Anda di halaman 1dari 8

J. Pen.

Kelapa Sawit, 2018, 26(1): 29-35

PENGENDALIAN GULMA UMUM DENGAN HERBISIDA CAMPURAN


(Amonium Glufosinat 150 g/l dan Metil Metsulfuron 5 g/l) PADA TANAMAN
KELAPA SAWIT TBM
WEED MANAGEMENT WITH MIXED HERBICIDES (Ammonium
Glufosinate 150 g / l and Methyl Metsulfuron 5 g / l) ON PALM OIL PLANT
TBM
1 1
Umiyati dan Denny K

Abstrak Percobaan ini dilakukan dengan tujuan 150 g L-1 , Metil Metsulfuron 5 g L-1, gulma, kelapa sawit
mengetahui efektivitas herbisida campuran dengan Abstract This experiment was carried out with the
bahan aktif Amonium Glufosinat 150 g/l dan Metil objective of knowing the effectiveness of mixed
Metsulfuron 5 g/l untuk mengendalikan gulma umum herbicides with the active ingredients Ammonium
pada tanaman kelapa sawit belum menghasilkan. Glufosinat 150 g / l and Methyl Metsulfuron 5 g / l for
Percobaan dilakukan di Perkebunan Sawit Sagala controlling common weeds in unproduced palm crops.
Herang Kecamatan Serang Panjang Kabupaten The experiment was conducted at Sagala Herang
Subang Jawa Barat. Rancangan percobaan yang Plantation in Serang Panjang Sub-district, West Java. .
digunakan adalah rancangan acak kelompok dengan The experimental design used was a randomized block
empat ulangan dan enam perlakuan kemudian diuji design with four replicates and six treatments then
lanjut dengan uji Duncan pada tingkat kepercayaan tested further with Duncan test at 95% confidence level.
95%. Perlakuan herbisida campuran yang -1
diuji yaitu The mixed herbicide treatments -1tested were
Amonium Glufosinat 150 g/l g L dan Metil Ammonium Glufosinate 150 g / lg L and Methyl
Metsulfuron-1 5 g L-1 dengan dosis 193.75 l Ha-1, dosis Metsulfuron 5 g L -1 dose 193.75 l Ha -1 , mixed
387.5 l Ha , dosis 581.25 l Ha-1, dan dosis 775 l Ha-1, ammonium Ammonium Glufosinate 150 g L-1 and
penyiangan manual dan tanpa perlakuan (kontrol). -1
Methyl Metsulfuron 5 g L doses 387.5 l Ha ,
-1

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Herbisida Ammonium Glufosinat 150 g / l mixed herbicide and
herbisida campuran dengan dosis 193.75 – 775 l Ha-1 Methyl Metsulfuron 5 g L-1 dose 581.25 l Ha-1, and
merupakan herbisida yang efektif mengendalikan herbicide mixture of active ingredient Ammonium
gulma rumput seperti Ottochloa nodosa L, Imperata Glufosinat-1150 g L-1 and Methyl Metsulfuron 5 g L-1 dose
cylindrica L, dan gulma daun lebar Ageratum 775 l Ha , manual weeding and without treatment
conyzoides L serta gulma total pada budidaya kelapa (control). The results showed that Herbicide herbicide
sawit umur 2 – 4 tahun sampai umur pengamatan 12 mixture of active ingredient Ammonium Glufosinat 150
MSA dan tidak menimbulkan keracunan pada g L-1 and Methyl Metsulfuron 5 g L-1
with dose 193.75 -
tanaman kelapa sawit TBM sampai pengamatan tiga -1
775 l Ha is an effective herbicide controlling weed
minggu setelah aplikasi. grass such as Ottochloa nodosa L, Imperata cylindrica
Kata kunci: herbisida campuran, Amonium Glufosinat L, and wide leaf weeds Ageratum conyzoides L and
total weeds on oil palm cultivation aged 2 - 4 years until
Penulis yang tidak disertai dengan catatan kaki instansi adalah peneliti age of observation 12 MSA and did not cause poisoning
pada Pusat Penelitian Kelapa Sawit
in palm oil plant TBM until observation three weeks after
Umiyati
1
( *) application.
Fakultas Pertanian
Universitas Padjajaran, Indonesia Keywords: mixed herbisida, Amonium Glufosinat
Email: umiyati_uum@yahoo.com 150 g L-1, Metil Metsulfuron 5 g L-1, weed, oil palm

