Anda di halaman 1dari 8

E-Jurnal Matematika Vol. 5 (3), Agustus 2016, pp.

90-97 ISSN: 2303-1751

IMPLEMENTASI ALGORITMA CAT SWARM OPTIMIZATION


DALAM MENYELESAIKAN JOB SHOP SCHEDULING PROBLEM
(JSSP)

I Wayan Radika Apriana1§, Ni Ketut Tari Tastrawati2, Kartika Sari3

1
Jurusan Matematika, Fakultas MIPA – Universitas Udayana [Email: viruezradikaviruez@gmail.com]
2
Jurusan Matematika, Fakultas MIPA – Universitas Udayana [Email: taritastrawati@yahoo.com]
3
Jurusan Matematika, Fakultas MIPA – Universitas Udayana [Email: sari_kaartika@yahoo.co.id]
§
Corresponding Author

ABSTRACT

Cat Swarm Optimization (CSO) algorithm is a metaheuristic algorithm which is based on two
behaviors of cat, seeking and tracing. CSO algorithm is used in solving optimization problems. One of
the optimization problems which can be seen in daily life is Job Shop Scheduling Problem (JSSP).
This study aimed to observe the performance of CSO algorithm in solving JSSP. This study focused on
5 job-12 machine cases. According to this study, CSO algorithm was effective in solving real case of
JSSP in 5 jobs – 12 machines scheduling at CV Mitra Niaga Indonesia agriculture tools industry. In
implementing CSO algorithm in JSSP, a correct parameter choosing could lead to an optimal result.
On other hand, the greater the number of jobs or machines the more complex and difficult the JSSP
that needed to be solved.
Keywords : Cat Swarm Optimization, Job Shop Scheduling Problem, Makespan

1. PENDAHULUAN permasalahan optimasi kombinatorial yang


Algoritma Cat Swarm Optimization (CSO) bertujuan untuk mendapatkan urutan terbaik
merupakan salah satu algoritma metaheuristik operasi mesin-mesin dengan waktu penyelesaian
yang diusulkan oleh Shu-Chu Chu dan Pei-Wei seluruh pekerjaan (makespan) yang minimum
Tsai pada tahun 2006. Dasar pemikiran (Suyanto, 2010).
algoritma ini adalah memanfaatkan kombinasi Beberapa penelitian menggunakan algoritma
perilaku kucing yaitu seeking mode dan tracing optimasi dalam menyelesaikan kasus JSSP.
mode untuk memecahkan masalah optimasi. Satrio (2007) meneliti masalah optimasi
Seeking mode menggambarkan keadaan kucing penjadwalan job shop untuk industri peralatan
pada saat beristirahat, melihat kondisi sekitarnya pengolahan hasil pertanian dengan
mencari posisi berikutnya untuk bergerak. menggunakan algoritma genetika. Pratama
Tracing mode menggambarkan keadaan ketika (2009) meneliti masalah optimasi penjadwalan
kucing sedang mengikuti jejak targetnya (Chu & job shop menggunakan metode Particle Swarm
Tsai, 2007). Optimization (PSO) yang dimodifikasi. Bouzidi
Algoritma Cat Swarm Optimization (CSO) & Riffi (2014) mengimplementasikan algoritma
dapat diimplementasikan dalam meyelesaikan CSO dalam menyelesaikan kasus JSSP.
permasalahan optimasi. Salah satu permasalahan Dari penelitian-penelitian yang dipaparkan
optimasi yang ada dalam kehidupan sehari-hari pada bagian terdahulu, diperoleh bahwa
adalah kasus Job Shop Scheduling Problem algoritma genetika efisien dalam menyelesaikan
(JSSP). JSSP adalah salah permasalahan yang kasus JSSP berskala kecil maupun berskala
biasanya dihadapi perusahaan yang bergerak di besar. Sementara algoritma PSO yang
bidang industri manufaktur. JSSP merupakan dimodifikasi memiliki kinerja yang baik dalam
menyelesaikan kasus dengan jumlah mesin tidak

