Anda di halaman 1dari 10

Pemanfaatan Media Gambar Berseri

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK PENINGKATAN


KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SISWA SEKOLAH DASAR

Sisca Pradini Olyvia Putri


Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Surabaya
(siskapradini@gmail.com)

Mulyani
Jurusan Pendikan Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Surabaya

Abstrak: Penelitian ini dilatar belakangi guru tidak menggunakan media yang
sesuai dengan materi yang diajarkan. Solusi untuk permasalahan tersebut yaitu
dengan memanfaatkan media gambar berseri. Tujuan penelitian ini
mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran tematik bertema pekerjaan dengan
memanfaatkan media gambar berseri untuk meningkatkan keterampilan menulis
karangan siswa, hasil belajar menulis karangan narasi siswa, serta kendala-kendala
dan cara mengatasinya. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan
kelas (PTK). Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan
deskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
teknik observasi, tes, dan catatan lapangan. Hasil penelitian aktivitas guru
mengalami peningkatan nilai dari 76 menjadi 84,7. Sementara itu, ketuntasan
belajar klasikal mengalami peningkatan dari 65% menjadi 85%. Dari hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan media gambar berseri dalam pembelajaran
tematik bertema pekerjaan dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan
siswa kelas III SDN Tlanak III Kedungpring Lamongan.
Kata kunci : media gambar berseri, pembelajaran tematik, keterampilan menulis
karangan.

Abstract: The background of this research teachers do not use media that conforms
to the material being taught. The solution to these problems is to use the series
images media. The purpose of this study describe the implementation of thematic
learning themed work by utilizing media beamed images to improve students'
writing skills essay, narrative essay writing learning outcomes of students, as well
as the obstacles and how to overcome them. This study uses classroom action
research (CAR). This research uses descriptive qualitative approach and
quantitative descriptive. Data collection techniques in this study using observation,
testing, and field notes. The results of teacher activity has increased the value of 76
to 84.7. Meanwhile, completeness classical study increased from 65% to 85%.
From these results it can be concluded that the use of series images media in
thematic learning job skills of essay writing can improve third-grade students of
SDN Tlanak III Kedungpring Lamongan.
Key words: series images media, thematic learning, essay writing skills.

tingkat perkembangan masih melihat segala sesuatu


PENDAHULUAN sebagai satu keutuhan (holistik) serta mampu memahami
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa hubungan antara konsep secara sederhana. Proses
pendidikan merupakan masalah yang sangat penting bagi pembelajaran masih bergantung kepada objek-objek
setiap bangsa. Sedangkan perkembangan ilmu konkret dan pengalaman yang dialami secara langsung
pengetahuan dan teknologi semakin hari semakin cepat. Salah satu upaya kreatif dalam melaksanakan
Oleh karena itu pendidikan di Indonesia mengalami pembelajaran yang menggunakan kurikulum tingkat
perubahan yaitu kurikulum yang disesuaikan dengan satuan pendidikan di sekolah dasar adalah melakukan
perkembangan dalam masyarakat. pembelajaran tematik. Pembelajaran model ini akan lebih
Siswa yang berada pada sekolah dasar kelas satu, dua, menarik dan bermakna bagi siswa karena model
dan tiga berada pada rentangan usia dini. Pada usia pembelajaran ini menyajikan tema-tema pembelajaran
tersebut seluruh aspek perkembangan kecerdasan tumbuh yang lebih aktual dan kontekstual dalam kehidupan
dan berkembang sangat luar biasa. Pada umumnya sehari-hari.

1
JPGSD. Volume 01 Nomor 02 Tahun 2013

Pembelajaran tematik dapat diartikan suatu kegiatan Berdasarkan wawancara dengan guru kelas, diperoleh
pembelajaran dengan mengintegrasikan materi beberapa data hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa
mata pelajaran dalam satu tema/topik pembahasan. Indonesia dan IPS belum mencapai Kriteria Ketuntasan
Dari pernyataan tersebut dapat ditegaskan bahwa Minimal (KKM). Nilai KKM pada mata pelajaran Bahasa
pembelajaran tematik dilakukan dengan maksud sebagai Indonesia 71, sedangkan nilai KKM untuk mata pelajaran
upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas IPS 70. Tapi kenyataannya jumlah siswa yang mencapai
pendidikan, terutama untuk mengimbangi padatnya KKM dari mata pelajaran tersebut hanya 55% untuk
materi kurikulum. Di samping itu, pembelajaran tematik mata pelajaran Bahasa Indonesia dan 63% untuk mata
akan memberi peluang yang lebih menekankan pelajaran IPS dari jumlah siswa di kelas III dan sisanya
pada partisipasi/keterlibatan siswa dalam belajar. belum mencapai KKM.
Pembelajaran tematik juga harus mengoptimalkan Solusi yang digunakan peneliti untuk mengatasi
penggunaan media pembelajaran yang bervariasi masalah di atas adalah dengan memanfaatkan media
sehingga dapat membantu siswa memahami konsep- gambar berseri sebagai alat bantu dalam proses
konsep yang abstrak dan lebih menarik perhatian siswa. penyampaian materi. Media gambar berseri di sini
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menampilkan tentang ragam profesi pekerjaan dan
digunakan sebagai alat bantu untuk menyampaikan pesan kegiatan sehari-hari mereka. Maka dalam proses
dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pembelajaran pada siswa kelas III SDN Tlanak III
pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa dalam Kedungpring Lamongan difokuskan pada pembelajaran
proses pembelajaran. Penggunaan media dalam proses menulis karangan sederhana tentang jenis-jenis
pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa pekerjaan. Alasan dipilihnya media gambar berseri ini
sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang lebih adalah dapat menjadi panduan bagi siswa agar dapat
baik. Kegunaan dan manfaat media dalam proses menulis karangan sederhana secara utuh dan padu dengan
pembelajaran sangat menguntungkan dalam penyampaian mengikuti urutan serinya.
pesan kepada penerima pesan. Penggunaan media dalam Penggunaan media, lebih-lebih media gambar berseri
proses pembelajaran di sekolah berhubungan dengan dalam pembelajaran keterampilan menulis karangan
tingkat perkembangan psikologis serta taraf kemampuan sederhana, akan dapat memotivasi siswa dalam proses
siswa yang mengikuti proses pembelajaran dan pembelajaran. Sebagaimana yang dinyatakan Arsyad
disesuaikan dengan minat serta bakat siswa yang dapat dalam Musfiqon (2012:73) tujuan utama penampilan
membangkitkan motivasi siswa terhadap belajar. berbagai jenis gambar ini adalah untuk
Pembelajaran tematik lebih kompleks dari model memvisualisasikan konsep yang ingin disampaikan
pembelajaran yang lain, karena merupakan perpaduan kepada siswa. Hal tersebut didukung oleh pendapat
dari beberapa mata pelajaran yang saling terkait tentu James W. Brown, dkk (dalam Sudjana dan Rivai,
belajar akan lebih bermakna jika apa yang dipelajari 2010:12) yang mengatakan bahwa ilustrasi gambar
berkaitan dengan pengalaman hidup siswa dan mereka merupakan perangkat pengajaran yang dapat menarik
memandang suatu objek yang ada secara utuh. minat belajar siswa secara efektif. Gambar merupakan
Guru seyogyanya memfasilitasi dengan cara media visual yang penting dan mudah didapat. Dikatakan
menggunakan model kegiatan yang dapat merangsang penting sebab ia dapat mengganti kata verbal,
minat siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan mengkonkritkan yang abstrak, dan mengatasi
pembelajaran. Guru mengidentifikasi dan mengeksplorasi pengamatan manusia (Munadi : 89)
sumber belajar untuk dijadikan media bagi peningkatan Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan
keterampilan menulis siswa, dan menciptakan lingkungan oleh Ayu pada tahun 2006 dengan judul “Penggunaan
belajar yang kondusif. Karena guru yang kreatif akan Media Gambar Berseri dalam Mengarang Fiksi untuk
senantiasa mencari pendekatan baru dalam memecahkan Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN
masalah. Tidak terpaku pada media atau sumber belajar Ngrandu Trenggalek”, terdapat perbedaan dengan
yang monoton, melainkan memilih media pembelajaran penelitian yang akan dilakukan. Subjek pada penelitian
yang menarik, bermakna dan menyenangkan sesuai ini adalah siswa kelas V SDN 2 Ngrandu Trenggalek,
dengan kebutuhan siswa. Tentunya karakteristik media sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan
juga disesuaikan dengan materi yang akan diberikan. subjeknya adalah guru dan siswa kelas III SDN Tlanak
Kenyataan berdasarkan hasil observasi yang III Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan. Pada
dilakukan pada tanggal 03 Nopember 2012 di SDN penelitian sebelumnya dinawarkan solusi untuk
Tlanak III Kecamatan Kedungpring Lamongan diketahui meningkatkan hasil belajar siswa, sedangkan penelitian
bahwa pada saat guru memberikan materi menulis kali ini menawarkan solusi untuk meningkatkan
karangan berdasarkan bahan yang tersedia dengan keterampilan menulis karangan. Pada proses
memperhatikan penggunaan ejaan siswa kesulitan dalam pembelajaran peneliti sebelumnya menggunakan model
menuangkan ide-idenya, harus menulis apa dan kooperatif tipe STAD, sedangkan dalam penelitian ini
bagaimana cara menulisnya. Kelemahan siswa yang digunakan model pembelajaran tematik. Dari penelitian
paling utama terletak pada aspek kelogisan, siswa tersebut diketahui bahwa dengan menggunakan media
mengalami kesulitan dalam menyusun karangan yang gambar berseri sangat membantu siswa dalam
logis. Pada aspek ejaan siswa juga mengalami mengembangkan kemampuan berpikir mereka dalam
kelemahan. Kesalahan yang sering muncul adalah mengarang.
penggunaan huruf kapital yang tidak sesuai dengan EYD.
Pemanfaatan Media Gambar Berseri

