Anda di halaman 1dari 17

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Tadulako. Adapun objek penelitian ini adalah perilaku belajar,

efikasi diri, sarana prasarana sebagai variabel independen (X) dan prestasi

akademik mahasiswa akuntansi sebagai variabel dependen (Y).(Khairil, 2012)

3.2 Jenis Dan Sumber Data

3.3.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini termasuk jenis penelitian

kuantitatif (data primer). Creswel (2014) menyatakan bahwa:

“penelitian kuantitatif merupakan pendektan untuk menguji teori onjektif dengan

menguji hubungan antar variabel”.

3.3.2 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang

diperoleh peneliti secara lansung dari penyebaran kuisioner, yang dalam

penelitian ini berupa jawaban mahasiswa Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Tadulako angkatan 2016, 2017 dan 2018 terhadap pertanyaan yang

diajukan dalam kuisioner untuk mengungkap pengaruh perilaku belajar, efikasi

diri, dan sarana prasarana terhadap prestasi akademik mahasiswa akuntansi baik

secara lisan maupun tulisan. Sedangkan data sekunder yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data yang sifatnya mendukung tentang informasi untuk

42
landasan teori, yaitu dari buku-buku literatur maupun jurnal-jurnal yang

berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3.3 Tekhnik Pengumpulan Data

Metode yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini

yaitu:

1. Kuesioner: penelitian yang berbentuk respon tertulis yang diberikan sebagai

tanggapan atas pertanyaan tertulis yang diajukan oleh peneliti tentang perilaku

belajar, efikasi diri, sarana prasarana dan prestasi akademik mahasiswa

akuntansi angkatan 2016, 2017 dan 2018.

2. Dokumentasi: dokomen adalah catatan tertulis tentang berbagai kegiatan atau

peristiwa pada waktu yang lalu (W. G: 123). Catatan-catatan tertulis yang

diambil dari buku, majalah, dokumentasi, peraturan-peraturan, notulen rapat,

catatatn harian dan sebagainya.

3. Observasi, merupakan pengamatan langsung yang dilakukan di lapangan.

3.4 Populasi Dan Sampel

3.4.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2005), populasi adalah suatu generalisasi yang

didalamnya terdiri dari karateristik atau kualitas tertentu yang sudah ditetapkan

oleh para peneliti agar bisa dipelajari.

Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat diketahui bahwa populasi

merupakan subjek yang berada dalam suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat

tertentu yang didalamnya bisa diambil informasi penting berupa data atau

43
masalah penelitian. Adapun yang menjadi populasi dari penelitian ini adalah

mahasiswa jurusan akuntansi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako

Angkatan 2016, 2017 dan 2018.

Tabel 3.1

Populasi Mahasiswa Dengan Ipk 3,8 Terdaftar Pertahun Angkatan Pada


Semester Genap Tahun Akademik 2016, 2017 Dan 2018

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako

No. Tahun Angkatan Jumlah Mahasiswa


1. 2016 20
2. 2017 16
3. 2018 58
Jumlah 94
Sumber: UPT Komputer Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako

3.4.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2008: 116), sampel adalah bagian dari jumlah dan

karateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Berdasarkan pendapat tersebut,

dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi

yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu.

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah proportional random

sampling yaitu dari jumlah populasi ditentukan jumlah sampel sebagai obyek

penelitian. Untuk dapat mengetahui jumlah minimal sampel yang diambil dalam

penelitian ini sehingga dapat mewakili populasinya, maka jumlah sampel dapat

dihitung menggunakan rumus slovin (Husein, 2008: 78) adalah sebagai berikut:

44
𝑁
n= 1+𝑁𝑒 2

Dimana:

n = Ukuran sampel

N = Ukuran populasi

e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel

yang masih dapat ditolerir atau diinginkan dengan tingkat kesalahan

sebesar 5%.

Berdasarkan rumus diatas, maka sampel dapat dihitung sebagai berikut:


94 94 94
n= 1+94.(0,05) 2
= 1+1,235 = 1,235 = 76 mahasiswa

Jadi, yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 76 mahasiswa.