90
Apriana, I W. R., N. K. T. Tastrawati, K. Sari Implementasi Algoritma Cat Swarm Optimization…

lebih dari 10 mesin. Selain itu juga diperoleh Misalkan { ( )} dan


bahwa algoritma CSO dapat menghasilkan * + . Bentuk solusi umum
solusi yang baik dilihat dari waktu yang JSSP yang diperoleh dari urutan proses
diperlukan dan solusi terbaik yang dicapai dalam dapat dilihat pada Gambar 1.
menyelesaikan kasus JSSP yang datanya
diperoleh dari OR-Library.
Oleh karena itu peneliti tertarik untuk … ( )

mengkaji kinerja algoritma CSO untuk


Gambar 1. Bentuk solusi umum JSSP
menyelesaikan kasus nyata JSSP. Data yang
digunakan adalah data dari penelitian Satrio Dalam membuat jadwal yang valid, langkah
(2007) kasus penjadwalan 3 job – 2 mesin yaitu pertama yang harus dilakukan adalah data dari
kasus yang dibuat mengikuti aturan kasus JSSP dibuat ke dalam bentuk matriks
permasalahan penjadwalan tipe job shop informasi. Matriks informasi dibuat untuk
yang digunakan untuk validasi program dan mewakili informasi dari masing-masing operasi
kasus penjadwalan 5 job – 12 mesin yaitu kasus dan sebagai dasar dalam membuat penjadwalan
di industri peralatan pengolahan hasil pertanian yang memenuhi setiap batasan yang ada (valid).
CV Mitra Niaga Indonesia, Bogor. Pada Matriks informasi memiliki ( )
penelitian ini diharapkan bisa menjadi cara kolom dan lima baris. Kolom mewakili jumlah
alternatif solusi dalam menyelesaikan kasus total operasi yang ada pada seluruh job dan
nyata JSSP. kelima baris yang dimaksud adalah
Job shop scheduling problem (JSSP) adalah : nama atau nomor operasi di jadwal
permasalahan optimasi kombinatorial. Misalkan ( * +).
terdapat buah job atau pekerjaan, yaitu : job dari operasi .
yang akan diproses pada buah : urutan dari operasi dengan job
mesin, yaitu . Waktu yang yang sesuai.
: mesin dimana operasi akan
diperlukan untuk operasi (mengerjakan job
diproses.
dengan menggunakan mesin ) adalah . : waktu proses dari operasi .
Setiap operasi diproses selama waktu tertentu
Bentuk matriks informasi dapat dilihat pada
dan oleh mesin tertentu. Setiap mesin hanya
persamaan (1).
dapat menangani satu operasi, dan operasi dari
pekerjaan yang sama tidak dapat diproses secara ( )
bersamaan. Tujuan dari job shop scheduling ( )
adalah bagaimana membuat jadwal yang berupa ( ) (1)
urutan pengerjaan yang optimal berdasarkan ( )
kriteria tertentu, misalkan untuk mendapatkan ( ( ) )
jadwal dengan makespan yang minimum
(Suyanto, 2010). Cat Swarm Optimization (CSO) adalah
Formulasi Masalah Job Shop Statik, untuk algoritma yang diusulkan oleh Shu-Chuan Chu
permasalahan job dan mesin ( ), dan Pei-Wei Tsai pada tahun 2006. CSO
solusinya diperoleh dari urutan proses. dihasilkan melalui pengamatan terhadap
Masing-masing solusi diwakili oleh urutan perilaku sekumpulan kucing dan terdiri dari dua
semua operasi yang ada. Operasi yang dimaksud sub-models yaitu : ”seeking mode” dan ”tracing
adalah operasi pertama sampai operasi ke- mode” (Chu & Tsai, 2007).
( ) . Setiap proses diwakili Tahap pertama yang dilakukan pada proses
oleh sepasang dan , * + CSO adalah menentukan berapa banyak kucing
(Bouzidi & Riffi, 2014). yang digunakan dalam iterasi, selanjutnya
menggunakan kucing dalam CSO untuk