Dalam upaya untuk mengatasi permasalahan yang 1) Foto dokumentasi, yaitu gambar yang mempunyai
telah diuraikan, dilakukan penelitian tindakan kelas nilai sejarah bagi individu maupun masyarakat.
dengan judul “ Pemanfaatan Media Gambar Berseri 2) Foto aktual, yaitu gambar yang menjelaskan sesuatu
dalam Pembelajaran Tematik Bertema Pekerjaan untuk kejadian yang meliputi berbagai aspek kehidupan,
Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Siswa misalnya: angin putting beliung, banjir, dan
Kelas III SDN Tlanak III Kedungpring Lamongan ”. sebagainya.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah 3) Foto pemandangan, yaitu gambar yang melukiskan
diuraikan sebelumnya, dapat disusun rumusan masalah pemandangan sesuatu daerah/lokasi.
yang akan dipecahkan dalam penelitian ini. Rumusan 4) Foto iklan/ reklame, yaitu gambar yang digunakan
masalah tersebut, yaitu sebagai berikut: (1) untuk mempengaruhi orang atau masyarakat
Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran tematik konsumen.
bertema pekerjaan dengan memanfaatkan media gambar 5) Foto simbolis, yaitu gambar yang menggunakan
berseri untuk meningkatkan keterampilan menulis bentuk symbol atau tanda yang mengungkapkan
karangan siswa kelas III di SDN Tlanak III Kecamatan kehidupan manusia yang mendalam serta gagasan-
Kedungpring Kabupaten Lamongan? (2) Bagaimanakah gagasan atau ide-ide siswa didik.
hasil belajar menulis karangan narasi siswa kelas III Beberapa kelebihan media gambar/foto menurut
dengan menggunakan media gambar berseri pada tema Musfiqon (2012:74) adalah sebagai berikut :
pekerjaan di Kelas III SDN Tlanak III Kecamatan 1) Sifatnya konkret; gambar/foto lebih realistis
Kedungpring Kabupaten Lamongan? (3) Kendala- menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan
kendala apa sajakah yang dihadapi dan bagaimana media verbal semata.
solusinya dalam penggunaan media gambar berseri pada 2) Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.
tema pekerjaan di Kelas III SDN Tlanak III Kecamatan 3) Media gambar/foto dapat mengatasi keterbatasan
Kedungpring Kabupaten Lamongan? pengamatan kita.
Adapun tujuan penelitian ini adalah (1) 4) Foto dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang
Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran tematik apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja, sehingga
bertema pekerjaan dengan memanfaatkan media gambar tidak menimbulkan kesalahpahaman.
berseri untuk meningkatkan keterampilan menulis 5) Foto harganya murah dan gampang didapat serta
karangan siswa kelas III di SDN Tlanak III Kecamatan digunakan tanpa memerlukan peralatan khusus.
Kedungpring Kabupaten Lamongan. (2) Mengetahui Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian Seth
hasil belajar menulis karangan narasi siswa kelas III Spaulding tentang bagaimana siswa belajar melalui
dengan menggunakan media gambar berseri pada tema gambar-gambar yang disimpulkan oleh James W. Brown,
pekerjaan di Kelas III SDN Tlanak III Kecamatan dkk (dalam Sudjana dan Rivai, 2010:12) yang
Kedungpring Kabupaten Lamongan. (3) Mendeskripsikan menyimpulkan bahwa :
Kendala-kendala apa sajakah yang dihadapi dan 1) Ilustrasi gambar merupakan perangkat pengajaran
bagaimana solusinya dalam penggunaan media gambar yang dapat menarik minat belajar siswa secara efektif.
berseri pada tema pekerjaan di Kelas III SDN Tlanak III 2) Ilustrasi gambar merupakan perangkat tingkat abstrak
Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan. yang dapat ditafsirkan berdasarkan pengalaman di
Sadiman dalam Musfiqon (2012: 73) mengemukakan masa lalu, melalui penafsiran kata-kata.
bahwa gambar adalah media yang paling umum dipakai 3) Ilustrasi gambar membantu para siswa membaca buku
dan merupakan bahasa yang umum, yang dapat pelajaran terutama dalam menafsirkan dan mengingat-
dimengerti dan dinikmati di mana-mana serta gambar ingat isi materi teks yang menyertainya.
dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. Gambar 4) Dalam booklet, pada umunya siswa-siswa lebih
berseri adalah rangkaian gambar yang terdiri atas dua menyukai setengah atau satu halaman penuh
gambar atau lebih yang merupakan satu kesatuan cerita. bergambar, disertai beberapa petunjuk yang jelas.
Gambar atau seri gambar pada hakikatnya
mengekspresikan suatu hal. Bentuk ekspresi tersebut
dalam fakta gambar bukan dalam bentuk bahasa. Pesan Ayu (2006:22) mendefinisikan gambar berseri adalah
yang tersirat dalam gambar tersebut dapat dinyatakan media visual yang terdiri dari serangkaian gambar-
kembali dalam bentuk kata-kata atau kalimat. gambar yang berhubungan yang dapat diamati oleh setiap
Gambar secara garis besar dapat dibagi pada tiga jenis orang yang memandangnya sehingga perpindahan dari
yakni sketsa, lukisan dan foto (Munadi, 2008:85). keadaan yang sebenarnya mengenai orang, pemandangan,
Pertama, sketsa atau bisa disebut juga sebagai gambar benda dan kejadian yang disajikan secara berurutan.
garis (stick figure), yakni gambar sederhana atau draft Sedangkan media gambar berseri adalah suatu alat berupa
kasar yang melukiskan bagian-bagian pokok suatu objek gambar-gambar yang disusun secara runtut dan sistematis
tanpa detail. Kedua, lukisan merupakan gambar hasil yang memiliki tema tertentu (sumber:
representasi simbolis dan artistic seseorang tentang suatu http://ayurostika.blogspot.com).
objek atau situasi. Ketiga, foto yakni gambar hasil Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan
pemotretan atau fotografi. bahwa gambar berseri adalah gambar yang mempunyai
urutan kejadian yang memiliki satu kesatuan cerita.
Sedangkan menurut Usman (dalam Musfiqon, Gambar berseri juga dapat membuat siswa untuk melatih
2012:75) beberapa jenis gambar/foto, antara lain: dan mempertajam imajinasi yang kemudian dituangkan

