Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN

PRANATAL

ASUHAN KEPERAWATAN PRANATAL

A. Pemeriksaan Kehamilan
1. Pengertian
Kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah (normal) dan bukan patologis.
Tetapi kondisi normal dapat menjadi patologis/abnormal. Masa hamil berlangsung
280 hari atau 40 minggu. Setiap perempuan berkepribadian unik dan kehamilan
unik pula, dimana terdiri atas Bio, Psikologis, Social, yang berbeda pula, sehingga
dalam memperlakukan pasien satu dengan yang lainnya juga berbeda dan tidak boleh
disamakan.
Kehamilan adalah rangkaian peristiwa yang baru terjadi bila ovum dibuahi dan
pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus yang aterm (Guyton,
1997).
Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi menjadi 3 bagian yaitu:
a. Kehamilan trimester pertama (antara 0 sampai 12 minggu).
b. Kehamilan trimester kedua (antara 12 sampai 28 minggu).
c. Kehamilan trimester ketiga/terakhir (antara 28 sampai 40 minggu).

2. Jenis-jenis Kehamilan menurut Prawihardjo adalah:


a. Kehamilan matur , yaitu kehamilan 37-40 minggu
b. Kehamilan Postmatur, yaitu kehamilan lebih dari 43 minggu
c. Kehamilan Prematur, yaitu kehamilan antara 28 minggu-36 minggu

3. Diagnosa Kehamilan
Kehamilan ditegakkan berdasarkan: gejala dan tanda tertentu yang diperoleh melalui
riwayat dan ditemukan pada pemeriksaan serta hasil laboratorium.

4. Tanda Dugaan Hamil


a. Amenorea (tidak datang haid).
b. Payudara tegang
2

c. Mengidam (ingin makanan khusus)


d. Mual muntah pagi hari (morning sickness)
e. Hipersalivasi
f. Konstipasi
g. Pigmentasi kulit

5. Tanda Kemungkinan Hamil


a. Pembesaran rahim dan perut
b. Pada pemeriksaan dijumpai: Tanda hegar, Tanda chadwik,Tanda discasek, Teraba
ballotement
c. Reaksi pemeriksaan kehamilan positif

6. Tanda Pasti Hamil


a. Gerakan janin dalam rahim terasa, dan teraba bagian janin.
b. Pemeriksaan USG
c. Terdengar denyut jantung janin.

7. Nasihat-nasihat untuk Ibu Hamil


a. Diet dan Pengawasan Berat Badan
Wanita hamil dan menyusui harus betul-betul mendapat perhatian susunan dietnya,
terutama mengenai jumlah kalori, protein yang berguna untuk pertumbuhan
janin dan kesehatan ibu. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus,
perdarahan pasca persalinan dan sebagainya. Sedangkan makanan berlebihan
karena dianggap untuk 2 orang (ibu dan janin), dapat mengakibatkan komplikasi-
komplikasi seperti gemuk, pre-eklamsi, janin besar dan sebagainya. Anjurkan wanita
tersebut makan secukupnya saja. Bahan makanan tak perlu mahal, akan tetapi cukup
mengandung protein baik hewani maupun nabati. Seperti diketahui, kebutuhan
akan gizi selama kehaminan meningkat. Adapun kebutuhan ini dipergunakan
untuk pertumbuhan plasenta, perumbuhan voluma darah, mamae membesar dan
metabolisme basal yang meningkat. Sebagi pengawasan akan kecukupan gizi ini
dapat dipai kenaikan berat badan wanita hamil tersebut. Kenaikan berat badan
wanita hamil rata-rata 6.5 kg sampai 16 kg.
b. Merokok
Merokok adalah kebiasaan yang dilarang keras, baik pada saat hamil maupun tidak
hamil dan baik merokok secara aktif maupun pasif.
c. Obat-obatan
Jangan memberikan obat yang tidak perlu benar, terutama pada trimester pertama
dan kedua kehamilan.