91
E-Jurnal Matematika Vol. 5 (3), Agustus 2016, pp. 90-97 ISSN: 2303-1751

menyelesaikan masalah. Setiap kucing memiliki benar, maka ( ), kemudian


posisi yang tersusun di dalam dimensi M, pertahankan posisi saat ini sebagai salah satu
kecepatan untuk setiap dimensi, nilai fitness kandidat.
yang menunjukan penyesuaian kucing pada
Langkah 2: Untuk setiap tiruan, disesuaikan
fungsi fitness dan bendera untuk menentukan
dengan CDC, tambahkan atau kurangkan SRD
kucing masuk berada dalam seeking mode atau
persen dari nilai saat ini secara acak dan
tracing mode. Solusi akhir adalah satu kucing
gantikan nilai yang sebelumnya.
dengan posisi terbaik. CSO akan menyimpan
solusi terbaik hingga akhir iterasi (Chu & Tsai, Langkah 3: Hitung nilai fitness (FS) untuk
2007). semua titik kandidat.
CSO terdiri dari dua sub model yaitu Langkah 4: Jika semua nilai fitness tidak benar-
seeking mode dan tracing mode, untuk benar sama, hitung probabilitas terpilih masing-
mengkombinasikan kedua mode dalam satu masing titik kandidat dengan menggunakan
algoritma, perlu didefinisikan mixture ratio persamaan (2), sebaliknya atur probabilitas
(MR). Dengan mengamati perilaku kucing, terpilih untuk semua titik sama dengan 1.
dapat diketahui bahwa kucing menghabiskan
sebagian besar waktunya untuk beristirahat. , dimana (2)
Selama beristirahat, kucing mengubah Langkah 5: secara acak pilih titik untuk bergerak
posisinya secara perlahan dan berhati-hati, dari titik-titik kandidat, dan pindahkan posisi
terkadang tetap pada posisi awalnya. Untuk kucing ke- .
menerapkan perilaku ini ke dalam CSO,
digunakan seeking mode. Perilaku mengejar Jika tujuan fungsi fitness adalah untuk
target diaplikasikan dalam tracing mode. Oleh menemukan solusi minimal, maka
karena itu, MR harus bernilai kecil untuk , sebaliknya (Bouzidi &
memastikan bahwa kucing menghabiskan Riffi, 2014).
sebagian besar waktu kucing dalam posisi
b. Tracing Mode
seeking mode (Chu & Tsai, 2007).
Tracing mode adalah mode yang
a. Seeking Mode
menggambarkan keadaan ketika kucing sedang
Mode ini menggambarkan keadaan kucing mengikuti jejak targetnya. Sekali kucing
pada saat beristirahat, melihat kondisi sekitarnya memasuki tracing mode, kucing tersebut akan
mencari posisi berikutnya untuk bergerak.
bergerak sesuai dengan kecepatannya untuk tiap
Seeking mode memiliki empat faktor penting
yang harus diperhitungkan, yaitu : seeking dimensi (Chu & Tsai, 2007).
memory pool (SMP), seeking range of the Tahapan tracing mode dapat dijabarkan dalam 3
selected dimension (SRD), counts of dimension
langkah sebagai berikut (Chu & Tsai,2007):
to change (CDC), dan self position considering
(SPC). SMP digunakan untuk menentukan Langkah 1: Perbarui nilai kecepatan untuk setiap
berapa banyak jumlah kucing tiruan yang akan dimensi ( ) dengan rumus
dibuat, SRD atau mencari rentang dimensi
terpilih, CDC menentukan dimensi yang akan ( ) (3)
berubah, dan SPC mempertimbangkan apakah
posisi saat ini menjadi salah satu kandidat (Chu Langkah 2: Periksa apakah kecepatan berada
& Tsai, 2007). dalam rentang kecepatan maksimum. Jika
Langkah-langkah seeking mode dapat kecepatan yang baru melebihi rentang, tetapkan
dideskripsikan dalam 5 tahap sebagai berikut nilai sama dengan batas.
(Chu & Tsai, 2007):
Langkah 3: Perbarui posisi kucing ke- dengan
Langkah 1: Bangkitkan tiruan dari posisi rumus
kucing ke- , dengan . Jika nilai SPC
(4)