3
JPGSD. Volume 01 Nomor 02 Tahun 2013

dalam bentuk tulisan. Semakin tajam daya imajinasi (2010:79) bahwa studi terpadu adalah studi di mana para
siswa, akan semakin berkembang pula siswa dalam siswa dapat mengeksplorasi pengetahuan mereka dalam
melihat membahasakan sebuah gambar. berbagai mata pelajaran yang berkaitan dengan aspek-
Penggunaan media gambar berseri merupakan salah aspek tertentu dari lingkungan mereka …. keterampilan-
satu bagian dari strategi pembelajaran yang dapat keterampilan pengetahuan dikembangkan dan diterapkan
digunakan oleh guru dalam pembelajaran mengarang, di lebih dari satu wilayah studi.
khususnya dalam menyusun karangan. Penggunaan Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep yang
media gambar berseri dapat dijadikan sebagai solusi agar menggunakan pendekatan pembelajaran yang melibatkan
siswa dapat menyusun karangan. Hal tersebut didukung suatu konsep secara terkoneksi baik secara inter maupun
oleh pendapat dari Arsyad dalam Musfiqon (2012:73) antarmata pelajaran (Anitah dalam Trianto, 2010:81).
yang mengatakan bahwa tujuan utama penampilan Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep dapat
berbagai jenis gambar ini adalah untuk diartikan sebagai suatu pendekatan belajar mengajar yang
memvisualisasikan konsep yang ingin disampaikan melibatkan beberapa bidang studi untuk memberikan
siswa. pengalaman bermakna kepada siswa didik. Dikatakan
Berkaitan dengan media berupa gambar berseri, maka bermakna karena dalam pengejaran terpadu, siswa akan
hal ini akan lebih menarik perhatian dan memotivasi memahami konsep-konsep yang mereka pelajari itu
siswa dalam belajar. Hal ini didasarkan pada hasil melalui pengamatan langsung dan menghubungkannya
penelitian Seth Spaulding yang disimpulkan oleh James dengan konsep lain yang mereka pahami.
W. Brown dalam Sudjana dan Rivai (2010:12) yang Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat
mengatakan bahwa ilustrasi gambar merupakan disimpulkan bahwa pembelajaran tematik/terpadu adalah
perangkat pengajaran yang dapat menarik minat belajar pembelajaran yang menggunakan tema tertentu untuk
siswa secara efektif. Sedangkan menurut Asyhar mengaitkan antara beberapa isi mata pelajaran dengan
(2012:58) peserta didik akan mudah mengerti terhadap pengalaman kehidupan nyata sehari-hari siswa sehingga
gambar-gambar buku teks yang tidak terhias tetapi dapat memberikan pengalaman yang bermakna bagi
bermaksud menjadi bantuan belajar dan akan digunakan siswa.
sebagaimana mestinya, mendorong siswa memberikan Pembelajaran tematik sebagai bagian daripada
perhatian mereka. pembelajaran terpadu memiliki banyak keuntungan yang
Kekurangmampuan siswa dalam pembelajaran dapat dicapai (Panduan KTSP dalam Trianto, 2010:83)
menulis khususnya menulis karangan disebabkan kurang sebagai berikut: (1) Memudahkan pemusatan perhatian
tertariknya siswa dalam menulis serta karena siswa pada satu tema tertentu; (2) Siswa mampu mempelajari
bingung harus menulis apa (Ayu, 2006:24). pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi
Ketidaksukaan tak lepas dari pengaruh lingkungan dasar antar isi mata pelajaran dalam tema yang sama; (3)
keluarga dan masyarakatnya, serta pengalaman Pemahaman materi mata pelajaran lebih mendalam dan
pembelajaran menulis atau mengarang di sekolah yang berkesan; (4) Kompetensi dasar dapat dikembangkan
kurang memotivasi dan merangsang minat. lebih baik dengan mengaitkan mata pelajaran lain dengan
Dengan demikian, keuntungan menggunakan media pengalaman pribadi siswa; (5) Lebih dapat dirasakan
gambar berseri dalam pembelajaran mengarang manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam
khususnya dalam menyusun kerangka karangan menurut konteks tema yang jelas; (6) Siswa lebih bergairah belajar
(Ayu, 2006:24) adalah: karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk
1. siswa akan lebih termotivasi karena pembelajaran mengembangkan suatu kemampuan dalam suatu mata
lebih menarik dan hal tersebut akan membuat siswa pelajaran dan sekaligus dapat mempelajari mata pelajaran
lebih memahami apa yang harus mereka tulis. lain.
2. gambar berseri tersebut dapat membantu proses Guru dapat menghemat waktu sebab mata pelajaran
berfikir siswa, membimbing siswa, untuk yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkan
menyebutkan unsur-unsur dalam cerita (tokoh, sekaligus, dan diberikan dlam dua atau tiga kali
setting, dan alur) yang selanjutnya dirangkai menjadi pertemuan, dan waktu selebihnya dapat dimanfaatkan
suatu kerangka karangan. untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan
materi.
Pembelajaran tematik dimaknai sebagai pembelajaran Kelebihan dari model jaring laba-laba (webbed),
yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu. meliputi: (1) penyeleksian tema sesuai dengan minat akan
Pembelajaran tematik menyediakan keluasan dan memotivasi siswa untuk belajar; (2) lebih mudah
kedalaman implementasi kurikulum, menawarkan dilakukan oleh guru yang belum berpengalaman; (3)
kesempatan yang sangat banyak pada siswa untuk memudahkan perencanaan; (4) pendekatan tematik dapat
memunculkan dinamika dalam pendidikan. Istilah memotivasi siswa; dan (5) memberikan kemudahan bagi
pembelajaran tematik pada dasarnya adalah model siswa didik dalam melihat kegiatan-kegiatan dan ide-ide
pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk berbeda yang terkait.
mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat Tema adalah suatu persoalan utama yang
memberikan pengalaman bermakna kepada siswa diungkapkan oleh pembuat cerita di dalam sebuah karya
(Depdiknas dalam Trianto, 2010:79). tulis. Tema juga dapat berarti ide dasar, ide pokok atau
Definisi mendasar tentang kurikulum terpadu gagasan yang menjiwai seluruh karangan yang
dikemukakan oleh Humphreys, et.al dalam Trianto disampaikan. Tema biasa di dapat dari suatu keadaan atau
Pemanfaatan Media Gambar Berseri

