Anda di halaman 1dari 12

TUGAS KEPERAWATAN KOMUNITAS

STRATEGI INTERVENSI KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA PENDERITA


HIPERTENSI

Dosen Pembimbing :

Ns. Desi Deswita, M. Kep, SP. Kep. Kom.

Kelompok PTM HIPERTENSI , Lokal 3B :

INDAH NOVIA PUTRI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN RI PADANG


PRODI D.III KEPERAWATAN SOLOK
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan ridho dan rahmat-
Nya serta nikmat yang begitu besar yang di berikan kepada kita semua terutama nikmat
kesehatan, sehingga makalah kami dapat terselesaikan.

Shalawat dan salam kita curahkan kepada baginda Rasulullah SAW, nabi yang
mengantarkan kita dari zaman kejahiliyahan menuju zaman islamiah. Nabi yang di anggap
sebagai uswatun hasanah atau suri tauladan yang baik.

Dalam isi makalah ini membahas tentang “ Strategi intervensi keperawatan komunitas
terkait hipertensi”. Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan yang kita inginkan.Oleh karena itu, kami masih mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca sekalian.

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen yang telah membimbing
kami.Begitu juga kepada semua pihak yang membantu secara langsung maupun tidak
langsung terlibat dalam penyusunan makalah ini sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca


terutama bagi kami pembuat makalah.

Solok, 22 agustus 2019

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Di indonesia peluang masyarakat menderita hipertensi belum sebesar di
negara maju. Namun, ancaman penyakit ini diabaikan begitu nsaja. Terlebih bagi
masyarakat perkotaan yang lebih mudah mengakses gaya hidup modern yang tidakm
sehat, seperti banyak mengkonsumsi makanan cepat saji, alkohol dan merokok.
Dengan gaya modern tersebut penyakit hipertensi menjadi masalah yang menakutkan.
Hipertensi dideinisikan sebagai tekanan darah yang intermitten atau terus
menerus >140/90 mmHg. Karena fluktuasi tekanan darah terjadi antar individu dan
dapat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar atau ansietas, diagnosis biasanya dibuat
dengan tiga kali hasil peeriiksaan darah secara terpisah pada waktu yang berbeda.
Hipertensi yang tidak terkendali akan dapat menyebabkan komplikasi yang
berbahaya dan berakibat fatal. Komplikasi hipertensi yang dapatb terjadi antara lain
adalah stroke, penyakit jantung koroner serta gagal ginjal. Namun, komplikasi yang
paling sering terjadi akibat penyhakit ini adalah gagal ginjal dan stroke.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja program pemerintah dan program puskesmas terkait hipertensi ?
2. Apa konsep hipertensi ?
3. Bagaimana strategi intervensi keperawatan komunitas terkait hipertensi?

C. TUJUAN
1. Mengetahui program pemerintah dan program puskesmas terkait hipertensi ?
2. Mengetahui konsep hipertensi ?
3. Mengetahui strategi intervensi keperawatan komunitas terkait hipertensi?
BAB II

PEMBAHASAN

1. Program pemerintah dan program Puskesmas terkait hipertensi


a. Program pemerintah
1. Mengembangkan dan memperkuat kegiatan deteksi dini hipertensi secara aktif
/skrining.
2. Meningkatkan akses penderita terhadap pengobatan hipertensi melalui
refitalisasi puskesmas untuk pengendalian penyakit tidak menular melalui
peningkatan sumber daya tenaga kesehatan yang profesional dan kompeten
dalam upaya pengendalian penyakit tidak menular khususnya tata laksana
penyakit tidak menular di fasiltas pelayanan kesehatan dasar seperti
puskesmas, peningkatan managemen pelayanan pengendalian penyakit tidak
menular secara komperensif]terutama promotif dan prefentif] dan holistik.
3. Peningkatan ketersediaan sarana dan prasana promotif dan prefentif,maupun
sarana prasarana diagnostik dan pengobatan.

