Anda di halaman 1dari 9

LBM 3 modul 8

( Hormon & Metabolisme )

LI
1. Pengukuran apa saja yang sebaiknya dilakukan pada anak tersebut?

2. Penyebab anak tidak mau beraktivitas diluar rumah


-Faktor psikologis : memiliki berat badan berlebih sehingga malu dengan
lingkungan luar
- lebih memiliki ketergantungan dengan TV dan play station
- faktor orang tua yang kurang peduli dengan anaknya
3. Berapa BMI anak pada skenario tersebut? Berapa range BMI?
BMI :BB ( kg)/TB (m)2
BMI : 32 / 1,22 = 22,2
Range BMI : normal = 18, 5 – 24,9
BB kurang = < 18,5
kegemukan = 25
Pra obes = 25 – 29,9
Obes 1 = 30 – 34
Obes 2 = 35 – 39,9
Obes 3 = >40
4. Efek samping yang ditimbulkan dari kasus di skenario
Karena makanan dan aktivitas yang dilakukan anak pada skenario tersebut
menyebabkan terjadinya kelebihan berat badan ( obesitas )
5. Hubungan perilaku anak terhadap berat ideal ( minum susu, konsumsi
makanan terhadap berat badan )
Dampak dari sering melihat TV dan bermain play station menjadi salah satu
faktor tejadinya obesitas. selain itu mengkonsumsi makanan yang
mengandung kalori yang berlebih sehingga dapat menyebabkan kelebihan
berat badan.

Menurut penelitian, melihat TV bisa dijadikan pencetus anak untuk selalu


makan ( ngemil ).

Apabila anak melihat TV 5 jam perhari dampak beresiko obesitas 5, 3x lebih


besar . Normalnya maksimal 2 jam perhari

Lemak mengeluarkan epdf yang berfungsi mengurangi sensibilitas terhadap


hati dan otot

6. Bagaimana cara memantau dan menyeimbangankan gizi anak tersebut


dengan aktivitasnya
- 3 J ( Jenis, jumlah jadwal)
 Jenis = harus seimbang antara protein, KH dan lemak
 Jumlah = 5x minum susu tidak sesuai dengan kebutuhan
 Jadwal = makan 3 hari sekali apabila tidak terjadwal dengan
baik maka proses metabolisme makanan yang dimakan
menjadi tidak sehat
- Olah raga
Yang tidak terlalu berat akan tetapi rutin dilakukan. Supaya terjadi
lipolisis ( pembakaran lemak). Karena ketika beraktivitas
membutuhkan kalori yang lebih.
Ketika olah raga GH naik, epinefrin naik, glukagon naik,
glukoneogenesis naik, Insulin menurun. Olah raga normal minimal
30 menit secara teratur. Supaya timbunan lemak tidak terlalu
banyak
7. Proses Metabolisme lemak
 Eksogen
Makanan yang mengandung lemak dibawa oleh kilomikron dihidrolisis
oleh LPL kemudian disimpan di hati
 Endogen
Di hati disintesis di sekresi menjadi VLDL dihidrolisis menjadi LDL
 Reverse
LDL diubah menjadi HDL dan dikembalikan ke hati

Dampak dari LDL yang tinggi menyebabkan penyakit cardiovascular


deases dengan makanan yang dimakan
1. Growthchart WHO ( laki – laki dan perempuan)
2. obesitas
a. Definisi
SHK : Ibu Sehat & Cantik dg Herbal
By Ning Harmanto

b. Klasifikasi
Berdasarkan
Primer : berdasarkan pola hidup seseorang
Sekunder : berdasarkan penyakit, misal : cushing syndrome,
neurodisplasia
berdasarkan Berat badan
a. Obesitas ringan :kelebihan BB 20- 40 %
b. Obesitan sedang :kelebihan BB 40 – 100 %
c. Obesitas Berat : kelebihan BB > 100%
Berdasarkan sel lemak
- Hiperplasi : jumlah sel bertambah akan tetapi bentuk tetap
- Hipertropi : jumlah sel tetap bentuk berubah
Berdasarkan
a. Central : di perut
b. Perifer : di lengan
c. Faktor yang mempengaruhi
SHK : Ibu Sehat & Cantik dg Herbal
By Ning Harmanto
- penyakit = cushing syndrome, hipotiroidisme,
- obat – obatan steroid dan beberapa anti depresi yang menyebabkan
peningkatan BB
- Stress
- Enzim cytonin
Mekanisme ketika galau

d. Patofisiologi
KEP adalah manifestasi dari kurangnya asupan protein dan energi, dalam
makanan sehari-hari yang tidak memenuhi angka kecukupan gizi (AKG), dan
biasanya juga diserta adanya kekurangan dari beberapa nutrisi lainnya.
Disebut malnutrisi primer bila kejadian KEP akibat kekurangan asupan nutrisi,
yang pada umumnya didasari oleh masalah sosial ekonomi, pendidikan serta
rendahnya pengetahuan dibidang gizi. Malnutrisi sekunder bila kondisi
masalah nutrisi seperti diatas disebabkan karena adanya penyakit utama,
seperti kelainan bawaan, infeksi kronis ataupun kelainan pencernaan dan
metabolik, yang mengakibatkan kebutuhan nutrisi meningkat, penyerapan
nutrisi yang turun dan/meningkatnya kehilangan nutrisi. Makanan yang tidak
adekuat, akan menyebabkan mobilisasi berbagai cadangan makanan untuk
menghasilkan kalori demi penyelamatan hidup, dimulai dengan pembakaran
cadangan karbohidrat kemudian cadangan lemak serta protein dengan
melalui proses katabolik.

