Anda di halaman 1dari 8

11/04/2012

METODE PENGUKURAN PERTUMBUHAN MIKROBA


Kuliah ke-7 1. Mengukur banyaknya sel
KINETIKA PERTUMBUHAN MIKROBA a) Perhitungan mikroskopis
b) Perhitungan dengan pupukan cawan petri
c) Culture slide
d) Caulter counter
Tujuan Instruksional Khusus : e) Nefolometri

• Mahasiswa mampu menjelaskan kinetika


pertumbuhan mikroba 2. Mengukur Massa Sel : Metode Langsung
a) Bobot Sel Kering
b) Turbiditas

1.a.Perhitungan Mikroskopis
• Dengan bantuan :
METODE PENGUKURAN PERTUMBUHAN MIKROBA........... - Slide Petroff Housser
- Hemocytometer
3. Estimasi Massa Sel Metode Tidak Langsung • Sel hidup Vs sel mati dibedakan dengan pewarnaan
metilen biru atau tripen biru yang mewarnai sel mati.
a) Komponen Sel
• Kelemahan :
b) Pengambilan Nutrien
c) Pembentukan Produk
- ukuran bakteri sangat kecil
d) Evolusi Panas - bentuk sel khamir dan kapang bukan sel mandiri (utuh)
e) Volume Sel Terkemas
f) Viskositas

1.b. Perhitungan dengan Pupuk Cawan Petri

• Inokulasi suspensi mikroba yang diencerkan secara


bertingkat
• Disebarkan dengan batang gelas steril pada permukaan
• Inkubasi 24 jam (>) sampai timbul koloni yang terpisah
 CFU (Cel Forming Unit)
• CFU dapat berasal dari :
- 1 sel
- miselium
- pseudomiselium
• Baik untuk bakteri dan khamir, kurang baik untuk
kapang
• Pada kondisi tertentu khamir dapat membentuk
miselium atau pseudomiselium

1
11/04/2012

1.c. Kultur Slide 1.d. Caulter Counter


• Modifikasi pupukan cawan petri • Kultur yang diencerkan
ditempatkan pada reservoir
• Cara : cairan yang mengandung
 Medium agar ditempatkan dalam gelas kecil dan dipasang elektrolit
pada slide mikroskop
 Inokulasikan dengan suspensi mikroba
• Pipa bagian dalam
divakumkan untuk menarik
 Slide diinkubasi
liquid
 Setelah tumbuh 2-3 x massa mengganda, dilihat di bawah
mikroskop • Antara 2 elektroda diberi
 mikrokoloni tegangan listrik
Sel hidup = • Bila sel melalui lubang-
 koloni +  sel yang tidak membelah lubang kecil  terjadi
resistensi  pulsa pada Gambar 1. Diagram
aliran listrik  dihitung menghitung caulter
• Kelemahan = cawan petri , tapi lebih cepat karena waktu
yang dibutuhkan 3-4 jam saja. • Besarnya resistensi ~ untuk mengukur
besarnya sel jumlah serta
distribusi ukuran sel

1.e. Nefolometri 2.a. Bobot Sel Kering

• Menghitung jumlah sel atau banyaknya partikel Sampel berupa kultur broth penuh
• Menggunakan suatu sumber cahaya yang diarahkan 
tegak lurus terhadap tabung foto Disentrifusi

• Bila cahaya menembus sampel cair maka tabung foto
Dicuci dengan buffer atau air
mengukur cahaya yang disebarkan

• Berguna untuk sampel cair (sel yang dicairkan) atau Dikeringkan pada 80o C, 24 jam atau 110o C/8 jam
suspensi partikel.
• Digunakan untuk sel yang ditumbuhkan pada medium
bebas solid
• Tidak baik untuk sel yang ditumbuhkan [ada medium
yang mengandung CaCO3, padatan selulosa molases,
cairan corn step, selulosa, tepung kedele.

2.b. Turbiditas 3. Estimasi Massa Sel

• Densitas optik/ turbiditas kaldu kultur = massa sel • Stoikiometri pertumbuhan sel dan pembentukan produk :
• Turbiditas suspensi sel diukur dengan cahaya pada panjang
gelombang 600-700 nm menggunakan spektrofotometer atau
Sumber C + Sumber N + fosfat + O 2  Maasa sel + CO2 + H2O + Produk + Panas
dengan colorimeter menggunakan filter merah.
• Rumus :
A = log (1/T) =  C L
A = Absorbans C = konsentrasi
T = Transmisi L = jarak (cm)
 = koefisien absorpsi molar

• Tidak baik digunakan untuk medium dengan kandungan


padatan selain sel
• Medium tidak boleh mengandung komponen lain yang dapat
mengabsorbsi cahaya yang digunakan.