92
Apriana, I W. R., N. K. T. Tastrawati, K. Sari Implementasi Algoritma Cat Swarm Optimization…

adalah posisi kucing yang memiliki nilai a. Menyatakan data ke dalam bentuk matriks
fitness terbaik, adalah posisi kucing ke- informasi berdasarkan (1).
pada dimensi ke- , adalah konstanta dan b. Membuat solusi acak awal, solusi yang
adalah nilai acak dalam rentang [0,1]. dihasilkan dapat berupa solusi valid atau
berupa solusi yang tidak valid.
Inertia Weight ( ) c. Jika solusi acak awal yang dihasilkan
Parameter ini berguna untuk mengontrol berupa solusi yang valid, lanjutkan
keseimbangan antara kemampuan eksplorasi menghitung makespan solusi tersebut.
global dan lokal, serta penurunan kecepatan Sedangkan jika solusi acak awal berupa
untuk menghindari stagnasi pada optimum lokal. solusi yang tidak valid, lakukan koreksi
Jika nilai inertia weight terlalu besar akan hingga mendapatkan solusi yang valid.
mengakibatkan posisi kucing berubah terlalu d. Menghitung makespan dari solusi yang
jauh, sehingga gagal untuk menemukan solusi. valid.
Sebaliknya, jika nilai inertia weight terlalu kecil 2. Terapkan algoritma Cat Swarm Optimization
posisi kucing akan terjebak pada optimum lokal dengan langkah-langkah sebagai berikut :
(Chu & Tsai, 2007). a. Bangkitkan sejumlah kucing dalam
Untuk menyelesaikan permasalahan kucing proses. Setiap kucing merepresentasikan
yang menjauhi solusi dan terperangkap pada himpunan solusi awal, yaitu urutan acak
optimum lokal, CSO dimodifikasi dengan dari operasi sampai operasi ( ),
menambahkan parameter baru berupa nilai dimana adalah job dan adalah mesin.
inertia weight ( ) yaitu, CSO dengan inertia. b. Inisialisasi posisi, kecepatan, dan ruang
Pada nilai inertia weight ( ) berubah secara kucing.
acak dalam tracing mode, sehingga kecepatan c. Hitung nilai fitness masing-masing kucing
pada persamaan (3) menjadi: berupa makespan dari setiap solusi.
( ) (5) d. Pindahkan kucing sesuai rasio MR. Jika
kucing berada dalam seeking mode
perlakukan sesuai proses seeking mode,
2. METODE PENELITIAN sebaliknya perlakukan sesuai proses
Data yang digunakan dalam penelitian ini tracing mode.
adalah data sekunder yang diperoleh dari (a) Untuk kucing dalam seeking mode :
penelitian Satrio (2007) mengenai job shop 1. Bangkitkan tiruan sebanyak SMP
scheduling problem. Jenis data yang digunakan yang telah ditetapkan. Jika SPC
adalah data kuantitatif, terdiri dari tiga kasus job bernilai benar, maka pertahankan
shop. Kasus yang digunakan dalam penelitian ini posisi saat ini sebagai salah satu
adalah kasus pertama yaitu, penjadwalan 3 job – kandidat.
2 mesin dan kasus ketiga yaitu, penjadwalan 5 2. Untuk setiap tiruan, tambahkan
job – 12 mesin. Kasus pertama dipilih untuk atau kurangkan sebesar SRD
validasi program yang telah dibuat. Kasus ketiga persen dari nilai saat ini, jika
adalah kasus penjadwalan di Industri peralatan melebihi rentang SRD maka
pengolahan hasil pertanian. tetapkan nilai rentang sama dengan
Variabel yang digunakan dalam penelitian batas maksimum.
ini adalah waktu penyelesaian seluruh pekerjaan 3. Hitung nilai fitness untuk semua
(makespan) dinotasikan dengan . titik kandidat.
Langkah-langkah yang akan dilakukan 4. Hitung peluang terpilih masing-
dalam penelitian ini adalah: masing titik kandidat dengan
1. Membuat solusi JSSP yang valid menggunakan persamaan (2).

