PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
1. Agar mahasiswa mengetahui pembagian panggul sempit pintu atas panggul
2. Agar mahasiswa mengetahui batas – batas dari Pintu Atas Panggul
3. Agar mahasiswa mengetahui tentang kesempitan pintu atas panggul (Pelvic Inlet)
4. Agar mahasiswa mengetahui tentang akibat kesempitan panggul terhadap kehamilan
dan persalinan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam Obstetri yang terpenting bukan panggul sempit secara anatomis melainkan
panggul sempit secara fungsional artinya perbandingan antara kepala dan panggul
Kesempitan panggul dibagi sebagai berikut :
• Kesempitan pintu atas panggul
• Kesempitan bidang bawah panggul
• Kesempitan pintu bawah panggul
• Kombinasi kesempitan pintu atas pangul, bidang tengah dan pintu bawah panggul.
• Kesempitan pintu atas panggul
Sebab-sebab yang dapat menimbulkan kelainan panggul dapat dibagi sebagai berikut :
Kelainan karena gangguan pertumbuhan
Panggul sempit seluruh : semua ukuran kecil
Panggul picak : ukuran muka belakang sempit, ukuran melintang biasa
Panggul sempit picak : semua ukuran kecil tapi terlebiha ukuran muka belakang
Panggul corong :pintu atas panggul biasa,pintu bawah panggul sempit
Panggul belah : symphyse terbuka
2
kelainan karena penyakit tulang panggul atau sendi-sendinya
Panggul rachitis : panggul picak, panggul sempit, seluruha panggul sempit picak dan
lain-lain
Panggul osteomalacci : panggul sempit melintang
Radang articulatio sacroilliaca : panggul sempit miring
Kelainan panggul disebabkan kelainan tulang belakang
Kyphose didaerah tulang pinggang menyebabkan panggul corong
Sciliose didaerah tulang panggung menyebabkan panggul sempit miring
Kelainan panggul disebabkan kelainan aggota bawah coxitis, luxatio, atrofia. Salah
satu anggota menyebabkan panggul sempit miring.
Disamping itu mungkin pula ada exostase atau fraktura dari tulang panggul yang menjadi
penyebab kelainan panggul.
DIAMETER ANTERO-POSTERIOR
Conjugata vera :
Dari promontorium ke tepi atas simfisis
ukuran normal : 11 cm
ukuran terpenting panggul
ukuran terpendek : conjugata obstetrica
tak dapat diukur secara langsung : conj. diagonalis - 1.5 (atau 2) cm
Diameter transversa : ukuran terbesar antara linea innominata, diambil tegak lurus
pada conj. vera (12.5cm)
Diameter oblikua : dari art. sakroiliaka ke tuberkulum pubikum sisi panggul yang
berlawanan (13 cm)
3
a) Pembagian tingkatan panggul sempit
Tingkat I : CV = 9-10 cm borderline
Tingkat II : CV = 9-8 cm relatif
Tingkat III : CV = 6-8 cm ekstrim
Tingkat IV : CV = 6 cm mutlak (absolut)
b) Pembagian menurut tindakan
SC Primer : 11 cm partus biasa
CV : 8-10 cm partus percobaan
CV : 6-8 cm SC Primer
CV : 6 cm SC Mutlak
Pintu atas panggul dianggap sempit apabila konjungata vera kurang dari 10cm, atau
diameter transversa kurang dari 12cm. Kesempitan pada konjungata vera (panggul picak)
umumnya lebih menguntungkan daripada kesempitan pada semua ukuran atau panggul
sempit seluruhnya.
Oleh karena pada panggul sempit kemungkinan lebih besar bahwa kepala tertahan
oleh pintu atas panggul, maka dalam hal ini servik uteri kurang mengalami tekanan kepala.
Hal ini dapa mengakibatkan inersia uteri serta lambannya pendataran dan pembukaan serviks.
Apabila pada panggul sempit PAP tidak tertutup dengan sempurna oleh kepala janin, ketuban
bisa pecah pada pembukaan kecil dan ada bahayanya pula terjadinya prolapsus funikuli. Pada
panggul picak turunnya belakang kepala bisa tertahan dengan akibat terjadinya defleksi
kepala, sedangkan pada panggul sempit seluruhnya di temukan rintangan pada semua ukuran,
kepala memasuki rongga panggul dengan hiperfleksi. Selanjutnya Moulage kepala janin di
pengaruhi oleh jenis asinklitismus, dalam hal ini Asinklitismus anterior lebih menguntungkan
dari pada asinklitismus posterior oleh karena pada mekanisme yang terakhir gerakan
osparietal posterior yang terletak paling bawah tertahan oleh simpisis, sedangkan pada
asinklitismus anterior os parietal anterior dapat bergerak lebih leluasa ke belakang.
4
kesulitan. Kesukaran bertambah lagi kalau kedua ukuran ialah diameter antara posterior
maupun diameter transversa sempit.