Book 1.indb 2 17/01/2017 22:16:47


3

d. Kebersihan dan Pakaian


Kebersihan harus selalu dijaga pada masa kehamilan. Mandi diperlukan untuk
kebersihan atau hygiene terutama perawatan kulit, karena fungsi ekskresi dan
keringat bertambah. Dianjurkan menggunakan sabun yang lembut/ringan. Mandi
berendam tidak dianjurkan. Baju hendaknya yang longgar dan mudah dipakai.
Sepatu atau alas kaki lain dengan tumit tinggi hendaknya jangan dipakai, oleh
karena itu tempat titik berat wanita hamil berubah, sehingga mudah tergelincir
dan terjatuh.
e. Koitus
Bila dalam anamnesa ada abortus sebelum kehamilan yang sekarang, sebaiknya
koitus ditunda sampai kehamilan 16 minggu. Pada waktu itu plasenta sudah
terbentuk, serta kemungkinan abortus menjadi lebih kecil. Pada umumnya koitus
memang diperbolehkan pada kehamilan jika dilakukan dengan hati-hati. Pada akhir
kehamilan, jika kepala sudah masuk PAP, koitus sebaiknya dihentikan karena dapat
menimbulkan perasaan sakit dan perdarahan.
f. Perawatan Gigi
Pada trimester pertama wanita hamil mengalami enek dan muntah (morning
sickness). Keadaan ini menyebabkan perawatan gigi tidak diperhatikan dengan baik,
sehingga tumbuh karies, ginggivitis, dan sebagainya.
g. Imunisasi
Tiap wanita hamil yang akan berpergian keluar negeri dan di dalam negeri
dibolehkan mengambil vaksinasi ulangan terhadap cacar, colera dan tifus. Untuk
melindungi janin yang akan dilahirkan terhadap tetanus neonatorium dewasa ini
dianjurkan untuk diberikan toxoid tetanus pada ibu hamil.
h. Perawatan Payudara
Perawatan payudara merupakan sumber air susu yang akan menjadi makanan
utama bagi bayi, karena itu, jauh sebelumnya harus sudah dirawat. Kutang yang
dipakai harus sesuai dengan besarnya payudara, yang sifatnya harus menyokong
payudara dari bawah, bukan menekan dari depan. Dua bulan sekali dilakukan
massage, kolostrum dikeluarkan untuk mencegah putingg susu kering dan mudah
pecah, maka putting susu dan aerola payudara dirawat baik-baik dengan cara
dibersihkan menggunakan air sabun atau biocream bila putingg susu masuk
kedalam perbaiki dengan cara menarik-narik keluar.
i. Posisi Meneran
Seorang bidan hendaknya membiarkan ibu bersalin atau melahirkan memilih posisi
melahirkan yang diinginkan dan bukan berdasarkan keinginan bidannya sendiri.
Dengan kebebasan untuk menentukan posisi yang dipilihnya, ibu akan merasa
aman.

Book 1.indb 3 17/01/2017 22:16:47


Berdasarkan penelitian pilihan posisi berdasarkan keinginan ibu:
1) Memberi banyak manfaat
2) Sedikit rasa sakit dan ketidaknyamanan
3) Kala II persalinan dapat menjadi lebih sedikit
4) Lebih membantu dalam meneran
5) Nilai APGAR lebih baik.

Posisi untuk meneran:


 Posisi berjongkok, berlutut, merangkak
 Posisi jongkok/setengah jongkok
 Posisi merangkak
 Posisi miring ke samping
 Posisi berdiri

Cara Mengedan
Mengedan baru boleh dilakukan setelah pembukaan lengkap, yaitu mulut rahim
sudah membuka kira-kira 10 cm. Juga agar ibu tidak tidak kehabisan tenaga karena
tidak kelelahan pada waktu tiba sebenarnya untuk waktu para ibu harus menarik
nafas panjang untuk menghindari rasa ingin mengedan dan mengurangi rasa nyeri
kontraksi.

ANTENATAL CARE (PEMERIKSAAN IBU HAMIL)

A. Pengertian Antenatal Care (ANC)


Antenatal Care adalah merupakan cara penting untuk memonitoring dan mendukung
kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal, ibu hamil
sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa
dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan dan asuhan antenatal. (Prawirohardjo. S,2006).
Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditentukan pada
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (Manuaba IBG, 2001).
Antenatal Care adalah perawatan sebelum masa persalinan atau perawatan pada ibu
hamil (Ibrahim Cristina. S, 1993).
Antenatal Care adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memeriksakan
ibu dan janin secara berkala yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang
ditemukan (Mochtar, 1998).

Book 1.indb 4 17/01/2017 22:16:47


Bab 1: Asuhan Keperawatan Pranatal 5

B. Tujuan Antenatal Care Saifudin A,B, 2002) Tujuan Antenatal Care (ANC)
Tujuan Antenatal Care Saifudin A,B, 2002) tujuan Antenatal Care (ANC) adalah:
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang
bayi.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi.
3. Mengenali secara diri adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi
selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun
bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat
tumbuh kembang secara normal

