Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pemeriksaan umum kadang-kadang sudah membawa pikiran ke arah kemungkinan
kesempitan panggul. Selain itu anamnesis dan pemeriksaan fisik umum juga dapat
memberikan isyarat-isyarat tertentu. Pada wanita yang lebih pendek daripada ukuran normal
dari bangsanya,kemungkinan panggul kecil perlu diperhatikan pula. Akan tetapi itu tidak
dapat diartikan seseorang wanita dengan bentuk badan normal tidak dapat memiliki panggul
dengan ukuran-ukuran yang kurang dari normal, ditinjau dari satu atau beberapa segi bidang
panggul.
Pengukuran panggul merupakan cara pemeriksaan yang penting untuk mendapat
keterangan lebih banyak tentang keadaan panggul. Keadaan panggul merupakan faktor
penting dalam kelangsungan persalinan, tetapi yang kurang penting adalah hubungan antara
kepala janin dengan panggul ibu. Walaupun demikian pengetahuan tentang ukuran dan
bentuk panggul sangat membantu penilaiaan jalannya persalinan pada wanita yang
bersangkutan. Kesempitan panggul dapat ditemukan pada satu bidang atau lebih .

1.2 TUJUAN
1. Agar mahasiswa mengetahui pembagian panggul sempit pintu atas panggul
2. Agar mahasiswa mengetahui batas – batas dari Pintu Atas Panggul
3. Agar mahasiswa mengetahui tentang kesempitan pintu atas panggul (Pelvic Inlet)
4. Agar mahasiswa mengetahui tentang akibat kesempitan panggul terhadap kehamilan
dan persalinan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

II. I Panggul Sempit Pintu Atas Panggul


Jenis panggul Caldwell dan Moloy 4 jenis pokok yaitu :
1. Panggul ginekoid dengan pintu atas panggul yang bundar, atau dengan diameter
transversa yang lebih panjang sedikit daripada diameter anteroposterior dan dengan
panggul tengah serta pintu bawah panggul yang cukup luas;
2. Panggul antropoid dengan diameter anteroposterior yang lebih panjang daripada
diameter transversa, dan dengan arkus pubis menyempit sedikit;
3. Panggul android dengan pintu atas panggul yang berbentuk sebagai segitiga
berhubungan dengan penyempitan ke depan, dengan spina iskiadika menonjol ke
dalam dan dengan arkus pubis menyempit;
4. Panggul platipelloid dengan diameter anteroposterior yang jelas lebih pendek
daripada diameter transversa pada pintu atas panggul dan dengan arkus pubis yang
luas.

Dalam Obstetri yang terpenting bukan panggul sempit secara anatomis melainkan
panggul sempit secara fungsional artinya perbandingan antara kepala dan panggul
Kesempitan panggul dibagi sebagai berikut :
• Kesempitan pintu atas panggul
• Kesempitan bidang bawah panggul
• Kesempitan pintu bawah panggul
• Kombinasi kesempitan pintu atas pangul, bidang tengah dan pintu bawah panggul.
• Kesempitan pintu atas panggul

Sebab-sebab yang dapat menimbulkan kelainan panggul dapat dibagi sebagai berikut :
 Kelainan karena gangguan pertumbuhan
 Panggul sempit seluruh : semua ukuran kecil
 Panggul picak : ukuran muka belakang sempit, ukuran melintang biasa
 Panggul sempit picak : semua ukuran kecil tapi terlebiha ukuran muka belakang
 Panggul corong :pintu atas panggul biasa,pintu bawah panggul sempit
 Panggul belah : symphyse terbuka

2
 kelainan karena penyakit tulang panggul atau sendi-sendinya
 Panggul rachitis : panggul picak, panggul sempit, seluruha panggul sempit picak dan
lain-lain
 Panggul osteomalacci : panggul sempit melintang
 Radang articulatio sacroilliaca : panggul sempit miring
 Kelainan panggul disebabkan kelainan tulang belakang
 Kyphose didaerah tulang pinggang menyebabkan panggul corong
 Sciliose didaerah tulang panggung menyebabkan panggul sempit miring
 Kelainan panggul disebabkan kelainan aggota bawah coxitis, luxatio, atrofia. Salah
satu anggota menyebabkan panggul sempit miring.
Disamping itu mungkin pula ada exostase atau fraktura dari tulang panggul yang menjadi
penyebab kelainan panggul.

