 9
2 8 
 1
sarrus | A | {( 2)( 4)(8)  (5)(9)( 2)  (3)(1)(1)}  {( 3)( 4)( 2)  (9)(1)( 2)  (8)(1)(5)}
 (64  90  3)  (24  18  40)  75
Baris 1 kalikan 2 ,  kolom ke 2 kalikan 3
 baris 3 kalikan 4
 baris 3 dikurang 3 kali baris bertama  C
 |C| = 1800
8 20 12 
 
B  1 4 9 
2 8 
 1
sarrus | A | {(8)( 4)(8)  (20)(9)( 2)  (12)(1)(1)}  {(12)( 4)( 2)  (9)(1)(8)  (8)(1)( 20)}
 (256  360  12)  (96  72  160)  (200  100)  300
22. Bila |A| = 0 , maka matriks A disebut matriks singular. Matriks ini berpangkat (
rank) tidak penuh , Rank (A) = R(A) < n. Matriks A tidak mempunyai kebalikan
(inverse) ( A-1 tidak ada).

23. Bila |A| ≠ 0 , maka matriks A disebut matriks nonsingular. Matriks ini
berpangkat ( rank) penuh , Rank (A) = R(A) = n. Matriks A mempunyai
kebalikan (inverse) ( A-1 ada) .
1 0 1 2
0 3 2 1
A= 1 0 3 6
2 3 3 -1

12 +1 +0 – 4 - 3 – 0 =6
Buang Kolom 2 :
M22 = -14 , 22 = -14 , a22 = 3

M42 = 6 , 22 = 6 , a42 = 3

|A| = 12 . a12 + 22 . a22 + 32 . a32 + 42 . a42 = 0 + 3 (-14) + 0 + 3(6) = -24

(Berdasarkan sifat sifat yang Anda peroleh)


Hitung determinaan Matriks A tersebut!

1 0 1 2
0 3 2 1
0 0 2 4 B3 – B1
0 3 1 -5 B4 – 2B1

1 0 1 2
0 3 2 1
0 0 2 4
0 0 -1 -6 B4 – B2

1 0 1 2
0 3 2 1
0 0 2 4
0 0 0 -4 B4 – (- ½ )B3

|A| = (1)(3)(2)(-4) = -24

Yaaa, kita kuis Tanggal 10 September 2018 , jam 13.30 – 15.10


Jawaban mahasiswa : oke pak
Algoritma Mencari DETERMINAN Matriks A ordo n
(Selama proses ke–i, pada baris ke-i diperoleh aii  0)

L1. Masuk ordo Matriks A : n


L2. Do i = 1 to n
L3. Do j = 1 to n
L4. Masuk A(i,j)
L5. End do
L6. End do
L7. Do i = 1 TO (n-1)
L8. Do j = (i+1) TO n
L9. Pandi = -A(j,i) / A(i,i)  pandi = pengali
L10. Do k = i TO n
L11. A(j,k) = A(j,k) + Pandi*A(i,k)
L12. End do
L13. End do
L14. End do
L15. Maulana = 1
L16. Do i = 1 TO n
L17. Maulana = Maulana * A(i,i)
L18. End do
L19. Cetak Maulana  maulana ini = determinan

Anda mungkin juga menyukai