Dari ukuran sampel yang telah diketahui, selanjutnya peneliti akan

menentukan perwakilan dari tiap angkatan, dimana populasi yang dijadikan

objek penelitian tersebut sebanyak 3 (tiga) angkatan. Data perhitungan populasi

sampel perwakilan tiap angkatan dapat dilihat pada tabel berikut:

45
Tabel 3.2

Perhitungan Proporsi Sampel dalam Perwakilan Tiap Angkatan

Jumlah Jumlah
No Angkatan Proporsi Sampel
Populasi Sampel

1. 20
2016 20 × 76 = 16,17
94
2. 16
2017 16 × 76 = 12,93
94
3. 58
2018 58 × 76 = 46,89
94
Jumlah 94 76
Tabel: Data Diolah Oleh Peneliti, 2019

3.4 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional dimaksudkan untuk menjabarkan variabel-variabel

yang timbul dalam suatu penelitian ke dalam indikator-indikator yang lebih

terperinci. Adapun variabel dalam penelitian ini, yaitu:

1. Perilaku Belajar (X1)

Menurut (Sudaryono dan Bharata, 2004), berikut adalah penjelasan singkat

tentang komponen-kompenen perilaku belajar mahasiswa di perguruan tinggi,

yaitu sebagai berikut:

1. Mempersiapkan diri mengikuti kuliah;

2. Mengikuti kuliah dengan efektif;

3. Membuat catatan belajar setelah kuliah;

4. Belajar untuk menghadapi ujian; dan

46
5. Kemampuan menggunakan waktu secara efektif.

2. Efikasi Diri (X2)

Bandura (1998: 3) menyebutkan bahwa:

“perceived self-efficacy refers to beliefs in one’s capabilities to organize and

execute the courses of action reguired to produce given attainment”.

Dari definisi tersebut dapat dipahami bahwa efikasi diri merupakan

keyakinan seseorang akan kemampuannya untuk mengatur dan melaksanakan

serangkaian kegiatan yang dibutuhkan untuk menghasilkan hasil yang ingin

dicapai.

Maddux mengutip pendapat Bandura yang menyebutkan bahwa efikasi diri

meliputi tiga dimensi, yaitu sebagai berikut:

1. Magnitude, merupakan efikasi diri dalam hirarki perilaku menunjuk

kepada keyakinan seseorang atas kemampuan dirinya dalam

menyelesaikan berbagai macam kesulitan yang dihadapi.

2. Strength, merujuk kepada keteguhan keyakinan seseorang dalam

melakukan perilaku tertentu. Dimensi ini juga mengacu pada derajat

kemantapan individu terhadap keyakinan yang dibuatnya. Efikasi diri yang

lemah dapat ditiadakan dengan pengalaman yang mengelisahkan ketika

menghadapi sebuah tugas. Sebaliknya orang yang memiliki keyakinan

yang kuat akan bertekun pada uasahanya meskipun pada tantangan dan

rintangan yang tak terhingga.

47
3. Sarana Prasarana(X3)

Menurut ketentuan umum permendinas (Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional) No. 24 Tahun 2007 tentang standar sarana prasarana pendidikan dasar

dan menengah dikatakan bahwa sarana adalah standar nasional pendidikan yang

berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat olahraga, tempat

ibadah perpustakaan, laboratorium serta sumber belajar lain yang diperlukan

untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi

informasi dan komunikasi.

Lebih lanjut dalam pasal 42 ayat (1) menyatakan bahwa sarana prasarana

adalah:

1. Fasilitas belajar

2. Perlengkapan pembelajaran

3. Prestasi Akademik Mahasiswa (Y)

Selain itu, Djamarah (2002) mendefinisikan prestasi akademik sebagai

suatu hasil yang diperoleh, dimana hasil tersebut berupa kesuksesan yang

mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil akhir dari aktivitas

belajar. Sehingga dapat dikatakan bahwa prestasi akademik merupakan

perubahan dalam hal kecakapan tingkah laku, ataupun kemampuan yang dapat

bertambah selama beberapa waktu dan tidak disebabkan proses pertumbuhan,

tetapi adanya situasi belajar.