Naskah masuk: 9 Januari 2018; Naskah diterima: 16 Maret 2018 29


Umiyati dan Denny K

PENDAHULUAN mengakibatkan cahaya matahari mudah masuk


Kelapa Sawit (Elais guineensis Jacq) kedalam lahan perkebunan kelapa sawit. Menurut
merupakan salah satu tanaman andalan bagi Purwasih et al., (2013) cahaya matahari yang
perkebunan di Indonesia, dimana hal ini dapat dapat diteruskan kepermukaan tanah pada
dilihat dari perkembangan luas lahan dan tanaman kelapa sawit TBM adalah sebesar
peningkatan produksinya di dalam negeri. 7,25%., sedangkan pada tanaman kelapa sawit
(Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral. TM hanya sebesar 1,32%. Tingginya cahaya
2015). Permintaan terhadap hasil olahan kelapa matahari yang dapat masuk ke dalam pertanaman
sawit terus meningkat. Indonesia sebagai negara kelapa sawit TBM mengakibatkan gulma mudah
penghasil dan eksportir minyak kelapa sawit tumbuh, lebih beragam dengan tingkat kerapatan
terbesar di dunia pada dasarnya hanya memiliki yang lebih tinggi. Hasil penelitian yang sama
kemapuan atau produktivitas minyak kelapa sawit menunjukan bahwa pada perkebunan kelapa sawit
-1
rata-rata 3,5 ton ha (Direktorat Jenderal TBM terdapat 24 jenis gulma dari 16 famili,
Perkebunan, 2014). Sementara Negara China, sedangkan pada perkebunan kelapa sawit TM
Colombia dan Malaysia mampu memproduksi terdapat 16 jenis gulma dari 9 famili.
-1
hingga lebih dari 4 ton ha , bahkan beberapa Selain tingkat kompetisi antara gulma dan
perusahaan swasta kelapa sawit di Negara-1 tanaman kelapa sawit TBM yang cukup tinggi,
Malaysia mampu memproduksi hingga 5,5 ton ha kondisi tanaman kelapa sawit TBM yang belum
(Kementerian Energi dan Sumber Daya cukup kuat jika dbandingkan tanaman kelapa sawit
Mineral,2015). Selain itu menurut Hartanto (2011) TM mengakibatkan tanaman kelapa sawit TBM
produksi TBS rata-rata kelapa sawit Indonseia lebih rentang dan mudah terpengaruh oleh kondisi
hanya mencapai ± 20 ton ha-1, sementara menurut lingkungan sekitarnya. Hal tersebut menunjukan
Kiswanto dkk., (2008) rata-rata produktivitas bahwa pengendalian gulma pada tanaman kelapa
kelapa sawit rakyat per tahunnya sekitar 16 ton ha- sawit TBM perlu dilakukan secara lebih intensif
1. Rendahnya produktivitas kelapa sawit Indonesia dibandingkan pengendalian gulma kelapa sawit
salah satunya dapat disebabkan oleh kurangnya TM. Sehingga pengendalian gulma pada kelapa
pemeliharaan dan perawatan tanaman pada saat sawit TBM secara garis besar dapat dilakukan
tanaman masih muda (TBM), dimana pada fase dengan berbagai cara seperti cara manual atau
tanaman muda tingkat kompetisi tanaman dengan pengendalian secara kimia. Pengendalian gulma
gulma tinggi. Jenis gulma jenis gulma yang tumbuh secara kimia merupakan pengendalian gulma
dominan pada perkebunan kelapa sawit berbeda dengan menggunakan herbisida, dimana cara
antara satu tempat dengan tempat lainnya, kimia dirasakan lebih efisien dan efektif
disebabkan adanya perbedaan karakteristik dibandingkan pengendalian gulma lainnya.
lingkungan yang berbeda antara satu tempat Beberapa herbisida yang digunakan untuk
dengan tempat lainnya yang terdapat pada mengendalikan gulma pada budidaya kelapa sawit
perkebunan tersebut (Yuniarko, 2010). TBM diantaranya herbisida campuran -1yang
Persaingan atau kompetisi gulma dengan berbahan aktif Amonium -1
Glufosinat 150 g L dan
tanaman kelapa sawit pada masa TBM lebih Metil Metsulfuron 5 g L . Teknologi pencampuran
merugikan jika dibandingkan pada masa TM, hal ini herbisida merupakan salah satu peluang untuk
dikarenakan gulma pada tanaman kelapa sawit meningkatkan efektifitas dan memperluas
TBM lebih banyak dan lebih mudah tumbuh dari spektrum pengendalian gulma, mengurangi residu
pada gulma tanaman kelapa sawit TM. Tanaman herbisida dan mencegah munculnya jenis-jenis
kelapa sawit TBM pada umumnya belum dapat gulma yang resisten serta komponen campuran
membentuk kanopi, dimana artinya jumlah umumnya memiliki dosis yang lebih rendah bila
pelepah, panjang pelepah, dan jumlah anakan dibandingkan dengan dosisnya sebagai herbisida
daun tanaman belum terlalu banyak. Hal tersebut tunggal.

