Anda di halaman 1dari 3

Prinsip Biosekuriti

Adapun prinsip dalam bidang biosekuriti menurut Ida 2017, yaitu:

a. Persiapan dan Pencegahan

Meliputi deteksi, diagnosis, dan mitigasi penyakit maupun cedera yang disebabkan
oleh agen biologis dan kimiawi. Upaya tersebut membutuhkan kerja sama dan tim siaga
khusus di setiap kota maupun provinsi dan melakukan protokol serta rencana tertentu yang
sudah disiapkan oleh CDC atau agen yang bertanggung jawab.

b. Deteksi Dini

Merupakan upaya untuk memutuskan respons yang tepat dan cepat terhadap
serangan biologis atau kimiawi, seperti obat profilaksis, antidotum kimiawi, dan vaksin.
Upaya tersebut membutuhkan komunikasi dan usaha optimal antara petugas medis di setiap
unit gawat darurat atau rumah sakit dengan petugas yang melakukan deteksi dini dan
surveilans rutin.

c. Identifikasi agen biologi maupun kimiawi

Hal ini memegang peranan penting. Teknologi yang digunakan dalam identifikasi
bioterorisme berupa teknologi modern (seperti mikroaray, analisis genetik atau protein)
maupun teknologi konvensional (misalnya pewarnaan, uji biokimia). Pembuatan jaringan
respons laboratorium multilevel untuk bioterorisme merupakan upaya menghubungkan
laboratorium klinik dengan dinas atau agen yang ditunjuk untuk menganalisis agen biologis
atau kimiawi tertentu yang berpotensi mengancam biosekuriti.

d. Respons terhadap Bioterorisme

Ini mencakup investigasi epidemiologis, terapi medis atau profilaksis, dan inisiasi
pencegahan penyakit atau dekontaminasi lingkungan.Penting diingat bahwa penentuan
respons harus dilakukan secara cepat dan tepat.

e. Komunikasi
Komunikasi efektif antar petugas kesehatan dan masyarakat maupun media
diperlukan untuk membatasi kemampuan teroris menimbulkan kepanikan dan
mengacaukan kehidupan masyarakat. Di Amerika Serikat, CDC menerapkan konsep
komunikasi efektif dan membentuk sistem biosecuriti dengan berbagai agen lokal maupun
negara bagian. CDC mengembangkan sistem komunikasi yang mendukung surveilans
penyakit, peringatan dini dan penukaran informasi mengenai suatu wabah yang diduga
terkait bioterorisme, penyebaran hasil diagnostik dan informasi kesehatan
kegawatdaruratan, serta koordinasi aktivitas responsgawat darurat.Selain itu, CDC juga
mengadakan pelatihan kepada epidemiologis, petugas laboratorium, petugas gawat darurat,
staf unit gawat darurat dan ruang rawat intensif, serta petugas kesehatan lainnya, termasuk
dokter layanan primer.

Untuk praktik biosekuriti terdiri atas tiga komponen yaitu sanitasi, isolasi, dan lalu lintas.
Komponen tersebut meliputi:

1. Sanitasi, hal yang harus diperhatikan ialah:


a. Melakukan cuci tangan sebelum dan setelah menangani hewan yang sakit menggunakan
disinfektan.
b. Memakai sepatu khusus/bot pada saat masuk kandang/kolam dan melakukan dipping
sepatu pada disinfektan.
c. Penggunaan desinfektan.
d. Memakai pakaian khusus (cattle pack) pada saat masuk ke kandang/kolam.
e. Menggunakan peralatan yang steril selama melakukan tindakan karantina.
f. Kolam senantiasa dibersihkan dengan disinfektan.
g. Tempat pakan senantiasa dibersihkan dengan disinfektan.
h. Peralatan kolam senantiasa dibersihkan dengan disinfektan.
i. Tempat penyimpanan pakan yang senantiasa dibersihkan secara rutin.

2. Isolasi, hal – hal yang harus diperhatikan dalam isolasi ialah:


a. Perlakuan terhadap hewan yang sakit.
b.Tindakan terhadap hewan yang baru masuk.
c. Tindakan terhadap hewan yang sehat.
d. Perlakuan terhadap hewan yang mati.
e. Penanganan terhadap kotoran hewan.

3. Lalu lintas, hal yang harus diperhatikan ialah:


a. Tindakan terhadap lalu lintas kendaraan dan pengunjung.
b. Perlakuan terhadap lalu lintas peralatan.
c. Perlakuan terhadap lalu lintas pakan.
d. Tindakan terhadap rodensia, serangga, burung liar, dan hewan lain.

Daftar Pustaka :

Bagus, Ida. 2017. Biosekuriti. Bahan Ajar Kesehatan Masyarakat Veteriner. Laboratorium
Kesmavet Laboratorium Kesmavet Fakultas Kedokteran Hewan Fakultas Kedokteran
Hewan Universitas Udayana Universitas Udayana Denpasar- Denpasar-Bali.

Anda mungkin juga menyukai