motif tertentu yang terdiri dari suatu objek peristiwa yaitu deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, dan
kejadian atau lainnya. persuasi (Saddhono dan Slamet, 2012: 100).
Pekerjaan dalam arti luas adalah aktivitas utama yang
dilakukan manusia. Dalam arti sempit, istilah pekerjaan METODE PENELITIAN
digunakan untuk suatu tugas atau kerja yang Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas
menghasilkan uang bagi seseorang. Dalam pembicaraan (PTK) dengan prosedur pelaksanaannya mengikuti
sehari-hari istilah ini sering dianggap sinonim dengan prinsip dasar penelitian tindakan kelas. Susilo (2012:1)
profesi. mendefinisikan PTK sebagai sebuah proses investigasi
Dalam pemilihan tema pekerjaan, penelitian ini akan terkendali yang berdaur ulang dan bersifat reflektif
menggabungkan dua mata pelajaran yaitu pada mata mandiri yang dilakukan oleh guru/calon guru yang
pelajaran Bahasa Indonesia pokok bahasan Menulis memiliki tujuan untu melakukan perbaikan-perbaikan
karangan sederhana berdasarkan gambar seri dan mata terhadap sistem, cara kerja, proses, isi, kompetensi, atau
pelajaran IPS pokok bahasan jenis-jenis pekerjaan. situasi pembelajaran.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Menulis Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif
adalah membuat huruf (angka dan sebagainya) dengan kualitatif dan kuantitatif. Dinamakan deskriptif kualitatif
pena (pensil, kapur, dsb), anak-anak sedang belajar, karena data yang dikumpulkan dalam bentuk kata-kata,
melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, begitu juga dengan hasil analisisnya. Sedangkan
membuat surat). Menulis merupakan salah satu dinamakan deskriptif kuantitatif karena data yang
kemampuan yang perlu dimiliki oleh siswa Sekolah dihasilkan berupa angka-angka dan teknik analisis
Dasar, dengan memilki kemampuan menulis siswa dapat datanya menggunakan rumus statistik, misalnya mencari
mengkomunikasikan ide, penghayatan dan nilai rerata, persentase keberhasilan belajar.
pengalamannya ke berbagai pihak terlepas dari ikatan Adapun subjek yang dikenai tindakan dalam
waktu dan tempat (Akhadiah, dkk, 1992: 64). penelitian ini adalah guru dan siswa kelas III SDN Tlanak
Keterampilan menulis menurut Byne (dalam III Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan yang
Saddhono dan Slamet, 2012: 103) pada hakikatnya bukan berjumlah 20 siswa, yang terdiri dari 10 siswa laki-laki
sekedar kemampuan menulis simbol-simbol grafis dan 10 siswa perempuan. Penelitian ini dilakukan di SDN
sehingga berbentuk kata, dan kata-kata disusun menjadi Tlanak III Kecamatan Kedungpring Kabupaten
kalimat menurut peraturan tertentu, melainkan Lamongan.
keterampilan menulis adalah kemampuan menuangkan Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini adalah
buah pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimat- penelitian tindakan kelas (PTK) dengan tahapan sebagai
kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap, dan jelas berikut (1) perencanaan (2) pelaksanaan tindakan dan
sehingga buah pikiran tersebut dapat dikomunikasikan observasi (3) refleksi (Kemmis dan Mc Taggart dalam
kepada pembaca dengan berhasil. Susilo, 2012:12).
Jadi keterampilan menulis adalah kemampuan Pada tahap perencanaan dilakukan kegiatan dengan
seseorang untuk menuangkan buah pikiran, ide, gagasan, langkah-langkah sebagai berikut: (1) melakukan analisis
dengan mempergunakan rangkaian bahasa tulis yang baik kurikulum yang mencakup Standar Kompetensi dan
dan benar. Keterampilan menulis seperti juga halnya Kompetensi Dasar sesuai dengan permasalahan yang
dengan keterampilan berbahasa lainnya yang dapat terjadi di kelas. (2) mengembangkan perangkat
dimiliki siswa melalui bimbingan dan latihan yang pembelajaran yang meliputi silabus, RPP, materi, media,
intensif. Latihan kemampuan menulis di Sekolah Dasar LKS dan kunci jawaban, LP dan kunci jawaban. (3)
sangat penting karena merupakan penanaman dasar mengembangkan instrumen penelitian berupa lembar
menulis. aktivitas guru dan siswa, lembar tes hasil belajar, dan
Menurut Murray (dalam Saddhono dan Slamet, 2012: catatan lapangan. (4) menyiapkan media gambar berseri
106) terdapat lima tahap atau kegiatan yang dilakukan yang akan digunakan dalam kegiatan belajar mengajar
pada proses penulisan, yaitu : (1) Prapenulisan serta alat pendukungnya. (5) merancang alat evaluasi,
(Prewriting); (2) Pembuatan draft (drafting); (3) baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil.
Perevisian (revising); (4) Pengeditan (editing); (5) Tahap pelaksanaan tindakan pembelajaran yang
Pemublikasian (publishing) dilakukan oleh peneliti berupa penerapan penggunaan
Sementara itu, Graves (dalam Akhadiah dkk., 1998: media gambar berseri pada kelas III sesuai dengan
14) berkaitan dengan manfaat menulis mengemukakan perencanaan tindakan yang telah disusun sebagai berikut:
bahwa: (1) menulis mengasah kecerdasan; (2) menulis (1) menyiapkan media pembelajaran (media gambar
mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas; (3) berseri) yang akan digunakan dalam kegiatan belajar
menulis menumbuhkan keberanian; (4) menulis mengajar serta alat pendukungnya. (2) memberikan
mendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan lembar observasi kegiatan pembelajaran kepada
informasi. pengamat/observer. (3) Melaksanakan kegiatan belajar
Pengertian karangan dalam kamus yaitu hasil mengajar sesuai rencana yang telah dibuat (RPP). (4)
mengarang, tulisan, cerita pendek, buah pena. Karangan Mencatat hal-hal yang perlu saat guru melaksanakan
merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk skenario tindakan dari waktu ke waktu serta dampaknya
mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui terhadap kegiatan dan hasil belajar siswa. Tahap
bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Karangan pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan
dapat disajikan dalam lima bentuk atau ragam wacana