C. Manfaat Antenatal Care (ANC)


Tujuh Manfaat Antenatal Care
1. Memastikan kehamilan
Melalui alat konvensional atau yang modern seperti ultrasonografi (USG), bidan atau
dokter akan memastikan kehamilan Anda.
2. Mengetahui posisi kehamilan
Posisi kehamilan perlu diketahui sedini mungkin dengan USG, agar bila terjadi sesuatu
dapat dilakukan tindakan sedini mungkin.
3. Mengetahui usia kehamilan
Penting diketahui untuk memperkirakan kapan perkiraan melahirkan.
4. Mengetahui perkembangan janin
Perkembangan janin dalam kandungan merupakan salah satu faktor penentu
perkembangan mental intelektual selanjutnya.
5. Meneropong kelainan
Jika dicurigai ada kelainan janin, misalnya dapat dilakukan amniocenesis, yakni
mengambil cairan ketuban (amnion) dan menganalisa kromosomnya.
6. Mengetahui posisi bayi
Dokter atau bidan dapat mengetahui posisi janin, terutama pada trimester 3. Misalnya
bayi sungsang atau melintang. Tujuannya agar ibu dan bay i mendapat pertolongan yang
tepat ketika saat persalinan tiba.
7. Penyakit kehamilan
Seiring bertambahnya usia kehamilan, beban organ tubuh ibu akan semakin bertambah.
Beberapa gangguan yang mungkin muncul antara lain:
a. Kadar hemoglobin (Hb) rendah
b. Diabetes gestasional dan Pre-eklampsia/eklampsia

Book 1.indb 5 17/01/2017 22:16:47


D. Sasaran Pelayanan Antenatal
Sasaran pelayanan antenatal adalah jumlah semua ibu hamil di suatu wilayah dalam kurun
waktu tertentu. Angka ini dapat diperoleh dengan berbagai cara:
1. Angka sebenarnya, yang diperoleh berdasarkan cacah jiwa.
2. Angka perkiraan
3. Angka kelahiran kasar (CBR) x 1,1 x jumlah penduduk setempat dengan pengambilan
angka CBR dari propinsi, atau bila ada dari kabupaten setempat atau 3% dari jumlah
penduduk setempat.

E. Pelaksana Antenatal Care


Adapun tenaga pelaksana dalam pelayanan antenatal care adalah:
1. Tenaga medis: dokter
2. Tenaga paramedis: perawat, bidan, kader, dukun

F. Lokasi Pelaksanaan Pelayanan Antenatal Care


Pelaksanaan pelayanan ANC dilakukan di Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Rumah Sakit
Bersalin, tempat praktek swasta (bidan, dokter), RS pemerintah atau swasta, dan rumah
penduduk.

G. Cakupan Pelayanan Antenatal


Cakupan pelayanan antenatal dapat dipantau melalui kunjungan baru ibu hamil (K1) atau
disebut juga akses dan pelayanan ibu hamil sesuai standar paling sedikit empat kali dengan
distribusi sekali pada triwulan pertama, sekali pada triwulan dua dan dua kali pada triwulan
ketiga (K4) untuk melihat kualitas. Pelayanan K1 adalah pelayanan/pemeriksaan kesehatan
bagi ibu hamil sesuai standar pada masa kehamilan oleh tenaga kesehatan terampil (Dokter,
Bidan, dan Perawat). Ibu hamil (K4) adalah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal
sesuai standar paling sedikit empat kali, dengan distribusi pemberian pelayanan minimal
satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua dan dua kali pada triwulan
ketiga umur kehamilan. Cakupan Kunjungan ibu hamil K4 adalah cakupan Ibu hamil yang
telah memperoleh pelayanan antenatal 4 kali sesuai dengan stándar di satu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu.

H. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Antenatal Care (ANC)


1. Pengetahuan
Ketidakmengertian ibu dan keluarga terhadap pentingnya pemeriksaan kehamilan
berdampak pada ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya pada petugas kesehatan.

Book 1.indb 6 17/01/2017 22:16:47


2. Ekonomi
Tingkat ekonomi akan berpengaruh terhadap kesehatan, tingkat ekonomi rendah
keluarga rendah tidak mampu untuk menyediakan dana bagi pemeriksaan kehamilan,
masalah yang timbul pada keluarga dengan tingkat ekonomi rendah ibu hamil
kekurangan energi dan protein (KEK) hal ini disebabkan tidak mampunya keluarga
untuk menyediakan kebutuhan energi dan protein yang dibutuhkan ibu selama
kehamilan.
3. Sosial Budaya
Keadaan lingkungan keluarga yang tidak mendukung akan mempengaruhi ibu dalam
memeriksakan kehamilannya. Perilaku keluarga yang tidak mengijinkan seorang wanita
meninggalkan rumah untuk memeriksakan kehamilannya merupakan budaya yang
menghambat keteraturan kunjungan ibu hamil memeriksakan kehamilannya.
4. Geografis
Letak geografis sangat menentukan terhadap pelayanan kesehatan, ditempat yang
terpencil ibu hamil sulit memeriksakan kehamilannya, hal ini karena transpontasi yang
sulit menjangkau sampai tempat terpencil (Depkes RI, 2001).

