Anda di halaman 1dari 8

TUGAS KEPERAWATAN KOMUNITAS

STRATEGI INTERVENSI KEPERAWATAN


KOMUNITAS PADA IBU NIFAS

Dosen Pembimbing :

Ns.Desi Deswita, M. Kep, SP. Kep. Kom.

Kelompok 10 , Lokal 3B :
PUTERI NABILLA
173210335

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN RI PADANG


PRODI D.III KEPERAWATAN SOLOK
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan proposal ini.
Penyusunan makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Keperawatan Jiwa yang berjudul
tentang “RENCANA STRATEGI INTERVENSI KEPERAWATAN KOMUNITAS
TERKAIT PADA IBU NIFAS”. Selain itu tujuan dari penyusunan Makalah ini juga untuk
menambah wawasan tentang Rencana Strategi yang akan dilaksanakan untuk meningkatkan
kemampuan diri.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ns.Desi Deswita, M. Kep, Sp
Kep. Kom. selaku dosen pembimbing mata kuliah Materi Keperawatan Komunitas.
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dalam penulisan
maupun penyusunan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
yang membangun demi kesempurnaan makalah ini dan memperbaiki kesalahan dimasa yang
akan datang.

Solok, 22 Agustus 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa nifas (postpartum) merupakan masa pemulihan dari sembilan bulan kehamilan
dan proses kelahiran. Pengertian lainnya yaitu masa nifas yang biasa disebut masa
puerperineum ini dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali keadaan seperti hamil. Masa nifas ini berlangsung selama kira-
kira 6 minggu. Pada masa ini terjadi perubahan- perubahan fisiologis maupun
psikologis seperti perubahan laktasi/ pengeluaran air susu ibu, perubahan sistem tubuh
dan perubahan psikis lainnya. Karena pada masa ini ibu-ibu yang baru melahirkan
mengalami berbagai kejadian yang sangat kompleks baik fisiologis maupun
psikologis. Dalam hal ini perawat berperan penting dalam membantu ibu sebagai
orang tua baru. Perawat harus memberikan support kepada ibu serta keluarga untuk
menghadapi kehadiran buah hati yang sangat membutuhkan perhatian dan kasih
sayang sehingga dapat memulai kehidupan sebagai keluarga baru.
Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis baik
ibu ataupun bayi. Diperkirakan bahwa 60% kematian akibat kehamilan terjadi setelah
persalinan dan 50% kematian akibat nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Setelah
proses persalinan selesai bukan berarti tugas dan tanggung jawab perawat dan
terhenti, karena asuhan kepada ibu harus dilakukan secara komprehensif dan terus
menerus dalam arti selama masa kurun reproduksi seorang wanita harus mendapatkan
asuhan yang berkualitas dan standar.
B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan program pemerintah dan program puskesmas terkait permasalahn
pada ibu nifas?
2. Menjelaskan konsep terkait dengan pada ibu nifas ?
3. Menjelaskan strategi intervensi terkait pada ibu nifas?

C. Tujuan
1. Untuk menjelaskan program pemerintah dan program puskesmas terkait
permasalahn pada ibu nifas
2. Untuk menjelaskan konsep terkait dengan pada ibu nifas
3. Untuk menjelaskan strategi intervensi terkait pada ibu nifas
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Ibu Masa Nifas
Masa nifas adalah (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
atau pueperium dimulai sejak 2 jam seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
atau puerperium dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6
minggu (42 hari) setelah itu. Dalam bahasa latin, waktu mulai tertentu setelah
melahirkan anak ini disebut Puerperium yaitu kata puer yang artinya bayi dan
parous melahirkan. Jadi, pueperium berarti masa setelah melahirkan bayi.
Puerperium adalah masa pulih kembali. Sekitar 50% kematian ibu terjadi dalam
24 jam pertama postpartum sehingga pelayanan pascapersalinan yang berkualitas
harus terselenggara pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan bayi dan bayi.
a. Masa nifas dimulai beberapa jam setelah lahirnya plasenta dan mencakup
enam minggu berikutnya.
(Pudiknakes, 2003)
b. Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir
ketika alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hami.
(Sarwono P, 2001)
c. Masa nifas adalah akhir dari peroide intrapartum yang ditandai dengan
lahirnya selaput dan plasenta dan berlangsung sekitar 6 minggu.
(Varney’s, 1997)
d. Masa nifas (puerperium) adalah masa mulai pulih kembali, mulai dari
persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali pra-hamil, lama nifas 6-
8 minggu.
(Wulandari & Ambarwati, 2008)
e. Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir
ketika alat-alat kandungan seperti keadaan sebelum hamil, berlangsung selama
kira-kira 6 minggu.
(Saleha, 2009)
f. Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai 2 jam setelah persalinan
dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira 6 minggu.
g. Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya plasenta sampai alat-
alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dn secara normal masa nifas
berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari.
(Ambarwati, 2010)