II. 2 Pembagian Panggul Sempit Pintu Atas Panggul


PINTU ATAS PANGGUL
 Bentuk bulat-oval
 Batas-batas : promontorium, sakrum, linea inominata, ramus superior ossis pubis, tepi
atas simfisis
 Tiga ukuran PAP :
– uk. muka-belakang (diam. anteroposterior, Conjugata Vera)
– uk. melintang (diameter transversa)
– uk. serong (diameter obliqua)

DIAMETER ANTERO-POSTERIOR
Conjugata vera :
 Dari promontorium ke tepi atas simfisis
 ukuran normal : 11 cm
 ukuran terpenting panggul
 ukuran terpendek : conjugata obstetrica
 tak dapat diukur secara langsung : conj. diagonalis - 1.5 (atau 2) cm
 Diameter transversa : ukuran terbesar antara linea innominata, diambil tegak lurus
pada conj. vera (12.5cm)
 Diameter oblikua : dari art. sakroiliaka ke tuberkulum pubikum sisi panggul yang
berlawanan (13 cm)

3
a) Pembagian tingkatan panggul sempit
 Tingkat I : CV = 9-10 cm borderline
 Tingkat II : CV = 9-8 cm  relatif
 Tingkat III : CV = 6-8 cm  ekstrim
 Tingkat IV : CV = 6 cm  mutlak (absolut)
b) Pembagian menurut tindakan
 SC Primer : 11 cm  partus biasa
 CV : 8-10 cm  partus percobaan
 CV : 6-8 cm  SC Primer
 CV : 6 cm  SC Mutlak
Pintu atas panggul dianggap sempit apabila konjungata vera kurang dari 10cm, atau
diameter transversa kurang dari 12cm. Kesempitan pada konjungata vera (panggul picak)
umumnya lebih menguntungkan daripada kesempitan pada semua ukuran atau panggul
sempit seluruhnya.
Oleh karena pada panggul sempit kemungkinan lebih besar bahwa kepala tertahan
oleh pintu atas panggul, maka dalam hal ini servik uteri kurang mengalami tekanan kepala.
Hal ini dapa mengakibatkan inersia uteri serta lambannya pendataran dan pembukaan serviks.
Apabila pada panggul sempit PAP tidak tertutup dengan sempurna oleh kepala janin, ketuban
bisa pecah pada pembukaan kecil dan ada bahayanya pula terjadinya prolapsus funikuli. Pada
panggul picak turunnya belakang kepala bisa tertahan dengan akibat terjadinya defleksi
kepala, sedangkan pada panggul sempit seluruhnya di temukan rintangan pada semua ukuran,
kepala memasuki rongga panggul dengan hiperfleksi. Selanjutnya Moulage kepala janin di
pengaruhi oleh jenis asinklitismus, dalam hal ini Asinklitismus anterior lebih menguntungkan
dari pada asinklitismus posterior oleh karena pada mekanisme yang terakhir gerakan
osparietal posterior yang terletak paling bawah tertahan oleh simpisis, sedangkan pada
asinklitismus anterior os parietal anterior dapat bergerak lebih leluasa ke belakang.

II. 3 Kesempitan Pada Pintu Atas Panggul (Pelvic Inlet)


Pintu atas panggul dianggap sempit kalau conjugata vera kurang dari 10 cm atau
kalau diameter transversa kurang dari 12 cm .
Conjugata vera dilalui oleh diameter biparietalis yang ± 9½ cm dan kadang-kadang mencapai
10 cm, maka sudah jelas bahwa conjugata vera yang kurang dari 10cm dapat menimbulkan

4
kesulitan. Kesukaran bertambah lagi kalau kedua ukuran ialah diameter antara posterior
maupun diameter transversa sempit.

a. Pengaruh panggul sempit pada kehamilan dan persalinan


Panggul sempit mempunyai pengaruh yang besar pada kehamilan maupun persalinan.
Pengaruh pada kehamilan
o Dapat menimbulkan retrafexio uteri gravida incarcerata
o Karena kepala tidak dapat turun maka terutama pada primi gravida fundus atau gangguan
peredaran darah
o Kadang-kadang fundus menonjol ke depan hingga perut menggantung
Perut yang menggantung pada seorang primi gravida merupakan tanda panggul sempit
o Kepala tidak turun kedalam panggul pada bulan terakhir
o Dapat menimbulkan letak muka, letak sungsang dan letak lintang.
o Biasanya anak seorang ibu dengan panggul sempit lebih kecil dari pada ukuran bayi
pukul rata.