I. Kunjungan Antenatal Care (ANC)


Kunjungan ibu hamil adalah kontak ibu hamil dengan tenaga profesional untuk mendapatkan
pelayanan Ante Natal Care (ANC) sesuai standar yang ditetapkan. Istilah kunjungan disini
tidak hanya mengandung arti bahwa ibu hamil yang berkunjung ke fasilitas pelayanan, tetapi
adalah setiap kontak tenaga kesehatan baik diposyandu, pondok bersalin desa, kunjungan
rumah dengan ibu hamil tidak memberikan pelayanan Ante Natal Care (ANC) sesuai dengan
standar dapat dianggap sebagai kunjungan ibu hamil (Depkes RI, 2001).
1. Kunjungan ibu hamil Kl
Kunjungan baru ibu hamil adalah kunjungan ibu hamil yang pertama kali pada masa
kehamilan.
2. Kunjungan ulang
Kunjungan ulang adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang kedua dan
seterusnya, untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai dengan standar selama satu
periode kehamilan berlangsung.
3. K4
K4 adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang ke empat atau lebih untuk
mendapatkan pelayanan Ante Natal Care (ANC) sesuai standar yang ditetapkan dengan
syarat:
a. Satu kali dalam trimester pertama (sebelum 14 minggu).
b. Satu kali dalam trimester kedua (antara minggu 14-28)
c. Dua kali dalam trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan setelah minggu ke 36).
Pemeriksaan khusus bila terdapat keluhan-keluhan tertentu

Book 1.indb 7 17/01/2017 22:16:47


J. Penatalaksanaan Antenatal Care (ANC)
Pelayanan Ante Natal Care (ANC) adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu
selama kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan Ante Natal Care (ANC), selengkapnya
mencakup banyak hal yang meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik baik umum dan kebidanan,
pemeriksaan laboratorium atas indikasi serta intervensi dasar dan khusus sesuai dengan resiko
yang ada. Namun dalam penerapan operasionalnya dikenal standar minimal ”7T” untuk
pelayanan Ante Natal Care (ANC) yang terdiri atas:
1. Timbang berat badan
Ukuran berat badan dalam kg tanpa sepatu dan memakai pakaian yang seringan-
ringannya. Berat badan kurang dari 45 kg pada trimester III dinyatakan ibu kurus
kemungkinan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah.
2. Ukur tekanan darah
Untuk mengetahui setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenali
tanda-tanda serta gejala preeklamsia lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan
merujuknya.
3. Ukur (tinggi) fundus uteri
Pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk memperkirakan
usia kehamilan; serta bila umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian
terendah janin dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari
kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.
4. Pemberian imunisasai (Tetanus Toksoid) TT lengkap.
Imunisasi ini berfungsi untuk mencegah tetanus neonatorum.Pemberian imunisasi ini
terdiri dari:
a. TT1 dapat diberikan pada kunjungan ANC pertama.
b. TT2 diberikan 4 minggu setelah TT1, lama perlindungan 3 tahun.
c. TT3 diberikan 6 bulan setelah TT2, lama perlindungan 5 tahun.
d. TT4 diberikan 1 tahun setelah TT3, lama perlindungan 10 tahun.
e. TT5 diberikan 1 tahun setelah TT4, lama perlindungan 25 tahun/seumur hidup.
5. Pemberian (tablet besi) minimnal 90 tablet selama kehamilan
a. Tablet Fe dapat diberikan setelah rasa mual hilang.
b. Pemberian minimal 90 tablet selama kehamilan.
c. Tablet Fe tidak boleh diminum bersama kopi atau teh.
d. Tablet Fe bisa diberikan secara bersamaan dengan vitamin C.
6. (Tes) terhadap penyakit menular seksual
Melakukan pemantauan terhadap adanya PMS agar perkembangan janin berlangsung
normal.Aspek-aspek pelayanan:
a. Reliability: Petugas memiliki kompetensi untuk melakukan tes PMS.
b. Responsiveness: Tes dilakukan secara cekatan dan tanpa menunggu waktu yang
lama.
c. Assurance: Tes yang dilakukan hasilnya harus akurat.