5
o Sebaiknya jika otot rahim menjadi lelah karena rintangan oleh panggul sempit dapat
terjadi infeksi intra partum. Infeksi ini tidak saja membahayakan ibu tapi juga dapat
menyebabkan kematian anak didalam rahim.
o Kadang-kadang karena infeksi dapat terjadi tympania uteri atau physometra.
o Terjadi fistel : tekanan yang lama pada jaringan dapat menimbulkan ischaemia yang
menyebabkan nekrosa.
o Nekrosa menimbulkan fistula vesicovaginalis atau fistula recto vaginalis. Fistula
vesicovaginalis lebih sering terjadi karena kandung kencing tertekan antara kepala anak
dan symphyse sedangkan rectum jarang tertekan dengan hebat keran adanya rongga
sacrum.
o Ruptur symphyse dapat terjadi , malahan kadang – kadang ruptur dari articulatio
scroilliaca.
o Kalau terjadi symphysiolysis maka pasien mengeluh tentang nyeri didaerah symphyse
dan tidak dapat mengangkat tungkainya.
o Parase kaki dapat menjelma karena tekanan dari kepala pada urat-urat saraf didalam
rongga panggul , yang paling sering adalah kelumpuhan N. Peroneus .
6
c. Prognosa
Prognosa persalinan dengan panggul sempit tergantung pada berbagai faktor :
• Bentuk panggul
• Ukuran panggul, jadi derajat kesempitan
• Kemungkinan pergerakan dalam sendi-sendi panggul
• Besarnya kepala dan kesanggupan moulage kepala
• Presentasi dan posisi kepala
• His
Diantara faktor faktor tersebut diatas yang dapat diukur secara pasti dan sebelum persalinan
berlangsung hanya ukuran-ukuran panggul : karena itu ukuran – ukuran tersebut sering
menjadi dasar untuk meramalkan jalannya persalinan.
Menurut pengalaman tidak ada anak yang cukup bulan yang dapat lahir dengan selamat per
vaginam kalau CV kurang dari 8 ½ cm.
Sebaliknya kalau CV 8 ½ cm atau lebih persalinan pervaginam dapat diharapkan berlangsung
selamat.
Karena itu kalau CV < 8 ½ cm dilakukan SC primer ( panggul demikuan disebut panggul
sempit absolut )
Sebaliknya pada CV antara 8,5-10 cm hasil persalinan tergantung pada banyak faktor :
• Riwayat persalinan yang lampau
• besarnya presentasi dan posisi anak
• pecahnya ketuban sebelum waktunya memburuknya prognosa
• his
• lancarnya pembukaan
• infeksi intra partum
• bentuk panggul dan derajat kesempitan
karena banyak faktor yang mempengaruhi hasil persalinan pada panggul dengan CV antara 8
½ - 10cm (sering disebut panggul sempit relatip) maka pada panggul sedemikian dilakukan
persalinan percobaan.
d. Persalinan percobaan
Yang disebut persalinan percobaan adalah untuk persalinan per vaginam pada wanita wanita
dengan panggul yang relatip sempit. Persalinan percobaan dilakukan hanya pada letak
belakang kepala, jadi tidak dilakukan pada letak sungsang, letak dahi, letak muka atau
kelainan letak lainnya.
7
Persalinan percobaan dimulai pada permulaan persalinan dan berakhir setelah kita
mendapatkan keyakinan bahwa persalinan tidak dapat berlangsung per vaginam atau setelah
anak lahir per vaginam.
Persalinan percobaan dikatakan berhasil kalau anak lahir pervaginam secara spontan atau
dibantu dengan ekstraksi (forcepe atau vacum) dan anak serta ibu dalam keadaan baik.
Kita menghentikan presalianan percobaan kalau:
• Pembukaan tidak atau kurang sekali kemajuaannya
• Keadaan ibu atau anak menjadi kurang baik
• Kalau ada lingkaran retraksi yang patologis
• Setelah pembukaan lengkap dan pecahnya ketuban,kepala dalam 2 jam tidak mau masuk ke
dalam rongga panggul walaupun his cukup kuat
• Forcepe gagal
Dalam keadaan-keadaan tersebut diatas dilakukan SC. Kalau SC dilakukan atas indikasi
tersebut dalam golongan 2 (dua) maka pada persalinan berikutnya tidak ada gunanya
dilakukan persalinan percobaan lagi
Dalam istilah inggris ada 2 macam persalinan percobaan :
• Trial of labor : serupa dengan persalinan percobaan yang diterngkan diatas
• test of labor : sebetulnya merupakan fase terakhir dari trial of labor karena test of labor
mulai pada pembukaan lengkap dan berakhir 2 jam sesudahnya.
Kalau dalam 2 jam setelah pembukaan lengkap kepala janin tidak turun sampai H III maka
test of labor dikatakan berhasil.