b. Program puskesmas
1. Meningatkan akses masyarakat terhadap pelayanan deteksi dini melalui
kegiatan posbindu penyakit tidak menular.
2. Melakukan upaya promosi kesehatan untuk mendorong masyarakat wilayah
binaan puskesmas mampu berprilaku hidup bersih dan sehat sebagai bentuk
pemecahan masalah kesehatan yang di hadapinya.
3. Posbindu PTM melakukan kegiatan monitoring faktor resiko secara
terintegrasi, rutin dan periodik. Kegiatan monitoring mencakup kegiatan
minimal yaitu memantau masalah konsumsi buah dan sayur, aktifitas fisik dan
indeks masa tubuh, serta memantau tekanan darah. Kegiatan monitoring
lengkap yaitu memantau kadar glukos darah, kolesterol darah, dan
pemeriksaan uji fungsi paru sederhana.
4. Melakukan sosialisasi dengan dinas kesehatan agar lebih efektif bagi
kelompok kelompok potensial di masyarakat seperti organisasi lansia
kelurahan, dan organisasi lainnya yang da di wilayah kerja puskesmas.
5. Puskesmas perlu melakukan pencegahan primer yaitu kegiatan untuk
menghentikan atau mengurangi faktor resiko hipertensi sebelum penyakit
hipertensi terjadi, melalui procukup sayur dan buahmosi kesehatan sperti diet
yang sehat dengan cara makan, diit rendah garam dan lemak, rajin melakukan
aktifitas dan tidak merokok.
6. Melakukan sosialisasi gerakan masyarakat hidup sehat untuk mencegah
penyakit tidak menular seperti hipertensi.

2. Konsep hipertensi
a. Definisi
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan sistole dan diastole
mengalami kenaikan melebihi batas normal/tekanan sistole diatas 140 mmHg,
diastole diatas 90 mmHg.
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan
tekanan darah diatas normal yang ditunjukkan oleh angka sistolik/bagian atas, dan
angka bawah/diastolik pada pemeriksaan tekanan darah menggunakan alat
pengukur tekanan darah baik berupa cuff air raksa/sphygmomanometer ataupun
alat lainnya (Rudianto, 20113 : 11).
Hipertensi adalah keadaan peningkatan tekanan darah yang akan memberi
gejala lanjut ke suatu organ target seperti stroke, penyakit jantung koroner dan
hipertropi ventrikel kanan/left ventrikel hyperthropy.
Hipertensi berarti tekanan tinggi didalam arteri arteri. Arteri arteri adalah
pembuluh pembuluh yang mengangkut darah dari jantung yang memompa ke
seluruh jaringan dan organ organ tubuh. Tekanan darah tinggi bukan berarti
tegangan emosi yang berlebihan, meskipun tegangan emosi yang berlebihan dan
stres dapat meningkatkan tekanan darah untuk sementara waktu. Tekanan darah
normal dibawah 120/80 mmHg, tekanan darah antara 120/80 dan 138/88 disebut
pra hipertensi dan suatu tekanan darah dari 140/90 mmHg diatasnya dianggap
tinggi.

b. Macam macam hipertensi


1. Hipertensi primer adalah hipertensi yang tidak atau belum diketahui
penyebabnya/ terdapat kurang dari 90 persen dari seluruh hipertensi.
Hipertensi primer kemungkinan bersama sama menyebebkan meningkatnya
tekanan darah.
2. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan penyakit lain. Jika
penyebabnya diketahui maka disebut hipertensi sekunder. Sekitar lima sampai
sepuluh persen penderita hipertensi penyebabnya adalah penyakit ginjal.
Sekitar satu sampa dua persen penyebabnya adalah kelainan horminal atau
pemakaian obat tertentu/pil KB.

c. Patofisiologi
Hipertensi adalah degeneratif sistem sirkulasi yang dimulai dengan
atherosklerosis, yakni gangguan struktur anatomi pembuluh darah perifer yang
berlanjut dengan kekakuan pembuluh darah/arteri. Kekakuan pembuluh darah
disertai dengan penyempitan dan kemungkinan pembesaran plaque yang
menghambat gangguan peredaran darah perifer. Kekakuan dan kelambanan aliran
darah menyebabkan bebab jantung bertambah berat yang akhirnya dikompensasi
dengan peningkatan upaya pemompaan jantung yang berdampak pada
peningkatan tekanan darah dalam sistem sirkulasi.
Dengan demikian, proses patologis hipertensi ditandai dengan peningkatan
tahanan perifer yang berkelanjutan sehingga secara kronik di kompensasi oleh
jantung dalam bentuk hipertensi.

d. Klasifikasi
Dikenal berbagai macam batasan tingginya tekana darah untuk dapat disebut
hipertensi. Klasifikasi hipertensi menuru WHO adalah :
a) Hipertensi ringan ; TD 90 sampai 100 mmHg
b) Hipertensi sedang : TD 110 sampai 130 mmHg
c) Hipertensi berat : TD besar dari 130 mmHg.
Tekanan diastolik sebagai bagian dari tekanan yang dipakai dalam kriteria
diagnosis dan klasifikasi. Tekanan darah manusia meliputi tekanan darah sistolik,
tekanan darah waktu jantung menguncup, dan tekanan drah diastolik yakni
tekanan darah waktu jantung istirahat.