Book 1.indb 8 17/01/2017 22:16:47


9
d. Tangible: Tersedia peralatan tes yang memadai.
e. Empathy: Tes PMS dilakukan secara sopan dan santun.
7. (Temu) wicara dalam rangka pensiapan rujukan.
Memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya tentang tanda-
tanda resiko kehamilan.(Depkes RI, 2001:23)

PEMBERIAN IMUNISASAI (TETANUS TOKSOID) TT LENGKAP

A. Pengertian Tetanus Toksoid


Imunisasi Tetanus Toksoid adalah proses untuk membangun kekebalan sebagai upaya
pencegahan terhadap infeksi tetanus (Idanati, 2005). Vaksin Tetanus yaitu toksin kuman
tetanus yang telah dilemahkan dan kemudian dimurnikan (Setiawan, 2006).Ibu hamil adalah
ibu yang mengandung mulai trimester I s/d trismester III (Dinkes Jateng, 2005)

B. Manfaat Imunisasi TT Ibu Hamil


1. Melindungi bayinya yang baru lahir dari tetanus neonatorum (BKKBN, 2005; Chin,
2000). Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus (bayi
berusia kurang 1 bulan) yang disebabkan oleh clostridium tetani, yaitu kuman yang
mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang sistim saraf pusat (Saifuddin dkk, 2001).
2. Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka (Depkes RI, 2000)
3. Kedua manfaat tersebut adalah cara untuk mencapai salah satu tujuan dari program
imunisasi secara nasional yaitu eliminasi tetanus maternal dan tetanus neonatorum
(Depkes, 2004)

C. Jumlah dan Dosis Pemberian Imunisasi TT untuk Ibu Hamil


Imunisasi TT untuk ibu hamil diberikan 2 kali, dengan dosis 0,5 cc di injeksikan intramuskuler/
subkutan dalam (Depkes RI, 2000).

D. Umur Kehamilan Mendapat Imunisasi TT


Imunisasi TT sebaiknya diberikan sebelum kehamilan 8 bulan untuk mendapatkan imunisasi
TT lengkap. TT1 dapat diberikan sejak di ketahui postif hamil dimana biasanya di berikan
pada kunjungan pertama ibu hamil ke sarana kesehatan (Depkes RI, 2000)

E. Jarak Pemberian Imunisasi TT1 dan TT2


Jarak pemberian (interval) imunisasi TT1 dengan TT2 adalah minimal 4 minggu.

Book 1.indb 9 17/01/2017 22:16:47


F. Efek Samping Imunisasi TT
Biasanya hanya gejala-gejala ringan saja seperti nyeri, kemerahan dan pembengkakan pada
tempat suntikan . TT adalah antigen yang sangat aman dan juga aman untuk wanita hamil.
Tidak ada bahaya bagi janin apabila ibu hamil mendapatkan imunisasi TT.
Efek samping tersebut berlangsung 1-2 hari, ini akan sembuh sendiri dan tidak perlukan
tindakan/pengobatan (Depkes RI, 2000).
Tempat pelayanan untuk mendapatkan imunisasi TT:
1. Puskesmas
2. Puskesmas pembantu
3. Rumah sakit
4. Rumah bersalin
5. Polindes
6. Posyandu
7. Rumah sakit swasta
8. Dokter praktik, dan
9. Bidan praktik

Tempat-tempat pelayanan milik pemerintah imunisasi diberikan dengan gratis.

PEMBERIAN TABLET ZAT BESI (FE)

A. Pengertian Zat Besi


Zat besi adalah salah satu mineral penting yang diperlukan selama kehamilan, bukan hanya
untuk bayi tapi juga untuk ibu hamil. Bayi akan menyerap dan mengunakan zat besi dengan
cepat, sehingga jika ibu kekurangan masukan zat besi selama hamil, bayi akan mengambil
kebutuhanya dari tubuh ibu sehingga menyebabkan ibu mengalami anemia dan merasa lelah.

B. Fungsi Zat Besi Bagi Ibu Hamil


Zat besi berfungsi untuk membentuk sel darah merah, sementara sel darah merah bertugas
mengangkut oksigen dan zat – zat makanan keseluruh tubuh serta membantu proses
metabolisme tubuh untuk mengahasilkan energi,jika asupan zat besi kedalam tubuh berkurang
dengan sendirinya sel darah merah juga akan berkurang, tubuh pun akan kekurangan oksigen
akibatnya timbullah gejala – gejala anemia.

C. Akibat Kekurangan Zat Besi pada Ibu Hamil


Zat besi bagi ibu hamil penting untuk pembentukan dan mempertahankan sel darah merah.
Kecukupan sel darah merah akan menjamin sirkulasi oksigen dan metabolisme zat – zat gizi

Book 1.indb 10 17/01/2017 22:16:47


Bab 1: Asuhan Keperawatan Pranatal 11

yang dibutuhkan ibu hamil. Selain itu asupun zat besi sejak awal kehamilan cukup baik, maka
janin akan menggunakannya untuk kebutuhan tumbuh kembangnya, sekaligus menyimpan
dalam hati sebagai cadangan sampai usia 6 bulan setelah dilahirkan.
Sehingga kekurangan zat besi sejak sebelum hamil bila tidak diatasi dapat mengakibatkan
ibu hamil menderita anemia, kondisi meningk`atkan resiko kematian pada saat melahirkan,
melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah, janin dan ibu mudah terkena infeksi
dan keguguran. Selain itu juga zat besi sangat dibutuhkan perkembangan otak bayi diawal
kelahirannya.
Gejala kekurangan zat besi
1. Lemah, lesu,dan tidak bergairah
2. Mudah pusing dan mata berkunang-kunang
3. Gelisah dan mudah pingsan
4. Sulit berkonsentrasi dan mudah lupa
5. Nafsu makan menurun
6. Badan tidak bugar dan mudah lemah