Sekarang test of labor jarang dilakukan lagi karena:
• Seringkali pembukaan tidak menjadi lengkap pada persalinan dengan panggul sempit
• kematian anak terlalu tinggo dengan percobaan tersebut .
8
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN
S (Subjektif)
Riwayat Persalinan yang Lalu adakah masalah atau penyulit
Riwayat operasi yang lalu (misalnya; trauma pada tulang belakang)
Usia klien apakah <17 tahun ( Pertumbuhan panggul belum sempurna)
Pernah menderita penyakit ( TBC tulang)
O ( Objektif )
Pemeriksaan Inspeksi
Tinggi badan < 145 cm (kemungkinan panggul sempit )
Kadang-kadang fundus menonjol ke depan hingga perut menggantung .Perut yang
menggantung pada seorang primi gravida merupakan tanda panggul sempit
Kelainan bentuk badan (Cebol, scoliose,pincang dan lain-lain)
Pemeriksaan Palpasi
Primipara kepala anak belum turun setelah minggu ke 36
Kelainan letak pada hamil tua
Osborn positip (Kepala tidak dapat masuk pada PAP)
Muller Monroker positif ( Tangan kiri mendorong kepala dari luar, tangan kanan
VT tidak menyentuh kepala )
Pelvimetri
Ukuran Panggul Luar
• Distansia Cristarum
• Distansia Spinarum
• Conjugata Eksterna
• Lingkar Panggul
Ukuran Panggul Dalam
• Conjugata Diagonalis
• Conjugata Vera = Conjugata Diagonalis – 1.5 cm ( nilai normal = 11 cm )
• Perabaan Linea Innominata (normal hanya teraba 1/3 bagian, jika teraba lebih
berarti panggul sempit)
RONTGEN
USG
BISHOP SCORE
9
BAB IV
PENUTUP
IV. 1. Kesimpulan
Pengukuran panggul merupakan cara pemeriksaan yang penting untuk mendapat
keterangan lebih banyak tentang keadaan panggul. Keadaan panggul merupakan faktor
penting dalam kelangsungan persalinan, tetapi yang kurang penting adalah hubungan antara
kepala janin dengan panggul ibu.
Pintu atas panggul dianggap sempit apabila konjungata vera kurang dari 10 cm, atau
diameter transversa kurang dari 12cm. Kesempitan pada konjungata vera (panggul picak)
umumnya lebih menguntungkan daripada kesempitan pada semua ukuran atau panggul
sempit seluruhnya.
Kemungkinan seorang klien akan kemungkinan panggul sempit kalau :
• Primipara kepala anak belum turun setelah minggu ke 36
• Pada primipara ada perut menggantung
• pada multipara persalinan yang dulu – dulu sulit
• kelainan letak pada hamil tua
• kelainan bentuk badan (Cebol, scoliose,pincang dan lain-lain)
• osborn positip
IV. 2 Saran
Agar dari makalah ini mahasiswa telah dapat mengetahui dan memahami mengenai,
pembagian panggul sempit pintu atas panggul , mengetahui batas – batas dari Pintu Atas
Panggul ,tentang kesempitan pintu atas panggul (Pelvic Inlet) dan tentang akibat kesempitan
panggul terhadap kehamilan dan persalinan.
10
DAFTAR PUSTAKA
http://www.ayahbunda-online.com
http://www.deplaza.com/anatomi_jalan_lahir.htm
http://ksuheimi.blogspot.com/2008/06/distocia.html
http://www.vin.com/ImageDBPub/TN20000/TN_IMC16204_550X0Y.jpg
Obstetri.Jakarta:EGC
Wiknjosastro H, Prof, dr, DSOG, dkk, 1997. Ilmu Kebidanan, Edisi Ketiga, Yayasan
11
MK : ASKEB IV (PATOLOGI KEBIDANAN) Tanggal : 17 Maret 2008
Disusun oleh:
Kelompok 3 :
TINGKAT IIB
JURUSAN DIII KEBIDANAN
POLTEKKES DEPKES – RIAU
2009
12
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah “ASKEB IV” dengan judul “
Pada penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
tahap kesempurnaan. Untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun penulis terima
Pada kesempatan ini tidak lupa penulis ucapkan Terima Kasih kepada dosen
pembimbing dan rekan-rekan seperjuangan yang telah membantu dalam penyelesaian tugas
makalah ini.
Demikianlah makalah ini penulis susun, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua,
Amin.
Pekanbaru,........Maret 2009
Penulis
i
13
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
I. 1 Latar Belakang..................................................................................1
1. 2 Tujuan..............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
II. I Panggul Sempit Pintu Atas Panggul ...........................................2
II. 2 Pembagian Panggul Sempit Pintu Atas Panggul..........................3
II. 3 Kesempitan Pada Pintu Atas Panggul (Pelvic Inlet) ...................4
BAB IV
III.1 Kesimpulan......................................................................................11
III. 2 Saran...............................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
ii14