PRANATAL
A. Pemeriksaan Kehamilan
1. Pengertian
Kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah (normal) dan bukan patologis.
Tetapi kondisi normal dapat menjadi patologis/abnormal. Masa hamil berlangsung
280 hari atau 40 minggu. Setiap perempuan berkepribadian unik dan kehamilan
unik pula, dimana terdiri atas Bio, Psikologis, Social, yang berbeda pula, sehingga
dalam memperlakukan pasien satu dengan yang lainnya juga berbeda dan tidak boleh
disamakan.
Kehamilan adalah rangkaian peristiwa yang baru terjadi bila ovum dibuahi dan
pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus yang aterm (Guyton,
1997).
Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi menjadi 3 bagian yaitu:
a. Kehamilan trimester pertama (antara 0 sampai 12 minggu).
b. Kehamilan trimester kedua (antara 12 sampai 28 minggu).
c. Kehamilan trimester ketiga/terakhir (antara 28 sampai 40 minggu).
3. Diagnosa Kehamilan
Kehamilan ditegakkan berdasarkan: gejala dan tanda tertentu yang diperoleh melalui
riwayat dan ditemukan pada pemeriksaan serta hasil laboratorium.
Cara Mengedan
Mengedan baru boleh dilakukan setelah pembukaan lengkap, yaitu mulut rahim
sudah membuka kira-kira 10 cm. Juga agar ibu tidak tidak kehabisan tenaga karena
tidak kelelahan pada waktu tiba sebenarnya untuk waktu para ibu harus menarik
nafas panjang untuk menghindari rasa ingin mengedan dan mengurangi rasa nyeri
kontraksi.
B. Tujuan Antenatal Care Saifudin A,B, 2002) Tujuan Antenatal Care (ANC)
Tujuan Antenatal Care Saifudin A,B, 2002) tujuan Antenatal Care (ANC) adalah:
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang
bayi.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi.
3. Mengenali secara diri adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi
selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun
bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat
tumbuh kembang secara normal
yang dibutuhkan ibu hamil. Selain itu asupun zat besi sejak awal kehamilan cukup baik, maka
janin akan menggunakannya untuk kebutuhan tumbuh kembangnya, sekaligus menyimpan
dalam hati sebagai cadangan sampai usia 6 bulan setelah dilahirkan.
Sehingga kekurangan zat besi sejak sebelum hamil bila tidak diatasi dapat mengakibatkan
ibu hamil menderita anemia, kondisi meningk`atkan resiko kematian pada saat melahirkan,
melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah, janin dan ibu mudah terkena infeksi
dan keguguran. Selain itu juga zat besi sangat dibutuhkan perkembangan otak bayi diawal
kelahirannya.
Gejala kekurangan zat besi
1. Lemah, lesu,dan tidak bergairah
2. Mudah pusing dan mata berkunang-kunang
3. Gelisah dan mudah pingsan
4. Sulit berkonsentrasi dan mudah lupa
5. Nafsu makan menurun
6. Badan tidak bugar dan mudah lemah
Kebutuhan total zat besi pada kehamilan berkisar antara 580 hingga 1340 mg, dan
440 – 1050 mg diantarannya akan hilang dalam tubuh pada saat melahirkan (hilman, 1996).
Untuk mengatasi kehilangan ini, ibu hamil,memerlukan rata – rata 3,5 – 4 mg zat besi perhari.
Kebutuhan ini akan meningkat secara signifikan dalam trimester terakhir, yaitu dari rata – rata
2,5 mg/hari pada awal kehamilan menjadi 6,6 mg/hari.
Zat besi yang tersedia dalam makanan berkisar dari 0,9 hingga 1,8 mg/hari dan
ketersediaan ini bergantung pada kecukupan dietnya. Karena itu pemenuhan kebutuhan
pada kehamilan memerlukan mobilisasi simpanan zat besi dan peningkatan absorpsi zat besi.
Hal ini untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan janin dan pembentukan janin ibu,
jika peningkatan kebutuhan tidak diimbangi intake yang tidak adekuat maka akan terjadi
ketidakseimbangan atau kekurangan zat besi
Aspek-aspek pelayanan:
1. Reliability: Petugas dapat menjelaskan cara mengkonsumsi tablet besi secara benar.
2. Responsiveness: Pemberian tablet besi dapat diberikan secara langsung tidak perlu
mengantri di ruang obat.
3. Assurance: Tablet besi yang diberikan tidak kadaluarsa.
4. Tangible: Tersedia tablet besi secara cukup.
5. Empathy: Dalam menyerahkan tablet besi lakukan dengan ramah.
Standar 2: Pengkajian
Pengumpulan data tentang status kesehatan klien di lakukan sacara sistematis
berkisinambungan. Data yang dioeroleh dicatat dan dianalisis.
Berdasarkan keterangan di atas dapat di simpulkan bahwa, ibu hamil secara ideal
melaksanakan perawatan kehamilan maksimal 13-15 kali. Dan minimal 4 kali, yaitu 1
kali pada trimester 1, 1 kali pada trimester II dan dua kali pada trimester III, Namun jika
terdapatt kelainan dalam kehamilannya, maka frekuensi pemeriksaan di sesuaikan menurut
kebutuhan masing-masing sehingga dapat di simpulkan bahwa dikatakan teratur juka ibu
hamil melakukan pemeriksaan kehamilan >4 kali kunjungan, kurang teratur: pemeriksaan
kehamilan 2-3 kali kunjungan dan tidak teratur jika ibu hamil hanya melakukan pemeriksaan
kehamilan < 2 kali kinjungan.