Anda di halaman 1dari 4

2.

3 Patogenesis
Patogenesis adalah mekanisme suatu penyebab penyakit bekerja dan
menghasilkan tanda dan gejala klinis (Uderwood,1999). Lebih lanjut menurut
Kusnadi (2003) suatu mikroorganisme membuat kerusakan atau kerugian terhadap
tubuh inang disebut pathogen sedangkan kemampuan mikroorganisme untuk
menimbulkan penyakit disebut pathogenesis.
2.3.1 Skema 1 Patogenesis Penyakit Ulkus Dekubitus

Anoreksia

Tidak nafsu makan

Penurunan peristaltik Perubahan nutrisi


usus

Keterbatasan gerak

Kerusakan mobilitas fisik

imobilitas

Ulkus Dekubitus

Perubahan Temperatur
kulit
Kerusakan integritas
Hilangnya sebagian lapisan kulit
kulit sehingga terjadi luka
integritas

Luka dalam

Lapisan kulit hilang secara


lengkap dan meluas
Anoreksia adalah hilangnya selera makan atau gangguan perilaku makan dalam
mengontrol berat badan sehingga mengalami penurunan berat badan kurang dari 85 persen
dari berat orang-orang normal. Menurut Hanida, Wika dan Julahir Hodmatua (2013),
penderita anoreksia akan memiliki rasa takut yang berlebihan terhadap kegemukan.
Berkurangnya berat badan penderita dapat disebabkan oleh rangsangan muntah oleh dirinya
sendiri, menggunakan obat pencahar, olahraga berlebihan, dan menggunakan obat penahan
nafsu makan, adanya gangguan endoktrin yang meluas sehingga dapat terjadi kenaikan
hormon serta perubahan metabolisme. Penderita anoreksia akan mengalami penurunan
peristaltik usus dan penurunan kebutuhan nutrisi dalam tubuh. Penderita akan memiliki
gangguan pada laju metabolik, metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, serta
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
Hal tersebut akan membuat penderita juga mengalami keterbatasan gerak yang akan
merusak mobilitas fisik. Kemudian, penderita tidak mampu untuk mempertahankan tekanan
tubuh sehingga tidak dapat mengubah posisi tubuhnya untuk mengurangi tekanan. Adanya
tekanan membuat penderita anoreksia mengalami Ulkus Dekubitus sehingga terjadi
perubahan pada temperatur kulit. Penderita akan kehilangan sebagian lapisan kulit dan terjadi
luka yang akan merusak integritas kulit dan dapat menyebabkan infeksi. Dalam jangka waktu
yang lama, luka pada penderita akan semakin dalam sehingga lapisan kulit akan hilang secara
menyeluruh dan meluas.

2.3.2 Skema 2 Patogenesis Penyakit Ulkus Dekubitus

Obesitas

Penimbunan lemak
dalam tubuh

Penyumbatan pembuluh darah

Stroke

Imobilitas
s

Tekanan yang terlokalisir

Terhambatnya pe,bulh darah karena


Menurut Lewis (2011), individu yang berisiko terkena ulkus dekubitus adalah
individu dengan anemia, kontraktur, diabetes mellitus, imobilitas, gangguan sirkulasi,
inkontenensia, kemunduran mental, tekanan darah diastolic kurang dari 60 mmHg,
hipertermi, bedah berkepanjangan, obesitas, penyakit pembuluh darah, dan usia lanjut.
Menurut Smeltzer & Bare (2005), faktor penunjang terjadinya dekubitus
adalah imobilitas, kerusakan persepsi sensori, penurunan perfusi jaringan, penurunan
status nutrisi, friksi dan gaya tarikan, peningkatan kelembaban, dan pertimbangan
gerontologi. Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Capon dan
kawan–kawan tahun 2007 di italia bahwa ada hubungan yang signifikan antara
kejadian stroke sebelumnya dengan risiko tinggi timbul ulkus dekubitus pada pasien
stroke. Seseorang yang pernah mengalami stroke 2 kali berisiko timbul dekubitus
dibandingkan dengan seseorang yang baru pertama kali mengalami stroke.
Ada hubungan antara status gizi dengan risiko terjadinya dekubitus pada
pasien stroke. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Baumgarten
(2006), yang menyatakan ada hubungan yang signifikan antara rendahnya BMI
dengan kejadian ulkus dekubitus di rumah sakit dan penelitian yang dilakukan oleh
Tianingsih tahun 2010 di Yayasan Stroke Sarno Klaten yang menyatakan bahwa ada
hubungan antara status nutrisi dengan kejadian ulkus dekubitus. Selain itu menurut
Smeltzer & Bare (2005), menyatakan defisiensi nutrisi, anemia, rendahnya kadar
protein dan gangguan metabolik pada pasien stroke mendukung terjadinya ulkus
dekubitus.
Kesimpulan dari skema 2 patogenesis penyakit ulkus dekubitus adalah ada
hubuhungan antara mobilitas dengan risiko terjadinya dekubitus pada pasien stroke.
Hasil penelitian di atas sesuai dengan teori yang dikemukan oleh Carville (2012),
yang mengemukakan bahwa imobilitas dan inactivity merupakan salah satu faktor
predisposisi yang menyebabkan ulkus dekubitus. Imobilitas dan ketidakaktifan
berdampak pada kemampuan seseorang menghindari tekanan, mengubah posisi secara
mandiri, dan rentan terhadap tarikan serta gesekan.

Sumber :

Puspaningrum, Y.V. 2013. Hubungan Antara Status Gizi dan Mobilitas dengan Risiko
Terjadinya Dekubitus Pada Pasien Stroke Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Moewardi Surakarta. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta

Hanida, Wika dan Julahir Hodmatua.2013. Gangguan Makan, daring


(http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/63004/5GANGGUAN.pdf?s
equence=1&isAllowed=y ) diakses Agustus 2019

Anda mungkin juga menyukai