Dengan demikian pada KEP dapat terjadi : gangguan pertumbuhan, atrofi


otot, penurunan kadar albumin serum, penurunan hemoglobin, penurunan
sistem kekebalan tubuh, penurunan berbagai sintesa enzim.
e. Komplikasi
Komplikasi
Obesitas meningkatkan risiko terjadinya sejumlah penyakit menahun seperti:

 Diabetes tipe 2 (timbul pada masa dewasa)


 Tekanan darah tinggi (hipertensi)
 Stroke
 Serangan jantung (infark miokardium)
 Gagal jantung
 Kanker (jenis kanker tertentu, misalnya kanker prostat dan kanker usus besar)
 Batu kandung empedu dan batu kandung kemih
 Gout dan artritis gout
 Osteoartritis
 Tidur apneu (kegagalan untuk bernapas secara normal ketika sedang tidur, menyebabkan
berkurangnya kadar oksigen dalam darah)
 Sindroma Pickwickian (obesitas disertai wajah kemerahan, underventilasi dan ngantuk).

Sumber : (Indonesia) Penyakit Yang Mengintai Si Gemuk


f. Tata laksana
Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan obesitas pada anak adalah menghambat laju kenaikan berat
badan yang pesat dan tidak boleh diet terlalu ketat.Sehingga pengaturan dietnya
harus dipertimbangkan bahwa anak masih dalam masa pertumbuhan sesuai
tingkat usianya (Soetjiningsih, 1995).
Mengingat penyebab obesitas bersifat multifaktor, maka penatalaksanaan
obesitasseharusnya dilaksanakan secara multidisiplin dengan mengikut sertakan
keluarga dalam proses terapi obesitas. Prinsip dari tatalaksana obesitas adalah
mengurangi asupan energi serta meningkatkan keluaran energi, dengan cara
pengaturan diet dan peningkatan aktivitas fisik(Syarif, 2003).
a. Pengaturan diet
Prinsip pengaturan diet pada anak obesitas adalah diet seimbang sesuai dengan
Recommended Dietary Allowance Dalam pengaturan diet ini perlu diperhatikan
tentang (RDA), hal ini karena anak masih mengalami pertumbuhan dan
perkembangan (Syarif, 2003). Intervensi diet harus disesuaikan dengan usia anak,
derajat obesitas dan ada tidaknya penyakit penyerta. Pada obesitas sedang dan
tanpa penyakit penyerta, diberikan diet seimbang rendah kalori dengan
pengurangan asupan kalori sebesar 30%. Sedang pada obesitas berat (IMT > 97
persentile) dan yang disertai penyakit penyerta, diberikan diet dengan kalori
sangat rendah (very lowcalorie diet)(Kiess et al, 2004).
• Menurunkan berat badan dengan tetap mempertahankan pertumbuhan normal
• Diet seimbang dengan komposisi karbohidrat 50-60%, lemak 20-30% dengan
lemak jenuh < 10% dan protein 15-20% energi total serta kolesterol < 300 mg per
hari(Syarif, 2003)
b. Pengaturan aktivitas fisik
Peningkatan aktivitas fisik mempunyai pengaruh terhadap laju
metabolisme.Latihan fisik yang diberikan disesuaikan dengan tingkat
perkembangan motorik, kemampuan fisik dan umurnya.Aktivitas fisik untuk anak
usia 6-12 tahun lebih tepat yang menggunakan keterampilan otot, seperti
bersepeda, berenang, menari dan senam. Dianjurkan untuk melakukan aktivitas
fisik selama 20-30 menit per hari (Syarif, 2003).
c. Peran serta orang tua, anggota keluarga, teman dan guru Orang tua
menyediakan diet yang seimbang, rendah kalori dan sesuai petunjuk ahli gizi.
Anggota keluarga, guru dan teman ikut berpartisipasi dalam program diet,
mengubah perilaku makan dan aktifitas yang mendukung program diet (Kiess et
al., 2004 dalam Hidayati et al, 2006)

STEP 4
Malas gerak
Susu min 5x Klasifikasi
Jarang
beraktivitas

patofisiologi

Obesitas

Faktor yang
mempengaruhi

Komplikasi

Tata laksana

Anda mungkin juga menyukai