Oleh :
Rosalina 041711333201
AKUNTANSI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akuntansi sektor publik adalah perlakuan akuntansi pada domain publik, dimana
domain publik yang dimaksud meliputi entitas yang aktivitasnya menghasilkan dan
memenuhi kebutuhan publik. Oleh karena itu, organisasi sektor publik bertanggung
jawab untuk mengelola dana masyarakat yang akan digunakan dalam pemenuhan
kebutuhan publik. Hal ini menyebabkan organisasi sektor publik harus mampu
memberikan pertanggungjawaban kepada publik melalui laporan keuangannya.
Penyajian laporan keuangan kepada publik diharapkan dapat memberikan informasi
yang utuh yang akan menciptakan transparansi guna mewujudkan akuntabilitas publik.
Agar pembaca laporan keuangan dapat memahami laporan keuangan, maka
diperlukan suatu regulasi dan standar pelaporan. Di Indonesia, beberapa upaya untuk
membuat standar yang relevan dengan praktik-praktik akuntansi di organisasi sektor
publik telah dilakukan baik oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) maupun oleh
pemerintah sendiri. Untuk organisasi nirlaba, IAI menerbitkan PSAK 45 tentang
“Organisasi Nirlaba”yang berisi tentang kaidah-kaidah serta prinsip yang harus diikuti
oleh organisasi nirlaba dalam membuat laporan keuangan. Namun, PSAK 45 belum
mengakomodasi praktik-prakti akuntansi yang diperlukan dalam suatu entitas yang
dimiliki pemerintah. Oleh karena itu, pemerintah menyusun suatu standar yang
disebut Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud regulasi dan standar organisasi sektor publik non-
pemerintahan?
2. Apa saja jenis dan regulasi organisasi sektor publik non-pemerintahan?
3. Bagaimana standar regulasi terkait organisasi non-pemerintahan (PSAK 45 dan SPAP)?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui pengertian regulasi dan standar organisasi sektor publik non
pemerintahan;
2. Untuk mengetahui jenis dan regulasi organisasi sektor publik non-pemerintahan;
3. Untuk mengetahui standar regulasi terkait organisasi non-pemerintahan (PSAK 45 dan
SPAP).
BAB II
PEMBAHASAN
Regulasi publik adalah ketentuan yang harus dijalankan dan dipatuhi dalam
proses pengelolaan organisasi publik, baik pada organisasi pemerintah pusat,
pemerintah daerah, partai politik, yayasan, LSM, organisasi keagamaan atau tempat
peribadatan, dan organisasi sosial masyarakat lainnya.
a. Keuangan Negara
1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
Undang-undang ini merupakan tonggak sejarah yang mengawali
reformasi keuangan negara menuju pengelolaan keuangan yang efisien dan
modern. Beberapa hal penting yang diatur dalam undang-undang ini adalah :
Kekuasaan atas pengelolaan keuangan negara.
Penyusunan dan penetapan APBN.
Penyusunan dan penetapan APBD.
Hubungan keuangan antara pemerintah pusat dan bank sentral,
pemerintah daerah, serta pemerintah/lembaga asing.
Hubungan keuangan antara pemerintah dan perusahaan negara,
perusahaaan daerah, perusahaan swasta, serta badan pengelola dana
masyarakat.
Pertanggungjawaban pelaksanaan APBN dan APBD
2. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Keuangan
Negara
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Negara mengatur
pemeriksaan keuangan negara oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Sebelum berlakunya Undang-Undang ini, dalam pelaksanaan tugas
pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara, BPK
berpedoman berpedoman kepada Instructie en Verdere Bepalingen voor de
Algemene Rekenkomer atau IAR (Staatsblad Tahun 1898 Nomor 9
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Staatsblad Tahun 1933 Nomor
320). Undang-Undang ini bertujuan untuk mewujudkan pengelolaan
keuangan negara sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, di
mana perlu dilakukan pemeriksaan oleh satu badan pemeriksa keuangan yang
bebas dan mandiri, sebagaimana telah ditetapkan dalam Pasal 23E Undang-
Undang Dasar 1945.
Sebelum berlakunya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004, selain
berpedoman pada IAR, dalam pelaksanaan pemeriksaan BPK juga
berpedoman pada Indische Comptabiliteitswet atau lCW (Staatsblad Tahun
1925 Nomor 448 sebagaimana telah berkali-kali diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1968).
Ketentuan Umum :
1. Pemeriksaan adalah proses identifikasi masalah, analisis dan evaluasi
yang dilakukan secara independen, objektif, dan profesional berdasarkan
standar pemeriksaan untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas
dan keandalan informasi mengenai pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara.
2. Pengelolaan Keuangan Negara adalah keseluruhan kegiatan pejabat
pengelola keuangan negara sesuai dengan kedudukan dan kewenangan
yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan
pertanggungjawaban.
3. Tanggung jawab Keuangan Negara adalah kewajiban Pemerintah untuk
melaksanakan pengelolaan Keuangan Negara secara tertib, taat pada
peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, dan transparan
dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
4. Standar pemeriksaan adalah patokan untuk melakukan pemeriksaan
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang meliputi standar
umum, standar pelaksanaan pemeriksaan, standar pelaporan yang wajib
dipedomani oleh BPK dan/atau pemeriksa
Lingkup Pemeriksaan :
Ada 3 (tiga) lingkup pemeriksaan BPK :
1. Pemeriksaan keuangan :
Adalah pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah pusat dan
pemerintah daerah untuk memberikan pernyataan opini tentang tingkat
kewajaran informasi yang disajikan.
2. Pemeriksaan kinerja
Adalah pemeriksaan atas aspek ekonomi dan efisiensi serta
efektivitas.
3. Pemeriksaan dengan tujuan tertentu
Adalah pemeriksaan yang tidak termasuk dalam pemeriksaan
keuangan dan pemeriksaan kinerja.
Pemeriksaan dilaksanakan berdasarkan standar pemeriksaan yang disusun
oleh BPK setelah berkonsultasi dengan Pemerintah.
2. Akuntan publik atau pihak lainnya yang melakukan pemeriksaan atas pengelolaan
dan tanggung jawab keungan negara untuk dan atas nama BPK RI.
PENUTUP
KESIMPULAN
Akuntansi sektor publik memiliki standar yang sedikit berbeda dengan akuntansi
biasa. Karena, akuntansi biasa belum mencakup pertanggungjawaban kepada masyarakat
yang ada di sektor publik. Ikatan Akuntansi Indonesia sebenarnya telah memasukan
standar untuk organisasi nirlaba di Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).
Standar ini tercantum pada PSAK nomor 45 tentang organisasi nirlaba. Namun, standar ini
belum mengakomodasi praktik-praktik lembaga pemerintahan ataupun organisasi nirlaba
yang dimilikinya. Karna itu, pemerintah mencoba menyusun suatu standar yang disebut
dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).
Menurut Mardiasmo (Mardiasmo, 2004) ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan
dalam penetapan standar akuntansi, antara lain:
Bastian, Indra. 2010. Akuntansi Sektor Publik Suatu Pengantar Edisi Ketiga. Jakarta:
Erlangga.
https://feelinbali.blogspot.com/2016/02/regulasi-dan-standar-di-sektor-publik.html
http://www.wikiapbn.org/pemeriksaan-keuangan-negara/