Pengaruh pada persalinan


o Persalinan lebih lama dari biasa.
o Karena gangguan pembukaan
o Karena banyak waktu dipergunakan untuk moulage kepala anak
o Kelainan pembukaan disebabkan karena ketuban pecah sebelum waktunya, karena
bagian depan kurang menutup pintu atas panggul selanjutnya setelah ketuban pecah
kepala tidak dapat menekan cervix karena tertahan pada pintu atas panggul
o Pada panggul sempit sering terjadi kelainan presentasi atau posisi misalnya :
o Pada panggul picak sering terjadi letak defleksi supaya diameter bitemporalis yang lebih
kecil dari diameter biparietalis dapat melalui conjugata vera yang sempit itu.
o Asynclitismus sering juga terjadi, yang diterapkan dengan “knopfloch mechanismus”
(mekanisme lobang kancing)
o Pada oang sempit kepala anak mengadakan hyperflexi supaya ukuran-ukuran kepala
belakang yang melalui jalan lahir sekecil-kecilnya
o Pada panggul sempit melintang sutura sagitalis dalam jurusan muka belang (positio
occypitalis directa) pada pintu atas panggul.
o Dapat terjadi ruptura uteri kalau his menjadi terlalu kuat dalam usaha mengatasi
rintangan yang ditimbulkan oleh panggul sempit

5
o Sebaiknya jika otot rahim menjadi lelah karena rintangan oleh panggul sempit dapat
terjadi infeksi intra partum. Infeksi ini tidak saja membahayakan ibu tapi juga dapat
menyebabkan kematian anak didalam rahim.
o Kadang-kadang karena infeksi dapat terjadi tympania uteri atau physometra.
o Terjadi fistel : tekanan yang lama pada jaringan dapat menimbulkan ischaemia yang
menyebabkan nekrosa.
o Nekrosa menimbulkan fistula vesicovaginalis atau fistula recto vaginalis. Fistula
vesicovaginalis lebih sering terjadi karena kandung kencing tertekan antara kepala anak
dan symphyse sedangkan rectum jarang tertekan dengan hebat keran adanya rongga
sacrum.
o Ruptur symphyse dapat terjadi , malahan kadang – kadang ruptur dari articulatio
scroilliaca.
o Kalau terjadi symphysiolysis maka pasien mengeluh tentang nyeri didaerah symphyse
dan tidak dapat mengangkat tungkainya.
o Parase kaki dapat menjelma karena tekanan dari kepala pada urat-urat saraf didalam
rongga panggul , yang paling sering adalah kelumpuhan N. Peroneus .

Pengaruh pada anak


o Patus lama misalnya: yang lebih dari 20 jam atau kala II yang lebih dari 3 jam sangat
menambah kematian perinatal apalagi kalau ketuban pecah sebelum waktunya.
o Prolapsus foeniculli dapat menimbulkan kematian pada anak
o Moulage yang kuat dapat menimbulkan perdarahan otak. Terutama kalau diameter
biparietalis berkurang lebih dari ½ cm. selain itu mungkin pada tengkorak terdapat
tanda-tanda tekanan. Terutama pada bagian yang melalui promontorium (os parietal)
malahan dapat terjadi fraktur impresi.

b. Persangkaan Panggul sempit


Seorang harus ingat akan kemungkinan panggul sempit kalau :
• Primipara kepala anak belum turun setelah minggu ke 36
• Pada primipara ada perut menggantung
• pada multipara persalinan yang dulu – dulu sulit
• kelainan letak pada hamil tua
• kelainan bentuk badan (Cebol, scoliose,pincang dan lain-lain)
• osborn positip