5
JPGSD. Volume 01 Nomor 02 Tahun 2013

tindakan di kelas. Pengamatan ini dilakukan secara terus- penelitian yaitu tes membuat karangan sederhana dan
menerus mulai dari pertemuan 1 sampai pertemuan 2 mengenal jenis-jenis pekerjaan, lembar observasi
berakhir. Pengamatan dilakukan dengan bantuan dari aktivitas guru, dan lembar catatan lapangan untuk
guru kelas dan teman sejawat bertindak sebagai pengamat mengetahui kendala-kendala yang terjadi selama
dan peneliti bertindak sebagai guru dalam pelaksanaan pelaksanaan pembelajaran tematik dengan memanfaatkan
pembelajaran. media gambar berseri; (4) menyiapkan media
Tahap refleksi dilaksanakan sebagai upaya untuk pembelajaran yang berupa media gambar berseri; (5)
mengidentifikasi hambatan, kekurangan, dan kegagalan menyusun indikator keberhasilan. Adapun indikator
yang mungkin terjadi pada saat pelaksanaan tindakan. keberhasilan yang dipergunakan oleh peneliti dalam
Dengan demikian tindakan refleksi diadakan pada akhir siklus I dan siklus II yaitu nilai keterlaksanaan aktivitas
kegiatan pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini seluruh guru dalam pembelajaran tematik dengan memanfaatkan
informasi yang diperoleh dari tahap pengamatan media gambar berseri adalah ≥ 80%, skor ketercapaian
selanjutnya dikaji dan dianalisis. Hasil refleksi kemudian pelaksanaan pembelajaran sebesar ≥ 80 dan pembelajaran
dijadikan dasar untuk mengadakan perbaikan dianggap tuntas jika ≥ 80 % siswa mendapat nilai ≥ 71
pelaksanaan tindakan di siklus berikutnya. Siklus-siklus serta mengamati kendala-kendala yang muncul dan cara
pembelajaran akan diakhiri apabila tujuan penelitian telah mengatasinya; (6) menentukan jadwal penelitian dengan
dicapai. pihak sekolah. Jadwal pelaksanaan siklus I dan Siklus II
Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: (1) yang telah disetujui guru kelas SDN Tlanak III
data hasil observasi; (2) data hasil tes belajar siswa; (3) KedungpringLamongan yaitu pada siklus I pertemuan 1
data hasil catatan lapangan. Sementara itu, instrumen dilaksanakan pada hari Jum’at, 05 April 2013, dan
penelitian dalam penelitian ini meliputi lembar observasi pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Sabtu, 06 April
aktivitas guru, lembar tes, dan lembar catatan lapangan. 2013 dalam waktu masing-masing 2×35 menit.
Sementara itu, teknik analisis data dalam penelitian Sedangkan pada siklus II pertemuan 1 dilaksanakan pada
ini dengan cara deskriptif kuantitatif meliputi data hasil hari Jum’at, 12 April 2013, dan pertemuan 2
observasi aktivitas guru dan data hasil tes belajar siswa. dilaksanakan pada hari Sabtu, 13 April 2013 dalam
Sedangkan teknik analisis data dengan cara deskriptif waktu masing-masing 2×35 menit.
kualitatif meliputi data hasil catatan lapangan. Pada tahap pelaksanaan tindakan Pelaksanaan
Kriteria indikator keberhasilan yang dipergunakan kegiatan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan
pada penelitian ini yaitu sebagai berikut: (1) penelitian rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dirancang
dikatakan berhasil jika aktivitas guru dalam pembelajaran yaitu pembelajaran tematik dengan tema pekerjaan
mencapai keberhasilan lebih atau sama dengan 80% dengan memanfaatkan media gambar berseri.
dengan nilai ketercapaian ≥80; (2) siswa secara klasikal Pelaksanaan pembelajaran meliputi: kegiatan awal,
telah belajar tuntas, jika keberhasilan siswa yang kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
memperoleh nilai ≥ 72 mencapai 80% dalam satu kelas; Pertemuan 1
(3) berbagai kendala yang terangkum dalam catatan Kegiatan awal yang dilakukan guru adalah membuka
lapangan dapat diatasi. pelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa dan
mempresensi siswa. Kegiatan ini dilaksanakan guru
Hasil Penelitian dan Pembahasan dengan baik. Selanjutnya guru melakukan apersepsi
dengan mengajak siswa bernyanyi bersama lagu
Hasil Penelitian “menanam jagung” dan bertanya jawab mengenai isi dari
Pada siklus I dan siklus II, hasil penelitian lagu tersebut dan mengaitkan dengan materi yang akan
pelaksanaan pembelajaran tematik dengan memanfaatkan
disampaikan. Kegiatan ini dilakukan guru dengan baik,
media gambar berseri dipaparkan sesuai dengan tahapan-
sehingga suasana kelas menjadi aktif karena setiap siswa
tahapan dalam penelitian tindakan kelas, yaitu tahap
tampak antusias dalam menjawab semua yang pertanyaan
perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan dan observasi
yang disampaikan guru.
serta tahap refleksi.
Kegiatan selanjutnya yaitu guru menyampaikan
Pada tahap perencanaan, peneliti melakukan persiapan tujuan pembelajaran. Dalam menyampaikan tujuan
untuk melaksanakan proses pembelajaran pada siklus I pembelajaran, guru melaksanakannya dengan baik,
dan siklus II, yaitu sebagai berikut: (1) menganalisis
karena guru menyampaikannya secara lisan, runtut dan
kurikulum Bahasa Indonesia dan IPS kelas III semester
jelas, mengilustrasikan sesuai dengan materi yang akan
2; (2) merancang Perangkat Pembelajaran tematik dengan
dibahas serta melibatkan siswa, namun guru tidak
memanfaatkan media gambar berseri. Dalam pembuatan menuliskan di papan tulis. Sehingga beberapa siswa yang
perangkat pembelajaran menggunakan media gambar belum mendengarkan tujuan pembelajaran, siswa
berseri, perencanaan pembelajaran pada siklus I dan II kebingungan hari ini akan belajar mengenai apa, oleh
masing-masing terdiri dari dua pertemuan. Hal ini karena itu ada beberapa siswa bertanya kepada guru.
disesuaikan dengan materi pembelajaran yang akan Kegiatan inti dilakukan beberapa tahapan yaitu
disampaikan. Adapun komponen-komponen dalam
mendemonstrasikan pengetahuan, membimbing
perangkat pembelajaran mencakup: Silabus, RPP
pelatihan, mengecek pemahaman dan memberikan
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), Lembar Kerja
umpan balik. Adapun kegiatan mendemonstrasikan
Siswa (LKS) dan Lembar Penilaian (LP); (3) menyusun
pengetahuan yang dilakukan guru adalah guru memajang
instrumen penelitian. Instrumen yang digunakan dalam
media gambar berseri sekaligus memodelkan cara
Pemanfaatan Media Gambar Berseri