48
Tabel 3.3

Operasional Variabel

SKALA
VARIABEL INDIKATOR
PENGUKURAN
1. mempersiapkan diri Ordinal
mengikuti kuliah Ordinal
2. Mengikuti kuliah Ordinal
dengan efektif Ordinal
Perilaku Belajar 3. Membuat catatan Ordinal
(X1) belajar Ordinal
4. Belajar untuk Ordinal
menghadapi ujian Ordinal
5. Pola membaca Ordinal
6. Kemampuan Ordinal
menggunakan waktu Ordinal
(Sumber: Sudaryono &
Bharata, 2004)

Efikasi Diri 1. Magnitude Ordinal


(X2) 2. Strength Ordinal
3. Generality
(Sumber: Bandura,
1986:309)

Sarana Prasarana 1. Fasilitas pendidikan Ordinal


(X3) 2. Perlengkapan
pembelajaran Ordinal
(Sumber: Arafah
Khairudin, 2017)

Prestasi Akademik 1. Mahasiswa yang Interval


Mahasiswa berprestasi
Akuntansi (Sumber : Poerwati
(Y) Tjahjaning, 2010)
Tabel : Data diolah oleh peneliti, 2019

Indikator-indikator diatas, Yakni pengukuran untuk variabel independen

(X) dan variabel dependen (Y) dalam penelitian ini menggunakan skala ordinal

49
dengan teknik pengukuran skala likert. Menurut Sugiyono (2014: 133) dengan

skala likert, variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.

Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-

item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Masing-masing

butir pernyataan dalam penelitian ini, diberi skor 1 sampai 5. Alternatif jawaban

pada setiap pernyataan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4

Skala Pengukuran (Skala Likert)

No Pernyataan Bobot

1. Sangat setuju 5

2. Setuju 4

3. Kurang setuju 3

4. Tidak setuju 2

5. Sangat tidak setuju 1

Sumber: Sugiyono (2014)

Data yang dihimpun dengan menggunakan daftar pertanyaan (indikator)

yang ditujukan sebagai alat ukur teknik skala likert. Skala likert juga merupakan

alat untuk mengukur (mengumpulkan data dengan cara “mengukur dan

menimbang”) yang itemnya (butir-butir pertanyaannya) berisikan (memuat)

pilihan yang berjenjang.

50
Setiap jawaban yang diberikan untuk mengukur dan menentukan jawaban

pendapat mahasiswa akuntansi tentang pengaruh perilaku belajar,efikasi diri dan

sarana prasarana terhadap penunjang prestasi akademik mahasiswa. Penyajian

data dalam bentuk daftar distribusi frekuensi, dimaksudkan sebagai upaya

menyusun urutan data kedalam kelas-kelas interval, untuk kemudian ditentukan

jumlah (frekuensinya), berdasarkan data yang sesuai dengan batas-batas interval

kelasnya (Supangat, 2010: 21).

3.6 Pengujian Instrumen

3.6.1 Uji Validitas Data Atau Kesahihan

Validitas berasal dari kata validity “validity mempunyai arti sejauhmana

ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam menentukan fungsi ukurnya”

(Saifuddin, 2000: 5). Sedangkan menurut pendapat lain “validitas adalah suatu

ukuran kebenaran data yang diperoleh melalui penggunaan instrument” (Sukardi,

2008: 122). Jadi, validitas merupakan ketepatan dan kecermatan alat ukur dlaam

melakukan fungsi ukur untuk memperoleh kebenaran data yang diperoleh dari

penggunaan instrumen.

Alat ukur yang valid adalah yang memiliki varians eror yang kecil (karena

eror pengukurannya kecil) sehingga angka yang dihasilkan dapat dipercaya

sebagai angka yang “sebenarnya” atau angka yang mendekati keadaan

sebenarnya. Ada dua langkah yang dapat ditempuh untuk memperoleh alat ukur

yang sahih, yaitu: langkah pertama, adalah dengan menentukan construct item-

item berdasarkan konsep operasionalisasi variabel beserta indikator-

51
indikatornya, sehingga diperoleh alat ukur yang memiliki kesesuaian dengan

teori. Langkah kedua, adalah dengan analisis uji coba item dengan menguji

korelasi antar skor tiap item dengan skor total item.

