I. PENDAHULUAN
Pemberian cairan intravena efektif dalam mengembalikan volume (darah) intravaskular, namun
tidak dapat mempengaruhi kemampuan darah untuk membawa oksigen. Jika sel darah merah, sel
darah putih, trombosit atau protein darah hilang karena perdarahan atau penyakit, maka perlu
dilakukan penggantian cairan berupa komponen-komponen darah tersebut guna mengembalikan
kemampuan darah untuk menstransport oksigen, karbondioksida, untuk membuat bekuan darah, untuk
melawan infeksi dan mempertahankan cairan ekstrasel tetap berada didalam kompartemen
intravaskuler hal inilah yang dikenal sebagai transfusi darah
Pelayanan transfusi darah merupakan upaya pelayanan kesehatan yang memanfaatkan darah
manusia sebagai bahan dasar dengan tujuan kemanusiaan. Darah diperoleh dari pendonor darah
sukarela yang sehat dan memenuhi kriteria seleksi pendonor darah dan sebelum digunakan harus
dilakukan pemeriksaan laboratorium guna mencegah penularan penyakit. Pelayanan transfusi darah
termasuk salah satu tindakan medis yang memunyai banyak risiko. Oleh karena itu pemberian
transfusi darah harus secara langsung diawasi oleh petugas medis yang membunyai kewenangan
klinis. Volume darah masuk tidak sembarangan, karena harus sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan tubuh guna menerima komponen darah tersebut. Untuk memastikan berjalan dengan
aman, petugas medis harus melakukan pengecekan terhadap label komponen darah yang tertera dan
memonitor tanda-tanda vital pada pasien dengan lebih intensif untuk menilai reaksi yang muncul saat
transfusi darah berlangsung. Sehingga hal-hal yang dapat membahayakan kondisi pasien dapat
dicegah.
Oleh karena itu diperlukan pelatihan mengenai pelayanan transfuse darah untuk membantu
pengembangan sumber daya manusia dan manajemen yang terkait dengan pelayanan transfusi darah,
di mana setelah menyelesaikan program pelatihan ini diharapkan peserta mampu memenuhi
persyaratan kompetensi, skill, dan pengetahuan terkait dengan pengelolaan transfusi darah di rumah
sakit. Sehingga staf medis dapat mewujudkan Visi Rumah Sakit St.Theresia yaitu : “Menjadi rumah
sakit terbaik dalam pelayanan, citra, hasil, serta berusaha mewujudkannya dengan semangat cinta
kasih terhadap sesama melalui Sumber Daya Manusia yang berkualitas.” Dan Misi Rumah Sakit
“Mengaktualisasikan kasih Allah dalam pelayanan kesehatan dengan memberikan pelayanan bermutu
tinggi yang mengutamakan keselamatan pasien kepada setiap pasien dan keluarganya.”
II. TUJUAN
2.1. Tujuan Umum
Meningkatkan keterampilan dan mengembangkan ilmu pengetahuan semua staf medis
Rumah Sakit St.Theresia dalam pelayanan transfusi darah.
2.2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan kemampuan seluruh staf medis RS St. Theresia yang memiliki
kewenangan klinis dalam pelayanan transfusi darah..
b. Meningkatkan pelaksaan dokumentasi pelayanan transfusi darah pada pasien
c. Meningkatkan kemampuan seluruh staf medis RS St. Theresia dalam pelaksanaan
monitoring transfusi darah di Rumah Sakit.
III. Kepanitiaan
Susunan acara pelaksana kegiatan Pelatihan Manajemen Nyeri dan Early Warning System di
RS.St.Theresia Jambi adalah sebagai berikut :
Pelindung : Dr. IrwanAdji, M.Kes
Pengarah : 1. Sr. Elisabet Indah K, FMM
2. Dr. Sriyani, SpGK
Ketua : Dr. Yulita Delfia Sari S
Narasumber : 1. Dr. Suriya Darma, SpPK
2. Dr. Junika (Kepala PMI Jambi)
Bendahara : Ines
Sekretaris :
Seksi – Seksi :
1. Seksi Acara
Wiwin
2. Seksi Dokumentasi
Eka P
3. Seksi Konsumsi
V Endang Wahyu TH
4. Seksi Perlengkapan
Ns. Osmin H, S.Kep
Paulus Daryanto, Amd.Kep
Petrus Tri Priyo A
X. Narasumber
Tim Peningkatan Mutu Rumah Sakit bekerja sama dengan Tim Diklat dan Dokter dan Perawat
yang berkompeten yaitu :
Dr. Suriya Darma, SpPK
Dr. Junika
XI. Susunan Acara Pelatihan
Susunan acara Pelatihan Manajemen Nyeri dan Early Warning System di Rumah Sakit
St.Theresia Jambi adalah sebagai berikut :
Jadwal Pelatihan Sesi I
XII. Penutup
Kegiatan Pelatihan pelayanan transfusi darah bagi staf medis Rumah Sakit yang memiliki
kewenangan klinis dan staf laboratorium akan dilaporkan kepada Direktur melaui tim Peningkatan
Mutu Rumah Sakit setelah Pelatihan terlaksana. Evaluasi pelaksanaan kegiatan Pelatihan pelayanan
transfusi darah ini di nilai dari keterampilan staf medis dalam melakukan pelayanan transfusi darah
kepada pasien yang membutuhkan. Untuk berjalannya kegiatan ini diperlukan adanya dukungan
manajemen Rumah Sakit dan finansial yang memadai, atas dukungan terlaksananya kegiatan pelatihan
ini kami ucapkan terimakasih.