D. Kebutuhan Zat Besi pada Kehamilan


Ekstra zat besi diperlukan pada kehamilan, kebutuhan zat besi pada kehamilan dengan janin
tunggal adalah:
1. 200 – 600 mg untuk memenuhi peningkatan masa sel darah merah
2. 200 – 370 mg untuk janin yang bergantung pada berat lahirnya
3. 150 – 200 mg untuk kehamilan eksternal
4. 30 – 170 mg untuk tali pusat dan plasenta.
5. 90 – 310 mg untuk mengantikandarah yang hilang saat melahirkan.

Kebutuhan total zat besi pada kehamilan berkisar antara 580 hingga 1340 mg, dan
440 – 1050 mg diantarannya akan hilang dalam tubuh pada saat melahirkan (hilman, 1996).
Untuk mengatasi kehilangan ini, ibu hamil,memerlukan rata – rata 3,5 – 4 mg zat besi perhari.
Kebutuhan ini akan meningkat secara signifikan dalam trimester terakhir, yaitu dari rata – rata
2,5 mg/hari pada awal kehamilan menjadi 6,6 mg/hari.
Zat besi yang tersedia dalam makanan berkisar dari 0,9 hingga 1,8 mg/hari dan
ketersediaan ini bergantung pada kecukupan dietnya. Karena itu pemenuhan kebutuhan
pada kehamilan memerlukan mobilisasi simpanan zat besi dan peningkatan absorpsi zat besi.

E. Mekanisme Tubuh Menangani Zat Besi


Absorpsi zat besi mengalami peningkatan jika terdapat asam didalam lambung. Keberadaan
asam ini dapat ditingkatkan dengan:
1. Minum tablet zat besi dengan makan daging atau ikan yang menstimulasi produksi
asam lambung.

Book 1.indb 11 17/01/2017 22:16:47


2. Memberikan tablet zat besi bersama tablet asam askorbat (Vitamin C) 200 mg atau
bersama jus jerukVitamin C merupakan vitamin yang larut dalam air dan jarang
bertumpuk di dalam tubuh.

F. Efek Samping Terapi Zat Besi pada Ibu Hamil


Peningatan absorpsi zat besi dapat menambah intensitas efek samping yang dialami pasien
(Smith 1997).Efek samping gastrointestinal.
Suplemen oral zat besi dapat menyebabkan mual, muntah, kram lambung, nyeri ulu
hati, dan konstipasi (kadang-kadang diare).Namun derajat mual yang ditimbulkan oleh
setiap preparat tergantung pada jumlah elemen zat besi yang diserap. Takaran zat besi diatas
60 mg dapat menimbulkan efek samping yang tidak bisa di terima pada ibu hamil sehingga
terjadi ketidakpatuhan dalam pemakaian obat jadi tablet zat besi dengan dosis rendah lebih
cenderung ditoleransi (dan diminum) dari pada dosis tinggi. Jika mungkin, terapi mulai
dengan dosis rendah, khususnya bila ibu hamil mengungkapkan kekhawatirannya terhadap
kemungkinan timbulnya gejala gastrointestinal. Bagi banyak wanita, pemberian dengan dosis
rendah sudah memadai

G. Dosis Tablet Zat Besi pada Ibu Hamil


Pemberian tablet zat besi selama kehamilan merupakan salah satu cara yang paling cocok bagi
ibu hamil untuk meningkatkan kadar Hb sampai tahap yang di inginkan, karena sangat efektif
dimana satu tablet mengandung 60 mg Fe. Setiap tablet setara dengan 200 mg ferrosulfat.
Selama kehamilan minimal di berikan 90 tablet sampai 42 minggu setelah melahirkan di
berikan sejak pemeriksaan ibu hamil pertama.
1. Pemberian tablet zat besi lebih bisa ditoleransi jika dilakukan pada saat sebelum tidur
malam
2. Pemberian zat besi harus dibagi serta dilakukan dengan interval sedikitnya 6 – 8 jam,
dan kemudian interval ini ditingkatkan hingga 12 atau 24 jam jika timbul efek samping.
3. Muntah dan kram perut merupakan efek samping dan sekaligus tanda dini toksitasi zat
besi, keduanya ini menunjukan perlu mengubah (menurunkan) dosis zat besidengan
segera.
4. Minum tablet zat besi pada saat makan atau segera sesudah makan dapat mengurangi
gejala mual yang menyertainya tetapi juga akan menurunkan jumlah zat besi yang
diabsorpsi.

H. Mengkonsumsi Zat Besi Berlebihan


Hasil akhir yang merugikan pada kehamilan lebih cenderung terjadi bila kadar hemoglobin
ibu turun sehingga berada di luar kesadaran 10,4 – 13,29/100 ml. kadar hemoglobin yang lebih
tinggi akan meningkatkan Viskositas darah dan peningkatan Viskositas ini akan menggangu

Book 1.indb 12 17/01/2017 22:16:47


aliran darah pada plasenta serta merupakan predis posisi untuk timbulnya koagulasi. Sekitar
12 – 13% wanita mungkin rentan terhadap kelebihan muatan zat besi.

I. Penyebab Anemia Defisiensi Zat Besi


1. Asupan yang tidak dekuat
2. Asupan zat makanan/gizi yang kurang, dimana makanan yang mengandung zat besi
sepeti berasal dari daging hewani, buah dan sayuran hijau tidak dapat dikonsumsi secara
cukup
3. Ibu hamil memerlukan zat besi yang lebih tinggi, sekitar 200 – 300% dari kebutuhan
wanita tidak hamil.

Hal ini untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan janin dan pembentukan janin ibu,
jika peningkatan kebutuhan tidak diimbangi intake yang tidak adekuat maka akan terjadi
ketidakseimbangan atau kekurangan zat besi
Aspek-aspek pelayanan:
1. Reliability: Petugas dapat menjelaskan cara mengkonsumsi tablet besi secara benar.
2. Responsiveness: Pemberian tablet besi dapat diberikan secara langsung tidak perlu
mengantri di ruang obat.
3. Assurance: Tablet besi yang diberikan tidak kadaluarsa.
4. Tangible: Tersedia tablet besi secara cukup.
5. Empathy: Dalam menyerahkan tablet besi lakukan dengan ramah.

STANDAR PELAYANAN ANTENATAL CARE (ANC)


Standar 1: Metode Asuhan
Asuhan keperawatan dilakukan dengan metode manajamen asuhan keperawatan dengan
langkah: Pengumpulan data dan analisis data, penentuan diagnosa perencanan evaluasi
dan dokumentasi.

Standar 2: Pengkajian
Pengumpulan data tentang status kesehatan klien di lakukan sacara sistematis
berkisinambungan. Data yang dioeroleh dicatat dan dianalisis.

Standar 3: Identifikasi ibu hamil


Perawat melakukan kunjungan rumah dan berintraksi dengan masyarakat secara berkala
untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan anggota keluarganya
agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan teratur.

Book 1.indb 13 17/01/2017 22:16:47


Standar 4: Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal
Perawat memberi sedikitnya 4x pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi anamnesis
dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah pembengkakan
berlangsung normal. Perawat juga harus mengenal kehamilan risti/kelainan, khususnya
anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS, (Penyakit Menular Seksual)/infeksi HIV (Human
Imumuno Deficiency Virus); memberikan pelayanan imunisasi , nasehat dan penyuluhan
kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas, mereka harus
mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka
harus mampu megambil tindakan yang diperlukan dan merujuknya untuk tindakan
selanjutnya.

Standar 5: Palpasi Abdomenal


Perawat melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan abdominal
secara seksama dan melakukan palpasi untuk pemeriksaan usia kehamilan; serta bila
umur kehamilan bertambah memeriksa posisi, bagian terendah janin kedalam rongga
panggul, untuk mencari kelainan, serta melakukan rujukan tetap waktu.

Standar 6: Pengelolaan Anemia pada Kehamilan


Perawat melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan/atau rujukan
semua khasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Standar 7: Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan


Perawat menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan
mengenali tanda serta gejala preeklamsi lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat
dan merujuknya.

Standar 8: Pemeriksaan Persalinan


Perawat memberikan saran yang tepat pada ibu hamil, suami serta keluarganya pada
trimester ke tiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman
suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik, disamping persiapan
transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat,
hendaknya melakukan kunjungan rumah untuk hal ini.