Menurut Sugiyono (2014: 250), untuk dapat memberi interprestasi

terhadap kuatnya hubungan yang telah dihitung dapat berpedoman pada

ketentuan-ketentuan seperti yang tertera pada tabel 3.5 sebagai berikut:

Tabel 3.5

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi

Terhadap Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,000-0,199 Sangat Rendah

0,200-0,399 Rendah

0,400-0,599 Sedang

0,600-0,799 Kuat

0,800-1,000 Sangat Kuat

Sumber: Sugiyono (2014)

3.6.2 Uji Realibilitas Atau Keandalan

Uji realibilitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah alat pengumpul

data pada dasarnya menunjukkan tingkat ketepatan, keakuratan, kestabilan, atau

konsistensi alat tersebut dapat mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok

individu, walaupun dilakukan terhadap pernyataan-pernyataan yang sudah valid,

52
untuk mengetahui sejauhmana hasil pengukuran kembali terhadap gejala yang

sama.Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan teknik uji statistik

Cronbach Alpha (a). Untuk melihat andal tidaknya suatu konstruk atau variabel

jika memberikan nilai Cronbach Alpha> 0,60 (Ghozali, 2006: 46).

3.7 Transformasi Data

Variabel-variabel dalam penelitian ini diukur dengan melakukan

penyebaran kuesioner kepada responden untuk setiap jawaban. Pada variabel

independen (X) dan variabel dependen (Y) diberi skor dan skor yang diperoleh

mempunyai tingkat pengukuran ordinal.

Keperluan analisis lebih lanjut diperlukan data dengan ukuran paling tidak

interval sebagai persyaratan dalam menggunakan analisis regresi berganda. Oleh

karena itu seluruh variabel yang berskala ordinal terlebih dahulu dinaikkan atau

ditransformasikan tingkat kepengukurannya ketingkat interval melalui method of

successive intervaldengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Perhatikan setiap item pertanyaan kuisioner.

2. Untuk setiap item tersebut, tentukan beberapa orang responden yang

mendapat skor 1,2,3,4,5 yang disebut frekuensi (F).

3. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut

proporsi (P).

4. Hitung proporsi kumulatif (Pk).

5. Gunakan tabel normal, hitung nilai 2 untuk setiap proporsi kumulatif.

6. Nilai densitas normal(Fd) yang sesuai dengan nilai 2.

53
7. Tentukan nilai interval (scale value) untuk setiap skor jawaban sebagai

berikut:

(𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦 𝑎𝑡 𝐿𝑜𝑤𝑒𝑟 𝐿𝑖𝑚𝑖𝑡) − (𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦 𝑎𝑡 𝑈𝑝𝑝𝑒𝑟 𝐿𝑖𝑚𝑖𝑡)


Nilai interval(𝑆𝑐𝑎𝑙𝑒 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒) =
(𝐴𝑟𝑒𝑎 𝑈𝑛𝑑𝑒𝑟 𝑈𝑝𝑝𝑒𝑟 𝐿𝑖𝑚𝑖𝑡) − (𝐴𝑟𝑒𝑎 𝑈𝑛𝑑𝑒𝑟 𝐿𝑜𝑤𝑒𝑟 𝐿𝑖𝑚𝑖𝑡)

8. Sesuai dengan skala ordinal ke interval, yaitu scale value (SV) yang nilainya

terkecil (harga negatif yang terbesar diubah menjadi sama dengan 1).

Dimana :Density at Lower Limit = Kepadatan batas bawah

Density at Upper Limit = Kepadatan batas atas

Area Under Upper Limit = Daerah di bawah batas atas

Area Under Lower Limit = Daerah di bawah batas bawah

3.8 Uji Asumsi Klasik

Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini secara teoritis akan

menghasilkan nilai parameter model penduga yang sah apabila dipakai asumsi

klasik. Karena penggunaan asumsi analisis regresi berganda maka estimasi yang

digunakan biasanya metode kuadrat terkecil biasa (Ordinal Least Squares – OLS)

yang mempunyai sifat BLUE (Best, Linear, Unbiased, Estimator). Asumsi klasik

menurut Ghozali (2006:89).

3.8.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi,

kedua variabel (bebas maupun terikat) mempunyai distribusi normal atau

setidaknya mendekati normal (Ghozali, 2013: 160).Deteksi normalitas dilakukan

dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik.

54
Menurut Ghozali (2013: 163), dasar pengambilan keputusannya adalah:

1. Jika data yang menyebarr disekitar garis diagonal dan mnegikuti arah garis

diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah

garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

3.8.2 Uji Multikolinearitas

Bertujuan menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar

variabel bebas atau variabel independen (Ghozali, 2013: 105). Jika terjadi

korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinieritas. Model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen.