6
c. Prognosa
Prognosa persalinan dengan panggul sempit tergantung pada berbagai faktor :
• Bentuk panggul
• Ukuran panggul, jadi derajat kesempitan
• Kemungkinan pergerakan dalam sendi-sendi panggul
• Besarnya kepala dan kesanggupan moulage kepala
• Presentasi dan posisi kepala
• His
Diantara faktor faktor tersebut diatas yang dapat diukur secara pasti dan sebelum persalinan
berlangsung hanya ukuran-ukuran panggul : karena itu ukuran – ukuran tersebut sering
menjadi dasar untuk meramalkan jalannya persalinan.
Menurut pengalaman tidak ada anak yang cukup bulan yang dapat lahir dengan selamat per
vaginam kalau CV kurang dari 8 ½ cm.
Sebaliknya kalau CV 8 ½ cm atau lebih persalinan pervaginam dapat diharapkan berlangsung
selamat.
Karena itu kalau CV < 8 ½ cm dilakukan SC primer ( panggul demikuan disebut panggul
sempit absolut )
Sebaliknya pada CV antara 8,5-10 cm hasil persalinan tergantung pada banyak faktor :
• Riwayat persalinan yang lampau
• besarnya presentasi dan posisi anak
• pecahnya ketuban sebelum waktunya memburuknya prognosa
• his
• lancarnya pembukaan
• infeksi intra partum
• bentuk panggul dan derajat kesempitan
karena banyak faktor yang mempengaruhi hasil persalinan pada panggul dengan CV antara 8
½ - 10cm (sering disebut panggul sempit relatip) maka pada panggul sedemikian dilakukan
persalinan percobaan.

d. Persalinan percobaan
Yang disebut persalinan percobaan adalah untuk persalinan per vaginam pada wanita wanita
dengan panggul yang relatip sempit. Persalinan percobaan dilakukan hanya pada letak
belakang kepala, jadi tidak dilakukan pada letak sungsang, letak dahi, letak muka atau
kelainan letak lainnya.

7
Persalinan percobaan dimulai pada permulaan persalinan dan berakhir setelah kita
mendapatkan keyakinan bahwa persalinan tidak dapat berlangsung per vaginam atau setelah
anak lahir per vaginam.
Persalinan percobaan dikatakan berhasil kalau anak lahir pervaginam secara spontan atau
dibantu dengan ekstraksi (forcepe atau vacum) dan anak serta ibu dalam keadaan baik.
Kita menghentikan presalianan percobaan kalau:
• Pembukaan tidak atau kurang sekali kemajuaannya
• Keadaan ibu atau anak menjadi kurang baik
• Kalau ada lingkaran retraksi yang patologis
• Setelah pembukaan lengkap dan pecahnya ketuban,kepala dalam 2 jam tidak mau masuk ke
dalam rongga panggul walaupun his cukup kuat
• Forcepe gagal
Dalam keadaan-keadaan tersebut diatas dilakukan SC. Kalau SC dilakukan atas indikasi
tersebut dalam golongan 2 (dua) maka pada persalinan berikutnya tidak ada gunanya
dilakukan persalinan percobaan lagi
Dalam istilah inggris ada 2 macam persalinan percobaan :
• Trial of labor : serupa dengan persalinan percobaan yang diterngkan diatas
• test of labor : sebetulnya merupakan fase terakhir dari trial of labor karena test of labor
mulai pada pembukaan lengkap dan berakhir 2 jam sesudahnya.
Kalau dalam 2 jam setelah pembukaan lengkap kepala janin tidak turun sampai H III maka
test of labor dikatakan berhasil.
Sekarang test of labor jarang dilakukan lagi karena:
• Seringkali pembukaan tidak menjadi lengkap pada persalinan dengan panggul sempit
• kematian anak terlalu tinggo dengan percobaan tersebut .

8
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN
S (Subjektif)
Riwayat Persalinan yang Lalu adakah masalah atau penyulit
Riwayat operasi yang lalu (misalnya; trauma pada tulang belakang)
Usia klien apakah <17 tahun ( Pertumbuhan panggul belum sempurna)
Pernah menderita penyakit ( TBC tulang)

O ( Objektif )
Pemeriksaan Inspeksi
Tinggi badan < 145 cm (kemungkinan panggul sempit )
Kadang-kadang fundus menonjol ke depan hingga perut menggantung .Perut yang
menggantung pada seorang primi gravida merupakan tanda panggul sempit
Kelainan bentuk badan (Cebol, scoliose,pincang dan lain-lain)
Pemeriksaan Palpasi
Primipara kepala anak belum turun setelah minggu ke 36
Kelainan letak pada hamil tua
Osborn positip (Kepala tidak dapat masuk pada PAP)
Muller Monroker positif ( Tangan kiri mendorong kepala dari luar, tangan kanan
VT tidak menyentuh kepala )
Pelvimetri
Ukuran Panggul Luar
• Distansia Cristarum
• Distansia Spinarum
• Conjugata Eksterna
• Lingkar Panggul
Ukuran Panggul Dalam
• Conjugata Diagonalis
• Conjugata Vera = Conjugata Diagonalis – 1.5 cm ( nilai normal = 11 cm )
• Perabaan Linea Innominata (normal hanya teraba 1/3 bagian, jika teraba lebih
berarti panggul sempit)
RONTGEN
USG
BISHOP SCORE