Masa nifas dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta dan mencakup
enam minggu berikutnya. (Pusdiknakes, 2011)
Periode postnatal dimulai segera setelah kelahiran bayi sampai enam minggu
(42 hari) setelah lahir. (WHO, 2010)
B. Tujuan Asuhan Masa Ibu Nifas
Dalam masa nifas ini, ibu memerlukan perawatan dan pengawasan yang dilakukan
selama ibu tinggal di rumah sakit maupun setelah keluar dari rumah sakit.
Adapun tujuan dari perawatan masa nifas adalah :
a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis
b. Melaksanakan skrining yang komprehensif, berencana, menyusui, pemberian
imunisasi, kepada bayinya dan perawatan bayi sehat
c. Memberikan pelayanan keluarga masyarakat berencana
d. Mempercepat involusi alat kandungan
e. Melancarkan fungsi gastroinstestisinal atau perkemihan
f. Melancarkan pengeluaran lochea
g. Meningkatkat kelancaran peredaran darah sehingga mempercepat fungsi hati
dan pengeluaran sisa metabolisme

C. Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Masa Nifas


Bidan memiliki peran yang sangat penting dalam pemberian asuhan post partum.
Adapun peran bidan pada masa nifas menurut (Saleha, 2009) adalah sebagai
berikut :
a. Mengidentifikasi dan merespon kebutuhan dan komplilkasi pada saat :
- 6-8 jam setelah persalinan
- 6 hari setelah persalinan
- 2 minggu setelah persalinan
- 6 minggu setelah persalinan
b. Mengidentifikasi memberi dukungan terus-menerus selama masa nifas yang
baik dan sesuai dengan kebutuhan ibu agar mengurangi ketegangan fisik dan
psikologis selama masa nifas
c. Sebagai promoter hubungan yang erat antara ibu dan bayi secara fisik dan
psikologis
d. Mengondisikan ibu untuk menyusui bayinya dengan cara menciptakan rasa
nyaman
e. Membuat kebijakan, perencanaan program kesehatan yang berkaitan dengan
ibu dan anak, serta mampu melakukan kegiatan administrasi
f. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan
g. Melakukan manajemen asuhan kebidanan dengan cara mengumpulkan data,
menetapkan diagnosa, dan rencana tindakan, serta melaksanakannya,
mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama
periode nifas
h. Memberi asuhan kebidanan secara profesinal
Asuhan ibu nifas oleh bidan dilakukan dengan cara mengumpulkan data,
menetapkan diagnosa dan rencana tindakan melaksanakannya untuk mempercepat
proses pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan
bayi selama periode nifas.
Persyaratan :
a. Bidan memiliki kemampuan untuk memberikan asuhan ibu nifas secara
profesional

Pengkajian Data:
- Dilakukan untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir, mencegah,
mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi, paling sedikit
dilakukan 4 kali kunjungan nifas, lama hari rawat 24 jam
- Anamnesis dan pemeriksaan fisik dilakukan berdasarkan tujuan asuhan
dari setiap wktu kunjungan yang dilakukan

D. Tahapan Masa Ibu Nifas


Tahapan masa nifas menurut Reva Rubin :
a. Periode Taking In (hari ke 1-2 setelah melahirkan)
- Ibu masih pasif dan tergantung dengan orang lain
- Perhatian ibu tertuju pada kekhawatiran perubahan tubuhnya
- Ibu akan mengulangi pengalaman-pengalaman waktu melahirkan
- Memerlukan ketenangan dalam tidur untuk mengembalikan keadaan tubuh
ke kondisi normal
- Nafsu makan ibu biasanya bertambah sehingga membutuhkan peningkatan
nutrisi. Kurangnya nafsu makan menandakan proses pengembalian kondisi
tubuh tidak berlangsung normal
b. Periode Taking On/Taking Hold (hari 2-4 setelah melahirkan)
- Ibu memperhatikan kemampuan menjadi orang tua dan meningkatkan
tenggung jawab akan bayinya
- Ibu memfokuskan perhatian pada pengontrolan fungsi tubuh, BAK, BAB
dan daya tahan tubuh
- Ibu berusaha untuk menguasai keterampilan merawat bayi seperti
menggendong, menyusui, memandikan dan mengganti popok
- Ibu cenderung terbuka menerima nasehat bidan dan kritikan pribadi
- Kemungkinan ibu mengalami depresi postpartum karena merasa tidak
mampu membesarkan bayinya
c. Periode Letting Go
- Terjadi setelah ibu pulang ke rumag dan dipengaruhi oleh dukungan serta
perhatian keluarga
- Ibu sudah mengambil tanggung jawab dalam merawat bayi dan memahami
kebutuhan bayi sehingga akan mengurangi hak ibu dalam kebebasan dan
hubungan sosial
- Depresi postpartum sering terjadi pada masa ini

E. Kebijakan Program Nasional Masa Ibu Nifas


Berdasarkan program dan kebijakan teknis masa nifas, paling sedikit dilakukan 4
kali kunjungan masa nifas, dengan tujuan, yaitu :
a. Memelihara kondisi kesehatan ibu dan bayi
b. Melakukan pencegahan terjadap kemungkinan-kemungkinan adanya
gangguan kesehatan ibu nifas dan bayinya
c. Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas
d. Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan
ibu dan bayi

Kunjungan masa nifas terdiri dari :


a. Kunjungan 1 (6-8 jam setelah persalinan)
Tujuan kunjungan :
- Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
- Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan rujuk jika perdarahan
berlanjut
- Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga
bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
- Pemberian ASI awal
- Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir
- Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hypotermi

Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan
bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai ibu dan bayi
dalam keadaan normal.
Semua ibu memerlukan pengamatan yang cermat dan penilaian dalam awal
masa pasca salin. Sebelum ibu dipulangkan dari klinik atau sebelum bidan
meninggalkan rumah ibu, proses penatalaksaan kebidanan selalu dipakai
untuk:
- Mendeteksi komplikasi dan perlunya perujukan
- Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara
mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang
baik, serta mempraktekkan kebersihan yang aman
- Memfasilitasi hubungan dan ikatan batin antara ibu-bayi
- Memulai dan mendorong pemberian ASI

b. Kunjungan II (6 hari setelah persalinan)


Tujuan kunjungan:
- Memastikan involusi uterus berjalan normal yaitu uterus berkontrakasi,
fundus di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau
- Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal
- Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat
- Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak memperlihatkan tanda-
tanda penyulit
- Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat,
menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari

c. Kunjungan III (2 minggu setelah persalinan)


Tujuan kunjungan:
Semua seperti diatas (6 hari setelah persalinan)

d. Kunjungan IV (6 minggu setelah persalinan)


- Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau bayi alami
- Memberikan konseling untuk KB secara dini

Tanda-tanda bahaya masa nifas, yaitu:


a. Perdarahan hebat atau peningkatkan perdarahan secara tiba-tiba (melebihi
haid biasa atau jika perdarahan tersebut membahasi lebih dari 2 pembalut
saniter dalam waktu setengah jam)
b. Pengeluaran cairan vaginal dengan bau busuk yang keras
c. Rasa nyeri di perut bagian bawah atau punggung
d. Sakit kepala yang terus menerus, nyeri apigastric atau masalah penglihatan
e. Pembengkakan pada wajah dan tangan, demam, muntah, rasa sakit
sewaktu buang air seni, atau merasa tidak enak badan
f. Payudara yang memerah, panas dan atau sakit
g. Kehilangan selera makan untuk waktu yang berkepanjangan
h. Rasa sakit, warna merah, kelembutan dan atau pembengkakan pada kaki
i. Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengurus diri sendiri atau bayi
j. Merasa sangat letih atau bernafas terengah-engah

Anda mungkin juga menyukai