30
Pengendalian gulma umum dengan herbisida campuran
(amonium glufosinat 150 g/l dan metil metsulfuron 5 g/l) pada tanaman kelapa sawit TBM

Bahan aktif dari herbisida yang dicampurkan setelah aplikasi herbisida dan fitotoksisitas terhadap
memiliki mode of action yang berbeda, mode-1 of action tanaman kelapa sawit.
dari herbisida Amonium Glufosinat 150 g L adalah
menghambat sintesis glutamin dari glutamat (Tomlin,
1997) yang diperlukan untuk detoksifikasi amonia HASIL DAN PEMBAHASAN
(Nh4+) sehingga menyebabkan amonia meningkat Komposisi Gulma Sebelum Aplikasi
hingga mencapai kadar toksik pada kloroplas di dalam
jaringan daun yang menyebabkan fotosintesis terhenti Hasil analisis vegetasi dengan teknik sum dominance
dan gulma mati.-1 Sedangkan Herbisida Methyl ratio (SDR) di lokasi pengujian sebelum gulma
Metsulfuron 5 g L termasuk herbisida dari golongan dikendalikan dengan herbisida campuran Amonium
Sulfonylurea, efektif mengendalikan gulma berdaun Glufosinat 150 g L-1 dan Metil Metsulfuron 5 g L-1 atau
lebar, semak dan pakis. Methyl Metsulfuron penyiangan secara manual. Berdasarkan hasil analisis
diabsorbsi melalui daun dan akar, ditranslokasikan vegetasi diketahui bahwa komposisi vegetasi gulma
secara akropetal dan basipetal. (Perkins, 1990). adalah sebagai berikut Ottochloa nodosa, Ageratum
Tujuan dari penelitian ini dilakukan adalah untuk conyzoides, Asystasia intrusa, Imperata cylindrica,
mengetahui efektifitas herbisida campuran dengan Axonopus compressus, Ischaemum timorense,
bahan aktif Amonium -1
Glufosinat 150 g L dan Metil Paspalum conjugatum, Oxalis barrelieri, dan
Metsulfuron 5 g L-1 dalam mengendalikan gulma Synedrella nodyflora. Dari hasil analisis gulma yang
umum pada Budidaya Kelapa Sawit TBM. mendominan dari spesies gulma rumput, yaitu gulma
Ottochloa nodosa (17,90 %), sedangkan gulma co
dominan dari golongan rumput seperti gulma Imperata
BAHAN DAN METODE cylindrica (13.32 %), dan gulma Ischaemum timorense
(12.66 %), gulma co dominan dari gulma daun lebar
Penelitian ini dilakukan di areal lahan perkebunan Ageratum conyzoides (12.66 %).
sawit PTPN VIII Sukamaju Sukabumi Jawa Barat.
Percobaan ini dimulai pada akhir bulan April sampai
dengan Juli 2017. Bahan yang digunakan adalah Berat Kering Gulma Setelah Aplikasi
tanaman sawit TBM umur 2-4 tahun, herbisida yang
digunakan adalah herbisida campuran dengan bahan Gulma Ottochloa nodosa L
-1
aktif Amonium Glufosinat
-1
150 g/l g-1 L dan Metil Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan
Metsulfuron
-1
5 g L dosis -1
193.75 1
l Ha , dosis 387.5-1 l diketahui bahwa perlakuan dosis herbisida campuran
Ha , dosis 581.25 l Ha , dan dosis 775 l Ha , Amonium Glufosinat 150 g L -1
dan Metil Metsulfuron 5
penyiangan manual dan tanpa perlakuan (kontrol). -1
g L pada gulma Ottochloa nodosa memberikan
Aplikasi herbisida dilakukan sebanyak satu kali pada pengaruh yang lebih baik dibandingkan perlakuan
pada saat penutupan gulma sebesar 75%. Alat-alat perlakuan kontrol dan perlakuan pengendalian
yang digunakan diantaranya adalah sprayer knapsack manual.
semi automatik dan nozet T-jet, gelas ukur, cangkul,
kored, kantung plastik, label, oven, timbangan, Gulma Ottochloa nodosa merupakan gulma jenis
kuadran ukuran 0,5 m X 0,5 m, dan alat tulis serta alat rumput yang menjadi salah satu gulma dominan yang
dokumentasi. ditemukan di perkebunan kelapa sawit. O. nodosa
memiiki biji dalam jumlah yang banyak dan berukuran
Rancangan percobaan yang digunakan adalah kecil sehingga rnudah menyebar, selain itu gulma O.
rancangan acak kelompok dengan empat ulangan nodosa dapat berkembang biak dengan
dan enam perlakuan kemudian diuji lanjut dengan uji menggunakan stolon, hal ini yang menjadikan gulma
Duncan pada tingkat kepercayaan 95%, data hasil O. nodosa cepat menyebar keseluruh lokasi penelitian
pengamatan berat kering gulma setelah aplikasi apabila tidak dilakukan pengendalian (Sembodo,
ditransformasi ke dalam bentuk Ö(x+0,5) sebelum 2010). -1Pada dosis campuran Amonium Glufosinat
dilakukan analisa ragam. Pengamatan dilakukan 150-1 g L dan Metil -1Metsulfuron 5 g L-1 sebesar 193.75 L
terhadap analisa vegetasi gulma sebelum penelitian, ha - 775 L ha mampu menekan pertumbuhan
pengamatan berat kering gulma setelah dominan gulma O. nodosa sampai pengamatan 12 MSA