A. Kunjungan Antenatal Care


Kunjungan antenatal sebaiknya di lakukan 4 kali selama kehamilan (Saifuddin,2006) yaitu:
1. Satu kali trimester pertama
2. Satu kali trimester kedua
3. Dua kali trimester ke tiga

Book 1.indb 14 17/01/2017 22:16:47


B. Kriteria Keteraturan ANC
Pemeriksaan kehamilan dilakukan berulang-ulang dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Pemeriksaan pertama kali yang ideal sedini mungkin ketika haidnya terlambat satu
bulan
2. Periksa ulang 1 x sebelum sampai kehamilan 7 bulan
3. Periksa ulang 2 x sebulan sampai kehamilan 9 bulan
4. Pemeriksa ulang setiap minggu sesudah kehamilan 9 bulan
5. Periksa khusus bila ada keluhan-keluhan

Berdasarkan keterangan di atas dapat di simpulkan bahwa, ibu hamil secara ideal
melaksanakan perawatan kehamilan maksimal 13-15 kali. Dan minimal 4 kali, yaitu 1
kali pada trimester 1, 1 kali pada trimester II dan dua kali pada trimester III, Namun jika
terdapatt kelainan dalam kehamilannya, maka frekuensi pemeriksaan di sesuaikan menurut
kebutuhan masing-masing sehingga dapat di simpulkan bahwa dikatakan teratur juka ibu
hamil melakukan pemeriksaan kehamilan >4 kali kunjungan, kurang teratur: pemeriksaan
kehamilan 2-3 kali kunjungan dan tidak teratur jika ibu hamil hanya melakukan pemeriksaan
kehamilan < 2 kali kinjungan.

C. Dampak Ibu Hamil Tidak ANC


1. Tidak terdeteksinya kelainan-kelainan kehamilan
2. Meningkatkan angka mortalitas dan mortabilitas ibu
3. kelaianan fisik yang terjadi pada saat persalaman tidak dapat dideteksi secara dini.

D. Perubahan Fisiologi pada Ibu Hamil


1. Trimester I (Minggu 1-15) berat badan naik tiap minggu 0,5 kg
a. Perubahaan payudara: rasa nyeri, lembek dan rasa geli.
b. Sering kencing dan tidak bisa ditunda.
c. Rasa letih, lesu, dan lemah
d. Mual dan muntah
e. Hidung tersumbat dan kadang-kadang terjadi mimisan keputihan
2. Trimester II (Minggu 16-27)berat badan tiap minggu 1 kg
a. Pigmentasi bertambah, jerawat dan kulit berminyak
b. Tai lalat bertambah dileher, dada, wajah, dan lengan
c. Kedua telapak tangan memerah
d. Sering pingsan
e. Perubahan kulit pada abdomen: linea nigra dan striae gravidarum
f. Sembelit
g. Varices pada tungkai, nyeri sampai vulva dan hemoroid

Book 1.indb 15 17/01/2017 22:16:47


3. Trimester III berat badan naik tiap 1 kg gram selama 3-4 minggu
a. Sesak nafas
b. Insomnia
c. Rasa khawatir dan lemas
d. Rasa tidak nyaman dan tertekan pada perineum
e. Kontraksi Braxton his
f. Kram betis
g. Edema kaki sampai tungkai
4. Sembilan Tanda Bahaya Kehamilan
a. Sakit kepala yang menetap ditakutkan hipertensi.
b. Oedema pada wajah dan tungkai
c. Penglihatan kabur
d. Mual muntah
e. Pergerakan janin berkurang
f. Nyeri perut yang hebat
g. Keluarnya darah atau cairan dari jalan lahir
h. Demam
i. Kejang

Berikut beberapa pemeriksaan kehamilan dan diantaranya yaitu:


1. Pemeriksaan Berat Badan. Bila kita berkunjung ke tenaga kesehatan baik itu dokter
kebidanan dan kandungan atau pun seorang bidan pada saat hamil maka yang pertama kali
dilakukan adalah dengan pemeriksaan berat badan ini (timbang badan). Tujuan pemeriksaan
kehamilan ini adalah untuk mengetahui peningkatan berat badan ibu hamil dalam setiap
bulannya. Bila berat badannya naik secara normal dan tidak ada peningkatan berat badan
berlebihan maka itu salah satu indikasi kehamilan sehat juga.
2. Pemeriksaan Perut. Pemeriksaan kehamilan ini selalu dilakukan setiap kali kontrol dan
memeriksakan ibu hamil. Tujuan pemeriksaan perut pada kehamilan adalah melihat posisi
atas rahim, mengukur pertumbuhan janin, dan mengetahui posisi janin. Karena posisi janin
juga berubah sesuai dengan umur kehamilan.
3. Pemeriksaan Detak Jantung Janin. Pemeriksaan ini bila dilakukan oleh seorang dokter
kandungan atau pun bidan dilakukan dengan cara yang dinamakan tehnik doopler. Atau juga
bisa dengan alat USG kehamilan. Mengetahui detak jantung janin ini juga berfungsi dan
bermanfaat untuk mengetahui apakah janin dalam kondisi sehat atau pun tidak

Book 1.indb 16 17/01/2017 22:16:48

Anda mungkin juga menyukai