menyusunnya. Kegiatan ini dilakukan guru dengan baik, dengan baik. Karena guru Melibatkan siswa dalam
namun dalam menjelaskan suara guru kurang jelas, menyimpulkan hasil kegiatan belajar dan menulis
sehingga beberapa siswa cenderung tidak rangkuman materi di papan tulis. Kemudian guru
memperhatikan. menutup pelajaran dengan menyampaikan pesan moral
Setelah guru menjelaskan materi dengan kepada siswa. Hal ini dilakukan guru dengan baik.
menggunakan gambar berseri dan memodelkan cara
menyusunnya, guru kemudian memberi contoh membuat Pertemuan 2
kalimat kerangka karangan berdasarkan pengamatan pada Kegiatan awal yang dilakukan guru adalah membuka
gambar berseri (gambar 1). Kegiatan ini dilaksanakan pelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa dan
guru dengan cukup baik, karena dalam menyampaikan mempresensi siswa. Kegiatan ini dilaksanakan guru
suara guru kurang keras, dan kurang ekspresif untuk dengan baik. Selanjutnya guru melakukan apersepsi
menarik perhatian siswa. dengan mengajak siswa bernyanyi bersama lagu
Guru kemudian mengaitkan gambar berseri yang “menanam jagung” dan bertanya jawab mengenai isi dari
telah diurutkan dan membentuk sebuah cerita dengan lagu tersebut dan mengaitkan dengan materi yang akan
materi pelajaran lain yaitu IPS tentang jenis-jenis disampaikan. Kegiatan ini dilakukan guru dengan baik,
pekerjaan. Kegiatan ini dilaksanakan guru cukup baik, sehingga suasana kelas menjadi aktif karena setiap siswa
karena dalam menyampaikan terjadi kesinambungan tampak antusias dalam menjawab semua yang pertanyaan
antar materi yang dikaitkan dan materi disampaikan yang disampaikan guru.
secara runtut dan jelas. Kegiatan selanjutnya yaitu guru menyampaikan
Sebelum guru membagi siswa menjadi beberapa tujuan pembelajaran. Dalam menyampaikan tujuan
kelompok, guru menjelaskan macam-macam jenis pembelajaran, guru melaksanakannya dengan baik,
pekerjaan yang ada di lingkungan siswa. Kegiatan ini karena guru menyampaikannya secara lisan, runtut dan
dilakukan guru dengan cukup baik, namun suara guru jelas, dan guru menuliskannya di papan tulis.
kurang jelas, sehingga siswa yang berada di belakang Pada kegiatan inti ini dilakukan beberapa tahapan
kurang mendengar dengan jelas. Kemudian pada tahap yaitu mendemonstrasikan pengetahuan, membimbing
membimbing pelatihan, kegiatan dilanjutkan dengan guru pelatihan, mengecek pemahaman dan memberikan
membagikan LKS 1 secara individu. Kegiatan ini umpan balik. Adapun kegiatan mendemonstrasikan
dilaksanakan oleh guru dengan baik. Guru membentuk pengetahuan yang dilakukan guru adalah guru memajang
kelompok belajar siswa yaitu setiap kelompok terdiri dari media gambar berseri sekaligus memodelkan cara
5 anak. Tetapi siswa belum teratur saat membentuk menyusunnya. Kegiatan ini dilakukan guru dengan baik,
kelompok sehingga kelas menjadi agak gaduh. namun dalam menjelaskan suara guru kurang jelas,
Setelah masing-masing siswa duduk bersama sehingga beberapa siswa cenderung tidak
kelompoknya, guru membimbing siswa yang mengalami memperhatikan. Setelah guru menjelaskan materi dengan
kesulitan saat mengerjakan LKS. Kegiatan ini dilakukan menggunakan gambar berseri, guru mengingatkan siswa
guru dengan cukup baik, namun guru tidak memberikan pada pelajaran yang telah dibahas pada pertemuan
giliran kepada setiap siswa secara urut, sehingga siswa sebelumnya. Kegiatan ini dilakukan guru dengan baik,
saling berebut dalam bertanya. karena guru tidak melakukan tanya jawab terhadap materi
Kemudian guru meminta siswa untuk menukar hasil yang telah disampaikan sebelumnya.
pekerjaannya untuk dikoreksi siswa lain (penggunaan Guru kemudian memberi contoh mengembangkan
pilihan kata dan kalimat yang tepat, penggunaan ejaan, kalimat kerangka karangan (gambar 1-2) menjadi sebuah
huruf kapital, dan tanda titik). Kegiatan ini dilakukan paragraf dengan memperhatikan penggunaan ejaan dan
guru dengan cukup baik. Namun guru tidak membimbing tanda baca. Kegiatan ini dilakukan dengan sangat baik
siswa yang masih membuat kesalahan, sehingga mereka oleh guru.
masih bingung dengan pembenaran jawaban mereka yang Guru kemudian mengaitkan gambar berseri yang
salah. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan meminta telah diurutkan dan membentuk sebuah cerita dengan
perwakilan siswa dengan jawaban terbaik untuk materi pelajaran lain yaitu IPS tentang jenis-jenis
membacakan hasil pekerjaannya di depan kelas. Hal ini pekerjaan. Kegiatan ini dilakukan dengan baik, karena
dilakukan dengan cukup baik, karena guru tidak meminta dalam menyampaikan terjadi kesinambungan antar materi
siswa lain untuk mendengarkan, sehingga ada beberapa yang dikaitkan dan materi disampaikan secara runtut dan
siswa cenderung berbicara dengan kelompoknya. Setelah jelas.
siswa mempresentasikan hasil LKS, guru meminta siswa Sebelum guru membagi siswa menjadi beberapa
kembali ke tempat duduk masing-masing. kelompok, guru menjelaskan tugas dari masing-masing
Pada tahap mengecek pemahaman dan memberikan jenis pekerjaan yang ada di lingkungan siswa. Kegiatan
umpan balik, guru meminta siswa mengerjakan lembar ini dilakukan guru dengan baik, suara guru keras dan
penilaian yang diberikan oleh guru secara individu untuk jelas, sehingga siswa sangat antusias mengikuti
mengetahui seberapa paham siswa terhadap materi yang pembelajaran. Kemudian pada tahap membimbing
guru berikan hari ini. Hal ini dilakukan guru dengan pelatihan kegiatan dilanjutkan dengan guru membagikan
cukup baik, karena guru tidak memberikan instruksi cara LKS 1 secara individu. Kegiatan ini dilaksanakan oleh
mengerjakan lembar penilaian. guru dengan baik, guru membentuk kelompok belajar
Pada kegiatan akhir, guru menyimpulkan materi siswa yaitu setiap kelompok terdiri dari 5 anak. Siswa
pembelajaran. Kegiatan ini dilaksanakan oleh guru