2
11/04/2012

3.a. Komponen Sel 3.b. Pengambilan Nutrien


• Komponen sel yang diukur : protein, RNA, DNA
• Proporsinya berubah terhadap waktu  perlu perhatian • Mengukur pengurangan nutrien esensial dari medium 
dalam menerjemahkan hasil yang tidak digunakan untuk sintesis produk metabolik
• Pada fase log  komponen sel tetap • Zat yang diukur : sumber energi C dan O
• Pada awal dan akhir siklus pertumbuhan komposisi sel • Zat yang tidak dapat diukur : P, S dan Mg
berubah
• Analisis kadar protein : metode buret, folin, Kjeldhal
nitrogen, total analisis asam amino.
• Dapat juga dengan analisis elemental sel (C, H, O dan
N).

3.d. Evolusi Panas


3.c. Pembentukan Produk
• Produk universal pertumbuhan mikroba adalah panas
• Produk yang diukur : CO2  dengan analisator gas infra • Sejalan dengan hukum thermodinamika
merah • 2 metode pengukuran panas
• Produk yang bersifat umum : ion H - balans energi pada air pendingin
• Jika sumber H adalah amonium, maka 1 mol amonium - teknik kalorimeter dinamik
menghasilkan 1 ion H  dinetralkan agar pH konstan • Keseimbangan energi pada proses fermentasi :
• Jumlah alkali yang ditambahkan harus  pertumbuhan Qakumulasi = Qfermentasi + Qagitasi + Q evaporasi + Qsensible + Qsurround

3.e. Volume Sel Terkemas


3.f. Viskositas
• Cara : seluruh broth sampel disentrifus pada kondisi
putaran (rpm) dan waktu standar di dalam sebuah • Selama fermentasi terjadi peningkatan viskositas pada
tabung berskala yang meruncing pertumbuhan miselia atau polisakarida
• Volume yang diisi oleh padatan = massa sel • Jika sumber C adalah polimer (pati atau selulosa) maka
viskositas broth fermentasi bakterial atau khamir akan
menurun   pertumbuhan dan aktivitas hidrolisis
dalam kultur broth.

3
11/04/2012

Parameter Pertumbuhan 1. Kecepatan Pertumbuhan


• Persyaratan pertumbuhan biomassa :
1. Kecepatan pertumbuhan spesifik (Specific Growth Rate) atau
waktu penggandaan (Doubling Time) a. Inokulum hidup dan aktif
2. Growth Yield b. Sumber Energi
3. Metabolic Quotient terhadap penggunaan substrat dan c. Nutrisi
pembentukan produk d. Tidak ada Inhibitor
4. Affinitas substrat
e. Kondisi fisiko-kimia yang cocok
5. Jumlah maksimum biomassa

 Diperoleh dari pengamatan pembiakan biomassa secara Jika dipenuhi : dalam interval waktu singkat (dt) terjadi
batch atau kontiniu kenaikan jumlah biomassa (dx) yang proporsional
 Batch culture banyak digunakan karena : dengan jumlah biomassa yang ada (x)
- mudah, sederhana, homogen
- dispersi biomassa merata dx
dx = xdt ....................1) atau  x .............2)
- tidak ada gradiasi konsentrasi pada medium. dt

• Pers (3) dalam logaritma bilangan pokok 10 dapat ditulis :


dx/dt = kecepatan pertumbuhan populasi
 = kecepatan pertumbuhan spesifik  t  ....................4)
log x  log xo   . 
= kecepatan pertumbuhan persatuan jumlah  2.303 
biomassa (satuan = 1/t) atau
 x
 1  dx  ln    t .............................................5)
      xo 
 x  dt 
atau
Jika  konstan, maka integrasi pers (2) :
x
1
t x  xo e t ............................................6)
  x dx   dt  ln x  ln xo  t ..............(3)
xo to

xo = jumlah biomassa pada t = 0


x = jumlah biomassa setelah waktu t

• Hubungan  dengan waktu penggandaan (td) diperoleh


• Pertumbuhan yang mengikuti persamaan di atas  dari Pers (5) dimana x = 2xo dan t = td, sehingga :
pertumbuhan logaritmik (eksponensial)
 x
ln    t  ln 2  td  0.693  td
Penentuan kecepatan pertumbuhan dan parameter  xo 
lain harus pada pengamatan di fase log atau
0.693 ..............................7)
td 