31
Umiyati dan Denny K

(Minggu Setelah Aplikasi).Dengan pemberian jaringan daun yang menyebabkan fotosintesis terhenti
pencampuran herbisida yang mengandung Amonium dan gulma mati, sedangkan adanya Metil Metsulfuron
Glufosinat menyebabkan sintesis glutamin dari yang menyebabkan penghambatan terhadap sintesa
glutamat terhambat menyebabkan amonia meningkat ALS sehingga menghambat pembelahan sel.
hingga mencapai kadar toksik pada kloroplas di dalam
Tabel 1. Rata –rata Berat Kering Gulma Ottochloa nodosa L (g/0.25
2
m2)
Table 1. Average Dry Weight Gulma Ottochloa nodosa L (g/0.25 m )

Keterangan : Nilai rata-rata yang ditandai huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5 %
menurut Uji Duncan. MSA = Minggu setelah aplikasi. AG = Amonium Glufosinat , MM = Metil Metsulfuron

Gulma Imperata cylindrica L ha-1 menunjukkan perbedaan yang nyata dengan


Imperata cylindrica L merupakan jenis gulma perlakuan herbisida yang sama dengan dosis yang
golongan rumput yang mudah tumbuh pada semua berbeda. Hal ini dikarenakan pemberian herbisida
jenis tanah, gulma memiliki alat penyebaran dengan pada dosis rendah memberikan pengaruh singkat
menggunakan biji yang banyak dan ringan serta pada dalam menekanan pertumbuhan gulma, karena
bijinya dilengkapi dengan sayap sehingga mudah herbisida yang ada dalam tanah dalam jumlah sedikit
tertiup angin. Perlakuan herbisida campuran Amonium- sehingga diserap akar dan diedarkan dalam tubuh
Glufosinat 150 g L -1
dan Metil Metsulfuron 5 g L gulma dalam jumlah yang sedikit pula, karena tidak
1
memberikan pengaruh yang nyata menekan berat semua cairan herbisida yang yang terpenetrasi ke
kering gulma Imperata cylindrica L sampai daun gulma akan semuanya diserap, tetapi sebagian
pengamatan 12 MSA. Pada pengamatan 12 MSA akan mengalami penguapan dan sebagian terserap
perlakuan mengendalian gulma dengan penyiangan masuk ke dalam tubuh gulma, sehingga herbisida
mulai menunjukkan perbedaan yang nyata dengan dengan dosis yang rendah memberikan pengaruh
perlakuan herbisida dan perlakuan kontrol, ini efektivitas yang rendah dalam menekan pertumbuhan
menunjukkan bahwa pengendalian gulma dengan gulma I. cylindrica yang bersifat noxius (gulma
cara manual pada gulma Imperata cylindrica tidak ganas), ditunjang juga oleh adanya trichoma yang
efektif menekan gulma, karena pada 12 MSA gulma menutupi daun gulma I. cylindrica yang sulit ditembus
ini tumbuh bunga dan biji, hingga pengendalian oleh herbisida sistemik (Barus, 2003).
manual dapat memberi peluang gulma tersebar luas Pengendalian dengan penyiangan manual belum
yang ditunjukkan dengan berat kering gulma semakin mampu menekan pertumbuhan gulma I. cylindrica,
tinggi. karena menurut sastroutomo (1990) gulma tersebut
Pengamatan 12 MSA menunjukkan perlakuan-1 termasuk golongan rumput yang cenderung adaptif
herbisida campuran Amonium Glufosinat 150 g L disemua jenis tanah dan disemua tingkat kesubura