e. Komplikasi
Hipertensi merupakan faktor resiko utama untuk terjadinya penyakit jantung,
gagal jantung kongestif, stroke, gangguan penglihatan, dan penyakit ginjal.
Tekanan darah yang tinggi umumnya meningkatkan resiko terjadinya komplikasi
tersebut. Hipertensi yang tidak di obati akan mempengaruhi semua sistem organ
dan akhirnya memperpendek harapan hidup sebesar 10 sampai 20 tahun.
Dengan pendekatan sistem organ dapat diketahui komplikasi yang mungkin
terjadi akibat hipertensi yaitu : infark miokard, angina pectoris, gagal jantung
kongestive, stroke, ensefalopati hipertensi, gagal ginjal kronis, penyakit pembuluh
darah perifer.

f. Faktor resiko hipertensi


a) Umur : teknan darah meningkat sesuai umur, dimulai dari sejak umur 40
tahun.
b) Obesitas
c) Stress
d) Diit tinggi garam
e) Diabetes mellitus
f) Konsumsi alkohol
g) Merokok
h) Konsumsi obat obatan seperti pil KB

g. Penatalaksanaan
a) Olahraga yang cukup
Bagi penderita hipertensi, kesehatan fisik dan psikis sangat diperlukan
untuk menjaga keseimbangan tekanan darah agar berada pada kisaran
normal. Berdasarkan penelitian yang dilakukan robert cade dari universitas
florida, bahwa hampir seratus persen dan jumlah orang yang menderita
hipertensi ternyata tekanan darahnya menurun setelah tiga bulan berlatih
olahraga secara teratur dengan takaran yang cukup.
Jenis olahraga yang dianjurkan bagi penderita hipertensi adalah
olahraga aerobik seperti jalan kaki, jogging, bersepeda dan berenang.
Tidak dianjurkan olahraraga yang menegangkan seperti tinju, gulat, angkat
besi, karena sering kali akan meningkatkan tekanan darah.
Olahraga aerobik seharusnya dilakukan secara teratur selama 30
sampai 40 menit sebanyak 3 sampai 4 kali dalam seminggu. Pemilihan
jenis olahraga tentu saja harus memperhatikan kondisi kesehatan ketika
akan berlatih.
b) Diit rendah lemak
Penderita hipertensi sangat dianjurkan untuk menerapkan pola makan
sehat dalam kehidupan sehari hari salah satunya adalah dengan diit rendah
lemak. Ada dua jenis lemak dalam makanan, yaitu lemak jenuh dan lemak
tak jenuh. Jika lemak jenuh menaikkan kadar kolesterol dan trigliserida,
maka lemak tak jenuh bermanfaat menurunkan kadar kolesterol dalam
darah yang merupakan salah satu pencetus terjadi hipertensi.
Sumber lemak jenuh banyak dijumpai pada makanan hewani seperti
daging sapi, kambing, babi, kerbau, keju dan susu. Adapun lemak tak
jenuh banyak terdapat pada makanan nabati seperti kacang kacangan dan
biji bijian.namun beberapa bahan nabati juga mengandung lemak tak jenuh
seperti kelapa dan hasil olahannya.
c) Hindari stress
Stress atau ketegangan jiwa merupakan faktor terjadinya komplikasi
hipertensi. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hesty
yang menyatakan bahwa banyak hal yang dapat menyebabkan komplikasi
hipertensi, salah satunya adalah stress. Ketika seseorang mengalami stress
maka tubuh akan memproduksi hormon yang dapat meningkatkan tekanan
darah, peningkatan tekanan darah inilah yang memicu terjadinya kmplikasi
hipertensi.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara stress dengan kejadian komplikasi hipertensi.diharapkan
dalam penelitian tersebut, pasien dengan hipertensi mampu mengenali
stress dan kemudian menangani stress tersebut, supaya tidak
bekepanjangan dan berambah berat agar tidak menimbulakan komplikasi
hipertensi.
d) Berhenti merokok
Senyawa kimia dalam rokok dpat merusak fungsi jantung, struktur dan
fungsi pembuluh darah sehingga menyebabkan aterosklerosis. Proses ini
akan menurunkan suplai oksigen dalam darah dan menghambat aliran
darah sehingga tekanan darah meningkat.
Jika anda sudah terdiagnosa hipertensi, maka berhentilah merokok
sekarang juga, tidak peduli berapa lama dan berapa banyak rokk yang telah
anda hisap agar terhindar dari komplikasi hipertensi.