• Derajat Multiplikasi = x/xo  dari Pers (6) diperoleh :
x
 e t
xo

4
11/04/2012

• Banyaknya penggandaan dari suatu biomassa (n) :


• Kecepatan pertumbuhan juga dapat dinyatakan dengan
x .......................................8) 1/td
 2n
xo •  lebih baik daripada (1/td ) karena kejadiannya sesuai
 x dengan hukum pertumbuhan, dan pada sistem kontiniu
atau : n  3.32 log  ........................9)
 dapat diterapkan.
 xo 
• Hukum pertumbuhan logaritmik berlaku pada kondisi
• Dalam pertumbuhan dengan selang waktu t  penggandaan biomassa lingkungan dan konstituen biomassa yang konstan
= t/td kali  Pers (8) menjadi :
• Mikrobia yang memiliki fase pertumbuhan logaritmik :
t
bakteri, khamir, protozoa dan jamur yang ditumbuhkan
x  xo 2 td .............................10)
dalam homogenous submerged culture.
• Pertumbuhan jamur benang sering menyimpang dari
atau
1 pertumbuhan logaritmik, karena terbentuknya pellet,
log 2 x  log 2 xo   t sehingga biomassa tidak terdispersi homogen, atau
 td  ..............................11) karena suplai O2 menjadi pembatas.

2. Growth Yield • Secara umum growth yield dinyatakan dengan limit x/s
untuk s mendekati 0, sehingga :
• Defenisi : hasil bagi antara perubahan jumlah biomassa dx
dengan substrat. Y  ............................................13)
ds
• Persamaan :
x s = kadar substrat
Y
s ........................................12) x = kadar biomassa
Tanda (-) digunakan karena x dan s berubah dengan
Y = growth yield arah berlawanan.
x/ s = kenaikan jumlah biomassa sebagai akibat
digunakannya substrat sebanyak s. • Growth Yield penting untuk menyatakan kebutuhan
nutrisi oleh orgnisme secara kuantitatif
• Peneliti di bidang mikologi cenderung menggunakan
istilah (1/Y) yang disebut koefisien ekonomi.

• Monod (1869) menyatakan bahwa jika kondisi • Jika diplot hubungan antara xm dan s diperoleh slope
pembiakan bakteri konstan, maka Y juga konstan  bila sebesay Y  terjadi pada growth limiting substrate
xo dan so adalah konsnetrasi awal biomassa dan substrat, • Contoh hubungan antara fruktosa sebagai satu-satunya
serta x dan s adalah konsentrasi pada suatu saat sumber C dan merupakan growth limiting substrate
pertumbuhan, maka : dengan jumlah biomassa bakteri aerob Pseudomonas sp.

x  xo  Y (s  so ) ...............................14)
Jumlah Biomassa

• Untuk substrat yang membatasi pertumbuhan (growth


limiting substrat), maka bila jumlah biomassa telah
maksimum (Xm ), ini berarti s0, sehingga :

xm  xo  Yso ................................15) Kadar Fruktosa


Gambar . Hubungan antara kadar fruktosa dan jumlah biomassa dari
Pseudomonas sp

5
11/04/2012

3. Metabolic Quotient • Dari pers (2) dan (13) diperoleh hubungan :


ds  x 
• Adalah kecepatan penggunaan substrat dalam     .............................................(17)
pertumbuhan pada waktu tertentu dt  Y 
• Persamaan : • atau : ds   
ds    x .................................(18)
 qx ......................................16) dt  Y 
dt
• Dari pers (16) dan (18) :
x = jumlah biomassa

q = metabolic quotient q ...............................................(19)
Y
• Metabolic quotient analog dengan aktivitas enzim  jika • Pers (19) digunakan untuk menghitung kebutuhan
kondisi lingkungan dan konstituen biomassa konstant substrat untuk setiap kecepatan pertumbuhan spesifik
maka q harus konstan. yang berbeda-beda.

4. Pengaruh Kadar Substrat Terhadap


• Dalam pertumbuhan mikroba v = q, sehingga :
Kecepatan Pertumbuhan
qm .S
q .............................................(20)
• Mengikuti konsep kinetika enzim  hubungan antara (s  K s )
kecepatan reaksi dengan kadar substrat ditunjukkan
Ks = konstanta saturasi
pada pers Michaelis-Menten :
qm = harga q maksimum bila s = Ks
V .S
v  max
K m S • Substitusi q = /Y dan qm = m /Y, maka Pers (20) menjadi :
dimana :  m .S
v = kecepatan reaksi enzimatis  ...........................(21)  Pers. MONOD
s = kadar substrat (s  K s )
Km = konstanta Michaelis-Menten
Vmax = kecepatan reaksi maksimum