dan Metil Metsulfuron 5 g L-1 dengan dosis 193.75 g tanah, sehingga kehadirannya sulit dikendalikan dan

32
Pengendalian gulma umum dengan herbisida campuran
(amonium glufosinat 150 g/l dan metil metsulfuron 5 g/l) pada tanaman kelapa sawit TBM

dapat menurunkan hasil panen. Keefektifan yang digunakan dalam mengendalikan gulma dilahan
pengendalian dengan herbisida merupakan metode sawit (Rahman dkk., 2012).
Tabel 2. Rata –rata Berat Kering Gulma Imperata cylindrica L (g/0.25
2
m2 )
Table 2. Average Dry Weight Gulma Imperata cylindrica L (g/0.25 m )

Keterangan : Nilai rata-rata yang ditandai huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5 %
menurut Uji Duncan. MSA = Minggu setelah aplikasi.

Gulma Ageratum conyzoides L gulma semakin tinggi dengan berat kering gulma yang
Seluruh taraf dosis herbisida campuran Amonium tinggi pula. Pengendalian yang dilakukan secara
Glufosinat 150 g L-1-1 dan Metil Metsulfuron 5 g L-1 manual belum dapat mengendalikan gulma A.
(193.75 – 775 g ha ) mampu mengendalikan gulma Conyzoides yang berada dalam piringan sampai
sampai dengan 12 MSA. Keefektifan-1 herbisida pengamatan 8 minggu setelah aplikasi. Hal ini
campuran Amonium Glufosinat 150 g L dan Metil disebabkan gulma tersebut memiliki titik tumbuh yang
Metsulfuron 5 g L-1dikarenakan gulma Ageratum banyak sehingga pengendalian manual dapat
conyzoides L memiliki permukaan daun yang luas mempercepat regrowth dari gulma tersebut cepat
serta permukaan yang besar sehingga droplet sekali (Sembodo, 2010).
herbisida yang diaplikasikan dapat merata dan Gulma Total
terserap dengan baik sehingga lebih efektif untuk Hasil analisis statistik berat kering gulma total di
mengendalikan gulma ini. Strata gulma Ageratum tunjukkan pada Tabel 4 di bawah ini. Perlakuan-1
conyzoides L pada petak percobaan juga herbisida campuran Amonium Glufosinat 150 g L
menyebabkan gulma ini dengan mudah mengalami dan Metil Metsulfuron 5 g L -1
dengan dosis 387.5 – 775
kontak dengan droplet sehingga dapat terkendali. g ha-1 menunjukkan keefektivannya dalam menekan
Bertambahnya waktu pengamatan menunjukkan gulma dominan dan co dominan yang ada di piringan
pertumbuhan gulma meningkat, tetapi dengan kelapa sawit sampai pengamatan 12 MSA.
terserapnya herbisida kedalam tubuh gulma dan Pengendalian herbisida campuran Amonium-1
tinggal menyebabkan pertumbuhan mengalami Glufosinat 150 g L-1 dan Metil Metsulfuron 5gL
penekanan (Humburg,. et al., 2000). Berbedanya fase dengan dosis rendah yaitu 193.75 g ha-1 hanya
pertumbuhan gulma menyebabkan pengaruh mampu menekan gulma sampai pengamatan 8 MSA,
herbisida terhadap gulma menunjukkan perbedaan, begitu pula dengan pengendalian gulma secara
namun secara statistik tidak berbeda nyata. manual.
Pada pengamatan 12 MSA pengendalian gulma
secara manual tidak efektif menekan pertumbuhan
gulma Ageratum conyzoides yang semakin banyak,
begitu pula pada perlakuan kontrol pertumbuhan