93
E-Jurnal Matematika Vol. 5 (3), Agustus 2016, pp. 90-97 ISSN: 2303-1751

5. Secara acak pilih titik untuk solusi yang lebih optimal dengan makespan
bergerak dari titik-titik kandidat, yang minimum. Langkah-langkah dalam
lalu pindahkan posisi kucing. membuat solusi JSSP awal yang valid adalah
(b) Untuk kucing dalam tracing mode : sebagai berikut:
6. Perbaharui kecepatan kucing Pertama, menyatakan data ke dalam bentuk
dengan menggunakan persamaan matriks informasi. Data kasus penjadwalan 3 job
(5) dan perbaharui posisi kucing – 2 mesin dan kasus penjadwalan 5 job – 12
menggunakan persamaan (4). mesin dinyatakan ke dalam bentuk matriks
e. Pilih lagi sejumlah kucing dan masukkan informasi menggunakan persamaan (1).
dalam tracing mode sesuai MR, sisanya Representasi matriks informasi kasus
masukkan ke dalam seeking mode. penjadwalan 3 job – 2 mesin seperti berikut:
f. Perhatikan kondisi akhir algoritma. Jika
telah memuaskan dalam artian fungsi
fitness bernilai kecil, maka hentikan
program. Sebaliknya, jika belum maka
ulangi langkah (c) hingga (e). ( )
g. Akhir pada algoritma yang digunakan Berlaku cara yang sama untuk membentuk
berupa nilai fitness terkecil. matriks informasi pada kasus penjadwalan 5 job
h. Kucing yang terpilih sebagai solusi – 12 mesin.
terbaik adalah kucing yang dapat Langkah selanjutnya, membuat solusi acak
memenuhi semua batasan yang ada (valid) awal. Solusi acak awal adalah solusi yang dibuat
dengan nilai fitness terkecil. di awal secara sembarang tanpa memperhatikan
Implematasi algoritma CSO dalam urutan dari mesin-mesin yang beroperasi,
menyelesaikan kasus JSSP dijalankan dengan sehingga solusi tersebut tidak selalu valid dan
aplikasi MATLAB 7.8.0 (R2009a) pada perlu dikoreksi. Sebagai contoh solusi acak awal
Notebook dengan spesifikasi Intel Core i3- dari kasus penjadwalan 3 job – 2 mesin pada
2310M. 2.1 GHz dengan RAM 2 GB. Gambar 2.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 4 5 1 2 3 6

Selanjutnya akan diberikan hasil dan Gambar 2. Solusi acak awal 3 job – 2 mesin
pembahasan mengenai kinerja algoritma CSO
Berlaku cara yang sama untuk membentuk
dalam menyelesaikan kasus optimasi. Kasus
solusi acak awal pada kasus penjadwalan 5 job –
yang digunakan adalah kasus penjadwalan 3 job
12 mesin.
– 2 mesin sebagai validasi program dan kasus
Jika solusi acak awal yang dihasilkan tidak
nyata penjadwalan 5 job – 12 mesin. Terlebih
valid, maka dilanjutkan ke proses koreksi. Solusi
dahulu dibahas membuat solusi JSSP awal yang
acak awal yang tidak valid dikoreksi sampai
valid untuk diterapkan pada algoritma CSO.
mendapatkan solusi yang valid. Proses koreksi
Membuat Solusi JSSP Awal Yang Valid dilakukan dengan memprioritaskan operasi awal
dibandingkan operasi lainnya pada setiap job
Solusi JSSP dapat dikatakan valid jika untuk dioperasikan terlebih dahulu hingga
jadwal yang dihasilkan memenuhi batasan yang membentuk solusi baru yang valid. Untuk kasus
telah ditetapkan pada masing-masing kasus penjadwalan 3 job – 2 mesin diperoleh solusi
JSSP. Setiap solusi JSSP yang valid memiliki valid yang paling sederhana dengan
waktu penyelesaian seluruh pekerjaan mengurutkan operasi-operasi yang ada pada
(makespan). Solusi JSSP awal yang valid kasus tersebut seperti yang tampak pada Gambar
diterapkan pada algoritma CSO sebagai salah 3.
satu kucing, tujuannya untuk mendapatkan

94
Apriana, I W. R., N. K. T. Tastrawati, K. Sari Implementasi Algoritma Cat Swarm Optimization…

1 2 3 4 5 6 digunakan dalam uji parameter adalah : MR =


0,02 ; SMP = 5 ; SRD = 0,2 ; CDC = 0,8 ; C1 =
Gambar 3. Solusi valid 3 job – 2 mesin 2 yang diambil dari penelitian Chu & Tsai
Untuk solusi valid kasus penjadwalan 5 job (2007) dengan asumsi kucing = 30 dan iterasi
– 12 mesin dapat dilihat pada Gambar 4. sebanyak 2000. Pengujian dilakukan pada
parameter MR, SMP, SRD, CDC, dan C1. Nilai
1 2 3 … 28 29 masing-masing parameter yang akan di uji
diambil dari penelitian-penelitian sebelumnya
Gambar 4. Solusi valid 5 job – 12 mesin
yang menerapkan algoritma CSO dalam
Apabila solusi valid telah diperoleh, langkah menghasilkan nilai fitness yang baik.
selanjutnya adalah menghitung makespan dari Hasil pengujian untuk kombinasi parameter
jadwal yang sudah valid. Makespan dari solusi terbaik kasus penjadwalan 3 job – 2 mesin dapat
valid kasus penjadwalan 3 job – 2 mesin adalah dilihat pada Tabel 1.
19 satuan waktu, seperti yang diperlihatkan oleh
GANT chart di Gambar 5 dengan masing- Tabel 1. Kombinasi Parameter Terbaik Kasus
Penjadwalan 3 Job – 2 Mesin
masing warna mewakili operasi dengan job yang
sama. MR 0,3
SMP 1
SRD 0,6
CDC 0,8
C1 2
R [0,1]
Gambar 5. GANT Chart solusi valid 3 job – 2 mesin
Sedangkan hasil pengujian kombinasi
Dengan cara yang sama dalam menghitung parameter untuk kasus penjadwalan 5 job – 12
makespan pada kasus penjadwalan 3 job – 2 mesin dapat dilihat pada Tabel 2.
mesin, untuk solusi valid kasus penjadwalan 5
job – 12 mesin diperoleh makespan sebesar 4462 Tabel 2. Kombinasi Parameter Terbaik Kasus
Penjadwalan 5 Job – 12 Mesin
menit. Lebih lanjut lagi untuk mendapatkan
jadwal dan makespan yang optimal diterapkan MR 0,5
algoritma CSO. SMP 1
SRD 0,4
Menerapkan Algoritma Cat Swarm CDC 0,6
Optimization C1 1
R [0,1]
Solusi JSSP awal yang valid digunakan
sebagai salah satu kucing dalam menerapkan Pada Tabel 1 dan Tabel 2 setiap parameter
algoritma CSO. Kucing yang digunakan dalam dipilih berdasarkan makespan dan running time
kasus penjadwalan 3 job – 2 mesin memiliki terbaik yang dihasilkan. Pertama dilihat dari
posisi seperti Gambar 3. Sedangkan posisi makespan yang terkecil, jika hasil makespan
kucing yang digunakan dalam kasus sama maka dilihat dari running time program
penjadwalan 5 job – 12 mesin dapat dilihat pada dengan waktu tercepat.
Gambar 4.
Selanjutnya menentukan kombinasi Penjadwalan 3 Job – 2 Mesin
parameter yang digunakan CSO untuk Posisi kucing yang digunakan adalah posisi
mendapatkan nilai fitness terbaik melalui uji kucing seperti Gambar 4.20 dengan kombinasi
parameter. Uji parameter bertujuan untuk parameter-parameter terbaik yang telah
menentukan kombinasi parameter yang tepat diperoleh sebelumnya pada uji parameter, yaitu :
dalam menemukan nilai fitness terbaik untuk MR = 0,3 ; SMP = 1 ; SRD = 0,6 ; CDC = 0,8 ;
masing-masing kasus. Parameter awal yang C1 = 2 ; R = [0,1]. Banyak kucing yang

95
E-Jurnal Matematika Vol. 5 (3), Agustus 2016, pp. 90-97 ISSN: 2303-1751

digunakan dalam simulasi ini adalah 30 dan 50 yang optimal dalam menyelesaikan kasus
dengan masing-masing kucing beriterasi penjadwalan 3 job – 2 mesin.
sebanyak 500, 1000, dan 2000. Tujuannya untuk
melihat apakah perubahan jumlah kucing dan Penjadwalan 5 Job – 12 Mesin
iterasi dapat mempengaruhi hasil dari algoritma Pada kasus penjadwalan 5 job – 12 mesin,
CSO dalam menyelesaikan kasus JSSP. digunakan posisi kucing seperti Gambar 4
Hasil simulasi algoritma CSO dalam sebagai salah satu kucing dalam menerapkan
menyelesaikan kasus penjadwalan 3 job – 2 algoritma CSO. Kombinasi parameter-parameter
mesin dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4. yang digunakan yaitu MR = 0,5 ; SMP = 1 ;
SRD = 0,4 ; CDC = 0,6 ; C1 = 1 ; R = [0,1].
Tabel 3. Hasil Simulasi 1 Algoritma CSO Pada
Simulasi dilakukan hanya sekali dengan banyak
Kasus Penjadwalan 3 Job – 2 Mesin.
kucing dan banyak iterasi yang sama seperti
Jumlah
Iterasi Makespan
Running Posisi pada kasus 3 job – 2 mesin. Hasil yang diperoleh
Kucing Time Kucing
dari algoritma CSO dalam menyelesaikan kasus
500 14 0,8594 1-3-2-4-5-6
kucing 1000 19 1,7031 1-2-3-4-5-6 penjadwalan 5 job – 12 mesin dapat dilihat pada
= 30 2000 11 3,4063 1-3-5-2-4-6 Tabel 5.
500 11 1,3438 1-2-3-5-4-6
kucing 1000 11 2,6875 1-3-2-5-4-6 Tabel 5. Hasil Simulasi Algoritma CSO Pada
= 50 2000 19 5,3750 1-2-3-4-5-6
Kasus Penjadwalan 5 Job – 12 Mesin.
Tabel 4. Hasil Simulasi 2 Algoritma CSO Pada Jumlah Running Posisi
Iterasi Makespan
Kasus Penjadwalan 3 Job – 2 Mesin. Kucing Time Kucing
1-2-3-…-28-
500 4462 1,0781
Jumlah Running Posisi 29
Iterasi Makespan 1-2-3-…-28-
Kucing Time Kucing kucing 1000 4462 2,0625
29
500 11 0,8594 1-2-3-5-4-6 = 30
1-2-3-…-28-
kucing 1000 19 1,7031 1-2-3-4-5-6 2000 4462 4
29
= 30 2000 11 3,2813 1-5-2-3-4-6 1-2-3-…-28-
500 19 1,3906 1-2-3-4-5-6 500 4462 1,6875
29
kucing 1000 14 2,7031 1-3-2-4-5-6 1-2-3-…-28-
= 50 2000 19 5,3594 1-2-3-4-5-6 kucing 1000 4462 3,3125
29
= 50
1-2-3-…-28-
2000 4462 6,5625
29
Dari simulasi algoritma CSO pada kasus
penjadwalan 3 job – 2 mesin diperoleh
Dari Tabel 5 terlihat bahwa simulasi dengan
makespan terkecil, yaitu 11 satuan waktu dengan
jumlah kucing dan jumlah iterasi yang berbeda
running time 0,8594 pada simulasi 2. GANT
menghasilkan makespan yang sama yaitu 4462
chart dengan posisi kucing [1-2-3-5-4-6] dapat
menit. Sedangkan dari running time terlihat
dilihat pada Gambar 6.
bahwa semakin bertambah jumlah kucing dan
jumlah iterasi yang digunakan, semakin lama
running time yang diperlukan.
Makespan dari hasil simulasi algoritma CSO
pada kasus penjadwalan 5 job – 12 mesin adalah
4462 menit dengan solusi penjadwalan [1-2-3-
Gambar 6. Gant Chart Solusi Kasus Penjadwalan 3 …-28-29], seperti diperlihatkan pada GANT
Job – 2 Mesin chart di Gambar 7.

Hasil ini menunjukan bahwa program yang


dibuat valid dan dapat digunakan untuk
mengimplementasikan algoritma CSO dalam
menyelesaikan kasus JSSP. Dari simulasi 1 dan
simulasi 2, algoritma CSO dapat mencapai hasil

96
Apriana, I W. R., N. K. T. Tastrawati, K. Sari Implementasi Algoritma Cat Swarm Optimization…

untuk solusi awal dibuat menggunakan


metode tertentu yang dapat menghasilkan
solusi awal yang valid.
2. Dalam meyelesaikan kasus JSSP
diperlukannya modifikasi metode CSO
untuk dapat mencari solusi yang lebih
optimal pada kasus dengan jumlah dimensi
kucing yang besar. Perlu ditambahkan
batasan pada random yang dijalankan
metode CSO, dimana operasi awal pada
setiap job diprioritaskan dari operasi
berikutnya. Sehingga random yang
Gambar 7. Gant Chart Solusi Kasus Penjadwalan 5 dijalankan oleh metode CSO tidak merusak
Job – 12 Mesin
urutan operasi setiap job.
Hasil ini menunjukan bahwa makespan
terkecil yang dapat diperoleh oleh algoritma DAFTAR PUSTAKA
CSO hanya sampai 4462 menit. CSO tidak bisa
memperoleh hasil yang lebih optimal dari solusi Bouzidi, A., & Riffi, M. E., 2014. Cat Swarm
Optimization to Solve Job Shop Scheduling
JSSP awal yang valid kasus penjadwalan 5 job –
Problem. IEEE, 202-205.
12 mesin dengan asumsi dan parameter-
parameter yang telah ditentukan sebelumnya. Chu, S.-C., & Tsai, P.-W., 2007. Computanial
Intelligence Based On The Behavior Of
4. KESIMPULAN DAN SARAN Cats. International Journal of Innovative
Kesimpulan Computing, Information and Control, 163-
173.
Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat
Pratama, H. A., 2009. Optimasi Permasalahan
disimpulkan bahwa algoritma CSO efektif dalam Penjadwalan Job Shop Menggunakan
menyelesaikan kasus nyata JSSP untuk Metode Particle Swarm Optimization Yang
penjadwalan 5 job – 12 mesin di industri Dimodifikasi. http://digilib.its.ac.id/ITS-
peralatan pengolahan hasil pertanian CV Mitra Undergraduate-
Niaga Indonesia, Bogor. Dalam 3100010038113/8785/penjadwalan-job-
mengimplementasikan algoritma CSO pada shop. Diakses pada 18 April 2015
kasus JSSP, pemilihan nilai parameter yang Satrio, A. B., 2007. Optimasi Masalah
tepat dapat menghasilkan solusi yang optimal. Penjadwalan Job-Shop Untuk Industri
Selain itu, semakin besar jumlah job dan mesin Peralatan Pengolahan Hasil Pertanian
Dengan Menggunakan Algoritma Genetika.
yang digunakan maka semakin sulit dan rumit
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789
permasalahan JSSP yang harus diselesaikan. /2514. Diakses pada 18 April 2015
Saran Suyanto. 2010. Algoritma Optimasi
Deterministik atau Probabilitik.
Adapun saran yang perlu disampaikan pada
Yogyakarta: Graha Ilmu.
penelitian ini mengenai hasil dan metode yang
digunakan adalah :
1. Solusi awal untuk algoritma CSO dapat
dibuat secara acak atau dengan
menggunakan metode tertentu. Pembuatan
solusi acak awal berpeluang menghasilkan
solusi yang tidak valid, terutama pada kasus
yang berukuran besar. Oleh karena itu,

97

Anda mungkin juga menyukai