I. TUJUAN
Mahasiswa mengetahui cara pembuatan ekstrak dengan berbagai metode ekstraksi
padat-cair.
3.1 Alat :
- Seperangkat Alat Soxhletasi - Corong Pisah
- Kertas Saring - Kain Flanel
- Erlenmayer - Beaker Glass
- Batang Pengaduk - Gelas
- Gelas Ukur -Waterbath
- Vacuum Rotary Evaporator
3.2 Bahan :
- Simplisia Herba Ciplukan
- Etanol
Tambahkan etanol 96% paling sedikit sebanyak satu setengah kali sirkulasi
Pekatkan perkolat dengan penguap putar atau dengan waterbath hingga diperoleh
ekstrak kental
Tambahkan etanol 96% sebanyak 10 bagian lalu digojog. Biarkan selama 1 hari.
Setelah 1 hari, saring serbuk herba ciplukan ke dalam gelas, lalu diuapkan ada
ekstrak kental.
Ampas serbuk herba ciplukan dimasukkan lagi kedalam botol kaca dan
ditambahkan etanol sebanyak 10 bagian, lalu digojog. Biarkan selama 1 hari
Setelah 1 hari, saring herba ciplukan ke dalam gelas, lalu diuapkan ad ekstrak
kental
V. HASIL PERCOBAAN
PERHITUNGAN
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐹𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖
Randemen Ekstrak = 𝑥 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐸𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘
0,802 𝑔
1. % Randemen Fraksi n-Heksan = 7,125 𝑔 𝑥 100% = 11,26 %
1,5 𝑔
2. % Randemen Fraksi Etil Asetat = 7,125 𝑔
𝑥 100% = 21,05 %
1,907 𝑔
3. % Randemen Fraksi Air = 7,125 𝑥 100% = 26,76 %
𝑔
VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum dilakukan pembuatan ekstrak dari serbuk herba ciplukan ( Physalis
angulata L) dengan menggunakan metode soxhletasi dan remaserasi karena untuk mengetahui
perbandingan hasil ekstrak yang diperoleh dari metode tersebut.
Tujuan ekstraksi yaitu untuk menarik semua komponen kimia yang terdapat dalam
simplisia dengan menggunakan pelarut organik tertentu. Ekstraksi ini didasarkan pada
perpindahan massa komponen zat padat kedalam pelarut dimana perpindahan mulai terjadi
pada lapisan antarmuka, kemudian berdifusi masuk kedalam pelarut.
Prosesnya yaitu pelarut organik akan menembus dinding sel dan masuk kedalam rongga
sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan terelarut sehingga terjadi perbedaan konsentrasi
antara larutan zat aktif di dalam sel dan pelarut organik di luar sel. Maka larutan terpekatakan
berdifusi keluar sel, dan proses ini berulang terus sampai terjadi keseimbangan antara
konsentrasi zat aktif di dalam dan diluar sel.
Prinsip kerja dari soxhletasi yaitu dengan cara cairan penyari dipanaskan sehingga
menguap, uap cairan penyari terkondensasi menjadi molekul-molekul air oleh pendingin balik
dan turun menyari simplisia dalam klongsong dan selanjutnya masuk kembali ke dalam labu
alas bulat setelah melewati pipa sifon. Proses ini berlangsung hingga penyarian zat aktif
sempurna yang ditandai dengan beningnya cairan penyari yang melalui pipa sifon atau jika
diidentifikasi dengan kromatografi lapis tipis tidak memberikan noda lagi.
Sedangkan remaserasi merupakan modifikasi dari metode maserasi. Sehingga prinsip
kerja remaserasi sama hal nya dengan maserasi yaitu merupakan cara penyarian yang
sederhana yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari
selama 1-2 hari pada temperatur kamar dan terlindung dari cahaya dan digunakan untuk
menyari simplisia yang mengandung komponen kimia yang mudah larut dalam cairan
penyari.
Etanol digunakan sebagai cairan penyari karena lebih selektif, kapang dan khamir
sulit tumbuh dalam etanol 20% ke atas, tidak beracun, netral, dan etanol dapat bercampur
dengan air pada segala perbandingan, serta panas yang diperlukan untuk pemekatan lebih
rendah. Etanol dapat memperbaiki stabilitas bahan obat terlarut dan tidak mengakibatkan
pembengkakan membran sel. Keuntungan lainnya adalah sifatnya yang mampu
mengendapkan albumin dan menghambat kerja enzim.
Besar kecilnya nilai randemen menunjukkan keefektifan proses ekstraksi. Efektivitas
proses ekstraksi dipengaruhi oleh jenis pelarut yang digunakan, ukuran partikel simplisia,
metode dan lamanya ekstraksi.
Secara teori Kemenkes RI (2010), Ekstrak Herba Ciplukan memiliki randemen tidak
kurang dari 9,6%. Akan tetapi, berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan diperoleh hasil
% randamen dari ekstraksi herba ciplukan dengan menggunakan metode remaserasi yaitu
9,43%. Sedangkan pada metode soxhletasi yaitu hanya 4,19%. Dari hasil yang diperoleh
maka dapat di tarik kesimpulan bahwa metode ekstraksi yang lebih banyak menghasilkan
ekstrak yaitu dengan menggunakan metode remaserasi.
.
VII. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Pembuatan ekstrak dapat dilakukan dengan metode Remaserasi dan Soxhletasi
2. % Randemen ekstrak yang dihasilkan dengan metode remaserasi lebih besar yaitu
9,43% daripada % randemen ekstrak dengan metode soxhletasi yaitu 4,19%.