33
Umiyati dan Denny K

Tabel 1. Rata –rata Berat Kering Gulma Ottochloa nodosa L (g/0.25


2
m2)
Table 1. Average Dry Weight Gulma Ottochloa nodosa L (g/0.25 m )

Keterangan : Nilai rata-rata yang ditandai huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5 %
menurut Uji Duncan. MSA = Minggu setelah aplikasi.

Semakin bertambahnya umur pengamatan keracunan akan menunjukan gejala seperti klorosis,
menunjukkan berat kering gulma total pada perlakuan nekrosis, pertumbuhan tidak normal atau dalam
penyiangan dan kontrol semakin tinggi. Hal ini tingkat lebih lanjut tanaman mengalami kematian.
menunjukkan bahwa penyiangan manual belum Pengamatan tingkat keracunan tanaman dilakukan
mampu menekan pertumbuhan gulma karena hanya pada 1, 2 dan 3 MSA, hal ini dilakukan untuk
bagian atas dari gulma yang terangkat tetapi bagian mengetahui pengaruh dosis herbisida terhadap
gulma yang ada di dalam tanah tidak terangkat atau fitotoksisitas tanaman. Dimana herbisida Bastamet
tetap memiliki kemampuan untuk tumbuh dan 155 SL merupakan herbisida campuran dengan
berkembang menjadi gulma baru. Sedangkan dengan kandungan bahan aktif Amonium glufosinat 150 g/l
perlakuan pengendalian menggunakan
-1
herbisida dan Methyl Metsulfuron 5 g/l memiliki persistensi
Amonium Glufosinat 150 g L dan Metil Metsulfuron 5 selama 2 tahun dan keberadaan di tanah dapat
g L-1berat kering gulma total mengalami penurunan, didegradasi oleh mikroorganisme sehingga dapat
herbisida campuran bersifat sistemik yang dapat mempengaruhi tanaman non-target (Monaco, et al.,
ditranslokasikan ke seluruh bagian gulma sehingga 2002).
semua bagian gulma mengalami penekanan Berdasarkan hasil pengujian ini diketahui bahwa
pertumbuhan sehingga semua gulma dapat penggunaan herbisida campuran Amonium Glufosinat
dikendalikan. Menurut Sastroutomo (1990) secara 150 g L-1 dan Metil Metsulfuron 5 g L -1
dengan kisaran
umum hampir semua biji gulma yang ada dalam tanah dosis 193.75 – 775 g ha-1 ternyata tidak menimbulkan
berkecambah dalam waktu yang relatif singkat (2 gejala keracunan pada tanaman kelapa sawit TMB
minggu). Perlakuan yang-1 memberikan herbisida sebagaimana terlihat pada Tabel 5.
Amonium Glufosinat 150 g L dan Metil Metsulfuron 5
g L-1 perbedaan yang sangat nyata terdapat pada Herbisida campuran dengan bahan aktif
perlakuan penyiangan dan kontrol sejak awal Amonium glufosinat 150 g/l dan Methyl Metsulfuron 5
pengamatan (4 MSA). g/l merupakan herbisida yang bersifat selektif dan
sistemik yang memiliki spektrum yang luas sebagai
pengendali gulma golongan rumput atau semak,
Fitotoksisitas Tanaman Kelapa Sawit gulma daun lebar dan dapat juga menghambat
Fitotoksisitas merupakan pengamatan yang germinasi bij dan diaplikasikan preemergent atau
dilakukan pada tanaman kelapa sawit untuk postemergent. Sehingga dengan demikian aplikasi
mengetahui respon tanaman yang timbul akibat herbisida Amonium glufosinat 150 g/l dan Methyl
terkena herbisida. Tanaman yang mengalami Metsulfuron 5 g/l hanya mempengaruhi pertumbuhan