Adapun deteksi adanya multiko sebagai berikut:

Besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan tolerance pedoman suatu

model regresi yang bebas multiko adalah:

1. Mempunyai nilai VIF disekitar angka 1 (satu)

2. Mempunyai angka Tolerance mendekati 1 (satu)

Catatan : Tolerance = 1 NIF atau bisa juga VIF= 1 / tolerance.

3.8.3 Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain tetap. Model regresi yang baik adalah Homoskedastisitas

atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Untuk menguji heteroskedastisitas dalam

penelitian ini dilakukan dengan melihat grafik scaterplot antara variabel terikat

55
(ZPRED) dan variabel bebas (SRESID) (Ghozali, 2013: 139) dengan dasar

pemikiran bahwa:

1. Jika ada pola tertentu terdaftar titik-titik (point-point), yang ada

membentuk pola tertentu yang beraturan (bergelombang, melebar, kemudian

menyempit), maka terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik (point-point) menyebar keatas

dan dibawah 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.9 Metode Analisis Data

3.8.1 Analisis Regresi Linier Berganda

Peralatan analisis yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu regresi Linear

Berganda dengan formulasi sebagai berikut:

Y = b1X1+b2X2+b3 X3+ e

Keterangan:

Y = penunjang prestasi akademik

b1, b2, b3 = koefisien regresi

X1 = perilaku belajar

X2 = efikasi diri

X3 = sarana prasarana

e = eror

3.9 Pengujian Hipotesis

3.9.1 Uji F (Uji Simultan)

56
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah ketiga variabel independen yang

diteliti secara serempak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel

dependen. Untuk mengetahui apakah variabel independen berpengaruh signifikan

terhadap variabel dependen, dilakukan perbandingan antara Fhitung dengan Ftabel

pada tingkat kepercayaan 95% (α 0,05) dengan pedoman sebagai berikut:

1. Jika Fhitung >Ftabel pada tingkat kepercayaan 95% atau α = 0,05 maka terbukti

secara simultan bahwa perilaku belajar, efikasi diri dan sarana prasarana

(Variabel X), berpengaruh signifikan terhadap prestasi akademik mahasiswa

akuntansi (Variabel Y).

2. Jika Fhitung< Ftabel pada tingkat kepercayaan 95% atau α = 0,05 maka terbukti

secara simultan bahwa perilaku belajar, efikasi diri dan sarana prasarana

(Variabel X), tidak berpengaruh signifikan terhadap prestasi akademik

mahasiswa akuntansi (Variabel Y).

Nilai Fhitung diperoleh dari hasil perhitungan statistic (SPSS) dalam tabel

ANNOVA. Sedangkan Ftabel diperoleh dengan mengacu pada tabel F (sesuai

dengan tingkat kepercayaan yang ditentukan) dengan cara df1, df2. Nilai

df1=jumlah dari variabel bebas, df2= N-K-1. Dimana N= jumlah populasi dan

K= jumlah variabel bebas. Dari tabel ANNOVA (hasil uji SPSS) juga diperoleh

koefisien determinasi (R2) berada antara 1 < R2, 0 jika R2 mendekati 1, maka

model regresi linear berganda dinilai sanngat kuat.

3.9.2 Uji Parsial (Uji Parsial)

57
Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah kedua variabel independen yang

diteliti secara parsial/ terpisah mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

variabel dependen. Adapun caranya yaitu dengan melakukan perbandingan thitung

>ttabel pada tingkat kepercayaan 95% thitung >ttabel (α = 0,05), dengan pedoman

sebagai berikut:

1. Jika thitung >ttabel pada tingkat kepercayaan 95% atau α = 0,05 maka terbukti

secara simultan bahwa perilaku belajar, efikasi diri dan sarana prasarana

(Variabel X), berpengaruh nyata (signifikan) terhadap prestasi akademik

mahasiswa akuntansi (Variabel Y).

2. Jika thitung< ttabel pada tingkat kepercayaan 95% atau α = 0,05 maka terbukti

secara simultan bahwa perilaku belajar, efikasi diri dan sarana prasarana

(Variabel X), tidak berpengaruh nyata (signifikan) terhadap prestasi akademik

mahasiswa akuntansi (Variabel Y). dengan kata lain H0diterimaH1ditolak.

58

Anda mungkin juga menyukai