9
BAB IV

PENUTUP

IV. 1. Kesimpulan
Pengukuran panggul merupakan cara pemeriksaan yang penting untuk mendapat
keterangan lebih banyak tentang keadaan panggul. Keadaan panggul merupakan faktor
penting dalam kelangsungan persalinan, tetapi yang kurang penting adalah hubungan antara
kepala janin dengan panggul ibu.
Pintu atas panggul dianggap sempit apabila konjungata vera kurang dari 10 cm, atau
diameter transversa kurang dari 12cm. Kesempitan pada konjungata vera (panggul picak)
umumnya lebih menguntungkan daripada kesempitan pada semua ukuran atau panggul
sempit seluruhnya.
Kemungkinan seorang klien akan kemungkinan panggul sempit kalau :
• Primipara kepala anak belum turun setelah minggu ke 36
• Pada primipara ada perut menggantung
• pada multipara persalinan yang dulu – dulu sulit
• kelainan letak pada hamil tua
• kelainan bentuk badan (Cebol, scoliose,pincang dan lain-lain)
• osborn positip

IV. 2 Saran
Agar dari makalah ini mahasiswa telah dapat mengetahui dan memahami mengenai,
pembagian panggul sempit pintu atas panggul , mengetahui batas – batas dari Pintu Atas
Panggul ,tentang kesempitan pintu atas panggul (Pelvic Inlet) dan tentang akibat kesempitan
panggul terhadap kehamilan dan persalinan.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://www.ayahbunda-online.com

http://www.deplaza.com/anatomi_jalan_lahir.htm

http://ksuheimi.blogspot.com/2008/06/distocia.html

http://www.vin.com/ImageDBPub/TN20000/TN_IMC16204_550X0Y.jpg

Mochtar,Rustam. 1998. “Diagnosa dan Pemeriksaan Ibu Hamil “.Sinopsis

Obstetri.Jakarta:EGC

Obstetri dan Ginekologi. “Pemeriksaan Kehamilan”.Bandung : Universitas Padjajaran

Wiknjosastro H, Prof, dr, DSOG, dkk, 1997. Ilmu Kebidanan, Edisi Ketiga, Yayasan

Bina Pustaka Sarwono P, Jakarta,

11
MK : ASKEB IV (PATOLOGI KEBIDANAN) Tanggal : 17 Maret 2008

Pintu Atas Panggul ( PAP )

Disusun oleh:
Kelompok 3 :

1. AYU DEWITA 4. MELLY HANDANI


2. DESNELA REVY 5. NURQOMARELIA
3. ELLSA FEBRIANTI 6. RISNA APRIANI

TINGKAT IIB
JURUSAN DIII KEBIDANAN
POLTEKKES DEPKES – RIAU
2009

12
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan

karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah “ASKEB IV” dengan judul “

Kesempitan Panggul ( Pintu Atas Panggul )”.

Pada penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari

tahap kesempurnaan. Untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun penulis terima

dengan senang hati.

Pada kesempatan ini tidak lupa penulis ucapkan Terima Kasih kepada dosen

pembimbing dan rekan-rekan seperjuangan yang telah membantu dalam penyelesaian tugas

makalah ini.

Demikianlah makalah ini penulis susun, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua,

Amin.

Pekanbaru,........Maret 2009

Penulis

i
13
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
I. 1 Latar Belakang..................................................................................1
1. 2 Tujuan..............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
II. I Panggul Sempit Pintu Atas Panggul ...........................................2
II. 2 Pembagian Panggul Sempit Pintu Atas Panggul..........................3
II. 3 Kesempitan Pada Pintu Atas Panggul (Pelvic Inlet) ...................4

BAB III ASUHAN SOAP.......................................................................9

BAB IV
III.1 Kesimpulan......................................................................................11
III. 2 Saran...............................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

ii14

Anda mungkin juga menyukai