34
Pengendalian gulma umum dengan herbisida campuran
(amonium glufosinat 150 g/l dan metil metsulfuron 5 g/l) pada tanaman kelapa sawit TBM

gulma saja dengan menekan perkembangan berat Kiswanto, J. Hadipurwanta, Dan B. Wijayanto. 2008.
kering gulma sedangkan tanaman sawit tidak Teknologi Budidaya Kelapa Sawit. Balai Besar
menunjukkan adanya gejala keracunan. Pengkajian Dan Pengembangan Teknologi
Pertanian.Badan Penelitian Dan
Pengembangan Pertanian. 26 Hal.
KESIMPULAN Monaco, T.J., S. M. Weller, & F. M Ashton. 2002.
1. Herbisida campuran Amonium -1
Glufosinat 150 g L-1 Weed science. Principles and Practice. $th ed.
dan Metil Metsulfuron 5 g L dengan dosis 193.75 John Wiley & Sons. New York.
– 775 g ha-1 merupakan herbisida yang efektif Perkins, G. R. 1990. Proceedings of the 9th Australian
mengendalikan gulma rumput antara lain Ottochloa Weed Conference. Adelaide, South Australia.
nodosa, Imperata cylindrica, serta gulma daun
lebar seperti gulma ageratum conyzoides serta Purwasih, Suhenny Dwi, Sarbino, Rahmidiyani,. 2013.
gulma total pada budidaya kelapa sawit umur 2 – 4 Struktur Komunitas Gulma Pada Kebun
tahun sampai umur pengamatan 12 MSA. Peremajaan Kelapa Sawit Di Lahan Gambut Pt.
2. Herbisida campuran Amonium Glufosinat 150 g L-1 Bumi Pratama Khatulistiwa (Bpk), Kubu Raya.
-1
dan Metil Metsulfuron 5 g L dengan dosis 193.75 Pontianak [ID]: Universitas Tanjungpura.
– 775 g ha-1 hingga pengamatan 3 MSA tidak Rahman M., A. S. Juraimi, J. Suria, B. Azmi, dan P.
memperlihatkan gejala keracunan pada tanaman Anwar. 2012. Response of weed flora to
kelapa sawit. defferent herbicide in aerobic rice system.
Malaysia: Scientific Research and Essay.
7(1):12-23
DAFTAR PUSTAKA Sastroutomo, S. S. 1990. Ekologi Gulma. Gramedia
Barus, E. 2003. Pengendalian Gulma di Perkebunan. Pustaka Utama, Jakarta
Yogyakarta (ID): Penerbit Kanisius.103 hal. Sembodo, Dad R J. 2010. Gulma dan
Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun). 2014. Pengelolaannya. Penerbit Graha Ilmu.
Statistik Perkebunan Indonesia Komoditas Yogyakarta
Kelapa Sawit 2013 – 2015. Jakarta [ID] : Tomlin, C. D. S. 1997. Eleventh edition. The Pesticide
Direktorat Jenderal Perkebunan. 15-17 hal Manual. United Kingdom : British Crop
Hartanto, Heri. 2011. Sukses Budidaya Kelapa Sawit. Protection Council
Jakarta [ID] : Citra Media Publisher. 9-104 hal Yuniakro Y. 2010. Pengelolaan Gulma pada
Humburg, N. E., S. R. Colby, R. 2000. Herbicide Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis
Handbook of the Weed Science Society of Jacq.) Tanaman Menghasilkan di PT Jambi
America. WSSA,Inc., Champaign, Illinois, USA. Agro Wijaya (PT JAW), Bakrie Sumatera
Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral Plantation, Sarolangun, Jambi. Skripsi.
(ESDM). 2015. Panduan Pengguna Untuk Program Sarjana, Intitut Pertanian Bogor.
Sektor Kelapa Sawit : Indonesia 2050 Pathway Bogor. 59 hal.
Calculator. Jakarta [ID]: ESDM. 6 – 7 Hal

35
Umiyati dan Denny K

36

Anda mungkin juga menyukai