e) Diit rendah garam


Anjuran konsumsi natrium dari makanan bagi penderita hipertensi
sebesar 6 gram atau setara dengan 1 sendok teh per hari. Dari penelitian
ditemukan fakta bahwa penderita hipertensi yang mengurangi pemakaian
garam dapur menjadi sekitar 3 gram sehari, dapat mencegah terjadinya
stroke dan serangan jantung akibat tersumbatnya pembuluh darah.
Konsumsi natrium yang berlebihan menyebabkan konsentrasi natrium
didalam cairan ekstraseluler meningkat. Untuk menormalkannya, cairan
intraseluler ditarik ke luar sehingga volume cairan ekstraseluler
meningkat. Meningkatnya volume cairan ekstraseluler menyebebkan
meningkatnya volume darah sehingga berdampak kepada timbulnya
hipertensi.
Penderita hipertensi sebaiknya menghindari pemakaian garam yang
berlebihan. Membatasi konsumsi natrium berarti memilih makanan rendah
natrium, menghindari konsumsi makanan kemasan atau yang diasinkan
seperti cumi asin, ikan asin, telur asin dan tidak manambah garam
berlebihan saat proses memasak atau saat makan di meja makan. Hal itu
tidak berarti menghentikan pemakaian garam sama sekali dalam makanan.
Namun, sebaiknya penggunaan garam dibatasi seperlunya saja.

3. Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas Terkait Hipertensi


a. Proses Kelompok
Melalui pendekatan dengan intervensi yang memberikan gambaran dengan
jelas kepada penderita hipertensi bahwa hipertensi adalah penyakit kelainan
jantung dan pembuluh darah yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah.
Pada proses kelompok, pendekatan berupa penyuluhan dilakukan oleh tenaga
kesehatan bersama kelompok masyarakat penderita hipertensi mengenai masalah
kesehatan yang dihadapinya, masyarakat juga harus ikut berpartisipasi dalam
proses kelompok untuk meningatkan akses masyarakat agar terhindar dari faktor
risiko penyakit hipertensi.

b. Promosi Kesehatan
Melakukan pendidikan kesehatan kepada penderita hipertensi, serta
menjelaskan cara mencegahnya dan dampak buruk bila masalah terus
berlangsung. Dalam melakukan pendidikan kesehatan, audience bisa menanyakan
apa saja yang kurang dimengerti dari pembahasan yang telah dijelaskan.
Pendidikan kesehatan yang dilakukan bertujuan untuk :
1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai hipertensi.
2. Mengetahui faktor resiko yang memicu penyakit hipertensi
3. Menggerakkan masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan hipertensi.

Melakukan promosi kesehatan di puskesmas dengan pembentukan pos


pembinaan terpadu penyakit tidak menular/posbindu PTM.

c. Pemberdayaan
Pemberdayaan dilaksanakan di puskesmas dengan program yaitu :
1. Membuat program pencegahan dan pengendalian hipertensi dengan
melakukan pemberdayaan masyarakat tentang cara perawatan hipertensi
dengan manajemen stress, dan senam.
2. Membuat program berbasis masyarakat yang memfasilitasi masyarakat dalam
membentuk kelompok masyarakat peduli hipertensi dan menambah
pengetahuan tentang penatalaksanaan hipertensi.
3. Melakukan kegiatan pemberian KIE

d. Kemitraan
Melakukan kerja sama dengan dinas pendidikan terkait dengan penyakit tidak
menular yaitu hipertensi
Melakukan kemitraan dengan masyarakat, keluarga, dan kader kesehatan
terkait dengan penyakit hipertensi dengan membuat program peduli hipertensi
untuk mengurangi masalah kesehatan yang ada di masyarakat.

BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan
tekanan darah diatas normal yang ditunjukkan oleh angka sistolik/bagian atas, dan
angka bawah/diastolik pada pemeriksaan tekanan darah menggunakan alat pengukur
tekanan darah baik berupa cuff air raksa/sphygmomanometer ataupun alat lainnya.
Program pemerintah yang dilakukan adalah mengembangkan dan
memperkuat kegiatan deteksi dini hipertensi secara aktif /skrining dan Peningkatan
ketersediaan sarana dan prasana promotif dan prefentif,maupun sarana prasarana
diagnostik dan pengobatan.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai