LATAR BELAKANG
dari kelahiran sampai kematian. Dalam adat jawa, sebagai rasa bersyukur
dilaksanakanlah ritual selametan. Salah satu ritual yang masih melekat dimasyarakat
Jawa adalah selametan kematian. Generasi modern dewasa ini hanya melakukan ritual
tersebut tanpa mengetahui makna dalam setiap ritual yang dilakukan. Dalam kehidupan,
manusia akan mengalami siklus perubahan dan pertumbuhan, dari kelahiran sampai
kematian. Dalam adat jawa, sebagai rasa bersyukur dilaksanakanlah ritual selametan.
Salah satu ritual yang masih melekat dimasyarakat Jawa adalah selametan kematian.
Generasi modern dewasa ini hanya melakukan ritual tersebut tanpa mengetahui makna
Hukum Islam mengatur dua bentuk hubungan, yaitu hubungan antara manusia dengan
Allah (ibadah) dan hubungan antara manusia dengan sesamanya (muamalah). Dalam
bidang ibadah Allah dan Rasulullah sudah memberikan petunjuk yang rinci, sehingga
dalam bidang ini tidak bisa ditambah-tambah atau dikurangi, sementara dalam bidang
muamalah Allah dan Rasulullah hanya memberikan aturan yang global dan umum yang
memungkinkan untuk dikembangkan lebih jauh dan lebih rinci. Pada bidang yang
perkembangan yang cukup unik. Dari segi agama, suku Jawa sebelum menerima
pengaruh agama dan kebudayaan Hindu, masih dalam taraf animistis dan dinamistis.
1
Mereka memuja roh nenek moyang, dan percaya adanya kekuatan gaib atau daya magis
yang terdapat pada benda, tumbuh-tumbuhan, binatang, dan yang dianggap memiliki
daya sakti. Kepercayaan dan pemujaan seperti tesebut di atas, dengan sendirinya belum
Sesudah kerajaan Majapahit runtuh, dan berganti dengan zaman Islam, menjadikan
berdasarkan atas kriteria pemeluk agama, ada dua jenis golongan yakni golongan Islam
Golongan Islam kejawen, dalam kesadaran dan cara hidupnya lebih ditentukan oleh
tradisi-tradisi Jawa pra-Islam. Akan tetapi walaupun tidak menjalankan sholat atau
puasa serta tidak bercita-cita naik haji, mereka percaya pada ajaran keimanan Kanjeng
Nabi. Kecuali itu orang Islam kejawen ini tidak terhindar dari kewajiban berzakat.
Kebanyakan orang Jawa percaya bahwa hidup manusia di dunia ini sudah diatur dalam
alam semesta, sehingga tidak sedikit mereka yang bersikap nrima, yaitu menyerahkan
diri kepada takdir. sedangkan untuk golongan santri, mereka adalah penganut agama
Islam di Jawa yang secara patuh dan teratur menjalankan ajaran-ajaran dari agama
Islam.6 Dan ini merupakan bagian dari ajaran Islam yang memberikan pandangan secara
jelas dan tegas dalam Al-Quran bahwa para penganutnya seharusnya mengamalkan
ajaran Islam sesuai tuntunan dalam Al-Quran, karena dalam agama Islam mengajarkan
bahwa hanya Allah SWT yang patut disembah dan hanya kepada Allah SWT tempat kita
mengadu, memohon kesejahteraan dan keselamatan. Orang yang beriman kepada Allah,
yakin bahwa hanya Allah yang dapat mendatangkan keuntungan dan kerugian bagi
2
Keyakinan yang demikian ini akan menjadikan seorang mukmin tidak tergantung sama
Sementara yang dapak kita temukan saat ini adalah masyarakat Jawa masih
melakukan aktivitas ritual ataupun selametan dan juga bersesaji. kegiatan tersebut kerap
Selamatan ini biasanya dilakukan oleh keluarga dari orang yang meninggal dunia yang
mempunyai tujuan untuk mendo’akan orang yang meninggal dunia agar supaya segala
dosa-dosanya diampuni oleh Allah SWT dan dilapangkan kuburnya. Ritual tahlilan atau
selamatan kematian ini sudah dilakukan secara turun-temurun. Ritual tahlilan atau
selamatan kematian ini sudah mengakar dan menjadi budaya pada masyarakat jawa yang
Seperti pada kematian, orang jawa umumnya berkeyakinan bahwa roh nenek
moyang (makhluk halus) itu lama-kelamaan akan pergi dari tempat tinggalnya, dan pada
saat-saat tertentu keluarganya akan mengadakan slametan untuk menandai jarak yang
ditempuh roh itu menuju alam roh, tempatnya yang abadi kelak. Namun roh itu dapat
dihubungi oleh kaum kerabat serta keturunannya setiap saat bila diperlukan.2
orang mati, yaitu selamatan atau peringatan nigang ndinteni (hari ketiga), pitung
ndinteni (hari ketujuh), ngawandasa ndinteni (hari keempat puluh), nyatus ndinteni (hari
(peringatan dua tahun meninggalnya), dan yang paling terakhir serta paling sering
2
Koentjaraningrat, Manusia dan Kebudayaan di Indonesia, jakarta : Djambatan, 1993, 346
3
Upacara kumpul-kumpul untuk selamatan orang mati pada harihari tertentu itu
menurut Prof. Dr. Hamka adalah menirukan agama Hindu. Namun dalam
pelaksanaannya, hadirin yang kumpul di rumah duka pada hari-hari tertentu itu
membaca bacaan-bacaan tertentu dipimpin oleh imam upacara. Rangkaian bacaan itu
Tradisi ritual setelah kematian tersebut sampai sekarang masih banyak dilakukan
masyarakat karena didorong oleh suatu sistem keyakinan dan kepercayaan yang kuat
terhadap sistem nilai dan adat istiadat yang sudah berjalan turun temurun, sehingga
dipengaruhi oleh adanya modernitas. Walaupun ada sebagian masyarakat jawa yang
sudah tidak berpegang pada tradisi kejawen. Mereka tidak meninggalkannya, melainkan
dengan mengganti ”isi” dari upacara tersebut dengan ”wadah” yang sama, yaitu dengan
Tradisi selamatan kematian atau tahlilan ini didasarkan pada konsep ajaran-ajaran
yang dikembangkan. Awal mula dari acara Selamatan atau tahlilan tersebut berasal
penghormatan dan mendo’akan orang yang telah meninggalkan dunia. Selamatan atau
tahlilan secara praktis di lapangan berbeda dengan prosesi selamatan agama lain yaitu
dengan cara mengganti mantra dan do’a-do’a ala agama lain dengan bacaan dari Al-
Qur’an, maupun dzikir-dzikir dan do’a-do’a versi islam pelaksanaan zikrullah sebagai
Upacara selamatan bagi orang meninggal (tradisi tahlilan) hari ke-1, 2, 3, 7, 40, 100
atau seribu hari hingga haul (ulang tahun kematian yang dilaksanakan setiap tahun)
4
dengan kegiatan tahlil adalah suatu tradisi untuk menanamkan tauhid ditengah suasana
keharuan duka yang sentimental dan sugestif. Aktifitas tahlil/zikir yang berawal dari
ajaran tarekat itulah yang kemudian meluas menjadi tradisi tahlilan. Dikatakan sebagai
tahlil yang mengesakan Allah seperti ‘tahlil’ (membaca lailaha illallah), tahmid, dan lain
sebagainya sesuai dengan tradisi masyarakat setempat atau pemahaman dari guru
Dengan banyaknya tradisi masyarakat Jawa, yang begitu menarik untuk dikaji
dalam sebuah penelitian dengan memperhatikan kebudayaan dan tradisi-tradisi yang ada
seperti diatas diuraikan untuk mengetahui sejarah dan juga praktik ritual selametan
Jawa (Studi Kasus Di Dusun Kedung Kebo Desa Rayung Kabupaten Tuban, Jawa
Timur)”
B. RUMUSAN MASALAH
Kedung Kebo?
C. TUJUAN PENELITIAN
5
b. Untuk mengetahui Praktik ritual selametan kematian di Jawa khususnya di dusun
Kedung Kebo.
Kebo.
D. KEGUNAAN PENELITIAN
bagi pembaca maupun masyarakat yang ingin mengetahui tentang sejarah ritual
a. Pendekatan
dan Slametan Kematian di Jawa: Studi Kasus di Dusun Kedung Kebo Desa
Rayung Kabupaten Tuban, Jawa Timur” ini adalah pendekatan historis atau
sebagai alat bantu sejarah untuk mengungkapkan segi sosial dan ekonomi dalam
6
b. Kerangka Teori
Setiap kelompok sosial memiliki adat dan tradisi yang meupakan nilai-nilai
yang spesifik atau khas yang membedakan jati diri masyarakat dengan yang
Geertz tersebut pada umumnya dianut oleh kaum Islam Abangan, sedangkan bagi
kaum Islam Putihan (santri) praktik selamatan tersebut tidak sepenuhnya dapat
sebutan dewa-dewa dan roh-roh. Karena itu bagi kaum santri, selamatan adalah
upacara do’a bersama dengan seorang pemimpin atau modin yang kemudian
kematian
F. PENELITIAN TERDAHULU
7
Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan
dengan judul yang sama dan dengan pendekatan yang sama tetapi dengan sampel
yang berbeda. Dan adapula penelitian terdahulu yang menggunakan pendekatan yang
Karanganyar) Sroyo.
terhadap tradisi
selametan setelah
kematian.
PERBEDAAN: panya berbeda pengambilan sampel lokasinya serta ayat al-Qur’an yang
menjadi rujukan.
8
NAMA PENELITI JUDUL PENELITIAN HASIL PENELITIAN
kebudayaan yang
Perkembangan teknologi
Jaweng.
Nilai-nilai yang
diwariskan dari
serangkaian kegiatan
oleh masyarakat.
PERBEDAAN: pada penelitian ini penulis meninjau dari antropologi budaya dan masih
9
NAMA PENELITI JUDUL PENELITIAN HASIL PENELITIAN
Suwito, Agus Sriyanto, Arif Tradisi dan Ritual Nilai yang terkandung
kembali kemana.
Bentuk penghormatan
(hidup).
yang menciptakan
kecuali mempertanggung
semasa hidupnya.4
PERBEDAAN: penelitian yang dilakukan didalam jurnal ini masih bersifat umum, yakni
4
Suwito, Tradisi Dan Ritual Kematian Wong Islam Jawa, Jurnal IAIN Purwokerto
10
G. METODE PENELITIAN
sesuatu sistem yang teratur dan terencana. Jadi, terdapat prasarat yang ketat dalam
1. Jenis Penelitian
lapangan yang yang mengungkapkan fakta bahwa ritual selametan kematian masih
2. Subjek Peneltian
Yang menjadi subjek penelitian ini adalah anggota masyarakat Dsn. Kedung
Kebo Ds. Rayung Kec. Senori Kab. Tuban, Jawa Timur yang mengetahui secara
3. Lokasi
tambahan terkait penelitian untuk mendukung data yang didapatkan dari proses
5 M. Dien Madjid dan Johan Wahyudhi, Ilmu Sejarah Sebuah Pengantar, (Jakarta: Kencana, 2014), 217
11
wawancara. Dalam metode ini, kegiatan observasi dilakukan dengan cara
mengamati apa yang dilakukan, mendengarkan apa yang diucapkan subjek dalam
aktifitas mereka. Penelitian ini dilakukan dengan mengamati dan mencatat hal-hal
penting
Teknik analisa data merupakan suatu langkah yang paling menentukan dari
suatu penelitian, karena analisa data berfungsi untuk menyimpulkan hasil penelitian.
a. Tahap Penelitian
Perencanaan
sampel.
penelitian
Pelaksanaan
ayat-ayat al-Qur’an
Evaluasi
Pada tahap ini peneliti menganalisis dan mengolah data yang telah
Penyusunan Laporan
12
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah menyusun dan
H. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
mempelajari dan menemukan seluruh isi. Adapun proposal yang akan penulis susun
a. Latar Belakang
b. Rumusan Masalah
c. Tujuan Penelitian
d. Kegunaan Penelitian
f. Peneltian Terdahulu
g. Metode Penelitian
h. Sistematika Pembahasan
I. DAFTAR PUSTAKA
M. Dien Madjid dan Johan Wahyudhi (2014). Ilmu Sejarah Sebuah Pengantar.
Jakarta: Kencana.
Suwito, Tradisi Dan Ritual Kematian Wong Islam Jawa, Jurnal IAIN Purwokerto
13
Koentjaraningrat (1995). Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: yayasan Bentang
Budaya
Mulder, N. (1996). Pribadi dan Masyarakat di Jawa. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
Ahyani, Shidqi (2012). Islam Jawa: Varian Keagamaan Masyarakat Muslim dalam
Kaplan, David. (2002). Teori Budaya (The Theory of Culture) Terj. Landung
14