7
JPGSD. Volume 01 Nomor 02 Tahun 2013

sudah teratur saat membentuk kelompok karena mereka ketuntasan hasil belajar ≥80% maka penelitian ini
sudah terbiasa dengan kegiatan sebelumnya. dikategorikan belum berhasil. Oleh karena itu, perlu
Setelah masing-masing siswa duduk bersama adanya perbaikan tindakan yang akan dilaksanakan pada
kelompoknya, guru membimbing siswa yang mengalami siklus II.
kesulitan saat mengerjakan LKS. Kegiatan ini dilakukan Adapun kendala-kendala yang dihadapi pada siklus I
guru dengan cukup baik, karena guru tidak memberikan yaitu siswa terlihat kurang aktif dalam mengikuti proses
penjelasan singkat terkait materi. pembelajaran di kelas, suara guru kurang keras, hal ini
Kemudian guru meminta siswa untuk menukar hasil disebabkan adanya gangguan dalam luar kelas yakni
pekerjaannya untuk dikoreksi siswa lain (penggunaan suara kaset senam pada saat kelas VI melaksanakan ujian
pilihan kata dan kalimat yang tepat, penggunaan ejaan, praktek olahraga di lapangan.. Untuk mengatasi kendala-
huruf kapital, dan tanda titik). Kegiatan ini dilakukan kendala di atas yaitu guru dalam mengontrol siswa agar
guru dengan baik. Kegiatan lalu dilanjutkan dengan tetap memperhatikan dengan melakukan ice breaking
meminta perwakilan siswa dengan jawaban terbaik untuk berupa tepuk konsentrasi (merah, kuning, hijau). Suara
membacakan hasil pekerjaannya di depan kelas. Hal ini guru harus lebih dikeraskan, sehingga semua siswa dapat
dilakukan dengan baik, namun guru kurang memberikan mendengarkan penjelasan guru dengan jelas. Guru akan
apresiasi. Setelah siswa mempresentasikan hasil LKS, berusaha memotivasi siswa dan mengajak siswa untuk
guru meminta siswa kembali ke tempat duduk masing- ikut aktif dalam proses pembelajaran di kelas.
masing. Sementara itu, hasil observasi aktivitas guru dalam
Sedangkan pada tahap mengecek pemahaman dan siklus II pertemuan 1 dan 2 mendapatkan persentase
memberikan umpan balik, guru meminta siswa keterlaksanaan 100% dengan skor ketercapaian pada
mengerjakan lembar penilaian yang diberikan oleh guru pertemuan 1 sebesar 82,7. Sedangkan hasil observasi
secara individu untuk mengetahui seberapa paham siswa aktivitas guru pada pertemuan 2 memperoleh skor
terhadap materi yang guru berikan hari ini. Hal ini ketercapaian sebesar 86,7. Hal ini menunjukkan proses
dilakukan guru dengan sangat baik. pembelajaran berjalan dengan baik.
Pada kegiatan akhir, guru menyimpulkan materi Sementara itu, nilai rata-rata hasil belajar siswa dalam
pembelajaran. Kegiatan ini dilaksanakan oleh guru pembelajaran tematik dengan memanfaatkan media
dengan baik. Karena guru Melibatkan siswa dalam gambar berseri pada siklus I adalah 80,4 dengan siswa
menyimpulkan hasil kegiatan belajar dan menulis yang mendapat nilai ≥ 72 sebanyak 17 siswa dan
rangkuman materi di papan tulis. Kemudian guru persentase ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 85%.
menutup pelajaran dengan menyampaikan pesan moral Persentase tersebut jika dikualifikasikan pada ketuntasan
kepada siswa dan berpesan agar hati-hati di jalan. Hal ini hasil belajar siswa, maka ketuntasan hasil belajar siswa
dilakukan guru dengan baik. tinggi, dan sudah mencapai target peneliti yaitu
Sementara itu, tahap observasi pada siklus I dan ketuntasan hasil belajar ≥80% maka penelitian ini
siklus II terhadap aktivitas guru dalam proses dikategorikan berhasil.
pembelajaran diamati oleh dua pengamat yaitu Ibu Kendala-kendala yang dihadapi pada siklus II adalah
Darmiati selaku guru kelas III SDN Tlanak III Pada pertemuan 1, observer 1 yaitu wali kelas III
Kedungpring Lamongan dan teman sejawat. Kegiatan memberi saran mengenai pemberian reward kepada
pengamatan dilakukan bersamaan dengan proses siswa boleh dilakukan tetapi jangan sampai menimbulkan
pembelajaran. Dalam kegiatan observasi ini memperoleh ketergantungan. Untuk mengatasi hal tersebut guru
hasil observasi aktivitas guru dalam pembelajaran membatasi pemberian reward kepada siswa.
tematik dengan memanfaatkan media gambar berseri, Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru dan hasil
hasil tes belajar siswa, dan hasil catatan lapangan. tes pada pembelajaran tematik dengan memanfaatkan
Pada siklus I pertemuan 1 dan 2 aktivitas guru selama gambar berseri pada siklus I dan siklus II dapat dilihat
pelaksanaan pembelajaran mendapatkan persentase pada tabel di bawah ini:
keterlaksanaan 100% dengan skor ketercapaian pada Tabel 1
pertemuan 1 sebesar 74,7. Sedangkan hasil observasi Hasil Observasi Akltivitas Guru dan Hasil Tes
aktivitas guru pada pertemuan 2 memperoleh skor pada Pembelajaran Tematik dengan
ketercapaian sebesar 77,3. Hal ini menunjukkan proses Memanfaatkan Gambar Berseri pada Siklus I dan
pembelajaran berjalan dengan baik tetapi masih perlu Siklus II
diperbaiki lagi untuk siklus berikutnya karena masih ada No Data Siklus I Siklus II Pening-
aspek-aspek yang lain yang belum terlaksana dengan baik katan
seperti yang telah direncanakan. 1. Keterlak- 100% 100% -
Sementara itu, nilai rata-rata hasil belajar siswa dalam sanaan
pembelajaran tematik dengan memanfaatkan media Aktivitas
gambar berseri pada siklus I adalah 74,95 dengan siswa guru
yang mendapat nilai ≥ 72 sebanyak 13 siswa dan 2. Ketercapai- 76 84,7 8,7
persentase ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 65%. an aktivitas
Persentase tersebut jika dikualifikasikan pada ketuntasan guru
hasil belajar siswa, maka ketuntasan hasil belajar siswa 3. Hasil 74,95 80,4 5,45
sedang, namun belum mencapai target peneliti yaitu Belajar
Pemanfaatan Media Gambar Berseri

Siswa Nilai rata-rata hasil tes siswa dalam pembelajaran


tematik dengan memanfaatkan media gambar berseri
4. Ketuntasan 65% 85% 20% pada siklus I adalah 74,95. Nilai rata-rata hasil tes siswa
klasikan dalam pembelajaran tematik dengan memanfaatkan
hasil media gambar berseri, mengalami peningkatan pada
belajar siklus II, sehingga mencapai nilai 80,4. Sementara itu,
siswa persentase ketuntasan belajar klasikal hasil hasil tes siswa
dalam pembelajaran tematik dengan memanfaatkan
Sementara itu, hasil refleksi yang dilakukan guru media gambar berseri pada siklus II mengalami
bersama pengamat 1 selaku guru kelas III SDN Tlanak III peningkatan dibanding siklus I. Ketuntasan belajar
Kedungpring Lamongan dan pengamat 2 selaku teman klasikal hasil tes siswa dalam pembelajaran tematik
sejawat, pada siklus ini menunjukkan bahwa tidak ada dengan memanfaatkan media gambar berseri pada siklus
masalah yang perlu diperbaiki. Guru sudah merefleksi I memperoleh persentase 65 % dan termasuk dalam
proses pembelajaran pada siklus I, sehingga pada siklus II kategori baik atau minimal. Meskipun demikian,
ini telah tercapai hasil yang diharapkan sesuai dengan pembelajaran tematik dengan memanfaatkan media
nilai ketercapaian dari aktivitas guru dan hasil belajar gambar berseri pada siklus I dikatakan belum tuntas.
siswa mengalami peningkatan. Oleh karena itu, Pembelajaran dikatakan tuntas secara klasikal apabila
pembelajaran pada siklus II berjalan dengan ≥ 80 % dari keseluruhan siswa yang ada di kelas tersebut
menyenangkan karena siswa aktif dan antusias dalam telah tuntas belajar. Ketuntasan belajar klasikal hasil tes
mengikuti proses pembelajaran. siswa dalam pembelajaran tematik dengan memanfaatkan
media gambar berseri diperbaiki dan ditingkatkan pada
Pembahasan siklus II. Pada siklus II, persentase ketuntasan belajar
Hasil dari penelitian pemanfaatan media gambar klasikal mengalami peningkatan sebanyak 20 %,
berseri dalam pembelajaran tematik bertema pekerjaan sehingga mencapai 85%. Perolehan tersebut termasuk
untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan dalam kategori baik sekali atau optimal. Persentase hasil
siswa kelas III SDN Tlanak III kedungpring Lamongan ketuntasan belajar klasikal pada siklus II telah mencapai
mencapai hasil yang maksimal. Secara keseluruhan siswa indikator keberhasilan yang ditentukan.
mengikuti pembelajaran dengan baik selama pelaksanaan Adapun kendala-kendala yang muncul pada proses
siklus I dan siklus II. pembelajaran tematik dengan memanfaatkan media
Pada pelaksanaan pembelajaran tematik dengan gambar berseri, yaitu adanya suara kaset senam dari luar
memanfaatkan media gambar berseri dalam siklus I kelas sehingga menyebabkan suara di dalam kelas sedikit
belum mencapai kriteria yang diharapkan. Hal tersebut bising, siswa ramai, dan menyebabkan suara guru kurang
terlihat dari hasil observasi aktivitas guru pada pertemuan terdengar oleh siswa. Untuk mengatasi kendala-kendala
1 memperoleh skor ketercapaian sebesar 74,7 dan pada di atas, suara guru lebih dikeraskan dan untuk mengatasi
pertemuan 2 memperoleh skor ketercapaian sebesar 77,3. siswa yang cenderung ramai guru memberikan ice
Hal ini disebabkan guru dalam menjelaskan materi breaking berupa tepuk konsentrasi (merah, kuning, hijau)
kurang jelas dan suara guru kurang keras, sehingga Dilihat dari semua hasil yang telah diperoleh pada
beberapa siswa belum jelas dan belum paham mengenai proses pembelajaran tematik dengan memanfaatkan
materi yang disampaikan serta guru tidak memperhatikan media gambar berseri dari siklus I dan siklus II, maka
waktu sehingga kegiatan pembelajaran tidak terlaksana pemanfaatan media gambar berseri dapat meningkatkan
dengan maksimal. keterampilan keterampilan menulis karangan yang telah
Setelah ada perbaikan kegiatan pembelajaran pada dilaksanakan oleh peneliti pada kelas III SDN Tlanak III
siklus II, maka terlihat adanya peningkatan yang terjadi Kedungpring Lamongan.
pada siklus II pertemuan 1 memperoleh skor ketercapaian
sebesar 82,7 dan pada pertemuan 2 memperoleh skor
ketercapaian sebesar 86,7. Skor ketercapaian pada siklus
II ini sudah mencapai kriteria keberhasilan dalam PENUTUP
pembelajaran yaitu ≥80 dari seluruh aktivitas guru. Simpulan
Perolehan skor tersebut jika dikriteriakan pada skor Aktivitas guru pada pembelajaran tematik dengan
ketercapaian aktivitas guru, maka ketercapaian tersebut menanfaatkan media gambar berseri di SDN Tlanak III
baik dan berhasil. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Kedungpring telah mencapai indikator keberhasilan yang
Aqib, Zainal,dkk., (2011:41) yang menyatakan bahwa ditetapkan. Pada siklus I pertemuan 1 dan 2, maupun
tingkat ketercapaian aktivitas guru dikatakan amat baik pada siklus II pertemuan 1 dan 2 besarnya persentase
dan berhasil apabila mendapat ≥80. aktivitas guru mencapai 100% (sangat baik).
Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas guru pada Hasil belajar pada pembelajaran tematik dengan
siklus I dan siklus II, setiap kegiatan telah terlaksana dan memanfaatkan media gambar berseri yang diperoleh
memperoleh nilai keterlaksanaan sebanyak 100%. siswa kelas III SDN Tlanak III Kedungpring mengalami
Perolehan persentase ini dikategorikan istimewa atau peningkatan dan mencapai indikator keberhasilan yang
maksimal. ditetapkan. Persentase ketuntasan belajar siswa yang

9
JPGSD. Volume 01 Nomor 02 Tahun 2013

dilakukan pada siklus I mencapai 65% dan mengalami


peningkatan pada siklus II menjadi 85%.
Berbagai kendala yang muncul selama pelaksanaan
kegiatan pembelajaran tematik dengan memanfaatkan
media gambar berseri untuk meningkatkan keterampilan
menulis karangan siswa kelas III SDN Tlanak III
Kedungpring Lamongan sudah teratasi dengan baik.

Saran
Guru sebaiknya menerapkan media gambar berseri
pada pembelajaran tematik karena dapat meningkatkan
aktivitas guru.
Hasil belajar siswa khususnya pada pembelajaran
tematik akan meningkat jika menerapkan media gambar
berseri pada saat pembelajaran di kelas.
Kendala-kendala yang ada pada saat pembelajaran
jangan dijadikan patokan kegagalan dalam pembelajaran
namun dijadikan dasar untuk mencari solusi dan
memperbaiki pembelajaran yang sebelumnya sehingga
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA
Ayu, Vidha. 2006. Penggunaan Media Gambar Berseri
dalam Mengarang Fiksi Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Kelas V SDN 2 Ngrandu Trenggalek.
Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya: PGSD Unesa.
Indarti, Titik. 2008. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dan Penelitian Ilmiah (Prinsip-Prinsip Dasar,
Langkah-Langkah, dan Implementasinya). Surabaya:
Fakultas Bahasa dan Seni UNESA.
Susilo, Herawati, dkk. 2012. Penelitian Tindakan Kelas
Sebagai Sarana Pengembangan Keprofesionalan
Guru dan Calon Guru. Malang: Bayumedia
Publishing.
Trianto. 2009. Mengembangkan Model Pembelajaran
Tematik. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.

Anda mungkin juga menyukai