• Harga Ks berbanding terbalik dengan afinitas mikroba • Jika Pers (22) diplot dalam bentuk grafik diperoleh :
terhadap substrat.
• Kebalikan dari Pers (21) :

1 Ks 1 1
 .  ......................................(22)
1/ (jam)

 m s m

1/m

-1/Ks
1/s
Gambar. Bentuk kebalikan dari Persamaan Monod

6
11/04/2012

• Harga Ks biasanya sangat rendah, yaitu berkisar antara 5. Pengaruh Zat Penghambat Pertumbuhan
10-5 untuk ion P, K dan Mg, dan untuk O berkisar antara
10-6 – 10-5 , sedangkan untuk asam amino dan vitamin • Tdd : penghambatan kompetitif dan non kompetitif
lebih rendah lagi.
• Penghambatan kompetitif : inhibitor berlomba bersama
• Karga Ks untuk trace element tidak ada, dan pengaruh substrat untuk digunakan biomassa
trace element terhadap kecepatan pertumbuhan yang • Penghambatan non kompetitif : inhibitor bereaksi
mengikuti Pers Monod belum ada. dengan biomassa pada satu sisi yang berbeda dengan sisi
yang digunakan untuk reaksi dengan substrat tanpa
mempengaruhi afinitas terhadap substrat.

5.a. Penghambatan Kompetitif • Dengan adanya inhibitor kompetitif, maka kecepatan


pertumbuhan (Pers 21) menjadi :
• Analogi dengan kinetika enzim  reaksi antara
biomassa (x), substrat (s) dan inhibitor (I) : s
  m . ................................(28)
x +s xs ......................(25) s  K s
x +I xI ......................(26) 1
xs P+x ......................(27) dimana :   1
Ki
• Dari reaksi di atas dapat ditentukan nilai Ks = konstanta i = kadar inhibitor
saturasi atau konstanta disosiasi untuk xs • Dari Pers (28) terlihat bahwa nilai Ks semakin besar
• Ki = konstanta disosiasi untuk xI sedangkan m tetap.

5.b. Penghambatan Non Kompetitif 5.c. Penghambatan oleh Substrat


• Reaksi yang terjadi : • Substrat alkohol, fenol dan hidrokarbon dalam jumlah
x + s xs ..........................(29) berlebih dapat menyebabkan penghambatan.
x + I xI ..........................(30) • Reaksi-reaksi :
x + s xs ..........................(35)
xs + I Ixs .......................... (31)
xs + s xs2 ..........................(36)
xI + S Ixs ........................... (32)
xs P + x .......................... (37)
xs P+x ........................... (33)
• Pengaruh penghambatan substrat terhadap kecepatan
• Kecepatan pertumbuhan menjadi : pertumbuhan :
m s  m .s.K i
 . 
 s  Ks sKi  K s K i  s 2 .....................(38)

• Dari Pers (34) : nilai m menjadi <, sedang Ks tetap

7
11/04/2012

Kecepatan pertumbuhan

6. Pengaruh Aktifator pada Pertumbuhan


spesifik, 

• Aktifator pertumbuhan : suatu senyawa yang tidak


digunakan untuk pertumbuhan dan tidak mengalami
metabolisme tapi dapat mempengaruhi kecepatan
pertumbuhan (menaikkan kecepatan).
Kadar substrat kritis
• Reaksi-reaksi yang terlibat :
x + s xs ..........................(39)
Kadar Substrat
x + A xA ..........................(40)
Gambar. Pengaruh kadar substrat yang berlaku sebagai xA + s xAs .......................... (41)
inhibitor
xs P+x ........................... (42)
 Kecepatan max pertumbuhan diperoleh dengan xAs P + x ........................... (43)
menyelesaikan persamaan diferensiasi dari Pers (38) A = aktifator
 Bila d/ds = 0, maka  max pada kadar substrat kritis
sebesar (KsKi)1/2

• Kecepatan pertumbuhan dengan adanya aktifator :


s
  m . ..................................(44)
s  Ks
dimana :
 a  m' 
1  . 
a m
 a 
  
K
1   ...........(45)
 Ka 
a = kadar aktifator
Ka = konstanta disosiasi untuk XA
m = kec.pertumbuhan spesifik max tanpa aktifator
m’ = kec.pertumbuhan spesifik max dengan aktifator

• Dari pers (44) : nilai m naik dengan faktor  tanpa


mempengaruhi nilai Ks

Anda mungkin juga menyukai